Materi ISBD III E - Imam Amirul Musthofa

advertisement
Materi Pembelajaran Dalam Pertemuan I
Dr. Khomsatun, M.Pd - Sosial Politik
Hakekat dan Ruang Lingkup ISBD :
1. Dunia Modern
Adalah sebuah sangkar besi system rasional dimana tiada
lubang untuk melepaskan diri darinya.
2. Kapitalisme cenderung menaburkan bibit kehancuran dirinya
sendiri.
3. Kohesi moral dunia modern lebih lemah ketimbang di dalam
masyarakat sebelumnya.
4. Kehidupan perkotaan melahirkan tipe kepribadian khusus.
5. Dalam kehidupan sosial perkotaan, orang cenderung
menggunakan berbagai tindakan teatrikal.
6.
Dunia sosial (social world) ditentukan oleh prinsip hubungan timbal
balik dalam memberi dan menerima.
7. Manusia menciptakan dunia sosial yang pada hakikatnya justru
memperbudak mereka sendiri.
8. Manusia selalu memelihara kapasitas untuk mengubah dunia sosial
yang membelenggu mereka sendiri.
9. Masyarakat adalah sebuah “juggernaut” yang senantiasa
berpeluang mengamuk.
10. Sementara tampak bahwa dunia barat telah mengalami proses
liberalisme, dalam kenyataan dunia barat semakin opresif.
11. Dunia yang memasuki era post modern didefinisikan berdasarkan
ketidak autentikanya, kepalsuan dan simulasi realitasnya.
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP DARI KONTEKS
SOSIAL ADA 14 PARAMETER YANG AKAN KITA
PELAJARI DIANTARNYA :
Parameter 1
Adalah konteks sosial yang menjadi latar belakang
kemunculan suatu teori sosial. Dalam perubahan
sosial akibat dari revolusi baik itu : revolusi sosial,
revolusi industri maupun revolusi hijau (pertanian)
dan revolusi informasi.
Revolusi Sosial : melahirkan suatu situasi yang tidak menentu
(anomaly) artinya tata masyarakat yang lama sudah ditinggalkan dan
yang baru belum melembaga.
Contoh revolusi Perancis yang digerakkan oleh 3 ide :
- Liberty
- egality
- brotherhood.
Dalam upaya itu kalangan perani yang tertindas, kelas menengah
perkotaan yang sesak napas, dan kalangan intelektual sebagai pemberi
arah menghancurkan feodalisme dan melahirkan kapitalisme.
Perubahan besar terjadi dengan perpindahan tenaga kerja pedesaan ke
perkotaan, peralihan system ekonomi dari pertanian tradisional menjadi
keindustri sehingga kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan public
terbuat dari produk industri. Begitu juga dengan pergeseran tenaga
kerja dari pertanian ke industri.
Revolusi Pertanian : terjadi karena penetrasi 4 macam capital
modal, know-how, produk teknologi, dan tenaga ahli. Pertanian
perkotaan ke pedesaan dapat diwujudkan dengan revolusi
pertanian. Sehingga untuk meningkatkan produksi pertanian
secara besar – besaran.
Revolusi Industri: menarik tenaga kerja dari pedesaan maka
revolusi pertanian justru menyingkirkan tenaga kerja dari
pedesaan mendorong urbanisasi.
Revolusi Informasi : yang menyangkut semua kalangan yang
disampaikan melalui berbagai media dengan kecepatan yang
tinggi membanjiri manusia, menghilangkan jarak dan waktu
diantara manusia dan masyarakat. Perubahan sosial dalam
lingkup besar menghasilkan sejumlah realitas sosial yang pada
gilirannya melahirkan teori sosial. Sosiologi justru lahir dan
berkembang untuk menjelaskan perubahan sosial dalam
masyarakat.
Parameter 2 : Realitas Sosial  Melahirkan Teori Sosial
Fenomena disintegrasi sosial  realitas sosial produk dari revolusi
sosial. Hal ini merupakan poduk revolusi sosial yang merupakan
penjabaran dari liberty, equality dan brotherhood yang belum di
internalisasikan oleh warga masyarakat.
Fenomena eksploitasi dari suatu kelas terhadap kelas lain merupakan
realitas sosial yang dihasilkan revolusi industri. Di inggris menimbulkan
pergeseran pekerjaan angkatan kerja dari pertanian ke industri dan
pergeseran sarana kehidupan rumah tangga dan masyarakat dari produk
tanah, batu, kayu, keproduk industri yang terbuat dari hasil pengolahan
bahan mentah. Revolusi industri memunculkan system ekonomi
kepitalisme. Hal ini dapat menimbulkan ketimpangan diantaranya adalah :
1. yang hidup berkelimpahan berkeuntungan dari komoditi dengan
eksploitasi.
2. Memberi upah yang rendah yang dengan kehidupan yang sangat
kekurangan.
Kedua kelompok tersebut dapat menimbulkan suatu gesekan alienasi tidak
saja terjadi pada pekerjaan akan tetapi juga pada hasil kerja. Maka karl marx
menamai kedua kelompok ini adalah borjuis (pemilik modal yang menguasai) dan
proletar (pekerja yang dikuasai). Dari kedua kelompok ini menimbulkan konflik
karena kaum borjuis selalu meningkatkan keuntungan (akumulasi modal)
sedangkan proletar menuntut upah yang manusiawi bahkan mereka
memperjuangkan perubahan sistem ekonomi
Revolusi pertanian menimbulkan polarisasi sosial pedesaan yang
mengakibatkan terjadinya urbanisasi. Hal ini ditandai dengan penetrasi jenis
capital (modal, perangkat lunak alias know-how, perangkat keras atau produk
teknologi, dan tenaga ahli atau human capital) kepedesaan yang menyebabkan
pola hubungan patron dengan klien memudar sebab pemilik tanah menjadi
rasional komersial, sedangkan yang tidak mempunyai tanah (buruh tani) dan
perempuan kehilangan lahan pekerjaan maka terpaksa mereka bermigrasi keluar
negeri. Oleh sebab itu revolusi hijau menyebabkan kemunculan polarisasi struktur
sosial pedesaan dan urbanisasi dan TKI ke luar negeri
Parameter 3 : Pengaruh Pemikiran dan / atau Teori
Pemikiran mempengaruhi filsafat ilmu pengetahuan seperti
rasionalisme vs empirisme, deduktif vs induktif, nomologikalisme vs
historisme. Rasionalisme memandang pernyataan benar kalau dapat
dijelaskan secara akal budi, sedangkan empirisme memandang suatu
pernyataan benar bila dapat dibuktikan secara factual.
Paradigma positivistic dalam memandang ilmu sosial sebagai
pernyataan ilmiah yang dijelaskan dengan akal budi dan dibuktikan
secara empiris.
Selain filsafat Ilmu Pengetahuan adalah paham tentang
perkembangan masyarakat secara perkembangan progresif dan linier,
perkembangan masyarakat secara siklus (dari zaman edan ke zaman
emas demikian juga sebaliknya), perkembangan masyarakat secara
Iregresif, dan perkembangan secara dialektika.
Pemikiran social progress lahir dari keyakinan bahwa manusia memperbaiki
struktur sosial, ekonomi dan politik. Tokoh ini adalah August Comte dan Herbert
Spencer. Gagasan Protogress proses perubahan akan terjadi begitu manusia
menerapkan reasons and skills perubahan bukanlah suatu takdir melainkan hasil
upaya manusia.
Tidak ada teori lahir tanpa dipengaruhi oleh teori lain sebelumnya. Teori
sosial dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu :
1. Analisis fungsional oleh Robert King Merton tidak dapat dipahami bila
belum membaca teori struktur fungsioal dari Talkot Parsons. Karena R.K
Merton teorinya sebagai koreksi atas perkembangan teori Parson. Teori
konflik oleh Ralf Dahrendorf merumuskan teori sebagai koreksi dan
pengembangan terhadap teori konflik Karlk Mark.
2. Teori sosial dapat dikatakan mempengaruhi teori lain bila muncul teori baru
maka teori sosial tersebut untuk mengkonter teori sebelumnya. Teori sosial
Max Waber mengkonter teori sosial Karl Mark. Karl Mark mengatakan body
menentukan mind (materialis menentukan idealisme) Direspons oleh Max
dengan mind menentukan mind dalam buku Protestant Ethics and Spiirit of
Capitalism. Gorge Ritzer dalam bukunya teori sosiologi modern.
Karl Mark membatasi stratifikasi sosial lainnya hanya
dalam bentuk kelas, sedangkan Weber memperluas
memjadi status, (dalam arti berbeda), dan kekuasaan.
Karl Mark melukiskan agama sebagai opium bagi
mausia. Max Weber mengklasifikasika keberagaman
menjadi orientasi ke dunia lain dan asketisme.
Parameter 4 :
Latar belakang pribadi dan sosial teoritis. Dimana teori sosial ini
menjelaskan tentang pribadi dan sosial teoritis.
Contoh : Kapan kamu dilahirkan, oleh siapa, kapan, berasal dari
lingkungan sosial apa, apa pengaruh orang tua terhadap perkembangan
pribadinya, menempuh pendidikan macam apa, dibawah bimbingan
siapa, bekerja dalam lingkungan apa menjalani gaya hidup macam apa,
dan menikah dengan siapa dan dari lingkungan apa, semuanya
merupakan latar belakang pribadi sosial seseorang yang dapat
mempengaruhi minat, pemikiran, dan teori yang dirumuskan. Silahkan
membaca The Man, dan bagian The Sosial Context teori klasik yang
ditulis Lewis A. Caser. Begitu juga dalam bukunya Karl Marx dan Teori
social kontemporer oleh George Ritzer.
Karl Marx berasal dari keluarga borjuis (anak
pengacara terkenal) kemudian menjadi pengikut Hegel
(Idealisme – histris yang dialektik) pada usia muda (Young
Hegelian), menjadi seorang teoritis materialism – historis
yang dialektik dan menjadi penganut paham komunis
ketika dewasa.
Mengapa Emile Durkheim berasal keluarga pendeta
Yahudi menjadi Katolik, kemudian menjadi diagnostic dan
mengemukakan teori agama sebagai ritual yang sakral.
Parameter 5 :
Untuk mengevaliasi suatu teori sosial adalah : pertanyaan teoritis yang
diajukan.
Paradigma pasitivitik dalam sosiologi mengajukan pertanyaan mengenai
kesenjangan antara seharusnya (good society) dengan kenyataan senyatanya.
Tidak benar jika sosiologi itu dikatakan ilmu sosial bebas nilai. Yang benar adalah
nilai itu sebagai asumsi.
- “Mengapa terjadi disintegrasi sosial” (berbagai macam bentuknya) sebab
mereka menganggap good society adalah masyarakat yang terintegrasi.”
- “Mengapa terjadi penindasan” (berbagai macam bentuknya) sebab mereka
menganggap good socuety adalah masyarakat egalitarian.
- “Mengapa memilih keputusan alternative yang paling rasional dalam arti
instrumental” sebab menganggap good society adalah masyarakat yang
menjamin kebebasan individu mngejar kebahagiaan (free to pursuit of
happiness).
Sebaliknya Paradigma interaktif dalam ilmu sosial
mengajukan pertanyaan mengenai makna suatu tindakan,
syimbol atau teks bagi yang melakukan interaksi. Adapun
pertanyaan yang diajukan menyangkut makna dalam arti “tujuan
tindakan bagi pelakunya” (weber) juga menyangkut makna dalam
arti “pemahaman yang paling signifikan” bagi pelakunya
(Gadamer). Jadi paradima interpretatif adalah memandang nilai
melandasi dan melatar belakangi tindakan manusia. Sedangkan
paradigma
positivistik
mengajukan
pertanyaan
untuk
mendapatkan penjelasan (explanation), sedangkan paradigma
interpretative mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan
pemahaman (understanding).
Parameter 6 :
Untuk mengevaluasi suatu teori sosial adalah jenis penjelasan
yang ditawarkan oleh suatu teori sosial atau jenis pemahaman
yang ditawarkan suatu teori sosial. Robert Brown membedakan 6
jenis penjelasan yaitu :
- Penjelasan genetik
- Intensional
- Disposisional
- Alasan
- Fungsional
- Empiris.
Penjelasan genetik atau historis baik yang historis idealism maupun
historis materialism. Historis memandang kemunculan fenomena sosial
yang masa lampau. Penjelasan intensional dapat dipilah menjadi dua :
1. Intensional yang rasional-instrumental (pilihan rasional).
2. Intensional yang rasional bertujuan.
Contoh : pada pemilihan umum yang pemilih memilih nilai alternatif
kebijakan atau banyak manfaat dari pada resikonya.
Penjelasan fungsional memandang kemunculan suatu
fenomena sosial yang bertahan terus atau dampak positif bagi
masyarakat. Kemunculan suatu fenomena sosial dicari belakang
(karena sebab selalu mendahuluiakibat). Mak pemahaman suatu
realitas sosial tidak dicari kebelakang melainkan kedepan berupa
tujuan yang hendak dicapai.
Contoh : King Henry Ke VIII Inggris mencaraikan Rtu Katerina? Dua
jawaban atas pertanyaan tersebut : kalau jawaban
diberikan “karena Ratu Katerina tidak mampu
memberikan keturunan anak lelaki sebagai putra
mahkota,” maka jawaban ini dikategorikan sebagai
penjelasan. Namun apabila penjelasan diberikan “Agar
Raja dapat kawin lagi”, maka jawaban ini dikategorikan
sebagai pemahaman.
Parameter 7 :
Dalam mengevaluasi suatu teori sosial adalah mengidentifikasikan kata-kata
kunci (key word) atau sejumlah konsep utama yang terkandung dalam proposisi,
dan hubungan antar kata kunci dalam proposisi yang diajukan suatu teori sosial.
Emile Durkheim menggunakan tiga kata kunci dalam menjelaskan fenomena binuh
diri (suicide yang dikategorikan sebagai perilaku yang menyimpang) yaitu
disintegrasi sosial, anomie, dan bunuh diri. Proposisi yang diajukan yaitu : orangorang yang tidak menjadi bagian dari masyarakat dan merasa tidak terikat dengan
nilai dan norma masyarakat (disintegrasi sosial)orang-orang yang tidak memiliki
nilai dan norma sosial sebagai pegangan hidup (anomie)  bunuh diri.
Penganut Protestan cenderung bunuh diri dari pada penganut Katolik,
bujangan cenderung bunuh diri dari pada yang berpasangan, dan orang sipil lebih
banyak bunuh diri dari waktu perang dari pada tentara, tentara lebih banyak
bunuh diri dari pada masa damai. Penganut Protestan, bujangan, tentara pada
masa damai, sipil pada masa perang adalah orang-orang cenderung mengalami
disintegasi sosial.
Parameter 8 :
Untuk mengevaluasi teori sosial adalah jenis realitas sosial yaitu : Apakah
termasuk jenis fakta sosial, definisi sosial, atau perilaku sosial. Realitas sosial berupa
fakta sosial yangt ditandai dengan perilaku yang mengatasi kasus konkret yangt dapat
diobservasi secara empiris dengan menggunakan panca indra dan dapat diukur secara
objektif. Teori sosial yang menggunakan realitas sosial, fakta sosial sebagai bukti
pendukung adalah teori setructural adalah fungsional, teori struktural konflik, dan teori
strukturalisme. Sehingga Paradigma positivistik dalam ilmu sosial mengamati dan
mengkaji realitas sosia; sebagai fakta.
Realitas berupa devisi sosial sebagai produk hasil konstruksi manusia karena
tindakan manusia adalah produk dari hasil interpretasinya terhadap simbol (idea, peran
dan objek) Paradigma interpretative mengamati dan menkaji realitas sosial berupa
definisi sosial. Objectivitas memang tidak dikenal dalam paradigma interpretative
melainkan lebih mengenal pemahaman intersubjectiv. Teori sosial yang menggunakan
realitas sosial berupa devinisi sosial sebagai bukti pendukung adalah teori interaksi
simbolis, teori fenomenologi dan teori etnometodologi. Jenis realitas yang lain adalah
hypereality yang dikemukakan oleh semiotics seperti Jean baudillarde dan umberto
eco.
Hiper-realitas ketidak mampuan kesadaran membedakan apa
yang nyata dan tidak nyata. Baudrillarde merumuskan realitas
sebagai “The simulation of somet hing which never realy existed,”
sedangkan umberno eco merumuskan hiper-realitas sebagai “The
fir tual irreality.” Hiper-realitas suatu product, misalnya image,
citra, dan harapan, akan sesuatu product kenyataan produk itu
sendiri. Para ahli somiotic menggambarkan hiper-realitas sebagai
realitas yang tidak memiliki rujukan realitas. Sehingga hiperrealitas diexploitasi dalam periklanan untuk hampir semua hal.
Periklanan menggunakan dunia palsu untuk mendifinisikan pada
setiap orang suatu karakter yang diinginkan. Periklanan menjual
kepada publik suatu citra dengan harapan mereka membeli gaja
hidup seperti yang diinginkan.
Parameter 9 :
Adalah lingkup realitas sosial yang dijangkau dan dicakup
teori sosial tersebut. Ada tida cakupan lingkup mikro, lingkup
menengah dan lingkup makro.
- Lingkup mikro adalah individulah yang menjadi unit
analisis kajian suatu realitas sosial, apabila tidak berlaku
digunakan lingkup terbatas. Kajian lingkup mikro
menyangkut jenis realitas fakta sosial dan jenis realitas
difinisi sosial hal ini dikemukakan oleh : Teori sosial
dramuturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman.
-
Lingkup makro adalah bentuk struktul sosial yang
menjadi unit analisis dan
hasil berlaku umum. Teori sosial berlingkup makro yang
dikemukakan oleh Talcott Parsons. Kajian lingkup makro
dapat menyangkut jenis realitas sosial fakta sosial dan
jenis realitas sosial definisi sosial.
-
Lingkup menengah dikemukakan oleh Robert K Merton
menggunakan analisis fungsional dengan jenis realitas
sosial yang menjadi kategori yang :
1. Mikro fakta sosial, 2. Mikro definisi sosial,
3. Makro fakta sosial , 4. Makro sosial.
Contoh :
1. Apa makna bubak bagi petani bali ? Pertanyaan
termasuk mikro-definisi sosial.
2. Lembaga publik apa sajakah yang menurut saudara
paling korup diindonesia ? Pertanyaan tersebut
makro - definisi sosial.
3. Mengapa sebagian besar suara diberiakan Joko
Widodo dan Yusuf Kalla lebih dari 60% untuk presiden
dan wakil presiden ? Pertanyaan tersebut termasuk
makro-fakta sosial.
4. Mengapa petani melakukan perlawanan tehadap
perangkat desa ? Pertanyaan termasuk mikro-fakta
sosial Tugas saudara sesuai dengan jurusan.
Parameter 10 :
Siapa aktor otonom (sipa yang menentukan realitas sosial) dalam teori sosial
tersebut adalah individu (self), struktur atau tautan (linkage) individu dan struktur ?
Teori interaksi simbolis, fenomenologi, dan pilihan rasional adalah sejumlah teori
sosial yang menempatkan individu sebagai subjek/aktor otonom yang menentukan
realitas sosial. Teori sosial yang menempatkan individu sebagai subjek tersebut
voluntaristik. Teori struktural-fungsional, struktur konflik, dan strukturaristik adalah
sejumlah teori sosial yang, menempatkan struktur sebagai aktor otonom yang
menentukan realitas sosial.
Teori sosial yang mendapatkan struktur sebagai penentu realitas sosial disebut
deterministic. Teori sosial struktural (agency-struktur) dari Anthony Gidden, social
construction of reality (eksternalisasi  objektivasi  internalisasi) dari Peter Berger
dan Thomas Luckman, dan social practice sebagai produk interaksi antara habitus and
field dari Pierre Bourdieu, merupakan sejumlah teori sosial yang menjelaskan fenomena
social sebagai produk interaksi atau tautan antara individu dengan struktur.
Parameter 11 :
Adalah lokus penjelasan yang otonom atau factor yang menentukan realitas
sosial. Apakah body (kondisi material, perilaku yang mempola, kepentingan)
menentukan mind (ide, kesadaran, budaya, keyakinan) atau sebaliknya mind lah
yang menentukan body? Manusia memandang bahwa dua unsur utama adalah :
tubuh (body) pikirean (mind).
Orang indonesia mengungkapkan yang ada adalah jiwa dan raga, sedangkan
soul (jiwa) hal tersebut juga sudah dikatakan mind. Teori Struktur-konflik Marxian
dan neo Marxian pilihan rasional menempatkan body sebagai penjelasan (explanan)
yamg otonom terhadap mind sehingga body merupakan posisi independen. Email
Durkhiem ( suicide, division of labour, dan elementary forms of religius life ),
masyarakat sebagai sistem social Talcott Parsons, dan analisis fungsional oleh
Robert k Merton adalah teoari sosial yang menempatkan mind sebagai factor
penjelasan terhadap realitas sosial. Bisa juga Body  Body atau Mind  Body 
Mind atau Body  Mind  Body.
Parameter 12 :
Adalah tentang asumsi tentang individu dan masyarakat :
1. Masyarakat dipandang sebagai penjumlahan individu
artinya masyarakat suara terbanyak.
2. Manusia adalah makhluk sosial sehingga individu foto
copy masyarakat
3. Manusia dipandang sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosial sehingga terjadi interaksi antara individu
sebagai entitas sendiri dengan masyarakat sebagai
entisi.
Parameter 13 :
Adalah metodologi yang digunkaan :
1. Individu merupakan makhluk pribadi
2. Individu menciptakan realitas sosial
3. Jenis realitas yang diungkap adalah definisi sosial
4. Mencari informasi / data kepada individu bukan
sebagai responden melainkan sebagai subyek
5. Subyek adalah representasi suatu pemahaman
fenomena yang memiliki kemampuan mendeskripsikan
interpretasinya
6. Informasi yang dicari dari individu sebagai subyek
keseluruhan suatu realitas
7. Sejumlah teori digunakan penelitian secara realitas
8. Informasi dari subyek diperoleh dengan menggunakan
dialog partisipasi
9. Penelitian dilakukan untuk mengungkapkan secara
terbuka
10.Hasil interpetasi subyek terhadap realitas sosial disajikan
secara naratif
11.Kredibilitas informasi dilakukan secara keseluruhan,
lengkap, dan sesuai dengan perkataan, tindakan dan
maksud hati.
12. Representasi memiliki karakteristik yang kuat dan jelas.
13.Kesimpulan yang komplek dan realitas yang komplek
pula.
Metodologi strukturalisme menggunakan paradigma positivistic
yang ditandai dengan karakteristik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Individu adalah foto copy makhluk sosial dan masyarakat
Struktur menciptakan realitas
Jenis realitas fakta sosial yang empiris obyektif
Responden bagian dari sempel untuk menjelaskan populasi
Informasi bisa dilakukan dengan mewakili respon
Informasi menggunakan kuisioner
Peneliti dipandang sebagai yang tetralik
Informasi dipakai untuk menjawab masalah dalam rangka menguji
hipotesis
9. Parameter yang digunakan menilai informasi yang terkumpul adalah
validitas dan rehabilitas data
10.Data disajikan dengan kuantitatif dengan rumus statistic
11.Kesimpulan ditari dengan signifikan atau tidak
12.Kesimpulan berlaku universal
Parameter 14 :
Adalah bias (keperpihakan) nilai, untuk kepentingan siapa yang memerlukannya :
1. ISBD sebagai mata kulia berkehidupan bermasyarakat dan program
pendidikan umum. Dengan tujuan membantu para mahasiswa untuk
memahami secara lebih baik gagasan ilmu sosial budaya yang dipelajari untuk
mengenal lebih konkrit dan jelas mengenai teori sosial yang harus dipahami
untuk digunakan bila telah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
2. ISBD sebagai alternative pemecahan masalah sosial budaya. Dalam
mempelajari sosial budaya teori yang telah dikenal hendaknya sebagi
pedoman yang jelas untuk memecahkan masalah yang ada di dalam
masyarakat yang harus peka akan apa yang berlaku dalam lingkungan dalam
masyarakat baik itu bahasa, adat, perilaku dan tata cara dalam masyarakat
dan teori sosial apa yang dapat digunakan untuk dapat memecahkan masalah
tersebut. Kebudayaan menurut E.B. Tylor “Kebudayaan adalah komplek yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat
dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selamat belajar penuh
semangat & dedikasi yang
tinggi.
Semoga SUKSES
Amin.
Download