Fonny Dahong: Abses dentogen subkutan 69 Abses dentogen subkutan Fonny Dahong Bagian Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia ABSTRACT Subcutaneous mandibular abscess is an acute lesion characterized by localization of pus in the structures surround the mandibular jaw and spreads into soft tissue under skin. Most patients are treated with antibiotics, analgetics, and drainage. Surgical drainage of abscess is usually indicated when the abscess has developed from a hard serous inflammation to a soft pus stage. Untreated abscess may worsen and lead to life-threatening complications. Key word: subcutaneous abscess, drainage, antibiotic. ABSTRAK Ciri khas suatu abses mandibular subkutan adalah terlokalisasinya nanah pada jaringan sekitar rahang bawah, kemudian menyebar ke jaringan lunak bawah kulit. Penderita dengan suatu abses harus diberikan perawatan berupa antibiotik, analgesik, dan drainase. Tindakan pembedahan untuk membuat drainase diindikasikan pada suatu abses yang berkembang dari suatu inflamasi serous yang keras ke tahap penanahan yang lunak. Suatu abses yang tidak dirawat dapat menyebabkan keadaan penderita bertambah parah dan dapat mengarah ke komplikasi yang mengancam jiwa penderita. Kata kunci: abses subkutan, drainase, antibiotik. Koresponden: Fonny Dahong, Bagian Ilmu Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar, Indonesia. PENDAHULUAN disebabkan oleh bakteri atau parasit) atau bahan Kelainan pada gigi dapat disebabkan oleh asing (serpihan, luka kena tembakan atau jarum karies dan penyakit periodontal yang dalam proses injeksi). Selain itu juga dapat terjadi sebagai infeksinya terjadi karena lingkungan bakteri akibat reaksi bertahan dari jaringan untuk rongga mulut. Adanya kondisi tersebut membuat mencegah penjalaran bahan-bahan infeksi ke tidak mengejutkan jika ditemukan infeksi gigi bagian lain dari tubuh.3 piogenik. Penyebab utama infeksi adalah bakteri penghasil nanah dalam rongga mulut. 1 dengan jaringan inflamasi utama penanganan infeksi odontogenik adalah membuat drainase melalui Abses adalah rongga yang berisi nanah dan dikelilingi Prinsip pembedahan dan menghilangkan penyebab yang infeksi. Perawatan yang dilakukan dapat berupa 2 tindakan sederhana seperti pembukaan rongga Akumulasi nanah dalam kavitas dibentuk oleh pulpa gigi dan ekstirpasi pulpa gigi nekrotik, jaringan berdasarkan proses infeksi (biasanya sampai tindakan kompleks seperti membuat insisi terbentuk dari hasil infeksi yang terlokalisasi. Dentofasial, Vol.8, No.2, Oktober 2009:69-73 70 yang luas pada jaringan lunak regio submandibula dan leher untuk kasus-kasus infeksi yang parah. 4 Tujuan utama dilakukannya pembedahan suatu infeksi adalah untuk profunda dan perforasi serta terasa nyeri jika diperkusi. Penderita tak mempunyai penyakit sistemik, tekanan darah 140/90 mmHg, dan nadi menghilangkan 70 per menit. Keadaan umum penderita tampak penyebab infeksi. Tujuan keduanya adalah untuk agak lemah, karena kurang tidur dan tidak bisa membuat jalan keluar atau drainase bagi nanah makan serta akibat rasa sakit yang terus-menerus. dan debris nekrotik yang terakumulasi. Tujuan ketiga adalah mencegah komplikasi yang lebih berat berupa selulitis (ludwig’s angina), trombosis sinus kavernosus, dan penyebaran infeksi ke daerah mediastinum.3 Pada artikel ini akan dipaparkan suatu kasus pasien dengan pembengkakan pada pipi kanan rahang bawah selama dua puluh satu hari, disertai dengan cara perawatan untuk pasien tersebut. LAPORAN KASUS Seorang penderita berumur 61 tahun, berjenis kelamin pria, datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin dengan keluhan adanya pembengkakan pada pipi sebelah kanan, nyeri, sering mengalami demam, susah tidur, susah membuka mulut. Kondisi tersebut telah berlangsung selama dua puluh satu hari (Gambar 1). Awalnya terasa nyeri pada gigi premolar Gambar 1. Foto penderita pada kunjungan hari pertama Perawatan kedua rahang bawah, tiga hari kemudian terjadi Tindakan awal adalah insisi dan pembuatan pembengkakan pada pipi yang semakin hari drainase. Pertama-tama, ditentukan tempat insisi semakin besar. Selama pembengkakan, penderita akan dilakukan. Selanjutnya, disemprotkan chlor mendapatkan perawatan dari dokter gigi dengan ethyl pada daerah pembengkakan tersebut hingga pemberian antibiotik pada hari kedua belas dan membentuk salju (Gambar 2a). Setelah itu insisi hari kedua puluh. dilakukan dengan menggunakan scalpel nomor Pemeriksaan klinik sebelas sehingga terbentuk luka ± 1 cm (Gambar Tampak korpus 2b). Luka insisi tersebut dibuka sehingga nanah mandibula hingga angulus mandibula kanan yang dapat dialirkan keluar hingga pembengkakan berfluktuasi. Permukaan kulit nampak merah tersebut kehitaman, palpasi pada kelenjar limfe regional Berikutnya, insersikan drain berupa lembaran keras pemeriksaan karet sarung tangan ke dalam luka insisi hingga menunjukkan trismus satu jari, gigi 45 karies rongga abses, agar luka insisi tidak cepat tertutup dan pembengkakan sakit. Selain pada itu mengecil (Gambar 2c dan 2d). Fonny Dahong: Abses dentogen subkutan 71 (Gambar 2e). Terakhir, luka bekas insisi diperban Pada kontrol hari kedua pasca insisi, tampak (Gambar 2f) dan penderita diinstruksikan untuk pembengkakan mulai mengecil, tetapi masih melanjutkan obat-obatnya Cataflam 50 mg 2х1, mengeluarkan nanah. Trismus tetap sebesar 1 jari, Clindamysin 300 mg, 2x1, yang diperoleh dari tetapi nyeri berkurang, serta penderita sudah mulai dokter sebelumnya, dan diberikan resep Ultravita bisa makan dan tidur. Pada saat control ini, drain tablet 1x1 selama 10 hari. diganti. a b c d e f Gambar 2. a. Penyemprotan chlor etil, b. Insisi abses, c. Pembukaan luka abses, d. Nanah mengalir, e. Insersi drain karet, f. Pembalutan luka abses 72 Dentofasial, Vol.8, No.2, Oktober 2009:69-73 Pada kontrol hari ketiga, nanah sudah berkurang, Bilamana seorang pasien mengalami infeksi tampak keluar cairan yang bening dan sedikit odontogenik tipikal, tanda-tanda yang paling nanah berwarna kuning kecoklatan. Dilakukan sering muncul adalah abses pada vestibulum yang penggantian drain. Kepada pasien diberikan resep selanjutnya menyebar ke jaringan di bawah kulit berupa Metronidazole tab 500 mg 2x1 selama menjadi suatu abses subkutan. Jika terjadi tanda 5 hari, Cefadroxyl kapsul 500 mg 2x1 selama 5 hari, dan Mefinal tab 500 mg 2x1 selama 5 hari. dan gejala semacam ini, seorang dokter gigi dapat Pada kontrol hari keempat, nanah sudah tidak pembuatan drainase kemudian pencabutan gigi, tampak lagi, hanya keluar cairan bening. Trismus atau tinggal dua jari, dan dilakukan pencabutan gigi 45. Penentuan waktu insisi dapat dilakukan dengan Anjuran untuk hari kelima dan seterusnya adalah melakukan kompres daerah bengkak dengan air hangat. mengenai fluktuasinya. Bilamana fluktuasinya Pada kontrol hari kesepuluh, penderita merasa belum jelas untuk menentukan ada tidaknya sudah nyaman, dan tidak ada keluhan lagi. Luka nanah, dapat dilakukan aspirasi dengan jarum insisi sudah sembuh (Gambar 3). suntik yang agak besar; banyaknya aspirasi cukup memilih salah satu dari dua jenis perawatan berikut, yaitu perawatan bedah mulut insisi dan perawatan endodontik palpasi pada gigi penyebab. permukaan abses 0,1 cc.4 Pada kasus ini terdapat abses subkutan yang sangat fluktuatif dan infeksi sudah berlangsung lama. Hal tersebut menyebabkan harus segera dilakukan perawatan berupa pembuatan insisi dan drainase, untuk mengalirkan nanah dan bakteri serta toksin yang terakumulasi di bawah kulit. Tindakan tersebut dapat mengurangi tekanan jaringan, meningkatkan suplai darah lokal dan pertahan host pada daerah yang terlokalisasi.4 Gambar 3. Foto penderita pada hari kesepuluh Insisi dan pembuatan drainase untuk pasien ini dapat dilakukan pada saat hari itu juga. Daerah PEMBAHASAN insisi yang dipilih adalah daerah yang bebas agar Abses subkutan merupakan infeksi piogenik terjadi drainase yang baik. Jika daerah insisi telah dalam rongga mulut. Infeksinya bersifat akut dan ditentukan, tahap berikutnya adalah pemilihan terjadi secara langsung akibat penyebaran infeksi kontrol nyeri, yang dapat dilakukan dengan pulpa atau rekurensi abses kronis, atau suatu anestesi lokal maupun anestesi topikal. Untuk granuloma yang pasien ini dilakukan anestesi topikal dengan virulen dan daya tahan tubuh alami pasien yang mempertimbangkan nanah yang terkumpul sudah menurun, misalnya setelah terjangkit infeksi virus. cukup banyak dan kulit permukaan abses sangat Normalnya abses dentogen disebabkan tipis.5 akibat kontaminasi bakteri oleh polimikrobial, yang berarti terdapat beberapa Pengambilan nanah untuk pemeriksaan organisme penyebab, yang didominasi oleh infeksi bakteri tidak dilakukan, karena mengingat pasien bakteri anaerob. sementara mendapat perawatan antibiotik. Fonny Dahong: Abses dentogen subkutan 73 Drainase dipertahankan hingga kantong nanah SIMPULAN mengecil, lalu dilanjutkan dengan insersi drain Abses subkutan dentogan merupakan salah untuk mencegah tertutupnya luka insisi. Drain satu kasus yang sering ditemukan dalam praktek yang digunakan adalah drain dari karet berupa dokter gigi. Perawatan terhadap kasus tersebut lembaran steril yang diganti setiap hari hingga hari adalah dengan tindakan insisi dan pembuatan 6 keenam. drainase, pemberian antibiotik, dan pencabutan Sebagai perawatan diberi gigi penyebab jika tidak dapat ditangani dengan antibiotika berupa Cefadroxyl dan Metronidazol perawatan endodontik. Selain itu, ketepatan waktu mengingat rongga mulut didominasi bakteri insisi, dan teknik insisi yang benar, serta anaerob. pemilihan Dalam pendukung, pemilihan jenis antibiotik, golongan penisilin masih merupakan obat pilihan antibiotik yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan infeksi tersebut. pertama. Jika terjadi reaksi alergi terhadap penisilin, maka dapat diberi antibiotik golongan DAFTAR PUSTAKA lain, 1. Wray D, Stenhouse D, Lee D. Textbook of general and oral surgery. London: Churchill Livingstone; 2003. p. 263-6. 2. Health Encyclopedia. Disease and conditions: abscess – symptoms, treatment and prevention. [cited 2009 July 10]. Available from: http://www.healthscout.com/ency/68/9/main.ht ml. 3. Wikipedia-the free encyclopedia. Abscess. [cited 2009 July 10]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Abscess. 4. Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR, Tucker MR. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 4th Edition. Philadelphia: Mosby; 2003. p. 3524. 5. Schneider K, Segal G. Dental abscess. [cited 2009 July 10]. Available from: http://www.emedicine.com/ped/topic2675.htm. 6. Fragiskos FD. Oral surgery. Berlin: Springer; 2007. p. 209-28. 7. Topazian RG. Oral and maxillofacial infections, 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2002. p. 158-64. misalnya klindamisin, eritromisin, linkomisin, sefalosporin, dan lain-lain. Namum pemberian antibiotik harus tetap memperhatikan prinsip dasar penetapan terapi diagnosis, mikroorganisme negatif, antibiotik apakah anaerob antara penentuan gram atau jenis positif, aerob, lain gram kemudian menentukan dosis perawatan, serta lamanya pemberian. kemungkinan Selanjutnya diperlukan adalah memikirkan kombinasi berbagai golongan antibiotik. Untuk mendapat efek obat terapi yang lebih cepat dapat diberikan persistemik, misalnya suntikan intra muskuler kombinasi penisilin dan streptomisin.7 Kompres air hangat dianjurkan kepada pasien pasca insisi hari keempat bermaksud untuk menyebabkan vasodilatasi setempat, meningkatkan suplai darah, mengurangi hiperemia serta mempercepat penyembuhan.4