RANCHUNIT LSMTo Keep The Flame Burning R A N C H Ü N I T

advertisement
RANCHÜNIT
Lembaga Swadaya Masyarakat
Blok D nomor 118. Rt/Rw 04/18 perumahan permata hijau desa
jelegong kecamatan rancaekek kabupaten bandung . 40394.
TLP. 081322254785-082116333722-081220460888
e-mail : [email protected]
LINGKAR STUDY KORUPSI UNTUK LINGKUNGAN
Nomor
Lampiran
Perihal
: 0 36 /Komnasham /LSM- LSKL/VI/2013
: 1 (satu) bundle.
: Konfirmasi tindak lanjut pengaduan.
Bandung , 17 Juni 2013.
kepada
Yth.Ketua Komnas HAM U/p. Subkom Pematauan dan Penyelidikan Komnas HAM.
di.
Jl. Latuharhary no.4 B Menteng Jakarta Pusat 10310. Tlp. 021 3925230 fax. 021 3926227.
Dengan hormat.
Menindak lanjuti surat sub komisi pemantauan dan penyelidikan komnas HAM nomor :
1,812/K/IX/2012 tanggal 10 September 2012 yang ditujukan kepada Menteri Negara lingkungan
Hidup perihal pemeriksaan terhadap dugaan pengelolaan dan pemangfaatan limbah tanpa ijin di
PT. Krakatau Steel. Maka bersama ini kami sampaikan bahwa Sampai saat surat ini
disampaikan. LSM Ranchunit, saudara Muhammad Nai, saudara Mabsuti dan LSM Kopling
tidak mendapatkan konfirmasi apapun tentang pengaduan yang kami sampaikan kepada
kementrian negara lingkungan hidup. Padahal, pengaduan yang kami sampaikan sudah melebihi
jangka waktu 21 hari. Hal ini bertentangan dengan PERATURAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN
PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP. Maka bersama ini kami mohon kofirmasi dari komnas HAM sebagai
berikut :
1. Konfirmasi jawaban dari meneglh kepada komnas HAM. Setidaknya,
sebagaiamana diatur PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGADUAN
DAN PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT DUGAAN PENCEMARAN
DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP. Setidaknya, Konfirmasi
meliputi : .
a)
Laporan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4)
melampirkan:berita acara verifikasi pengaduan sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV; PERATURAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA
PENGADUAN
DAN
PENANGANAN
PENGADUAN
AKIBAT
DUGAAN
PENCEMARANDAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP.
Halaman 1 dari 5 halaman.
b) berita acara penyerahan sampel sesuai dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran VI;dan/atau.
c)
bukti lain yang mendukung hasil verifikasi pengaduan, antara lain analisa
laboratorium, laporan swapantau limbah/emisi/kualitas lingkungan, dan/atau
laporan pelaksanaan RKL-RPL/UKL-UPL. Juga bukti kepemilikan
dokumen lingkungan yang termasuk didalamnya dokumen manives
limbah B3.
d)
Melampirkan dokumen tindak lanjut/penindakan hasil verifikasi lapangan
dan tempat, sarana atau media dimana pengadu dan masyarakat dapat
mengetahui perkembangan tindak lanjut pengaduan sebagaiaman diatur
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDU NOMOR 09 TAHUN 2010
TENTANG TATA CARA PENGADUAN DAN PENANGANAN PENGADUAN AKIBAT
DUGAAN PENCEMARANDAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP.
2. Ala san hokum kemenlh tidak melakukan proses pidana kepada PT. Krakatau
Steel dan PT. Purna Baja Hacket/Tama/ Harsco ?. padahal, dumping limbah B3 di
lokasi PT. KDL dan PT. KBS bukan kejahatan yang pertama kali di lakukan oleh
kedua perusahaan tersebut. Komnas HAM dapat meminta Surat Deputi V
Menteri Negara Lingkungan hidup Bidang Penaatan hukum Nomor
B/6001/Dep.v-2/LH/08/2010 tertanggal 10 Agustus 2010 serta meminta
penjelasan apakah pidana materil dalam tata kelola limbah B3 termasuk dalam
pasal pidana yang mengharuskan melalui tahapan ultimum remedium atau bukan.
3. Alas an hokum kemenlh tidak melakukan proses pidana keberlanjutan dan
konsisten PT. KS dan PT. PB Tama/Hacket/Harsco untuk melakukan kerja sama
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. KS. Silakan pelajari permenlh
02 tahun2008 dan permenlh nomor 18 tahun 2009 tentang tata kelola dan
perijinan limbah B3. Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. KS, kontrak kerja
samanya harus langsung antara penghasil dengan pemangfaat tidak bisa di wakili
oleh pengumpul atau penyimpan sementara.
4. Keberadaan dokumen clean up limbah B3 steelslag yang patut diduga terindikasi
didumping oleh PT. Krakatau Steel dan PT. Purna Baja Hacket/ PT. Purna Baja
Tama/ PT. Purna Baja Harsco lokasi pemukiman warga dan di lokasi PT. KDL
dan PT. KBS sebagaimana diatur dalam tata aturan cleanup dan pemulihan
dengan permenlh nomor 30 tahun 2009 TENTANG TATA LAKSANA PERIZINAN
DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SERTA PENGAWASAN PEMULIHAN AKIBAT PENCEMARAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN OLEH PEMERINTAH DAERAH Serta Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 33 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemulihan
Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun beserta
penjelasanya. Kalaulah tidak diperintahkan untuk melakukan Clean up, apa dasar
hukumnya ?.
Halaman 2 dari 5 halaman.
5. Alas an hokum kemenlh tidak melakukan proses pidana dan tidak diperintahkan
ceanup limbah B3 atas dugaan praktek Dumping limbah B3 steelslag yang patut
diduga terindikasi dilakukan oleh PT. KS dan PT. Purna Baja Hacket/
Tama/Harsco di pantai bojonegara Serang Banten sebagaiamana terlampir
dokumentasinya
Permohonan konfirmasi sebagaimana tertera diatas kami sampaikan dengan alas an sebagai
berikut :
1) Penjelasan pasal
59 UUPPLH no 32 tahun 2009 Ayat (3Yang dimaksud dengan
pihak lain adalah badan usaha yang melakukan pengelolaan limbah B3 dan telah
mendapatkan izin.)
2) Patut diduga terindikasi , Praktek kerjasama pengelolaan limbah B3 antara PT. KS
dan PT. Purna Baja Hacket/Tama/Harsco telah menyebabkan Disorientasi /dislokasi
mekanisme pasar. penghasil limbah B3 bekerja sama dengan pihak ketiga yang
tidak memiliki ijin , lantas, perusahaan yang memiliki ijin , yang telah memiliki
kontrak kerja sama dengan penghasil , melakukan kontrak dengan pemilik ijin
pengelolaan limbah B3. Jadi, untuk apa perusahaan yang bergerak dibidang
pengelolaan limbah B3 berusaha untuk memperoleh ijin pengelolaan limbah B3
kalau tidak bisa langsung melakukan kontrak dengan penghasil limbah B3
sebagaimana diatur peraturan perundangan yang berlaku ?.
3) Patut diduga terindikasi Praktek kerjasama pengelolaan limbah B3 antara PT. KS dan
PT. Purna Baja Hacket/Tama/Harsco telah menyebabkan Disorientasi /dislokasi
mekanisme pasar serta ironi
kejanggalan hukum yang sangat parah.yaitu,
perusahaan yang memiliki ijin pemangfaatan limbah B3 menjadi pihak keempat pada
tata kelola limbah B3. sedangkan pihak ketiganya perusahaan yang tidak memiliki
ijin serta tanpa perjuangan mendapatkan ijin pengelolaan limbah B3 mendapatkan
keuntungan tanpa mengikuti prosedur peraturan dan perundangan yang kejahatannya
diancam pasal pidana 9 dan 3 tahun, bukankah hal ini merupakan merupakan praktek
Kolusi dengan ancaman pidana 12 tahun penjara sebagaimana diamanatkan undangundang nomor 28 tahun 1999 ?. salah satu praktek layering secara sadar dan
terencana serta sistematis sebagaimana diamanatkan dalam UUTPPU nomor 8 tahun
2010 ?.
4) Patut diduga terindikasi, Praktek kerjasama pengelolaan limbah B3 antara PT. KS
dan PT. Purna Baja Hacket/Tama/Harsco merupakan perbuatan melawan hokum
UUPPLH nomor 32 tahun 2009 bserta PP dan permenlhnya, maka dari itu, patut
diduga terindikasi merupakan
praktek maladministrasi dan penyalahgunaan
wewenang yang berpotensi merugikan Negara sebagaimana diatur pasal 2 dan pasal
3 UUTIKOR nomor 31 tahun 1999 . Karena, apabila PT. KS langsung melakukan
kerja sama pengelolaan limbah B3 yang dihasilkanya dengan perusahaan pemilik sk
ijin pengelolaan limbah B3 sebagaiamana di atur peraturan perundangan yang
berlaku, apabila harus membayar, jelas akan lebih murah dan efesien apabila tanpa
perantara yang tidak berijin karena perantara membutuhkan biaya oresional yang
Halaman 3 dari 5 halaman.
tentu saja alokasi biayanya akan dibebankan pada biaya pengelolaan limbah B3 !.
apabila PT. KS menjual limbah B3 yang dihasilkannya , maka semua keuntungannya
akan menjadi keuntungan PT. KS/Negara dan para pemegang saham tanpa potongan
biaya operasional dan margin dari perantara , yang dalam hal ini, perantaranya tidak
memiliki ijin pengelolaan limbah B3, yang karena itu, PT. KS dapat dipidana dengan
pasal 98 ayat 1 dan ayat 2, pasal 102 pasal 103 dan pasal 104 ! UUPPLH nomor 32
tahun2009.
2. alasan hukum melakukan pengurugan lokasi PT. KS POSCO dengan
memangfaatkan limbah B3 ampassteelslag yang dihasilkan oleh PT. KS dan PT.
Purna Baja Hacket/Tama/Harsco. Padahal, sudah tahu bahwa itu merupakan tindak
pidana lingkungan hidup.
3. Sejauh terserap, BUMN mewajibkan rekanannya uantuk berbadan hokum
perseroan terbatas, tapi, saat ini, perusahaan yang menjadi kandidat pengelola limbah
B3 yang dihasilkannya, berbadan hokum Comandid versero. Apakah ini hanya akal
akalan supaya pengausaha setempat, bahkan, yang sudah punya ijin pun, dapat
bekerja sama dalam pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan oleh PT, KS, harus
melalui PT. Purna baja Tama/Hacket/ Harsco. Kalau melalui PT. Purna baja
Tama/Hacket/ Harsco, apapun badan hukumnya. Bebas melakukan kejahatan
lingkungan pada tata kelola limbah B3 yang dihasilkan o;leh PT. KS.
Demikian permohonan ini kami sampaikan dengan harapan perkenan adanya. komnas HAM
berhak menghentikan penyelidikan atau merahasiakan penyelidikan. Yang jadi pertanyaan,
apakah hal itu juga berlaku dugaan praktek diskriminatip yang patut diduga merupakan
upaya menutupi praktek kolusi, korupsi dan nepotisme yang menyebabkan kerugian Negara
masyarakat serta mengamcam HAM masyarakat secara nyata !
Sekian dan terima kasih.
.
Hormat kami
Kordinator .
Lulu Luqman Hakim
Tembusan :
1. Menteri Negara Lingkungan Hidup.
2. Menteri BUMN.
3. Dirut PT. KS.
4. BPK.
5. KPK.
6. PPATK.
Halaman 4 dari 5 halaman.
7. Ombudsman..
8. Deputi V Menlh.
9. LSM KOPLING .
10. Saudara Muhammad Nai.
11. Saudara mabsuti
Halaman 5 dari 5 halaman.
Download