HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PENGELUARAN KOLOSTRUM IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS HAMILATUL R. DESA KARANGSAMBIGALIH KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN Vita Vatimatus Solikah*, Ratih Indah Kartikasari** Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan … … ……..... .… … ….… ……ABSTRAK…… … ......………. …… …… . Kolostrum merupakan nutrisi pertama dan paling penting bagi bayi karena mengandung sejumlah besar antibodi yang melindungi bayi dari infeksi dan faktor pertumbuhan yang mendukung perkembangan normal dan pematangan saluran pencernaan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari dari 10 ibu hamil TM III ditemukan (70%) yang kolostrumnya belum keluar sehingga peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupten Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan analitic dengan pendekatan cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Variabel independennya adalah status gizi dan variabel depedennya adalah pengeluaran kolostrum. Sampelnya adalah sebagian ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. sebesar 30 responden. Data diambil dengan teknik observasi menggunakan pita LILA dan wawancara terpimpin. Selanjutnya dilakukan editing, coding, ditabulasi. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji chi square dengan (α) 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil resiko KEK sebanyak 17 orang (56,3%) dan hampir setengah responden kolostrumnya keluar sebanyak 13 orang (43,3 %) Melalui uji chi square hasil data dengan bantuan SPSS 16,0 didapatkan nilai p=0,001 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya ada hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III. Melihat hasil penelitian maka perlu adanya peningkatan status gizi pada ibu hamil trimester III dengan melakukan penyuluhan tentang nutrisi selama hamil agar ibu hamil tidak merasa takut dan ragu ketika makan-makanan yang bergizi. Kata Kunci : Status Gizi, Pengeluaran Kolostrum PENDAHULUAN. …… . … … . Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2007). Pada saat hamil wanita mengalami perubahan anatomi dan fisiologi sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan (Sarwono, 2008), Diantaranya payudara mengalami sederetan perubahan yang luar biasa sejak saat pembuahan, kelenjar susu mulai bekerja. Kelenjar mulai langsung membesar, berubah bentuk, dan mengembangkan sejumlah besar kelenjar pembuat air susu (Susi SURYA Purwoko 2008). Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena bayi baru lahir dalam kondisi lemah dan memerlukan zat yang dibutuhkan tubuh yaitu antibodi, antibodi sendiri dapat diperoleh melalui air susu ibu terutama kolostrum. Kolostrum terdiri dari cairan kental yang mudah dicerna usus bayi, dimana kandungan proteinnya sangat tinggi dan kadar lemaknya rendah, sangat kaya dengan zat antibodi (Iis Sinsin, 2008). Kolostrum mengandung zat kekebalan 10 - 17 kali lebih banyak dari susu matang (mature), zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi dari penyakit (Kartika, 2008). Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Kolostrum juga memiliki faktor pertumbuhan yang monolong perkembangan normal dan pematangan saluran pencernaan membantu bayi mencerna dan menyerap susu serta mencegah penyerapan protein yang tidak bisa dicerna oleh bayi (Raimanah S, 2005). ASI sebagai makanan alamiah yang terbaik yang diberikan oleh seorang ibu pada anak yang dilahirkannya. ASI mengandung zat pelindung yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa anak (Sarwono, 2008) Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Hammilatul R. Desa Karangsambigalih, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan Terhadap 10 ibu hamil TM III ditemukan (70%) kolostrumya belum keluar, dan (30%) kolostrumnya sudah keluar. Dari data diatas menunjukan bahwa masih ada ibu hamil TM III yang kolostrumnya belum keluar. Ketidakmampuan diatas kemungkinan disebabkan faktor : status gizi, Istirahat, Rangsangan otot-otot payudara, Kesehatan ibu :Status gizi merupakan makanan yang diperlukan oleh ibu dalam jumlah lebih banyak mulai dari hamil hingga masa nifas, gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan kompilkasi pada ibu oleh sebab itu ibu hamil diharapkan asupan gizinya terpenuhi agar pertumbuhan janin baik dan untuk menyiapkan masa laktasi. Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot-otot dan saraf setelah mengalami ketegangan karena beraktifitas, sehingga ibu rileks dan tidak merasa cemas dan agar tidak menganggu fikiran ibu sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan janin dan tidak menganggu produksi ASI. Rangsangan otot-otot payudara, rangsangan ini diperlukan untuk SURYA memperbanyak air susu ibu dengan mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. Otototot payudara terdiri dari otot-otot polos dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih dan kontraksi ini diperlukan dalam laktasi. Rangsangan pada payudara dapat dilakukan dengan masase atau mengurut, atau menyiram payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian. Kesehatan ibu , Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu ibu. Bila ibu tidak sehat asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa nutrien yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara. Hal ini menyebabkan produksi ASI menurun (Bahiyatun 2009). Kolostrum merupakan ASI pertama yang keluar mengandung banyak zat anti infeksi sehingga bayi yang baru lahir yang tidak diberi kolostrum akan mudah terserang penyakit infeksi. Hal ini terbukti dengan angka kejadian kematian diare pada anak-anak di Negara-negara yang sedang berkembang masih sangat tinggi. Lebih-lebih pada anak yang tidak mendapat kolostrum pada ASI, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan anak-anak yang mendapat kolostrum dan ASI. Walaupun dinegara-negara maju angka kesakitan dan kematian bayi yang minum ASI tidak banyak berbeda dengan yang minum ASS (Air Susu Sapi), tetapi beberapa penyakit seperti alergi terhadap susu sapi, brochialitis dan lain-lain jauh lebih sering terjadi pada bayi-bayi yang tidak mendapat kolostrum dan ASI (Suharyono, 2001). Mengingat sangat pentingnya kolostrum dalam hal ini dibutuhkan peran bidan sebagai educator untuk memberikan pengetahuan dan pelaksanaan kepada ibu hamil diantaranya pemberiaan KIE tentang nutrisi pada saat hamil mencegah masalah umum yang timbul karena kolostrum banyak mengandung zat kekebalan lebih banyak sehingga bayi Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan tidak akan mudah terserang penyakit infeksi (Bahiyatun, 2009). Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti hubungan status gizi ibu hamil dengan pengeluaran kolostrum di BPS Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diuraikan permasalahan sebagai berikut: “Adakah Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Pengeluaran Kolostrum di BPS Hamilatul R. di Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan ?” METODE PENELITIAN …… . … Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional yaitu suatu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antara dua variabel (Nursalam, 2008) dengan pendekatan crossectional. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III. Sampel yang diambil adalah sebagian ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan sebesar 30 orang. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi status gizi dengan pita LILA dan lembar Checklist pengeluaran kolostrum dengan teknik wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square α 0,05 dengan program SPSS versi 16,0. HASIL PENELITIAN …… . … … . 1. Data umum 1) Karakteristik Responden (1) Usia responden Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan Umur di BPS Hamilatul R. Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014. SURYA No Umur Jumlah Presentase (%) <20 4 13,3 1. 21-30 19 63,3 2. 31-35 5 16,7 3. >35 2 6,7 4. 30 100 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2014 Dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar umur responden 21-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang (63,3%) dan sebagian kecil umur responden >35 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,7%). (2) Pendidikan responden Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan di BPS Hamilatul.R Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Pendidikan Jumlah 5 1. SD 7 2. SMP 14 3. SMA 4 4. PT 30 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2014 Presentase (%) 16,7 23,3 46,7 13,3 100 Dari tabel 2 diatas menunjukan bahwa hampir setengah responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 14 responden (46,7%) dan sebagian kecil berpendidikan PT yaitu sebanyak 4 responden (13,3%). (3) Pekerjaan responden Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS Hamilatul.R Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014. No Pekerjaan Jumlah 23 1. IRT 3 2. Petani 4 3. Swasta 30 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2014 Presentase (%) 76,7 10,0 13,3 100 Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh responden sebagai IRT yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), dan sebagian kecil responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 3 orang (10,0%). 2. Data Khusus 1) Status Gizi responden Tabel No 4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi di BPS Hamilatul R. Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014. Status Gizi Jumlah Presentase (%) 56,6 Resiko 17 KEK Tidak 13 43,3 2. Resiko KEK 30 100 Jumlah Sumber: Data Primer Tahun 2014 1. Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden resiko KEK yaitu sebanyak 17 orang (56,3%), dan hampir setengah responden tidak resiko KEK yaitu sebanyak 13 orang (43,3%). 2) Pengeluaran kolostrum Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Kolostrum di BPS Hamilatul R. Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014 N Pengeluaran Jumlah Presentase o Kolostrum (%) 13 43,3 1. Keluar 17 56,6 2. Tidak Keluar 30 100 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2014 Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden kolostrumnya tidak keluar yaitu sebanyak 17 orang (56,6%), dan hampir setengah SURYA responden kolostrumya keluar sebanyak 13 orang (43,3%). yaitu 3) Hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum Tabel 6 Tabulasi silang antara status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014. N o Status Gizi Resiko KEK 2 Tidak Resiko KEK Jumlah 1 Pengeluaran Kolostrum Keluar Tidak Keluar N % N % 3 17,3 1 82,4 4 10 76,9 3 23,1 13 43,3 1 56,6 7 Hasil uji chi square = 0,01 Jumla h (%) 17 100 13 100 30 100 Dari tabel silang diatas menunjukan bahwa responden yang mengalami resiko KEK sebagian besar kolostrumnya tidak keluar sebanyak 13 orang (82,4), responden tidak resiko KEK yang mengalami kolostrumnya keluar sebanyak 10 orang (76,9). Dengan menggunakan uji chisquare dengan bantuan SPSS 16,0 didapatkan nilai dan menggunakan uji chi-square dengan hasil signifikasi p = 0,01 di mana hal ini berarti p <0,05 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum. PEMBAHASAN . …… . … … . Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan 2014. 1) Status Gizi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 diatas bahwa hampir sebagian ibu Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan hamil di BPS Hamilatul R. resiko KEK dan sebagian kecil tidak resiko KEK Status gizi ibu hamil merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Status gizi di pengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam mengkonsumsi pangan melalui cara pemilihan bahan makanan yang lebih baik dalam kuantitas dan kualitas dibandingkan dengan orang yang memiliki pengetahuan yang rendah mereka tidak mengetahui jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan sehingga makanan yang dimakan tidak dapat mencukupi gizi dalam tubuh dan mengakibatkan status gizi kurang (Paath, 2004). Sehingga Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hampir sebagian kecil ibu hamil di BPS Hamilatul R. berpendidikan SD (16,7%) dan SMP (23,3%). Pendidikan SD maupun SMP merupakan pendidikan dasar, sehingga pengetahuan yang dimiliki masih terbatas, demikian dengan pemberian informasi tersebut masih sulit untuk ditangkap atau dipahami ibu hamil tersebut. Oleh karena ibu hamil yang tingkat pendidikan rendah besar kemungkinan pengetahuan sangat kurang tentang pemenuhan gizi selama kehamilan. Selain pendidikan, pekerjaan juga mempengaruhi status gizi ibu hamil. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil di BPS Hamilatul R. bekerja sebagai ibu rumah tangga (76,7%). Ibu yang tidak bekerja dan memiliki status ekonomi yang rendah cenderung mengalami gizi kurang yang akan mempengaruhi terhadap kemampuan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi (Paath, 2004). Oleh karena itu yang memiliki status ekonomi rendah maka SURYA akan lebih beresiko mengalami status gizi kurang karena asupan gizi yang diperlukan tidak dapat dipenuhi selama kehamilan. 2) Pengeluaran Kolostrum Bedasarkan tabel 5 diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar ibu hamil di BPS Hamilatul R. mengalami kolostrumnya belum keluar. Faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran kolostrum pada ibu hamil adalah status gizi. Disamping itu nutrisi juga merupakan kebutuhan selama kehamilan. Kebutuhan kalori dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan jantung yang kerjannya meningkat, peningkatan kebutuhan energi untuk pernapasan, pertumbuhan jaringan ibu, otot uterus, dan pertumbuhan bayi yang cepat. Vitamin dan mineral terutama folat (asam folat), vitamin B, kalsium, dan besi juga berperan penting dalam fase siklus kehidupan ini sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih. (Brenna H, 2011). Berdasarkan tabel 4 hampir sebagian ibu hamil di BPS Hamilatul R. resiko KEK. Ibu hamil yang resiko KEK cenderung akan mengalami kolostrumnya tidak keluar. Padahal selama kehamilan kebutuhan nutrisi sangat diperlukan untuk ibu dan selain itu nutrisi juga dibutuhkan oleh janin karena sebagai pembentukan dan perkembangan organ janin. Karena itu pada masa hamil ibu disarankan mengkonsumsi sekitar 500 kkal/hari lebih dari kebutuhan sebelum hamil. 3) Hubungan Status Gizi dengan Pengeluaran Kolostrum Dari tabel silang 6 diatas menunjukkan bahwa responden yang resiko KEK sebagian besar kolostrumnya tidak keluar sebanyak 14 orang (82,4%), responden yang tidak resiko KEK hampir sebagian besar kolostrumnya sudah keluar sebanyak 10 orang (76,9%). Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Dari hasil Uji statistik hasil uji statistik dengan menggunakan for windows versi SPSS 16,0 dengan menggunakan uji Chi Square dengan hasil ada signifikansi p = 0,001 di mana hal ini berarti p < 0,005 sehingga H1 diterima artinya “Ada hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum pada ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Dusun Sambiroto Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Tahun 2014”. Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Selama proses kehamilan metabolisme energi akan meningkat, hal ini disebabkan karena dalam kehamilan terjadi proses pertumbuhan bayi, dan proses penyesuaian fisiologis dan metabolisme. Berat badan seorang ibu hamil dapat bertambah sekitar 11-13 Kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (ratarata 3,4 Kg), jaringan plasenta (1,5 Kg), Uterus (0,4 Kg), volume darah (1,5 Kg), air ketuban (2,9 Kg), payudara (1,5 Kg), dan lain-lain. Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohidrat, kalsium, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Selain makanan yang bergizi ibu hamil juga membutuhkan Energi yang cukup untuk perkembangan jaringan mamae. Sumber energi adalah beras, jagung gandum, kentang, ubi jalar dan sagu (Paath, 2004). Oleh karena itu nutrisi atau gizi sangat penting dalam masa kehamilan karena untuk pertumbuhan janin dan selain itu gizi juga bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan jarigan mamae sebagai persiapan masa laktasi yaitu pengeluaran ASI atau kolostrum. Sehingga jika ibu resiko KEK maka kolostrum tidak keluar karena kurangnya nutrisi yang dikonsumsi sehingga menyebabkan kurangnya perkembangan jaringan mamae dan produksi ASI sehingga kolostrum tidak keluar. Sebaliknya jika ibu tidak resiko KEK maka perkembangan pada jaringan SURYA mamae dan produksi ASI tersebut baik sehingga kolostrum itu keluar, dan pada waktu bayi itu lahir tidak terjadi masalah bayi langsung bisa mendapatkan ASI atau kolostrum. Sebab itu diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara memberikan nutrition education pada saat ibu sedang hamil maupun sebelum hamil tentang asupan bahan makanan yang mengandung banyak energi seperti beras, jagung gandum, kentang, ubi jalar, sayuran dan sagu, menjadi konsultan dan motivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilanya secara rutin. Melakukan screening atau early detection seperti mengobservasi pengeluaran kolostrum. KESIMPULAN DAN SARAN. …… . 1. Kesimpulan . Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Sebagian besar ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan mengalami resiko KEK (<23,5). 2) Sebagian besar ibu hamil trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan kolostrumnya belum keluar. 3) Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan pengeluaran kolostrum pada ibu hamil trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1) Bagi Akademis Dengan adanya hasil penelitian status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil, dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada, dalam pengembangan penelitian selanjutnya. 2) Bagi praktisi - Bagi Ibu Hamil Trimester III Vol.07,No.01, April 2015 Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Perlu meningkatkan asupan nutrisi pada ibu hamil yang nantinya dapat mempengaruhi status gizi sehingga mempertinggi keberhasilan pengeluaran kolostrum pada saat persalinan sehingga dapat mendukung pemberian kolostrum sejak dini. - Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan informasi pada ibu hamil trimester III tentang hubungan status gizi dengan pengeluaran kolostrum. - Bagi Peneliti Yang Akan Datang Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan variabel lain yang berhubungan dengan pengeluaran kolostrum. - Bagi Petugas kesehatan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada profesi kebidanan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya dalam pemberian health education tentang nutrisi selama kehamilan untuk mendukung pemberian kolostrum secara dini saat persalinan. DAFTAR PUSTAKA …… . … … Bahiyatun (2009). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Normal. Jakarta :EGC. Bobak, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Brenna HM.,dkk. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta EGC. Hidayat, Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis. Jakarta: Salemba Medika. Kartika (2008). Sehat Setelah Melahirkan Panduan Pada Ibu Hamil dan Masa Nifas. Klaten :Kawan Kita Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodeologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman, Skripsi, Tesis, Intruksi Penelitian Keperawatan. Paath, Erna Francin. (2004) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta :EGC. Raimanah S, (2005). ASI dan Menyusui. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Sarwono, Prawiroharjo. 2008, Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Susi Purwoko (2008). Manajement Berat Badan Kehamilan. Jakarta. Suririnah, (2008). Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Gramedia Pustaka. Soekidjo, N (2005). Metode Penelitian Kesehatan Jakarta :Renika Cipta. Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC. Walsh, Linda V, (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Winkjasastro H, (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP.SP Iis Sinsin. (2008). Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta PT. Gramedia. SURYA Vol.07,No.01, April 2015