Pemotongan dan pemungutan pajak

advertisement
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN
2017
Mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP
Menghitung dan memotong/
memungut pajak terutang,
serta menyetorkan ke bank
Melaporkan pajak terutang
ke KPP atau KP2KP dengan
menggunakan SPT.
DIKELOLA
Melalui
suatu
kegiatan
BENDAHARA PEMERINTAH
WAJIB
MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YANG BERASAL DARI APBN/APBD
Objek
Penjelasan
PPh Pasal 21
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan
dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2)
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu &
sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas
tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 22
Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian
barang
PPh Pasal 23
Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,
sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 26
Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM
Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan penyerahan
Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai
Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi, kontrak)
PPh Pasal 21
5
Pemotongan atas penghasilan yg
dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan,
jasa & kegiatan
TAHUN 2017
PMK-101/PMK.010/2016
Berlaku per 1 Januari 2016
Untuk WP Sendiri
Tambahan utk WP
Kawin
Penghasilan Istri
digabung
Untuk tanggungan
(maksimal 3 orang)
54.000.000
4.500.000
54.000.000
4.500.000
WP Tidak Kawin
Kode
Jumlah
0 Tanggungan
TK/0
54.000.000
1 Tanggungan
TK/1
58.500.000
2 Tanggungan
TK/2
63.000.000
3 Tanggungan
TK/3
67.500.000
WP Kawin
Kode
Jumlah
0 Tanggungan
K/0
58.500.000
1 Tanggungan
K/1
63.000.000
2 Tanggungan
K/2
67.500.000
3 Tanggungan
K/3
72.000.000
PTKP UTK KARYAWATI
STATUS KAWIN
HANYA UNTUK DIRI
SENDIRI
STATUS KAWIN
SUAMI
TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH
PENGHASILAN
- UNTUK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
- STATUS KAWIN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
STATUS TIDAK
KAWIN
- UNTUK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
SYARAT:
MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK
TARIF
1.
s.d. Rp50.000.000,-
5%
2.
Di atas Rp50.000.000,- s.d.
Rp250.000.000
15%
3.
Di atas Rp250.000.000,- s.d.
Rp500.000.000,-
25%
4.
Di atas Rp500.000.000,-
30%
Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh
PENGHASILAN SEHUBUNGAN PEKERJAAN, JABATAN,
JASA, KEGIATAN YANG DIBEBANKAN KEPADA KEUANGAN NEGARA/DAERAH
DIBAYARKAN KEPADA
PEJABAT NEGARA/PNS/
ANGGOTA TNI/POLRI/
PENSIUNANNYA
- GAJI/PENSIUN
- TUNJANGAN
TERKAIT
HONORARIUM
IMBALAN LAIN
DENGAN NAMA
APAPUN
BUKAN PEJABAT NEG/PNS/ANGGOTA
TNI/ANGGOTAPOLRI/PENSIUNANNYA
UPAH HARIAN/
MINGGUAN/
BORONGAN
5% X
(BRUTO-Rp.450.000)
PER HARI
TARIF PS.17
X
PENGHASILAN
KENA PAJAK
DITANGGUNG
PEMERINTAH
0% (Gol. I & II),
5% (Gol. III) atau
15% (Gol. IV)
X Ph Bruto
(PPh Final)
bila>Rp.4,5 jt dlm 1 bln:
5 % X (bruto-PTKP
harian sebenarnya)
(-) pot sebelumnya
Bila dibayar bulanan:
(bruto-ptkp) disetahunkan
X tarif ps.17, Dibagi 12
HONOR, UANG
SAKU HADIAH,
KOMISI,BEASISWA,
PEMBAYARAN
LAIN SEHUBUNGAN
DENGAN PEKERJAAN JASA
KEGIATAN
TARIF PS.17
X
PH. BRUTO
TENAGA AHLI :
PENGACARA
AKUNTAN
ARSITEK
DOKTER
KONSULTAN
NOTARIS
PENILAI
AKTUARIS
TARIF PS.17
X
DASAR PEMOTONGAN
DAN PEMUNGUTAN
Penghasilan Yang Diterima
PEJABAT
NEGARA
PNS
ANGGOTA
TNI & POLRI
PENSIUNAN*)
YANG DIBEBANKAN KEPADA
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
PENGHASILAN TERATUR
PENGHASILAN TIDAK TERATUR
GAJI, TUNJ. KEHORMATAN, UANG PENSIUN,
TUNJANGAN KINERJA DAN TUNJ. LAINNYA
TERMASUK UANG LEMBUR (0VERTIME)
HONORARIUM, UANG SIDANG, UANG RAPAT
UANG HADIR, IMBALAN PRESTASI KERJA,
DAN IMBALAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN
PPh Ps. 21 DITANGGUNG
PEMERINTAH
DIPOTONG PPh Ps.21
*) TERMASUK JANDA/DUDA, DAN / ATAU ANAKANAKNYA
11
TENAGA AHLI (PENGACARA, AKUNTAN, ARSITEK,
DOKTER, KONSULTAN, NOTARIS, PENILAI DAN AKTUARIS
 PEMAIN MUSIK, PEMBAWA ACARA, PENYANYI, PELAWAK,
BINTANG FILM, BINTANG SINETRON, BINTANG IKLAN,
SUTRADARA, KRU FILM, FOTO MODEL, PERAGAWAN/TI,
PEMAIN DRAMA, PENARI, PEMAHAT, PELUKIS & SENIMAN
LAINNYA
 OLAHRAGAWAN;
 PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
PENYULUH & MODERATOR
 PENGARANG, PENELITI, DAN PENERJEMAH;
 AGEN IKLAN;







PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK,
KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA
TELEKOMUNIKASI, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI,
EKONOMI DAN SOSIAL SERTA PEMBERIAN JASA KPD
SUATU PANITIA
PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK;
PEMBAWA PESANAN/PENEMU LANGGANAN ATAU YG
MENJADI PERANTARA
PENJAJA BARANG DAGANGAN
PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI;
DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL MARKETING
ATAU DIRECT SELLING & KEGIATAN SEJENIS LAINNYA
MENERIMA IMBALAN BERUPA
HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN
SEJENISNYA DENGAN NAMA & DALAM BENTUK
APAPUN YANG DIBAYARKAN SECARA TIDAK
BERKESINAMBUNGAN
DASAR PENGENAAN & PEMOTONGAN
PPh PASAL 21 ADALAH 50% DARI
JUMLAH PENGHASILAN BRUTO
JIKA WP TIDAK
MEMILIKI NPWP
MAKA
TARIFNYA 20%
LEBIH TINGGI
MENERIMA IMBALAN BERUPA
HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN
SEJENISNYA DENGAN NAMA & DALAM BENTUK
APAPUN YANG DIBAYARKAN
BERKESINAMBUNGAN
DASAR PENGENAAN &PEMOTONGAN
PPh PASAL 21 ADALAH 50% DARI
JUMLAH PENGHASILAN BRUTO
DIPOTONG PPH PS.21 DGN TARIF
PASAL 17 AYAT (1) HURUF a DARI DASAR
PENGENAAN & PEMOTONGAN PPh PASAL 21
dikurangi
PTKP*
* SYARATNYA BUKAN PEGAWAI
HARUS MEMILIKI NPWP & TDK 12
MENERIMA SUMBER PENGHASILAN
LAINNYA
1.
2.
3.
4.
PESERTA PERLOMBAAN DALAM SEGALA BIDANG;
PESERTA/ANGGOTA DALAM SUATU KEPANITIAAN;
PESERTA PENDIDIKAN, PELATIHAN & MAGANG
PESERTA KEGIATAN LAINNYA
Menerima
imbalan
UANG SAKU, UANG
REPRESENTASI, UANG RAPAT, HONORARIUM,
HADIAH DAN PENGHARGAAN
DIPOTONG PPH PASAL 21 DENGAN TARIF
PASAL 17 AYAT (1) HURUF a DARI JUMLAH PENGHASILAN
BRUTO UNTUK SETIAP KALI PEMBAYARAN
YANG BERSIFAT UTUH & TIDAK DIPECAH
13
PPh PASAL 21
DIPOTONG PADA SETIAP PEMBAYARAN
DISETOR PALING LAMBAT TGL 10 BLN BERIKUTNYA
KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO
SSP Kode MAP
411121 100 UNTUK PPH 21 TIDAK FINAL
411121 402 UNTUK PPH 21 FINAL
14
PELAPORAN
PPh PASAL 21
SPT MASA PPH 21
KE KPP TERDAFTAR
SELAMBAT-LAMBATNYA
TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA
JIKA JATUH PADA HARI LIBUR
PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
15
Contoh 1 >>> PNS Terima Honor (PPh Final)
Rahmadi (PNS Gol. IIIA) berNPWP memperoleh honor sebagai peserta sosialisasi
peraturan baru sebesar Rp 1.250.000,- dan status PTKP K/2
Penghitungan PPh Pasal 21
5% x Rp 1.250.000,- = Rp62.500,Jika Rahmadi tidak punya NPWP
5% x Rp 1.250.000,-x 120% = Rp75.000,-
Contoh 2 >>> Bukan Pegawai dgn Pengh. Berkesinambungan
Bp. Johan (karyawan Swasta-berNPWP) ditunjuk sbg konsultan suatu kegiatan selama 6
bulan dengan honor Rp15.000.000,- perbulan. Bp Johan tdk menerima penghasilan dari
tempat lain dan status PTKP = TK/0
Penghitungan PPh Pasal 21:
= ((Rp 15.000.000 x 50%) – PTKP sebulan) x tarif Pasal 17
= (Rp 7.500.000 – 4.500.000) x 5%
=Rp 3.000.000 x 5%
=Rp 150.000,16
Contoh 3 >>> Honor PTT yang dibayarkan secara Bulanan
Andy Kusuma seorang PTT pada Kantor Pertanahan di DKI dengan penghasilan perbulan
gaji sebesar Rp3.500.000,- dan insentif sebesar Rp8.640.000,BerNPWP dan status PTKP K/1
Penghitungan PPh Pasal 21:
Gaji sebulan
Rp3.500.000
Insentif
Rp8.640.000 Rp12.140.000
Penghasilan setahun
12 x Rp12.140.000 = Rp145.680.000
PTKP : 2016
- Utk diri sendiri Rp54.000.000
- Kawin
Rp 4.500.000
- Tanggungan 1 Rp 4.500.000
(Rp 63.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
Rp 82.680.000
PPh 21 Terutang setahun :
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp32.680.000 = Rp 4.902.000
Rp 7.402.000
PPh 21 sebulan = Rp7.402.000,- : 12 = Rp 616.833,17
Contoh 4 >>> Bukan Pegawai dgn Pengh. Tidak berkesinambungan
Budi, bukan pegawai dan berNPWP melakukan perbaikan AC kepada Bend.
Pemerintah dengan imbalan jasa sebesar Rp5.000.000,Penghitungan PPh Pasal 21 :
(50% x Rp5.000.000) x 5% = Rp125.000,-
Contoh 5 >>> Peserta Kegiatan
Donny Willy, menjuarai lari maraton yang diadakan oleh Kemenpora dan selain
piala jg mendapat hadiah uang sebesar Rp125.000.000,Penghitungan PPh Pasal 21 sebesar :
Penghasilan Bruto x Tarif Psl 17 UU PPh
5% x Rp50.000.000 =Rp 2.500.000,15% x Rp75.000.000 =Rp11.250.000,Rp13.750.000,Kalo Donny Willy tdk ber-NPWP = 120% x Rp 13.750.000 = Rp16.500.000,-
PPh Pasal 22
19
Keputusan Menkeu No.392/KMk.03/2001 jo. Permenkeu No.154/PMK.03/2010
 DITJEN ANGGARAN
 BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
 BENDAHARA BEA & CUKAI
YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS PEMBELIAN BARANG
MEMUNGUT PPh PASAL 22
20
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG
JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp2.000.000,- DAN
TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAHPECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN KEPADA WP REKANAN YANG
TERMASUK KATEGORI DENGAN PEREDARAN USAHA
TERTENTU < 4,8 M DENGAN MENYERTAKAN SKB
21
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG
JIKA REKANAN TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
22
PPh PASAL 22
DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
DISETOR PADA HARI YANG SAMA PEMBAYARAN
KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO
SSP
DIISI OLEH DAN ATAS NAMA REKANAN
TANDA TANGAN BENDAHARA
KODE MAP 411122 910
23
PELAPORAN
PPh PASAL 22
SPT MASA PPH 22
F.1.1.32.02
KE KPP/KP2KP
SELAMBAT-LAMBATNYA
14 HARI SETELAH
BULAN TAKWIM BERAKHIR
JIKA JATUH PADA HARI LIBUR
PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
24
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 22
Drs. Andika, Bendahara Madrasah Negeri Depok membeli 2 buah
komputer Rp 11.000.000,- (harga yg tertulis di kuitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 22
PPh Psl 22 dikenakan atas harga pokok (Tidak termasuk PPN)
Untuk mencari harga barang tanpa PPN adalah
100/110 x Rp11.000.000,- = Rp 10.000.000,PPh Psl 22 yang harus dipungut adalah
1,5 % x Rp10.000.000,- = Rp150.000,Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka PPh pasal 22 yang
dipungut :
200% x 1,5% x Rp1.000.000,- = Rp300.000,25
PPh Pasal 23
26
Peraturan Menkeu No.141/PMK.03/2015
BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT
BENDAHARA PEMERINTAH DAERAH
BADAN
YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN
ATAS OBJEK PPh Pasal 23
27
HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN HARTA
IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:
• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSULTAN HUKUM,
• JASA KONSULTAN PAJAK,
• JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21
YANG BERASAL DARI MODAL :
• DEVIDEN
• BUNGA
• ROYALTI
28
YANG DAPAT
MENUNJUKKAN
SKB PEMOTONGAN
PPh PASAL 23/26
YANG MELAKSANAKAN
PROYEK PEMERINTAH YANG
DIDANAI HIBAH ATAU
PINJAMAN LUAR NEGERI
29
HADIAH DAN
PENGHARGAAN,
DEVIDEN, BUNGA
DAN ROYALTI
SEWA
DAN
JASA LAINNYA
TARIF
15 %
TARIF
2%
JUMLAH BRUTO
DASAR PEMOTONGAN
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
30
DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN
PENGHASILAN OLEH BENDAHARA & BADAN
BUKTI PEMOTONGAN
UNTUK REKANAN
LAMPIRAN SPT MASA PPh
PASAL 23/26
ARSIP
BENDAHARA/BADAN
31
JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM
BUKTI PEMOTONGAN
SELAMA SATU BULAN TAKWIM
SSP DISETOR KE BANK PERSEPSI
ATAS NAMA BEMDAHARA KODE MAP 411124 104
PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK
APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,
MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA
HARI KERJA BERIKUTNYA
32
MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR
SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2
LAMPIRAN
* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26
* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
KE KPP/
KP2KP
PD HARI KERJA
BERIKUTNYA
SELAMBAT-LAMBATNYA
20 HARI SETELAH
BULAN TAKWIM BERAKHIR
JIKA JATUH PD
HARI LIBUR
33
Contoh 1
Drs. Delta, Bendahara Madrasah Negeri Depok menggunakan jasa pemeliharaan
komputer Rp 11.000.000, (harga yg tertulis di kuitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 23
Harga yg tertulis di kuitansi adalah nilai barang termasuk PPN, maka
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 2% = Rp 200.000,*Utk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera dikuitansi tsb
dikalikan 100/110
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka PPh Pasal 23 terutang :
Rp11.000.000 x 100/110 x 2% x200%= Rp400.000,-
Contoh 2
Drs. Yaumin, Bendahara Depdiknas menggunakan jasa biro Iklan untuk memasang Iklan
di Media massa dan elektronik dengan total pembayaran Rp 1.100.000.000, (harga yg
tertulis di kuitansi) -.
Penghitungan PPh Pasal 23
Harga yg tertulis di kuitansi adalah nilai barang termasuk PPN, maka
Rp 1.100.000.000,- x 100/110 x 2% = Rp 20.000.000,*Utk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera dikuitansi tsb
dikalikan 100/110
Apabila rekanan tidak memiliki NPWP, maka PPh Pasal 23 terutang :
Rp1.100.000.000 x 100/110 x 2% x200%= Rp4.000.000,-
34
PPh Pasal 4 ayat (2)
35
Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya (20% x Bruto).
Penghasilan dari transaksi sewa atas tanah dan bangunan
(10% x Bruto)  misalnya sewa kantor
Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan (5% x Bruto).
Penghasilan tertentu lainnya.
Diatur dengan Peraturan Pemerintah.
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh
USAHA JASA KONSTRUKSI
IMBALAN JASA
KONSTRUKSI
FINAL
JASA PELAKSANAAN
YG MEMILIKI
KUALIFIKASI
USAHA KECIL
2%
YG MEMILIKI
KUALIFIKASI USAHA
MENENGAH ATAU
KUALIFIKASI BESAR
3%
YG TIDAK MEMILIKI
KUALIFIKASI USAHA
4%
JASA
PERENCANAAN &
PENGAWASAN
YG MEMILIKI
KUALIFIKASI
USAHA
4%
DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG
MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN
YG TIDAK MEMILIKI
KUALIFIKASI USAHA
6%
TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN
PELAPORAN PPh OLEH BENDAHARA
BENDAHARA WAJIB :
MEMOTONG PPh PADA SAAT PEMBAYARAN UANG MUKA DAN TERMIJN, DAN
MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL ATAU BUKTI POTONG PPh PASAL4
AYAT (2)
MENYETORKAN PPh YG TELAH DIPOTONG DENGAN MENGGUNAKAN SSP PADA
BANK PERSEPSI / KANTOR POS , SELAMBAT-LAMBATNYA TANGGAL 10 BULAN
BERIKUTNYA SETELAH BULAN PEMBAYARAN IMBALAN
MELAPORKAN PEMOTONGAN/PENYETORAN KPD
KPP SETEMPAT, SELAMBAT-LAMBATNYA
TGL 20 BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN
PEMBAYARAN IMBALAN
DENGAN
LAPORAN PEMOTONGAN/PENYETORAN PPh
ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA
KONSTRUKSI DENGAN DILAMPIRI :
- LEMBAR KE-3 SSP;
- LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN
Instansi X (NPWP : 00.123.456.7-115.000) melakukan pengadaan Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (pembangunan gedung) yang dilakukan oleh PT.
Konstruksi (NPWP : 02.777.777.7-115.000) pengusaha yang memiliki
kualifikasi sebagai usaha kecil dengan nilai Jasa sebesar Rp 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) pada tanggal 02 Juli 2012. Maka pajak
yang harus dipotong oleh Instansi X atas jasa tersebut adalah :
Nilai Kontrak
Rp
500.000.000
PPN
Rp
50.000.000
Total tagihan dari rekanan (PT. Konstruksi) Rp
550.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong :
Tarif X Nilai Jasa : 2% X Rp 500.000.000
Rp 10.000.000
PPN dipungut : 10% X Rp 500.000.000
Rp 50.000.000
Total PPN dan PPh dipungut/dipotong
Rp 60.000.000
Dibayar kepada rekanan (total tagihan dari rekanan – total PPN dan PPh
dipungut/dipotong) = Rp 550.000.000 - Rp 60.000.000 = Rp 490.000.000
Instansi Y menyewa gedung untuk pameran produk kepada PT ABC
(NPWP : 01.777.777.7-115.000), selama 2 bulan dengan harga
sewa sebesar Rp 40.000.000 pada tanggal 07 Juli 2015.
Maka pajak yang harus dipotong oleh Instansi Y atas jasa tersebut
adalah :
PPh Pasal 4 ayat (2) = Tarif X Harga Sewa
= 10% X 40.000.000 = Rp 4.000.000
Pembayaran kepada PT ABC (Harga sewa – PPh dipotong) :
Rp 40.000.000 - Rp 4.000.000 = Rp 36.000.000.
PPN
41
PAJAK
PERTAMBAHAN
NILAI (PPN)
PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH
(PPn BM)
PAJAK YANG DIKENAKAN
ATAS KONSUMSI BARANG
YG BERDSRKAN KMK
TERGOLONG BRG MEWAH
PAJAK YANG DIKENAKAN
ATAS KONSUMSI
BARANG DAN JASA
DI DALAM
DAERAH PABEAN
WILAYAH RI YANG DI DALAMNYA
BERLAKU PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PABEAN
42
43
PEMUNGUTAN
PPN DAN PPn BM
SAAT PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA
KEPADA PKP REKANAN
DASAR PEMUNGUTAN
PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA
TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM
CONTOH
TIDAK TERUTANG PPn BM
TERUTANG PPn BM 20%
YG DIPUNGUT
• PPN 10/130
• PPn BM 20/130
PPN YG DIPUNGUT
10/110
DASAR PEMUNGUTAN
44
SSP
FAKTUR PAJAK
1
DIISI OLEH DAN
ATAS NAMA
REKANAN
DITANDATANGI
OLEH
BENDAHARAWAN
2
3
KPP
ARSIP PKP REKANAN
BENDAHARA
DICAP OLEH BENDAHARA
DISETOR TGL ..... DAN
DITANDATANGANI BENDAHARA
DISETOR
SSP
PKP REKANAN
1
KPP MELALUI BANK/POS
2
LAMPIRAN SPT MASA PPN
3
BANK PERSEPSI/POS & GIRO
4
5
ARSIP BENDAHARA
KODE MAP 411211 dan KJS 910
DALAM HAL TGL 7
BERTEPATAN DENGAN HARI LIBUR,
MAKA PENYETORAN DILAKUKAN
PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
SELAMBAT-LAMBATNYA
TANGGAL 7 BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR
46
PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT
OLEH BENDAHARA
KPP DENGAN DILAMPIRI FP
LEMBAR KE-3
ATASAN BENDAHARA)*
ARSIP BENDAHARA*)
*) DALAM HAL PEMUNGUT PPN/PPn
BM ADALAH BENDAHARA
PEMERINTAH PUSAT, LEMBAR KE-2
ADALAH ARSIP BENDAHARA
SELAMBAT-LAMBATNYA
AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR
DALAM HAL AKHIR BULAN BERIKUTNYA
SETELAH MASA PAJAK BERAKHIRJATUH
PADA HARI LIBUR PELAPORAN
DILAKUKAN PADA HARI KERJA
BERIKUTNYA
SARANA PELAPORAN : SPT MASA PPN PEMUNGUT (FORMULIR 1107 PUT)
47
DALAM HAL
PEMBAYARAN
TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU
PPn BM DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH
BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN
OLEH PERTAMINA
ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH
PERUSAHAAN PENERBANGAN
ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN
ATAU DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN
UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS
PENYERAHAN TANAH OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS
PPN TDK DIPUNGUT
48
CONTOH
A
HARGA JUAL
PPN= 10 % X Rp 800.000
PPn BM=20 % X Rp 800.000
HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM
Rp 800.000,00
Rp
80.000,00
Rp 160.000,00
Rp 1.040.000,00
DIPUNGUT
PPN/PPn BM
Rp 1.040.000,- > Rp 1.000.000,-
B
HARGA JUAL
PPN= 10 % X Rp 800.000
PPn BM= 10 % X Rp 800.000
HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM
Rp 960.000,-  Rp 1.000.000,DIPUNGUT PPN/PPn BM :
- PENYERAHAN OLEH BKN PKP
- DENGAN PO/SPK
Rp 800.000,00
Rp 80.000,00
Rp 80.000,00
Rp 960.000,00
TIDAK DIPUNGUT
PPN/PPn BM
PPN/PPn BM TERUTANG
DISETOR SENDIRI
OLEH PKP
49
dikenakan
sanksi
administrasi
dihitung dari tanggal jatuh
tempo pembayaran s.d. tanggal
pembayaran.
dikenai sanksi
administrasi
• berupa
sebesar:
Rp 500.000,-  untuk SPT Masa PPN
Rp 100.000,-  untuk SPT Masa lainnya
Rp1.000.000,- untuk SPT Tahunan PPh WP
Badan
Rp100.000,-  untuk SPT Tahunan PPh WP OP
Download