pengiriman dan penerimaan data frekuensi sebagai representasi

advertisement
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN DATA FREKUENSI SEBAGAI
REPRESENTASI SUHU MELALUI JARINGAN LISTRIK
Kristian Harika1), Sudiono(2), Muhtadan(3)
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Babarsari, PO Box 6101 YKBB Yogyakarta 55281
Telepon: (0274)48085,489716; Fax: (0274)489715
Abstrak
PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN DATA FREKUENSI SEBAGAI REPRESENTASI SUHU
MELALUI JARINGAN LISTRIK. Telah dilakukan penelitian pengiriman dan penerimaan data suhu
melalui jaringan listrik yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pemancar data dan penerima data.
Pemancar data terdiri dari sensor suhu LM35DZ, rangkaian pengubah tegangan ke frekuensi KA331VH30,
penampil hasil pengukuran suhu dan rangkaian pengait. Rangkaian penerima berupa rangkaian high pass
filter. Data dipancarkan oleh rangkaian pemancar data melalui jaringan listrik dan diterima rangkaian
penerima kemudian ditampilkan melalui osiloskop. Pemancaran dan penerimaan data pengukuran frekuensi
dari 2,72 KHz - 7,09 KHz dengan jarak pemancar-penerima ± 2 meter mempunyai regresi linier 0.989
dengan penyimpangan rata-rata adalah 4,39 %. Telah terjadi penurunan amplitudo tegangan pada data
yang dikirim.
Kata kunci : suhu, jaringan listrik, pengiriman, frekuensi.
Abstract
TRANSMITTING AND RECEIVING OF FREQUENCY DATA TEMPERATURE
REPRESENTATION THROUGH ELECTRICITY NETWORK. Research of transmission and receiving of
measuring temperature data through electricity network which consists of two parts, the data transmitter and
data receiver, has been done. Data transmitter consists of LM35DZ temperature sensor, KA331VH30 voltage
to frequency converter circuit. Receiver circuit consists of high pass filter circuit. Data are transmitted by
data transmitter circuit through electricity network and received by receiver circuit, then shown by
oscilloscope. Transmitting and receiving of 2,72 KHz – 7,09 frequency measurement data, with the distance
between transmitter and receiver is ± 2 meter, has liniear regression of 0,989 and average deviation of
4,39%.The decrease of voltage amplitude in transmitted data, had been happened.
Keywords : temperature, electricity network, transmission, frequency
PENDAHULUAN
Power Line Communications yang disingkat PLC
adalah teknologi yang menggunakan koneksi kabel
listrik pada jaringan listrik untuk memberikan
pasokan energi listrik, dan di saat yang bersamaan
Kristian Harika, dkk
juga dapat digunakan untuk mentransfer data dan
transmisi suara. Kecepatan maksimal yang bisa
diraih menggunakan teknologi ini kurang lebih
mendekati kecepatan koneksi transmisi data
menggunakan fiber optic, mulai dari 256 Kbit/s
sampai 45 Mbit/s. Secara prinsip, pengiriman data
233
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
melalui kabel listrik ini dilakukan dengan
menumpangkan sinyal komunikasi yang berisi data
di bawah frekuensi aliran listrik. Proses
penumpangan sinyal data ini membutuhkan
frekuensi gelombang skala rendah, 1-50 MHz
Penelitian dengan judul “Pengiriman dan
Penerimaan Data Frekuensi Sebagai Representasi
Suhu Melalui Jaringan Listrik” ini merupakan
pengembangan dari artikel yang diunduh dari situs
www.electronics-lab.com/project/sensors/010.
Dengan judul penelitian “Remote sensor sends data
via mains supply Temperature range: 00.0 to 99.9
°C”.Hasil penelitian tersebut berupa sistem yang
terdiri dari transmitter (pengirim) dan receiver
(penerima). Semua data yang dikirim oleh
transmitter ditumpangkan pada jaringan tenaga
listrik PLN dan diterima oleh bagian receiver untuk
mengolah dan menampilkan data agar dapat
ditampilkan pada 3 LED 7 segment. Angka yang
paling signifikan persepuluh tiap derajat dengan
jangkauan
pengukuran
00.0-99.9oC.
Jarak
pemancar-penerima dapat mencapai seratus meter.
Sedangkan pada penelitian dengan judul
“Pengiriman dan Penerimaan Data Frekuensi
Sebagai Representasi Suhu Melalui Jaringan
Listrik” membuat rangkaian pemancar (transmitter)
dan rangkaian penerima (receiver). Pemancar
menampilkan hasil pengukuran suhu kemudian data
dipancarkan ke jaringan listrik dan diterima dengan
penerima (receiver).
Penelitian mempunyai tujuan untuk membuat
Sistem Pengirim dan Penerima data pengukuran
suhu dengan range 26 0 C – 70 0 C, yang dikirim
melalui jaringan listrik. Pengembangan dan
perancangan
alat
ini
diharapkan
dapat
mempermudah para teknisi maupun operator yang
pekerjaannya bergelut dengan pengukuran suhu.
Seperti pengukuran suhu suatu ruangan, yang tidak
memungkinkan operator berada dalam ruangan
tersebut.
mengalirkan listrik. PLC akan menggunakan
frekuensi yang lebih tinggi untuk mengirimkan
data(2).
Artikel
unduhan
dari
situs
http://www.Electronics-lab.com merupakan bahan
pustaka utama yang digunakan pada pembuatan
sistem pengiriman data melelui tegangan listrik
PLN. Berisi tentang pembuatan ”Remote sensor
sends data via mains supply Temperature range:
00.0 o C to 99.9 °C”. Hasil penelitian tersebut
berupa sistem yang terdiri dari Transmitter
(pengirim) dan Receiver (Penerima). Semua data
yang dikirim oleh transmitter ditumpangkan pada
jaringan tenaga listrik PLN dan diterima oleh
bagian receiver untuk mengolah dan menampilkan
data agar dapat ditampilkan pada 3 LED 7 segment.
Angka yang paling signifikan persepuluh tiap
derajat dengan jangkauan pengukuran 00.0-99.9oC.
Jarak pemancar-penerima dapat mencapai seratus
meter.
PLC
Telekomunikasi dengan pembawa saluran tenaga
(power line carrier, disingkat PLC) adalah
komunikasi dimana arus pembawa (carrier current)
ditumpukkan (superposed) pada saluran transmisi
tenaga, sehingga saluran tenaga ini menjadi
rangkaian transmisi frekuensi tinggi. Untuk
memungkinkan komunikasi dengan cara ini secara
effisien, yaitu dimana karakteristik penyaluran
isyarat lewat pembawa digabungkan dengan
karakteristik penyaluran tenaga pada tegangan
tinggi, diperlukan peralatan pengait(3).
LM 35
DASAR TEORI
Sensor yang digunakan berupa IC LM35 buatan
National Semiconductor. Keluaran dari IC LM35
berupa tegangan yang sebanding dengan suhu
dalam satuan derajat Celcius. IC LM35 ini
mempunyai keluaran 10 mV/˚C dan bisa
dioperasikan pada tegangan +4V s/d +20V DC(4).
Tinjauan Pustaka
LM 331
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan adalah
penggunaan PLC yang merupakan kepanjangan dari
Power Line Communications, teknologi yang
menggunakan koneksi kabel listrik yang dapat
digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk
memberikan pasokan energi listrik, dan di saat yang
bersamaan juga dapat digunakan untuk mentransfer
data dan transmisi suara(1). Dasar kerja PLC adalah
menggunakan frekuensi tinggi yang tidak
digunakan untuk mengalirkan listrik. Jalur listrik
umumnya menggunakan frekuensi 50-60 Hz untuk
Beberapa karakteristik dari LM 331 antara lain (5):
 Beroperasi pada tegangan 5V
 Pulsa keluaran kompatibel dengan semua
bentuk logika.
 Stabilitas suhu yang baik, ±50 ppm/oC max
 Disipasi daya rendah, 15 mW pada saat 5V
 Jangkauan frekuensi 1 Hz to 100 kHz
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Rangkaian differensiator (High Pass Filter)
234
Kristian Harika
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Rangkaian seperti ditunjukkan pada Gambar 1 akan
meneruskan isyarat dengan frekeunsi tinggi yaitu f
>> fp dan isyarat dengan frekuensi rendah tidak
akan diloloskan(6). Nilai fp ditujukkan seperti Pers.
(1).
fp = f
p

1
2RC ....................................(1)
Komponen Sinyal
Sinyal elektromagnetik terdiri dari berbagai
frekuensi sehingga spektrumnya akan melebar
sebanyak frekuensi yang terdapat pada sinyal
tersebut, seperti pada Gambar 2 dengan
menjumlahkan dua sinyalsinus dengan frekuensi f1
(pada gambar 2 a) dan 3f1 (pada gambar 2b) dengan
menggunakan Pers.(2).
........... (2)
Gambar 1. Rangkaian high pass filter
Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler ATmega8535 merupakan seri
mikrokontroler 8-bit buatan Atmel Corp. yang
memiliki arsitektur AVR (Alf and Vegard’s Risc
Processor). Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s
Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8 bit, di
mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit
(16-bits word) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda
dengan instruksi MCS 51 yang membutuhkan 12
siklus clock. Mikrokontroler ATmega8 mempunyai
40 pin dengan fasilitas cukup lengkap yaitu 23 jalur
Input / Output, 8KByte In System Programmable
Flash, 512bytes EEPROM, 1Kbytes Internal SRAM,
Internal ADC, Timer/Counter, SPI, dan USART (7).
Bahan Inti Magnet Ferit dan Garnet
Bahan inti magnet pasti mempunyai rugi panas
berupa histerisis dan rugi arus pusar. Besarnya rugirugi tersebut juga sangat tergantung pada frekuensi
kerjanya. Semakin tinggi frekuensinya rugi-rugi
tersebut juga semakin tinggi. Untuk itu bahan inti
magnet yang dipakai untuk frekuensi tinggi seperti
trafo TV dan penerima FM adalah Ferit dan Garnet.
Bahan paduan ferit terbuat dari 50% MgO,
50%Mn0 ditambah Fe2O3. Sedangkan bahan
paduan garnet adalah ferit dengan ditambah unsur
logam tanah jarang seperti samarium (Sm),
europium atau emas (Eu) dan gadolinium (Gd).
Untuk frekuensi audio sering digunakan inti dari
bahan ferit, sedang untuk frekuensi yang lebih
tinggi misalnya gelombang mikro dipakai inti dari
bahan garnet(8).
Kristian Harika, dkk
Gambar 2. Penggabungan 2 sinyal
Dari persamaan tersebut diperoleh sinyal gabungan
(seperti Gambar 2c), komponen sinyalnya terdiri
dari gabungan sinyal individual (pada gambar 2 a
dan 2 b), besar frekuensi pada sinyal kedua
merupakan kelipatan bilangan interger dari sinyal
pertama, sehingga frekuensi sinyal pertama disebut
sebagai frekuensi fundamental. Periode sinyal
keseluruhan sama dengan periode sinyal
fundamental(9).
METODE
Bahan dan Komponen yang digunakan
Bahan dan komponen yang digunakan, antara lain:
beberapa komponen pasif, seperti resistor, dan
kapasitor; beberapa komponen-komponen aktif,
seperti transistor; beberapa IC, seperti LM331,
LM35, Mikrokontroler ATMega8535, kabel,
pin header, solder wire dan pasta solder; papan
PCB dan larutan Ferit clorit.
235
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain: seperangkat
komputer beserta beberapa software pendukung,
seperti EAGLE 5.7.0 full version, Microsoft Office,
dan sebagainya; project board, dan sebagainya;
heat solder, tang jepit, tang potong, obeng dan
sebagainya, multimeter, osiloskop.
Perangkat Keras
Blok diagram dari perancangan perangkat keras
perangkat keras pemancar data (transmitter) dan
penerima data (receiver) dalam tugas akhir ini
diperlihatkan dalam Gambar 3.
Gambar 4. Rangkaian pengubah tegangan ke
frekuensi
Gambar 5. Rangkaian pengait
5.
Gambar 3. Blok Diagram Alat
Fungsi dari tiap blok adalah:
1. Sensor Suhu Sensor LM35D berfungsi
merubah besaran suhu (Celcius) menjadi
tegangan listrik (mili Volt).
2.
Rangkaian Pengubah Tegangan ke
Frekuensi (voltage to frequency converter)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4
berfungsi mengubah tegangan keluaran dari
sensor suhu diubah menjadi frekuensi yang
sebanding. Agar dapat ditumpangkan ke
jaringan listrik data suhu diubah ke frekuensi
yang sebanding.
3. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler
ATMega 8535 berfungsi untuk mengolah data
tegangan keluaran sensor suhu yang masuk ke
port ADC agar dapat ditampilkan pada LCD
(liquid crystal display).
4. LCD (liquid crystal display) berfungsi untuk
menampilkan data pengukuran suhu yang telah
diolah oleh mikrokontroler ATMega 8535.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Rangkaian penerima yang berupa rangkaian
filter berfungsi memisahkan antara frekuensi
data dengan frekuensi pembawa, sehingga
frekuensi data yang dipancarkan dapat
ditampilkan di osiloskop. Rangkaian filter yang
digunakan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Rangkaian Filter
Perangkat Lunak
Perangkat lunak dalam penelitian ini digunakan
BASIC
dengan
software
BASCOM-AVR.
BASCOM-AVR juga mempunyai fasilitas untuk
mengubah file .BAS menjadi .HEX. File .HEX ini
yang kemudian ditanamkan dalam mikrokontroller
menggunakan downloader. Agar program sistem
minimum mikrokontroler terarah sesuai tujuan,
maka dibuat diagram alir yang ditunjukan pada
Gambar 7.
236
Kristian Harika
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Gambar 8. Hasil dari pengujian LM35DZ
Pengujian Rangkaian Pengubah Tegangan ke
Frekuensi
Pengujian sensor LM35DZ dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pengukuran
suhu
menggunakan mulmeter digital merek Sanwa
PC520M dengan hasil keluaran LM35DZ yang
diukur menggunakan multimeter merek Sanwa
YF3503. Hasil dari pengujian ditunjukkan pada
Gambar 9.
Gambar 7. Diagram alir pengukuran suhu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Pemancar Data (Transmitter)
Pengujian Sensor Suhu LM35DZ.
Pengujian sensor LM35D dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pengukuran
suhu
menggunakan mulmeter digital merek Sanwa
PC520M dengan hasil keluaran LM35DZ yang
diukur menggunakan multimeter merek Sanwa
YF3503. Hasil dari pengujian
LM35DZ
ditunjukkan pada Gambar 8.
Berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa antara
suhu yang diukur sebanding dengan tegangan
keluaran. Ditunjukkan dengan nilai regresi linier
adalah 0.998.
Kristian Harika, dkk
Gambar 9. Grafik linieritas tegangan masukan
rata-rata dengan frekuensi rata-rata pada rangkaian
pengubah tegangan ke frekuensi
Dari Gambar 9 dapat disimpulkan bahwa antara
tegangan masukan sebanding dengan frekuensi
yang dihasilkan. Ditunjukkan dengan nilai regresi
linier adalah 0.995.
Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) Sebagai
Penampil Pengukuran Suhu.
Pengujian LCD (Liquid Crystal Display) sebagai
penampil pengukuran suhu dilakukan untuk
mengetahui kesebandingan antara suhu yang diukur
LM35DZ dan yang ditampilkan oleh LCD.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan suhu
yang diukur LM35DZ menggunakan multimeter
237
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
digital PC520M dengan tampilan suhu yang ada
pada LCD. Hasil dari pengujian LCD ditunjukkan
pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik perbandingan antara suhu
Dari Gambar 11 terdapat perbedaan antara
jaringan listrik yang tidak ditumpangi data
frekuensi dengan jaringan listrik yang ditumpangi
data frekuensi. Perbedaan ditunjukkan pada tinggi
amplitudo dan juga pada gambar sinyal. Pada
Gambar 11 (a) tinggi amplitudo adalah 42,4 volt,
sedangkan pada Gambar 11 (b) tinggi amplitudo
adalah 46,4 volt. Terjadi selisih sebesar 2 volt.
Perubahan amplitudo disebabkan penambahan atau
penumpangan data frekuensi pada jaringan listrik.
Data frekuensi yang ditumpangkan mempunyai
amplitudo 20 volt. Tetapi saat ditumpangkan
amplitudo data turun menjadi 2 volt. Hal ini dapat
disebabkan penginduksian frekuensi pada trafo
rangkaian pengait terjadi rugi-rugi daya.
Dengan
demikian
data
telah
dapat
ditumpangkan dengan jaringan listrik dengan
function generator sebagai penghasil data.
yang terukur oleh LM35DZ dengan tampilan pada
LCD
Pengujian Penerimaan Data Dari Jaringan
Listrik.
Dari Gambar 10 dapat disimpulkan bahwa antara
suhu yang terukur sebanding dengan yang
ditampilkan pada LCD. Ditunjukkan dengan nilai
regresi linier adalah 0.996.
Penerimaan Data Dari Jaringan Listrik Dengan
Function Generator Sebagai Sumber Frekuensi
Data.
Pengujian pemancaran Data ke Jaringan Listrik
Pengujian dilakukan dengan melihat sinyal AC di
jaringan listrik dengan menggunakan osiloskop.
Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 11.
Keluaran dari function generator disambungkan
secara langsung dengan lilitan primer trafo inti ferit
dimana lilitan sekunder dari trafo dihubungkan
secara langsung dengan jaringan listrik. Alat ukur
yang digunakan untuk membaca data yang diterima
adalah osiloskop GRS-6032A. Jarak antara
pemancar dan penerima ±2 m. Hasil dari pengujian
ditunjukkan pada Gambar 12.
(a)
Gambar 12. Hasil pengujian Penerimaan data
dari jaringan listrik dengan function generator sebagai
sumber frekuensi data.
(b)
Gambar 11. Perbedaan sinyal AC (a) sebelum dengan
(b) sesudah ditumpangkan jaringan listrik.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Dari Gambar 12 terlihat bahwa data yang
dipancarkan sebanding dengan data yang diterima.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai R2 = 0.999. Dari
penelitian diketahui penurunan amplitudo pada
238
Kristian Harika
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
yang diterima. Penurunan amplitudo data dapat
disebabkan :
1. Nilai resistor dan kapasitor dari rangkaian
high pass filter yang tidak sesuai dengan
teori.
2. Amplitudo data sudah turun saat data
dipancarkan oleh rangkaian pemancar.
3. Perbedaan impedansi pada jaringan listrik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2009. Internet Via elctricity Cable.
http://www.kesitu.blogspot.com/2009/06/int
ernet-via -kabel-listrik.html diakses tanggal
15 Oktober 2009
2.
Anonim 2. 2007. TES & TEKNOLOGI
Powerline Communication (PLC) - Jaringan
via Listrik. http://www.chip.co.id/tips-andtechnologies/tes-teknologi-powerlinecommunication-plc-jaringan-via-li-5.html
diakses tanggal 15 Desember 2009.
3.
Arismunandar Artono, Dr. M.A.Sc et
al, 1982, Buku Pegangan Teknik Tenaga
Listrik Jilid II: Saluran Transmisi. PT.
Pradnya Paramita: Jakarta.
4.
National Semiconductor, 2000, ”
LM35 Precision Centigrade Temperature
Sensors”.
National
Semiconductor
Corporations Amaricas: USA.
5.
National Semiconductor, 1999, ”LM
331
Precision
Voltage-to-Frequency
Converters”.
National
Semiconductor
Corporations Amaricas: USA.
6.
Sutrisno, 1986, ELEKTRONIKA Teori
dasar dan penerapannya, Penerbit ITB:
Bandung.
7.
Wardhana, Lingga. 2006. Belajar
Sendiri
Mikrokontroler
AVR
Seri
ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan
Aplikasi. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
8.
Suyamto. 2009. Fisika Bahan Listrik.
Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
9.
Dony Ariyus, Rum Muhamad
Andri.2010.
Komponen
Sinyal.
http://journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/
article/view/4531/2315. diakses tanggal 10
Agustus 2010.
10.
Anonim 3. 2009. Remote sensor sends
data via mains supply Temperature range:
00.0
to
99.9
°C.
www.electronicslab.com/project/sensors/010
. diakses tanggal 11 Desember 2009.
Penerimaan Data Frekuensi Representasi
Pengukuran Suhu Dari Jaringan Listrik.
Pada pengujian ini sumber data yang digunakan
adalah keluaran dari KA331VH30 yang merupakan
konversi tegangan dari sensor suhu LM35DZ. Hasil
dari pengujian ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 13. Pengujian Penerimaan data
frekuensi dari pengukuran suhu dari jaringan
listrik.
Dari Gambar 13 terlihat bahwa data yang
dipancarkan sebanding dengan data yang diterima.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai R2 = 0.989.
KESIMPULAN
1. Telah dibuat sistem pemancaran data
pengukuran suhu melalui jaringan listrik.
2. Pemancaran dan penerimaan data telah diuji
dengan sumber data dari function generator
pada jarak pemancar-penerima ±2 meter
mempunyai penyimpangan rata-rata 2,9493%
dengan regresi linier 0,999.
3. Pemancaran dan penerimaan data pengukuran
frekuensi dari 2,72 KHz - 7,09 KHz dengan
jarak
pemancar-penerima
±2
meter
mempunyai regresi linier 0.989 dengan
penyimpangan rata-rata adalah 4,39 %.
4. Telah terjadi penurunan amplitudo tegangan
pada data yang dikirim
SARAN
Pada rangkaian penerima digunakan rangkaian
filter supaya data dapat diolah dalam sistem
digital.
Kristian Harika, dkk
TANYA JAWAB
Pertanyaan:
1. Berapa Frekuensi Carrier ? (Raden oktova)
2. Apa bedanya dengan alat telemetri
BPPTK ?
Jawabab:
1. Frekuensi Carrier sebesar 50 Hz sesuai
dengan frekuensi jaringan listrik PLN
2. Alat telemetri BPPTK medianya
adalah gelombang radio. Sedangkan
239
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
pada penelitian ini medianya adalah
jaringan listrik
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
240
Kristian Harika
Download