Hubungan Persebaran Episenter Gempa Dangkal dan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Judul Penelitian
Penelitian ini berjudul “Hubungan Persebaran Episenter Gempa Dangkal
dan Kelurusan Berdasarkan Digital Elevation Model di Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta”
I.2. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui Indonesia
merupakan negara yang
dibatasi oleh batas – batas lempeng tektonik. Batas – batas lempeng ini
terdapat pada sepanjang pantai barat pulau Sumatra dan di sepanjang pantai
Selatan Jawa. Batas – batas lempeng aktif ini seringkali menciptakan sebuah
pelepasan energi atau dalam ilmu geologi disebut gaya endogen. Gaya
endogen tercipta akibat batas – batas lempeng yang masih aktif bergesekan
satu sama lain dan melepaskan sebuah energi yang merambat hingga
permukaan. Pada saat energi yang dilepaskan merambat hingga permukaan
bumi maka permukaan bumi akan ikut bergerak akibat terkena oleh energi
tersebut. Hal ini disebut dengan istilah gempa bumi.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan sebuah provinsi yang
terdapat pada pulau Jawa bagian tengah. Daerah ini merupakan daerah yang
sering terkena oleh gempa bumi, baik tektonik maupun vulkanik akibat
keterdapatan gunung berapi. Akibat dari gempa bumi yang kerap terjadi pada
daerah ini, banyak produk – produk hasil gempa bumi yang terbentuk pada
daerah ini, seperti sesar – sesar lokal yang ditemukan oleh para peneliti dan
ilmuwan yang meneliti geomorfologi dan struktur geologi pada daerah ini.
Gempabumi merupakan guncangan atau getaran yang terjadi di
permukaan bumi sebagai akibat dari pelepasan energi secara tiba – tiba dan
menciptakan sebuah gelombang seismic. Titik sumber gempa disebut sebagai
hiposenter, sedangkan proyeksi dari titik tersebut terhadap permukaan bumi
disebut sebagai episenter. Gempabumi dapat terjadi karena disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti gempa bumi tektonik yang berasal dari pergerakan
1
antara lempeng, lalu juga ada gempa bumi vulkanik yang diakibatkan oleh
aktifitas gunung berapi dan juga gempabumi yang terjadi dikarenakan adanya
tumbukan dari benda angkasa yang menghantam bumi.
Pada ilmu modern, gempa bumi dipelajari dalam sebuah cabang
ilmu
geofisika
yaitu
seismologi.
Seismologi
merupakan
ilmu
yang
mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana
mengenai gempa bumi. Pada zaman sekarang seismologi digunakan untuk
mempelajari lebih lanjut mengenai gempa bumi, perkiraan lokasi dari
hiposenter dan juga episenter.
Di Amerika Serikat, terdapat sebuah badan atau organisasi yang
bergerak di bidang penelitian geologi, dalam Indonesia sendiri dapat disebut
sebagai badan geologi nasional. Organisasi ini bernama USGS (United States
Geological Survey). Pada situs resmi USGS terdapat sebuah fitur yang dapat
menampilkan titik – titik sumber gempa diseluruh dunia termasuk di
Indonesia. Titik – titik sumber gempa ini dilengkapi oleh koordinat dan bisa
diunduh secara gratis untuk kepentingan penelitian. Selain USGS Amerika
Serikat juga terdapat badan pemerintahan yang bergerak khusus dalam
penelitian gempa, yaitu NEIC (National Earthquake Information Centre)
yang merupakan bagian dari US Geological Service
Gempa bumi yang terjadi pada permukaan bumi dapat membentuk
struktur geologi pada permukaan maupun bawah permukaan bumi. Struktur
yang dihasilkan dapat berupa lipatan, kekar pada batuan hingga terbentuknya
sesar. Ada beberapa analisis yang dapat dilakukan untuk membuktikan atau
menghubungkan antara gempabumi dan struktur geologi seperti metode
analisis spasial dengan menggunakan model 3 dimensi, analisis kuantitatif
dengan menggunakan data angka, ataupun dengan analisis kualitatif dengan
mengedepankan teori – teori maupun hipotesa – hipotesa yang diambil dari
beberapa referensi.
Metode analisis spasial merupakan sekumpulan metoda untuk
menemukan dan menggambarkan tingkatan / pola dari sebuah fenomena
spasial, sehingga dapat dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan
analisis spasial, diharapkan muncul informasi baru yang dapat digunakan
2
sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang yang dikaji. Metoda yang
digunakan
sangat
bervariasi,
mulai dari observasi visual sampai ke
pemanfaatan matematika / statistik terapan (Sadahiro, 2006).
Analisis spasial merupakan suatu pendekatan dimana dengan
membentuk sebuah model 3 dimensi didapatkan informasi mengenai bentuk
sebuah data keruangan secara jelas melalui aspek kedalaman, panjang dan
juga
lebar.
Karena
itu
analisis
spasial
dapat
membantu
dalam
menghubungkan antara titik – titik sumber gempa dengan struktur geologi
yang terbentuk di permukaan maupun di bawah permukaan bumi.
Mengingat banyaknya struktur geologi yang terdapat di Indonesia
dan titik – titik sumber gempa yang dapat diteliti, maka sangat menarik untuk
dilakukan analisis, sehingga dapat dilakukan studi lebih lanjut mengenai
hubungan antara kegempaan dengan struktur permukaan.
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara
struktur permukaan dengan episenter gempa
berdasarkan data
persebaran gempa dangkal dekat permukaan, dengan menghitung standar
deviasi kedekatan jarak episenter gempa dengan struktur permukaan serta
dibuat peta dan digabungkan dengan data DEM (Digital Elevation Model).
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menghitung dan mengevaluasi jarak titik episenter gempa terhadap
struktur permukaan yang terdapat di wilayah Yogyakarta.
2. Menganalisa data spasial berupa data DEM wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta dan membentuk model 2D permukaan berupa peta DEM
untuk menentukan pola kelurusan, sesar permukaan dan kedekatan
episenter gempa berdasarkan persebaran data gempa
I.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini,
terdapat beberapa pembatasan masalah
penelitian, meliputi :
3
1.
Penelitian ini difokuskan pada data gempa dengan kedalaman 10 –
15 km mulai tahun 2000, hingga tahun 2013 pada wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dari utara hingga bagian selatan.
2.
Data gempa yang digunakan merupakan data gempa yang memiliki
magnitude berkisar 3 – 7 SR (Skala Ritcher) dikarenakan pada skala
berkisar 3 – 7 SR gempabumi dapat dirasakan oleh seseorang dan
dapat menggerakan benda diatas permukaan bumi.
3.
Pembuatan peta dibuat menggunakann data DEM Yogyakarta
ditampalkan dengan lokasi data gempa
I.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada pada 70 15 LS – 80 15 LS dan 1100 5
BT - 1100 4 BT dengan letak geografis berupa Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sekitarnya, dimulai dari batas utara yaitu Gunung Merapi
yang merupakan bagian dari Kabupaten Sleman, hingga Kabupaten
Bantul.
Gambar I.1 Lokasi Penelitian 70 15 LS - 80 15 LS dan 1100 5 BT - 1100 4 BT
4
I.6 Peneliti Terdahulu
MacDonald (1984), meneliti adanya struktur graben Yogya yang telah
tertimbun oleh endapan Merapi, dan membentuk struktur bawah permukaan.
Penelitian ini lebih difokuskan kepada pembuatan model akuifer Yogyakarta
Sudarno (1997), Barianto dkk (2008) meneliti struktur geologi yang
berada pada permukaan daerah Yogyakarta
Wagner (2007) membuat gambar penampang lintang setting tektonik zona
subduksi Jawa yang mencirikan sistem subduksi dengan terbentuknya unsur –
unsur tektonik seperti Zona Benioff, palung laut, sebaran sesar aktif dan
gunung api.
Setijadji dkk (2008) melakukan penelitian mengenai pencarian sesar aktif
pada permukaan Yogyakarta dengan menggunakan data intregrasi pasca
gempa tahun 2006, dan juga geomorfologi tektonika
Murakami dan Pramitasari (2008) melakukan penelitian mengenai jumlah
korban dan persebaran kerusakan yang terjadi pasca gempa yang melanda
Yogyakarta tahun 2006
Sutaryo dan Claramita (2008) meneliti mengenai respon pemerintahan
Indonesia dalam menanggapi bencana, dan persiapan mengenai tanggap
darurat bencana, khususnya gempa Yogyakarta
Husein, dkk (2008) menyimpulkan bahwa berdasarkan kondisi seismitas
yang pada saat itu di unduh melalui http://www.usgs.gov zona selatan Pulau
Jawa memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.
Daryono (2009) menyebutkan bahwa selain rawan gempabumi akibat
aktivitas tumbukan lempeng, Daerah Yogyakarta rawan gempabumi akibat
aktivitas beberapa sesar lokal di daratan.
Wintolo (2011) Meneliti mengenai karakteristik seismitas fractal, dengan
menggunakan data gempa selama tahun 2006 - 2010 pasca gempa besar yang
melanda Yogyakarta.
5
Download