antara pemerintah provinsi kalimantan tengah

advertisement
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp
dan
NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014
TANGGAL 17 JULI 2014
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2015
RANCANGAN
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NOMOR 903/ 942 /VII/Bapp
dan
NOMOR 180/ 31 /DPRD/2014
Tanggal 17 Juli 2014
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2015
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
: A. TERAS NARANG, SH.
Jabatan
: Gubernur Kalimantan Tengah
Alamat Kantor
: Jl. RTA. Milono No. 1 Palangka Raya
bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
2. a. Nama
: R. ATU NARANG, SE
Jabatan
: Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
Alamat Kantor
: Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya
b. Nama
: Ir. H. ABDUL RAZAK
Jabatan
: Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
Alamat Kantor
: Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya
-1-
c. Nama
: HENDRY S.DALIM, SH, MH
Jabatan
: Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
Alamat Kantor
: Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya
d. Nama
: Ir. H. ARIEF BUDIATMO
Jabatan
: Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah
Alamat Kantor
: Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati
bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai
dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran
2015.
Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum
APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015, Kebijakan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2015.
Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2015 disusun dalam
Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota
Kesepakatan ini.
-2-
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015.
Palangka Raya, 17 Juli 2014
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
selaku,
PIHAK PERTAMA
selaku,
PIHAK KEDUA
A. TERAS NARANG, SH.
Pejabat
R. ATU NARANG, SE
Ketua
Paraf
Sekda
Ir. H. ABDUL RAZAK
Wakil Ketua
Asisten
Ka. Bappeda
Ka. Dispenda
Karo Keuangan
HENDRY S. DALIM, SH, MH
Wakil Ketua
Karo Hukum
Ir. H. ARIEF BUDIATMO
Wakil Ketua
-3-
LAMPIRAN
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp
dan
NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014
Tanggal 17 Juli 2014
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2015
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
(KUA)
TAHUN ANGGARAN 2015
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) .............. I - 1
1.2
Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)........................... I - 3
1.3
Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ................ I - 3
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014........ II - 1
2.2
Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015....................... II - 9
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN ANGGARAN 2014
3.1
Asumsi Dasar yang digunakan dalampenyusunan
Rancangan APBN Tahun 2015 ........................................................... III - 1
3.2
Asumsi Dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBD
Tahun Anggaran 2015........................................................................ III - 1
3.2.1 Laju Inflasi ............................................................................... III - 1
3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa Migas) ......................................... III - 2
3.2.3 Lain-lain Asumsi ...................................................................... III - 2
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1
Kebijakan Pendapatan Daerah .......................................................... IV- 1
4.1.1
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2015 ....................................................... IV - 2
4.1.2
Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015........... IV - 3
4.1.3
Upaya-Upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai
target ................................................................................ IV – 8
i
4.2
4.3
BAB V
Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. IV - 10
4.2.1
Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2015 ...................................................... IV - 10
4.2.2
Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah,
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan
Keuangan dan Belanja Tidak Terduga .............................. IV - 12
4.2.3
Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang
dihadapi, Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah.... IV - 17
4.2.4
Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan
Daerah dan SKPD............................................................... IV - 28
Kebijakan Pembiayaan Daerah .......................................................... IV - 29
4.3.1
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan ................................. IV - 29
4.3.2
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan ................................. IV – 31
PENUTUP ................................................................................................ V - 1
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah ...... II - 11
Tabel 3.1
Asumsi Dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015........................... III - 1
Tabel 4.1
Prakiraan Target Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun Anggaran 2015 ................................................................................... IV - 8
iii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2009 – 2014 ..........................................................................................II - 1
Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
dan Nasional Tahun 2009 – 2014 ....................................................................II – 3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Dalam pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 83 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa
berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kepala Daerah menyusun
rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS). Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat
kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan
daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah dan strategi
pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun sebagai acuan penyusunan Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Rancangan KUA dan rancangan PPAS dibahas antara Kepala Daerah dan
DPRD dalam pembicaraan pendahuluan pembahasan RAPBD untuk disepakati
menjadi KUA dan PPAS. KUA dan PPAS yang telah disepakati, masing-masing
dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala
daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Selanjutnya, berdasarkan
nota kesepakatan tersebut, Kepala Daerah menerbitkan pedoman penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai
pedoman bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD, yang selanjutnya akan menjadi
bahan untuk menyusun Rancangan APBD Tahun Anggaran 2015.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-1
KUA dan PPAS APBD Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2015 disusun dengan
berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2015 dan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun
2015. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam penyusunan
Rancangan APBD adalah sebagaimana gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1
Sinkronisasi Penyusunan Rancangan APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)
Diacu
RPJPD
20 tahun
pedoman
pedoman
RPJM D
Renstra
SKPD
5 tahun
dijabarkan
pedoman
Renja
SKPD
1 tahun
Diserasikan dg
M usrenbang
RKPD
pedoman
RPJM N
Renstra
K/ L
1 tahun
dijabarkan
5 tahun
RKP
diacu
1 tahun
KUA
1 tahun
Disampaikan
Pertengahan Juni dan
Dibahas bersama
DPRD paling lambat
akhir Juli
PEDO M AN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
Disusun paling
lambat Agustus
- September
RAPERDA
APBD
disusun, dibahas dan
disetujui bersama
paling lambat
Oktober - Nopember
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
pedoman
Renja
K/ L
PPAS
NO TA KESEPAKATAN PIMPINAN
DPRD DGN KDH
RKA-SKPD
20 tahun
pedoman
5 tahun
5 tahun
1 tahun
diacu
Diperhatikan
RPJPN
I-2
1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
Tujuan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah,
yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,
kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, serta
strategi pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun.
2.
Sebagai pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015.
3.
Mensinkronkan agenda dan program prioritas pembangunan nasional yang
tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan kebutuhan riil
masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga pendanaan desentralisasi
sinergis dengan pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Provinsi
Kalimantan Tengah.
4. Merupakan media konsultasi publik bagi segenap stakeholders daerah untuk
merumuskan kebijakan umum pembangunan daerah, serta rekomendasi
kebijakan guna mendukung implementasi program/kegiatan tahun anggaran
berikutnya, khususnya yang akan dibiayai melalui APBD.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2015
1.
Undang–Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-3
Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1622);
2.
Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
7.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
8.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-4
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
9.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
10.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
14.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-5
15.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
18.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
5
Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
19.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
43
Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;
20.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dan terakhir diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
21.
Peraturan
Bersama
Menteri
Dalam
Negeri,
Menteri
Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Menteri Keuangan, Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010,
Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-6
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional ( RPJMN) 2010-2014;
22.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
23.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2015;
24.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
25.
Peraturan
Daerah
Provinsi
Kalimantan Tengah
Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 15),
sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 46);
26.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Nomor 34);
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-7
27.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Nomor 40).
28.
Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
Nomor 18).
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
I-8
BAB II
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1
Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014
Dalam lima tahun terakhir, kondisi pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
tahun 2000. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
mencapai 5,57 persen dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2010
menjadi sebesar 6,50%, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 6,77 persen.
selanjutnya pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 6,69
persen. Pada tahun 2013, perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 7,37
persen, dan sampai dengan triwulan I tahun 2014, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah mencapai 5,55 persen.
Untuk lebih jelasnya, kondisi
perekonomian Kalimantan Tengah dalam kurun waktu enam tahun terakhir
disajikan pada grafik 2.1. dibawah ini.
Grafik 2.1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2009 – 2014
Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah, 2014
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 1
Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan
I–2014 oleh Bank Indonesia Palangka Raya, perekonomian Kalimantan Tengah di
triwulan I-2014 tumbuh sebesar 5,55% (yoy) melambat dibandingkan tahun 2013
(7,37%). Pada sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut
dipengaruhi oleh masih rendahnya konsumsi pemerintah. Sementara di sisi
penawaran, kinerja pertumbuhan pada sektor ekonomi dominan yaitu sektor
pertanian, sektor perdagangan dan sektor pertambangan menjadi penyebab
melambatnya laju perekonomian Kalimantan Tengah. Perekonomian Kalimantan
Tengah (Kalteng) pada triwulan II-2014 diproyeksi meningkat. Pertumbuhan
ekonomi diperkirakan sebesar 6,42 – 6,92% (yoy), lebih rendah dibandingkan
triwulan IV tahun 2013 yang tumbuh 8,61%.
Melambatnya laju perekonomian Kalteng pada triwulan I-2014 terutama
dipicu oleh kinerja pertumbuhan komponen ekspor. Hal tersebut
merupakan dampak dari penurunan permintaan batu bara
dari
Tiongkok dan India serta pemberlakuan kebijakan pembatasan ekspor
mineral mentah sesuai UU Minerba No.4 tahun 2009. Sementara dari
sisi penawaran, salah satu dampak pemberlakukan UU tersebut
tercermin pada nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian
yang mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari
sisi permintaan pada triwulan I-2014, ditopang oleh kinerja konsumsi rumah
tangga (RT), pemerintah dan investasi (PMTB). Sementara, ekspor cenderung
tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Ditambah lagi,
masih
tingginya
pertumbuhan
pertumbuhan
ekonomi
impor
Kalimantan
menjadi
Tengah.
pemicu
Faktor
melambatnya
diberlakukannya
penerapan UU Minerba menjadi pemicu utama melambatnya ekspor pada
triwulan I-2014. Namun demikian, masih optimisnya masyarakat terkait
kondisi ekonomi tercermin dari kinerja konsumsi RT yang relatif stabil,
serta tingginya komitmen
pemerintah
daerah
dalam
mempercepat
penyerapan belanja turut mempengaruhi kinerja konsumsi pemerintah dan
PMTB.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 2
Pada Regional Kalimantan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
Triwulan I-2014 adalah yang tertinggi untuk pertumbuhan Q to Q. Secara
berurutan pertumbuhan ekonomi Q to Q masing-masing adalah Kalimantan
Tengah (1,59 persen); Kalimantan Timur (0,72 persen); Kalimantan Barat (-4,65
persen) dan Kalimantan Selatan (-7,49 persen), sedangkan pertumbuhan
ekonomi Y on Y secara berurutan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur masing-masing sebesar 5,87; 5,55;
4,69 dan 2,44 persen.
Sementara itu, dibandingkan nasional, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, seperti
terlihat pada grafik 3.2
Grafik 3.2.
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional
Tahun 2009 – 2014
Sumber: BPS Prov. Kalteng, 2014; Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional BI, 2014
Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah,
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I-2014 terhadap triwulan IV-2013
(Q to Q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen. Komponen yang arah
pertumbuhannya positif yaitu komponen konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,33
persen. Sektor paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor pertanian (13,03%)
dan terendah pada sektor Pertambangan dan Penggalian (-13,12%). Sumber
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 3
pertumbuhan tertinggi adalah Sektor Pertanian yaitu sebesar 3,37 persen.
PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2014 dibanding triwulan yang sama tahun
2013 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 5,55 persen, dengan
pertumbuhan tertinggi pada sektor Jasa-jasa sebesar 9,50 persen. Sumber utama
pertumbuhan berasal dari sektor Pertanian, Jasa-jasa, dan Perdagangan Hotel
dan Restoran, masing-masing sebesar 1,50; 1,24; dan 1,18 persen. Dari sisi
penggunaan, PDRB triwulan I-2014 digunakan untuk Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik (47,25 persen), konsumsi rumah tangga
sebesar (43,82 persen), konsumsi pemerintah (17,94 persen) serta ekspor neto
-13,53 persen (ekspor 45,51 persen dan impor 59,04 persen). Komponenkomponen PDRB penggunaan pada triwulan I-2014 dibandingkan dengan
triwulan IV-2013 (Q to Q) mengalami pertumbuhan positif. Komponen yang
arah pertumbuhannya positif hanya komponen konsumsi Rumah Tangga, sebesar
1,33 persen.
Tingkat inflasi tahun 2014 sesuai dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2010–2015 diproyeksikan sebesar 3,0 persen. Berdasarkan hasil Kajian
Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan triwulan I–2014 oleh Bank
Indonesia Palangka Raya, inflasi Kalimantan Tengah di triwulan I-2014 mencapai
5,24 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,79 persen).
Jika ditinjau dari inflasi kumulatifnya, inflasi Kalimantan Tengah sampai dengan
triwulan I-2014 mencapai 1,06 persen.
Berdasarkan data Berita Resmi Statistik bulan Juni 2014 oleh BPS Provinsi
Kalimantan Tengah, laju inflasi pada bulan Januari-Mei 2014 adalah 2,25 persen
untuk Kota Palangka Raya, sedangkan untuk Kota Sampit sebesar 2,06 persen. Jadi
laju inflasi Kalimantan Tengah yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya
dan Sampit pada bulan Januari-Mei 2014 adalah sebesar 2,18 dan laju inflasi year
on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) adalah sebesar 6,51 persen. Untuk
mencapai target RPJMD tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah yang pada
tahun 2014 diperkirakan sebesar 3,0 persen, maka diperlukan upaya-upaya nyata
untuk pengawalan program-program pembangunan agar pengendalian inflasi
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 4
Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Februari 2014
menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah
angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja. Namun disisi lain
tingkat
pengangguran cenderung meningkat dari kondisi Februari 2013. Jumlah angkatan
kerja pada Februari 2014 sebanyak 1.247.770 orang bertambah sebanyak 88.936
orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 29.491 orang
dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Penduduk yang bekerja
pada Februari 2014 sebesar 1.213.985 orang bertambah sebanyak 89.968
orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 17.332 orang
dibanding keadaan Februari 2013. Sementara jumlah penganggur pada Februari
2014 mencapai 33.785 orang mengalami penurunan sebanyak 1.032 orang jika
dibanding keadaan Agustus 2013. Namun jika dibandingkan dengan keadaan
Februari 2013 mengalami peningkatan sebanyak 12.159 orang. Kemudian
selama setahun terakhir juga terjadi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) sebesar 0,08 persen. Dalam periode setahun terakhir (Februari 2013 Februari 2014) penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap
berkurang sebanyak
7.878
orang dan penduduk bekerja berstatus
buruh/karyawan naik sebanyak 55.754 orang. Peningkatan ini menyebabkan
jumlah pekerja formal bertambah sebanyak 47.876 orang dan persentase
pekerja formal naik dari 37,47 persen pada Februari 2013 menjadi 40,88
persen pada Februari 2014. Sementara itu jumlah pekerja informal berkurang
sebanyak 30.544 orang atau turun dari 62,53 persen pada Februari 2013
menjadi 59,12 persen pada Februari 2014.
Sementara itu, tingkat pengangguran yang merupakan perbandingan antara
penduduk dalam kategori mencari pekerjaan dengan angkatan kerja di Kalimantan
Tengah. Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 33.785 orang dengan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang cenderung meningkat dimana TPT
Februari 2013 sebesar 1,78 persen menjadi 2,71 persen pada Februari 2014.
Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Diploma menempati posisi teratas yaitu
sebesar 9,05 persen disusul oleh TPT pendidikan Universitas sebesar 5,49 persen.
Jika dibandingkan
dengan
keadaan Februari 2013, secara keseluruhan TPT
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 5
mengalami peningkatan pada semua tingkat pendidikan kecuali pada tingkat
pendidikan Sekolah Dasar ke Bawah.
Masalah kemiskinan merupakan tantangan utama yang harus dihadapi
dalam pembangunan ekonomi daerah. Sesuai RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2010–2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014
diproyeksikan sebesar 2,5 persen dengan asumsi pertumbuhan PDRB tahun 2014
sebesar 7,3 persen. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Tengah, angka
kemiskinan Kalimantan Tengah pada tahun 2013 adalah 6,23 %.
Pada tahun 2014 angka kemiskinan diproyeksikan 2,5 persen. Proyeksi
angka kemiskinan pada tahun 2014 tersebut cukup berat, mengingat angka
kemiskinan pada tahun 2013 masih berkisar 6,23%. Sehubungan dengan
penurunan angka kemiskinan ini diperlukan upaya-upaya dan kerja lebih keras
lagi, serta semua pihak terkait harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penurunan angka kemiskinan ini. Melalui pengawalan program-program
pembangunan yang sistematis dan pelaksanaan program-program unggulan
Provinsi Kalimantan Tengah dengan seluruh komponennya dalam rangka
penurunan angka kemiskinan, seperti PM2L, Kalteng Harati, Kalteng Barigas,
Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan Terlantar (Geber MLT), Kalteng Besuh,
Kalteng Tarang, serta program pemerintah yakni PNPM Mandiri, diharapkan
dapat menurunkan angka kemiskinan menjadi 2,5% pada tahun 2014.
Berdasarkan kondisi tersebut, pada Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran
2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015
diperkirakan sebesar 2,0 persen. Untuk itu diperlukan upaya-upaya nyata
melalui program-program pembangunan untuk menurunkan angka kemiskinan.
Pada sektor perbankan, Perkembangan aset perbankan searah aktivitas
penyaluran kredit karena perannya yang cukup dominan dalam menentukan
besar kecilnya skala operasional suatu bank. Di periode ini, pertumbuhan
aset perbankan di Kalimantan Tengah melambat disebabkan pertumbuhan
kredit juga berada pada arah yang sama. Total aset perbankan sebesar
Rp.23,76 triliun atau tumbuh 11,20% dibanding periode yang sama tahun
lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan IV-2013
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 6
yang tumbuh 11,36%. Berdasarkan
lokasi
operasionalnya,
sebaran
aset
terbesar masih berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang
mencapai Rp.8,12 triliun atau 35,11% dari total aset perbankan Kalimantan
Tengah. Pangsa aset perbankan di Kotim tersebut relatif menurun dalam 1
tahun terakhir disebabkan adanya peningkatan peran yang lebih tinggi di daerah
lain seperti Kota Palangka Raya, Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya
serta Kapuas. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas penyaluran
kredit di ke-4 daerah tersebut dalam setahun terakhir ini lebih ekspansif
dibandingkan di Kotim. Selanjutnya di Kota Palangka Raya terdapat aset
perbankan sebesar 33,08% atau mencapai Rp. 7,65 triliun, diikuti Kabupaten
Kotawaringin Barat (9,51%), Barito Utara (5,61%), Kapuas (4,91%), serta
Barito Selatan (3,20%). Sedangkan sisanya tersebar di berbagai kabupaten
lainnya
di Kalimantan Tengah. Adapun kenaikan share aset terbesar dalam
setahun terakhir terjadi di kota Palangka Raya diikuti oleh kabupaten Barito
Selatan dan Murung Raya.
Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) perbankan Kalimantan Tengah
pada triwulan I-2014 juga mengalami perlambatan dan berada di bawah
level rata-rata historisnya dalam 5 tahun yakni sebesar 18,47%. Posisi DPK
yang dihimpun perbankan di periode laporan sebanyak Rp. 16,58 triliun,
tumbuh 6,96% (yoy). Sementara itu di periode sebelumnya masih mencatat
tingkat pertumbuhan sebesar 12,16%. Adapun komposisi DPK relatif tidak
mengalami perubahan dimana yang terbesar masih terdapat pada jenis
tabungan (47,30%), diikuti jenis giro (30,96%), dan deposito (21,74%).
Pencairan simpanan giro masih terjadi dalam rangka pembiayaan kegiatankegiatan
investasi sehingga akan
berdampak positif
terhadap
aktivitas
perekonomian secara umum. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat
pertumbuhan giro yang melambat dimana pada periode ini tumbuh 4,83%
(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,92%).
penyaluran kredit dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
pada triwulan I-2014 tercatat sebesar Rp. 4,24 triliun, atau sekitar 25,53%
dari total kredit perbankan. Share kredit UMKM di periode ini relatif
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 7
meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai
24,53%. Kategori kredit yang memiliki skala plafon di bawah Rp. 5 miliar
tersebut mencatat pertumbuhan yang meningkat dari 21,26%
menjadi
21,77% (yoy). Berbeda dengan komposisi kredit secara umum, kredit UMKM
lebih didominasi oleh jenis modal kerja yang mencapai 75,16% dari kredit yang
tersalurkan. Hal ini sejalan dengan sifat usahanya yang lebih membutuhkan
pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin perusahaan.
Sementara sisanya adalah untuk keperluan investasi dengan tingkat serapan
sebesar 24,84% . Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit UMKM
sebagian besar ditempatkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran,
khususnya aktivitas perdagangan ritel yang mencapai 64,55% dari total kredit
UMKM. Pangsa terbesar selanjutnya adalah sektor pertanian yakni 14,37% dari
total kredit, diikuti sektor konstruksi sebesar 7,40% . Adapun perkembangan
penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Tengah sampai dengan
periode laporan telah mencapai plafon Rp. 2,09 triliun, dengan posisi
outstanding sebesar Rp. 892,47 miliar dan jumlah nasabah sebanyak 95.010
orang. Dengan demikian, rata-rata kredit yang disalurkan per debitur di
Kalimantan
Tengah
senilai
Rp. 22,03
juta, angka ini bahkan lebih tinggi
dibandingkan Nasional dengan rata-rata Rp. 13,85 juta per debitur.
Dari sisi kelembagaan, perluasan kelembagaan perbankan dapat dijadikan
sebagai salah satu tolak ukur peningkatan aktivitas ekonomi di suatu daerah.
Meskipun demikian keterjangkauan perbankan ke daerah-daerah yang belum
terlayani oleh jasa keuangan masih perlu ditingkatkan. Peran intemediasi
perbankan harus terus didorong, selain untuk mengedukasi masyarakat juga
sebagai upaya meminimalisir praktik-praktik yang menyerupai bank namun
pada akhirnya memberikan dampak kerugian bagi masyarakat. Sampai dengan
triwulan I-2014 jumlah bank di Kalimantan Tengah adalah 19 bank yang terdiri dari
12 (dua belas) bank umum konvensional, 4 (empat) bank umum syariah dan 5
(lima) Bank Perkreditan Rakyat. Pada triwulan laporan terdapat penambahan
jumlah bank, yaitu dengan diresmikannya salah satu BPRS di Kota Palangka Raya.
Perkembangan dari sisi ekspor, kinerja ekspor luar negeri Kalimantan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 8
Tengah pada triwulan I 2014 menunjukkan penurunan, khususnya pada ekspor
hasil pertambangan batu bara dan mineral mentah. Penurunan ekspor batu bara
lebih dominan disebabkan karena permintaan Tiongkok yang menurun
seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata uang Renminbi
dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Selain itu,
permintaan batu bara untuk ekspor ke India juga mengalami penurunan karena
pelemahan mata uang Rupee dan persiapan pemilu di negara tersebut.
Sementara itu, seiring dengan pemberlakuan UU Minerba, ekspor komoditas
mineral Kalimantan seperti bauksit, bijih besi dan zircon dibatasi. Berdasarkan
hasil liaison, UU Minerba berdampak pada terhentinya operasional hampir
seluruh tambang mineral yang berlokasi di Kalimantan Tengah.
Kinerja volume ekspor komoditas pertanian yang terdiri dari komoditas
karet dan CPO yang merupakan bagian dari komoditas ekspor strategis
masing-masing mengalami peningkatan sebesar 35,46% dan 35,58% (yoy) di
periode laporan. Meningkatnya ekspor komoditas CPO, selain didorong oleh
membaiknya permintaan dari Tiongkok dan India, serta permintaan dari
Pakistan yang merupakan pasar alternatif baru sebagai dampak adanya
preferential
trade agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan yang
dilaksanakan pada September 2014 lalu. Sejalan dengan itu, ekspor karet di
triwulan
I
juga
meningkat,
terkonfirmasi
menginformasikan bahwa dengan
dari
kontak
liaison
yang
membaiknya perekonomian termasuk
diantaranya Tiongkok dan Amerika yang memiliki porsi permintaan komoditas
karet mencapai 75% , memacu kinerja ekspor di triwulan I.
2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015
Asesmen terhadap perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah)
memasuki triwulan II-2014 memperkirakan tingkat pertumbuhan yang masih
cukup tinggi, diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan I-2014.
Pertumbuhan ekonomi didorong oleh permintaan domestik dan eksternal yang
semakin membaik. Kondisi ini direspon dengan peningkatan kinerja sektor
pertanian
dan
industri
yang
menopang
lebih
dari
35%
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
struktur
II - 9
perekonomian Kalimantan Tengah. Ekspansi pertumbuhan juga berpotensi terjadi
pada sektor bangunan, keuangan, dan infrastruktur.
Dampak penguatan ekonomi diharapkan semakin bermanfaat bagi masyarakat sejalan
dengan penurunan tekanan inflasi di periode mendatang. Laju inflasi tahunan diproyeksi lebih
tinggi dari periode triwulan II-2014 namun masih dipengaruhi oleh faktor kendala supply
akibat intensitas curah hujan yang meningkat dan gelombang laut tinggi di sekitar
perairan pulau Jawa juga akan cenderung mendasari naiknya harga-harga di pasar.
Perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah) pada triwulan II-2014
diproyeksi tumbuh 6,42 – 6,92% (yoy) didorong oleh kondisi permintaan domestik dan
eksternal yang cenderung menguat. Pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan terutama
dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran rumah tangga dan pemerintah di triwulan II, serta
investasi yang juga masih akan meningkat. Kecenderungan konsumsi masyarakat diperkuat
dengan indeks Indeks Tendensi Konsumen (ITK) , dimana pada triwulan II diperkirakan
sebesar 109,68 lebih tinggi dari triwulan IV-2014 yang dilaporkan sebesar 109,05.
Meningkatnya konsumsi secara umum juga didorong oleh realisasi anggaran belanja
pemerintah di triwulan II yang akan semakin dipercepat baik itu di level provinsi maupun
kabupaten/kota.
Sementara asesmen sektor ekonomi dominan menunjukkan bahwa
perekonomian pada triwulan II-2014 di sektor perkebunan akan meningkat,
diperkirakan produksi kelapa sawit akibat curah hujan yang cukup tinggi serta
produksi sub sektor tabama yang mulai meningkat. Ditambah lagi dengan kondisi
pemulihan ekonomi global yang diperkirakan membaik sehingga mendorong
kinerja perekonomian Kalimantan Tengah secara total di akhir triwulan II 2014.
Sektor perkebunan sebagai motor penggerak utama ekonomi Kalimantan
Tengah
diproyeksi membaik
dan
menjadi
penyeimbang
melambatnya
pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang. Produksi tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit pada triwulan II diperkirakan meningkat sebagai dampak
musim penghujan yang terjadi pada semester lalu. Kenaikan produksi TBS
berimbas langsung pada naiknya produksi CPO Kalimantan Tengah.
Berdasarkan data perkembangan indikator ekonomi makro daerah tahun
2013 dan triwulan I-2014 tersebut di atas, serta mengacu pada proyeksi indikator
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 10
daerah tahun 2015 dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015,
maka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diproyeksikan sebesar 7,5 persen,
meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2014 sebesar 7,3 persen. Laju inflasi pada
tahun 2015 diperkirakan sebesar 2,5 persen, turun dibandingkan proyeksi tahun
2014 sebesar 3,0 persen. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 diperkirakan
akan turun menjadi 2,0 persen. Demikian pula dengan angka kemiskinan,
diharapkan pada tahun 2015 dapat turun menjadi 2,0 persen melalui berbagai
program kegiatan pembangunan.
Secara garis besar, realisasi perkembangan indikator makro ekonomi
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012–2013 dan proyeksi tahun 2014 – 2015
disajikan pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012-2013
dan Proyeksi Tahun 2014-2015
No.
1
1
2.
3.
4.
Indikator Makro
Ekonomi
2
Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi
Tingkat Inflasi
Angka kemiskinan
Tingkat Pengangguran
Realisasi
Tahun 2012
Tahun 2013
3
4
6,69%
7,37%
5,85%
6,19%
3,17%
6,79%
6,23%
3,00%
Proyeksi
Tahun
Tahun
2014
2015
5
6
7,3%
3,0%
2,5%
2,5%
7,5%
2,5%
2,0%
2,0%
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2014; RPJMD Prov. Kalteng Tahun 2010-2015
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
II - 11
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
TAHUN ANGGARAN 2015
3.1
Asumsi dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015
Asumsi sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN tahun
2015 adalah seperti dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Asumsi yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN Tahun 2015
Indikator Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Inflasi (%)
Kurs (US $/Rp)
Suku Bunga BI (%)
Harga Minyak Mentah (US$/Barrel/hari)
Lifting Minyak (ribu Barel/Hari)
Lifting gas (ribu Barel /Hari)
Asumsi
5,5-6,3*)
3,0-5,0
11.500-12.000
5,5 – 6,0
100 – 105
830 – 900
1.225-1.250
Sumber : RKP Tahun 2015
Keterangan:
3.2
*)
proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun
memperhitungkan kondisi ekonomi global terkini
2015
dengan
telah
Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2015
Asumsi dasar sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBD
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015 meliputi:
3.2.1 Laju Inflasi
Harga minyak dunia yang belum stabil akan mempengaruhi laju inflasi
nasional, yang tentunya juga bisa berpengaruh terhadap laju inflasi
di Kalimantan Tengah pada tahun 2015. Namun demikian dengan kebijakan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
III - 1
pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur
terutama jalan darat dan angkutan sungai diharapkan dapat memberikan
dampak positif pada peningkatan kelancaran distribusi barang dan jasa
sehingga akan dapat menekan laju inflasi. Demikian pula upaya
pengendalian barang-barang kebutuhan pokok masyarakat diharapkan akan
dapat menekan tingkat inflasi. Laju inflasi pada tahun tahun 2015,
ditargetkan dapat ditekan berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi
daerah, yakni sebesar 2,5 persen (RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2010-2015).
3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa migas)
Dengan harapan bahwa pada tahun 2014 target pertumbuhan ekonomi
dapat mencapai 7,3 persen, maka pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan
ekonomi di Kalimantan Tengah diasumsikan dapat mencapai 7,5 persen.
(RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015).
3.2.3
Lain-lain Asumsi
Dengan mengacu pada Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015, kebijakan Belanja
Pegawai antara lain:

Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan
dengan
ketentuan
peraturan
per-UU-an,
serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD.

Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon
PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2015.

Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji
berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai
dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% dari
jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
III - 2
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Pendapatan Daerah merupakan unsur terpenting dalam rangka urusan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Kebijakan perencanaan
pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Tengah selalu diarahkan pada peningkatan
kemampuan Keuangan Daerah yang dapat mendorong peranan investasi masyarakat
dalam pembangunan daerah dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat
dan mengurangi biaya tinggi.
Pada sisi lain, kenaikan belanja cenderung lebih besar dari pada pertumbuhan
pendapatan. Oleh sebab itu harus ditempuh sejumlah langkah-langkah strategis dalam
upaya optimalisasi pendapatan daerah sehingga dapat membiayai pelaksanaan
program/kegiatan pemerintahan daerah secara optimal.
4.1.
Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur
Pendapatan Daerah dikelompokkan atas :
a.
Pendapatan Asli Daerah.
b.
Dana Perimbangan.
c.
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 1
4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015
Kebijakan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan
lapangan kerja yang lebih luas dan mengurangi jumlah penduduk miskin
dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi
dan penyediaan infrastruktur. Sesuai dengan Arah Kebijakan tersebut,
serta memperhatikan kondisi perekonomian yang mewarnai pelaksanaan
anggaran tahun 2015, kebijakan umum di bidang pendapatan daerah
diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan Daerah yang dapat
mendorong peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan
menghilangkan kendala yang menghambat disamping peningkatan
investasi dan daya yang dilakukan dengan mengurangi biaya tinggi.
Rencana penetapan penerimaan anggaran pendapatan daerah tahun
2015 sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya masih akan didominasi
oleh penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan yang terdiri dari Bagi
Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus. Meski demikian, peletakan dasar-dasar penetapan arah kebijakan
pendapataan daerah tetap konsisten dan difokuskan pada upaya untuk
semakin memperkuat struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mandiri,
stabil dan berkemampuan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.
Sedangkan pembiayaan pembangunan pada tahun 2015, baik yang
bersumber dari dana APBN murni, PHLN maupun APBD Provinsi
perkembangannya diperkirakan relatif tetap, namun diharapkan investasi
pemerintah ini akan menjadi stimulan bagi perkembangan investasi
swasta.
Untuk memperkuat posisi dan kontribusi PAD dalam APBD, kebijakan
perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun 2015
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 2
dalam rangka memperkuat struktur penerimaan daerah diarahkan kepada
penguatan otonomi daerah, termasuk peningkatan kapasitas fiskal daerah
melalui peningkatan kegiatan ekonomi dan pembangunan daerah, serta
pendayagunaan sumber-sumber keuangan daerah secara optimal untuk
meningkatkan penerimaan daerah, baik yang bersumber dari PAD maupun
Dana Perimbangan.
4.1.2. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015
Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar
Rp.3.281.856.000.000,00
atau
mengalami
kenaikan
sebesar
Rp.239.948.940.000,00 (7,89%) dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.3.041.907.060.000,00. Kenaikan target pendapatan terjadi pada
kelompok jenis dan objek pendapatan daerah sebagai berikut :
a.
Pendapatan Asli Daerah
Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada TA. 2015 secara
keseluruhan
ditargetkan
sebesar
Rp.1.351.403.084.837,50
naik
sebesar Rp.106.981.821.837,50 atau 8,60% dari target APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.244.421.263.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:
1)
Pajak Daerah
Penerimaan
dari
Pajak
Daerah
ditargetkan
sebesar
Rp.1.216.484.000.000,00 naik sebesar Rp. 99.078.530.000,00
atau 8,87% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.1.117.405.470.000,00. Penerimaan pajak daerah terdiri dari
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP) serta Pajak
Rokok.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 3
2)
Retribusi Daerah
Retribusi
Daerah
pada
Rp.9.046.334.837,50
8,30%
dari
TA.
2015
ditargetkan
sebesar
naik sebesar Rp. 693.291.837,50 atau
APBD
Tahun
Anggaran
2014
sebesar
Rp.8.353.043.000,00 dengan perincian sebagai berikut :
a) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp.1.836.291.250,00 naik
sebesar Rp.176.553.750,00 atau 10,64% dari APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.659.737.500,00
b) Retribusi Jasa Usaha sebesar Rp.7.115.220.337,50 naik
sebesar Rp.516.738.087,50 atau 7,83% dari APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp.6.598.482.250,00
c)
Retribusi
Perizinan
Tertentu
ditargetkan
sebesar
Rp.94.823.250,00, tidak mengalami kenaikan dari APBD
Tahun Anggaran 2014.
3)
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan meliputi
Bagian Laba Atas Pernyataan Modal pada BUMD ditargetkan
sebesar Rp.29.725.000.000,00 mengalami kenaikan sebesar
Rp.2.700.000.000,00 atau 9,99% dari APBD Tahun Anggaran
2014 sebesar Rp.27.025.000.000,00. Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan ini terdiri dari penerimaan PD. Banama
Tingang Makmur sebesar Rp.5.000.000,00, penerimaan dari PT.
Bank
Pembangunan
Kalimantan
Tengah
sebesar
Rp.29.700.000.000,00 dan penerimaan dari PT. Palangka
Nusantara sebesar Rp.20.000.000,00
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 4
4)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah pada Tahun Anggaran 2015
ditargetkan sebesar Rp. 96.147.750.000,00, naik sebesar
Rp.4.510.000.000,00 atau 4,92% dari target APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp. 91.637.750.000,00. Penerimaan
tersebut terdiri dari penerimaan Hasil Penjualan Aset Daerah
Yang Tidak Dipisahkan; Jasa Giro; Pendapatan Bunga; Tuntutan
Ganti
Rugi
(TGR);
Pendapatan
Denda
Keterlambatan
Pelaksanaan; Pendapatan dari Pengembalian; Penerimaan dari
Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan; Pendapatan
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus.
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan pada RAPBD Tahun Anggaran 2015 ditargetkan
sebesar
Rp.1.659.171.611.800,-,
mengalami
kenaikan
sebesar
Rp. 142.788.043.800,00 atau 9,42% dari APBD Tahun Anggaran 2014
sebesar Rp.1.516.383.568.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
1) Bagi Hasil Pajak, ditargetkan sebesar Rp.160.000.000.000,00
mengalami kenaikan sebesar Rp.24.975.000.000,00 atau 18,50%
dari
target
APBD
Tahun
Anggaran
2014
sebesar
Rp.135.025.000.000,00 terdiri dari :
a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ditargetkan sebesar
Rp.100.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 15.000.000.000,00
atau (17,65%) dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.50.000.000,000,00
b) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 & Pasal 29
wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh 21,
ditargetkan sebesar Rp.60.000.000.000,00 naik sebesar
Rp.10.000.000.000,00 atau 20,00% dari target APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp.50.000.000.000,00
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 5
c)
Bagi Hasil dari Cukai Hasil Tembakau, ditargetkan sebesar
Rp.0,00 dibandingkan dari target APBD Tahun Anggaran 2014
sebesar Rp. 25.000.000,00.
2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, ditargetkan sebesar
Rp.171.500.000.000,00 naik sebesar Rp.4.500.000.000,00 atau
2,69% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp. 167.000.000.000,00 terdiri dari :
a) Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), ditargetkan
sebesar
Rp.
25.000.000.000,00
naik
sebesar
Rp. 3.000.000.000,00 atau 13,64% dari target dari APBD
Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 22.000.000.000,00
b) Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-Rent) ditargetkan sebesar
Rp.6.500.000.000,00 naik sebesar Rp.1.500.000.000,00 atau
30,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.5.000.000.000,00
c)
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalti),
ditargetkan sebesar Rp. 140.000.000.000,00 tidak mengalami
kenaikan atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran
2014.
3) Dana
Alokasi
Umum
(DAU),
ditargetkan
sebesar
Rp.1.267.671.611.800,00 naik sebesar Rp.115.242.873.800,00 atau
10,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.1.152.428.738.000,00.
4) Dana
Alokasi
Khusus
(DAK),
ditargetkan
sebesar
Rp.60.000.000.000,00 turun sebesar Rp.1.929.830.000,00 atau
(3,12%) dari target
APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.61.929.830.000,00
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 6
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain-lain
Pendapatan
Daerah
Yang
Sah
ditargetkan
sebesar
Rp.271.281.303.362,50,00 turun sebesar Rp. 9.820.925.637,50 atau 3,12%
dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.281.102.229.000,00.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terdiri dari:
1)
Penerimaan
Pendapatan
Hibah,
ditargetkan
sebesar
Rp.7.900.000.000,00 naik sebesar Rp.50.000.000,00 atau 0,64% dari
target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.7.850.000.000,00
2)
Dana penyesuaian dan otonomi khusus
Dana penyesuaian dan otonomi khusus pada TA. 2015 ditargetkan
sebesar Rp.245.077.800.000,00, turun sebesar Rp.5.907.060.000,00
dibandingkan
target
APBD
Tahun
Anggaran
2014
sebesar
Rp.250.984.860.000,00.
Untuk TA. 2015, dana penyesuaian dan otonomi khusus bersumber
dari penerimaan dari BOS Satuan Pendidikan Dasar sebesar
Rp. 245.077.800.000,00, atau sama dengan target APBD TA. 2014.
Pada APBD TA. 2014, ditargetkan dana penyesuaian (dana penguatan
infrastruktur dan sarana daerah) sebesar Rp.5.907.060.000,00,
dimana pada TA. 2015 dana penyesuaian ini tidak dianggarkan lagi.
3)
Penerimaan
dari
Bantuan
Keuangan
dari
Kabupaten/Kota,
ditargetkan sebesar Rp.18.303.411.000,00, tidak mengalami kenaikan
atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran 2014.
4)
Penerimaan
dari
Pendapatan
Lainnya,
ditargetkan
sebesar
Rp.92.362,50 turun sebesar Rp. 3.963.865.637,50 atau turun 100%
dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.3.963.958.000,00
Perkiraan Target Anggaran Pendapatan Daerah dalam RAPBD Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2015 adalah sebagaimana tabel 4.1 berikut ini:
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 7
Tabel 4.1
TARGET PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015
No.
Jenis Pendapatan Daerah
Target Murni TA. 2014
(Rp)
Rencana Target TA. 2015
(KUA-PPAS)
(Rp)
Bertambah/
Berkurang
%
1
2
3
4
5
6
1
PENDAPATAN DAERAH
3,041,907,060,000.00
3,281,856,000,000.00
239,948,940,000.00
7.89
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1,244,421,263,000.00
1,351,403,084,837.50
106,981,821,837.50
8.60
1.1..1
PAJAK DAERAH
1,117,405,470,000.00
1,216,484,000,000.00
99,078,530,000.00
8.87
1.1.2
RETRIBUSI DAERAH
8,353,043,000.00
9,046,334,837.50
693,291,837.50
8.30
1.1.3
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YG
DIPISAHKAN
27,025,000,000.00
29,725,000,000.00
2,700,000,000.00
9.99
1.1.4
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG
SAH
91,637,750,000.00
96,147,750,000.00
4,510,000,000.00
4.92
1.2
DANA PERIMBANGAN
1,516,383,568,000.00
1,659,171,611,800.00
142,788,043,800.00
9.42
1.2.1
DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN
PAJAK
302,025,000,000.00
331,500,000,000.00
29,475,000,000.00
9.76
1.2.3
DANA ALOKASI UMUM
1,152,428,738,000.00
1,267,671,611,800.00
115,242,873,800.00
10.00
1.2.4
DANA ALOKASI KHUSUS
61,929,830,000.00
60,000,000,000.00
(1,929,830,000.00)
(3.12)
1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
281,102,229,000.00
271,281,303,362.50
(9,820,925,637.50)
(3.49)
1.3.1
Pendapatan Hibah
7,850,000,000.00
7,900,000,000.00
50,000,000.00
0.64
1.3.2
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
250,984,860,000.00
245,077,800,000.00
(5,907,060,000.00)
-
1.3.3
Dana Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
18,303,411,000.00
18,303,411,000.00
-
-
1.3.4
Pendapatan Lainnya
3,963,958,000.00
92,362.50
(3,963,865,637.50)
(100.00)
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Prov. Kalteng, 2014.
4.1.3.
Upaya-upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target
Beberapa Kebijakan Umum yang akan ditempuh Daerah di bidang
Pendapatan pada Tahun Anggaran 2015 dalam rangka memperkuat
struktur penerimaan Daerah diarahkan pada Penguatan Otonomi Daerah
termasuk peningkatan kapasitas fiskal Daerah, sebagai berikut :
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 8
1.
Kebijakan Pendapatan Asli Daerah
Beberapa kebijakan terkait dengan peningkatan pendapatan asli
daerah antara lain:
a.
Sosialisasi dan pembinaan.
b. Pendataan potensi Pajak dan Retribusi Daerah.
c.
Proaktif melakukan upaya “jemput bola” terhadap potensi PAD .
d. Peningkatan intensitas dan kualitas koordinasi horizontal
maupun vertikal.
e.
Peningkatan tertib administrasi pungutan.
f.
Kerjasama pemungutan.
g.
Intensifikasi melalui kegiatan operasional terpadu.
h. Peningkatan sarana dan prasarana serta kapasitas aparatur.
i.
Peningkatan pelayanan melalui pelayanan Mobil SAMSAT
Keliling.
j.
Surat Pemberitahuan Pajak Kendaraan Bermotor (Super-PKB)
melalui Sistem Informasi Manajemen Samsat.
k.
Pemberlakukan pengenaan Pajak Progresif terhadap kepemilikan
Kendaraan Roda 4.
l.
Pengenaan PKB untuk Kendaraan Pemerintah, Pemerintah
Daerah termasuk TNI/Polri.
m. Pemberian keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
2.
Kebijakan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah
Beberapa kebijakan terkait dengan dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah, antara lain dengan cara optimalisasi
Intensifikasi dan ekstensifikasi, melalui koordinasi penyaluran Dana
Bagi Hasil PBB, PPH dan CHT, serta kegiatan temu dengan pengusaha
sektor 3P, dalam rangka intensifikasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak,
Bagi Hasil Bukan Pajak di Kalimantan Tengah.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 9
4.2.
Kebijakan Belanja Daerah
4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015
Secara umum, kebijakan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
a.
Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
b.
Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem
jaminan sosial.
c.
Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
d.
Dalam
rangka
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
daerah,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan memberikan perhatian
yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi di Provinsi
Kalimantan Tengah.
e.
Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi tanggung jawabnya. Pengalokasian anggaran belanja
yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 10
terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
f.
Alokasi Belanja Langsung (BL) dalam APBD digunakan untuk
pelaksanaan urusan pemda, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan. Belanja Langsung dituangkan dalam bentuk program dan
kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung
oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
dan keberpihakan pemda kepada kepentingan publik. Penyusunan
anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani
SPM yang telah ditetapkan, ASB, dan standar satuan harga. ASB dan
standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan KDH dan
digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD.
Selain
itu,
penganggaran
belanja
barang
dan
jasa
agar
mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro
dan usaha kecil, serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip
efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis.
Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar
Rp. 3.473.081.000.000,00 dibandingkan APBD Tahun Anggaran 2014
sebesar Rp. 3.218.907.060.000,00, naik sebesar Rp. 254.173.940.000,00
atau 7,90 persen, terdiri dari :

Belanja
Tidak
Langsung
(BTL),
dianggarkan
sebesar
Rp.1.695.000.680.000,00, dibandingkan dengan APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp.1.520.005.101.032,00, mengalami
kenaikan sebesar Rp.174.995.578.968,00 atau 11,51 persen.

Belanja Langsung (BL) tahun anggaran 2015 dianggarkan sebesar
Rp.1.778.080.320.000,00
dibandingkan
dengan
APBD
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
Tahun
IV - 11
Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.698.901.958.968,00, naik sebesar
Rp.79.178.361.032,00 atau sebesar 4,66 persen.
Belanja Langsung dialokasikan untuk membiayai program dan
kegiatan
prioritas
dalam
rangka
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yakni urusan
wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
Dengan perkiraan belanja daerah Tahun Anggaran 2015 sebesar
Rp.3.473.081.000.000,00 tersebut, terdapat defisit anggaran sebesar
Rp.191.225.000.000,00
atau
mengalami
kenaikan
8,04
persen
dibandingkan APBD murni TA. 2014 sebesar Rp. 177.000.000.000,00 yang
ditutup dengan Pembiayaan Netto sebesar jumlah yang sama.
4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah,
Bantuan Sosial,
Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
Semua
komponen
Belanja
yang
disebutkan
disini
adalah
kelompok/komponen belanja yang termasuk dalam anggaran Belanja
Tidak Langsung (BTL), yang masing-masing komponen belanja dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai terdiri dari Gaji dan Tunjangan, Tambahan
Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai
dengan
ketentuan
perundang-undangan,
termasuk
Uang
Representasi dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Gaji dan
Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Biaya
Pemungutan Pajak Daerah. Belanja Pegawai pada TA. 2015
dianggarkan sebesar Rp. 434.211.346.875,00, mengalami kenaikan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 12
sebesar Rp. 20.732.675.202,00 atau 5,01% dibandingkan pada APBD
murni Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 413.478.671.673,00.
b. Belanja Bunga
Sama seperti pada tahun 2014, untuk komponen Belanja Bunga pada
tahun anggaran 2015 tidak dianggarkan karena Pemerintah Provinsi
tidak melakukan pinjaman daerah.
c. Belanja Subsidi
Belanja Subsidi terdiri dari subsidi langsung, dengan melaksanakan
pasar murah pada hari-hari besar tertentu, dan subsidi kepada
perusahaan penerbangan, yaitu penerbangan perintis antar provinsi
dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Belanja Subsidi pada
Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp. 21.079.630.000,00,
tidak mengalami kenaikan, sama seperti target pada APBD Tahun
Anggaran 2014.
d. Belanja Hibah
Belanja Hibah pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar
Rp.310.508.620.000.000,00
naik
sebesar
Rp.16.000.000.000,00
(5,43%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran
2014 sebesar Rp. 294.508.620.000,00.
Komponen Belanja Hibah ini terdiri dari :
1) Hibah
dana
BOS
(transfer
pusat),
dianggarkan
sebesar
Rp. 247.077.800.000,00 naik sebesar Rp. 2.000.000.000,00
(0,82%) dibandingkan target pada APBD TA. 2014 sebesar
Rp. 245.077.800.000,00
2) Hibah
Fungsi
Pendidikan
Rp.29.454.375.000,00
(daerah),
mengalami
dianggarkan
sebesar
kenaikan
sebesar
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 13
Rp.10.439.399.550,00 (54,90%) dibandingkan alokasi APBD
TA. 2014 sebesar Rp. 19.014.975.450,00
3) Hibah kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dianggarkan
sebesar
Rp.33.976.445.000,00 mengalami kenaikan sebesar
Rp.15.146.445.000,00 (80,44%) dibandingkan dengan alokasi
APBD TA. 2014 sebesar Rp.18.830.000.000,00.
e. Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial dianggarkan sebesar Rp. 100.354.089.500,00,
atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 31.577.644.500,00 (45,91%)
dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014
sebesar Rp. 68.776.445.000,00.
Belanja Bantuan Sosial ini terdiri dari:
1) Bantuan
Sosial
Fungsi
Rp.30.944.144.500,00,
Pendidikan,
mengalami
dianggarkan
sebesar
kenaikan
sebesar
Rp.1.877.644.500,00 (6,46%) dibandingkan alokasi pada APBD
TA. 2014 sebesar Rp.29.066.500.000,00
2) Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan,
Kelompok, Panitia dan Perorangan, dianggarkan sebesar
Rp.69.409.945.000,00
mengalami
kenaikan
sebesar
Rp. 29.700.000.000,00 (74,79%) dibandingkan alokasi pada APBD
TA. 2014 sebesar Rp. 39.709.945.000,00.
f. Belanja Bagi Hasil
Belanja Bagi Hasil yaitu belanja bagi hasil pajak provinsi kepada
kabupaten/kota terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), pajak bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Kendaraan Atas Air (PKAA), Bea
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 14
Balik
Nama
Kendaraan
Atas
Air
(BBN-KAA),
Pajak
Air
Permukaan/Pajak Air bawah tanah (PAP/PABT) berdasarkan target
penerimaan provinsi. Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini pada
Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp. 663.467.818.000,00
naik sebesar Rp. 102.133.438.000,00 atau 18,19 persen dari plafon
belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar
Rp.561.334.380.000,00.
g. Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan
sebesar Rp. 161.379.175.625,00 dibandingkan dengan APBD Tahun
Anggaran 2014 sebesar Rp. 159.162.886.932,00, mengalami kenaikan
sebesar Rp. 2.216.228.693,00 atau 1,39 persen.
Belanja Bantuan Keuangan ini mencakup komponen sebagai berikut:
1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan,
dianggarkan sebesar Rp. 49.187.840.279,00, mengalami kenaikan
sebesar Rp. 1.622.839.219,00 (3,41%) dibandingkan alokasi pada
APBD TA. 2014 sebesar Rp.47.565.001.060,00.
2) Bantuan
Keuangan
dalam
rangka
pelaksanaan
Pilkada
kabupaten/kota, pada TA. 2015 tidak dianggarkan. Sedangkan
Alokasi Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada
kabupaten/kota tahun 2014 dianggarkan pada APBD TA. 2014
sebesar Rp. 20.000.000.000,00.
3) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka
menunjang program pembangunan bidang pendidikan (Program
KALTENG HARATI) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar
Rp.67.657.585.346,00,
mengalami
kenaikan
sebesar
Rp.3.131.794.846,00 (4,85%) dibandingkan alokasi pada APBD
TA. 2014 sebesar Rp.64.525.790.500,00.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 15
Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka
pelaksanaan Program Kalteng Harati ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
4) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka
menunjang program pembnagunan bidang kesehatan (Program
KALTENG BARIGAS) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar
Rp.43.000.000.000,00,
mengalami
kenaikan
sebesar
Rp.1.000.000.000,00, (2,38%), dimana pada APBD TA. 2014
dialokasikan anggaran sebesar Rp.42.000.000.000,00, untuk
Bantuan Keuangan ini.
Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka
pelaksanaan Program Kalteng Barigas ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Bantuan Keuangan dalam rangka Tentara Manunggal Masuk
Desa
(TMMD),
dianggarkan
sebesar
Rp.600.000.000,00
mengalami kenaikan sebesar Rp.300.000.000,00 (100%), dimana
pada
APBD
TA.
2014
dialokasikan
anggaran
sebesar
Rp.300.000.000,00.
h. Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga disediakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan
daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 16
Pada tahun 2015, Belanja Tidak Terduga dianggarkan sebesar
Rp. 4.000.000.000,00, naik sebesar Rp. 2.335.532.573,00 atau 140,32
persen
dari
APBD
Tahun
Anggaran
2014
sebesar
Rp.1.664.467.427,00.
4.2.3 . Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang dihadapi, Strategi dan
Prioritas Pembangunan Daerah
a. Kebijakan Pembangunan Daerah
Tahun 2015 merupakan tahapan akhir dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2010-2015, namun masih tetap merupakan kelanjutan
dan penuntasan bagi keseluruhan tahap pembangunan selama 5
(lima) tahun.
Sasaran utama pembangunan daerah pada tahun 2015
diarahkan untuk pencapaian target indikator makro pembangunan
daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut:
-
Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5%;
-
Pencapaian laju inflasi sebesar 2,5%;
-
Penurunan angka kemiskinan menjadi 2,0%;
-
Penurunan angka pengangguran menjadi 2,0%;
Adapun arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2015
dengan mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2010-2015, adalah :
1.
Pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah
2.
Pengembangan sarana dan prasarana bagi tenaga pendidik dan
kependidikan
3.
Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan
4.
Penyelenggaraan sistem pendidikan dan kesehatan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 17
5.
Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan
kesehatan
6.
Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
7.
Pengembangan
infrastruktur
dan
jaringan
transportasi,
komunikasi, informatika, pengairan dan kelistrikan
8.
Peningkatan
kapasitas
kelembagaan
dan
keterampilan
masyarakat
9.
Peningkatan inovasi dan produktivitas ekonomi kerakyatan
10. Pengembangan kapasitas dan kinerja aparatur
11. Pengembangan budaya lokal
12. Pengembangan daya saing dan orientasi ekspor komoditas lokal
13. Pengembangan kultur masyarakat yang rukun, damai, dan
sejahtera.
b. Kendala yang dihadapi
Pada umumnya kendala yang dihadapi di Kalimantan Tengah
dalam lima tahun ke depan masih dipengaruhi oleh faktor
keterisolasian wilayah karena terbatasnya infrastruktur jalan dan
sarana/prasarana pelayanan dasar lainnya, rendahnya kualitas dan
aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, serta minimnya akses modal,
informasi pasar dan teknologi untuk meningkatkan usaha ekonomi
masyarakat.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, isu strategis dan
masalah mendesak pada tiap misi pembangunan yang faktual
dihadapi pada tahun 2015, dengan mengacu pada RPJMD Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, antara lain sebagai berikut :
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 18
1. Masalah penyediaan infrastruktur pembangunan
Permasalahan
dalam
infrastruktur
pembangunan
Provinsi
Kalimantan Tengah yang paling utama adalah menyangkut
ketersediaan
infrastruktur
dasar
bagi
berjalannya
roda
pembangunan daerah, meliputi permasalahan aksesibilitas
daerah,
irigasi
teknis,
dan
kelistrikan.
Permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain mencakup:
a) Belum terwujudnya sistem dan jaringan transportasi,
komunikasi, dan informasi yang mendukung aktifitas
ekonomi kerakyatan.
b) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung
ketahanan pangan.
c)
Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi untuk
masyarakat.
d) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur
terutama prasarana jalan dan jembatan, serta prasarana lalu
lintas air antarkabupaten/kota.
e) Luasnya wilayah Kalimantan Tengah yang dihuni oleh
penduduk relatif sedikit dan terpencar-pencar tidak merata
menyebabkan pelayanannya menjadi relatif sulit.
2. Masalah pengembangan ekonomi lokal
Permasalahan bidang ekonomi menjadi isu utama perencanaan
pembangunan menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan memperhatikan kondisi geografi, demografi,
dan corak daerah yang paling mampu meningkatkan kinerja
ekonomi daerah. Permasalahan dalam bidang ekonomi antara
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 19
lain menyangkut optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan
lapangan kerja, pengangguran, pengembangan industri hilir,
penanganan
budidaya
perikanan,
kesejahteraan
nelayan,
pengembangan tata niaga komoditas, pemanfaatan potensi
tambang, dan masih rendahnya investasi. Permasalahan dan
kendala terkait dengan pengembangan ekonomi kerakyatan,
antara lain:
a) Pengelolaan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
serta kehutanan belum dikelola secara profesional dan
sebagian besar masih dikelola secara tradisional.
b) Masih rendahnya produktifitas pertanian, perkebunan,
perikanan, peternakan, serta kehutanan.
c)
Belum terselenggaranya sistem perekonomian kerakyatan
yang terpadu.
d) Masih
rendahnya kualitas pengembangan pemasaran
pariwisata dan pengelolaan destinasi wisata.
e) Masih rendahnya kualitas kelembagaan dalam pelayanan
penanaman modal.
f)
Masih rendahnya kualitas iklim usaha, promosi dan
kerjasama investasi.
g) Terbatasnya akses koperasi dan UMKM kepada sumber daya
produktif (bahan baku, permodalan, teknologi, sarana
pemasaran serta informasi pasar).
h) Masih rendahnya produktifitas dan daya saing produk
koperasi dan UMKM.
i)
Belum optimalnya penyelenggaraan kemitraan usaha antara
ekonomi kerakyatan dengan ekonomi skala besar.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 20
j)
Pengelolaan sumber daya alam yang tidak memenuhi
kaidah-kaidah teknis menyebabkan terjadinya degradasi
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor
lain.
3. Masalah kualitas dan keterjangkauan pendidikan
Pendidikan merupakan ujung tombak sebuah kemajuan daerah.
Tingkat kesejahteraan daerah salah satunya dapat diukur melalui
seberapa besar tingkat kemajuan yang diraihnya. Tak terkecuali
provinsi Kalimantan Tengah. Berbagai kendala dan permasalahan
yang masih ditemui terkait dengan bidang pendidikan, antara
lain :
a) Kondisi geografis Kalimantan Tengah yang begitu luas dan
sulit
dijangkau
memerlukan
strategi
khusus
dalam
mewujudkan pelayanan pendidikan yang prima.
b) Tingkat pelayanan pendidikan kepada publik masih perlu
ditingkatkan
terutama
pelayanan
pendidikan
pada
masyarakat di daerah pedalaman/terpencil/terpinggir.
c)
Kompetensi dan relevansi serta daya saing lulusan satuan
pendidikan masih perlu ditingkatkan.
d) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Masalah bidang kesejahteraan sosial
Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu
indikator utama keberhasilan layanan yang masih perlu
diperbaiki dan menjadi isu utama tujuan pembangunan dalam 5
(lima) tahun yang akan datang, baik sebagai enabler (penggerak)
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 21
aktivitas pembangunan maupun tujuan dari pembangunan itu
sendiri.
Tujuan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
disamping untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga
berfungsi
agar
penyelenggaraan
pemerintahan
dapat
memberikan layanan yang baik, seperti layanan bidang
kesehatan, penanggulangan kemiskinan, serta pengembangan
budaya dan wisata. Permasalahan dan kendala di bidang
kesejahteraan sosial tersebut antara lain:
a) Tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu melahirkan
serta tingginya proporsi balita kurang gizi.
b) Tingginya kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap
pelayanan kesehatan antar wilayah, gender dan kelompok
pendapatan.
c)
Terjadinya beban ganda penyakit yaitu pola penyakit yang
diderita masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi
menular.
d) Masih perlunya ditingkatkan kualitas kependudukan dan
ketenagakerjaan, keluarga kecil berkualitas serta pemuda
dan olah raga di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.
5. Masalah pengembangan kapasitas kelembagaan
Kapasitas kelembagaan menjadi permasalahan utama mengingat
peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai agen
pembangunan masih sangat sentral dalam menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana menjadikan Provinsi
Kalimantan Tengah memiliki daya saing dalam ekonomi dan
berkehidupan pada umumnya. Permasalahan penyelenggaraan
kelembagaan juga menyangkut dukungan umum fungsi-fungsi
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 22
birokrasi dalam menunjang keberhasilan pembangunan daerah,
utamanya menyangkut keterbatasan
sumber
pembiayaan
pembangunan dan pengembangan aparatur.
Permasalahan
penyelenggaraan
kelembagaan
ini
ditandai
dengan:
a) Pelaksanaan
otonomi
daerah
yang
masih
setengah-
setengah, antara lain dengan masih banyaknya instansi
pemerintah di daerah (“kanwil-kanwil”) menyebabkan
proses koordinasi masih lemah.
b) Masih kurangnya peran gubernur selaku wakil pemerintah di
daerah.
c)
Masih adanya “kebijakan” pembangunan oleh pemerintah
yang kurang berpihak ke wilayah Indonesia bagian timur.
d) Masih diperlukan pemeliharaan dan peningkatan kerukunan
hidup antar suku, ras dan agama yang berkelanjutan serta
masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang wawasan
kebangsaan.
e) Belum optimalnya kinerja kelembagaan masyarakat dalam
menciptakan ketertiban dan ketentraman umum.
f)
Ketentraman dan ketertiban masih perlu ditingkatkan secara
lebih efektif untuk menjaga ketentraman dan ketertiban
lingkungan.
g) Masih
perlu
ditingkatkan
pemahaman
pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, serta masih
perlunya ditingkatkan peran serta masyarakat dalam
pengambilan keputusan khususnya di bidang pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 23
h) Kurangnya
kesiapan
masyarakat
dalam
menghadapi
perubahan dan modernisasi akibat terbukanya isolasi
wilayah.
i)
Masih banyaknya desa tertinggal dengan kondisi terbatas di
bidang infrastruktur, akses pendidikan, akses kesehatan,
perekonomian rakyat yang belum berkembang, serta masih
rendahnya kelembagaan desa dan kelembagaan masyarakat.
j)
Pembangunan di sektor lingkungan hidup belum menjadi isu
sentral pembangunan.
k)
Masih belum optimalnya produktivitas pemanfaatan dan
pengendalian ruang sesuai aturan hukum yang berlaku.
6. Masalah pengelolaan sumber daya alam
Beberapa
permasalahan
dan
kendala
berkaitan
dengan
pengelolaan sumber daya alam, antara lain:
a) Potensi sumber daya alam Kalimantan Tengah yang
berlimpah berupa wilayah yang luas, sumber daya hutan,
pertanian, perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan,
kawasan gambut dan lain sebagainya belum sepenuhnya
dapat dikelola secara optimal. Pengelolaan sumber daya
alam yang optimal dapat memberikan manfaat ekonomi bagi
masyarakat secara berkelanjutan.
b) Masih banyak ijin pengelolaan sumber daya alam yang telah
dikeluarkan
pemerintah
namun
belum
sepenuhnya
didayagunakan. Selain itu pendayagunaan sumber daya alam
umumnya masih pada tahap menghasilkan bahan mentah
atau komoditas primer yang mempunyai nilai tambah yang
rendah.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 24
c)
Pola pendayagunaan sumberdaya alam yang cenderung
tidak terkendali berakibat pada berbagai kawasan, seperti
kawasan lahan gambut dan kawasan Heart of Borneo (HoB),
serta kawasan strategis yang mempunyai fungsi daya
dukung lingkungan lainnya, yang merupakan sumberdaya
alam yang tak ternilai akan terancam, serta terdegradasi
semakin meluas dan pada akhirnya akan memberikan
dampak negatif terhadap perubahan iklim global.
c. Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah
Rencana pembangunan tahun 2015 merupakan kelanjutan
dan penuntasan bagi keseluruhan tahap pembangunan selama lima
tahun dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015.
Tema pembangunan Provisi Kalimantan Tengah sesuai RKPD Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2015 dengan mengacu pada RPJMD
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015 adalah “Pemberdayaan
Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Daya Saing Daerah bagi
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. Tema pembangunan tahun 2015
ini merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan pembangunan
tahun 2015 sebagaimana RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2010-2015.
Adapun strategi pembangunan daerah berdasarkan RPJMD
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, adalah sebagai
berikut:
1.
Penataan ruang yang mendukung pengembangan ekonomi
unggulan daerah yang mengarusutamakan lingkungan hidup
2.
Perbaikan sistem dan akses pendidikan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 25
3.
Perbaikan sistem dan akses kesehatan
4.
Penataan sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan
informatika
5.
Pengembangan infrastruktur pengairan
6.
Pengembangan sumber energi untuk masyarakat
7.
Menyelenggarakan sistem dan kemitraan ekonomi kerakyatan
8.
Peningkatan daya saing masyarakat
9.
Peningkatan kapasitas aparatur dan standar operasional
birokrasi
10. Penguatan sendi budaya dan kearifan lokal yang mendukung
aktivitas pembangunan.
Berdasarkan strategi tersebut di atas, sasaran pembangunan
daerah tahun 2014 yang hendak dicapai adalah:
1. Teridentifikasinya
dan
tumbuhnya
cluster-cluster
ekonomi
unggulan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota;
2. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup
3. Meningkatnya kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan;
4. Penaatan sistem pendidikan yang efektif dan efisien;
5. Tersedianya sarana dan prasarana bagi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, serta tersedianya akses infrastruktur menuju
pusat-pusat pendidikan
6.
Tersedianya standar pelayanan kesehatan, serta tersedianya
sarana dan prasarana kesehatan
7.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan tenaga kesehatan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 26
8.
Tersedianya akses infrastruktur
kesehatan yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat
9.
Terwujudnya peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan,
jaringan transportasi, komunikasi, dan informatika
10. Terwujudnya peningkatan kelas Bandara Tjilik Riwut dan bandara
penunjang di Kalimantan Tengah
11. Terpeliharanya dan terbangunnya infrastruktur pengairan makro
dan mikro, serta pencetakan sawah.
12. Tersedianya sarana dan prasarana kelistrikan, serta sumber daya
energy yang terjangkau
13. Penguatan kelembagaan ekonomi rakyat
14. Meningkatkan daya saing dan orientasi eksport komoditaskomoditas lokal
15. Peningkatan ketrampilan masyarakat yang menunjang kegiatan
ekonomi.
16. Peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur secara terencana dan
sistematis.
17. Terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang rukun, damai dan
sejahtera di bumi Tambun Bungai
18. Meningkatnya pemahaman dan penghargaan terhadap adat
istiadat lokal
Prioritas pembangunan daerah tahun 2015 dengan mengacu
pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, serta
berdasarkan hasil analisis situasi dan kondisi terkini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Infrastruktur dan energi;
2. Ekonomi kerakyatan ;
3. Pendidikan;
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 27
4. Kesehatan;
5. Percepatan
penanggulangan
kemiskinan
dan
pengentasan
desa/kelurahan tertinggal;
6. Peningkatan investasi dan dunia usaha
7. Tata
ruang,
sumber daya
alam, lingkungan
hidup dan
pengelolaan bencana;
8. Pemberdayaan masyarakat dan aparatur;
9. Peningkatan kerukunan dan kedamaian serta kebudayaan.
10. Tata Kelola Pemerintahan yang baik (good governance);
4.2.4
Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan
Wajib dan Urusan Pilihan) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Belanja daerah berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dianggarkan dalam APBD
Tahun Anggaran 2015 merupakan komponen belanja langsung.
Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program
dan kegiatan Pemerintah Daerah tahun 2015 tersebut dialokasikan
dengan pertimbangan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)
Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan
untuk
melindungi
dan
meningkatkan
kualitas
kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan
dalam
bentuk
peningkatan
pelayanan
dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
2)
Penyusunan belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan
urusan pilihan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah di luar urusan wajib,
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 28
yang mencakup peningkatan pertanian dalam arti luas, energi dan
sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian dan perdagangan
serta transmigrasi.
3)
Penyusunan belanja daerah berdasarkan Satuan Kerja Perangkat
Daerah
(SKPD)
digunakan
untuk
menunjang
efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawabnya.
Pengalokasian anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap
SKPD harus terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pada hakekatnya anggaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan terdiri dari :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Sisa
Lebih
Perhitungan
Anggaran
(SiLPA)
tahun
sebelumnya
merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dengan belanja
dalam APBD tahun anggaran berkenaan yang telah ditutup (2014).
Pada Tahun Anggaran 2015, SiLPA dianggarkan berdasarkan estimasi
sementara, yaitu sebesar Rp. 246.225.000.000,00.
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana untuk
mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum
terselesaikan, pelampauan target pendapatan daerah, peneriman dan
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 29
pengeluaran lainnya yang belum terselesaikan sampai akhir tahun
anggaran.
b. Pencairan Dana Cadangan
Pada tahun anggaran 2014 ini pencairan dana cadangan tidak
dianggarkan.
c. Hasil Penjualan Kekayan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan daerah
yang
dipisahkan,
dapat
berupa
penjualan
perusahaan
milik
daerah/BUMD, penjualan kekayaan milik pemerintah daerah yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil investasi penyertaan
modal pemerintah daerah. Pada Tahun Anggaran 2015, hasil penjualan
kekayaaan daerah yang dipisahkan tidak dianggarkan.
d. Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan semua
transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang dari
pihak lain (termasuk obligasi) sehingga daerah dibebani kewajiban
untuk membayar kembali.
Penerimaan pinjaman daerah yang dianggarkan disesuaikan dengan
rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran sebelumnya sesuai
dengan perjanjian pinjaman. Pada Tahun Anggaran 2015, penerimaan
pinjaman daerah tidak dianggarkan.
e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Peneriman
kembali
pemberian
pinjaman
digunakan
untuk
menganggarkan posisi penerimaan kembali pinjaman yang diberikan
kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.
Pada Tahun Anggaran 2014, penerimaan kembali pemberian pinjaman
tidak dianggarkan.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 30
f. Penerimaan Piutang Daerah
Penerimaan piutang daerah digunakan untuk menganggarkan
penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, yaitu
berupa
peneriman
piutang
daerah
dari pendapatan
daerah,
pemerintah, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank
atau penerimaan piutang lainnya. Pada Tahun Anggaran 2015,
penerimaan piutang daerah tidak dianggarkan.
4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari :
a. Pembentukan Dana Cadangan
Pembentukan Dana Cadangan digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana cadangan yang akan di transfer dari rekening kas umum
daerah ke rekening khusus dana cadangan dalam tahun anggaran 2014,
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Dana Cadangan Berkenaan.
Pada Tahun Anggaran 2015, pembentukan dana cadangan tidak
dianggarkan, dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar
Rp.15.000.000.000,00.
b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan
sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk merealisasikan
kerjasama dengan pihak ketiga dan/atau kepada perusahaan daerah atau
BUMD.
Pada Tahun Anggaran 2015, penyertaan modal (investasi) Pemerintah
Daerah dianggarkan sebesar Rp. 55.000.000.000,00 naik sebesar
Rp.12.500.000.000,00 (29,41%) dari alokasi pada APBD Tahun Anggaran
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 31
2014 sebesar Rp.42.500.000.000,00. Jumlah yang dianggarkan tersebut,
disesuaikan dengan jumlah yang ditetapkan dalam peraturan daerah
tentang penyertaan modal pemerintah daerah dengan pihak ketiga atau
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang
pelaksanaan penyertaan modal daerah pada BUMD berkenaan.
Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah terdiri dari penyertaan
modal
pada
PT.
Bank
Pembangunan
Kalteng
sebesar
Rp. 55.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 42.000.000.000,00 (323,08%)
dibandingkan
dengan
alokasi
pada
APBD
TA.
2014
sebesar
Rp.13.000.000.000,00; Penyertaan Modal pada PT. JAMKRIDA untuk
tahun 2015 tidak dianggarkan, dibandingkan alokasi pada APBD 2014
sebesar Rp. 24.500.000.000,00; serta Penyertaan Modal pada PT.
Banama Tingang Makmur untuk tahun 2015 tidak dianggarkan,
dibandingkan alokasi pada APBD 2014 sebesar Rp. 5.000.000.000,00.
c. Pembayaran Pokok Utang
Pembayaran pokok utang digunakan untuk menganggarkan sejumlah
dana guna melunasi seluruh kewajiban pokok yang jatuh tempo dalam
tahun anggaran 2015 termasuk tunggakan atas pinjaman-pinjaman
daerah yang dilakukan dalam tahun-tahun anggaran sebelumnya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati. Untuk tahun 2015 pembayaran
pokok utang tidak dianggarkan.
d. Pemberian Pinjaman Daerah
Pada Tahun Anggaran 2015, pemberian pinjaman daerah tidak
dianggarkan.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
IV - 32
BAB V
PENUTUP
Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
didasarkan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen KUA dan
PPAS Tahun Anggaran 2015 merupakan pedoman utama dalam penyusunan rancangan
APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015.
Dokumen KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2015 yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional tahunan, disusun dengan berpedoman pada RKPD
Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 dan memperhatikan RKP Tahun 2015, serta hasil
pembahasan pada forum Musrenbang Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014. Dengan
demikian, KUA Tahun Anggaran 2015 merupakan komitmen seluruh stakeholder, yang
berisi kebijakan umum pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah untuk
pelaksanaan tahun 2015. Dokumen KUA dimaksud menjadi pedoman dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015, dalam rangka
penyusunan rancangan APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015.
Dalam rangka menjaga konsistensi kebijakan pembangunan di Provinsi Kalimantan
Tengah, Gubernur Kalimantan Tengah akan melakukan pengendalian dan monitoring
terhadap pelaksanaan Kebijakan Umum APBD. Untuk itu, setiap pelaksana program
berkewajiban menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program pembangunan secara
berkala kepada Gubernur Kalimantan Tengah cq. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Keseluruhan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut menjadi
bahan dalam penyusunan KUA pada tahun berikutnya.
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
V-1
Demikian Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam
penyusunan
Prioritas
dan
Plafon
Anggaran
Sementara
(PPAS)
dan
RAPBD
Tahun Anggaran 2015.
Palangka Raya, 17 Juli 2014
PIMPINAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
R. ATU NARANG, SE
Ketua
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
A. TERAS NARANG, SH.
Pejabat
Ir. H. ABDUL RAZAK
Wakil Ketua
Paraf
Sekda
Asisten
Ka. Bappeda
Ka. Dispenda
Karo Keuangan
HENDRY S. DALIM, SH, MH
Wakil Ketua
Karo Hukum
Ir. H. ARIEF BUDIATMO
Wakil Ketua
KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2015
V-2
Download