BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Oleh : Ivan Simadibrata (24. 05. 0105) Stroke Menurut Stroke Association tahun 2006, stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Lanny dan Syamsir (2003) mengkategorikan penyakit stroke menjadi 2 jenis, yaitu strok iskemik yaitu stroke akibat penurunan aliran darah ke otak yang dapat disebabkan oleh thrombus (bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher atau embolus yang berarti bekuan darah), dan yang kedua adalah stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Berat atau ringannya dampak serangan stroke sangat bervariasi, tergantung pada lokasi daerah otak yang rusak. Stroke sebagian atau separuh tubuh terjadi bila aliran darah terputus hanya pada area yang kecil atau terjadi pada daerah otak yang tidak rawan, efeknya ringan dan berlangsung sementara. Sebaliknya, bila aliran darah terputus pada daerah yang luas atau pada bagian otak yang vital, terjadi kelumpuhan yang parah sampai pada kematian maka jenis stroke yang dimaksud adalah stroke keseluruhan badan. (Tim Redaksi VitaHealth,2003). Menurut Peter G Levine (2009) pasien stroke sebelah atau sebagian masih memiliki secercah potensi kesembuhan. Bagian tubuh pasien stroke sebagian yang mengalami “sakit” (bagian tubuh yang terpengaruh oleh stroke) kemungkinan besar dapat dikuasai kembali oleh pasien itu sendiri dan kemungkinan pasien stroke sebagian untuk mengalami stagnasi lebih kecil daripada pasien stroke secara keseluruhan. Kegiatan yang menyangkut psikis dan fisik masih dapat dilakukan oleh jenis stroke separuh atau sebagian. Yang dimaksud dengan psikis yakni pasien stroke tersebut masih dapat menyalurkan maksud atau kemauannya lewat kata-kata (berbicara) sedangkan kegiatan fisik berhubungan dengan aktivitas yang menggunakan kemampuan gerak dan otot. Salah satu langkah untuk mengurangi efek kekakuan fungsi kontrol tubuh pasien stroke separuh tubuh adalah melakukan kegiatan fisik yang berhubungan dengan anggota tubuh mereka. Komplikasi yang akan timbul apabila pasien stroke tidak melakukan terapi atau kegiatan fisik yang menyangkut fungsi kontrol anggota tubuh mereka antara lain: pasien merasakan nyeri, kaku, lesu pada anggota tubuh mereka dikarenakan imobilisasi, dan kontraktur yang terjadi karena adanya pola sinergis dan spastisitas. Bila gangguan kontraktur ini dibiarkan dalam waktu yang lama, akan menyebabkan otot-otot mengecil dan memendek (Suyono,1992). Untuk menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi, pasien harus menguasai kembali fungsi kontrol anggota tubuh mereka dengan cara latihan terapi atau fisioterapi. Terapi latihan merupakan suatu upaya pengobatan atau penanganan fisioterapi dengan menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif (Kisner, 1996). 1 BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas Akhir Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Oleh : Ivan Simadibrata (24. 05. 0105) Perlunya Terapi Otot Tangan Menurut Gardiner (1964), terapi latihan dibagi menjadi 2 mencakup gerakan aktif dan gerakan pasif, gerak pasif dihasilkan oleh kekuatan “eksternal” ketika otot tidak bisa berkontaksi atau otot berelaksasi secara volunteer untuk melakukan pergerakan. Sedangkan gerak aktif dilakukan dari tenaga pasien sendiri. Berbagai macam progam latihan yang ada untuk mendukung pemulihan fungsi kontrol yakni latihan resistensi (latihan otot mendorong atau menarik kekuatan yang berlawanan), latihan beban (latihan yang menunjukkan beban sebagai kekuatan yang ditarik atau didorong), latihan bilateral (sepadan dan pada saat yang sama),kemudian latihan resiprokal (sepadan dan bergantian). Empat macam latihan tersebut merupakan latihan yang bertujuan mengurangi kontraktur atau kelemahan otot pada bagian tangan ataupun khaki. Otot-otot yang memerlukan peregangan di lengan dan tangan mencakup fleksor (otot yang menekuk) jari , pergelangan tangan , fleksor siku, aduktor bahu (otot yang mendekatkan lengan ke atas tubuh), rotator internal bahu (otot yang membawa lengan bawah ke depan badan). Gerakan repetitif dan gerakan resiprokal, serta gerakan bilateral merupakan elemen-elemen dasar untuk pemulihan pasca stroke karena dapat mendorong atau mendukung perubahan neuroplastis (pengubahan struktur otak) yang diperlukan untuk pemulihan bagian tubuh yang terkena stroke. (Peter G Levine,2009). Dari penelitian yang telah dilakukan , aktifitas yang dilakukan Pak Catur di rumah yakni membersihkan jendela, membersihkan dan menyapu serta mengepel lantai. Aktifitas dilakukan pada pagi hari. Pak Catur melakukan aktifitas tersebut karena beliau senang dan ingin seperti orang normal dan sehat yang mampu melakukan aktifitas sehari-hari. Dilihat dari hasil pengamatan dan wawancara dari ahli fisioterapi, menunjukkan Pak Catur mengalami kelemahan otot pada bagian bahu sampai tangan (tingkat kekuatan otot Pak Catur berada di tingkat 3 yakni yang dimaksud adalah otot mampu menggerakkan sendi, dapat melawan gravitasi tetapi tidak terhadap tahanan). Adapun metode yang digunakan untuk latihan terapi otot tangan yakni metode Glenn Doman. Pasien stroke sebagian atau separuh masih ada kemungkinan membentuk memori baru dibagian otak yang tidak rusak. Karena sebagian besar potensi otak yang digunakan oleh manusia hanya dua-tiga persen dan selebihnya menganggur. Maka dari itu untuk memulihkan kerusakan otak dibutuhkan gerakangerakan yang berhubungan dengan aktivitas untuk mengembalikan memori dengan latihan berulang-ulang (repetitif) karena dari latihan berulang-ulang tersebut akan terbentuk suatu persepsi dan akan membentuk memori di otak. Yang nantinya persepsi tersebut perlahan akanberkembang menjadi suatu pengalaman gerak fungsional. Ragam pendekatan terapi latihan kedua yang berhubungan dengan aktivitas gerak lengan yang prinsipnya sejalan dengan metode Glenn Doman adalah metode Motor Relearning Progam (MRP) yang dikembangkan sekitar tahun 1980 di Australia oleh Janet H.Carr dan Roberta Shepherd. Metode MRP ialah progam spesifik untuk melatih kembali kontrol motorik dengan menghindarkan gerakan yang tidak perlu atau salah, dan melibatkan proses kognitif serta penerapan ilmu gerak. Segala aktivitas atau gerak manusia yang terorganisasi akan lebih baik dan lebih efektif karena latihan (Annet J,1971). Pengalaman yang didapat selama proses latihan akan menghasilkan perubahan yang relatif permanen hingga pasien mampu melakukan aktivitas yang terampil (Schmidt,1991). 2 BAB 1 1.2 Pernyataan Desain Tugas Akhir Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Oleh : Ivan Simadibrata (24. 05. 0105) Perlunya Sarana Terapi Otot Tangan Sebuah sarana bantu terapi otot tangan untuk penderita stroke hemiparesis, dengan metode Glenn Doman melalui teknik pendekatan MRP, bertujuan melatih otot tangan bagian kiri yakni lengan atas dan melatih tingkat akurasi tangan yang menunjang aktifitas membersihkan jendela dengan cara penerapan tekstur sebagai rangsangan untuk mengambil benda sehingga dapat memperbaiki fungsi sensori dan meningkatkan kekuatan otot tangan serta memberikan stimulasi pada otak untuk membentuk memori yang baru yang pada akhirnya akan membentuk pengalaman gerakan, prdouk digunakan secara mandiri dan berlokasi di rumah pasien. 1.3 Perumusan Masalah Pak Catur masih mengalami kekakuan tangan sebelah kiri yang menyebabkan aktifitas yang dilakukan menjadi terhambat dan mudah lelah saat melakukan aktifitas yang berhubungan dengan tangan, berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal tersebut dikarenakan: 1. Saat melakukan aktifitas membersihkan jendela selama kuarng lebih 7 menit, dengan tetap menerapkan gerakan fleksi dan ekstensi, tangan terlihat lebih tegang daripada saat awal beliau membersihkan kaca, dan kain lap yang dipegang pun jatuh ke bawah, dan sesaat kemudian beliau melihat tangan yang “sakit”. Tangan terlihat kaku dan tegang dan terjadi secara otomatis. 3. Saat melakuakn aktifitas menyapu, kekuatan otot yang tidak mampu dikontrol membuat benda-benda menjadi berbenturan, dan saat sapu jatuh pun beliau juga mengalami miss saat mengambil sapu. 2. Saat tangan yang “sakit” (kiri) mengalami tegang dan lelah, tangan yang “sehat” melakukan aktifitas yang sama, dan sudut-sudut sulit serta dilakukan dengan tangan kanan. Akibat yang ditimbulkan karena mengalami lemah otot tangan : 1. tangan sebelah kiri dapat mengalami stagnasi dalam pergerakan. 2. otot tangan yang “sakit” dapat menjadi semakin kaku dan tidak berkembang 3. aktifitas atau gerakan yang dilakukan menjadi terbatas, yang dimaksud adalah aktifitas yang melibatkan kedua tangan beliau. 3 Tugas Akhir Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Oleh : Ivan Simadibrata (24. 05. 0105) BAB 1 1.4 Tujuan dan Manfaat Terapi Otot Tangan 1. Sarana yang diusulkan di atas bertujuan untuk: a. Menggunakan tangan yang ”sakit” untuk melakukan gerakan repetitif b. Melatih otot fleksi dan aduksi pada tangan dengan resistansi (beban) c. Lebih dari 1 gerakan fokus d. Melakukan gerakan terapi secara bertahap e. Melatih Tingkat Akurasi Tangan melalui penerapan tekstur 2. Manfaat dari adanya sarana yang diusulkan di atas adalah: a.Tangan yang “sakit” menyamai tingkat kekuatan dan gerakan tangan yang “sehat”. b. Kekuatan pada otot tangan menjadi lebih kuat dan pemulihan otot menjadi lebih cepat c. Membuat user mampu melakukan variasi gerakan saat melakukan aktifitas. d. Kinerja otot tangan mampu bekerja secara berurutan. e. Fokus didapat, akurasi dan kesempurnaan dalam penyelesaian aktifitas. 1.5 Metode Desain Eksperimen Kelayakan Fungsi Produk Ekperimen ini dilakukan dengan menguji model untuk digunakan langsung oleh target pengguna untuk melihat apakah model telah berfungsi dengan baik seperti yang direncanakan. Metode 5W+IH Dengan wawancara dengan Dokter Ahli di bidang stroke serta ahli fisioterapi, akan sangat membantu dalam pencapaian permasalahan dan kebutuhan produk untuk user yang dituju. 1.5 Metode Desain Penelitian Kualitatif Pengamatan dilakukan di tempat tinggal user, dan tempat pasien bekerja yakni Perpustakaan Santa Dharma dimana yang diamati adalah pasien yang menderita stroke sebagian atau separuh badan, aktiftas apa yang beliau lakukan serta kebutuhan yang dibutuhkan oleh pasien stroke sebagian di tempat tersebut. Wawancara dengan ahli fisioterapi untuk mengetahui informasi dan data yang dibutuhkan. Metode Scamper Merupakan metode penggabungan dari berbagai objek lain menjadi satu objek. Pada metode penggabungan ini ada yang perlu dihilangkan dan juga yang perlu ditambahkan. metode ini digunakan karena ini merupakan proyek pengembangan dari alat yang sudah ada. Re-Arrange Subtitute SCAMPER Eliminate Combine Put to other use Modify 4 Tugas Akhir Program Studi Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana Oleh : Ivan Simadibrata (24. 05. 0105) BAB 1 1.6 Brainstorming terapi komplementer enabling therapy (beraktivitas) leisure kehidupan sehari-hari purposeful activity (beraktivitas dan bertujuan) produktifitas occupation (bertujuan dan berpatisipasi) hemiparesis (lumpuh sebagian) are lumpuh total an fungs a mp rja da ine ak ap tah k memulihkan fungsi otot tubuh latihan repetitif Hemoragik Fleksor siku latihan bilateral Kategori Tangan latihan resiprokal Pergelangan Kaki (plantar fascia) rit a oto tp en de Dampak latihan resistensi ek Otak kanan Otak kiri tin Pergelangan Kaki (digitorum longus ) gk a tk Lutut lumpuh tubuh sebelah kiri arti fung terapi cermin lumpuh tubuh sebelah kanan tingkat 0 gerakan menepuk tangan sepadan dan bergantian toh Terapi ua Paha Atas arti con Otak ta n Ekstensor gerakan sepadan dan pada saat yang sama melempar bola basket Fleksor Kaki membentuk memori di otak membentuk pengalaman gerak arti Stroke Otot Lutut latihan mengulang-ulang gerakan con toh Rotator Internal Bahu Paha Bawah arti fung si Fleksor jari Aduktor Bahu mengurangi kontraktur Fisioterapi Terapi Okupasional Iskemik Fleksor pergelangan tangan meningkatkan kekuatan otot i latihan beban arti bermain drum olah raga tinju menarik atau mendorong kekuatan yang berlawanan si meningkatkan kekuatan otot membalikkan efek atropi otot tangan yang “sehat” sebagai panutan tangan yang “sakit” hydrotherapy tingkat 1 tingkat 3 tingkat 2 tidak ada kontraksi otot tidak dapat menggerakkan sendi tingkat 4 dapat melawan gravitasi tidak terhadapa tahanan kemampuan otot mampu menggerakkan terhadap tahanan ringan sendi, tidak dapat melawan gravitasi menggunakan sarana kolam air 5