penerapan model pembelajaran creative problem solving

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN
MEDIA SLIDE SHOW ANIMATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK
GERAK LURUS SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 2 KENDARI1
Oleh:
La Sahara2
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran aktivitas siswa dan peningkatan
hasil belajar fisika siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok gerak lurus melalui
penerapan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan hasil belajar fisika siswa pada materi
pokok gerak lurus dapat ditingkatkan dari siklus I sampai siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation. Hal ini ditunjukkan
dengan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,56 (kategori cukup) dapat ditingkatkan
pada siklus II sebesar 3, 28 (kategori baik). Selanjutnya hasil belajar fisika siswa juga menunjukkan
peningkatan yang signifikan yakni nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 72,5 dengan
standar deviasi 11,0 meningkat pada siklus II sebesar 79,0 dengan standar deviasi 7,1. Hal ini
didukung pula dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar siswa dimana dari 40 siswa,
yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65,0% (26 orang), meningkat pada siklus II
sebesar 75% (30 orang). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar fisika
siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok gerak lurus dapat ditingkatkan dengan
menerapkan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation.
Kata Kunci: Aktivitas, hasil belajar, model pembelajaran creative problem solving berbantuan media
slide show animation
1
2
Ringkasan Hasil Penelitian
Dosen Pend. Fisika FKIP Universitas Halu Oleo
PENDAHULUAN
Salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dari pendekatan konstruktivisme
adalah model pembelajaran creative problem
solving. Dalam model pembelajaran ini siswa
dihadapkan dengan suatu permasalahan atau
pertanyaan, selanjutnya siswa dapat melakukan
keterampilan memecahkan masalah dengan
memilih dan mengembangkan respon terhadap
masalah yang dihadapi sehingga siswa dapat
memperluas proses berpikirnya.
Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang
erat kaitannya berbagai peristiwa dan kejadian di
alam dalam proses pembelajarannya tidak
terlepas dari masalah. Olehnya itu pemahaman
dan
keterampilan
memecahkan
masalah
merupakan hal penting terhadap proses belajar
fisika. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gerace,
W.J & Beatty, I.D, (2005) bahwa pemecahan
masalah (problem solving) merupakan pusat
pembelajaran fisika.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh
siswa dalam mempelajari fisika adalah
kurangnya upaya guru untuk membangkitkan
motivasi siswa dalam mengembangkan atau
mengkonstruksi struktur dan konsep berpikirnya
melalui kegiatan penyajian masalah fisika dalam
materi yang disajikan pada proses pembelajaran
dan penyajian materi fisika di kelas secara
kontekstual (nyata) dengan melalui tampilan
animasi agar pembelajaran fisika lebih bermakna
dan mudah dipahami oleh siswa, sehingga pada
tataran aplikasinya siswa tidak hanya menuliskan
rumus/persamaan fisika tanpa memahami dengan
baik maknanya dan hubungan persamaan/rumus
tersebut dengan kejadian sehari-hari.
Hal tersebut juga dialami oleh siswasiswa di SMA Negeri 2 Kendari dalam kegiatan
pembelajarannya,
dimana
berdasarkan
wawancara dengan guru Fisika kelas X3 bahwa
pembelajaran Fisikakhususnya pada materi
pokok gerak lurus, proses pembelajaran
dilakukan menggunakan metode ceramah dan
sesekali diskusi informasi serta pemberian
pertanyaan atau tugas kepada siswa hanya
berdasarkan soal-soal yang ada di buku panduan
belajar atau buku cetak. Guru kurang menyajikan
permasalahan fisika untuk dipecahkan oleh siswa
dengan memilih dan mengembangkan respon
dari berpikirnya. Selain itu kurangnya inovasi
guru dalam mensimulasikan materi pelajaran
gerak lurus sehingga siswa mengalami kesulitan
dalam memahami materi tersebut dan bahkan
sulit membedakan antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya, seperti jarak dan
perpindahan, akibatnya siswa cenderung pasif,
hanya menulis dan menerima apa yang diberikan
oleh guru. Hal ini berimplikasi terhadap
rendahnya nilai ulangan harian pada materi
pokok gerak lurus yang diperoleh siswa kelas X3
pada tahun ajaran 2011/2012 yaitu dengan nilai
rata-rata sebesar 60 dan persentase jumlah siswa
yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) adalah hanya 55,3% dari 38 orang siswa
dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditetapkan sekolah sebesar 65 dengan persentase
ketuntasan secara klasikal sebesar > 75%
(sumber: guru bidang studi fisika).
Menyingkapi
permasalahan
yang
dihadapi tersebut, maka diperlukan inovasi
diantaranya
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
creative
problem
solving
berbantuan media slide show animation yang
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa,
mengembangkan dan mengkostruksi konsep
berpikir siswa, meningkatkan kreativitas siswa
dalam memecahkan masalah fisika dan
memahami konsep fisika melalui simulasi dari
animasi konsep-konsep fisika khususnya pada
materi pokok gerak lurus.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut pandangan teori belajar
konstruktivis, belajar adalah proses untuk
menyesuaikan
model
mental
untuk
mengakomodasi pengalaman. Teori belajar ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya bila aturan
itu tidak lagi sesuai. Siswa benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan
berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori konstruktivis, guru dapat
memberikan kemudahan untuk membangun
sendiri pengetahuannya dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan
menanamkan kesadaran menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Teori ini
berpandangan bahwa belajar adalah hasil
konstruksi sendiri untuk belajar (Trianto, 2007).
Model pembelajaran creative problem
solving adalah model pembelajaran yang
memusatkan
proses
pembelajaran
pada
keterampilan memecahkan masalah dengan
penguatan
keterampilan.
Ketika
siswa
dihadapkan dengan masalah/pertanyaan, maka
siswa
dapat
melakukan
keterampilan
memecahkan masalah untuk memilih dan
mengembangkan responnya sehingga dapat
memperluas proses berpikirnya (Pepkin, 2004:1).
Langkah-langkah model pembelajaran
creative problem solving menurut Pepkin (2004:
2) adalah sebagai berikut: Pertama: Klarifikasi
masalah, yakni pemberian penjelasan tentang
masalah yang diajukan sehingga siswa dapat
memahami bagaimana penyelesaian masalah
yang diharapkan. Kedua: Pengungkapan
Pendapat, yakni siswa diberikan kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat tentang berbagai
macam strategi penyelesaian masalah. Ketiga:
Evaluasi dan Pemilihan, pada tahap ini siswa
mendiskusikan berbagai pendapat atau strategistrategi mana yang cocok untuk menyelesaikan
masalah.Keempat:Implementasi, yakni siswa
menerapkan strategi yang telah dipilih sampai
menemukan penyelesaian dari masalah yang
diberikan.
Secara Operasional menurut Saminanto
(2010: 106), langkah-langkah menerapkan model
pembelajaran creative problem solving dengan
media video compack disk sebagai berikut: (1)
Guru memberikan apersepsi tentang materi
pokok yang akan diajarkan, (2)
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Guru
memutarkan CD Pembelajaran atau animasi
tentang konsep yang dipelajari, (4) Guru
memberikan soal/ masalah tentang konsep yang
dipelajari, (5) Dengan langkah creative problem
solving siswa diminta untuk menyelesaikan
masalah tersebut, (6) Guru memandu siswa untuk
menyamakan
persepsi
mereka,
(7)
menyimpulkan kegiatan pembelajaran, (8) Guru
melakukan tes
Media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam
penggunaannya media harus sejalan dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan,
karena salah satu fungsi media adalah untuk
memudahkan penyampaian materi pelajaran yang
sulit diajarkn oleh guru sehingga siswa dapat
memahaminya dengan baik. Dengan demikian
media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Salah satu pembagian
media ditinjau dari jenisnya adalah media
audiovisual yang memiliki unsur suara dan
gambar. Jenis media audiovisual juga terbagi 2
macam yakni (1) audiovisual diam yaitu media
yang menampilkan suara dan gmbar diam seperti
sound slides, film rangkai suara dan cetak suara,
dan (2) audiovisual gerak, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video cassette
(Bahri, S.D, 2006).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: (1)
Mendeskripsikan aktivitas belajar fisika siswa
kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi
pokok gerak lurus yang diajar melalui model
pembelajaran
creative
problem
solving
berbantuan media slide show animation, (2)
Mendekripsikan hasil belajar fisika siswa kelas
X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok
gerak lurus yang diajarkan melalui model
pembelajaran
creative
problem
solving
berbantuan media slide show animation. (3)
Mendekripsikan peningkatan hasil belajar fisika
siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari pada
materi pokok gerak lurus yang diajarkan melalui
model pembelajaran creative problem solving
berbantuan media slide show animation
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari, dan
dilaksanakan mulai tanggal 1 Oktober 2012
sampai dengan 29 Oktober 2012 pada semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013 pada materi pokok
Gerak lurus.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
X3 SMA Negeri 2 Kendari, yang berjumlah 40
orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 23
orang perempuan.
dan
(Sudjana, 1996)
Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini
terdiri dari 2 (dua) siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai seperti yang dirancang dalam
rumusan masalah. Secara singkat prosedur
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini meliputi: (a) Merancang
pembelajaran RPP, (b) Membuat Lembar
Kegiatan Siswa, (c) Membuat animasi
tentang konsep gerak lurus di komputer, (d)
Membuat instrumen observasi terhadap
siswa dan guru dalam proses pembelajaran,
(e) Menyusun soal evaluasi hasil belajar tes
siklus I dan II beserta kunci jawabannya.
2. Pelaksanaan Tindakan. Pada tahap ini guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran creative
problem solving berbantuan media slide
show animation pada materi pokok gerak
lurus guru sesuai dengan RPP yang telah
disusun sesuai dengan tahapan dalam model
pembelajaran creative problem solving
berbantuan media slide show animation
3. Observasi dan Evaluasi. Pada tahap ini
dilakukan observasi terhadap pembelajaran
yang
dilaksanakan
guru
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah
dirancang sebelumnya. Selain itu dilakukan
evaluasi hasil belajar pada materi gerak lurus
dengan menggunakan tes hasil belajar.
4. Refleksi. Hasil yang diperoleh dari observasi
dan evaluasi selanjutnya dikumpulkan dan
dianalisis pada tahap ini. Berdasarkan hasil
analisis dan telaah, maka keunggulankeunggulan aktivitas guru dipertahankan dan
ditingkatkan,
sedangkan
kelemahankelemahan yang terjadi diperbaiki pada
siklus berikutnya. Hasil refleksi tersebut
digunakan untuk menetapkan langkahlangkah kegiatan pembelajaran pada siklus
berikutnya.
Teknik Analisis Data
1.
Menentukan nilai rata-rata hasil belajar
siswa ( ) dan standar deviasi (Sd) dengan
rumus:
Dengan :
X
= Nilai rata-rata
Xi
N
= Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa
= Jumlah siswa
2.
Menentukan persentase ketuntasan belajar
dengan rumus:
%
tuntas
=
TB
N
x100 %
(Usman dan Setiawati, 2001)
Dengan:
TB = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N
3.
= Jumlah siswa secara keseluruhan
Menghitung dan mengkategorikan rata-rata
aktivitas siswa dengan rumus:
N
Xi
i
=
i 1
N
Keterangan :
= Rata-rata skor aktivitas siswa
i
Xi
= Total nilai siswa
N = Total item per kelompok dengan kategori
aktivitas siswa sebagai berikut.
Kategori sangat baik : Xi = 4
Kategori baik
: 3 ≤ Xi < 4
Kategori cukup
: 2 ≤ Xi < 3
Kategori kurang
: 1 ≤ Xi < 2
(Ramly, 2006)
Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan pada
penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil
belajar selama guru menerapkan model
pembelajaran
creative
problem
solving
berbantuan media slide show animation, yakni:
(a) dari segi proses pembelajaran keberhasilan
tindakan ditandai oleh adanya rata-rata aktivitas
siswa lebih besar 70% dari rata-rata aktivitas
ideal 4. (b) dari segi hasil belajar, penelitian
tindakan ini berhasil jika persentase ketuntasan
belajar dari siswa yang memperoleh nilai ≥ 74
dari nilai ideal 100 dalam penelitian ini adalah
minimal 75% dengan jumlah subjek 40 orang
siswa.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa
Sesuai dengan pengamatan aktivitas
belajar siswa dalam model pembelajaran creative
problem solving berbantuan media slide show
animation pada siswa kelas X3 SMA Negeri 2
Kendari ditunjukkan pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1(a) Gambaran Skor Rata-rata Tiap Satuan Aktivitas Belajar Siswa pada
Setiap Siklus. (b) Gambaran Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Setiap
Siklus
Keterangan :
1: Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan awal guru
2: Membaca dan menelaah buku
teks dan LKS.
3: Meklarifikasi Masalah.
4: Mengungkapkan Pendapat.
5:
6:
7:
8:
Mengevaluasi dan memilih alternatif pemecahan
masalah.
Menerapkan alternatif pemecahan masalah
Mempresentasikan hasil yang diperoleh.
Memberikan tanggapan terhadap hasil persentasi
dari kelompok lain.
Dari Gambar 1 tersebut dapat dijelaskan
bahwa aktivitas siswa pada siklus I pada
umumnya masih rendah, seperti aspek:
memberikan tanggapan terhadap hasil persentasi
dari kelompok lain dengan skor rata-rata 2,0 dan
aspek mengungkapkan pendapat, memilih
alternatif pemecahan masalah dan menerapkan
alternatif pemecahan masalah dengan skor ratarata 2,4 yang semuanya masih berada pada
kategori cukup. Sedang aktivitas belajar siswa
yang
tinggi
hanya
aspek
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
dan membaca dan menelaah buku teks/LKS
dengan skor rata-rata 3,0 (kategori baik) dan
secara keseluruhan skor rata-rata aktivitas belajar
siswa sebesar 2,5 (kategori cukup). Namun,
secara umum semua aktivitas belajar siswa dari
siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan
untuk aktivitas yang diamati dengan skor ratarata satuan aktivitas tertinggi pada aspek
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
dan membaca dan menelaah buku teks/LKS
dengan skor rata-rata 3,6 (kategori baik) dan
secara keseluruhan skor rata-rata aktivitas belajar
pada siklus II sebesar 3,2 (kategori baik). atau 80
% dari skor ideal 4.
Pengamatan Aktivitas Guru
Pada pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru yang menerapkan model pembelajaran
creative problem solving berbantuan media slide
show animation pada Siklus I umumnya sudah
cukup baik, hanya ada beberapa aspek yang
belum optimal yakni melakukan refleksi dan
penguatan terhadap hasil pemecahan masalah
dan melakukan evaluasi terhadap pemahaman
siswa
serta
membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan materi yang dipelajari. Dengan
melalui kegiatan refleksi oleh guru maka pada
Siklus II, maka aktivitas guru yang kurang dan
aktivitas belajar siswa yang belum optimal
menjadi perhatian untuk diperbaiki dan
ditingkatkan pada siklus II, sehingga aktivitas
guru pada siklus II sebagian besar sudah sangat
baik dalam menerapkan model pembelajaran
creative problem solving berbantuan media slide
show animation.
Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Deskripsi hasil belajar fisika siswa kelas
X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok
gerak lurus dengan menerapkan model
pembelajaran
creative
problem
solving
berbantuan media slide show animation pada
siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar fisika
sebesar 72, 5 dan standar deviasi 11,0. Setelah
dilakukan analisis sesuai indikator kinerja yang
ditetapkan dengan mengacu nilai KKM sekolah
sebesar 74, maka dari segi ketuntasan belajar
diperoleh bahwa siswa yang tuntas sebanyak 26
orang (65,0 %) dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 14 orang (35,0%) dari 40 orang siswa
kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari. Selanjutnya
guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan hasil analisis terhadap hasil
belajar siswa pada siklus I, maka dilakukan
perbaikan dan peningkatan aktivitas guru dan
aktivitas siswa yang belum optimal selama
proses pembelajaran pada siklus II. Upaya ini
berdampak terhadap hasil belajar fisika siswa
pada materi pokok gerak lurus pada siklus II,
dimana rata-rata hasil belajar fisika meningkat
dari 72,5 pada siklus I menjadi menjadi 79,0
pada siklus II dengan standar deviasi 7,1.
Ketuntasan belajar yang juga meningkat yakni
siswa yang tuntas belajar menjadi 30 orang
(75,0%) dan yang belum tuntas menurun menjadi
10 orang (25,0%) dari 40 orang siswa.
Secara lengkap gambaran hasil belajar
dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas X3 SMA
Negeri 2 Kendari pada materi pokok gerak lurus
disajikan pada Gambar 2 berikut:
Gambar2 (a) Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus.
(b) Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
PEMBAHASAN
Sesuai dengan temuan hasil penelitian yang menerapkan model pembelajaran creative problem
solving berbantuan media slide show animation, menunjukkan bahwa pada siklus I aktivitas belajar siswa
belum optimal, sebagaimana hasil refleksi yang dilakukan oleh guru dimana pada siklus I sebagian besar
aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa mengikuti
pembelajaran seperti model pembelajaran ini, siswa kesulitan memilih dan menerapkan alternatif
pemecahan masalah yang mereka pilih, disamping itu animasi konsep gerak lurus yang di tampilkan
belum mereka optimalkan dan memahami konsep gerak lurus, sehingga berdampak terhadap hasil belajar
siswa yang belum mencapai indikator kinerja secara klasikal yakni hanya 65,0% siswa yang mencapai
ketuntasan belajar secara individu ≥ 74 dari yang ditetapkan sebesar ≥75% dari 40 siswa, dengan nilai
rata-rata hasil belajar sebesar 72,5.
Olehnya itu melalui hasil refleksi pada siklus I, maka guru berupaya memperbaiki berbagai
kelemahan aspek pembelajaran yang terjadi pada siklus II dan meningkatkan aspek pembelajaran lainnya
serta mengoptimalkan animasi konsep fisika dan pemilihan alternatif pemecahan masalah dalam
menyelesaikan konsep gerak lurus. Hal ini berdampak meningkatknya setiap satuan aktivitas siswa pada
siklus II dengan skor rata-rata sebesar 3,2. Selain itu juga berdampak terhadap peningkatan rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II menjadi 79,0 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 75,0% .
Meskipun persentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal,
hal ini terjadi karena KKM yang ditetapkan sekolah pada materi pokok gerak lurus adalah tinggi yakni 74
dibandingkan sebelumnya sebesar 65 dari nilai ideal 100.
Peningkatan rata-rata hasil belajar yang cukup tinggi sebesar 79 tersebut didukung oleh aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran model creative problem solving berbantuan
media slide show animation yang semakin meningkat pada siklus II dan siswa memiliki motivasi tinggi
dalam belajar dengan senantiasa berlatih menyelesaikan masalah pada konsep gerak lurus. Hal ini
sejalan dengan pendapat Gerace, J.W. (2005) bahwa kemampuan untuk memecahkan suatu masalah,
tidak hanya ditentukan oleh pola pikiran melainkan dipengaruhi oleh kerja maupun latihan.
Berdasarkan deskripsi data-data tersebut, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini telah mencapai
indikator keberhasilan kinerja baik dari segi proses maupun dari segi hasil belajar. Hal berarti bahwa
model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation yang diterapkan
oleh guru menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa kelas X3
SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok gerak lurus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran aktivitas belajar siswa yang diajar melalui model pembelajaran creative problem solving
berbantuan media slide show animation dapat ditingkatkan pada setiap satuan aktivitas belajar dari
siklus I ke siklus II dengan skor rata-rata pada siklus I sebesar 2,5 (kategori cukup) meningkat pada
siklus II menjadi 3,2 ( kategori baik).
2. Gambaran hasil belajar fisika siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Kendari pada materi pokok gerak lurus
adalah pada siklus I diperoleh: nilai maksimum 96,4 dan nilai minimum 51,8 dengan nilai rata-rata
72,5 dan standar deviasi 11,0 ; dan pada siklus II diperoleh: nilai maksimum 96,0 dan nilai minimum
64,0 dengan nilai rata-rata 79,0 dan standar deviasi 7,1.
3. Model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation menjadi solusi
yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok gerak lurus pada siswa kelas X3 SMA
Negeri 2 Kendari dengan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 65% meningkat
pada siklus II menjadi 75% dari 40 siswa.
Saran
Agar penerapan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show
animation optimal, maka diharapkan:
1. Model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show animation dapat
diterapkan pada materi pokok fisika lainnya khususnya konsep-konsep yang berkaitan dengan
pemecahan masalah dengan berbagai alternatif pemecahannya.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media slide show
animation, kiranya media animasi yang ditampilkan dapat membantu siswa untuk memahami konsepkonsep fisika dengan tetap memperhatikan aspek kontekstual konsep yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kepada peneliti lainnya yang akan menerapkan model pembelajaran creative problem solving
berbantuan media slide show animation kiranya dapat memahami beberapa alternatif pemecahan
masalah dari suatu konsep fisika agar dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam
konsep fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Gerance, J. W. & Beatty, I.D, 2005. Develop Problem Solving Skill: The McMaster Problem Solving
Program. Journal Engineering Education.
Pepkin,
K.L,
2004.
Creative
Problem
Solving
in
http://www.uh.edu/hti/cu/2004/04/htm [diakses 16 April 2012]
Math.
Tersedia
di:
Ramly, 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kendari Universitas Haluoleo
Saminanto, 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang: RaSAIL Media Group
Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Usman dan Setiawati, 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Pustaka Publisher.
Syaiful Bahri D. dan Aswan Zain., 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Prestasi
Download