2012 SISTEM PENCERNAAN MAKANAN Di Ajukan Untuk memenuhi Tugas Akhir TIK OLEH : NENI NURHIDAYAH XI IPA 2 XI IPA 2 SMA NEGERI 1 TALAGA 1/1/2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya.Shalawat beserta salam semoga teteap tercurahkan kepada nabi besar Muhamad Saw yang telah memberikan risalah islam bagi umat manusia. Atas petunjuk dan karunianya saya dapat menyelesaikan Makalah ini,selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Saya akui sepenuhnya dalam penyusuna ini banyak kekurangannya oleh karena itu kritik dan saran yang baik saya harapkan. Talaga,24 November 2012 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua organisme memerlukan suplai tetap zat-zat berenergi tinggi, yang dikenal sebagai makanan, untuk meyediakan bahan bakar bagi kebutuhan-kebutuhan fungsionalnya. Tumbuhan hijau merupakan autotrof (pembuat makanan sendiri) yang umum ditemukan. Tumbuhan tersebut mensintesis makanannya dari zat-zat anorganik sederhana, misalnya CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari. Fungsi memperoleh makanannya dengan cara menyerap zat-zat langsung dari lingkungan di sekitarnya, dan demikian pula halnya denga bakteri nonfotosintetik. Akan tetapi, protozoa (sebuah filum dalam kingdom Protista) dan hewan (heterotrof multiseluler) umumnya menangkap zat makanan dalam jumlah yang relatif besar, berupa organisme utuh (mangsa) atau bagian-bagian organisme. Pemerolehan zat-zat makanan berukuran besar itu dikenali sebagai penagkapan bongkah (bulk capture). Biasanya terdapat aparatis rumit bagi pemecahan makanan secara mekanis, sebab ptongan-potongan yang lebih kecil lebih mudah diproses dan diasimilasi. Akan tetapi, tujuan yang sama dapat tercapai melalui cara-cara kimiawi. Makanan mengandung berbagai zat-zat kimiawi yang kita sebut nutrien. Nutrien menyediakan zat-zat untuk produksi energi, juga zat-zat stuktural untuk pertumbuhandan penjagaan sel. Nutrien-nutrien utama meliputi karbohidrat, protein, dan lipid. Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang lebih sedikit. Protein terutama sangat penting sebagai zat struktural, khususnya karena esensialnya. Karbohidrat dan lipid merupakan penyedia utama energi, tetapi juga memiliki peran struktural, terutama dalam perakitan membranmembran. Banyak hewan yang memakan tumbuhan saja, sehingga dikelompokkan sebagai herbivora. Hewan-hewan lain disebut karnivora karena hanya memakan daging saja. Ada pula hewan lain, misalnya manusia, yang memakan tumbuhan dan juga hewan. Hewan semacam ini disebut omnivora. Semakin bervariasi makanannya, semakin memungkinkan pemenuhan kebutuhan nutrisionalnya. Akan tetapi, ongkos energi untuk memperoleh makanan-makanan tertentu harus pula dipertimbangkan. Banyak hewan yang memiliki peralatan-peralatan rumit untuk menagkap dan merobekrobek mangsanya. Peralatan-peralatan itu misalnya saja kecepatan lari ekstrim, kemampuan untuk meniru latar belakang area peburuan, gigi-gigi tajam pada rahang yang kuat, dan tungkai depan berukuran besar. Organisme-organisme lain, terutama yang bersifat parasitik dan hidup dalam jaringan-jaringan inang, hanya memiliki peralatan memperoleh makanan yang rudimenter. Karena organisme-organisme itu dikelilingi oleh zat-zat makanan sederhana yang terlarut, hanya dibutuhkan pemrosesan minimal. B. Batasan Masalah Batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan makanan. 2. Sistem pencernaan pada manusia. 3. Organ-organ pencernaan pada manusia. C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1) Mengetahui kegunaan bahan makanan bagi tubuh manusia. 2) Mengetahui sistem pencernaan manusia. 3) Mengetahui organ-organ pencernaan pada manusia. BAB II PEMBAHASAN A. Bahan Makanan Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk dirinya, lebih-lebih pada anak yang masih dalam pertumbuhan, sangat memerlukan banyak makanan yang bergizi. Makanan diperlukan sebagai: 1) Bahan pembentuk tubuh yaitu untuk pembentukan dan pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak, 2) Bahan penambah cairan tubuh, 3) Bahan penghasil energi. Jika makanan yang dimakn berlebih, sedang energi yang dikelurkan sedikit maka kelebihan itu dapat disimpa dalam bentuk lemak, tempat penyimpannya antara lain di bawah kulit, di dalam rongga perut dan di sela-sela usus. Agar dapat diserap oleh darah, perlu di ubah menjadi sari makanan yang halus. Sisa makanan yang tidak dapap diserap, dikeluarkan sebagai kotoran. Makin banyak kita mengeluarkan energi, makin banyak pula kita memerlukan makanan. Sebagian makanan yang masuk ke dalam tubuh berguna sebagai bahan pembakar tubuh dalam kegiatan hidup manusia. a. Susunan makanan Semua jenis bahan makanan setelah dicernakan, kemudian diserap oleh darah berupa sarisari makanan yang dapat digolongkan menjadi karbohidrat, protein, lemak, garam mineral, vitamin dan air. Sebagai penghasil energi adalah karbohidrat dari hasil tanaman, serta pengubahan protein dan lemak. Sebagai bahan pembentuk tubuh diperlukan protein, lemak, garam mineral, dan vitamin. Garam mineral dan vitamin diperoleh dari bermacam-macam bahan makanan, sedangkan protein yang diperlukan adalah protein yang berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air diperlukan kebutuhan dalam setiap sel dan jaringan. Semua proses dalam tubuh memerlukan air, sehingga air merupakan kebutuhan vital yang tidak dapat diabaikan. Keperluan akan air sangat berbeda-beda untuk tiap-tiap jaringan. Sebagai zat pelarut, air digunakan sebagai bahan pengangkut dari sel ke sel, juga dari jaringan ke jaringan. Air diperoleh langsung dari minuman (air, teh, kopi) yang diminum atau secara tidak lansung dari buah-buahan, serta makanan lainnya. Pengambilan langsung dari minuman sejumlah 1 liter tiap hari, telah memenuhi kebutuhan sepertiga jumlah air yang diperlukan. Pengaturan air di dalam tubuh dikendalikan oleh hormon, sedangkan kelenjar-kelenjar hipofisis, tiroid dan anak ginjal mengatur keseimbangan cairan darah dan cairan tubuh, serta mengatur penyerapan air oleh usus dan kemudian dikeluarkan melalui ginjal. Makanan yang dimakan, belum dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebelum diserap oleh darah. Supaya bermanfaat maka makanan itu perlu dimakan, dicerna, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Untuk itu dibutuhkan alat-alat pencernaan serta alat transpor. Bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain: a. Karbohidrat Karbohidrat adalah senyawa organic yang menjadi sumber energy bagi manusia dan hewan. Karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak,menjaga keseimbangan asam dan basa ,membentuk stuktur sel ,membantu penyerapan kalsium ,memberi rasa manis pada makanan serta membantu mengeluarkan feses. Karbohidrat dapat di jumpai pada kentang ,beras , mie dan roti b. Protein Protein merupakan makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh setelah air. Protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, menyintesis subtansi-subtansi penting tubuh,menjaga keseimbangan tubuh, menyediakan sumber energy, dll. Protein dapat kita temui pada daging, susu, telur dll sebagai sumber protein hewani dan kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati c. Lemak Lemak adalah senyawa organic yang tidak larut dalam air, namun larut dalam zat pelarut. Fungsi lemak antara lain Sumber energi tetap Pelarut Vitamin A, D , E dan K Pelindung tubuh dari suhu dingin dan luka Penyimpan cadangan makanan Penahan rasa Lapar Lemak dapat di jumpai pada daging , telur , susu , dan ikan ( Lemak Hewani ) serta kedelai , kacang tanah, avokad dan minyak wijen ( Lemak nabati ) d. Vitamin Vitamin adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh . Fungsi Vitamin adalah untuk metabolisme energi , pertumbuhan , dan Koenzim. Vitamin yang dibutuhkan tubuh diantaranya Vitamin A , D , E , C, B1, B2, B3, Folat , B6, B12, Asam Pantotenat, dan Biotin e. Air Air merupakan senyawa yang vital bagi mahluk hidup. Fungsi air bagi tubuh adalah pelarut senyawa organik dan anorganik, mengangkut hasil metabolisme tubuh, menstabilkan suhu tubuh, dll B. Sistem Pencernaan Makanan Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme akan dapat dipertahankan bila makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu reaksi oksidatif yang dapat menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau bagian tubuh guna perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi. Sebagian besar makanan yang digunakan primata (human and non-human primate) dan vertebrata lainnya (baik yang menyusui maupun yang tidak menyusui) mempunyai bentuk kompleks dan tidak larut, sehingga tidak mungkin untuk dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan begitu saja tanpa terlebih dahulu mengalami perubahan melewati aktivitas pencernaan. Pada organisme peringkat rendah, seperti protozoa, dapat memperoleh makananya melalui proses difusi atau fagosita dan dilanjutkan dengan proses pencernaan di dalam selnya. Pada vetebrata terdapat sebuah sistem dengan kekhususan untuk merubah makanan yang masuk ke dalam alat pencernaan menjadi bentuk-bentuk kimia yang secara langsung dapat dicerna oleh usus dan limfe. Beberapa makanan yang telah mempunyai bentuk sederhana tidak memerlukan lagi proses penguraian dan dapat secara langsung bisa diserap oleh saluran pencernaan makanan seperti glukosa, garam-garam yang dapat larut, air, dan beberapa macam makanan lainnya. Sistem pencernaan pada vertebrata terdiri dari bermacam struktur yang mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan sesuai dengan keperluannya setelah melewati kurun waktu adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini tercermin pada sturktur sistem pencernaan vertebrata yang terkait dengan fungsinya sebagai penerima makanan, mecernakannya dan akhirnya menyerapnya untuk kemudian ditransfer ke dalam aliran darah untuk dikirim ke tempat tujuannya. Rongga mulut dengan dibantu kelenjar yang terdapat di sekitarnya dan struktur gigi dan lidah merupakan tempat untuk merubah bentuk makanan yang masuk kedalam bentuk kimia dan fisik untuk memudahkan proses pencernaan selanjutnya. Penghayatan akan adanya makanan dan keinginan untuk mengkonsumsinya dipengaruhi oleh rangsangan sensoris yang sampai ke susunan syaraf pusat melalui beberapa jalur diantaranya yang berkaitan dengan penglihatan, pembauan dan cita rasa. Lambung dapat berfungsi sebagai pengumpulan makakan untuk sementara sampai makanan yang dikonsumsi diubah dalam bentuk yang memungkinkan untuk proses pencernaan yang akan berlangsung di dalam duodenum. Usus halus mempunyai kemampuan untuk melaksanakan beragam proses pencernaan dengan bantuan beragam enzim sebagai katalisator yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan zatzat lain yang dihasilkan oleh sel-sel usus itu sendiri. Di dalam usus halus juga terjadi proses emulsifikasi lemak sehingga bahan ini mudah dicerna oleh enzim tertentu dan lebih mudah diserap oleh usus. Usus besar mempunyai kemampuan untuk melakukan konservasi air, berfungsi sebagai pengumpul sementara hasil pencernaan dan dapat menyerap makanan dari usus besar sangat terbatas. Usus besar juga berfungsi sebagai inkubator bagi beragam bakteri yang berkemampuan untuk mensintesis faktor-faktor nutrisi tertentu yang pada akhirnya memegang peranan dalam status gizi individu yang bersangkutan. Jadi, sistem pencernaan merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhara dengan menggunkan enzim dan organ-organ pencernaan. Pencernaan makanan di dalam tubuh manusia melalui 6 tahap yaitu: a. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut. b. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi. c. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan. d. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, trdapat di lambung. e. Absorbsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus. f. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus. Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari: a. Saluran pencernaan (organ pencernaan yang dilewati oleh bahan makanan), yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar. b. Kelenjar pencernaan (organ pencernaan yang berfungsi menghasilkan getah/enzim pencernaan), yaitu mulut, lambung, usus halus, hati, dan pankreas. Berdasarkan prosesnya, pencernaan dibagi menjadi: a. Pencernaan mekanis, yaitu pencernaan yang menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran makanan, contohnya pencernaan oleh gigi. b. Pencernaan kimiawai, perubahan zat makanan dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (senyawa kimia). C. Organ-Organ Pencernaan 1. Mulut Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit. a. Bibir Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh. Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu. Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir terdapat lapisan otot. Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler. Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis. Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di daerah langitlangit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. b. Gigi Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau gigi sementara. Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8 buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 45 tahun. Rumus gigi: Keterangan: I : Insisivus (gigi seri) C : Caninus (gigi taring) P : Premolare (gigi geraham depan) M : Molare (gigi geraham belakang) Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang rahang. Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari tunica mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan periosteum tulang rahang di bawahnya. Tiap gigi terdiri dari tiga bagian: 1. Mahkota (corona) 2. Leher (cervix) 3. Akar (radix) Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari lapisa email (enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam lapisan gusi. Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari mahkota sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar, sebelah luar dentin disalut oleh lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar lapisan semem ada membran periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan ikat yang mengapur (kalsifikasi). Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi dengan kukuh pada soket rahang. Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak, disebut pulpa. Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh darah, pembuluh limfa dan urat saraf. a. Email adalah lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam dapur. Kandung (matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan oleh ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada kandung terdapat bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh bahan interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang membina prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut oleh organis yang disebut salut email. Prisma dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik. Jika keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina atas garisgaris melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email itu dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis. Paling luar email ada dua lapis, disebut kutikula email. Lapisa ini terdiri dari bahan tanduk (keratin). b. Dentin terdiri atas bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan anorganik (80%) dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Lapisan ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali. Seperti halnya prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak sempit. Berbeda dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk percabanganm dan percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara tabuli ada serat kalogen, yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada juga beberapa yang letaknya miring. Dekat ertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes. Butiran itu terdiri atas bahan tanduk. Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast aktif terus selama gig itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua. Cementm adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada akar gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran periodont, dan berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini berdifusi dari membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah. Lapisan ini adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga komponennya sama seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang khusus, yang disebut sementosit. Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit. Bedanya denga tulang, tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada lempenglempeng lamellae yang bersusun konsentris menyalut akar gigi. Membran periodont mengisi celah antara cementum dan soket tulang rahang. Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam bantalan bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi komponen utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya sekeliling gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat terkandung bahan glikosaminoglikans. Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah perantaraan, disebut precementum. c. Pulpa berisi jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan. a. Lidah Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah. Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam papillae, yaitu: 1. Filiform (terdapat di daerah belakang lidah), 2. Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah), 3. Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada pangkal lidah), dan 4. Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah). Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap kuncup rasa. Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa. Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami pencernaan secara mekanik. b. Kelenjar ludah Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir, selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basa. Keterangan Gambar: 1) Kelenjar Parotis 2) Kelenjar Submaxilaris 3) Kelenjar submandibularis Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli yang disebut adenomer. Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE (hematoxylineosin): 1. Alveoli mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli mucosa adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis. 2. Alveoli serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli serosa agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap zat warna eosin. Kelenjar bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah rahang campuran kedua macam, dengan lebih banyak serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli, sering kali serosa membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar alveoli biasa ditemukan jaringan lemak. Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan nama ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula. 2. Kerongkongan (oesophagus) Kerongkongan disebut juga oesophagus, dari kata oiso = bawa, dan phagelon = mekanan. Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan: 1. Tunica mucosa Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Di beawah lamina propria ada lapisan tambahan, disebut tunica muscularis-mucosa, terdiri atas serat-serat otot polos yang letak-letaknya memanjang dan melingkar. Lamina propria membentuk tonjolan-tonjolan rendah, sehingga tuniac ini jadi bergelombang. Jika makanan lewat gelombang itu hilang dan umen membuka besar. 2. Tunica submukosa Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan banyak pembuluh darah serta urat saraf. 3. Tunica muscularis Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot polos. 4. Tunica serosa Terdiri dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran pencernaan yang di posteriornya. Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar: a. Kelenjar oesophagus Terdapat sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa, dibawah tunica muscularismucosa. Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang bercabang banyak. b. Kelenjar cardia Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang bercabang-cabang. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak ini mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih selama 6 detik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar berikut. Gambar Kerongkongan 3. Lambung (ventrikulus) Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut kardiak, di tengah membulat disebut fundus, dan bagian bawah dekat usus disebut pilorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan chym. Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus. Berikut adalah gambar Lambung: Gambar Lambung Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan asam, berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi sedikit. 4. Usus halus (intestinum tenue) Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (duodenum) panjangnya ± 25 cm , yoyenum (intestinum yoyenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7 m dan ileum (interstimun ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran yang berasal dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari pankreas. Gambar usus halus Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk mengeluarkan hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan pepton menjadi asam amino dan peptida. Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk mengubah zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan, dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai ke penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari makanan diedarkan melalui pembuluhpembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah. 5. Usus besar (intestinum crassum) Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus tebal, pendek dan disebut usus buntu (coecum) mempunyai bagian yang berlebih seperti cacing dinamakan appendix atau umbai cacing. Suatu radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu, yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya. Gambar Usus Besar Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik, usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan rectum (poros usus), sedang muara dari rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar. Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh gangguan pada sistem pencernaan manusia. 1. Gastritis Gastritis berarti peradangan mukosa lambung.Gangguan ini sangat umum terjadi,terutama pada orang yang berusia lanjut.Gastritis jarang menyebabkan gejala gejala yang serius. 2. Diare Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepasang usus besar.Pada diare, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan ileum.Diare ada yang disebabkan oleh bakteri kolera dan terkadang oleh bakteri lain ,seperti bacilus. Yang merupakan patogen usus besar. 3. Peritonium Peritoneum adalah infeksi pada selaput perut Antara lain: 4. Ulkus Ulkus adalah timbulnya radang pada dinding lambung 5. Parotitis Parotitis atau infeksi pada kelenjar parotis. Gangguan ini sering disebut penyakit gondong BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulakan Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk dirinya, lebih-lebih pada anak yang masih dalam pertumbuhan, sangat memerlukan banyak makanan yang bergizi. Makanan diperlukan sebagai: A. Bahan pembentuk tubuh yaitu untuk pembentukan dan pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak, B. Bahan penambah cairan tubuh, C. Bahan penghasil energi. Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjarkelenjarnya dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Dan organ-organ tersebut adalah: Mulut Usus halus Kerongkongan Usus besar Lambung B. Saran Demikian makalah ini kami susun. Dan penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Kami merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “Tak ada gading yang tak retak”. Dalam makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini sedikit banyak kami ucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Fried, Goerge H. 2005. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Nana, dkk. 2009. Buku Sakti. Yogyakarta: Kendi Mas Media. Piliang, Wiranda G. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Bogor: IPB Press. Winatasasmita, Djamhur. 1992. MATERI Pokok Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka. Yatim, wildan. 1996. Histologi biologi modern. Bandung: Tarsito.