e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) DAMPAK PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN Made Desira Pradasari, I Wayan Bagia, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan adalah untuk memperoleh temuan (1) mendeskripsikan produktivitas kerja sebelum dan sesudah pelatihan; (2) mendeskripsikan keuntungan yang disumbangkan oleh karyawan sebelum dan sesudah pelatihan; (3) kausal dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan; dan (4) mendeskripsikan Return on Training Investment (ROTI) setelah adanya pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan teknik pencatatan dokumen, wawancara, dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik uji t sampel berpasangan dan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) produktivitas kerja karyawan meningkat setelah pelatihan; (2) pelatihan memberikan peningkatan manfaat finansial; (3) ada dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan, dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 45,50%; dan (4) nilai Return on Training Investment (ROTI) sebesar 142%. Kata kunci: produktivitas kerja karyawan, pelatihan, return on training investment ABSTRACT This research aimed to obtain findings (1) describe the productivity of employees before and after training; (2) describe the advantages contributed by the employee before and after training; (3) causal impact of training onproductivity of employees; and (4) describe the Return on Training Investment (ROTI) after training at the Company of Banyuatis Powder Coffee in Buleleng. The research design used in this study is quantitative experimental research. Methods of data collection using the technique of recording documents, interviews, and observations. The data were analyzed using the technique paired samples t-test and linear regression analysis by using SPSS 17.0 program for windows.The results of research showed that (1) productivity of employees increased after the training; (2) training provides increased net benefits of training; (3) there is the impact of training on productivity of employees, the impact of training on productivity of employees amounted to 45.50%; and (4) value Return on Training Investment (ROTI) amounted to 142%. Keywords: productivity of employees, training, return on training investment e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan kinerja dan keberhasilan lembaga, instansi atau perusahaan dalam menghadapi arus perkembangan teknologi, perdagangan bebas serta persaingan yang semakin ketat. Pentingnya kualitas SDM disebabkan karena faktor manusia sebagai pelaku utama dalam setiap kegiatan operasional suatu perusahaan. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, setiap manusia mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan, karena itulah perlu adanya SDM yang berkualitas dan mempunyai loyalitas yang tinggi, dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini dapat direalisasikan dengan adanya program pendidikan dan pelatihan pada karyawan. Proses pendidikan dan pelatihan merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan tenaga kerja, sehingga perlu direncanakan dengan baik. Pelatihan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kompetensi karyawannya. Hamalik (2000: 10) menyatakan, pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. Perbaikan dan peningkatan perilaku kerja bagi tenaga kerja sangat diperlukan agar lebih mampu melaksanakan tugastugasnya dan diharapkan lebih berhasil dalam upaya pelaksanaan program kerja organisasi atau lembaga. Perilaku yang perlu diperbaiki dan dikembangkan adalah aspek-aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kepribadian yang dituntut oleh tugas pekerjaannya. Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis beralamat di Jl Raya Seririt, Buleleng Singaraja. Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kopi bubuk di Buleleng. Kopi bubuk yang dihasilkan harus berkualitas dan mampu memenuhi permintaan konsumen dengan cepat sehingga peranan SDM dalam perusahaan menjadi sangat penting, baik dalam kemampuan dan penguasaan keterampilan dalam proses penyerbukan, pengemasan, penyortiran, dan proses oven. Oleh karena itu, perusahaan berupaya terus memperbaiki kinerja karyawan melalui pelatihan sebagai upaya meningkatkan hasil kopi yang berkualitas. Pelatihan tersebut diharapkan dapat menggambarkan, menunjukan dan mempraktekkan bagaimana cara dan proses kerja terbaik. Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis telah memberikan pelatihan kepada karyawannya, dengan tujuan memaksimalkan kinerja para karyawan di lapangan dalam hal ini menghindari terjadinya kesalahan akibat kurangnya pengetahuan akan pekerjaan yang dilakukan dan juga untuk menjaga tingkat kompetisi di mata pesaing. Namun sampai saat ini Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis belum melakukan perhitungan mengenai seberapa jauh pelatihan tersebut mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dan berapa persen tingkat manfaat pelatihan dalam bentuk finansial atau pengembalian investasi dalam pelatihan yang sering disebut tingkat Return on Training Invesment (ROTI) setelah adanya pelatihan tersebut. Menurut Tupamahu dan Budi (2005: 2), setelah training diberikan, tentunya perusahaan perlu mengetahui sejauhmana kontribusi training tersebut terhadap perubahan atau peningkatan kinerja pegawai maupun perusahaan secara keseluruhan. Hal ini penting karena disadari bahwa belum tentu training yang diberikan kemudian selalu memberikan hasil yang efektif sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi dampak training untuk mengukur sejauhmana efektivitas training tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi dampak pelatihan yang didasarkan pada perhitungan finansial mampu memberikan informasi yang nyata dan tegas kepada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis mengenai kontribusi e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) pelatihan tersebut terhadap produktivitas kerja karyawan. Umumnya, suatu pelatihan diselenggarakan dengan tujuan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan, salah satu mampu meningkatkan hasil produksi karyawan. Shelton dan George (dalam Tupamahu dan Budi, 2005: 10) menegaskan, perusahaan harus menghitung secara cermat setiap uang yang dikeluarkan untuk membiayai penyelenggaraan training, dan bahwa perhitungan tersebut haruslah dalam konteks Return on Training Investment. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut: (1) mendeskripsikan produktivitas kerja karyawan sebelum dan sesudah pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng; (2) mendeskripsikan keuntungan yang disumbangkan oleh karyawan sebelum dan sesudah pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng; (3) kausal dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng; dan (4) mendeskripsikan Return on Training Invesment (ROTI) setelah adanya pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperoleh tambahan wawasan dan refrensi mengenai pelatihan serta mengetahui besar manfaat dari adanya pelatihan dalam bentuk finansial yang berkaitan dengan produktivitas kerja karyawan serta pengembangan ilmu SDM. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak pengelola perusahaan lain sebagai bahan evaluasi atau masukan untuk terus meningkatkan kinerja karyawan dengan diadakannya pelatihan dan mengenai dampak pelatihan terhadap kinerja karyawan yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Pengertian pelatihan menurut Nitisemito (1996: 154) adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para karyawannya sesuai dengan kegiatan dari perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, menurut Rivai (2004: 221), pelatihan adalah proses secara sistematis untuk mengubah tingkah laku karyawan atau pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pernyataan ini dipertegas oleh pendapat Flippo (2000: 109) yang menyatakan bahwa, pelatihan merupakan suatu usaha meningkatkan knowledge dan skill seorang karyawan untuk menerapkan aktivitas kerja tertentu. Dengan pelatihan, perusahaan memperoleh masukan yang baik dalam menghadapi tantangantantangan manajemen yang terus berkembang dengan memiliki karyawan yang dapat memenuhi penyelesaian masalah-masalah yang ada. Setiap perusahaan mengharapkan program pelatihan yang diberikan kepada karyawan dapat dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Maka dari itu untuk bisa menghasilkan suatu pelatihan yang efektif, perusahaan harus merancang tahapan pelatihan yang dijadikan sebagai panduan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pelatihan, sampai pada evaluasi dampak pelatihan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Menurut Gomes (1995: 205) dalam pelaksanaan pelatihan terdapat tiga tahap yang harus dilakukan, tahap tersebut yaitu: (1) penentuan kebutuhan pelatihan; (2) desain pelatihan; dan (3) evaluasi pelatihan. Setiap perusahaan harus melakukan evaluasi dampak pelatihan pada karyawan yang sudah kembali bekerja di perusahaan. Terkait dengan hal tersebut, menurut Kirkpatrick (dalam Tupamahu dan Budi, 2005), evaluasi dampak suatu training adalah bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan training itu sendiri dan evaluasi tersebut merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar training secara keseluruhan dapat berlangsung dengan efektif. Terdapat empat tahap dalam mengevaluasi dampak pelatihan, yaitu tahap pertama evaluasi adalah mengevaluasi reaksi partisipan akan program pelatihan. Evaluasi level kedua e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) adalah berkaitan dengan pembelajaran (learning). Level tiga adalah mengevaluasi perilaku (behavior), yaitu tingkat sejauh mana perubahan dalam perilaku terjadi karena program pelatihan yang diikuti oleh partisipan. Adapun level terakhir dalam evaluasi ini adalah hasil (results). Lebih jauh lagi, hasil evaluasi pada tahap 4 ini dapat digunakan sebagai dasar perhitungan ROTI yang membandingkan manfaat finansial yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan suatu training. Phillips (2003) memodofikasi 4 tingkat evaluasi dampak training menjadi lima (5) tingkat evaluasi yaitu: (1) reaksi, kepuasan, dan tindakan yang direncanakan; (2) pengetahuan; (3) aplikasi dan implementasi; (4) dampak bisnis; dan (5) Return on Training Investment (ROTI). Menurut Noe (2002), evaluasi dampak pelatihan terbagi menjadi dua pendekatan, yaitu formative evaluation dan summative evaluation. Menurut Phillips (2003: 19), Return on Training Investment (ROTI) adalah perhitungan keuntungan secara finansial nilai rupiah hasil training dibandingkan terhadap modal atau biaya training yang telah dikeluarkan. Return on Training Investment (ROTI) sebagai perbandingan perhitungan biaya penyelenggaraan training dengan manfaat yang diperoleh dalam bentuk analisis finansial dengan menggunakan ukuran‐ukuran keuangan. Sependapat dengan pengertian di atas, menurut Noe (2002), ROTI adalah pengukuran pengembalian investasi dalam training itu sendiri. Alat ukur ini mencoba menghitung benefit dari sebuah training dari kontek finansial, karena training merupakan sebuah investasi perusahaan melalui pengembangan SDMnya yang pada akhirnya bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu profit. Sehingga dengan ROTI perusahaan dapat menghitung benefit yang didapat dari diadakannya training tersebut. Pengertian di atas juga sejalan dengan pendapat Willyerd (dalam Tupamahu dan Budi, 2005) ROTI merupakan perhitungan finansial agar mampu memberikan informasi yang nyata dan tegas kepada perusahaan mengenai kontribusi training tersebut terhadap kinerja perusahaan. Proses evaluasi ROTI terdiri dari 4 tahapan umum, yaitu perencanaan, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasil. Dalam tahap perencanaan dilakukan rencana evaluasi dan mengumpulkan informasi mengenai data awal dan latar belakang penyelenggaraan pelatihan. Pada tahap pengumpulan data, dilakukan evaluasi yang menghasilkan data mengenai kepuasaan terhadap pelatihan, hasil belajar yang diperoleh, aplikasi hasil pelatihan dalam pekerjaan, dan dampak dalam kinerja. Tahapan analisis data membuat konversi nilai benefit training ke dalam bentuk keuangan (rupiah) sehingga dapat dihitung dalam bentuk angka. Hasil dalam bentuk angka tersebut akan disampaikan sebagai hasil akhir dalam proses evaluasi ROTI. Menurut Kirkpatrick (dalam Tupamahu dan Budi, 2005), analisis biayamanfaat (cost-benefit analysis) dalam perhitungan ROTI adalah proses menentukan nilai ekonomis dari suatu program pelatihan dengan menggunakan metode akuntansi. Menentukan nilai ekonomis dari suatu program pelatihan meliputi perhitungan biaya pelatihan (cost) dan hasil (benefits) yang didapat setelah mengikuti program pelatihan metode akuntansi. Sejalan dengan pendapat Kirkpatrick, menurut Phillips (2003), ROTI sebagai level evaluasi terakhir untuk melihat cost-benefit setelah pelatihan dilaksanakan. Kegunaan model ini agar pihak manajemen perusahaan melihat pelatihan bukan sesuatu yang mahal dan hanya merugikan pihak keuangan, akan tetapi pelatihan merupakan suatu investasi. Perhitungan ROTI dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Dimana net benefits of training merupakan keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil penerapan training setelah faktor isolasi yang telah diperhitungkan pada tah tahap sebelumnya dikurangi dengan realisasi biaya pelatihan yang dikeluarkan. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Driwantara (2005) juga menekankan perlunya dilakukan evaluasi dampak training yang didasarkan atas perhitungan manfaat dan biaya secara tegas. Evaluasi pada ketiga level pertama (level 1 sampai dengan level 3) menjadi berkurang maknanya apabila perusahaan tidak mengevaluasi dampak training sesuai dengan bottom linenya, yaitu meningkatkan kinerja pegawai dan perusahaan secara keseluruhan. Salah satu hambatan utama dalam melakukan evaluasi level 4 dan perhitungan ROTI adalah masalah metode pengukuran (measurement) yang tepat untuk digunakan, termasuk untuk mengisolasi hasil yang diperoleh akibat training dari faktor-faktor lainnya. Menurut Handoko (2007: 241), produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang di perlukan. Selain itu, Sunyoto (2012: 41) menyatakan bahwa, produktivitas kerja adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu. Yuniarsih (2009: 156), produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja. adalah produktivitas kerja karyawan, keuntungan pelatihan, dampak pelatihan dan ROTI pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis yang mengikuti pelatihan berjumlah 21 orang. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang dalam penelitian ini yang menjadi sumber adalah manajer dan karyawan Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan menelaah literatur lain yang mendukung penelitian yang berupa bukubuku dan hasil penelitian yang mendukung. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pencatatan dokumen, wawancara, dan observasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired samples t-test dan analisis regresi sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil METODE Penelitian ini menggunakan eksperimental design yang kuantitatif. Penelitian eksperimen pada penelitian ini adalah quasi eksperiment yaitu eksperimen yang dilakukan tanpa randominasi. Subjek penelitian adalah karyawan Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng, yang mengikuti pelatihan berjumlah 21 orang, Sedangkan objek penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh data mengenai produktivitas kerja karyawan sebelum dan sesudah pelatihan, keuntungan pelatihan sebelum dan sesudah pelatihan, dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan dan nilai ROTI setelah adanya pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng seperti yang tampak pada tabel berikut. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Tabel 1. Produktivitas Kerja Karyawan Sebelum dan Sesudah Pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng Tahun 2014 No. 3. Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Penyerbukan Bagian Pengemasan Bagian Oven 4. Bagian Sortir 1. 2. Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan Selisih Peningkatan 901 kg 1.345 kg 444 kg 4.002 kemasan 853 kg 6.147 kemasan 1.370 kg 899 kg 1.350 kg 2.145 kemasan 517 kg 451 kg Kesimpulan Adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan sebelum dan sesudah pelatihan Sumber: Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng (data diolah) Tabel 2. Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng Tahun 2014 Variabel Keuntungan Pelatihan Sebelum Pelatihan (Rp) 66.550.000,00 Sesudah Pelatihan (Rp) 102.120.000,00 Selisih Peningkatan (Rp) Kesimpulan 35.570.000,00 Adanya peningkatan keuntungan bersih perusahaan sebelum dan sesudah pelatihan Sumber: Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng (data diolah) Tabel 3. Dampak Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Hasil Uji Statistik Analisis Paired Samples t-test dan Analisis Regresi Sederhana dengan SPSS 17.0 for Windows Parameter 2 Rata-rata P-value Alpha (α) Keputusan 316,90 0,000 0,050 Menolak Ho 486,29 0,000 0,050 Menolak Ho 3169047,62 0,000 0,050 Menolak Ho 2 4862857,14 0,000 0,050 Menolak Ho 2 0,455 0,001 0,05 Menolak Ho α -84,072 0,415 0,050 Menerima Ho β 0,825 0,001 0,050 Menolak Ho R Kesimpulan Ada dampak sebelum dan sesudah pelatihan pada produktivitas kerja karyawan Produktivitas kerja karyawan sebelum pelatihan lebih kecil dari produktivitas kerja karyawan setelah pelatihan Ada dampak sebelum dan sesudah pelatihan pada keuntungan perusahaan Keuntungan perusahaan sebelum pelatihan lebih kecil dari keuntungan perusahaan setelah pelatihan Besar dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan α tidak bisa digunakan untuk memprediksi β bisa digunakan untuk memprediksi Sumber: Output SPSS 17.0 for Windows Tabel 4. Return on Training Investment (ROTI) Setelah Adanya Pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng Manfaat Finansial Pelatihan (1) Rp 35.570.000,00 Biaya Pelatihan (2) Rp 25.115.000,00 Sumber: Hasil Analisis Hasil pada Tabel 1 menunjukkan adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan sesudah pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Produktivitas kerja karyawan bagian penyerbukan meningkat sebesar 444 kg, bagian pengemasan meningkat sebesar 2.145 kemasan, bagian oven meningkat sebesar 517 kg, dan bagian sortir meningkat sebesar 451 kg. Hasil pada Tabel 2 bahwa adanya peningkatan keuntungan sebesar Rp 35.570.000,00 sesudah pelatihan, artinya pelatihan dapat memberikan manfaat finansial sebesar Rp 35.570.000,00 kepada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Berdasarkan Tabel 3 pada hasil pengujian statistik dengan paired samples t-test menunjukkan hasil bahwa ada ROTI (3)=(1) / (2) 142% dampak sebelum dan sesudah pelatihan pada produktivitas kerja karyawan karena nilai p-value < α (0,05), kemudian besar nilai dampak sebelum pelatihan ( ) adalah sebesar 316,90 sedangkan nilai dampak sesudah pelatihan ( ) adalah sebesar 486,29. Sehingga menunjukkan nilai < 2, yang artinya produktivitas kerja karyawan sebelum pelatihan lebih kecil dari produktivitas kerja karyawan setelah pelatihan. Selanjutnya pada nilai keuntungan sebelum pelatihan ( ) adalah sebesar 3169047,62 sedangkan nilai keuntungan sesudah pelatihan ( ) adalah sebesar 4862857,14. Sehingga menunjukkan nilai < 2, yang artinya keuntungan perusahaan sebelum pelatihan lebih kecil dari keuntungan setelah pelatihan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis regresi sederhana e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) menyatakan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng, dimana menunjukkan dampak pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karena p-value < α 0,05. Nilai dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 0,455 dengan nilai p-value R2= 0,001 < alpha (α) = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar 45,50% dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Hasil dari perhitungan ROTI pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pelatihan memberikan manfaat finansial kepada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis sebesar 142%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa manfaat finansial yang diberikan oleh pelatihan jauh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaranan pelatihan tersebut Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pelatihan memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kussriyanto (1993: 10), pendidikan dan latihan untuk menambah pengalaman dan meningkatkan keterampilan kerja mempunyai dampak paling langsung terhadap produktivitas. Berdasarkan temuan hasil penelitian mengenai manfaat pelatihan dalam bentuk finansial diketahui hasil bahwa terjadi peningkatan keuntungan perusahaan yang positif dan signifikan setelah karyawan diberikan pelatihan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuntariningsih (2013) yang menyatakan, adanya pelatihan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap peningkatan keuntungan perusahaan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan paired sampel t-test dan analisis regresi sederhana menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng, nilai dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 45,50% . yang artinya pelatihan tersebut memberikan peningkatan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2012) bahwa meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan seorang karyawan untuk meningkatkan produtivitas kerja merupakan dampak dari adanya program pelatihan. Berdasarkan hasil perhitungan ROTI, pelatihan menguntungkan bagi Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng karena manfaat finansial yang didapat lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pelatihan sebesar 142%, dengan demikian pelatihan berharga untuk dilanjutkan kemudian hari. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristantia (2012) bahwa, perhitungan menggunakan metode Return on Training Investment (ROTI), maka perusahaan mendapatkan pengembalian investasi dari biaya pelatihan yang dikeluarkan, sehingga pelatihan perlu dilaksanakan pada periode selanjutnya. Keterbatasan atau kelemahan dalam penelitian ini adalah baru mengamati data pada satu perusahaan dan tidak berlaku pada perusahaan lain. Jumlah populasi dan variabel penelitian dalam penelitian ini masih sedikit, sehingga peneliti lain diharapkan menggunakan perusahaan lain yang lebih besar dengan populasi dan variabel yang lebih luas agar hasil penelitian lebih teruji keandalannya. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. (1) Adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan sesudah pelatihan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Produktivitas kerja karyawan bagian penyerbukan meningkat sebesar 444 kg, bagian e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) pengemasan meningkat sebesar 2.145 kemasan, bagian oven meningkat sebesar 517 kg, dan bagian sortir meningkat sebesar 451 kg. (2) Keuntungan sebelum pelatihan adalah Rp 66.550.000,00 dan keuntungan sesudah pelatihan adalah Rp 102.120.000,00 dimana terdapat peningkatan keuntungan sebesar Rp 35.570.000,00. Ini artinya pelatihan dapat memberikan manfaat finansial sebesar Rp 35.570.000,00 kepada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. (3) Ada dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. Nilai dampak pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 45,50%. (4) Nilai Return on Training Investment (ROTI) pada Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng adalah sebesar 142% yang artinya manfaat finansial yang diberikan oleh pelatihan jauh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaranan pelatihan tersebut. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan saran yaitu sebagai berikut. (1) Bagi Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng, agar terus meningkatkan kinerja karyawan dengan melanjutkan mengadakan pemberian pelatihan dan mengembangkan pelatihan terhadap karyawan pada bidang yang lainnya sehingga karyawan dapat terus meningkatkan produktivitas kerja yang lebih baik yang akan memberikan keuntungan bagi Perusahaan Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Buleleng. (2) Bagi para peneliti, khususnya yang tertarik dan berminat untuk mendalami tentang pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambah sampel atau populasi yang lebih luas agar dapat menguji variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi produktivitas karyawan seperti kualitas kehidupan kerja, kompetensi, kompensasi dan disiplin kerja. DAFTAR RUJUKAN Alwi, Syafarudin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keungulan Kompetif. Yogyakarta: BPFE. Bernardin, H. John. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cook, Thomas D & Campbell, Donald T. 1979. Quasi Experimentation: Design & Analysis Issues For Field Settings. Boston: Houghton Mifflin Company. Driwantara. 2005. “Mengukur ROI Terhadap Efektivitas Suatu Pelatihan”. Jurnal Sistem Teknik Industri, Volume, 6 Nomor 4 (hlm.1--7) Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo. Flippo, Erwin B. (2000). Manajemen Personalia, Terjemahan Moh. Masud. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Erlangga Hamalik, Oemar. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Salemba Empat Gomes, Faustino Cardoso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kristantia, Prita. 2012. “Evaluasi Pelatihan Untuk Operator Dengan Menggunakan Metode Return On e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Investment di PT. H.M. Sampoerna Tbk”. Jurnal Teknik Pomits, Volume 1, Nomor. 1 (hlm.1--5) Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kuntariningsih, Apri. 2013. “Dampak Pelatihan Petani Terhadap Kinerja Usahatani Kedelai di Jawa Timur” Sosiohumaniora, Volume 15, Nomor. 2 (hlm.1--10) Robbins, Stephen P dan Coulter Mary. 2010. Manajemen, edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga Kussriyanto, Bambang. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Seri Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo. Mathis, Robert L dan Jackson John H. 2006. Human Resource Managemet, Alih Bahasa. Jakarta: Salemba Emat. Siagian, Sondang. P. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN Sunyoto, Danang. 2012. Sumber Daya Yogyakarta: CAPS Manajemen Manusia. Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia, Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gholia Indonesia. Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Noe, Raymon. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Insan Cendekia. _______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Phillips, J.J. 2002. Return on Investment in Training and Performance Improvements Programs, 2nd edition. United States of America: Elsevier Science Tupamahu, Stefan dan Budi W. Soetjipto. “Pengukuran Return On Training Investment (ROTI)” Jurnal Manajemen, Volume 23, Nomor. 2 (hlm.1--62) Rae, Laslie. 1990. Mengukur Efektivitas Pelatihan. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Wardani, Deta Shinta Kusuma. 2012. “Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Efikasi Diri Mahasiswa”. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Volume, 1 Nomor. 2 (hlm.1--11) Raymond, A. Noe. 2002. Employee Training and Development. New York: Mc.Graw-Hill Companies. Yuniarsih, Tjutju. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Alfabeta.