Pertemuan 12 Hubungan Industrial

advertisement
PERTEMUAN 12
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Tujuan Instruksional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menjelaskan peran pemerintah terhadap tenaga kerja
Menjelaskan landasan hukum ketenaga kerjaan di
Indonesia
Menjelaskan pengertian hubungan industrial
Menjelaskan hubungan industrial Pancasila
Menjelaskan azas-azas Hubungan Industrial Pancasila
Menjelaskan penyelesaian konflik dalam Hubungan
Industrial Pancasila
PERAN PEMERINTAH
DALAM HAL KETENAGAKERJAAN
Peran Pemerintah dalam Ketenagakerjaan adalah memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dengan tetap memperhatikan
kepentingan pengusaha dan kelangsungan hidup usaha antara
lain dengan berbagai ketentuan dan peraturan :
• UU. No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
mengenai
Tenaga Kerja
• UU No. 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di
Perusahaan
• UU No. 3 Tahun 1951 tentang pengawasan Perburuhan
• UU No.1 Tahun 1951 tentang Kerja
• UU No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja
• UU.No. 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara
Serikat
Buruh dan Majikan
• UU No. 22 tahun 1957 tentang Penyelesaian perselisihan
Perburuhan
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 3 tahun 1992 tentang Jamsostek
• dll
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan Industrial adalah hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proses produksi barang/ jasa dalam suatu industri.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi dapat bersifat antara
karyawan dan pengusaha yang disebut bipartit atau antara karyawan,
pengusaha dan pemerintah yang disebut tripartit
Hubungan Industrial diperlukan untuk mengatasi berbagai gejolak
ketenagakerjaan seperti pemogokan dan atau penutupan usaha serta
pemutusan kerja secara sepihak
Dengan adanya hubungan industrial, kepentingan karyawan diwakili oleh
serikat pekerja dalam melakukan perundingan (negosiasi) dengan
pengusaha dalam hal yang menyangkut berbagai keputusan yang
menyangkut pekerjaan seperti jam kerja, syarat kerja, upah kesejahteraan ,
lembur dls
Hasil negosiasi dituangkan dalam Kesepakatan Kerja Bersama ( Collective
Labour Agreement )
Dalam hal ini pengusaha atau pihak manajemen berkewajiban melakukan
negosiasi dengan Serikat pekerja untuk mencantumkan keputusan dan
kebijaksanaan dalam KKB
LANDASAN HUKUM
Undang-Undang No. 25 tahun 1977 tentang
Ketenagakerjaan
Peraturan Pengganti Undang-Undang N0.3
tahun 2000, Pembangunan Ketenagakerjaan
bertujuan :
1.
2.
3.
4.
MEMBERDAYAKAN DAN MENDAYAGUNAKAN
TENAGA KERJA SECARA OPTIMUM
MENCIPTAKAN PEMERATAAN KESEMPATAN KERJA
DAN PENYEDIAAN TENAGA KERJAYANG SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA
KERJA DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA
DAN KELUARGANYA
PERENCANAAN TENAGA
KERJA
Untuk pembangunan ketenagakerjaan
pemerintah harus menyusun dan
menetapkan perencanaan tenaga kerja
yang dapat diajukan acuan dasar dalam
penyusunan kebijakan,strategi dan
implementasi program pembangunan
ketenagakerjaan
7 INFORMASI YANG
DIPERLUKAN UNTUK
PERENCANAAN TENAGA
KERJA
1.
Jumlah penduduk dan tenaga kerja
2.
Kesempatan kerja
3.
Pelatihan kerja
4.
Produktivitas tenaga kerja
5.
Hubungan industrial
6.
Kondisi lingkungan kerja
7.
Pengupahan dan kesejahteraan tenaga ker
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan Industrial adalah hubungan antara
tenaga kerja pelaku dalam proses produksi barang
/ jasa dengan pengusaha dan pemerintah
Hubungan Industrial yang diberlakukan di
Indonesia disebut Hubungan Industrial Pancasila (
HIP ) yakni hubungan industrial yang didasari oleh
nilai-nilai luhur Pancasila, UUD tahun 1945
HUBUNGAN INDUSTRIAL
PANCASILA
Dalam menerapkan Hubungan Industrial
Pancasila pemerintah mewajibkan setiap
pengusaha memperlakukan tenaga kerja atau
pekerja sebagai manusia berdasarkan prinsip
kemitraan sesuai kodrat, harkat dan martabatnya
dan selalu berusaha meningkatkan
profesionalisme dan kesejahteraan pekerja beserta
keluarganya
8 SARANA
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
1. Serikat Pekerja
2. Organisasi Pengusaha
3. Lembaga Kerjasama Bipartit
4. Lembaga Kerjasama Tripartit
5. Peraturan Perusahan
6. Kesepakatan Kerjasama
7. Penyelesaian Perselisihan Industrial
8. Penyuluhan dan Pemasyarakatan HIP
MORAL DAN SIKAP
DALAM HIP
Moral pekerja dalam HIP adalah selalu berupaya
mengembangkan perasaan memiliki
organisasi/perusahaan yang diwujudkan dalam
bentuk tindakan mempertahankan kelangsungan
usaha perusahaan dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif.
Moral pengusaha dalam HIP adalah selalu
memiliki kesadaran dan kemauan untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk
pengusaha, pekerja, konsumen dan masyarakat
MORAL DAN SIKAP
DALAM HIP
Moral pekerja dalam HIP adalah selalu berupaya
mengembangkan perasaan memiliki
organisasi/perusahaan yang diwujudkan dalam
bentuk tindakan mempertahankan kelangsungan
usaha perusahaan dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif.
Moral pengusaha dalam HIP adalah selalu
memiliki kesadaran dan kemauan untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama baik untuk
pengusaha, pekerja, konsumen dan masyarakat
1.
Azas Manfaat
2.
Azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan
3.
Azas Demokrasi
4.
Azas Adil dan Merata
5.
Azas Perikehidupan dalam Keseimbangan
6.
Azas Kesadaran Hukum
7.
Azas Kepercayaan pada Diri Sendiri
KONFLIK DALAM
HIP
Konflik yang sering terjadi adalah konflik antara
kelompok pekerja yang diwakili Serikat Pekerja
dengan kelompok Manajer yang mewakili
Perusahaan
Cara Mengurangi Konflik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buat prosedur penyelesaian konflik
Observasi langsung
Kotak Saran
Politik Pintu Terbuka
Konseling
Menunjuk Ombudsman
PROSES PENYELESAIAN
KONFLIK DALAM HIP
Arbitrase
Pimpinan
Perusahaan
Pimpinan
Serikat Pekerja
Manajer
Madya
Wakil Serikat
Pekerja Perusahaan
Wakil Serikat
Pekerja Unit Kerja
Mandor
Ombudsman
Pekerja
(Masalah Keluhan )
Download