[sunting] Virus RNA

advertisement
Kelas menulis Wikipedia untuk umum telah dibuka untuk setiap minggunya. Anda dapat
mengikutinya!
Virus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sedang dalam perubahan besar 10 Juli 2011
Untuk menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan
selama pesan ini ditampilkan. Halaman ini terakhir disunting oleh 25kartika (Kontrib •
Log) 1 hari 528 menit lalu.
Untuk kegunaan lain dari Virus, lihat Virus (disambiguasi).
?Virus
Rotavirus
Klasifikasi virus
Kelas: I–VII
Groups
I: Virus dsDNA
II: Virus ssDNA
III: Virus dsRNA
IV: Virus (+)ssRNA
V: Virus (−)ssRNA
VI: Virus ssRNA-RT
VII: Virus dsDNA-RT
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah
kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau
fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya
ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza
dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV).
Daftar isi
[sembunyikan]










1 Sejarah penemuan
2 Struktur dan anatomi virus
3 Patogenesis Virus
o 3.1 Macam-macam infeksi virus
4 Replikasi virus
o 4.1 Pelekatan Virus
o 4.2 Penetrasi
o 4.3 Pelepasan Mantel
o 4.4 Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
o 4.5 Perakitan
o 4.6 Pematangan
o 4.7 Pelepasan
5 Klasifikasi virus
6 Contoh-contoh virus
o 6.1 Virus RNA
 6.1.1 Retroviridae
 6.1.2 Picornaviridae
 6.1.3 Orthomixoviridae
 6.1.4 Arboviruses
o 6.2 Virus DNA
 6.2.1 Herpesviridae
 6.2.2 Parvoviridae
 6.2.3 Poxviridae
7 Peranan Virus dalam Kehidupan
o 7.1 Penyakit hewan akibat virus
o 7.2 Penyakit tumbuhan akibat virus
o 7.3 Penyakit manusia akibat virus
8 Diagnosis di laboratorium
9 Pencegahan dan pengobatan
10 Referensi

11 Lihat pula
[sunting] Sejarah penemuan
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop
elektron.

Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya
beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di
Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit
poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan
dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.

Pada jaman sebelum masehi, virus endemik yang cukup terkenal adalah virus Smallpox
yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 ,
Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap
virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor
penggunaan vaksin.

Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory"
yaitu bahwa mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal
Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
1. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
2. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
3. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia bisa
menimbulkan penyakit
4. Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman,
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi
sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil
menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit
mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab
penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.[1] Kemungkinan
kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan
bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi
karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali
ditransfer antartanaman.[1] Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri,
melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa
penyakit.[1]

Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.[1]

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley
dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.[2] Virus ini juga merupakan virus yang
pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan
Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.[3]

Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel
tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena
kanker.[4] Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu
menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sarisari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat
menyebabkan kanker.[4] Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel
tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat.[4] Penemuan tersebut
merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan
tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).[4]

Pada tahun 1933, Shope papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus
(CRPV)yang ditemukan oleh Dr Richard E Shope merupakan model kanker pertama
pada manusia yag disebabkan oleh virus.[5] Dr Shope melakukan percobaan dengan
mengambil filtrat dari tumor pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang
sehat, dan ternyata timbul tumor pada kelinci tersebut.[5]

Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada
tahun 1935.[6] Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV).[6]
Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah
kristalisasi.[6]

Martha Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage.[7]
Bakterofage merupakan virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat
bereplikasi di dalam sel bakteri.[7]
[sunting] Struktur dan anatomi virus
Model skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA), 2.
kapsomer, 3. kapsid.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus
tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop
cahaya.[8]
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA.[9] Genom virus dapat terdiri dari DNA untai
ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.[9] Selain itu, asam nukleat
genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler.[9] Jumlah gen virus bervariasi dari
empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.[9][8] Bahan genetik
kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan
adalah RNA yang beruntai tunggal.[9]
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.[9] Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid.[9] Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang
disandikan oleh genom virus.[9] Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut
kapsomer.[8][9]
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat
langsung dengan genom virus.[10] Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid
terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.[10]
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.[10] Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein
yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.[10] Bagian-bagian ini berfungsi
dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.[10]
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan
dengan asam nukleat seperti virus heliks.[11] Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral.[11] Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan
dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.[11] Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka
T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid.[11] Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.[11]
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang.Virus
pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.[12] Selubung ini
mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan
glikoprotein yang berasal dari virus.[12] Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag
yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut
digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.[13] Partikel lengkap virus disebut virion.
Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid
bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.[13]
[sunting] Patogenesis Virus
[sunting] Macam-macam infeksi virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya.[14] ada yang
berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat
yang dihasilkan tidak terlalu besar.[14]
1. Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat
juga berakibat fatal.[14] Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)[14]
* Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio[14]
* Berlanjut kepada infeksi kronis[14]
* Kematian[14]
2. Infeksi Kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala
penyakit muncul kembali.[14] Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV)[14]
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV [14]
* Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles[14]
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
* Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.[14]
[sunting] Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu pelekatan virus, penetrasi, pelepasan
mantel, replikasi genom dan ekspresi gen, perakitan, pematangan, dan pelepasan.
[sunting] Pelekatan Virus
Reseptor virus, 1. poliovirus reseptor (PVR), 2. CD4 (HIV), 3. carcinoembryonic antigen, 4.
ICAM-1 (Rhinovirus), 5. VLA-1 integrin (echovirus), 6. LDL reseptor (rhinovirus),7.
aminopeptidase N (coronavirus), 8. sialic acid (influenza), 9. cationic amino acid transporter
(MLV), 10. sodium-dependent phosphate transporter
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor
pada permukaan sel inang.[15] Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor
seluler dengan antireseptor pada virus.[15] Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya
untuk proses pelekatan yaitu koreseptor.[15]
Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya
glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.[15]
Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor
sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.[15]
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :



molekul immunoglobulin-like superfamily
reseptor terkait membran
saluran dan transporter transmembran[15]
Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :

Human Rhinovirus (HRV)
ICAM-1
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).[16]
Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk
mengikatkan sel kepada substratnya.[16] struktur ICAM-1 mirip dengan molekul
imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein supefamily
immunoglobulin[16]
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite
function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen, dan
PFIE (malaria infected erythocytes).[16]
10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya
menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.[16]

Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari
molekul superfamily immunoglobulin.[17] Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu
berupa variabel dan dua konstan.[17]

Virus influenza
Asam Sialat
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus yaitu
hemagglutinin (HA) dan neuraminidase.[18] HA akan berikatan dengan reseptor virus
influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).[18]
virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada rantai
oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan sel.[18]
adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza bisa
berikatan dengan banyak tipe sel.[18]
[sunting] Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di
membran sel.[19] Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:

Translokasi partikel virus
Translokasi virus
Proses translokasi relatif jarang terjadi diantara virus dan mekanisme belom sepenuhnya
dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan
reseptor membran spesifik.[20]

Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
Endositosis
proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus
ke dalam sel.[21] Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang telah digunakan
untuk pengikatan reseptor.[21]

fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Fusi
Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan
permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.[21] Diperlukan adanya
protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA influenza dan glikoprotein
transmembran (TM) Rhinovirus.[21]
[sunting] Pelepasan Mantel
Mekanisme Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian
dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang.[19] Pada tahap ini genom virus terekspos dalam
bentuk kompleks nukleoprotein.[19] Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup
sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma.[19] untuk virus
lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran
nukleus.[19]
[sunting] Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
7 Klasifikasi Baltimore.[22]
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus
tersebut.[23] Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan [[David
Baltimore].[23] Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis,
persisten, atau laten).[23]

Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
1. Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler
(Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)[23]
2. Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua faktorfaktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan
kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya[23].

Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate sebagai
cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)[23]

Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya ditranskripsi
secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA individual. contoh :
Reoviridae[23]

Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk mRNA
yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah membentuk
protein matang. Contoh : Picornaviridae[23]

Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
1. Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi adalah
transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA polimerase
untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai cetakan untuk
replikasi genom.[23]
2. Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus dimana
monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh
transkriptase virus.[23]

Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai secara
langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase menjadi
DNA.[23]

Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda dengan
retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi (Hepadnaviridae).[23]
Perakitan,Pematangan, dan Pelepasan virus dari dalam sel inangnya
[sunting] Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di
dalam sel.[19] Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus.[19] Proses ini
tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari
sel.[19] mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda. Contoh : proses perakitan
Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi di sitoplasma, sementara itu proses perakitan
Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus terjadi di nukleus.[19]
[sunting] Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat infeksius.[19] pada
tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh
pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang.[19] protease virus
dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.[19]
[sunting] Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dia mekanisme :


untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang
sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.[19]
untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati
membran , proses ini dikenal sebagai budding.[19]
Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan
Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).[19]
[sunting] Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik
fungsional.[24]

Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :[24]
1.
2.
3.
4.
Virus DNA
Virus RNA
Virus berselubung
Virus non-selubung

Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:[24]
1.
2.
3.
4.
5.
Virus Enterik
Virus Respirasi
Arbovirus
Virus onkogenik
Hepatitis virus

Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi
ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:[24]
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3.
4.
5.
6.
7.
Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
[sunting] Contoh-contoh virus
[sunting] Virus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok yang
tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa contoh familia
virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae, Picornaviridae,
Orthomixoviridae, dan Arbovirus.[25]
[sunting] Retroviridae
Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA berjumlah
dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang nantinya akan diekspresikan
menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse traskriptase yang berguna untuk mengubah
RNA menjadi DNA.[25][26]DNA yang dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel
inang sebagai provirus.[25] Virus ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan
penekanan sistem kekebalan tubuh dan juga tumor.[25] Sifatnya yang ganas tersebut disebabkan
salah satunya karena virus ini mudah mengalami mutasi.[25]
Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus, yang contoh
spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.[25]
[sunting] Picornaviridae
Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan polaritas
positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore.[27] Virus dalam famili ini
mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, diantaranya adalah penyakit polio yang
disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang disebabkan oleh Rhinovirus.[27]
[sunting] Orthomixoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik RNA
bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V dalam klasifikasi
Baltimore.[28] Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein permukaan yang
merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).[28]
Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel target oleh sebab itu antibodi
terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi virus.[28] Neuraminidase berperan untuk
melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan
infeksi virus.[28]
Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Influenza tipe A
Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik manusia,
burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia air(anjing laut
dan paus).[28] Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift dan antigenic shift.
[28]
Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein
Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat mengenalinya
lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman.[28]
Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan karena
penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau dengan transmisi
langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau sedikitnya imunitas
terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.[28]
2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C
4. Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.[28]
[sunting] Arboviruses
Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang berasal dari
kelompok Arthropoda.[29] Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :
1. Togaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.[29]
2. Flaviviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan
Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.[29]
3. Bunyaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis virus (CE)
yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.[29]
4. Reoviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang menyebabkan
Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare epidemik pada anak-anak.[29]
[sunting] Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok yang
tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh familia virus yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae, Parvoviridae, dan Poxviridae.[30]
[sunting] Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik DNA utas
ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi baltimore. Virus dalam
kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca
kelahiaran pada bayi.[30] Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
1. Alpha Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan
penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga.[30] infeksi virus ini bersifat
laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi
dengan sel inang.[30] jika kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit
dapat muncul kembali pada tempat yang sama.[30]
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ)
virus.[30]
2. Beta Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan penyakit
yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier.[30] virus ini menyebabkan
infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit kongenital).[30]
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.[30]
3. Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit
limphopoliperatif jinak dan ganas.[30]
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.[30]
[sunting] Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif sehingga
termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore.[31] Virus ini tidak memiliki selubung virus
dan merupakan virus manusia yang berukuran paling kecil.[31] Virus merupakan virus yang tidak
sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan adenovirus sehingga sering disebut AdenoAssociated Virus(AAV).[31] Salah satu contoh kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat
menyebabkan cacat atau keguguran pada janin.[31]
[sunting] Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus ini di
termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore.[32] Ciri khas dari virus ini adalah virus ini
memiliki morfologi besar dan kompleks.[32] Virus yang terkenal dalam kelompok ini adalah
Smallpox.[32] Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan pandemik yang sangat besar
diseluruh dunia.[32] sekarang virus Smallpox sudah dimusnahkan.[32]
[sunting] Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika.[14] Melalui terapi gen,
gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh).[14] Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue's School of
Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan.[14] Dalam temuannva
yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil
menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen
kepada sel yang sakit (paru-paru).[14] Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan
terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.[14]
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.[14]
Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus.[14] Tiap virus secara khusus
menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran
pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies
menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune
deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh
penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah
putih.[14] Tabel berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.[14]
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.[14] Tidak
sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil
panennya yang berkurang.[14]
[sunting] Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam.
Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).[14] Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis
penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.[14] Penyakit kanker pada ayam oleh rous
sarcoma virus (RSV).[14] Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang anjing, kucing,
dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.[14]
[sunting] Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.[1] Penyebabnya
adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang
tanaman padi.[1] Penyebabnya adalah virus Tungro.[1] Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada
jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration (CVPD).[1]
[sunting] Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang bisa saja
disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang disebabkan virus HIV),
dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks).[33] Kanker leher rahim juga diduga
disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang
memperlihatkan contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan
agen-agen infektan.[33] Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna, yang
sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada
penyakit psikiatris pada manusia.[33]
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran penggunaan
virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan ditemukannya cara
penciptaan varian virus baru di laboratorium.[33]
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang telah
menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan kepunahan
suatu bangsa.[33] Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama penyakit
cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.[33] Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah
pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar.[33] Penyakit ini secara tidak
langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.[33]
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus.[33] Grup Filovirus terdiri atas
Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.[33] Filovirus adalah
virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi.[33]
Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola.
Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan
manusia.[33]
[sunting] Diagnosis di laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan mahal.[34]
Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan mahal, termasuk
juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya teknisi, ahli biologi
molekular, dan ahli virus.[34] Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga kenegaraan atau
dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia seperti Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO).[34]
[sunting] Pencegahan dan pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus sangat sulit
untuk dibunuh.[35] Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi,
untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan yang
mengatasi gejala akibat infeksi virus.[35]
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan
antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus.[35] Efek
samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.[35] Karena itulah
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh
bakteri atau virus.[35]
[sunting]
Download