Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso,M.Sc Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Waktu Pengumpulan : 2 April 2012 Jenis Tugas : UAT TAKE HOME Oleh : EUIS SOLIHAH P056111 161.47 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena berkat rahmat dan karuniaNya penyusun dapat menyelesaikan tugas ujian akhir triwulan mata kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM). Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan pada trimester pertama. Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan teknologi informasi perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Bogor, 2 April 2012 Penyusun i DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3 2.1. Sistem Informasi............................................................................ 3 2.2. Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi ..... 3 2.3. Audit Mutu Software..................................................................... 7 BAB II BAB III PEMBAHASAN DAN JAWABAN PERTANYAAN ....................... 10 BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 22 iii i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi di dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Kurangnya didapatkan oleh perusahaan dalam waktu tertentu, perusahaan informasi, yang dapat menyebabkan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Berbagai perusahaan kini memerlukan SIM. Dengan pengelolaan SIM yang tepat, tentunya perusahaan berikut akan berkembang. Namun meskipun telah mengeluarkan biaya yang besar, pengembangan SIM pada suatu perusahaan tidak berhasil. Oleh karena itu diperlukan evaluasi apa sajakah yang dapat menyebabkan kegagalan pada pengembangan SIM tersebut. Suatu sistem informasi manajemen tidak hanya merupakan serangkaian gagasan konsep. Sistem informasi manajemen merupakan sistem operasional yang melaksanakan beraneka ragam fungsi untuk menghasilkan keluaran yang berguna bagi pelaksana operasi dan manajemen, didasarkan pada apa yang harus dikerjakan oleh suatu sistem. Namun demikian desainnya ditentukan oleh kebutuhan yang tidak saja harus bisa dikerjakan, melainkan juga harus bernilai (Davis, 1995). Dalam penerapannya rencana strategis teknologi informasi diselaraskan dengan rencana perusahaan. Agar setiap penerapan teknologi informasi dapat memberikan nilai bagi perusahaan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. 1 1.2. Tujuan Penulisan Makalah Pembuatan makalah ini bertujuan untuk : 1. Memahami pentingnya peran sistem teknologi informasi dalam menjalankan aktivitas perusahaan dan memberikan pemahaman dalam menjalankan proses teknologi informasi dan kemungkinan kendala yang akan terjadi serta memberikan solusi untuk mengatasinya. 2. Untuk lebih memahami bagaimana penggunaan teknologi informasi sebagai sebuah cara untuk mengungguli pesaing dalam bisnis 3. Memenuhi tugas ujian akhir trimester pertama mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah salah satu dari lima sub system utama Computer Base Information System (CBIS). Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam sub unit organisasional perusahaan. Subunit dapat didasarkan pada area fungsional atau tingkatan manajemen. Semua informasi fungsional dapat dipandang sebagai suatu system dari berbagai subsystem input, database dan subsistem output (Mc.Leod, 1996). Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal – perusahaan atau subunit di bawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu system utamanya mengenai apa yang mungkin terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodic, laporan khusus, dan output dari simulasi matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc.Leod, 1996). 2.2. Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem Informasi di Perusahaan Bisnis Penerapan sistem informasi seperti telah dikatakan sebelumnya merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mendukung kinerja dunia bisnis dewasa ini. Hampir dapat dipastikan, bahwa entitas bisnis manapun yang tidak mau memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung operasionalnya, maka ia akan “terlindas” oleh persaingan yang semakin hari semakin ketat. Mengaplikasikan suatu suatu sistim informasi yang berbasis teknologi di dalam suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut antara lain: 3 1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan operasional, dan manajerial. 2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam bentuk yang sesuai. 3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan keberhasilan dan kegagalan penerapan sistem informasi itu sendiri seperti akan dibahas dibawah ini : 1. Keberhasilan Keberhasilan penerapan sebuah sistem informasi sangat bergantung pada sistem apakah yang dibangun oleh perusahaan, apakah sistem ini mampu mengadaptasi kebutuhan perusahaan, mudah digunakan dan mampu menyajikan segala jenis informasi yang diperlukan. Berikut beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi : - Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi (High Levels of System Use) Dengan penggunaan yang tinggi, artinya sistem informasi yang dibangun memiliki manfaat yang sesuai dengan kebutuhan para user (dalam hal ini pegawai perusahaan) sehingga mereka menggunakan sistem ini secara sering. - Kepuasan para pengguna terhadap sistem (Users Satisfaction With The Systems) Dengan semakin meningkatnya kepuasan para user terhadap sistem yang dibangun, maka hal itu mengindikasikan bahwa sistem tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan merupakan indikasi keberhasilan dari sistem. Karena tidak mungkin sistem yang ada dianggap berhasil jika dalam implementasinya banyak terjadi keluhan dari para penggunanya. - Sikap yang menguntungkan (Favourabel Attitude) para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem informasi. Jika para pengguna memiliki sikap yang positif terhadap sistem yang ada, maka hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan yang kuat. Karena tidak mungkin para 4 pengguna memiliki sifat yang positif jika sistem yang ada tidak memberi dampak yang positif serta sesuai dengan yang dibutuhkan. 2. Kegagalan Kegagalan penerapan sebuah sistem informasi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sebuah sistem dikatakan gagal jika keberadaannya tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak mampu memberi efek manfaat terhadap para penggunanya serta sulit untuk digunakan. Berikut dijelaskan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan suatu sistem informasi dapat dikatakan gagal : - Biaya yang berlebihan sehingga melampaui anggaran Pada dasarnya biaya pengembangan suatu sistem informasi adalah mahal, karena itu perencanaan anggarannya pun harus dilakukan dengan cermat dan tepat. Namun begitu sering terjadi dimana pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan menjadi berlarut-larut, kurang terarah sehingga menyebabkan biaya semakin membengkak - Melalui waktu yang diperkirakan Selain mahal, pengembangan suatu sistem informasi juga biasanya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan penegmbangan sistem informasi merupakan suatu pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan keakuratan serta kecermatan yang tinggi. Jika perkiraan waktu ini yang dibuat meleset dari yang direncanakan, maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan. - Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan. Jika sistem informasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan teliti, maka besar kemungkinan sistem tersebut akan memiliki kelemahan teknis yang membuat sistem tidak mampu bekerja secara normal ataupun sesuai dengan yang diharapkan. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan kegagalan pula. - Gagal memperoleh manfaat yang diperkirakan Pada dasarnya, sebuah sistem informasi dikembangkan dan diterapkan dengan tujuan tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhkan yang ada dalam perusahaan. Misalnya saja seperti untuk sistem manajemen sumber daya manusia, sistem pengelolaan keuangan, sistem pemasaran dan lain sebagainya. Namun begitu, jika sistem yang dibangun 5 ternyata tidak sesui dengan peruntukkannya tersebut, maka bisa dikatakan sistem tersebut gagal. Untuk memastikan sebuah sistem informasi dapat berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut : Keterlibatan dan Pengaruh Pengguna Dalam perencanaan pengembangan sistem informasi, perusahaan harus mampu menarik partisipasi dari seluruh pengguna untuk dapat turut memberi masukan atau bahkan ikut dalam proses perencanaan secara penuh. Hal ini dimaksudkan agar proses dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan para pengguna Kesenjangan Komunikasi Antara Pengguna Dengan Perancang Sistem Informasi Biasanya terjadi kesenjangan atau miskomunikasi antara perancang sistem informasi dengan para penggunanya. Hal ini dapat disebabkan beberapa hal seperti kurangnya komunikasi diantara kedua belah pihak, perbedaan persepsi diantara mereka dan hal-hal lain yang pada akhirnya menyebabkan pengembangan sistem yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dukungan Manajemen Dukungan manajemen dalam pengembangan sistem informasi sangatlah penting. Hal ini dikarenakan pengembangan sistem informasi yang ada membutuhkan sumber daya baik materi maupun non materi yang cukup besar, dimana jika manajemen tidak mendukungnya maka pengembangan pun akan menjadi sangat terhambat. Tingkat Kompleksitas dan Resiko Harus diperhatikan bahwa sistem informasi memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan karena itu memiliki resiko akan bocornya suatu rahasia, data atau informasi yang tidak boleh diketahui oleh pihak lain. Karena itu sistem informasi yang dikembangkan harus mampu dibangun secara aman dan dipastikan bahwa segala macam data atau informasi yang terkandung didalamnya tidak bisa diakses oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Untuk mengeliminir kegagalan dari implementasi suatu sistem informasi yang telah dikembangkan, maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut : 6 - Memastikan partisipasi aktif dari para pengguna dan perancang sistem informasi seperti misalnya membentuk Focus Group Discussion (FGD) - Membuat pelatihan penggunaan sistem sebelum diterapkan secara umum Membuat contoh atau protype untuk diujicobakan pada para pengguna dan dapat dievaluasi terlebih dahulu sebelum diimplementasikan versi akhirnya 2.3. Audit Mutu Software Audit Sistem Informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Pengertian ini selaras dengan tujuan audit mutu internal dalam ISO 9001:2000. Audit Sistem Informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Pada dasarnya, Audit TI dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang diguna-kan untuk melakukan pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi. Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit system informasi tidak berbeda dengan audit pada umumnya. Tahapan perencanaan, sebagai suatu pendahuluan, mutlak perlu dilaku-kan agar auditor mengenal benar objek yang akan diperiksa. 7 Di samping, tentunya, auditor dapat memastikan bahwa qualified resources sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik ( best practices ). Tahapan perencanaan ini akan menghasilkan suatu pro-gram audit yang didesain sedemikian rupa, sehingga pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien, dan dilakukan oleh orang-orang yang kompeten, serta dapat dise-lesaikan dalam waktu sesuai yang disepakati. Dalam pelaksanaannya, auditor system informasi mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi dan review dokumentasi (termasuk review source-code bila diperlukan). Satu hal yang unik, bukti-bukti audit yang diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis (data dalam bentuk file softcopy). Biasanya, auditor system informasi menerapkan teknik audit berbantuan komputer, disebut juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique). Teknik ini digunakan untuk menganalisa data, misalnya saja data transaksi penjualan, pembelian, transaksi aktivitas persediaan, aktivitas nasabah, dan lain-lain. Sesuai dengan standar auditing ISACA (Information Systems Audit and Control Association), selain melakukan pekerjaan lapangan, auditor juga harus menyusun laporan yang mencakup tujuan pemeriksaan, sifat dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan. Laporan ini juga harus menyebutkan organisasi yang diperiksa, pihak pengguna laporan yang dituju dan batasan-batasan distribusi laporan. Laporan juga harus memasukkan temuan, kesimpulan, rekomendasi sebagaimana layaknya lapor-an audit pada umumnya. Ada berbagai macam serangan / risiko pada keamanan sistem informasi yang menyebabkan kegagalan fungsi informasi mulai dari gangguan listrik, serangan hacker, virus, pencurian data/informasi penting, denial of service attack (DOS), human error dll. Disebabkan serangan / risiko dalam keamanan sistem informasi tersebut diatas, ISO/IEC 27001:2005 yang saat ini sedang banyak dicari oleh institusi / lembaga keuangan seperti perbankan, securities, asuransi dll yang menempatkan informasi sebagai aset bisnis dari perusahaan. Informasi tersebut memiliki nilai 8 esensial karenanya harus dilindungi sekuritasnya. Perlindungan informasi ini dimaksudkan untuk meminimalkan resiko yang mungkin terjadi pada informasi tersebut. ISO/IEC 27001 (Information Security Management System – ISMS) merupakan Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) yang diterbitkan oleh ISO dan IEC pada tahun 2005. ISO/IEC 27001 menjelaskan secara rinci mengenai tata cara/metode yang dapat digunakan untuk mengelola atau mengatur Sistem Keamanan Informasi di sebuah organisasi. Konsep utama standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi adalah mengidentifikasi dan meminimalkan risiko keamanan informasi sampai ke tingkat yang dapat diterima. Keuntungan minimal yang akan diperoleh organisasi setelah menerapkan ISO/IEC 27001 adalah: Meningkatkan efektivitas keamanan informasi Diferensiasi pasar Menambah keyakinan mitra bisnis, stakeholders & pelanggan (Sertifikasi menunjukkan ‘due dilligence’) Satu-satunya standar yang diterima secara global Menunjukkan kepatuhan pada peraturan & hukum yang berlaku Pemantauan yang independen terhadap manajemen keamanan informasi ISO/IEC 27001 dapat diterapkan di semua jenis instansi/lembaga baik instansi/lembaga keuangan maupun non keuangan. ISO/IEC 27001 merupakan investasi perusahaan dimasa yang akan datang mengingat pesatnya perkembangan sistem informasi. ISO/IEC 27001 ini dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001, ISO 31000, ISO 38500, ISO 20000, dll. Keberhasilan dari penerapan ISO/IEC 27001:2005 tidak hanya ditentukan oleh peran IT di suatu perusahaan, tetapi oleh seluruh komponen internal perusahaan. Diperlukan awareness dan komitmen dari internal untuk menerapkannya agar perusahaan mendapatkan manfaat nyata dari ISO/IEC 27001:2005. 9 BAB III PEMBAHASAN DAN JAWABAN PERTANYAAN 1. Jelaskan atribut-atribut dari software yang berkualitas? Apa yang perlu dilakukan dalam pembangunan sistem informasi agar software penunjang sistem informasi yang dibangun tersebut memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan ISO? Atribut dari software berkualitas : Salah satu tolak ukur berkualitasnya sebuah software adalah ISO 9126, yang dibuat oleh International Organization for Standardization (ISO). ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk, model, karakteristik mutu, dan matriks yang terkait serta digunakan untuk mengevaluasi serta menetapkan kualitas sebuah produk software. ISO 9126 merupakan best practice dalam menentukan kualitas produk perangkat lunak. Standard ini dikembangkan pengembang dalam bidang rekayasa oleh para praktisi dan perangkat lunak (software engineering). ISO 9126-1 (bagian pertama) membagi model kualitas perangkat lunak (software quality model) menjadi 6 atribut/karakteristik yaitu: Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, Maintainability, dan Portability. Dengan mengacu kepada standard ISO 9126 pada rangkaian siklus daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle) dari tahap initiation, system concept development, planning, requirement analisys, design, development, integration and testing, implementation, operation and maintenance bahkan hingga tahap disposal (sunset application), diharapkan kualitas suatu perangkat lunak memenuhi kebutuhan pengguna (user) dapat dicapai. 10 Karakteristik Functionality: Sub karakteristik software untuk Suitability, Accuracy, Interoperability,Security menjalankan fungsinya sebagaimana kebutuhan sistemnya Reliability:Kemampuan software Maturity, Fault tolerance, Recoverability untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsinya ketika digunakan Usability:Kemampuan software untuk Understandability, Learnability, Operability, mudah Attractiveness dimengerti, dipelajari, digunakan dan disukai pengguna Efficiency: Kemampuan software Time Behavior, Resource Utilization untuk menampilkan performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya Maintainability: Kemampuan software Analyzability, untuk (koreksi, Testability software Adaptability, Installability dimodifikasi Changeability, Stability, adaptasi,perbaikan) Portability: Kemampuan untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain ISO/IEC 27001:2005 merupakan Standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) yang diterbitkan oleh ISO dan IEC pada tahun 2005. ISO/IEC 27001 menjelaskan secara rinci mengenai tata cara/metode yang dapat digunakan untuk mengelola atau mengatur Sistem Keamanan Informasi di sebuah organisasi. Konsep utama standar Sistem Manajemen Keamanan Informasi adalah mengidentifikasi dan meminimalkan risiko keamanan informasi sampai ke tingkat yang dapat diterima. 11 Audit mutu internal dalam ISO 9001:2000. Audit Sistem Informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. 2. Mengapa kita perlu memperhatikan “maintainability” dari suatu software? Jelaskan urgensinya! Pemeliharaan perangkat lunak (Maintenance), merupakan suatu kegiatan untuk memelihara perangkat lunak yang sudah dibuat, pemeliharaan tersebut dilakukan agar keutuhan program dapat terjaga seperti validasi data, update data, dan integrasi data. Jika pemeliharaan ini tidak dilakukan maka pada saat terjadi kerusakan tidak akan diketahui dan nantinya akan menghambat bekerjanya system dan bisa melumpuhkan seluruh aktivitas perusahaan. 3. Apa-apa saja yang perlu diperhatikan bila suatu organisasi mengambil kebijakan outcourcing dalam pengembangan sistem informasinya? Jelaskan! Menurut O’Brien dan Marakas (2010) beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourching sebagai alternative dalam mengembangkan system informasi sumberdaya informasinya adalah : 1). Biaya pengembangan system sangat tinggi 2). Resiko tidak kembalinya investasi yang dilakukan sangat tinggi 3). Ketidakpastian untuk mendapatkan system yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. 4). Faktor waktu/kecepatan 5). Proses pembelajaran pelaksana system informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama 12 6). Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil. Keuntungan dan Kelemahan outsourcing Ada beberapa keunggulan atau keuntungan menggunakan outsourcing, dan juga kelemahan menggunakan outsourcing. Keunggulan atau keuntungan menggunakan outsourcing antara lain (Jogiyanto, 2003). 1) Biaya teknologi yang semakin meningkat dan akan lebih murah jika perusahaan tidak berinvestasi lagi tetapi menyerahkannya kepada pihak ketiga dalam bentuk outsourcing yang lebih murah dikarenakan outsourcer menerima jasa dari perusahaan lainnya sehingga biaya tetap outsourcer dapat dibagi beberapa perusahaan. 2) Mengurangi waktu proses, karena beberapa outsourcer dapat dipilih untuk bekerja bersama-sama menyediakan jasa ini kepada perusahaan. 3) Jasa yang diberikan oleh outsourcer lebih berkualitas dibandingkan dikerjakan sendiri secara internal, karena outsourcermemang spesialisasi dan ahli dibidang tersebut. 4) Perusahaan tidak mempunyai pengetahuan tentang sistem teknologi ini dan pihak outsourcer mempunyainya. 5) Perusahaan merasa tidak perlu dan tidak ingin melakukan transfer teknologi dan transfer pengetahuan yang dimilikioutsourcer. 6) Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi. 7) Mengurangi resiko kegagalan investasi yang mahal. 8) Penggunaan sumber daya sistem informasi belum optimal. Jika ini terjadi, perusahaan hanya menggunakan sumber daya sistem yang optimal pada saat-saat tertentu saja, sehingga sumber daya sistem informasi menjadi tidak dimanfaatkan pada waktu yang lainnya. 9) Perusahaan dapat menfokuskan pada pekerjaan lain yang lebih penting. Disamping kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh outsourcing, beberapa kelemahan juga perlu diperhatikan diantaranya: 1) Jika aplikasi yang di outsource adalah aplikasi yang strategic maka dapat ditiru oleh pesaingnya yang juga dapat menjadi klien dari outsourcer yang sama. 2) Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di outsourcekan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus ditangani jika 13 3) 4) 5) 6) terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di outsource-kan karena kendali ada di outsourcer yang harus dihubungi terlebih dahulu. Jika kekuatan menawar ada outsourcer, perusahaan akan kehilangan banyak kendali di dalam memutuskan sesuatu apalagi jika terjadi konflik diantaranya Perusahaan akan kehilangan keahlian dari belajar membangun dan mengopersikan aplikasi tersebut. Pelanggaran kontrak, yang banyak terjadi ketika vendor menjanjikan banyak hal yang kelihatan wah sebelum kontrak ditanda tangani, namun tidak dapat direalisasikan ketika kontrak sudah berjalan. Kontrak jangka panjang, dimana vendor menawarkan kontrak dalam jangka waktu yang relative panjang, dengan biaya yang mahal dan penalti pemutusan kontrak yang menyebabkan perusahaan tidak memiliki pilihan selain menjalankan kontrak sampai selesai Outsourcing adalah mengkontrakkan keluar semua atau sebagian operasi komputer perusahaan pada organisasi jasa di luar perusahaan. Keuntungan outsourching: dipandang sebagai suatu cara mengurangi biaya, tetapi juga menawarkan keuntungan lain. untuk Dengan membuat kontrak dengan outsourcer (suatu perusahaan jasa computer yang melaksanakan sebagian atau seluruh komputasi perusahaan pelanggan untuk periode waktu yang lama, seperti lima sampai sepuluh tahun seperti yang dinyatakan dalam kontrak tertulis)perusahaan dapat memperkirakan secara lebih akurat biaya-biaya masa depannya dan pemeliharaannya sehingga manajemen juga dapat lebih memfokuskan semua perhatian pada pengembangan system strategis yang baru. Akhirnya outsourching menyediakan suatu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan akses ke teknologi dan pengetahuan tercanggih tanpa memiliki staf purna waktu. Kerugian : Banyak perusahaan tidak mau melakukan kontrak jangka panjang karena tidak ingin bergantung pada organisasi lain.(Mc.Leod, 1996) 14 4. Kalau anda dipercaya untuk memimpin pembangunan sistem informasi terintegrasi bagi perusahaan di tempat anda bekerja langkah apa saja yang akan anda lakukan? Jelaskan! Ada 7 Langkah membangun sistem Informasi , yakni : 1. Perencanaan Dalam membangun sistem informasi, langkah pertama kita adalah membuat perencanaan(planning). Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. Dalam membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance semuanya harus direncanakan. Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager), user, calon pengguna sistem informasi, Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester. Sebelum membangun sistem informasi ini, perusahaan harus melakukan beberapa langkah terlebih dahulu agar pembangunan sistem informasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan: - Informasi apakah yang dibutuhkan? - Oleh siapa? - Kapan? - Dimana? - Dalam bentuk apa? - Bagaimana cara memperolehnya? - Dari mana asalnya? - Bagaimana cara mengumpulkannya? Point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi : 15 a. Feasility study, yaitu membuat studi kelayakan untuk sistem informasi yang akan dibuat, seperti membuat kajian bagaimana proses bisnis akan berjalan dengan sistem baru dan bagaimana pengaruhnya. b. Budget, yaitu membuat alokasi dan pengaturan pembiayaan proyek, termasuk biaya perjalanan dan biaya lembur c. Sumber daya, yaitu membuat alokasi sumber daya yang akan dipakai dalam proyek, misalnya jumlah tim, ketersediaan perangkat komputer dan sumber daya yang lain. d. Cakupan (Scope), yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem informasi yang akan dibangun. e. Alokasi waktu, yaitu membuat alokasi waktu untuk keseluruhan proyek, setiap langkah, setiap tim, dan masing-masing aktifitas, mulai perencanaan sampai saat sistem informasi dijalankan. 2. Analisa Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa. Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu. Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa. Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara : a. Ikut terlibat, BPA ikut terlibat langsung dan mengamati workflow yang sedang dijalankan. b. Wawancara, BPA melakukan wawancara kepada pengguna yang menjalankan workflow dalam sistem manajemen. 3. Desain Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (desgin). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus System Development Life Cycle (SDLC) karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi. kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek. Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman. 16 a. Desain Proses Bisnis Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu kesatuan. Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari proses penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat pelanggan melakukan pembayaran di kasir. b. Desain Pemrograman Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain pemrograman meliputi : 1). Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah. tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database Management System (DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling berkaitan, Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk normal.dsb. 2). Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami, mudah digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user menggunakan sistem informasi. 3). Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu program. 4). Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi, bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb. 4. Pengembangan Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman. Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer. 17 Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan desain diagram proses. Saran untuk Programmer a. Buatlah program flow sesederhana mungkin, demikian pula flow logic nya. Hindari trik-trik pemrograman yang tidak perlu. Hal ini paling sering dilakukan programmer pemula. sebuah program dikatakan baik bila dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan program flow atau flow logicnya dapat dengan mudah dimengerti oleh programmer lainnya dan tidak diukur dari berapa jumlah baris source-code nya. b. Hindari penggunaan hard code dalam program, yaitu memasukkan kode-kode tertentu yang bersifat absolut sehingga ketika sistem informasi akan diimplementasikan ke anak perusahaan lain, sistem tersebut menjadi tidak bisa digunakan. c. Buatlah dokumentasi untuk setiap program yang terdiri atas dokumentasi dalam source code program dan berupa keterangan tentang flow logic program. d. Buatlah standarisasi untuk program, misalnya nama program dan gaya penulisan program. e. Buatlah library yang berisi kumpulan source code , baik function, include, subroutine dan lain-lain yang dapat dipakai ulang. f. Biasakan meletekkan source code di flow logic yang sesuai, misalnya perintah untuk mencari data diletakkan di flow logic data retrieval. g. Jangan mulai menulis program sebelum program flow dan seluruh flow logicnya dimengerti 5. Testing Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang berarti tidak ada yang sempurna di dunia ini.Hal ini berlaku juga pada sistem informasi buatan manusia. oleh sebab itu, perlu suatu proses untuk menguji mutu sistem informasi . proses ini lazim disebut testing. 18 Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut seharusnya(discrepancies) dapat atau berupa kesalahan penyimpangan proses (bug). dari yang Discrepancies disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem informasi, semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug. 6. Implementasi Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama. Proses Implementasi : a. Memberitahu user b. Melatih user c. Memasang sistem (install system) d. Entri/Konversi data e. Siapkan user ID 7. Pengoperasian dan Pemeliharaan Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain : a. System Maintenance System Maintenance adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi hardware maupun software. System maintenance diperlukan agar sistem informasi dapat beroperasi dengan normal untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. b. Backup & Recovery 19 Sistem informasi yang baik harus mempunyai perencanaan backup dan recovery. Sistem informasi yang sedang beroperasi sewaktu-waktu dapat terganggu, misalnya oleh kerusakan perangkat keras (hardware), serangan virus, atau bencana alam. Backup adalah kegiatan membuat duplikat program aplikasi dan database dari production Environtment ke dalam media lain seperti tape dan CD, sedangkan recovery adalah kebalikan dari backup, yaitu mengembalikan program aplikasi dan DBMS sebuah sistem informasi yang rusak ke keadaan semula dengan memakai data dari hasil backup. c. Data Archive Data-data sistem informasi yang tersimpan dalam database di harddisk disebut data on-line. seiring dengan berjalannnya waktu, data tersebut akan terus bertambah sehingga dapat menyebabkan harddisk penuh dan menurunkan kinerja DBMS. Untuk itu dalam jangka waktu tertentu data-data tersebut perlu di-archive. Data Archive adalah proses mengekstraksi data dari database dan menyimpannya di media lain seperti tape dan CD yang disebut data off-line . dan menghapusnya dari hard disk. BAB IV 20 KESIMPULAN Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal yaitu : - Desain - Dana - Data - Operasi Keempat hal tersebut harus mampu disinkronisasikan secara tepat oleh perusahaan agar tujuan dari pengembangan sistem informasi tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Adapun beberapa manfaat yang dapat diterima dari pengembangan sistem informasi ini meliputi : 1. Sebagai salah satu sumberdaya organisasi yang menunjang kegiatan operasional, dan manajerial. 2. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, dan tersaji dalam bentuk yang sesuai. 3. Menunjang keunggulan kompetitif perusahaan Perusahaan yang ingin terus berkompetisi secara baik dan menjadi “pemenang” dari suatu segmen bisnis yang dijalaninya, harus mampu memanfaatkan sistem informasi secara optimal. Terlebih di zaman yang semakin maju dan modern dimana penggunaan sistem informasi telah menjadi suatu keharusan yang mutlak agar bisnis yang dilakukan tidak lagi terbentuk oleh jarak, waktu dan biaya. Sistem informasi pun akan sangat membantu perusahaan dalam melakukan ekpansi bisnisnya, mencari kekuatan dan kelemahan pesaing serta untuk mengetahui kebutuhan konsumen. 21 DAFTAR PUSTAKA Davis B. Gordon. Sistem Informasi Manajemen. Pengembangannya. 1995. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Struktur dan Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Mc. Leod, Jr. Raymond. 1996 Sistem Informasi Manajeedition. Englewood Climen. A Study of Computer Based Information Systems. 6th , New Jersey. PT. Prenhallindo. Jakarta. Mulyanto, Aunur R. 2008. Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2011. “Management Information Systems, 10th Edition”. McGraw-Hill/ Irwin, New York. Fitrawan, AM. 2011. Peranan Metode Pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) Terhadap Kualitas Sistem Informasi. http://afranmf.blogspot. com/2011/04/peranan-metode-pengembangan-system.html. Diakses 22 Maret 2011. 22