Materi Pembelajaran Dalam Pertemuan I Dr. Khomsatun, M.Pd - Sosial Politik Hakekat dan Ruang Lingkup ISBD : 1. Dunia Modern Adalah sebuah sangkar besi system rasional dimana tiada lubang untuk melepaskan diri darinya. 2. Kapitalisme cenderung menaburkan bibit kehancuran dirinya sendiri. 3. Kohesi moral dunia modern lebih lemah ketimbang di dalam masyarakat sebelumnya. 4. Kehidupan perkotaan melahirkan tipe kepribadian khusus. 5. Dalam kehidupan sosial perkotaan, orang cenderung menggunakan berbagai tindakan teatrikal. 6. Dunia sosial (social world) ditentukan oleh prinsip hubungan timbal balik dalam memberi dan menerima. 7. Manusia menciptakan dunia sosial yang pada hakikatnya justru memperbudak mereka sendiri. 8. Manusia selalu memelihara kapasitas untuk mengubah dunia sosial yang membelenggu mereka sendiri. 9. Masyarakat adalah sebuah “juggernaut” yang senantiasa berpeluang mengamuk. 10. Sementara tampak bahwa dunia barat telah mengalami proses liberalisme, dalam kenyataan dunia barat semakin opresif. 11. Dunia yang memasuki era post modern didefinisikan berdasarkan ketidak autentikanya, kepalsuan dan simulasi realitasnya. HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP DARI KONTEKS SOSIAL ADA 14 PARAMETER YANG AKAN KITA PELAJARI DIANTARNYA : Parameter 1 Adalah konteks sosial yang menjadi latar belakang kemunculan suatu teori sosial. Dalam perubahan sosial akibat dari revolusi baik itu : revolusi sosial, revolusi industri maupun revolusi hijau (pertanian) dan revolusi informasi. Revolusi Sosial : melahirkan suatu situasi yang tidak menentu (anomaly) artinya tata masyarakat yang lama sudah ditinggalkan dan yang baru belum melembaga. Contoh revolusi Perancis yang digerakkan oleh 3 ide : - Liberty - egality - brotherhood. Dalam upaya itu kalangan perani yang tertindas, kelas menengah perkotaan yang sesak napas, dan kalangan intelektual sebagai pemberi arah menghancurkan feodalisme dan melahirkan kapitalisme. Perubahan besar terjadi dengan perpindahan tenaga kerja pedesaan ke perkotaan, peralihan system ekonomi dari pertanian tradisional menjadi keindustri sehingga kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan public terbuat dari produk industri. Begitu juga dengan pergeseran tenaga kerja dari pertanian ke industri. Revolusi Pertanian : terjadi karena penetrasi 4 macam capital modal, know-how, produk teknologi, dan tenaga ahli. Pertanian perkotaan ke pedesaan dapat diwujudkan dengan revolusi pertanian. Sehingga untuk meningkatkan produksi pertanian secara besar – besaran. Revolusi Industri: menarik tenaga kerja dari pedesaan maka revolusi pertanian justru menyingkirkan tenaga kerja dari pedesaan mendorong urbanisasi. Revolusi Informasi : yang menyangkut semua kalangan yang disampaikan melalui berbagai media dengan kecepatan yang tinggi membanjiri manusia, menghilangkan jarak dan waktu diantara manusia dan masyarakat. Perubahan sosial dalam lingkup besar menghasilkan sejumlah realitas sosial yang pada gilirannya melahirkan teori sosial. Sosiologi justru lahir dan berkembang untuk menjelaskan perubahan sosial dalam masyarakat. Parameter 2 : Realitas Sosial Melahirkan Teori Sosial Fenomena disintegrasi sosial realitas sosial produk dari revolusi sosial. Hal ini merupakan poduk revolusi sosial yang merupakan penjabaran dari liberty, equality dan brotherhood yang belum di internalisasikan oleh warga masyarakat. Fenomena eksploitasi dari suatu kelas terhadap kelas lain merupakan realitas sosial yang dihasilkan revolusi industri. Di inggris menimbulkan pergeseran pekerjaan angkatan kerja dari pertanian ke industri dan pergeseran sarana kehidupan rumah tangga dan masyarakat dari produk tanah, batu, kayu, keproduk industri yang terbuat dari hasil pengolahan bahan mentah. Revolusi industri memunculkan system ekonomi kepitalisme. Hal ini dapat menimbulkan ketimpangan diantaranya adalah : 1. yang hidup berkelimpahan berkeuntungan dari komoditi dengan eksploitasi. 2. Memberi upah yang rendah yang dengan kehidupan yang sangat kekurangan. Kedua kelompok tersebut dapat menimbulkan suatu gesekan alienasi tidak saja terjadi pada pekerjaan akan tetapi juga pada hasil kerja. Maka karl marx menamai kedua kelompok ini adalah borjuis (pemilik modal yang menguasai) dan proletar (pekerja yang dikuasai). Dari kedua kelompok ini menimbulkan konflik karena kaum borjuis selalu meningkatkan keuntungan (akumulasi modal) sedangkan proletar menuntut upah yang manusiawi bahkan mereka memperjuangkan perubahan sistem ekonomi Revolusi pertanian menimbulkan polarisasi sosial pedesaan yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi. Hal ini ditandai dengan penetrasi jenis capital (modal, perangkat lunak alias know-how, perangkat keras atau produk teknologi, dan tenaga ahli atau human capital) kepedesaan yang menyebabkan pola hubungan patron dengan klien memudar sebab pemilik tanah menjadi rasional komersial, sedangkan yang tidak mempunyai tanah (buruh tani) dan perempuan kehilangan lahan pekerjaan maka terpaksa mereka bermigrasi keluar negeri. Oleh sebab itu revolusi hijau menyebabkan kemunculan polarisasi struktur sosial pedesaan dan urbanisasi dan TKI ke luar negeri Parameter 3 : Pengaruh Pemikiran dan / atau Teori Pemikiran mempengaruhi filsafat ilmu pengetahuan seperti rasionalisme vs empirisme, deduktif vs induktif, nomologikalisme vs historisme. Rasionalisme memandang pernyataan benar kalau dapat dijelaskan secara akal budi, sedangkan empirisme memandang suatu pernyataan benar bila dapat dibuktikan secara factual. Paradigma positivistic dalam memandang ilmu sosial sebagai pernyataan ilmiah yang dijelaskan dengan akal budi dan dibuktikan secara empiris. Selain filsafat Ilmu Pengetahuan adalah paham tentang perkembangan masyarakat secara perkembangan progresif dan linier, perkembangan masyarakat secara siklus (dari zaman edan ke zaman emas demikian juga sebaliknya), perkembangan masyarakat secara Iregresif, dan perkembangan secara dialektika. Pemikiran social progress lahir dari keyakinan bahwa manusia memperbaiki struktur sosial, ekonomi dan politik. Tokoh ini adalah August Comte dan Herbert Spencer. Gagasan Protogress proses perubahan akan terjadi begitu manusia menerapkan reasons and skills perubahan bukanlah suatu takdir melainkan hasil upaya manusia. Tidak ada teori lahir tanpa dipengaruhi oleh teori lain sebelumnya. Teori sosial dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu : 1. Analisis fungsional oleh Robert King Merton tidak dapat dipahami bila belum membaca teori struktur fungsioal dari Talkot Parsons. Karena R.K Merton teorinya sebagai koreksi atas perkembangan teori Parson. Teori konflik oleh Ralf Dahrendorf merumuskan teori sebagai koreksi dan pengembangan terhadap teori konflik Karlk Mark. 2. Teori sosial dapat dikatakan mempengaruhi teori lain bila muncul teori baru maka teori sosial tersebut untuk mengkonter teori sebelumnya. Teori sosial Max Waber mengkonter teori sosial Karl Mark. Karl Mark mengatakan body menentukan mind (materialis menentukan idealisme) Direspons oleh Max dengan mind menentukan mind dalam buku Protestant Ethics and Spiirit of Capitalism. Gorge Ritzer dalam bukunya teori sosiologi modern. Karl Mark membatasi stratifikasi sosial lainnya hanya dalam bentuk kelas, sedangkan Weber memperluas memjadi status, (dalam arti berbeda), dan kekuasaan. Karl Mark melukiskan agama sebagai opium bagi mausia. Max Weber mengklasifikasika keberagaman menjadi orientasi ke dunia lain dan asketisme. Parameter 4 : Latar belakang pribadi dan sosial teoritis. Dimana teori sosial ini menjelaskan tentang pribadi dan sosial teoritis. Contoh : Kapan kamu dilahirkan, oleh siapa, kapan, berasal dari lingkungan sosial apa, apa pengaruh orang tua terhadap perkembangan pribadinya, menempuh pendidikan macam apa, dibawah bimbingan siapa, bekerja dalam lingkungan apa menjalani gaya hidup macam apa, dan menikah dengan siapa dan dari lingkungan apa, semuanya merupakan latar belakang pribadi sosial seseorang yang dapat mempengaruhi minat, pemikiran, dan teori yang dirumuskan. Silahkan membaca The Man, dan bagian The Sosial Context teori klasik yang ditulis Lewis A. Caser. Begitu juga dalam bukunya Karl Marx dan Teori social kontemporer oleh George Ritzer. Karl Marx berasal dari keluarga borjuis (anak pengacara terkenal) kemudian menjadi pengikut Hegel (Idealisme – histris yang dialektik) pada usia muda (Young Hegelian), menjadi seorang teoritis materialism – historis yang dialektik dan menjadi penganut paham komunis ketika dewasa. Mengapa Emile Durkheim berasal keluarga pendeta Yahudi menjadi Katolik, kemudian menjadi diagnostic dan mengemukakan teori agama sebagai ritual yang sakral. Parameter 5 : Untuk mengevaliasi suatu teori sosial adalah : pertanyaan teoritis yang diajukan. Paradigma pasitivitik dalam sosiologi mengajukan pertanyaan mengenai kesenjangan antara seharusnya (good society) dengan kenyataan senyatanya. Tidak benar jika sosiologi itu dikatakan ilmu sosial bebas nilai. Yang benar adalah nilai itu sebagai asumsi. - “Mengapa terjadi disintegrasi sosial” (berbagai macam bentuknya) sebab mereka menganggap good society adalah masyarakat yang terintegrasi.” - “Mengapa terjadi penindasan” (berbagai macam bentuknya) sebab mereka menganggap good socuety adalah masyarakat egalitarian. - “Mengapa memilih keputusan alternative yang paling rasional dalam arti instrumental” sebab menganggap good society adalah masyarakat yang menjamin kebebasan individu mngejar kebahagiaan (free to pursuit of happiness). Sebaliknya Paradigma interaktif dalam ilmu sosial mengajukan pertanyaan mengenai makna suatu tindakan, syimbol atau teks bagi yang melakukan interaksi. Adapun pertanyaan yang diajukan menyangkut makna dalam arti “tujuan tindakan bagi pelakunya” (weber) juga menyangkut makna dalam arti “pemahaman yang paling signifikan” bagi pelakunya (Gadamer). Jadi paradima interpretatif adalah memandang nilai melandasi dan melatar belakangi tindakan manusia. Sedangkan paradigma positivistik mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan (explanation), sedangkan paradigma interpretative mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman (understanding). Parameter 6 : Untuk mengevaluasi suatu teori sosial adalah jenis penjelasan yang ditawarkan oleh suatu teori sosial atau jenis pemahaman yang ditawarkan suatu teori sosial. Robert Brown membedakan 6 jenis penjelasan yaitu : - Penjelasan genetik - Intensional - Disposisional - Alasan - Fungsional - Empiris. Penjelasan genetik atau historis baik yang historis idealism maupun historis materialism. Historis memandang kemunculan fenomena sosial yang masa lampau. Penjelasan intensional dapat dipilah menjadi dua : 1. Intensional yang rasional-instrumental (pilihan rasional). 2. Intensional yang rasional bertujuan. Contoh : pada pemilihan umum yang pemilih memilih nilai alternatif kebijakan atau banyak manfaat dari pada resikonya. Penjelasan fungsional memandang kemunculan suatu fenomena sosial yang bertahan terus atau dampak positif bagi masyarakat. Kemunculan suatu fenomena sosial dicari belakang (karena sebab selalu mendahuluiakibat). Mak pemahaman suatu realitas sosial tidak dicari kebelakang melainkan kedepan berupa tujuan yang hendak dicapai. Contoh : King Henry Ke VIII Inggris mencaraikan Rtu Katerina? Dua jawaban atas pertanyaan tersebut : kalau jawaban diberikan “karena Ratu Katerina tidak mampu memberikan keturunan anak lelaki sebagai putra mahkota,” maka jawaban ini dikategorikan sebagai penjelasan. Namun apabila penjelasan diberikan “Agar Raja dapat kawin lagi”, maka jawaban ini dikategorikan sebagai pemahaman. Parameter 7 : Dalam mengevaluasi suatu teori sosial adalah mengidentifikasikan kata-kata kunci (key word) atau sejumlah konsep utama yang terkandung dalam proposisi, dan hubungan antar kata kunci dalam proposisi yang diajukan suatu teori sosial. Emile Durkheim menggunakan tiga kata kunci dalam menjelaskan fenomena binuh diri (suicide yang dikategorikan sebagai perilaku yang menyimpang) yaitu disintegrasi sosial, anomie, dan bunuh diri. Proposisi yang diajukan yaitu : orangorang yang tidak menjadi bagian dari masyarakat dan merasa tidak terikat dengan nilai dan norma masyarakat (disintegrasi sosial)orang-orang yang tidak memiliki nilai dan norma sosial sebagai pegangan hidup (anomie) bunuh diri. Penganut Protestan cenderung bunuh diri dari pada penganut Katolik, bujangan cenderung bunuh diri dari pada yang berpasangan, dan orang sipil lebih banyak bunuh diri dari waktu perang dari pada tentara, tentara lebih banyak bunuh diri dari pada masa damai. Penganut Protestan, bujangan, tentara pada masa damai, sipil pada masa perang adalah orang-orang cenderung mengalami disintegasi sosial. Parameter 8 : Untuk mengevaluasi teori sosial adalah jenis realitas sosial yaitu : Apakah termasuk jenis fakta sosial, definisi sosial, atau perilaku sosial. Realitas sosial berupa fakta sosial yangt ditandai dengan perilaku yang mengatasi kasus konkret yangt dapat diobservasi secara empiris dengan menggunakan panca indra dan dapat diukur secara objektif. Teori sosial yang menggunakan realitas sosial, fakta sosial sebagai bukti pendukung adalah teori setructural adalah fungsional, teori struktural konflik, dan teori strukturalisme. Sehingga Paradigma positivistik dalam ilmu sosial mengamati dan mengkaji realitas sosia; sebagai fakta. Realitas berupa devisi sosial sebagai produk hasil konstruksi manusia karena tindakan manusia adalah produk dari hasil interpretasinya terhadap simbol (idea, peran dan objek) Paradigma interpretative mengamati dan menkaji realitas sosial berupa definisi sosial. Objectivitas memang tidak dikenal dalam paradigma interpretative melainkan lebih mengenal pemahaman intersubjectiv. Teori sosial yang menggunakan realitas sosial berupa devinisi sosial sebagai bukti pendukung adalah teori interaksi simbolis, teori fenomenologi dan teori etnometodologi. Jenis realitas yang lain adalah hypereality yang dikemukakan oleh semiotics seperti Jean baudillarde dan umberto eco. Hiper-realitas ketidak mampuan kesadaran membedakan apa yang nyata dan tidak nyata. Baudrillarde merumuskan realitas sebagai “The simulation of somet hing which never realy existed,” sedangkan umberno eco merumuskan hiper-realitas sebagai “The fir tual irreality.” Hiper-realitas suatu product, misalnya image, citra, dan harapan, akan sesuatu product kenyataan produk itu sendiri. Para ahli somiotic menggambarkan hiper-realitas sebagai realitas yang tidak memiliki rujukan realitas. Sehingga hiperrealitas diexploitasi dalam periklanan untuk hampir semua hal. Periklanan menggunakan dunia palsu untuk mendifinisikan pada setiap orang suatu karakter yang diinginkan. Periklanan menjual kepada publik suatu citra dengan harapan mereka membeli gaja hidup seperti yang diinginkan. Parameter 9 : Adalah lingkup realitas sosial yang dijangkau dan dicakup teori sosial tersebut. Ada tida cakupan lingkup mikro, lingkup menengah dan lingkup makro. - Lingkup mikro adalah individulah yang menjadi unit analisis kajian suatu realitas sosial, apabila tidak berlaku digunakan lingkup terbatas. Kajian lingkup mikro menyangkut jenis realitas fakta sosial dan jenis realitas difinisi sosial hal ini dikemukakan oleh : Teori sosial dramuturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman. - Lingkup makro adalah bentuk struktul sosial yang menjadi unit analisis dan hasil berlaku umum. Teori sosial berlingkup makro yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Kajian lingkup makro dapat menyangkut jenis realitas sosial fakta sosial dan jenis realitas sosial definisi sosial. - Lingkup menengah dikemukakan oleh Robert K Merton menggunakan analisis fungsional dengan jenis realitas sosial yang menjadi kategori yang : 1. Mikro fakta sosial, 2. Mikro definisi sosial, 3. Makro fakta sosial , 4. Makro sosial. Contoh : 1. Apa makna bubak bagi petani bali ? Pertanyaan termasuk mikro-definisi sosial. 2. Lembaga publik apa sajakah yang menurut saudara paling korup diindonesia ? Pertanyaan tersebut makro - definisi sosial. 3. Mengapa sebagian besar suara diberiakan Joko Widodo dan Yusuf Kalla lebih dari 60% untuk presiden dan wakil presiden ? Pertanyaan tersebut termasuk makro-fakta sosial. 4. Mengapa petani melakukan perlawanan tehadap perangkat desa ? Pertanyaan termasuk mikro-fakta sosial Tugas saudara sesuai dengan jurusan. Parameter 10 : Siapa aktor otonom (sipa yang menentukan realitas sosial) dalam teori sosial tersebut adalah individu (self), struktur atau tautan (linkage) individu dan struktur ? Teori interaksi simbolis, fenomenologi, dan pilihan rasional adalah sejumlah teori sosial yang menempatkan individu sebagai subjek/aktor otonom yang menentukan realitas sosial. Teori sosial yang menempatkan individu sebagai subjek tersebut voluntaristik. Teori struktural-fungsional, struktur konflik, dan strukturaristik adalah sejumlah teori sosial yang, menempatkan struktur sebagai aktor otonom yang menentukan realitas sosial. Teori sosial yang mendapatkan struktur sebagai penentu realitas sosial disebut deterministic. Teori sosial struktural (agency-struktur) dari Anthony Gidden, social construction of reality (eksternalisasi objektivasi internalisasi) dari Peter Berger dan Thomas Luckman, dan social practice sebagai produk interaksi antara habitus and field dari Pierre Bourdieu, merupakan sejumlah teori sosial yang menjelaskan fenomena social sebagai produk interaksi atau tautan antara individu dengan struktur. Parameter 11 : Adalah lokus penjelasan yang otonom atau factor yang menentukan realitas sosial. Apakah body (kondisi material, perilaku yang mempola, kepentingan) menentukan mind (ide, kesadaran, budaya, keyakinan) atau sebaliknya mind lah yang menentukan body? Manusia memandang bahwa dua unsur utama adalah : tubuh (body) pikirean (mind). Orang indonesia mengungkapkan yang ada adalah jiwa dan raga, sedangkan soul (jiwa) hal tersebut juga sudah dikatakan mind. Teori Struktur-konflik Marxian dan neo Marxian pilihan rasional menempatkan body sebagai penjelasan (explanan) yamg otonom terhadap mind sehingga body merupakan posisi independen. Email Durkhiem ( suicide, division of labour, dan elementary forms of religius life ), masyarakat sebagai sistem social Talcott Parsons, dan analisis fungsional oleh Robert k Merton adalah teoari sosial yang menempatkan mind sebagai factor penjelasan terhadap realitas sosial. Bisa juga Body Body atau Mind Body Mind atau Body Mind Body. Parameter 12 : Adalah tentang asumsi tentang individu dan masyarakat : 1. Masyarakat dipandang sebagai penjumlahan individu artinya masyarakat suara terbanyak. 2. Manusia adalah makhluk sosial sehingga individu foto copy masyarakat 3. Manusia dipandang sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial sehingga terjadi interaksi antara individu sebagai entitas sendiri dengan masyarakat sebagai entisi. Parameter 13 : Adalah metodologi yang digunkaan : 1. Individu merupakan makhluk pribadi 2. Individu menciptakan realitas sosial 3. Jenis realitas yang diungkap adalah definisi sosial 4. Mencari informasi / data kepada individu bukan sebagai responden melainkan sebagai subyek 5. Subyek adalah representasi suatu pemahaman fenomena yang memiliki kemampuan mendeskripsikan interpretasinya 6. Informasi yang dicari dari individu sebagai subyek keseluruhan suatu realitas 7. Sejumlah teori digunakan penelitian secara realitas 8. Informasi dari subyek diperoleh dengan menggunakan dialog partisipasi 9. Penelitian dilakukan untuk mengungkapkan secara terbuka 10.Hasil interpetasi subyek terhadap realitas sosial disajikan secara naratif 11.Kredibilitas informasi dilakukan secara keseluruhan, lengkap, dan sesuai dengan perkataan, tindakan dan maksud hati. 12. Representasi memiliki karakteristik yang kuat dan jelas. 13.Kesimpulan yang komplek dan realitas yang komplek pula. Metodologi strukturalisme menggunakan paradigma positivistic yang ditandai dengan karakteristik : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Individu adalah foto copy makhluk sosial dan masyarakat Struktur menciptakan realitas Jenis realitas fakta sosial yang empiris obyektif Responden bagian dari sempel untuk menjelaskan populasi Informasi bisa dilakukan dengan mewakili respon Informasi menggunakan kuisioner Peneliti dipandang sebagai yang tetralik Informasi dipakai untuk menjawab masalah dalam rangka menguji hipotesis 9. Parameter yang digunakan menilai informasi yang terkumpul adalah validitas dan rehabilitas data 10.Data disajikan dengan kuantitatif dengan rumus statistic 11.Kesimpulan ditari dengan signifikan atau tidak 12.Kesimpulan berlaku universal Parameter 14 : Adalah bias (keperpihakan) nilai, untuk kepentingan siapa yang memerlukannya : 1. ISBD sebagai mata kulia berkehidupan bermasyarakat dan program pendidikan umum. Dengan tujuan membantu para mahasiswa untuk memahami secara lebih baik gagasan ilmu sosial budaya yang dipelajari untuk mengenal lebih konkrit dan jelas mengenai teori sosial yang harus dipahami untuk digunakan bila telah selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi. 2. ISBD sebagai alternative pemecahan masalah sosial budaya. Dalam mempelajari sosial budaya teori yang telah dikenal hendaknya sebagi pedoman yang jelas untuk memecahkan masalah yang ada di dalam masyarakat yang harus peka akan apa yang berlaku dalam lingkungan dalam masyarakat baik itu bahasa, adat, perilaku dan tata cara dalam masyarakat dan teori sosial apa yang dapat digunakan untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Kebudayaan menurut E.B. Tylor “Kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selamat belajar penuh semangat & dedikasi yang tinggi. Semoga SUKSES Amin.