rancang bangun alat pendeteksi harmonisa arus listrik secara real

advertisement
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
ISSN : 1858-3709
Desain dan Implementasi Sistem Akuisisi Data Harmonisa
Arus Listrik Secara Real Time
Design and Implementation of Data Acquisition System
For Current Harmonic as Real Time
Rahmat
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576 Email: [email protected]
ABSTRACT
The fault of transmission electrical power causes the production, communication equipment, control
equipment, personal computer work not optimum. This research implemented the fast Fourier transform theorem
to hardware and software for harmonics detection on power system. Harmonics is a distortion in power system
as effect from non linier load, harmonics will increase loses in transformation and motor, also make dysfunction
from electric equipment like relay switching process. This system can process signal from times domain to
frequency domain and shown it in graphic as real time in Personal Computer. Input signal from current sensor,
increase with adder circuit and Analog to Digital Converter as signal sampling and convert analog signal into
digital signal with digital data 0 - 255. This system has tested with Energy Saved Lamp and UPS. Testing this
system indicated there are harmonic around frequency 150 Hz and 300 Hz..
Keyword: harmonic, data acquisition, fast Fourier transform, real time
PENDAHULUAN
Gangguan yang terjadi pada saat
penyaluran daya listrik membuat tidak
nyaman pengguna listrik. Hal ini dapat
membuat produksi, peralatan komunikasi,
peralatan kontrol, personal computer
bekerja tidak maksimal.Gangguan tersebut
bisa disebabkan oleh kenaikan atau
penurunan tegangan, kenaikan atau
penurunan frekuensi. Oleh karena itu
penyedia tenaga listrik dituntut untuk
tanggap setiap terjadi gangguan dan
berusaha seminimal mungkin mencegah
terjadinya gangguan. Pentebab gangguan
dalam kualitas daya listrik sangat
bervariasi. Bisa disebabkan faktor alam,
manusia maupun dari peralatan penyedia
daya listrik sendiri.
Pada sistem tenaga listrik AC ideal,
energi listrik disalurkan dalam frekuensi
tunggal yang konstan dan pada level
tegangan yang konstan pula. Tetapi dengan
perkembangan beban listrik yang semakin
besar dan komplek, terutama penggunaan
beban-beban tak linier, akan menimbulkan
perubahan pada bentuk gelombang, seperti
terlihat pada Gambar 1 Ketika tegangan
yang diberikan berupa sinusoidal murni
kedalam suatu rangkaian sederhana resistor
tak linier, maka akan mengalir gelombang
arus yang terdistorsi
Gambar 1. Arus terdistorsi karena beban tak
linier (Dugan, Roger C)
Gambar.1 mengilustrasikan bentuk
gelombang
yang
terdistorsi
dapat
diekspresikan sebagai bentuk penjumlahan
dari gelombang sinusoidal murni dengan
frekuensi masing-masing gelombang yang
merupakan
kelipatan
integer
dari
gelombang
fundamental,
gelombang
55
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
kelipatan inilah yang disebut harmonisa
dari fundamental
Frekuensi harmonisa dengan orde
yang cukup tinggi (diantara harmonisa ke25 sampai harmonisa ke-50) dapat
diabaikan untuk analisis sistem tenaga
karena pada frekuensi harmonisa tersebut
mempunyai nilai magnitude yang sangat
kecil, tetapi pada range orde frekuensi tersebut dapat menimbulkan interferensi
ISSN : 1858-3709
dengan peralatan elektronika dengan daya
yang rendah. Sumber-sumber harmonisa
akan banyak kita temukan pada jaringan
sistem tenaga listrik, terutama pada elemen
yang terhubung paralel pada sistem (seperti
beban motor dan peralatan elektronika
daya).
Distorsi
harmonisa
akan
mengakibatkan kerugian pada jaring sistem,
datap juga menyebabkan terjadi resonansi
paralel maupun seri.
50 Hz
h=1
+
150 Hz
h=3
+
250 Hz
h=5
+
350 Hz
h=7
Gambar 2. Representasi deret fourier pada gelombang terdistorsi (Dugan, Roger C)
Untuk
memperoleh
efisiensi
pengoperasian dan pemanfaatan sistem
tenaga listrik, maka pengaruh harmonisa
harus diperhitungkan Berbagai cara telah
dilakukan untuk perbaikan gangguan sinyal
terutama
harmonisa
listrik
dan
memperbaiki kualitas listrik, sampai saat ini
telah dikembangkan berbagai penggunaan
teknologi sistem tenaga listrik, baik secara
sofware maupun hardware. Misalnya
penggunaan konsep power elektronik
penyediaan pengamanannya dari masalah
kualitas sistem tenaga listrik, seperti
Unified Power Quality Compensator
(UPQC).
Dynamic Voltage Restorer
(DVR) mempunyai nilai penyelesaian yang
efektif dalam meringankan permasalahan
tegangan kedip (voltage sags), dengan
membangun tingkatan kualitas tegangan
yang sebenarnya yang dibutuhkan oleh
pengguna. Ketika gangguan terjadi dalam
jaringan sistem tenaga, tegangan kedip tibatiba akan muncul pada beban yang terdekat.
Untuk mengatasi permasalahan ini dipasang
DVR antara sumber dengan beben kritis.
DVR akan menginjeksi power aktif ke
sistem dengan suatu nilai nominal yang
mempunyai respon waktu milidetik
sehingga menghindari gangguan pada
sistem tenaga ke beban.(Jurado, F &
Valverde, M.. 2003).
Dalam upaya
memperkaya dan
memperlus cara mengatasi gangguan listrik,
maka pada penelitian ini dibuat sebuah
sistem akusisi data sinyal listrik dengan
menerapkan metoda FFT
untuk
memonitoring adanya harmonisa listrik.
Penggunaan metode ini akan mengolah
sinyal dari domain waktu ke frekuensi.
Sistem akuisi data ini dapat dikembangkan
pada sistem berbasis kecerdasan buatan
untuk keperluan identifikasi harmonisa
listrik, sehingga dapat mengidentifikasi
adanya harmonisa pada frekuensi keberapa
Suatu bentuk transformasi yang
umum digunakan untuk merubah sinyal dari
domain waktu ke domain frekuensi adalah
transformasi Forier Untuk menghitung
frekuensi suatu sinyal, sebuah implementasi
diskrit dari analisa Forier dapat digunakan,
56
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
yang kemudian lebih disempurnakan
dengan suatu algoritma yang dikenal
sebagai Fast Forier Transform (FFT).
Secara umum teknik ini m,erupakan
pendekatan yang terbaik terbaik untuk
transformasi. Dalam hal ini input sinyal ke
window ditetapkan memilikim panjang 2 m.
Kita dapat memilih analisis window yang
akan digunakan, ouput dari syntax FFT(x,n)
merupakan sebuah fektor complek, dengan
n amplitude komplek dari 0 Hz sampai
dengan sampling frekuensi yang digunakan.
FFT
merupakan
algoritma
untuk
mempercepat penghitungan DFT, sehingga
dapat menurunkan (mereduksi) jumlah
perkalian dalam perhitungan DFT. FFT
mengambil keuntungan dalam banyak
perhitu-ngan yang dipercepat oleh DFT
karena sifat yang periodik dari diskrit
Fourier Kernel: e  j 2kn / N . (Oppenheim, A
dkk. 1995)
Penelitian ini bertujuan merancang
dan merealisasikan sistem akuisi data yang
dapat
menginterprestasikan
bentuk
gangguan
sinyal
listrik
khususnya
harmonisa listrik pada PC, sehingga dapat
dijadikan langkah awal disain filter digital
atau sistem lain untuk menekan gangguan
harmonisa listrik.
ISSN : 1858-3709
METODOLOGI
Secara garis besar sistem akusisi
sinyal listrik untuk monitoring harmonisa
listrik dapat dilihat seperti pada gambar 3.
Sinyal gangguan atau sinyal yang diduga
mengandung harmonsa listrik akibat
pemakain beban tak linear diambil dari
saluran tenaga listrik. Gelombang pada
sistem tenaga yang akan dideteksi masih
mempunyai amplitudo yang sangat besar
maka amplitudo dari gelombang tersebut
harus
diturunkan
terlebih
dahulu,
gelombang yang diamati disini adalah
gelombang arus, agar dapat melihat bentuk
gelombang arus maka digunakan trafo arus
sekaligus digunakan sebagai trafo penurun
(step-down transformer). Gelombang arus
yang sudah diturunkan, diubah menjadi
gelombang tegangan dengan memberikan
sebuah hambatan yang dipasang secara
paralel antara dua sumber arus. Agar
gelombang tegangan hasil konversi tersebut
dapat digunakan sebagi input pada ADC
maka terlebih dahulu dimasukkan kedalam
rangkaian differensial amplifier, Dari
besaran analog yang merupakan output dari
rangkaian diff-amp diubah menjadi besaran
digital oleh A/D Converter sehingga dapat
diproses oleh komputer (PC). Didalam PC
dilakukan proses pengolahan sinyal dengan
metode FFT.
Sinyal Gangguan
Saluran Tenaga Listrik
Transformastor Arus
Peralatan antar Muka
Pengolahan Sinyal
(FFT)
Interpretasi Sinyal
Harmonisa
Gambar 3. Diagram blok sistem akuisis data harmonisa arus listrik
57
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
ISSN : 1858-3709
dapat diketahui bahwa sinyal lain yang
secara bersama-sama masuk ke kedua input
tersebut tidak akan berpengaruh pada
tegangan output. Tetapi, praktek rangkaian
diff-amp tidak dapat dijelaskan dengan
Persamaan 8, karena secara umum output
tidak hanya tergantung pada perbadaan
sinyal (v d ) dari kedua input, tetapi juga
tergantung pada level rata-rata (commonmode signal ) v c , untuk :
1. Mendisain dan merealisasikan sistem
akuisisi data sinyal istrik yang terdiri
dari Perangkat keras dan perangkat
lunak
Rangkaian Differensial Amplifier
Fungsi dari rangkaian differensial
amplifier (diff-amp) secara umum adalah
penguatan hasil dari dua sinyal yang
berbeda. Kebutuhan pada rangkaian diffamp timbul diberbagai metode pengukuran,
respon yang diperlukan mulai dari dc
sampai dengan Mega Hertz. Gambar 4.
menunjukkan rangkaian ekivalen diff-amp
dengan dua sinyal input v 1 , v 2 dan sebuah
sinyal output v o . Setiap input maupun
output diukur terhadap ground.
v d  v1  v 2 dan vc 
1
2
(v1  v 2 ) ….....(.1)
Rangkaian Penjumlah / Adder
Rangkaian penjumlah digunakan
untuk meningkatkan level offset null dari
tegangan input sinusoidal agar secara
keseluruhan input tegangan sinusoidal
dapat dibaca dan diterjemahkan oleh A/D
Converter. Adapun gambar rangkaian
penjumlah tersebut dapat dilihat pada
gambar 10. Tegangan sinusoidal dari sistem
tenaga listrik yang digunakan sebagai input
rangkaian penjumlah sebesar 4 volt peak to
peak, sedangkan tegangan DC yang
digunakan untuk menaikkan level offset
null tegangan AC sebesar 2,5 volt dc,
sehingga diperoleh persamaan sinyal
keluaran.
Gambar 4. Diferensial Amplifier
vo  add  
dengan A d adalah penguatan pada
differensial amplifier. Dari Persamaan1
Rf
Ri1
vi  AC 
Rf
Ri 2
vi  DC …(2)
4
+12
IC2B
IC1A
5
3
R2
INPUT AC
100K
2
R2
7
6
OUTPUT
100K
3.8 Rangkaian
Penjumlah (aR2
ddeLM324
r)
LM324
11
R1
INPUT DC
Ga100K
mbar
1
100K
Gambar 5. Diagram
skema rangkaian penjumlah
-12
R2
100K
Gambar 5. Rangkaian Penjumlah
58
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
karena gelombang tegangan input pada
rangkaian adder diberikan pada input
inverting,
maka
gelombang
output
rangkaian adder akan bernilai negatif
(terbalik) sehingga diperlukan sebuah
rangkaian lagi untuk mengembalikan ke
bentuk gelombang semula (tidak terbalik)
yaitu rangkaian inverting, yang dirumuskan
sebagai berikut :
vo  
R f o
Ri o
vo add …….. (3)
Rangkaian Interface / Peralatan Antar
Muka
Sistem akuisisi data ini berbasiskan
komputer untuk itu diperlukan rangkaian
ISSN : 1858-3709
interface untuk bisa mengambil data agar
bisa diolah oleh PC Gambar 6 adalah
diagram blok rangkaian Interfac. ADC
0820 digunakan untuk mengubah data
masukan analog menjadi digital, yang
dibaca melalui parallel port. Untuk
menentukan frekuensi sampling ADC
digunakan
rangkaian
VCO
yang
dikendalikan oleh parallel port melalui
sebuah DAC. Parallel port memberikan
data digital paralel 8 bit melalui alamat
378.0 hingga alamat 378.7. Data paralel 8
bit tersebut diubah menjadi analog oleh
DAC. DAC akan mengubah data digital
tersebut menjadi arus dan diubah menjadi
tegangan. Untuk itu digunakan sebuah
konverter arus ke tegangan
Zero
Setting
D0
..
D7
378.0
…
378.7
DAC
0808
I to V
Converter
I out
V out
Ref
PARALELL
PORT
Vref
5.1V
379.3
379.4
…
379.7
37A.0
Y0
...
Y3
A/B
A
MUX
1 to 2
B
D0
…
D3
D4
…
D7
VCO
WR/RDY
ADC
0820
V in
CS
RD
Vin
Masukan Sinyal EKG
dari Generator
Gambar 6. Diagram blok rangkaian interface
Keluaran
rangkaian
konverter
tersebut sudah berupa tegangan yang dapat
diumpankan ke VCO. VCO akan mengubah
besar tegangan tersebut menjadi gelombang
dengan frekuensi tertentu. Gelombang yang
dihasilkan adalah gelombang persegi,
frekuensinya sesuai dengan besar tegangan
masukan dari DAC.
Sinyal keluaran VCO tersebut
digunakan sebagai pengendali frekuensi
sampling ADC 0820 untuk melakukan
konversi data analog menjadi digital.
Setelah konversi selesai, maka PC akan
mengambil data melalui
alamt 379.4
sampai alamt 379.7 Pengambilan data ini
dimulai saat alamat 379.3 mendeteksi pulsa
dari VCO menuju Low. Keluaran ADC
59
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
0820 adalah data digital 8 bit yang akan
masuk pada alamat 379.4 sampai 379.7.
Karena saluran ini hanya 4 bit maka
keluaran ADC 8 bit harus di-multiplek, 8
bit menjadi 4 bit yang akan diakses 2 kali
2. Perangkat Lunak
Secara garis besar perangkat lunak
ini terdiri dari atas pengambilan data dari
luar agar dapat diakses pada PC. Kemudian
baru di olah dengan menggunakan metode
FFT. Dalam bagian ini, sinyal input disampling dengan mengambil titik-titik
dalam waktu diskrit pada sinyal input, lalu
dengan metode Fast-Forier Transform
sinyal ditransformasi ke kawasan frekuensi.
FFT merupakan algoritma untuk
mempercepat penghitungan DFT, sehingga
dapat menurunkan (mereduksi) jumlah
perkalian dalam perhitungan DFT. Dasar
dari perhitungan FFT menggunakan
konfigurasi kupu-kupu (butterfly). Pada
dasar perhitungan FFT menggunakan
konfigurasi kupu-kupu (butterfly), maka
dapat dengan mudah mengembangkan
metode ini dalam sebuah program. Akan
tetapi terlebih dahulu dibuat flowchart
untuk memudahkan dalam perancangan
perangkat lunak menggunakan FFT ini.
Flowchart dari proses FFT dapat dilihat
pada Gambar 7
Proses
pertama
dilakukan
inisialisasi
parameter-parameter
yang
berhubungan dengan proses FFT, antara
lain penentuan orde FFT (N), penentuan
twiddle factor, penentuan bit reverse, serta
pengambilan input data FFT. Penentuan
orde FFT (N) dapat ditentukan sesuai
dengan kebutuhan sistem, yaitu berdasarkan
pertimbangan dari besar kecepatan (Ts)
ADC, dan besar range frekuensi harmonisa
yang akan dideteksi pada sistem ini.
Penentuan orde FFT juga disesuaikan
dengan
perencanaan backpropagation
neural network, yaitu disesuaikan dengan
perancangan layer-layer pada jaring.
Proses berikut pada FFT adalah
penentuan twiddle factor. (Wnk). Seperti
diketahui bentuk rumus dari DFT adalah:
ISSN : 1858-3709
X (k ) 
N 1
 x ( n) e
- j2kn/N
……
(4)
n 0
dari rumus di atas, didapatkan nilai twiddle
factor dengan:
W nk  e -j2kn/N
W nk  cos (2kn/N) - j sin(2kn/N) ……(5)
Start
Inisialisasi
N := 2nu; integer
i,j,bit ; integer
inputfft[] ; array
Hitung twiddle factor
Hitung bit reverse
while
i>=bit
numtrans:=numtrans/2
halfsize:=sizetrans
sizetrans:=2*sizetrans
for ind:=0 to halfsize-1
twiddle:=twid[ind*numtrans]
for sub:=0 to numtrans-1
iplus:=sub * sizetrans + ind
iminus := iplus + halfsize
but1 := inputfft[iplus]
but2 := Cmul(twiddle,inputfft[iminus])
inputfft[iplus] := Cadd(but1,but2)
inputfft[iminus] := Csub(but1,but2)
End
Gambar 7. Flowchart proses
Transform
Fast
Fourier
60
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
3. Menguji Sistem
Untuk menentukan sistem apakah
sudah berfungsi sesuai dengan yang
diinginkan
yaitu
sistem
dapat
memperlihatkan adanya harmonisa pada
saluran tenaga listrik akibat pemakaian
beban tidak linear. Dalam hal ini sitem diuji
dengan menggunakan Lampu Hemat Energi
dan UPS. Pengujian Software meliputi
menguji sistem pengambilan data dari input
transformator sampai bisa dibaca oleh PC
atau Notepad. Kemudian pengujian
pemrosesan sinyal dengan menggunakan
FFT, data sinyal yang telah diambil dari
luar akan diransformasi ke kawasan waktu
ISSN : 1858-3709
HASIL
Hasil yang telah didapat pada
penelitian ini adalah sebuah sistem akusisi
data sinyal listrik yang terdiri atas
perangkat keras ( peralatan anatar muka )
dan perangkat lunak yang terdiri atas
perangkat lunak pengambilan data dan
pemrosesan sinyal. Perangkat keras sistem
akusisi data sinyal listrik yang dihubungkan
pada PC atau Laptop melalui Paralell Port.
(gambar 8)
Gambar 8. Pegkat keras akusisi data sinyal listrik
Gambar 9. Pengujian dengan Lampu Hemat Eergi
61
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
ISSN : 1858-3709
Gambar 10. Representasi hasil pengujian dengan Lampu Hemat Energi
Gambar 11. Representasi
sinyal
dalam
kawasan frekuensi pada hasil
pengujian
dengan
Lampu Hemat Energi
Gambar 12 merupakan representasi
sinyal listrik dalam kawasan frekuensi hasil
pengujian dengan UPS. Terlihat bahwa
frekuensi fundamental berada disekitar 50
Hz, sedangkan ada harmonisa listrik
disekitar frekuensi 150 Hz dan 250 Hz.
Gambar 12. Representasi
sinyal
dalam
kawasan frekuensi pada hasil
pengujian dengan UPS
PEMBAHASAN
Pemrograman ini dapat dipakai
untuk mengakses bahasa assembly yang
digunakan sebagai program pembacaan data
dari ADC melalui Parallel Port. Data yang
disampling dari ADC ditampilkan dalam
bentuk grafik. Pengujian sitem dilakukan
dengan menggunakan beban tidak linear
yaitu lampu hemat energi dan UPS.
Pengujian menggunakan Laptop dengan
prosessor Centrino 1,5 GHz, Memory 256
dan Sistem Operasi Windows XP 2.
Pengujian pertama dilakukan dengan
62
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
menggunakan lampu hemat energi. Lampu
hemat energi dipasang pada soket yang
terhubung langsung pada jala-jala lstrik.
Proses pengujian dilakukan dengan
memasang kabel AC yang terhubung pada
t.ransformator penurun tegangan pada alat
akusisi data (gambar 10). Gelombang arus
yang sudah diturunkan, diubah menjadi
gelombang tegangan dengan memberikan
sebuah hambatan yang dipasang secara
paralel antara dua sumber arus. Agar
gelombang tegangan hasil konversi tersebut
dapat digunakan sebagi input pada ADC
maka terlebih dahulu dimasukkan kedalam
rangkaian differensial amplifier, Dari
besaran analog yang merupakan output dari
rangkaian diff-amp diubah menjadi besaran
digital oleh A/D Converter yang
dihubungkan dengan port paralell sehingga
dapat diproses oleh komputer (PC
Proses yang terjadi pertama sekali
yaitu penyamplingan dan pengambilan data
dari ADC melalui Parallel Port melalui
alamat port 3e0h, yaitu pada port a, dibuat
dengan
bahasa
Assembly.
Untuk
mendapatkan data dari ADC ditentukan
waktu sampling (Ts) sebesar 0.0001 detik,
sehingga satu periode (cycle) didapatkan:
0.02
n data/periode
=
0.0001
= 200 data
Pada proses penyamplingan data
input perlu memperhatikan frekuensi
sampling.
Teorema
sampling
yang
menyebutkan bahwa frekuensi sampling
harus paling tidak dua kali frekuensi
tertinggi yang ada pada signal asli agar
dihasilkan transfer informasi yang tepat
pada sistem yang diambil sample.
Komponen frekuensi pada setengah
frekuensi sampling disebut sebagai
frekuensi Nyquist. Frekuensi sampling yang
ditentukan dalam perangkat lunak ini
adalah sebesar:
1
fs 
Ts
1
fs 
0.0001
f s  10000 Hz
ISSN : 1858-3709
Pembuatan
algoritma
FFT
menggunakan orde N sebesar 1024.
Kecepatan perhitungan FFT dibandingkan
dengan algoritma DFT untuk N=1024
adalah sebesar 102,4 kali. Hal ini sangat
berpengaruh pada pembuatan perangkat
lunak yang memerlukan kecepatan tinggi
dalam pengolahan data. Dengan algoritma
FFT ini yang dapat mereduksi jumlah
perkalian perhitungan data DFT, maka
penelitian ini diharapkan realtime sesuai
dengan tujuan. Realtime yang dimaksud
adalah adalah agar perangkat yang dibuat
baik perangkat keras maupun lunak dapat
mendeteksi gangguan pola harmonisa
dengan cepat. Penggunaan nilai orde
N=1024 dipilih karena nilai ini dirasakan
cukup untuk memproses data input menjadi
data dalam range frekuensi. Gambar 10
merupakan representasi sinyal listrik dalam
kawasan frekuensi hasil pengujian dengan
lampu hemat energi. Terlihat bahwa
frekuensi fundamental berada disekitar 50
Hz, sedangkan ada harmonisa listrik
disekitar frekuensi 150 Hz dan 300 Hz.
Pengujian kedua dilakukan dengan
menggunakan UPS, Proses pengujian yang
dilakukan sama dengan pengujian pada
Lampu Hemat Energi. Hasil pengujian
dapat dilihat pada gambar 12 .UPS
terhubung langsung pada jala-jala lstrik.
Proses pengujian dilakukan dengan
memasang kabel AC yang terhubung pada
t.ransformator penurun tegangan pada alat
akusisi.Gelombang arus yang sudah
diturunkan, diubah menjadi gelombang
tegangan dengan memberikan sebuah
hambatan yang dipasang secara paralel
antara dua sumber arus. Agar gelombang
tegangan hasil konversi tersebut dapat
digunakan sebagi input pada ADC maka
terlebih dahulu dimasukkan kedalam
rangkaian differensial amplifier, Dari
besaran analog yang merupakan output dari
rangkaian diff-amp diubah menjadi besaran
digital oleh A/D Converter yang
dihubungkan dengan
paralell port
sehingga dapat diproses oleh komputer.
63
POLI REKAYASA Volume 5, Nomor 1, Oktober 2009
ISSN : 1858-3709
SIMPULAN
Sistem akusisi data yang dibuat
dapat merepresentasikan sinyal secara real
time pada PC dalam kawasan frekuensi.
Pada pengujian dengan lampu Hemat
Energi dan UPS terlihat adanya harmonisa
listrik disekitar frekuensi 150 Hz dan 300
Hz. Untuk pengembangan selanjutnya
disarankan agar dilakukan perhitungan
faktor daya sehingga dapat untuk
membantu perhitungan dalam pembuatan
filter digital.
DAFTAR PUSTAKA
Costa, FF. Almeida, L & Naidu, S R.
2004. Improving the Signal Data
Acquisition
in
Condition
Monitoring
of
Electrical
Machines.
IEEE
Trans
Instrumentation
and
Measurement, vol. 53, pp. 10151019.
Dugan, Roger C dkk. Electrical Power
System Quality, MccGraw–Hill.
Embree, Paul M. 1995. C Algorithms for
Real-Time
Digital
Signal
Processing, Prentice Hall Inc.,
Upper Saddle River N.J
Jurado, F & Valverde, M.. 2003. Voltage
Sag Correction By Dynamic
Voltage Restorer Based on Fuzzy
Logic Control. IEEE Transaction
on Industrial Electronic.
Openheim, A.dkk. 1995. Signal and
System. Prentice-Hall of India.
New Delhi.
64
Download