PowerPoint - Just be Good

advertisement
Ritual-ritual umum Buddhis dan
Pembacaan ayat suci
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
•
•
•
•
•
•
•
Sujud
Offerings
Pelimpahan Jasa
Proses Berkeliling
Benang Suci
Persembahan Jubah Kathina
Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual :
• Sujud
• Persembahan bermacam-macam
barang
• Pelimpahan Jasa
• Proses Berkeliling
• Benang Suci
• Persembahan Jubah Kathina
• Festival Bulan Hantu
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
•
•
•
•
Penghormatan kepada Buddha
Mengambil Perlindungan
Lima Sila
Recollection of the qualities of the
Triple Gem (the Buddha, Dhamma
and Sangha)
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
•
•
•
•
Penghormatan kepada Buddha
Mengambil Perlindungan
Lima Sila
Recollection of the qualities of the
Triple Gem (the Buddha, Dhamma
and Sangha)
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
•
•
•
•
Penghormatan kepada Buddha
Mengambil Perlindungan
Lima Sila
Recollection of the qualities of the
Triple Gem (the Buddha, Dhamma
and Sangha)
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
•
•
•
•
Penghormatan kepada Buddha
Mengambil Perlindungan
Lima Sila
Recollection of the qualities of the
Triple Gem (the Buddha, Dhamma
and Sangha)
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
• Penghormatan kepada Buddha
• Mengambil Perlindungan
• Lima Sila
• Merenungi kualitas dari Tiga
Permata (Buddha, Dhamma dan
Sangha)
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual, pembacaan ayat suci, doa,
permohonan dan pemujaan biasanya tidak
dianggap sebagai bagian dari Jalan Ariya
Berunsur Delapan yang diajarkan oleh
Buddha.
• Why do Buddhists resort to
these practices?
• Should Buddhists continue with
these practices?
Jalan Ariya Berunsur Delapan
Perkataan Benar
Perbuatan Benar
Moralitas
- Sila
Penghidupan Benar
Usaha Benar
Perhatian Benar
Perkembangan batin
- Samadhi
Konsentrasi Benar
Pemahaman Benar
Pikiran Benar
Kebijaksanaan
- Panna
Jalan Ariya Berunsur Delapan
Perkataan Benar
Perbuatan Benar
Moralitas
- Sila
Penghidupan Benar
Usaha Benar
Perhatian Benar
Perkembangan batin
- Samadhi
Konsentrasi Benar
Pemahaman Benar
Pikiran Benar
Kebijaksanaan
- Panna
Jalan Ariya Berunsur Delapan
Perkataan Benar
Perbuatan Benar
Moralitas
- Sila
Penghidupan Benar
Usaha Benar
Perhatian Benar
Perkembangan batin
- Samadhi
Konsentrasi Benar
Pemahaman Benar
Pikiran Benar
Kebijaksanaan
- Panna
Jalan Ariya Berunsur Delapan
Perkataan Benar
Perbuatan Benar
Moralitas
- Sila
Penghidupan Benar
Usaha Benar
Perhatian Benar
Perkembangan batin
- Samadhi
Konsentrasi Benar
Pemahaman Benar
Pikiran Benar
Kebijaksanaan
- Panna
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual, pembacaan ayat suci, doa,
permohonan dan pemujaan biasanya tidak
dianggap sebagai bagian dari Jalan Ariya
Berunsur Delapan yang diajarkan oleh
Buddha.
• Why do Buddhists resort to
these practices?
• Should Buddhists continue with
these practices?
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual, pembacaan ayat suci, doa,
permohonan dan pemujaan biasanya tidak
dianggap sebagai bagian dari Jalan Ariya
Berunsur Delapan yang diajarkan oleh
Buddha.
• Mengapa umat Buddha memilih
praktek-praktek tersebut?
• Should Buddhists continue with
these practices?
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Ritual, pembacaan ayat suci, doa,
permohonan dan pemujaan biasanya tidak
dianggap sebagai bagian dari Jalan Ariya
Berunsur Delapan yang diajarkan oleh
Buddha.
• Mengapa umat Buddha memilih
praktek-praktek tersebut?
• Haruskah umat Buddha meneruskan
praktek-praktek tersebut?
Ritual
Sujud :
Made towards a statue which represents
the memory of the Buddha, to show our
respect and gratitude for his compassion
and teachings.
Sujud are also made to cultivate humility
and lessen our conceit.
Knowledgeable Buddhists do not pray to,
worship or ask favours from these statues.
Ritual
Sujud :
Dilakukan di hadapan patung Buddha untuk
mengenangi Beliau , untuk menunjukkan rasa
hormat dan tanda jasa atas belas kasih dan
ajarannya.
Sujud are also made to cultivate humility
and lessen our conceit.
Knowledgeable Buddhists do not pray to,
worship or ask favours from these statues.
Ritual
Sujud :
Dilakukan di hadapan patung Buddha untuk
mengenangi Beliau , untuk menunjukkan rasa
hormat dan tanda jasa atas belas kasih dan
ajarannya.
Sujud juga dilakukan untuk mengembangkan
kerendahan hati dan mengurangi
kesombongan kita.
Knowledgeable Buddhists do not pray to,
worship or ask favours from these statues.
Ritual
Sujud :
Dilakukan di hadapan patung Buddha untuk
mengenangi Beliau , untuk menunjukkan rasa
hormat dan tanda jasa atas belas kasih dan
ajarannya.
Sujud juga dilakukan untuk mengembangkan
kerendahan hati dan mengurangi
kesombongan kita.
Umat Buddha yang berpengetahuan luas tidak
berdoa kepada, memuja atau meminta tanda
Ritual
Sujud :
Ini adalah hal pertama yang biasanya
dilakukan seorang umat Buddha ketika ia
berkunjung ke Vihara. Tiga sujud dilakukan –
kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Theravada Buddhists make a five point
prostration. Tibetan Buddhists make a full
body prostration, which can be a practice
by itself when done is large numbers.
Ritual
Sujud :
Ini adalah hal pertama yang biasanya
dilakukan seorang umat Buddha ketika ia
berkunjung ke Vihara. Tiga sujud dilakukan –
kepada Buddha, Dhamma dan Sangha.
Umat Buddha Theravada melakukan sujud
lima titik. Umat Buddha Tibet melakukan
sujud seluruh badan, yang dapat dilakukan
dalam kelompok besar.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Candles - the Dhamma dispelling the
darkness of our Kebodohan batin and
delusion.
Incense - the fragrance of the Dhamma
pervading the world.
Flowers - the impermanence of our bodies.
Water - to purify our minds.
Fruits - we are subject to our own kamma.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Lilin – Dhamma menghalau kegelapan
kebodohan batin dan khayalan kita.
Incense - the fragrance of the Dhamma
pervading the world.
Flowers - the impermanence of our bodies.
Water - to purify our minds.
Fruits - we are subject to our own kamma.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Lilin – Dhamma menghalau kegelapan
kebodohan batin dan khayalan kita.
Dupa – harumnya Dhamma menyelimuti dunia.
Flowers - the impermanence of our bodies.
Water - to purify our minds.
Fruits - we are subject to our own kamma.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Lilin – Dhamma menghalau kegelapan
kebodohan batin dan khayalan kita
Dupa – harumnya Dhamma menyelimuti dunia.
Bunga – ketidak-kekalan dari tubuh kita.
Water - to purify our minds.
Fruits - we are subject to our own kamma.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Lilin – Dhamma menghalau kegelapan
kebodohan batin dan khayalan kita.
Dupa – harumnya Dhamma menyelimuti dunia.
Bunga – ketidak-kekalan dari tubuh kita.
Air – untuk menjernihkan pikiran kita.
Fruits - we are subject to our own kamma.
Ritual
Persembahan bermacam-macam barang:
Lilin – Dhamma menghalau kegelapan
kebodohan batin dan khayalan kita.
Dupa – harumnya Dhamma menyelimuti dunia.
Bunga – ketidak-kekalan dari tubuh kita.
Air – untuk menjernihkan pikiran kita.
Buah – kita adalah sasaran dari kamma kita
sendiri.
Ritual
Pelimpahan Jasa :
To share the positive kamma that we have
accumulated with our departed relatives
and all other beings for their happiness.
Water (our merits) from a pitcher is slowly
poured into a small cup (our departed
relatives) which is in a larger bowl. The
water overflows signifying our generosity.
Ritual
Pelimpahan Jasa :
Berbagi kamma positif yang telah kita
kumpulkan kepada sanak saudara kita yang
telah meninggal dan semua makhluk yang
lainnya untuk kebahagiaan mereka.
Water (our merits) from a pitcher is slowly
poured into a small cup (our departed
relatives) which is in a larger bowl. The
water overflows signifying our generosity.
Ritual
Pelimpahan Jasa :
Berbagi kamma positif yang telah kita
kumpulkan kepada sanak saudara kita yang
telah meninggal dan semua makhluk yang
lainnya untuk kebahagiaan mereka.
Air (kebajikan kita) dari kendi dituangkan
perlahan-lahan kedalam cangkir kecil (sanak
saudara kita yang telah meninggal) dalam
mangkuk yang lebih besar. Air yang mengalir
menandakan kedermawanan kita.
Ritual
Proses Berkeliling :
Walking around an object of veneration
such as a stupa, Bodhi tree or Buddha
statue. Usually done at least three times in
a clockwise direction.
This should be done mindfully while
contemplating the object of veneration and
its meaning and significance. Otherwise it
is a meaningless practice.
Ritual
Proses Berkeliling :
Berjalan mengelilingi objek pemujaan seperti
Stupa, pohon Bodhi atau patung Buddha.
Biasanya dilakukan paling sedikit tiga kali
searah jarum jam.
This should be done mindfully while
contemplating the object of veneration and
its meaning and significance. Otherwise it
is a meaningless practice.
Ritual
Proses Berkeliling :
Berjalan mengelilingi objek pemujaan seperti
Stupa, pohon Bodhi atau patung Buddha.
Biasanya dilakukan paling sedikit tiga kali
searah jarum jam.
Ini harus dilakukan dengan penuh kewaspadaan
sambil merenungi objek pemujaan dan artinya.
Jika tidak, itu merupakan praktek yang sia-sia.
Ritual
Benang Suci :
A ball of coloured thread (usually orange or
white) is unravelled during special
ceremonies and held at the fingertips of the
monks, and sometimes the devotees also.
It is believed that the Pembacaan ayat suci
will imbue the thread (sometimes
connected to bottles of water) with
blessings and good luck. It is later cut into
small pieces and tied around the wrist.
Ritual
Benang Suci :
Segumpal benang yang berwarna (biasanya
warna jeruk atau putih) diuraikan pada waktu
upacara istimewa dan diikatkan pada ujung jari
dari bhikkhu, dan kadang-kadang juga umat.
It is believed that the Pembacaan ayat suci
will imbue the thread (sometimes
connected to bottles of water) with
blessings and good luck. It is later cut into
small pieces and tied around the wrist.
Ritual
Benang Suci :
Segumpal benang yang berwarna (biasanya
warna jeruk atau putih) diuraikan pada waktu
upacara istimewa dan diikatkan pada ujung jari
dari bhikkhu, dan kadang-kadang juga umat.
Diyakini bahwa pembacaan ayat suci dapat
mengilhami benang tersebut (kadang-kadang
dihubungkan dengan botol minuman) dengan
berkah dan keberuntungan baik. Kemudian
dipotong kedalam bagian yang kecil dan
Ritual
Persembahan Jubah Kathina :
This stems from a rule made by the
Buddha that monks have to spend 3
months in a year staying in one place,
during the rainy season in India.
This is called “Vassa” and the Kathina
festival celebrates the end of this period. It
is usually held in the new moon day of
October where the laity present gifts to the
monks, especially robes, in gratitude.
Ritual
Persembahan Jubah Kathina :
Ini berasal dari peraturan yang dibuat oleh
Buddha bahwa para bhikkhu harus
menghabiskan 3 bulan dalam setahun tinggal di
suatu tempat, selama musim hujan di India.
This is called “Vassa” and the Kathina
festival celebrates the end of this period. It
is usually held in the new moon day of
October where the laity present gifts to the
monks, especially robes, in gratitude.
Ritual
Persembahan Jubah Kathina :
Ini berasal dari peraturan yang dibuat oleh
Buddha bahwa para bhikkhu harus
menghabiskan 3 bulan dalam setahun tinggal di
suatu tempat, selama musim hujan di India.
Ini disebut “Vassa” dan festival Kathina
merayakan akhir dari periode ini. Biasanya di
laksanakan pada saat bulan baru di bulan
Oktober dimana umat awam memberikan
hadiah kepada bhikkhu, terutama jubah,
Ritual
Festival Bulan Hantu :
This is celebrated during the 7th month of
the lunar calendar when it believed that the
gates of hell are open for the spirits of the
deceased to visit the land of the living.
Prayers, food, ‘hell money’ and even paper
houses and cars are offered to the spirits of
dead relatives to ease their suffering in
hell. Concerts are even staged for the
spirits, with empty seats reserved for them.
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Festival ini dirayakan pada bulan ke 7 dari
penanggalan lunar ketika diyakini bahwa
gerbang neraka terbuka bagi arwah orang
meninggal untuk mengunjungi tempat orang
hidup.
Prayers, food, ‘hell money’ and even paper
houses and cars are offered to the spirits of
dead relatives to ease their suffering in
hell. Concerts are even staged for the
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Festival ini dirayakan pada bulan ke 7 dari
penanggalan lunar ketika diyakini bahwa
gerbang neraka terbuka bagi arwah orang
meninggal untuk mengunjungi tempat orang
hidup.
Doa, makanan, ‘uang neraka’ bahkan rumah
kertas dan mobil diberikan kepada arwah sanak
keluarga untuk meringankan penderitaan
mereka di neraka. Konser juga dipanggungkan
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Umat Buddha dan Tao menyatakan festival ini
bersumber dari mereka tetapi kelihatannya ini
berakar dari agama dan budaya tradisional
bangsa Cina dan pemujaan nenek moyang.
In Buddhism, it is called Ullambana taken
from a Mahayana Sutra of the same name,
written several hundred after the Buddha’s
passing. It is observed primarily by
Mahayana and Tibetan Buddhists.
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Umat Buddha dan Tao menyatakan festival ini
bersumber dari mereka tetapi kelihatannya ini
berakar dari agama dan budaya tradisional
bangsa Cina dan pemujaan nenek moyang.
Dalam ajaran Buddha, ini disebut Ullambana
yang diambil dari Sutra Mahayana dengan
nama yang sama, ditulis beberapa ratus tahun
setelah kemangkatan Buddha. Khususnya
diamati oleh umat Buddha Mahayana dan
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Ullambana Sutra menjelaskan pengalaman dari
salah satu murid utama Buddha,
Maudgalyayana (Sansekerta) atau Moggallana
(Pali) atau Mu Lian (Cina).
He discovered that his mother had been
reborn as a Hungry Ghost due to her
misdeeds. The Buddha instructed him to
offer food and robes to the monks and
dedicate the merits to his mother.
Ritual
Festival Bulan Hantu :
Ullambana Sutra menjelaskan pengalaman dari
salah satu murid utama Buddha,
Maudgalyayana (Sansekerta) atau Moggallana
(Pali) atau Mu Lian (Cina).
Dia menemukan bahwa ibunya telah terlahir
kembali sebagai Hantu Kelaparan karena
perbuatan jahatnya. Buddha menginstruksikan
dia untuk mempersembahkan makanan dan
jubah kepada para bhikkhu dan melimpahkan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Pembacaan ayat suci :
• Penghormatan kepada Buddha
• Mengambil Perlindungan
• Lima Sila
• Merenungi kualitas dari Tiga
Permata (Buddha, Dhamma dan
Sangha)
Pembacaan ayat suci
Penghormatan kepada Buddha :
Namo tassa, bhagavato,
arahato, samma-sambudhassa.
Honour To Him, The Blessed One,
The Worthy One, The Fully Enlightened One.
Pembacaan ayat suci
Penghormatan kepada Buddha :
To express our respect and gratitude to the
Buddha for his compassion and teachings.
Pembacaan ayat suci
Penghormatan kepada Buddha :
Untuk menunjukkan rasa hormat dan tanda jasa
kepada Buddha atas belas kasih dan ajarannya.
Pembacaan ayat suci
Penghormatan kepada Buddha :
Namo tassa, bhagavato,
arahato, samma-sambudhassa.
Honour To Him, The Blessed One,
The Worthy One, The Fully Enlightened One.
Pembacaan ayat suci
Penghormatan kepada Buddha :
Namo tassa, bhagavato,
arahato, samma-sambudhassa.
Terpujilah Bhagava, Yang Maha suci, Yang telah
mencapai Penerangan Sempurna.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
To reaffirm our commitment as Buddhists
and maintain our kammic link with the
Triple Gem for all of our future lives.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Untuk memperkokoh komitmen kita sebagai
umat Buddha dan memelihara hubungan
kamma kita dengan Tiga Permata di semua
kehidupan kita yang akan datang.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
To the Buddha for Refuge I go.
Dhammam Saranam Gacchami.
To the Dhamma for Refuge I go.
Sangham Saranam Gacchami.
To the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Buddha.
Dhammam Saranam Gacchami.
To the Dhamma for Refuge I go.
Sangham Saranam Gacchami.
To the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Buddha.
Dhammam Saranam Gacchami.
To the Dhamma for Refuge I go.
Sangham Saranam Gacchami.
To the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Buddha.
Dhammam Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Dhamma.
Sangham Saranam Gacchami.
To the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Buddha.
Dhammam Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Dhamma.
Sangham Saranam Gacchami.
To the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Buddham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Buddha.
Dhammam Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Dhamma.
Sangham Saranam Gacchami.
Aku berlindung kepada Sangha.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Dutiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Dutiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
For the second time to the Dhamma for Refuge I go.
Dutiyampi Sangham Saranam Gacchami.
For the second time to the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Dutiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Dutiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Dhamma.
Dutiyampi Sangham Saranam Gacchami.
For the second time to the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Dutiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Dutiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Dhamma.
Dutiyampi Sangham Saranam Gacchami.
Kedua kalinya aku berlindung kepada Sangha.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Tatiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Tatiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
For the third time to the Dhamma for Refuge I go.
Tatiyampi Sangham Saranam Gacchami.
For the third time to the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Tatiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Tatiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Dhamma.
Tatiyampi Sangham Saranam Gacchami.
For the third time to the Sangha for Refuge I go.
Pembacaan ayat suci
Mengambil Perlindungan :
Tatiyampi Buddham Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Buddha.
Tatiyampi Dhammam Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Dhamma.
Tatiyampi Sangham Saranam Gacchami.
Ketiga kalinya aku berlindung kepada Sangha.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
To remind ourselves of these training rules
and our commitment to try our best to
observe them.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Untuk mengingatkan diri kita dari peraturan
pelatihan ini dan komitmen kita untuk berusaha
sebaik kita dalam mengamalinya.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from taking life.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from taking what is
not given.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from sexual
misconduct.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk
hidup.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from taking what is
not given.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from sexual
misconduct.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk
hidup.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from taking what is
not given.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from sexual
misconduct.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk
hidup.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang
tidak diberikan.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from sexual
misconduct.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk
hidup.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang
tidak diberikan.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from sexual
misconduct.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Panatipata veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk
hidup.
Adinnadana veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang
tidak diberikan.
Kamesu micchacara veramami sikkhapadam
samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan asusila.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Musavada veramami sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from false speech.
Sura-meraya-majja-pamadathana veramami
sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from intoxicants and
drugs that causes heedlessness.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Musavada veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari perkataan yang tidak benar.
Sura-meraya-majja-pamadathana veramami
sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from intoxicants and
drugs that causes heedlessness.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Musavada veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari perkataan yang tidak benar.
Sura-meraya-majja-pamadathana veramami
sikkhapadam samadiyami.
I undertake the training rule to abstain from intoxicants and
drugs that causes heedlessness.
Pembacaan ayat suci
Lima Sila / Panca Sila :
Musavada veramami sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari perkataan yang tidak benar.
Sura-meraya-majja-pamadathana veramami
sikkhapadam samadiyami.
Aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras dan barang
madat yang menyebabkan lemahnya kesadaran.
Pembacaan ayat suci
Merenungi kualitas dari Tiga Permata :
To recollect, contemplate and remind
ourselves of the qualities of the Buddha, the
Dhamma and the Sangha.
Pembacaan ayat suci
Merenungi kualitas dari Tiga Permata :
Untuk mengingat kembali, merenungi, dan
mengingatkan diri kita tentang kualitas dari
Buddha, Dhamma dan Sangha.
Pembacaan ayat suci
Merenungi kualitas dari Tiga Permata :
Buddha
Sang Bhagava adalah Yang Mahasuci, Yang telah
mencapai Penerangan Sempurna, Sempurna
dalam pengetahuan dan tindak tanduknya,
Pencapai Nibbana, Pengetahu segenap alam,
Pembimbing manusia tiada tara, Guru para dewa
dan manusia, Yang Sadar, Yang Mulia.
Pembacaan ayat suci
Merenungi kualitas dari Tiga Permata :
Dhamma
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang
Bhagava, dapat dengan langsung diselami,
dengan hasil yang segera, mengundang untuk
dibuktikan, mampu dicapai, dipahami oleh
mereka yang bijaksana untuk dirinya sendiri.
Pembacaan ayat suci
Merenungi kualitas dari Tiga Permata :
Sangha
Sangha siswa Sang Bhagava bertindak baik,
lurus, bijak, dan patut. Yakni, empat pasang
makhluk, delapan jenis makhluk suci. Sangha
siswa Sang Bhagava patut menerima pujaan,
sambutan, persembahan, penghormatan dan
ladang tiada taranya di dunia.
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Penghormatan dan kerendahan hati
• Peringatan dan perenungan
• Menguatkan kebiasaan baik
• Dukungan psikologi
• Melatih kedermawanan
• Unsur pengobatan
• Pembuka bagi praktek lain
• Kegiatan sosial
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
• Kebodohan batin
• Pandangan salah
• Kemelekatan pada tradisi
• Kepercayaan dan pengabdian yang
berlebihan
• Terlalu bergantungan
• Jalan keluar yang mudah
• Ketamakan dan nafsu keinginan
• Kebencian dan keengganan
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
Praktek-praktek ini dapat dilakukan dengan
kebodohan batin atau alasan-alasan salah
lainnya.
However, these may be ‘stepping stones’ for
people who are not knowledgeable, or who
are not ready to commence on the proper
practice of Buddhism.
Thus, we should always be mindful of our
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
Praktek-praktek ini dapat dilakukan dengan
kebodohan batin atau alasan-alasan salah
lainnya.
Akan tetapi, ini dapat menjadi ‘batu loncatan’
untuk orang-orang yang tidak berpengetahuan
luas, yang belum siap untuk memulai praktek
ajaran Buddha yang benar.
Thus, we should always be mindful of our
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Mengapa umat Buddha memilih praktek-praktek
tersebut?
Praktek-praktek ini dapat dilakukan dengan
kebodohan batin atau alasan-alasan salah
lainnya.
Akan tetapi, ini dapat menjadi ‘batu loncatan’
untuk orang-orang yang tidak berpengetahuan
luas, yang belum siap untuk memulai praktek
ajaran Buddha yang benar.
Oleh sebab itu, kita harus senantiasa waspada
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Haruskah umat Buddha meneruskan praktekpraktek tersebut?
No Yes -
if it hinders our progress.
if it assists our progress.
No
if it increases our greed, hatred
and delusion.
if it increases our generosity,
compassion and Kebijaksanaan.
-
Yes -
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Haruskah umat Buddha meneruskan praktekpraktek tersebut?
Tida k
Yes -
jika ia menghalangi kemajuan kita.
No
-
Yes
-
if it increases our greed, hatred
and delusion.
if it increases our generosity,
if it assists our progress.
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Haruskah umat Buddha meneruskan praktekpraktek tersebut?
Tida k
Ya
-
jika ia menghalangi kemajuan kita.
No
-
Yes
-
if it increases our greed, hatred
and delusion.
if it increases our generosity,
jika ia membantu kemajuan kita.
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Haruskah umat Buddha meneruskan praktekpraktek tersebut?
Tida k
Ya
-
jika ia menghalangi kemajuan kita.
Tida k
Yes -
Jika ia meningkatkan ketamakan,
kebencian dan kebodohan batin.
if it increases our generosity,
jika ia membantu kemajuan kita.
Ritual dan Pembacaan ayat suci
Haruskah umat Buddha meneruskan praktekpraktek tersebut?
Tida k
Ya
-
jika ia menghalangi kemajuan kita.
Tida k
Ya
-
Jika ia meningkatkan ketamakan,
kebencian dan kebodohan batin.
Jika ia meningkatkan
jika ia membantu kemajuan kita.
Dipersiapkan oleh T Y Lee
www.justbegood.net
Download