Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 60 PENYESUAIAN DIRI PADA WANITA REHABILITASI SOSIAL DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA GODEAN YOGYAKARTA SELF-ADJUSTMENT IN WOMEN SOCIAL REHABILITATION IN AN SOCIAL INSTITUTION KARYA WANITA GODEAN YOGYAKARTA Oleh: Budi Lestari, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Godean Yogyakarta dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis dan aspek sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Subjek penelitian ini berjumlah 36 wanita rehabilitasi sosial, dengan pengambilan subyek keseluruhan atau populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan skala. Instrumen yang digunakan adalah skala penyesuaian diri. Validasi instrumen dilakukan menggunakan validasi konstruk berupa expert judgement, sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach untuk skala penyesuaian diri sebesar 0,627 yang menunjukkan relibilitas tinggi. Teknik analisis data yang digunakan yakni dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita secara keseluruhan berada pada kategori sedang yaitu dengan presentase 53%, wanita rehabilitasi sosial mampu menyesuaikan diri di panti tetapi belum secara maksimal. 1) Penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada aspek fisik berada pada kategori sedang yaitu kategori 17 orang (47%), wanita rehabilitasi sosial dengan bukti mereka bisa menerima kondisi badan dengan baik. 2) Penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada aspek psikologis berada pada kategori sedang yaitu kategori 15 orang (42%), wanita rehabilitasi sosial mampu mengelola emosional tetapi belum secara maksimal. 3) Penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada aspek sosial berada pada kategori sedang yaitu kategori 17 orang (47%), wanita rehabilitasi sosial mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat, keluarga dan teman dengan baik tapi belum secara maksimal. Kata kunci: penyesuaian diri, wanita rehabilitasi sosial, panti sosial Karya Wanita Abstract This study attempts to know the level adjustment self in women social rehabilitation in an Social Institution Karya Wanita (PSKW) Godean Yogyakarta seen from the physical aspects, psychology aspects, and social aspects. This research used a quantitative approach with a survey method. The subject of study are 36 woman social rehabilitation, such subject a whole or population. Technique collecting data used a scale. An instrument used is self-adjustment scale. Validation an instrument carried out using construct validation of expert judgement, while reliability an instrument using formulas Alpha Cronbach to scale self-adjustment of 0,627 showing realibility is high. Techniques data analysis used that is to statistics descriptive. The results of the study showed that the adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta is entirely located in medium category namely by the percentage 53%, woman social rehabilitation capable of being acclimated in an but not in full. 1) Adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta at the physical aspects are on medium category that is 17 people (47% ), woman social rehabilitation with the evidence of their would accept agency well. 2) Adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta on the psychological is at medium category that is 15 people (42%), woman social rehabilitation able to manage emotional but not in full. 3) Adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta at social aspects are on medium category that is 17 people (47%), woman social rehabilitation capable of maintain good relations with the community, friends, and family well but not yet in full . Keywords: self-adjustment, women social rehabilitation, Social Institution Karya Wanita Masyarakat (LSM) selama 2009 hingga akhir PENDAHULUAN perempuan 2014 tercatat ada 1.204 kasus kekerasan terhadap banyak terjadi. Data dari Lembaga Swadaya perempuan. Dari jumlah itu kasus kekerasan Kasus kekerasan terhadap 61 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 terhadap istri (KTI) kasus, Bimbingan keterampilan di PSKW (Panti kekerasan dalam pacaran (KDP) 133 kasus, Sosial Karya Wanita) terdiri dari empat jenis perkosaan 133 kasus, pelecehan seksual 69 kasus, keterampilan, kekerasan dalam dan keterampilan olah pangan atau keterampilan tata trafficking (penjualan kasus boga, keterampilan tata rias dan salon, dan (sumber: Forum Perlindungan Korban Kekerasan keterampilan membatik. Pada bimbingan fisik, (FPKK) DIY: 2014). mental keluarga Kecenderungan wanita sebanyak 35 835 kasus, perempuan) 5 permasalahan membawa olahraga, meliputi sarana menjahit, pemeliharaan dan prasarana kebersihan, bimbingan keagamaan, bimbingan keseluruhan, sehingga permasalahan tidak dapat kedisiplinan, bimbingan budi pekerti, dinamika dibiarkan upaya kelompok, bimbingan kewirausahaan, bimbingan penanganan secara terpadu dengan orientasi bahasa (jawa dan inggris), bimbingan kesehatan utama diarahkan khususnya pada kondisi korban mental, bimbingan seni budaya (musik, tari dan yang mengalami trauma berat. Salah satu upaya krawitan) dan muatan lokal. Dalam bimbingan untuk mereduksi resiko hal tersebut maka pendampingan pekerja sosial dan psikologis sebaiknya meliputi, saja. dilakukan berat kesehatan, sosial keterampilan secara begitu dampak terhadap dan yaitu Sebaiknya rehabilitasi dan konseling, terapi individu dan perlindungan sosial bagi para wanita. Rehabilitas kelompok, pendampingan asrama (wawancara, 17 sendiri sesuai dengan UU Kesos No.11 tahun Juni 2015). 2009 tentang kesejahteraan sosial, khususnya Adapun proses perekrutan yang dilakukan pada pasal 7 ayat 1. Pada ayat 1 disebutkan oleh panti yaitu biasanya atas rujukan dari kepala bahwa : desa, datang sendiri, dan mendapatkan informasi untuk dari masyarakat. Jumlah wanita yang tinggal di memulihkan dan mengembangkan kemampaun Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) ada 50 orang, seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar mereka wajib tinggal di asrama yang telah dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan disediakan oleh panti selama 1 tahun, yang wajar”. dimana setiap harinya wajib mengikuti jadwal- “Rehabilitas sosial dimaksutkan Menurut Sri Rohimi pekerja sosial, di Panti jadwal yang sudah ditentukan oleh panti. Mulai Sosial Karya Wanita (PSKW), (wawancara 17 bangun pagi diwajibkan ikut apel pagi; lalu Juni kegiatan setelah apel masuk kelas masing-masing untuk rehabilitasi serta pelayanan klien para pekerja kegiatan keterampilan sampai siang yang dimana sosial bekerja sama dengan karyawan serta setiap 2015) bahwa pelaksanaan pengurus Panti Sosial Karya Wanita (PSKW). individu memilih satu dari empat keterampilan yang diminati; ketika siang hari Pelayanan bimbingan keterampilan kerja terhadap dimanfaatkan untuk istirahat dan dilanjutkan jam wanita sebagai salah satu upaya agar semua empat sore untuk melakukan bimbingan fisik, komponen yang ada di dalam PSKW saling mental dan sosial. Setelah mereka mahir dalam bekerja sama satu sama lainnya. bidang keterampilannya setiap individu memiliki Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 62 kesempatan berupa magang selama satu bulan, tingkah laku, dimana individu berusaha untuk magang tersebut bisa di rumah makan, salon, dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan serta ikut menjai karyawan menjahit dan batik dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik- (wawancara, 17 Juni 2015). konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga Berdasarkan hasil wawancara terhadap Sri terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara Rohimi, pekerja sosial Panti Sosial Karya Wanita tuntutan dari dalam diri dengan apa yang (PSKW) untuk penyesuaian dirinya kebanyakan diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. pada awal masuk asrama 90% penghuni panti Individu menyadari sepenuhnya siapa dirinya belum siap untuk lingkungan baru, bahkan ada sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan beberapa yang sampai meminta pulang atau mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi bahkan hampir menangis setiap hari. Hal itu dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian diri terjadi karena mereka merasa asing dengan ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari lingkungan barunya dan merasa bahwa kegiatan kenyataan atau taggungjawab, dongkol, kecewa di panti membuat dirinya menjadi terbebani atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Dalam dengan aturan-aturan yang ada di panti yang kehidupan wanita korban kekerasan seksual perlu menurut mereka sangat berat, sedangkan selama adanya penyesuaian terhadap lingkungan, dan ini mereka hidup diluar luar panti yang tidak ada penyesuaian diri setelah mampu maka diharapkan aturan-aturan (bebas). Tetapi seiring waktu dapat menempatkan dirinya dengan baik. berjalan dan bimbingan para pekerja sosial yang Sebaliknya kegagalan penyesuaian diri selalu memantau perkembangan setiap individu ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, maka mereka menjadi terbiasa dengan tinggal ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang panti sosial tersebut. dialami, sebagai akibat adanya permasalahan Proses penyesuaian diri yang tidak mudah, antara individu dengan tuntutan yang diharapkan dikarenakan didalam kehidupannya manusia terus oleh lingkungan. Permasalahan ini menjadi diharapkan pada pola-pola kehidupan baru dan sumber harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian berwujud dalam rasa takut dan kecemasan, diri merupakan suatu periode khusus dan sulit sehingga dari rentang hidup individu. Individu diharapkan dilingkungan mampu memainkan peran-peran sosial baru melakukan penyesuaian diri. Dalam hal ini terutama pada wanita rehabilitasi sosial, yang diperkuat oleh pendapat Enung (2008:24) bahwa dapat mengembangkan sikap-sikap sosial dan setiap individu dalam masyarakat terdapat proses nilai-nilai di masyarakat dengan perkembangan- saling mempengaruhi satu sama lain. Pada proses perkembangan baru. Dalam hal ini diperkuat oleh tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pendapat Schneiders dalam Desmita (2009: 192) tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, suatu proses yang mencakup respon mental dan demi untuk mencapai penyelesaian persoalan terjadinya untuk konflik bisa masyarakat yang kemudian mampu individu diterima harus 63 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 dalam hidupnya. Hubungan-hubungan tersebut menolak masuk ke lingkungan baru karena tidak mencakup hubungan dengan masyarakat disekitar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. tempat tinggal, keluarga, dan masyarakat luas Pendapat lain yang dipaparkan oleh Gilmore secara umum. Dalam hal ini para wanita yang dalam Desmita (2009:195) yakni berdasarkan rehabilitasi sama-sama psikologis yang dimana aspek-aspek dalam memberikan dukungan satu sama lain, agar penyesuaian diri adalah 1) kematangan emosi, tercapainya sebuah hubungan dengan lingkungan ditandai yang harmonis. rehabilitasi sosial banyak yang menangis ketika dan masyarakat dengan banyaknya para wanita Menurut Titin pekerja sosial, di Panti Sosial baru masuk panti sosial tersebut, 2) kematangan Karya Wanita (PSKW), (wawancara 6 Juni 2015) intelektual, 3) kematangan sosial 4) aspek fisik, permasalahan yang terjadi pada wanita dilakukan dan 5) aspek psikologis. Mampu menyesuaikan upaya dengan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif pada terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat kondisi korban yang mengalami trauma berat, memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi, salah satunya melalui proses rehabilitasi dan dan perlindungan sosial bagi wanita korban tindak tingkah laku simtomatik. Harapan para wanita kekerasan. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) rehabilitasi masuk ke panti sosial yakni agar memberikan masyarakat dapat mengambil hal positifnya tanpa harus untuk membantu memulihkan sikap, menjadikan beban, sehingga dapat menyelesaikan penanganan orientasi sosial utama secara diarahkan pelayanan terpadu khususnya terhadap perilaku psikologis dan fungsi sosial bagi wanita. masalah-masalah tanpa menggunakan konflik yang di alaminya dengan baik. Aktivitas sosial lebih menunjuk pada tatanan Pembahasan tentang peran lembaga sosial hubungan antara individu-individu dalam aktifitas untuk mencegah sosial. Kondisi kesenjangan sangat berpengaruh permasalahan sosial telah menjadi topik yang terhadap kondisi psikologi para wanita sosial menarik di masyarakat. Pembahasan ini menjadi dalam masyarakat, sehingga mereka dapat lebih hal yang menarik bagi para peneliti untuk berdaya dalam melanjutkan hidup yang lebih baik melakukan dari pada sebelumnya. Tujuan dari Panti Sosial penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ari Karya Wanita (PSKW) adalah sebagai upaya Yoga rehabilitasi dan juga sebagai tindakan preventif “Rehabilitasi sosial klien reguler Panti Sosial bagi mereka agar tidak melakukan penyimpangan Karya Wanita” penelitian ini memfokuskan pada sosial di masyarakat. bentuk pelayanan dan bantuan sosial yang penelitian, Pamungkas, serta salah 2014) menanggulangi satunya yang yaitu berjudul Penyesuaian diri wanita rehabilitasi sosial di ditujukan untuk membatu pengembalian harga Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) banyak yang diri klien dan kepercayaan diri klien sehingga mengalami kegagalan, hal tersebut terbukti ketika mampu menjalankan fungsi sosial secara wajar awal dalam tindak lanjut klien di masyarakat. masuk asrama mereka banyak yang menangis, merasa takut, bahkan ada yang Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 64 Dari berbagai fenomena yang terjadi dikarenakan 10 orang mengikuti kegiatan PKL terhadap wanita rehabilitasi sosial, membuat dan 4 orang sedang mudik, sehingga subyek penulis tertarik untuk mengkajinya. Beberapa berjumlah 36 orang. permasalahan yang dihadapi oleh para wanita yang mendapatkan rehabilitasi di panti tersebut Prosedur Penelitian dominan mereka mendapatkan perlakuan yang Peneliti melaksanakan penelitian yang terdiri tidak sesuai di luar panti. Peneliti menyimpulkan dari rangkaian kegiatan berupa observasi dan bahwa keadaan psikologis wanita yang ada di wawancara pra-penelitian, dan pembagian angket panti tersebut saat ini masih memerlukan skala penyesuaian diri untuk mengetahui tingkat penyesuaian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. diri dari kehidupan di luar lingkungan panti hingga masuk dan tinggal di Setelah itu, peneliti sekaligus melakukan panti. Keadaan di panti sosial mendukung untuk penelitian untuk pengambilan data penyesuaian perbaikan psikologis mereka, akan tetapi tingkat diri. penyesuaian diri setiap wanita yang tinggal di panti tersebut berbeda ada yang tinggi dan ada Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan yang Data rendah. Peneliti memfokuskan pada penelitian yang dibuat yakni mengenai bagaimana Pada teknik pengumpulan data akan tingkat penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi digunakan metode skala penyesuaian diri dalam di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW). rangka mengumpulkan data mengenai tingkat kemampuan Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Karya dimana subyeknya diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita. Waktu dan Tempat Penelitian Wanita, penyesuaian wanita kemampuan penyesuaian diri digunakan yaitu rehabilitasi sosial di panti tersebut. Waktu dengan instrumen berupa angket. Instrumen yang penelitian yang dibutuhkan peneliti satu bulan digunakan mencakup observasi untuk mendapatkan data kemampuan penyesuaian diri. Instrumen skala pendukung, dengan tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti yang penyebaran angket penelitian yang dilakukan terdiri dari 63 item yang divalidasi menggunakan pada tanggal 2 Oktober-14 November 2015. expert judgement, sedangkan untuk mengetahui terakumulasikan yaitu Pada penelitian ini untuk mengungkap tingkat juga dalam penelitian adalah skala tingkat reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pada penelitian ini, reliabilitas sebesar Target/Subjek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari populasi 0,627 yaitu pada kategori tinggi. penelitian yang dikenakan pada seluruh wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita. Pada penelitian keseluruhan ini jumlah peneliti subyek mendapati 50 orang, Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan secara kuantitatif terhadap data-data angka yang 65 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 dihasilkan dari penyesuaian hasil diri skala yang kemampuan diolah bahwa tingkat penyesuaian diri pada wanita di dengan Panti Sosial Karya Wanita berada dalam menggunakan analisis statistik deskriptif dengan kategori sedang. Hal ini dapat ditunjukkan presentase pada tiap hasil analisisnya. pada gambar di bawah ini: Penyesuaian Diri HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53% Hasil Penelitian 19% 1. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada 28% Wanita Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial Karya Wanita RENDAH Pengelompokan kategorisasi dari hasil SEDANG TINGGI data tersebut. Adapun distribusi frekuensi Gambar 1. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Wanita Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial Karya Wanita yang diperoleh dari perhitungan kategori adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Wanita Rehabilitasi Sosial Frekuensi/ No Kategori 2. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Fisik Data yang diperoleh dalam penelitian ini Banyak adalah hasil analisis dari skala penyesuaian Subyek diri meliputi aspek fisik yang meliputi sistem F % utama tubuh dan kesehatan fisik yang telah Rentang Skor 1 Rendah N ≤ 174 7 19% diisi 2 Sedang 174≥ N ≤ 186 19 53% Pengelompokan kategorisasi dari hasil data 3 Tinggi N ≥ 186 10 28% tersebut distribusi frekuensi yang diperoleh wanita rehabilitasi berikut: diketahui bahwa dari 36 orang wanita Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Fisik Frekuensi/ rehabilitasi sosial menunjukkan 7 orang yang yang rendah atau pada presentase (19%) yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada sosial. dari perhitungan kategori adalah sebagai Berdasarkan pada tabel di atas, dapat memiliki tingkat penyesuaian diri oleh No Kategori Banyak Rentang Skor kategori sedang yakni ada 19 orang (53%), Subyek F % sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian 1 Render N ≤ 38 11 31% diri dalam kategori tinggi yakni 10 orang 2 Sedang 38 ≥ N ≤ 41 17 47% (28%). Hasil keseluruhan dari data penelitian 3 Tinggi N ≥ 41 8 22% yang diperoleh, maka dapat disimpulkan Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 66 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial diketahui bahwa dari 36 orang wanita Karya Wanita. Pengelompokan kategorisasi rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya dari hasil data tersebut distribusi frekuensi Wanita menunjukkan 11 orang yang memiliki yang diperoleh dari perhitungan kategori di tingkat penyesuaian diri pada aspek fisik bawah ini : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Psikologis Frekuensi/ dalam kategori rendah atau pada presentase (31%) yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek fisik dalam kategori sedang yakni ada 17 orang (47%), sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek No Kategori Rentang Skor fisik dalam kategori tinggi yakni 8 orang Banyak Subyek F % (22%). Hasil dari data penelitian yang 1 Rendah N ≤ 68 11 30% diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat 2 Sedang 68 ≥ N ≤ 73 15 42% penyesuaian diri pada aspek fisik berada 3 Tinggi N ≥ 73 10 38% dalam kategori sedang. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Aspek Fisik Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 36 orang wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita menunjukkan 11 orang yang memiliki 47% 31% tingkat 22% penyesuaian diri pada aspek psikologis dalam kategori rendah atau pada presentase (30%) yang memiliki tingkat RENDAH SEDANG penyesuaian diri pada aspek psikologis dalam TINGGI Gambar 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Fisik 3. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Psikologis kategori sedang yakni ada 15 orang (42%), sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek psikologis dalam kategori tinggi yakni 10 orang (38%). Hasil dari data penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan Data yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa tingkat penyesuaian diri pada aspek adalah hasil analisis dari skala penyesuaian psikologis berada dalam kategori sedang. Hal diri meliputi aspek psikologis yang meliputi ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah kemantapan suasana kehidupan emosional; ini: kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain; kemampuan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan, dan ; sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri yang telah diisi oleh 67 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 dalam kategori rendah atau pada presentase Aspek Psikologis 42% 30% (25%) yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek sosial dalam kategori sedang 38% yakni ada 17 orang (47%), sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek RENDAH sosial dalam kategori tinggi yakni 10 orang SEDANG TINGGI (28%). Hasil dari data penelitian yang Gambar 3. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Psikologis 4. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat penyesuaian diri pada aspek sosial berada dalam kategori sedang. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Aspek Sosial Aspek Sosial Data yang diperoleh dalam penelitian ini 47% adalah hasil analisis dari skala penyesuaian 25% 28% diri meliputi aspek sosial yang meliputi kemampuan hubungan dengan masyarakat di RENDAH sekitar tempat tinggal, hubungan dengan SEDANG TINGGI keluarga, dan hubungan dengan teman di panti yang telah diisi oleh wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita. Gambar 4. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Sosial Pengelompokan kategorisasi dari hasil data tersebut distribusi frekuensi yang diperoleh dari perhitungan kategori di bawah ini : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Sosial Frekuensi/ No Kategori Pembahasan Hasil Penelitian Pada hasil penelitian dari 36 wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita. Hasil keseluruhan dari data penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat Banyak kemampuan penyesuaian diri berada dalam Subyek kategori sedang. Hal ini berdasarkan analisis dari F % angket yang pada aspek fisik; bahwa wanita Rentang Skor 1 Rendah N ≤ 69 9 25% rehabilitasi mampu menerima kondisi kesehatan 2 Sedang 69 ≥ N ≤ 75 17 47% yang mata kurang baik, dan menerima serta 3 Tinggi N ≥ 75 10 28% menyadari bahwa tubuhnya rentang terhadap Berdasarkan pada tabel di atas, dapat penyakit, aspek sosial; bisa mentaati tata tertib diketahui bahwa dari 36 orang wanita diasrama walaupun belum secara maksimal, dan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya mampu bekerja sama dengan teman secara baik. Wanita menunjukkan 9 orang yang memiliki Hal ini sesuai dengan pendapat Enung tingkat penyesuaian diri pada aspek sosial dalam Nofiana (2010: 17) menyebutkan faktor- Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 68 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ini adalah nutrisi dan pola makan, olahraga, serta antara lain, a) Faktor fisiologis yang meliputi ketergantungan pada suatu obat. Masa dewasa struktur jasmani merupakan kondisi yang primer awal yaitu pada usia 18-40 tahun. Hal ini menjadi dari tingkah laku yang penting bagi proses titik penyesuaian diri, dan b) Faktor psikologis. mempengaruhi keadaan kesehatan pada usia Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi selanjutnya, karena secara umum perlambatan penyesuaian dan perubahan fisik mulai terjadi sejak usia akhir diri antara lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi. Diperkuat lagi dengan perhatian sendiri karena sangat dewasa awal. Serta kondisi-kondisi yang terjadi pemaparan pada usia dewasa awal adalah perubahan kondisi pendapat menurut Enung dalam Nofiana, (2010: kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, 17) karakteristik penyesuaian diri antara lain a) perubahan dalam pola kehidupan, perubahan tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional dalam nilai, perubahan peran seks, dan perubahan yang berlebihan. Mampu mengontrol emosi dan tekanan budaya dan lingkungan. Kondisi-kondisi memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai diatas sangat menuntut orang dewasa pada masa kejadian dalam hidup, b) tidak menunjukkan ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan adanya mekanisme pertahanan diri yang salah. baik. Mempunyai mekanisme pertahanan diri yang Diperkuat lagi dengan pemaparan positif sehingga masalah yang dihadapi terasa pendapat menurut Hurlock (1999) dewasa awal ringan, c) tidak menunjukkan adanya frustasi berasal dari bentuk lampau kata adultus yang pribadi. Tidak mengalami frustasi dan gejala- berarti telah tumbuh menjadi kjekuatan atau gejala kelainan jiwa, d) memiliki pertimbangan ukuran yang sempurna atau telah menjadi yang rasional. Langkah apapun yang ingin dewasa. Masa dewasa awal dimulai pada umur ditempuh, selalu berdasarkan pemikiran yang 18-40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan rasional, e) mampu belajar dari pengalaman. psikologis Pengalaman hidup dapat menempa mentalnya kemampuan reproduktif. yang menyertai berkurangnya menjadi lebih kuat dan tahan banting, dan yang Selain dilihat secara keseluruhan, tingkat terakhir f) bersikap realistik dan objektif. Melihat kemampuan penyesuaian diri juga dapat dilihat berbagai kejadian atau masalah didasarkan pada dari setiap aspeknya yaitu meliputi aspek fisik. realita dan pemikiran objektif. Pada hasil penelitian kemampuan penyesuaian Hal ini banyak terjadi pada wanita dimasa diri wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial dewasa awal, Pada masa dewasa awal ini, Karya Wanita pada aspek fisik berada pada perkembangan emosi, fisik dan sosial sangat kategori sedang. Dalam hal ini berdasarkan berkaitan dengan adanya perubahan pada dirinya. analisis dari angket, wanita rehabilitasi mampuan Hal ini diperkuat oleh pendapat Santrock dalam dalam hal mengenali dan menerima kondisi tubuh Rita Eka (2008: 159) yang mengatakan bahwa apa adanya. Pada kesehatan fisik mereka juga yang perlu diperhatikan pada usia dewasa awal menyadari bahwa kondisi badan mudah terasa 69 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 capek bila terlalu banyak tugas. Secara Pada tingkat kemampuan penyesuaian diri keseluruhan indikasinya ada pada kategori sedang pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial untuk wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya Karya Wanita pada aspek psikologis berada pada Wanita. kategori sedang. Pada aspek ini mencakup Data yang diperoleh dalam penelitian kemampuan mengatasi emosi walaupun belum berdasarkan deskripsi aspek fisik dalam hal secara maksimal, mampu belajar dari pengalaman sistem utama tubuh pada wanita rehabilitasi di tapi belum secara maksimal, mampu untuk Panti Sosial Karya Wanita kategori sedang. menenangkan Berdasarkan wanita mengendalikan frustasi secara sehat, wajar, dan rehabilitasi mampu dalam hal mengenali dan professional tapi belum secara maksimal. Secara menerima Sedangkan keseluruhan indikasinya ada pada kategori sedang aspek fisik dalam hal kesehatan fisik pada wanita untuk wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita kategori Wanita. analisis dari kekurangan angket, tubuhnya. sedang. Berdasarkan analisis angket wanita diri dan mengontrol dan Sesuai pada penelitian ini menunjukan rehabilitasi mampu menyadari bahwa tubuhnya bahwa rentang terhadap kemantapan suasana kehidupan emosional berada penyakit, serta menerima kondisi kesehatan mata yang kurang baik. pada aspek psikologis meliputi pada kategori sedang, dilihat berdasarkan angket Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa wanita rehabilitasi sosial mampu belajar dari (dalam Sobur, 2003: 529) secara adjustive yang orang-orang sukses untuk menjadi pribadi yang memiliki pengertian yaitu bentuk penyesuaian kreatif tetapi belum secara maksimal dan mampu diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian menghadapi masa-masa yang sudah dilewati diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik tetapi lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma. belum secara maksimal; kemantapan suasana Hal ini dapat mempengaruhi kondisi fisik kehidupan kebersamaan dengan orang lain berada maupun sosialnya jika psikisnya terganggu, pada kategori sedang, dilihat berdasarkan analisis bahkan dampak yang paling fatal yaitu mereka angket mampu menarik diri dari dunia sosialnya. Akan menciptakan rasa nyaman dengan menceritakan tetapi pada wanita rehabilitasi di Panti Sosial masalah percintaan kepada orang yang dipercaya; Karya Wanita ini cukup baik dalam aspek fisik, kemampuan hal ini dapat dikatakan kondisi yang seimbang. menyatakan kejengkelan berada pada kategori Setiap individu disana memiliki gaya penyesuaian sedang, dilihat berdasarkan analisis angket wanita diri yang berbeda-beda satu sama lain sehingga rehabilitasi sosial mampu menciptakan rasa mereka untuk tenang saat bimbingan keterampilan (jahit, bordir, dalam tata rias, salon, tata boga dan batik) tapi belum juga menyeimbangkan memiliki antara satu usaha aspek penyesuaian diri dengan aspek yang lainnya. wanita rehabilitasi untuk secara maksimal; santai, sosial mampu gembira dan dan sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 70 dalam kategori sedang, dilihat berdasarkan maksimal, mampu bersaing secara sehat dan analisis angket wanita rehabilitasi sosial mampu menerima kondisi teman apa adanya. Sehingga mengelola emosi terhadap diri sendiri serta orang wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita yang ada disekelilingnya tapi belum secara dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri pada maksimal. Sehingga wanita rehabilitasi di Panti aspek sosial dapat dikatakan cukup baik. Sosial Karya Wanita dapat dikatakan bahwa Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa penyesuaian diri pada aspek psikologis dapat (dalam dikatakan cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan penyesuaian diri secara adaptive yang memiliki dengan tidak terdapat tanda-tanda frustasi ketika pengertian yaitu bentuk penyesuaian diri yang di panti, mampu belajar dari pengalaman, mampu adaptif sering dikenal dengan istilah adaptasi. bersikap objektif, dan sebagainya. Bentuk penyesuaian diri ini bersifat badani, Pada tingkat kemampuan penyesuaian diri artinya Sobur, 2003: 529) perubahan-perubahan bentuk-bentuk dalam proses pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial badani untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan Karya Wanita pada aspek sosial berada pada lingkungan. Adaptabilitas atau kemampuan untuk kategori beraadaptasi, sedang. Pada aspek ini wanita merupakan kunci kemampuan rehabilitasi sosial hubungan dengan masyarakat bertahan dari semua spesies tumbuhan-tumbuhan disekitar tempat tinggal mampu bergaul dengan dan binatang termasuk manusia. Pada dasarnya, baik menjalin pengertian luas mengenai proses penyesuaian itu hubungan baik dengan keluarga, mampu menjalin terbentuk sesuai dengan hubungan individu hubungan baik dengan teman dipanti walaupun dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari belum maksimal. individu, tidak hanya mengubah kelakuannya walaupun belum maksimal, Sesuai pada penelitian ini menunjukan dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya bahwa pada aspek sosial meliputi hubungan dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggal, tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk wanita rehabilitasi berusaha untuk aktif mengikuti menyelesaikan diri dengan adanya orang lain dan kegiatan yang diadakan oleh masyarakat tapi macam-macam kegiatan mereka. Maka, orang belum secara maksimal dan berusaha mampu yang ingin menjadi anggota dari suatu kelompok, menolong ia masyarakat dengan senang hati; berada dalam posisi dituntut untuk hubungan dengan keluarga berdasarkan analisis menyesuaikan diri dengan kolompok itu. angket para wanita rehabilitasi sosial mampu Peneliti bergaul dilingkungan baru tapi belum secara individu dikatakan mampu menyesuaikan diri maksimal dan berusaha menciptakan kenyamanan secara baik jika individu dapat memenuhi segala dilingkungan panti walaupun belum secara kebutuhan dirinya dan tuntutan dari lingkungan maksimal; hubungan dengan teman dipanti sekitarnya, berdasarkan analisis angket para wanita mampu hambatan yang dihadapi. Kriteria penyesuaian mentaati tata tertib diasrama tapi belum secara diri yang baik antara lain, adanya penampilan menarik serta suatu mampu kesimpulan mengatasi bahwa segala 71 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 nyata dari individu, penyesuaian diri terhadap seyoganya berbagai kelompok, memiliki sikap sosial, dan dilingkungan sekitar keluarga. adanya kepuasan pribadi terhadap kontak sosial yang dilakukan. meminta bantuan orang lain Sedangkan hubungan dengan teman di panti mereka hanya dekat dengan teman yang dipercaya dan teman yang dekat dengannya saja sedangkan dengan teman yang lain kurang dekat Hal Lain yang di Temukan Ketika melihat sehingga di panti tersebut bersifat mengelompok ketika atau menbentuk gank. Pada saat mereka pertama memasuki panti tersebut mereka merasa asing kali tinggal di panti kebanyakan mereka tidak karena tidak mengenal satu sama lain sehingga nyaman dan merasa asing, hal ini dibuktikan kebanyakan wanita rehabilitasi tersebut menjadi mereka banyak yang mengeluh meminta pulang stres karena masalah lain dilapangan yaitu peneliti banyak dengan suasana wanita panti, tetapi setelah mereka menganggap lebih nyaman berbulan-bulan mereka sudah mulai nyaman dan dirumah. Sedangkan pada saat ini mereka diberi mampu kesempatan untuk pulang kerumah pada hari menyesuaikan Dukungan sosial diri dan dengan dukungan baik. keluarga sabtu dan minggu. memiliki kontribusi positif terhadap wanita Hal ini diperkuat oleh penelitian yang rehabilitasi sosial, sehingga faktor dukungan dilakukan Buhrmester (Santrock 2004: 414) sosial yang diberikan oleh pihak pembimbing menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan wanita sosial tersebut membuat para wanita hubungan dengan teman sebaya meningkat secara mampu bertahan dalam situasi apapun dengan drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan perubahan hubungan remaja dengan orang tua menurun yang membuat wanita tersebut semakin membaik dari sebelumnya. secara drastis. Dan pada masa remaja komunikasi Dalam hal ini diperkuat oleh pendapat dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, Friedman (1981: 12) menyebutkan bahwa segala dan hal memenuhi ketika mengambil keputusan untuk beralih kepada kebutuhan. teman sebaya Diperkuat untuk juga oleh melakukan tindakan orang yang paling tepat pendapat Laursen (2005: 137) yang menyatakan diajak diskusi ini bahwa teman sebaya merupakan faktor yang merupakan upaya keluarga yang utama untuk sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan masa-masa remaja, karena pada kenyataannya keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa remaja diantara keluarga yang mempunyai kemampuan sekarang memutuskan waktunya bersama dengan teman sebaya mereka. adalah untuk keluarga. Tugas menentukan tindakan dalam masyarakat ini menghabiskan modern sebagian seperti besar keluarga maka segera melakukan tindakan yang Sehingga berdasarkan paparan diatas, tepat agar yang dihadapi dapat berkurang bahkan diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan lebih mendala mengenai stres dipanti, dukungan Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 72 sosial, dukungan keluarga serta hubungan teman sebaya. 2. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada aspek fisik berada pada kategori sedang yaitu dalam kategori 17 orang Keterbatasan Penelitian kemampuan (47%), wanita rehabilitasi sosial dengan bukti penyesuaian diri pada wanita di Panti Sosial mereka bisa menerima kondisi badan dengan Karya Wanita ini masih memiliki beberapa baik. Penelitian tentang tingkat 3. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada keterbatasan, diantaranya yakni : 1. Penelitian ini tidak dapat menjangkau seluruh wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial subyek yang dibidik peneliti dikarenakan ada Karya Wanita pada aspek psikologis berada beberapa yang sedang mengikuti kegiatan pada kategori sedang yaitu dalam kategori 15 PKL. orang 2. Peneliti hanya menggunakan satu instrumen penelitian yang diberikan kepada subjek (42%), wanita rehabilitasi sosial mampu mengelola emosional tetapi belum secara maksimal. kemampuan 4. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada penyesuaian diri. Hal ini akan lebih baik lagi wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial penelitian, yaitu skala apabila didukung dengan instrumen lain, Karya Wanita pada aspek sosial berada pada observasi, kategori sedang yaitu dalam kategori 17 orang pedoman wawancara untuk memperkuat data (47%), wanita rehabilitasi sosial mampu yang didapatkan. menjalin hubungan baik dengan masyarakat, misalnya dengan pedoman 3. Pada waktu pengisian angket ada 2 orang wanita rehabilitasi yang tidak bisa membaca keluarga dan teman dengan baik tapi belum secara maksimal. sehingga soal tersebut harus dibacakan. Saran SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kemampuan penyesuaian diri pada wanita di Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan penyesuaian diri, saran-saran yang diajukan untuk dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Kepala Panti Panti Sosial Karya Wanita, menunjukkan bahwa: Diharapkan pada kepala panti untuk ikut 1. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada berkoordinasi dengan pengurus panti untuk wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial meningkatkan kegiatan dan keaktifan wanita Karya Wanita berada pada kategori sedang yang direhabilirasi di panti tersebut agar yaitu pada kategori yaitu 53%, wanita kemampuan penyesuaian diri mereka dapat rehabilitasi sosial mampu menyesuaikan diri meningkat. di panti tetapi belum secara maksimal. 2. Bagi Pengurus Panti Sosial Karya Wanita 73 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016 Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Fatimah (2006). Psikologi Perkembangan para pengurus panti untuk kesediaannya (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: untuk mengembangkan dan mengadakan Pustaka Setia beberapa kegiatan sebagai latihan untuk Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan meningkatkan kemampuan penyesuaian diri Keluarga Riset, Teori, Dan Praktek, Edisi pada wanita rehabilitasi di panti tersebut. Kelima, Fakultas Kedokteran Indonesia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Jakarta Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Helen Haris P. kepada peneliti selanjutnya untuk lebih Aproblem mendalam Kopma Stks dalam melakukan penelitian mengenai penyesuaian diri dan lebih teliti dalam memilih diharapkan subyeknya. untuk Selain menambahkan Kartini (1991). Solving Kartono. Sosial Casework Process. Bandung: (2002). Psikologi itu, Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta dan Laursen. (1993). Adolescence. New York : Mc melengkapi data dengan hasil wawancara Graw-Hill dan observasi agar lebih akurat. Data pada Lazarus, R.S. (1991). Patterns Of Adjusment. penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan Tokyo : Mc Graw-Hill Kogakusha. Ltd. untuk penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi di panti lainnya. Moh. Surya. (1985). Kesehatan Mental. Bandung Muryani, Tri. (2008). Rehabilitasi Sosial Bagi Gelandangan Di Panti Sosial Bina Karya Sidomulyo DAFTAR PUSTAKA Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum dalam lintas sejarah. Bandung: Pustaka Setia Achlis Nurfuad, penyesuaian sekolah (2013). diri melalui Meningkatkan terhadap lingkungan pelayanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII SMP N 2 juwana tahun 2012/2013. Skripsi S1. Universitas Negeri Semarang Bimo Walgito. (2003). Psikologi Sosial (Suatu pengantar). Yogyakarta: ANDI Brosur, Panti Sosial Karya Wanita, UPTD Dinas Sosial DIY Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya Enung F. (2008). Psikologis perkembangan peserta didik. Bandung: Pustaka Setia Yogyakarta. Skripsi S1. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Nofiana Sari, (2010). Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi S1. BK FIP IKIP PGRI Madiun Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development. Ninth Edition. Boston : McGraw-Hill Companies Soetomo. (2008). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahan. Yogyakarta : Pustaka Belajar Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Jakarta : Alfabeta Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 74 Sunarto dan Agung Hartono. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta Tarmansyah. (2003). Rehabilitasi dan terapi untuk individu yang membutuhkan layanan khusus. Padang: Depdiknas Undang-Undang Kesejahteraan sosial No.11 tahun 2009, pasal 7 ayat 1 tentang kesejahteraan sosial Undang-Undang RI No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok-pokok kesejahteraan sosial. Undang-Undang No. 7 tahun 1984 pengesahan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi tehadap perempuan. Undang-Undang RI No. 39 tahun 1999 tentang Hak asasi Manusia. Yoga, A Pamungkas. (2014). Rehabilitasi Sosial Terhadap Klien Reguler Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta, Skripsi S1. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta