kinerja komisi pemilihan umum dalam pemilihan umum legislatif

advertisement
KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM
DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF
(STUDI DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN)
Oleh :
Febrian R Lumingkewas
ABSTRAK
Pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan Demokrasi, yang salah satu pengejawantahannya melalui pemilihan umum para
wakil – wakil rakyat di dewan perwakilan rakyat (DPR), dewan perwakilan daerah (DPD),
dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dengan melihat kinerja penyelenggara pemilu di dalam proses pemilu legislatif, sering didapati
permasalahan, maka dari pada itu perlu dilakukan penelitian lapangan untuk mengetahui kinerja
KPU Kabupaten Minahasa Selatan. Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai tahapan pemilu
legislatif tahun 2014 berdasarkan undang-undang no. 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu,
agar supaya komisi pemilihan umum Kabupaten Minahasa Selatan dapat melakukan tugas dan
wewenangnya sesuai aturan.
Berdasarkan hasil analisis data melalui interview/wawancara ternyata dalam kinerja komisi
pemilihan umum belum melaksanakan tugasnya secara paripurna, sehingga perlu dilakukan
koordinasi dengan pihak – pihak terkait yakni pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, TNI/POLRI,
tokoh – tokoh masyarakat, dan pers. Untuk membantu kinerja komisi pemilihan umum menjadi lebih
baik dan melaksanakan tugasnya secara paripurna.
Kata kunci : Komisi Pemilihan Umum, Pemilu Legislatif.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
. Pemilihan umum merupakan sarana
untuk mewujudkan kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan Demokrasi, yang salah satu
pengejawantahannya melalui pemilihan
umum para wakil – wakil rakyat di dewan
perwakilan rakyat (DPR), dewan perwakilan
daerah (DPD), dan dewan perwakilan rakyat
daerah
(DPRD)
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota.
Penyelenggaraan pemilu sangatlah
penting bagi suatu negara. Hal ini
disebabkan karena pemilu juga adalah sarana
untuk melakukan pergantian pemimpin
secara konstitusional, juga sarana bagi partai
politik untuk memperoleh legitimasi serta
sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam
proses politik.
Penyelanggaraan pemilihan umum
tahun 2014 di Kabupaten Minahasa Selatan
telah dilaksanakan dan sudah menghasilkan
para wakil – wakil rakyat yang akan duduk
di badan legislatif yang akan bekerja sampai
tahun 2019, namun disadari komisi
pemilihan
umum
(KPU)
Kabupaten
Minahasa Selatan dalam melaksanakan dan
mengoptimalkan
kinerja
sebagai
penyelanggara pemilihan umum masih di
dapati kekurangan dan kelemahan dalam
melaksanakan tahapan pemilihan umum
yang
belum
sepenuhnya
mengimplementasikan
tugas
secara
paripurna.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran
yang telah dikemukakan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah.
1. Bagaimana kinerja komisi pemilihan
umum dalam pelaksanaan pemilu
legislatif tahun 2014 di Kabupaten
Minahasa Selatan ?
Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari perumusan permasalahan
diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui kinerja komisi
pemilihan umum dalam pelaksanaan
pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten
Minahasa Selatan ?
Manfaat Penelitian
1. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya khasana ilmu politik
dan ilmu pemerintahan serta berguna
dalam kajian – kajian yang berkaitan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan
memberikan kontribusi yang positif bagi
pihak – pihak yang bersangkutan
khususnya komisi pemilihan umum
Kabupaten Minahasa Selatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam
bahasa indonesia dari kata dasar "kerja" yang
menerjemahkan kata dari bahasa asing
prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Komisi Pemilihan Umum
Menurut undang – undang no 15 tahun 2011
bab I pasal 1 ayat 5 tentang penyelenggara
pemilihan umum, penyelenggara pemilihan
umum
adalah
lembaga
yang
menyelenggarakan pemilu yang terdiri dari
komisi pemilihan umum (KPU) dan badan
pengawas pemilu (BAWASLU) sebagai satu
kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu
untuk memilih anggota dewan perwakilan
rakyat (DPR), dewan perwakilan daerah
(DPD), dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD), Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung oleh rakyat, serta untuk memilih
gubernur, bupati, dan walikota secara
demokratis.
Komisi pemilihan umum, selanjutnya
disingkat
KPU,
adalah
lembaga
penyelenggara pemilu yang bersifat nasional,
tetap,
dan
mandiri
yang
bertugas
melaksanakan pemilu. KPU dibagi juga
menurut UU no 15 Tahun 2011, terdiri dari
komisi pemilihan umum Provinsi, komisi
pemilihan umum Kabupaten/Kota yang
bertugas di masing – masing daerah.
Adapun pula tugas dan wewenang KPU
Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
pemilihan umum anggota dewan perwakilan
rakyat, dewan perwakilan daerah, dewan
perwakilan rakyat daerah yang tertera dalam
UU No 15 Tahun 2011 Paragraf 3 tentang
KPU Kabupaten/Kota pasal 10 yaitu :
 Menjabarkan program dan melaksanakan
anggaran serta menetapkan jadwal di
kabupaten/kota
 Melaksanakan
semua
tahapan
penyelenggaraan
di
kabupaten/kota
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pengertian Pemilihan Umum atau Pemilu.
Dalam UU No 8 tahun 2012 bab I
pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pemilihan
umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ibnu Tricahyo dalam bukunya yang
berjudul Reformasi Pemilu, mendefinisikan
pemilihan umum sebagai berikut :
“Secara universal pemilihan umum
adalah instrument mewujudkan kedaulatan
rakyat
yang
bermaksud
membentuk
pemerintahan
yang
absah
serta
mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan
rakyat” (Tricahyo, 2009;6).
Menurut Jimly Asshidiqqie pentingnya
penyelenggaraan pemilihan umum secara
berkala tersebut dikarenakan beberapa sebab
diantaranya sebagai berikut.
1. Pendapat atau aspirasi rakyat cenderung
berubah dari waktu ke waktu.
2. Kondisi kehidupan masyarakat yang dapat
juga berubah.
3. Pertambahan penduduk dan rakyat
dewasa yang dapat menggunakan hak
pilihnya.
4. Guna menjamin regulasi kepemimpinan
baik dalam cabang eksekutif dan
legislatif. (Asshidiqqie, 2006:169-171).
undang. Anggota – anggotanya dianggap
mewakili rakyat; maka dari itu badan ini
sering dinamakan dewan perwakilan rakyat
(DPR); nama lain yang sering dipakai adalah
parlemen.
Pemilu Legislatif
Indonesia
merupakan
negara
yang
menjunjung demokrasi sehingga dalam
menentukan pemerintah baik itu anggota
legislatif ataupun Presiden akan lewat cara
pemilihan umum dan pemilihan legislatif.
Pemilihan legislatif adalah pemilihan umum
anggota dewan perwakilan rakyat (DPR),
dewan perwakilan daerah (DPD), dan dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) yang
nantinya akan bertugas menjadi anggota
lembaga legislatif. Pemilihan legislatif
diadakan setiap 5 tahun sekali.
Demokratisasi di Indonesia sendiri tak
lepas dari perjalanan sejarah. Pesta
demokrasi pertama kali terselenggara pada
era pemerintahan Soekarno tahun 1955.
Enam
pemilu
legislatif
selanjutnya
berlangsung pada era pemerintahan Soeharto
atau orde baru, yaitu tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997. Seiring amanat
reformasi tahun 1998, pemilu berikutnya
dipercepat tahun 1999. Setelahnya, pemilu
kembali dilaksanakan secara reguler, yaitu
tahun 2004, 2009, dan tahun 2014.
Metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah bersifat kualitatif
dimana menempatkan peneliti sebagai
instrument utama dalama proses penelitian
(Nasution, dalam buku Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif, 1988).
METODE PENELITIAN
 Konsep Pemilihan Legislatif
Pemilihan legislatif ini akan memutuskan
anggota dewan perwakilan rakyat (DPR),
dewan perwakilan daerah (DPD), dan dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) untuk 34
Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota.
Tentunya dalam memilih anggota DPR,
DPD, DPRD dalam pemilu legislatif harus
memilih calon anggota legislatif yang
memenuhi kriteria pemimpin yang baik agar
negara Indonesia dipimpin oleh orang-orang
yang memang benar mau memajukan bangsa
Indonesia.
Konsep Legislatif
Badan legislatif adalah lembaga yang
LEGISLATE atau membuat undang –
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil penulis
adalah Kabupaten Minahasa Selatan karena
sesuai dengan lokasi tempat tinggal.
Populasi dan Informan Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari data
yang akan diteliti atau keseluruhan dari data
yang akan diteliti atau keseluruhan subjek
penelitian.
Informan adalah orang yang berada pada
lingkup penelitian, artinya orang yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian.
Syarat dalam memilih dan menentukan
informan yaitu:
a. Jujur.
b. Taat pada janji.
c. Patuh pada peraturan.
d. Suka berbicara.
e. Tidak termasuk anggota yang bertikai
dalam latar penelitian.
f. Mempunyai pandangan tertentu tentang
peristiwa yang terjadi.
Menjadi informan penelitian ini adalah
penyelenggara pemilihan umum dan mereka
yang terkait dalam penyelenggara pemilihan
umum legislatif Kabupaten Minahasa
Selatan seperti :
 KPU Kabupaten Minahasa Selatan
 Sekretariat KPU Kabupaten Minahasa
Selatan
 PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan)
 Tokoh masyarakat
Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data kepustakaan dilakukan
untuk mencari buku, makalah – makalah,
surat kabar, dan lain – lain yang
berhubungan dengan permasalahan dan
tujuan penelitian.
2. Pengumpulan data lapangan
Dalam penelitian yang akan dilakukan,
mempergunakan alat –alat pengumpulan
data yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Adapun yang akan digunakan
dalam pengumpulan data lapangan
interview atau wawancara akan dilakukan
secara kelompok. Wawancara akan
dilakukan secara bebas dan tidak terikat.

Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten
Minahasa
 Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten
Minahasa Tenggara
 Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten
Bolaang Mongondow dan Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur
 Barat
:Berbatasan
dengan
Laut
Sulawesi
Menurut catatan registrasi penduduk
yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan,
sampai ahkir tahun 2013 jumlah penduduk
Kabupaten Minahasa Selatan sebagai
berikut:
JUMLAH PENDUDUK
GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
Kondisi Umum Kabupaten Minahasa
Selatan
Sejalan dengan bergulirnya nuansa
reformasi dan implementasi kebijakan
otonomi daerah, muncul aspirasi masyarakat
di berbagai daerah yang menginginkan
pemekaran wilayahnya, baik propinsi
maupun kabupaten/kota. Demikian pula
masyarakat di Minahasa Selatan yang
menginginkan
pemekaran
wilayahnya
menjadi daerah otonom yang baru.
Maksud pemekaran daerah ini pada
prinsipnya adalah untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna dalam rentang kendali
(span of control) penyelenggaraan tugas
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
serta pembinaan dan pelayanan masyarakat.
Letak Geografis
Kabupaten Minahasa Selatan atau yang
biasa disingkat Minsel merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara dengan
Ibukota Amurang. Jarak dari Amurang ke
Manado ± 64 km. Secara geografis,
Kabupaten Minahasa Selatan terletak antara
0°,47’-1°,24’ Lintang Utara dan 124°,18’124°45’ Bujur Timur. Sedangkan secara
administratif terletak di sebelah Selatan
Kabupaten Minahasa, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
NO
KECAMATAN
LAKI –
PEREM
LAKI
PUAN
JUMLAH
1
MODOINDING
6.737
6.324
12.971
2
MAESAAN
6.504
5.697
12.471
3
TOMPASO BARU
7.541
6.907
14.448
4
RANOYAPO
8.188
7.593
15.781
5
MOTOLING
4.428
4.610
9.038
6
KUMELEMBUAI
4.312
3.970
8.282
7
TENGA
9.670
9.001
18.671
8
SINONSAYANG
6.737
6.457
13.194
7.955
7.219
15.174
12.217
11.994
24.211
8.177
7.631
15.808
9
10
11
AMURANG
BARAT
AMURANG
AMURANG
TIMUR
12
TUMPAAN
9.747
9.343
19.090
13
TATAPAAN
5.994
5.552
11.546
14
TARERAN
8.439
8.821
17.260
5.188
9.765
9.953
5.976
5.322
11.198
4.976
4.569
9.445
122.586
115.955
238.542
15
16
17
MOTOLING
BARAT
MOTOLING
TIMUR
SULUUN
TARERAN
JUMLAH
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2013.
Ruang Lingkup Komisi Pemilihan Umum
Minahasa Selatan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Minahasa Selatan merupakan bagian dari
komisi
pemilihan
umum
yang
menyelenggarakan pemilihan umum di
tingkat Kabupaten Minahasa Selatan
keanggotaan dari komisi pemilihan umum
Kabupaten Minahasa Selatan terdiri dari
seorang ketua merangkap anggota, jumlah
anggota komisi pemilihan umum kabupaten
minahasa selatan sebanyak 5 (lima) orang
yang terdiri dari
1. Ketua:DR. Fanly Pangemanan,S.Sos.,MSi
2. Dra : Elsye J. Sumual, MSi
Devisi perencanaan keuangan dan logistik
3. Dolvie A. Tutu, SE.,MSi
Devisi pengawasan dan teknis penyelenggara
4. Rommy H. Sambuaga, STP
Devisi umum, rumah tangga, organisasi dan
data informasi
5. Lucky V.F. Kontu, SE
Devisi sosialisasi pendidikan pemilih dan
pengembangan SDM
Dan dibagian Sekertariat terdiri dari
seorang Sekertaris dan kepala Sub Bagian
juga dibantu staf sekertariat yang terdiri dari:
 Sekertaris
Drs. Benny V.J. Lumingkewas
 Kasubag Umum, keuangan dan logistik
Kristofel Sendow, S.Sos
 Kasubag Hukum
Vicky Poli, SH
 Kasubag Program dan data
Rony Simbar, SPd
 Kasubag Teknis dan Hubmas
Stenly Kimbal, SE
Daftar Sekertariat yang terdiri dari :
- Olga Muntununtu, SPd
- Youlah Pepah, SE
- Steydi Rundengan, Amd
- Jems Kumajas, SP
- Deitje Liwe, SP
- Jendra Sondak
- Redix Sumarab, Amd
- Denny Kaligis
- Ria Runtunuwu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam rangka menunjang kegiatan
pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat,
komisi pemilihan umum kabupaten minahasa
selatan menyusun jadwal pelaksanaan
sosialisasi mulai dari tingkat penyelenggara
(KPU, PPK, PPS dan KPPS) sampai kepada
seluruh masyarakat. Hal ini dimaksudkan
agar pemahaman tentang pelaksanaan
pemilihan umum dapat ditingkatkan. Lebih
khusus menyangkut tata cara pemunggutan
dan penghitungan suara agar terlaksana
dengan baik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Verifikasi Partai politik Peserta Pemilu.
Komisi Pemilihan Umum sesuai dengan
Tahapan, Program dan Jadwal Pemilihan
Umum Legislatif Tahun 2014, pada tanggal
7 September 2012, mengumumkan daftar 46
partai Politik yang telah mendaftarkan diri
untuk mengikuti Pemilu Tahun 2014. Ke 46
partai tersebut beberapa partai merupakan
partai politik yang baru pertama kali
mengikuti Pemilihan Umum ataupun baru
mengganti namanya, 9 (Sembilan) partai
politik lainnya merupakan peserta Pemilu
Tahun 2009 yang berhasil mendapatkan
kursi di DPR periode 2009-2014. Pada
tanggal 10 September 2012 Komisi
Pemilihan Umum meloloskan 34 Partai
Politik yang memenuhi syarat pendaftaran
minimal 17 buah dokumen selanjutnya pada
tanggal
28
Oktober
2012
KPU
mengumumkan 16 Partai Politik yang lolos
verifikasi administrasi dan akan menjalani
verifikasi penyelenggara pemilihan umum
(DKPP) verifikasi faktual juga dilakukan
terhadap 18 partai politik yang tidak lolos
pada verifikasi administrasi. Hasil dari
verifikasi faktual ini ditetapkan pada tanggal
08
Januari
2014
dimana
KPU
mengumumkan 10 Partai Politik sebagai
peserta pemilu Tahun 2014.
Pada tanggal 18 Maret 2013, KPU
mengabulkan Putusan pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) yang merumuskan
Partai Bulan Bintang dapat mengikuti pemilu
Tahun 2014. Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia juga menjadi peserta Pemilu
Tahun 2014 setelah KPU mengabulkan pada
25 Maret 2013. Berikut adalah daftar partai
politik peserta Pemilu Tahun 2014 :
No. Urut
Nama Partai Politik
Partai Politik
1
Partai Nasdem
2
Partai Kebangkitan Bangsa
3
Partai Keadilan Sejahtera
4
Partai
Demokrasi
Indonesia
Perjuangan
5
Partai Golongan Karya
6
Partai Gerakan Indonesia Raya
7
Partai Demokrat
8
Partai Amanat Nasional
9
Partai Persatuan Pembangunan
10
Partai Hati Nurani Rakyat
11
Partai Bulan Bintang
12
Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia
Pelaksanaan verifikasi Partai Politik di
Kabupaten Minahasa Selatan ditempuh oleh
Kelompok Kerja Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten
Minahasa
Selatan
dalam
melakukan verifikasi faktual Partai Politik,
yaitu :
1. Mengadakan Rapat Pleno dalam rangka
persiapan pelaksanaan verifikasi faktual
Partai Politik.
2. Mengadakan Rapat Koordinasi dengan
PPK se Kabupaten Minahasa Selatan.
3. Menyusun
jadwal
dan
kegiatan
pelaksanaan verifikasi faktual Partai
Politik dengan beberapa hal menyangkut
kegiatan verifikasi yang dilaksanakan
yaitu pengurus inti (Ketua, Sekretaris dan
Bendahara). Keberadaan kantor tetap
DPC/DPD/DPW/DPK Partai Politik dan
Keanggotaan Partai Politik (KTA Parpol)
4. Melakukan sampling KTA Partai Politik
sesuai daftar Fotocopy KTA yang
dimasukkan pada Sekretaris KPU
Kabupaten Minahasa Selatan.
5. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan
Partai Politik yang dinyatakan lolos
verifikasi faktual di tingkat provinsi
dalam rangka penipuan verifikasi faktual
di KPU Kabupaten Minahasa Selatan.
6. Mengadakan konsultasi dan koordinasi
dengan KPU Provinsi maupun KPU RI
dalam rangka pemantapan kegiatan
verifikasi faktual di lapangan maupun
menyangkut teknis administrasi oleh
operasional lainnya.
Pemutakhiran Data Pemilih dan
Penyusunan Daftar Pemilih
Pelaksanaan pemutakhiran data pemilih
dan penyusun daftar pemilih mengacu pada
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9
Tahun 2013 Tentang Penyusunan Daftar
Pemilihan untuk Pemilihan Umum Anggota
Dewan
Perwakilan
Rakyat,
Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
Berdasarkan data agregat kependudukan
yang dikeluar oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (DUK CAPIL) Kabupaten
Minahasa Selatan dan diterima oleh KPU
Kabupaten Minahasa Selatan sofcopy (CD)
yang berisi jumlah penduduk dan Daftar
Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4)
pada tanggal 9 Februari 2013, dengan jumlah
182.306 jiwa.
Wawancara penulis dengan anggota KPU
Kabupaten
Minahasa
Selatan
yang
menjelaskan tentang tahapan DPT :
“DP4 tersebut kemudian disingkronkan
dengan daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu
Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Selatan
Tahun 2010 oleh TIM IT KPU Pusat lewat
Aplikasi Sidalih lewat Portal www.kpuminselkab.go.id menjadi A.0-KPU yang
selanjutnya didistribusikan ke PPK dan PPS
se Kabupaten Minahasa Selatan untuk
kemudian dimutahirkan oleh Panitia
Pemutahiran Data Pemilih (Pantarli).
Pemutakhiran data pemilih dilaksanakan
oleh 490 pantarlih (sesuai jumlah TPS)
mulai dari tanggal 1 April s/d 9 Juni 2013,
dengan memeriksa kebenaran di dilapangan
serta mendata penduduk yang belum
terdaftar, pemilih yang ganda, usia pemilih,
mencoret pemilih yang sudah meninggal,
pindah domisili, tidak dikenal, perubahan
status TNI/Polri dan perbaikan penulisan
identitas. Dalam melaksanakan kegiatan
pencocokan dan penelitian, Pantarlih
berkoordinasi
dengan
kepala-kepala
lingkungan/Jaga diwilayah masing – masing,
yang selanjutnya dari hasil coklit tersebut,
datanya
diserahkan
kepala
Panitia
Pemungutan Suara. Selanjutnya, sesuai
Tahapan Program dan Jadwal, pada tanggal
10 Juli 2013, PPS mengadakan rapat pleno
untuk menetapkan DPS di masing-masing
desa/kelurahan. DPS yang telah ditetapkan
oleh PPS langsung diumumkan kepada
masyarakat mulai tanggal 11 s/d 24 Juli
2013. DPS tersebut, juga dikirim kepada
kami KPU Kabupaten Minahasa Selatan,
untuk diinput ke dalam Portal Sidalih oleh
operator. Data pemilih yang telah masuk,
kemudian disusun/direkap untuk direkap
untuk disahkan menjadi Daftar Pemilih
Sementara (DPS), adapun rekapitulasi
jumlah Daftar Pemilih Sementara Pemilu
Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten
Minahasa Selatan, berjumlah 163.885
pemilih. Kami KPU Kabupaten Minahasa
Selatan memperbanyak DPS yang ditetapkan
oleh PPS dan diserahkan salinan dalam
bentuk hardcopy dan softcopy kemudian
dapat dibagikan ke PPK dna PPS untuk
dirumuskan dan diserahkan ke Partai Politik
dan Panwas Tingkat Kecamatan.”
Wawancara penulis dengan salah satu
PPK kecamatan Ranoyapo mengenai tahapan
DPT :
“Masyarakat diminta untuk memberikan
masukan dan tanggapan atas pengumuman
hasil DPS sampai dengan tanggal 1 Agustus
2013. Perbaikan dan penyusunan kemblai
DPS, dilaksanakan oleh PPS mulai dari
tanggal 2 s/d 15 Agustus 2013. DPS yang
telah diperbaiki, kemudian ditetapkan oleh
PPS pada tanggal 16 Agustus 2013 menjadi
Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
(DPSHP). DPSHP tersebut kemudian
diumumkan oleh PPS kepada masyarakat
untuk mendapat masukan dan tanggapan.
Pada tanggal 24 Agustus s/d 6 September
2013,
DPSHP
tersebut
diberikan
kesempatan untuk diperbaiki oleh PPS.
Setelah dipebaiki, pada tanggal 10
September 2013, PPS menyerahkan DPSHP
tersebut kepada KPU Kabupaten Minahasa
Selatan lewat kami PPK.”
Demikian setelah beberapa kali diadakan
rapat pleno penetapan Daftar Pemilihan
Tetap (DPT) dalam rangka untuk
menyempurnakan daftar pemilih sekaligus
mengakomodir warga masyarakat khususnya
para wajib pilih, maka ditetapkan jumlah
DPT untuk Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD, dan DPRD Tahun 2014 di Kabupaten
Minahasa Selatan sebanyak 165.023 pemilih.
Pencalonan Anggota DPRD Kabupaten
Minahasa Selatan
Bahwa Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD)
Kabupaten
Minahasa
Selatan
telah
dilaksanakan berdasarkan tahapan, program
dan jadwal Pemilihan Umum Tahun 2014.
Dimana dari 12 (dua belas) partai politik
peserta, nama-nama yang diusulkan oleh
partai politik tersebut, di verifikasi
persyaratan
administrasinya
kemudian
ditetapkan sebagai calon sementara. Calon
sementara tersebut kemudian juga di
umumkan secara luas kepada masyarakat
lewat media masa dan media cetak, yang
kemudian selanjutnya ditetapkan sebagai
calon tetap anggota DPRD Kabupaten
Minahasa Selatan.
Pemungutan dan Perhitungan Suara
Berdasarkan peraturan KPU Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Perubahan ke delapan
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Tahapan,
Program dan Jadwal penyelenggaraan
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD Tahun 2014 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor
22 Tahun 2014, maka menetapkan
pelaksanaan Pemungutan dan Perhitungan
suara ditiap-tiap TPS secara serentak di
Seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten
Minahasa Selatan pada hari Rabu tanggal 09
April 2014. Pelaksanaan Pemungutan Suara
di TPS dilaksanakan mulai Pukul 07.00 wita
sampai dengan 13.00 waktu setempat.
Proses Perhitungan suara di TPS temyata
tidak berjalan semudah yang diperkirakan.
Banyak TPS yang baru menyelesaikan
Perhitungan suara menjelang dini hari dan
tidak sedikit TPS atas dasar kesepakatan
antara KPPS (kelompok penyelenggara
pemungutan suara), PPL (pengawas pemilu
lapangan) serta saksi Partai Politik
menghentikan Proses penghitungan suara
karena pertimbangan faktor kelelahan dan
dilanjutkan keesokan harinya. TPS yang
ditinggalkan dijaga pihak kepolisian bersama
petugas Litimas dan Masyarakat sekitar.
Kondisi ini tentu harus dimaklumi karena.
KPPS telah bekerja keras dari H-3, mulai
dari pembuatan surat pemberitahuan sampai
pada hari H tanpa henti. Pada saat
perhitungan
suara,
KPU
Kabupaten
Minahasa Selatan mendatangi beberapa TPS
untuk
memonitoring
perkembangan
pelaksanaan di TPS tersebut.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 07
Tahun 2012 Tentang Tahapan, tentang
program
dan
jadwal
penyelenggaraan
Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD Tahun 2014 sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2014,
Rekapitulasi hasil Perhitungan Suara di PPS
dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan
15 April 2014 Rekapitulasi hasil Perhitungan
surat suara di PPK pada tanggal 13 sampai
dengan 17 April 2014. Rekapitulasi dan
penetapan hasil perhitungan suara tingkat
Kabupaten/Kota pada tanggal 19 sampai
dengan 21 April 2014 serta pengumuman hasil
perhitungan suara pada tanggal 22 April 2014.
Penetapan Hasil Pemilu
Dalam Penetapan perolehan kursi
Partai Politik serta Penetapan calon terpilih
Anggota DPRD Kabupaten Minahasa
Selatan disetiap daerah Pemilihan, rapat
pleno KPU Kabupaten Minahasa Selatan
memutuskan :
1. Rekapitulasi jumlah suara sah partai
politik dalam pemilu anggota DPRD
Kabupaten Minahasa Selatan serta jumlah
suara sah setiap Partai Politik dan Jumlah
Suara Sah setiap calon Anggota DPRD
Kabupaten Minahasa Selatan dari
Masing-masing Partai Politik disetiap
Daerah Pemilihan Pemilu Anggota DPRD
Kabupaten Minahasa Selatan.
2. Jumlah kursi yang diperoleh setiap partai
politik serta bilangan pembagi pemilihan
(BPP) disetiap daerah Pemilihan Pemilu
Anggota DPRD Kabupaten Minahasa
Selatan
3. Nama-nama calon terpilih anggota DPRD
kabupaten Minahasa Selatan untuk setiap
daerah Pemilihan.
4. Pemberitahuan secara tertulis nama-nama
calon terpilih anggota DPRD Kabupaten
Minahasa Selatan disetiap daerah
pemilihan kepada pengurusan Partai
Politik tingkat Kabupaten dengan
tembusan kepada masing-masing calon
terpilih yang bersangkutan.
Pengalokasian kursi pada tahap I
(pertama) dilakukan dengan cara membagi
jumlah suara sah yang diperoleh setiap partai
politik dengan BPP (bilangan pembagi
pemilihan) dengan ketentuan pasal 13 huruf
a peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2014 :
1. Apabila suara sah suatu partai politik sama
atau lebih dengan BPP maka partai Politik
tersebut memperoleh kursi
2. Apabila dalam perhitungan masih
terdapas sisa suara, maka sisa suara
tersebut akan dihitung dalam perhitungan
tahap kedua.
3. Sisa suara adalah hasil perhitungan suara
sah suatu partai politik dikurangani
perkalian dari kursi yang diperoleh pada
perhitungan pada Tahap pertama dengan
BPP.
4. Apabila suara sah suatu partai politik tidak
mencapai BPP, maka partai politik
tersebut tidak memperoleh kursi pada
perhitungan tahap pertama, selanjutnya
jumlah suara sah partai politik tersebut
menjadi sisa suara dalam penghitungan
kursi tahap kedua.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah tahap perhitungan suara ahkirnya
hasil dari pemilihan umum legislatif tahun
2014 di kabupaten minahasa selatan telah
menetapkan anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten yang
mendapatkan suara terbanyak dari berbeda –
beda partai maupun independent.
Disimpulkan bahwa ada beberapa
masalah yang dihadapi yakni masalah DPT
dan pendistribusian logistik, namun itu
semua mampu diatasi apabila komisi
pemilihan umum dapat melaksanakan tugas
dan wewenang secara paripurna dalam setiap
tahapan pemilu legislatif tahun 2014.
Saran
Koordinasi dengan pihak – pihak terkait,
baik Pemerintah daerah Kabupaten Minahasa
Selatan, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
Komisi Pemilihan Umum pusat, TNI,
POLRI, Tokoh – tokoh masyarakat dan Pers
perlu senantiasa dilakukan agar supaya dapat
terus membantu kinerja KPU selaku
penyelenggara pemilihan umum.
Agar supaya Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten
Minahasa
Selatan
dalam
melaksanakan tugas dan wewenang dapat
menjalankannya dengan baik apabila sudah
tidak ada lagi masalah dalam setiap tahapan
pemilu.
Miles M,S,A. Hubertman, 2007 Analisis
Data Kualitatif. Universitas Indonesia Pers,
Jakarta.
Miriam Budiardjo, Prof, 2008 dalam buku
Dasar – Dasar ilmu Politik, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Nasution,
1988.
Metode
Penelitian
Naturalistik Kualitatif, Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Srimindarti, C, 2006. Balanced Scorecard
Sebagai Alternatif untuk Mengukur
Kinerja, STIE Stikubank, Semarang.
Surya Subrata, dalam buku Metodologi
Penelitian, 1976. CV Rajawali, Jakarta.
Soedarsono, 2005:1. Mahkamah Konstitusi
Pengawal Demokrasi, Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan, Mahkamah Konstitusi RI,
2005
Sudjana Nana, Metode Statistika, 1988,
Tarsito, Bandung.
Tricahyo, Ibnu. 2009. Reformasi Pemilu.
Malang:In-Trans Publishing
Undang – undang nomor 15 tahun 2011
tentang penyelenggara pemilu.
Ilyas, Y, 2001. Kinerja (Teori, Penilaian
dan Penelitian), Cetakan pertama, FKM UI,
Jakarta.
Undang – undang nomor 8 tahun 2012
tentang pemilihan umum anggota dewan
perwakilan rakyat (DPR), dewan perwakilan
daerah (DPD), dewan perwakilan rakyat
daerah (DPRD).
Jimly Asshiddiqie 2006:169-171, Konstitusi
dan
Konstitusionalisme
Indonesia.
Indonesia, Jakarta,Konstitusi Press.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKS1SI
/207512025/BAB%20II.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A.P, 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mathis, Robert L, dan John H. Jackson,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku
Satu,Edisi Indonesia, PT Salemba Empat,
Jakarta, 2001
http://scribd.com/doc/94208774/kinerja
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/494/jbptu
nikompp-gdl-dediselame-24700-4-babiita.pdf
http://legislasi.blogspot.com/2008/12/konsep
-legislasi.html
Download