MANAGEMENT LESSONS FROM MAYO CLINIC Leonard L. Berry – Kent D. Seltman Bab 5 PARTNERING FOR LEADERSHIP Kerjasama tim dalam layanan klinis membantu Mayo Clinic menterjemahkan nilai-nilai inti ke dalam pengalaman pasien. Kerjasama ini berasal dari Mayo bersaudara secara alamiah. Kedua saudara ini saling melengkapi dengan sempurna. Dr. Will, seorang pemimpin alamiah, lebih bersifat hati-hati, analitis, dominan (tanpa arogansi) dan secara tegas menuntut kesempurnaan dari dirinya sendiri dan dari orang lain, dengan kemampuan luar biasa untuk meramalkan masa depan. Dr. Charlie adalah pribadi yang hangat, pengertian dan penuh rasa humor serta memiliki “daya sentuh”. Dalam bab ini kita melihat bagaimana dokter Mayo bersaudara bersama Harry Harwick menciptakan sebuah “succession plan” yang memungkinkan institusi ini melalui transisi dari kepemimpinan Dr. William J. Mayo selama hampir 40 tahun, kemudian kolaborasi dengan suatu tim yaitu Dr. Charlie dan Harwick, dan selanjutnya menciptakan kepemimpinan yang didasarkan atas kemitraan dan kolaborasi. From Command and Control to Partnership Management Dr. Will pensiun sebagai dokter bedah pada tanggal 1 Juli 1928 pada usia 67 tahun dan Dr. Charlie pada 2 Januari 1930 dengan usia 65 tahun. Rencana suksesi berlangsung selama lebih dari tiga dekade yaitu ketika para pendiri pada empat keadaan yang berbeda mengambil langkah yang berani yang menentukan masa depan Mayo Clinic. Langkahlangkah ini memperlihatkan bahwa perencanaan ini lebih merupakan proses evolusi yang dimulai pada saat akhir abad ke sembilanbelas. Step 1 : Partnership in Income Only Pada akhir tahun 1890-an, Dr. Will dan Dr. Charlie bersama dengan ayah mereka berada dalam suatu “kemitraan” lima-orang dengan saudara ipar Dr. Charlie, Dr. Christopher Graham yang bergabung pada tahun 1894 dan Dr. Augustus Stinchfield pada tahun 1892. Pada awalnya Dr. Graham dan Dr. Stinchfield hanya bergabung secara informal dengan komitmen lisan. Ketika Dr. W.W. Mayo sakit berat pada usia tuanya, timbul pertanyaan mengenai nasib kemitraan tsb bila terjadi kematian salah satu anggotanya. Dr. Will dan Dr. Charlie menyadari bahwa pengesahan hakim dapat mengatur kemitraan tsb dibagi menjadi lima saham dengan tujuan untuk menetapkan bagian dari tiap-tiap anggotanya. Dr. Will dan Dr. Charlie mengusulkan kemitraan di mana penghasilan masing-masing anggota dipisah dari klinik itu sendiri dan semua asetnya. Pada saat pensiun atau wafat, anggota ybs atau ahli warisnya hanya menerima jumlah penghasilan yang diperolehnya pada tahun ia pensiun atau wafat. Step 2 : Mayo Properties Association Pada tahun 1908, Dr. Will menawarkan kedudukan pemegang buku pada seorang karyawan bank lokal, seorang lulusan SMA berusia 21 tahun, Harry J. Harwick. Bersama dengan Dr. Will, Harwick mengembangkan struktur dasar manajemen dan governance yang masih digunakan sampai saat ini. Menurut pendapat Harwick, yang membuat semuanya memungkinkan adalah “Dokter Mayo bersaudara berpendapat bahwa di luar pendapatan yang pantas didapatkan oleh mereka dan mitra mereka, sisa uang yang lebih harus dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk pelayanan kedokteran yang lebih baik.” Etik yang kuat ini sesuai dengan etik yang hidup dalam Saint Marys Hospital yang dikelola oleh suster-suster St. Fransiskus Asisi yang berkaul untuk kemiskinan. Mereka bekerja tanpa dibayar 12-18 jam sehari untuk 6 atau 7 hari seminggu melayani pasien dan didukung oleh dokter-dokter di Mayo Clinic. Dampak dari etik altruistik dokter Mayo bersaudara dan suster-suster Fransiskan secara bermakna berkontribusi terhadap sukses jangka panjang Mayo Clinic. Dengan kebijakan ini mereka dapat membangun gedung rawat jalan yang besar yang dibuka pada tahun 1914. Tetapi gedung ini dalam waktu tidak terlalu lama sudah tidak memadai karena volume pasien meningkat secara dramatis yaitu sebanyak 300 persen pada tahun 1917. Pada tahun 1918 Mayo bersaudara mulai memikirkan untuk membentuk suatu organisasi yang akan mempertahankan Mayo Clinic dalam pelayanan medik maupun dalam program penelitian dan pendidikan. Setelah dipersiapkan dengan cermat selama satu tahun, pada tahun 1919 dibentuk Mayo Properties Association. Mayo bersaudara mengubah Mayo Clinic dari organisasi for-profit menjadi not-for-profit. Semua penghasilan mereka disumbangkan untuk bangunan dan peralatan. Sumbangan mereka dalam masa kini bernilai lebih dari $50 juta. Step 3 : Transition to Board of Governors Ilmu kedokteran sebagai “cooperative science” telah dikembangkan sejak tahun 1920. Rekam medik gabungan ciptaan Dr. Henry Plummer pada tahun 1907 merupakan faktor satu-satunya yang paling bermakna dalam memungkinkan semua dokter dan perawat melayani pasien dalam suatu kemitraan. Dr. Plummer juga memberi masukan untuk gedung yang dibangun pada tahun 1914 sehingga dapat mengakomodasi team-based medical practice. Namun manajemen dan governance Mayo Clinic ternyata tertinggal. Ketika Harwick mulai bekerja pada tahun 1908, ke-12 dokter terbiasa menetapkan sendiri tarif mereka, menerimanya kapan dan dimana saja, dan membawa-bawa uang tsb dalam saku mereka. Mereka tak memiliki catatan apapun untuk pembayaran layanan medik mereka. Pengeluaran juga tidak tercatat, para dokter dan staf mereka langsung meminta apa yang mereka pikir mereka perlukan. Dokter Mayo bersaudara, menyadari kefanaan mereka, mengetahui bahwa model seperti ini tidak dapat mempertahankan Mayo Clinic untuk jangka waktu lama. Mereka perlu menciptakan metode administratif yang dapat berkolaborasi dengan para klinisi. Dengan menyerahkan sebagian besar kekayaan mereka ke dalam Mayo Properties Association, mereka telah menyatakan dengan jelas bahwa Mayo Clinic bukan lagi perusahaan keluarga. Model yang mereka kembangkan dengan bantuan Harry Harwick adalah board of governors for Mayo Clinic, yang diimplementasikan pada awal tahun 1920. Pada awalnya dewan ini hanya bertanggungjawab atas administrasi dan operasional Clinic, tetapi kemudian juga meliputi kebijakan. Kemompok ini terdiri dari tujuh dokter dan Harwick. Dengan terbentuknya kelompok ini, Dr. William J. Mayo memberi tanda bahwa ia akan mengakhiri kepemimpinannya yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade. Pendekatan Dr. Will terhadap transisi ini sama dengan yang dilakukannya sebagai seorang ahli bedah pioneer. Ia mengubah manajemen dan governance menjadi sebuah “cooperative science”, suatu kemitraan dari berbagai perwakilan dari organisasi. Dr. Will menyerahkan tugas-tugas pada anggota-anggota dewan yang lain. Ketika kedua bersaudara ini secara formal mundur pada tahun 1932, transisi ini tidak terasa. Pada beberapa keadaan, komentarnya mencerminkan penghargaan terhadap pemimpinpemimpin generasi penerusnya. Step 4 : Partisipative Governance through Committees Untuk melengkapi board of governors, pada tahun 1923-1924 Dr. Will membentuk sejumlah komite (clinical practice, edukasi, riset, personil, keuangan dan lain-lain) yang akan mengelola berbagai aspek dalam manajemen Mayo Clinic. Harry Harwick mengakui bahwa pada awalnya ia tidak setuju dengan pembentukan komite-komite ini. Namun setelah dua dekade kemudian ia menyadari bahwa Dr. Will bertindak benar. Komite merupakan tempat pelatihan dari pemimpin masa depan untuk tingkat board of governors maupun tingkat departemen dan divisi klinis. Sejak Dr. Graham dan Dr. Stinchfield setuju bekerja dengan digaji, semua dokter di Mayo Clinic digaji. Bahkan Dr. Will dan Dr. Charlie juga menerima gaji setelah tahun 1923 ketika mereka secara resmi membubarkan kemitraan dan menjadi anggota voluntary association yang dikenal sebagai Mayo Clinic. Mayo Properties Association berubah menjadi Mayo Foundation, yang merupakan organisasi payung dari semua kegiatan dan aset Mayo Clinic saat ini. Dewan pengawas Mayo Clinic tetap bekerja tanpa dibayar. Twenty-First Century Partners in Leadership Pada tahun 1908, 12 orang doker termasuk Dr. Will dan Dr. Charlie, membentuk medical staff of “Mayo’s Clinic”. Sekarang terdapat 2500 orang dokter yang melayani ketiga kampus. Meskipun terdapat demikian banyak dokter, Mayo Clinic tetap merupakan sebuah group practice of medicine. Para dokter telah membentuk pelayanan medik di Mayo Clinic sedemikian rupa sehingga tidak saja memuaskan pasien tetapi juga memuaskan para dokter. Salah satu indikator adalah voluntary turnover rate kurang dari 2,5 persen pada ketiga kampus. Mayo Clinic selalu dipimpin oleh dokter. Dr. Robert Waller, yang pensiun sebagai president dan CEO pada tahun 1999 mengatakan “Mayo memiliki satu president, tetapi juga memiliki 1500 vice presidents.” Ia menyadari bahwa ia memimpin suatu organisasi yang terdiri dari dokter-dokter yang berpendidikan sangat tinggi. Pimpinan yang berprofesi dokter menciptakan peer-to-peer relationship dalam mengelola kebutuhan, harapan dan rasa frustasi dari dokter-dokter yang berpendidikan tinggi dan profesional yang berkarya di Mayo Clinic. Teamwork in Leadership: Physician-Administrator Partners Hubungan kerja antara Harry Harwick dan Dr. William J. Mayo merupakan prototip dari ratusan hubungan manajerial di Mayo Clinic sekarang. Dr. Will jelas adalah pimpinan, tetapi hubungannya dengan Harwick berdasarkan saling menghargai satu sama lain. Mempertahankan misi Mayo Clinic untuk jangka panjang memerlukan kerjasama yang baik antara pemberi layanan dengan pengelola keuangan. John Herrell menambahkan “Para dokter menaruh kepercayaan pada para administrator untuk memastikan keuangan institusi berjalan dengan baik. Administrator menaruh kepercayaan pada para dokter untuk memasatikan pasien dilayani dengan baik…” Gambaran lain dari peran administrator adalah : “Dokter dididik untuk bertindak kreatif dan independen dengan fokus pelayanan yang terbaik untuk pasien secara individual. Administrator dilatih untuk menerapkan konsep teori manajerial dan organisasi, untuk menyelenggarakan sistem dan prosedur agar pelayanan pasien memuaskan, bermutu dan menguntungkan secara finansial. Administrator yang efektif akan mengumpulkan berbagai informasi dan membantu dokter untuk melihat dengan cakrawala yang lebih luas, yaitu kelompok pasien yang lebih banyak atau statistik dari suatu departemen ketimbang hasil-hasil dari satu orang pasien. Dokter yang merupakan pimpinan adalah wajah dari suatu divisi. Administrator lebih tidak terlihat. Jeffery Korsmo, chief administrative officer di Rochester menyampaikan metafora ini : “Administrator memungkinkan pekerjaan dari mereka yang menangani pasien. Kami ada di belakang layar agar kegiatan di panggung dapat terlaksana. Audiensnya adalah pasien dan keluarga pasien.” Dave Leonard, seorang administrator yang telah pensiun mengatakan :”Administrator menyediakan lem untuk menyatukan semua barang dan pelumas untuk mempertahankan semua berjalan dengan mulus.” Kepala departemen merupakan salah satu mitra yang terpenting bagi CEO. CEO juga bermitra dengan erat dengan tiga komite utama : clinical practice committee, komite pendidikan dan komite penelitian. Hubungan kemitraan dokter-administrator harus baik. Bila hubungan keduanya tidak baik, situasi tsb dianalisis tanpa menyalahkan salah satu pihak. Bila solusi yang terbaik adalah memisahkan keduanya, maka administrator dipindahkan ke tempat baru, karena kemampuan sebagai administrator dapat dipakai di mana saja. Administrator tsb. tidak membawa stigma di tempatnya yang baru. Bila seorang dokter atau administrator mengulangi hal yang sama dengan pihak lain, yang menggambarkan suatu pola tertentu, maka dokter tsb. tidak lagi diberi tugas sebagai pimpinan dan administrator tsb. sebaiknya mencari posisi yang lebih sesuai baik di dalam maupun di luar Mayo. Physician Leadership : Grounded in Patient Care Hal yang sangat dihargai di Mayo Clinic adalah clinical excellence. Dokter Mayo Clinic harus istimewa dalam spesialisasinya sebelum menduduki jabatan sebagai pimpinan. Selain itu, ia juga harus mempunyai reputasi yang baik sebagai peneliti dan/atau pengajar. Dimensi lain dari budaya Mayo Clinic adalah “reluctant leader”. Leader biasanya diminta untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan, mereka diminta peer mereka untuk berkorban demi kebaikan Clinic. Physician leader berkorban paling tidak untuk karir mereka dalam bidang klinis dan akademik, dan sebagian besar mengakui bahwa mereka merasakan kehilangan tsb. Untuk mencapai jalur ke posisi CEO, dokter tsb biasanya harus mencapai tingkat profesor. Sebagai tambahan, bukti adanya leadership skill serta ketrampilan dalam bidang komunikasi dan hubungan interpersonal merupakan hal yang terpenting harus dimiliki. Yang tidak termasuk dalam kualifikasi adalah pelatihan formal dalam bidang manajemen bisnis. Sampai sekarang, tidak ada seorangpun pimpinan di Mayo Clinic setingkat CEO mempunyai ijazah dalam bidang bisnis. Peran utama dari physician leader adalah sebagai visionary advocate untuk kebutuhan pasien, baik masa sekarang maupun untuk masa depan. Ia juga harus dapat menjadi telinga dan suara bagi staf medik, serta menjadi pemimpin yang inspirasional dan motivator dalam organisasi. Mayo memang menyelenggarakan pelatihan dasar dalam bidang bisnis dalam program pengembangan leadershipnya, namun seorang physician leader pertama-tama harus menjadi seorang dokter, bukan administrator. Untuk tetap menjaga hubungan dengan pasien dan koleganya, para physician leaders dapat tetap meneruskan prakteknya beberapa kali dalam seminggu. Dr. Hugh Smith menegaskan bahwa physician leaders idealnya tetap bekerja dengan staf dokternya dalam pelayanan pada pasien, agar tetap relevan dan kredibel di mata para dokter yang dipimpinnya. Mempertahankan ketrampilan klinis juga penting karena sebagian besar dokter setelah menyelesaikan tugasnya sebagai pemimpin akan kembali berpraktek. Semua jabatan untuk dokter mempunyai “term limits”. Misalnya sebagai anggota board of governors atau campus executive board dibatasi sebanyak dua kali empat tahun.Kepala departemen dan kepalan divisi biasanya menduduki jabatan selama delapan tahun, meskipun dapat diperpanjang sampai 10-12 tahun. Administrative Leadership : Grounded in Operations Dokter yang menjadi pimpinan biasanya menetapkan standard yang tinggi untuk administrator yang bekerjasama dengannya. Administrator harus belajar secara cepat dan beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan gaya, kekuatan serta minat dari mitra kerjanya. Mereka harus menjadi satu tim dan saling mengenal satu sama lain. Meskipun ada pembaca yang mungkin bertanya-tanya mengapa para administrator mau bergabung di Mayo meskipun mereka tahu bahwa posisi puncak pasti akan diduduki oleh seseorang dengan gelar “dokter”, Shirley Weis menekankan bahwa administrator dapat berperan sangat besar. Mereka mengumpulkan bahan, menggunakan data untuk memberikan pilihan, dan membantu mengarahkan para dokter dalam mengambil keputusan. Yang paling penting adalah mereka mau melakukan hal-hal tsb. tanpa merasa harus mendapat penghargaan untuk itu. Sebagaimana dokter, administrator juga melalui masa percobaan. Setelah tiga tahun, sorang dokter dapat beralih status dari senior associate consultant menjadi consultant. Adminstrator juga mempunyai jalur karier yang sama. Setelah lima tahun, mereka dapat memperoleh voting staff privileges. Mereka diperlakukan sebagai peers dari para dokter. Pada tahun-tahun pertama, administrator dirotasi melalui sejumlah penugasan pada fungsi-fungsi utama sehingga mereka bisa memahami “bagaimana Mayo bekerja”. Mereka mungkin bekerja di bagian sumber daya manusia, keuangan atau administrasi penelitian, untuk mendapatkan pemaparan yang luas terhadap budaya dan fungsi Mayo Clinic. Ada tiga jalur yang memungkinkan seseorang menjadi administrator di Mayo Clinic yaitu : 1. Langsung dari program pelatihan akademik MBA atau MHA 2. Pengalaman adminstratif di klinik atau rumah sakit lain 3. Kinerja administratif yang sangat baik di Mayo Clinic misalnya di fisioterapi, laboratorium klinik atau administrasi keperawatan. Subspecialists in Administration Physician leaders dewasa ini tidak banyak terlibat dalam manajemen Clinic secara keseluruhan seperti waktu-waktu yang lalu. Tantangan dalam bidang administrasi dan manajemen pelayanan kesehatan menjadi makin kompleks, sehingga Mayo meningkatkan jumlah administrator dengan spesialisasi khusus. Mayo mempekerjakan ratusan administrator dalam berbagai bidang dan sebagian besar dari mereka bekerja tanpa kehadiran fisik dokter yang merupakan mitra kerjanya. Pengetahuan mereka dibutuhkan untuk memastikan berbagai fungsi dapat bekerja dengan baik. Banyak administrator yang menyelesaikan kariernya di Mayo, misalnya dalam bidang sistem informasi, manajemen logistik, akunting, investasi, perencanaan, public affairs, komunikasi, pemasaran dan fasilitas. Peran dokter dalam fungsi-fungsi tsb. tidak sama besarnya dengan peran mereka dalam kegiatan klinis. Namun demikian keterlibatan dokter dalam berbagai komite seperti komite pemasaran, komite investasi atau komite fasilitas akan membuka wawasan para dokter untuk lebih menghargai kerumitan manajemen pelayanan kesehatan. From Two to One : Integrating Clinic and Hospital Meskipun banyak kelompok dokter praktek di Amerika Serikat, Mayo Clinic berbeda dari kelompok-kelompok tsb. Hanya 3 persen kelompok dokter yang memiliki lebih dari 50 orang dokter, sedangkan Mayo memiliki 2500 orang dokter. Sebagian besar kelompok dokter tsb. hanya terdiri dari satu jenis spesialisasi, Mayo merupakan kelompok multispesialis dengan semua jenis spesialis dan subspesialis. Kebanyakan kelompok dokter tsb. menggunakan rumah sakit (community hospitals atau academic medical centers) yang pengelolaannya berbeda dari pengelolaan kelompok dokter tsb. Tetapi di Mayo klinik rawat jalan dan pelayanan rawat inap terintegrasi menjadi satu dalam hal pembiayaan, pelayanan pasien, staf klinis maupun pimpinan administratif. Selama hampir satu abad Saint Marys Hospital dikelola oleh suster-suster St. Fransiskus Asisi, tetapi sejak awal berdirinya tidak terpisahkan dari kebutuhan dokterdokter Mayo. Ketika pada tahun 1880 Dr. Mayo dan kedua anaknya berkeliling Amerika untuk menentukan desain kontemporer rumah sakit yang terbaik, para suster membangun rumah sakit tsb. berdasarkan spesifikasi dari Dr. Mayo. Kebutuhan dokter yang ditanggapi oleh para suster ini berlangsung terus selama bertahun-tahun. Pada tahun 1950, Sister Amadeus Klein, kepala unit bedah syaraf, menghadapi suatu masalah. Sebagian besar dari enam atau tujuh orang spesialis bedah syaraf meminta agar “pasien mereka” yang baru selesai dibedah, ditempatkan di ruangan di sebelah ruang perawat agar mudah diawasi. Karena hal ini tidak mungkin dilaksanakan, perawat kepala harus menugaskan perawat pribadi untuk tiap pasien agar dapat dimonitor secara terus menerus. Akhirnya perawat kepala bekerja sama dengan dokter bedah syaraf mempunyai solusi yang lebih baik, yaitu membentuk sebuah unit di mana semua pasien dapat diobservasi dari ruang perawat. Hal ini memerlukan renovasi yang besar dan mahal, tetapi hasilnya adalah unit perawatan intensif yang pertama di Amerika Serikat. Jane Campion, seorang pensiunan administrator Saint Marys Hospital mengatakan : “Pada masa sekarang, semua orang memperjuangkan potongan kuenya ..... Di Saint Marys tidak ada seorangpun yang memperjuangkan kuenya, semua orang memperjuangkan common vision kami. Kami membangun dan mengoperasikan gedung yang akan memperhatikan kebutuhan pasien. Suatu kerjasama yang luar biasa.” Pada tahun 1986, suster-suster St. Fransiskus Asisi secara formal menandatangani penyerahan kepemilikan dan manajemen Saint Marys Hospital ke Mayo Clinic. Hal yang paling penting dari manfaat pengelolaan terintegrasi ini adalah tidak terjadinya ketegangan antara dokter dan administrator rumah sakit, karena tujuan mereka sejalan. Yang baik untuk satu pihak juga baik untuk pihak yang lain karena mereka bekerja untuk organisasi yang sama dan gaji mereka dibayar dari sumber keuangan yang sama. Building Culture and Consensus by Committees Komite adalah bagian integral dari manajemen dan governance Mayo Clinic dan mungkin merupakan hal yang paling kontroversial. Jumlah komite sangat mengejutkan : ada 80 macam komite untuk berbagai macam haldi setiap kampus. Selain itu, tiap departemen dan divisi juga memiliki komite internal sendiri. Mayo menggunakan waktu para dokter yang sangat berharga dengan pendekatan committee-based. Jarang sekali keputusan penting di Mayo Clinic hanya diambil oleh satu atau dua orang tanpa berkonsultasi pada rekan-rekannya. Komite mungkin akan memperlambat proses pengambilan keputusan, namun implementasi dapat cepat dilakukan begitu keputusan telah diambil karena telah diperolehnya konsensus organisasi. CEO saat ini Dr. Denis Cortese menyampaikan bahwa pengambilan keputusan sekarang tidak datang dari atas seperti waktu-waktu yang lalu. “Pada waktu kami menjadi bertambah besar, kami menjadi makin horizontal.” Robert Smoldt, chief administrator officer Mayo Clinic tahun 2001 – 2007 percaya bahwa komite bekerja dengan baik sebagai suatu bentuk participative management and governance di mana tenaga kerja utama dalam organisasi tsb. adalah para profesional seperti dokter, profesor, insinyur atau pengacara yang kemampuan akademiknya sama dengan pimpinan mereka. Para profesional jarang menanggapi perintah dari atas dengan baik tanpa pemahaman secara rasional – mereka terlatih untuk bertanya “mengapa?” Converging Governance Pada tahun 2006 Mayo Clinic merintis perubahan besar dalam governance – untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat waktu. Selama 20 tahun sebelumnya Mayo Clinic dioperasikan oleh tiga board of governors, yang mana ketiganya memiliki kewenangan manajemen governance dan operasional. Di atas board ini terdapat executive committee yang terdiri dari pimpinan (CEO) Mayo Clinic yang juga duduk dalam board of trustees. Sistem ini dirasakan terlalu berlebihan. Pada tahun 2006 Executive Committee menjadi single board of governors yang memiliki kewenangan untuk pengambilan keputusan di semua kegiatan Mayo.Penanggungjawab tertinggi untuk keputusan penting terletak pada Mayo Clinic board of trustees, yang terdiri dari 17 orang dari masyarakat dan 14 orang dari dalam. Sebagian besar dari mereka adalah anggota board of governors. Anggota masyarakat memilih dan memonitor CEO, memastikan keamanan dan integritas Mayo dalam hal keuangan dan membantu pimpinan Mayo Clinic dalam memenuhi harapan masyarakat terhadap organisasi swasta yang not-for-profit ini. The Cultural Role of Salaries Sistem penggajian Mayo Clinic didasari oleh budaya dan nilai yang sejak awal membentuk organisasi yang unik ini. Mayo bersaudara berkomitmen untuk membayar semua karyawan secara adil dan murah hati, namun tidak berlebihan. Dr. Will berpendapat ... “para dokter tidak perlu cemas mengenai apapun. Tidak menjadi masalah siapa yang mereka periksa, berapa lama waktu yang diperlukan, apa yang mereka lihat, mereka hanya perlu memberikan yang berbaik bagi pasien.” Insentif satu-satunya adalah hasil yang terbaik bagi pasien. Sistem remunerasi pada Mayo Clinic bagi semua karyawan klinis, termasuk dokter dan administrator, berbasis pada gaji tetap. Beberapa pasien merasa nyaman setelah mengetahui bahwa dokter-dokter di Mayo tidak mempunyai kepentingan finansial terhadap berbagai pemeriksaan ataupun pengobatan yang mereka rekomendasikan. Semua gaji di Mayo ditetapkan setelah mempertimbangkan berbagai survei mengenai penggajian. Gaji dokter didasarkan atas data yang berasal baik dari institusi akademik maupun dari pasar. Dokter-dokter Mayo biasanya mendapatkan gaji yang kompetitif dengan yang ada di pasaran. Kebijakan penggajian untuk dokter dan dokter bedah juga meningkatkan kemitraan antara dokter yang memberikan pelayanan yang sama. Gaji dari dokter bedah dan internist tidak sama, demikian juga antara gaji dokter jantung intervensional dan nonintervensional. Menurut kebijakan Mayo, dokter yang baru masuk akan mendapatkan gaji yang meningkat secara berkala setiap tahun, maksimal selama lima tahun. Jadi seorang dokter spesialis endokrin berusia 38 tahun pada tahun kelima berkarya di Mayo akan menerima gaji yang sama dengan dokter spesialis endokrin yang berusia 62 tahun dan telah berpraktek selama 32 tahun, meskipun dokter yang bekerja lebih lama akan mendapatkan cuti lebih banyak. Dokter Mayo Clinic juga memperoleh peringkat akademik, mulai dari instruktur, asisten profesor, associate professor sampai profesor penuh. Tetapi tingginya peringkat tidak mempengaruhi skala gaji dokter. Dr. Brubaker mengatakan bahwa ia tidak pernah bekerja seharipun dalam hidupnya. Ketika ia berpraktek dan pergi ke Clinic serta melakukan operasi, ia pergi bermain. Jadi selama 30 tahun bekerja di Mayo dianggap seperti berekreasi dan ia merasa tidak pernah bekerja. Semua dokter di Mayo diharapkan unggul dalam pelayanan klinis dan paling tidak satu dari kegiatan lain : penelitian, pendidikan atau administrasi. Insentif finansial tidak dapat memotivasi para dokter yang menghayati nilai dan misi Mayo Clinic. Baru-baru ini Dr. Bartley melakukan analisis terhadap sistem kompensasi. Ia dan kelompoknya menyimpulkan bahwa sistem kompensasi berbasis pproduktivitas tidak akan meningkatkan produktivitas secara bermakna pada para dokter, dan yang lebih penting, justru akan merusak budaya Mayo Clinic. Untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi yang perlu dilakukan adalah “to foster an environment of unity dan trust”. Ketika seorang dokter ditunjuk menjadi pimpinan, misalnya sebagai kepala divisi atau kepala departemen, gaji mereka meningkat sebagai penghargaan terhadap tanggungjawab yang bertambah banyak. Peningkatan ini jumlahnya tidak banyak, kira-kira sebesar 5-10 persen, tetapi jumlah gaji yang diperoleh akan tetap dipertahankan sampai akhir masa kerjanya. Kebijakan penggajian di Mayo Clinic dirancang untuk melengkapi dua nilai utama Mayo Clinic yaitu fokus pada pasien dan kerjasama tim. Ketidakpuasan terhadap gaji jarang menjadi alasan bagi dokter untuk meninggalkan Mayo Clinic. Not Stars, but a Constellation Ketika ditanya mengenai dokter “bintang” di Mayo, seorang pensiunan CEO menjawab : “Mayo memiliki suatu kelompok dokter yang saya pikir semua yang ada di dalamnya merupakan bintang. Tetapi tidak ada satu di antaranya yang bersinar sangat terang sehingga lainnya tampak redup.” Dokter-dokter Mayo yang hebat-hebat sering direkrut oleh institusi lain, tetapi sebagian besar tetap di Mayo karena mereka ingin berpraktek dalam tim dokter sesuai dengan Mayo Clinic mode of care. “Bench strength” dari tim dokter Mayo juga demikian kuat sehingga bila ada dokter yang pensiun atau cuti maka dampak terhadap kualitas pelayanan ataupun pengalaman pasien sangat minimal. Demikian juga bila ada administrator yang meninggalkan Mayo. Lessons for managers Lesson 1 : Align to succeed Adminstrator mempunyai peran yang sama pentingnya dengan dokter yaitu memastikan bahwa pasien dilayani dengan baik. Mayo Clinic menciptakan suatu garis kesamaan untuk tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 42000 orang. Kesuksesan Mayo Clinic terbentuk dari sebuah ide kemanusiaan yaitu memenuhi kebutuhan pasien. Lesson 2 : Generosity begets generosity Dr. William dan Dr. Charles Mayo telah menjadi model sebagai orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri dengan menyumbangkan kekayaan mereka sendiri untuk memastikan institusi yang membawa nama mereka akan tetap bertahan. Kelebihan uang harus dikembalikan pada masyarakat dalam bentuk pelayanan kedokteran yang lebih baik. Lesson 3 : Participation fosters commitment Sebaian besar keputusan di Mayo Clinic dibuat oleh kelompok bukan oleh individu. CEO Mayo Clinic merupakan juru bicara dari keputusan yang dibuat oleh board of governors. Proses terbentuknya konsensus ini menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk berfokus pada pekerjaan. Rasa percaya terhadap keputusan yang diambil oleh pimpinan Mayo Clinic berarti karyawan jarang merasa takut akan pekerjaan mereka. Keputusan yang tidak terduga-duga jarang terjadi dan intrik-intrik politik sangat minimal. Suasana kerja seperti ini akan mendukung terselenggaranya layanan yang dapat diandalkan, akurat, aman dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual. Lesson 4 : Build leadership bench strength Manajemen dan governance melalui konsensus dan komite menciptakan generasi penerus yang dapat mempertahankan organisasi selama lebih dari tujuh dekade. Budaya administratif di Mayo memungkinkan kesempatan untuk perubahan karir baik secara horizontal maupun vertikal agar setiap staf memperoleh tantangan baru.