ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
METABOLISME PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Asuhan keperawatan pada pasien Gout/Pirai
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan
jari.
Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menunpuk dalam
tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil:
- meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal
- menurunnya ekskresi asam urat
- kombinasi keduanya
Gout sering menyerang wanita post menopouse usia 50 – 60 tahun. Juga dapat
menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun. Penyakit ini
paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan
pergelangan kaki.
Pengkajian Keperawatan
Riwayat Keperawatan
- Usia
- Jenis kelamin
- nyeri (pada ibu jari kaki atau sendi-sendi lain)
- kaku pada sendi
- aktivitas (mudah capai)
- diet
- keluarga
- pengobatan
- pusing, demam, malaise, dan anoreksi
- takikardi
- pola pemeliharaan kesehatan
- penyakit batu ginjal
Pemeriksaan fisik
- identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
- nyeri tekan pada sendi yang terkena
- nyeri pada saat digerakkan
- area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
- denyut jantung berdebar
- identifikasi penurunan berat badan
Riwayat Psikososial
-
cemas dan takut untuk melakukan kativitas
tidak berdaya
gangguan aktivvitas di tempat kerja
Pemeriksaan diagnostik
- asam urat
- sel darah putih, sel darah merah
- aspirasi sendi terdapat asam urat
- urine
- rontgen
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya radang pada sendi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d adanya nyeri sendi
3. Potensial terjadi perubahan pola miksi b.d adanya batu atau
insufisiensi ginjal
4. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah
5. Gangguan integritas kulit b.d tophi (tofi)
6. Resiko : nyeri b.d batu ginjal
Perencanaan dan Implementasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Klien akan menunjukkan tingkat kenyamanan yang lebih baik (rasa nyeri
berkurang)
- Istirahatkan sendi yang sakit dan berikan bantal dibawahnya
- Berikan kompres hangat
- Hindarkan factor penyebab munculnya iritasi pada tofi
- Berikan obat sesuai program
- Monitor efek samping obat
2. Gangguan mobilitas fisik
Pasien akan meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan
- anjurkan pasien untuk melakukan gerakan-gerakan bila tidak ada rasa nyeri
- Lakukan ambulasi dengan bantuan missal dengan menggunakan “walker” atau
tongkat
- Lakukan ROM secara berhati-hati
3. Kurang pengetahuan
Pasien dan keluarga akan meningkat pemahaman tentang penyakit gout dan cara
perawatannya
- Jelaskan proses perjalanan penyakit
- Berikan jadwal/program pengobatan (nama obat, dosis, tujuan dan efek
samping)
- Diskusikan pentingnya diit yang terkontrol
2. Asuhan keperawatan pada pasien Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang berhubungan dengan usia
ditandai adanya demineralisasi tulang yang berakibta menurunnya kepedatan
tulang dan fraktur.
Patofisiologi
Masa tulang atau kepadatan tulang mencapai puncak pada usia 30- 35 tahun.
Setelah mencapai puncak, tulang akan kehilangan Kalsium dari kortek, jaringan
padat, lama kelamaan tulang keropos dan patah. Masa tulang akan menurun
secara cepat pada masa postmenopouse
Diperkirakan 50% wanita usia lebih dari 65 tahun memiliki gejala osteoporosis.
Osteoporosis dibedakan menjadi dua:
1. Osteopoprosis primer (paling umum) dibedakan menjadi dua (post
menopouse terjadi pada usia 55 - 65 tahun & Senil osteoporosis terjadi
pada lansia usia > 65 tahun)
2. Osteoporosis sekunder diakibatkan oleh kondisi medis seperti
hiperparathyroid, penggunaan kortikosteroid dalam waktu lama dan
lain-lain.
Patofisiologi secara pasti masih belum diketahui, namum diperkirakan oleh
karena terjadinya penurunan aktivitas osteoblast dan peningkatan osteoklast
Etiology
Penyebab osteoporosis belum diketahui secara pasti, namun diidentifkiasi
beberapa factor resiko memiliki andil terhadap terjadinya osteoporosis:
- lebih banyak terjadi pada wanita kulit pu tih, sesudah menopouse
- kurus
- latihan tidak teratur
- malabsorbsi
- diit
- kekurangan protein
- kekurangan protein
- alcohol
- rokok
- kafein
- Heriditer
- Usia Lanjut
Pencegahan
Ditujukan untuk meminimalisasi factor resiko yang mungkin, penekanannya
adalah pada 3 faktor yaitu pengobatan, diet, dan latihan
Pengkajian
Riwayat Kesehatan
- usia, jenis kelamin, suku
- bentuk tubuh, Tinggi badan dan Berat Badan
- paparan dengan sinar matahari, rokok, penggunaan alcohol dan rokok
-
Diit (Calcium dan Vitamin D)
Latihan rutin dan type latihan
Kesehatan sekarang (pengelolaan medis sekarang)
Pengobatan dahulu dan sekarang
Keluarga
Riwayat jatuh atau pergerakan yang tiba-tiba
Nyeri punggung atau panggul
Adanya rasa nyeri tekan pada daerah bawah thorak, lumbal
Riwayat Psikososial
- adanya gangguan body image
- ketidakmampuan untuk duduk secara fit
- perubahan pola seksual
- perubahan status psikologi
- cemas dan takut terhadap program pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Lakukan penekanan pada punggung apakah ada nyeri tekan
Adanya nyeri pergerakan
Amati adanya kelainan bentuk
Periksa mobilitas
Test Laborat
Tidak ada test laborat definitive untuk menegakkan diagnosa osteoporosis primer.
Test yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa osteoporosis sekunder atau
gangguan metabolisme tulang adalah serum Calcium, Vit D, Posfor, Alkaline
Phosfatase, Calcium dalam Urine, Serum protein, fungsi thyroid.
Test radiology ( CT)
Biopsi tulang
Diagnosa Keperawatan
1. Potensial cedera (fraktur) b.d demineralisasi, jatuh
2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, disfungsi, nyeri
otot
3. Nyeri b. d fraktur
4. Intoleran terhadap aktivitas b.d nyeri dan gangguan mobilitas fisik
5. Cemas b.d takut akan terjadi fraktur ulang
6. Konstipasi b.d khyposis berat
7. Tidak efektifnya pola nafas b.d. rusaknya tulang belakang
8. Tidak efektifnya koping individu b.d. perkembangan penyakit kronik,
perubahan bentuk tubuh
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tdak adequatnya
intake Calcium
10. Gangguan body image b.d kelainan bentuk tulang belakang
11. Gangguan disfungsi seksual b.d nyeri punggung
12. Kurang pengetahuan b.d pengelolaan atau program treatmen
-
Potensial cedera (fraktur) b.d demineralisasi, jatuh
Tujuan: klien tidak akan mengalami jatuh dan fraktur akibat jatuh
identifikasi dan hindari lingkungan yang memiliki potensial bahaya
Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya untk klien selama di rumah sakit
Sediakan support ambulasi bila diperlukan
Ketika membantu melakukan ADL, cegah klien dari bahaya kecelakaan
Anjurkan untuk tidak melakukan gerakan yang tiba-tiba, tidak mengangkat
benda berat
Ajarkan pentingnya mengkonsumsi makanan yang dapat mengurangi
keparahan osteoporosis
Jelaskan tentang efek samping merokok
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, disfungsi, nyeri otot
Tujuan: Klien akan meningkatkan mobilitas fisik sampai batas tidak tergantung
dalam memenuhi ADL
- Konsultasikan pada ahli therapy fisik
- Beritahu dan ajarkan pentingnya latihan
- Konsultasikan dengan okupasiterapi
- Ajarkan cara-cara menggunakan alat bantu gerak
Nyeri b. d fraktur vertebrae
Tujuan: Klien akan turun tingkat nyerinya dan tidak tergantung dalam perawatan
dirinya
- kaji perlunya digunakan obat anti nyeri
- Pertahankan alat yang digunakan untuk memfiksasi fraktur vertebrae
- Kaji kulit dimana alat dipasang dapat menekan
- Pasang letakkan secara tepat alat yang ada ketika pasien akan bangun dari
tempat tidur
- Gunakan lotion untuk mengurangi rasa nyeri bila perlu
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN DEGENERASI
PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL
Asuhan keperawatan pada pasien dengan Osteoartrosis
Pengertian
Osteoartrosis/Osteoarthritis atau Degenerative Joint Disease merupakan penyakit kronik
noninflamatory degeneration) dan bukan penyakit sistemik yang mengenai tulang dan
tulang didekatnya.
Penyakit ini dapat mengenai satu sendi pada paha dan lutut namun dapat pula terjadi pada
tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, interfalangeal, sendi bahu, dan
sendi siku.
Penyebab
Secara pasti penyebab osteoartrosis belum diketahui , namun penyakit ini berhubungan
dengan proses ketuaan, trauma, obesitas, stress mekanik, kelainan bawaan, dan kelainankelainan metabolic.
Pathofisology
Osteoartrosis ditandai dengan kerusakan dan atau hilangnya secara bertahap jaringan
lunak sendi bagian tengah maupun tepi. Dapat berupa Osteoartrosis primer maupun
sekunder.
Trauma baik ektrensik maupun intrisk pada kartilago dapat menyebabkan osteoartrosis.
Trauma extrensik yaitu akibat adanya fraktur atau ruptur ligamen sedangkan trauma
intrisik berupa adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan
tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal, dan terjadi
penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, kerepitasi, deformitas, adanya
hipertrofi atau nodul apad tangan.
Trauma
Perubahan metabolisme sendi
Kerusakan pada membran dan cairan sinovial
Kerusakan pada kartilago matrik
Perubahan fungsi sendi
Nyeri
Stres persendian
Fibrosis kapsuler
kontraktur otot
Deformitas sendi
Pengkajian
Riwayat Kesehatan
- usia dan jenis kelamin
- Riwayat pekerjaan
- Riwayat trauma
- Olah raga yang ditekuni saat ini maupun masa lalu
- Riwayat obesitas
- Riwayat keluaraga terkait dengan arthritis
- Penyakit lain yang dialami
Pemeriksaan fisik
- keluhan utama : nyri sendi (hilang pada istirahat dan meningkat saat aktifitas
lama-lama saat istirahat)
- Kekakuan otot
- Krepitus
- Merasakan sendi menebal, kaku
- Sendi menebal karena hypertrofi
- Heberden’s node (pada sendi distal interfalangeal)
- Bouchard’s nodes (pada sendi proksimal interfalangeal)
- Kemerahan pada sendi
- Gangguan mobilitas
- Gangguan ADL
Download