Pemikiran Ekonomi Klasik dan Keynes_Kelompok 1

advertisement
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
ADHI MULYA LESMANA
KHOIRUN AN-NISA
LARAS PUTRI MAIDINA
S1 MANAJEMEN
PANDANGAN EKONOMI KLASIK
Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan
bahwa didalam perekonomian tidak akan
terdapat kekurangan permintaan. Dengan
perkataan lain penawaran yang bertambah akan
secara otomatis menciptakan petambahan
permintaan.
Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa
penawaran akan selalu menciptakan permintaan
dapat dengan jelas di lihat dari pandangan Jean
Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi
klasik bangsa prancis ia mengatakan: “Penawaran
menciptakan sendiri permintaan terhadapnya”
atau “supply creates its own demand”. Menurut
pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang
sekali terjadi masalah kelebihan produksi.
CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN
Dalam suatu perekonomian yang terdiri
dari dua sektor dimana penerimapenerima pendapatan tidak menabung
dan para pengusaha tidak menanam
modal. Dalam masyarakat yang seperti
itu sirkulasi aliran-aliran pendapatannya
adalah seperti pada gambar berikut.
Gambaran ini yang sangat sederhana mengenai aliranaliran pendapatan yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Aliran-aliran di dapatkan yang seperti itu sifatnya hanya
terdapat dalam perekonomian subsisten, dimana kegiatan
perdagangan sangat terbatas dan pada umumnya dilakukan
secara barter (tidah menggunakan uang). Hanya dalam
perekonomian subsisten pada penerima pendapatan tidak
melakukan penabungan. Mereka akan selalu menggunakan
seluruh pendapatan yang mereka terima untuk memperoleh
barang-barang kebutuhan mereka.
Nilai seluruh produksi dalam perekonomian adalah sama dengan
nilai aliran 1, yaitu nilai seluruh pendapatan yang terima sektor
rumah tangga. Disamping sebagai penyedia faktor-faktor produksi,
sektor rumah tangga merupakan pula konsumen dari barangbarang dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
Maka sektor rumah tangga akan melakukan pengeluaran ke atas
barang-barang dan jasa yang diproduksikan sektor perusahaan.
Didalam perekonomian subsisten tidak terdapat penabungan ini
berarti seluruh pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan.
Pendapatan-pendapatan yang mereka terima, yaitu seperti
ditunjukan oleh aliran 1, akan digunakan untuk membeli barang dan
jasa. Oleh karena rumah tangga tidak menabung, nilai pengeluaran
rumah tangga (aliran 2) adalah sama dengan nilai pendapatannya
(aliran 1).
Dan apabila sektor perusahaan menaikkan produksinya
maka pendapatan faktor-faktor produksi, dan seterusnya
pendapatan sektor rumah tangga, akan mengalami
kenaikkan yang sama besarnya dengan nilai produksi sektor
perusahaan. Karena sektor rumah tangga tidak melakukan
penabungan, pengeluaran sektor rumah tangga akan
mengalami kenaikan yang sama besarnya dengan kenaikan
nilai keseluruhan produksi.
Sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktorfaktor poduksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran
sektor rumah tangga akan sama dengan nilai produksi yang
diciptakan oleh faktor-faktor produksi tersebut. Keadaan
ini, yaitu keadaan dimana pengeluaran sektor rumah
tangga akan selalu sama dengan nilai barang dan jasa
yang diproduksikan dalam perekonomian itu pada
waktu penggunaan tenaga kerja penuh tercapai, akan
menjamin berlakunya tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dalam jangka panjang.
KRITIK KEYNES KE ATAS TEORI KLASIK
PENGGUNAAN TENAGA KERJA PENUH TIDAK SELALU DICAPAI
KELEMAHAN TEORI KLASIK Terdapatnya perbedaan diantara keyakinan
ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang dalam perekonomian
mendorong Keynes untuk menelaah kembali kebenaran-kebenaran dari
teori mereka. Kenyataan bahwa suatu perekonomian dapat mengalami
pengangguran dan kemerosotan perekenomian yang sangat buruk
menimbulkan keraguan-keraguan terhadap kebenaran keyakinan ahli-ahli
ekonomi klasik yang berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai
tingkat penggunaan kerja penuh. Kekurangan permintaan agregat dalam
perekonomian merupakan sumber dari pengangguran dan kemunduran
perekonomian yang sangat buruk tersebut.
Ahli-ahli ekonomi klasik lebih menumpukkan perhatian kepada analisis
mengenai masalah produksi, yaitu mereka terutama menerangkan tentang
cara menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas (analisis segi
penawaran) itu dengan efisien.
PANDANGAN KEYNES menyadari kelemahan analisis-analisis
yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi klasik merupakan
dorongan penting kepada Keynes untuk melakukan suatu
pendekatan baru didalam menganalisis kegiatan-kegiatan
ekonomi masyarakat. Di dalam usahanya anatara lain Keynes
menunjukkan beberapa kelemahan dari pandangan ahli
ekonomi klasik yang telah diterangkan sebelum ini. Keynes
tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori
klasik, yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat:
penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang
terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Perbedaan pendapat yang sama bertentangan di antara
Keynes dengan ahli-ahli ekonomi klasik ini bersumber dari
perbedaan diantara mereka dalam dua persoalan berikut:
1. Faktor-faktor yang menetukan tingkat tabungan dan
tingkat investasi dalam perekonomian.
2. Sifat-sifat perkaitan diantara tingkat upah dengan
penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha.
PENENTU TABUNGAN DAN INVESTASI
 PANDANGAN KEYNES
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang
menyatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya
ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam tingkat
bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh
pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh
rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat bunga. Ia
terutama tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah
tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh sesuatu
rumah tangga, makin besar pula jumlah tabungan yang akan dilakukan
olehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami
kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dengan tingkat
bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah
tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga itu. Ini berarti menurut
pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang di terima rumah tangga dan
bukan tingkat bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan
yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
Berdasarkan kepada keyakinan Keynes bahwa tingkat
bunga tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam
menentukan tabungan dan bukan satu-satunya faktor yang
menentukan investasi, maka Keynes tidak sependapat
dengan ahli-ahli ekonomi klasik yang berkeyakinan bahwa
fleksibelitas tingkat bunga akan selalu menjamin
berlakunya kesamaan antara jumlah tabungan pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dengan jumlah investasi
yang dilakukan para pengusaha. Menurut pendapat
Keynes, pada umumnya investasi yang dilakukan oleh
para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan
yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya
permintaan agregat dalam perekonomian adalah lebih
rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan
dalam permintaan agregat ini akan menimbulkan
penganguran dalam perekonomian.
 PERBANDINGAN PANDANGAN KLASIK DAN KEYNES
Perbedaan pendapat klasik dan Keynes mengenai penentuan
tingkat tabungan dalam masyarakat dapat dengan lebih jelas
dilihat menggunakan gambar berikut:
SF
(+)
S
SF
Tabungan
Tingkat Bunga
r1
r0
S1
SF
0
Y0
Y1
YF
Pendapatan Nasional
S0
Tingkat Bunga
S1
(a) Fungsi tabungan Klasik
(-)
(b) Fungsi tabungan Keynes
TINGKAT UPAH DAN KEGIATAN
EKONOMI NEGARA
Kurva Fleksibilitas Upah dan Pengunaan Tenaga Kerja:
SL
W0
Tingkat Upah
Tingkat Upah
S’L
W1
E0
W0
W1
E1
mmp=dp
0
L0
(a) Perusahaan
L1
0
DL
N0
(b) Perekonomian
N1
N2
Secara teori Keynes menunjukan pula kelemahan
pandangan yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi
klasik mengenai peranan dari penurunan tingkat upah
didalam menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh.
Menurut Keynes, walaupun tingkat upah dapat
mengalami penurunan seperti kurva digambarkan
diatas, tetapi gambaran itu adalah kurang sempurna
kelemahan dari gambaran itu bersumber dari
penggunaan analisis keseimbangan bagian atau partial
equilibrium analisis didalam menganalisis sesuatu
masalah makroekonomi.
Menurut Keynes, dalam mempelajari dan menganalisis masalah
pengangguran dalam keseluruhan ekonomi, pemisalan bahwa “
keadaan-keadaan lainnya tidak berubah” atau “ ceteris paribus ”.
Pemisalan seperti itu digunakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik dalam
menerangkan akibat dari penurunan upah kepada penggunaan tenaga
kerja. Analisis itu menganggap bahwa apabila upah turun, maka
penurunan itu tidak mempengaruhi kurva produk marjinal. Yang
sebenarnya terjadi bukanlah demikian. Apabila tingkat upah turun
maka tingkat pendapatan akan menjadi bertambah rendah dan daya
beli dalam masyarakat berkurang. Oleh sebab itu pengeluaran
masyarakat akan menurun. Pengeluaran yang bertambah rendah ini
akan menurunkan harga-harga, apabila keadaan itu terjadi, maka kurva
DL tersebut akan berpindah kebawah. Perpindahan dapat
mengakibatkan tingkat tenaga kerja penuh tidak dapat dicapai, yaitu
apabila DL yang baru memotong SL jauh kesebelah kiri dari E1 sehingga
pengguna tenaga kerja jauh dibawah N1.
PANDANGAN KEYNES DAN NEO
KEYNESIAN
 Keynes mengemukakan suatu teori yang menggambarkan
tentang bagaimana tingkat kegiatan ekonomi dalam
sesuatu negara ditentukan, dan faktor-faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi tersebut.
Pandangannya tersebut adalah sangat berbeda dengan
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik.
 Neo Keynesian pandangan mereka disebut Keynesian
kerena teori mereka merupakan determinasi pemikiran
Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut
diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih
baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang
banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang
berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas
perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang
fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
PERMINTAAN EFEKTIF SEBAGAI PENENTUAN DARI
TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dan
pengeluaran ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksi oleh sektor perusahaan didalam menentukkan
tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih
banyak memperhatikan aspek permintaan, yaitu menganalisis
mengenai peranan dari permintaan berbagai golongan
masyarakat didalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang
akan dicapai oleh sesuatu perekonomian. Pada hakikatnya
analisis itu berpendapat bahwa tingkat ekonomi Negara
ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan
yang disertai oleh kemampuan membayar barang-barang dan
jasa-jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam
perekonomian. Bertambah besar permintaan efektif yang wujud
dalam perekonomian, bertambah besar pula tingkat produksi
yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan
sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat
ekonomi dan penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor
produksi.
PERMINTAAN AGREGAT
Dalam analisinya Keynes membagikan permintaan agregat kepada
dua jenis pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga
dan penanaman modal oleh para pengusaha.
KONSUMSI DAN INVESTASI
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga
dalam perekonomian tergantung kapada pendapatan yang diterima
oleh mereka. Makin besar pendapatan mereka makin besar pula
pengeluaran konsumsi mereka. Sifat penting lainnya dari konsumsi
rumah tangga adalah: hanya sebagian saja dari pendapatan yang
mereka terima yang akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi.
Oleh Keynes perbandingan di antara pengeluaran konsumsi pada
suatu tingkat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri
dinamakan kecondongan mengkonsumsi. Apabila kecondongan
mengkonsumsi adalah tinggi, maka ini berarti bahwa bagian dari
pendapatan yang digunakan untuk konsumsi adalah tinggi. Dengan
sendirinya sebaliknya pula, apabila kecondongan mengkonsumsi
adalah rendah maka ini berarti makin sedikit pendapatan
masyarakat yang akan digunakan untuk konsumsi.
Keynes mempunyai pendapat yang sangat
berbeda dengan ahli-ahli ekonomi klasik
mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat
bunga. Menurut pandangan Keynes tingkat
bunga tergantung kepada dua faktor yaitu:
• Jumlah penawaran uang, yaitu uang yang ada dalam
perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat
untuk membeli barang dan jasa.
• Jumlah permintaan uang, yaitu sifat keinginan
masyarakat untuk memperoleh uang untuk
digunakan dalam transaksi, disimpan dan akan di
gunakan untuk membiayai kebutuhan mendadak dan
untuk spekulasi.
PENGELUARAN PEMERINTAH DAN EKSPOR
Kegiatan perekonomian negara akan semakin meningkat
apabila pengeluaran pemerintah dan ekspor bertambah.
Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan cara
pengeluaran telah ditunjukkan sampai dimana pentingnya
pengeluaran pemerintah dan ekspor dalam menentukan
pendapatan nasional.
PENENTUAN KEGIATAN PEREKONOMIAN
NEGARA
Penentuan Keseimbangan Kegiatan Perekonomian Negara
Pendapatan Nasional
Pengeluaran agregat
Kegiatan ekonomi
(triliun rupiah)
100
157
200
250
300
325
400
400
500
475
600
550
EKSPANSI
SEIMBANG
KONTRAKSI
CONTOH ANGKA Dalam tabel diatas ini ditunjukkan :
(a) keinginan sektor perusahaan dalam produksi barang dan jasa, (b)
jumlah pengeluaran agregat yang meliputi konsumsi rumah tangga,
investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor yang akan dilakukan
dalam perekonomian.
Kolom (1) menggambarkan alternatif tingkat produksi yang
ingin dicapai sektor perusahaan. Kolom tersebut juga
menunjukkan pendapatan nasional yang akan dicapai.
Tingkat produksi yang sebenarnya akan dicapai (dan
pendapatan nasional yang akan di wujudkan) tergantung
kepada pengeluaran agregat yang dilakukan dalam
perekonomian. Nilai pengeluaran agregat yang akan tercapai
pada berbagai tingkat produksi nasional ditunjukkan dalam
kolom (2). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa makin
tinggi pendapatan nasional, makin banyak pengeluaran
agregat yang akan di lakukan. Hal ini terutama disebabkan
oleh sifat konsumsi rumah tangga, yaitu semakin tinggi
pendapatan nasional, semakin banyak konsumsi rumah
tangga. Sebagai akibatnya, semakin tinggi pendapatan
nasional semakin meningkat jumlah pengeluaran agregat.
Download