BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI IKLAN SURAT KABAR DAN IKON PADA IKLAN 2.1. Iklan Surat Kabar Berdasarkan media yang digunakan iklan dikelompokan dalam 2 kategori, yaitu iklan above the line dan iklan bellow the line. Iklan media above the line adalah iklan menggunakan media yang bersifat massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar, antara satu sama lain tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara serempak. Media tersebut diantaranya yaitu; surat kabar, tabloid, televisi, radio, film dan media interaktif internet. Sedangkan iklan media bellow the line adalah iklan yang menggunakan media khusus. Media tersebut diantaranya yaitu; leaflet, poster, spanduk, baliho, dan stiker (Widyatama, 2005: 15). Selain berdasar kategori umum pembagian media yang digunakan, iklan juga dapat dibagi secara khusus berdasar jenis media yang digunakan, yaitu satu diantaranya adalah iklan cetak. Iklan cetak adalah iklan yang dibuat dan dipasang dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana seperti teknik cetak sablon maupun teknologi tinggi seperti teknik cetak print laser. Berdasarkan luas space yang dipakai, khusus untuk media cetak surat kabar, majalah maupun tabloid, iklan-iklan dalam media ini dikenali dalam tiga bentuk iklan (Widyatama, 2005: 80-85), yaitu: 2.1.1. Iklan Baris Iklan baris adalah iklan dengan menampilkan pesan iklan yang ditulis dalam wujud per baris. Iklan ini disebut dengan iklan baris karena pesan yang dibuat hanya terdiri dari beberapa baris kata / kalimat saja dan biaya yang dikenakan dihitung per baris. Biasanya iklan baris tidak lebih dari 3-4 baris dengan luas tidak lebih dari satu kolom. 11 Barang yang diiklankan dalam iklan baris sangat beragam, misalnya seperti iklan yang menawarkan motor, mobil, dan rumah. Iklan baris umumnya dipasang oleh perorangan atau toko kecil. 2.1.2. Iklan Kolom Iklan kolom hampir serupa dengan iklan baris karena iklan ini memiliki space yang terbatas, Iklan kolom memiliki lebar satu kolom, namun lebih tinggi di banding iklan baris. Karena memiliki space yang lebih luas, maka selain pesan verbal tertulis, pada iklan ini memungkinkan pula pesan non verbal sebagai ilustrasi, berupa gamabar maupun tanda-tanda visual lainnya. 2.1.3. Iklan Display Iklan display memiliki ukuran lebih luas dibanding iklan kolom. Karena memiliki ukuran lebih luas, disamping pesan verbal tertulis jenis iklan ini mampu mendisplay (memperlihatkan) ilustrasi berupa gambar-gambar baik foto maupun grafis dalam ukuran yang lebih besar. Umumnya, ukuran luas iklan display disediakan oleh pengelola media. Pemasang iklan bebas memilih luas yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan dan besarnya dana yang dialokasikan. 2.2. Tanda Visual Tanda adalah sesuatu yang digunakan untuk merepresentasikan dan memberi makna sesuatu yang lain. Tanda-tanda yang digunakan dan berwujud visual, disebut sebagai tanda visual. Visualisasi pada iklan display Garuda Indonesia yang ada di surat kabar Kompas, disusun berdasarkan tanda-tanda visual. Tanda-tanda visual tersebut berupa tulisan (tipografi), gambar (ilustrasi), dan warna sebagai representasi dari kepentingan atau maksud tertentu. Bidang ilmu yang mempelajari mengenai pembacaan tanda disebut dengan semiotika (the science of signs). 12 Semiotika biasanya didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji tanda-tanda (the study of sign). Pada dasarnya semiotika adalah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai sesuatu yang bermakna. Pada perkembangannya terdapat istilah semiotika dan semiologi, walaupun berbeda istilah namun keduanya merujuk kepada ilmu tentang tanda-tanda. Menurut Charles S. Peirce (Kris Budiman, 2003:3) semiotika tak lain daripada sebuah nama lain logika, yakni doktrin tentang tanda-tanda. Sementara bagi Ferdinand de Saussure semiologi adalah ilmu umum tentang tanda yang mengkaji tanda-tanda di dalam masyarakat. Definisi semiotika yang diutarakan oleh Charles S. Peirce lebih menegaskan semiotika sebagai suatu cabang dari filsafat, sedangkan definisi semiologi yang diutarakan oleh Ferdinand de Saussure lebih ke arah disiplin ilmu psikologi sosial. Dalam pandangan Saussure, makna pada sebuah tanda sangat dipengaruhi oleh tanda lain. Tanda merupakan representasi dari gejala-gejala dan memiliki kriteria seperti: nama, peran, fungsi, tujuan, dan keinginan yang berada pada seluruh kehidupan manusia (Alex Sobur, 2006:124). Budaya adalah salah-satu bagian dari kehidupan manusia dan menjadi sistem tanda yang digunakan sebagai pengatur kehidupannya. Karena itu tanda sangatlah akrab dalam kehidupan manusia yang penuh dengan makna-makna. Karya sastra, film, bangunan, bendera dan lainnya adalah tanda-tanda yang merupakan produk strukturisasi dari subjek kolektif. Subjek kolektif sendiri dapat berupa sebuah sistem kekerabatan, kelompok kerja, kelompok teritori dan lainnya. Saussure menggambarkan tanda terdiri atas signifier dan signified. Signifier adalah bunyi atau coretan tanda sedangkan signified adalah gambaran mental atau konsep dari signifier (Alex Sobur, 2006:125). 2.2.1. Unsur-unsur Visual Dalam Desain Komunikasi Visual bentuk, garis, terang-gelap, dan warna digabungkan akan menghasilkan elemen grafis seperti Tipografi, Ilustrasi (imaji), warna, dan lain-lain. Elemen grafis tersebut 13 merupakan aspek pembentuk tanda yang digunakan dalam berbagai bidang dan kebudayaan, salah-satunya dalam bidang periklanan, yang sarat dengan sistem pertandaan pada penyampaian pesannya. 1. Tipografi, yaitu bidang ilmu yang mempelajari seluk-beluk mengenai huruf, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fungsi estetis dan fungsi komunikasi, sebagai fungsi estetis, tipografi digunakan untuk menunjang penampilan sebuah pesan agar terlihat menarik, sedangkan sebagai fungsi komunikasi tipografi digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) berupa teks dengan jelas dan tepat (Danton Sihombing, 2003:67). Teks sendiri dibangun dari huruf-huruf yang berdiri sendiri dan memiliki karakter berbeda yang bila digabungkan akan membentuk sebuah kata, kemudian kata dirangkaikan akan membentuk sebuah kalimat, yang merupakan bentuk transformasi dari bahasa verbal ke bahasa visual. Karakter-karakter dalam tipografi sangat dipengaruhi oleh aspek bentuk (form), ukuran (size), terang-gelap (contrast), ruang (space), dan tekstur (grain). Bentuk dalam tipografi diwakili oleh jenis huruf yaitu, huruf berkait (serif) dan huruf tanpa kait (sans serif). Kedua jenis huruf tersebut memiliki kesan-kesan tersendiri, menurut Danton Sihombing, MFA, (2003:66) memilih bentuk huruf sama dengan ketika kita memilih pakaian, pertimbangannya adalah keselarasan, kenyamanan, atau trend-nya. Sebuah trend dalam tipografi lahir karena terkonfrontasi oleh kebutuhan jaman, sehingga pesan-pesan yang muncul memiliki korelasi dengan periode waktu tertentu. Korelasi tersebut menjadikan bentuk huruf sebagai perekam visual dari jaman yang kemudian melekatkan asosiatif tertentu pada berbagai jenis huruf. Contohnya jenis huruf Roman Script yang lahir pada jaman kejayaan kerajaan Romawi, memiliki bentuk huruf serif dan digunakan sebagai huruf pada buku-buku dan Alkitab di gereja-gereja, karena itu huruf serif sering diasosiatifkan 14 dengan hal-hal yang religius dan anggun. Berbeda dengan jenis huruf Universal yang lahir pada abad ke-20 di Jerman yang memiliki bentuk sans serif, yang dirancang oleh institusi Bauhaus dengan semangat penolakan terhadap gaya-gaya huruf lama. Cirinya adalah dengan meminimalisasikan bahkan menghilangkan unsur dekoratif dalam huruf, sehingga sebuah bentuk huruf akan terlihat sederhana (simple). Penolakan terhadap gaya huruf lama memberikan asosiatif pada huruf sans serif sebagai huruf modern, terbebas dari unsur dekoratif yang akhirnya memberikan kesan dinamis. Selain pada bentuk, ukuran (size) pada tipografi memiliki asosiatifasosiatif tertentu juga yang berfungsi untuk memberikan efek penekanan pada pesan, seperti contohnya dalam komik, huruf dibuat besar untuk memberikan efek teriakan atau keras. Dalam tipografi ukuran terbagi dalam ketebalan, proporsi, dan kemiringan yang semuanya mempunyai fungsi sebagai penekanan (vocal point). Ketebalan huruf diasosiatifkan dengan sesuatu yang berat atau ringan, sedangkan proporsi, tinggi dan pendek diasosiatifkan dengan keras dan lemah. Kemiringan biasa diasosiatifkan dengan sesuatu yang penting atau dinamis. Kemudian terang dan gelap (contrast) pada huruf berkaitan dengan kesan optik pada mata. Kesan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu kesan background dan foreground, background atau latar merupakan huruf yang intensitasnya lebih gelap dari huruf lainnya dan diasosiatifkan dengan ‘kedua’, sedangkan foreground adalah huruf yang berada di depan atau yang intensitasnya paling kuat dan diasosiatifkan dengan ‘utama’. Tipografi juga melihat jarak atau ruang (space) sebagai bagian dari pendukung kemunculan huruf. Ruang tersebut biasa dinamakan kerning (jarak antar huruf) dan leading (jarak antar baris huruf) yang menghasilkan interval 15 kerapatan antar huruf. Kesan yang muncul dari permainan interval ini adalah renggang dan padat, asosiatif yang muncul pada kerenggangan huruf adalah ringan, sedangkan jarak yang padat menghasilkan asosiatif gelap dan berat. Terakhir adalah tekstur yang dalam tipografi digunakan sebagai penguat tampilan huruf agar dapat tampil lebih vokal serta menambah nilai dramatik pada pesan. Contohnya efek rusak pada anatomi huruf dimaksudkan untuk mendramatisisr atmosfir dari pesan-pesan yang berkaitan dengan kehancuran dan ketakutan. 2. Ilustrasi (illustration), diartikan segala bentuk gambar, lukisan, diagram, dan foto, yang digunakan untuk menjelaskan atau menerangkan teks (Alastair Campbell, 200:316). Ilustrasi banyak digunakan untuk media publikasi seperti surat kabar, majalah, dan brosur yang semuanya merupakan bagian dari media cetak. Karena itu ilustrasi sering diidentifikasikan sebagai bagian dari media cetak yang sifatnya statis, walaupun teknologi diluar cetak seperti televisi dan komputer juga menggunakan ilustrasi dalam format yang lebih canggih (bergerak). Sama halnya seperti tipografi, ilustrasi juga dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan tekstur. Dalam kebudayaan aspek ukuran sering menjadi ukuran untuk menunjukan keagungan, seperti halnya piramida di mesir. Begitu juga dengan bentuk yang merupakan aspek penting dalam memberikan pemaknaan, contohnya cinta diimplementasikan dalam ilustrasi berbentuk hati yang merupakan makna simbolik. Tekstur juga dalam ilustrasi merupakan salah-satu aspek pembentuk makna, seperti bentuk kabur pada fotografi yang memunculkan kesan imajinasi. Ilustrasi sebagai implementasi bahasa yang diterjemahkan dalam visual memiliki sifat arbitrer, yaitu dapat memiliki beragam makna, tergantung dari pengalaman si pembacanya. Perbedaan tersebut 16 dapat muncul karena masing-masing individu (pembaca) memiliki pengalaman atau referensi yang berbeda, baik yang muncul secara alamiah ataupun karena faktor kultural. Namun perbedaan tersebut dapat diatasi dengan makna-makna yang telah disepakati bersama (konvensi) terhadap sebuah ilustrasi (simbolik), contohnya seperti ilustrasi yang sudah disinggung sebelumnya, yaitu ilustrasi bentuk hati untuk mengungkapan cinta, yang bentuknya sesungguhnya di dalam tubuh manusia berbeda dengan hati untuk acara valentine, tetapi secara konvensi bentuk tersebut sudah menjadi simbolik untuk ungkapan cinta. Karena sifatnya yang arbitrer maka untuk menghindari terjadinya pengkaburan makna pada analisis ilustrasi, dalam penelitian ini digunakan makna-makna ilustrasi yang sudah menjadi bentuk konvensi dan menjadi simbol universal. 3. Warna, warna yang kita lihat selama ini adalah berasal dari sinar matahari atau lampu, yang terpantulkan dalam spektrum-spektrum yang kemudian terlihat menjadi warna-warni, bentuk kongkritnya adalah pelangi yang biasa kita lihat. Warna muncul karena pantulan sinar yang datang ke mata kita berbeda-beda tibanya. Bila sinar yang bergelombang hanya 700-800 nano maka yang munculnya warna merah, sekitar 600 nano berwarna kuning, 400 nano berwarna ungu, dan benda yang memantulkan semua spektrumakan nampak putih, sementara yang tidak memantulkan akan tampak hitam. Spektrum warna yang dapat dilihat terbagi atas: 1. Warna primer, yakni warna yang tidak bisa dibuat dengan memakai warna yang lain sebagai bahannya. Warna-warna primer ini adalah: merah, kuning, dan biru 2. Warna sekunder, yakni warna tahap kedua atau warna-warna yang dapat dibuat dengan campuran antara dua warna primer. Warna merah dan kuning akan membentuk warna oranye, kuning dan biru membentuk hijau, biru dan merah membentuk ungu. 17 3. Warna tersier, yakni warna tahap ketiga, dibuat dengan campuran warna sekunder dan primer yang bukan komplemen dari warna tersebut: merah dan oranye jadi oranye kemerahan, merah dengan ungu jadi ungu kemerahan, kuning dengan oranye jadi oranye kekuningan, kuning dengan hijau jadi hijau kekuningan, biru dengan hijau jadi hijau kebiruan, biru dengan ungu jadi ungu kebiruan dan jumlah-jumlah warna yang dihasilkan tidak terbatas tergantung zat warna dari elemen yang disertakan. Warna, warna memiliki sifat atau kesan yang mewakili karakter tertentu. Tetapi warna sebagai salah satu unsur visual juga tidak memiliki makna yang tetap dan sama dalam perannya mendukung komunikasi secara visual. Dalam tradisi kuno dari masyarakat yang berbeda, warna kadang-kadang dimaknai secara berbeda tergantung kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Dalam kebudayaan modern yang semakin bersifat global, warna memiliki peran fungsional yang sangat tinggi sehingga makna atau simbol dari warna diupayakan seragam antar wilayah dan negara. Atau dengan kata lain pamaknaan terhadap warna semakin universal. Hal ini terutama berkaitan dengan fungsi warna sebagai bahasa penyampai pesan yang menuntut persamaan persepsi antar komunikator dan komunikan. Para ilmuan berpendapat bahwa perbedaan warna tersebut dikarenakan adanya perbedaan pada rangsangan otak yang diterima oleh mata, dimana pada prosesnya otak manusia berbeda dalam merasakan sensasi yang masuk, tergantung kepekaannya masing-masing (Dra, Sulasmi D.P, 1989: 39). 2.3. Semiotika Iklan Iklan advertisement sebagai sebuah objek semiotika, mempunyai perbedaan mendasar dengan desain yang bersifat tiga dimensional, khususnya desain 18 produk. Iklan, seperti di media komunikasi massa, pada umumnya mempunyai fungsi komunikasi langsung (direct comunication function) sementara sebuah desain produk, mempunyai komunikasi tidak langsung (indirect comunication function).(piliang , 2003: 263). Menurut Gillian Dyer, Torben Vestergaard dan Judith Williamson dalam Piliang, 2003: 263. Untuk membedakan iklan secara semiotis dari objek desain yaitu iklan selalu berisikan unsur – unsur tanda berupa : 1. Objek yang diiklankan 2. Konteks berupa lingkungan, orang atau mahluk lainnya yang memberikan makna pada objek. 3. Teks (berupa tulisan) yang memperkuat makna, meskipun yang terakhir ini tidak selalu hadir dalam sebuah iklan. Entitas Fungsi Objek Visual / Tulisan Elemen tanda yang mempresentasikan objek atau produk yang di iklankan. Konteks Visual / Tulisan Elemen tanda yang memberikan atau diberikan konteks dan makna pada objek yang di iklankan. Teks Tulisan Tanda linguistik yang memperjelas dan menambatkan makna (anchoring). Tabel 2.1. Semiotika Iklan (Sumber: Piliang, 2003: 263) Van Zoest dalam Sobur (2006 :126) menyatakan hubungan antara signifier dan signified ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Ikon adalah tanda yang memunculkan kembali benda atau realitas yang ditandainya, seperti foto, peta. 2. Indeks adalah tanda yang kehadirannya menunjukan adanya hubungan dengan yang ditandai, misalnya asap adalah indeks dari api. 3. Simbol adalah sebuah tanda dimana hubungan antara signifier dan signified semata-mata adalah masalah konvensi, kesepakatan atau peraturan. 19 2.3.1. Ikon Pada Iklan Pada dasarnya ikon merupakan tanda yang bisa menggambarkan ciri utama sesuatu meskipun sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan tersebut tidak hadir. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga diinterpretasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan (Mulyana, dalam Sobur, 2006:158). Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya, foto Megawati adalah ikon Megawati, gambar Amien Rais adalah ikon Amien Rais (Sobur, 2006:158). Menurut Zoest dalam Dahana dalam Sobur, mengurai ikon dalam tga macam perwujudan: 1. Ikon spasial atau topologis, yang ditandai dengan adanya kemiripan antara ruang/profil dan bentuk teks dengan apa yang diacunya. 2. Ikon relasional atau diagramatik, dimana terjadi kemiripan antara hubungan, dua unsur tekstual dengan hubungan dua unsur acuan. 3. Ikon metafora, disini bukan lagi dilihat adanya kemiripan, antara tanda dan acuan, namun antara dua acuan, kedua-duanya diacu dengan tanda yang sama, yang pertama bersifat langsung, dan yang kedua bersifat tak langsung. Biasanya dalam konteks seni, ikon ini muncul dalam parabel, alegori atau kisah metafisis. 2.4. Gaya Dalam Pelaksanaan Pesan Iklan Dalam pelaksanaan pesan, ada empat hal yang harus diperhatikan oleh tim kreatif, yaitu gaya, nada, kata, dan format. Gaya terdiri dari dari potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah, bukti kesaksian, menjual langsung, demonstrasi, perbandingan, dan kombinasi (Suyanto, 2004:18). 20 Potongan kehidupan (slice of life) Menunjukan sesuatu atau beberapa orang yang menggunakan produk tersebut dalam keadaan normal. Sesuatu keluarga yang duduk di ruang makan menunjukan kepuasan terhadap suatu merek biskuit baru. Gaya hidup (life style) Gaya ini menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu gaya hidup. Iklan wiski Skotlandia menunjukan seorang setengah baya yang tampan memegang segelas wiski Scotch di satu tangan dan mengemudikan kapalnya dengan tangan lainnya. Fantasi (fantasy) Gaya ini menciptakan fantasi disekitar produk tersebut atau pengguanaanya. Produk menjadi bagian pusat situasi yang diciptakan pengiklan. Dengan menguasai teknologi digital, orang-orang kreatif diperiklanan saat ini dapat menghasilkan urutan fantasi yang seolah-olah nyata. Iklan kosmetik biasanya menggunakan gaya fantasi untuk menarik konsumen. Suasana atau citra (mood or image) Membangkitkan suasana atau citra di sekitar produk tersebut, seperti kecantikan, cinta, atau ketenangan. Tidak ada pengakuan atas produk tersebut kecuali sugesti. Karena iklan-iklan mobil dan rokok terkenal berusaha membangkitkan suatu suasana atau citra (Marlboro Man yang “macho” dari Philip Moris dan Jon Camel yang “santai” dari R.J.Reynolds). Musik (musical) Menggunakan latar musik atau menunjukan satu atau beberapa orang atau tokoh kartun menyanyikan suatu lagu tentang produk tersebut. Iklan coca – cola yang menampilkan suatu lagu berjudul “I’d like to Teach the World to Sing” (saya ingin mengajar dunia bernyanyi). 21 Simbol kepribadian (personallity symbol) Menciptakan suatu karakter yang menjadi personifikasi produk tersebut. Karakter tersebut bisa berupa orang, binatang, atau animasi. Iklan Marlboro menggunakan karakter Cowboy. Keahlian teknis (technical expertise) Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menunjukan keahliaan, pengalaman dan, kebanggaan perusahaan dalam membuat produk tersebut. Misalnya, iklan jam Rolex menggunakan gaya keahlian teknis dalam mengeksekusi pesan iklan. Produk Rolex yang dibuat menggunakan teknologi mutakhir, keakuratan, dan inspirasi. Bukti ilmiah (scientific evidence) Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menyajikan bukti survey atau bukti ilmiah atau bukti laboraturium bahwa merek tersebut lebih disukai atau mengungguli merek lain. Gaya ini umum dalam ketegori obat bebas. Misalnya, gaya eksekusi iklan untuk obat demam dan alergi Dimetapp dari Whitehall Robins. “Dimetapp is the cold brand recommended. 4 to 1 by pediatricians.” Ibu, dokter, dan ahli farmasi telah percaya pada merek Dimetapp lebih dari 30 tahun. Bukti kesaksian (testimonial evidence) Banyak pengiklan lebih menyukai gaya ini jika orang meghargai produk berdasarkan pengalaman personalnya saat menggunakan merek atau memperoleh manfaat selama menggunakannya. Bukti kesaksian sangat efektif ketika seseorang memberikan kesaksian kepada orang yang merupakan target pasarnya dan kesaksian tersebut menarik untuk diceritakan. Bukti kesaksian harus berdasarkan penggunaan nyata suatu produk untuk menghindari masalah yang berkait dengan hukum. Gaya ini lebih efektif jika datangnya dari sumber yang dkenal atau sumber yang populer yaitu seorang suber yang sangat dipercaya. 22 Menjual langsung (straight sell) Gaya menjual langsung tertuju langsung pada informasi produk. Iklan Air France dengan judul ‘Flying Cheaply’ menggunakan gaya pelaksanaan pesan menjual langsung. Demonstrasi (demonstration) Gaya demondtrasi dirancang untuk mengilustrasikan keunggulan kunci suatu produk. Gaya ini dapat sangat efektif dalam meyakinkan konsumen terhadapa kualitas suatu produk dan manfaatnya setelah memiliki atau menggunakan merek tersebut. Perbandingan (comparison) Merupakan cara langsung yang menunjukan keungguklan merek terhadap pesaing atau posisi merek terkenal atau merek baru atau merek pemimpin industri. Kombinasi Kombinasi merupakan teknik eksekusi pesan dalam iklan yang merupakan gabungan dari teknik-teknik lain. Iklan-iklan yang bagus pada E-Commerce adalah kombinasi. Perusahaan asuransi keluarga sanitas menggunkan daya tarik kombinasi dalam iklannya. 23