n The 9th ACG Cross Training Seminar Pentingnya ‘Business Continuity Plan’ Banyak kisah menarik yang disampaikan anggota ACG seputar pengalaman menjalankan ‘Business Continuity Plan’. Mulai dari evakuasi dalam rangka penanggulangan SARS di Hongkong, hingga kudeta di Thailand yang menyebabkan transaksi pasar modal dihentikan. egiatan tahunan Asia-Pacific Central Securities Depository Group (ACG) Cross Training Seminar yang ke-sembilan kalinya, digelar pada 5-6 Juli 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia. Topik yang dibahas dalam ajang tukar informasi antar Central Securities Depository (CSD) di Asia Pasifik ini adalah Business Continuity Plan (BCP) dalam industri pasar modal. Kegiatan ini diikuti 20 perusahaan dari 14 negara, yaitu: Indonesia, Bangladesh, China, Hongkong, Singapura, Korea, India, Jepang, Maldives, Pakistan, Taiwan, Thailand, Kazakhstan serta tuan rumah Malaysia. KSEI menghadirkan perwakilan dari Divisi Teknologi Informasi (Asep Permata Suryana dan Syarief Bastaman), Divisi Jasa Kustodian Sentral (Hartati Handayani) serta Bagian Audit Internal & Pengelolaan Risiko (Rasmi M. Ramyakin). Sekretariat ACG periode 2006-2007 yang dipegang oleh Pakistan, dalam sambutannya menyampaikan, pada 2007 ini jumlah anggota ACG bertambah dua anggota baru, yaitu: The Central Securities Depository of Kazakhstan dan Vietnam Security Depository Centre (VSD). Kegiatan hari pertama, pada 5 Juli 2007 dibuka oleh presentasi dari Japan Securities Depository Center (JASDEC) yang diwakili Juri Tanaka. Dalam presentasinya, dijelaskan mengenai sejarah terjadinya beberapa kasus dari lembaga-lembaga keuangan sejak tahun 1970 hingga tahun 2007. Disampaikan pula mengenai pentingnya memiliki BCP dalam menghadapi kondisi tak terduga. Acara kemudian dilanjutkan dengan K 4 FOKUSS EDISI 4 • TAHUN 2007 presentasi oleh Prabha Ramanathan yang merupakan pendiri sekaligus anggota Business Continuity Institute, yang berpengalaman membantu perusahaan dalam mendesain, mengembangkan dan mengimplementasikan business continuity & disaster recovery plans. Mengakhiri para pembicara tamu dalam kegiatan tersebut, tampil Giles Elliot yang berasal dari Asia Pacific HSBC Securities. Dalam presentasinya, Elliot menjelaskan mengenai penerapan BCP di HSBC yang memiliki jaringan custodian services di seluruh dunia. BCP menjadi isu yang menarik sejak terjadinya serangan terhadap gedung kembar WTC di Amerika Serikat pada 11 September 2001. Konsentrasi anggota CSD terhadap BCP menarik untuk dibahas mengingat lembaga CSD memegang peranan penting dalam industri pasar modal. Presentasi pertama dari anggota ACG disampaikan wakil dari Bursa Malaysia Berhad sebagai tuan rumah dengan judul “BCP Pandemic Influenza”. Dalam presentasinya dijelaskan bagaimana menangani terjadinya BCP, yaitu dengan melakukan klasifikasi masalah dalam beberapa tahap melalui tindakan proteksi, respon dan klasifikasi fungsi-fungsi kritis. Selanjutnya, delegasi dari Central Depository Company - Pakistan mempresentasikan BCP ketika terjadi kerusuhan akibat kondisi politik negara. Mereka menyampaikan, BCP tidak hanya soal disaster recovery centre. Apabila disaster terjadi, maka bukan hanya system yang harus diselamatkan tetapi kemampuan operasional diupayakan tetap berjalan. Juga, bagaimana melakukan evakuasi terhadap karyawan. Mereka juga menyampaikan hal-hal yang harus diketahui, bahwa BCP adalah suatu proses dimana manusia sebagai desainernya. Tidak hanya desain teknologi, hardware dan software memiliki prosentase 40%. Sisanya 60% adalah proses yang meliputi design, compliance dan perbaikan yang berkelanjutan serta people yang meliputi peraturan dan tanggung jawab, management, pengembangan ketrampilan dan disiplin. Perwakilan dari Hong Kong menyampaikan presentasi dengan judul “Precautionary Measures during Outbreak of SARS”, yang merupakan virus SARS yang berkembang di Hong Kong tahun 2003. BCP yang dilakukan dengan mengisolasi kantor maupun pegawai yang terjangkit virus SARS, berpotensi terjangkit, mengisolasi ruang kerja sampai dengan tindakan merumahkan pegawai yang terjangkit, melakukan pengecekan kesehatan karyawan sehubungan dengan virus yang berkembang, hingga sebagian karyawan melakukan pekerjaan administrasi dari rumah. Pengalaman lain dalam menerapkan BCP disampaikan delegasi dari Thailand Securities Depository (TSD) yang membahas mengenai coup de’tat yang dilakukan pihak militer terhadap Perdana Menteri Thaksin pada tanggal 19 September 2006 yang bertepatan dengan hari libur. Hari berikutnya tanggal 20 September 2006 dinyatakan sebagai hari libur nasional sehingga Bank of Thailand tutup, begitu juga dengan seluruh penyelesaian transaksi bank dan bursa efek maupun seluruh lembaga keuangan juga tutup, sehingga seluruh penyelesaian dilaksanakan pada hari berikutnya. Charlotte Hu dari Taiwan Depository & Clearing Corporation (TDCC)