KEBISINGAN Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu kesehatan, pendengaran serta dapat mengakibatkan tuli . Kebisingan dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Kebisingan juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Nilai Ambang Batas kebisingan ditentukan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP51/MEN/1999 adalah 85 desi Bell A ( dBA ), untuk waktu pemajanan 8 jam perhari. Dan untuk kebisingan lebih dari 140 dBA walaupun sesaat pemajanan tidak diperkenankan. Untuk mengukur tingkat kebisingan digunakan Sound Level Meter. Sedangkan untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer. Sound Level Meter adalah alat pengukur suara. Prinsip kerjanya yaitu ketika ada benda bergetar maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang ditangkap oleh Sound Level Meter, maka meter penunjuk akan bergerak. Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Nilai ambang pendengaran adalah suara yang paling lemah yang masih dapat didengar oleh telinga. Kategori kebisingan lingkungan ada beberapa macam, antara lain: 1. Jumlah kebisingan, yaitu semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu 2. Kebisingan spesifik, yaitu kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan 3. Kebisingan residual, yaitu kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu 4. Kebisingan latar belakang, yaitu semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian pada suatu kebisingan tertentu. Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Bising interior Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain. 2. Bising eksterior Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alatalat konstruksi. Penentu suatu kebisingan: 1. 2. 3. Intensitas suara Frekuensi suara Waktu terjadinya kebisingan Beberapa dampak yang timbul akibat kebisingan: 1. Akibat lahiriah, misalnya kehilangan pendengaran, perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan 2. Akibat fisiologis, misalnya rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering 3. Akibat psikologis, misalnya : a. Gangguan emosional, antara lain kejengkelan, kebingungan b. Gangguan gaya hidup, antara lain gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dan sebagainya. c. Gangguan pendengaran, antara lainmerintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dan sebagainya. Pengendalian terhadap masalah kebisingan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Pengendalian sumber bunyi, seperti penggunaan bahan yang tidak beresonansi, menutup sumber bunyi dengan bahan yang dapat menyerap bunyi, dll. 2. Pengendalian pada media hantar bunyi, dengan cara mengisolasi sumber bunyi dan menjauhkan pekerja dari sumber bunyi. 3. Pengendalian pada penerima bunyi, misalnya dengan menggunakan earplug (sumbat telinga) atau earmuff (tutup telinga). Bila pemakaiannya baik, daya atenuasi ( daya lindung ) earplug adalah 25-30 dB, bila ada kebocoran dalam pemakaian dapat mengurangi atenuasi sampai 15 dBA lebih. Tutup telinga ( ear muff ) daya atenuasinya ( daya lindung ) sampai 42 dBA ( 35 – 45 dBA ). Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dengan sumbat telinga, sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tidak lebih dari 50 dBA, karena hantaran suara melalui tulang masih ada. Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Bising interior Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain. 2. Bising eksterior Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alatalat konstruksi. Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Bising interior Yaitu bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung. 2. Bising eksterior Yaitu bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut maupun udara dan alat-alat konstruksi. 1. 2. 3.