judul dalam bahasa indonesia, ditulis dengan huruf tnr

advertisement
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 60
PENYESUAIAN DIRI PADA WANITA REHABILITASI SOSIAL DI PANTI
SOSIAL KARYA WANITA GODEAN YOGYAKARTA
SELF-ADJUSTMENT IN WOMEN SOCIAL REHABILITATION IN AN SOCIAL INSTITUTION
KARYA WANITA GODEAN YOGYAKARTA
Oleh: Budi Lestari, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti
Sosial Karya Wanita (PSKW) Godean Yogyakarta dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis dan aspek sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Subjek penelitian ini berjumlah 36
wanita rehabilitasi sosial, dengan pengambilan subyek keseluruhan atau populasi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan menggunakan skala. Instrumen yang digunakan adalah skala penyesuaian diri. Validasi instrumen
dilakukan menggunakan validasi konstruk berupa expert judgement, sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan
rumus Alpha Cronbach untuk skala penyesuaian diri sebesar 0,627 yang menunjukkan relibilitas tinggi. Teknik
analisis data yang digunakan yakni dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita secara keseluruhan berada pada
kategori sedang yaitu dengan presentase 53%, wanita rehabilitasi sosial mampu menyesuaikan diri di panti tetapi
belum secara maksimal. 1) Penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada
aspek fisik berada pada kategori sedang yaitu kategori 17 orang (47%), wanita rehabilitasi sosial dengan bukti
mereka bisa menerima kondisi badan dengan baik. 2) Penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi sosial di Panti
Sosial Karya Wanita pada aspek psikologis berada pada kategori sedang yaitu kategori 15 orang (42%), wanita
rehabilitasi sosial mampu mengelola emosional tetapi belum secara maksimal. 3) Penyesuaian diri pada wanita
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita pada aspek sosial berada pada kategori sedang yaitu kategori 17
orang (47%), wanita rehabilitasi sosial mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat, keluarga dan teman
dengan baik tapi belum secara maksimal.
Kata kunci: penyesuaian diri, wanita rehabilitasi sosial, panti sosial Karya Wanita
Abstract
This study attempts to know the level adjustment self in women social rehabilitation in an Social Institution
Karya Wanita (PSKW) Godean Yogyakarta seen from the physical aspects, psychology aspects, and social aspects.
This research used a quantitative approach with a survey method. The subject of study are 36 woman social
rehabilitation, such subject a whole or population. Technique collecting data used a scale. An instrument used is
self-adjustment scale. Validation an instrument carried out using construct validation of expert judgement, while
reliability an instrument using formulas Alpha Cronbach to scale self-adjustment of 0,627 showing realibility is
high. Techniques data analysis used that is to statistics descriptive. The results of the study showed that the
adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta is entirely
located in medium category namely by the percentage 53%, woman social rehabilitation capable of being
acclimated in an but not in full. 1) Adjustment self in women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita
(PSKW) Yogyakarta at the physical aspects are on medium category that is 17 people (47% ), woman social
rehabilitation with the evidence of their would accept agency well. 2) Adjustment self in women social
rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta on the psychological is at medium category that
is 15 people (42%), woman social rehabilitation able to manage emotional but not in full. 3) Adjustment self in
women social rehabilitation in an Institution Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta at social aspects are on medium
category that is 17 people (47%), woman social rehabilitation capable of maintain good relations with the
community, friends, and family well but not yet in full .
Keywords: self-adjustment, women social rehabilitation, Social Institution Karya Wanita
Masyarakat (LSM) selama 2009 hingga akhir
PENDAHULUAN
perempuan
2014 tercatat ada 1.204 kasus kekerasan terhadap
banyak terjadi. Data dari Lembaga Swadaya
perempuan. Dari jumlah itu kasus kekerasan
Kasus
kekerasan
terhadap
61 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
terhadap
istri
(KTI)
kasus,
Bimbingan keterampilan di PSKW (Panti
kekerasan dalam pacaran (KDP) 133 kasus,
Sosial Karya Wanita) terdiri dari empat jenis
perkosaan 133 kasus, pelecehan seksual 69 kasus,
keterampilan,
kekerasan
dalam
dan
keterampilan olah pangan atau keterampilan tata
trafficking
(penjualan
kasus
boga, keterampilan tata rias dan salon, dan
(sumber: Forum Perlindungan Korban Kekerasan
keterampilan membatik. Pada bimbingan fisik,
(FPKK) DIY: 2014).
mental
keluarga
Kecenderungan
wanita
sebanyak
35
835
kasus,
perempuan)
5
permasalahan
membawa
olahraga,
meliputi
sarana
menjahit,
pemeliharaan
dan
prasarana
kebersihan, bimbingan keagamaan, bimbingan
keseluruhan, sehingga permasalahan tidak dapat
kedisiplinan, bimbingan budi pekerti, dinamika
dibiarkan
upaya
kelompok, bimbingan kewirausahaan, bimbingan
penanganan secara terpadu dengan orientasi
bahasa (jawa dan inggris), bimbingan kesehatan
utama diarahkan khususnya pada kondisi korban
mental, bimbingan seni budaya (musik, tari dan
yang mengalami trauma berat. Salah satu upaya
krawitan) dan muatan lokal. Dalam bimbingan
untuk mereduksi resiko hal tersebut maka
pendampingan pekerja sosial dan psikologis
sebaiknya
meliputi,
saja.
dilakukan
berat
kesehatan,
sosial
keterampilan
secara
begitu
dampak
terhadap
dan
yaitu
Sebaiknya
rehabilitasi
dan
konseling,
terapi
individu
dan
perlindungan sosial bagi para wanita. Rehabilitas
kelompok, pendampingan asrama (wawancara, 17
sendiri sesuai dengan UU Kesos No.11 tahun
Juni 2015).
2009 tentang kesejahteraan sosial, khususnya
Adapun proses perekrutan yang dilakukan
pada pasal 7 ayat 1. Pada ayat 1 disebutkan
oleh panti yaitu biasanya atas rujukan dari kepala
bahwa :
desa, datang sendiri, dan mendapatkan informasi
untuk
dari masyarakat. Jumlah wanita yang tinggal di
memulihkan dan mengembangkan kemampaun
Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) ada 50 orang,
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar
mereka wajib tinggal di asrama yang telah
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan
disediakan oleh panti selama 1 tahun, yang
wajar”.
dimana setiap harinya wajib mengikuti jadwal-
“Rehabilitas
sosial
dimaksutkan
Menurut Sri Rohimi pekerja sosial, di Panti
jadwal yang sudah ditentukan oleh panti. Mulai
Sosial Karya Wanita (PSKW), (wawancara 17
bangun pagi diwajibkan ikut apel pagi; lalu
Juni
kegiatan
setelah apel masuk kelas masing-masing untuk
rehabilitasi serta pelayanan klien para pekerja
kegiatan keterampilan sampai siang yang dimana
sosial bekerja sama dengan karyawan serta
setiap
2015)
bahwa
pelaksanaan
pengurus Panti Sosial Karya Wanita (PSKW).
individu
memilih
satu
dari
empat
keterampilan yang diminati; ketika siang hari
Pelayanan bimbingan keterampilan kerja terhadap
dimanfaatkan untuk istirahat dan dilanjutkan jam
wanita sebagai salah satu upaya agar semua
empat sore untuk melakukan bimbingan fisik,
komponen yang ada di dalam PSKW saling
mental dan sosial. Setelah mereka mahir dalam
bekerja sama satu sama lainnya.
bidang keterampilannya setiap individu memiliki
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 62
kesempatan berupa magang selama satu bulan,
tingkah laku, dimana individu berusaha untuk
magang tersebut bisa di rumah makan, salon,
dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan
serta ikut menjai karyawan menjahit dan batik
dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-
(wawancara, 17 Juni 2015).
konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Sri
terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara
Rohimi, pekerja sosial Panti Sosial Karya Wanita
tuntutan dari dalam diri dengan apa yang
(PSKW) untuk penyesuaian dirinya kebanyakan
diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal.
pada awal masuk asrama 90% penghuni panti
Individu menyadari sepenuhnya siapa dirinya
belum siap untuk lingkungan baru, bahkan ada
sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan
beberapa yang sampai meminta pulang atau
mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi
bahkan hampir menangis setiap hari. Hal itu
dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian diri
terjadi karena mereka merasa asing dengan
ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari
lingkungan barunya dan merasa bahwa kegiatan
kenyataan atau taggungjawab, dongkol, kecewa
di panti membuat dirinya menjadi terbebani
atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Dalam
dengan aturan-aturan yang ada di panti yang
kehidupan wanita korban kekerasan seksual perlu
menurut mereka sangat berat, sedangkan selama
adanya penyesuaian terhadap lingkungan, dan
ini mereka hidup diluar luar panti yang tidak ada
penyesuaian diri setelah mampu maka diharapkan
aturan-aturan (bebas). Tetapi seiring waktu
dapat menempatkan dirinya dengan baik.
berjalan dan bimbingan para pekerja sosial yang
Sebaliknya kegagalan
penyesuaian diri
selalu memantau perkembangan setiap individu
ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan,
maka mereka menjadi terbiasa dengan tinggal
ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang
panti sosial tersebut.
dialami, sebagai akibat adanya permasalahan
Proses penyesuaian diri yang tidak mudah,
antara individu dengan tuntutan yang diharapkan
dikarenakan didalam kehidupannya manusia terus
oleh lingkungan. Permasalahan ini menjadi
diharapkan pada pola-pola kehidupan baru dan
sumber
harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian
berwujud dalam rasa takut dan kecemasan,
diri merupakan suatu periode khusus dan sulit
sehingga
dari rentang hidup individu. Individu diharapkan
dilingkungan
mampu memainkan peran-peran sosial baru
melakukan penyesuaian diri. Dalam hal ini
terutama pada wanita rehabilitasi sosial, yang
diperkuat oleh pendapat Enung (2008:24) bahwa
dapat mengembangkan sikap-sikap sosial dan
setiap individu dalam masyarakat terdapat proses
nilai-nilai di masyarakat dengan perkembangan-
saling mempengaruhi satu sama lain. Pada proses
perkembangan baru. Dalam hal ini diperkuat oleh
tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan
pendapat Schneiders dalam Desmita (2009: 192)
tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan,
menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah
hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi,
suatu proses yang mencakup respon mental dan
demi untuk mencapai penyelesaian persoalan
terjadinya
untuk
konflik
bisa
masyarakat
yang
kemudian
mampu
individu
diterima
harus
63 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
dalam hidupnya. Hubungan-hubungan tersebut
menolak masuk ke lingkungan baru karena tidak
mencakup hubungan dengan masyarakat disekitar
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
tempat tinggal, keluarga, dan masyarakat luas
Pendapat lain yang dipaparkan oleh Gilmore
secara umum. Dalam hal ini para wanita yang
dalam Desmita (2009:195) yakni berdasarkan
rehabilitasi
sama-sama
psikologis yang dimana aspek-aspek dalam
memberikan dukungan satu sama lain, agar
penyesuaian diri adalah 1) kematangan emosi,
tercapainya sebuah hubungan dengan lingkungan
ditandai
yang harmonis.
rehabilitasi sosial banyak yang menangis ketika
dan
masyarakat
dengan
banyaknya
para
wanita
Menurut Titin pekerja sosial, di Panti Sosial
baru masuk panti sosial tersebut, 2) kematangan
Karya Wanita (PSKW), (wawancara 6 Juni 2015)
intelektual, 3) kematangan sosial 4) aspek fisik,
permasalahan yang terjadi pada wanita dilakukan
dan 5) aspek psikologis. Mampu menyesuaikan
upaya
dengan
diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif
pada
terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat
kondisi korban yang mengalami trauma berat,
memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi,
salah satunya melalui proses rehabilitasi dan
dan
perlindungan sosial bagi wanita korban tindak
tingkah laku simtomatik. Harapan para wanita
kekerasan. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)
rehabilitasi masuk ke panti sosial yakni agar
memberikan
masyarakat
dapat mengambil hal positifnya tanpa harus
untuk membantu memulihkan sikap,
menjadikan beban, sehingga dapat menyelesaikan
penanganan
orientasi
sosial
utama
secara
diarahkan
pelayanan
terpadu
khususnya
terhadap
perilaku psikologis dan fungsi sosial bagi wanita.
masalah-masalah
tanpa
menggunakan
konflik yang di alaminya dengan baik.
Aktivitas sosial lebih menunjuk pada tatanan
Pembahasan tentang peran lembaga sosial
hubungan antara individu-individu dalam aktifitas
untuk
mencegah
sosial. Kondisi kesenjangan sangat berpengaruh
permasalahan sosial telah menjadi topik yang
terhadap kondisi psikologi para wanita sosial
menarik di masyarakat. Pembahasan ini menjadi
dalam masyarakat, sehingga mereka dapat lebih
hal yang menarik bagi para peneliti untuk
berdaya dalam melanjutkan hidup yang lebih baik
melakukan
dari pada sebelumnya. Tujuan dari Panti Sosial
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ari
Karya Wanita (PSKW) adalah sebagai upaya
Yoga
rehabilitasi dan juga sebagai tindakan preventif
“Rehabilitasi sosial klien reguler Panti Sosial
bagi mereka agar tidak melakukan penyimpangan
Karya Wanita” penelitian ini memfokuskan pada
sosial di masyarakat.
bentuk pelayanan dan bantuan sosial yang
penelitian,
Pamungkas,
serta
salah
2014)
menanggulangi
satunya
yang
yaitu
berjudul
Penyesuaian diri wanita rehabilitasi sosial di
ditujukan untuk membatu pengembalian harga
Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) banyak yang
diri klien dan kepercayaan diri klien sehingga
mengalami kegagalan, hal tersebut terbukti ketika
mampu menjalankan fungsi sosial secara wajar
awal
dalam tindak lanjut klien di masyarakat.
masuk asrama
mereka banyak
yang
menangis, merasa takut, bahkan ada yang
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 64
Dari
berbagai
fenomena
yang
terjadi
dikarenakan 10 orang mengikuti kegiatan PKL
terhadap wanita rehabilitasi sosial, membuat
dan 4 orang sedang mudik, sehingga subyek
penulis tertarik untuk mengkajinya. Beberapa
berjumlah 36 orang.
permasalahan yang dihadapi oleh para wanita
yang mendapatkan rehabilitasi di panti tersebut
Prosedur Penelitian
dominan mereka mendapatkan perlakuan yang
Peneliti melaksanakan penelitian yang terdiri
tidak sesuai di luar panti. Peneliti menyimpulkan
dari rangkaian kegiatan berupa observasi dan
bahwa keadaan psikologis wanita yang ada di
wawancara pra-penelitian, dan pembagian angket
panti tersebut saat ini masih memerlukan
skala penyesuaian diri untuk mengetahui tingkat
penyesuaian
validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
diri
dari
kehidupan
di
luar
lingkungan panti hingga masuk dan tinggal di
Setelah
itu,
peneliti
sekaligus
melakukan
panti. Keadaan di panti sosial mendukung untuk
penelitian untuk pengambilan data penyesuaian
perbaikan psikologis mereka, akan tetapi tingkat
diri.
penyesuaian diri setiap wanita yang tinggal di
panti tersebut berbeda ada yang tinggi dan ada
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
yang
Data
rendah.
Peneliti
memfokuskan
pada
penelitian yang dibuat yakni mengenai bagaimana
Pada
teknik
pengumpulan
data
akan
tingkat penyesuaian diri pada wanita rehabilitasi
digunakan metode skala penyesuaian diri dalam
di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW).
rangka mengumpulkan data mengenai tingkat
kemampuan
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Karya
dimana
subyeknya
diri
pada
wanita
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita.
Waktu dan Tempat Penelitian
Wanita,
penyesuaian
wanita
kemampuan penyesuaian diri digunakan yaitu
rehabilitasi sosial di panti tersebut. Waktu
dengan instrumen berupa angket. Instrumen yang
penelitian yang dibutuhkan peneliti satu bulan
digunakan
mencakup observasi untuk mendapatkan data
kemampuan penyesuaian diri. Instrumen skala
pendukung,
dengan
tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti yang
penyebaran angket penelitian yang dilakukan
terdiri dari 63 item yang divalidasi menggunakan
pada tanggal 2 Oktober-14 November 2015.
expert judgement, sedangkan untuk mengetahui
terakumulasikan
yaitu
Pada penelitian ini untuk mengungkap tingkat
juga
dalam
penelitian
adalah
skala
tingkat reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Pada penelitian ini, reliabilitas sebesar
Target/Subjek Penelitian
Subyek
penelitian
terdiri
dari
populasi
0,627 yaitu pada kategori tinggi.
penelitian yang dikenakan pada seluruh wanita
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya Wanita.
Pada
penelitian
keseluruhan
ini
jumlah
peneliti
subyek
mendapati
50
orang,
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan
secara kuantitatif terhadap data-data angka yang
65 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
dihasilkan
dari
penyesuaian
hasil
diri
skala
yang
kemampuan
diolah
bahwa tingkat penyesuaian diri pada wanita di
dengan
Panti Sosial Karya Wanita berada dalam
menggunakan analisis statistik deskriptif dengan
kategori sedang. Hal ini dapat ditunjukkan
presentase pada tiap hasil analisisnya.
pada gambar di bawah ini:
Penyesuaian Diri
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
53%
Hasil Penelitian
19%
1. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada
28%
Wanita Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial
Karya Wanita
RENDAH
Pengelompokan kategorisasi dari hasil
SEDANG
TINGGI
data tersebut. Adapun distribusi frekuensi
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Wanita
Rehabilitasi Sosial di Panti Sosial Karya
Wanita
yang diperoleh dari perhitungan kategori
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Wanita
Rehabilitasi Sosial
Frekuensi/
No
Kategori
2. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada
Aspek Fisik
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
Banyak
adalah hasil analisis dari skala penyesuaian
Subyek
diri meliputi aspek fisik yang meliputi sistem
F
%
utama tubuh dan kesehatan fisik yang telah
Rentang Skor
1
Rendah
N ≤ 174
7
19%
diisi
2
Sedang
174≥ N ≤ 186
19
53%
Pengelompokan kategorisasi dari hasil data
3
Tinggi
N ≥ 186
10
28%
tersebut distribusi frekuensi yang diperoleh
wanita
rehabilitasi
berikut:
diketahui bahwa dari 36 orang wanita
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Fisik
Frekuensi/
rehabilitasi sosial menunjukkan 7 orang yang
yang
rendah atau pada presentase (19%) yang
memiliki tingkat penyesuaian diri pada
sosial.
dari perhitungan kategori adalah sebagai
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat
memiliki tingkat penyesuaian diri
oleh
No
Kategori
Banyak
Rentang Skor
kategori sedang yakni ada 19 orang (53%),
Subyek
F
%
sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian
1
Render
N ≤ 38
11
31%
diri dalam kategori tinggi yakni 10 orang
2
Sedang
38 ≥ N ≤ 41
17
47%
(28%). Hasil keseluruhan dari data penelitian
3
Tinggi
N ≥ 41
8
22%
yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 66
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat
wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
diketahui bahwa dari 36 orang wanita
Karya Wanita. Pengelompokan kategorisasi
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya
dari hasil data tersebut distribusi frekuensi
Wanita menunjukkan 11 orang yang memiliki
yang diperoleh dari perhitungan kategori di
tingkat penyesuaian diri pada aspek fisik
bawah ini :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek
Psikologis
Frekuensi/
dalam kategori rendah atau pada presentase
(31%) yang memiliki tingkat penyesuaian diri
pada aspek fisik dalam kategori sedang yakni
ada 17 orang (47%), sedangkan
yang
memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek
No
Kategori
Rentang Skor
fisik dalam kategori tinggi yakni 8 orang
Banyak
Subyek
F
%
(22%). Hasil dari data penelitian yang
1
Rendah
N ≤ 68
11
30%
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat
2
Sedang
68 ≥ N ≤ 73
15
42%
penyesuaian diri pada aspek fisik berada
3
Tinggi
N ≥ 73
10
38%
dalam
kategori
sedang.
Hal
ini
dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Aspek Fisik
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat
diketahui bahwa dari 36 orang wanita
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya
Wanita menunjukkan 11 orang yang memiliki
47%
31%
tingkat
22%
penyesuaian
diri
pada
aspek
psikologis dalam kategori rendah atau pada
presentase (30%) yang memiliki tingkat
RENDAH
SEDANG
penyesuaian diri pada aspek psikologis dalam
TINGGI
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Fisik
3. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada
Aspek Psikologis
kategori sedang yakni ada 15 orang (42%),
sedangkan yang memiliki tingkat penyesuaian
diri pada aspek psikologis dalam kategori
tinggi yakni 10 orang (38%). Hasil dari data
penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
bahwa tingkat penyesuaian diri pada aspek
adalah hasil analisis dari skala penyesuaian
psikologis berada dalam kategori sedang. Hal
diri meliputi aspek psikologis yang meliputi
ini dapat ditunjukkan pada gambar di bawah
kemantapan suasana kehidupan emosional;
ini:
kemantapan suasana kehidupan kebersamaan
dengan orang lain; kemampuan untuk santai,
gembira dan menyatakan kejengkelan, dan ;
sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan
kenyataan diri sendiri yang telah diisi oleh
67 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
dalam kategori rendah atau pada presentase
Aspek Psikologis
42%
30%
(25%) yang memiliki tingkat penyesuaian diri
pada aspek sosial dalam kategori sedang
38%
yakni ada 17 orang (47%), sedangkan yang
memiliki tingkat penyesuaian diri pada aspek
RENDAH
sosial dalam kategori tinggi yakni 10 orang
SEDANG
TINGGI
(28%). Hasil dari data penelitian yang
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek
Psikologis
4. Deskripsi Tingkat Penyesuaian Diri pada
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat
penyesuaian diri pada aspek sosial berada
dalam
kategori
sedang.
Hal
ini
dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Aspek Sosial
Aspek Sosial
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
47%
adalah hasil analisis dari skala penyesuaian
25%
28%
diri meliputi aspek sosial yang meliputi
kemampuan hubungan dengan masyarakat di
RENDAH
sekitar tempat tinggal, hubungan dengan
SEDANG
TINGGI
keluarga, dan hubungan dengan teman di
panti yang telah diisi oleh wanita rehabilitasi
sosial
di
Panti
Sosial
Karya
Wanita.
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Sosial
Pengelompokan kategorisasi dari hasil data
tersebut distribusi frekuensi yang diperoleh
dari perhitungan kategori di bawah ini :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategorisasi
Tingkat Penyesuaian Diri pada Aspek Sosial
Frekuensi/
No
Kategori
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian dari 36 wanita
rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita. Hasil
keseluruhan dari data penelitian yang diperoleh,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
Banyak
kemampuan penyesuaian diri berada dalam
Subyek
kategori sedang. Hal ini berdasarkan analisis dari
F
%
angket yang pada aspek fisik; bahwa wanita
Rentang Skor
1
Rendah
N ≤ 69
9
25%
rehabilitasi mampu menerima kondisi kesehatan
2
Sedang
69 ≥ N ≤ 75
17
47%
yang mata kurang baik, dan menerima serta
3
Tinggi
N ≥ 75
10
28%
menyadari bahwa tubuhnya rentang terhadap
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat
penyakit, aspek sosial; bisa mentaati tata tertib
diketahui bahwa dari 36 orang wanita
diasrama walaupun belum secara maksimal, dan
rehabilitasi sosial di Panti Sosial Karya
mampu bekerja sama dengan teman secara baik.
Wanita menunjukkan 9 orang yang memiliki
Hal ini sesuai dengan pendapat Enung
tingkat penyesuaian diri pada aspek sosial
dalam Nofiana (2010: 17) menyebutkan faktor-
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 68
faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
ini adalah nutrisi dan pola makan, olahraga, serta
antara lain, a) Faktor fisiologis yang meliputi
ketergantungan pada suatu obat. Masa dewasa
struktur jasmani merupakan kondisi yang primer
awal yaitu pada usia 18-40 tahun. Hal ini menjadi
dari tingkah laku yang penting bagi proses
titik
penyesuaian diri, dan b) Faktor psikologis.
mempengaruhi keadaan kesehatan pada usia
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi
selanjutnya, karena secara umum perlambatan
penyesuaian
dan perubahan fisik mulai terjadi sejak usia akhir
diri
antara
lain
pengalaman,
aktualisasi diri, frustasi, depresi.
Diperkuat
lagi
dengan
perhatian
sendiri
karena
sangat
dewasa awal. Serta kondisi-kondisi yang terjadi
pemaparan
pada usia dewasa awal adalah perubahan kondisi
pendapat menurut Enung dalam Nofiana, (2010:
kesehatan, perubahan status sosial ekonomi,
17) karakteristik penyesuaian diri antara lain a)
perubahan dalam pola kehidupan, perubahan
tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional
dalam nilai, perubahan peran seks, dan perubahan
yang berlebihan. Mampu mengontrol emosi dan
tekanan budaya dan lingkungan. Kondisi-kondisi
memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai
diatas sangat menuntut orang dewasa pada masa
kejadian dalam hidup, b) tidak menunjukkan
ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan
adanya mekanisme pertahanan diri yang salah.
baik.
Mempunyai mekanisme pertahanan diri yang
Diperkuat
lagi
dengan
pemaparan
positif sehingga masalah yang dihadapi terasa
pendapat menurut Hurlock (1999) dewasa awal
ringan, c) tidak menunjukkan adanya frustasi
berasal dari bentuk lampau kata adultus yang
pribadi. Tidak mengalami frustasi dan gejala-
berarti telah tumbuh menjadi kjekuatan atau
gejala kelainan jiwa, d) memiliki pertimbangan
ukuran yang sempurna atau telah menjadi
yang rasional. Langkah apapun yang ingin
dewasa. Masa dewasa awal dimulai pada umur
ditempuh, selalu berdasarkan pemikiran yang
18-40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
rasional, e) mampu belajar dari pengalaman.
psikologis
Pengalaman hidup dapat menempa mentalnya
kemampuan reproduktif.
yang
menyertai
berkurangnya
menjadi lebih kuat dan tahan banting, dan yang
Selain dilihat secara keseluruhan, tingkat
terakhir f) bersikap realistik dan objektif. Melihat
kemampuan penyesuaian diri juga dapat dilihat
berbagai kejadian atau masalah didasarkan pada
dari setiap aspeknya yaitu meliputi aspek fisik.
realita dan pemikiran objektif.
Pada hasil penelitian kemampuan penyesuaian
Hal ini banyak terjadi pada wanita dimasa
diri wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
dewasa awal, Pada masa dewasa awal ini,
Karya Wanita pada aspek fisik berada pada
perkembangan emosi, fisik dan sosial sangat
kategori sedang. Dalam hal ini berdasarkan
berkaitan dengan adanya perubahan pada dirinya.
analisis dari angket, wanita rehabilitasi mampuan
Hal ini diperkuat oleh pendapat Santrock dalam
dalam hal mengenali dan menerima kondisi tubuh
Rita Eka (2008: 159) yang mengatakan bahwa
apa adanya. Pada kesehatan fisik mereka juga
yang perlu diperhatikan pada usia dewasa awal
menyadari bahwa kondisi badan mudah terasa
69 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
capek
bila
terlalu
banyak
tugas.
Secara
Pada tingkat kemampuan penyesuaian diri
keseluruhan indikasinya ada pada kategori sedang
pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
untuk wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya
Karya Wanita pada aspek psikologis berada pada
Wanita.
kategori sedang. Pada aspek ini mencakup
Data yang diperoleh dalam penelitian
kemampuan mengatasi emosi walaupun belum
berdasarkan deskripsi aspek fisik dalam hal
secara maksimal, mampu belajar dari pengalaman
sistem utama tubuh pada wanita rehabilitasi di
tapi belum secara maksimal, mampu untuk
Panti Sosial Karya Wanita kategori sedang.
menenangkan
Berdasarkan
wanita
mengendalikan frustasi secara sehat, wajar, dan
rehabilitasi mampu dalam hal mengenali dan
professional tapi belum secara maksimal. Secara
menerima
Sedangkan
keseluruhan indikasinya ada pada kategori sedang
aspek fisik dalam hal kesehatan fisik pada wanita
untuk wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya
rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita kategori
Wanita.
analisis
dari
kekurangan
angket,
tubuhnya.
sedang. Berdasarkan analisis angket wanita
diri
dan
mengontrol
dan
Sesuai pada penelitian ini menunjukan
rehabilitasi mampu menyadari bahwa tubuhnya
bahwa
rentang terhadap
kemantapan suasana kehidupan emosional berada
penyakit,
serta
menerima
kondisi kesehatan mata yang kurang baik.
pada
aspek
psikologis
meliputi
pada kategori sedang, dilihat berdasarkan angket
Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa
wanita rehabilitasi sosial mampu belajar dari
(dalam Sobur, 2003: 529) secara adjustive yang
orang-orang sukses untuk menjadi pribadi yang
memiliki pengertian yaitu bentuk penyesuaian
kreatif tetapi belum secara maksimal dan mampu
diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian
menghadapi masa-masa yang sudah dilewati
diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam
menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik tetapi
lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma.
belum secara maksimal; kemantapan suasana
Hal ini dapat mempengaruhi kondisi fisik
kehidupan kebersamaan dengan orang lain berada
maupun sosialnya jika psikisnya terganggu,
pada kategori sedang, dilihat berdasarkan analisis
bahkan dampak yang paling fatal yaitu mereka
angket
mampu menarik diri dari dunia sosialnya. Akan
menciptakan rasa nyaman dengan menceritakan
tetapi pada wanita rehabilitasi di Panti Sosial
masalah percintaan kepada orang yang dipercaya;
Karya Wanita ini cukup baik dalam aspek fisik,
kemampuan
hal ini dapat dikatakan kondisi yang seimbang.
menyatakan kejengkelan berada pada kategori
Setiap individu disana memiliki gaya penyesuaian
sedang, dilihat berdasarkan analisis angket wanita
diri yang berbeda-beda satu sama lain sehingga
rehabilitasi sosial mampu menciptakan rasa
mereka
untuk
tenang saat bimbingan keterampilan (jahit, bordir,
dalam
tata rias, salon, tata boga dan batik) tapi belum
juga
menyeimbangkan
memiliki
antara
satu
usaha
aspek
penyesuaian diri dengan aspek yang lainnya.
wanita
rehabilitasi
untuk
secara maksimal;
santai,
sosial
mampu
gembira
dan
dan sikap dan perasaan
terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 70
dalam kategori sedang, dilihat berdasarkan
maksimal, mampu bersaing secara sehat dan
analisis angket wanita rehabilitasi sosial mampu
menerima kondisi teman apa adanya. Sehingga
mengelola emosi terhadap diri sendiri serta orang
wanita rehabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita
yang ada disekelilingnya tapi belum secara
dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri pada
maksimal. Sehingga wanita rehabilitasi di Panti
aspek sosial dapat dikatakan cukup baik.
Sosial Karya Wanita dapat dikatakan bahwa
Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa
penyesuaian diri pada aspek psikologis dapat
(dalam
dikatakan cukup baik. Hal ini dapat ditunjukkan
penyesuaian diri secara adaptive yang memiliki
dengan tidak terdapat tanda-tanda frustasi ketika
pengertian yaitu bentuk penyesuaian diri yang
di panti, mampu belajar dari pengalaman, mampu
adaptif sering dikenal dengan istilah adaptasi.
bersikap objektif, dan sebagainya.
Bentuk penyesuaian diri ini bersifat badani,
Pada tingkat kemampuan penyesuaian diri
artinya
Sobur,
2003:
529)
perubahan-perubahan
bentuk-bentuk
dalam
proses
pada wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
badani untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan
Karya Wanita pada aspek sosial berada pada
lingkungan. Adaptabilitas atau kemampuan untuk
kategori
beraadaptasi,
sedang.
Pada
aspek
ini
wanita
merupakan
kunci
kemampuan
rehabilitasi sosial hubungan dengan masyarakat
bertahan dari semua spesies tumbuhan-tumbuhan
disekitar tempat tinggal mampu bergaul dengan
dan binatang termasuk manusia. Pada dasarnya,
baik
menjalin
pengertian luas mengenai proses penyesuaian itu
hubungan baik dengan keluarga, mampu menjalin
terbentuk sesuai dengan hubungan individu
hubungan baik dengan teman dipanti walaupun
dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari
belum maksimal.
individu, tidak hanya mengubah kelakuannya
walaupun
belum
maksimal,
Sesuai pada penelitian ini menunjukan
dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya
bahwa pada aspek sosial meliputi hubungan
dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan
dengan masyarakat di sekitar tempat tinggal,
tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk
wanita rehabilitasi berusaha untuk aktif mengikuti
menyelesaikan diri dengan adanya orang lain dan
kegiatan yang diadakan oleh masyarakat tapi
macam-macam kegiatan mereka. Maka, orang
belum secara maksimal dan berusaha mampu
yang ingin menjadi anggota dari suatu kelompok,
menolong
ia
masyarakat
dengan
senang
hati;
berada
dalam
posisi
dituntut
untuk
hubungan dengan keluarga berdasarkan analisis
menyesuaikan diri dengan kolompok itu.
angket para wanita rehabilitasi sosial mampu
Peneliti
bergaul dilingkungan baru tapi belum secara
individu dikatakan mampu menyesuaikan diri
maksimal dan berusaha menciptakan kenyamanan
secara baik jika individu dapat memenuhi segala
dilingkungan panti walaupun belum secara
kebutuhan dirinya dan tuntutan dari lingkungan
maksimal; hubungan dengan teman dipanti
sekitarnya,
berdasarkan analisis angket para wanita mampu
hambatan yang dihadapi. Kriteria penyesuaian
mentaati tata tertib diasrama tapi belum secara
diri yang baik antara lain, adanya penampilan
menarik
serta
suatu
mampu
kesimpulan
mengatasi
bahwa
segala
71 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
nyata dari individu, penyesuaian diri terhadap
seyoganya
berbagai kelompok, memiliki sikap sosial, dan
dilingkungan sekitar keluarga.
adanya kepuasan pribadi terhadap kontak sosial
yang dilakukan.
meminta
bantuan
orang
lain
Sedangkan hubungan dengan teman di
panti mereka hanya dekat dengan teman yang
dipercaya dan teman yang dekat dengannya saja
sedangkan dengan teman yang lain kurang dekat
Hal Lain yang di Temukan
Ketika
melihat
sehingga di panti tersebut bersifat mengelompok
ketika
atau menbentuk gank. Pada saat mereka pertama
memasuki panti tersebut mereka merasa asing
kali tinggal di panti kebanyakan mereka tidak
karena tidak mengenal satu sama lain sehingga
nyaman dan merasa asing, hal ini dibuktikan
kebanyakan wanita rehabilitasi tersebut menjadi
mereka banyak yang mengeluh meminta pulang
stres
karena
masalah
lain
dilapangan
yaitu
peneliti
banyak
dengan suasana
wanita
panti, tetapi
setelah
mereka
menganggap
lebih
nyaman
berbulan-bulan mereka sudah mulai nyaman dan
dirumah. Sedangkan pada saat ini mereka diberi
mampu
kesempatan untuk pulang kerumah pada hari
menyesuaikan
Dukungan
sosial
diri
dan
dengan
dukungan
baik.
keluarga
sabtu dan minggu.
memiliki kontribusi positif terhadap wanita
Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
rehabilitasi sosial, sehingga faktor dukungan
dilakukan Buhrmester (Santrock 2004: 414)
sosial yang diberikan oleh pihak pembimbing
menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan
wanita sosial tersebut membuat para wanita
hubungan dengan teman sebaya meningkat secara
mampu bertahan dalam situasi apapun dengan
drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan
perubahan
hubungan remaja dengan orang tua menurun
yang
membuat
wanita
tersebut
semakin membaik dari sebelumnya.
secara drastis. Dan pada masa remaja komunikasi
Dalam hal ini diperkuat oleh pendapat
dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang,
Friedman (1981: 12) menyebutkan bahwa segala
dan
hal
memenuhi
ketika
mengambil
keputusan
untuk
beralih
kepada
kebutuhan.
teman
sebaya
Diperkuat
untuk
juga oleh
melakukan tindakan orang yang paling tepat
pendapat Laursen (2005: 137) yang menyatakan
diajak diskusi
ini
bahwa teman sebaya merupakan faktor yang
merupakan upaya keluarga yang utama untuk
sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
masa-masa remaja, karena pada kenyataannya
keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
remaja
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
sekarang
memutuskan
waktunya bersama dengan teman sebaya mereka.
adalah
untuk
keluarga. Tugas
menentukan
tindakan
dalam
masyarakat
ini
menghabiskan
modern
sebagian
seperti
besar
keluarga maka segera melakukan tindakan yang
Sehingga berdasarkan paparan diatas,
tepat agar yang dihadapi dapat berkurang bahkan
diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
lebih mendala mengenai stres dipanti, dukungan
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 72
sosial, dukungan keluarga serta hubungan teman
sebaya.
2. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada
wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
Karya Wanita pada aspek fisik berada pada
kategori sedang yaitu dalam kategori 17 orang
Keterbatasan Penelitian
kemampuan
(47%), wanita rehabilitasi sosial dengan bukti
penyesuaian diri pada wanita di Panti Sosial
mereka bisa menerima kondisi badan dengan
Karya Wanita ini masih memiliki beberapa
baik.
Penelitian
tentang
tingkat
3. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada
keterbatasan, diantaranya yakni :
1. Penelitian ini tidak dapat menjangkau seluruh
wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
subyek yang dibidik peneliti dikarenakan ada
Karya Wanita pada aspek psikologis berada
beberapa yang sedang mengikuti kegiatan
pada kategori sedang yaitu dalam kategori 15
PKL.
orang
2. Peneliti hanya menggunakan satu instrumen
penelitian yang diberikan kepada subjek
(42%),
wanita
rehabilitasi
sosial
mampu mengelola emosional tetapi belum
secara maksimal.
kemampuan
4. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada
penyesuaian diri. Hal ini akan lebih baik lagi
wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
penelitian,
yaitu
skala
apabila didukung dengan instrumen lain,
Karya Wanita pada aspek sosial berada pada
observasi,
kategori sedang yaitu dalam kategori 17 orang
pedoman wawancara untuk memperkuat data
(47%), wanita rehabilitasi sosial mampu
yang didapatkan.
menjalin hubungan baik dengan masyarakat,
misalnya
dengan
pedoman
3. Pada waktu pengisian angket ada 2 orang
wanita rehabilitasi yang tidak bisa membaca
keluarga dan teman dengan baik tapi belum
secara maksimal.
sehingga soal tersebut harus dibacakan.
Saran
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat
kemampuan penyesuaian diri pada wanita di
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
kemampuan penyesuaian diri, saran-saran yang
diajukan untuk dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Panti
Panti Sosial Karya Wanita, menunjukkan bahwa:
Diharapkan pada kepala panti untuk ikut
1. Tingkat kemampuan penyesuaian diri pada
berkoordinasi dengan pengurus panti untuk
wanita rehabilitasi sosial di Panti Sosial
meningkatkan kegiatan dan keaktifan wanita
Karya Wanita berada pada kategori sedang
yang direhabilirasi di panti tersebut agar
yaitu pada kategori yaitu 53%, wanita
kemampuan penyesuaian diri mereka dapat
rehabilitasi sosial mampu menyesuaikan diri
meningkat.
di panti tetapi belum secara maksimal.
2. Bagi Pengurus Panti Sosial Karya Wanita
73 E-Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan
Fatimah
(2006).
Psikologi
Perkembangan
para pengurus panti untuk kesediaannya
(Perkembangan Peserta Didik). Bandung:
untuk mengembangkan dan mengadakan
Pustaka Setia
beberapa kegiatan sebagai latihan untuk
Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan
meningkatkan kemampuan penyesuaian diri
Keluarga Riset, Teori, Dan Praktek, Edisi
pada wanita rehabilitasi di panti tersebut.
Kelima, Fakultas Kedokteran Indonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan
Helen
Haris
P.
kepada peneliti selanjutnya untuk lebih
Aproblem
mendalam
Kopma Stks
dalam
melakukan
penelitian
mengenai penyesuaian diri dan lebih teliti
dalam
memilih
diharapkan
subyeknya.
untuk
Selain
menambahkan
Kartini
(1991).
Solving
Kartono.
Sosial
Casework
Process.
Bandung:
(2002).
Psikologi
itu,
Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
dan
Laursen. (1993). Adolescence. New York : Mc
melengkapi data dengan hasil wawancara
Graw-Hill
dan observasi agar lebih akurat. Data pada
Lazarus, R.S. (1991). Patterns Of Adjusment.
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan
Tokyo : Mc Graw-Hill Kogakusha. Ltd.
untuk
penyesuaian
diri
pada
wanita
rehabilitasi di panti lainnya.
Moh. Surya. (1985). Kesehatan Mental. Bandung
Muryani, Tri. (2008). Rehabilitasi Sosial Bagi
Gelandangan Di Panti Sosial Bina Karya
Sidomulyo
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum dalam
lintas sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Achlis
Nurfuad,
penyesuaian
sekolah
(2013).
diri
melalui
Meningkatkan
terhadap
lingkungan
pelayanan
bimbingan
kelompok pada siswa kelas VII SMP N 2
juwana
tahun 2012/2013. Skripsi S1.
Universitas Negeri Semarang
Bimo Walgito. (2003). Psikologi Sosial (Suatu
pengantar). Yogyakarta: ANDI
Brosur, Panti Sosial Karya Wanita, UPTD Dinas
Sosial DIY
Desmita.
(2009).
Psikologi
Perkembangan.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Enung F. (2008). Psikologis perkembangan
peserta didik. Bandung: Pustaka Setia
Yogyakarta.
Skripsi
S1.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Nofiana Sari, (2010). Pengaruh rasa percaya diri
dan penyesuaian diri terhadap kemampuan
berinteraksi social siswa kelas X di SMK
Negeri 2 Pacitan. Skripsi S1. BK FIP IKIP
PGRI Madiun
Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development.
Ninth Edition. Boston : McGraw-Hill
Companies
Soetomo. (2008). Masalah Sosial dan Upaya
Pemecahan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Jakarta : Alfabeta
Penyesuaian Diri pada .... (Budi Lestari) 74
Sunarto
dan
Agung
Hartono.
(2008).
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Rineka Cipta
Tarmansyah. (2003). Rehabilitasi dan terapi
untuk individu yang membutuhkan layanan
khusus. Padang: Depdiknas
Undang-Undang Kesejahteraan sosial
No.11
tahun 2009, pasal 7 ayat 1 tentang
kesejahteraan sosial
Undang-Undang RI No. 6 tahun 1974 tentang
ketentuan
pokok-pokok
kesejahteraan
sosial.
Undang-Undang No. 7 tahun 1984 pengesahan
konvensi
penghapusan
segala
bentuk
diskriminasi tehadap perempuan.
Undang-Undang RI No. 39 tahun 1999 tentang
Hak asasi Manusia.
Yoga, A Pamungkas. (2014). Rehabilitasi Sosial
Terhadap Klien Reguler Panti Sosial Karya
Wanita Yogyakarta, Skripsi S1. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Download