LAMPIRAN 68 Lampiran 1. Pengujian karakteristik zeolit Penentuan tingkat keasamaan zeolit Keasaman zeolit ditentukan secara Gravimetri dengan metode adsorpsi desorpsi amoniak (Pandiangan 2008). Prosedur analisanya dapat dilihat pada Diagram alir berikut. Zeolit dipanaskan pada suhu : 110oC selama 2 jam Zeolit ditimbang sebanyak 0.2 g dalam cawan porselin yg telah dikeringkan dan ditimbang sebelumnya Zeolit dimasukkan dalam deskitor yang sebelumnya sudah dijenuhkan dengan amoniak Desikator ditutup selama 24 jam agar sampel zeolit dapat kontak dengan amoniak Sampel dikeluarkan dan ditempat terbuka selama 2 jam dibiarkan Penimbangan sampel zeolit ditimabng Jumlah asam zeolit dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : π΅ππππ‘ π‘πππππ ππππ π = (π3 − π1) πππ π−1 (π2 − π1)π΅π Dimana W1 adalah berat wadah kosong, W2 berat wadah dan cuplikan, W3 berat wadah dan cuplikan yang telah mengadsorpsi amonia dan BM adalah berat molekul amonia 69 Lampiran 2. Penentuan bilangan asam dan FFA minyak (SNI 01-3555-1998) serta karakteristik awal minyak goreng Prosedur penentuan bilangan asam dan FFA minyak meliputi : Sebanyak 2 g contoh minyak ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml alkohol 95% netral. 3–5 tetes indikator phenolphthalein (PP) ditambahkan pada larutan dan ditirasi dengan 0.1 N KOH standar. Akhir titrasi tercapai jika terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama 0.5 menit. Penentuan bilangan asam dilakukan secara duplo. Bilangan asam dan kadar asam lemak bebas dalam contoh dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Bilangan asam = % FFA = ml KOH x N KOH x 56,2 m ml KOH x N KOH x BM minyak m x 10 Dimana : V KOH = Volume larutan KOH dalam alkohol yang dibutuhkan pada titrasi (ml) N KOH = Normalitas eksak larutan KOH dalam alkohol m = berat contoh contoh minyak (g) M = Bobot molekul minyak Kakteristik minyak goreng murni yang digunakan Karakteristik Nilai - FFA Maks 0.1 % - Kadar air Maks 0.1 % - Bilangan iod Sumber : Bimoli (2008) Min. 57.5 70 Lampiran 3. Prosedur pengujian karakteristik biodiesel Uji standar untuk bilangan asam (FBI-A01-03) Prosedur analisis bilangan asam biodiesel meliputi : 1. Sebanyak 19–21±0.05 g contoh biodiesel ester alkil ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml. 2. 100 ml campuran pelarut yang telah dinetralkan ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut. 3. Dalam keadaan teraduk kuat, larutan isi labu erlenmeyer dititrasi dengan larutan KOH dalam alkohol sampai kembali berwarna merah jambu dengan intensitas yang sama seperti pada campuran pelarut yang telah dinetralkan di atas. Warna merah jambu ini harus bertahan paling sedikitnya 15 detik. volume titran yang dibutuhkan (V ml) dicatat. Perhitungan nilai bilangan asam menggunakan rumus sebagai berikut : Angka asam (Aa) = 56.1 x V x N mg KOH/g biodiesel m dengan : V = volume larutan KOH dalam alkohol yang dibutuhkan pada titrasi (ml). N = normalitas eksak larutan KOH dalam alkohol. m = berat contoh biodiesel ester alkil (g). Nilai bilangan asam yang dilaporkan dibulatkan sampai dua desimal (dua angka di belakang koma). 71 Lanjutan Lampiran 3. Prosedur pengujian karakteristik biodiesel Uji kadar gliserol total, bebas dan terikat di dalam biodiesel (FBI-A02-03) Prosedur analisa kadar gliserol total terdiri dari : 1. Sebanyak 9.9–10.1±0.01 g contoh biodiesel ester alkil ditimbang dan dimasukkan ke dalam sebuah labu erlenmeyer. 2. 100 ml larutan KOH alkoholik ditambahkan ke dalam erlenmeyer, kemudian disambungkan dengan kondensor berpendingin udara dan isi labu dididihkan. secara perlahan selama 30 menit untuk mensaponifikasi ester-ester. 3. Sebanyak 91–0.2 ml kloroform ditambahkan dari buret ke dalam labu takar 1 L. Kemudian ditambahkan 25 ml asam asetat glacial dengan menggunakan gelas ukur. 4. Labu saponifikasi disingkirkan dari plat pemanas atau bak kukus, selanjutnya dinding dalam kondensor dibilas dengan sedikit aquades. Kondensor dilepaskan dan isi labu saponifikasi dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar pada no. 3 dengan menggunakan 500 ml aquades sebagai pembilas. 5. Labu takar ditutup rapat dan dikocok isinya kuat selama 30 – 60 detik. 6. Kemudian ditambahkan akuades sampai ke garis batas takar, ditutup dan dicampurkan dengan membolak-balikkan labu takar tersebut. Setelah tercampur dengan baik, dibiarkan tenang sampai lapisan khloroform dan lapisan akuatik memisah sempurna. 7. Larutan asam periodat dipipet masing-masing 6 ml ke dalam 2 atau 3 gelas piala 400–500 ml dan disiapkan dua blanko dengan mengisi masing-masing 50 ml akuades sebagai pengganti larutan asam periodat. 8. 100 ml lapisan akuatik yang diperoleh dalam langkah no.6 dipipet ke dalam gelas piala berisi larutan asam periodat dan kemudian dikocok perlahan supaya isinya tercampur baik. Sesudahnya, gelas piala ditutup dengan kaca arloji/masir dan biarkan selama 30 menit. 72 Lanjutan Lampiran 3. Prosedur pengujian karakteristik biodiesel 9. Kemudian sebanyak 3 ml larutan KI ditambahkan ke dalam gelas piala yang berisi larutan periodat, dikocok secara perlahan dan kemudian dibiarkan selama sekitar 1 menit (tetapi tidak lebih dari 5 menit) sebelum dititrasi. 10. Isi gelas piala dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat yang sudah distandarkan. Titrasi diteruskan sampai warna coklat iodium hampir hilang. Setelah ini tercapai, 2 ml larutan indikator pati ditambahkan dan diteruskan titrasi sampai warna biru kompleks iodium-pati persis sirna. 11. Buret titran dibaca sampai ketelitian 0.01 ml. 12. Langkah no. 8 s/d 11 diulangi untuk mendapatkan data duplo. 13. Analisis blanko dilakukan dengan menerapkan langkah 9 s/d 11 pada dua gelas piala berisi larutan blanko (yaitu akuades) tersebut pada no. 7. Gliserol Total (Gttl %-b) dihitung dengan rumus : Gttl (% berat) = 2.302 (B - C) N W Dimana : C = Volume larutan natrium tiosulfat yang habis dalam titrasi (ml) B = Volume larutan natrium tiosulfat yang habis dalam titrasi blanko (ml) N = Normalitas eksak larutan natrium tiosulfat Prosedur analisis gliserol bebas Contoh biodiesel alkil ditimbang dalam sebuah botol sebanyak 9.9–10.1 g. Selanjutnya contoh ini dibilas ke dalam labu takar 1 liter dengan menggunakan 91 ml kloroform yang diukur dengan buret. Sebanyak 500 ml akuades ditambahkan ke dalam labu, dan dikocok selama 30-60 detik dalam keadaan tertutup. Akuades ditambahkan sampai ke garis batas takar, kemudian dicampur dan dibiarkan tenang sampai lapisan kloroform dan lapisan akuatik memisah sempurna. 73 Lanjutan Lampiran 3. Prosedur pengujian karakteristik biodiesel Larutan asam periodat dipipet masing-masing 2 ml ke dalam 2 gelas piala 500 ml dan disiapkan dua blanko masin-masing 100 ml akuades (sebagai pengganti larutan asam periodat). 300 ml lapisan akuatik dipipet ke dalam gelas piala berisi larutan asam periodat dan dikocok sehingga tercampur dengan baik serta didiamkan selama 30 menit. Larutan KI ditambahkan sebanyak 2 ml, dikocok secara perlahan dan didiamkan sekitar 1 menit. Isi dari gelas piala ditirasi dengan natrium tiosulfat. Kadar gliserol bebas (Gbbs, %-b) dapat dihitung dengan rumus gliserol total tetapi menggunakan nilai-nilai yang diperoleh pada pelaksanaan analisis kadar gliserol bebas. Kadar (Gikt, %-b) adalah selisih antara gliserol total dengan kadar gliserol bebas : Gikt = Gttl – Gbbs. Uji standar bilangan penyabunan dan kadar ester alkil metil ester (FBI A03-03) Prosedur analisis bilangan penyabunan adalah sebagai berikut : 1. Sebanyak 4–5 ± 0.005 g contoh biodiesel ester alkil ditimbang dan dimasukkan ke dalam sebuah labu erlenmeyer 250 ml. kemudian ditambahkan 50 ml larutan KOH alkoholik dengan pipet yang dibiarkan terkosongkan secara alami. 2. Analisis blanko dilakukan secara serempak dengan analisis contoh biodiesel dengan prosedur analisis yang sama tetapi tidak mengikut-sertakan contoh biodiesel. 3. Labu erlenmeyer disambungkan dengan kondensor berpendingin udara dan dididihkan perlahan sampai contoh tersabunkan sempurna. Ini biasanya membutuhkan waktu 1 jam sampai larutan yang diperoleh berwarna jernih dan bening. 4. Setelah labu dan kondensor cukup dingin (tetapi belum terlalu dingin hingga membentuk jeli), dinding-dalam kondensor dbilas dengan sejumlah kecil akuades. 74 Lanjutan Lampiran 3. Prosedur pengujian karakteristik biodiesel 5. Kondensor dilepaskan dari labu, ditambahkan 1 ml larutan indikator fenolftalein ke dalam labu, dan dititrasi isi labu dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu sirna. volume asam khlorida 0.5 N yang dihabiskan dalam titrasi dicatat. Perhitungan Angka penyabunan = 56.1 (B − C)x N mg KOH/g biodiesel m Dimana : B = volume HCl 0,5 N yang dihabiskan pada titrasi blanko, ml. C = volume HCl 0,5 N yang dihabiskan pada titrasi contoh, ml. N = normalitas eksak larutan HCl 0,5 N. m = berat contoh biodiesel ester alkil, g. Nilai angka penyabunan yang dibulatkan sampai dua desimal (dua angka di belakang koma). Kadar ester biodiesel ester alkil selanjutnya dapat dihitung dengan rumus berikut : Kadar ester (% b) = 100 (π΄π − π΄π − 4.57 πΊπ‘π‘π ) π΄π Dimana : As = angka penyabunan yang diperoleh di atas, mg KOH/g biodiesel. Aa = angka asam (prosedur FBI-A01-03), mg KOH/g biodiesel. Gttl = kadar gliserin total dalam biodiesel (prosedur FBI-A02-03), %-b. Kadar ester dapat juga dihitung sebagai selisih antara bilangan penyabunan dan bilangan asam. 75 Lampiran 4. Spektrum FTIR dari zeolit alam (NZ) 76 Lampiran 5. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi 1 M asam sulfat (H2SO4) (sampel HZ-S) pada suhu ruang 77 Lampiran 6. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi 1 M asam klorida (HCl) (sampel HZ-C) pada suhu ruang 78 Lampiran 7. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi 1 M asam klorida (HCl) dan 10 % asam sulfat (H2SO4) (sampel HZ-CS) pada suhu ruang 79 Lampiran 8. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi asam klorida (HCl) dan amonium klorida (NH4CL) (sampel HZ-CN) pada suhu ruang 80 Lampiran 9. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi asam sulfat (H2SO4) (sampel HZ-15S) pada suhu 100oC 81 Lampiran 10. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi asam sulfat (H2SO4) (sampel HZ-S (100)) pada suhu 100oC 82 Lampiran 11. Spektrum FTIR dari zeolit alam teraktivasi asam klorida (sampel HZ-C (100)) pada suhu 100oC 83 Lampiran 12. Hasil pengukuran keasaman zeolit Perlakuan Ulangan Jumlah asam (mmol/gr) A 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata- rata 1.8115 1.3992 1.7285 1.6464 2.2603 1.9386 1.8207 2.0065 1.2557 1.5076 1.7880 1.5171 1.3261 1.3918 0.9459 1.2212 3.9111 3.8692 4.2212 4.0005 1.0924 0.8106 0.8635 0.9222 1.7468 1.5618 1.8906 1.7331 1.1880 1.2577 1.1800 1.2086 NZ B HZ-S C HZ-C D HZ - CS E HZ-CN F HZ-15S(100) G HZ-S(100) H HZ-C(100) 84 Lampiran 13. Komposisi Si dan Al zeolit alam Perlakuan Komposisi Al2O3 (%) 3.60 Kandungan silikat kasar (%) 78.31 Kadar air (%) HZ – S 0.46 91.51 3.52 HZ – C 0.65 89.93 3.13 HZ – CS 0.53 89.92 2.92 HZ – CN 0.72 90.90 3.80 HZ–15S(100) 0.32 95.71 0.99 HZ – S (100) 0.43 92.21 4.01 HZ– C (100) 0.48 89.19 3.72 NZ 4.91 85 Lampiran 14. Perhitungan persentase rasio Si/Al zeolit Rumus kimia oksida zeolit Bayah Na0,15 K1,44 Ca2,04 Mg0,70 Mn0,02 Fe0,44 {(AlO2)6,76 (SiO2)}29,32 6,57 H2O A. NZ 3.6 silikat Ar kasar Na (%) 78.31 23 B. HZ - C 0.46 91.51 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.48 0.24 22.49 C. HZ - S 0.65 89.93 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.38 0.34 15.64 D. HZ - CS 0.53 89.92 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.38 0.28 19.18 E. HZ - CN 0.72 90.9 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.44 0.38 14.27 F. HZ - 15S(100) 0.32 95.71 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.73 0.17 33.81 G. HZ - S (100) 0.43 92.21 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.52 0.23 24.24 H. HZ - C (100) 0.48 89.19 23 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 13,758 5.34 0.25 21.01 Perlakuan Al203 (%) Ar k Ar Ca Ar Mg Ar Mn Ar Fe Ar Si Ar Al Ar O Ar H 39.1 40.0 24.3 55.0 55.8 28.1 27 16 1 Mr zeolit Bayah 13,758 % Si %Al Si/Al 4.69 1.91 2.46 86 Lanjutan Lampiran 14. Perhitungan persentase rasio Si/Al zeolit Contoh perhitungan kandungan % Silika (Si) dan % Aluminum (Al) serta Rasio Si/Al yang terkandung pada sampel zeolit. Perhitungan kandungan % Silika (Si) dalam zeolit alam Bayah sebelum diaktivasi % Si = % Si = Jlh atom Si dalam zeolit Bayah x Ar Si x Jlh silikat kasar dalam zeolit Mr zeolit Bayah 29,32 x 28,1 x 78.31 % 13.758 % Si = 4.69 % Perhitungan kandungan % Aluminium (Al) dalam zeolit alam Bayah sebelum diaktivasi % Al = Jumlah atom Al dalam zeolit Bayah x Ar Al x Jumlah Al Mr Al2O3 % Al = 2 x 27 x 3.6 % 102 % Al = 1.91 % Perhitungan rasio Si dan Al dalam kerangka zeolit Si % Si 4,69 = = Al % Al 1,91 Si/Al = 2,46 87 Lampiran 15. Perhitungan bilangan asam dan FFA dari bahan baku esterifikasi No Perlakuan 1 2 Bahan Baku (50% MG + 50% Oleat) Asam oleat Bilangan Asam mg KOH/g 1 2 102.3 124.76 205.2 201.94 Rata-rata FFA Rata-rata Aa (%) 113.51 1 51.49 2 62.82 FFA (%) 57.15 203.55 103.30 101.67 102.49 88 Lampiran 16. Perhitungan bilangan asam, FFA dan konversi FFA hasil esterifikasi campuran minyak sawit murni dan asam oleat menggunakan katalis zeolit Perlakuan NZ HZ – S HZ – C HZ – CS HZ – CN Ulangan 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata Bilangan asam mg KOH/g 1 2 56.37 56.32 70.22 70.12 52.94 54.48 56.35 50.72 56.92 56.14 51.26 56.01 44.81 42.29 43.66 44.54 41.82 43.63 42.11 43.70 40.28 42.49 43.45 40.39 63.67 51.10 49.72 63.35 50.91 47.06 Rata bilangan asam mg KOH/g 56.343 70.169 53.711 60.074 56.24 50.99 56.47 54.57 44.67 42.05 43.65 43.46 42.30 43.58 40.34 FFA (%) 1 2 28.382 28.38 35.357 35.36 26.654 26.65 28.37 25.54 28.66 28.26 25.81 28.20 22.56 21.29 21.99 22.42 21.05 21.97 21.20 22.00 20.28 21.20 22.00 20.28 32.06 25.73 25.04 31.90 25.63 23.69 42.07 63.51 51.01 48.39 54.30 Rata-rata FFA (%) 28.38 35.36 26.65 30.13 28.32 25.67 28.43 27.47 22.49 21.17 21.98 21.88 21.20 22.00 20.28 Konversi FFA (%) 50.36 38.18 52.68 47.08 50.45 55.08 50.25 51.93 60.65 62.95 61.55 61.72 62.74 61.61 64.46 21.16 62.94 31.98 25.68 24.37 27.34 44.05 55.07 57.37 52.16 89 Lanjutan Lampiran 16. Perhitungan bilangan asam, FFA dan konversi FFA hasil esterifikasi campuran minyak sawit murni dan asam oleat menggunakan katalis zeolit Perlakuan HZ–15S(100) HZ– C (100) HZ – S (100) Ulangan 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata Bilangan asam mg KOH/g 1 2 44.51 45.45 54.82 55.91 67.71 68.60 45.39 54.3 49.83 44.967 54.282 49.134 61.04 57.34 54.47 61.482 58.429 53.256 Rata bilangan asam mg KOH/g 44.98 55.36 68.15 56.17 45.18 54.29 49.48 49.65 61.26 57.88 53.86 57.67 FFA (%) 1 2 22.41 22.89 27.60 28.15 34.09 34.54 22.85 27.33 25.09 22.85 27.34 25.09 30.73 28.87 27.42 30.73 28.87 27.42 Rata-rata FFA (%) 22.65 27.88 34.32 28.28 22.85 27.34 25.09 25.09 30.73 28.87 27.42 29.01 Konversi FFA (%) 60.37 51.23 39.96 50.52 60.20 52.17 56.41 56.26 46.03 49.01 52.55 49.19 90 Lampiran 17. Analisis ragam pengaruh jenis aktivasi zeolit pada reaksi esterifikasi campuran minyak sawit murni dan asam oleat Data yang diperoleh untuk melihat pengaruh jenis aktivasi zeolit pada reaksi esterifikasi dan menentukan jenis zeolit terbaik sebagai katalis dianalisis menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan program SPSS 16 Tabel ANOVA Sumber keragaman db Perlakuan Galat Total 7 16 23 Jumlah kuadrat 706.07 507.13 1,213.21 Kuadrat tengah 100.87 31.70 F hit F tab.(5%) 3.18 2.657 Hasil Penelitian pengaruh jenis katalis zeolit terhadap konversi FFA dapat disimpulkan bahwa F hitung untuk perlakuan jenis katalis adalah 3.18 dan F tabel pada α = 5 % adalah 2.657. Artinya ada perbedaan cukup signifikan antar perlakuan jenis katalis zeolit terhadap konversi FFA yang dihasilkan pada reaksi esterifikasi. Uji lanjut Duncan Jenis katalis N 1 8 6 1 4 5 7 2 3 Sig. 3 3 3 3 3 3 3 3 Subset for alpha = .05 2 3 1 49.1933 50.5167 51.9267 51.9267 52.1600 52.1600 54.4200 54.4200 54.4200 56.2567 56.2567 56.2567 61.7167 61.7167 62.9367 .159 .054 .084 Hasil uji lanjut Duncan diperoleh bahwa pada sampel zeolit teraktivasi 1 M HCl dan 10 % H2SO4 pada suhu ruang (jenis katalis 3) merupakan jenis katalis zeolit terbaik pada reaksi esterifikasi. 91 Lampiran 18. Rancangan percobaan dengan respon kandungan asam lemak bebas (FFA) akibat pengaruh konsentrasi katalis (C), konsentrasi metanol (M) dan waktu reaksi (t) Run Variabel Kode Konversi FFA Variabel Asli C (X1) M (X2) t (X3) C M t 1 -1.000 -1.000 -1.000 5.00 10.00 90.00 4.29 2 1.000 -1.000 -1.000 15.00 10.00 90.00 4.09 3 -1.000 1.000 -1.000 5.00 20.00 90.00 3.00 4 1.000 1.000 -1.000 15.00 20.00 90.00 2.94 5 -1.000 -1.000 1.000 5.00 10.00 150.00 4.99 6 1.000 -1.000 1.000 15.00 10.00 150.00 5.16 7 -1.000 1.000 1.000 5.00 20.00 150.00 2.83 8 1.000 1.000 1.000 15.00 20.00 150.00 2.80 9 -1.682 0.000 0.000 1.59 15.00 120.00 3.42 10 1.682 0.000 0.000 18.41 15.00 120.00 3.39 11 0.000 -1.682 0.000 10.00 6.59 120.00 6.00 12 0.000 1.682 0.000 10.00 23.41 120.00 2.69 13 0.000 0.000 -1.682 10.00 15.00 69.54 3.76 14 0.000 0.000 1.682 10.00 15.00 170.46 3.48 15 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 4.46 16 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 3.84 17 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 4.01 18 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 4.18 19 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 3.70 20 0.000 0.000 0.000 10.00 15.00 120.00 3.45 92 Lampiran 19. Hasil analisa optimasi kondisi reaksi esterifikasi crude palm oil (CPO) terhadap kandungan FFA menggunakan respon surface method (RSM) Analisis respon surface method (RSM) Menggunakan program Software Minitab 16 disajikan pada tabel berikut. Estimasi koefisien regresi untuk asam lemak bebasi (FFA) Model Koefisien SE Koefisien T P Konstan 3.93868 0.12427 31.696 0.000 C -0.01172 0.08245 -0.142 0.890 M - 0.91632 0.08245 -11.114 0.000 T - 0.07202 0.08245 0.874 0.403 CxC -0.19175 0.08026 -2.389 0.038 MxM 0.14028 0.08026 1.748 0.111 txt -0.11740 0.08026 -1.463 0.174 CxM -0.00736 0.10772 -0.068 0.947 Cxt 0.04911 0.10772 0.456 0.658 Mxt -0.25940 0.10772 -2.408 0.037 R2 = 93.42 % ; R2 (pred) = 77.60 %; R2 (adj) = 87.50 % 93 Lanjutan Lampiran 19. Hasil analisa optimasi kondisi reaksi esterifikasi crude palm oil (CPO) terhadap FFA menggunakan respon surface method (RSM) Tabel ANOVA Sumber Jumlah kuadrat (JK) 13.1833 Kuadrat tengah (KT) 1.4648 F-hitung P Regresi Derajat bebas (db) 9 15.78 0.0400 Linear 3 11.5395 3.8465 41.43 0.000 C 1 0.0019 0.0019 0.02 0.890 M 1 11.4668 11.4668 123.52 0.000 T 1 0.0708 0.0708 0.76 0.403 Kuadrat 3 1.0858 0.3619 3.90 0.044 C*C 1 0.5299 0.5299 5.71 0.038 M*M 1 0.2836 0.2836 3.05 0.111 t*t 1 0.1986 0.1986 2.14 0.174 Interaksi 3 0.5580 0.1860 2.00 0.177 CxM 1 0.0004 0.0004 0.00 0.947 Cxt 1 0.0193 0.0193 0.21 0.658 Mxt 1 0.5383 0.5383 5.80 0.037 Residual error 10 0.9283 0.0928 Lack-of-Fit 5 0.2927 0.0585 0.46 0.793 Pure Error 5 0.6356 0.1271 Total 19 14.1117 Untuk memeriksa signifikansi model dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil ANOVA untuk model menunjukkan bahwa model linear (p-value = 0.000) dan model kuadratik (p-value = 0.044) signifikan karena p value keduanya kurang dari α = 0.05. Sebaliknya, model non linear yang mengikutsertakan inetraksi antar faktor tidak signifikan. Artinya, model yang tepat untuk kasus adalah model kuadratik. Hasil analisa optimasi kondisi reaksi esterifikasi crude palm oil (CPO) terhadap bilangan asam menggunakan respon surface method (RSM) di atas juga menunjukkan 94 Lanjutan Lampiran 19. Hasil analisa optimasi kondisi reaksi esterifikasi crude palm oil (CPO) terhadap FFA menggunakan respon surface method (RSM) pula hasil uji lack of fit yang dapat digunakan untuk menguji kecukupan model. Uji lack of fit ditunjukkan pada Tabel ANOVA Hipotesis Hipotesisnya adalah : H0 : Tidak ada lack of fit H1 : ada lack of fit Hipotesis awal menyatakan menyatakan tidak ada lack of fit berarti model yang dibuat telah sesuai dengan, sedangkan hipotesis alternatif (H1) berarti model yang telah dibuat belum mewakili data Daerah Penolakan Hipotesis awal (H0) akan ditolak bila p-value kurang dari α Sebaliknya, Hipotesis awal akan gagal tolak apabila p-value melebihi data. Interpretasi Hasil Uji Lack of Fit pada Analisis Response Surface Menurut Box et al. (1978) dan Gasperz (1995) diaju dalam Widyawati (2007) syarat model yang baik mempunyai hasil uji penyimpangan model yang bersifat tidak nyata (α > 0.05). Tabel ANOVA menunjukkan p-value hasil uji lack of fit bernilai 0.793. Jika menggunakan α sebesar 5 %, maka keputusannya adalah menolak hipotesis awal yang mengatakan tidak ada lack of fit . Artinya, model yang telah dibuat sesuai dengan data. Estimasi Koefisien regresi untuk bilangan asam menunjukkan hasil taksiran parameter model, yaitu : Y (% FFA) = 3.93868 - 0.0117183 x C - 0.916316 x M + 0.0720202 x t 0.191747 x C2 + 0.140275 x M2 - 0.117397 x t2 - 0.00736062 x C x M + 0.0491130 x C x t - 0.259399 x M x t R – Kuadrat = 93,42 % 95 Lanjutan Lampiran 19. Hasil analisa optimasi kondisi reaksi esterifikasi crude palm oil (CPO) terhadap FFA menggunakan respon surface method (RSM) Hasil prediksi kondisi reaksi esterifikasi optimal yang menghasilkan asam lemak bebas (FFA) minimal disajikan pada Gambar berikut. Parameters FFA Goal Minimum Lower 2 Target 2 Upper 6 Weight 1 Import 1 Global Solution C M t = = = 1.59104 23.4090 170.454 Predicted Responses FFA = 1.20904 , desirability = 1.000000 Composite Desirability = 1.000000 Prediksi solusi umum (Global Solution) diperoleh bahwa pada konsentrasi katalis zeolit sebesar 1.59104 %, konsentrasi metanol dan minyak 23,4090 : 1 dengan lama reaksi 170.454 menit diprediksikan menghasilkan asam lemak bebas minimal sebesar 1.20904 % dengan tingkat desirability = 1. 96 Lampiran 20. Hasil perhitungan bilangan asam, asam lemak bebas (FFA) dan konversi FFA pada hasil validasi kondisi optimal reaksi esterifikasi 1 Bilangan Asam (mg KOH/g) 6.02 2 6.02 2.92 66.37 Rata-rata 6.02 2.91 66.38 1 6.02 2.91 66.38 2 6.02 2.91 66.39 Rata-rata 6.02 2.91 66.38 1 6.71 3.25 62.50 2 6.60 3.20 63.14 Rata-rata 6.66 3.22 62.82 Ulangan 1 2 3 Duplo FFA (%) Konversi FFA (%) 2.91 66.39 97 Lampiran 21. Hasil perhitungan bilangan asam (Aa), asam lemak bebas (FFA) dan konversi FFA hasil reaksi esterifikasi crude palm Oil (CPO) menggunakan katalis zeolit alam teraktivasi, zeolit sintetik dan asam sulfat (H2SO4) Perlakuan HZ-CS SZ H2SO4 1 Bilangan Asam (mg KOH/g) 6.02 2 6.02 2.91 64.24 Rata-rata 6.02 2.915 64.23 1 5.84 2.83 65.27 2 5.90 2.86 64.92 Rata-rata 5.87 2.845 65.095 1 4.83 2.34 71.29 2 5.16 2.50 69.36 Rata-rata 4.995 2.465 70.325 Ulangan FFA (%) Konversi FFA (%) 2.92 64.22 98 89