Kolostrum merupakan nutrisi pertama dan paling penting bagi bayi

advertisement
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PENGELUARAN KOLOSTRUM IBU HAMIL
TRIMESTER III DI BPS HAMILATUL R. DESA KARANGSAMBIGALIH KECAMATAN
SUGIO KABUPATEN LAMONGAN
Vita Vatimatus Solikah*, Ratih Indah Kartikasari**
Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
…
…
……..... .… … ….… ……ABSTRAK……
… ......………. …… …… .
Kolostrum merupakan nutrisi pertama dan paling penting bagi bayi karena mengandung
sejumlah besar antibodi yang melindungi bayi dari infeksi dan faktor pertumbuhan yang
mendukung perkembangan normal dan pematangan saluran pencernaan. Dari studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari dari 10 ibu hamil TM III ditemukan (70%)
yang kolostrumnya belum keluar sehingga peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan
status gizi dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. Desa
Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupten Lamongan.
Desain penelitian ini menggunakan analitic dengan pendekatan cross sectional. Metode
sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Variabel independennya adalah
status gizi dan variabel depedennya adalah pengeluaran kolostrum. Sampelnya adalah
sebagian ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R. sebesar 30 responden. Data diambil
dengan teknik observasi menggunakan pita LILA dan wawancara terpimpin. Selanjutnya
dilakukan editing, coding, ditabulasi. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji
chi square dengan (α) 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil resiko KEK
sebanyak 17 orang (56,3%) dan hampir setengah responden kolostrumnya keluar sebanyak
13 orang (43,3 %) Melalui uji chi square hasil data dengan bantuan SPSS 16,0 didapatkan
nilai p=0,001 dimana p < 0,05 maka H1 diterima artinya ada hubungan status gizi dengan
pengeluaran kolostrum ibu hamil TM III. Melihat hasil penelitian maka perlu adanya
peningkatan status gizi pada ibu hamil trimester III dengan melakukan penyuluhan tentang
nutrisi selama hamil agar ibu hamil tidak merasa takut dan ragu ketika makan-makanan
yang bergizi.
Kata Kunci : Status Gizi, Pengeluaran Kolostrum
PENDAHULUAN. …… .
… … .
Kehamilan adalah pertumbuhan
dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Manuaba, 2007).
Pada saat hamil wanita mengalami
perubahan anatomi dan fisiologi sebagian
besar sudah terjadi segera setelah
fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan (Sarwono, 2008), Diantaranya
payudara mengalami sederetan perubahan
yang luar biasa sejak saat pembuahan,
kelenjar susu mulai bekerja. Kelenjar
mulai langsung membesar, berubah
bentuk, dan mengembangkan sejumlah
besar kelenjar pembuat air susu (Susi
SURYA
Purwoko 2008). Air susu ibu (ASI)
merupakan makanan yang terbaik untuk
bayi, karena bayi baru lahir dalam
kondisi lemah dan memerlukan zat yang
dibutuhkan tubuh yaitu antibodi, antibodi
sendiri dapat diperoleh melalui air susu
ibu terutama kolostrum. Kolostrum terdiri
dari cairan kental yang mudah dicerna
usus bayi, dimana kandungan proteinnya
sangat tinggi dan kadar lemaknya rendah,
sangat kaya dengan zat antibodi (Iis
Sinsin, 2008).
Kolostrum
mengandung
zat
kekebalan 10 - 17 kali lebih banyak dari
susu matang (mature), zat kekebalan
yang terdapat pada ASI antara lain akan
melindungi dari penyakit (Kartika, 2008).
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
Kolostrum
juga
memiliki
faktor
pertumbuhan
yang
monolong
perkembangan normal dan pematangan
saluran pencernaan membantu bayi
mencerna dan menyerap susu serta
mencegah penyerapan protein yang tidak
bisa dicerna oleh bayi (Raimanah S,
2005). ASI sebagai makanan alamiah
yang terbaik yang diberikan oleh seorang
ibu pada anak yang dilahirkannya. ASI
mengandung zat pelindung yang dapat
melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi, pemberian ASI juga mempunyai
pengaruh emosional yang luar biasa yang
mempengaruhi hubungan batin ibu dan
anak dan perkembangan jiwa anak
(Sarwono, 2008)
Berdasarkan survei awal yang
dilakukan di Bidan Praktik Mandiri
(BPM)
Hammilatul
R.
Desa
Karangsambigalih, Kecamatan Sugio,
Kabupaten Lamongan Terhadap 10 ibu
hamil TM III ditemukan (70%)
kolostrumya belum keluar, dan (30%)
kolostrumnya sudah keluar. Dari data
diatas menunjukan bahwa masih ada ibu
hamil TM III yang kolostrumnya belum
keluar.
Ketidakmampuan
diatas
kemungkinan disebabkan faktor : status
gizi, Istirahat, Rangsangan otot-otot
payudara, Kesehatan ibu :Status gizi
merupakan makanan yang diperlukan
oleh ibu dalam jumlah lebih banyak
mulai dari hamil hingga masa nifas, gizi
yang adekuat selama hamil akan
mengurangi resiko dan kompilkasi pada
ibu oleh sebab itu ibu hamil diharapkan
asupan
gizinya
terpenuhi
agar
pertumbuhan janin baik dan untuk
menyiapkan masa laktasi. Istirahat berarti
mengadakan pelemasan pada otot-otot
dan saraf setelah mengalami ketegangan
karena beraktifitas, sehingga ibu rileks
dan tidak merasa cemas dan agar tidak
menganggu fikiran ibu sehingga tidak
mempengaruhi pertumbuhan janin dan
tidak
menganggu
produksi
ASI.
Rangsangan
otot-otot
payudara,
rangsangan
ini
diperlukan
untuk
SURYA
memperbanyak air susu ibu dengan
mengaktivasi kelenjar-kelenjarnya. Otototot payudara terdiri dari otot-otot polos
dengan adanya rangsangan otot-otot akan
berkontraksi lebih dan kontraksi ini
diperlukan dalam laktasi. Rangsangan
pada payudara dapat dilakukan dengan
masase atau mengurut, atau menyiram
payudara dengan air hangat dan dingin
secara bergantian. Kesehatan ibu ,
Kesehatan ibu memegang peranan dalam
produksi air susu ibu. Bila ibu tidak sehat
asupan
makanannya
kurang
atau
kekurangan darah untuk membawa
nutrien yang akan diolah oleh sel-sel
acini payudara. Hal ini menyebabkan
produksi ASI menurun (Bahiyatun 2009).
Kolostrum merupakan ASI pertama
yang keluar mengandung banyak zat anti
infeksi sehingga bayi yang baru lahir
yang tidak diberi kolostrum akan mudah
terserang penyakit infeksi. Hal ini
terbukti dengan angka kejadian kematian
diare pada anak-anak di Negara-negara
yang sedang berkembang masih sangat
tinggi. Lebih-lebih pada anak yang tidak
mendapat kolostrum pada ASI, angka
tersebut lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan dengan anak-anak yang
mendapat kolostrum dan ASI. Walaupun
dinegara-negara maju angka kesakitan
dan kematian bayi yang minum ASI tidak
banyak berbeda dengan yang minum ASS
(Air Susu Sapi), tetapi beberapa penyakit
seperti alergi terhadap susu sapi,
brochialitis dan lain-lain jauh lebih sering
terjadi pada bayi-bayi yang tidak
mendapat
kolostrum
dan
ASI
(Suharyono, 2001).
Mengingat
sangat
pentingnya
kolostrum dalam hal ini dibutuhkan peran
bidan
sebagai
educator
untuk
memberikan
pengetahuan
dan
pelaksanaan
kepada
ibu
hamil
diantaranya pemberiaan KIE tentang
nutrisi pada saat hamil mencegah
masalah umum yang timbul karena
kolostrum banyak mengandung zat
kekebalan lebih banyak sehingga bayi
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
tidak akan mudah terserang penyakit
infeksi (Bahiyatun, 2009).
Berdasarkan fenomena diatas
penulis tertarik untuk meneliti hubungan
status gizi ibu hamil dengan pengeluaran
kolostrum di BPS Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan,
maka
dapat
diuraikan
permasalahan sebagai berikut: “Adakah
Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan
Pengeluaran Kolostrum di BPS Hamilatul
R. di Desa Karangsambigalih Kecamatan
Sugio Kabupaten
Lamongan ?”
METODE PENELITIAN …… .
…
Penelitian ini menggunakan desain
analitik
korelasional
yaitu
suatu
penelitian
yang
bertujuan
mengungkapkan hubungan korelatif
antara dua variabel (Nursalam, 2008)
dengan pendekatan crossectional. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui
hubungan status gizi dengan pengeluaran
kolostrum ibu hamil TM III. Sampel yang
diambil adalah sebagian ibu hamil TM III
di
BPS
Hamilatul
R.
Desa
Karangsambigalih Kecamatan
Sugio
Kabupaten Lamongan sebesar 30 orang.
Data ini diambil dengan menggunakan
lembar observasi status gizi dengan pita
LILA dan lembar Checklist pengeluaran
kolostrum dengan teknik wawancara.
Uji statistik yang digunakan adalah
uji Chi Square α 0,05 dengan program
SPSS versi 16,0.
HASIL PENELITIAN …… .
… … .
1. Data umum
1) Karakteristik Responden
(1) Usia responden
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
Umur di BPS Hamilatul R.
Dusun
Sambiroto
Desa
Karangsambigalih Kecamatan
Sugio Kabupaten Lamongan
Tahun 2014.
SURYA
No
Umur
Jumlah
Presentase
(%)
<20
4
13,3
1.
21-30
19
63,3
2.
31-35
5
16,7
3.
>35
2
6,7
4.
30
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Dari tabel 1 diatas menunjukan
bahwa sebagian besar umur responden
21-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang
(63,3%) dan sebagian kecil umur
responden >35 tahun yaitu sebanyak 2
orang (6,7%).
(2) Pendidikan responden
Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
Pendidikan di BPS Hamilatul.R
Dusun
Sambiroto
Desa
Karangsambigalih
Kecamatan
Sugio Kabupaten Lamongan
Tahun 2014.
No
Pendidikan
Jumlah
5
1. SD
7
2. SMP
14
3. SMA
4
4. PT
30
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Presentase
(%)
16,7
23,3
46,7
13,3
100
Dari tabel 2 diatas menunjukan
bahwa hampir setengah responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 14
responden (46,7%) dan sebagian kecil
berpendidikan PT yaitu sebanyak 4
responden (13,3%).
(3) Pekerjaan responden
Tabel 3 Distribusi
Responden
Berdasarkan Pekerjaan di BPS
Hamilatul.R Dusun Sambiroto
Desa
Karangsambigalih
Kecamatan Sugio Kabupaten
Lamongan Tahun 2014.
No
Pekerjaan
Jumlah
23
1. IRT
3
2. Petani
4
3. Swasta
30
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Presentase
(%)
76,7
10,0
13,3
100
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
Dari tabel 3 diatas menunjukkan
bahwa hampir seluruh responden
sebagai IRT yaitu sebanyak 23 orang
(76,7%), dan sebagian kecil responden
bekerja sebagai petani yaitu sebanyak
3 orang (10,0%).
2. Data Khusus
1) Status Gizi responden
Tabel
No
4
Distribusi
Responden
Berdasarkan Status Gizi di BPS
Hamilatul R. Dusun Sambiroto
Desa
Karangsambigalih
Kecamatan Sugio Kabupaten
Lamongan Tahun 2014.
Status Gizi
Jumlah
Presentase
(%)
56,6
Resiko
17
KEK
Tidak
13
43,3
2.
Resiko
KEK
30
100
Jumlah
Sumber: Data Primer Tahun 2014
1.
Dari tabel 4 diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden resiko
KEK yaitu sebanyak 17 orang (56,3%),
dan hampir setengah responden tidak
resiko KEK yaitu sebanyak 13 orang
(43,3%).
2) Pengeluaran kolostrum
Tabel
5
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Pengeluaran
Kolostrum di BPS Hamilatul R.
Dusun
Sambiroto
Desa
Karangsambigalih Kecamatan
Sugio Kabupaten Lamongan
Tahun 2014
N
Pengeluaran
Jumlah
Presentase
o
Kolostrum
(%)
13
43,3
1. Keluar
17
56,6
2. Tidak Keluar
30
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Tahun 2014
Dari tabel 5 diatas menunjukkan
bahwa
sebagian besar responden
kolostrumnya tidak keluar yaitu sebanyak
17 orang (56,6%), dan hampir setengah
SURYA
responden kolostrumya keluar
sebanyak 13 orang (43,3%).
yaitu
3) Hubungan status gizi dengan
pengeluaran kolostrum
Tabel 6 Tabulasi silang antara status gizi
dengan pengeluaran kolostrum
ibu hamil TM III di BPS
Hamilatul R. Dusun Sambiroto
Desa
Karangsambigalih
Kecamatan Sugio Kabupaten
Lamongan Tahun 2014.
N
o
Status
Gizi
Resiko
KEK
2
Tidak
Resiko
KEK
Jumlah
1
Pengeluaran Kolostrum
Keluar
Tidak
Keluar
N
%
N
%
3
17,3
1
82,4
4
10
76,9
3
23,1
13
43,3
1
56,6
7
Hasil uji chi square = 0,01
Jumla
h
(%)
17
100
13
100
30
100
Dari
tabel
silang
diatas
menunjukan bahwa responden yang
mengalami resiko KEK sebagian besar
kolostrumnya tidak keluar sebanyak 13
orang (82,4), responden tidak resiko KEK
yang mengalami kolostrumnya keluar
sebanyak 10 orang (76,9).
Dengan menggunakan uji chisquare dengan bantuan SPSS 16,0
didapatkan nilai dan menggunakan uji
chi-square dengan hasil signifikasi p =
0,01 di mana hal ini berarti p <0,05
sehingga H1 diterima artinya ada
hubungan status gizi dengan pengeluaran
kolostrum.
PEMBAHASAN
. …… .
… … .
Pada
pembahasan
ini
akan
dijelaskan tentang hubungan status gizi
dengan pengeluaran kolostrum ibu hamil
TM III di BPS Hamilatul R. Desa
Karangsambigalih Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan 2014.
1) Status Gizi
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 4 diatas bahwa hampir sebagian ibu
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
hamil di BPS Hamilatul R. resiko KEK
dan sebagian kecil tidak resiko KEK
Status gizi ibu hamil merupakan
hal yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ibu dan janin selama
kehamilan. Status gizi di pengaruhi oleh
faktor umur, pendidikan, pekerjaan.
Tingkat
pendidikan
akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang
dalam mengkonsumsi pangan melalui
cara pemilihan bahan makanan yang
lebih baik dalam kuantitas dan kualitas
dibandingkan dengan orang yang
memiliki pengetahuan yang rendah
mereka tidak mengetahui jenis zat gizi
yang terkandung dalam makanan
sehingga makanan yang dimakan tidak
dapat mencukupi gizi dalam tubuh dan
mengakibatkan status gizi kurang (Paath,
2004). Sehingga Makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Berdasarkan
tabel 4.2 diketahui bahwa hampir
sebagian kecil ibu hamil di BPS
Hamilatul R. berpendidikan SD (16,7%)
dan SMP (23,3%).
Pendidikan SD maupun SMP
merupakan pendidikan dasar, sehingga
pengetahuan yang dimiliki masih
terbatas, demikian dengan pemberian
informasi tersebut masih sulit untuk
ditangkap atau dipahami ibu hamil
tersebut. Oleh karena ibu hamil yang
tingkat
pendidikan
rendah
besar
kemungkinan pengetahuan sangat kurang
tentang
pemenuhan
gizi
selama
kehamilan.
Selain pendidikan, pekerjaan juga
mempengaruhi status gizi ibu hamil.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa
sebagian besar ibu hamil di BPS
Hamilatul R. bekerja sebagai ibu rumah
tangga (76,7%). Ibu yang tidak bekerja
dan memiliki status ekonomi yang rendah
cenderung mengalami gizi kurang yang
akan
mempengaruhi
terhadap
kemampuan
untuk
mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat gizi
(Paath, 2004). Oleh karena itu yang
memiliki status ekonomi rendah maka
SURYA
akan lebih beresiko mengalami status gizi
kurang karena asupan gizi yang
diperlukan tidak dapat dipenuhi selama
kehamilan.
2) Pengeluaran Kolostrum
Bedasarkan tabel 5 diatas dapat
dijelaskan bahwa sebagian besar ibu
hamil di BPS Hamilatul R. mengalami
kolostrumnya belum keluar. Faktor yang
dapat
mempengaruhi
pengeluaran
kolostrum pada ibu hamil adalah status
gizi.
Disamping itu nutrisi juga
merupakan kebutuhan selama kehamilan.
Kebutuhan kalori dan protein meningkat
untuk memenuhi kebutuhan jantung yang
kerjannya
meningkat,
peningkatan
kebutuhan energi untuk pernapasan,
pertumbuhan jaringan ibu, otot uterus,
dan pertumbuhan bayi yang cepat.
Vitamin dan mineral terutama folat (asam
folat), vitamin B, kalsium, dan besi juga
berperan penting dalam fase siklus
kehidupan
ini
sehingga
perlu
mendapatkan perhatian lebih. (Brenna H,
2011).
Berdasarkan tabel 4 hampir
sebagian ibu hamil di BPS Hamilatul R.
resiko KEK. Ibu hamil yang resiko KEK
cenderung akan mengalami kolostrumnya
tidak keluar. Padahal selama kehamilan
kebutuhan nutrisi sangat diperlukan
untuk ibu dan selain itu nutrisi juga
dibutuhkan oleh janin karena sebagai
pembentukan dan perkembangan organ
janin. Karena itu pada masa hamil ibu
disarankan mengkonsumsi sekitar 500
kkal/hari lebih dari kebutuhan sebelum
hamil.
3) Hubungan Status Gizi dengan
Pengeluaran Kolostrum
Dari tabel silang 6 diatas
menunjukkan bahwa responden yang
resiko KEK sebagian besar kolostrumnya
tidak keluar sebanyak 14 orang (82,4%),
responden yang tidak resiko KEK hampir
sebagian besar kolostrumnya sudah
keluar sebanyak 10 orang (76,9%).
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
Dari hasil Uji statistik hasil uji
statistik dengan menggunakan
for
windows versi SPSS 16,0 dengan
menggunakan uji Chi Square dengan
hasil ada signifikansi p = 0,001 di mana
hal ini berarti p < 0,005 sehingga H1
diterima artinya “Ada hubungan status
gizi dengan pengeluaran kolostrum pada
ibu hamil TM III di BPS Hamilatul R.
Dusun
Sambiroto
Desa
Karangsambigalih Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan Tahun 2014”.
Status gizi ibu hamil juga
merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan. Selama proses
kehamilan metabolisme energi akan
meningkat, hal ini disebabkan karena
dalam
kehamilan
terjadi
proses
pertumbuhan
bayi,
dan
proses
penyesuaian fisiologis dan metabolisme.
Berat badan seorang ibu hamil dapat
bertambah sekitar 11-13 Kg yang
disebabkan oleh pembesaran janin (ratarata 3,4 Kg), jaringan plasenta (1,5 Kg),
Uterus (0,4 Kg), volume darah (1,5 Kg),
air ketuban (2,9 Kg), payudara (1,5 Kg),
dan lain-lain. Peningkatan berat badan
tersebut membutuhkan makanan yang
bergizi, baik karbohidrat, kalsium, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Selain
makanan yang bergizi ibu hamil juga
membutuhkan Energi yang cukup untuk
perkembangan jaringan mamae. Sumber
energi adalah beras, jagung gandum,
kentang, ubi jalar dan sagu (Paath, 2004).
Oleh karena itu nutrisi atau gizi
sangat penting dalam masa kehamilan
karena untuk pertumbuhan janin dan
selain itu gizi juga bisa berpengaruh
terhadap pertumbuhan jarigan mamae
sebagai persiapan masa laktasi yaitu
pengeluaran ASI atau kolostrum.
Sehingga jika ibu resiko KEK maka
kolostrum tidak keluar karena kurangnya
nutrisi yang dikonsumsi sehingga
menyebabkan kurangnya perkembangan
jaringan mamae dan produksi ASI
sehingga kolostrum tidak keluar.
Sebaliknya jika ibu tidak resiko KEK
maka perkembangan pada jaringan
SURYA
mamae dan produksi ASI tersebut baik
sehingga kolostrum itu keluar, dan pada
waktu bayi itu lahir tidak terjadi masalah
bayi langsung bisa mendapatkan ASI atau
kolostrum.
Sebab itu diperlukan upaya untuk
mengatasi masalah tersebut dengan cara
memberikan nutrition education pada
saat ibu sedang hamil maupun sebelum
hamil tentang asupan bahan makanan
yang mengandung banyak energi seperti
beras, jagung gandum, kentang, ubi jalar,
sayuran dan sagu, menjadi konsultan dan
motivasi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilanya secara rutin. Melakukan
screening atau early detection seperti
mengobservasi pengeluaran kolostrum.
KESIMPULAN DAN SARAN. …… .
1. Kesimpulan
.
Setelah melihat hasil penelitian dan
pembahasan diatas maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebagian besar ibu hamil TM III di
BPS
Hamilatul
R.
Desa
Karangsambigalih Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan mengalami resiko
KEK (<23,5).
2) Sebagian besar ibu hamil trimester III
di
BPS
Hamilatul
R.
Desa
Karangsambigalih Kecamatan Sugio
Kabupaten Lamongan kolostrumnya
belum keluar.
3) Ada hubungan yang signifikan antara
status gizi dengan pengeluaran kolostrum
pada ibu hamil trimester III di BPS
Hamilatul R. Desa Karangsambigalih
Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1) Bagi Akademis
Dengan adanya hasil penelitian
status gizi dengan pengeluaran kolostrum
ibu hamil, dapat dijadikan pendukung
teori
yang
sudah
ada,
dalam
pengembangan penelitian selanjutnya.
2) Bagi praktisi
- Bagi Ibu Hamil Trimester III
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Status Gizi Dengan Pengeluaran Kolostrum Ibu Hamil Trimester III
di BPS Hamilatul R. Desa Karangsambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
Perlu
meningkatkan
asupan
nutrisi pada ibu hamil yang nantinya
dapat mempengaruhi status gizi sehingga
mempertinggi keberhasilan pengeluaran
kolostrum pada saat persalinan sehingga
dapat mendukung pemberian kolostrum
sejak dini.
- Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman yang
nyata dalam memberikan informasi pada
ibu hamil trimester III tentang hubungan
status
gizi
dengan
pengeluaran
kolostrum.
- Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Bagi
peneliti
selanjutnya
disarankan agar dapat melanjutkan
penelitian dengan menggunakan variabel
lain
yang
berhubungan
dengan
pengeluaran kolostrum.
- Bagi Petugas kesehatan
Hasil
penelitian
ini
dapat
memberikan masukan kepada profesi
kebidanan dalam meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu
hamil khususnya dalam pemberian health
education
tentang
nutrisi
selama
kehamilan untuk mendukung pemberian
kolostrum secara dini saat persalinan.
DAFTAR PUSTAKA …… .
… …
Bahiyatun (2009). Asuhan Kebidanan
Masa Nifas Normal. Jakarta :EGC.
Bobak, (2004). Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Brenna HM.,dkk. 2011. Ilmu Gizi
Menjadi Sangat Mudah. Jakarta
EGC.
Hidayat, Aziz Alimul, 2007. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis. Jakarta: Salemba Medika.
Kartika (2008). Sehat Setelah Melahirkan
Panduan Pada Ibu Hamil dan
Masa Nifas. Klaten :Kawan Kita
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC
Nursalam.
(2008).
Konsep
dan
Penerapan Metodeologi Penelitian
Ilmu
Keperawatan
Pedoman,
Skripsi, Tesis, Intruksi Penelitian
Keperawatan.
Paath, Erna Francin. (2004) Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta
:EGC.
Raimanah S, (2005). ASI dan Menyusui.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Sarwono, Prawiroharjo. 2008, Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Susi Purwoko (2008). Manajement Berat
Badan Kehamilan. Jakarta.
Suririnah, (2008). Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Soekidjo, N (2005). Metode Penelitian
Kesehatan Jakarta :Renika Cipta.
Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan,
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Walsh, Linda V, (2007). Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. Jakarta:
EGC.
Winkjasastro H, (2007). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBP.SP
Iis Sinsin. (2008). Masa Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta PT. Gramedia.
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015
Download