ANALISA PERHITUNGAN TANAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL PADA PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN SAMARINDA - BALIKPAPAN NUNUK NUGROHO Program Studi Teknik Sipil Sekolah Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT Pembangunan infrastruktur jalan adalah sebuah kebutuhan mutlak bagi pengembangan transportasi, peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah di Propinsi Kalimantan Timur. Dalam upaya pemenuhan infrastruktur jalan tersebut, maka Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur membuat berbagai kebijakan untuk menarik pihak swasta berinvestasi di bidang jalan tol. Dengan melibatkan sektor swasta ini diharapkan percepatan penyediaan infrastruktur bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. : 567/KPTS/M/2010 tentang rencana umum jaringan jalan Nasional tanggal 10 Nopember 2010, maka ruas jalan Samarinda-Balikpapan ditetapkan sebagai jalan tol nasional. Sesuai dengan hal tersebut, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur telah memulai pembangunan tol ruas jalan Samarinda-Balikpapan sepanjang 99,02 kilometer. Pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan terdapat pekerjaan timbunan diatas tanah lunak yang mempunyai perkuatan struktur yang rendah dalam menahan beban, yang menyebabkan tanah tidak dapat mendistribusikan beban yang terjadi dengan baik, sehingga diperlukan pengaplikasian geosintetik agar beban yang diterima tanah dapat didistribusikan secara merata agar tidak terjadi kerusakan tanah di satu titik. Melalui Tugas Akhir ini, mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung perkuatan struktur untuk tanah lunak. Dan Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan dapat memahami dan membandingkan antara teori yang didapat selama kuliah dengan keadaan yang ada di lapangan. Lingkup pembahasan laporan ini meliputi Analisa Perhitungan Tanah Dasar Dengan Menggunakan Geotekstil Pada Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Samarinda–Balikpapan yang berlokasikan Desa Bentuas Provinsi Kalimantan Timur menggunakan metode Irisan Fillinius. Kata kunci : Perhitungan Geotekstil. 228 LATAR BELAKANG Pembangunan infrastruktur jalan adalah sebuah kebutuhan mutlak bagi pengembangan transportasi, peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah di Propinsi Kalimantan Timur. Dalam upaya pemenuhan infrastruktur jalan tersebut, maka Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur membuat berbagai kebijakan untuk menarik pihak swasta berinvestasi di bidang jalan tol. Dengan melibatkan sektor swasta ini diharapkan percepatan penyediaan infrastruktur bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. : 567/KPTS/M/2010 tentang rencana umum jaringan jalan Nasional tanggal 10 Nopember 2010, maka ruas jalan Samarinda-Balikpapan ditetapkan sebagai jalan tol nasional. Sesuai dengan hal tersebut, Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur telah memulai pembangunan tol ruas jalan Samarinda-Balikpapan sepanjang 99,02 kilometer. Kegiatan konstruksi yang dilakukan tersebut tidak terlepas dari pekerjaan tanah yang menjadi dasar berdirinya infrastruktur di hampir semua tempat. Hal tersebut berarti kegiatan konstruksi yang berkaitan dengan bidang geoteknik akan terus mengalami perkembangan, sehingga metode atau cara perbaikan tanah pun semakin berkembang. Pembahasan yang diangkat sehubungan dengan kegiatan konstruksi geoteknik tersebut yakni mengenai kegiatan timbunan. Kegiatan timbunan sudah sering dilihat dan diketahui bersama yakni kegiatan meletakan atau menambah volume material yang sejenis atau material lain dengan tujuan meratakan permukaan yang berlubang sebelumnya atau meninggikan elevasi permukaan untuk mendapatkan kondisi permukaan tanah yang lebih baik. Pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan terdapat pekerjaan timbunan diatas tanah lunak yang mempunyai perkuatan struktur yang rendah dalam menahan beban, yang menyebabkan tanah tidak dapat mendistribusikan beban yang terjadi dengan baik, sehingga diperlukan pengaplikasian geosintetik agar beban yang diterima tanah dapat didistribusikan secara merata agar tidak terjadi kerusakan tanah di satu titik. 229 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merencanakan geotekstil sebagai perkuatan timbunan diatas tanah lunak, menghitung internal, foundation, dan overall stability, dan Menghitung jumlah geotekstil yang digunakan sesuai kebutuhan. CARA PENELITIAN Beban Lalu Lintas Berdasarkan standar perencanaan geometrik jalan tol Dirjen Bina Marga No.007/BM/2009, maka didapat nilai muatan sumbu terberat = 100 kN, dirubah menjadi beban merata Q1 = = 40,98 kN/m². Beban Timbunan Kemiringan Lereng 2H : 1V 600 3300 300 4500 Gambar 1. Dimensi Timbunan Dari data tanah timbunan diketahui nilai : γ timbunan = 18,64 kN/m3 Tinggi timbunan = 3 meter Maka dapat diketahui nilai beban timbunan Q2 = γ timbunan x tinggi Q2 = 18,64 x 3 Q2 = 55,92 kN/m2 230 Beban Perkerasan Kaku Perkerasan kaku diasumsikan tebuat dari beton tanpa lapisan pondasi dengan data sebagai berikut : γ Beton = 24 kN/m3 Tebal lapis perkerasan = 0,2 m Q3 = γ Beton x Tebal Q3 = 4,8 kN/m2 Q total = 40,98 + 55,92 + 4,8 = 101,70 kN/m2 Perhitungan Stabilitas Timbunan Berdasarkan dari hasil data boring lapangan yang didapat, bahwa tanah pada proyek pembangunan jalan Tol Samarinda – Balikpapan STA 2+000 s/d 2+500 dikategorikan dalam tanah lanau lempung yang merupakan tanah lunak Kontrol Internal Stability q A ɣtimb ϕ H hw c C B L Su = Cu γt ϕ Tanah Lunak Gambar 2. Internal Stability 231 L = 6m Pa Gambar 3. Anggapan Internal stability Ka =tg² = 0,49 - = . L . H . γtimb Berat tanah total W = ½ . 6 . 3 . 18,64 = 167,76 kN/m - Pa = Ka . W . H + . ɤtimb . Ka . H² = 0,49 . 45,78 . 3 + ½ . 18,64 . 0,49 . 3² = 67,3 + 41,10 = 108,4 kN/m - SF = = = 0,13 < 2 (tidak OK) Jadi tinggi timbunan tidak dapat menahan beban merata sehingga menggunakan safety factor (SF) dengan ambang batas minimum 2 - Kekuatan bahan, S1 = SFmin Pa = 2 x 108,4 = 216,8 kN/m 232 233 Kontrol Foundation Stability W o A ɣ timb H S2 Su=Cu h ɸ C B Su.L Pa 2 Pp ɣt L Gambar 5. Foundation Stability H L Su.L Pq Pp1 Pa1 Pp2 m.a.t Pa 2 Su.L Gambar 6. Anggapan Foundation Stability 234 - Ka₁ = tg² = 0,88 - Ka₂ = tg² = 0,88 - Kp₁ = tg² = 1,12 - Kp₂ = tg² = 1,12 - Pa = akibat beban merata + akibat tekanan tanah aktif lapis 1 + akibat tekanan aktif lapis 2 – akibat kohesi tanah lapis 1 – akibat kohesi lapis 2 = Pq + Pa lapis I + Pa lapis 2 - Pc₁ - Pc₂ = q . Ka₁ . h₁ + q . Ka₂ . h₂ + ½ . γ₁ . Ka₁ . h₁² + ½ . γ₂ . Ka₂ . h₂² - 2. Su . h₁ . - 2. Su . h₂ . = 101,7 . 0,88 . 1,5 + 101,7 . 0,88 . 5,5 + ½ . 14,75 . 0,88 . 1,5² + ½ . 15,3 . 0.88 . 5,5² 2 . 0,5 . 1,5 . 2 . 0,5 . 5,5 . = 134,24 + 492,23 + 14,6 + 203,64 – 1,41 – 5,16 = 838,14 kN/m - Pp = akibat tekanan tanah pasif lapis 1 + akibat tekanan tanah pasif lapis 2 + akibat kohesi lapis 1 + akibat kohesi lapis 2 = Pp lapis I + Pp lapis II + Pc₁ + Pc₂ = ½ . γ’₁ . Kp₁ . h₁² + ½ . γ’₂ . Kp₂ . h₂² + 2 . Su₁ . h₁ . + 2 . Su₂ . h₂ . = ½ . ( 14,75 – 10 ) . 1,12 . 1,5² + ½ . (15,3 – 10 ) . 1,12 . 5,5² + 2 . 0,5 . 1,5 . + 2 . 0,5 . 5,5 . = 1,86 + 25,92 + 1,59 + 5,82 235 = 35,19 kN/m SF = = = 0,05 < 2 ( tidak OK) - Kekuatan bahan, S2 : S2 = Su₁ . L . SF = 0,5 . 6 . 2 = 6 kN/m - Kebutuhan kekuatan tarik bahan geotekstil adalah : = S₁ + S₂ = 216,8 + 6 = 222,80 kN/m Jadi geotekstil yang digunakan adalah geotekstil woven tipe UW - 250 dengan kuat tarik ( tensile strength ) sebesar = 52 kN/m. Karena kebutuhan kekuatan tarik yang didapatkan sebesar 222,80 kN/m, maka penggunaan geotekstil woven tipe UW – 250 pada timbunan ini diberi sebanyak 5 lapisan. Overall Stability Untuk perhitungan overall stability menggunakan metode Irisan Fellinius dengan cara coba-coba. R = 35 m 11 12 1 2 10 3 9 4 8 5 6 7 236 Gambar 7. Irisan Fellinius dengan R 35 meter tanpa geotekstil R= 30 m 10 1 2 9 3 8 4 6 5 7 Gambar 8. Irisan Fellinius dengan R 30 meter tanpa geotekstil Contoh perhitungan dengan metode Fellinius untuk irisan 1 dengan R 25 m. R= 25 m 8 1 2 7 3 4 5 6 237 Gambar 9. Irisan Fellinius dengan R 25 meter tanpa geotekstil 238 Tabel 1. Perhitungan Overall stability tanpa geotekstil R = 25 m Berat tanah G (kN) No. R (m) α Δx (m) A2 A3 ΔL MR F Md A1 MR C FK SMR G1 G2 G3 G total γ1 x A1 γ2 x A2 γ3 x A3 G1 + G2 + G3 TxR F1 F2 F3 MR1 MR2 MR3 Δx / cos a C1 C2 C3 MR1 MR2 MR3 SMD SMR/SMD 1 25.00 41 1.40 0.57 0.26 0.00 8.41 3.98 0.00 12.39 203.14 0.24 0.90 0.00 6.12 22.50 0.00 1.86 0.93 0.93 0.00 23.19 23.19 0.00 75.00 203.14 0.37 2 25.00 34 5.00 2.50 10.99 0.00 36.88 168.15 0.00 205.02 2866.17 4.45 16.37 0.00 111.27 409.16 0.00 6.03 3.02 3.02 0.00 75.39 75.39 0.00 671.21 2866.17 0.23 3 25.00 22 5.00 2.50 22.10 0.00 36.88 338.13 0.00 375.01 3511.98 9.10 33.48 0.00 227.62 836.99 0.00 5.39 2.70 2.70 0.00 67.41 67.41 0.00 1199.43 3511.98 0.34 4 25.00 8 5.00 2.50 27.28 0.00 36.88 417.38 0.00 454.26 1580.52 11.78 43.31 0.00 294.49 1082.86 0.00 5.05 2.52 2.52 0.00 63.11 63.11 0.00 1503.58 1580.52 0.95 5 25.00 8 5.00 2.50 27.28 0.72 36.88 417.38 13.42 467.68 1627.21 12.13 44.59 168.56 303.19 1114.85 4214.12 5.05 2.52 2.52 50.49 63.11 63.11 1262.28 7020.68 1627.21 4.31 6 25.00 24 5.00 2.50 22.03 10.36 36.88 337.06 193.11 567.04 5765.94 13.56 49.88 188.54 339.12 1246.99 4713.60 5.47 2.74 2.74 54.73 68.41 68.41 1368.30 7804.84 5765.94 1.35 7 25.00 38 5.00 2.50 10.99 15.00 36.88 168.15 279.60 484.62 7459.08 10.00 36.77 139.00 250.00 919.29 3474.89 6.35 3.17 3.17 63.45 79.31 79.31 1586.27 6389.08 7459.08 0.86 8 25.00 51 4.30 0.56 0.26 8.61 8.26 3.98 160.49 172.73 3355.88 2.85 10.47 39.56 71.16 261.67 989.10 6.83 3.42 3.42 68.33 85.41 85.41 1708.19 3200.94 3355.88 0.95 SF rata-=rata 1.20 239 Dengan menggunakan metode irisan Fellinius, didapat SF 1,2 < 1,5(beban tetap) Maka tejadi kelongsoran keseluruhan tanpa menggunakan geotekstil. R= 25 m 8 1 2 7 3 4 5 6 Gambar 10. Irisan Fellinius dengan R 25 meter dengan geotekstil Perhitungan kelongsoran dicoba menggunakan beberapa titik pusat dan radius kelongsoran, pada perhitungan ini digunakan satu titik pusat kelongsoran dengan beberapa variasi radius kelongsoran. 240 Tabel 2. Perhitungan Overall Stability menggunakan Geotekstil R = 25 m Berat tanah G (kN) No. R (m) α Δx (m) A2 A3 ΔL MR F Md A1 MR C FK SMR G1 G2 G3 G total γ1 x A1 γ2 x A2 γ3 x A3 G1 + G2 + G3 TxR F1 F2 F3 MR1 MR2 MR3 Δx / cos a C1 C2 C3 MR1 MR2 MR3 SMD SMR/SMD 1 25.00 41 1.40 0.57 0.26 0.00 8.41 3.98 0.00 12.39 203.14 0.24 0.90 0.00 6.12 22.50 0.00 1.86 0.93 0.93 0.00 23.19 23.19 0.00 75.00 203.14 0.41 2 25.00 34 5.00 2.50 10.99 0.00 36.88 168.15 0.00 205.02 2866.17 4.45 16.37 0.00 111.27 409.16 0.00 6.03 3.02 3.02 0.00 75.39 75.39 0.00 671.21 2866.17 0.33 3 25.00 22 5.00 2.50 22.10 0.00 36.88 338.13 0.00 375.01 3511.98 9.10 33.48 0.00 227.62 836.99 0.00 5.39 2.70 2.70 0.00 67.41 67.41 0.00 1199.43 3511.98 0.51 4 25.00 8 5.00 2.50 27.28 0.00 36.88 417.38 0.00 454.26 1580.52 11.78 43.31 0.00 294.49 1082.86 0.00 5.05 2.52 2.52 0.00 63.11 63.11 0.00 1607.58 1580.52 1.55 5 25.00 8 5.00 2.50 27.28 0.72 36.88 417.38 13.42 467.68 1627.21 12.13 44.59 168.56 303.19 1114.85 4214.12 5.05 2.52 2.52 50.49 63.11 63.11 1262.28 7540.68 1627.21 5.14 6 25.00 24 5.00 2.50 22.03 10.36 36.88 337.06 193.11 567.04 5765.94 13.56 49.88 188.54 339.12 1246.99 4713.60 5.47 2.74 2.74 54.73 68.41 68.41 1368.30 8324.84 5765.94 1.60 7 25.00 38 5.00 2.50 10.99 15.00 36.88 168.15 279.60 484.62 7459.08 10.00 36.77 139.00 250.00 919.29 3474.89 6.35 3.17 3.17 63.45 79.31 79.31 1586.27 6909.08 7459.08 0.93 8 25.00 51 4.30 0.56 0.26 8.61 8.26 3.98 160.49 172.73 3355.88 2.85 10.47 39.56 71.16 261.67 989.10 6.83 3.42 3.42 68.33 85.41 85.41 1708.19 3720.94 3355.88 1.11 SF rata-=rata 1.50 241 Menggunakan metode irisan Fellinius, dengan penambahan kuat tarik geotekstil didapat SF 1,5 = 1,5 (beban tetap). Maka tidak tejadi kelongsoran keseluruhan dengan menggunakan geotekstil. Perhitungan luas geoteksil yang dibutuhkan didapat dari gambar,, perhitungan ditabulasikan sebagai berikut : Tabel 3. Perhitungan Luas Kebutuhan Geotekstil Lapisan Geotekstil Lebar 1 2 3 4 5 45 42.6 40.2 37.8 35.4 Panjang Luasan m2 500 500 500 500 500 Luasan Total 22500 21300 20100 18900 17700 100500 Panjang Gambar 11. Gambar lebar geotekstil yang dibutuhkan persegmen 242 KESIMPULAN Dari perhitungan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Pada lokasi penelitian perkuatan timbunan tidak dapat langsung dikerjakan, karena pada lokasi tersebut memiliki kadar air tanah yang cukup tinggi sehingga mengharuskan menggunakan geotekstil sebagai perkuatan timbunan. 2. Pada perhitungan internal, foundation, dan Overall Stability dapat disimpulkan untuk perkuatan timbunan dengan menggunakan geotekstil memiliki kebutuhan kuat tarik bahan sebesar 222,8 kN/m, maka digunakan geotekstil woven tipe UW - 250 dengan kuat tarik 52 kN/m sebanyak 5 lapis. 3. Kebutuhan luas total geotekstil pada STA 2+000 s/d 2+500 adalah 100.500 m2 SARAN 1. Sebaiknya pada perencanaan untuk lapis perkuatan data-data tanah harus lengkap serta data-data mengenai sepesifikasi jenis geosintetik untuk perkuatan harus tepat agar saat perhitungan perkuatan pada tanah timbunan dan perkuatan pada lereng dapat disesuaikan. . 243 Daftar Pustaka Christandy, H. Hary, 2001, “ Prinsip-prinsip mekanika tanah dan soal penyelesaian “, Beta Offset, Yogyakarta Christandy, H. Hary, 2003, Mekanika TanahII, Gajah Mada Press, Yogyakarta Christandy, H. Hary, 2008, “Geosintetik untuk Rekayasa Jalan Raya Perancangan dan Aplikasi”, Gajah Mada Universty, Yogyakarta Ervianto, W.I, 2009, “Manajemen Proyek Konstruksi”, ANDI, Yogyakarta Sajekti, Amien, 2009, “Metode Kerja Bangunan Sipil”, Graha Ilmu, Yogyakarta 244