KATA PENGANTAR Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan

advertisement
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
Berkah dan Rahmat-Nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 dapat
diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2011- 2016 merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil
Bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah (PemiluKada) Kabupaten Muaro Jambi
secara langsung pada tanggal 9 April 2011. Dokumen RPJMD ini merupakan Rencana
Pembangunan Tahap kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2025. RPJMD ini merupakan dokumen
strategis dan sebagai langkah awal untuk merealisasikan Visi dan Misi
yang telah
disampaikan kepada masyarakat pada saat kampanye Pemilu Kepala Daerah. Secara
umum materi RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan program kepala
daerah serta kerangka pendanaan yang bersifat indikatif Tahun 2011-2016.
RPJMD ini
juga memuat Target Indikator Kinerja Daerah yang akan dicapai selama periode Tahun
2011-2016 yang dilihat dari 3 (tiga) aspek pembangunan yang meliputi Aspek
Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Umum dan Daya Saing Daerah.
Terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah bersama-sama
menyusun dokumen RPJMD ini, dan Pemerintah Daerah berharap seluruh masyarakat
dapat membantu dalam implementasi dan pengawasannya.
BUPATI MUARO JAMBI,
H. BURHANUDDIN MAHIR
DAFTAR ISI
Hal
KATA
PENGANTAR
................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iv
DAFTAR
GRAFIK
.......................................................................................................... ..........
vii ..............................................................................................................
DAFTAR
GAMBAR
....................................................................................................... .............
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
- 1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan................................................ 1
–2
1.3. Maksud dan Tujuan ........................................................... 1
–5
1.4. Ketentuan Umum ............................................................... 1
–7
1.5. Kerangka dan Metodologi Penyusunan .......................... 1
–9
1.6. Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan
Lainnya ....................................................................................... 1
– 10
1.7. Sistematika Penulisan... ..................................................... 1
– 22
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi Wilayah ...........................
–1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat .....................................
– 21
2
2
2
2.3. Aspek Pelayanan Umum .................................................... 2
– 55
2.4.
Aspek
Daya
Saing
............................................................................. ......................... 2
– 65
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2006-2010 ............. ........ 3
–1
3.1.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah ....... 3
–1
3.1.2. Neraca Keuangan ...................................................... 3
– 17
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan .................................... 3
– 29
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran .............................. 3
– 29
3.2.2. Analisis Pembiayaan ................................................. 3
– 34
3.3. Kerangka Pendanaan ......................................................... 3 – 39
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan
Mengikat
serta
Prioritas
Utama................................................................ ............ 3 – 39
3.3.2. Analisis Perhitungan Pendapatan dan
kerangka pendanaan.............. .... .................................. 3 – 45
BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan ..........................................
–1
4.2. Isu-isu Strategis.................................................................
– 17
BAB V
4
4
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi Pembangunan ...........................................................
–1
5
3
5.2. Misi Pembangunan ............................................................
–3
5.3. Tujuan dan Sasaran ..........................................................
–4
5
5
BAB VI STAREGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1.Strategi Pembangunan.......................................................
–1
6.2. Arah Kebijakan ..................................................................
–3
6
6
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
7.1. Kebijakan Umum ...............................................................
–1
7.2. Program Pembangunan ....................................................
–1
7
7
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN
YANG
DISERTAI
KEBUTUHAN
PENDANAAN
..................................................................... ............................... 8
-1
BAB IX PENETAPAN
INDIKATOR
.................................... 9 - 1
BAB X
KINERJA
DAERAH
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi ............ ..........................................
......................................................................................... 10 – 1
10.2. Kaidah Pelaksanaan .......................................................
......................................................................................... 10 – 2
BAB XI PENUTUP.........................................................................................
11 - 1
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam
mewujudkan
keterpaduan
dan
keberlanjutan
pembangunan, baik dalam lingkup wilayah Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi maupun Nasional, maka diperlukan perencanaan yang
sistematis dan terukur. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
(RPJMD)
diharapkan
mampu
mewujudkan
keterpaduan,
Keberlanjutan dan sinergitas pembangunan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Muaro Jambi 2011 - 2016 merupakan penjabaran visi, misi
dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih berdasarkan Pemilihan
Kepala Daerah secara langsung (Pemilukada) Kabupaten Muaro Jambi
pada tanggal 9 April
merupakan
Rencana
2011. Dokumen RPJMD Tahun 2011-2016
Pembangunan
Tahap
kedua
dari
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006 -2025. RPJMD ini merupakan dokumen strategis dan sebagai
langkah awal untuk merealisasikan Visi dan Misi yang telah disampaikan
pada masyarakat semasa kampanye Pemilu Kepala Daerah. Penyusunan
RPJMD merupakan amanah dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang harus
dilaksanakan dalam upaya membangun sistem perencanaan yang
sistematis,
terarah,
terpadu,
dan
respon
terhadap
perubahan.
Penyusunan RPJMD ini dilakukan secara integratif dengan dokumen
perencanaan
yang
lain,
mulai
dari
tingkat
Pusat
dan
Provinsi.
Keterpaduan, sinkronisasi dan sinergitas berbagai program ini diharapkan
dapat
membawa
manfaat
yang
lebih
besar
pada
peningkatan
kesejahteraan masyarakat Muaro Jambi.
5
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Landasan idiil dalam penyusunan RPJM Daerah ini adalah
Pancasila dan Landasan Konstitusional adalah Undang-undang Dasar
1945, sedangkan landasan operasioinal meliputi seluruh ketentuan
perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan
daerah yaitu:
1.
Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 182 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3903);
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
7.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
6
8.
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1137),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang
Pembangunan
Nomor
Jangka
17
Tahun
Panjang
2007
Nasional
tentang
Tahun
Rencana
2005–2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan
Perundang–undangan,
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594)
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
7
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007
tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah
Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833);
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di
Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5107);
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
8
2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Jambi Tahun 2009 Nomor 6);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2010-2015; (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2011
Nomor 01);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 26 Tahun 2009,
tentang
Tahapan
dan
Tata
Cara
Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2009 Nomor
26, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2009
Nomor 25);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 13 Tahun 2012
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2012 Nomor 13);
1.3.
MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
dimaksudkan sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap
9
kebijakan keuangan, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum,
Program Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Program Kewilayahan. Di
dalamnya juga tedapat berbagai program dan kerangka anggaran yang
bersifat proyektif dan indikatif selama lima tahun ke depan. Dengan
demikian semua dokumen operasional di dalam perencanaan periode
2011-2016
dilingkungan pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi harus
mengacu pada RPJMD ini.
Adapun tujuan dari RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016
sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan dan
Strategi pembangunan daerah 2011 -2016.
2. Sebagai pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di dalam penyusunan Renstra SKPD 2011 - 2016.
3. Sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA),
Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Anggaran
pembiayaan dan Belanja Daerah (RAPBD).
4. Sebagai tolok ukur dalam mengukur dan melaksanakan evauasi kinerja
tahun SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.
5. Sebagai instrumen untuk memudahkan seluruh SKPD untuk mencapai
tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan terpadu, terarah
dan terukur.
6. Sebagai instrumen untuk memahami secara utuh dan dalam rangka
memudahkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi seluruh SKPD
dalam pelaksanaan arah kebijakan, program dan kegiatan tahunan.
7. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten Muaro Jambi.
Berpijak dari tujuan tersebut maka sasaran penyusunan RPJMD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1.
Teridentifikasinya kondisi umum dan isu strategis pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016.
10
2.
Terumuskannya Kerangka Pendanaan Pembangunan Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Proyeksi Pendapatan dan Belanja
Daerah 2011-2016).
3.
Terumuskannya
visi,
misi,
tujuan dan sasaran
pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016.
4.
Terumuskannya strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten
Muaro Jambi periode tahun 2011-2016.
5.
Terumuskannya
Indikasi
program
dan
Kerangka
Pendanaan
pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016.
6.
Terumuskannya Indikator Kinerja Utama Program Pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016.
1.4.
KETENTUAN UMUM
Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang menjadi landasan
hukum maka definisi peristilahan yang terkait dengan RPJMD Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
2.
Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik
dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha,
akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia.
3.
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
adalah
suatu
proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan
didalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam
jangka waktu tertentu.
4.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 (duapuluh) tahun.
11
5.
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
6.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat
RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun.
7.
Rencana
Strategis
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
yang
selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
8.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja
SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
9.
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
10. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
11. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
12. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan.
13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi
anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
14. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahuntahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
15. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan
pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif.
16. Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
yang
selanjutnya
12
disingkat Musrenbang adalah forum
antarpemangku kepentingan
dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.
17. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau
tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan daerah.
1.5.
KERANGKA DAN METODOLOGI PENYUSUNAN
Penyusunan
RPJMD
Kabupaten
Muaro
Jambi
2011-2016
didasarkan pada tiga sumber data pokok :
1. Data sekunder, yaitu data-data yang mencakup Visi dan Misi Bupati
dan Wakil Bupati terpilih periode sebelumnya, data statistik, dan data
perencanaan lainnya.
2. Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti pada pemangku
kepentingan (stake holders) yang ada di Kabupaten Muaro Jambi
seperti
SKPD,
tokoh
masyarakat,
akademisi
dan
organisasi
kemasyarakatan.
3. Musyawarah
Rencana
Pembangunan
(Musrenbang)
RPJMD
Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016.
Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2011-2016 ini secara garis besar adalah sebagaimana
digambarkan dalam diagram berikut:
13
Gambar 1.1
Kerangka Penyusunan
RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
RPJM NASIONAL & RPJMD PROV. JAMBI
RPJPD KAB. MUARO JAMBI 2006-2025
RTRW KAB. MUARO JAMBI
PENCAPAIAN
PEMBANGUNAN
2006-2011
ISU STRATEGIS
2011-2016
ISU STRATEGIS
RPJM
NASIONAL
ISU STRATEGIS
RPJMD
PROV. JAMBI
VISI & MISI Bupati
dan Wakil Bupati
2011-2016
URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
PERMASALAHAN
SPESIFIK
TUJUAN &
SASARAN
KERANGKA EKONOMI DAN
PENGANGGARAN DAERAH
STRATEGI
KEBIJAKAN
PROGRAM
STRATEGI
KEBIJAKAN
PROGRAM
STRATEGI
KEBIJAKAN
PROGRAM
RENSTRA-SKPD
2011-2016
Sementara itu struktur materi atau substansi yang termuat dalam
RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, sesuai dengan yang
diamanatkan
oleh
peraturan
perundangan
yang
berlaku
adalah
sebagaimana disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 1.2
Struktur Materi
RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
VISI
2011-2016
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR DAMPAK
(IMPACT)
SASARAN
POKOK
INDIKATOR
MANFAAT (BENEFIT)
SASARAN
INDIKATOR HASIL
(OUTCOME)
MISI
TUJUAN &
SASARAN
STRATEGI /
KEBIJAKAN
PROGRAM
14
1.6. KETERKAITAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN
LAINNYA
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Pasal 5 Ayat 2), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi, memuat arah
kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Sebagaimana definisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) maka dapat disimpulkan bahwa RPJMD merupakan
bagian penting dari keterkaitan sistem perencanaan pembangunan
dengan penganggaran. RPJMD diharapkan dapat menggambarkan
kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dan
memberikan perhatian pada isu dan permasalahan pengelolaan keuangan
dan pembangunan daerah. Posisi RPJM dalam keterkaitan Sistem
Perencanaan dan Penganggaran digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.3
Keterkaitan Sistem Perencanaan dan Penganggaran
15
Mengacu
Berpedoman
Berpedoman
Memperhatikan
RPJMN
RPJMD
Berpedoman
Renstra
SKPD
5 tahun
Dijabarkan
Berpedoman
Renja
SKPD
1 tahun
RPJPN
RPJPD
20 tahun
20 tahun
Berpedoman
5 tahun
5 tahun
Renstra
K/L
Dijabarkan
1 tahun
1 tahun
5 tahun
Diserasikan Musrenbang
Mengacu
RKPD
RKP
Berpedoman
Renja
K/L
Mengacu
1 tahun
1 tahun
KUA
Dibahas
bersama
DPRD
PPAS
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD
DGN KDH
RKA-SKPD
PEDOMAN
PENYUSUNA
N
KUA
= Kebijakan umum anggaran
PPAS
= Prioritas pagu anggaran sementara
TAPD
= Tim anggaran Pemda
RKA-SKPD = Rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah
TAPD
RAPERDA
APBD
1 tahun
Sesuai dengan salah satu asas sistem perencanaan pembangunan
nasional (SPPN), bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun
secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan. Sementara itu, ditetapkan pula salah satu tujuan SPPN yaitu
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah. Selanjutnya, kedudukan RPJM Daerah Kabupaten
Muaro Jambi berdasarkan keterkaitannya dengan dokumen perencanaan
antar pusat dan daerah, menurut hasil interpretasi terhadap ketentuan
didalam
Undang-undang
Nomor
25
Tahun
2004
dan
Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
16
Gambar 1.4
Kedudukan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Dalam
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Provinsi Jambi
RPJPD
Provisni Jambi
RPJMD
Provisni Jambi
RKPD Provinsi
Jambi
Renja SKPD
Provisni Jambi
Renstra SKPD
Provisni Jambi
RPJPD
Kab. Muaro Jambi
RKPD
Kab. Muaro Jambi
RPJMD
Kab. Muaro Jambi
Renstra SKPD
Kab. Muaro Jambi
Renja SKPD
Kab. Muaro Jambi
Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu
kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, khususnya dalam menjalankan
agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen
perencanaan. Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan
lainnya adalah sebagai berikut :
17
1. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Muaro Jambi
RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011–2016 merupakan rencana
pembangunan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006-2025.
Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat visi, misi dan program
prioritas Bupati dan Wakil Bupati Muaro Jambi periode 2011-2016, harus
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi. Dalam RPJPD Kabupaten Muaro
Jambi ditetapkan Visi Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai
kedudukan
strategis
dalam
melaksanakan
penyelenggaraan
pemerintahan selama 20 tahun kedepan. Visi di jadikan landasan pijakan
untuk melangkah menuju harapan yang ingin dicapai bagi kemajuan
pembangunan
dan
kesejahteraan
masyarakat
sesuai
dengan
potensi,masalah dan aspirasi Masyarakat Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan kondisi, analisis dan prediksi kondisi umum daerah
Kabupaten Muaro Jambi, maka Visi Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006-2025 adalah “Terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang
kompetitif, sejahtera dan mandiri, berbasis agribisnis, Agroindustri
dan ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan
beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat
istiadat ” .
Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi
tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi
yang terdiri dari aparat pemerintah, DPRD, organisasi politik, organisasi
sosial masyarakat, LSM, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia
usaha dan tokoh masyarakat untuk mencapai cita-cita dan masa depan
Kabupaten Muaro Jambi, maka Misi Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006-2025 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa
melalui peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah
daerah;
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar lebih produktif untuk
mendukung pembangunan daerah;
18
3. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan;
4. Meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan akses dan kualitas
pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya;
5. Memberdayakan penduduk dan seluruh kekuatan ekonomi daerah
dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi global;
6. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan,
produktif, mandiri, maju, dan berkelanjutan;
7. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat
kegiatan agribisnis yang berwawasan lingkungan di Propinsi Jambi;
8. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat
pelayanan jasa pendidikan unggulan di Provinsi Jambi;
9. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai wilayah penunjang
aglomerasi Kota Jambi;
10. Mewujudkan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi yang serasi
dalam mencapai tujuan ekonomi, ekologi dan keadilan sosial;
Pada tahap kedua RPJMD Kabupaten Muaro Jambi yang dimuat
di dalam RPJPD Kabupaten Muaro Jambi,
fokus pembangunan di
arahkan pada peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia
Muaro Jambi yang Cerdas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pendapatan masyarakat serta peningkatan kualitas infrastruktur dan
kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Ketiga
fokus pembangunan ini ditujukan dalam rangka meningkatkan dan
memperkuat identitas pembangunan Kabupaten Muaro Jambi yang
konsisten menuju terwujudnya visi dan misi pembangunan Kabupaten
Muaro Jambi 2006-2025.
2. RPJMD DAN RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011–2016, juga
harus berpedoman pada berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Muaro Jambi 2011-2031 sebagai
dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan
19
dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Muaro Jambi sehinggga
tidak terjadi kekeliruan dalam penetapan kawasan atau pemanfaatan
ruang. Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan
(supply) ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan
perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor
dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan
kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Dengan
memperhatikan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang
nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif
wilayah, daya tampung dan kebutuhan ruang untuk masa mendatang,
maka dapat dirumuskan Kebijakan dan Strategi serta rencana pola ruang
untuk Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana dipaparkan di bawah ini :
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
PENATAAN
RUANG
WILAYAH
KABUPATEN
1). Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten meliputi :
a. Pengembangan pertanian modern berbasis industri pengolahan dan
pemasaran produk hasil pertanian;
b. Pengembangan
perkotaan
dan
perdesaan
dalam
mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah;
c. Pengembangan infrastruktur wilayah pada sentra-sentra produksi,
pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara
seimbang dan terpadu;
d. Pemantapan kawasan lindung dalam mendukung pembangunan yang
berkelanjutan;
e. Pengembangan kawasan industri pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan;
f. Pengembangan kawasan strategis dalam mendorong pengembangan
wilayah;
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
20
2). Strategi Penataan Ruang
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi meliputi:
(1) Strategi
pengembangan
pertanian
modern
berbasis
industri
pengolahan dan pemasaran produk perdagangan meliputi:
a. meningkatkan dan mengembangkan sistem pertanian modern dan
ketahanan pangan;
b. meningkatkan produksi pertanian secara luas sebagai basis
perekonomian daerah;
c. meningkatkan
dan
mengembangkan
kawasan
agrobisnis
mendukung pembangunan wilayah;
d. meningkatkan dan mengembangkan industri rakyat, kecil dan
menengah;
e. meningkatan dan mengembangkan sistem distribusi perdagangan
dan jasa;
f. menggerakkan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis
koperasi dan usaha kecil menengah;
g. menumbuh-kembangkan produktifitas dan inovasi produk serta
usaha baru yang berkualitas; dan
h. menciptakan iklim usaha dan peluang investasi yang kondusif.
(2) Strategi pengembangan perkotaan dan perdesaan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi:
a. menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah
terutama yang berfungsi sebagai pusat agroindustri;
b. memantapan fungsi simpul-simpul wilayah; dan
c. memantapan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi
antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai
hinterlannya.
(3) Strategi pengembangan infrastruktur wilayah pada sentra-sentra
produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan
secara seimbang dan terpadu meliputi:
a. meningkatkan dan mengembangkan Infrastruktur jaringan jalan dan
fasilitas
perhubungan,
jaringan
air
bersih,
jaringan
energi,
21
telekomunikasi dan jaringan sumberdaya air (irigasi) yang terpadu
dan merata;
b. meningkatkan dan mengembangkan penyediaan sarana dan
prasarana perumahan dan permukiman secara seimbang;
c. meningkatkan
dan
mengembangkan
sarana
dan
prasarana
pertanian, perinakan, industri dan perdagangan;
d. meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wilayah sesuai
dengan kebutuhan dan rencana pengembangannya;
e. meningkatkan dan mengembangkan sistem distribusi perdagangan
dan jasa serta akses pasar yang kondusif
(4) Strategi
pemantapan
kawasan
lindung
dalam
mendukung
pembangunan yang berkelanjutan meliputi:
a. memantapkan fungsi kawasan hutan lindung melalui peningkatan
kelestarian hutan untuk keseimbangan tata air dan lingkungan
hidup;
b. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di
bawahnya berupa kawasan resapan air untuk perlindungan fungsi
lingkungan;
c. memantapkan kawasan perlindungan setempat melalui upaya
konservasi alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;
d. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka
alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
e. menangani kawasan rawan bencana alam melalui pengendalian
dan pengawasan kegiatan perusakan lingkungan terutama pada
kawasan yang berpotensi menimbulkan bencana alam, serta
pengendalian untuk kegiatan manusia secara langsung;
f. memantapkan kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan
bencana alam geologi disertai dengan pemantapan zonasi di
kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan
kawasan secara partisipatif; dan
g. memantapkan kawasan lindung lainnya sebagai penunjang usaha
pelestarian alam.
22
(5) Strategi pengembangan kawasan industri pengolahan hasil pertanian
dan perkebunan meliputi:
a. mengembangkan kawasan industri berjauhan dengan kawasan
permukiman;
b. mengembangkan industri kecil melalui pemberdayaan industri kecil
dan home industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan;
c. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil
dan kerajinan tangan; dan
d. meningkatkan pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (KUMKM) serta investasi.
(6) Strategi
pengembangan
kawasan
strategis
dalam
mendorong
pengembangan wilayah meliputi:
a. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi;
b. meningkatkan
dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
strategis sosial dan budaya;
c. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi secara optimal;
d. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
3. RPJMD dan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat
Daerah
Dalam kaitannya sistem perencanaan pembangunan 5 tahun
kedepan, RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 merupakan
pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD
tahun 2011-2016. Renstra SKPD merupakan penjabaran secara Teknis
RPJMD yang memuat berbagai indikasi program dan kegiatan serta
kerangka pendanaan bagi setiap urusan bidang pemerintahan, baik
urusan wajib maupun pilihan untuk jangka waktu 5 tahun, yang disusun
oleh setiap SKPD dan ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah diverifikasi
23
terlebih dahulu oleh Bappeda Kabupaten Muaro Jambi. Visi dan Misi yang
tertuang didalam Renstra SKPD harus memperhatikan Visi dan Misi
RPJMD maupun Program prioritas RPJMD 2011-2016 yang disesuaikan
dengan
kerangka
pendanaan
setiap
tahunnya.
Dengan
demikian
kesinambungan dan konsistensi perencanaan pembangunan dapat
berjalan dengan baik.
4. RPJMD DAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011 – 2016 setiap
tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana
Kerja SKPD. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan bahan utama
pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Kabupaten Muaro Jambi yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten hingga Musrenbang
Provinsi. Dimana didalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah setiap
tahunnya memuat program dan kegiatan prioritas daerah yang disertai
kerangka pendanaan yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, APBD
Provinsi maupun APBN.
5. RPJMD Kabupaten Muaro Jambi dan RPJMD Provinsi Jambi
Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016,
sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 bahwa RPJMD Kabupaten/Kota harus mengacu pada RPJMD
Provinsi Jambi Tahun 2010-2015.
Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Provinsi Jambi periode 2010 - 2015, ditetapkan Visi
Pembangunan Provinsi Jambi adalah “EKONOMI MAJU, AMAN, ADIL
DAN SEJAHTERA” J A M B I
seluruh
stakeholder
di
EMAS
Provinsi
Jambi
2015, sehingga diharapkan
secara
bahu
membahu
mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan dan
mewujudkan seluruh masyarakat Jambi agar lebih sejahtera.
24
Sejalan dengan RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2010-2015 yang
memiliki
misi (1) Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan
Infrastruktur
Pelayanan
Umum;
(2)
Meningkatkan
Kualitas
Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan Beragama dan Berbudaya; (3)
Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat
berbasis Agribisnis dan Agroindustri;
(4)
Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Optimal dan
Berwawasan Lingkungan; (5) Meningkatkan Tata Pemerintahan yang
baik, Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum serta Kesetaraan
Gender, maka guna lebih mensinkronkan berbagai program prioritas
Provinsi dan Prioritas Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
telah menetapkan Prioritas pembangunan 2011-2016 sebagai berikut : (1)
Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan yaitu
pembangunan yang menekankan pada kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) ini ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan dan derajat
kesehatan penduduk, yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan
dan kualitas pelayanan sosial dasar bagi masyarakat agar lebih produktif
serta berdaya saing untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur dan
sejahtera; (2) Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis,
rukun,
aman
dan
demokratis
yaitu
Pembangunan
yang
mengedapankan keselarasan kehidupan social politik masyarakat yang
berkeadilan dengan menjamin kepastian hukum, kesamaan hak dan
kewajiban dalam berbagai bidang serta penerapan demokrasi disemua
tingkatan pemerintahan
(3) Meningkatkan tata kelola Pemerintahan
Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan
transparan
yaitu
Pembangunan
menerapkan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan yang baik (good governance) secara konsisten dan
berkelanjutan disemua tingkatan yang tercermin dari berkurangnya tingkat
korupsi,
Peningkatan
pembangunan
di
kinerja
berbagai
birokrasi,
bidang,
peningkatan
dan
keberhasilan
terbentuknya
birokrasi
pemerintahan proporsional, efektif, transparan serta professional dan
produktif (4) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada
sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah
25
yang berwawasan lingkungan yaitu Membangun ekonomi daerah yang
berbasiskan ekonomi kerakyatan dengan seluruh kekuatan sumber daya
daerah, menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta penyediaan
sarana dan prasarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari
semua sector dan meningkatkan daya saing daerah dengan tetap
menjaga keseimbangan SDA dan kelestarian lingkungan hidup dan (5)
Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas
lainnya sesuai dengan Tata Ruang Wilayah yang memiliki daya
dukung
lingkungan
yaitu
meningkatkan
kuantitas,
kualitas
dan
aksesibilitas pelayanan umum dan utilitas lainnya yang memiliki daya
dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial serta
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum untuk
menunjang produksi, produktivitas, efisiensi dan mobilitas publik;
6. RPJMN dan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 merupakan penjabaran Visi dan Misi Presiden RI yang
berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJMN)
2005-2025
yang
menjadi
pedoman
bagi
pelaksanaan
Pemerintahan, Pembangunan maupun berbagai aktivitas masyarakat dan
dunia usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai stakes
holder pembangunan. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan
yang telah menuai beragam hasil pada periode 2004-2009, tentu harus
terus dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Capaian dan prestasi
pembangunan di periode 2004-2009 itu, pada hakekatnya adalah salah
satu modal dasar yang harus dilanjutkan untuk meraih capaian dan
prestasi pembangunan yang lebih baik lagi pada periode lima tahun yang
akan datang, 2010-2014. Pada periode 2010-2014, bangsa Indonesia
harus terus berupaya keras untuk mencapai perbaikan di bidang
kesejahteraan rakyat, membangun keadilan, penerapan tata kelola
pemerintahan yang baik, peningkatan kualitas demokrasi, serta menjaga
kesatuan
dan
“Terwujudnya
keamanan
negara.
Indonesia
Yang
maka
visi
Sejahtera,
RPJMN
Demokratis,
adalah
Dan
26
Berkeadilan”. Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah
sebagai

berikut :
Kesejahteraan Rakyat
Terwujudnya
peningkatan
kesejahteraan
rakyat,
melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya
saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan
budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demokrasi
Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang
bertanggung jawab serta hak asasi manusia.

Keadilan
Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati
oleh seluruh bangsa Indonesia.
Dari Visi RPJMN 2010-2014 tersebut, maka untuk mewujudkan Visi
tersebut dijabarkan kembali dalam 3 Misi pembangunan yaitu : (1)
Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera; (2)
Memperkuat
Pilar-Pilar
Demokrasi;
(3)
Memperkuat
Dimensi
Keadilan di Semua Bidang. Guna menyelaraskan Program dan kegiatan
Pembangunan Daerah, maka dalam penyusunan RPJMD Kabupaten
Muaro Jambi 2011-2016,
tetap memperhatikan Visi dan Misi serta
program yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014, hal ini dimaksudkan
untuk
menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam
rangka pencapaian sasaran pembangunan daerah dan pembangunan
nasional.
27
1.7.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011-2016 ini disusun dengan urutan sistematika sebagai berikut:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI WILAYAH
2.1.1. Aspek Geografi
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai luas 5.246 km 2 atau
sekitar 10,29 % dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi, secara
geografis berada pada 1051’ – 2001’
Lintang Selatan dan 103015’ – 104030’
Bujur
Timur
dengan
batas
wilayah
sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Tanjung Timur.

Sebelah Selatan berbatasan dengan
Propinsi Sumatera Selatan.
28

Sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Batang-hari.

Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Kabupaten
Muaro Jambi pada tahun 2010 melakukan pemekaran Kecamatan
sehingga menjadi 11 Kecamatan, 145 Desa dan 5 Kelurahan.
Tabel.2.1.
Jumlah serta Luas Wilayah Kecamatan dan Desa
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
NO
KECAMATAN
Luas Daerah
(Km2)
DESA
JUMLAH
KELURAHAN
1.
Jambi Luar Kota
280,12
17
1
2.
Mestong
474,70
14
1
3.
Sekernan
671,60
15
1
4.
Maro Sebo
261,47
11
1
5.
Kumpeh
1.658,93
16
1
6.
Kumpeh Ulu
386,65
17
-
7.
Sungai Bahar
160,50
11
-
8.
Sungai Gelam
654,41
13
-
9.
Taman Rajo
352,67
10
-
10.
Sungai Bahar Utara
167,26
11
-
11.
Sungai Bahar Selatan
195,69
10
-
5.246,00
145
5
Jumlah
Sumber :Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
1. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan
yang terdiri dari :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Desa Simpang Sungai Duren
Desa Mendalo Darat
Desa Sungai Duren
Desa Muaro Pijoan
Desa Pematang Jering
Desa Mendalo Laut
Desa Sarang Burung
Desa Sembubuk
Desa Senaung
29
10 Desa Penyengat Olak
11 Desa Kedemangan
12 Desa Rengas Bandung
13 Desa Muhajirin
14 Desa Maro Sebo
15 Desa Sungai Bertam
16 Desa Danau Sarang Elang
17 Desa Simpang Lima
Kelurahan Pijoan
2. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 Desa dan 1 kelurahan antara
lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Desa Tanjung Pauh KM-39
Desa Tanjung Pauh KM-32
Desa Ibru
Desa Sungai landai
Desa Pelempang
Desa Suka Damai
Desa Sebapo
Desa Nagasari
Desa Nyogan
Desa Baru
Desa Pondok Meja
Desa Suka Maju
Desa Muaro Sebapo
Desa Tanjung Pauh Talang Pelita
urahan Tempino
3. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 Kelurahan antara
lain :
1. Desa Sekernan
2. Desa Berembang
3. Desa Tunas Baru
4. Desa Pematang Pulai
5. Desa Pulau Kayu Aro
6. Desa Tan Tan
7. Desa Kedotan
8. Desa Keranggan
9. Desa Rantau Majo
10. Desa Bukit Baling
11. Desa Gerunggung
12. Desa Suak Putat
13. Desa Tanjung Lanjut
14. Desa Tunas Mudo
30
15.
Desa
Suko
Awin
Jaya
Kelurahan Sengeti
4. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 Desa dan 1 Kelurahan terdiri
dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Desa Jambi Tulo
Desa Baru
Desa Danau Lamo
Desa Muaro Jambi
Desa Danau Kedap
Desa Mudung Darat
Desa Niaso
8. Desa Tanjung Katung
9. Desa Lubuk Raman
10. Desa Setiris
11. Desa Bakung
Kelurahan Jambi Kecil
5. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan.
1.
Desa Londerang
2.
Desa Rantau Panjang
3.
Desa Mekar Sari
4.
Desa Betung
5.
Desa Gedong Karya
6.
Desa Puding
7.
Desa Pulau Mentaro
8.
Desa Petanang
9.
Desa Seponjen
10. Desa Sungai Aur
11. Desa Sogo
12. Desa Jebus
13. Desa Sungai Bungur
14. Desa Pematang Raman
15. Desa Rondang
16. Desa Maju Jaya
Kelurahan Tanjung
6. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 17 desa.
1. Desa Muara Kumpeh
2. Desa Pudak
31
3. Desa Kota Karang
4. Desa Lopak Alai
5. Desa Sakean
6. Desa Tarikan
7. Desa Sungai Terap
8. Desa Sumber Jaya
9. Desa Arang-Arang
10. Desa Sipin Teluk Duren
11. Desa Teluk Raya
12. Desa Pemunduran
13. Desa Kasang Pudak
14. Desa Kasang Lopak Alai
15. Desa Solok
16. Desa Ramin
17. Desa Kasang Kumpeh
7. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Desa Suka Makmur
Desa Marga Mulya
Desa Panca Mulya
Desa Marga Manungal Jaya
Desa Panca Bakti ( d/h Rantau Harapan)
Desa Tanjung Harapan
Desa Berkah
Desa Bukit Makmur
Desa Bukit Mas
Desa Mekar Sari Makmur
Desa Bakti Mulya
8. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 13 desa
1. Desa Tangkit
2. Desa Tangkit Baru
3. Desa Sumber Agung
4. Desa Sungai Gelam
5. Desa Parit
6. Desa Petaling Jaya
7. Desa Talang Kerinci
8. Desa Talang Belido
9. Desa Kebon IX
10. Desa Ladang Panjang
11. Desa Mingkung
12. Desa Trimulya Jaya
13. Desa Mekar Jaya
32
9. Kecamatan Taman Rajo Terdiri dari 10 Desa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Desa Tebat Patah
Desa Kemingking Dalam
Desa Teluk Jambu
Desa Sekumbung
Desa Talang Duku
Desa Kunangan
Desa Dusun Mudo
Desa Rukam
Desa Kemingking Luar
Desa Manis Mato
10.Kecamatan Sungai Bahar Selatan terdiri dari 10 Desa
1. Desa Bukit Subur
2. Desa Trijaya
3. Desa Ujung Tanjung
4. Desa Tanjung Mulya
5. Desa Adipura Kencana
6. Desa Bukit Jaya
7. Desa Tanjung Sari
8. Desa Tanjung Lebar
9. Desa Mekar Jaya
10. Desa Tanjung Baru
11. Kecamatan Sungai Bahar Utara terdiri dari 11 Desa
1. Desa Talang Bukit
2. Desa Sumber Mulya
3. Desa Matra Manunggal
4. Desa Bukit Mulya
5. Desa Sumber Jaya
6. Desa Markanding
7. Desa Bahar Mulya
8. Desa Talang Datar
9. Desa Pinang Tinggi
10. Desa Mulya Jaya
11. Desa Sungai Dayo
Sedangkan jarak antara Ibukota Kabupaten Muaro Jambi dengan
Ibukota Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi adalah:
33
 Sengeti - Kota Jambi
= 38 km
 Sengeti - Muara Bulian
= 75 km
 Sengeti - Kuala Tugkal
= 120 km
 Sengeti - Muara Bungo
= 150 km
 Sengeti - Bangko
= 280 km
 Sengeti - Sungai Penuh
= 500 km
 Sengeti - Sarolangun
= 190 km
 Sengeti - Muara Tebo
= 180 km
 Sengeti - Muara Sabak
= 120 km
Jarak antara Ibukota Kabutpaten Muaro Jambi dengan Ibukota
Kecamatan adalah:










Sengeti - Sebapo
Sengeti - Marga
Sengeti -Pudak
Sengeti - Sungai Gelam
Sengeti - Tanjung
Sengeti - Jambi Kecil
Sengeti - Pijoan
Sengeti – Kemingking Luar
Sengeti – Talang Bukit
Sengeti – Unit XVII
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
65 km
185 km
48 km
80 km
100 km
14 km
50 km
49 km
215 km
205 km
2.1.2. Topografi
Sebagian besar wilayah dataran di Kabupaten Muaro Jambi berada
pada ketinggian 10-100 meter di atas permukaan laut (74,95%) dan
hanya sebagian kecil (25,05%) yang berada kurang dari 10 meter di
atas permukaan laut. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Kabupaten Muaro Jambi adalah merupakan daerah dataran rendah.
Tabel 2.2.
Ketinggian Wilayah Masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Muaro Jambi
No
Kecamatan
0-10 m
Ha
10-100 m
Ha
%
%
Jumlah
1
Jambi Luar Kota
0
0
37.315
7,11
37.315
2
Mestong
0
0
55.385
10,56
55.385
3
Kumpeh Ulu
9.115
1,74
38.385
7,32
47.500
4
Sekernan
0
0
78.200
14,91
78.200
34
5
Maro Sebo
6
Kumpeh
7
Sungai Bahar
8
Sungai Gelam
131.425
Jumlah
4.110
0,78
40.090
7,64
44.200
118.200
22,53
91.260
17,40
209.460
0
0
52.500
10,01
52.500
5.120
0,97
39.564
15,23
25,05
393.135
74,95
524.560
Sumber: www.muarojambi.go.id
Kemiringan tanah dibagi dalam 4 kelas yaitu datar 0 - 2%, landai 2 15%, terjal
15 - 40%, sangat terjal lebih dari 40%. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai lereng yang datar (67,50%),
hanya sebagian kecil (0,44%) mempunyai lereng sangat terjal.
Tabel .2.3
Luas dan Persentase Kemiringan Tanah Masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Muaro Jambi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Jambi Luar
Kota
Mestong
Kumpeh Ulu
Sekernan
Maro Sebo
Kumpeh
Sungai
Gelam
Sungai Bahar
Jumlah
0-2%
2-15%
Ha
%
Ha
%
7.841
22.892
47.500
16.421
44.200
209.500
1,50
4,37
9,06
3,13
8,43
39,95
16.027
44.203
0
14.686
0
0
5.600
353.954
1,07
67,50
12.400
87.316
15-40
40%
Ha
%
Ha
%
Jumlah
(ha)
3,06
8,43
0
2.80
0
0
13.267
12.300
0
47.093
0
0
2,53
2,35
0
8,98
0
0
0
2.305
0
0
0
0
0
0,44
0
0
0
0
37.135
81.700
47.500
78.200
44.200
209.500
2.36
16.65
8.150
80.810
1,55
15,41
0
2.305
0
0,44
26.150
524.600
Sumber: www.muarojambi.go.id
2.1.3. Hidrologi
Sesuai dengan topografi, maka hidrologi di Kabupaten Muaro
Jambi dapat dikelompokkan berdasar tata aliran air yang mencakup air
permukaan dan pola aliran sungai sebagai daerah yang rendah dan
terdapat banyak cekungan-cekungan maka tata aliran air permukaan
terutama air hujan menggenang di bagian-bagian yang rendah baik pada
cekungan maupun lahan pertanian dataran rendah. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi sistem usaha tani dan kegiatan ekonomi lainnya. Karena
wilayahnya banyak berupa cekungan dan rendah maka drainase telah
berjalan dengan baik. Pola aliran sungai di Kabupaten Muaro Jambi
bersifat sub paralel sehingga pada waktu terjadi hujan lebat beberapa jam
35
sudah dapat menimbulkan banjir yang dapat merugikan masyarakat dan
petani.
Pada beberapa Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi air
permukaan menjadi masalah setiap tahunnya terutama pada musim hujan
di mana air permukaan sampai menggenangi tanah pertanian dan sawah
penduduk. Pola aliran sungai di Kabupaten Muaro Jambi adalah sub
paralel dengan resiko yang ditimbulkan aliran terjadinya banjir bila sungai
induk tidak mampu lagi menampung air anak-anak sungainya, di samping
itu karena intensitas hujan yang cukup tinggi.
Tabel 2.4.
Luas Daerah dan Persentase Sifat Genangan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Muaro Jambi
Luas Daerah
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan
Jambi Luar Kota
Mestong
Kumpeh Ulu
Sekernan
Maro Sebo
Sungai Gelam
Kumpeh
Sungai Bahar
Jumlah
Tidak
pernah
tergenang
35.390
62.362
73.775
21.175
31.870
38.230
35.798
298.200
Persentase
1.925
9.725
1.225
4.875
36.920
Tergenang
terus
menerus
3.200
18.150
140.750
Tidak
pernah
tergenang
94,84
86,51
94,34
47,91
15,21
7.910
62.580
1.360
163.420
80,48
100
56,92
Tergenang
periodik
Tergenang
periodik
Tergenang
terus
menerus
5,16
13,49
1,56
11,0
17,62
4,1
41,09
67.17
16,65
11,93
2,87
31,15
Sumber : BPN Kabupaten Muaro Jambi
Disamping itu Kabupaten Muaro Jambi memiliki Sumberdaya Air
yang sangat potensial bagi pengembangan perikanan dan lainnya,
sumberdaya air tersebut berasal dari Danau Rawa, DAS Batanghari, DAS
Air Hitam (Kecamatan Kumpeh), DAS Bayung Lincir (Kec.Mestong dan
Sei Bahar) dan DAS Tungkal Mendahara (Kec Sekernan).
2.1.4. Iklim dan Cuaca
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana wilayah kabupaten
lainnya di Kabupaten Muaro Jambi beriklim tropis, dengan jumlah curah
hujan rata-rata 186,14 mm dan hari hujan rata-rata 16 hari hujan.
Sedangkan suhu udara rata-rata 26,75 oC dengan kelembaban rata-rata
86,58 %. Bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan.
36
Berikut tabel rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2010.
Tabel.2.5.
RATA-RATA JUMLAH HUJAN DAN CURAH HUJAN SETIAP BULAN
DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2010
Bulan
Month
(1)
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah Hujan (hari)
Days
Curah Hujan (mm)
Rainfall (mm)
(2)
17
19
16
20
11
12
17
19
14
22
21
13
(3)
122.3
371.5
190.6
241.7
119.9
192.1
309.9
329.1
239.3
352.8
275.8
285.1
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel 2.5. diatas dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi pada
tahun 2010 dimulai pada bula Agustus dengan curah hujan mencapai
239,1 mm, disusul bulan September sebesar 239,3 mm, bulan Oktober
curah hujan tinggi kembali dengan rata-rata curah hujan sebesar 352,8
mm.
Untuk suhu dan kelembaban, pada tahun 2010 suhu maksimum mencapai
33,1
0
C dan suhu minimum mencapai 23,1
0
C. Kelembaban udara
maksimum pada tahun 2010 mencaipai 89% dan kelembaban minimun
mencapai 87%.
Tabel.2.6
RATA-RATA SUHU UDARA, KELEMBABAN, TEKANAN UDARA, KECEPATAN ANGIN,
CURAH HUJAN, DAN PENYINARAN MATAHARI MENURUT STASIUN
DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2010
Uraian
Stasiun Klimatologi/Station Climatology
Sungai Duren
(1)
(2)
Suhu (0C)
Maksimum
33.1
37
Minimum
23.1
Rata-rata
26.7
Kelembaban Udara (%)
Maksimum
89
Minimum
87
Rata-rata
87
Stasiun Klimatologi/Station
Climatology
Uraian
Sungai Duren
Tekanan Udara (mb)*
Kecepatan Angin (km/jam)*
1.18
Curah Hujan (mm)
186,14
Penyinaran Matahari (%)**
48.8%
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
2.1.5. Potensi pengembangan wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Kabupaten Muaro
Jambi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya
seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lainlain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.
Kawasan Budidaya
A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Muaro Jambi mempunyai
HPT yang saat ini tidak
produktif dan sebagian mengalami kerusakan.
Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi
seluruhnya
Dinas Kehutanan dan
dapat mengembangkan kedua
program tersebut, dengan prioritas utama program HTR pada HPT yang
ada dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan
dan pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan
Tanaman Rakyat dan Hutan Desa.
38
B. Kawasan Pertanian
Pertanian Lahan Basah; Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi
lahan sawah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian
sebagai kawasan yang beririgasi dalam kondisi yang baik, untuk dapat
lebih dioptimalkan hasil produktifitasnya.
Guna memenuhi mendukung
kebutuhan konsumsi beras di wilayah Kabupaten Muaro Jambi maka
lahan pertanian sawah yang ada untuk tetap dipertahankan serta
dilakukan pengembangan dilahan pertanian lainnya.
Pertanian
Lahan Kering; Secara eksisting jenis tanaman
pertanian lahan kering yang bertumbuh di Muaro Jambi adalah jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.
Jenis
pertanian lahan
bersesuaian,
kering ini dikembangkan pada lahan
yang
baik berdasarkan peta kesesuaian lahan maupun fakta
lapangan.
Kegiatan ini diarahkan untuk diintensifkan di seluruh
kecamatan.
Mengingat letak geografis, maka Kumpeh dan Maro Sebo
lebih diarahkan sebagai sentra produksi pertanian lahan kering skala
kabupaten, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk di
dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini
adalah tanaman lahan kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono,
1989), seperti sayur-sayuran.
Komoditas
pertanian hortikultura yang
dapat dikembangkan di Muaro Jambi adalah komoditas sayuran dataran
rendah.
Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian
lahan yang ada, maka kawasan yang diarahkan sebagai kawasan
pengembangan pertanian hortkultura dengan kawasan inti Kecamatan
Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo.
C. Kawasan Perkebunan
Berdasarkan
potensi
(luas)
komoditas
perkebunan
yang
dikembangkan di Muaro Jambi terdapat 4 jenis komoditas yang
mempunyai areal tanam yang paling luas, yaitu Kopi, Sawit dan Kelapa
39
Dalam. Mengingat kondisi perkebunan sawit yang dominan memenuhi
seluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi, maka perkebunan sawit tidak
menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman
perkebunan yang telah berkembang hanya ditingkatkan produktivitasnya.
D. Kawasan Peternakan
Berdasarkan rencana program Pemerintah
kabupaten Muaro
Jambi, pengembangan sentra peternakan akan dikembangkan sebagai
berikut :
Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi dan kerbau) di
Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh Ulu, Sungai Gelam dan Maro Sebo.
Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di
seluruh kecamatan di Muaro Jambi terutama kecamatan Jambi Luar Kota
dan Kumpeh. Sedangkan Pengembangan sentra peternakan unggas
berada di Seluruh wilayah kecamatan.
E. Kawasan Perikanan
Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan
menjadi
2 (dua),
yaitu budidaya tambak
dan
budidaya air tawar.
Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air dengan puluhan sungai
yang ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya perikanan
kolam,
sungai
dan
danau
lebih
ditingkatkan.
pengembangan budidaya perikanan darat di
Namun
danau dan
untuk
sungai
sebaiknya dihindari penggunaan jaring apung/karamba. Pengalaman
pada
beberapa
danau/waduk
menunjukkan
danau/sungai dari pakan ikan membawa
bahwa
dampak
pencemaran
buruk
bahkan
terhadap hasil produksi ikan itu sendiri. Mengingat keterbatasan lahan
untuk pengembangan usaha tani yang berbasis lahan (ekstensif), maka
pengembangan kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu kembangkan
pada kawasan yang selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan,
terutama di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Jambi Luar
Kota.
Kawasan Pengolahan
Ikan;
pengolahan ikan
atau industri
40
perikanan
(added value) masih belum
berkembang di Muaro Jambi.
Untuk itu perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang
berbasis non lahan, maka usaha pengolahan ikan merupakan salah satu
tumpuan peningkatan perekonomian masyarakat Muaro Jambi terutama di
kawasan sepanjang aliran sungai.
F. Kawasan Pertambangan
Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan
wilayah pertambangan (WP), yang
terdiri
dari
wilayah usaha
pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah
pencadangan negara (WPN).
-
Wilayah usaha pertambangan
pertambangan
(WUP), adalah bagian dari wilayah
-
(WP) yang telah memiliki ketersediaan
informasi geologi.
-
WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan
pemerintah provinsi.
-
Wilayah pertambangan
pertambangan
data, potensi, dan/atau
rakyat (WPR), adalah bagian dari
wilayah
Pada saat ini optimalisasi pertambangan di wilayah Kabupaten
Muaro Jambi masih berupa potensi bahan galian strategis yaitu sumber
daya alam non hayati berupa marmer, batu bara, batu gamping, bentonit,
granit dan air raksa yang berpotensi untuk dieksploitasi. Untuk kegiatan
pertambangan bahan galian yang berjalan terdapat di Kecamatan Sungai
Bahar, Kecamatan Mestong dan Sungai Gelam
G. Kawasan Industri
Di Muaro Jambi hanya ada indusri kecil yang tersebar di kawasan
perkotaan di Kecamatan Sekernana, Kecamatan Jambi Luar Kota dan
Kumpeh Ulu.
Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan
usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka
kegiatan industri yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya.
Oleh karena itu industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan
perlu mendapat
kerakyatan.
prioritas
utama dalam
pengembangan ekonomi
Agroindustri dapat dikembangkan dibeberapa kecamatan
41
yang berdekatan dengan Kota Jambi, seperti di Kecamatan Jambi Luar
Kota, Sekernan dan Mestong.
H. Kawasan Pariwisata
Menurut UU
No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri
pariwisata,
destinasi
pariwisata,
pemasaran
dan
kelembagaan
pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro
Jambi ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi)
Kabupaten Muaro Jambi yang dapat sebagai satu kesatuan destinasi
wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan
terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Daerah tujuan pariwisata
yang selanjutnya disebut Destinasi
Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Kawasan wisata
yang cukup potensial dan menjadi andalan Kabupaten Muaro Jambi
adalah kawasan wisata Candi Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo,
kawasan wisata agro industri perkebunan kelapa sawit di Kecamatan
Sungai Bahar, kawasan agro wisata di kecamatan Kumpeh Ulu, Sungai
Gelam dan Komunitas Suku Anak Dalam di Kecamatan Mestong.
Khusus mengenai Kawasan Wisata Candi Muaro Jambi yang
terletak di Kecamatan Maro Sebo, pada tahun 2011 Bapak Presiden RI
telah menetapkan Kawasan Candi Muaro Jambi
sebagai salah satu
Kawasan Wisata Sejarah Terpadu di Indonesia. Dengan ditetapkannya
Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai kawasan Wisata Sejarah Terpadu
ini, diharapkan berbagai program guna mendukungan pengembangan
Kawasan Wisata Sejarah Terpadu ini dapat terus ditingkatkan, baik
melalui pendanaan APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN.
Sengeti sebagai ibukota
pemerintahan
dapat dijadikan pusat
wisata budaya. Sementara itu untuk wisata lainnya berupa wisata alam
42
yang dapat digabung dengan paket wisata terpadu di wilayah Kabupaten
Muaro Jambi, baik
perjalanan wisata maupun wisata budaya yang
bersifat sejarah dan atraksi budaya di wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Tabel 2.7
Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi
Kecamatan
1. Mestong
2. Sungai Bahar
3. Kumpeh Ulu
Nama Obyek Wisata
 Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata
 Penangkaran Buaya
 Upacara Adat
 Seni Pertunjukan
 Taman pemancingan
 Perkebunan
 Pertanian Tan. Pangan
 Kehidupan Suku Anak Dalam
 Seni Pertunjukan
 Perkebunan
 Kehidupan Suku Anak Dalam
 Danau Arang-arang
 Sungai
 Makam Kuno (Selaras Pinang Masak, Orang
Kayo Gemuk, Orang Kayo Pedataran)
 Kerajinan Desa
 Perkebunan
 Perikanan
 Peternakan




Pertanian Tan. Pangan
Taman Wisata (Taman Hiburan ACI)
Bumi Perkemahan Pemuda dan BBAT
Perkebunan Buah-buahan PT BHG
4.. Kumpeh






Sungai
Seni Pertunjukan
Perkebunan
Perikanan
Pertanian Tan. Pangan
Peternakan
5. Maro Sebo
 Komplek Percandian Muaro Jambi
6. Jambi Luar Kota




















Perkebunan Duku, Durian, Jeruk Bali
Wisata Buru
Museum
Peninggalan Sejarah
Upacara Adat
Seni Pertunjukan
Desa Kerajinan
Bekarang Ikan
Kehidupan Suku Anak Dalam
Taman Setiti Indah
Sungai
Wisata Buru
Peninggalan Sejarah Candi Pematang Jering
Seni Pertunjukan
Taman Pemancingan
Perkebunan
Perikanan
Pertanian Tan. Pangan
Peternakan
Upacara Adat Turun ke Sawah
Jenis Wisata
Wisata Alam
Wisata Alam
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Alam
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Agro
Wisata Budaya
Wisata Alam
Wisata Alam
Wisata Sejarah
Wisata Budaya
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Buatan
Wisata Alam
Wisata Agro
Wisata Alam
Wisata Budaya
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Budaya/ Sejarah
Wisata Agro
Wisata Alam
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Buatan
Wisata Alam
Wisata
Alam
Budaya
Wisata
Wisata Budaya
Wisata Alam
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
Wisata Agro
43
 Kehidupan Suku Anak Dalam
7. Sekernan
Wisata Budaya
Wisata Budaya
Wisata Alam
Wisata Alam
Wisata Budaya
 Sungai
 Wisata Buru
 Upacara Adat (Ngantar Kembang ke
Kuburan)
 Seni Pertunjukan
Wisata Budaya
 Perkebunan
Wisata Agro
 Pertanian Tan. Pangan
Wisata Agro
 Peternakan
Wisata Agro
8. Sungai Gelam
Pertanian hortikultura, Peternakan, Perkebunan
Wisata Agro
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi
I. Kawasan Permukiman
Permukiman Perkotaan; pertumbuhan kawasan perkotaan di
Muaro Jambi akan mempunyai ciri kawasan permukiman perkotaan pada
kawasan sekitar perbatasan dengan Kota Jambi dan sepanjang koridor
Kota Jambi dan Sengeti sebagai Ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Secara
fungsional
Kota
Sengeti
adalah
sebagai
pusat
pemerintahan,
perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan budaya. Sedangkan
permukiman sekitar perbatasan kota Jambi sebagai kawasan perkotaan
hinterland dari Kota Jambi dan Kota Sengeti dengan fungsi utama
kegiatan berbasis perdagangan dan jasa serta akan menjadi pusat
kegiatan agro industri. Kawasan perkotaan yang akan cenderung
berkembang tersebut berada di wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota,
Sekernan dan Kecamatan Kumpeh Ulu.
Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan
adalah berupa bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi
permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan
sebagian
besar
menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum
mendapat aliran listrik.
Ciri permukiman bersifat mengelompok dan
tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola
pembangunan permukiman di Muaro Jambi umumnya membentuk pola
pita (ribbon) memanjang mengikuti pola perkembangan pembangunan
jalan. Hal ini mudah dilihat, terutama dari Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu
sampai Tanjung di Kecamatan Kumpeh, serta di sekitar Kecamatan
Mestong, Sungai Bahar, dan Sungai Gelam yang merupakan konsentrasi
44
utama permukiman penduduk wilayah perdesaan di
Muaro Jambi.
Pembangunan permukiman perdesaan di Muaro Jambi memang belum
padat dan
menimbulkan masalah.
permukiman dikembangkan sedemikian
efisien dan
sehat
serta
Selanjutnya pola pembangunan
rupa sehingga
aman, efektif,
tersedia fasilitas umum/sosial yang menjadi
kebutuhan masyarakat lokal.
2.1.6. Wilayah rawan bencana
Secara langsung atau tidak langsung wilayah Kabupaten Muaro
Jambi harus diwaspadai sebagai daerah bahaya gempa bumi. Kondisi
geologi wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan salahsatu variabel
utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana di wilayah ini.
Kondisi hidrologi merupakan media yang mampu memberikan dampak
bencana banjir, disamping kondisi wilayah yang sebagian besar
merupakan dataran rendah dan dilalui oleh DAS Batang Hari.
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi
wilayah yang berpotensi rawan bencana alam, seperti banjir di Kecamatan
Kumpeh, Maro Sebo, Sekernan, Jambi Luar Kota, Taman Rajo, Sungai
Gelam. Selain daripada itu bencana kebakaran hutan dan lahan secara
periodik dapat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Muaro Jambi,
terutama pada wilayah yang memiliki lahan gambut yang cukup luas
seperti di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu, Sungai Gelam, Sekernan
dan Maro Sebo.
2.1.4. Demografi
2.1.4.1.
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan penduduk Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan sesuai dengan letak wilayah yang
merupakan hinterland dari Kota Jambi. Perkembangan penduduk selain
disebabkan oleh pertumbuhan alami juga disebabkan oleh arus migran
baik yang berasal dari transmigrasi maupun perpindahan penduduk dari
Kota Jambi. Data Kependudukan berdasarkan data yang disajikan oleh
45
BPS Kabupaten Muaro Jambi sampai tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 341.588 Jiwa.
Pada tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi
sebesar 295.271 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduknya
berjumlah 314.598 jiwa dan pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus
Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi
berjumlah 341.588 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2006-2009, populasi
penduduk Kabupaten Muaro Jambi
telah berkembang relatif lamban
terkecuali pada tahun 2010 terjadi lonjakan Laju Pertumbuhan Penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 sebesar -4,16%, pada
tahun 2007 sebesar 0,91%, pada tahun 2008 sebesar 0,98% dan pada
tahun 2009 sebesar 0,95%. Namun pada tahun 2010 sebagaimana
digambarkan pada hasil Survey Penduduk tahun 2010, terjadi lonjakan
penduduk yang cukup signifikan sebesar 4,29%.
Kemungkinan-kemungkinan lonjakan laju pertumbuhan Penduduk
pada
tahun
2010 disebabkan oleh
beberapa faktor antara
lain
membaiknya derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi
dan daya tarik pendatang sebagai pencari kerja terhadap industri yang
berkembang pesat di Kabupaten Muaro Jambi , terlihat dengan laju
pertumbahan penduduk tertinggi ada pada Kecamatan Jambi Luar Kota,
Sungai Bahar dan Kumpeh Ulu yang merupakan kecamatan-Kecamatan
dekat dengan wilayah Kota Jambi dan daerah trnasmigarasi yang cukup
berkembang. Kemungkinan yang lain adalah akumulasi simpangan
statistik penduduk yang membuat angka laju pertumbuhan penduduk di
tahun 2010 terlihat melonjak tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 1,44%.
Pertumbuhan penduduk ini dapat dinilai masih dalam tingkat kewajaran .
Tabel 2.8.
Jumlah Penduduk Kabupaten Muaro Jambi
Menurut Kecamatan Tahun 2006-2010
NO
KECAMATAN
2006
2007
Tahun
2008
2009
2010
1.
Jambi Luar Kota
57.463
52.213
50.350
53.552
57.992
2.
Mestong
45.699
33.900
32.766
34.766
37.345
46
3.
Sekernan
33.792
35.972
37.837
36.891
39.692
4.
Maro Sebo
27.201
29.823
27.590
30.583
28.078
5.
Kumpeh Ulu
61.409
35.542
42.445
36.450
45.824
6.
Kumpeh
25.250
23.668
25.776
24.271
24.458
7.
Sungai Bahar
44.156
49.101
48.505
50.359
50.953
8.
9.
10.
11.
Sungai Gelam
Taman Rajo
Sungai Bahar Selatan
Sungai Bahar Utara
Jumlah .
295.271
46.535
306.754
45.507
310.676
47.726
314.598
57.216
341.588
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Perkembangan kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi
dalam kurun waktu tahun 2006-2010 mengalami peningkatan seiring
dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Kondisi ini tercermin
dari semakin meningkatnya kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi
yaitu dari sekitar 77 jiwa/km2 pada tahun 2006 menjadi sekitar 85 jiwa/km2
pada tahun 2010. Dalam kurun waktu tersebut, Kecamatan Jambi Luar
Kota merupkan kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya yang
mencapai
sekitar
162
jiwa/km2
sedangkan
Kecamatan
Kumpeh
merupakan kecamatan yang terendah kepadatan penduduknya yang
mencapai sekitar 15 jiwa/km2.
47
Tabel 2.9
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 per - Kecamatan.
NO
KECAMATAN
Luas
Wilayah
(Km2)
RATA-RATA
2006-2010
Jumlah Kepadatan Penduduk Penduduk
(Jiwa/Km2)
Jambi Luar Kota
280,12
2006
171
2007
156
2008
150
2009
160
2010
173
162
2
Mestong
474,70
99
73
71
75
81
80
3
Sekernan
671,60
65
69
73
71
77
71
4
Maro Sebo
261,47
45
50
46
51
47
48
5
Kumpeh
1.658,93
15
14
15
14
15
15
6
Kumpeh Ulu
386,65
151
88
105
90
113
109
7
Sungai Bahar
160,50
71
79
78
81
82
79
8
Sungai Gelam
654,41
91
74
72
76
91
81
9
Taman Rajo
352,67
-
-
-
-
-
-
Sungai Bahar Utara
167,26
-
-
-
-
-
-
Sungai
Selatan
195,69
-
-
-
-
-
-
5.246,00
77
75
76
77
85
59
1
10
11
Jumlah
Bahar
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat
kelahiran dan besarnya penduduk yang datang. Angka kelahiran yang
tinggi akan mengakibatkan komposisi penduduk cenderung pada
kelompok usia muda. Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan
secara umum terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut
umur, apabila semakin rendah proporsi penduduk tidak produktif, yaitu
penduduk muda usia (0-14 tahun) dan penduduk usia lanjut (65 tahun
keatas) maka angka beban ketergantungan atau beban tanggungan
(dependency ratio) semakin rendah. Komposisi penduduk Kabupaten
Muaro Jambi untuk kelompok penduduk usia produktif cukup tinggi, dan
apabila diimbangi dengan kualitas yang baik akan menjadi sumberdaya
yang cukup produktif bagi percepatan pembangunan di Kabupaten Muaro
Jambi
48
Tabel 2.10
Keadaan Kependudukan di Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010
1 Jumlah Penduduk (Jiwa)
2006
295.271
Tahun
2007
2008
306.754 310.676
2009
314.598
2010
341.588
2 Laju Pertumbuhan Penduduk /LPP (%)
3,90
3,90
3,90
3,90
3,90
77
75
76
77
85
 Jumlah Penduduk Laki-Laki (Jiwa)
153.836
160.407
158.406
160.528
176.595
 Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa)
141.435
146.347
152.270
154.070
164.629
No
Uraian
3 Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)
4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
Berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2010, penduduk Kabupaten
Muaro Jambi jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki-laki
dengan perempuan. Dari 295.271 jiwa penduduk Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2006, penduduk perempuan sejumlah 141.435 jiwa atau
sekitar 47,90%, sementara penduduk laki-laki sebesar 153.836 jiwa atau
sekitar 51,20% dari total penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun
2006. Begitu juga pada tahun 2010 komposisi jumlah penduduk laki-laki
masih lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan, dimana
pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki sebesar 176.595 jiwa atau
51,75% dan penduduk perempuan sebanyak 164.629 jiwa atau 48,25%.
2.2. ASPEK KESEJATERAAN MASYARAKAT
2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi
Kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Muaro Jambi, baik itu
sektor
pertanian,
pertambangan
perkebunan,
mampu
perikanan,
peternakan,
menumbuhkembangkan
maupun
perekonomian
masyarakat dan daerah. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi masyarakat pada setiap kecamatan. Gambaran
mengenai perkembangan tingkat kesejahteraan rakyat dapat ditinjau dari
49
perspektif obyektif dan subyektif. Perspektif obyektif yang di dasari pada
ukuran dan indikator yang dapat mengidentifikasikan status kesejahteraan
rakyat
tanpa
didasarkan
melibatkan
pada
persepsi
pandangan
atau
responden.
persepsi
Persepsi
subyektif
masyarakat
terhadap
perubahan taraf hidup dan kesejahteraan yang mereka rasakan dalam
suatu periode tertentu. Berdasarkan perspektif obyektif penyusunan
PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat
menggambarkan perekonomian suatu wilayah. PDRB atas dasar harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun, berapa besaran pertumbuhan ekonomi dari tahun dasar.
sedangkan PDRB atas harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi suatu wilayah.
Guna melihat sampai sejauhmana kemampuan daerah dalam
memicu perekonomian daerah dapat digambarkan melalui perkembangan
perekonomian Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 sebagai berikut
:
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Dari
hasil
pelaksanaan
pembangunan
yang
merupakan
implementasi terhadap penanganan urusan kewenangan daerah, secara
nyata
telah
memberikan
menumbuhkembangkan
pengaruh
perekonomian
yang
daerah.
cukup
besar
Artinya
dari
dalam
setiap
pengalokasian anggaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi, telah memberikan implikasi yang
cukup berarti dalam upaya
mensejahterakan masyarakat. Gambaran ini tercermin dari kondisi
ekonomi makro yang dicapai pada awalnya terus mengalami peningkatan
yang cukup menggembirakan. Bila dibandingkan pertumbuhan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan Migas tahun 2006 yang
sebesar Rp. 2.135.336,63 meningkat menjadi Rp. 3.981.512,10 pada
tahun 2010 . Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tanpa
Migas pada Tahun 2006 sebesar Rp. 959.877,20 meningkat menjadi Rp.
1.166.160,58 pada tahun 2010. Namun dengan terjadinya krisis global
50
yakni turunnya secara signifikan harga minyak dunia yang mengakibatkan
banyaknya perekonomian yang mengalami krisis dan berakibat pada
faktor-faktor ekonomi. Akan tetapi dengan melihat laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Muaro Jambi 3 tahun terakhir tersebut Kondisi
perekonomian Kabupaten Muaro Jambi masih dianggap aman dalam sisi
kestabilan ekonomi daerah.
Tabel. 2.11.
Perkembangan PDRB adhb dan adhk Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 Dengan Migas (Juta Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
PDRB
Tingkat
Perkembangan
(%)
PDRB
Tingkat
Perkembangan
(%)
2006
2.135.336,63
-
959.877,20
-
2007
2.482.983,26
2008
3.090.889,54
2009
3.494.645,96
2010
3.981.512,10
16,28
1.008.517,29
5,07
24,48
1.059.163,71
5,02
13,06
1.117.610,66
5,52
13,93
1.166.160,58
4,34
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006
Untuk PDRB Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) Tanpa Migas pada tahun 2006 yang sebesar Rp. 1.580.509,33
meningkat menjadi Rp. 2.973.681,84 atau mengalami perkembangan
400,36 kali dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp. 2.480.961,84.
Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tanpa Migas
pada tahun 2006 sebesar Rp. 748.115,49 meningkat menjadi Rp.
984.024,24 pada tahun 2010 sebagaimana terlihat pada tabel 2.12 berikut
: Tabel. 2.12
Perkembangan PDRB adhb dan adhk Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 Tanpa Migas (Juta Rupiah)
Tahun
ADHB
ADHK
PDRB
2006
1.580.509,33
2007
1.854.964,03
2008
2.148.503,39
2009
2.480.961,84
2010
2.973.681,84
Tingkat
Perkembangan
(%)
PDRB
Tingkat
Perkembangan
(%)
748.115,49
17,36
15,82
15,47
19,86
793.708,85
845.263,17
902.638,39
984.024,24
6,09
6,50
6,79
9,02
51
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Sedangkan
perkembangan
PDRB
Kabupaten
Muaro
Jambi
menurut lapangan usaha Tahun 2010 menggambarkan bahwa sektor
pertanian/perkebunan
masih
menjadi
sektor
yang
mampu
menumbuhkembangkan perekonomian daerah sebagaimana terlihat pada
grafik berikut :
Grafik 1. PDRB Kab. Muaro Jambi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010
1,500.00
Pertanian
1,203.00
1,200.00
Tambang,Gali
1,032.00
Industri
Listrik,Air
900.00
622.00
600.00
konstruksi
447.00
Perdaganagan
295.00
190.00
300.00
5.00
Angkutan,Komunikasi
98.00
87.00
Keuangan
Jasa-jasa
0.00
sektor
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha, sektor pertanian
berdasarkan
harga
berlaku
terlihat
terjadi
peningkatan
dari
Rp.
682.251.000,68 pada tahun 2006 menjadi Rp. 1.203.000.000 pada tahun
2010 dengan pertumbuhan rata-rata 6,63% pertahun. Perkembangan ini
dikuti oleh sub sektor tanaman pangan dari Rp.127.337.000.000,86 Tahun
2006 menjadi
Rp. 235.485.000.000,81.pada tahun 2010
dengan pertumbuhan dibawah
rata-rata sektor pertanian yakni 5,91%
pertahun. Sedangkan sub sektor perkebunan mengalami pertumbuhan
yang
cukup
pesat
di
atas
rata-rata
sektor
pertanian
dari
Rp.
360.443.000.000,96 tahun 2006 menjadi Rp. 631.604.000.000.39 tahun
2010 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 15,86 % pertahun.
Sedangkan subsektor peternakan terlihat perkembangan yang belum
berarti dari Rp. 50.183.000.000,36 pada tahun 2006 menjadi Rp.
52
91.539.000.000,94 pada tahun 2010 dengan pertumbuhan di bawah ratarata pertumbuhan sektor pertanian yaitu hanya 2,30% pertahun.
Selanjutnya, terhadap kondisi kehutanan juga terjadi kenaikan dari Rp.
94.272.000.000,72 tahun 2006 menjadi Rp. 162.738.000.000,80.pada
tahun 2010 dengan pertumbuhan rata-rata 4,09% pertahun. Kemudian
perkembangan untuk sub sektor perikanan terlihat perkembangan dari Rp.
50.013.000.000,77. tahun 2006 menjadi Rp.81.986.000.000,91 pada
tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan di bawah sektor pertanian yaitu
2.06% pertahun.
Tabel 2.13.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muaro Jambi
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Jutaan Rupiah)
URAIAN
2006
1
%
2
682.251,68
31,99
2. PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
571.064,26
26,78
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
295.044,74
5. BANGUNAN
2.709,43
%
3
1. PERTANIAN. PETERNAKAN.
KEHUTANAN DAN PERIKANAN
4. LISTRIK. GAS DAN AIR BERSIH
2007
13,83
0,13
69.371,44
3,25
794.892,55
645.044,55
2008*
%
4
2009**
%
2010***
5
%
6
32,01
925.656,10
29,95
1.030.815,21
29,50
1.203.355,85
30,22
25,98
961.338,10
31,10
1.034.645,46
29,61
1.032.929,74
25,94
330.044,56
3.312,09
89.855,15
13,29
0,13
3,62
372.451,83
3.951,37
116.413,10
12,05
0,13
3,77
401.022,40
4.490,77
151.130,48
11,48
447.285,56
0,13
4,32
4.942,07
190.360,19
11,23
0,12
4,78
6. PERDAGANGAN. HOTEL DAN
RESTORAN
255.110,98
11,96
306.154,27
12,33
365.524,08
11,83
486.262,47
13,91
622.037,45
15,62
7. PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
60.380,60
2,83
74.426,47
3,00
79.928,47
2,59
82.677,46
2,37
98.135,63
2,46
56.620,22
2,65
68.207,90
2,75
73.428,60
2,38
78.338,14
2,24
87.119,04
2,19
142.783,28
6,69
174.855,79
7,04
196.575,67
6,36
225.263,79
6,45
295.346,57
7,42
2.132.821,90
100
2.482.983,26
100
3.090.889,54
100
3.494.645,96
100
3.981.512,10
100
8. KEUANGAN. PERSEWAAN. &
JASA PERUSAHAAN
9. JASA – JASA
P D R B
P D R B TANPA MINYAK
1.577.994,60
1.854.964,03
2.148.503,39
2.480.961,84
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Sedangkan pertumbuhan PRDB Atas Dasar Harga Konstan
menurut Lapangan Usaha tahun 2006-2010, sektor pertanian masih
memberikan konstribusi yang cukup besar, dimana pada tahun 2006
sektor pertanian memberikan konstribusi sebesar 33,02 % disusul dengan
53
sektor pertambangan dan penggalian 22,75% dan sektor industri
pengolahan sebesar 15,95%. Demikian juga pada tahun 2010 konstribusi
sektor pertanian masih memberikan angka yang cukup besar terhadap
PDRB Kabupaten Muaro Jambi, dimana memberikan kontribusi sebesar
36,13 %, disusul sektor pertambangan 16,25% dan sektor industri
pengolahan sebesar 15,90%.
Tabel. 2.14
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Konstan
menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Jutaan Rupiah)
URAIAN
2006
1
%
2007
2
%
2008*
3
%
2009**
4
%
2010***
5
%
6
1. PERTANIAN.
PETERNAKAN.
KEHUTANAN &
PERIKANAN
316.938,26
33,02
335.841,10
33,37
356.989,60
33,70
380.642,02
34,06
421.282,82
36,13
2. PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN
218.413,71
22,75
219.579,74
21,82
220.821,99
20,85
222.094,02
19,87
189.547,24
16,25
153.245,82
15,96
160.249,27
15,92
168.180,76
15,88
176.293,22
15,77
185.376,25
15,90
923,35
0,10
994,5
0,10
1.074,87
0,10
1.161,29
0,10
1.285,84
0,11
3. INDUSTRI
PENGOLAHAN
4. LISTRIK. GAS DAN
AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN.
HOTEL DAN
RESTORAN
26.916,35
2,80
29.938,56
2,97
33.675,75
3,18
38.012,96
3,40
40.654,15
3,49
127.979,71
13,33
139.928
13,90
153.202,42
14,46
168.166,98
15,05
184.848,63
15,85
7. PENGANGKUTAN
DAN KOMUNIKASI
32.871,48
3,42
33.745,69
3,35
35.123,71
3,32
36.457,39
3,26
39.467,13
3,38
8. KEUANGAN.
PERSEWAAN. DAN
JASA PERUSAHAAN
23.695,51
2,47
24.230,78
2,41
24.863,98
2,35
25.593,75
2,29
26.711,16
2,29
6,16
69.189,03
6,19
74.576,36
6,40
100,00
1.117.610,66
100,00
1.166.160,58
99,79
9. JASA – JASA
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO
(PDRB)
58.906,01
6,14
62.028,64
6,16
959.890,20
100,00
1.006.537,29
100,00
P D R B TANPA
MINYAK
748.128,49
793.708,85
65.230,60
1.059.163,71
845.263,17
902.638,39
984.024,24
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
b. Struktur Ekonomi
Perubahan struktur ekonomi pada hakekatnya muncul sebagai
konsekuensi logis dari adanya perbedaan laju pertumbuhan antar sektor
produksi dan komponen permintaan agregat. Proses perubahan struktur
itu sendiri dapat diidentifikasi melalui pergeseran kegiatan ekonomi, yakni
dari sektor primer ke sektor industri,utilitas dan jasa. Keempat kelompok
54
sektor utama ini masing-masing memiliki tingkat produktivitas, laju
pertumbuhan produksi, dan laju pertumbuhan proporsi terhadap PDRB
yang
berbeda
satu
sama
lainnya.
Dalam
pembentukan
struktur
perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan angka PDRB atas
dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2010, Sektor
Pertanian memberikan kontribusi tertinggi, yaitu sebesar 30,22 persen.
Subsektor Tanaman Perkebunan masih menjadi primadona dengan
memberikan kontribusi dominan pada sektor primer ini sebesar 15.48
persen. Sementara kontribusi terendah diberikan pada sektor Pertanian
yakni Subsektor Perikanan sebesar 1.98 persen.
Pada urutan kedua
ditempati Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 29.61 persen,
kemudian dikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
13.91 persen. Pada Sektor Pertambangan dan Penggalian,
Subsektor
Minyak dan Gas Bumi masih sebagai kontributor utama yaitu sebesar
29.01 persen, sedangkan pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
kontribusi terbesar berasal dari Subsektor Perdagangan besar dan
Eceran,
yaitu
sebesar
13.25
persen.
Perkembangan
Struktur
Perekonomian Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat terlihat
pada tabel 2.15 berikut :
Tabel 2.15
Struktur Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (persentase)
No
Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(4)
(5)
(6)
(7)
(7)
1
Pertanian
31.99
37.25
43.40
48.33
30.22
2
Pertambangan Penggalian
26.78
25.98
31.10
29.35
25.94
3
Industri Pengolahan
13.83
13.32
12.05
11.48
11.23
4
Listrik Air
0.13
0.13
0.13
0.13
0.12
5
Bangunan
3.25
3.62
3.77
4.32
4.78
6
Perdagangan
11.96
12.33
11.83
13.91
15.62
7
Pengangkutan Komunikasi
2.71
2.83
2.44
2.37
2.46
8
Keuangan
2.65
2.75
2.38
2.24
2.19
9
Jasa-jasa
6.69
7.04
6.36
6.45
7.42
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
55
Grafik.2. Struktur Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
2010
2.46
2.19
7.42
Pertanian
Tambang,Gali
30.22
Industri
15.62
Listrik
4.78
Bangunan
0.12
25.94
Perdagangan
11.23
Angkutan,Komunikasi
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
c. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pada
tahun
2010,
Kabupaten
Muaro
Jambi
mengalami
pertumbuhan ekonomi sebesar 4.36 persen. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi terjadi pada Sektor bangunan sebesar 13.29 persen, sedangkan
pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada sektor Pertambangan dan
Penggalian yaitu sebesar -13.32 persen.
Tabel.2.16
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006 – 2010
No
Lap. Usaha
2006
2007
2008
2009
2010
1
Pertanian
6.15
5.96
6.30
6.63
9.71
2
Pertambangan Penggalian
0.52
0.53
0.50
-1.11
-13.32
3
IndustriPengolahan
4.55
4.57
4.95
4.82
5.24
4
Listrik Air
7.70
7.81
7.97
8.04
9.78
5
Bangunan
10.86
11.23
12.48
12.68
13.29
6
Perdagangan
9.30
9.34
9.49
9.77
9.89
7
Pengangkutan Komunikasi
3.76
2.66
4.08
3.80
8.26
8
Keuangan
2.16
2.26
2.61
2.94
4.58
9
Jasa-jasa
5.13
5.30
5.16
6.07
7.70
4.62
4.84
4.86
5.52
4.36
PDRB
56
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muaro Jambi pada tahun
2010 adanya peningkatan dibandingkan dengan keadaan pada tahuntahun sebelumnya meskipun peningkatannya itu sedikit melamban. Tahun
2009 dan 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muaro Jambi tercatat
masing-masing sebesar 5,52 persen sedangkan tahun 2010 4.36 persen.
Sedangkan tahun 2009 pertumbuhannya sebesar 5,52 persen, laju
pertumbuhan ini didukung oleh sektor pembangunan menyumbang
terbesar yakni 13,29 persen. Pertumbuhan yang melamban ini disebabkan
pada sektor pertambangan dan penggalian dimana pertumbuhannya
mencapai – 13,32 persen. Dikarenakan pada sub sektor Minyak dan Gas
Bumi
terjadi
penurunan
produksi
sehingga
pertumbuhan
sedikit
melamban.
Laju pertumbuhan ekonomi pada sektor primer sebagai kontributor
terbesar dalam perekonomian daerah perlu pengamatan yang lebih serius
dan lebih baik lagi. Sektor Pertanian mengalami pertumbuhan ekonomi
sebesar 9.71 persen. Meskipun pertumbuhan yang terjadi pada Sektor
Pertambangan dan Penggalian mengalami minus , dimana pada
Subsektor Penggalian mengalami
kenaikan
dari tahun 2009 sebesar
3.26 persen menjadi 3.70 persen tahun 2010, sedangkan untuk Subsektor
Minyak dan Gas Bumi mengalami penurunan yang sangat signifikan tahun
2009 sebesar -1,11 menjadi -13,89 meskipun demikian pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi tetap tumbuh, namun pertumbuhan
itu tidak begitu cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Grafik 3
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
2006
2007
2008
Migas
2009
2010
Non Migas
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
57
Pada tahun 2010 Sektor Pertanian tumbuh sebesar 6,63 persen
lebih baik dibanding tahun tahun 2009 yang sebesar 6.30 persen. Laju
pertumbuhan sektor pertanian ini juga didukung dari Subsektor Tanaman
Bahan Makanan yang mengalami peningkatan dari 6.35 persen menjadi
6.45. Laju pertumbuhan Subsektor ini disebabkan adanya panen sayursayuran dan komoditi sayur lainnya. Disamping itu juga pertumbuhan
terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan mengalami peningkatan
yaitu dari 6,51 persen tahun 2008 menjadi 6,95 pada tahun 2009.
Grafik 4.
Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pertambangan tahun 2006 – 2010
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
2006
2007
2008
2009
2010
-4.00
-6.00
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Pada tahun 2010 Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami
penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar -13.32 persen
sedangkan tahun 2009 adanya sedikit kenaikan menjadi -1.11 persen.
Laju pertumbuhan pada Subsektor Minyak dan Gas Bumi justru yang
mengalami penurunan yang signifikan –1.11 persen pada tahun 2009
menjadi -13.32
persen pada tahun 2010, sedangkan Subsektor
Penggalian mengalami kenaikan dari 3.26 persen menjadi 3.70 persen.
Pada dua tahun terakhir, Sektor Industri Pengolahan mengalami
pertumbuhan yang cukup baik terlihat bahwa pertumbuhannya terus
58
meningkat dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa masyarakat
mulai eksis untuk mengembangkan industri pengolahan. Pada tahun 2008
pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan sebesar 4.77 persen, namun
pada tahun 2009 laju pertumbuhan sektor ini terus mengalami
peningkatan
menjadi
4,91
persen.
Kemudian
Pada
tahun
2010
pertumbuhan ekonomi sektor ini mengalami peningkatan menjadi 5,24
persen. Namun demikian pertumbuhan pada sector ini terlihat bahwa
pertumbuhannya sangat baik dari tahun ke tahun meskipun tumbuhnya
tidak signifikan namun masih terlihat pertumbuhan industri pengolahan
yang ada di kabupaten Muaro Jambi memberikan pencerahan.
Pertumbuhan pada Sektor listrik, gas dan air minum terlihat
mengalami peningkatan sebesar 8,97 persen pada tahun 2009.
Sementara pada tahun 2010 tumbuh sebesar 9,78 persen. Pertumbuhan
sektor ini sangat penting dalam pembentukan perekonomian Kabupaten
Muaro Jambi sebagai sektor penunjang bagi kegiatan-kegiatan lainnya.
Laju pertumbuhan perekonomian pada Sektor Bangunan juga
mengalami peningkatan pada tahun 2010 bila dibandingkan tahun
sebelumnya 2009 , yaitu dari 12,88 persen menjadi 13,29 persen. Hal ini
menunjukan
bahwa
Kabupaten
Muaro
Jambi
sedang
membangunan/membenahi diri.
Grafik 5.
Laju Pertumbuhan Sektor Industri. Listrik dan Bangunan tahun 2006 – 2010
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
2006
2007
Industri
2008
Listrik,Gas,Air
2009
2010
Bangunan
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
59
Pada Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mengalami
pertumbuhan sebesar 9,89 persen tahun 2010, sementara pada tahun
2009 tumbuh sebesar 9.80 persen. Kalau dilihat satu persatu dari
Subsektor-subsektor
dalam
pembentukan
sektor
ini,
maka
laju
pertumbuhan Subsektor Restoran mengalami laju pertumbuhan tertinggi
sebesar 10.22 persen, diikuti oleh Subsektor Perdagangan Besar dan
Eceran sebesar 9.87 persen. Baru kemudian Subsektor Hotel dengan laju
pertumbuhan sebesar 5,07 persen.
Sedangkan pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada tahun
2009 tumbuh sebesar 3.80 persen, dan mengalami peningkatan yang
cukup baik pada tahun 2010 menjadi 8.26 persen, hal ini terjadi karena
adanya peningkatan yang terjadi hampir seluruh subsektor baik angkutan
sungai , angkutan Jalan raya, dan jasa penunjang angkutan dan juga
subsektor Komunikasi. Pada subsektor Angkutan Jalan Raya tahun 2010
tumbuh sebesar 8.74 persen, namun Subsektor Angkutan Jalan Raya
merupakan Subsektor dengan laju pertumbuhannya tertinggi diantara
Subsektor Pengangkutan yang ada, yaitu sebesar 8.74 persen. Dilain
pihak dengan menjamurnya bisnis telekomunikasi yang ditandai dengan
banyaknya wartel dan counter-counter serta penggunaan telepon seluler
dan Internet di Kabupaten Muaro Jambi, Subsektor Jasa penunjang
komunikasi mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan dari tahun
2009 sebesar 6,75 persen menjadi 6.90 persen pada tahun 2010.
meskipun pertumbuhannya tidak begitu tampak.
Grafik 6.
Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan. Angkutan dan Keuangan Tahun 2006 – 2010
12
10
8
6
4
2
0
2000
2006
Dagang,Hote,Rest
2007
2008
Angkut,Komunikasi
2009
2010
Keuangan,Sewa
60
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Pertumbuhan juga terjadi pada Sektor Jasa-jasa, terlihat
pada
tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 7,70 persen, sedangkan
pada tahun 2009 sebesar 5,88 persen. Subsektor Jasa Pemerintahan
lainnya merupakan Subsektor dengan laju pertumbuhan yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 10,47 persen, sedangkan Subsektor yang mengalami
laju pertumbuhan paling rendah adalah Subsektor perorangan dan rumah
tangga, yaitu sebesar 3,90 persen.
d. PDRB per Kapita dan Pendapatan Per Kapita
PDRB per Kapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata
pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun di
suatu wilayah atau daerah. PDRB Per Kapita diperoleh dari hasil
pembagian antara PDRB dengan jumlah Penduduk pertengahan tahun.
PDRB Per Kapita Kabupaten Muaro Jambi atas dasar harga berlaku
mencapai 8,6 juta rupiah pada tahun 2010, sementara itu di tahun 2009
sebesar 7.9 juta rupiah. Hal ini menunjukan terjadi kenaikan sebesar
12,55 persen. Walaupun kenaikan ini cukup tinggi, namun pada
kenyataannya, kenaikan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya hargaharga barang dan jasa pada tahun 2010. Pengaruh kenaikan harga
barang dan jasa tersebut terlihat pada nilai PDRB per kapita Kabupaten
Muaro Jambi secara riil yang digambarkan dengan nilai PDRB per kapita
atas dasar harga konstan yang hanya mencapai 2.86 juta rupiah tahun
2010.
Pada saat yang sama laju pertumbuhan penduduk tahun 2010
mencapai 1,29 persen. Dengan demikian terlihat bahwa laju pertumbuhan
PDRB perkapita lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan penduduk,
meskipun pertumbuhan sangat kecil. Sebagai salah satu indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat, besarnya nilai PDRB per kapita dan
Pendapatan per Kapita penduduk perlu mendapat perhatian Pemerintah
Daerah. Sehingga dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat
meskipun masih berbicara secara makro. Karena nilai PDRB Per Kapita
61
dari data yang ada secara rata-rata belum dapat menggambarkan tingkat
pemerataannya. Dibutuhkan kajian lebih lanjut melalui survei-survei
khusus
untuk
mengetahui
gambaran
pemerataan
pendapatan
masyarakat.
Tabel 2.17.
PDRB per kapita Kabupaten Muaro Jambi
Atas Dasar Harga Konstan Tanpa Migas
Tahun 2009 - 2010
Harga Berlaku
2009
2010
(2)
(3)
Uraian
(1)
Harga Konstan
2009
2010
(4)
(5)
PDRB Per Kapita
7.982.551.13
8.670.839.18
2.879.675.17
2.869.276.87
Pendapatan
Perkapita
7.162.739.13
7.780.339.65
2.583.931.09
2.574.600.70
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009-2010
Dengan peningkatan PDRB Perkapita ini, telah memberikan imbas pada
peningkatan pendapatan per Kapita penduduk Kabupaten Muaro Jambi.
Capaian
pendapatan per kapita Atas Harga Konstan Tanpa Migas tahun 2006 sebesar
Rp.
2.273.488,82, meningkat menjadi Rp.2.574.600,70 pada tahun 2010. Namun pada tahun
2010 Pendapatan Perkapita atas Dasar Harga Konstan mengalami penurunan sebesar
0,36 % bila dibandingkan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009
yang sebesar Rp. 2.583.931,09.
Dengan semakin meningkatnya Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
per Kapita dan Pendapatan Per Kapita penduduk ini, secara nyata telah memberikan
implikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini tercermin dari
meningkatnya daya beli masyarakat dan semakin menurunnya jumlah penduduk miskin
di Kabupaten Muaro Jambi. Oleh karena itu, dalam rangka mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan, pemerintah daerah akan terus
berusaha merangsang sektor-sektor ekonomi yang menguasai hajat hidup masyarakat
untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Upaya ini telah ditempuh
melalui peluncuran berbagai kebijakan populis yang mampu merangsang, mendorong
dan memacu pemberdayaan potensi sumberdaya lokal dan membuka peluang usahausaha baru ekonomi produktif.
e. Laju Inflasi
Hasil analisis nilai inflasi rata-rata, dapat disajikan dalam contoh
tabel sebagai berikut :
62
Tabel.2.18.
Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 s.d 2010
Uraian
Inflasi
2006
2007
2008
2009
2010 **
Rata-rata
pertumbuhan
6,6
6,59
9,89
4,06
5,3
6,49
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 2 (2010** Angka Sangat Sementara)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laju inflasi Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 2006 sebesar 6,6 persen
menurun menjadi 6,49
persen pada tahun 2007. Dengan semakin membaiknya kondisi
perekonomian masyarakat Muaro Jambi serta peningkatan daya beli dan
pola konsumsi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, maka inflasi
Kabupaten Muaro Jambi mengalami penurunan menjadi 5,3 pada tahun
2010.
Upaya mengurangi ketimpangan pembangunan pada wilayah
perbatasan dan kawasan erat kaitannya dengan upaya penanggulangan
kemiskinan dan kesenjangan antar golongan masyarakat. Pada tahun
2006 kesenjangan antar golongan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi
yang digambarkan oleh Gini Ratio sebesar 0,296 namun pada tahun 2010
tingkat kesenjangan tersebut menurun dengan Gini Ratio sebesar 0,268
sehingga termasuk kategori tingkat kesenjangan sedang. Menurunnya
kesenjangan antar golongan masyarakat ini, disumbangkan oleh program
yang berkaitan langsung dengan masyarakat bawah seperti optimasi
lahan, pencetakan sawah baru, replanting karet, subsidi bibit sawit untuk
petani dan program lain seperti penyediaan kerambah dan bibit ikan dan
lain-lain. Dari sisi ketimpangan pembangunan antarwilayah relatif
menurun yang ditandai dengan angka Indeks Williamson yaitu dari 0,532
tahun 2006 menurun menjadi 0,412 pada tahun 2010. Menurunnya
Kesenjangan pembangunan diakrenakan adanya beberapa program
penanggulangan kemiskinan yang digulirkan Pemerintah Pusat untuk
mengurangi kesenjangan infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat
seperti PNPM-PISEW dan PNPM Mandiri mulai dilaksanakan pada tahun
2008, hal ini dapat berdampak positif bagi perkembangan otonomi daerah
di Kabupaten Muaro Jambi. Untuk itu, berbagai upaya pengurangan
63
penduduk miskin terus dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan
yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,
dengan mengoptimalkan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten
Muaro Jambi.
2.2.2. Kesejahteraan Sosial
Pembangunan Pendidikan merupakan hal yang penting dalam
proses pembangunan nasional dan regional. Pembangunan bidang
pendidikan akan meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
yang ada pada suatu wilayah. Peningkatan kualitas pendidikan juga akan
meningkatkan daya saing dalam memasuki dunia kerja. Dengan
pendidikan pula, memudahkan pemerintah dalam mentransfer tujuan
pembangunan
masyarakat
kepada
akan
masyarakat
karena
baik
pendidikan
lebih
kalau
tingkat
pemahaman
juga
lebih
baik.
Pembangunan pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan, akan sejalan
dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana secara implisit
terkandung makna pentingnya memperhatikan aspek kualitas penduduk,
SDA dan lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Kenyataan telah
menunjukkan bahwa strategi peningkatan kualitas penduduk yang hanya
bertumpu
pada
penekanan
pertumbuhan
penduduk,
tidak
dapat
memberikan makna yang cukup berarti dalam pemecahan berbagai
permasalahan.
Oleh
karena
itu,
penekanan
pada
pembangunan
pendidikan dengan memperhatikan potensi penduduk serta kondisi SDA
dan lingkungan yang ada, ternyata mampu mewujudkan keberlangsungan
serta kesinambungan (sustainable) pembangunan. Isu pembangunan
pendidikan berwawasan kependudukan menjadi penting artinya, karena
memiliki makna bahwa
pembangunan harus disesuaikan dengan
kemampuan penduduk dan potensi sumberdaya setempat. Dengan kata
lain, pengaruh mutu SDM penduduk merupakan modal (Human Capital)
penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan.
Beberapa
kesejahteraan
indikator
masyarakat
yang
antara
dapat
lain
digunakan
tingkat
untuk
pendidikan,
menilai
status
64
kesehatan dan kesempatan kerja. Adapun gambaran umum mengenai
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM
adalah
suatu
indikator
pembangunan
manusia
yang
diperkenalkan UNDP pada tahun 1990. Pada dasarnya IPM mencakup
tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara
operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang
merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut
berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge),
dan hidup layak (decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan
angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas;
dan hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang didasarkan
pada Purchasing Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah).
Selama kurun waktu 2007 - 2009, secara umum kinerja
pembangunan
manusia di Kabupaten Muaro Jambi mengalami
peningkatan yang cukup berarti.
Pada periode 2007 – 2009 IPM
Kabupaten Muaro Jambi naik dari 71,59 pada tahun 2007 kemudian 71,99
pada tahun 2008 dan menjadi 72,18 pada tahun 2009, Kenaikan ini
disebabkan oleh naiknya indeks pada semua komponen pendukungnya.
Berdasarkan data capaian IPM Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2009
sebesar 72,18, dimana angka tersebut masih dibawah capaian IPM
Provinsi Jambi (72,45) pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM
Kabupaten Muaro Jambi
menempati urutan ke 4 (empat) diantara 10
(sepuluh) kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jambi.
Grafik. 7.
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007-2009
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
2007
2008
2009
Angka Harapan Hidup
69,11
69,13
69,19
Melek Huruf Penduduk 15+
95,89
95,89
95,90
Rata-rata Lama Sekolah
7,53
7,53
7,55
Indeks PPP
60,37
63,17
64,44
IPM
71,59
71,99
72,18
65
Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010
Pola interaksi seperti ini menyebabkan batasan administrasi yang
ada tidak cukup berarti untuk membatasi pemanfaatan fungsi – fungsi
yang berkembang. Manfaat yang lebih dominan tentunya lebih dirasakan
oleh masyarakat Kabupaten Muaro Jambi karena mereka dapat
memanfaatkan fasilitas – fasilitas yang terdapat di Kota Jambi dengan
skala dan kualitas pelayanan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas
dan taraf hidup mereka sendiri. Dengan demikian perkembangan Kota
Jambi yang cenderung lebih pesat pada dasarnya juga memberikan
manfaat langsung kepada masyarakat Kabupaten Muaro Jambi.
Kondisi ini menyebabkan indikator – indikator yang dinilai dalam
perhitungan IPM Kabupaten Muaro Jambi juga turut meningkat setiap
tahunnya seiring berkembangnya skala dan kualitas pelayanan fasilitas
pendidikan, kesehatan dan ekonomi di Kota Jambi. Meskipun peningkatan
yang terjadi pada masing – masing indikator dalam 3 (tiga) tahun terakhir
tidak terlalu signifikan, namun hal tersebut pada dasarnya juga dapat
dijadikan gambaran bahwa sudah terjadi stabilitas atas perkembangan
tersebut dan potensi untuk tetap terus berkembang tentunya masih sangat
terbuka.
Sesungguhnya salah satu faktor yang paling dapat diharapkan
untuk meningkatkan IPM Kabupaten Muaro Jambi adalah dari sektor
pendidikan, terutama dengan mengupayakan terjadinya peningkatan
angka rata – rata lama sekolah. Secara logis berdasarkan uraian
sebelumnya pada dasarnya masyarakat Kabupaten Muaro Jambi memiliki
keuntungan strategis dengan adanya kemudahan akses terhadap fasilitas
– fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Jambi yang tentunya lebih
variatif dan luas daya tampungnya terutama pada sektor perguruan tinggi.
Angka melek huruf
dapat dijadikan sebagai salah satu indikator taraf pendidikan masyarakat
Kabupaten Muaaro Jambi. Angka melek huruf masyarakat Muaro Jambi
cukup
tinggi
yaitu
mencapai
95,90
persen
pada
tahun
2009.
66
Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Muaro Jambi 2006-2009
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 2.19
Angka Melek Huruf Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010
Uraian
Angka Melek Huruf
Tahun
Perkemb.Rata2/Thn
2006
2007
2008
2009
2010
95,89
95,89
95,89
95,90
95,90
1,04
Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010
Rata-rata lama sekolah penduduk Muaro Jambi
Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu 7,58
tahun pada tahun 2010. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata
penduduk Jambi masih berpendidikan rendah. Perkembangan Rata-rata
lama sekolah penduduk Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
seperti yang terlihat pada tabel
berikut :
Tabel.2.20
Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
Tahun
Perkemb.
Rata2/Thn
Rata-rata lama sekolah
2006
2007
2008
2009
2010
7,51
7,53
7,53
7,55
7,58
7,54
Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010
APM PAUD
APM PAUD Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 mencapai 23,45
meningkat menjadi 56,32 % pada tahun 2010, atau rata-rata pertumbuhan
sebesar 34,56 %.
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM)
67
Perkembangan
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
dan
Angka
Partisipasi Murni (APM) jenjang pada Pendidikan Dasar dan Menengah
setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut
sebagai mana terihat pada tabel berikut :
Tabel.2.21
Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010
No. Jenjang
Pendidikan
2006
APK
APM
2007
APK
APM
2008
APK
APM
2009
APK
1.
SD/MI
83,14 81,22 84,23 82,60 85,16 86,76
2.
SMP/MTs
82,62 80,32 85,03 81,75 88,64 85,50 83,00
3.
SMA/SMK/MA 45,92 44,38 46,28 45,76 47,12 46,22
APM
2010
APK
APM
98,60 86,50 104,03 96,35
49,17
82,60
85,15
84,08
47,28
53,52
50,15
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk APK SD/MI Tahun 2006 sebesar
83,14 meningkat menjadi 104,03 pada tahun 2010, APK SMP/MTs Tahun 2006 sebesar
82,62 menjadi 85,15 pada tahun 2010 dan APK SMA/SMK/MA dari 45,92 pada tahun
2006 menjadi 53,52 pada tahun 2010. Sedangkan untuk APM SD/MI dari 81,22 pada
tahun 2006 menjadi 96,35 pada tahun 2010, APM SMP/MTs dari 80,32 pada tahun 2006
menjadi 84,08 pada tahun 2010 dan untuk APM SMA/SMK/MA dari 44,38 pada tahun
2006 menjadi 50,15 pada tahun 2010.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi anakanak usia sekolah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setiap tahunnya
terus mengalami peningkatan dan angka APK SD/MI yang sudah mencapai angka diatas
100% menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi telah berhasil melaksanakan wajib
belajar 9 tahun.
a.
Kasus Kematian Ibu
Berdasarkan hasil pelacakan dan pengkajian hasil Audit
Maternal Perinatal (AMP) yang telah dilakukan bersama dokter
spesialis obgyn dan dokter spesialis anak, dapat diketahui bahwa
68
jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun
2010 sebanyak 6 Kasus. Untuk melihat kasus kematian per
puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.22
Jumlah Kasus Kematian Ibu per Puskesmas
di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Puskesmas
2
Sengeti
Sekerna Ilir
Penyengat Olak
Sei.Duren
Pir II Bajubang
Jambi kecil
Kmk Dalam
Tempino
Pondok Meja
M.Kumpeh
Tanjung
Puding
S.Bahar I
S.Bahar IV
S.Bahar VII
Markanding
Tangkit
Kebon IX
Kabupaten
Ibu
Bersalin
Jml
Kematian
Bumil
Jml
Kematian
Bulin
Jml
Kematian
Bufas
JLH
3
658
277
511
598
201
462
265
460
360
899
372
213
398
207
287
341
674
469
7,652
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
6
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
6
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan tabel 2.22 di atas dapat dilihat bahwa dari 6 kasus
kematian ibu pada Tahun 2010, semua kematian ibu terjadi pada
saat persalinan. Adanya kasus kematian ibu pada saat persalinan
menunjukkan simpul kegiatan pada siklus pertolongan persalinan
yang
terdiri
dari:
kompetensi
tenaga
kesehatan,
komplikasi
(notifikasi-siaga), dan sistem rujukan Penanganan Obstretik Neonatal
Essensial Dasar (PONED) dan Penanganan Obstretik Neonatal
Essensial Komprehensif (PONEK) belum berjalan optimal. Khusus
untuk sistem rujukan PONED dan PONEK, hal ini perlu mendapat
perhatian khusus oleh karena sistem rujukan yang ada selama ini
belum berjalan maksimal dimana pola sistem rujukan belum
69
dipahami sepenuhnya oleh petugas kesehatan. Berdasarkan tabel di
atas dapat dilihat juga bahwa kasus kematian ibu di Kabupaten
Muaro Jambi tersebar di 6 (enam) wilayah kerja puskesmas yakni 1
(satu) kasus di Puskesmas Penyengat Olak, 1 (satu) kasus di
Puskesmas Sungai Duren, 1 (satu) kasus di Puskesmas Muara
Kumpeh, 1 (satu) kasus di
Puskesmas Sungai Bahar I, 1 (satu)
kasus di Puskesmas Markanding, dan 1 (satu) kasus di Puskesmas
Sei Bahar VII.
Untuk melihat penyebab kematian ibu pada tahun 2010 dapat
dilihat pada Grafik 8 berikut:
Grafik 8.
Penyebab Kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan Grafik 8 di atas dapat dilihat bahwa penyebab
kematian ibu pada tahun 2010 lebih didominasi oleh pendarahan (2
kasus) dan eklamsia (2 kasus). Sedangkan 2 kasus lainnya
disebabkan oleh KET dan Radang Tenggorakan.
Tingginya
kasus
kematian
ibu
yang
disebabkan
oleh
perdarahaan dan eklamsia memungkinkan bahwa dilihat dari sisi
supply menunjukkan siklus simpul proses pelayanan antenatal dan
emergensi belum berjalan sebagaimana mestinya. Bila dilihat dari
sisi demand menunjukkan bahwa 3 (tiga) terlambat penyebab tidak
langsung yakni: terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil
70
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat
mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan memungkinkan salah
satu faktor penyebabnya.
Jumlah kasus kematian ibu tersebut jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, maka jumlah kasus kematian ibu pada tahun
2010 lebih tinggi dari pada tahun 2009. Namun demikian secara
keseluruhan peningkatan kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro
Jambi mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
Untuk melihat trend kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro
Jambi dari Tahun 2004 – 2010 dapat dilihat pada Grafik berikut:
Grafik 9. Trend Kasus Kematian Ibu di
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2004 - 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan Grafik 9 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kasus
kematian ibu dari Tahun 2004 – 2010 mengalami fluktuatif dimana
pada
tahun
2007
mengalami
penurunan
yang
signifikan
dibandingkan tahun 2006 yakni dari 12 kasus turun menjadi 4 kasus,
namun pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 8 kasus.
Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 4 kasus dan pada
71
tahun 2010 meningkat menjadi 6 kasus. Meskipun demikian, jika
dibandingkan dengan rata-rata nasional, kasus kematian ibu di
Kabupaten Muaro Jambi sudah di bawah rata-rata nasional yakni
sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (SDKI 2007). Selanjutnya,
untuk melihat penyebab kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro
Jambi dari Tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel 2.23 sebagai
berikut:
Tabel 2.23
Trend Penyebab Kasus Kematian Ibu
di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010
No
Penyebab
2006
2007
2008
2009
2010
1
Perdarahan
8
0
3
2
2
2
Infeksi
0
0
0
0
0
3
Eklampsia
1
1
2
2
2
4
Lain –lain :
3
3
3
0
2
•RUI
0
0
0
0
0
•Gagal ginjal
0
0
0
0
0
•Ileus
0
0
0
0
0
•Penyakit Jantung
1
0
1
0
0
•CVA
0
0
1
0
0
•Malaria
0
0
1
0
0
•Hepatitis
1
0
0
0
0
•Tbc paru
0
0
0
0
0
•Emboli air ketuban
0
3
0
0
0
•Typoid
0
0
0
0
0
•Carsinoma
0
0
0
0
0
•Tidak diketahui
1
0
0
0
2
12
4
8
4
6
Total
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan tabel 2.23 di atas dapat dilihat bahwa penyebab
kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 –
2010 lebih didominasi oleh perdarahan dan eklamsia. Hanya pada
tahun 2007, kasus kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahaan
yang tidak ada.
72
Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dari salah satu
kasus kematian ibu pada tahun 2008 adalah kasus kematian ibu
yang disebabkan oleh malaria pada masa kehamilan. Hal ini
menunjukkan bahwan integrasi program antara program kesehatan
ibu dan anak dan program pemberantasan penyakit malaria perlu
ditingkatkan melalui kegiatan screening malaria bagi ibu hamil di
Kabupaten Muaro Jambi. Diharapkan dengan adanya integrasi
program tersebut, kasus kematian yang disebabkan oleh malaria
tidak ada lagi atau minimal dapat diminimalisir. Begitu juga
kedepannya, bukan tidak mungkin integrasi program kesehatan ibu
dan anak dengan screening HIV/AIDS perlu dilakukan di Kabupaten
Muaro Jambi sehingga penyebaran HIV/AIDS dari ibu ke janin dapat
dicegah.
b.
Kasus Kematian Neonatal, Bayi dan Anak Balita
Berdasarkan
hasil
laporan
Audit
Neonatal
yang
telah
dilakukan bersama dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis
anak dapat diketahui bahwa kasus kematian neonatal (0 – 28 hari)
di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 sebanyak 28 kasus,
jumlah kasus lahir mati sebanyak 29 kasus, kematian bayi (29 hari
– 1 tahun) sebanyak 1 kasus dan kematian anak balita (1 – 5
tahun) sebanyak 3 kasus. Untuk melihat kasus kematian neonatal,
kematian bayi dan kematian anak balita di Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2010 berdasarkan puskesmas dapat dilihat pada tabel
2.24 berikut:
Tabel 2.24
Kasus Kematian Bayi per Puskesmas
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
KEADAAN LAHIR
NO
Puskesmas
2
1
1
Sengeti
Kematian Neonatal
Kematian
Bayi
Kematian
Balita
Umur 29
hari - 1 Thn
Umur 1 - 5
Tahun
Lahir
Lahir
Mati
Lahir
Hidup
<2500gr
Total
Kematian
Neonatal
Umur
<1 Mgg
Umur
1 mgg s.d
1 Bln
3
4
5
6
7
8
2
4
0
0
0
9
0
10
622
0
0
2
Sekerna Ilir
225
1
1
1
1
0
0
3
P Olak
482
0
2
1
1
0
1
0
4
Sei.Duren
563
6
4
4
4
0
0
0
73
5
Pir II
189
1
2
3
2
1
0
0
6
Jambi kecil
349
0
3
2
2
0
0
0
7
Kmk Dalam
251
0
2
1
1
0
0
1
0
8
Tempino
432
1
2
2
2
0
0
9
Pondok Meja
336
0
2
0
0
0
0
0
10
M.Kumpeh
847
2
3
0
0
0
0
0
1
11
Tanjung
367
0
1
0
0
0
0
12
Puding
204
0
1
0
0
0
0
0
13
S.Bahar I
376
1
4
2
2
0
0
0
14
S.Bahar IV
202
0
8
1
1
0
0
0
0
15
S.Bahar VII
274
1
4
0
0
0
0
16
Markanding
317
1
1
3
0
3
0
0
17
Tangkit
632
11
2
5
5
0
0
0
0
4
0
1
3
18
Kebon IX
450
2
12
Kabupaten
7118
29
58
3
28
3
24
1
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan tabel 2.24 di atas dapat dilihat bahwa jumlah
bayi lahir sebanyak 7.118 bayi lahir hidup dan lahir mati sebanyak 29
bayi. Dari 7.118 bayi lahir hidup, yang meninggal pada usia 0 – 7
hari sebanyak 24 kasus, pada usia 8 – 28 hari sebanyak 4 kasus dan
pada usia 29 hari – 1 Tahun sebanyak 1 kasus. Sedangkan kematian
anak balita sebanyk 3 kasus.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat juga bahwa kasus
kematian neonatal (0 – 28 hari) di Kabupaten Muaro Jambi tersebar
di 11 (sebelas) wilayah kerja puskesmas dari 18 wilayah kerja
puskesmas. Kasus paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas
tangkit yakni sebanyak 5 kasus. Sedangkan puskesmas yang tidak
ditemukan kasus kematian neonatal adalah Puskesmas Sengeti,
Puskesmas Pondok Meja, Puskesmas Muara Kumpeh, Puskesmas
Tanjung, Puskesmas Puding dan Puskesmas Sungai Bahar VII.
Kematian bayi (29 – 1 tahun) di Kabupaten Muaro Jambi
sebanyak 1 kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas Penyengat
Olak. Sedangkan kematian anak balita (1 – 5 tahun) sebanyak 3
kasus tersebar di wilayah kerja Puskesmas Kemingking Dalam,
Puskesmas Tanjung dan Puskesmas Kebon IX.
Untuk melihat penyebab kematian bayi pada tahun 2010 dapat
dilihat pada Grafik 10 berikut :
74
Grafik 10.
Penyebab Kasus Kematian Neonatal Di Kab. Muaro Jambi Tahun 2010
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan Grafik 10 di atas dapat dilihat penyebab kematian
neonatal di Kabupaten Muaro Jambi didominasi oleh Asphiksia (15
kasus: 54%) dan BBLR (9 kasus; 32%). Sedangkan yang lainnya
disebabkan
oleh
kelainan
bawaan
sebanyak
3
kasus
dan
hidrociphalus sebanyak 1 kasus
Untuk membandingkan jumlah kasus kematian neonatal pada
tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni dari tahun
2004 - 2010. dapat dilihat pada Grafik 11 berikut:
Grafik 11.
Trend Kasus Kematian Neonatal dan Lahir Mati Di Kabupaten Muaro
Jamb
Tahun 2004 – 2010
Berdasarkan Grafik 4 di atas dapat dilihat bahwa kasus kematian neonatal di
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
75
Kabupaten
Muaro
Jambi
pada
tahun
2010
mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan kasus kematian neonatal
pada tahun 2009 yakni dari 16 kasus kematian neonatal meningkat
menjadi 28 kasus. Dari 28 kasus kematian neonatal tersebut, 12
kasus (43%) diantaranya terjadi di rumah sakit. Meningkatnya kasus
kematian
neonatal
dikarenakan
oleh
semakin
membaiknya
pencatatan dan pelacakan kasus kematian tersebut sampai ke
tingkat rumah sakit. Selama ini laporan kematian neonatal yang
terjadi di rumah sakit tidak tercatat dan diketahui.
Meskipun demikian, kasus kematian neonatal di Kabupaten
Muaro Jambi masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata
nasional yakni 26/1.000 Kelahiran Hidup (SDKI, 2007). Hasil
penelitian menyatakan bahwa diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir
hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari Pertama kelahiran
bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan yang terjadi
pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim
kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami
gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani
dengan adekuat dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian
besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan
pertama kehidupannya.
Jika dilihat dari kasus bayi lahir mati maka kasus lahir mati
pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
kasus lahir mati pada tahun 2009 yakni dari 16 kasus lahir mati
meningkat menjadi 29 kasus lahir mati. Meningkatnya kasus lahir
mati pada tahun 2010, hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan
dan perilaku ibu tentang siklus perkembangan dan pertumbuhan
janin sangat minim sekali sehingga pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam merawat pertumbuhan dan perkembangan janin sangat
dibutuhkan.
76
Untuk melihat faktor penyebab kematian bayi di Kabupaten
Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel 2.25
berikut:
Tabel 2.25
Trend Penyebab Kasus Kematian Bayi
di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010
No
Penyebab
2006
2007
2008
2009
2010
1
BBLR
8
13
3
3
9
2
Asphiksia
22
18
10
11
15
3
Infeksi
0
0
0
0
0
4
Kelainan
Bawaan
0
0
0
0
3
5
Icterus
0
0
0
0
0
6
Hipotermi
0
0
0
0
0
7
Lain Lain
5
5
9
2
1
Total
35
36
22
16
28
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Berdasarkan tabel 2.25 di atas dapat dilihat bahwa trend
penyebab kasus kematian neonatal di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun
2006 – 2010 lebih didominasi oleh Asphiksia dan BBLR.
Persentase Kurang Gizi
Keberhasilan penurunan AKB tidak terlepas dari rangkaian
program pangan dan perbaikan gizi, kondisi gizi balita secara umum
mengalami perbaikan. Untuk melihat perkembangan status gizi buruk
yang ada di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2010, berdasarkan
pemantauan dan intervensi yang dilakukan selama tahun 2010 dapat
diketahui bahwa 17 kasus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.26
Penanganan Kasus Gizi Buruk
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Keadaan Sampai Akhir 2010
No
1
2
3
Kecamatan
Sekernan
Jambi Luar Kota
Marosebo
Jumlah Kasus
8 Kasus
0 Kasus
1 Kasus
Gizi
Baik
2
-
Gizi
Kurang
4
-
Gizi
Buruk
2
1
Menin
ggal
-
77
Ket
P*, KB*
4
5
6
7
8
9
10
11
Taman Rajo
Kumpeh Ulu
Kumpeh
Mestong
Sungai Gelam
Sei Bahar
Sei Bahar Utara
Sei Bahar Selatan
1
0
4
1
0
2
0
0
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
Kasus
1
-
2
2
-
-
1
2
-
Kabupaten
17 Kasus
3
8
3
3
*Keterangan meningggal:
KB = Kelainan Bawaan
P = Pindah
Berdasarkan tabel 2.26 di atas dapat dilihat bahwa dari 17
kasus yang ditemukan di Kabupaten Muaro Jambi yang selanjutnya
telah dilakukan intervensi terhadap kasus tersebut maka dapat
diketahui keadaannya sampai akhir tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
a)
3 kasus sudah gizi baik
b)
7 kasus sudah gizi kurang
c)
4 kasus masih gizi buruk (1 kasus karena infeksi jantung
bocor, 1 kasus sudah pindah, 2 kasus masih gizi buruk)
d)
3 kasus meninggal dunia (1 kasus akibat komplikasi jantung, 1
kasus kelainan hati dan jantung dan 1 kasus kelainan hati dan
splenomegali).
Dari hasil pelacakan dan intervensi terhadap kasus tersebut,
diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya kasus tersebut antara lain:
a)
Langsung
: Konsumsi makanan dan penyakit infeksi
b)
Tidak langsung : Pola asuh orang tua, ketersediaan pangan
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Peran Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi adalah untuk dapat
menggerakkan
Kecamatan
penyelenggaraan
dengan
melakukan
promosi
kesehatan
penelitian/pengkajian,
di
Tingkat
perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian berbagai bentuk kegiatan
promosi kesehatan sesuai keadaan di wilayah Kecamatan, meliputi
kegiatan advokasi, bina suasana, penggerakkan masyarakat, serta
menjalin hubungan kemitraan lintas program dan sektor di daerahnya,
78
KB*
KB*
termasuk dengan organisasi kemasyarakatan, organisasi
profesi,
lembaga swadaya masyarakat dan kalangan swasta.
Umur harapan hidup
Umur Harapan Hidup (UHH) adalah salah satu indikator yang
mencerminkan berapa lama seorang bayi lahir diharapkan hidup. Tinggi
rendahnya
umur
harapan
hidup
menunjukkan
taraf
hidup
dan
keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu daerah. Apabila suatu
daerah dapat menekan angka kesakitan dan kematian akan tercermin dari
tingginya umur harapan hidup di daerah tersebut. UHH Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 2010 telah mencapai 69,10 tahun, angka tersebut
menujukkan diatas rata-rata UHH nasional yang berkisar antara 65-66
tahun.
Umur Harapan Hidup (UHH) pada dasarnya dipengaruhi oleh
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) serta Angka Kematian Bayi
(AKB). Semakin tinggi jumlah kematian bayi maka makin rendah umur
harapan hidup. Upaya untuk meningkatkan UHH menjadi 85 tahun
(standar maksimal yang ditetapkan UNDP) merupakan hal penting yang
perlu dicermati melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan program yang
berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat seperti penurunan
resiko kesakitan pada keluarga rentan penyakit degeneratif dan tidak
menular serta peningkatan kesehatan pra usila yang dapat hidup produktif
dan mandiri.
Tabel.2.27
Angka Harapan Hidup Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
Umur
Hidup
Harapan
Tahun
Perkemb.Rata2/Thn
2006
2007
2008
2009
2010
68,7
68,8
68,9
68,9
69,10
0,40
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas terlihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten
Muaro Jambi terus mengalami peningkatan, pada tahun 2006 Angka
Harapan Hidup sebesar 68,7 meningkat menjadi 69,10 pada tahun 2010.
79
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Muaro Jambi mengalami kenaikan
rata-rata 0,40 per tahunnya
2.1.1.
Seni Budaya dan Olahraga
Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari beragam kelompok etnik yang
memiliki khazanah budaya yang heterogen dan sangat kaya dengan
keanekaragaman seni dan budaya serta tradisi daerah. Adapun beberapa
hal yang berkaitan dengan aspek seni budaya dan olahraga adalah
sebagai berikut :
Sasaran
yang
hendak
dicapai
dari
pembangunan
bidang
kepariwisataan ini antara lain, menjadikan sektor pariwisata sebagai salah
satu penggerak roda ekonomi kerakyatan, terwujudnya objek dan daya
tarik wisata serta seni budaya daerah dan mengembangkan kawasan
wisata daerah. Potensi wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Muaro
Jambi adalah Situs Candi Muaro
Jambi yang terletak di Desa Muaro
Jambi Kecamatan Maro Sebo dengan luas areal lebih kurang 17 KM2.
Sebagai salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Muaro Jambi
memilki nilai historis yang sangat tinggi. Situs Candi Muaro Jambi
sehingga
merupakan salaha
satu
asset
daerah dan nasional.
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Kawasan Candi Muaro Jambi
sebagai salah satu Kawasan Wisata Sejarah Terpadu di Indonesia oleh
Bapak Presiden RI padat bulan September 2011, maka dalam
upaya
pengembangan kawasan Candi Muaro Jambi ini Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi terus berupaya melakukan terobosan-terobosan dalam
upaya memasyarakatkan kawasan situs tersebut baik melalui sosialisasi /
promosi dan peningkatan sarana prasarana penunjang Candi Muaro
Jambi.
Disamping Objek Pariwisata Candi Muaro Jambi, masih banyak
objek pariwisata lain, salah satunya objek pariwisata budaya Komoditas
Adat Terpencil (Suku Anak Dalam) di Desa Nyogan Kecamatan Mestong,
Objek pariwisata Komoditas Adat Terpencil ini menyimpan berbagai
keunikan tersendiri dari kebudayaannya. Potensi pariwisata budaya ini
80
diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk menikmati dan
mempelajari keunikannya. Objek pariwisata lainnya yang tidak kalah
menarik adalah pariwisata agro
yang meliputi
objek pariwisata
perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan nenas dan pengolahan dodol
nenas, serta
hortikultura seperti duku, jeruk dan durian. Untuk
lebih
jelasnya mengenai objek pariwisata di kabupaten Muaro Jambi dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.28.
Potensi Objek Wisata yang ada di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
No.
1.
Jenis Objek Wisata
Wisata Budaya, Sejarah Candi
Lokasi
Kecamatan
Muaro Jambi
Maro Sebo
Muaro Jambi
Maro Sebo
Muaro Jambi
2.
Wisata Budaya Sejarah Museum
Jambi
3.
Wisata Budaya Sejarah Seni Budaya Komoditas
Adat Terpencil
Nyogan
Mestong
4.
Wisata Alam Taman Nasional Berbak
Tanjung
Kumpeh
5.
Wisata Taman Rekreasi Alam Citra Indah (ACI)
Kasang Pudak
Kumpeh Ulu
6.
Penangkaran Buaya
Kebon IX
Sungai Gelam
7.
Wisata Agro Perkebunan Sawit
Sungai Bahar
Sungai Bahar
8.
Wisata Agro Perkebunan Nenas dan Wisata Belanja
Dodol/Selai Nenas
Tangkit Baru
Sungai Gelam
9.
Wisata Agro Tanaman Hortikultura
Pudak
Kumpeh Ulu
10.
Wisata sejarah makam kuno (selaras pinang masak,
orang kayo gemuk, dan orang kayo pedataran
Kumpeh
Kumpeh
11.
Wisata budaya seni pertunjukan bejolo
Kumpeh
Kumpeh
12.
Wisata sejarah gedong tebakar
Gedong karya
Kumpeh
13.
Wisata alam danau lamo
Danau lamo
Maro sebo
Sumber :Dinas Budparpora Kab. Muaro Jambi Tahun 2010
Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk membangun
Bidang Pariwisata di Kabupaten Muaro Jambi, terutama melalui kegiatan
promosi guna menarik wisatawan maupun menarik minat investor untuk
mengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro Jambi. Disamping itu
juga Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi berupaya meningkatkan sarana
81
dan prasrana penunjang bagi pengembangan objek-objek wisata daerah
seperti pembangunan jalan, air bersih, listrik dan telekomunikasi, baik
melalui dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun
APBN.
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi juga melakukan Promosi wisata
melalui event-event Provinsi seperti Pelaksanaan Festival Candi Muaro
Jambi, Pesona Budaya Jambi, dan Pemilihan Bujang dan Gadis Muaro
Jambi.
Melalui
pelaksanaan
Festival
Candi
Muaro
Jambi
dan
pengembangan kawasan Candi Muaro Jambi diharapkan adanya
peningkatan kunjungan wisata ke Kabupaten Muaro Jambi. Berikut
perkembangan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muaro Jambi
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel. 2.29
Jumlah Kunjungan Wisatawan
di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010
N0
1
Uraian
Kunjungan Wisatawan Ke
Muaro Jambi
2006
(org)
8.500
2007
(org)
15.500
2008
(org)
2009
(org)
2010
(org)
16.000
13.500
14.317
Sumber : Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dalam pengembangan wisata, menunjukan terjadi peningkatan
wisatawan manca negara maupn Domesitik, dimana Jumlah Kunjungan
Wisata ke Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebanyak 8.500
orang, pada tahun 2009 13.500 orang, meningkat menjadi 14.317 orang
pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 6,05 persen dari tahun
sebelumnya.
Di bidang Keagamaan, mayoritas penduduk Muaro Jambi sebesar
99,20 persen beragama Islam, kemudian Protestan sebesar 0,38 persen,
Katolik 0,18, Hindu 0,13 dan Budha sebesar 0,10 persen. Perkembangan
pemeluk agama di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel.2.30
Jumlah Penduduk dan Agama yang Dianut
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
82
Kecamatan
Mestong
Sungai Bahar
Kumpeh Ulu
Sungai Gelam
Kumpeh
Maro Sebo
Jambi Luar Kota
Sekernan
Jumlah
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
34.058
131
63
45
35
49.333
190
92
66
51
35.708
137
66
48
37
46.754
180
87
62
48
23.776
91
44
32
24
29.960
115
56
40
31
52.461
202
98
70
54
36.140
139
67
48
37
308.191
1.185
573
411
316
Lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka Tahun 2010
Sedangkan jumlah rumah peribadatan untuk Masjid sebanyak 331
buah, Mushola 335, Langgar 146 dan Gereja 6 buah.
Dalam pengembangan seni budaya, Pemuda dan olah raga,
diarahkan untuk Pengembangan dan pelestarian seni budaya lokal, peran
kepemudaan dalam pembangunan dan pembinaan dan pengembangan
pemasyarakatan olah raga dan peningkata olah raga prestasi.
Tabel 2.31
Perkembangan Karang Taruna, Grup Kesenian dan Olahraga Tahun 2010
NO
1.
2.
3.
4.
Jenis Kesenian
Jumlah grup kesenian
Jumlah gedung kesenian
Jumlah Klub olahraga
Jumlah gedung olahraga
Tahun
2009
128
107
-
2010
132
112
-
Sumber : Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2010
Cabang olahraga yang diminati oleh masyarakat Jambi mayoritas
Masyarakat Muaro Jambi adalah cabang olahraga Voli, Badminton dan
Sepakbola, hal ini terlihat dari jumlah sarana olahraga yang tersebar di
semua Kecamatan, yaitu berjumlah 107 pada tahun 2009 meningkat
menjadi 112 sarana olahraga pada tahun 2010.
83
2.3.
ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1.
Pelayanan dasar
Indikator dan capaian pembangunan aspek pelayanan umum
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi yang
merupakan
cerminan
dari
pemenuhan
pelayanan
dasar
dapat
digambarkan dari :
A. Pendidikan
Perkembangan angka partisipasi sekolah di Kabupaten Muaro
Jambi terlihat bahwa angka partisipasi sekolah yang cukup tinggi untuk
tingkat Sekolah Dasar yang mencapai lebih dari 97,30 persen. Angka ini
sedikit menurun untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu tingkat
Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas. Perkembangan APS
terjadi tidak begitu nyata terutama untuk Sekolah Dasar dan SLTP bahkan
untuk tingkat SLTP cenderung terjadi penurunan, sementara untuk tingkat
SLTA terjadi peningkatan di tahun 2009. Mengenai Perkembangan Angka
Partisipasi Sekolah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel.2.32.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010
Uraian
Tahun
Perkemb.
Rata2/Thn
APS SD
APS SMP
APS SMA/SMK
2006
2007
2008
2009
2010
96,31
94,67
93,44
96,81
95,56
93,92
Rata-rata
97,28
95,92
94,15
97,79
96,16
95,06
98,34
97,76
95,78
97,30
96,01
93,92
95,74
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Tahun 2010
Jumlah rasio murid terhadap Guru cukup yaitu pada tahun 2010
untuk Sekolah Dasar baik negeri (15,96) maupun swasta (16,89) masih
relatif sama. Sementara untuk tingkat SLTP Neger rasio murid terhadap
guru pada tahun 2010 ini sebesar 14,25 dan SMP swasta 15,72 dan
untuik tingkat SMA rasio murid terhadap guru pada tahun 2010 sebesar
84
11,38 dan SMA Swasta 7,77. Untuk SMA negeri rasio murid terhadap
guru masih relatif lebih tinggi dibandingkan SMA swasta, sedangkan untuk
SMK rasio SMK negeri 9,83 lebih tinggi bila dibandingkan dengan rasio
murid terhadap guru SMK Swasta yang sebesar 5,10.
Hal ini menjadi indikasi bahwa minat belajar siswa cukup baik tetapi
jumlah Guru masih terbatas. Untuk sebaran fasilitas pendidikan usia dini
di masing-masing Kecamatan terlihat bahwa Kecamatan memilik fasilitas
pendidikan usia dini yang lebih baik sementara Kecamatan dengan jumlah
fasilitas pendidikan usia dini yang terbatas adalah Kecamatan Kumpeh
dan Sungai Bahar. Rasio murid terhadap Guru untuk pendidikan usia dini
Kabupaten Muaro Jambi cukup tinggi yaitu sebesar 25,50.
Capaian kemajuan pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2062010 telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh
tingkat kelulusan SD, SMP hingga SMA/SMK dengan pencapaian diatas 92%. Disamping
pengaruh pendidikan juga terlihat dengan semakin berkembangnya minat belajar anak
usia sekolah di berbagai jenis bidang studi dan jenjang pendidikan.
Selain itu,
pelaksanaan program pendidikan juga telah menunjukkan perkembangan yang
meningkat dengan adanya penyediaan pelayanan pendidikan yang semakin luas dan
menjangkau daerah terpencil, daerah dengan penduduk yang relatif sedikit dan daerah
yang rentang kendalinya lebar dengan dibangunnya sekolah di daerah tersebut.
Pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak sama yang disesuaikan kebutuhan.
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan
tingkat SD, tingkat SLTP, serta tingkat SLTA
dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel .2.33
Perkembangan Jumlah Sekolah Tahun 2006-2010
No
Jenjang Pendidikan
Jumlah
Tahun 2006
Jumlah
Tahun 2007
Jumlah
Tahun 2008
2
3
4
5
6
7
86
96
90
120
126
231
258
257
261
261
1
Jumlah
Tahun 2009
Jumlah
Tahun 2010
1.
TK/RA
2.
SD/MIN/MIS
3.
SMP/MTsN/MTsS
85
91
93
105
107
4.
SMA/MAN/MAS/SMK
31
38
40
40
40
Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah TK mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2006 jumlah TK/RA sebanyak 86 meningkat menjadi 126 TK/RA pada tahun
2010. Begitu juga untuk SD/MI dari 231 SD/MI pada tahun 2006 terjadi peningkatan
85
setiap tahunnya. Untuk tingkat SMP/MTs tahun 2006 sebanyak 85 SMP/MTs menjadi
107 SMP/MTs pada tahun 2010. Untuk pendidikan menengah SMA/MA/SMK mengalami
peningkatan dari 31 Sekolah pada tahun 2006 menjadi 40 SMA/MA/SMK pada tahun
2010.
a. Perkembangan Siswa
Perkembangan Siswa mulai dari jenjang pendidikan TK/RA
sampai
dengan
SMA/MA/SMK
tahun
2006-2010
mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, sebagaimana terlihat pada tabel
berikut :
Tabel.2.34
Perkembangan Siswa dari tahun 2006-2010
No
Jenjang Pendidikan
1
2
Jumlah
Tahun 2006
Jumlah
Tahun 2007
Jumlah
Tahun 2008
Jumlah
Tahun 2009
3
4
6
7
2.279
2.633
2.459
3.146
3.195
SD/MI/MIS
41.608
42.835
43.917
43.195
43.764
3
SMP/MTsN/MTsS
12.636
13.205
16.576
14.376
14.945
4
SMA/MAN/MAS/SMKN/SMKS
5.956
6.807
7.528
8.000
8.192
1
TK/RA
2
5
Jumlah
Tahun 2010
Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa untuk jenjang
pendidikan TK/RA meningkat, dari 2.279 siswa pada tahun 2006 menjadi
3.195 siswa pada tahun 2010. Untuk jenjang pendidikan SD/MI jumlah
siswa dari 41.608 tahun 2006 meningkat menjadi 43.764 siswa pada
tahun 2010. Jenjang pendidikan SMP/MTs jumlah siswa meningkat dari
12.636 siswa pada tahun 2006 menjadi 14.945 siswa pada tahun 2010.
b. Perkembangan Ratio Siswa-Ruang Belajar
Mengenai perkembangan rombongan Ratio Siswa dengan Ruang
Belajar dapat dilihat pada tabel 2.35. dibawah ini :
Tabel.2.35.
Perkembangan Ratio Siswa – Ruang Belajar dari tahun 2006-2010
No
Jenjang Pendidikan
Jumlah
Tahun 2006
Jumlah
Tahun 2007
Jumlah
Tahun 2008
Jumlah
Tahun 2009
Jumlah
Tahun 2010
86
1
1
2
3
4
5
6
7
2.279
2.633
2.459
3.146
3.195
115
132
116
149
151
c. Ratio
19,82
19,95
21,20
21,11
21,16
SD/MI
a. Jmlh Siswa
41.608
42.835
43.917
43.917
43.764
b. Jmlh Ruang Belajar
1.262
1.262
1.416
1.438
1.454
c. Ratio
32,97
31,36
31,01
30,04
30,10
SMP/MTs
a. Jmlh Siswa
12.636
12.636
16.576
14.376
14.945
440
455
538
552
573
28,72
29.02
30,81
26,04
26,08
TK/RA
a. Jmlh Siswa
b. Jmlh Ruang Belajar
2
3
b. Jumlh Ruang Belajar
c. Ratio
4
SMA/MA/SMK
a. Jmlh Siswa
b. Jmlh Ruang Belajar
c. Ratio
5.956
6.807
7.528
8.000
8.192
174
205
217
262
279
34,23
33,20
34,69
30,53
29,26
Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum ruang kelas
mulai jenjang pendidikan TK/RA sampai jenjang pendidikan SMA/SMK/MA
telah mencukupi, namun secara parsial masih ditemui pada pusat-pusat
pemukiman tertentu yang masih kekurangan ruang belajar maupun
kekurangan siswa pada tiap jenjang pendidikan.
d. Perkembangan Jumlah Guru
Mengenai perkembangan jumlah Guru di Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 setiap tahunnya mengalami peningkatan baik untuk
jenjang pendidikan TK/RA sampai dengan SMA/MA/SMK sebagaimana
tergambar pada tabel
berikut :
Tabel.2.36
Perkembangan Jumlah Guru
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
No.
Jumlah Guru
Tahun
87
2006
2007
2008
2009
2010
I.
Guru TK/RA
86
265
319
481
486
II.
Guru SD/MI
1.675
1.531
1.952
1.988
2.236
III.
Guru SMP/MTs
519
567
885
849
1.071
IV.
Guru SMA/SMK/MA
216
237
314
414
395
2.496
2.600
3.470
3.732
4.188
Jumlah Guru
Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dijelaskan perkembangan jumlah guru di
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebanyak 2.496 orang
meningkat menjadi 4.188 orang guru pada tahun 2010 yang terdiri dari
Guru TK/RA sebanyak 486 orang, Guru SD/MI 2.236 orang, Guru
SMP/MTs 1.071 orang dan Guru SMA/MA/SMK sebanyak 395 orang.
Pelaksanaan pembangunan pada bidang pendidikan, baik yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung telah mampu
berimplikasi positif pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia di
Kabupaten Muaro Jambi. Dari pemberian bekal kemampuan dan
kecakapan serta pengetahuan teknologi yang didapatkan sumber daya
anak didik di Kabupaten Muaro Jambi, akan mempengaruhi daya pikir dan
wawasan dan mampu menghadapi persaingan dalam mencapai suatu
keunggulan kompetitif maupun komparatif, baik dalam ilmu pengetahuan
maupun wawasan intelektualitas. Oleh karena itu, dalam penyiapan
generasi muda mendatang, peran pendidikan sangat menentukan,
terutama dalam mendidik, membina dan mengarahkan generasi muda
selaku cikal bakal penerus bangsa penerus pembangunan.
Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat
diukur dengan angka partisipasi, kelayakan bangunan dan angka kelulusan. Angka
Partisipasi terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
B. Kesehatan
Dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, penanganan yang telah dilakukan oleh oleh Pemerintah
88
Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada : 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Muaro Jambi dengan klasifikasi Type C, Rumah sakit Type D
Kecamatan Sungai Bahar dan 5 Puskesmas perawatan lainnya pada 5
Kecamatan yaitu Puskesmas Sungai Bahar, Tanjung, Sungai Duren,
Tangkit dan Tempino. Sedangkan 13 Puskesmas lainnya termasuk non
perawatan yang tersebar di 8 kecamatan. Untuk mendukung pelayanan
kesehatan di desa, telah dilakukan oleh Puskesmas Pembantu yang
berjumlah 83 Pustu dan 361 Posyandu serta 67 Rumah Bidan Desa atau
Polindes. Sedangkan jumlah Bidan Desa yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 332 Bidan Desa. Dari penyediaan
prasarana
dan
sarana
pendukung
tersebut,
berdasarkan
rasio
pelayanannya dapat digambarkan bahwa Ratio antar Puskesmas rawat
inap terhadap penduduk 1 : 4 orang tenaga spesialis. Rasio ini pada
dasarnya sudah hampir mencukupi, akan tetapi bila melihat distribusi
penduduk yang tersebar tidak merata, maka mengakibatkan jangkauan ke
lokasi-lokasi pelayanan kesehatan menjadi semakin jauh. Sebagai
akibatnya, penyediaan prasarana dan sarana kesehatan masih dirasakan
kurang memadai terutama penempatan tenaga medis yang sangat
diperlukan masyarakat dengan kategori Perawat dan Bidan. Disamping
itu, rentang kendali pada daerah pedesaan juga berimplikasi pada
penyediaan peralatan medis yang masih jauh dari cukup. Sebagai
dampaknya, pelayanan kesehatan yang diberikan tidak dapat dilakukan
secara optimal.
Tabel. 2.37
Sarana dan Prasarana Pendukung Pelayanan Kesehatan Dasar
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
No.
Uraian
1
2
3
Rumah Sakit
Puskesmas
Pustu
2006
1
18
83
2007
2
18
83
Jumlah
2008
2
18
83
4
5
6
Kendaraan Pusling
Rumah Bides
Posyandu
18
41
159
18
41
344
18
63
344
Ket.
2009
2
18
83
2010
2
18
83
18
63
355
18
67
361
RS Tipe D
Petaling Saat Ini
Masih dalam
Pembangunan
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
89
Dari tabel diatas sarana dan prasarana pendukung pelayanan
kesehatan dapat dijelaskan bahwa jumlah Rumah Sakit sampai dengan
Tahun 2010 sebanyak 2 Rumah Sakit yaitu RSUD Type C Ahmad Ripin
dan Rumah Sakit Type D Sungai Bahar, Sedangkan Rumah Sakit Type D
Petaling saat ini masih dalam persiapan operasional dan melengkapi
kebutuhan alat-alat kesehatan. Kemudian Jumlah Puskesmas sampai
tahun 2010 sebanyak 18 Puskesmas, Puskesmas Pembantu 83 Unit
Kendaraan Pusling 118 Unit, Rumah Bides 67 unit meningkat sebanyak
26 unit dari tahun 2006 yang sebanyak 41 Rumah Bides dan Posyandu
dari 159 unit tahun 2006 menjadi 361 Posyandu pada tahun 2010.
Tabel 2.38
Penyebaran Sarana dan Prasarana Kesehatan
di Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Puskesmas
Jenis
Jml Tenaga
Medis dan
Paramedis
2
PIR Bajubang
Simp. Sei Duren
Pondok Meja
Penyengat Olak
Tempino
Sei. Bahar I
Sei Bahar VII
Markanding
Kebon IX
Jambi Kecil
Kemingk. Dalam
Muara Kumpeh
Tangkit
Tanjung
Puding
Sengeti
Sei.BaharIV
Sekernan ilir
Jml Pustu
3
Non Perawatan
51
Perawatan
30
Non Perawatan
49
Non Perawatan
59
Perawatan
28
Perawatan
42
Perawatan
25
Non Perawatan
54
Non Perawatan
54
Non Perawatan
78
Non Perawatan
31
Non Perawatan
25
Perawatan
26
Perawatan
27
Non Perawatan
15
Perawatan
30
Non perawatan
64
Non perawatan
46
Jumlah
734
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
3
3
2
4
5
3
6
6
4
7
3
10
3
6
5
5
3
4
83
Pos yandu
Jumlah Rumah
Bides
13
28
16
29
28
16
15
23
20
21
14
33
23
16
12
22
15
11
361
0
4
2
1
4
2
2
0
2
5
4
8
6
3
3
5
0
1
67
Dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, telah didistribusikan tenaga medis dan paramedis ke
berbagai wilayah. Dari distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
sampai
di
pelosok
perdesaan,
juga
diiringi
dengan
penyediaan
sumberdaya aparatur pelayan kesehatan.
90
No.
1
2
3
4
5
6
Tabel. 2.39.
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis
di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010
Uraian
Jumlah
2006
2007
2008
Dokter Umum
57
58
63
Dokter Spesialis
2
3
3
Dokter Gigi
16
15
18
Perawat
212
153
158
Bidan Desa
189
189
332
Apoteker
6
7
7
Jumlah
482
425
581
2009
63
3
18
169
332
7
592
2010
69
4
12
206
332
12
635
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari Tabel 2.39 diatas dapat digambarkan, jumlah tenaga medis
dan paramedis selama tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, dimana
pada tahun 2006 jumlah tenaga medis dan paramedis dari 482 orang
pada tahun 2006 menjadi 635 orang pada tahun 2010. Dari Jumlah
tersebut,
jumlah dokter umum 57 orang pada tahun 2006 meningkat
menjadi 69 orang, Dokter Spesialis dari 2 orang pada tahun 2006 menjadi
4 orang pada tahun 2010, dokter gigi dari 16 orang pada tahun 2006
menjadi 12 orang pada tahun 2010. Kemudian tenaga paramedis yang
terdiri dari perawat dari 212 pada tahun 2006 menjadi 206 pada tahun
2010, Bidan Desa dari 189 pada tahun 2006 menjadi 332 orang bidan
desa pada tahun 2010 dan apoteker dari 6 orang pada tahun 2006
menjadi 12 orang pada tahun 2010.
Dari jumlah aparatur pelayanan kesehatan, pada dasarnya terbagi
dalam dua katogori yaitu : pertama, aparatur pelayanan kesehatan; kedua,
menyangkut aparatur administrasi kesehatan. Dari dua kategori ini
masing-masing mempunyai fungsi yaitu aparatur yang betul-betul
melayani masyarakat, khususnya yang tersebar pada unit-unit pelaksana
teknis kesehatan yang tersebar dan ditempatkan di berbagai wilayah
seperti Puskesmas dan Pustu. Sedangkan administrasi melayani dan
memfasilitasi keberhasilan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur
pelayanan di lapangan. Oleh karena itu, yang termasuk dalam kategori ini,
biasanya tidak mempunyai kualifikasi teknis dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Namun demikian, kepada mereka
yang mempunyai
91
pengalaman teknis, merupakan tuntutan kedinasan untuk menduduki
jabatan struktural sesuai dengan keahliannya dalam rangka mendukung
manajemen
pelayanan
kesehatan
dengan
tetap
mengutamakan
pelayanan kesehatan itu sendiri pada masyarakat.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dilaksanakan
distribusi tenaga kesehatan berdasarkan kebutuhan wilayah layanan.
Berikut dapat dilihat gambaran mengenai banyak tenaga kesehatan
berdasarkan wilayah Kecamatan dalam Kebupaten Muaro Jambi, yang
diharapkan dengan jumlah tenaga kesehatan yang semakin bertambah
pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat di setiap
wilayah Kecamatan.
Tabel 2.40
Distribusi tenaga kesehatan per wilayah kecamatan Tahun 2010
No
Kecamatan
Dokter
Perawat
1
2
3
4
5
6
7
8
Mestong
6
13
Sungai Bahar
9
16
Kumpeh Ulu
3
5
Kumpeh
3
10
Maro Sebo
7
12
Jambi Luar Kota
9
27
Sekernan
9
24
Sungai Gelam
7
17
Jumlah Tahun 2010
85
206
Jumlah Tahun 2009
84
169
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Tenaga
merupakan
kesehatan
pemberi
di
pelayanan
Puskesmas,
kesehatan
Bidan
Jumlah
28
22
29
47
29
56
32
99
332
332
47
47
37
60
48
92
65
73
635
592
Pustu
strata
dan
I
Polindes
masyarakat.
Penanganan ini memfokuskan pada upaya pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan medis strata II sesuai kompetensi medis yang ditetapkan
dimana RSUD merupakan tempat rujukan medis strata I. Untuk
mendukung
keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dari segi
mutu dan perluasan jangkauan diupayakan dengan membangun dan atau
meningkatkan puskesmas menjadi puskesmas perawatan dengan fasilitas
rawat inap. Sebagaimana telah menjadi pedoman dasar dalam pelayanan
kesehatan, sesuai dengan SK Menkes RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004
ditetapkan kebijakan dasar puskesmas dengan 6 ( enam ) Kewenangan
92
Wajib yaitu : Upaya Promosi Kesehatan; Upaya Kesehatan Ibu; Anak dan
Keluarga
Berencana;
Upaya
Perbaikan
Gizi;
Upaya
Kesehatan
Lingkungan; Upaya Pemberantasan penyakit menular dan Upaya
pengobatan.
Untuk
melakukan
penilaian,
pengukuran
mutu
dan
keberhasilan pelayanan kesehatan disesuaikan dengan indikator ”out put”
yang telah ditetapkan pada ISO 2010 dan SPM Kesehatan.
2.3.2. Pelayanan Penunjang
Dalam mendukung aspek pelayanan umum, merupakan suatu
kewajiban pemerintah untuk melaksanakannya. Salah satu upaya
pemenuhan pelayanan penunjang, antara lain meningkatkan Kondisi
ketentraman dan ketertiban, khususnya baik pelanggaran keperdataan
dan kepidanaan yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi cenderung masih
tinggi dan meningkat setiap tahunnya.
Dalam
konteks demokrasi lokal, dengan
diberlakukannya
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
serta perkembangan media massa lokal (cetak dan elektronik) yang
cenderung meningkat, telah memperkokoh Iklim keterbukaan dan
demokratisasi sehingga mampu mendorong partisipasi politik masyarakat.
Hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2009 yang mencapai 74,8 %.
Penggunaan hak-hak politik rakyat juga terlihat partisipasi masyarakat
untuk bergabung dalam kelembagaan politik dan kemasyarakatan, seperti
Organisasi kemasyarakatan (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM)
dan
Partai
kemasyarakatan
politik.
Perkembangan
jumlah
organisasi
dan organisasi kepemudaan (Ormas/OKP)
di
Kabupaten Muaro Jambi hingga tahun 2010 tercatat 132 ormas,
sedangkan
perkembangan
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
(LSM)
berjumlah 41. Dari pemilihan umum legislatif telah menghasilkan
keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Muaro Jambi
sebanyak 35 orang yang terdiri dari 30 orang laki-laki dan 5 perempuan.
Partai Demokrat memiliki wakil terbanyak yaitu sebanyak 6 orang atau
93
17,14 %, disusul dari patai PAN dan Golkar masing-masing sebanyak 5
orang atau 14,29%.
Kendati demokratisasi terus berkembang, namun belum mampu
menunjukkan demokrasi yang berkualitas, hal ini terkait komplesitas sosial
budaya dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum mempu dalam
menunjang nilai-nilai sistem demokrasi yang berkualitas. Sejumlah
permasalahan yang masih sangat dirasakan diantaranya adalah belum
optimalnya fungsi kelembagaan politik; dalam hubungan pemerintah
daerah
dan masyarakat,
peran masyarakat masih lemah dalam
menentukan sejumlah kebijakan strategis pembangunan sehingga masih
ditemui
berbagai
disparitas
dan
ketimpangan
diberbagai
bidang
pembangunan daerah.
2.4.
ASPEK DAYA SAING
2.4.1.
Kemampuan Ekonomi daerah
Dalam upaya
ekonomi makro Kabupaten Muaro Jambi adalah
untuk melihat sejauh mana kemampuan daerah dalam memacu
pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini juga dapat dicerminkan sebagai
berikut :
A. KOPERASI, UKM, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
KOPERASI
Pembangunan bidang koperasi dan UKM di kabupaten Muaro
Jambi dimasa datang diharapkan tumbuh dari prakarsa masyarakat
secara mandiri dalam tatanan sistem ekonomi kerakyatan. Peran
Pemerintah akan difokuskan pada tugas regulasi dan fasilitasi untuk
menciptakan struktur pasar dan persaingan yang sehat sebagai lapangan
usaha bagi koperasi dan UKM, serta mengkoreksi kesempurnaan
mekanisme pasar dengan menumbuhkan iklim usaha yang kondusif dan
memberi dukungan perkuatan bagi koperasi dan UKM. Perkembangan
koperasi di Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006 sampai dengan 2010
Jumlah
Koperasi
di
Kabupaten
Muaro
Jambi
terus
mengalami
94
peningkatan dari 226 Koperasi pada tahun 2006 menjadi 313 Koperasi
pada tahun 2010 dengan perincian sebagai berikut :
Tabel. 2.41
Data Koperasi Per-Kecamatan
dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
NO
Kecamatan
Jml koperasi
Jumlah
Anggota
Modal Sendiri
(Rp. 000)
Modal Luar (Rp.
000)
Volume Usaha
SHU
1.
Sekernan
59
2.843
1.388.580
9.092.904
(Rp. 000)
3.376.450
301.323
2.
Maro Sebo
23
1.795
40.068
1.188.306
225.751
20.875
3.
Jambi Luar Kota
39
1.732
636.742
246.495
1.764.542
475.956
4.
Kumpeh Ulu
26
551
242.855
275.205
813.529
25.363
5.
Kumpeh
32
2.712
580.456
296.032
426.881
30.728
6.
Mestong
19
2.167
120.074
531.625
777.748
65.874
7.
Sungai Bahar
51
13.960
3.204.079
2.993.810
22.344.803
1.233.284
8.
Sungai Gelam
52
1.723
3.907.817
1.721.375
801.240
116.642
Jumlah
313
35.999
12.873.600
15.752.538
36.526.864
3.303.257
Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Tabel. 2.42
Data Jumlah Koperasi
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2010
NO
Tahun
Jml
koperasi
Jumlah
Anggota
Modal Sendiri
(Rp. 000)
Modal Luar
(Rp. 000)
Volume
Usaha
SHU
1.
2006
226
24.629
5.979.635
47.395.632
(Rp. 000)
54.542.830
1.985.665
2.
2007
259
25.925
4.711.509
15.013.904
23.813.058
1.518.729
3.
2008
284
26.696
8.439.340
15.013.904
23.813.058
1.521.526
4.
2009
301
27.483
10.120.671
16.345.752
30.530.944
2.270.045
5.
2010
313
35.999
12.873.600
15.752.538
36.526.864
3.303.257
Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel 2.41. dan tabel. 2.42 diatas dapat dilihat perkembangan
jumlah koperasi di Kabupaten Muaro Jambi mengalami peningkatan dari
226 Koperasi pada tahun 2006 menjadi 313 koperasi pada tahun 2010
atau meningkat rata-rata 14,60% setiap tahunnya. Begitu juga dengan
jumlah anggota dari 24.629 Anggota pada tahun 2006 menjadi 35.999
anggota pada tahun 2010.
95
Tabel 2.43
Data Jumlah Koperasi Aktif dan tidak Aktif
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2010
Jumlah Koperasi
NO
Tahun
Jumlah koperasi
Tidak Aktif
Aktif
1.
2006
178
48
2.
2007
210
48
3.
2008
236
48
4.
2009
253
48
5.
2010
239
54
Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel 2.43 diatas dapat dilihat bahwa dari 313 jumlah koperasi
yang ada di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2010, Koperasi yang
aktif sebanyak 239 koperasi, sedangkan koperasi yang tidak aktif
sebanyak 54 koperasi. Untuk lebih meningkatkan kinerja koperasi ini,
diperlukan pembinaan dan dukungan permodalan yang memadai.
Dalam upaya menggerakkan sektor UKM dalam daerah pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi mulai Tahun 2007 dilaksanakan pembinaan
Usaha kecil menengah (UKM) melalui program bantuan dana bergulir
yang dilaksanakan khusus untuk industri genteng/batu bata sebesar Rp.
1.400.000.000,- yang digulirkan pada 27 koperasi dan UKM. Tahun 2008
digulirkan kembali sebesar 454.000.000,- kepada koperasi dan UMK dan
tahun
2009
koperasi/UMK.
digulirkan
kembali
sebesar
323.000.000,-
untuk
5
Pada tahun 2010 dana bergulir belum dilaksanakan
disebabkan realisasi pengembalian dana baru mencapai
Rp. 181.
362.000.- . Pelaksanaan dana bergulir berikut dilaksanakan apabila telah
dilaksanakan proses yang selektif terhadap koperasi dan UMK pemohon.
Berdasarkan jenis koperasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi,
sampai dengan tahun 2010 terdapat 11 Koperasi Primer dan 1 Koperasi
sekunder sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
96
Tabel. 2.44.
Jenis Koperasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Jumlah
Modal Sendiri
Modal Luar
Jenis Koperasi
Jml
Anggota
(Rp. 000)
(Rp. 000)
koperasi
NO
Volume
Usaha
SHU
1.
KUD
53
4.524
3.225.950
6.369.987
(Rp. 000)
9.955.995
430.355
2.
Kop.Perkebunan
100
6.965
1.624.525
2.250.855
4.875.580
255.510
3.
Koppontren
8
1.118
654.872
724.510
1.989.550
72.555
4.
Kopkar
21
4.789
1.000.800
1.885.525
2.886.324
225.645
5.
Kop.Kepolisian
1
98
38.620
50.257
109.580
9.909
6.
Kop.Serba Usaha
9
5.998
257.472
335.050
730.537
66.065
7.
Kop.Pasar
1
98
38.620
50.257
109.580
9.909
8.
Kop.Simpan
Pinjam
5
329
128.736
167.525
375.268
33.032
9.
Kop.Peg.Negeri
12
989
386.208
502.576
1.095.805
99.097
10.
Kop. Wanita
19
1.979
772.416
1.005.152
2.191.611
198.195
11.
Kop.Lainnya
82
8.579
3.347.136
4.355.659
9.496.984
858.846
Jumlah
312
33.219
8.262.671
13.780.858
25.108.050
1.894.195
1
2.780
1.858.000
2.564.894
5.422.894
375.850
313
35.999
13.333.355
20.262.247
39.239.708
2.634.968
12
Kop. Sekunder
Jumlah
Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
INDUSTRI
Pembangunan
Industri dan perdagangan Kabupaten Muaro
Jambi diarahkan pada pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif. Untuk pengembangan ekonomi
kerakyatan dilaksanakan strategi antara lain pemulihan ekonomi melalui
pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkualitas, memberdayakan industri agar lebih
efisien, efektif, produktif dan berdaya saing dalam menciptakan peluang
usaha yang seluas-luasnya serta memberikan dukungan permodalan,
pemasaran, bahan baku dan manajemen pengelolaan. Sedangkan
strategi
menciptakan
iklim
usaha
yang
kondusif
antara
lain:
penyederhanaan perizinan dan layanan publik, peningkatan akses
97
berbagai bidang usaha, penyusunan Peraturan Daerah, penumbuhan
kemitraan usaha dan ekonomi daerah.
NO
Tabel . 2.45.
Jenis Industri Kecil Menengah (IKM) Tahun 2006 - 2010
Jenis IKM
Jumlah IKM
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Moulding
53
12
4
4
4
2.
Industri makanan
102
129
178
386
386
3
Industri Meubelair
42
51
79
161
161
4.
Industri Kayu Gergajian
78
10
2
1
1
5.
Industri Batu
bata/Genteng
86
103
298
632
800
6.
Menjahit/Bordir
16
54
69
103
103
7.
Industri Tahu
4
8
8
16
16
8.
Industri Susu Kedelai
-
2
2
2
2
9.
Pandai Besi
11
17
21
49
49
10.
Anyaman resam
4
9
11
20
1
11.
Anyaman Pandan
12
16
23
41
41
12.
Pengolahan Pinang
3
6
4
3
1
13.
Air minum dalam
kemasan
-
2
2
2
90
411
419
701
1.420
1.655
Jumlah
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel di atas terlihat pertumbuhan industri kecil dan usaha
kecil menengah yang significant yaitu pada jenis usaha kecil air minum
dalam kemasan. Ini menggambarkan ketersediaan air bersih diwilayah
Muaro Jambi masih perlu ditingkatkan disamping faktor ekonomis yang
ditawarkan oleh usaha air minum. Secara umum Kendala tumbuhnya
industri kecil berbasis makanan disamping faktor modal adalah faktor
daya tarik kemasan yang membuat kalah bersaing dengan produk serupa
untuk menembus pasar lokal khususnya di kota Jambi. Untuk itu
peningkatan daya saing ini perlu mendapat perhatian agar kedepan
industry kecil dapat berperan dalam mendukung ekonomi masyarakat.
98
Penciptaan iklim kondusif dan infrastruktur sudah merupakan
kewajiban
pemerintah
daerah
dalam
menciptakan
stimulus
bagi
pengembangan industri disamping factor pemangkasan birokrasi dan
pungutan liar. Hal lain yang berpengaruh adalah kepastian usaha
disamping dukungan stabilitas keamanan dan ketertiban. Saat ini industri
yang berdiri lebih banyak didasarkan oleh factor bahan baku. Industri CPO
merupakan jumlah terbesar yang berada di Kabupaten Muaro Jambi.
Sedangka indstri lain belum mengalami pertumbuhan yang berarti. Berikut
gambaran perkembangan industri besar Tahun 2006-2010 di Kabupaten
Muaro Jambi :
NO
Tabel . 2.46
Jenis Industri Besar Tahun 2006 - 2010
Jenis Industri Besar
Jumlah Industri Besar
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Industri CPO
2
8
8
9
10
2.
Karnel
1
1
1
1
1
3
Industri Minyak Goreng
2
2
3
3
3
4.
Industri Baja/Besi
1
1
1
1
1
5.
Galangan Kapal
-
-
-
-
-
6.
Industri Lem
1
1
1
1
1
7.
Plywood
3
3
2
2
2
8.
Industri Galangan Kapal
5
5
6
7
-
9.
Industri Saw mil
12
8
2
2
-
10.
Building Station
-
1
1
1
-
27
30
25
27
17
Jumlah
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel 2.46. diatas dapat dilihat bahwa jenis industri besar yang
ada di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 10 jenis industri besar yang
bergerak pada berbagai industri CPO, pengolahan kayu, galangan kapal,
industri besi/baja serta industri minyak goreng dan lem, dengan junlah
industri pada tahun 2010 sebanyak 17 industri besar.
Selanjutnya mengenai perkembangan jenis-jenis industri yang ada
di Kabupaten Muaro Jambi dan jumlah tenaga kerja yang terserap dari
tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
99
No
Tabel 2.47
Jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja Tahun 2010
Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Tenaga Kerja
1
Industri minyak kelapa
2
1
15
Industri makanan dan minuman
300
698
3
Barang kayu dan hasil hutan
612
3.672
4
Industri tekstil
36
84
5
penggergaian dan pengolahan kayu
56
662
6
Industri kayu lapis
36
484
7
Industri bahan dan perabot dari kayu
520
2.526
1.561
8.141
Jumlah
Sumb: BPS Kabupaten Muaro Jambi
Dari tabel 2.47 diatas dapat dilihat bahwa dari 1.561 jumlah
perusahaan dari berbagai jenis industri yang ada di Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 2010, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 8.141
orang. Ini menunjukkan bahwa perkembangan industri di Kabupaten
Muaro Jambi berkembang cukup pesat.
PERDAGANGAN
Dalam upaya meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, setiap
tahunnya dilakukan pengembangan Pasar Desa, baik melalui kegiatan
rehabilitasi pasar desa maupun pembangunan kios/los baru guna
menampung para pedagang. Disamping itu dilaksanakan promosi
produksi usaha kecil baik yang berasal dari industri kecil dan menengah
maupun rumah tangga serta hasil produksi pertanian, perikanan dan
peternakan.
Pada Tahun 2009 melalui dana DAK sebesar Rp. 768.160.546,00
telah dibangun pasar Desa sebanyak 1 unit dengan lokasi pasar Desa di
Desa Berkah Unit X Kecamatan Sungai Bahar.
100
Sampai dengan Tahun 2010 di Kabupaten Muaro Jambi telah
terdapat pasar perdesaan yang tersebar di 8 Kecamatan sebanyak 40
Pasar Desa yang meliputi :
1. Kecamatan Sekernan terdapat 3 unit pasar Desa, terdapat di Kelurahan
Sengeti, Desa Sekernan dan Desa Suko Awin Jaya dengan jumlah Kios
sebanyak 4 unit dan Los pasar 9 unit.
2. Kecamatan Maro Sebo terdapat 2 unit pasar Desa, terdapat di Desa
Jambi Kecil dan Desa Tanjung Lanjut dengan jumlah Kios sebanyak 4
unit, Los pasar 9 Unit.
3. Kecamatan Jambi Luar Kota terdapat 8 unit pasar Desa, terdapat di
Desa Muhajirin dan Desa Kedemangan dengan jumlah Los pasar 10
unit
4. Kecamatan Mestong
terdapat 7 unit pasar Desa, terdapat di Desa
Pelempang, Desa Sebapo, Desa Baru, Desa Nyogan, Desa Sungai
Landai/Tempino, Desa Tanjung Pauh Km 32, dan Desa Pondok Meja
dengan jumlah Kios sebanyak 4 unit, Los pasar 16 unit
5. Kecamatan Kumpeh terdapat 3 unit pasar Desa, terdapat di Kelurahan
Tanjung, Desa Pematang Raman dan Desa Pulau Mentaro dengan
jumlah Kios sebanyak 9 .unit dan Los pasar 31 unit.
6. Kecamatan Sungai Gelam terdapat 4 .unit pasar Desa, terdapat di
Desa Sungai Gelam, Desa Petaling Jaya, Desa Talang Belido, Desa
Sumber Agung dengan jumlah Kios sebanyak 16 unit, Los pasar 7 unit.
7. Kecamatan Sungai Bahar
terdapat 13 unit pasar Desa, terdapat di
Desa Suka Makmur (unit I), Panca Mulya (Unit III), Desa Marga (Unit
IV), Rantau Harapan (Unit V), Talang Bukit (Unit VI), Desa Tanjungsari
(unit XXII), Markanding, Bukit Subur (unit Vii), Desa Tanjung Harapan
(unit IX), Bahar Mulya (unit XIV) dan Desa Berkah (unit X) dengan
jumlah Kios sebanyak 265 unit, Los pasar 22 unit.
Tabel 2.48
Jumlah Pasar Desa, Kios dan Los Dalam
Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010
No.
Kecamatan
1
Sekernan
Jumlah Pasar Desa
3
Jumlah Kios
4
Jumlah Los
9
101
2
Maro Sebo
2
4
9
3
Jambi Luar Kota
8
-
10
4
Mestong
7
4
16
5
Kumpeh Ulu
-
-
-
6
Kumpeh
3
9
31
7
Sungai Bahar
13
265
22
8
Sungai Gelam
4
16
7
Jumlah
40
302
104
Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2010
Tabel 2.49
Jumlah Pasar Desa Dalam
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
No
Kecamatan
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
1
Sekernan
3
3
3
3
3
2
Maro Sebo
2
2
2
2
2
3
Jambi Luar Kota
-
2
2
2
8
4
Mestong
6
6
7
7
7
5
Kumpeh Ulu
-
-
-
-
-
6
Kumpeh
2
3
3
3
3
7
Sungai Bahar
5
5
10
11
13
8
Sungai Gelam
2
3
4
4
4
Jumlah
20
24
31
32
40
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas jumlah pasar desa setiap tahunnya mengalami
peningkatan, diman pada tahun 2006 jumlah pasar Desa di Kabupaten
Muaro Jambi sebanyak 20 unit meningkat menjadi 40 unit pada tahun
2010. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dan daya beli
masyarakat pendesaan di Kabupaten Muaro Jambi semakin meningkat,
yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
B. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Selanjutnya
perkembangan
pembangunan
bidang
Pertanian
Kabupaten Muaro Jambi secara menyeluruh dapat dijelaskan sebagai
berikut :
102
Pertanian Tanaman Pangan
Padi sawah merupakan prioritas utama pengembangan pertanian
tanaman pangan Kabupaten Muaro Jambi untuk memenuhi kebutuhan
beras. Hal ini dalam rangka merealisasikan program pembangunan
dibidang pertanian tanaman pangan yakni Peningkatan produksi padi,
palawija, holtikultura, kualitas produksi komoditas unggulan dan jenisnya.
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas tanaman pangan di
Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.50
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi dan palawija
di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Komoditi : Padi Sawah
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
1,560
-
1,560
6,897
44.21
2
Maro Sebo
2,131
-
2,131
9,095
42.68
3
Jaluko
1,601
5
1,596
6,979
43.73
4
Mestong
-
-
-
-
40.35
5
Sei. Bahar
-
-
-
-
-
6
Sei Gelam
-
-
-
-
-
7
Kumpeh Ulu
1,405
197
1,208
5,249
43.45
8
Kumpeh
3,897
1,260
2,449
10,274
41.95
10,594
1,462
8,944
39,497
44.16
Tahun 2009
9,100
-
8,991
8,805
43.16
Tahun 2008
Tahun 2007
8,611
8,402
689
244
7,922
8,345
33,793
33,440
42.66
40.07
Tahun 2006
7,997
187
7,785
29,037
37.30
Jumlah Tahun 2010
Padi gogo
JUMLAH
NO
Kecamatan
1
2
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
53
-
53
129
24.35
2
Maro Sebo
74
10
63
157
24.96
3
Jaluko
113
12
97
241
24.80
4
Mestong
-
-
-
-
24.05
5
Sei. Bahar
296
23
170
410
24.10
103
6
Sei Gelam
-
-
-
-
-
7
Kumpeh Ulu
-
-
-
-
23.23
8
Kumpeh
119
-
119
288
24.16
Jumlah Tahun 2010
655
45
502
1,212
24.15
Tahun 2008
710
39
678
1,615
23.83
Tahun 2007
750
28
930
2,013
21.65
Tahun 2006
1,396
25
1,174
2,558
21.79
Komoditi Jagung
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
139
8
33
160
48.50
2
Maro Sebo
244
-
268
1,280
47.75
3
Jaluko
58
21
-
-
46.50
4
Mestong
86
-
55
257
46.75
5
Sei. Bahar
57
-
42
198
47.25
6
Sei Gelam
287
-
265
1,276
48.15
7
Kumpeh Ulu
211
88
54
263
48.70
8
Kumpeh
3,362
913
2,172
10,914
50.25
4,444
1,030
2,889
14,127
48.90
Jumlah Tahun 2010
Tahun 2009
4,285
11
4,099
17,318
42.25
Tahun 2008
3,297
110
3,085
12,685
41.12
Tahun 2007
2,750
15
2,678
10,977
40.99
Tahun 2006
3,391
56
3,177
12,006
37.79
Komoditi Kacang Kedelai
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
-
-
3
4
12.50
2
Maro Sebo
97
-
126
154
12.25
3
Jaluko
50
30
50
61
12.25
4
Mestong
4
-
2
2
11.45
5
Sei. Bahar
35
2
36
43
11.90
6
Sei Gelam
111
8
58
68
11.80
7
Kumpeh Ulu
57
53
-
-
13.45
104
8
Kumpeh
65
25
40
54
13.60
Jumlah Tahun 2010
419
118
315
403
12.79
Tahun 2009
430
26
402
481
11.95
Tahun 2008
334
64
268
312
11.66
Tahun 2007
61
-
61
71
11.64
Tahun 2006
168
23
144
167
11.60
Ubi Kayu
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
32
-
40
513
128.34
2
Maro Sebo
41
-
46
579
125.97
3
Jaluko
21
1
19
246
129.32
4
Mestong
65
-
82
1,394
170.05
5
Sei. Bahar
26
1
15
268
178.60
6
Sei Gelam
45
3
41
626
152.68
7
Kumpeh Ulu
66
21
68
1,240
182.34
8
Kumpeh
47
2
40
667
166.67
Jumlah Tahun 2010
343
28
351
5,980
170.37
Tahun 2009
431
2
379
6,457
170.37
Tahun 2008
329
9
298
4,524
151.81
Tahun 2007
476
42
609
9,112
149.62
Tahun 2006
610
8
484
7,252
149.84
Ubi Jalar
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
15
-
16
144
90.15
2
Maro Sebo
37
-
31
248
80.15
3
Jaluko
11
-
12
95
78.82
4
Mestong
35
-
32
312
97.50
5
Sei. Bahar
8
-
8
60
75.34
6
Sei Gelam
49
1
44
353
80.15
7
Kumpeh Ulu
8
5
13
107
82.69
105
8
Kumpeh
Jumlah
28
-
22
200
91.05
Tahun 2010
191
6
178
1,556
87.40
Tahun 2009
452
-
452
3,950
87.40
Tahun 2008
317
31
294
2,568
87.34
Tahun 2007
738
58
701
6,118
87.28
Tahun 2006
735
45
696
6,066
87.15
Kacang Tanah
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT
Puso
LP
Prod
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
14
-
14
30
21.50
2
Maro Sebo
11
-
9
19
20.75
3
Jaluko
14
-
11
22
20.25
4
Mestong
13
-
15
32
21.10
5
Sei. Bahar
10
-
12
23
19.20
6
Sei Gelam
39
-
39
72
18.50
7
Kumpeh Ulu
9
-
9
22
24.20
8
Kumpeh
23
-
15
35
23.65
Jumlah Tahun 2010
133
-
124
273
22.05
Tahun 2009
195
5
190
347
18.25
Tahun 2008
144
5
139
250
18.00
Tahun 2007
267
-
272
489
17.98
Tahun 2006
184
-
185
337
18.22
Komoditi : Kacang Hijau
No
Kecamatan
1
2
Jumlah
LT (ha)
Puso (ha)
LP (ha)
Prod (Ton)
Produktivitas
3
4
5
6
7
1
Sekernan
6
-
5
8
15.50
2
Maro Sebo
-
-
-
-
14.25
3
Jaluko
-
-
1
1
13.65
4
Mestong
-
-
-
-
13.75
5
Sei. Bahar
2
-
1
1
12.80
6
Sei Gelam
20
-
23
31
13.45
7
Kumpeh Ulu
8
-
6
10
16.30
106
8
Kumpeh
11
-
7
11
16.15
47
-
43
65
15.21
Tahun 2009
82
3
79
93
11.75
Tahun 2008
53
-
54
62
11.43
Tahun 2007
109
-
109
122
11.19
Tahun 2006
133
8
126
139
11.03
Jumlah Tahun 2010
Sumber : Dinas Pertanian Tanpang dan Hortikultura Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahun terjadi
peningkatan kinerja dibidang Pertanian. Padi Sawah pada tahun 2008
produktivitasnya 42,66 Kw/ha, pada Tahun 2010 dapat ditingkatkan
menjadi 43,16 Kw/ha. Padi Ladang produktivitasnya juga meningkat
dimana pada tahun 2008 sebesar 23,83 Kw/ha dan pada Tahun 2010
menjadi 24,15 Kw/ha. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya usaha
perbaikan pola tanam/intensifikasi.
Dalam memenuhi kebutuhan beras Kabupaten Muaro Jambi,
Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi beras, karena sejak
tahun 2006 – 2009 kita masih mengalami defisit beras sebesar 6000 –
15.000 ton/tahun. Namun dengan upaya intensifikasi yang terus kita
lakukan defisit tersebut akan dapat kita kurangi dan diperkirakan pada
tahun 2011 produksi beras kita akan mengalami surplus walaupun
angkanya belum terlalu besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel .2.51
Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Beras
Kabupaten Muaro Jambi 2006 – 2010
No.
Tahun
Produksi beras Kebutuhan
Surplus/(defisit)
(Ton/thn)
/Ton/Thn
Beras
(ton/tahun)
1.
2006
16.240
31.969
(15.729)
2.
2007
19.854
31.969
(12.115)
3.
2008
21.379
31.958
(10.590)
4.
2009
22.440
29.307
(6.867)
5.
2010
27.750
27.666
84
107
6.
2011
34.242
29.307
4.935
Sumber : Dinas Pertanian Tanpang dan Hortikultura Tahun 2010
Upaya peningkatan produksi pangan khususnya beras terus
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, disamping perbaikan
pola tanam/intensifikasi dengan pemanfaatan lahan tidur
melalui
program optimasi lahan dan pencetakan sawah. Untuk tahun anggaran
2010 telah dilaksanakan optimasi lahan tidur seluas 50 Ha. Saat ini di
beberapa sentra telah dilaksanakan 2 kali musim tanam, ini dapat
meningkatkan luas tanam setiap tahunnya.
Oleh karena itu, program Intensifikasi dan Ekstensifikasi masih
tetap menjadi prioritas pembangunan pertanian saat ini yang didasarkan
pada potensi dan dukungan struktur budaya masyarakat desa, ini
terutama dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi guna
memenuhi kebutuhan beras masyarakat lokal pada umumnya.
Selanjutnya untuk pengembangan Hortikultura masih terbatas pada
komoditi buah-buahan dan sayuran kebutuhan lokal seperti : mentimun,
cabe, tomat, terung, bayam, kangkung, kacang panjang, kacang tanah
dan buncis. Areal tanamnya tersebar di 8 (delapan) kecamatan. Dominasi
pengembangan hortikultura ini
tersebar di Kecamatan Kumpeh,
Kecamatan Kumpeh Ulu, sebagian Kecamatan Sungai Gelam dan
Kecamatan Jambi Luar Kota.
Untuk
tanaman
buah-buahan
masih
diupayakan
pengembangannya melalui sistem Agribisnis, terutama komoditas Duku
dan Nenas melalui kemitraan Asosiasi Duku dan Nenas yang berpusat di
Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kecamatan Sungai Gelam. Luas perkebunan
duku di Kecamatan Kumpeh Ulu mencapai 503,77 ha, Kecamatan
Kumpeh 330.05 ha, Maro Sebo 215 ha dan Jambi Luar Kota 32.20 ha.
Selain itu juga dikembangkan komoditi lain seperti ; pisang, jeruk manis,
jeruk siam,melinjo, rambutan, durian, jambu biji, semangka, pepaya,
mangga, manggis dan rambutan.
108
Perikanan dan Peternakan
a. Perikanan
Pembangunan
perikanan
di
Kabupaten
Muaro
Jambi
dikembangkan melalui budidaya ikan dalam keramba, kolam dan tambak,
mengingat letak geografi dan topografi Kabupaten Muaro Jambi dibelah
oleh sungai Batang Hari dan anak sungai lainnya juga sebagian
merupakan dataran rendah yang berawa-rawa yang berpotensi untuk
pengembangan sektor perikanan.
Dalam Upaya peningkatan produksi perikanan salah satu usaha
pemerintah daerah dengan membentuk sentra perikanan seperti sentra
budidaya ikan patin di Desa Pudak, Tangkit Baru dan desa sekitarnya
yang ditetapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai
Kawasan Pengembangan Minapolitan serta menjadikan daerah sepanjang
aliran Sungai Batang Hari sebagai sentra pengembangan perikanan
Keramba Jaring Apung. Berikut dapat dilihat perkembangan jumlah
keramba, kolam dan jaring apung di Kabupaten Muaro Jambi.
Perkembangan Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA), Luas Kolam dan
Produksi Ikan dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.52
Perkembangan Jumlah Keramba, Kolam dan Produksi Ikan di
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 – 2010
No
Luas Kolam/Jumlah KJA
2006
1.
2.
3.
2007
Tahun
2008
2009
2010
Keramba Jaring Apung
- Jumlah (unit)
- Produksi (Ton)
964
808,92
3.250
1.818,2
2.350
4.234.92
3.050
4.486
2.946
3.958,50
Keramba
- Jumlah (Unit)
- Produksi (Ton)
1.111
789,82
1.747
2.248,9
497
462,7
479
200,80
415
209,40
Kolam
- Luas (Ha)
- Produksi (Ton
77,72
3.668,93
120
5.096
95,96
5.58,.20
125,6
6.992
250,5
7.669,90
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel 2.52. diatas dapat dilihat bahwa perkembangan
produksi keramba jaring apung pada Tahun 2010 mengalami kenaikan
produksi bila dibandingkan tahun 2006 sebanyak 3.149,58 ton/thn.
109
Produksi ikan kolam pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan sebanyak
4.000,97 ton/tahun bila dibandingkan dengan produksi ikan kolam pada
tahun 2006. Namun produksi ikan dalam keramba mengalami penurunan
bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang sebesar 789,82 ton.
Penurunan tersebut dikarenakan adanya banjir yang menyebabkan
banyaknya keramba yang mengalami kerusakan dan hanyut terbawa
banjir.
b. Peternakan
Upaya peningkatan produksi peternakan dilakukan melalui
program peningkatan produktivitas ternak, peningkatan populasi ternak
dan program peningkatan kesehatan ternak serta program khusus
pengembangan kambing. Peningkatan populasi ternak terus mengalami
peningkatan yang cukup berarti bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi ternak di
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2.53.
Perkembangan Jumlah Ternak Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
No
Jenis Ternak
2006
2007
2008
2009
(ekor)
(ekor)
(ekor)
(ekor)
1
Sapi
10.133
10.875
14.354
16.354
2
Kerbau
5.012
5.016
5.087
5.373
3
Kambing
14.986
15.166
15.434
27.208
4
Domba
3.821
3.367
3.855
3.933
5
Babi
4.708
4.088
4.723
5.470
6
Itik
22.189
24.621
24.642
28.061
7
Ayam Buras
176.009
224.208
227.356
256.039
8
Ayam Ras petelur
338.654
340.177
340.122
340.412
9
Ayam Broiler
2.534.250
1.832.785
2.543.568
3.562.000
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat pada Tahun 2010 populasi ternak
besar terus mengalami peningkatan antara lain ternak sapi dari 10.133
ekor pada tahun 2006 menjadi 19.834 ekor pada Tahun 2010, ternak
kerbau dari 5.012 ekor pada tahun 2006 menjadi 5.249 ekor pada Tahun
2010. Begitu juga ternak kambing dari 14.986 ekor pada tahun 2006
110
2010
(ekor)
19.834
5.249
28.593
3.933
5.499
28.084
265.401
340.765
3.542.000
menjadi 28.593 ekor pada Tahun 2010 dan populasi ternak domba
meningkat dari 3.821 ekor pada tahun 2006 menjadi 3.933 ekor pada
Tahun 2010. Begitu juga dengan ternak unggas antara lain ternak itik dari
22.189 ekor pada tahun 2006 menjadi 28.084 ekor pada Tahun 2010,
ayam buras dari 176.009 ekor pada tahun 2006 menjadi 265.401 ekor
pada Tahun 2010 dan populasi ayam Broiler meningkat dari 2.53 juta ekor
pada tahun 2008 menjadi 3,54 juta ekor pada Tahun 2010.
c. Perkebunan
Sub bidang perkebunan merupakan penyumbang terbesar
kedua dalam pembentukkan PDRB, selain itu sebagian besar penduduk
Kabupaten Muaro Jambi bermata pencaharian pada sub bidang ini.
Pembangunan
sektor
perkebunan
dilaksanakan
melalui
program
Peningkatan produksi perkebunan dengan kegiatannya berupa pembibitan
Kelapa sawit dan Karet, dan peningkatan SDM perkebunan dengan
kegiatan berupa pelatihan Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi
yang sangat prospek untuk dikembangkan di Kabupaten Muaro Jambi.
Hasil dari perkebunan ini selain dari tandan buah segar juga diproses
menjadi CPO (Crude Palm
Oil) juga dapat dijadikan produk turunan lain
dari buah sawit itu sendiri. Sumbangan PDRB Kabupaten Muaro Jambi
dari sektor pertanian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir rata-rata 30%.
Sumbangan terbesar dari pembentukan PDRB pertanian itu sendiri
berasal dari produksi karet dan sawt. Berikut dapat dilihat Luas lahan dan
realisasi tanam Perusahaan yang telah mendapatkan HGU adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.54
Luas Lahan HGU dan Realisasi Tanam
Perkebunan Sawit sampai dengan Tahun 2010
NO
1.
Perusahaan
PT. Petaling Mandraguna
Lokasi
1. Sei. Gelam
2. Mestong
2.
PT. Sumbertama Nusa
Pertiwi
Ladang Panjang
3. Sei. Gelam
1. Kumpeh Ulu
Arang-arang
No/Tgl
01/31-1-1995
HGU
Luas (Ha)
504,59
Realisasi luas
tanam (Ha)
504,59
24/21-9-2004
01/Th. 2008
380,74
9544,38
637,87
954,38
25/15-10-2004
26/15-10-2004
6.938
291
807
111
3.
PT. Era Sakti Wira
Forestama
1. Desa Tarikan
23/25-10-1999
1.198,80
1.195
Desa Sakean
2. Maro Sebo
24/1-9-2000
951,28
2.559
01/16--2001
499,94
846
18/18-2-1989
19/8-2-1989
6/20-2-1991
4.480,38
2.154,30
2.228,73
6.585
21,22/10-5-2002
3.214
6.100
Talang Jambu
Desa Mudo
Sekumbung
Rukam
4.
PTPN VI
Markanding
Muhajirin
Bukit Perangian
5
PT. Bukit Barisan Indah
Prima
1. Sekernan
1. Maro Sebo
22/24-11-1999
833,89
476
7.
PT. Kurnia Sawit Yanto
Bersaudara
PT. Brahma Bina Sakti
1. Maro Sebo
62/2-10-1995
6.220
3.000
8.
PT. Borneo Karya Cipta
1. Kumpeh Ulu
02/Th. 2006
650
400
9/30-1-2003
1.202,04
7.347
56/7-9-1998
492,98
240
01/12-2-199
4.780
2.500
52/27-11-1996
321,75
322
6.
Bukit Baling
Sei. Gelam
9.
10
PT. Bahari Gembira Ria
PT. Petaling Bungo Gading
Mestong
- Ladang Panjang
- Sei. Gelam
1. Kumpeh Ulu
Sei. Gelam
11.
PT. Batang hari sawit lestari
12.
PT. Jambi lampura
seberang
Koperasi Wahana jaya
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
PT. Pelindo aneka tani
PT. Puri hijau
PT. Rikcky Kurniawan
persada
PT.Muara Kahu
PT. Pematang indah lestari
PT kirana lestari
1. Kumpeh Ulu
Bukit baling
Kumpeh ulu
35 (3-4-2007)
36 (3-4-2007)
37 (3-4-2007)
Kumpeh ulu
Kumpeh
Kumpeh dan Maro sebo
40 (29-6-1998)
02-2002
05- 2002
Kumpeh ulu
03(10-2-2004)
Kumpeh ulu
392(4-9-2003)
Kumpeh ulu
51(28-5-1995)
Sekernan
58(3-7-1995)
Maro sebo
61(24-7-1995)
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
539
610
451
303,20
303,20
5.500
4.600
2.000
2.850
1.200
11.600
539
610
303
303,20
3.699,08
4.500
2.208,65
470
4.000
112
Kemudian dalam mengembangkan industri hilir dari produk
perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, sampai
dengan tahun 2010 industri Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi terdapat 10 Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas produksi
rata-rata 30- 60 ton per-jam, sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel.2.55.
Jumlah Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nama perusahan
PTP VI
- PKS Pinang tinggi
- PKS Bunut
- PKS Tjg lebar
PT. Kirana Sekernan
PT.Batang Hari Sawit
PT. Sumbertama Nusa Pertiwi
PT. Bahari Gembira Ria
PT.Bukit Bintang Sawit
PT.Angso Duo Sawit
PT. Kurnia Tunggal Nugraha
PT. Erasakti Wira Forestama
PT. Bukit Barisan Indah Prima
PD. Pelita
CV. Perintis Lestari
Lokasi
Pinang tinggi
Bunut
Tanjung lebar
Bukit baling
Tjg. Katung
Ds. Parit
Kumpeh
Bukit Baling
Mestong
DesaTalang Duku
Desa Sakean
Desa Suka Awin Jaya
DesaTalang Duku
Desa Suka Awin Jaya

Kapasitas (ton TBS/jam)
Izin
Terpasang Terpakai
60
60
60
40
60
30
60
30
45
60
60
60
30
60
30
60
20
30
60
60
60
30
60
30
60
20
30
Sumber : Dinas Kehutanan dan perkebunan Tahun 2010
Pembinaan perkebunanan dilaksanakan melalui monitoring luas
lahan dan produksi, perkembangan harga dan status lahan agar tercipta
produksi yang kontinue. Perkembangan produksi sampai dengan Tahun
2010 dapat dilihat data luasan perkebunan, produksi dan produktivitas
kelapa sawit seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.56
Data Statistik Luasan dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Tahun
2006
2007
2008
2009
1.
Luas (ha)
77.201
80.866
83.553,77
86.583
2.
Produksi (Ton/Thn)
128.553
468.380
483.260
496.307
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
No.
Luas dan Produksi
2010
79.335
207.228
Berdasarkan tabel diatas terlihat dari tahun ke tahun terdapat
penambahan luas perkebunan sawit baik melalui pihak swasta maupun
113
yang
dikelola
sendiri
oleh
masyarakat.
Sedangkan
produktivitas
perkebunan sawit di Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh dan Kecamatan
Jambi Luar Kota dengan tingkat produktivitas diatas 3.000 ton/ha.
Dari luasan perkebunan yang ada di kabupaten Muaro Jambi
tersebut, terdapat luas perkebunan rakyat untuk tanaman Sawit mencapai
79.335 Ha dengan produksi 207.228 ton/tahun dan Karet seluas 54.787
Ha dengan produksi mencapai 26.487 ton/tahun, yang tersebar di 8
(delapan) Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi. Ini merupakan
suatu indikasi bahwa perkebunan rakyat di kabupaten Muaro Jambi masih
terus berkembang.
Selanjutnya mengenai perkembangan perkebunan tanaman
karet di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.57
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Karet
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010
No
Tahun
Luas Areal (Ha)
Produksi (Ton/Tahun)
Produktivitas
(Kg/Ha/Tahun)
1
2006
62.136
31.798
2
2007
60.324,75
28.366,66
3
2008
60.686
29.672
4
2009
60.851
31.076
5
2010
54.787
26.487
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi 2010
772
788
817
827
843
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas tanam komoditas
karet menunjukkan fluktuasi kenaikan dari tahun 2006-2009, akan tetapi
pada tahun 2010 terjadi penurunan luas tanam dari 62.136 ha pada tahun
2006 menjadi 54.787 ha pada tahun 2010. Penurunan Luas areal pada
tahun 2010, dikarenakan adanya sejumlah petani karet yang
lahan
usahanya beralih menjadi perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi dari tabel
tersebut menggambarkan komoditas karet tetap menjadi pilihan usaha
ekonomi rakyat selain tanaman sawit, Begitu juga dengan produksi dan
produktitivitas juga terjadi fluktuasi kenaikan dari tahun 2006 - 2009 ini
memberikan
gambaran
bahwa
program
pemerintah
baik
melalui
pemerintah Kabupaten dan Provinsi berpengaruh terhadap motivasi
masyarakat dalam berusaha tani. Faktor lain yang memberikan pengaruh
114
pada minat petani adalah harga komoditi dari karet itu sendiri yang saat ini
harganya semakin meningkat.
Selain kelapa sawit jenis lain yang juga dikembangkan yaitu
kelapa dalam yang pada tahun 2010 ini memilik luas 928 ha dan produksi
629 ton, kelapa hibrida 129 ha dengan produksi 29 ton, dan beberapa
komoditi lainnya. Serapan tenaga kerja pada sektor perkebunan mencapai
46.847 kepala keluarga yang mana petani kelapa sawit merupakan
komoditas perkebunan tertinggi dalam menyerap tenaga kerja yaitu
23.033 Kepala keluarga yang disusul oleh karet sebanyak 14.856 Kk,
kelapa dalam sebesar 5.186 KK serta komoditas lainnya.
2.4.2. INFRASTRUKTUR
Infrastruktur merupakan salah satu aspek pendukung yang sangat
dominan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini
tercermin dari kurangnya aksesbilitas transportasi dalam mendukung
pengangkutan bahan-bahan kebutuhan pokok, pertanian, pertambangan
dan keperluan lainnya antar wilayah. Yang menjadi pijakan dasar dalam
melaksanakan pembangunan daerah tentunya dicerminkan pada :
1. Penanganan
kebinamargaan
diarahkan
pada
peningkatan
dan
pengembangan jaran-jalan poros antar Desa, rehabilitasi jalan dan
jembatan maupun penanganan yang bersifat segera untuk diperbaiki
guna memperlancar arus barang/jasa maupun orang. Berikut gambaran
mengenai kondisi jalan dan jembatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006 sampai dengan tahun 2010 sebagaimana terlihat pada tabel 2.58
berikut :
No
1
1
Tabel 2.58
Kondisi Jalan di Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010
Konstruksi dan
Panjang jalan (Km)
kondisi jalan
Tahun 2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
6
Panjang Jalan
1.022,98
1.037
1.052,52
1.059,12
Tahun 2010
7
1.062,82 km
Konstruksi :
- Aspal
405,62
437,59
490,59
534,15
549,41 km
- Kerikil
124,49
139,83
158,11
149,15
150,29 km
- Batu
32,03
12,03
12,03
12,03
12.03 km
115
2
- Tanah
460,83
448,49
391,79
362,79
351,19 km
Panjang Jalan
1.022,98
1.037
1.052,52
1.059,12
1.062,82 Km
- Rusak Ringan
628,39
628,39
629,39
568,39
539,62 k m
- Rusak Berat
169,40
136,56
103,47
73,27
53,27 Km
- Baik
225,18
272,99
320,56
417,36
469,93 Km
Kondisi :
Sumber : Dinas PU Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Panjang jalan
Kabupaten Muaro Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2006 panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi sepanjang
1.002,98 Km meningkat menjadi 1.037 Km pada tahun 2007. Kemudian
pada tahun 2008 panjang jalan menjadi 1.052,52 Km, Tahun 2009
meningkat menjadi 1.059,12 Km. Selanjutnya pada tahun 2010 panjang
jalan Kabupaten Muaro Jambi meningkat menjadi 1.062,82 Km.
Dari panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi tersebut Kontruksi jalan
pada tahun 2006 untuk jalan tanah dari 460,83 Km pada tahun 2006
menjadi 351,19 Km pada tahun 2010, Jalan Batu dari 32,03 pada tahun
2006 menjadi 12,03Km pada tahun 2010. Kemudian Jalan kerikil dari
124,49 Km pada tahun 2006 menjadi 150,29 Km pada tahun 2010 dan
jalan aspal dari 402,62 Km pada tahun 2006 menjadi 549,41 Km pada
tahun 2010. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi jalan Kabupaten
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini akan terus menjadi
perhatian Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana jalan yang cukup memadai bagi kelancaran
arus barang, orang maupun jasa.
Sedangkan mengenai kondisi jalan selama 5 tahun terakhir ini
(2006-2009) terus mengalami kondisi yang semakin baik, meskipun saat
ini di beberapa kecamatan masih terdapat kondisi jalan yang rusak, akan
tetapi secara umum capaian kinerja dalam upaya meningkatkan kondisi
jalan di Kabupaten Muaro Jambi mengalami peningkatan. Hal tersebut
dapat dilihat Kondisi jalan rusak ringan pada tahun 2006 sepanjang
628,39 Km menjadi 539,26 Km pada tahun 2010, Jalan rusak Berat dari
116
169,40 Km menjadi 53,27 Km pada tahun 2010 dan Jalan dengan kondisi
baik, dari 225,18 km pada tahun 2006 menjadi 469,93 Km.
Begitu juga dengan kondisi jembatan yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan sebagaimana
terlihat pada tabel 2.59 berikut :
Tabel 2.59
Kondisi Jembatan di Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010
No
1
1
Konstruksi dan kondisi
jembatan
Panjang Jembatan (m’)
Tahun 2006
3
1.534,85
2007
4
1.836,85
2008
5
1.913,85
2009
6
2.024,85
Tahun 2010
7
2.166,85 m’
- Kayu
848,30
1.150,30
1.150,30
1.150,30
1.150,30
- Besi
39,00
39,00
39,00
39,00
148,00
- Beton
318,75
318,75
383,75
443,75
443,75
2
Panjang Jembatan
Konstruksi :
- Box
2
328,80
328,80
340,80
391,80
424,80
1.534,85
1.836,85
1.913,85
2.024,85
2.166,85 m’
- Rusak Ringan
767,60
767,60
742,60
742,60
582,60
- Rusak Berat
176,50
83,50
83,50
58,50
43,50
- Baik
590,75
985,75
1.087,75
1.223,75
1.540,75
Panjang Jembatan
Kondisi :
Sumber : Dinas PU Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa panjang jembatan setiap
tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 panjang
jembatan 1.534,85 m’ meningkat menjadi 2.166,85 m’ dengan jenis
kontruksi jembatan kayu dari 848,30 m’ pada tahun 2006 menjadi
1.159,30 m’ pada tahun 2010, jembatan besi dari 39 m’ pada tahun 2006
menjadi 148,00 m’ pada tahun 2010, jembatan Beton dari 318,75 m’
menjadi 443,75 m’ pada tahun 2010 dan box cluivert dari 328,80 km pada
tahun 2006 menjadi 424,80 km pada tahun 2010.
Kemudian untuk kondisi jembatan, meskipun setiap tahunnya
mengalami kondisi yang semakin membaik, namun saat ini masih terdapat
beberapa kondisi jembatan yang masih mengalami kerusakan dan perlu
perbaikan segera. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi jembatan
yang rusak ringan pada tahun 2006 sepanjang 767,60 m’ menjadi 582,60
m’ pada tahun 2010, jembatan rusak berat dari 176,30 m’ pada tahun
117
2006 menjadi 43,50 m’ dan jembatan dengan kondisi baik dari 590,75 m’
pada tahun 2006 menjadi 1.540,75 m’ pada tahun 2010.
Selanjutnya penanganan jalan yang telah dilakukan pada tahun
2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.2.60
Penanganan Jalan yang dilaksanakan selama Tahun 2006-2010
No.
Jenis Penanganan
Panjang (Km)
Jumlah
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Total
1.
Pembangunan Jalan Baru
14,97
16,00
14,48
6,60
3,80
55,85
2.
Peningkatan Jalan
34,35
29,81
24,30
20,00
12,23
120,69
3.
Pengaspalan Jalan
13,66
13,36
38,60
28,56
11,08
105,26
4.
Rehabilitasi Jalan
32,85
19,45
33,09
90,20
48,54
224,13
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penanganan jalan, baik itu
pembangunan jalan baru, peningkatan jalan, pengaspalan jalan maupun
rehabilitasi jalan Kabupaten Muaro Jambi setiap tahunnya diprioritaskan
untuk penanganan jalan. Pada tahun 2006-2010 telah dilaksanakan 55,85
Km pembangunan jalan baru yang tersebar di 8 Kecamatan dalam
Kabupaten Muaro Jambi yang ditujukan untuk membuka jalan poros antar
desa
yang
menghubungkan
sentra-sentra
produksi.
Kemudian
Peningkatan jalan dari tahun 2006-2010 dilaksanakan sepanjang 120,69
Km, Pengaspalan jalan 105,26 Km dan rehabilitasi jalan sepanjang 224,13
Km. Untuk kondisi saat ini masih terdapat beberapa ruas jalan yang
mengalami kerusakan yang perlu penanganan segera, hal tersebut
dikarenakan semakin meningkatnya volume kendaraan yang mengangkut
hasil produksi pertanian maupun perkebunan yang melebihi tonase yang
tidak sesuai dengan kapasitas dan kondisi jalan sesuai dengan ketentuan.
Selanjutnya untuk penanganan jembatan, pada tahun 2006-2010
telah dilaksanakan pembangunan jembatan baru, rehabilitasi jembatan,
pemeliharaan
jembatan
dan
pembangunan
box
cluivert
dan
drainase/gorong-gorong sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
118
Tabel.2.61
Penanganan Jembatan dan Box Cluivert Yang dilaksanakan
Selama Tahun 2006-2010
No.
Jenis Penanganan
Konstruksi Jembatan dan Box Cluivert (m’/Unit)
2006
1.
Pembangunan
2007
2008
2009
Jumlah
2010
3 unit
4 unit
2 unit
4 unit
6 unit
19 unit
-
11 unit
3 unit
15 unit
14 unit
44 unit
-
3 unit
1 unit
4 unit
8 unit
16 unit
-
2 unit
-
-
-
2 unit
-
1 unit
-
2 unit
2 unit
5 unit
Jembatan Baru
2.
Pembangunan Box
Cluivert
3.
Rehabilitasi
Jembatan
4.
Pemeliharaan
Jembatan
5.
Pemb.
Drainase/Goronggorong
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Dari tabel ditas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006-2010 telah
dilaksanakan 19 unit pembangunan jembatan baru, 44 unit pembangunan
box cluivert, rehabilitasi jembatan sebanyak 16 unit, pemeliharaan
jembatan 2 unit dan pembangunan drainase/goroong-gorong sebanyak 5
unit.
2. Dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan dan sanitasi bagi
masyarakat melalui Bidang Cipta Karya sampai dengan tahun 2010
telah dilaksanakan penanganan jalan lingkungan sebagaimana terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.62
Penanganan Jalan Lingkungan yang sudah dibangun di Kecamatan
dalam Kab. Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010
No.
Kecamatan
Jenis Penanganan (m’)
Rabat beton
Pembangunan
Jalan
Lingkungan
8.468
4.710
3.013
1.000
2.501
Keterangan
Pembangunan
Jalan Setapak
1
2
Sekernan
Maro sebo
119
3
Jambi Luar Kota
4
Mestong
5
Kumpeh Ulu
6
Kumpeh
-
7
Sungai gelam
-
9.926
8
Sungai Bahar
-
7.942
Jumlah
1.466
29.365
-
11.256
264
10.572
400
13.211
10.417
1.400
86.239
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Dari
tabel
diatas
dapat
dijelaskan
penanganan
jalan
lingkungan,melalui jalan setapak sampai dengan tahun 2010 telah
dibangun sepanjang 13.211 m’, Rabat beton 1.400 m’, pembangunan
jalan lingkungan sepanjang 86.239 m’.
Untuk penanganan jalan setapak, Jalan Rabat beton dan
Pembangunan jalan lingkungan yang dibangun Tahun 2006-2010 dapat
dilihat pada tabel
No.
berikut :
Tabel.2.63
Penanganan Jalan Setapak yang dibangun di Kecamatan
dalam Kab. Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Kecamatan
Jenis Penanganan (m’)
Total
Panjang
(m’)
Pembangunan Jalan Setapak
1
Sekernan
2
Maro sebo
3
2006
2007
2008
2009
2010
2.898
400
1.660
2.250
1.260
8.468
623
-
470
1.920
3.013
666
800
-
-
Jambi Luar Kota
1.466
4
Mestong
5
Kumpeh Ulu
6
Kumpeh
7
Sungai gelam
-
-
-
-
-
-
8
Sungai Bahar
Jumlah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
264
-
4.187
264
-
1.464
-
1.660
-
2.720
-
3.180
-
13.211
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
120
Dari tabel 2.63 diatas dapat dilihat dari 4.187 m’ jalan setapak
yang dibangun pada tahun 2006, meningat menjadi 13.211 m’ pada tahun
2010. Jalan setapak ini dibangun dalam rangka perbaikan lingkungan
pemukiman.
Sedangkan untuk jalan lingkungan, yang merupakan jalan
penghubung dalam Desa sampai tahun 2010 telah dibangun jalan
lingkungan sepanjang 86.329 m’. Untuk lebih jelasnya mengenai
pembangunan jalan lingkungan yang dibangun tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.64 dibawah ini
:
No.
Tabel. 2.64
Penanganan Jalan Lingkungan yang sudah dibangun di Kecamatan
dalam Kab. Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010
Kecamatan
Jenis Penanganan (m’)
Total
Panjang
(m’)
Pembangunan Jalan Lingkungan
2006
2007
2008
2009
2010
1.000
800
0
1750
1160
4.710
400
1101
600
400
2.501
2095
15140
3600
1550
6980
29.365
0
2820
2227
3682
2527,3
11.256
1
Sekernan
2
Maro sebo
3
Jambi Luar Kota
4
Mestong
5
Kumpeh Ulu
1638
400
764
2800
5150
10.752
6
Kumpeh
2247
1760
2620
850
2940
10.417
7
Sungai gelam
875
880
1007
1450
5084
9.296
8
Sungai Bahar
0
660
715
3.950
2.616,70
7.942
7.855
22.860
12.034
16.632
26.858
86.239
Jumlah
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
3. Penanganan air bersih dan sanitasi tahun 2006-2010 telah dilaksanakan
penanganan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.65
Penanganan Air Bersih dan Sanitasi yang dibangun Tahun 2006 - 2010
No.
Jenis Penanganan
1.
Perpipaan (m’)
2.
Sumur Bor Dalam (unit)
Tahun /Panjang (m’) dan Unit
Total
2006
2007
2008
2009
2010
2.800
6.700
20..556
5,520
71.995
107.571
-
4
4
1
-
9
121
Sumur Bor Dangkal ( unit)
3.
Sumur Gali (Unit)
4.
Instalasi
-
2
40
Pengolahan
Air
16
19
37
-
-
-
40
-
-
2
4
-
6
-
-
9
-
9
337.5
-
-
-
-
1
(IPA) (Unit)
5.
MCK (unit)
-
6.
Drainase (m’)
-
Instalasi Pengelolaan Air
-
-
1
Limbah (IPAL)
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dijelaskan, penanganan air bersih dan
sanitasi yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dari
tahun 2006 – 2010 adalah melalui perpipaan sepanjang 107.573 m’,
sumur bor dalam 9 unit, sumur dangkal 37 unit, sumur gali 40 unit,
Instalasi Pengolahan Air (IPA) 6 unit, MCK 9 unit, drainase 337,5 m’ dan
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) 1 unit.
Tabel 2.66
Penanganan Air Bersih dan Sanitasi yang sudah dibangun
sampai dengan Tahun 2010 di Kecamatan dalam Kab. Muaro Jambi
No.
Kecamatan
Jenis Penanganan
Perpipaan
(m’)
Sumur Bor dalam
/dangkal (unit)
IPAL
(Unit)
MCK (Unit
Drainase (m’)
120
1
Sekernan
8.676
17
1
-
2
Maro sebo
6.060
4
-
-
3
Jambi Luar Kota
92.835
7
-
-
217,5
4
Mestong
-
3
-
-
-
5
Kumpeh Ulu
-
5
-
3
-
6
Kumpeh
-
1
-
7
Sungai gelam
-
6
-
8
Sungai Bahar
-
3
107.571
46
Jumlah
1
2
-
4
-
9
337,5
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Sedangkan dalam upaya peningkatan pelayanan air bersih
kepada
masyarakat,
Pemerintah
Kabupaten
Muaro
Jambi
telah
melakukan berbagai upaya, baik itu melalui pembiayaan APBD II, Provinsi
maupun APBN. Gambaran mengenai perkembangan pelayanan akses
122
masyarakat terhadap air bersih di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 20062010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.67
Jumlah KK yang mendapat akses terhadap air bersih dan sanitasi
Tahun 2006 – 2010
TAHUN
Akses Terhadap Air Bersih dan Sanitasi
Jumlah KK
Terakses
2006
2007
2008
Jumlah Kepala
Keluarga (KK)
Persentase KK
Terakses (%)
51.474
70.303
73,22
53.653
73.037
73,46
57.967
80.101
72,37
60.316
71.256
81.112
85.459
74,36
83,38
2009
2010
Sumber. Dinas PU Tahun 2010
Keterangan : Terakses Perpipaan dan Non Perpipaan (PDAM , Sumur Gali dan
Sumur Bor)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah KK yang terlayani
pelayanan air bersih baik melalui perpipaan dan non perpipaan (PDAM,
Sumur Gali dan Sumur Bor) setiap tahunnya mengalami peningkatan,
pada tahun 2006 jumlah KK yang terlayani air bersih sebanyak 51.474 KK
atau 73,22% dari jumlah KK tahun 2006 sebanyak 70.303 KK meningkat
menjadi 71.256 KK yang terakses pelayanan air bersih atau 83,38 % dari
total jumlah KK yang ada di Kabupaten Muaro Jambi yang sebanyak
85.459 KK pada tahun 2010;.
Selanjutnya guna mendukung dan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat, maka pada tahun 2006 - 2010, baik melalui Dana
Alokasi Khusus Bidang Prasarana Pemerintahan maupun APBD II,
dilaksanakan
Pembangunan
prasarana
pemerintahan
sebagaimana
terlihat pada tabel 2.68. dibawah ini :
123
Tabel. 2.68
Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan Tahun 2006-2010
No.
Tahun
Prasarana Pemerintahan yang dibangun
Volume
Jumlah Dana (Rp)
Anggaran
1.
2006
- Lanjutan Pembangunan Kantor Dinas PU
- Lanjutan Pembangunan Aula Serba Guna
2.
2007
- Pembangunan Rumah Dinas Camat Sungai Gelam
- Pembangunan Pendopo Rumah Dinas Camat Sungai
Gelam
- Pembangunan Pendopo rumah Dinas Bupati
- Pembangunan Sarana pendukung Rumah Dinas
Wakil Bupati
- Pembangunan Saran Pendukung rumah Sekda
- Pembangunan sarana prasarana pemakaman
- Pembangunan Gedung kantor PMD
- Pembangunan Gedung PKK
- Lanjutan Pembangunan Aula serba guna (Tahap I)
- Pembangunan Gedung Kopastaman
- Pembanguna Gedung kantor Capil
- Pembangunan Gedung KB Kesos
- Pembangunan Gedung Nakertrans
- Pembangunan Gedung Koperindag
- Pembangunan Gedung Satpol PP
- Pembangunan Kantor Perkebunan
- Pembangunan Kantor Kehutanan
- Pembangunan Kantor Parsenibud
1 Paket
430 M2
190.000.000
550.000.000
70 m2
126.000.000
90 m2
162.000.000.
192 m2
9 paket
7 paket
1 unit
300 m2
700 m2
750 m2
72 m2
300 m2
600 m2
600 m2
600 m2
300 m2
300 m2
300 m2
300 m2
403.200.000
965.400.000
450.000.000
500.000.000
561.631.000
1.260.000.000
1.575.000.000
240.000.000
557.791.325
1.106.741.325
1.113.316.000
1.108.472.000
540.000.000
561.791.325
557.791.325
561.791.325
500 m2
1.050.000.000
1.240 m2
1 paket
660 m2
2.500.000.000
490.500.000
1.188.000.000
3.
2008
- Lanjutan pembangunan Aula serba guna Pemda
(tahap II)
- Pemb. Gedung Diklat Muaro Jambi
- Pembangunan Gedung PKK (lanjutan)
- Pembangunan Gedung KPUD
4.
2009
-
Pemb. Gedung Arsip Kantor BKD
Penimbunan halaman Gedung Serba Guna (Lanjt)
Pemb. Masjid Agung Kab. Muaro Jambi
Pemb. Gedung Lembaga Adat
96 m2
972 m2
900 m2
300 m2
240.000.000
583.200.000
4.128.000.000
1.140.000.000
5.
2010
- Pemb. Masjid Agung Kab. Muaro Jambi (Lanjutan)
- Pemb. Gedung Lembaga Adat (lanjutan)
- Pembangunan Rumah Dinas Pimpinan DPRD
(lanjutan)
1 paket
1 paket
1 paket
1.615.577.000
480.000.000
376.541.000
Sumber : Dinas PU Tahun 2010
Dari
tabel
diatas,
pembangunan
prasarana
pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi dibangun mulai pada tahun 2007, dengan
membanguan 11 Unit gedung Kantor, yang diikuti dengan pembangunan
124
prasarana pedukung sarana Pemerintahan seperti Gedung PKK, Gedung
Diklat, Gedung Serbaguna, dan pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten
membangun Mesjid Agung dan gedung lembaga adat.
4. Guna mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Muaro Jambi
khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, diperlukan
pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi yang cukup memadai
dan perlu penanganan yang lebih intensif dan terkoordinasi dengan
lintas sektor. Tabel berikut menggambarkan perkembangan panjang
jaringan irigasi di Kabupaten Muaro Jambi sampai tahun 2010 :
Tabel 2.69
Panjang Jaringan Irigasi Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010
No
Kecamatan
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Panjang
Luas
Panjang
Luas
Panjang
Luas
Panjang
Luas
Panjang
(Km)
(Ha)
(Km)
(Ha)
(Km)
(Ha)
(Km)
(Ha)
(Km)
Luas
(Ha)
-
-
-
-
-
-
5,38
1.37
12,13
1.850
11,90
1.450
11,90
1.450
11,90
1.450
16,87
175
28,77
2.400
-
300
-
300
-
300
3,15
300
3,15
300
1,97
300
1,97
300
1,97
300
2,99
370
8,07
1.270
-
525
1,00
725
1
Kumpeh Ulu
2
Kumpeh
3
Maro Sebo
4
Jambi Luar Kota
5
Sekernan
-
-
-
-
-
-
6
Sungai Gelam
-
-
-
-
-
-
-
-
3,50
800
7
Mestong
-
-
-
-
-
-
1,26
150
1,26
150
8.
Sungai Bahar
400
400
1.920
57,88
Jumlah
13,87
2.050
13,87
2.050
13,87
2.50
29,65
Sumber : Dinas PU Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada tahun 2006 panjang
jaringan irigasi sepanjang 13,87 Km dengan luasan 2.050 Ha, meningkat
menjadi 57,88 Km pada tahun 2010 dengan luasan 7.895 Ha.
Penanganan
jaringan
irigasi
yang
dilakukan
pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi terus dilakukan dalam rangka mendukung
produksi
dan
penanganan
produktivitas
jaringan
irigasi
hasil
pertanian,
yang
telah
sebagai
dilaksanakan
gambaran
Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 sebagaimana terlihat pada
tabel 2.70 dibawah ini :
125
7.895
Tabel.2.70
Jenis Penanganan Irigasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
No
1
2
3
4
5
Jenis
Tahun
Penanganan
2006
Irigasi
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
-
Rehabilitasi
Jaringan Irigasi
Pembangunan
Jaringan Irigasi
Pembangunan
Pintu Air
Rehab Pintu
Air
Box Cluivert
Saluran
Sekunder
-
-
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Jumlah Total
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
-
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
10.30
1.700
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
15,20
193
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
6,89
1.075
Panjang Luasan
(Km)
(Ha)
32,39
2.968
6,8
870
1,10
250
27.60
920
5.55
200
2.240
Unit
-
Unit
11
Unit
9
Unit
17
Unit
17
Unit
54
-
-
7
11
3
21
-
-
20
1
-
21
Sumber : Dinas PU Tahun 2010
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penanganan Jaringan
irigasi tahun 2006 – 2010 telah dilaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi
sepanjang 32,39 Km, pembangunan jaringan irigasi sepanjang 41,05 Km,
Pembangunan pintu air sebanyak 54 unit, rehab pintu air 21 unit dan Box
cluivert saluran sekunder sebanyak 21 unit.
5. Penyediaan infrastruktur listrik perdesaan merupakan kebutuhan
primer bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam rangka
percepatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan jaringan listrik
pedesaan
41,05
dan
pengadaan
lampu
penerangan
jalan
yang
berkelanjutan di Kabupaten Muaro Jambi, tentunya tidak lepas dari
peran serta Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi. Pada Tahun
2006, Kabupaten Muaro Jambi tidak melakukan Pembangunan
jaringan listrik dan atau pengadaan lampu penerangan jalan. Dengan
pertimbangan, Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi akan
menginventarisasi kebutuhan listrik di Kabupaten Muaro Jambi. Rasio
elektrifikasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 masih berkisar ±
63,98 %. Indikasi ini dapat diartikan bahwa 36,02 % wilayah di dalam
Kabupaten Muaro Jambi belum tersambung dengan fasilitas listrik.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan dalam pengembangan
126
jaringan listrik pedesaan, baik melalui pembiayaan APBD, APBD
Provinsi dan APBN, maka kondisi rasio elektrifikasi Kabupaten Muaro
Jambi pada akhir Tahun 2010 meningkat menjadi
±
83,00 %. Untuk mendukung ketersediaan energi listrik di Kabupaten
Muaro
Jambi dan sekitarnya,
PT. PLN telah merencanakan
pembangunan PLTMG Kapasitas 5 MW di Sungai Gelam.
2.4.3.
IKLIM BERINVESTASI
Kabupaten
Muaro
Jambi
dalam
menopang
aktivitas
pembangunannya sangat tergantung pada hasil eksploitasi dan produksi
sumberdaya alam yang dimilikinya. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara
mempunyai peranan besar sebagai sumber energi untuk mendukung
berbagai kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini mencerminkan
adanya peluang yang sangat besar dalam pemanfaatan sumberdaya yang
secara tidak langsung akan berdampak pada iklim investasi daerah yang
antara lain :
1. Jumlah Investasi terutama Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
sampai tahun 2010 mencapai 38 investasi dengan nilai investasi
sebesar Rp. 931,91 milyar. Sedangkan untuk Penanaman Modal
Asing (PMA), jumlah Investasi yuang masuk sebanyak 22 PMA
dengan nilai investasi sebesar US$ Ribu 151.049,50.
2. Pembangunan bidang pertambangan dan energi di Kabupaten Muaro
Jambi diarahkan pada upaya penggalian dan pemanfaatan sumber
daya berupa mineral dan batubara yang menerapkan sistem
penambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Sumber daya tambang yang tersedia potensial untuk dieksplorasi dan
dimanfaatkan
sebagai
substitusi
alternatif
maupun
memenuhi
kebutuhan komponen industri lain. Potensi pertambangan yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi selain minyak dan gas bumi cukup besar
potensinya antara lain batu bara, pasir kuarsa, kaolin dan pasir kerikil.
Pada tabel 2.71 dapat dilihat lokasi dan cadangan bahan tambang
selain minyak dan gas dalam Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana
tabel berikut:
127
Tabel. 2.71
Potensi Cadangan Bahan Galian yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
No
Bahan Galian
Kecamatan
Cadangan potensial
1
Batu Bara
Mestong
Sungai Bahar
Sungai Gelam
Jambi Luar Kota
Jumlah
40.000.000. ton
15.000.000. ton
25.000.000. ton
1.000.000. ton
81.000.000. ton
2
Pasir Kuarsa
Sungai Bahar
Kumpeh
Sekernan
Jumlah
25.342.000. m3
9.000.000. m3
25.000.000. m3
59.342.000. m3
3
Kaolin
Sekernan
Mestong
Kumpeh Ulu
Jumlah
4
Pasir dan kerikil
Sepanjang Sungai Batang hari
Sumber : Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Muaro Jambi
9.500.000. m3
9.000.000. m3
800.000. m3
19.300.000. m3
3. Pada sektor minyak dan gas bumi wilayah Kabupaten Muaro Jambi
merupakan daerah penghasil minyak bumi. Berdasarkan hasil realisasi
lifting minyak mentah yang dihitung secara komulatif sampai dengan
triwulan IV Tahun 2010
(periode Januari 2010 – Desember 2010)
terdapat total lifting sebesar 985.375 barel. Berikut realisasi Lifting
Minyak mentah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Tabel. 2.72
Realisasi Lifting Minyak Mentah
dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
Kontraktor perminyakan
Lokasi
PT. Pertamina. EP Jambi
Sungai gelam
Petaling darat
Petaling timur
Setiti
Sengeti
Unit baris EP-Pertamina
Tempino
Elnusa Tristar Ramba
Tempino
EMP-Gelam
Sungai gelam
Jumlah
Total lifting (ribu barel)
560.606
243.895
19.097
161.777
985.375
Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
128
4. Salah satu sumber energi alternatif saat ini yang sedang digalakkan
yaitu batu bara
sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin hari
semakin terbatas. Potensi batubara yang ada di Kabupaten Muaro
Jambi belum sepenuhnya tergarap. Berikut izin usaha produksi
sampai dengan tahun 2010.
No
1
Tabel 2.73
Daftar Izin Operasi Produksi Batubara yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi Sampai dengan Tahun 2010
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
Bentuk Izin
Luasan Usaha
Pertambangan
Usaha
Pertambangan
Pertambangan
CV.Crista
jaya Batubara
Produksi
1000
perkasa
Produksi
(Ton/Tahun)
Lokasi
250.000
Desa Kebon
IX Kec. Sei
Gelam
Ds. Baru, Ds
Tanjung, Ds
Nyogan, Ds
Suka damai
Kec.
Mestong
Ds. Tanjung
pauh Kec.
Mestong
2
PT.Globalindo alam
lestari
Batubara
Produksi
1000
174.000
3
PT. Gea lestari
Batubara
Produksi
1.000
250.000
4
PT. Bara
persada
Batubara
Produksi
3.500
-
5
PT. Argo Makmur
Batubara
Produksi
954
6
PT.Bumi Borneo Inti
Batubara
Produksi
1.000
-
7
PT. Sinar gunung
moile
Batubara
Produksi
2.335
-
8
PT.
Quantum
Batubara
Produksi
1000
250.000
raya
Triadat
250.000
Ds.
Ibru
Kec.
Mestong
Ds. Nyogan
Kec.
Mestong
Ds. Petaling
Kec. Sungai
Gelam
Ds. Berkah
Kec. Sungai
gelam
Ds.
Suak
Putat Kec.
Sekernan
9
PT. Globalindo alam Batubara
Produksi
1800
250.000
lestari
Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
6. Potensi pertambangan lainnya yang sudah digarap oleh investor yaitu
pasir kuarsa yang digunakan sebagai bahan baku industri pecah belah.
129
Potensi perairan ini terus kita gali guna peningkatan pendapatan dan
penciptaan
lapangan
kerja
baru.
Berikut
realisasi
izin
usaha
pertambangan pasir kuarsa sampai dengan tahun 2010.
Tabel .2.74
Realisasi Izin Usaha Pertambangan Pasir Kuarsa sampai dengan Tahun 2010
No
Nama Perusahaan
1
PT Deltamas Persada
Luas Wilayah (ha)
100,7
Lokasi
Desa
Tanjung
Keterangan
lanjut Produksi
Kec. Sekernan
2
PT Deltamas Persada
4,897
Desa Suak Putat Kec. Eksplorasi
Sekernan
3
PT Deltamas Persada
4.897
Desa
Parit
Kec. Eksplorasi
Sekernan
Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010
2.4.4.
SUMBERDAYA MANUSIA
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus
obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak
kandungan hinggá akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas
manusia harus menjadi perhatian penting yang dicerminkan pada :
1. Indikator keberhasilan dari bidang ketenagakerjaan tergambar pada
meningkatnya kesempatan kerja dibandingkan dengan angkatan
kerja. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2006 sebanyak 2.088 orang
dan pada tahun 2010 sebanyak 2.440 orang atau meningkat 16,86%,
begitupula dengan angka kesempatan kerja pada Kabupaten Muaro
Jambi pada tahun 2006 sebanyak 600 orang dan pada tahun 2009
sebanyak 853 atau meningkat 42,17%.
2. Program pembangunan SDM yang dilakukan di Kabupaten Muaro
Jambi selama ini telah mampu meningkatkan kualitas SDM menjadi
semakin baik didasarkan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pada periode 2007 – 2009 IPM Kabupaten Muaro Jambi naik dari
71,59 pada tahun 2007 kemudian 71,99 pada tahun 2008 dan menjadi
72,18 pada tahun 2009, Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks
130
pada semua komponen pendukungnya. Berdasarkan data capaian
IPM Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2009 sebesar 72,18, dimana
angka tersebut masih dibawah capaian IPM Provinsi Jambi (72,45)
pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Muaro
Jambi
menempati urutan ke 4 (empat) diantara 10 (sepuluh)
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jambi.
3. Pelayanan
Publik.
meningkatkan
Hingga
saat
ini,
upaya
pemerintah
untuk
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat telah
menunjukkan kemajuan yang berarti. Upaya peningkatan kualitas
pelayanan publik selama ini dilakukan melalui berbagai langkah
kebijakan yang salah satunya adalah dengan mengubah mindset para
birokrat dari bermental penguasa menjadi birokrat yang bermental
pelayan masyarakat. Selain itu juga melalui penataan kelembagaan
pelayanan publik, penyederhanaan prosedur pelayanan, penerapan
standar pelayanan minimal, peningkatan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam manajemen pelayanan, serta
penerapan sistem manajemen mutu dalam pelayanan publik,
termasuk manajemen penanganan pengaduan masyarakat.
4. Dalam rangka penataan kelembagaan daerah sebagai realisasi dari
PP No. 41 Tahun 2007 tentang Perubahan atas PP Nomor 8 Tahun
2003
tentang
Pedoman
Organisasi
Perangkat
Daerah,
telah
dikeluarkan Perda Kabupaten Muaro Jambi Nomor 05 tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD Kabupaten Muaro Jambi. Peraturan Daerah
Nomor : 06 Tahun 2008 tentang Organisasi
Inspektorat,
Badan
Perencanaan
dan Tata kerja
pembangunan
daerah
dan
penanaman modal lembaga teknis lainnya; Peraturan Daerah Nomor
07 tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi
sebanyak 14 Dinas; Peraturan Daerah Nomor 08 tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan dalam
Kabupaten Muaro Jambi; Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
131
Bappeda dan PM serta Lembaga Teknis Daerah dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.
5. Pada posisi tahun 2010 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah dalam
Lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi meliputi Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Badan, Kantor, Rumah Sakit,
Sekretariat KPU dan Korpri. Secara keseluruhan aparatur PNS di
Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 6.820 orang. Ditinjau dari segi
golongan kepangkatan terbagi menjadi; golongan I sebanyak
103
orang (1,15%), golongan II sebanyak 2.328 orang (34,13%), golongan
III sebanyak 3.270 orang (47,95%), dan golongan IV 1.119 orang
(16,41%). Dalam rangka peningkatan kemampuan dan Kapasitas
PNS Lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006 –
2010, PNS yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan (Diklat),
yaitu Diklat struktural sebanyak 227 orang, masing–masing Diklatpim
II sebanyak 5 orang, Diklatpim III sebanyak 62 orang dan Diklatpim IV
sebanyak 163 orang.
6. Pembenahan peraturan daerah hingga tahun 2010 dilakukan melalui
upaya mengatasi disharmoni peraturan daerah dengan peraturan
pusat. Jumlah pembentukan Perda Kabupaten Muaro Jambi, terdiri
dari tahun 2006 sebanyak 14 Perda, tahun 2007 sebanyak 18 Perda
dan Tahun 2008 sebanyak 11 Perda, Tahun 2009 sebanyak 32 dan
Tahun 2010 sebanyak 3 Perda.
Selain itu pembenahan juga
dilakukan
konsultasi
melalui
evaluasi
dan
peraturan
daerah
kabupaten/Kota dengan pertimbangan antara lain,
bertentangan
dengan
lebih
Peraturan
Perundang-undangan
yang
tinggi,
bertentangan dengan kepentingan umum, menimbulkan ekonomi
biaya tinggi, bias jender, tidak berpihak pada kelompok miskin, dan
bertentangan
dengan
HAM.
Selain
itu
untuk
melaksanakan
penegakan hukum juga perlu didukung oleh adanya Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) Daerah. Selain itu, dalam upaya meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi juga telah mengalami
kemajuan meskipun belum cukup memuaskan. Dari hasil evaluasi
132
terhadap laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP),
diketahui bahwa instansi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi secara
keseluruhan masih belum dapat mencapai taraf optimal. Oleh karena
itu masih perlu upaya peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja
birokrasi tersebut.
7. Adanya pendelegasian kewenangan Peraturan Perundang-undangan
kepada pemerintah daerah menunjukkan bahwa penegakan hukum
(rule of law) merupakan salah satu prasyarat yang sangat penting
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, fungsi pemerintahan
dilaksanakan oleh aparatur daerah berdasarkan koridor Peraturan
Perundang-undangan
yang
berlaku.
Oleh
karena
itu,
upaya
memantapkan peran aparatur pemerintahan dalam pembangunan
daerah menjadi sangat signifikan. Karena betapa pun baiknya
kebijakan dan aturan yang dibuat dan ditetapkan, apabila tidak
dilaksanakan oleh aparatur negara yang kompeten dan profesional
untuk memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu kepada
masyarakat, maka rasa keadilan masyarakat masih tetap jauh dari
harapan.
8.
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN. Upaya
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN telah menunjukkan gejala peningkatan. Dalam kurun waktu 2006
- 2010 telah memberikan kontribusi nyata dalam bidang pengawasan
internal Pemerintah Daerah, Sampai dengan
tahun 2010 hasil
pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi atas pemeriksaan
pada
SKPD
Kabupaten
Muaro
Jambi
terhadap
206
Obyek
Pemeriksaan dengan 533 rekomendasi. Selain pemeriksaan yang
bersifat reguler, Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan
pemeriksaan yang bersifat kasus pengaduan, sampai dengan tahun
2010 Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi telah menerima surat
pengaduan
sebanyak 16 pengaduan.
9. Peningkatan integritas birokrasi ditunjukkan pula dari
tingkat
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, yang dapat dilihat dari
133
opini BPK . Laporan keuangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
mengalami kemajuan dimana Pada tahun 2006 opini BPK atas
laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tidak Wajar
(disclaimer), maka pada tahun 2007-2010 opini BPK terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami
kemajuan menjadi
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) (qualified
opinion). Meskipun belum mencapai pada opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) tapi paling tidak, Kabupaten Muaro Jambi tidak
termasuk pada opini BPK yang lebih rendah yaitu Tidak Memberikan
Pendapat (TMP) (adversed opinion) maupun opini Tidak Wajar (TW)
(disclaimer of opinion).
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
Dengan berlakunya
Pemerintahan
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan
kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah tersebut,
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi memiliki hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai
dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3.1.
Kinerja Keuangan Daerah 2006-2010
3.1.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah
134
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi tidak
terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan
pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari
efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan
dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2006-2010 telah menunjukkan
kinerja keuangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan
keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan mampu meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan
semakin meningkatnya Penerimaan Daerah baik itu dana perimbangan maupun
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya peningkatan dari sisi belanja yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang
peranan penting dalam keuangan daerah di Kabupaten Muaro Jambi; Pertama, sumber
pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Muaro Jambi, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah
setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi yang lokasi kegiatannya berada di
Kabupaten Muaro Jambi, dan pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah
Provinsi Jambi setiap tahunnya. Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran
dan Belanja Negara (APBN) yang didalamnhya terakomodasi dana dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan. Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah,
selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode
pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai tindak lanjut
reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Upaya
ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun Angaran 2006 –
2010.
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, hal utama yang harus
diperhatikan adalah tingkat penerimaan pendapatan daerah. Oleh karena itu pendapatan
daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa
diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah
tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkahlangkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini,
baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun lainlain pendapatan daerah yang sah seperti bagi hasil dari pemerintah lain, tetap harus
dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah
secara optimal.
135
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan
daerah, khususnya PAD, ditempuh melalui berbagai bentuk terobosan dan strategi agar
penerimaan PAD dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Salah satu
terobosan paling penting dalam meningkatkan PAD adalah melakukan program
intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi daerah. Program
Intensifikasi dan Ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah kabupaten sangat
dipengaruhi oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan
PAD, Dana Perimbangan serta Lain-lain pendapatan daerah. Sedangkan Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan yang sah yang merupakan komponen dari
PAD, telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya sehingga sulit untuk melakukan
ekstensifiksi sumber penerimaan yang baru,
apalagi di dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan ditegaskan bahwa untuk penerimaan pendapatan yang baru agar
tidak memberatkan masyarakat serta menghambat perkembangan ekonomi masyarakat.
Beberapa
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
mendukung
terwujudnya
intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan
pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan
koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap
kelayakan tarif pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran
terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak.
Disamping upaya diatas, dalam rangka pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) juga dilakukan program ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Kegiatan yang
dilakukan antara lain berupa penggalian terhadap sumber pungutan baru yang masih
belum terjangkau dan mampu memberikan peluang kontribusi terhadap penerimaan
daerah. Upaya ini
dilakukan, mengingat kondisi Kabupaten Muaro Jambi yang
mempunyai rentang kendali cukup lebar, secara nyata belum semua dapat terjangkau
untuk mendayagunakan potensi sumber pendapatan daerah. Untuk itu, kedepan secara
bertahap dan berkesinambungan
akan terus ditingkatkan cakupan penanganannya.
Selanjutnya dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan dari Pemerintah Pusat,
dilakukan melalui pendekatan-pendekatan secara komprehensif melalui dinas terkait
terhadap peluang sumber-sumber luncuran program dan kegiatan serta pendanaan yang
bersifat strategis, dilakukan melalui pengusulan proposal terutama yang mempunyai
skala cukup besar dan tidak mampu ditangani oleh daerah. Sementara untuk kegiatan
yang sifatnya sangat mendesak dan berdampak luas, akan dianggarkan sesuai dengan
kemampuan dana daerah.
Berkaitan dengan pengelolaan
penerimaan daerah seperti pajak daerah,
retribusi daerah maupun sumber-sumber penerimaan lainnya, upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi antara lain :
136
Usaha Intensifikasi, meliputi :

Melaksanakan penagihan Pajak daerah dan Retribusi daerah secara
berkala dengan dinas/instansi terkait.

Melakukan kerjasama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi
dalam upaya mengintensifkan penagihan Pajak Bumi Bangunan (PBB)
sektor SKB, Perkebunan dan Kehutanan yang tergolong Wajib Pajak
Potensial.

Melaksanakan rapat evaluasi dan koordinasi PAD dan PBB secara berkala
dengan Dinas/Instansi terkait guna peningkatan penerimaan, Identifikasi
permasalahan dan tanggapan serta menemukan alternatif pemecahan
secara bersama.

Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait maupun
dengan
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam menunjang peningkatan
bagi hasil pajak dan bukan pajak.

Melakukan penyuluhan terhadap para wajib pajak dan wajib retribusi
Daerah.

Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengkajian ulang terhadap tarif
pajak dan retribusi yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
sekarang.

Melakukan pendekatan dengan WP/WR serta berupaya meningkatkan
pelayanan terhadap WP/WR tersebut.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Pegawai dalam mendukung
peningkatan kualitas pengelolaan pendapatan daerah

Dalam hal pengamanan Perda serta penegakan sanksi hukum dilakukan
koordinasi dengan instansi terkait.

Memberikan reward kepada para Camat, Kepala Desa/Lurah yang dapat
merealisasikan penerimaan PBB yang mencapai target serta memberikan
teguran/peringatan kepada para Camat yang realisasi penerimaan PBB
tidak mencapai target tahapan.

Memotivasi kinerja pemungut serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pemungutan

Mengurangi jumlah tunggakan Pajak/Retribusi melalui penerapan sanksi
yang tegas bagi WP/WR yang belum membayar.

Berupaya
menentukan
target
penerimaan
sesuai
dengan
potensi
penerimaan.
Usaha Ekstensifikasi, meliputi :
137
 Melakukan pembaharuan data Wajib Pajak / Wajib retribusi yang tidak
sesuai dengan yang ada berdasarkan hasil pemantauan dan pengecekan
dilapangan.
 Menggali sumber-sumber pungutan baru sesuai dengan kondisi dan
potensi penerimaan daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
membuat peraturan daerah yang baru yang tidak bertentangan dengan
ketentuan yang lebih tinggi.
 Menjaring wajib pajak/retribusi baru yang belum terdata.
 Melakukan pertukaran informasi dengan daerah-daerah lain mengenai
sumber-sumber pendapatan daerah berikut dengan aturan main dan
pengelolaannya.
Berdasarkan
usaha
intensfikasi
dan
ekstensifikasi
tersebut,
Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi untuk tahun anggaran 2008-2010 tidak menerbitkan peraturan
daerah untuk sumber penerimaan baru akan tetapi mengintensifkan terhadap sumbersumber penerimaan yang telah ada. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan
pendapatan yang bersumber dari pajak daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan
melalui kebijakan dengan kegiatan sebagai berikut :
1.
Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis Pajak dan Retribusi
Daerah yang berada di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, baik secara administrasi
maupun turun langsung kelapangan.
2.
Melakukan upaya pendekatan pelayanan (jemput bola) kepada masyarakat melalui
satuan administrasi manunggal satu atap (Samsat)
Keliling ke
beberapa
kecamatan yang potensi Wajib Pajak yang cukup besar seperti Kecamatan
Sei.Bahar, Sei.Gelam dan Sekernan khususnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) wilayah Kabupaten Muaro
Jambi yang cukup luas, karena mengelilingi wilayah Kota Jambi.
3.
Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui brosur, pamflet, baliho
serta spanduk-spanduk yang isinya, menginformasikan tentang arti pentingnya
membayar pajak terhadap pelaksanaan pembangunan.
4.
Melaksanakan
pendataan
ulang
objek
pajak
dan
retribusi
daerah,
untuk
meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran data dalam menggali sumber
penerimaan yang pelaksanaannya belum optimal.
5.
Mengupayakan terbentuknya Pos Pelayanan Pembayaran PKB di beberapa
Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi dalam rangka mendekatkan pelayanan
wajib pajak.
Secara umum langkah-langkah kebijakan yang telah diambil tersebut memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan daerah ini, hal ini tercermin dari
138
meningkatnya penerimaan dari target pendapatan khususnya pada sisi pajak dan
retribusi daerah selama tahun 2006-2010.
A.
Pendapatan Daerah
Penerimaan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Dearah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi diperoleh dari berbagai sumber diantaranya
dari Pendapatan Asli Daerah, berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pajak
dan retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana perimbangan
berupa Dana Alokasi Umum, dana alokasi khusus dan penerimaan lain-lain yang sah.
Dari semua penerimaan tersebut yang memberikan kontribusi yang cukup besar berasal
dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber
penerimaan daerah yang berasal dari Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) masih terlalu
kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Hal ini menunjukkan, bahwa Kabupaten
Muaro
Jambi
selama
ini
dalam
pembiayaan
administrasi
pemerintahan
dan
pembangunan masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat, terutama untuk belanja
pegawai berupa gaji yang masih diharapkan dari Pemerintah Pusat. Namun demikian,
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan langkah–langkah kebijakan untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan yang telah
diambil dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah melalui
usaha instensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha melalui intensifikasi antara lain
meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan kinerja aparat Dinas
Pendapatan Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan langkah-langkah usaha ekstensifikasi
pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi adalah melalui pemungutan pajak.
Dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah, tidak akan terlepas dari
pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus
dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah,
maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna.
Setelah itu, baru diikuti dengan langkah-langkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku.
Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun Bagi Hasil Provinsi, tetap harus dilakukan
secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara
optimal.
Tabel 3.1
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
1
2006
Target
( Rp)
Realisasi
(Rp)
2
3
331.456.565.100
348.154.029.606
Persentase
Realisasi
(%)
4
105,04
Pert.
Realisasi
(%)
5
139
2007
418.351.537.507
106,12
27,52
494.261.343.878
443.972.756.120
504.179.854.635
2008
102,01
13,56
2009
510.542.777.142
494.745.007.547
96,91
-1,87
2010
592.056.036.665
15,61
604.476.267.160
14,79
102,10
22,18
GR (%)
102,43
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah)
Dari sisi Pendapatan Daerah selama tahun 2006-2010 tingkat realisasi rata-rata
mencapai 102,43 persen, namun dari sisi pertumbuhan realisasi pada tahun 2009
mengalami penurunan menjadi -1,87 persen dan secara rata-rata pertumbuhan realisasi
selama periode 2006-2010 sebesar 14,79 persen. Penurunan pendapatan daerah pada
tahun 2009 disebabkan karena krisis ekonomi global yang berdampak pada penerimaan
dari pajak kenderaan bermotor menurun sehingga berpengaruh pada penurunan PAD
tahun 2009 sebesar 10,01 persen.
1). Pendapatan Asli Daerah
Persentase realisasi Penerimaan PAD selama tahun 2006-2010 rata-rata
sebesar 111,87 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 25,68 persen.
PAD pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,71 persen dan -10,01 persen, namun tingkat pertumbuhan rata-rata masih
mencapai 25,68 persen selama periode 2006-2010. Penurunan PAD tahun 2008
dan 2009 disebabkan oleh penurunan pajak kenderaan bermotor masing-masing
sebesar -2,71 persen dan -10,01 persen atau terjadi penurunan sebesar Rp 2,5
milyar.
Tabel 3.2
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
1
Target
2
Realisasi
3
2006
2007
2008
2009
2010
GR (%)
8.188.817.500
10.268.360.000
12.719.262.500
17.624.313.000
17.626.165.064
21,13
6.876.919.158
16.909.983.302
16.452.079.219
14.804.713.397
17.156.342.802
25,68
Persentase
Realisasi (%)
4
83,98
164,68
129,35
84,00
97,33
111,87
Pert.
Realisasi (%)
5
145,89
-2,71
-10,01
15,88
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
140
Krisis ekonomi global ternyata berkorelasi negatif dengan penerimaan dari
pajak di Kabupaten Muaro Jambi.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya
melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penetapan
dan penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas
pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya,
pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tariff pajak dan
retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak
dan retribusi yang menunggak.
2). Dana Perimbangan
Dari perkembangan dana perimbangan Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-210 rata-rata persentase realisasi mencapai 101,31 persen dengan
tingkat pertumbuhan realisasi sebesar 11,02 persen pertahun. Persentase realisasi
dana perimbangan pada tahun 2008 dan 2009 hanya sebesar 98,27 persen dan
96,14 persen, dengan pertumbuhan realisasi sebesar 9,85 persen dan 3,22 persen.
Tabel 3.3
Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Realisasi (%)
Pert.
Realisasi(%)
1
2006
2
3
4
5
308.484.121.613 326.823.385.919
105,94
2007
379.439.551.520 397.854.586.557
104,85
21,73
2008
444.740.126.498 437.045.651.443
98,27
9,85
2009
2010
GR (%)
469.237.636.846 451.130.785.701
489.892.372.937 496.472.522.165
12,26
11,02
96,14
101,34
101,31
3,22
10,05
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
Ketergantungan
APBD
Kabupaten
perimbangan pada tahun 2006-2010
Muaro
Jambi
terhadap
dana
masih relatif besar yaitu rata-rata sebesar
88,69 persen. Kontribusi dana perimbangan pada APBD terus menurun dari 93,87
persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen pada tahun 2010. Disisi lain
kontribusi terbesar dari dana perimbangan pada APBD Kabupaten Muaro Jambi
selama tahun 2006-2010 berasal dari dana alokasi umum rata-rata sebesar 56,0
persen, bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak rata-rata sebesar 24,29 persen dan
dana alokasi khusus rata-rata sebesar 8,40 persen selama tahun 2006-2010.
141
3). Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Kontribusi perkembangan lain-lain pendapatan yang sah terhadap APBD
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 mengalami fluktuasi yang relatif
besar. Demikian juga persentase realisasi cukup fluktuatif, namun rata-rata
mencapai sebesar 113,32 persen, namun dari pertumbuhan realisasi selam periode
2006-2010 yaitu sebesar 58,34 persen pertahun.
Tabel 3.4
Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Realisasi
(%)
Pert.
Realisasi
(%)
1
2006
2
3
4
5
14.783.625.987
14.453.724.529
97,77
2007
28.643.625.987
29.208.186.261
101,97
102,08
2008
36.801.954.880
50.682.123.973
137,72
73,52
2009
23.680.827.296
28.809.508.449
121,66
-43,16
2010
84.537.498.664
54,64
90.847.402.193
58,34
107,46
215,34
GR (%)
113,32
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah)
Sumber penerimaan pos Lain-lain pendapatan yang sah
Kabupaten Muaro Jambi berasal dari dana darurat seperti dana
penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam, dana
penyesuaian dan otonomi khusus. Lain-lain pendapatan yang
sah, yang merupakan penerimaan dari pemerintah pusat sebagai
dana penyeimbang dan penyesuaian pada tahun 2006, target
yang
ditetapkan
adalah
sebesar
Rp.
14.783.625.987,-
dan
realisasinya sebesar Rp 14.453.724.529 atau sekitar 97,77 persen.
Pada tahun 2007 target lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp
28.643.625.987 terealisasi sebesar Rp 29.208.186.261, pada tahun
anggaran 2009, realisasinya sebesar Rp. 28.809.508.449.- atau
terealisasi sebesar 121,66 persen.
B. Proporsi Sumber Pendapatan
Pada tabel berikut
Kabupaten
Muaro
Jambi
dapat dilihat potret kinerja APBD
selama
tahun
2006-2010
dari
sisi
142
pendapatan daerah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan daerah
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 hanya sebesar 1,98 persen,
kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2010 sebesar 2,84
persen. Peningkatan dari kontribusi PAD ini berasal dari kontribusi
dari pendapatan pajak daerah yaitu dari 0,68 persen tahun 2006
menjadi 0,69 persen tahun 2010. Dari persentase sumber pendapatan
daerah tersebut terlihat bahwa PAD Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-2010 sangat tergantung pada pendapatan pajak daerah.
Sedangkan kontribusi hasil retribusi daerah pada tahun 2006 sebesar
0,79 persen dan tahun 2010 sebesar 0,98 persen. Kontribusi lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah juga mengalami peningkatan dari
0,34 persen tahun 2006 meningkat menjadi 0,8 persen tahun 2010.
Tabel 3.5
Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp.000)
Tahun Anggaran
Uraian
2006
2007
2008
2009
2010
Ratarata
(%)
1
2
3
4
5
6
7
PENDAPATAN DAERAH
(Rp Juta)
348.154,0 443.972,8 504.179,9 494.745,0 604.476,3
1,98
3,81
3,26
2,99
2,84
PENDAPATAN ASLI DAERAH (%)
2,98
Pendapatan Pajak Daerah (%)
0,68
0,51
0,6
0,59
0,69
0,61
Hasil Retribusi Daerah (%)
0,79
1,04
0,84
0,95
0,98
0,92
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan (%)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah (%)
0,16
0,17
0,27
0,44
0,37
0,28
0,34
2,09
1,56
1,01
0,8
1,16
93,87
89,61
86,68
91,18
82,13
88,69
29,62
23,25
22,72
22,34
23,53
24,29
Dana Alokasi Umum (%)
60,26
55,03
54,83
59,09
50,81
56,00
Dana Alokasi Khusus (%)
3,99
11,33
9,13
9,75
7,8
8,40
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH (%)
Dana Hibah
4,15
6,58
10,05
5,82
15,03
8,33
0,84
-
1,39
-
-
0,45
Penerimaan dari Provinsi
3,02
2,52
3,97
3,05
3,28
3,17
-
4,05
4,69
1,8
-
2,11
DANA PERIMBANGAN (%)
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak (%)
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus (%)
143
Bantuan Keuangan dari Provinsi
-
-
-
0,97
-
0,19
Dana Penguatan Desentralisasi
Fiskal dan Percepatan
Pembangunan Daerah (DPDF &
PPD)
Dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan (DPPIP)
-
-
-
-
2,86
0,57
-
-
-
-
0,64
0,13
Dana Penguatan Infrastruktur
dan Prasarana Daerah (DPIPD)
-
-
-
-
4,01
0,80
Tunjangan Profesi Guru (%)
-
-
-
-
2,37
0,47
Dana Tambahan Penghasilan
Guru PNS
-
-
-
-
1,88
0,38
100
100
100
100
100
100,0
TOTAL PENDAPATAAN (%)
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Jika dilihat dari dana perimbangan kontribusinya terus mengalami penurunan yaitu
dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen tahun 2010. Penurunan ini
berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yaitu dari 29,62 persen tahun 2006
menurun menjadi 23,53 persen tahun 2010. Demikian juga dana alokasi umum (DAU)
kontribusinya juga menurun dari 60,26 persen tahun 2006 menjadi 50,81 persen tahun
2010. Sedangkan dana alokasi khusus mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat
yaitu dari 3,99 persen tahun 2006 menjadi 7,80 persen tahun 2010. Kontribusi dari lainlain pendapatan daerah yang sah mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu
dari 4,15 persen tahun 2006 meningkat menjadi 15,03 persen tahun 2010. Gambaran
dari potret kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa
ketergantungan APBD Kabupaten Muaro Jambi terhadap pembiayaan dari pusat terus
meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan semangat otonomi daerah, dimana sumber
pembiayaan pembangunan diharapkan dapat digali daerah dari sumber pendapatan
daerah dan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
C.
Target dan Realisasi Belanja
Dalam
mendukung
pelaksanaan
penyelenggaraan
Pemerintahan
dan
Pembangunan selama kurun waktu Tahun 2006-2010 melalui APBD tahun bersangkutan
terus mengalami peningkatan, yang digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung. Mengenai perkembangan Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini :
144
No
1
Jenis Belanja
Tabel.3.6.Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006 – 2010
Tahun Anggaran (Rp.000)
2006
2007
2008
2009
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
2010
Realisasi
Belanja Tidak Langsung
107.124.202
142.641.098
171.272.683
151.893.221
243.612.412
221.097.841
256.694.845
254.090.365
345.826.901
344.024.034
- Belanja Pegawai
107.142.202
142.641.098
146.032.013
128.551.394
200.829.221
182.198.344
217.492.268
217.079.826
298.673.321
297.650.331
- Belanja Subsidi
-
-
1.197.640
1.011.480
1.100.000
931.035.210
1.150.000
1.150.000
1.060.000
1.046.212
- Belanja Hibah
-
-
-
-
6.330.000
6.238.100
3.824.000
3.723.613
15.343.114
14.897.575
- Belanja Bantuan Sosial
- Balanja Bagi Hasil Kepada
Prov/Kab./Kota dan Pem Desa
- Belanja bantuan Keuangan
Kepada
Prov/Kab/Kota
dan
pemerintahan Desa
- Belanja Tidak Terduga
-
-
8.689.030
12.000.000
7.705.496
12.000.000
14.305.191
19.000.000
12.474.511
18.850.655
11.418.577
22.000.000
9.882.907
21.606.314
8.775.465
22.000.000
8.213.276
21.917.638
-
-
2.504.000
2.376.000
504.000
260.000
210.000
74.884
100.000
105.000
-
-
850.000
248.850
1.544.000
145.195
600.000
572.820
200.000
194.000
Belanja Langsung
232.897.088
164.201.884
275.130.722
246.045.468
345.235.920
311.208.203
319.196.739
295.448.009
258.247.918
236.993.744
- Belanja Pegawai
74.045.039
42.595.001
38.046.921
41.013.685
33.642.912
24.087.707
21.273.863
18.618.975
17.231.364
- Belanja Barang dan Jasa
29.681.688
25.899.482
64.255.807
52.439.679
77.824.662
67.694.661
97.238.799
83.796.112
75.795.612
65.222.331
- Belanja Modal
91.307.384
89.656.795
168.279.913
155.558.865
226.397.572
209.870/629
197.849.233
190.378.033
163.835.330
154.540.048
3.
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
Keuangan
29.192.670
27.796.742
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Belanja Tidak Tersangka
8.480.924
6.974.781
-
-
-
-
-
-
-
-
339.831.909
306.842.982
446.403.405
397.938.688
588.848.333
533.306.045
575.891.585
549.538.374
604.074.819
581.017.779
2
Jumlah Belanja
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Dari tabel 3.6. diatas, dapat dijelaskan bahwa anggaran Belanja Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
dimana pada tahun 2006 Belanja daerah ditargetkan Rp. 339.831.909.000, meningkat
menjadi
Rp. 604.074.819.857,52 pada tahun 2010 dengan
realisasi Belanja setiap tahunnya rata-rata mencapai diatas 90%.
Tabel 3.7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD
Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010
No
Jenis Belanja
2006
2007
1
2
1 Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Balanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
- Belanja bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
- Belanja Tidak Terduga
3
4
46,49
38,17
0,00
32,30
0,00
0,25
0,00 0,00
1,94
2 Belanja Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Modal
2008
2009
2010
5
41,65
34,16
0,17
1,17
2,34
6
46,24
39,50
0,21
0,68
1,80
7
59,21
51,23
0,18
2,56
1,41
Ratarata (%)
8
46,35
31,44
0,16
1,47
1,50
0,00
3,02
3,53
3,93
3,77
2,85
0,00
0,00
0,60
0,06
0,05
0,03
0,01
0,10
0,02
0,03
0,14
0,05
53,51
0,00
8,44
29,22
61,83
9,56
13,18
39,09
58,35
6,31
12,69
39,35
53,76
3,87
15,25
34,64
40,79
2,97
11,23
26,60
53,65
4,54
10,47
27,94
Belanja bagi hasil dan Bantuan
3 Keuangan
9,06
4 Belanja Tidak Tersangka
2,27
Jumlah Belanja
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00 100,00
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2010 (Data diolah)
Dari sisi realisasi belanja langsung, kontribusinya mengalami fluktuasi yaitu dari
53,51 persen tahun 2006, meningkat menjadi 61,83 persen tahun 2007 dan kembali
turun menjadi 40,79 persen tahun 2009. Penurunan belanja langsung ini terutama
didorong oleh penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu dari 29,22 persen
tahun 2006 meningkat terus menjadi 39,35 persen tahun 2008 kemudian menurun
menjadi 26,60 persen tahun 2010. Namun untuk belanja barang dan jasa relatif
meningkat dari 8,44 persen tahun 2006 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Untuk belanja
pegawai dari belanja langsung menurun dari 9,56 persen tahun 2007 menjadi 2,97
persen tahun 2010 atau secara rata-rata belanja pegawai dari belanja langsung
mencapai 3,48 persen. Bila dijumlahkan belanja pegawai dari belanja tidak langsung,
maka belanja pegawai rata-rata selama tahun 2006-2010 mencapai 23,85 persen. Hal ini
menunjukkan dari sisi realisasi belanja, komponen dari belanja tidak langsung relatif
besar terutama yang berasal dari belanja pegawai. Oleh karena itu kinerja APBD
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 dari sisi realisasi belanja belum
menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan
Undang-undang No.32 Tahun 2004.
3.1.2. Neraca Keuangan
Pertumbuhan aset lancar
dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2006 meningkat sebesar 17,19 persen, pada tahun 2008 tumbuh sebesar
3,50 persen, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu
sebesar 43,56 persen. Dengan demikian aset lancar selama tahun 2006-2010
mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,75 persen, dimana pada tahun 2006 jumlah
aset lancar mencapai Rp. 54.222.053.376 namun pada 2010 mengalami penurunan
menjadi Rp. 47.371.033.193
Penurunan asset lancar ini salah satu disebabkan oleh berkurangnya kas dari Rp
50.577.862.984 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp 32.578.985.373 atau turun ratarata sebesar 13,64 persen pertahun. Demikian juga dengan investasi jangka pendek dari
Rp 35.000.000.000 pada tahun 2008 menurun menjadi
Rp
538.656.950 pada tahun 2010. Pada Tahun 2009 Investasi jangka pendek ini sudah tidak
dilakukan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Investasi ini biasa diarahkan
pada deposito jangka pendek maksimal 3 bulan, dengan memanfaatkan dana yang
masih menganggur. Sedangkan untuk piutang, piutang lain-lain dan persediaan
mengalami peningkatan selama tahun 2006-2009 masing-masing yaitu 58,56 persen,
18,70 persen dan 20,27 persen.
Investasi jangka panjang tumbuh rata-rata sebesar 50,34 persen, investasi ini
didorong oleh investasi permanen sebesar 32,44 persen dan investasi non permanen
sebesar 43,31 persen. Investasi ini ditempatkan dibeberapa badan usaha milik daerah
(BUMD) seperti Bank Jambi dan usaha lainnya yang dinalai mempunyai prospek yang
baik. Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun
2006-2010 juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 22,34 persen,
147
tahun 2008 sebesar 22,40 persen dan tahun 22,19 persen, sehingga secara rata-rata
aset tetap tumbuh sebesar 22,07 persen selama tahun 2006-2010. Total aset tetap
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 Rp 835.458.803.576 meningkat menjadi Rp
1.494.391.884.472 pada tahun 2010.
Kontribusi terbesar dari asset tetap berasal dari jalan, irigasi dan jaringan yaitu
sebesar Rp 285.340.959.000 atau 66,27 persen kotribusinya pada tahun 2006 meningkat
menjadi Rp 634.444.123.490 atau 58,40 persen pada tahun 2010. Kontribusi terbesar
kedua adalah gedung dan bangunan yaitu dari 10,71 persen tahun 2006 meningkat
menjadi 25,48 persen pada tahun 2010. Kemudian Tanah dari 10,86 persen tahun 2006
menurun menjadi 8,28 persen pada tahun 2010.
Demikian juga untuk peralatan dan mesin dimana pada tahun 2006 kontribusinya
sebesar 6,63 persen meningkat menjadi 9,56 persen pada tahun 2010. kontribusi dari
peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan meningkat dan nilainya nominalnya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu masing-masing tumbuh rata-rata
sebesar 8,17 persen dan 11,64 persen selama tahun 2006-2010.
148
Tabel 3.8
Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
Per 1 Januari 2006 – 31 Desember 2010
No
1
2
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
50.577.862.984
93.050.903.558
30.040.171.107
10.927.881.010
32.578.985.373
-10,41
1.933.797.459
2.718.086.238
1.503.680.810
785.878.494
878.164.474
-17,91
ASET LANCAR
3
Kas di Kas Daerah
4
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
5
Piutang Pajak
6
Piutang Lain-lain
7
Persediaan
8
Jumlah Aset Lancar
9
INVESTASI JANGKA PANJANG
10
INVESTASI NON PERMANEN
11
Pinjaman ke Perusahaan Negara/Daerah/Lainnya
12
Investasi Non Permanen Lainnya
13
Jumlah Investasi Non Permanen
14
INVESTASI PERMANEN
15
16
17
Jumlah Investasi Permanen
18
Jumlah Investasi Jangka Panjang
19
GR (%)
ASET
4.956.600
0
79.200.000
299,73
35.000.000.000
0
538.656.950
-87,59
-8,91
55.588.000
6.031.239.465
4.357.600.590
45.600.984
4.546.244.911
0
5.036.613.200
4.900.313.542
8.769.185.373
4.270.000.000
-5,30
1.654.804.933
1.447.414.337
2.962.237.864
3.235.387.326
4.479.781.485
45,18
54.222.053.376
108.284.256.798
78.768.960.514
23.763.933.187
47.371.033.193
-3,32
5.036.613.200
0
-100,00
0
1.400.000.000
4.053.686.350
4.053.686.350
4.267.879.650
44,46
5.036.613.200
1.400.000.000
4.053.686.350
4.053.686.350
4.267.879.650
-4,06
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
4.000.000.000
9.664.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
29,25
Investasi Permanen Lainnya
4.164.000.000
0
0
-100,00
8.164.000.000
9.664.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
8,14
13.200.613.200
11.064.000.000
15.217.686.350
15.217.686.350
15.431.879.650
3,98
207.347.009.000
212.339.432.700
216.502.173.612
219.371.483.362
219.216.633.362
1,40
42.160.453.000
66.560.499.795
102.089.962.645
123.017.915.578
162.289.642.391
40,07
ASET TETAP
20
Tanah
21
Peralatan dan Mesin
22
Gedung dan Bangunan
230.514.916.000
260.176.061.973
304.206.569.324
353.494.492.548
392.707.815.086
14,25
23
Jalan, Irigasi dan Jaringan
285.340.959.000
350.440.618.668
478.187.912.735
595.036.857.536
634.444.123.490
22,11
149
24
Aset Tetap Lainnya
25
Konstruksi Dalam Pengerjaan
26
Jumlah Aset Tetap
2.672.800.000
9.726.877.500
15.600.938.300
16.245.220.700
22.930.757.300
0
9.626.766.861
0
0
0
768.036.137.000
908.870.257.497
1.116.587.556.616
1.307.165.969.724
1.431.588.971.629
71,14
0
16,84
ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
27
160.000.000
0
45.440.573.320
0
45.600.573.320
JUMLAH ASET
835.458.803.576
1.028.218.514.294
1.210.574.203.479
1.346.147.589.260
1.494.391.884.472
0
15,65
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Lanjutan Neraca Aset
No
28
29
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
0
0
158.596.540
356.412.700
257.832.600
158.596.540
0
256.312.416
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
30
JUMLAH KEWAJIBAN
32
EKUITAS DANA
34
2,95
424.074
0
0
0
158.596.540
256.312.416
424.074
-94,83
52.511.660.443
95.768.989.796
66.527.851.916
11.713.759.504
33.456.725.773
-10,66
0
0
4.956.600
0
79.200.000
55.588.000
11.067.852.665
9.257.914.133
8.814.786.357
9.354.901.861
1.654.804.933
1.447.414.337
2.962.237.864
3.235.387.326
4.479.781.485
28,27
-356.412.700
-257.832.600
-142.596.539
-256.312.416
0
-100,00
53.865.640.676
108.026.424.198
78.610.363.974
23.507.620.771
47.370.609.119
-3,16
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Pendapatan yang ditangguhkan
35
Cadangan Piutang
36
Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Pdk
37
400.424.074
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
31
33
GR (%)
KEWAJIBAN
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
0
260,18
150
38
EKUITAS DANA INVESTASI
39
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
40
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
0
13.200.613.200
11.064.000.000
15.217.686.350
15.217.686.350
15.431.879.650
3,98
768.036.137.000
908.870.257.497
1.116.587.556.616
1.307.165.969.724
1.431.588.971.629
16,84
45.600.573.320
0
0
0
0
0
0
0
781.236.750.200
919.934.257.497
1.131.805.242.966
1.322.383.656.074
1.492.621.424.599
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Panjang
41
42
43
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
17,57
EKUITAS DANA CADANGAN
0
0
0
0
JUMLAH EKUITAS DANA
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan
835.102.390.876
1.027.960.681.694
1.210.415.606.939
1.345.891.276.844
1.539.992.033.718
0
16,53
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
835.102.390.876
1.027.960.681.694
1.210.257.010.399
1.345.634.964.428
1.539.991.609.644
16,53
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
151
Hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi mengalami fluktuasi dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 424.074
pada tahun 2010. Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu dari Rp. Nihil tahun
2006 meningkat menjadi Rp 424.074 tahun 2010 atau meningkat rata-rata sebesar 13,84
persen. Perbedaan antara hutang jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek pada
tahun 2006 disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih mempunyai Hutang
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp 400.424.074, sehingga secara total
kewajiban jangka pendek Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 menjadi
Rp 356.412.700. Namun sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak
mempunyai utang perhitungan fihak ketiga (PFK), sehingga total utang jangka pendek
sama dengan kewajiban jangka pendek. Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi tidak ada, sehinga kewajiban jangka panjang sampai tahun
2010 tidak ada. Dengan demikian dari perhitungan kewajiban jangka pendek tersebut
sama jumlahnya dengan kewajiban
Pememerintah Kabupaten Muaro Jambi yaitu
tumbuh sebesar 9,03 persen pada tahun 2008 dan menurun sebesar 1,92 persen pada
tahun 2009, dan turun kembali sebesar 99,83% pada tahun 2010, sehingga secara ratarata total kewajiban Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi menurun rata-rata sebesar
13,84 persen pertahun selama 2006-2010.
1. Rasio Likuiditas Neraca Keuangan
Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan
adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah
asset lancer dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio
adalah asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka
pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca
keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.9
Rasio Likuiditas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
1
Rasio
Likuiditas
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
2010
152
a. Rasio
Lancar
b. Quick Ratio
152,133
419,979
496,663
92,715
118,302
147,490
414,365
477,985
80,092
107,115
Sumber: Hasil Pengolahan (2011)
a. Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat melunasi
hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh,
semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Jika yang
digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B),
angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini
lebih kecil dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi akan mengalami kesulitan dalam membayar tagihan
jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas 4,0,
maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan asset
lancarnya untuk membayar seluruh tagihan kewajiban jangka pendek
yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca
Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar
152,133, tahun 2007 nilai rasio lancar sebesar 419,979, tahun 2008
sebesar 496.663, tahun 2009 sebesar 92,715 dan tahun 2010 sebesar
118,302. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi dapat dengan mudah mencairkan asset
lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka
pendeknya. Jika dilihat dari trend nilai rasio lancar tersebut cenderung
terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dari sisi rasio lancar
(current ratio) sangat baik dan sangat sehat. Oleh karena itu kedepan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, harus tetap mempertahankan dan
meningkatkan pengelolaan asset lancarnya terutama terkait dengan
kewajiban jangka pendek.
153
b. Quick Ratio
Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun &
Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1
menunjukkan bahwa asset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat
menutup kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang
lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak
mampu untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera.
Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current
ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1 atau 100%.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 147,490,
tahun 2007 quick rationya sebesar 417,365, tahun 2008 sebesar
477,985, tahun 2009 sebesar 80,092 dan tahun 2010 sebesar 107,115.
Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset
lancar (quick ratio) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi setelah
dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk
melunasi kewajiban jangka pendeknya, dengan nilai dari quick ratio
menunjukkan trend yang terus meningkat, sehingga kedepan perlu
terus dipertahankan dan ditingkatkan pengolalaan asset lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Untuk
neraca keuangan daerah, rasio solvablitas
yang
digunakan adalah rasio kewajiban terhadap asset dan rasio kewajiban
terhadap ekuitas.
Rasio kewajiban terhadap asset adalah kewajiban
dibagi dengan asset, sedang rasio kewajiban terhadap equitas adalah
kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka
rasio solvablitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2006-2010 tertera pada tabel berikut ini.
154
Tabel 3.10
Rasio Solvablitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
1
Rasio Solvablitas
a. Rasio Kewajiban
Terhadap Asset
b. Rasio Kewajiban
Terhadap Ekuitas
2009
5
2010
2006
2
2007
3
2008
4
0,000427
0,000251
0,000131
0,000190 0,000268
0,000456
0,000280
0,000140
0,000194 0,000268
Sumber: Hasil Pengolahan (2011).
a. Rasio Kewajiban Terhadap Asset
Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang
ditambah dengan kewajiban jangka pendek dibagi dengan asset
dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar
0,000427, tahun 2007 sebesar 0,000251, tahun 2008 sebesar
0,000131, tahun 2009 sebesar 0,000190 dan tahun 2010 sebesar
0,000268. Dilihat dari nilai trend rasio kewajiban terhadap aset, nilainya
relatif berfluktuasi dan terus menurun kecuali tahun 2010 yang
meningkat sebesar 41,05 persen dari tahun 2009. Semakin kecil nilai
rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset, namun jika
nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor
harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit kepada
Pemerintah
daerah
tersebut.
Jika
dilihat
dari
hasil
tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor.
b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek
dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
rasio tahun 2006 sebesar 0,00456, tahun 2007 sebesar 0,000280,
155
tahun 2008 sebesar 0,000140, tahun 2009 sebesar 0,000194 dan
tahun 2010 sebesar 0,000268. Nilai rasio ini hampir sama dengan
Rasio Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 tidak mempunyai
kewajiban jangka panjang. Sehingga total asset dikurangi dengan
kewajiban nilainya sama dengan ekuitas (lihat tabel 3.10). Semakin
kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap
ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75
maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan
kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk
membayar jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan
pinjaman ke kreditor.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh
aktivitas pemerintah daerah dalam menggunakan dana-dananya secara
efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efesiensi kegiatan
operasional birokrasi pemerintah daerah, karena rasio ini didasarkan pada
perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada waktu
periode tertentu. Untuk neraca keuangan daerah, rasio aktivitas yang
digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur
persediaan. Rasio rata-rata umur piutang adalah 365 hari dibagi dengan
perputaran piutang, sedang rasio rata-rata umur persediaan adalah 365
hari dibagi dengan perputaran persediaan. Berdasarkan formula tersebut,
maka rasio aktivitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rasio Aktivitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
156
Keterangan
1
Rasio Aktivitas
1. Rasio Rata-Rata
Umur Piutang
2. Rasio Rata-Rata
Umur Persediaan
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
2010
97,5427
9,7837
8,5083
2,6959
5,3732
11,1394
4,8789
13,7264
49,6936
34,5173
Sumber: Hasil Pengolahan (2011).
a. Rasio Rata-Rata Umur Piutang
Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata piutang atau
berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai dengan
pembayaran tunai. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio
tahun 2006 sebesar 97,5427, tahun 2007 sebesar 9,7837, tahun 2008
sebesar 8,5083, tahun 2009 sebesar 2,6959 dan tahun 2010 sebesar
5,3732. Jika dilihat dari hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa RataRata Umur Piutang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-2010 relatif berfluktuasi, namun cenderung menurun. Hal
ini menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang relatif pendek dalam
proses
sampai
dengan
pembayaran
tunai,
sehingga
dapat
memperlancar arus kas di Neraca Keuangannya.
b. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan
Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata persediaan
atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai
dengan penggunaan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesa 11,1394, tahun 2007 sebesar
4,8789, tahun 2008 sebesar 13,7264, tahun 2009 sebesar 49,6935
dan tahun 2010 sebesar 34,5173. Nilai Rasio rata-rata umur
persediaan 11,1364 artinya Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada
tahun 2006 memiliki jumlah perputaran persediaan sebesar 11,1364
kali dalam satu tahun. Jika nilai rasio perputaran persediaan tinggi,
157
berarti Pemerintah daerah tersebut memiliki tingkat persediaan yang
relative rendah dan dapat menganggu pelaksanaan proyek-proyek
yang sedang berjalan. Sebaliknya jika persediaan anggaran yang
relative besar, maka Pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan
dalam memenuhi permintaan dan pembayaran dalam pekerjaan
proyek sesuai dengan jadwal, dengan demikian pemerintah daerah
dapat bekerja dengan baik dan efisien. Jika dilihat dari hasil
perhitungan rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur
Persediaan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-2010 cukup baik dan efisien dalam melaksanakan proses
pembayaran dan ketersediaan anggaran.
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD
yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses
pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja
daerah mengacu pada aturan yang melandasinya baik Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah.
Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1
(satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis
pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Pada
tabel berikut dapat dilihat proporsi belanja anggaran Kabupaten Muaro Jambi dari tahun
2006-2010.
Untuk belanja daerah alokasi dana yang tersedia untuk 2006 adalah sebesar
Rp 306,842 milyar meningkat menjadi Rp 397,938 milyar tahun 2007, dan meningkat
lagi menjadi Rp 532,306 milyar pada tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 610,93
milyar tahun 2009 dan pada tahun 2010 realisasi belanja anggaran naik lagi menjadi Rp
581,017 milyar atau secara rata-rata total belanja meningkat sebesar 13,30 persen
pertahun selama periode 2006-2010. Total belanja tidak langsung pada tahun 2006
sebesar 142,641 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp 151,893 milyar dan pada tahun
2008 naik lagi menjadi Rp 221,097 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 254,090 milyar dan
tahun 2010 naik lagi menjadi Rp 344,024 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar
158
24,62 persen pertahun. Adapun untuk belanja langsung untuk tahun 2006 sebesar Rp
164,201 milyar, kemudian pada tahun 2007 sebesar Rp 246,045 milyar, tahun 2008 naik
menjadi Rp 311,208 milyar, tahun 2009 turun menjadi 295,448 milyar dan tahun 2010
turun lagi menjadi Rp 236,993 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 9,61
persen pertahun. Jika dilihat dari proporsinya, maka realisasi anggaran belanja tidak
langsung meningkat dari 46,49 persen tahun 2006 menjadi 59,21 persen tahun 2010
atau sharenya rata-rata sebesar 46,33 persen selama periode 2006-2010. Peningkatan
belanja tidak langsung ini didorong oleh belanja pegawai dari 32,30 persen tahun 2007
menjadi 51,23 persen tahun 2010 atau rata-rata sebesar 39,32 persen selama tahun
2006-2010.
Belanja subsidi menurun dari 0,25 persen tahun 2007 menjadi
0,18 persen tahun 2010 atau secara rata-rata yang dialokasikan untuk
belanja subsidi selama tahun 2006-2010 hanya sebesar 0,20 persen.
Belanja hibah meningkat dari 1,17 persen tahun 2008 menjadi 2,56
persen tahun 2010, atau secara rata-rata selama periode 2006-2010
sebesar 1,10 persen. Belanja bantuan sosial relatif berfluktuasi yaitu
dari 1,94 persen tahun 2007 meningkat menjadi 2,34 persen tahun
2008, kemudian turun lagi menjadi 1,80 persen tahun 2009 kemudian
turun lagi menjadi 1,41 persen tahun 2010 atau secara rata-rata
hanya sebesar 1,87 persen. Demikian juga belanja bantuan keuangan
kepada pemerintah yang lebih rendah seperti pemerintah desa
mengalami fluktuasi, namun relatif meningkat dari 3,02 persen tahun
2007 menjadi 3,54 persen tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi
3,93 persen tahun 2009 dan turun sedikit menjadi 3,77 persen tahun
2010 atau secara rata-rata sebesar 3,57 persen selama periode 20062010. Rendahnya kontribusi bantuan keuangan ini menujukkan
komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendorong
pembangunan di pedesaan belum maksimal dari sisi pendanaan.
Adapaun perkembangan belanja tidak langsung dan belanja
langsung baik secara komulatif maupun secara proporsional dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
159
160
Tabel 3.12
Perkembangan dan Proporsi Belanja Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000)
No
Jenis Belanja
2006
2007
2008
2009
2010
1
Belanja Tidak Langsung
142.641.098
151.893.221
221.097.840
254.090.365
344.024.034
142.641.098
-
128.551.394
1.011.480
7.705.496
12.000.000
182.198.344
931.035
6.238.100
12.474.511
18.850.655
217.079.826
1.150.000
3.723.613
9.882.907
21.606.314
297.650.331
1.046.212
14.897.575
8.213.276
21.917.638
-
2.376.000
260.000
74.884
105.000
2
Belanja Pegawai
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota
dan Pemerintah Desa
Belanja bantuan Keuangan Kepada
Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
- Belanja tdk Terduga
Belanja Langsung
24,62
31,93
1,12
54,54
2,13
21,99
164.201.884
248.850
246.045.468
145.195
311.208.202
572.820
295.448.009
194.000
236.993.744
33.642.912
67.694.661
21.273.863
83.796.112
17.231.364
65.222.331
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
34.771.523
25.899.482
38.046.921
52.439.679
Belanja Modal
103.530.879
155.558.865
209.870.629
190.378.033
154.540.048
306.842.982
397.938.688
532.306.042
549.538.374
581.017.779
Jumlah Belanja
GR(%)
-64,28
-7,89
9,61
-23,00
7,46
-0,22
17,31
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%)
Tabel 3.13
161
Perkembangan dan Proporsi Belanja Anggaran
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (%)
No
1
2
Jenis Belanja
Belanja Tidak Langsung
2006
2007
2008
2009
2010
SR (%)
46,49
38,17
41,54
46,24
59,21
46,33
Belanja Pegawai
0,00
32,30
34,23
39,50
51,23
39,32
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota
dan Pemerintah Desa
Belanja bantuan Keuangan Kepada
Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
0,00
0,00
0,00
0,00
0,25
0,00
1,94
3,02
0,17
1,17
2,34
3,54
0,21
0,68
1,80
3,93
0,18
2,56
1,41
3,77
0,20
1,10
1,87
3,57
0,00
0,60
0,05
0,01
0,02
0,17
0,00
53,51
11,33
0,06
61,83
9,56
0,03
58,46
6,32
0,10
53,76
3,87
0,03
40,79
2,97
0,06
53,67
5,68
12,72
39,43
100,00
15,25
34,64
100,00
11,23
26,60
100,00
13,09
34,94
100,00
Belanja Barang dan Jasa
8,44
13,18
Belanja Modal
33,74
39,09
Jumlah Belanja
100,00
100,00
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
SR = Kontribusi rata-rata (%)
162
Disisi lain belanja langsung sharenya menurun dari 53,51 persen tahun 2006
menjadi 40,79 persen tahun 2010, penurunan ini disebabkan belanja modal juga
menurun dari 39,09 persen tahun 2007 menjadi 26,60 persen tahun 2010. Demikian juga
untuk belanja barang dan jasa menurun dari 13,18 persen tahun 2007 menjadi 11,23
persen tahun 2010. Dari proporsi belanja ini menunjukkan bahwa penggunaan anggaran
selama tahun 2006-2010 trend menunjukkan bahwa
belanja pegawai cenderung
meningkat dari pada belanja modal dan data menunjukkan rasio tahun 2010 sudah
mendekati antara belanja aparatur dengan belanja modal yaitu 45,0 persen untuk total
belanja pegawai dan 34,94 persen untuk belanja modal. Kondisi ini kedepan harus
dikoreksi, agar proporsi belanja menjadi lebih fokus pada belanja program untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan tingkat kemiskinan dan penciptaan
kesempatan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang cenderung
meningkat di Kabupaten Muaro Jambi. Kondisi alokasi anggaran berdasarkan belanja
langsung dan tidak langsung mengindikasikan bahwa, pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi selama periode 2006-2010 belum memprioritaskan alokasi anggaran pada belanja
publik yaitu untuk menstimulasi ekonomi masyarakat serta memperbaiki kualitas
infrastruktur yang rusak.
3.2.2.
Analisis Pembiayaan
Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Kabupaten Muaro Jambi terdiri
atas penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi
penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan kembali
penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan hutang. Sedangkan sisi
pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun berkenaan, pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal/investasi. Selisih antara Penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan netto dan selisih antara
penerimaan daerah
dengan
belanja
daerah merupakan surplus/defisit
belanja.
Penerimaan pembiayaan pada tahun 2011 – 2016 diperkirakan berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya. Surplus anggaran tahun 2011
sebesar
Rp 45.022.750.356 yang berasal dari kelebihan pendapatan dan
tingkat realisasi belanja yang hanya sebesar 90 persen. Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya sebesar Rp 36,61 milyar ditambah penerimaan
piutang Rp 300 juta dikurangi penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar
Rp 1,5 milyar, sehingga SILPA tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 80,504 milyar.
Sumber penerimaan pembangunan selama tahun 2011-2016 diproyeksikan sebagian
besar berasal dari Silpa tahun lalu, ditambah dengan penerimaan piutang rata-rata
sebesar Rp 300 juta pertahun selama periode 2011-2016. Pada tahun 2008 dan 2009
163
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih melakukan penyertaan modal rata-rata
sebesar Rp 1,5 milyar pertahun. Realisasi pendapatan daerah diproyeksikan tumbuh
rata-rata sebesar 7,91 persen per tahun dan Silpa tahun angguran sebelumnya
diproyeksikan menurun rata-rata sebesar 39,58 persen pertahun selama periode 20112016.
Realisasi pengeluaran pembiayaan selama tahun 2011-2016 juga sebagian
besar berasal dari Silpa tahun berkenaan, sebagian lagi berasal dari pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal/investasi dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.
Selisih dari penerimaan pembangunan dengan pengeluaran pembiayaan adalah
pembiayaan netto. Proyeksi pembiayaan netto pada tahun 2011 sebesar Rp 35,481
milyar, tahun 2012 sebesar Rp 78,804 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 41,812 milyar,
tahun 2014 sebesar Rp 23,563 milyar, dan tahun 2016 pembiayaan netto sebesar Rp
6,253 milyar. Proyeksi ini menunjukkan bahwa pembiayaan APBD Kabupaten Muaro
Jambi selama tahun 2011-2016 sangat tergantung pada Silpa baik Silpa tahun lalu
maupun tahun berkenaan. Berdasarkan proyeksi ini, maka pemerintah daerah kedepan
perlu mengembangkan sumber pembiayaan pembangunan melalui penyertaan modal
pada BUMD, pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor
ekonomi yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi
lebih beragam. Adapun kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayan pada 5 tahun
kedepan (tahun 2011-2016) adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh
lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya
kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, namun
dari sisi pembiayaan sumber pendapatannya sangat terbatas.
Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan.
2. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa
lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA);
pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang
164
dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali
pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah.
165
Tabel 3.14
Proyeksi Perkembangan Pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2011-2016 (Rp)
NILAI (Rp.)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBD
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
SURPLUS/DEFISIT
57.928.220.548
-39.076.364.503
-25.936.606.586
-12.594.108.566
-11.238.958.133
-8.816.638.008
-168,63
PEMBIAYAAN DAERAH
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
Penerimaan Pembiayaan Daerah
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
URAIAN
KODE
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.3
3.4
Hasil Penjualan kekayaan Daerah yg dipisahkan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya
Penerimaan Piutang Daerah
JLH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
PEMBIAYAAN NETO
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Berkenaan (SILPA)
5,92
0
Pembayaran Pokok Hutang
JLH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
0
0
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Pemerintah pada Bank Jambi
GR (%)
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
5.505.869.195
-41,69
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
166
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana
cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran
pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Adapun Kebijakan
pengeluaran pembiayaan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2011-2016
adalah :
1. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang
pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal pada BUMD, atau
penambahan modal pada Bank Jambi untuk mewujudkan Modal Bank
Jambi sebesar Rp 1 trilyun pada tahun 2014.
2. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus
anggaran.
3. Medorong pendirian BUMD seperti BPR Syariah yang fokus pada
pengelolaan
hasil
kekayaan
daerah
dengan
bersinergi
dan
bekerjasama dengan pihak swasta dengan sistem pembagian saham
sehingga pengelolaan BUMD dilakukan secara profesional dan
independent.
4. Dalam penyertaan modal pada BUMD harus dilakukan kajian yang
mendalam terhadap kelayakan dan kinerja BUMD yang sudah ada di
Provinsi sebagai pembanding maupun yang akan didirikan oleh
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
Selain itu, terhadap arah kebijakan Kabupaten Muaro Jambi untuk
dana masyarakat dan mitra yang merupakan potensi daerah yang perlu
terus
dikembangkan
dan
didorong
untuk
mendukung
proses
pembangunan Kabupaten Muaro Jambi diarahkan melalui upaya menjalin
kerjasama
yang
lebih
luas
dan
meningkatkan
partisipasi
swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar ke
Kabupaten Muaro Jambi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
investasi daerah adalah:
167
1. Deregulasi
peraturan
daerah
untuk
dapat
meningkatkan
minat
berinvestasi di Kabupaten Muaro Jambi;
2. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dengan pihak
swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan
perjanjian yang disepakati;
3. Kerjasama antara BUMD dan pihak swasta;
4. Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang
dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor tanaman
pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan kemudian
pengembangan industri hilir dan pengolahan yang berbasis pertanian
dan kelautan, perkebunan, listrik, dan industri manufaktur;
5. Mendorong peningkatan investasi langsung dari negara lain yaitu
melalui skema FDI (foreign direct investment).
6. Mendorong investasi swasta melalui skema investasi fasilitas untuk
PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam
Negeri).
7. Mendorong investasi masyarakat yaitu investasi non fasilitas yang
banyak dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat lokal, apalagi
letak Kabupaten Muaro Jambi yang sangat strategis berada didaerah
hinterland Kota Jambi, maka investasi non fasilitas diperkirakan akan
terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kota Jambi sebagai
Ibukota Kota Jambi dan Provinsi Jambi.
3.3.
KERANGKA PENDANAAN
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama.
Realisasi belanja tidak langsung pada tahun 2011 angka sementara
sebesar Rp 377,561 milyar, yang terdiri dari belanja pegawai sebesar
Rp 335,915 milyar, belanja subsidi Rp 1,274 milyar, belanja hibah sebesar
168
Rp 4,741 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp 8,606 milyar, belanja
Bagi Hasil kepada pemerintah desa sebesar Rp 24,50 milyar dan belanja
Bantuan keuangan kepada pemerintah desa sebesar Rp 2,025 milyar.
Proyeksi belanja tidak langsung pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp
515,193 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 6,41 persen yang didorong
oleh belanja pegawai meningkat menjadi Rp 473,242 milyar atau tumbuh
rata-rata sebesar 7,10 persen, belanja subsidi meningkat menjadi Rp
1,548 milyar, belanja hibah meningkat menjadi Rp 5,827 milyar, belanja
bantuan sosial menjadi Rp 8,352 milyar, belanja bantuan keuangan
kepada pemerintah desa tetap yaitu Rp 24,5 milyar, belanja bagi hasil
kepada pemerintah desa menjadi Rp 1,222 milyar. Dengan laju
pertumbuhan rata-rata yang paling tingi yaitu belanja pegawai yaitu ratarata 7,10 persen pertahun .Sedangkan belanja yang paling rendah adalah
belanja Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa yang jumlahnya
menurun yaitu dari Rp 2,025 milyar tahun 2011 menurun menjadi
Rp 1,222 milyar tahun 2016 atau menurun rata-rata sebesar 9,61 persen
pertahun, kemudian belanja bantuan sosial juga diprediksi menurun ratarata sebesar 0,59 persen pertahun selama periode 2011-2016.
Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja langsung periode
2006-2010 yang mencapai 9,61 persen pertahun dan proyeksi belanja
tidak langsung pada periode 2011-2016, yang trendnya terus meningkat
dengan laju pertumbuhan rata-rata diproyeksikan sebesar 6,41 persen
pertahun, maka dapat diproyeksikan juga tren dari belanja langsung
sesuai dengan belanja wajib dan program prioritas akan meningkat ratarata sebesar 9,13 persen pertahun pada periode 2011-2016.
Untuk mewujudkan Visi Misi Bupati Muaro Jambi Periode 20112016, maka peranan belanja langsung untuk mendorong program dan
kegiatan sangat signifikan. Untuk itu belanja langsung diproyeksikan
tumbuh rata-rata sebesar 9,13 persen pertahun, dimana belanja pegawai
tumbuh rata-rata sebesar 5,83 persen, belanja barang dan jasa 6,16
persen dan belanja modal rata-rata tumbuh sebesar 11,08 persen
169
pertahun. Sebagian besar belanja langsung akan diserap oleh belanja
modal dan belanja barang dan jasa rata-rata sebesar 92,14 persen dari
total belanja langsung, sedangkan belanja pegawai hanya sebesar 7,86
persen selama periode 2011-2016. Pada tahun 2012 belanja modal dan
belanja barang dan jasa menyerap 91,84 persen dari total belanja
langsung, dimana belanja pegawai sebesar 8,16 persen. Proyeksi secara
rata-rata selama tahun 2011-2016 untuk belanja modal sebesar 60,75
persen, belanja barang dan jasa 31,39 persen dan belanja pegawai
sebesar 7,86 persen dari total belanja langsung. Untuk menjaga
momentum pembangunan agar dapat terus tumbuh dengan baik di
Kabupaten Muaro Jambi, maka persentase belanja langsung minimal 60
persen dari total belanja atau belanja tidak langsung maksimal 40 persen.
Dari 60 persen belanja langsung tersebut, sebaiknya belanja modal
dalam total belanja harus diatas 40 persen selama periode 2011-2016,
agar Visi Misi Bupati dapat terwujud dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perlu moratorium dalam
pengalokasian belanja, dimana belanja tidak langsung harus ditetapkan
maksimal 40 persen dari total belanja dan belanja langsung minimal
sebesar 60 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat melaksanakan
program prioritas antara lain program pengentasan kemiskinan melalui
peningkatan produksi minapolitan dan program peternakan, penciptaan
lapangan kerja melalui pemberdayaan usaha kecil menengah dan
koperasi, program pengembangan tanaman pangan, padi dan jagung
serta pengembangan sentra UMKM yang berbasis pada potensi kerajinan
masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi. Pengentasan kemiskinan petani
tanaman pangan tidak bisa dilakukan secara parsial harus terintegrasi
(melalui sektor hulu yaitu pemberian subsidi, bibit, saprodi, obat-obatan)
dan melalui sektor hilir dan pemasarannya.
Adapun proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan
pada tabel berikut ini :
170
Tabel 3.15
Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
2016
2011
2012
2013
2014
2015
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
TOTAL BELANJA
696.067.665.308.42
756.552.317.568
826.071.447.953
871.606.310.793
940.351.481.008
1.114.709.982.629
11,19
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
392.981.630.939.28
332.942.237.358,00
384.694.936.044
337.952.787.544
409.621.197.353
368.368.538.423
441.633.547.662
400.153.338.342
475.880.079.721
434.167.138.793
515.193.225.232
473.242.181.285
7,24
1.2. Belanja Subsidi
1.273.493.784.00
1.274.000.000
1.337.700.000
1.404.585.000
1.474.814.250
1.548.554.963
3,98
1.3. Belanja Hibah
24.125.783.970.00
11.312.080.500
5.656.040.250
5.712.600.653
5.769.726.659
5.827.423.926
4,21
8.075.894.032.00
8.027.068.000
8.107.338.680
8.188.412.067
8.270.296.187
8.352.999.149
-5,97
URAIAN
1.1. Belanja Pegawai
1.4. Belanja Bantuan Sosial
1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/
Kab/Kota dan Pemerintah Desa
1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah
Desa
24.394.200.000.28
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
GR (%)
7,17
23,58
2.023.760.000.00
1.129.000.000
1.151.580.000
1.174.611.600
1.198.103.832
1.222.065.909
-9,61
1.7. Belanja Tidak Terduga
146.261.795.00
500.000.000
500.000.000
500.000.000
500.000.000
500.000.000
0,00
2. BELANJA LANGSUNG
274.032.456.914.00
24.174.699.678.00
371.857.381.524
416.450.250.600
429.972.763.131
464.471.401.287
599.516.757.397
15,42
30.306.376.594
31.236.020.048
32.797.821.050
33.576.769.300
51.639.647.995
16,72
87.349.382.947.00
122.898.864.594
124.944.080.192
127.091.556.571
130.002.363.189
142.078.541.692
7,88
2.3. Belanja Modal
218.652.140.336 260.270.150.360
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi dan Data diolah, 2011
Ket. : GR = Pertumbuhan Rata-rata (%)
270.083.385.510
300.892.268.798
405.798.567.710
18,78
2.1. Belanja Pegawai
2.2. Belanja Barang Dan Jasa
162.508.374.289.00
Tabel 3.16
171
Proyeksi Prosentase Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%)
URAIAN
TOTAL BELANJA
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
1.1. Belanja Pegawai
1.2. Belanja Subsidi
1.3. Belanja Hibah
1.4. Belanja Bantuan Sosial
1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota
dan Pemerintah Desa
1.7. Belanja Tidak Terduga
2. BELANJA LANGSUNG
2.1. Belanja Pegawai
2.2. Belanja Barang Dan Jasa
2.3. Belanja Modal
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBD
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
100,00
55,37
51,04
0,19
0,72
1,73
100,00
50,85
44,67
0,17
1,50
1,06
100,00
49,59
44,59
0,16
0,68
0,98
100,00
50,67
45,91
0,16
0,66
0,94
100,00
50,61
46,17
0,16
0,61
0,88
100,00
46,22
42,45
0,14
0,52
0,75
SR (%)
100,00
50,55
45,81
0,16
0,78
1,06
0,31
0,15
0,14
0,13
0,13
0,11
0,16
1,30
0,08
44,63
3,63
14,82
26,17
3,24
0,07
49,15
4,01
16,24
28,90
2,97
0,06
50,41
3,78
15,13
31,51
2,81
0,06
49,33
3,76
14,58
30,99
2,61
0,05
49,39
3,57
13,82
32,00
2,20
0,04
53,78
4,63
12,75
36,40
2,52
0,06
49,45
3,90
14,56
30,99
Sumber: Data diolah, 2011
Ket. : SR = Kontribusi Rata-rata (%)
172
3.3.2.
Analisis Perhitungan Pendapatan dan Kerangka Pendanaan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada
peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan
anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada
bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan
arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Muaro
Jambi anggaran lima tahun yang akan datang yaitu Tahun 2011-2016.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi untuk lima
tahun mendatang, tentunya dibutuhkan adanya dukungan dana sebagai salah satu input
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Untuk itu maka gambaran mengenai
proyeksi kondisi keuangan daerah hingga lima tahun ke depan sangat diperlukan
sebagai gambaran kemampuan daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam membiayai
pembangunan.
Proyeksi dasar keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi dilakukan dengan
menggunakan metode trend ekstrapolasi yang besaran persentase pertumbuhannya
adalah menyesuaikan dengan asumsi kondisi makro ekonomi daerah, yang mana untuk
variabel pendapatan daerah dan variabel lain-lain menggunakan pertimbangan besaran
pertumbuhan rata-rata di periode 5 tahun sebelumnya. Khusus untuk prosentase
pertumbuhan dana perimbangan, oleh karena variabel ini merupakan variabel yang
statis, di mana dana perimbangan yang terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK
(Dana Alokasi Khusus) merupakan komponen yang disalurkan dari pusat, maka nilai
besarannya sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam hal ini dana
perimbangan diasumsikan akan bertumbuh berada di kisaran 5 – 8 persen pertahun
menjadi pertimbangannya, dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan kemampuan fiskal daerah.
Realisasi sementara pendapatan daerah Tahun 2011 mencapai
Rp
715,252 milyar atau terealisasi sebesar 107,81 persen dari target pendapatan sebesar
173
Rp 663,452 milyar. Target pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 1.105,89 milyar dengan
sumber utama berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 902,798 milyar, lain-lain
pendapatan yang sah sebesar Rp 140,691 milyar dan target Pendapatan Asli Daerah
sebesar
Rp 62,403 milyar.
Adapun proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016
mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
174
Tabel 3.17
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
NILAI (RP.)
2011
KODE
URAIAN
1
PENDAPATAN
1
1
1
1
1
Pajak Daerah
1
1
2
1
1
3
1
1
4
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
3
1
3
1
Pendapatan Hibah
1
3
3
1
3
4
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1
3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
2012
2013
2015
2014
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423
2016
PROYEKSI
PROYEKSI
929.112.522.981
1.105.893.344.727
GR(%)
9,11
28.465.874.268
27.795.502.814
34.383.356.927
40.699.151.560
49.961.236.331
62.403.395.091
11.420.230.799
9.333.000.000
14.200.897.239
18.684.780.819
24.169.179.705
32.158.741.018
Hasil Retribusi Daerah
4.832.735.311
5.417.416.000
6.699.067.250
7.357.309.437
8.877.591.327
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
3.904.745.564
4.704.745.564
5.300.000.000
5.900.000.000
6.950.000.000
7.904.745.564
8.308.162.594
8.340341.250
8.183.392.438
8.757.061.303
9.964.465.299
11.482.185.748
567.123.764.967 631.103.878.195 684.577.772.895 724.035.338.964
767.087.462.248
902.798.948.326
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
151.612.925.967 115.096.254.195 140.941.283.995 151.044.487.373
162.881.710.830
176.368.930.467
2
Dana Alokasi Umum
370.991.039.000 458.269.264.000 481.182.727.200 505.241.863.560
530.503.956.738
646.029.154.575
11,73
3
Dana Alokasi Khusus
12,55
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
5
Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
17,00
23,01
10.857.722.760 17,57
44.519.800.000
57.738.360.000
62.453.761.700
67.748.988.031
73.701.794.680
80.400.863.284
119.663.259.969
58.576.572.162
81.173.711.651
94.277.711.900
112.063.824.402
140.691.001.311
0
0
0
0
0
0
25.568.049.609
20.042.599.062
24.913.857.724
32.836.446.564
43.669.194.995
58.617.446.022
94.095.210.360
34.088.232.360
51.814.113.187
56.995.524.506
68.394.629.407
82.073.555.289
0
4.445.740.740
4.445.740.740
4.445.740.740
0
0
715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423
929.112.522.981
1.105.893.344.727
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
15,15
6,69
9,74
3,07
3,29
0,00
18,05
-2,70
0,00
9,11
Pada proporsi kerangka pendanaan sumber pendapatan utama diperkirakan masih
berasal dari dana perimbangan yaitu dari 79,29 persen tahun 2011 menjadi 81,64 persen
tahun 2016, namun kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari 3,98
persen tahun 2011 menjadi 5,64 persen tahun 2016 dan kontribusi Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah menurun dari 16,73 persen tahun 2011 menurun menjadi 12,72 persen
tahun 2016. Peningkatan kontribusi PAD ini bertujuan agar kemandirian pembiayan terus
meningkat
sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Pada masa mendatang proporsi
pendapatan asli daerah diperkirakan akan terus meningkat untuk mendorong
kemandirian daerah dalam pembiayaan, terutama dari pajak daerah
yaitu dari 1,60
persen tahun 2011 meningkat menjadi 2,91 persen tahun 2016. Demikian juga hasil
retribusi daerah meningkat dari 0,68 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,98 persen
tahun 2016, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meningkat dari 0,55
persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,71 persen tahun 2016, namun lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah diperkirakan menurun dari 1,16 persen tahun 2011
menjadi 1,04 persen tahun 2016. Untuk lebih jelasnya proyeksi persentase pendapatan
dan alokasi sumber pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.18
Proyeksi Pendapatan dan Alokasi Sumber Pendapatan APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%)
KODE
URAIAN
1
PENDAPATAN (Rp
jutaan)
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
3
1
1
1
2
1
2
2011
2012
2013
715.253
717.476 800.135
2014
2015
2016
859.012
929.113
1.105.893
SR (%)
3,98
3,87
4,30
4,74
5,38
5,64
4,65
Pajak Daerah
1,60
1,30
1,77
2,18
2,60
2,91
2,06
Hasil Retribusi Daerah
0,68
0,76
0,84
0,86
0,96
0,98
0,84
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
0,55
0,66
0,66
0,69
0,75
0,71
0,67
1,16
1,16
1,02
1,02
1,07
1,04
1,08
79,29
87,96
85,56
84,29
82,56
81,64
83,55
Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
21,20
16,04
17,61
17,58
17,53
15,95
17,65
Dana Alokasi Umum
51,87
63,87
60,14
58,82
57,10
58,42
58,37
Dana Alokasi Khusus
6,22
8,05
7,81
7,89
7,93
7,27
7,53
4
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN
1
1
2
2
1
2
3
1
3
1
3
1
1
3
3
1
3
LAIN-LAIN
PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
16,73
8,16
10,15
10,98
12,06
12,72
11,80
Pendapatan Hibah
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
3,57
2,79
3,11
3,82
4,70
5,30
3,88
13,16
4,75
6,48
6,64
7,36
7,42
7,63
0,00
0,62
0,56
0,52
0,00
0,00
0,28
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
4
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
1
3
5
Bantuan Keuangan Dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
Total Pendapatan
Sumber: Data diolah (2011) Ket: SR = Kontribusi rata-rata (%)
Pada kerangka alokasi pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016,
realisasi sementara pendapatan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar,
pendapatan
ini sudah digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor
sebesar Rp 334,75 milyar, belanja subsidi pada tahun 2011 sebesar Rp 1,274 milyar,
kemudian belanja bantuan keuangan pemerintah desa dalam bentuk belanja bagi hasil
kepada Pemerintah Desa atau alokasi ADD tahun 2011 sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi
dana desa ini belum mencapai 10 persen dari dana perimbangan, namun kedepan akan
terus ditingkatkan untuk mencapai rasio ideal tersebut.
Selanjutnya pendapatan daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp
1.105,89 milyar, pendapatan
ini akan digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta
pegawai honor sebesar Rp 473,242 milyar, belanja subsidi tahun 2016 sebesar Rp 1,548
milyar, kemudian belanja bagi hasil ke pemerintah desa (ADD) sebesar Rp 24,5 milyar,
alokasi ADD diupayakan mencapai rasio ideal yaitu 10 persen dari dana perimbangan.
Semua belanja diatas merupakan Belanja
Tidak Langsung Periodik yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama sesuai dengan visi misi Bupati Muaro Jambi 2011-2016
untuk mewujudkan Muaro Jambi yang “CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN
DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA”. Pada sisi Belanja langsung Periodik yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama dialokasikan pada sektor pendidikan sesuai dengan
Undang-undang
Pendidikan
yang
mewajibkan
pemerintah
mengalokasikan
Anggarannya sebesar 20 persen dari APBD, namun sampai tahun 2011 sesuai dengan
kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi alokasi anggaran pendidikan telah diatas 20
persen. Berkenaan dengan itu progam di sektor pendidikan dan kesehatan melalui
program peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan seperti
program wajib belajar 9 tahun dan program peningkatan kualitas layanan kesehatan dan
pendidkan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat merupakan program prioritas dan
utama yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan. Demikian juga untuk bidang ekonomi
kerakyatan yang fokus pada pemberdayaan usaha kecil, mikro dan koperasi harus
diprioritaskan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akselerasi
kegiatan ekonomi. Pada bidang infrastruktur, pembangunan dan peningkatan jalan poros
dan jembatan antar kecamatan - antar desa dan jalan menuju kawasan sentra produksi
pertanian dan perkebunan merupakan prioritas utama disamping infrastruktur dasar
seperti jalan, jembatan, air minum, listrik dan sanitasi harus cukup signifikan untuk dapat
mempercepat akselerasi pembangunan ekonomi, namun karena keterbatasan anggaran,
ditetapkan sekitar 25 – 30 % dari total anggaran. Alokasi anggaran untuk infrastruktur ini
akan terus ditingkatkan sejalan dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran.
Program prioritas lain yang terkait dengan perwujudan dari visi misi Bupati adalah
program pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang
merupakan
program prioritas dari Bupati yang sudah dianggarkan pada tahun 2011
sebesar Rp 12,79 milyar, tahun 2012 akan dianggarkan sebesar Rp 13,046 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 13,306 milyar, tahun 2014 dan 2015 masing-masing Rp 13,573 dan Rp
13,844 milyar dan tahun 2016 anggaran diprediksi mencapai Rp 14,121 milyar, sehingga
total anggaran untuk program ini dalam jangka 5 tahun kedepan mencapai Rp 67,89
milyar lebih. Kabupaten Muaro Jambi kedepan juga direncanakan menjadi percontohan
pengembangan kawasan minapolitan sesuai dengan potensi dibeberapa daerah yang
ada di Kabupaten Muaro Jambi seperti daerah Sei.Gelam, Tangkit dan Desa Pudak.
Dampak dari pengembangan kawasan minapolitan ini
diharapkan meningkatnya
produksi pangan seperti padi, jagung, sayuran dan ikan, sehingga Kabupaten Muaro
Jambi bisa menjadi daerah surplus beras dan menjadi lumbung pangan Provinsi Jambi
dan Nasional. Peningkatan produksi tersebut akan berdampak pada peningkatan
pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada tabel berikut dapat dilihat realisasi dan proyeksi Silpa dan kerangka
pendanaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016.
Tabel 3.19
Perhitungan SILPA Tahun Sebelumnya dan SILPA Tahun Berkenaan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
2016
2011
2012
2013
2014
2015
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
Pendapatan
715.252.899.204
717.475.953.171
800.134.841.473
859.012.202.333
929.112.522.981
1.105.893.344.727
9,11
Belanja
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
655.824.678.656
756.552.317.568
826.071.447.953
871.606.310.793
940.351.481.008
1.114.709.982.629
11,19
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
Defisit/Surplus
SILPA Tahun
Sebelumnya
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan
Penerimaan Piutang
Daerah
57.928.220.548
-39.076.364.503
-25.936.606.586
-12.594.108.566
-11.238.958.133
-8.816.638.008
-168,63
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
0,00
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
SILPA Tahun Berkenaan
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
5.505.869.195
-41,69
URAIAN
PROYEKSI
GR (%)
Tabel 3.20
Kerangka Pendanaan APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
URAIAN
2011
715.252.899.204
2012
717.475.953.171
2013
800.134.841.473
2014
859.012.202.333
2015
929.112.522.981
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
2016
1.105.893.344.72
7
9.022.507.203
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
0,00
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
344.525.164.103
363.726.787.544
394.206.238.423
426.057.923.342
460.141.953.043
499.290.736.248
334.751.164.103
337.952.787.544
368.368.538.423
400.153.338.342
434.167.138.793
473.242.181.285
7,17
1.274.000.000
1.274.000.000
1.337.700.000
1.404.585.000
1.474.814.250
1.548.554.963
3,98
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
23,58
207.016.439.000
243.123.060.520
303.601.390.074
340.431.523.062
369.372.967.018
425.026.256.633
91.589.805.000
95.221.601.100
97.382.681.155
99.751.815.213
101.339.405.974
105.156.376.272
2,80
b. Pembangunan Jembatan Batang Hari III
0
0
25.000.000.000
50.000.000.000
50.000.000.000
75.000.000.000
43,70
c. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong
0
0
5.000.000.000
15.000.000.000
30.000.000.000
50.000.000.000
113,80
d. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C
e. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti
0
0
2.350.700.000
2.397.714.000
2.445.668.280
2.494.581.646
1,98
5.216.382.000
11.820.709.640
13.002.780.604
12.866.607.664
13.123.939.818
15.864.153.614
24,91
-
5.046.830.000
5.147.766.600
5.662.543.260
5.775.794.125
7.391.310.008
10,01
-
6.900.000.000
20.331.321.000
10.706.389.420
20.827.028.362
19.439.231.000
29,56
55.454.489.000
60.137.617.000
62.754.853.000
70.658.959.000
70.737.599.000
81.774.478.950
8,08
1. Pendapatan Daerah
2. Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
4. Penerimaan Piutang daerah
5. Belanja Tdk langsung periode yg wajib dan mengikat serta
Prioritas utama
a. Gaji Pegawai
b. Belanja Subsidi
c. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa
6. Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
a. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan
Kesehatan (Prioritas Bidang Pendidikan 20%)
f. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding
g. Peningkatan Jalan Simp. Berembang – Candi Muaro Jambi
h. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan
Jembatan Antar Kecamatan - Jalan antar Desa dan Jalan Menuju
Kawasan Sentra Produksi
GR(%)
9,11
-17,38
7,70
15,47
i. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan
Sektor Ekonomi Kerakyatan
j. Pembangunan Rumah Dinas Guru
k. Pemekaran Desa dan Kecamatan
l. Pengembangan Jaringan Air Bersih
m. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan
n. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikulturra
o.Pengembangan Kawasan Minapolitan
p. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan
q. Pembangunan Stadion Olahraga
r. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam
5.570.986.000
5.602.405.720
6.634.453.834
5.667.142.911
5.700.485.769
5.734.495.485
0,58
0
1.540.000.000
350.500.000
354.005.000
357.545.050
691.749.501
-18,13
2.025.200.000
7.136.960.000
2.149.158.442
2.192.141.610
2.235.984.443
2.584.725.420
-22,42
12.828.527.000
13.525.097.540
12.356.743.000
12.727.445.290
13.109.268.649
13.502.546.708
1,03
5.780.042.000
4.422.445.360
4.864.689.896
5.351.158.886
5.886.274.774
6.474.902.252
2,30
12.790.267.000
13.046.072.340
13.306.993.787
13.573.133.663
13.844.596.336
14.121.488.263
2,00
748.256.000
843.221.120
4.940.085.542
5.038.887.253
5.139.664.998
5.242.458.298
47,60
246.045.000
250.965.900
10.255.985.218
10.261.104.922
10.266.327.021
271.653.561
2,00
0
800.000.000
880.000.000
968.000.000
987.360.000
1.007.107.200
5,92
0
1.227.366.000
1.251.913.320
1.300.000.000
1.326.000.000
1.352.520.000
2,46
s. Pembangunan TPA Bukit Baling
98.750.000
t. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
u. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar
Tradisional
v. Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi
7. Pengeluaran Pembiayaan yg Wajib dan Mengikat
100.725.000 30.000.000
35.000.000
35.700.000
36.414.000
14.550.000.000
14.841.000.000
15.137.820.000
15.440.576.400
15.749.387.928
16.064.375.687
2,00
0
540.000.000
350.500.000
354.005.000
357.545.050
691.749.501
6,39
117.690.000
1.500.000.000
120.043.800
2.000.000.000
122.444.676
2.000.000.000
124.893.570
5.000.000.000
127.391.441
2.000.000.000
129.939.270
2.000.000.000
2,00
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
0,00
a. Pembentukan Dana cadangan
b. Penyertaan Modal/Investasi
-18,09
c. Pembayaran Pokok Hutang
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, Data Diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%).
5,92
0,00
Selanjutnya juga ada program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembibitan Ternak Sapi, yang akan dianggarkan untuk pembelian bibit sapi dan
infrastruktur pendukungnya pada tahun 2013 sebesar Rp 10,255 milyar, tahun 2014
sebesar Rp 10,261 milyar dan tahun 2015 sebesar Rp 10,266 milyar, sehingga secara
total diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 31,306 milyar sampai tahun 2016.
Kemudian juga ada program kredit modal kerja UMKM dan kredit untuk peternak sapi
didesa yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Muaro Jambi, untuk tahun 2011
telah digulirkan anggaran sebesar Rp 1,57 milyar, tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp
1,602 milyar dan akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan UMKM dan
perkembangan peternaknya jika alokasi anggaran tahun 2012 dapat diserap dan
dimanfaatkan secara baik, maka anggaran untuk program tersebut akan terus
ditingkatkan, sehingga tahun 2016 diprediksi anggaran akan mencapai Rp 1,838 milyar.
Untuk mendorong Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah sentra peternakan, maka
alokasi anggaran harus cukup signifikan, termasuk untuk peningkatan SDM di bidang
peternakan terutama untuk penyuluh peternakan. Potensi Kabupaten Muaro Jambi
sebagai sentra peternakan sangat strategis, karena letaknya sebagai hinterland dari
wilayah Kota Jambi, sehingga semua kebutuhan daging ternak penduduk Kota Jambi
dapat di-supply atau dipenuhi oleh peternak dari Kabupaten Muaro Jambi, karena biaya
pengangkutannya jauh lebih murah dibandingkan jika didatangkan dari daerah lain.
Disamping program bantuan produktif yang diberikan kepada peternak dan
petani miskin serta UMKM, juga diluncurkan program bantuan untuk petani perikanan
budidaya
melalui program pembangunan dan pengembangan kawasan minapolitan
program terintegrasi dibeberapa kecamatan. Untuk tahun 2013 dana APBD yang
dialokasikan untuk program Minapolitan ini mencapai Rp 4,94 milyar dan direncanakan
akan terus meningkat sehingga pada tahun 2016 alokasi anggaran ditargetkan sebesar
Rp 5,242 milyar. Program Minapolitan juga bersinergi dengan program pusat, sehingga
pada tahun 2011 Program Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi mendapat dana APBN
sebesar Rp 26 milyar, dan dana APBN ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan
dengan kebutuhan pendanaan program minapolitan tersebut.
Selanjutnya untuk program pengembangan air bersih pada tahun 2011 sudah
dianggarkan sebesar Rp 12,828 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 12,525 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 12,356 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 12,727 milyar, tahun 2015
sebesar Rp 13,109 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 13,502 milyar dengan
pertumbuhan
anggaran
sebesar
1,03
persen
pertahun
selama
2011-2016.
Pengembangan jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan pada tahun 2011
sudah dianggarkan sebesar Rp 5,78 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 4,422 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 4,864 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 5,351 milyar, tahun 2015 sebesar
Rp 5,886 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 6,474 milyar dengan pertumbuhan anggaran
sebesar 2,30 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan air bersih, jaringan
listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan ini akan mendorong muculnya sektor
ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sejalan dengan pengembangan sektor ekonomi kerakyatan tersebut Pemerintah Muaro
Jambi juga mendorong pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu candi Muaro
Jambi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 120,043 juta dan tahun 2016
sebesar Rp 129,939 juta. Total anggaran yang dikucurkan sampai tahun 2016 untuk
pengembangan Candi Muaro Jambi mencapai Rp 742,4 juta. Pengembangan kawasan
wisata ini diharapkan dapat mendorong munculnya industri kreatif sekala rumah tangga
yang dapat menopang pengembangan parawisata di Kabupaten Muaro Jambi khususnya
dan Provinsi Jambi umumnya. Program pengembangan kawasan parawisata dan
lingkungan industri kecil sentra UKM dan sektor ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat
memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja di sektor informal. Agar program ini
dapat berjalan dengan baik dibutuhkan kerja keras, koordinasi antar instansi terkait,
keiklasan dan kejujuran semua pihak agar bantuan untuk usaha-usaha kecil tersebut bisa
tepat sasaran sehingga tercapai optimalisasi anggaran dan tentunya pengawasan dan
sistem pelaporan yang baik, untuk semua UMKM dan Koperasi yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi.
Pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2011-2016 diperkirakan sebesar 9,11 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan
belanja tidak langsung sebesar 7,24 persen, belanja langsung sebesar 15,42 persen
pertahun, sehingga secara total pertumbuhan rata-rata belanja sebesar 11,19 persen
pertahun. Disisi lain pertumbuhan belanja tidak langsung periode wajib dan mengikat
serta prioritas utama tumbuh rata-rata sebesar 7,70 persen pertahun yaitu dari Rp 344,52
milyar tahun 2011 meningkat menjadi Rp 499,29 milyar tahun 2016. Sedangkan jumlah
anggaran belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2011
sebesar Rp 207,16 milyar meningkat menjadi Rp 425,026 milyar tahun 2016 atau
pertumbuhan rata-rata belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama
sebesar 15,47 persen pertahun , sedangkan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 5,92 persen pertahun selama periode
2011-2016, terutama untuk penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada
Bank Jambi.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah pendapatan daerah ditambah
sisa lebih riil perhitungan anggaran (Silpa) dan pencairan dana cadangan yang menjadi
total penerimaan kemudian dikurangi dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Total penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp
715,252 milyar dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 1.105,89 milyar tahun 2016 atau
total penerimaan meningkat rata-rata sebesar 9,11 persen pertahun. Penerimaan piutang
daerah rata-rata sebesar Rp 300 juta selama tahun 2011-2016 ditambah dengan Sisa
Lebih riil perhitungan anggaran tahun sebelumnya, dimana Silpa tahun 2011 sebesar Rp
81,668 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 42,892 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 22,255
milyar, tahun 2014 sebesar Rp 14,961 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 9,022 milyar dan
tahun 2016 sebesar Rp 5,505 milyar, berarti Silpa mengalami penurunan rata-rata
sebesar 41,69 persen. Dari perhitungan tersebut diperoleh kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar dan tahun 2016 meningkat
sedikit menjadi Rp. 188,319 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 0,21 persen pertahun.
Pertumbuhan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9,11 persen pertahun, sedangkan total
pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib
dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 7,70 persen pertahun, sedangkan
pertumbuhan belanja langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama sebesar 15,47 persen pertahun.
Dari gambaran kemampuan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Muaro
Jambi untuk mendanai pembangunan diluar yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama masih relative kecil. Berkenaan dengan itu perlu pengawasan yang lebih proaktif
dalam menjalankan semua program wajib dan prioritas sesuai dengan visi misi Bupati
Kabupaten Muaro Jambi periode 2011-2016 yang telah dijanjikan pada masyarakat
sewaktu kampanye.
Tabel 3.21
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
NO
Proyeksi (Rp Jutaan)
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
715.252.899.204
717.475.953.171
800.134.841.473
859.012.202.333
929.112.522.981
1.105.893.344.727
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
0
0
0
0
0
0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
Total penerimaan
738.693.223.647
799.144.498.162
848.027.021.961
886.267.776.235
949.073.988.317
1.119.915.851.930
8,68
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
553.041.603.103
609.793.794.184
704.777.714.040
776.563.333.657
836.690.285.059
931.595.865.180
10,99
Kapasitas riil kemampuan keuangan
185.651.620.544
189.350.703.978
143.249.307.921
109.704.442.578
112.383.703.258
188.319.986.750
0,29
Pendapatan
Penerimaan Piutang Daerah
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya
Sumber : Data diolah (2011)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
GR (%)
9,11
Jika dilihat dari rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016. Dengan kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar,
tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan
tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi
Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen. Kapasitas
riil tersebut akan diperuntukkan untuk menunjang program wajib dan program prioritas
selama tahun 2011-2016 mendatang. Pemilihan program dan kegiatan ini harus benarbenar mampu mendorong program prioritas dan program prioritas utama untuk
mewujudkan Muaro Jambi CERDAS, KUAD DAN MAJU BERSAMA melalui Lima Misi
dan Empat Arah Kebijakan Pembangunan.
Adapun 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 –
2016, sebagai berikut:
1. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan
2. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman
dan demokratis
3. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif,
efisien, proporsional, akuntabel dan transparan
4. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber
daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang
berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya
sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan.
Untuk itu semua program pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi harus
mengacu pada Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati periode
2011-2016.
Tabel 3.22
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Muaro Jambi (Rp)
Proyeksi
No
Uraian
I
Kapasitas riil kemampuan keuangan
II
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I (IIa-IIb-IIc)
II.a
Belanja Langsung
Penggunaan Dana Surplus/Cadangan
II.b
II.c
II
Dikurangi:
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama
Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta
prioritas utama
Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a-II.b-II.c)
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah
menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)
2011
2012
2013
2014
2015
GR
(%)
2016
185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258
188.319.986.750
0,29
292.669.052.335 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287
599.516.757.397
15,42
82.868.544.991
3.547.142.311
-73.002.997
207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018
425.026.256.633
15,47
1.500.000.000
41.648.234.474
9.587.578.189
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
167.021.158.326 168.382.555.478 127.834.348.991
94.128.818.258
96.645.576.580
172.417.497.766
0,64
15.575.624.320
15.738.126.678
15.902.488.984
-3,12
18.630.462.218
2.000.000.000
16.985.488.466
20.968.148.500
15.414.958.930
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
III.a
Belanja Tidak Langsung
363.155.626.321 384.694.936.044 409.621.197.353 441.633.547.662 475.880.079.721
515.193.225.232
7,24
III.b
Dikurangi:
Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama
344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043
499.290.736.248
7,70
III
Total rencana pengeluaran prioritas II (IIIa - IIIb)
SURPLUS ANGGARAN RIIL ATAU BERIMBANG (I-II-III)
Sumber: Data diolah (2011)
18.630.462.218
20.968.148.500
15.414.958.930
15.575.624.320
15.738.126.678
15.902.488.984
-3,12
0
0
0
0
0
0
0
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
Berdasarkan data diatas, maka kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi
untuk menambah program dan kegiatan diluar dari program wajib dan prioritas utama
relatif kecil, namun jika pemilihan program dan kegiatan yang tepat dan sesuai maka
akan dapat mendorong akselerasi ekonomi Kabupaten Muaro Jambi yang padagilirannya
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Permendagri 13 tahun
2006 dan Permendagri 54 Tahun 2010, di Kabupaten Muaro Jambi ada 46 SKPD ( 7
Badan, 1 Inspektorat; 13 Dinas, Sekretariat DPRD dan RSUD Ahmad Ripin; 4 Kantor,
RS.Sungai Bahar dan RS Petaling; Sekretariat Daerah terdiri dari 9 Bagian;
11
kecamatan dan 5 Kelurahan). SKPD yang menjalankan program dan kegiatan yang
termasuk urusan wajib sebanyak 41 SKPD dan sekitar 5 SKPD lainnya yang
melaksanakan program dan kegiatan urusan pilihan. Namun dengan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012
sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar
Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun
2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar
0,29 persen pertahun. Anggaran ini harus dibagi diluar Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama namun anggaran ini dapat
menjadi sumber pembiayaan bagi usulan anggota dewan sewaktu reses yang sifatnya
prioritas. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapat surplus anggaran riil dari
tahun 2011-2016 sebesar 0 atau ada keseimbangan antara pemasukan, dan alokasi
rencana belanja. Oleh karena itu karena terbatasnya kapasitas riil kemampuan keuangan
ini, maka harus dipilih dan dipilah program dan kegiatan yang benar-benar mendukung
pencapaian Visi Misi Bupati untuk mewujudkan Masyarakat Muaro Jambi yang CERDAS,
KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA.
Berkaitan dengan itu, dalam penentuan skala prioritas dari program dan kegiatan
yang diusulkan oleh masing-masing SKPD harus diseleksi dengan baik berdasarkan
instrumen evaluasi perencanaan yang baik kemudian diranking berdasarkan prioritas.
Setiap program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD harus dapat memberikan
multiplier effect yang besar kepada masyarakat, meningkatkan daya saing daerah serta
peningkatan nilai tambah dan rantai nilai komoditi, sehingga dapat meningkat
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi kedepan.
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
Bab III – 188
Dengan berlakunya
Pemerintahan
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan
kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah tersebut,
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi memiliki hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai
dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3.4.
Kinerja Keuangan Daerah 2006-2010
3.4.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi tidak
terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan
pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari
efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan
dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2006-2010 telah menunjukkan
kinerja keuangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan
keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan mampu meningkatkan
perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan
semakin meningkatnya Penerimaan Daerah baik itu dana perimbangan maupun
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya peningkatan dari sisi belanja yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang
peranan penting dalam keuangan daerah di Kabupaten Muaro Jambi; Pertama, sumber
pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Muaro Jambi, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah
setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi yang lokasi kegiatannya berada di
Kabupaten Muaro Jambi, dan pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah
Provinsi Jambi setiap tahunnya. Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran
dan Belanja Negara (APBN) yang didalamnhya terakomodasi dana dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan. Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah,
selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode
pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai tindak lanjut
reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Upaya
ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun Angaran 2006 –
2010.
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, hal utama yang harus
diperhatikan adalah tingkat penerimaan pendapatan daerah. Oleh karena itu pendapatan
daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa
diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah
tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkahlangkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini,
baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun lainlain pendapatan daerah yang sah seperti bagi hasil dari pemerintah lain, tetap harus
dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah
secara optimal.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan
daerah, khususnya PAD, ditempuh melalui berbagai bentuk terobosan dan strategi agar
penerimaan PAD dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Salah satu
terobosan paling penting dalam meningkatkan PAD adalah melakukan program
intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi daerah. Program
Intensifikasi dan Ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah kabupaten sangat
dipengaruhi oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan
PAD, Dana Perimbangan serta Lain-lain pendapatan daerah. Sedangkan Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan yang sah yang merupakan komponen dari
PAD, telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya sehingga sulit untuk melakukan
ekstensifiksi sumber penerimaan yang baru,
apalagi di dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan ditegaskan bahwa untuk penerimaan pendapatan yang baru agar
tidak memberatkan masyarakat serta menghambat perkembangan ekonomi masyarakat.
Beberapa
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
mendukung
terwujudnya
intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan
pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan
koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah
dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap
kelayakan tarif pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran
terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak.
Disamping upaya diatas, dalam rangka pengelolaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) juga dilakukan program ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Kegiatan yang
dilakukan antara lain berupa penggalian terhadap sumber pungutan baru yang masih
belum terjangkau dan mampu memberikan peluang kontribusi terhadap penerimaan
daerah. Upaya ini
dilakukan, mengingat kondisi Kabupaten Muaro Jambi yang
mempunyai rentang kendali cukup lebar, secara nyata belum semua dapat terjangkau
untuk mendayagunakan potensi sumber pendapatan daerah. Untuk itu, kedepan secara
bertahap dan berkesinambungan
akan terus ditingkatkan cakupan penanganannya.
Selanjutnya dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan dari Pemerintah Pusat,
dilakukan melalui pendekatan-pendekatan secara komprehensif melalui dinas terkait
terhadap peluang sumber-sumber luncuran program dan kegiatan serta pendanaan yang
bersifat strategis, dilakukan melalui pengusulan proposal terutama yang mempunyai
skala cukup besar dan tidak mampu ditangani oleh daerah. Sementara untuk kegiatan
yang sifatnya sangat mendesak dan berdampak luas, akan dianggarkan sesuai dengan
kemampuan dana daerah.
Berkaitan dengan pengelolaan
penerimaan daerah seperti pajak daerah,
retribusi daerah maupun sumber-sumber penerimaan lainnya, upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi antara lain :
Usaha Intensifikasi, meliputi :

Melaksanakan penagihan Pajak daerah dan Retribusi daerah secara
berkala dengan dinas/instansi terkait.

Melakukan kerjasama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi
dalam upaya mengintensifkan penagihan Pajak Bumi Bangunan (PBB)
sektor SKB, Perkebunan dan Kehutanan yang tergolong Wajib Pajak
Potensial.

Melaksanakan rapat evaluasi dan koordinasi PAD dan PBB secara berkala
dengan Dinas/Instansi terkait guna peningkatan penerimaan, Identifikasi
permasalahan dan tanggapan serta menemukan alternatif pemecahan
secara bersama.

Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait maupun
dengan
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam menunjang peningkatan
bagi hasil pajak dan bukan pajak.

Melakukan penyuluhan terhadap para wajib pajak dan wajib retribusi
Daerah.

Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengkajian ulang terhadap tarif
pajak dan retribusi yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
sekarang.

Melakukan pendekatan dengan WP/WR serta berupaya meningkatkan
pelayanan terhadap WP/WR tersebut.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Pegawai dalam mendukung
peningkatan kualitas pengelolaan pendapatan daerah

Dalam hal pengamanan Perda serta penegakan sanksi hukum dilakukan
koordinasi dengan instansi terkait.

Memberikan reward kepada para Camat, Kepala Desa/Lurah yang dapat
merealisasikan penerimaan PBB yang mencapai target serta memberikan
teguran/peringatan kepada para Camat yang realisasi penerimaan PBB
tidak mencapai target tahapan.

Memotivasi kinerja pemungut serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pemungutan

Mengurangi jumlah tunggakan Pajak/Retribusi melalui penerapan sanksi
yang tegas bagi WP/WR yang belum membayar.

Berupaya
menentukan
target
penerimaan
sesuai
dengan
potensi
penerimaan.
Usaha Ekstensifikasi, meliputi :
 Melakukan pembaharuan data Wajib Pajak / Wajib retribusi yang tidak
sesuai dengan yang ada berdasarkan hasil pemantauan dan pengecekan
dilapangan.
 Menggali sumber-sumber pungutan baru sesuai dengan kondisi dan
potensi penerimaan daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
membuat peraturan daerah yang baru yang tidak bertentangan dengan
ketentuan yang lebih tinggi.
 Menjaring wajib pajak/retribusi baru yang belum terdata.
 Melakukan pertukaran informasi dengan daerah-daerah lain mengenai
sumber-sumber pendapatan daerah berikut dengan aturan main dan
pengelolaannya.
Berdasarkan
usaha
intensfikasi
dan
ekstensifikasi
tersebut,
Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi untuk tahun anggaran 2008-2010 tidak menerbitkan peraturan
daerah untuk sumber penerimaan baru akan tetapi mengintensifkan terhadap sumbersumber penerimaan yang telah ada. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan
pendapatan yang bersumber dari pajak daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan
melalui kebijakan dengan kegiatan sebagai berikut :
6.
Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis Pajak dan Retribusi
Daerah yang berada di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, baik secara administrasi
maupun turun langsung kelapangan.
7.
Melakukan upaya pendekatan pelayanan (jemput bola) kepada masyarakat melalui
satuan administrasi manunggal satu atap (Samsat)
Keliling ke
beberapa
kecamatan yang potensi Wajib Pajak yang cukup besar seperti Kecamatan
Sei.Bahar, Sei.Gelam dan Sekernan khususnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) wilayah Kabupaten Muaro
Jambi yang cukup luas, karena mengelilingi wilayah Kota Jambi.
8.
Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui brosur, pamflet, baliho
serta spanduk-spanduk yang isinya, menginformasikan tentang arti pentingnya
membayar pajak terhadap pelaksanaan pembangunan.
9.
Melaksanakan
pendataan
ulang
objek
pajak
dan
retribusi
daerah,
untuk
meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran data dalam menggali sumber
penerimaan yang pelaksanaannya belum optimal.
10. Mengupayakan terbentuknya Pos Pelayanan Pembayaran PKB di beberapa
Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi dalam rangka mendekatkan pelayanan
wajib pajak.
Secara umum langkah-langkah kebijakan yang telah diambil tersebut memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan daerah ini, hal ini tercermin dari
meningkatnya penerimaan dari target pendapatan khususnya pada sisi pajak dan
retribusi daerah selama tahun 2006-2010.
A.
Pendapatan Daerah
Penerimaan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Dearah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi diperoleh dari berbagai sumber diantaranya
dari Pendapatan Asli Daerah, berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pajak
dan retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana perimbangan
berupa Dana Alokasi Umum, dana alokasi khusus dan penerimaan lain-lain yang sah.
Dari semua penerimaan tersebut yang memberikan kontribusi yang cukup besar berasal
dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber
penerimaan daerah yang berasal dari Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) masih terlalu
kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Hal ini menunjukkan, bahwa Kabupaten
Muaro
Jambi
selama
ini
dalam
pembiayaan
administrasi
pemerintahan
dan
pembangunan masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat, terutama untuk belanja
pegawai berupa gaji yang masih diharapkan dari Pemerintah Pusat. Namun demikian,
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan langkah–langkah kebijakan untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan yang telah
diambil dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah melalui
usaha instensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha melalui intensifikasi antara lain
meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan kinerja aparat Dinas
Pendapatan Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan langkah-langkah usaha ekstensifikasi
pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi adalah melalui pemungutan pajak.
Dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah, tidak akan terlepas dari
pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus
dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah,
maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna.
Setelah itu, baru diikuti dengan langkah-langkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku.
Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun Bagi Hasil Provinsi, tetap harus dilakukan
secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara
optimal.
Tabel 3.1
Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
Target
( Rp)
Realisasi
(Rp)
Persentase
Realisasi
(%)
Pert.
Realisasi
(%)
1
2006
2
3
331.456.565.100
348.154.029.606
2007
418.351.537.507
106,12
27,52
2008
494.261.343.878
443.972.756.120
504.179.854.635
102,01
13,56
2009
510.542.777.142
494.745.007.547
96,91
-1,87
2010
592.056.036.665
15,61
604.476.267.160
14,79
102,10
22,18
GR (%)
4
105,04
5
102,43
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah)
Dari sisi Pendapatan Daerah selama tahun 2006-2010 tingkat realisasi rata-rata
mencapai 102,43 persen, namun dari sisi pertumbuhan realisasi pada tahun 2009
mengalami penurunan menjadi -1,87 persen dan secara rata-rata pertumbuhan realisasi
selama periode 2006-2010 sebesar 14,79 persen. Penurunan pendapatan daerah pada
tahun 2009 disebabkan karena krisis ekonomi global yang berdampak pada penerimaan
dari pajak kenderaan bermotor menurun sehingga berpengaruh pada penurunan PAD
tahun 2009 sebesar 10,01 persen.
1). Pendapatan Asli Daerah
Persentase realisasi Penerimaan PAD selama tahun 2006-2010 rata-rata
sebesar 111,87 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 25,68 persen.
PAD pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,71 persen dan -10,01 persen, namun tingkat pertumbuhan rata-rata masih
mencapai 25,68 persen selama periode 2006-2010. Penurunan PAD tahun 2008
dan 2009 disebabkan oleh penurunan pajak kenderaan bermotor masing-masing
sebesar -2,71 persen dan -10,01 persen atau terjadi penurunan sebesar Rp 2,5
milyar.
Tabel 3.2
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
1
Target
2
Realisasi
3
2006
2007
2008
2009
2010
GR (%)
8.188.817.500
10.268.360.000
12.719.262.500
17.624.313.000
17.626.165.064
21,13
6.876.919.158
16.909.983.302
16.452.079.219
14.804.713.397
17.156.342.802
25,68
Persentase
Realisasi (%)
4
Pert.
Realisasi (%)
5
83,98
164,68
129,35
84,00
97,33
111,87
145,89
-2,71
-10,01
15,88
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
Krisis ekonomi global ternyata berkorelasi negatif dengan penerimaan dari
pajak di Kabupaten Muaro Jambi.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya
melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penetapan
dan penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas
pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya,
pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tariff pajak dan
retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak
dan retribusi yang menunggak.
2). Dana Perimbangan
Dari perkembangan dana perimbangan Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-210 rata-rata persentase realisasi mencapai 101,31 persen dengan
tingkat pertumbuhan realisasi sebesar 11,02 persen pertahun. Persentase realisasi
dana perimbangan pada tahun 2008 dan 2009 hanya sebesar 98,27 persen dan
96,14 persen, dengan pertumbuhan realisasi sebesar 9,85 persen dan 3,22 persen.
Tabel 3.3
Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Realisasi (%)
Pert.
Realisasi(%)
1
2
3
4
5
2006
308.484.121.613 326.823.385.919
105,94
2007
379.439.551.520 397.854.586.557
104,85
21,73
2008
444.740.126.498 437.045.651.443
98,27
9,85
2009
2010
GR (%)
469.237.636.846 451.130.785.701
489.892.372.937 496.472.522.165
12,26
11,02
96,14
101,34
101,31
3,22
10,05
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
Ketergantungan
APBD
Kabupaten
perimbangan pada tahun 2006-2010
Muaro
Jambi
terhadap
dana
masih relatif besar yaitu rata-rata sebesar
88,69 persen. Kontribusi dana perimbangan pada APBD terus menurun dari 93,87
persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen pada tahun 2010. Disisi lain
kontribusi terbesar dari dana perimbangan pada APBD Kabupaten Muaro Jambi
selama tahun 2006-2010 berasal dari dana alokasi umum rata-rata sebesar 56,0
persen, bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak rata-rata sebesar 24,29 persen dan
dana alokasi khusus rata-rata sebesar 8,40 persen selama tahun 2006-2010.
3). Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Kontribusi perkembangan lain-lain pendapatan yang sah terhadap APBD
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 mengalami fluktuasi yang relatif
besar. Demikian juga persentase realisasi cukup fluktuatif, namun rata-rata
mencapai sebesar 113,32 persen, namun dari pertumbuhan realisasi selam periode
2006-2010 yaitu sebesar 58,34 persen pertahun.
Tabel 3.4
Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp)
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Realisasi
(%)
Pert.
Realisasi
(%)
1
2006
2
3
4
5
14.783.625.987
14.453.724.529
97,77
2007
28.643.625.987
29.208.186.261
101,97
102,08
2008
36.801.954.880
50.682.123.973
137,72
73,52
2009
23.680.827.296
28.809.508.449
121,66
-43,16
2010
84.537.498.664
54,64
90.847.402.193
58,34
107,46
215,34
GR (%)
113,32
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah)
Sumber penerimaan pos Lain-lain pendapatan yang sah
Kabupaten Muaro Jambi berasal dari dana darurat seperti dana
penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam, dana
penyesuaian dan otonomi khusus. Lain-lain pendapatan yang
sah, yang merupakan penerimaan dari pemerintah pusat sebagai
dana penyeimbang dan penyesuaian pada tahun 2006, target
yang
ditetapkan
adalah
sebesar
Rp.
14.783.625.987,-
dan
realisasinya sebesar Rp 14.453.724.529 atau sekitar 97,77 persen.
Pada tahun 2007 target lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp
28.643.625.987 terealisasi sebesar Rp 29.208.186.261, pada tahun
anggaran 2009, realisasinya sebesar Rp. 28.809.508.449.- atau
terealisasi sebesar 121,66 persen.
B. Proporsi Sumber Pendapatan
Pada tabel berikut
Kabupaten
Muaro
Jambi
dapat dilihat potret kinerja APBD
selama
tahun
2006-2010
dari
sisi
pendapatan daerah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan daerah
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 hanya sebesar 1,98 persen,
kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2010 sebesar 2,84
persen. Peningkatan dari kontribusi PAD ini berasal dari kontribusi
dari pendapatan pajak daerah yaitu dari 0,68 persen tahun 2006
menjadi 0,69 persen tahun 2010. Dari persentase sumber pendapatan
daerah tersebut terlihat bahwa PAD Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2006-2010 sangat tergantung pada pendapatan pajak daerah.
Sedangkan kontribusi hasil retribusi daerah pada tahun 2006 sebesar
0,79 persen dan tahun 2010 sebesar 0,98 persen. Kontribusi lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah juga mengalami peningkatan dari
0,34 persen tahun 2006 meningkat menjadi 0,8 persen tahun 2010.
Tabel 3.5
Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010 (Rp.000)
Uraian
Tahun Anggaran
Rata-
1
2006
2007
2008
2009
2010
rata
(%)
2
3
4
5
6
7
PENDAPATAN DAERAH
(Rp Juta)
348.154,0 443.972,8 504.179,9 494.745,0 604.476,3
1,98
3,81
3,26
2,99
2,84
PENDAPATAN ASLI DAERAH (%)
2,98
Pendapatan Pajak Daerah (%)
0,68
0,51
0,6
0,59
0,69
0,61
Hasil Retribusi Daerah (%)
0,79
1,04
0,84
0,95
0,98
0,92
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan (%)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah (%)
0,16
0,17
0,27
0,44
0,37
0,28
0,34
2,09
1,56
1,01
0,8
1,16
93,87
89,61
86,68
91,18
82,13
88,69
29,62
23,25
22,72
22,34
23,53
24,29
Dana Alokasi Umum (%)
60,26
55,03
54,83
59,09
50,81
56,00
Dana Alokasi Khusus (%)
3,99
11,33
9,13
9,75
7,8
8,40
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH (%)
Dana Hibah
4,15
6,58
10,05
5,82
15,03
8,33
0,84
-
1,39
-
-
0,45
Penerimaan dari Provinsi
3,02
2,52
3,97
3,05
3,28
3,17
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus (%)
-
4,05
4,69
1,8
-
2,11
Bantuan Keuangan dari Provinsi
-
-
-
0,97
-
0,19
Dana Penguatan Desentralisasi
Fiskal dan Percepatan
Pembangunan Daerah (DPDF &
PPD)
Dana Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan (DPPIP)
-
-
-
-
2,86
0,57
-
-
-
-
0,64
0,13
Dana Penguatan Infrastruktur
dan Prasarana Daerah (DPIPD)
-
-
-
-
4,01
0,80
Tunjangan Profesi Guru (%)
-
-
-
-
2,37
0,47
Dana Tambahan Penghasilan
Guru PNS
-
-
-
-
1,88
0,38
100
100
100
100
100
100,0
DANA PERIMBANGAN (%)
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak (%)
TOTAL PENDAPATAAN (%)
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Jika dilihat dari dana perimbangan kontribusinya terus mengalami penurunan yaitu
dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen tahun 2010. Penurunan ini
berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yaitu dari 29,62 persen tahun 2006
menurun menjadi 23,53 persen tahun 2010. Demikian juga dana alokasi umum (DAU)
kontribusinya juga menurun dari 60,26 persen tahun 2006 menjadi 50,81 persen tahun
2010. Sedangkan dana alokasi khusus mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat
yaitu dari 3,99 persen tahun 2006 menjadi 7,80 persen tahun 2010. Kontribusi dari lainlain pendapatan daerah yang sah mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu
dari 4,15 persen tahun 2006 meningkat menjadi 15,03 persen tahun 2010. Gambaran
dari potret kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa
ketergantungan APBD Kabupaten Muaro Jambi terhadap pembiayaan dari pusat terus
meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan semangat otonomi daerah, dimana sumber
pembiayaan pembangunan diharapkan dapat digali daerah dari sumber pendapatan
daerah dan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
C.
Target dan Realisasi Belanja
Dalam
mendukung
pelaksanaan
penyelenggaraan
Pemerintahan
dan
Pembangunan selama kurun waktu Tahun 2006-2010 melalui APBD tahun bersangkutan
terus mengalami peningkatan, yang digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung. Mengenai perkembangan Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
No
1
Jenis Belanja
2011-2016
Tabel.3.6.Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006 – 2010
Tahun Anggaran (Rp.000)
2006
2007
2008
2009
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
2010
Realisasi
Belanja Tidak Langsung
107.124.202
142.641.098
171.272.683
151.893.221
243.612.412
221.097.841
256.694.845
254.090.365
345.826.901
344.024.034
- Belanja Pegawai
107.142.202
142.641.098
146.032.013
128.551.394
200.829.221
182.198.344
217.492.268
217.079.826
298.673.321
297.650.331
- Belanja Subsidi
-
-
1.197.640
1.011.480
1.100.000
931.035.210
1.150.000
1.150.000
1.060.000
1.046.212
- Belanja Hibah
-
-
-
-
6.330.000
6.238.100
3.824.000
3.723.613
15.343.114
14.897.575
- Belanja Bantuan Sosial
- Balanja Bagi Hasil Kepada
Prov/Kab./Kota dan Pem Desa
- Belanja bantuan Keuangan
Kepada
Prov/Kab/Kota
dan
pemerintahan Desa
- Belanja Tidak Terduga
-
-
8.689.030
12.000.000
7.705.496
12.000.000
14.305.191
19.000.000
12.474.511
18.850.655
11.418.577
22.000.000
9.882.907
21.606.314
8.775.465
22.000.000
8.213.276
21.917.638
-
-
2.504.000
2.376.000
504.000
260.000
210.000
74.884
100.000
105.000
-
-
850.000
248.850
1.544.000
145.195
600.000
572.820
200.000
194.000
Belanja Langsung
232.897.088
164.201.884
275.130.722
246.045.468
345.235.920
311.208.203
319.196.739
295.448.009
258.247.918
236.993.744
- Belanja Pegawai
74.045.039
42.595.001
38.046.921
41.013.685
33.642.912
24.087.707
21.273.863
18.618.975
17.231.364
- Belanja Barang dan Jasa
29.681.688
25.899.482
64.255.807
52.439.679
77.824.662
67.694.661
97.238.799
83.796.112
75.795.612
65.222.331
- Belanja Modal
91.307.384
89.656.795
168.279.913
155.558.865
226.397.572
209.870/629
197.849.233
190.378.033
163.835.330
154.540.048
3.
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan
Keuangan
29.192.670
27.796.742
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Belanja Tidak Tersangka
8.480.924
6.974.781
-
-
-
-
-
-
-
-
339.831.909
306.842.982
446.403.405
397.938.688
588.848.333
533.306.045
575.891.585
549.538.374
604.074.819
581.017.779
2
Jumlah Belanja
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
Bab III – 200
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
Dari tabel 3.6. diatas, dapat dijelaskan bahwa anggaran Belanja Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
dimana pada tahun 2006 Belanja daerah ditargetkan Rp. 339.831.909.000, meningkat
menjadi
Rp. 604.074.819.857,52 pada tahun 2010 dengan
realisasi Belanja setiap tahunnya rata-rata mencapai diatas 90%.
Tabel 3.7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD
Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2006-2010
No
Jenis Belanja
2006
2007
1
2
1 Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Balanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
- Belanja bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/Kab/Kota dan
Pemerintahan Desa
- Belanja Tidak Terduga
3
4
46,49
38,17
0,00
32,30
0,00
0,25
0,00 0,00
1,94
2 Belanja Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Modal
2008
2009
2010
5
41,65
34,16
0,17
1,17
2,34
6
46,24
39,50
0,21
0,68
1,80
7
59,21
51,23
0,18
2,56
1,41
Ratarata (%)
8
46,35
31,44
0,16
1,47
1,50
0,00
3,02
3,53
3,93
3,77
2,85
0,00
0,00
0,60
0,06
0,05
0,03
0,01
0,10
0,02
0,03
0,14
0,05
53,51
0,00
8,44
29,22
61,83
9,56
13,18
39,09
58,35
6,31
12,69
39,35
53,76
3,87
15,25
34,64
40,79
2,97
11,23
26,60
53,65
4,54
10,47
27,94
Belanja bagi hasil dan Bantuan
3 Keuangan
9,06
4 Belanja Tidak Tersangka
2,27
Jumlah Belanja
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00 100,00
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2010 (Data diolah)
Dari sisi realisasi belanja langsung, kontribusinya mengalami fluktuasi yaitu dari
53,51 persen tahun 2006, meningkat menjadi 61,83 persen tahun 2007 dan kembali
turun menjadi 40,79 persen tahun 2009. Penurunan belanja langsung ini terutama
didorong oleh penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu dari 29,22 persen
R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
Bab III – 201
tahun 2006 meningkat terus menjadi 39,35 persen tahun 2008 kemudian menurun
menjadi 26,60 persen tahun 2010. Namun untuk belanja barang dan jasa relatif
meningkat dari 8,44 persen tahun 2006 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Untuk belanja
pegawai dari belanja langsung menurun dari 9,56 persen tahun 2007 menjadi 2,97
persen tahun 2010 atau secara rata-rata belanja pegawai dari belanja langsung
mencapai 3,48 persen. Bila dijumlahkan belanja pegawai dari belanja tidak langsung,
maka belanja pegawai rata-rata selama tahun 2006-2010 mencapai 23,85 persen. Hal ini
menunjukkan dari sisi realisasi belanja, komponen dari belanja tidak langsung relatif
besar terutama yang berasal dari belanja pegawai. Oleh karena itu kinerja APBD
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 dari sisi realisasi belanja belum
menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan
Undang-undang No.32 Tahun 2004.
3.4.2. Neraca Keuangan
Pertumbuhan aset lancar
dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2006 meningkat sebesar 17,19 persen, pada tahun 2008 tumbuh sebesar
3,50 persen, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu
sebesar 43,56 persen. Dengan demikian aset lancar selama tahun 2006-2010
mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,75 persen, dimana pada tahun 2006 jumlah
aset lancar mencapai Rp. 54.222.053.376 namun pada 2010 mengalami penurunan
menjadi Rp. 47.371.033.193
Penurunan asset lancar ini salah satu disebabkan oleh berkurangnya kas dari Rp
50.577.862.984 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp 32.578.985.373 atau turun ratarata sebesar 13,64 persen pertahun. Demikian juga dengan investasi jangka pendek dari
Rp 35.000.000.000 pada tahun 2008 menurun menjadi
Rp
538.656.950 pada tahun 2010. Pada Tahun 2009 Investasi jangka pendek ini sudah tidak
dilakukan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Investasi ini biasa diarahkan
pada deposito jangka pendek maksimal 3 bulan, dengan memanfaatkan dana yang
masih menganggur. Sedangkan untuk piutang, piutang lain-lain dan persediaan
mengalami peningkatan selama tahun 2006-2009 masing-masing yaitu 58,56 persen,
18,70 persen dan 20,27 persen.
Investasi jangka panjang tumbuh rata-rata sebesar 50,34 persen, investasi ini
didorong oleh investasi permanen sebesar 32,44 persen dan investasi non permanen
sebesar 43,31 persen. Investasi ini ditempatkan dibeberapa badan usaha milik daerah
(BUMD) seperti Bank Jambi dan usaha lainnya yang dinalai mempunyai prospek yang
baik. Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun
2006-2010 juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 22,34 persen,
tahun 2008 sebesar 22,40 persen dan tahun 22,19 persen, sehingga secara rata-rata
aset tetap tumbuh sebesar 22,07 persen selama tahun 2006-2010. Total aset tetap
Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 Rp 835.458.803.576 meningkat menjadi Rp
1.494.391.884.472 pada tahun 2010.
Kontribusi terbesar dari asset tetap berasal dari jalan, irigasi dan jaringan yaitu
sebesar Rp 285.340.959.000 atau 66,27 persen kotribusinya pada tahun 2006 meningkat
menjadi Rp 634.444.123.490 atau 58,40 persen pada tahun 2010. Kontribusi terbesar
kedua adalah gedung dan bangunan yaitu dari 10,71 persen tahun 2006 meningkat
menjadi 25,48 persen pada tahun 2010. Kemudian Tanah dari 10,86 persen tahun 2006
menurun menjadi 8,28 persen pada tahun 2010.
Demikian juga untuk peralatan dan mesin dimana pada tahun 2006 kontribusinya
sebesar 6,63 persen meningkat menjadi 9,56 persen pada tahun 2010. kontribusi dari
peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan meningkat dan nilainya nominalnya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu masing-masing tumbuh rata-rata
sebesar 8,17 persen dan 11,64 persen selama tahun 2006-2010.
Tabel 3.8
Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
Per 1 Januari 2006 – 31 Desember 2010
No
1
2
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
50.577.862.984
93.050.903.558
30.040.171.107
10.927.881.010
32.578.985.373
-10,41
1.933.797.459
2.718.086.238
1.503.680.810
785.878.494
878.164.474
-17,91
ASET LANCAR
3
Kas di Kas Daerah
4
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
5
Piutang Pajak
6
Piutang Lain-lain
7
Persediaan
8
Jumlah Aset Lancar
9
INVESTASI JANGKA PANJANG
10
INVESTASI NON PERMANEN
11
Pinjaman ke Perusahaan Negara/Daerah/Lainnya
12
Investasi Non Permanen Lainnya
13
Jumlah Investasi Non Permanen
14
INVESTASI PERMANEN
15
16
17
Jumlah Investasi Permanen
18
Jumlah Investasi Jangka Panjang
19
GR (%)
ASET
4.956.600
0
79.200.000
299,73
35.000.000.000
0
538.656.950
-87,59
-8,91
55.588.000
6.031.239.465
4.357.600.590
45.600.984
4.546.244.911
0
5.036.613.200
4.900.313.542
8.769.185.373
4.270.000.000
-5,30
1.654.804.933
1.447.414.337
2.962.237.864
3.235.387.326
4.479.781.485
45,18
54.222.053.376
108.284.256.798
78.768.960.514
23.763.933.187
47.371.033.193
-3,32
5.036.613.200
0
-100,00
0
1.400.000.000
4.053.686.350
4.053.686.350
4.267.879.650
44,46
5.036.613.200
1.400.000.000
4.053.686.350
4.053.686.350
4.267.879.650
-4,06
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
4.000.000.000
9.664.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
29,25
Investasi Permanen Lainnya
4.164.000.000
0
0
-100,00
8.164.000.000
9.664.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
11.164.000.000
8,14
13.200.613.200
11.064.000.000
15.217.686.350
15.217.686.350
15.431.879.650
3,98
207.347.009.000
212.339.432.700
216.502.173.612
219.371.483.362
219.216.633.362
1,40
42.160.453.000
66.560.499.795
102.089.962.645
123.017.915.578
162.289.642.391
40,07
ASET TETAP
20
Tanah
21
Peralatan dan Mesin
22
Gedung dan Bangunan
230.514.916.000
260.176.061.973
304.206.569.324
353.494.492.548
392.707.815.086
14,25
23
Jalan, Irigasi dan Jaringan
285.340.959.000
350.440.618.668
478.187.912.735
595.036.857.536
634.444.123.490
22,11
24
Aset Tetap Lainnya
25
Konstruksi Dalam Pengerjaan
26
Jumlah Aset Tetap
2.672.800.000
9.726.877.500
15.600.938.300
16.245.220.700
22.930.757.300
0
9.626.766.861
0
0
0
768.036.137.000
908.870.257.497
1.116.587.556.616
1.307.165.969.724
1.431.588.971.629
71,14
0
16,84
ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
27
160.000.000
0
45.440.573.320
0
45.600.573.320
JUMLAH ASET
835.458.803.576
1.028.218.514.294
1.210.574.203.479
1.346.147.589.260
1.494.391.884.472
0
15,65
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
Lanjutan Neraca Aset
No
28
29
URAIAN
2006
2007
2008
2009
2010
GR (%)
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
0
0
158.596.540
0
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
356.412.700
257.832.600
158.596.540
256.312.416
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
30
JUMLAH KEWAJIBAN
32
EKUITAS DANA
34
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
35
Cadangan Piutang
36
Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Pdk
38
0
0
158.596.540
256.312.416
424.074
-94,83
52.511.660.443
95.768.989.796
66.527.851.916
11.713.759.504
33.456.725.773
-10,66
0
0
4.956.600
0
79.200.000
55.588.000
11.067.852.665
9.257.914.133
8.814.786.357
9.354.901.861
1.654.804.933
1.447.414.337
2.962.237.864
3.235.387.326
4.479.781.485
28,27
-356.412.700
-257.832.600
-142.596.539
-256.312.416
0
-100,00
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
53.865.640.676
108.026.424.198
78.610.363.974
23.507.620.771
47.370.609.119
EKUITAS DANA INVESTASI
39
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
40
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Panjang
42
43
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
0
260,18
-3,16
0
13.200.613.200
11.064.000.000
15.217.686.350
15.217.686.350
15.431.879.650
3,98
768.036.137.000
908.870.257.497
1.116.587.556.616
1.307.165.969.724
1.431.588.971.629
16,84
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
41
0
EKUITAS DANA LANCAR
Pendapatan yang ditangguhkan
37
2,95
424.074
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
31
33
400.424.074
45.600.573.320
0
0
0
0
0
0
0
781.236.750.200
919.934.257.497
1.131.805.242.966
1.322.383.656.074
1.492.621.424.599
17,57
EKUITAS DANA CADANGAN
0
0
0
0
JUMLAH EKUITAS DANA
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan
835.102.390.876
1.027.960.681.694
1.210.415.606.939
1.345.891.276.844
1.539.992.033.718
16,53
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
835.102.390.876
1.027.960.681.694
1.210.257.010.399
1.345.634.964.428
1.539.991.609.644
16,53
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
0
Hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami fluktuasi dari Rp. Nihil tahun 2006
meningkat menjadi Rp. 424.074 pada tahun 2010. Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp 424.074 tahun 2010 atau meningkat rata-rata
sebesar 13,84 persen. Perbedaan antara hutang jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2006 disebabkan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi masih mempunyai Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp 400.424.074, sehingga secara total kewajiban
jangka pendek Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 menjadi Rp 356.412.700. Namun sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi tidak mempunyai utang perhitungan fihak ketiga (PFK), sehingga total utang jangka pendek sama dengan kewajiban jangka
pendek. Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak ada, sehinga kewajiban jangka panjang sampai tahun
2010 tidak ada. Dengan demikian dari perhitungan kewajiban jangka pendek tersebut sama jumlahnya dengan kewajiban Pememerintah
Kabupaten Muaro Jambi yaitu tumbuh sebesar 9,03 persen pada tahun 2008 dan menurun sebesar 1,92 persen pada tahun 2009, dan turun
kembali sebesar 99,83% pada tahun 2010, sehingga secara rata-rata total kewajiban Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi menurun rata-rata
sebesar 13,84 persen pertahun selama 2006-2010.
4. Rasio Likuiditas Neraca Keuangan
Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick
Ratio. Rasio lancar adalah asset lancer dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah asset
lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio
likuiditas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Rasio Likuiditas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
1
Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
b. Quick Ratio
2006
2007
2008
2009
2
3
4
5
2010
152,133
419,979
496,663
92,715
118,302
147,490
414,365
477,985
80,092
107,115
Sumber: Hasil Pengolahan (2011)
c. Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang
pembayaran jangka pendeknya. Jika yang digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka
rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk memenuhi hutang jangka
pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi akan
mengalami kesulitan dalam membayar tagihan jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas
4,0, maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh tagihan
kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 152,133, tahun 2007 nilai rasio lancar sebesar 419,979, tahun 2008
sebesar 496.663, tahun 2009 sebesar 92,715 dan tahun 2010 sebesar 118,302. Nilai yang diperoleh ini
mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk
membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Jika dilihat dari trend nilai rasio lancar tersebut
cenderung terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dari sisi rasio lancar (current ratio) sangat baik dan sangat
sehat. Oleh karena itu kedepan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, harus tetap mempertahankan dan
meningkatkan pengelolaan asset lancarnya terutama terkait dengan kewajiban jangka pendek.
d. Quick Ratio
Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa asset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup kewajiban jangka
pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu
untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio
lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio
ini tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 147,490, tahun 2007 quick rationya sebesar 417,365, tahun 2008
sebesar 477,985, tahun 2009 sebesar 80,092 dan tahun 2010 sebesar 107,115. Nilai dari perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan asset lancar (quick ratio) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi setelah dikurangi
persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, dengan nilai dari
quick ratio menunjukkan trend yang terus meningkat, sehingga kedepan perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan
pengolalaan asset lancar.
5. Rasio Solvabilitas
Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap asset dan
rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset, sedang rasio
kewajiban terhadap equitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio
solvablitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10
Rasio Solvablitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Uraian
1
Rasio Solvablitas
a. Rasio Kewajiban Terhadap
Asset
b. Rasio Kewajiban Terhadap
Ekuitas
2006
2
2007
3
2008
4
2009
5
2010
0,000427
0,000251
0,000131
0,000190
0,000268
0,000456
0,000280
0,000140
0,000194
0,000268
Sumber: Hasil Pengolahan (2011).
c. Rasio Kewajiban Terhadap Asset
Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang ditambah dengan kewajiban jangka pendek
dibagi dengan asset dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek). Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,000427, tahun 2007 sebesar 0,000251, tahun 2008 sebesar 0,000131,
tahun 2009 sebesar 0,000190 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Dilihat dari nilai trend rasio kewajiban terhadap
aset, nilainya relatif berfluktuasi dan terus menurun kecuali tahun 2010 yang meningkat sebesar 41,05 persen dari
tahun 2009. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset, namun jika nilai rasio
cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit
kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor.
d. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,00456, tahun 2007 sebesar 0,000280, tahun 2008 sebesar
0,000140, tahun 2009 sebesar 0,000194 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Nilai rasio ini hampir sama dengan Rasio
Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 tidak
mempunyai kewajiban jangka panjang. Sehingga total asset dikurangi dengan kewajiban nilainya sama dengan
ekuitas (lihat tabel 3.10). Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap ekuitas,
namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan
memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar
jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor.
6. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas pemerintah daerah dalam menggunakan
dana-dananya secara efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efesiensi kegiatan operasional birokrasi pemerintah
daerah, karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada waktu periode
tertentu. Untuk neraca keuangan daerah, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio
rata-rata umur persediaan. Rasio rata-rata umur piutang adalah 365 hari dibagi dengan perputaran piutang, sedang
rasio rata-rata umur persediaan adalah 365 hari dibagi dengan perputaran persediaan. Berdasarkan formula tersebut,
maka rasio aktivitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Rasio Aktivitas Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010
Keterangan
2006
2007
2008
2009
1
2
3
4
5
8,5083
13,7264
2,6959
49,6936
2010
Rasio Aktivitas
1. Rasio Rata-Rata Umur Piutang
2. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan
Sumber: Hasil Pengolahan (2011).
c. Rasio Rata-Rata Umur Piutang
97,5427
11,1394
9,7837
4,8789
5,3732
34,5173
Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata piutang atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam
proses sampai dengan pembayaran tunai. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar
97,5427, tahun 2007 sebesar 9,7837, tahun 2008 sebesar 8,5083, tahun 2009 sebesar 2,6959 dan tahun 2010
sebesar 5,3732. Jika dilihat dari hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur Piutang Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 relatif berfluktuasi, namun cenderung menurun. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang relatif pendek dalam proses sampai dengan pembayaran tunai,
sehingga dapat memperlancar arus kas di Neraca Keuangannya.
d. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan
Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata persediaan atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam
proses sampai dengan penggunaan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006
sebesa 11,1394, tahun 2007 sebesar 4,8789, tahun 2008 sebesar 13,7264, tahun 2009 sebesar 49,6935 dan tahun
2010 sebesar 34,5173. Nilai Rasio rata-rata umur persediaan 11,1364 artinya Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2006 memiliki jumlah perputaran persediaan sebesar 11,1364 kali dalam satu tahun. Jika nilai rasio
perputaran persediaan tinggi, berarti Pemerintah daerah tersebut memiliki tingkat persediaan yang relative rendah
dan dapat menganggu pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan. Sebaliknya jika persediaan anggaran
yang relative besar, maka Pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan dan
pembayaran dalam pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal, dengan demikian pemerintah daerah dapat bekerja
dengan baik dan efisien. Jika dilihat dari hasil perhitungan rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur
Persediaan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup baik dan efisien dalam
melaksanakan proses pembayaran dan ketersediaan anggaran.
3.5.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan
3.5.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya
disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah mengacu pada aturan yang
melandasinya baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri,
Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah.
Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk
mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Pada tabel berikut dapat dilihat proporsi belanja anggaran Kabupaten Muaro Jambi dari
tahun 2006-2010.
Untuk belanja daerah alokasi dana yang tersedia untuk 2006 adalah sebesar Rp 306,842 milyar meningkat menjadi Rp 397,938 milyar
tahun 2007, dan meningkat lagi menjadi Rp 532,306 milyar pada tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 610,93 milyar tahun 2009 dan pada
tahun 2010 realisasi belanja anggaran naik lagi menjadi Rp 581,017 milyar atau secara rata-rata total belanja meningkat sebesar 13,30 persen
pertahun selama periode 2006-2010. Total belanja tidak langsung pada tahun 2006 sebesar 142,641 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp
151,893 milyar dan pada tahun 2008 naik lagi menjadi Rp 221,097 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 254,090 milyar dan tahun 2010 naik lagi
menjadi Rp 344,024 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 24,62 persen pertahun. Adapun untuk belanja langsung untuk tahun 2006
sebesar Rp 164,201 milyar, kemudian pada tahun 2007 sebesar Rp 246,045 milyar, tahun 2008 naik menjadi Rp 311,208 milyar, tahun 2009
turun menjadi 295,448 milyar dan tahun 2010 turun lagi menjadi Rp 236,993 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 9,61 persen
pertahun. Jika dilihat dari proporsinya, maka realisasi anggaran belanja tidak langsung meningkat dari 46,49 persen tahun 2006 menjadi 59,21
persen tahun 2010 atau sharenya rata-rata sebesar 46,33 persen selama periode 2006-2010. Peningkatan belanja tidak langsung ini didorong
oleh belanja pegawai dari 32,30 persen tahun 2007 menjadi 51,23 persen tahun 2010 atau rata-rata sebesar 39,32 persen selama tahun 20062010.
Belanja subsidi menurun dari 0,25 persen tahun 2007 menjadi 0,18 persen tahun 2010 atau secara rata-rata yang
dialokasikan untuk belanja subsidi selama tahun 2006-2010 hanya sebesar 0,20 persen. Belanja hibah meningkat dari
1,17 persen tahun 2008 menjadi 2,56 persen tahun 2010, atau secara rata-rata selama periode 2006-2010 sebesar 1,10
persen. Belanja bantuan sosial relatif berfluktuasi yaitu dari 1,94 persen tahun 2007 meningkat menjadi 2,34 persen
tahun 2008, kemudian turun lagi menjadi 1,80 persen tahun 2009 kemudian turun lagi menjadi 1,41 persen tahun 2010
atau secara rata-rata hanya sebesar 1,87 persen. Demikian juga belanja bantuan keuangan kepada pemerintah yang
lebih rendah seperti pemerintah desa mengalami fluktuasi, namun relatif meningkat dari 3,02 persen tahun 2007 menjadi
3,54 persen tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 3,93 persen tahun 2009 dan turun sedikit menjadi 3,77 persen
tahun 2010 atau secara rata-rata sebesar 3,57 persen selama periode 2006-2010. Rendahnya kontribusi bantuan
keuangan ini menujukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendorong pembangunan di pedesaan
belum maksimal dari sisi pendanaan.
Adapaun perkembangan belanja tidak langsung dan belanja langsung baik secara komulatif maupun secara
proporsional dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.12
Perkembangan dan Proporsi Belanja Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000)
No
1
2
Jenis Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota
dan Pemerintah Desa
Belanja bantuan Keuangan Kepada
Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
- Belanja tdk Terduga
Belanja Langsung
2006
2007
142.641.098
151.893.221
2008
221.097.840
2009
254.090.365
2010
344.024.034
142.641.098
-
128.551.394
1.011.480
7.705.496
12.000.000
182.198.344
931.035
6.238.100
12.474.511
18.850.655
217.079.826
1.150.000
3.723.613
9.882.907
21.606.314
297.650.331
1.046.212
14.897.575
8.213.276
21.917.638
-
2.376.000
260.000
74.884
105.000
164.201.884
248.850
246.045.468
145.195
311.208.202
572.820
295.448.009
194.000
236.993.744
33.642.912
67.694.661
21.273.863
83.796.112
17.231.364
65.222.331
24,62
31,93
1,12
54,54
2,13
21,99
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
34.771.523
25.899.482
38.046.921
52.439.679
Belanja Modal
103.530.879
155.558.865
209.870.629
190.378.033
154.540.048
306.842.982
397.938.688
532.306.042
549.538.374
581.017.779
Jumlah Belanja
GR(%)
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%)
Tabel 3.13
Perkembangan dan Proporsi Belanja Anggaran
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (%)
-64,28
-7,89
9,61
-23,00
7,46
-0,22
17,31
No
1
Jenis Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
2006
2007
2009
2010
SR (%)
38,17
41,54
46,24
59,21
46,33
0,00
32,30
34,23
39,50
51,23
39,32
0,17
1,17
2,34
3,54
0,21
0,68
1,80
3,93
0,18
2,56
1,41
3,77
0,20
1,10
1,87
3,57
0,05
0,01
0,02
0,17
0,03
58,46
6,32
12,72
39,43
100,00
0,10
53,76
3,87
15,25
34,64
100,00
0,03
40,79
2,97
11,23
26,60
100,00
0,06
53,67
5,68
13,09
34,94
100,00
Belanja Subsidi
0,00
0,25
Belanja Hibah
0,00
0,00
Belanja Bantuan Sosial
0,00
1,94
Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota
0,00
3,02
dan Pemerintah Desa
Belanja bantuan Keuangan Kepada
0,00
0,60
Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
0,00
0,06
2
Belanja Langsung
53,51
61,83
Belanja Pegawai
11,33
9,56
Belanja Barang dan Jasa
8,44
13,18
Belanja Modal
33,74
39,09
Jumlah Belanja
100,00
100,00
Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah)
SR = Kontribusi rata-rata (%)
2008
46,49
Disisi lain belanja langsung sharenya menurun dari 53,51 persen tahun 2006
menjadi 40,79 persen tahun 2010, penurunan ini disebabkan belanja modal juga
menurun dari 39,09 persen tahun 2007 menjadi 26,60 persen tahun 2010. Demikian juga
untuk belanja barang dan jasa menurun dari 13,18 persen tahun 2007 menjadi 11,23
persen tahun 2010. Dari proporsi belanja ini menunjukkan bahwa penggunaan anggaran
selama tahun 2006-2010 trend menunjukkan bahwa
belanja pegawai cenderung
meningkat dari pada belanja modal dan data menunjukkan rasio tahun 2010 sudah
mendekati antara belanja aparatur dengan belanja modal yaitu 45,0 persen untuk total
belanja pegawai dan 34,94 persen untuk belanja modal. Kondisi ini kedepan harus
dikoreksi, agar proporsi belanja menjadi lebih fokus pada belanja program untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan tingkat kemiskinan dan penciptaan
kesempatan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang cenderung
meningkat di Kabupaten Muaro Jambi. Kondisi alokasi anggaran berdasarkan belanja
langsung dan tidak langsung mengindikasikan bahwa, pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi selama periode 2006-2010 belum memprioritaskan alokasi anggaran pada belanja
publik yaitu untuk menstimulasi ekonomi masyarakat serta memperbaiki kualitas
infrastruktur yang rusak.
3.5.2.
Analisis Pembiayaan
Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Kabupaten Muaro Jambi terdiri
atas penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi
penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan kembali
penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan hutang. Sedangkan sisi
pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun berkenaan, pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal/investasi. Selisih antara Penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan netto dan selisih antara
penerimaan daerah
dengan
belanja
daerah merupakan surplus/defisit
belanja.
Penerimaan pembiayaan pada tahun 2011 – 2016 diperkirakan berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya. Surplus anggaran tahun 2011
sebesar Rp 45.022.750.356 yang berasal dari kelebihan pendapatan dan tingkat realisasi
belanja yang hanya sebesar 90 persen. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya sebesar Rp 36,61 milyar ditambah penerimaan piutang Rp 300
juta dikurangi penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp 1,5 milyar,
sehingga SILPA tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 80,504 milyar. Sumber
penerimaan pembangunan selama tahun 2011-2016 diproyeksikan sebagian besar
berasal dari Silpa tahun lalu, ditambah dengan penerimaan piutang rata-rata sebesar Rp
300 juta pertahun selama periode 2011-2016. Pada tahun 2008 dan 2009 Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi masih melakukan penyertaan modal rata-rata sebesar Rp 1,5
milyar pertahun. Realisasi pendapatan daerah diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar
7,91 persen per tahun dan Silpa tahun angguran sebelumnya diproyeksikan menurun
rata-rata sebesar 39,58 persen pertahun selama periode 2011-2016.
Realisasi pengeluaran pembiayaan selama tahun 2011-2016 juga sebagian
besar berasal dari Silpa tahun berkenaan, sebagian lagi berasal dari pembentukan dana
cadangan dan penyertaan modal/investasi dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi.
Selisih dari penerimaan pembangunan dengan pengeluaran pembiayaan adalah
pembiayaan netto. Proyeksi pembiayaan netto pada tahun 2011 sebesar Rp 35,481
milyar, tahun 2012 sebesar Rp 78,804 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 41,812 milyar,
tahun 2014 sebesar Rp 23,563 milyar, dan tahun 2016 pembiayaan netto sebesar Rp
6,253 milyar. Proyeksi ini menunjukkan bahwa pembiayaan APBD Kabupaten Muaro
Jambi selama tahun 2011-2016 sangat tergantung pada Silpa baik Silpa tahun lalu
maupun tahun berkenaan. Berdasarkan proyeksi ini, maka pemerintah daerah kedepan
perlu mengembangkan sumber pembiayaan pembangunan melalui penyertaan modal
pada BUMD, pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor
ekonomi yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi
lebih beragam. Adapun kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayan pada 5 tahun
kedepan (tahun 2011-2016) adalah sebagai berikut:
3. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh
lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya
kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, namun
dari sisi pembiayaan sumber pendapatannya sangat terbatas.
Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan.
4. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa
lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA);
pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali
pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah.
Tabel 3.14
Proyeksi Perkembangan Pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2011-2016 (Rp)
NILAI (Rp.)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBD
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
SURPLUS/DEFISIT
57.928.220.548
-39.076.364.503
-25.936.606.586
-12.594.108.566
-11.238.958.133
-8.816.638.008
-168,63
PEMBIAYAAN DAERAH
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
Penerimaan Pembiayaan Daerah
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
URAIAN
KODE
3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.3
3.4
Hasil Penjualan kekayaan Daerah yg dipisahkan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya
Penerimaan Piutang Daerah
JLH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
PEMBIAYAAN NETO
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Berkenaan (SILPA)
5,92
0
Pembayaran Pokok Hutang
JLH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
0
0
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Pemerintah pada Bank Jambi
GR (%)
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
23.740.324.443
81.968.544.991
48.192.180.488
27.555.573.902
20.261.465.336
14.322.507.203
-9,61
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
5.505.869.195
-41,69
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah)
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana
cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran
pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Adapun Kebijakan
pengeluaran pembiayaan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2011-2016
adalah :
5. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang
pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal pada BUMD, atau
penambahan modal pada Bank Jambi untuk mewujudkan Modal Bank
Jambi sebesar Rp 1 trilyun pada tahun 2014.
6. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus
anggaran.
7. Medorong pendirian BUMD seperti BPR Syariah yang fokus pada
pengelolaan
hasil
kekayaan
daerah
dengan
bersinergi
dan
bekerjasama dengan pihak swasta dengan sistem pembagian saham
sehingga pengelolaan BUMD dilakukan secara profesional dan
independent.
8. Dalam penyertaan modal pada BUMD harus dilakukan kajian yang
mendalam terhadap kelayakan dan kinerja BUMD yang sudah ada di
Provinsi sebagai pembanding maupun yang akan didirikan oleh
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
Selain itu, terhadap arah kebijakan Kabupaten Muaro Jambi untuk
dana masyarakat dan mitra yang merupakan potensi daerah yang perlu
terus
dikembangkan
dan
didorong
untuk
mendukung
proses
pembangunan Kabupaten Muaro Jambi diarahkan melalui upaya menjalin
kerjasama
yang
lebih
luas
dan
meningkatkan
partisipasi
swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar ke
Kabupaten Muaro Jambi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
investasi daerah adalah:
8. Deregulasi
peraturan
daerah
untuk
dapat
meningkatkan
minat
berinvestasi di Kabupaten Muaro Jambi;
9. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dengan pihak
swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan
perjanjian yang disepakati;
10.
Kerjasama antara BUMD dan pihak swasta;
11.
Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang
dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor tanaman
pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan kemudian
pengembangan industri hilir dan pengolahan yang berbasis pertanian
dan kelautan, perkebunan, listrik, dan industri manufaktur;
12.
Mendorong peningkatan investasi langsung dari negara lain yaitu
melalui skema FDI (foreign direct investment).
13.
Mendorong investasi swasta melalui skema investasi fasilitas
untuk PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal
Dalam Negeri).
14.
Mendorong investasi masyarakat yaitu investasi non fasilitas yang
banyak dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat lokal, apalagi
letak Kabupaten Muaro Jambi yang sangat strategis berada didaerah
hinterland Kota Jambi, maka investasi non fasilitas diperkirakan akan
terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kota Jambi sebagai
Ibukota Kota Jambi dan Provinsi Jambi.
3.6.
KERANGKA PENDANAAN
3.6.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama.
Realisasi belanja tidak langsung pada tahun 2011 angka sementara
sebesar Rp 377,561 milyar, yang terdiri dari belanja pegawai sebesar
Rp 335,915 milyar, belanja subsidi Rp 1,274 milyar, belanja hibah sebesar
Rp 4,741 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp 8,606 milyar, belanja
Bagi Hasil kepada pemerintah desa sebesar Rp 24,50 milyar dan belanja
Bantuan keuangan kepada pemerintah desa sebesar Rp 2,025 milyar.
Proyeksi belanja tidak langsung pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp
515,193 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 6,41 persen yang didorong
oleh belanja pegawai meningkat menjadi Rp 473,242 milyar atau tumbuh
rata-rata sebesar 7,10 persen, belanja subsidi meningkat menjadi Rp
1,548 milyar, belanja hibah meningkat menjadi Rp 5,827 milyar, belanja
bantuan sosial menjadi Rp 8,352 milyar, belanja bantuan keuangan
kepada pemerintah desa tetap yaitu Rp 24,5 milyar, belanja bagi hasil
kepada pemerintah desa menjadi Rp 1,222 milyar. Dengan laju
pertumbuhan rata-rata yang paling tingi yaitu belanja pegawai yaitu ratarata 7,10 persen pertahun .Sedangkan belanja yang paling rendah adalah
belanja Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa yang jumlahnya
menurun yaitu dari Rp 2,025 milyar tahun 2011 menurun menjadi
Rp 1,222 milyar tahun 2016 atau menurun rata-rata sebesar 9,61 persen
pertahun, kemudian belanja bantuan sosial juga diprediksi menurun ratarata sebesar 0,59 persen pertahun selama periode 2011-2016.
Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja langsung periode
2006-2010 yang mencapai 9,61 persen pertahun dan proyeksi belanja
tidak langsung pada periode 2011-2016, yang trendnya terus meningkat
dengan laju pertumbuhan rata-rata diproyeksikan sebesar 6,41 persen
pertahun, maka dapat diproyeksikan juga tren dari belanja langsung
sesuai dengan belanja wajib dan program prioritas akan meningkat ratarata sebesar 9,13 persen pertahun pada periode 2011-2016.
Untuk mewujudkan Visi Misi Bupati Muaro Jambi Periode 20112016, maka peranan belanja langsung untuk mendorong program dan
kegiatan sangat signifikan. Untuk itu belanja langsung diproyeksikan
tumbuh rata-rata sebesar 9,13 persen pertahun, dimana belanja pegawai
tumbuh rata-rata sebesar 5,83 persen, belanja barang dan jasa 6,16
persen dan belanja modal rata-rata tumbuh sebesar 11,08 persen
pertahun. Sebagian besar belanja langsung akan diserap oleh belanja
modal dan belanja barang dan jasa rata-rata sebesar 92,14 persen dari
total belanja langsung, sedangkan belanja pegawai hanya sebesar 7,86
persen selama periode 2011-2016. Pada tahun 2012 belanja modal dan
belanja barang dan jasa menyerap 91,84 persen dari total belanja
langsung, dimana belanja pegawai sebesar 8,16 persen. Proyeksi secara
rata-rata selama tahun 2011-2016 untuk belanja modal sebesar 60,75
persen, belanja barang dan jasa 31,39 persen dan belanja pegawai
sebesar 7,86 persen dari total belanja langsung. Untuk menjaga
momentum pembangunan agar dapat terus tumbuh dengan baik di
Kabupaten Muaro Jambi, maka persentase belanja langsung minimal 60
persen dari total belanja atau belanja tidak langsung maksimal 40 persen.
Dari 60 persen belanja langsung tersebut, sebaiknya belanja modal
dalam total belanja harus diatas 40 persen selama periode 2011-2016,
agar Visi Misi Bupati dapat terwujud dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perlu moratorium dalam
pengalokasian belanja, dimana belanja tidak langsung harus ditetapkan
maksimal 40 persen dari total belanja dan belanja langsung minimal
sebesar 60 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat melaksanakan
program prioritas antara lain program pengentasan kemiskinan melalui
peningkatan produksi minapolitan dan program peternakan, penciptaan
lapangan kerja melalui pemberdayaan usaha kecil menengah dan
koperasi, program pengembangan tanaman pangan, padi dan jagung
serta pengembangan sentra UMKM yang berbasis pada potensi kerajinan
masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi. Pengentasan kemiskinan petani
tanaman pangan tidak bisa dilakukan secara parsial harus terintegrasi
(melalui sektor hulu yaitu pemberian subsidi, bibit, saprodi, obat-obatan)
dan melalui sektor hilir dan pemasarannya.
Adapun proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.15
Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
2016
2011
2012
2013
2014
2015
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
TOTAL BELANJA
696.067.665.308.42
756.552.317.568
826.071.447.953
871.606.310.793
940.351.481.008
1.114.709.982.629
11,19
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
392.981.630.939.28
332.942.237.358,00
384.694.936.044
337.952.787.544
409.621.197.353
368.368.538.423
441.633.547.662
400.153.338.342
475.880.079.721
434.167.138.793
515.193.225.232
473.242.181.285
7,24
1.2. Belanja Subsidi
1.273.493.784.00
1.274.000.000
1.337.700.000
1.404.585.000
1.474.814.250
1.548.554.963
3,98
1.3. Belanja Hibah
24.125.783.970.00
11.312.080.500
5.656.040.250
5.712.600.653
5.769.726.659
5.827.423.926
4,21
8.075.894.032.00
8.027.068.000
8.107.338.680
8.188.412.067
8.270.296.187
8.352.999.149
-5,97
URAIAN
1.1. Belanja Pegawai
1.4. Belanja Bantuan Sosial
1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/
Kab/Kota dan Pemerintah Desa
1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah
Desa
24.394.200.000.28
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
GR (%)
7,17
23,58
2.023.760.000.00
1.129.000.000
1.151.580.000
1.174.611.600
1.198.103.832
1.222.065.909
-9,61
1.7. Belanja Tidak Terduga
146.261.795.00
500.000.000
500.000.000
500.000.000
500.000.000
500.000.000
0,00
2. BELANJA LANGSUNG
274.032.456.914.00
24.174.699.678.00
371.857.381.524
416.450.250.600
429.972.763.131
464.471.401.287
599.516.757.397
15,42
30.306.376.594
31.236.020.048
32.797.821.050
33.576.769.300
51.639.647.995
16,72
87.349.382.947.00
122.898.864.594
124.944.080.192
127.091.556.571
130.002.363.189
142.078.541.692
7,88
2.3. Belanja Modal
218.652.140.336 260.270.150.360
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi dan Data diolah, 2011
Ket. : GR = Pertumbuhan Rata-rata (%)
270.083.385.510
300.892.268.798
405.798.567.710
18,78
2.1. Belanja Pegawai
2.2. Belanja Barang Dan Jasa
162.508.374.289.00
Tabel 3.16
Proyeksi Prosentase Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%)
URAIAN
TOTAL BELANJA
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
1.1. Belanja Pegawai
1.2. Belanja Subsidi
1.3. Belanja Hibah
1.4. Belanja Bantuan Sosial
1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan
Pemerintah Desa
1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota
dan Pemerintah Desa
1.7. Belanja Tidak Terduga
2. BELANJA LANGSUNG
2.1. Belanja Pegawai
2.2. Belanja Barang Dan Jasa
2.3. Belanja Modal
Sumber: Data diolah, 2011
Ket. : SR = Kontribusi Rata-rata (%)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
APBD
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
100,00
55,37
51,04
0,19
0,72
1,73
100,00
50,85
44,67
0,17
1,50
1,06
100,00
49,59
44,59
0,16
0,68
0,98
100,00
50,67
45,91
0,16
0,66
0,94
100,00
50,61
46,17
0,16
0,61
0,88
100,00
46,22
42,45
0,14
0,52
0,75
SR (%)
100,00
50,55
45,81
0,16
0,78
1,06
0,31
0,15
0,14
0,13
0,13
0,11
0,16
1,30
0,08
44,63
3,63
14,82
26,17
3,24
0,07
49,15
4,01
16,24
28,90
2,97
0,06
50,41
3,78
15,13
31,51
2,81
0,06
49,33
3,76
14,58
30,99
2,61
0,05
49,39
3,57
13,82
32,00
2,20
0,04
53,78
4,63
12,75
36,40
2,52
0,06
49,45
3,90
14,56
30,99
3.6.2.
Analisis Perhitungan Pendapatan dan Kerangka Pendanaan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada
peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan
anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada
bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan
arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Muaro
Jambi anggaran lima tahun yang akan datang yaitu Tahun 2011-2016.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi untuk lima
tahun mendatang, tentunya dibutuhkan adanya dukungan dana sebagai salah satu input
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Untuk itu maka gambaran mengenai
proyeksi kondisi keuangan daerah hingga lima tahun ke depan sangat diperlukan
sebagai gambaran kemampuan daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam membiayai
pembangunan.
Proyeksi dasar keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi dilakukan dengan
menggunakan metode trend ekstrapolasi yang besaran persentase pertumbuhannya
adalah menyesuaikan dengan asumsi kondisi makro ekonomi daerah, yang mana untuk
variabel pendapatan daerah dan variabel lain-lain menggunakan pertimbangan besaran
pertumbuhan rata-rata di periode 5 tahun sebelumnya. Khusus untuk prosentase
pertumbuhan dana perimbangan, oleh karena variabel ini merupakan variabel yang
statis, di mana dana perimbangan yang terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK
(Dana Alokasi Khusus) merupakan komponen yang disalurkan dari pusat, maka nilai
besarannya sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam hal ini dana
perimbangan diasumsikan akan bertumbuh berada di kisaran 5 – 8 persen pertahun
menjadi pertimbangannya, dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan kemampuan fiskal daerah.
Realisasi sementara pendapatan daerah Tahun 2011 mencapai
Rp
715,252 milyar atau terealisasi sebesar 107,81 persen dari target pendapatan sebesar
Rp 663,452 milyar. Target pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 1.105,89 milyar dengan
sumber utama berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 902,798 milyar, lain-lain
pendapatan yang sah sebesar Rp 140,691 milyar dan target Pendapatan Asli Daerah
sebesar
Rp 62,403 milyar.
Adapun proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016
mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.17
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
NILAI (RP.)
2011
KODE
URAIAN
1
PENDAPATAN
1
1
1
1
1
Pajak Daerah
1
1
2
1
1
3
1
1
4
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
3
1
3
1
Pendapatan Hibah
1
3
3
1
3
4
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1
3
PENDAPATAN ASLI DAERAH
2012
2013
2015
2014
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423
2016
PROYEKSI
PROYEKSI
929.112.522.981
1.105.893.344.727
GR(%)
9,11
28.465.874.268
27.795.502.814
34.383.356.927
40.699.151.560
49.961.236.331
62.403.395.091
11.420.230.799
9.333.000.000
14.200.897.239
18.684.780.819
24.169.179.705
32.158.741.018
Hasil Retribusi Daerah
4.832.735.311
5.417.416.000
6.699.067.250
7.357.309.437
8.877.591.327
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
3.904.745.564
4.704.745.564
5.300.000.000
5.900.000.000
6.950.000.000
7.904.745.564
8.308.162.594
8.340341.250
8.183.392.438
8.757.061.303
9.964.465.299
11.482.185.748
567.123.764.967 631.103.878.195 684.577.772.895 724.035.338.964
767.087.462.248
902.798.948.326
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
151.612.925.967 115.096.254.195 140.941.283.995 151.044.487.373
162.881.710.830
176.368.930.467
2
Dana Alokasi Umum
370.991.039.000 458.269.264.000 481.182.727.200 505.241.863.560
530.503.956.738
646.029.154.575
11,73
3
Dana Alokasi Khusus
12,55
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
5
Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
17,00
23,01
10.857.722.760 17,57
44.519.800.000
57.738.360.000
62.453.761.700
67.748.988.031
73.701.794.680
80.400.863.284
119.663.259.969
58.576.572.162
81.173.711.651
94.277.711.900
112.063.824.402
140.691.001.311
0
0
0
0
0
0
25.568.049.609
20.042.599.062
24.913.857.724
32.836.446.564
43.669.194.995
58.617.446.022
94.095.210.360
34.088.232.360
51.814.113.187
56.995.524.506
68.394.629.407
82.073.555.289
0
4.445.740.740
4.445.740.740
4.445.740.740
0
0
715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423
929.112.522.981
1.105.893.344.727
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
15,15
6,69
9,74
3,07
3,29
0,00
18,05
-2,70
0,00
9,11
Pada proporsi kerangka pendanaan sumber pendapatan utama diperkirakan masih
berasal dari dana perimbangan yaitu dari 79,29 persen tahun 2011 menjadi 81,64 persen
tahun 2016, namun kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari 3,98
persen tahun 2011 menjadi 5,64 persen tahun 2016 dan kontribusi Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah menurun dari 16,73 persen tahun 2011 menurun menjadi 12,72 persen
tahun 2016. Peningkatan kontribusi PAD ini bertujuan agar kemandirian pembiayan terus
meningkat
sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Pada masa mendatang proporsi
pendapatan asli daerah diperkirakan akan terus meningkat untuk mendorong
kemandirian daerah dalam pembiayaan, terutama dari pajak daerah
yaitu dari 1,60
persen tahun 2011 meningkat menjadi 2,91 persen tahun 2016. Demikian juga hasil
retribusi daerah meningkat dari 0,68 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,98 persen
tahun 2016, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meningkat dari 0,55
persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,71 persen tahun 2016, namun lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah diperkirakan menurun dari 1,16 persen tahun 2011
menjadi 1,04 persen tahun 2016. Untuk lebih jelasnya proyeksi persentase pendapatan
dan alokasi sumber pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.18
Proyeksi Pendapatan dan Alokasi Sumber Pendapatan APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%)
KODE
URAIAN
1
1
1
1
1
PENDAPATAN (Rp
jutaan)
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
2011
2012
2013
715.253
717.476 800.135
2014
2015
2016
859.012
929.113
1.105.893
SR (%)
3,98
3,87
4,30
4,74
5,38
5,64
4,65
1,60
1,30
1,77
2,18
2,60
2,91
2,06
1
Pajak Daerah
1
1
2
1
1
3
1
1
1
2
1
2
0,76
0,84
0,86
0,96
0,98
0,84
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
0,55
0,66
0,66
0,69
0,75
0,71
0,67
1,16
1,16
1,02
1,02
1,07
1,04
1,08
79,29
87,96
85,56
84,29
82,56
81,64
83,55
Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
21,20
16,04
17,61
17,58
17,53
15,95
17,65
Dana Alokasi Umum
51,87
63,87
60,14
58,82
57,10
58,42
58,37
6,22
8,05
7,81
7,89
7,93
7,27
7,53
16,73
8,16
10,15
10,98
12,06
12,72
11,80
Pendapatan Hibah
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
3,57
2,79
3,11
3,82
4,70
5,30
3,88
13,16
4,75
6,48
6,64
7,36
7,42
7,63
0,00
0,62
0,56
0,52
0,00
0,00
0,28
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN
1
2
2
1
2
3
1
3
1
3
1
1
3
3
3
0,68
4
1
1
Hasil Retribusi Daerah
Dana Alokasi Khusus
LAIN-LAIN
PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
4
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
1
3
5
Bantuan Keuangan Dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
Total Pendapatan
Sumber: Data diolah (2011) Ket: SR = Kontribusi rata-rata (%)
Pada kerangka alokasi pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016,
realisasi sementara pendapatan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar,
pendapatan
ini sudah digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor
sebesar Rp 334,75 milyar, belanja subsidi pada tahun 2011 sebesar Rp 1,274 milyar,
kemudian belanja bantuan keuangan pemerintah desa dalam bentuk belanja bagi hasil
kepada Pemerintah Desa atau alokasi ADD tahun 2011 sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi
dana desa ini belum mencapai 10 persen dari dana perimbangan, namun kedepan akan
terus ditingkatkan untuk mencapai rasio ideal tersebut.
Selanjutnya pendapatan daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp
1.105,89 milyar, pendapatan
ini akan digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta
pegawai honor sebesar Rp 473,242 milyar, belanja subsidi tahun 2016 sebesar Rp 1,548
milyar, kemudian belanja bagi hasil ke pemerintah desa (ADD) sebesar Rp 24,5 milyar,
alokasi ADD diupayakan mencapai rasio ideal yaitu 10 persen dari dana perimbangan.
Semua belanja diatas merupakan Belanja
Tidak Langsung Periodik yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama sesuai dengan visi misi Bupati Muaro Jambi 2011-2016
untuk mewujudkan Muaro Jambi yang “CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN
DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA”. Pada sisi Belanja langsung Periodik yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama dialokasikan pada sektor pendidikan sesuai dengan
Undang-undang
Pendidikan
yang
mewajibkan
pemerintah
mengalokasikan
Anggarannya sebesar 20 persen dari APBD, namun sampai tahun 2011 sesuai dengan
kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi alokasi anggaran pendidikan telah diatas 20
persen. Berkenaan dengan itu progam di sektor pendidikan dan kesehatan melalui
program peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan seperti
program wajib belajar 9 tahun dan program peningkatan kualitas layanan kesehatan dan
pendidkan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat merupakan program prioritas dan
utama yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan. Demikian juga untuk bidang ekonomi
kerakyatan yang fokus pada pemberdayaan usaha kecil, mikro dan koperasi harus
diprioritaskan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akselerasi
kegiatan ekonomi. Pada bidang infrastruktur, pembangunan dan peningkatan jalan poros
dan jembatan antar kecamatan - antar desa dan jalan menuju kawasan sentra produksi
pertanian dan perkebunan merupakan prioritas utama disamping infrastruktur dasar
seperti jalan, jembatan, air minum, listrik dan sanitasi harus cukup signifikan untuk dapat
mempercepat akselerasi pembangunan ekonomi, namun karena keterbatasan anggaran,
ditetapkan sekitar 25 – 30 % dari total anggaran. Alokasi anggaran untuk infrastruktur ini
akan terus ditingkatkan sejalan dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran.
Program prioritas lain yang terkait dengan perwujudan dari visi misi Bupati adalah
program pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang
merupakan
program prioritas dari Bupati yang sudah dianggarkan pada tahun 2011
sebesar Rp 12,79 milyar, tahun 2012 akan dianggarkan sebesar Rp 13,046 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 13,306 milyar, tahun 2014 dan 2015 masing-masing Rp 13,573 dan Rp
13,844 milyar dan tahun 2016 anggaran diprediksi mencapai Rp 14,121 milyar, sehingga
total anggaran untuk program ini dalam jangka 5 tahun kedepan mencapai Rp 67,89
milyar lebih. Kabupaten Muaro Jambi kedepan juga direncanakan menjadi percontohan
pengembangan kawasan minapolitan sesuai dengan potensi dibeberapa daerah yang
ada di Kabupaten Muaro Jambi seperti daerah Sei.Gelam, Tangkit dan Desa Pudak.
Dampak dari pengembangan kawasan minapolitan ini
diharapkan meningkatnya
produksi pangan seperti padi, jagung, sayuran dan ikan, sehingga Kabupaten Muaro
Jambi bisa menjadi daerah surplus beras dan menjadi lumbung pangan Provinsi Jambi
dan Nasional. Peningkatan produksi tersebut akan berdampak pada peningkatan
pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada tabel berikut dapat dilihat realisasi dan proyeksi Silpa dan kerangka
pendanaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016.
Tabel 3.19
Perhitungan SILPA Tahun Sebelumnya dan SILPA Tahun Berkenaan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
2016
2011
2012
2013
2014
2015
REALISASI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
PROYEKSI
Pendapatan
715.252.899.204
717.475.953.171
800.134.841.473
859.012.202.333
929.112.522.981
1.105.893.344.727
9,11
Belanja
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
655.824.678.656
756.552.317.568
826.071.447.953
871.606.310.793
940.351.481.008
1.114.709.982.629
11,19
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
Defisit/Surplus
SILPA Tahun
Sebelumnya
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan
Penerimaan Piutang
Daerah
57.928.220.548
-39.076.364.503
-25.936.606.586
-12.594.108.566
-11.238.958.133
-8.816.638.008
-168,63
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
0,00
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
SILPA Tahun Berkenaan
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
5.505.869.195
-41,69
URAIAN
PROYEKSI
GR (%)
Tabel 3.20
Kerangka Pendanaan APBD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
URAIAN
2011
715.252.899.204
2012
717.475.953.171
2013
800.134.841.473
2014
859.012.202.333
2015
929.112.522.981
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
2016
1.105.893.344.72
7
9.022.507.203
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
0,00
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
0,00
344.525.164.103
363.726.787.544
394.206.238.423
426.057.923.342
460.141.953.043
499.290.736.248
334.751.164.103
337.952.787.544
368.368.538.423
400.153.338.342
434.167.138.793
473.242.181.285
7,17
1.274.000.000
1.274.000.000
1.337.700.000
1.404.585.000
1.474.814.250
1.548.554.963
3,98
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
24.500.000.000
23,58
207.016.439.000
243.123.060.520
303.601.390.074
340.431.523.062
369.372.967.018
425.026.256.633
91.589.805.000
95.221.601.100
97.382.681.155
99.751.815.213
101.339.405.974
105.156.376.272
2,80
b. Pembangunan Jembatan Batang Hari III
0
0
25.000.000.000
50.000.000.000
50.000.000.000
75.000.000.000
43,70
c. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong
0
0
5.000.000.000
15.000.000.000
30.000.000.000
50.000.000.000
113,80
d. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C
e. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti
0
0
2.350.700.000
2.397.714.000
2.445.668.280
2.494.581.646
1,98
5.216.382.000
11.820.709.640
13.002.780.604
12.866.607.664
13.123.939.818
15.864.153.614
24,91
-
5.046.830.000
5.147.766.600
5.662.543.260
5.775.794.125
7.391.310.008
10,01
-
6.900.000.000
20.331.321.000
10.706.389.420
20.827.028.362
19.439.231.000
29,56
55.454.489.000
60.137.617.000
62.754.853.000
70.658.959.000
70.737.599.000
81.774.478.950
8,08
1. Pendapatan Daerah
2. Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
4. Penerimaan Piutang daerah
5. Belanja Tdk langsung periode yg wajib dan mengikat serta
Prioritas utama
a. Gaji Pegawai
b. Belanja Subsidi
c. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa
6. Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama
a. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan
Kesehatan (Prioritas Bidang Pendidikan 20%)
f. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding
g. Peningkatan Jalan Simp. Berembang – Candi Muaro Jambi
h. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan
Jembatan Antar Kecamatan - Jalan antar Desa dan Jalan Menuju
Kawasan Sentra Produksi
GR(%)
9,11
-17,38
7,70
15,47
i. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan
Sektor Ekonomi Kerakyatan
j. Pembangunan Rumah Dinas Guru
k. Pemekaran Desa dan Kecamatan
l. Pengembangan Jaringan Air Bersih
m. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan
n. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikulturra
o.Pengembangan Kawasan Minapolitan
p. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan
q. Pembangunan Stadion Olahraga
r. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam
5.570.986.000
5.602.405.720
6.634.453.834
5.667.142.911
5.700.485.769
5.734.495.485
0,58
0
1.540.000.000
350.500.000
354.005.000
357.545.050
691.749.501
-18,13
2.025.200.000
7.136.960.000
2.149.158.442
2.192.141.610
2.235.984.443
2.584.725.420
-22,42
12.828.527.000
13.525.097.540
12.356.743.000
12.727.445.290
13.109.268.649
13.502.546.708
1,03
5.780.042.000
4.422.445.360
4.864.689.896
5.351.158.886
5.886.274.774
6.474.902.252
2,30
12.790.267.000
13.046.072.340
13.306.993.787
13.573.133.663
13.844.596.336
14.121.488.263
2,00
748.256.000
843.221.120
4.940.085.542
5.038.887.253
5.139.664.998
5.242.458.298
47,60
246.045.000
250.965.900
10.255.985.218
10.261.104.922
10.266.327.021
271.653.561
2,00
0
800.000.000
880.000.000
968.000.000
987.360.000
1.007.107.200
5,92
0
1.227.366.000
1.251.913.320
1.300.000.000
1.326.000.000
1.352.520.000
2,46
s. Pembangunan TPA Bukit Baling
98.750.000
t. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
u. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar
Tradisional
v. Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi
7. Pengeluaran Pembiayaan yg Wajib dan Mengikat
100.725.000 30.000.000
35.000.000
35.700.000
36.414.000
14.550.000.000
14.841.000.000
15.137.820.000
15.440.576.400
15.749.387.928
16.064.375.687
2,00
0
540.000.000
350.500.000
354.005.000
357.545.050
691.749.501
6,39
117.690.000
1.500.000.000
120.043.800
2.000.000.000
122.444.676
2.000.000.000
124.893.570
5.000.000.000
127.391.441
2.000.000.000
129.939.270
2.000.000.000
2,00
1.500.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
0,00
a. Pembentukan Dana cadangan
b. Penyertaan Modal/Investasi
-18,09
c. Pembayaran Pokok Hutang
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, Data Diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%).
5,92
0,00
Selanjutnya juga ada program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembibitan Ternak Sapi, yang akan dianggarkan untuk pembelian bibit sapi dan
infrastruktur pendukungnya pada tahun 2013 sebesar Rp 10,255 milyar, tahun 2014
sebesar Rp 10,261 milyar dan tahun 2015 sebesar Rp 10,266 milyar, sehingga secara
total diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 31,306 milyar sampai tahun 2016.
Kemudian juga ada program kredit modal kerja UMKM dan kredit untuk peternak sapi
didesa yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Muaro Jambi, untuk tahun 2011
telah digulirkan anggaran sebesar Rp 1,57 milyar, tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp
1,602 milyar dan akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan UMKM dan
perkembangan peternaknya jika alokasi anggaran tahun 2012 dapat diserap dan
dimanfaatkan secara baik, maka anggaran untuk program tersebut akan terus
ditingkatkan, sehingga tahun 2016 diprediksi anggaran akan mencapai Rp 1,838 milyar.
Untuk mendorong Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah sentra peternakan, maka
alokasi anggaran harus cukup signifikan, termasuk untuk peningkatan SDM di bidang
peternakan terutama untuk penyuluh peternakan. Potensi Kabupaten Muaro Jambi
sebagai sentra peternakan sangat strategis, karena letaknya sebagai hinterland dari
wilayah Kota Jambi, sehingga semua kebutuhan daging ternak penduduk Kota Jambi
dapat di-supply atau dipenuhi oleh peternak dari Kabupaten Muaro Jambi, karena biaya
pengangkutannya jauh lebih murah dibandingkan jika didatangkan dari daerah lain.
Disamping program bantuan produktif yang diberikan kepada peternak dan
petani miskin serta UMKM, juga diluncurkan program bantuan untuk petani perikanan
budidaya
melalui program pembangunan dan pengembangan kawasan minapolitan
program terintegrasi dibeberapa kecamatan. Untuk tahun 2013 dana APBD yang
dialokasikan untuk program Minapolitan ini mencapai Rp 4,94 milyar dan direncanakan
akan terus meningkat sehingga pada tahun 2016 alokasi anggaran ditargetkan sebesar
Rp 5,242 milyar. Program Minapolitan juga bersinergi dengan program pusat, sehingga
pada tahun 2011 Program Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi mendapat dana APBN
sebesar Rp 26 milyar, dan dana APBN ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan
dengan kebutuhan pendanaan program minapolitan tersebut.
Selanjutnya untuk program pengembangan air bersih pada tahun 2011 sudah
dianggarkan sebesar Rp 12,828 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 12,525 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 12,356 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 12,727 milyar, tahun 2015
sebesar Rp 13,109 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 13,502 milyar dengan
pertumbuhan
anggaran
sebesar
1,03
persen
pertahun
selama
2011-2016.
Pengembangan jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan pada tahun 2011
sudah dianggarkan sebesar Rp 5,78 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 4,422 milyar, tahun
2013 sebesar Rp 4,864 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 5,351 milyar, tahun 2015 sebesar
Rp 5,886 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 6,474 milyar dengan pertumbuhan anggaran
sebesar 2,30 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan air bersih, jaringan
listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan ini akan mendorong muculnya sektor
ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Sejalan dengan pengembangan sektor ekonomi kerakyatan tersebut Pemerintah Muaro
Jambi juga mendorong pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu candi Muaro
Jambi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 120,043 juta dan tahun 2016
sebesar Rp 129,939 juta. Total anggaran yang dikucurkan sampai tahun 2016 untuk
pengembangan Candi Muaro Jambi mencapai Rp 742,4 juta. Pengembangan kawasan
wisata ini diharapkan dapat mendorong munculnya industri kreatif sekala rumah tangga
yang dapat menopang pengembangan parawisata di Kabupaten Muaro Jambi khususnya
dan Provinsi Jambi umumnya. Program pengembangan kawasan parawisata dan
lingkungan industri kecil sentra UKM dan sektor ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat
memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja di sektor informal. Agar program ini
dapat berjalan dengan baik dibutuhkan kerja keras, koordinasi antar instansi terkait,
keiklasan dan kejujuran semua pihak agar bantuan untuk usaha-usaha kecil tersebut bisa
tepat sasaran sehingga tercapai optimalisasi anggaran dan tentunya pengawasan dan
sistem pelaporan yang baik, untuk semua UMKM dan Koperasi yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi.
Pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi selama
tahun 2011-2016 diperkirakan sebesar 9,11 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan
belanja tidak langsung sebesar 7,24 persen, belanja langsung sebesar 15,42 persen
pertahun, sehingga secara total pertumbuhan rata-rata belanja sebesar 11,19 persen
pertahun. Disisi lain pertumbuhan belanja tidak langsung periode wajib dan mengikat
serta prioritas utama tumbuh rata-rata sebesar 7,70 persen pertahun yaitu dari Rp 344,52
milyar tahun 2011 meningkat menjadi Rp 499,29 milyar tahun 2016. Sedangkan jumlah
anggaran belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2011
sebesar Rp 207,16 milyar meningkat menjadi Rp 425,026 milyar tahun 2016 atau
pertumbuhan rata-rata belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama
sebesar 15,47 persen pertahun , sedangkan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 5,92 persen pertahun selama periode
2011-2016, terutama untuk penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada
Bank Jambi.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah pendapatan daerah ditambah
sisa lebih riil perhitungan anggaran (Silpa) dan pencairan dana cadangan yang menjadi
total penerimaan kemudian dikurangi dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Total penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp
715,252 milyar dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 1.105,89 milyar tahun 2016 atau
total penerimaan meningkat rata-rata sebesar 9,11 persen pertahun. Penerimaan piutang
daerah rata-rata sebesar Rp 300 juta selama tahun 2011-2016 ditambah dengan Sisa
Lebih riil perhitungan anggaran tahun sebelumnya, dimana Silpa tahun 2011 sebesar Rp
81,668 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 42,892 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 22,255
milyar, tahun 2014 sebesar Rp 14,961 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 9,022 milyar dan
tahun 2016 sebesar Rp 5,505 milyar, berarti Silpa mengalami penurunan rata-rata
sebesar 41,69 persen. Dari perhitungan tersebut diperoleh kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar dan tahun 2016 meningkat
sedikit menjadi Rp. 188,319 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 0,21 persen pertahun.
Pertumbuhan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9,11 persen pertahun, sedangkan total
pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib
dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 7,70 persen pertahun, sedangkan
pertumbuhan belanja langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama sebesar 15,47 persen pertahun.
Dari gambaran kemampuan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Muaro
Jambi untuk mendanai pembangunan diluar yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama masih relative kecil. Berkenaan dengan itu perlu pengawasan yang lebih proaktif
dalam menjalankan semua program wajib dan prioritas sesuai dengan visi misi Bupati
Kabupaten Muaro Jambi periode 2011-2016 yang telah dijanjikan pada masyarakat
sewaktu kampanye.
Tabel 3.21
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp)
NO
Proyeksi (Rp Jutaan)
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
715.252.899.204
717.475.953.171
800.134.841.473
859.012.202.333
929.112.522.981
1.105.893.344.727
Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
0
0
0
0
0
0
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
0
0
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
300.000.000
23.440.324.443
81.668.544.991
42.892.180.488
22.255.573.902
14.961.465.336
9.022.507.203
-17,38
Total penerimaan
738.693.223.647
799.144.498.162
848.027.021.961
886.267.776.235
949.073.988.317
1.119.915.851.930
8,68
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
553.041.603.103
609.793.794.184
704.777.714.040
776.563.333.657
836.690.285.059
931.595.865.180
10,99
Kapasitas riil kemampuan keuangan
185.651.620.544
189.350.703.978
143.249.307.921
109.704.442.578
112.383.703.258
188.319.986.750
0,29
Pendapatan
Penerimaan Piutang Daerah
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya
Sumber : Data diolah (2011)
Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%)
GR (%)
9,11
Jika dilihat dari rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016. Dengan kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar,
tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan
tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi
Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen. Kapasitas
riil tersebut akan diperuntukkan untuk menunjang program wajib dan program prioritas
selama tahun 2011-2016 mendatang. Pemilihan program dan kegiatan ini harus benarbenar mampu mendorong program prioritas dan program prioritas utama untuk
mewujudkan Muaro Jambi CERDAS, KUAD DAN MAJU BERSAMA melalui Lima Misi
dan Empat Arah Kebijakan Pembangunan.
Adapun 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 –
2016, sebagai berikut:
5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan
6. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman
dan demokratis
7. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif,
efisien, proporsional, akuntabel dan transparan
8. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber
daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang
berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya
sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan.
Untuk itu semua program pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi harus
mengacu pada Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati periode
2011-2016.
Tabel 3.22
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Muaro Jambi (Rp)
Proyeksi
No
Uraian
I
Kapasitas riil kemampuan keuangan
II
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I (IIa-IIb-IIc)
II.a
Belanja Langsung
Penggunaan Dana Surplus/Cadangan
II.b
II.c
II
Dikurangi:
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama
Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta
prioritas utama
Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a-II.b-II.c)
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah
menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II)
2011
2012
2013
2014
2015
GR
(%)
2016
185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258
188.319.986.750
0,29
292.669.052.335 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287
599.516.757.397
15,42
82.868.544.991
3.547.142.311
-73.002.997
207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018
425.026.256.633
15,47
1.500.000.000
41.648.234.474
9.587.578.189
2.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
2.000.000.000
5,92
167.021.158.326 168.382.555.478 127.834.348.991
94.128.818.258
96.645.576.580
172.417.497.766
0,64
15.575.624.320
15.738.126.678
15.902.488.984
-3,12
18.630.462.218
2.000.000.000
16.985.488.466
20.968.148.500
15.414.958.930
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
III.a
Belanja Tidak Langsung
363.155.626.321 384.694.936.044 409.621.197.353 441.633.547.662 475.880.079.721
515.193.225.232
7,24
III.b
Dikurangi:
Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta
prioritas utama
344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043
499.290.736.248
7,70
III
Total rencana pengeluaran prioritas II (IIIa - IIIb)
SURPLUS ANGGARAN RIIL ATAU BERIMBANG (I-II-III)
Sumber: Data diolah (2011)
18.630.462.218
20.968.148.500
15.414.958.930
15.575.624.320
15.738.126.678
15.902.488.984
-3,12
0
0
0
0
0
0
0
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
Berdasarkan data diatas, maka kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi untuk
menambah program dan kegiatan diluar dari program wajib dan prioritas utama relatif kecil,
namun jika pemilihan program dan kegiatan yang tepat dan sesuai maka akan dapat
mendorong akselerasi ekonomi Kabupaten Muaro Jambi yang padagilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 dan
Permendagri 54 Tahun 2010, di Kabupaten Muaro Jambi ada 46 SKPD ( 7 Badan, 1
Inspektorat; 13 Dinas, Sekretariat DPRD dan RSUD Ahmad Ripin; 4 Kantor, RS.Sungai
Bahar dan RS Petaling; Sekretariat Daerah terdiri dari 9 Bagian;
11 kecamatan dan 5
Kelurahan). SKPD yang menjalankan program dan kegiatan yang termasuk urusan wajib
sebanyak 41 SKPD dan sekitar 5 SKPD lainnya yang melaksanakan program dan kegiatan
urusan pilihan. Namun dengan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011
sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp
143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi
Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi
meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen pertahun. Anggaran ini harus dibagi diluar Belanja
dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama namun
anggaran ini dapat menjadi sumber pembiayaan bagi usulan anggota dewan sewaktu reses
yang sifatnya prioritas. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapat surplus anggaran riil
dari tahun 2011-2016 sebesar 0 atau ada keseimbangan antara pemasukan, dan alokasi
rencana belanja. Oleh karena itu karena terbatasnya kapasitas riil kemampuan keuangan ini,
maka harus dipilih dan dipilah program dan kegiatan yang benar-benar mendukung
pencapaian Visi Misi Bupati untuk mewujudkan Masyarakat Muaro Jambi yang CERDAS,
KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA.
Berkaitan dengan itu, dalam penentuan skala prioritas dari program dan kegiatan
yang diusulkan oleh masing-masing SKPD harus diseleksi dengan baik berdasarkan
instrumen evaluasi perencanaan yang baik kemudian diranking berdasarkan prioritas. Setiap
program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD harus dapat memberikan multiplier effect
yang besar kepada masyarakat, meningkatkan daya saing daerah serta peningkatan nilai
tambah dan rantai nilai komoditi, sehingga dapat meningkat kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Muaro Jambi kedepan.
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis didapatkan dari hasil analisis kondisi obyektif internal dan eksternal
Kabupaten Muaro Jambi saat ini dan 5 Tahun terakhir serta sebagai dasar Visi dan Misi
Rencanan Pembangunan Jangka Menengah 2011-2016. Penentuan isu-isu strategis
tersebut yakni dengan menggunakan metode simulasi dinamik sebab-akibat dengan mencari
keterkaitan masing-masing isu satu sama lainnya. Kemudian masing-masing isu tersebut
dianalisis apakah sebagai penyebab isu yang lain atau menjadi akibat dari isu tersebut.
Metode brainstorming digunakan dalam analisis sebab-akibat tersebut.
Berpijak
pada
kondisi
dan
permasalahan
serta
tantangan
pembangunan
sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka isu strategis yang menjadi agenda dan prioritas
pembangunan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
4.1.
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
4.1.1 Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan di Muaro Jambi antara lain:
1.
Belum meratanya sebaran sarana pendidikan yang didasarkan jumlah penduduk dan
wilayah, maka untuk 5 Tahun kedepan dibutuhkan :
a. Penambahan jumlah SD
= 31 Unit
b. Jumlah penambahan kelas baru SD
c.
Penambahan Jumlah SMP Baru
d. Penambahan Jumlah kelas baru SMP
e. Penambahan Jumlah SMU/SMK
f.
2.
Jumlah penambahan kelas baru SMA/SMK
= 360 Unit
=2
Unit
= 40 Unit
=4
Unit
= 25 Unit
Sarana sekolah masih banyak yang mengalami kerusakan baik rusak berat maupun
rusak ringan.
-
Jumlah lokal rusak berat :
a. TK
= 15
Unit
b. SD
= 230
Unit
c.
= 107
Unit
SMP
d. SMU/SMK = 23
-
Unit
Jumlah lokal rusak ringan
a. TK
= 20
Unit
b. SD
= 450
Unit
c.
= 26
Unit
SMP
d. SMU/SMK = 9
-
Persentase guru bersertifikasi
a. TK
= 5 Unit (0.58%)
b. SD
= 458 Unit (53.38%)
c.
SMP
= 204 Unit (23.78%)
d. SMU
= 116 Unit (13.52%)
e. SMK
= 21 Unit (2.45%)
f.
3.
Unit
Pengawas = 54 Unit (6.29%)
Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan prasarana seperti
buku, alat-praktek, alat peraga dan alat-alat laboratorium yang belum memadai.
4.
Distribusi guru dan tenaga pendidik belum
proporsional sesuai dengan kebutuhan
sekolah terutama pada pada jurusan tertentu
5.
Perlu dilakukan Revitalisasi Rumah Guru/Kepala Sekolah pada wilayah terpencil.
6.
Sekolah di desa tertinggal dengan akses infrastruktur yang sulit merupakan sekolah
yang banyak kekurangan guru baik secara kualifikasi teknis maupun kuantitas
7.
Sistim Informasi Manajemen yang menyajikan data dan informasi belum berjalan
dengan baik.
8.
Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan prasarana seperti
buku, alat praktik, alat peraga dan alat laboratorium belum memadai.
9.
Belum mantapnya koordinasi antara Unit Pelayanan Pendidikan Kecamatan dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten serta Dinas Pendidikan Provinsi dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi.
10. Pengawasan kinerja pelayanan pendidikan yang masih rendah
11. Sekolah Menengah Kejuruan belum merata di setiap kecamatan
12. Pelaksanaan muatan lokal yang masih bersifat umum dan belum menyentuh langsung
terhadap kebutuhan pengembangan daerah.
13. Masih rendahnya partisipasi dunia usaha dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan
14. Masih rendahnya serapan dunia usaha dan industri untuk menerima tenaga kerja
tingkat menengah karena dianggap masih kurang terampil dan kurang profesional.
4.1.2
Kesehatan
Berbagai permasalahan maupun kendala yang dihadapi dalam upaya percepatan
pembangunan kesehatan antara lain ;
1.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas masih belum merata untuk
seluruh lapisan dan strata ekonomi dan sosial masyarakat sehingga
menyebabkan disparitas status kesehatan dan gizi masyarakat antar
wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender.
2.
Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah terutama desa yang relatif jauh dan tertinggal
dari pusat pelayanan kesehatan, yang menyebabkan masih terdapatnya angka
kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan.
3.
Akses terhadap pelayanan berkualitas masih rendah
4.
Masih terdapat Angka kesakitan akibat penyakit
5.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
6.
Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan yang menyebabkan terjadinya penyebaran
malaria, DBD dan vilaria.
7.
Masih terbatasnya tenaga spesialis dan teknis dalam mendukung pelayanan Rumah
Sakit maupun Puskesmas.
8.
Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan baik dirumah sakit maupun puskesmas.
Rumah bidan dan pustu masih banyak yang sudah mengalami kerusakan baik rusak
berat maupun rusak ringan.
9.
-
Puskesmas non perawatan rusak ringan 3 unit, rusak berat 1
-
Pustu rusak ringan 18 dan rusak berat 10
-
Puskesmas keliling 11 rusak ringan dan 6 rusak berat.
-
Rumah medis rusak ringan 13 dan rusak berat 8
-
Rumah para medis 56 rusak ringan dan 23 rusak berat
-
Rasio dokter 22,4 / 100.000 penduduk dari target 25/100.000
-
Rasio dokter spesialis 1,57/100.000 penduduk dari target 2/100.000
-
Rasio dokter gigi 3,4/100.000 penduduk dari target 6/100.000
-
Rasio bidan 117/100.000 penduduk dari target 120/100.000
-
Rasio perawat 76,3/100.000 penduduk dari target 90/100.000
Masih terdapat masyarakat kurang mampu yang belum mendapatkan akses kesehatan
yang memadai.
10. Terbatasnya tenaga teknis kesehatan dan system distribusi belum proporsional.
11. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan belum memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas
12. Terbatasnya Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan.
13. Masih rendahnya kontribusi dunia usaha (dalam peningkatan pelayanan kesehatan
14. Pengetahuan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi masih rendah
15. Kemandirian peserta KB masih rendah
16. Pola konsumsi masyarakat belum menerapkan prinsip kesehatan
17. Status kesehatan masyarakat antar desa masih terdapat perbedaan
18. Pembinaan keluarga dalam tumbuh kembang anak remaja masih rendah
4.1.3 Pemuda dan Olahraga
Permasalahan pembangunan bidang kepemudaan dan olahraga meliputi:
1. Partisipasi pemuda dalam pembangunan masih rendah
2. Presasi olahraga masih rendah
3. Kurangnya minat pemuda baik sebagai individu maupun organisasi
kepemudaan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
dalam bidang kewirausahaan.
4. Belum sepenuhnya para pemuda mengetahui tentang penyalahgunaan NAPZA dan
HIV/AIDS
di sisi lain hal tersebut kurang diikuti dengan upaya-upaya mendorong
tumbuhnya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap bahaya
NAPZA dan HIV/AIDS tersebut.
5. Kesadaran berolahraga di masyarakat relatif rendah
6. Terbatasnya media yang dapat memfasilitasi pemuda dalam berpartisipasi dalam
pembangunan daerah. Keterbatasan ini muncul sebagai akibat dari keterbatasan sarana
dan prasarana kepemudaan dan olahraga serta tingkat pendidikan pemuda yang masih
relatif rendah.
7. Belum optimalnya peran swasta dalam menunjang prestasi olah raga daerah.
8. Kurang tersedianya sarana dan prasarana olah raga dalam rangka meningkatkan akses
layanan kepada masyarakat dalam berolah raga dan meningkatkan prestasi olah raga
daerah.
4.1.4 Kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1. Kapasitas kelembagaan PUG masih terbatas
2. Pemberdayaan perempuan belum optimal yang ditandai masih rendahnya partisipasi
perempuan dalam politik, jabatan public dan bidang ekonomi.
3. Tingkat kemandirian perempuan menghadapi tantangan dan perubahan belum mantap.
4. Masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
4.1.5 Sosial Budaya, Kerukunan umat, demokrasi, budaya hukum
dan HAM
Agama dan kerukunan umat
1. Semakin berkembangnya era demokrasi yang ditandai dengan
tumbuhnya organisasi kemasyarakatan dengan berbagai tujuan dan
kepentingan dan dengan kondisi penduduk yang heterogen dan
budaya bila tidak disertai pembinaan dan kerangka nasionalis akan
berpotensi menimbulkan konflik.
2. Pemahaman masyarakat terhadap budaya hukum dan HAM masih
rendah yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor dan sebab.
3. Disisi lain upaya
pendidikan Hukum dan HAM serta Koordinasi
penegakan HAM skala Kabupaten, dan dukungan
terhadap
pelaksanaan kebijakan Hukum dan HAM yang dilakukan masih belum
berjalan optimal.
4. Tidak bisa dipungkiri arus informasi sudah tidak bisa dibendung
apalagi terhadap pembentukan karakter generasi muda. Budaya
negative yang bila tidak diantispasi sedini mungkin akan berdampak
pada menurunnya .
5. Rendahnya minat generasi muda untuk mencintai budaya daerah
6. Minat generasi muda akan kelestarian budaya daerah sangat rendah
dibandingkan dengan budaya luar. Gejala ini bila tidak antisipasi maka
akan merubah pola dan perilaku generasi penerus kita nanti.
4.1.6 Politik
1. Angka partisipasi dalam pemilu legislatif 75,32% dan Pemilukada
sebesar 69,42 % dari keseluruhan mata pilih. Gambaran dari
menurunnya
partisipasi
pada
pemilukada
salah
satunya
disebabkan rendahnya kepentingan pemilih terhadap calon serta
anggapan masih sulitnya membangun kepercayaan masyarakat
terhadap
hasil
pemilu
itu
sendiri.
Disamping
itu
ada
kecenderungan perubahan pola pikir masyarakat tentang pemilu.
Kenyataan ini harus diluruskan agar peran sentral pemilukada dan
pemilu legislative sebagai motor demokrasi dalam pemerintahan
tetap menjadi harapan perubahan dan perbaikan serta kontrol
pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah. Hasil akhir yang
diharapkan dari pemilu adalah keluarnya kebijakan yang berpihak
pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Khusus
partisipasi politik perempuan, meskipun telah mengalami banyak
kemajuan. Namun, kondisi ini belum mampu mengubah realitas
rendahnya peran politik perempuan dalam lembaga-lembaga
politik. Kendala yang masih dihadapi adalah
kompetisi internal
partai politik, dan kompetisi di antara perempuan itu sendiri.
Kendala lainnya adalah terkait faktor eksternal, seperti budaya
patrikal yang menempatkan laki-laki pada posisi yang lebih
dominan. Selain itu, perempuan juga masih belum dianggap
sebagai kelompok yang berhak memiliki peran independen dalam
melakukan aktualisasi diri di bidang sosial dan politik, serta belum
memiliki akses yang sama ke dalam sumber-sumber pengetahuan
dan pendidikan.
2. Dinamisnya jumlah Parpol pada setiap pemilu dan terjadinya
perpindahan kader parpol yang disebabkan kepentingan tertentu
menunjukkan pondasi dasar parpol belum mantap. Peran parpol
dimata masyarakat hanya mewakili kepentingan partai atau
kelompok tertentu dan secara umum kinerja parpol sebagai
Pembina dan salah satu elemen demokrasi belum optimal. Tugas
pokok dan fungsinya yaitu agregasi dan artikulasi politik,
komunikasi politik, dan pendidikan politik belum berjalan. Selain itu
Parpol
pun
organisasinya,
menghadapi
seperti
beberapa
sarana
dan
persoalan
prasarana
internal
penunjang
organisasi, konflik internal dalam pergantian kepengurusan, belum
optimalnya
proses
kaderisasi
dan
mekanisme
rekrutmen,
lemahnya kemampuan dan kapasitas SDM kader dan fungsionaris
partai dalam membangun dan mempraktekkan dasar-dasar
demokrasi.
3. Masih
rendahnya
kesenjangan
pemanfaatan
informasi
di
dalam
informasi
menyebabkan
masyarakat.
Akibatnya
masyarakat
sulit berpartisipasi dan ikut terlibat dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan dan berperan dalam ruang publik,
dan dalam mengawasi penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari masalah penyediaan,
pengelolaan, dan penyebarluasan informasi publik yang masih
sampai saat ini masih mengalami berbagai kekurangan, akibat
dari keterbatasan kapasitas sumber daya manusia bidang
informasi dan komunikasi, belum memadainya regulasi di bidang
komunikasi
dan
informasi,
serta
sarana
dan
prasarana
komunikasi.
4.1.7 Tata
Pemerintahan
1. Pelaksanaan pelayanan public yang belum optimal
Kondisi geografis yang sangat luas dan mengelilingi Kota Jambi
dengan sebagian besar topografi merupakan daerah aliran sungai
batang hari merupakan tantangan dalam pelaksanaan pelayanan
public yang baik. Jarak ibu kota kabupaten dengan ibu kota
kecamatan sebahagian besar ditempuh melalui kota Jambi pada
beberapa kecamatan bahkan mencapai jarak ratusan kilometer.
Faktor lain adalah ketersediaan
tenaga
yang berkualitas di
sebahagian aparatur Kecamatan masih sangat terbatas sehingga
pelaksanaan pelayanan public masih rendah. Bahkan secara umum
kualitas aparatur yang ada pada SKPD masih perlu ditingkatkan
kapasitasnya.
2. Efektivitas
Peraturan
Perundang-undangan.
Dalam
rangka
memacu pemerintah daerah untuk lebih mandiri, maka berbagai
Upaya
telah
dilaksanakan
dengan
menyusun
regulasi
yang
mendukung kinerja pemerintah daerah. Berbagai peraturan daerah
baik telah dikeluarkan dan sebagian ketika telah dievaluasi
terkendala tumpang tindih kewenangan dan akhirnya menemui
kendalan dalam pelaksanaannya. Disamping itu feed back dari
rangkaian pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut belum tersinergi.
Faktor lain adalah masih rendahnya keterlibatan masyarakat sebagai
pihak yang menerima dampak dari suatu kebijakan dalam bentuk
peraturan daerah juga belum sepenuhnya dilakukan sehingga
kesadaran masyarakat akan mamfaat dari pemberlakuan peraturan
daerah masih kurang. Pada tingkat penegakan hukumnya juga
masih dihadapkan pada banyak kendala, seperti masih rendahnya
tingkat kesadaran hukum masyarakat. Kualitas pendidikan yang
rendah serta faktor sosial budaya lainnya.
3. Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN.
Reformasi birokrasi yang berjalan tidak seiring dengan tuntutan
efisiensi pelaksanaan manajemen menjadi salah satu kendala
penerapan pemerintah yang bersih dan bebas KKN. Peningkatan
kinerja pengawasan baik secara internal maupun eksternal dalam
bentuk kelembagaan maupun non kelembagaan masih belum
optimal.
Sampai dengan saat ini upaya pencegahan telah dilaksanakan
secara integratif oleh aparat publik sebagai penyedia pelayanan
umum, bersama-sama dengan sektor swasta dan masyarakat
sebagai sarana untuk mencapai optimalisasi upaya pemberantasan
korupsi. Penyebab lambannya upaya pencegahan KKN juga masih
terkendala oleh belum optimalnya kapasitas pengelolaan manajemen
keuangan negara dan pengawasannya. Penyebabnya antara lain
oleh keterbatasan jumlah dan kualitas pengelola keuangan pada
masing-masing SKPD dan auditor daerah. Permasalahan lain di
bidang pengawasan adalah bahwa masih terdapat ketidakselarasan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan, belum
sempurnanya
mekanisme/hubungan
kerja
yang
mengatur
pengawasan yang dilakukan legislatif dan peran Aparat Pengawasan
Internal
Pemerintah
(APIP)
dalam
penanganan
pengaduan
masyarakat, dan perlunya diperkuat kode etik/standar audit.
Di samping permasalahan tersebut di atas, budaya kerja produktif yang profesional
juga belum berkembang di lingkungan birokrasi. Dalam rangka mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, penerapan e-procurement belum dapat
dilaksanakan. Padahal, pengembangan dan penerapan e-procurement merupakan
instrumen yang efektif untuk mencegah praktek KKN dalam proses pengadaan
barang dan jasa publik.
4. Pelayanan Publik.
Pelaksanaan pelayanan publik telah menunjukkan kemajuan dan
sebagai Kabupaten Pemekaran public service tersebut belum sesuai
harapan masyarakat dan dunia usaha. Para investor yang berbisnis
atau akan berbisnis di Muaro Jambi
masih terkendala dengan
berbagai regulasi, system pelayanan investasi dan
pelayanan
perizinan
yang
lambat
dan
infrastruktur yang kurang memadai. Oleh
mahal
serta
birokrasi
kualitas
karena itu diperlukan
adanya berbagai kemudahan pelayanan investasi.
Beberapa unit pelayanan public belum menerapkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM), yang secara jelas dan transparan memberitahukan hak dan kewajiban
masyarakat sebagai penerima layanan publik. Di samping itu, sistem manajemen
pelayanan publik belum banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, murah, transparan, dan
akuntabel. Sistem evaluasi kinerja pelayanan publik juga masih lemah dalam
mendorong kinerja pelayanan.
5. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi.
Kinerja birokrasi berdasarkan kelembagaan belum optimal sesuai
harapan dan ini tercermin dari kinerja SKPD yang masih rendah.
Hal ini disebabkan dukungan kualitas tenaga teknis masih rendah,
terdapat tumpang tindih kewenangan pada beberapa SKPD, sistem
perencanaan dan pelaporan yang belum optimal, proses kerja di
dalam birokrasi juga belum ditunjang dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi secara optimal.
4.1.8.
Perdesaan
1. Lemahnya kapasitas kelembagaan desa dalam pengelolaan
pembangunan yang tercermin dari lemahnya fungsi perencanaan
dan pengawasan.
2. Tingkat kemandirian desa masih rendah dalam pengelolaan
potensi desa sebagai sumber keuangan desa.
3. Kondisi geografis yang jauh dan infrastruktur kurang layak
menjadikan
pembinaan
dan
fasilitasi
pengembanan
dan
pengelolaan desa kurang optimal.
4. Secara umum kondisi infrastruktur perdesaan kurang memadai
5. Secara umum kondisi SDM perdesaan tergolong masih rendah
6. Ketergantungan pada sektor primer masih sangat tinggi
7. Beberapa desa masih belum terjangkau aliran listrik
4.1.9.
Perekonomian Daerah, Pariwisata dan Budaya
4.1.9.1
Keuangan Daerah
Fakta dan Permasalahan dari Keuangan Daerah sebagai berikut:
1. Walaupun target penerimaan PAD Muaro Jambi setiap tahunnya melebihi target yang
ditetapkan, namun target tersebut masih jauh dari potensi penerimaan yang tersedia.
Kontribusi PAD terhadap terhadap APBD masih sangat rendah berkisar 2.84% dari total
pendapatan,
hal
ini
menggambarkan
ketergantungan
daerah
terhadap
dana
perimbangan dari pemerintah pusat masih sangat besar.
2. Terdapat kendala penetapan target PAD yang disebabkan belum adanya regulasi yang
mendukung.
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah.
4. Potensi pendapatan belum tergali secara maksimal guna mendukung pendapatan
daerah
5. Kinerja pengelolaan keuangan daerah pada masing-masing SKPD masih belum optimal.
6. Penataan aset daerah belum sesuai dengan syarat penilaian kewajaran.
4.1.9.2
Sumberdaya Ekonomi
1.
Terjadi ekonomi biaya tinggi yang disebabkan oleh ketersediaan dan
kualitas infrastruktur yang kurang memadai, serta efek kerja birokrasi
yang kurang efisien.
2.
Pengelolaan ekonomi yang berbasis sumber daya hutan sudah tidak bisa
dioptimalkan lagi terkait keterbatasan sumber daya alam dan pengaruh
kampanye hijau serta booming pengembangan kelapa sawit yang
menyerap lahan hingga puluhan ribu hektar.
3.
Masih belum berkembangnya sektor hilir (agroindustri) sehingga masih
rendahnya nilai tambah sektor pertanian komoditas unggulan.
4.
Produktivitas hasil usaha tani (pertanian, perkebunan dan peternakan)
yang rendah disebabkan oleh kualitas bibit, ketersediaan sarana produksi
dan manajemen usaha tani).
5.
Rendahnya pendapatan petani, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
daya beli petani di Kabupaten Muaro Jambi masih rendah karena
rendahnya pendapatan. Khusus petani tanaman pangan termasuk
kelompok yang perlu mendapat pembinaan dan insentif khusus untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian tanaman
pangan.
6.
Masih terdapat potensi lahan pangan yang belum digarap terkendala
kepemilikan lahan, biaya pembukaan lahan, infrastruktur pendukung dan
social budaya yang kurang mendukung
7.
Terjadi konversi lahan ke jenis usaha lain (tanaman pangan, horti, karet,
dan perikanan) ke kelapa sawit bahkan terjadi pada tingkat petani
swadaya yang kurang mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan dan
peruntukan lahan.
8.
Penetapan lahan abadi untuk pengembangan tanaman pangan sebagai
upaya menjaga ketahanan pangan belum terealisasi
9.
Pengembangan perkebunan rakyat terkendala pada ketersediaan bibit
berkualitas dan permodalan.
10. Kelangkaan pupuk ditingkat petani masih sering terjadi dan terbatasnya
pasokan pupuk bersubsidi untuk petani kecil
11. Masih rendahnya pertambahan populasi ternak dari potensi (kapasitas
tampung) yang ada.
12. Belum tersedianya pembibitan ternak daerah sebagai penyangga
ketersediaan bibit petani
13. Terjadi ketimpangan penguasaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah
(P4T)
14. Akses pasar produksi perikanan masih belum optimal
15. Terjadinya kesenjangan produktivitas karena belum optimalnya teknologi
yang digunakan, ketersediaan
dan kualitas air masih belum sesuai
kebutuhan pertanaman.
16. Pola konsumsi masih banyak tergantung dengan padi-padian (beras).
17. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) belum mencapai ideal.
18. Relatif masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani pada wilayah
penghasil tanaman pangan
19. Pengelolaan sumberdaya perikanan lokal belum optimal dilakukan
dibanding potensi yang tersedia.
20. Orientasi budidaya perikanan masih pada pasar local
21. Aplikasi teknologi budidaya ikan belum merata, sehingga produksi
budidaya belum memenuhi standar ekspor dari segi kualitas, kuantitas
dan kontinuitas.
22. Pengembangan usaha budidaya sebagian masih berpencar, belum
menerapkan konsep usaha kawasan sehingga sangat menyulitkan dalam
pembinaan dan pengawasan.
23. Terbatasnya tenaga penyuluh teknologi perikanan, khususnya tenaga
pendamping perbenihan.
24. Transportasi Masih terdapat jalan dan jembatan yang mengalami
kerusakan yang menyebabkan petani kesulitan dalam mengeluarkan
hasil produksinya.
25. Rendahnya produktivitas dan pendapatan usaha mikro, kecil dan
menengah serta koperasi, terutama yang berkaitan dengan rendahnya
kualitas sumber daya manusia UMKM khususnya dalam bidang
manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran; serta
rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM.
26. Kurang mandirinya koperasi dalam usaha kelompok dan adanya kesan
koperasi berkembang seolah-olah hanya mengharapkan subsidi dari
pemerintah serta terkesan selalu berbau kepentingan pihak tertentu
27. Terbatasnya akses UMKM dan Koperasi kepada sumberdaya produktif
28. Tertinggalnya kinerja koperasi dalam memberikan kontribusi terhadap
perekonomian
dibandingkan
dengan
badan
usaha
lainnya
yang
disebabkan antara lain karena peran anggota dan kualitas kelembagaan
yang belum siap melaksanakan koperasi menuju kemandirian
29. Permasalahan klasik UMKM masih terletak pada modal, manajemen,
akses produksi yang berbasiskan teknologi dan akses pasar
30. Masih rendahknya tingkat ketrampilan dan skill angkatan kerja daerah
31. Distribusi barang/jasa yang kurang lancar akibat infrastruktur yang
kurang memadai
32. Kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi masih rendah
33. Sebagai daerah hinterland Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi belum
memamfaatkan potensi posisi strategis wilayah secara optimal
34. Pelayanan investasi daerah belum optimal
4.1.9.3 Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
1.
Rendahnya nilai tambah sektor industri pengolahan berbasis komoditas
unggulan.
2.
Penurunan fungsi hutan sudah memasuki titik yang mengkhawatirkan
terlihat ketika musim hujan dan musim panas gejala kebanjiran dan
kekeringan begitu cepat terjadi.
3.
Terjadinya konversi lahan tanpa mempertimbangkan aspek kesesuaian
lahan.
4.
Masih
terdapat
usaha
perkebunan
dan
industri
yang
kurang
memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan.
5.
Belum adanya regulasi daerah dalam penerapan dan pengelolaan
lingkungan
6.
Sebagian besar (lebih dari 90%) lapangan minyak yang saat ini
beroperasi merupakan lapangan minyak tua (mature), sedangkan
penambahan lapangan minyak baru tidak dapat mengimbangi laju
kebutuhan minyak mentah dalam negeri.
7.
Produksi Batubara masih terkendala teknis dan kualitas, serta kuantitas
8.
Masih terbatasnya jumlah maupun kualitas sumberdaya manusia
profesional dalam penguasaan teknologi tenaga-tenaga pertambangan,
sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat.
9.
Pembangunan pertambangan sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya
alam belum dilaksanakan, ditata, dan dikembangkan secara terpadu
dengan pembangunan wilayah dalam suatu kerangka tata ruang yang
terintegrasi.
10. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan air yang tersedia
pada
musim
hujan
dan
pada
musim
kemarau,
menyebabkan
ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain
menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan potensi
bahaya kemanusiaan berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau,
kelangkaan air telah menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan lainnya
berupa kekeringan yang berkepanjangan.
11. Tantangan monokultur tanaman tertentu yang dibudidayakan, berpeluang
merubah keseimbangan alam dan perubahan ekosistem, berdampak
pada bencana alam seperti banjir dan kekeringan.
4.1.9.4.
Kebudayaan dan Pariwisata
Beberapa permasalahan bidang kebudayaan dan pariwisata
antara lain:
1. Potensi kepariwisataan di Muaro Jambi belum didukung oleh keterpaduan
penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana, serta kesiapan
masyarakat setempat dalam menerima kunjungan wisatawan.
2. Masih kurangnya penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai
tradisional dan kearifan lokal yang luhur.
3. Rendahnya penyerapan dan pengembangan nilai-nilai budaya nasional maupun budaya
asing yang unggul dan dapat menunjang percepatan peningkatan pembangunan daerah.
4. Lemahnya
peran
serta
seluruh
elemen
masyarakat
dalam
upaya
menggali,
mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya, serta meningkatnya kegiatan
masyarakat dalam upaya pengembangan dan pelestarian kawasan budaya dan benda
cagar budaya yang terkoordinasi secara sinergis dengan pemerintah.
5. Sumberdaya dibidang pariwisata masih terbatas dan sinergi antar tingkatan yang belum
optimal
6. Kurangnya
even-even kebudayaan yang dinamis, unik dan berkelas yang bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat, yang menjadi image
daerah.
7. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesenian daerah
8. Masih rendahnya kontribusi dunia usaha dalam menggerakkan sector pariwisata.
9. Kualitas pengelolaan warisan budaya masih rendah. Khusus candi Muaro Jambi masih
terbentur pada kepastian luas wilayah situs dan kepentingan masyarakat sekitar dan
perekonomian daerah
4.1.10. Infrastruktur Daerah dan Tata Ruang
1.
Kuantitas dan Kualitas infrastruktur transportasi darat terutama jalan dan jembatan yang
relatif rendah mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan dalam transportasi orang,
barang dan jasa baik di dalam wilayah Muaro Jambi. Kondisi jalan menuju sentra
produksi yang kurang baik menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
2.
Kapasitas jalan yang ada tidak mampu menampung beban yang melebihi tonase
(overloading) dalam mobilisasi barang sehingga dalam siklus tahunan jalan telah
mengalamai kerusakan.
3.
Kondisi drainase yang ada tidak sesuai dengan kondisi saat ini yang disebabkan oleh
perencaan yang belum optimal
4.
Masih terdapat beberapa wilayah Desa yang belum menikmati aliran listrik
5. Kualitas Mutu Air (KMA) yang terdapat pada Sungai Batanghari sudah
berada pada tingkat tercemar.
6. Pelayanan air bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman hanya
menjangkau kawasan tertentu dan belum tersebar merata, terutama di
perdesaan.
7.
Penyediaan infrastruktur pertanian seperti irigasi belum memadai.
8.
Infrastruktur pengelolaan kebersihan masih sangat terbatas dan hanya beroperasi pada
wilayah tertentu
9.
Sarana pemadam kebakaran hanya sebatas wilayah ibu kota kabupaten
10. Masih terdapat pemukiman penduduk yang tidak layak huni
11. Penyediaan perumahan yang mampu dijangkau kaum lemah belum tersedia
12. Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan kurang memadai
13. Masih terjadinya pelanggaran tata ruang
14. Pengelolaan kawasan cepat tumbuh atau pengembangan kota baru belum optimal.
4.2.
ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi kemajuan Muaro
Jambi dimasa datang dengan mempertimbangkan isu-isu dan dinamika internasional,
nasional maupun regional.
1)
Kualitas dan Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan masih terbatas
2)
Kualitas tenaga pendidik dan manajemen pendidikan belum optimal
3)
Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum memadai
4)
Banyak sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang mengalami kerusakan berat
maupun rusak ringan.
5)
Rasio tenaga dokter dan tenaga medis belum sesuai standar pelayanan kesehatan
terutama pada pada daerah dengan infrastruktur yang sulit.
6)
Rendahnya akses masyarakat desa dengan infrastruktur yang saat ini masih belum
memadai.
7)
Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia tercerminnya dari sektor yang paling
dominan masih bertumpu pada sektor primer sehingga nilai tambah dan rantai nilai dari
produk/komoditi sangat rendah
8)
Produksi dan produktivitas pertanian,peternakan, perkebunan dan perikanan belum
optimal
9)
Masih sering terjadi konflik dimasyarakat yang disebabkan status kepemilikan tanah,
rendahnya implementasi dari regulasi dan adanya kepentingan pihak yang tidak
bertanggung jawab
10)
Implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan masih rendah dan terkesan
terkontaminasi budaya negative asing
11)
Kinerja pengelolaan keuangan daerah masih rendah ini terlihat dari rendahnya
kontribusi PAD terhdap APBD yang hanya berkisar 2.8%.
12)
Kinerja pengelolaan keuangan dan asset daerah belum optimal ini terlihat dari opini
BPK dengan status Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
13)
Kinerja birokrasi masih perlu perbaikan sesuai dengan tuntutan pelayanan publik
14)
Rendahnya kontribusi sektor UKM dan koperasi dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi
15)
Tingkat kemandirian Koperasi dan UKM masih rendah
16)
Belum adanya sarana prasarana pasar Kabupaten semi modern
17)
Belum tersedianya upaya penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi
18)
Masih rendahnya pendapatan petani yang berbasiskan pada komoditi pangan.
19)
Masih terdapat rumah tidak layak huni yang ditempati masyarakat
20)
Pengelolaan sumber daya alam belum sepenuhnya memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan.
21) Isu global yang tidak kalah pentingnya adalah program Pengurangan
Emisi Karbon akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan dan Lahan.
22) Posisi strategis Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah hinterland Kota
Jambi belum dioptimalkan
23) Masih perlunya peningkatan dan pengembangan infrastruktur Jalan dan
Jembatan dalam mendukung pengembangan wilayah yang merupakan
tujuan pembangunan yang harus dicapai. Isu ini menjadi sangat penting
karena pemenuhan infrastruktur dasar ini menjadi prasyarat utama
berjalannya proses pembangunan secara baik.
24) Pengembangan Infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, air bersih
dan
Penyehatan
Lingkungan
Pemukiman
masih
memerlukan
pengembangan.
25) Belum tersedianya sarana prasarana dan fasilitas perhubungan seperti
terminal tipe C di Kawasan Cepat Tumbuh.
26) Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk
kepedulian
pihak
swasta
terhadap
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat sekitar dan pembangunan ekonomi daerah melalui program
kemitraan dan bina lingkungan masih perlu ditingkatkan. Hal ini
merupakan upaya pemerintah Muaro Jambi dalam menjalin kerjasama
yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta/masyarakat
terhadap pelaksanaan pembangunan di Muaro Jambi.
27) Isu strategis lainnya adalah pengembangan sektor ekonomi kerakyatan
yang masih perlu diupayakan bersama yang didukung dengan potensi
sumberdaya ekonomi yang cukup besar.
28) Belum optimalnya Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Terpadu
Candi Muaro Jambi.
29) Perlu pengembangan sektor dan komoditas unggulan berbasis sumber
daya lokal dan terbarukan antara lain seperti Pengembangan Pusat
Pertanian tanaman pangan dan hortikultura, karena potensi lahan yang
cukup besar dan kedepan Muaro Jambi sebagai salah satu daerah
sentra beras. Dan ini perlu komitmen bersama agar pengembangan dan
pelaksanaannya benar-benar terfokus.
30) Pengembangan
Kawasan
Minapolitan,
yang
disertai
dengan
Pengembangan budidaya ikan lokal seperti ikan Gabus, ikan Betok dan
ikan lokal lainnya secara optimal melalui penerapan teknologi budidaya
perikanan saat ini, karena ikan lokal asli daerah sangat digemari dan
memiliki potensi pasar yang baik di pasar lokal, regional, nasional
maupun internasional, seperti ikan Gabus yang memiliki protein yang
sangat tinggi.
31) Selain daripada itu juga pengembangan pembibitan ternak besar seperti
sapi dan kerbau belum dikembangkan secara optimal, mengingat
potensi padang penggembalaan dan lahan yang tersedia masih cukup
luas. Dan Pemerintah Kabupaten dengan komitmen bersama yang
terfokus untuk pengembangan pembibitan ternak ini, dapat membangun
kawasan pembibitan ternak, yang pembiayaannya ditopang melalui
APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun Dana Tugas Pembantuan
dari Pemerintah Pusat.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1.
VISI PEMBANGUNAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
Berkaitan dengan dasar aturan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan serta Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah disampaikan
oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye, maka Visi Pembangunan yang ditetapkan
untuk tahun 2011 – 2016, yaitu :
“CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA”
Cerdas :
1. Sumber daya manusia yang berkualitas (hard skill dan soft skill),
berkompetensi, terampil dan menguasai teknologi informasi.
2. Sumber daya manusia yang produktif, sehat, mandiri, Dinamis, kreatif
dan inovatif.
3. Sumber daya manusia yang sejahtera, jujur, beretika dan mempunyai
integritas.
Mengartikan bahwa dalam era globalisasi dan persaingan saat ini
keunggulan suatu daerah ditentukan oleh daya saing daerah,
sedangkan daya saing sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas yang
digambarkan oleh penguasaan hard skill dan soft skill, kompetensi dan
penguasaan teknologi informasi, produktif, kreatif, inovatif, jujur dan
mempunyai integritas maka akan dapat memenangkan persaingan,
sehingga dapat meningkatkan nilai tambah (value added) dan rantai
nilai (value chain) dari produk daerah dan sumber daya alam dan pada
gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
KUAD merupakan singkatan dari : Kerukunan, Amanah, dan Demokratis
1. Kerukunan: Terwujudnya kehidupan yang harmonis yang tercermin
dari kehidupan beragama, sosiali dan politik masyarakat
2. Amanah: Tercermin dari pelaksanaan pemerintahan yang baik (good
governance) disemua tingkatan
3. Demokratis: Merupakan jaminan kesamaan hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi
supremasi hukum dan HAM
Mengandung makna keadaan yang menggambarkan perwujudan
kerukunan masyarakat dengan rasa aman dan tentram, memiliki rasa
percaya
yang
tinggi
pemerintah sehingga
terhadap
amanah
pembangunan
kepada
dapat menikmati kehidupan yang lebih
berkualitas dengan nuasa yang demokratis dilandasi supremasi hukum
dan HAM.
Maju Bersama
:
1. Tumbuhnya ekonomi
2. Terciptanya pemerataan pembangunan dan pendapatan
3. Berkembangnya kehidupan social budaya yang konstruktif
4. Tersedianya infrastruktur wilayah yang memadai
5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Mengandung makna suatu kondisi yang bergerak dinamis kearah yang
lebih baik yang tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan merata, diiringi peningkatan pendapatan pendapatan perkapita di
semua lapisan, dengan laju inflasi yang terkendali sehingga daya beli
masyarakat tetap tinggi yang mendorong permintaan barang dan jasa
dan pada gilirannya produksi meningkat dan memberikan multiplier
pada penciptaan kesempatan kerja, sehingga berdampak pada
berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pengurangan
kesenjangan pembangunan dan kemiskinan yang mengedepankan
kearifan local akan mendorong terjaganya kelestarian alam dan
lingkungan
hidup.
Maju
bersama
juga
mengandung
makna
perwujudan pembangunan yang adil dan merata, tanpa diskriminasi,
baik antar golongan maupun wilayah, sehingga hasil pembangunan
dapat dinikmati masyarakat.
5.2. MISI PEMBANGUNAN
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016, sebagai berikut:
9. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan
Yaitu pembangunan yang menekankan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
ini ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan dan derajat kesehatan penduduk,
yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar
bagi masyarakat agar lebih produktif serta berdaya saing untuk mencapai kehidupan
yang lebih makmur dan sejahtera;
10. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun,
aman dan demokratis
Yaitu Pembangunan yang mengedepankan keselarasan kehidupan
sosial politik
masyarakat
yang berkeadilan dengan menjamin
kepastian hukum, kesamaan hak dan kewajiban dalam berbagai
bidang serta penerapan demokrasi disemua tingkatan pemerintahan.
11. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif,
efisien, proporsional, akuntabel dan transparan
Yaitu Pembangunan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik
(good governance) secara konsisten dan berkelanjutan disemua tingkatan yang
tercermin dari berkurangnya penyalahgunaan wewenang dan keuangan daerah,
peningkatan kinerja birokrasi, peningkatan keberhasilan pembangunan di berbagai
bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan proporsional, efektif, transparan
serta professional.
12. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber
daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang
berwawasan lingkungan.
Yaitu Membangun ekonomi daerah yang berbasiskan ekonomi kerakyatan dengan
seluruh kekuatan sumber daya daerah, menciptakan iklim investasi yang kondusif,
serta penyediaan sarana dan prasarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dari semua sector dan meningkatkan daya saing daerah dengan tetap menjaga
keseimbangan SDA dan kelestarian lingkungan hidup.
5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya
sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan
Yaitu meningkatkan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum dan utilitas
lainnya yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi
dan sosial serta berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum
untuk menunjang produksi, produktivitas, efisiensi dan mobilitas publik;
5.3.
5.3.1.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan
arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional Tahun 2009 – 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2025 dan RPJMD
Provinsi Jambi 2010-2015, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah untuk
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke
depan adalah :
Tabel. 5.1.
Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016
No
1.
MISI
MISI 1:
Meningkatkan
akses
dan
pendidikan dan kesehatan
kualitas
TUJUAN
Tujuan 1: Meningkatkan akses
dan mutu pelayanan pendidikan
bagi masyarakat
Tujuan 2: Meningkatkan
pelayanan fasilitas Pendidikan
dasar
Tujuan 3: Mewujudkan pemuda
produktif dan berprestasi
Tujuan 4 : Mewujudkan SDM
anak yang berkualitas
Tujuan 5 : Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
2.
MISI : 2
Meningkatkan kehidupan masyarakat yang
harmonis, rukun, aman dan demokratis
Tujuan 1: Mewujudkan kualitas
kehidupan beragama yang
harmonis, rukun, aman dan
tentram dalam kehidupan
masyarakat yang lebih
demokratis
SASARAN
Sasaran : Meningkatkan
akses dan mutu pelayanan
pendidikan
Sasaran : Meningkatnya
ketersediaan dan kualitas
pelayanan fasilitas sarana
pendidikan
Sasaran 3 : Terciptanya
pemuda produktif dan
berprestasi dalam berbagai
bidang
Sasaran : Terciptanya
peningkatan SDM anak
kurang mampu, terlantar dan
penyandang masalah social
Sasaran : Meningkatkan
akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
Sasaran : Meningkatnya
ketersediaan dan kualitas
pelayanan fasilitas kesehatan
Sasaran: Meningkatnya
kualitas dan jangkauan
layanan keluarga berencana
Sasaran : Terwujudnya
kualitas kehidupan kehidupan
beragama melalui
pembinaaan dan pemahaman
dan pengamalan ajaran
agama pada masyarakat
Sasaran : Meningkatnya
kualitas demokrasi
Tujuan 2 : Meningkatkan
wawasan kebangsaan dan cinta
tanah air
Tujuan 3 : Meningkatkan
Ketentraman, Ketertiban,
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
No
3.
MISI
MISI: 3
Meningkatkan tata kelola Pemerintahan
Daerah yang baik, efektif, efisien,
proporsional, akuntabel dan transparan
dimasyarakat dalam kerangka
supremasi hukum dan HAM
Sasaran: Meningkatkan
kesamaan hak dan kewajiban
dalam penyelenggaraan
Pemerintahan
Sasaran : Meningkatkan
Wawasan Kebangsaan
Sasaran : Meningkatkan
semangat dan penghargaan
terhadap pejuang
Sasaran : Meningkatknya
Ketentraman, Ketertiban,
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
TUJUAN
Tujuan 1 : Meningkatkan kinerja
kelembagaan pemerintahan daerah
Tujuan 2 : Meningkatkan
perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan pembangunan
daerah
Tujuan 3 : Meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan otonomi daerah
Tujuan 4 : Meningkatkan Kapasitas
dan kinerja pengelolaan Keuangan
Daerah
Tujuan 5 : Meningkatkan Pelayanan
Publik
SASARAN
Sasaran 1 : Meningkatnya
kapasitas kelembagaan
pemerintahan daerah
Sasaran 2 : Meningkatnya
kualitas SDM aparatur
Sasaran 3 : Tertata dan
meningkatnya kualitas
perencanaan, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan
program, kegiatan dan
anggaran SKPD
Sasaran : Meningkatnya
kualitas perencanaan,
pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan
daerah
Sasaran : Meningkatnya
Kualitas Pengawasan
Pelaksanaan
Pembangunan Daerah
Sasaran : Meningkatnya
kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Sasaran : Meningkatnya
Pendapatan dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Sasaran : Meningkatnya
Kualitas Pelayanan
Kependudukan dan Catatan
Sipil serta Pengendalian
Kependudukan
Sasaran : Meningkatnya
kualitas pelayanan
perizinan
Sasaran Pokok :
Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Informasi
Tujuan 6 : Meningkatkan
Pencegahan dan Penanggulangan
Korban Bencana
Tujuan 7 : Meningkatkan pengelolaan
kearsipan daerah
No
4.
Sasaran: Meningkatnya
Kualitas Pencegahan dan
Penanggulangan Korban
Bencana
Sasaran : Meningkatnya
kualitas pengelolaan
kearsipan daerah
MISI
TUJUAN
SASARAN
MISI: 4
Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang
berbasis pada sumber daya daerah,
investasi, pariwisata dan daya saing
daerah yang berwawasan lingkungan.
Tujuan 1: Meningkatkan peranan
koperasi, UKM dan lembaga ekonomi
perdesaan dalam perekonomian
daerah
Sasaran: Meningkatnya
kapasitas Koperasi, UKM
dan kelembagaan ekonomi
perdesaan
Meningkatan
wirausaha baru
Tujuan 2 : Memperkuat peran sektor
pertanian dan industri sebagai
penggerak utama perekonomian
daerah
jumlah
Sasaran: Meningkatnya
produksi
pertanian/perkebunan
Sasaran : Meningkatnya
ketahanan pangan
Sasaran : Meningkatnya
produksi peternakan
Sasaran : Meningkatnya
produksi hasil kehutanan
Sasaran : Meningkatnya
produksi perikanan
Tujuan 3 : Meningkatkan peran
Sektor Pertambangan dan energi
Sasaran : Meningkatnya
kinerja usaha pelaku
industri kecil dan menengah
Sasaran: Meningkatnya
produksi pertambangan dan
pemanfaatan energi yang
berwawasan lingkungan
Sasaran : Meningkatan
pembinaan dan pengawasan
usaha pertambangan yang
berwawasan lingkungan
Tujuan 4 : Meningkatkan peran
sektor perdagangan dan pariwisata
sebagai pendukung perekonomian
daerah
Sasaran: Menigkatnya
kinerja perdagangan
Sasaran:Meningkatnya
kunjungan wisatawan
Tujuan 5 : Meningkatkan investasi
dan perluasan lapangan kerja
Tujuan 6 : Meningkatan derajat
ekonomi kaum lemah, desa
tertinggal dan penyandang masalah
kesejateraan sosial
No
5.
MISI
MISI: 5
Meningkatkan dan mengembangan
infrastruktur wilayah dan utilitas
lainnya sesuai dengan tata ruang
yang memiliki daya dukung
lingkungan
Sasaran : Meningkatnya
jumlah investasi
Sasaran: Meningkatnya
kesempatan dan lapangan
kerja serta kualitas dan
produktivitas tenaga kerja
Sasaran: Meningkatnya
kualitas pelayanan,
rehabilitasi, bantuan sosial,
dan jaminan kesejahteraan
sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)
Sasaran: Meningkatnya
derajat masyarakat wilayah
transmigrasi dan tertinggal
TUJUAN
SASARAN
Tujuan 1 : Meningkatkan pelayanan
sarana dan prasarana wilayah
Sasaran : Meningkatnya kuantitas
dan kualitas pelayanan jaringan
jalan dan jembatan
Sasaran : Meningkatnya sarana
prasarana kebinamargaan
Sasaran : Meningkatnya kualitas
pelayanan perhubungan
Sasaran : Meningkatnya kualitas
pelayanan jaringan irigasi
Sasaran : Meningkatnya
cakupan pelayanan kelistrikan
Sasaran : Meningkatnya kualitas
pelayanan pos dan
telekomunikasi
Sasaran : Menurunnya jalan
rawan banjir
Sasaran : Meningkatnya kualitas
pelayanan fasilitas permukiman
Sasaran : Meningkatnya
perumahan sehat dan layak huni
Tujuan 2 : Meningkatkan penataan
ruang wilayah dan kawasan
Tujuan 3 : Meningkatkan
pengembangan dan pengelolaan
Sasaran : Meningkatnya daya
dukung dan kualitas infrastruktur
perdesaan
Sasaran : Meningkatnya kualitas
perencanaan, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfataan
ruang
Sasaran : Meningkatnya daya
dukung pengembangan kawasan
kawasan strategis dan cepat tumbuh
Tujuan 4 : Membangun Kawasan
Strategis dan Pusat Pemerintahan
kecamatan
strategis dan cepat tumbuh
Sasaran : Terbangunnya
Kawasan Strategis dan Pusat
Pemerintahan Kecamatan
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana
Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Dengan pendekatan yang komprehensif,strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik
tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang
mendukung dan menciptakan layanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik, termasuk
didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas Pemerintahan, sistem manajemen dan
pemanfaatan teknologi informasi.
Strategi juga
dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang berisikan program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya mencakup : (a)
hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih,
(b) hubungan yang kuat dengan analisis sumber daya daerah dan isu-isu strategik, (c)
pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan
selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi
diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah.
Secara umum, strategi kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2011 – 2016, yang merupakan “Fokus Strategy”
dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kinerja pelayanan pendidikan yang berkualitas dan merata pada seluruh
wilayah dengan peningkatan sarana dan prasana serta pelaksanaan manajemen yang
berkualitas guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, beretika, berakhlak
mulia.
2. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata pada
semua wilayah guna mewujudkan masyarakat Muaro Jambi yang yang sehat dan
produktif.
3. Menciptakan keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan sosial, politik masyarakat
sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan kondusif.
4. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
daerah dan sebagai mitra kerja pemerintahan dengan penguatan kapasitas, peran dan
tata kelola pemerintahan dalam upaya meningkatkan pembangunan yang berdaya guna
dan berhasil guna.
5. Melaksanakan evaluasi dan analisis kelayakan serta kebutuhan SKPD, mekanisme dan
kinerja pelayanan pemerintahan sebagai institusi publik berdasarkan prinsip good
governance dan clean government agar mampu meningkatkan pelayanan masyarakat.
6. Menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, atau
Growth
with
Equity
dengan
mempertimbangkan
pelestarian,
pemanfaatan
dan
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan sesuai dengan
fokus pembangunan nasional yaitu Pro-growth, Pro-poor, Pro-Job serta Pro-Environment.
7. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur perdesaan yang menunjang mobilitas
arus barang dan jasa serta meningkatkan aksesibilitas desa guna mendorong
pertumbuhan ekonomi perdesaan yang kokoh.
8. Melaksanakan upaya percepatan pembangunan yang diarahkan pada pengembangan
aktifitas sektor riil dan wilayah pertumbuhan dengan mengedepankan aspek potensi dan
sumber daya yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal.
9. Pengembangan kawasan pertanian tanaman Pangan dan hortikultura sebagai salah satu
upaya dalam peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan produksi beras daerah
yang didukung sumberdaya lahan yang memadai, Pembinaan dan pembiayaan yang
terpadu dan terfokus.
10. Pengembangan kawasan Minapolitan Kabupaten Muaro Jambi secara terpadu dan
terprogram,
11. Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Pembibitan Ternak besar seperti sapi dan
kerbau yang didukung dengan pembiayaan dan koordiansi lintas sektor yang terpadu dan
terfokus.
12. Pengembangan dan pembangunan “Kawasan Wisata Terpadu Candi Muaro Jambi” yang
didukung oleh peran dan fasilitasi berbagai pihak serta dukungan pembiayaan dari
Pemerintah Provinsi dan Pusat dengan tetap memperhatikan budaya dan adat-istiadat
masyarakat lokal.
13. Mendorong percepatan pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi jalan dan
jembatan yang mampu meningkatkan kelancaran mobilitas barang dan jasa serta dapat
menjangkau akses ke sentra-sentra produksi.
14. Meningkatkan penyediaan infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, air bersih dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman Perdesaan, irigasi dan drainase yang memadai.
15. Peningkatan sarana prasarana infrastruktur pendukung investasi dan pelayanan investasi
yang prima.
6.2.
ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang
ditetapkan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran selama 5 tahun kedepan.
Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai
dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi
menitik beratkan pada upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang didukung
dengan pendayagunaan kondisi dan potensi yang dimiliki secara optimal guna peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan adanya
Fokus Strategi Daerah yang kemudian akan menetapkan menjadi arah kebijakan
pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Arah Kebijakan pembangunan Kabupaten
Muaro Jambi tetap memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Jambi (RPJMD
Provinsi) serta memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJM Nasional)
dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya yang dimiliki dan kearifan lokal masyarakat
Kabupaten Muaro Jambi.
Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Muaro Jambi
periode tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
1. Arah kebijakan umum dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang tercermin dari meningkatnya cakupan dan kualitas
pelayanan pendidikan dan kesehatan secara merata.
2. Arah kebijakan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas yang tercermin dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat
dan pemerataan pendapatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi yang didukung oleh pengurangan kemiskinan,pengurangan
tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan beberapa program yang
menyentuh langsung kepada masyarakat seperti program-program
pengembangan ekonomi kerakyatan, perbaikan infrastruktur dasar,
pemenuhan
kebutuhan
pangan
serta
menjaga
dan
memelihara
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi pembangunan yang
harmonis,
kerukunan
dan
berkeadilan
termasuk
pengurangan
kesenjangan pendapatan, pengurangan ketimpangan pembangunan
antar daerah, dan diskriminasi jender. Dalam hal ini penegakan
demokrasi dan supremasi hukum.
4. Arah Kebijakan umum untuk menciptakan Tata kelola pemerintahan yang
baik
dengan
penerapan
prinsip-prinsip
antara
lain:
keterbukaan,
akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, penegakkan supremasi hukum,
berkeadilan, dan partisipatif. Penerapan tatakelola pemerintahan yang
baik secara konsisten dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah mempunyai peranan yang sangat penting bagi
tercapainya sasaran pembangunan daerah, dan dapat menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien.
Dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi,
sesungguhnya lebih menekankan pada sinergitas dari kebijakan Provinsi Jambi menjadi
kebijakan Kabupaten Muaro Jambi dengan mengedepankan pada penanganan berdasarkan
pada fungsi pelayanan umum. Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi
pembangunan Kabupaten Muaro Jambi adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan daerah; Meningkatkan kualitas hidup
melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan
budaya; mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa melalui
peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah; Mewujudkan
masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan; Memberdayakan penduduk dan
seluruh kekuatan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi
global; Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, produktif, mandiri,
maju, dan berkelanjutan;
Oleh itu, dalam menyelenggarakan pembangunan kewilayahan lebih diarahkan pada :
1) Mengalokasikan penggunaan ruang di Kabupaten Muaro Jambi (pola ruang) dengan
menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam
yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan; 2)
Pengembangan sarana prasarana
yang diarahkan pada upaya mempererat keterkaitan
spasial antar kawasan (struktur ruang); 3) Mengakselerasi pertumbuhan wilayah yang
potensial untuk tumbuh, menjaga pertumbuhan pada kawasan strategis dan cepat tumbuh
dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan pertumbuhan wilayah dan kelestarian
lingkungan hidup; dan 4) Mendorong pengembangan wilayah untuk setiap Kecamatan di
Kabupaten
Muaro
Jambi
berdasarkan
pertimbangan
potensial/unggulan dan kendala pengembangan yang ada.
sektor
andalan,
sektor
Sebagai tindak lanjut dalam mengimplentasikan fokus strategi dan arah kebijakan
umum, dirumuskan strategi dan arah kebijakan implementasi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun. Adapun Strategi
dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 berdasarkan
pada tujuan, sasaran sebagai berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
Tujuan
1. Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan pendidikan bagi
masyarakat
2.Meningkatkan pelayanan fasilitas
Pendidikan dasar
MISI 1: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1.Meningkatnya akses dan mutu
1.1.1.1.
Meningkatkan daya dukung, pemerataan dan mutu pelayanan pendidikan dasar
1.Peningkatakan akses dan mutu
pelayanan pendidikan bagi
dan menengah
pelayanan pendidikan
masyarakat
1.1.1.2
Meningkatkan daya dukung pelayanan pendidikan usia dini, non formal dan
informal serta minat baca masyarakat
1.1.1.3
Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan serta kapasitas
manajemen pelayanan pendidikan
2. Peningkatan peran serta dunia usaha
1.1.2.1
Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam peningkatan kualitas
dalam peningkatan mutu pendidikan
pelayanan Pendidikan
1. Meningkatnya ketersediaan dan
1. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas
2.1.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan pendidikan
kualitas pelayanan fasilitas sarana
pelayanan fasilitas sarana pendidikan
dasar dan menengah
pendidikan
memadai, bermutu dan terjangkau
2.1.1.2
2.1.1.3
2. Penataan sistem pendidikan dalam
menunjang peningkatan mutu
pendidikan
2.1.2.1
2.1.2.2
2.1.2.3
3. Tujuan: Mewujudkan pemuda
produktif dan berperstasi
1.Sasaran :Terciptanya pemuda
berprestasi dalam berbagai bidang
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
1. Peningkatkan partisipasi pemuda dalam
pembangunan dan menumbuhkan
budaya generasi produktif, beriman, dan
berdaya saing
3.1.1.1
Meningkatan ketersediaan jaringan transportasi dalam mendukung mutu
pendidikan pada wilayah-wilayah tertinggal dan sulit terjangkau
Meningkatkan pola kemitraan dengan swasta dalam dalam meningkatan
kualitas pendidikan
Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan
Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat (miskin,
daerah tertinggal, penyandang cacat)
Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip keadilan, efisien,
transparan dan akuntabel untuk melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan
penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas
Meningkatan minat pemuda dalam berbagai kegiatan pembangunan dengan
penyediaan fasiilitasi sarana dan prasarana
3.1.1.2
Memberikan reward terhadap pemuda berprestasi
3.1.1.3
Meningkatkan pembinaan generasi muda untuk lebih produktif. Sehat, dan
sportif dalam menghadapi era globalisasi
3.1.1.4
Meningkatkan pembinaan dan peran organisasi kepemudaan dalam
Bab I –1
1
.
1
3. Meningkatkan kesamaan hak dan
kewajiban dalam penyelenggaraan
Pemerintahan
4.Mewujudkan SDM anak yang
berkualitas
5. Tujuan : Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
1. Terciptanya peningkatan SDM anak
kurang mampu, terlantar dan
penyandang masalah social
1. Sasaran : Meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
1. Peningkatan pengarusutamaan gender
dan anak dalam pembangunan
1. Peningkatan pembinaan SDM anak
kurang mampu, terlantar dan
penyandang masalah sosial
1. Peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat serta
pemeliharaan kesehatan lingkungan
3.3.1.1
3.3.1.2
4.1.1.1
Meningkatan perlindungan anak terhadap KDRT dan hak-hak anak
Meningkatkan pembinaan dan fasiltasi anak kurang mampu, terlantar dan
penyandang masalah sosial
5.1.1.1
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
5.1.1.2
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan di rumah
sakit
Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu
dan penggunaan serta pengawasan obat dan makanan
Memperluas cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
dan penyakit menular
Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat masyarakat dan kesehatan
lingkungan
5.1.1.3
5.1.1.4
5.1.1.5
2. : Meningkatnya ketersediaan dan
kualitas pelayanan fasilitas
kesehatan
pembangunan
Meningkatkan akses dan peran serta perempuan dalam pembangunan serta
perlindungan anak
5.1.1.6
5.1.1.7
5.1.1.7
5.1.1.8
5.1.1.9
Meningkatkan kualitas kesehatan tempat kerja dan industri
Memperbaiki dan meingkatkan status gizi masyarakat
Mengendalikan penyakit menular langsung dan penyakit bersumber binatang
Meningkatkan pelayanan kesehatan anak pra seklah dan remaja
Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan lansia
5.1.1.10
Meningkatkan manajemen kesehatan dan SDM kesehatan
1. Peningkatan pelayanan fasilitas
kesehatan yang memadai, bermutu dan
terjangkau
5.2.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan kesehatan
masyarakat
2. Peningkatan kemitraan dan peran serta
dunia usaha dalam peningkatan
pelayanan kesehatan
5.2.2.1
Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasata dalam peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesejahteraan pegawai
3. Meningkatnya kualitas dan
jangkauan layanan keluarga
berencana
1. Peningkatan pembinaan dan pelayanan
keluarga berencana
5.3.1.1
Meningkatkan pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber-KB
2
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
Tujuan
1. Mewujudkan kualitas
kehidupan beragama yang
harmonis, rukun, aman dan
tentram dalam kehidupan
masyarakat yang lebih
demokratis
MISI 2: Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Terwujudnya kualitas kehidupan
1.Meningkatkan fungsi dan peran Forum
1.1.1.1
Meningkatkan kualitas pendidikan dan kapasitas lembaga keagamaan
beragama melalui pembinaaan dan
Kerukunan Umat beragama dan
pemahaman dan pengamalan ajaran
lembaga-lembaga maupun organisasi
agama pada masyarakat
keagamaan untuk memberikan
pembinaan dan pemahamana kepada
masyarakat mengenai pentingnya
pemahaman dan pengamalan agama
dalam kehidupan sehari-hari
1.1.1.2
Menguatkan peran agama dalam pembentukan generasi muda dan masyarakat
1.1.1.3
Meningkatkan pelayanan haji dan umrah
1.1.1.4
Meningkatkan peran adat dan budaya dalam pembentukan karakter masyarakat
1.1.1.5
1.1.1.4
2: Meningkatnya kualitas demokrasi
dimasyarakat dalam kerangka
supemasi hukum dan HAM
1. Peningkatkan arti dan pemahamanan
demokrasi dalam penyelenggaran
pemerintahan daerah yang
demokratis serta berazaskan hukum
1.2.1.1
Meningkatkan implementasi demokrasi dalam penguatan struktur dan
kelembagaan masyarakat
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.5
2.1.1.1
Menanamkan nilai-nilai demokrasi pada generasi muda
Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak
pada rakyat kecil
Menata kembali substansi hukum melalui evaluasii peraturan perundangundangan untuk mewujudkan tertib perundang-undangan dengan
memperhatikan asas umum dan hirarki perundang-undangan
Meningkatkan peran serta masyarakat dan penyusunan produk hukum daerah
Meningkatkan arti dan pemahaman wawasan kebangsaan sebagai wjud NKRI
2.2.1.1
Meningkatkan fasilitasi dan pelayanan veteran
3.1.1.1
Menjaga, memelihara dan memantapkan ketentraman, ketertiban, keamanan
dan kenyamanan lingkungan
1.2.1.4
2.Meningkatkan wawasan
kebangsaan dan cinta tanah air
3. Meningkatkan Ketentraman,
Ketertiban, Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
1. Meningkatkan wawasan kebangsaan
2. Meningkatkan semangat dan
penghargaan terhadap pejuang
1. Meningkatknya Ketentraman,
Ketertiban, Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
1.Peningkatan pemahaman wawasan
kebangsaan
1. Peningkatan pelayanan veteran
1. Peningkatan partisipasi aktif
masyarakat dalam pemeliharaan
ketentraman, ketertiban, keamanan
dan kenyamanan lingkungan
Meningkatkan pemahaman dan penerapan budaya nasional dan daerah dalam
kehidupan masyarakat
Meningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama
3
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
1. Meningkatkan
kelembagaan
daerah
MISI 3: Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan
kinerja 1.Meningkatnya kapasitas kelembagaan
1. Peningkatan kegiatan administrasi
1.1.1.1
Menyediakan pelayanan administrasi perkantoran, sarana dan prasarana
pemerintahan
pemerintahan daerah
perkantoran, sarana dan prasarana
aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah
aparatur serta kelembagaan pemerintahan
daerah
.2.: Meningkatnya kualitas SDM aparatur
1. Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM
1.2.1.1
Meningkatkan pembinaan kualitas SDM dan disipiln kerja aparatur
dan disiplin aparatur
3. Meningkatkan kapasitas dan
1. Penataan manajemen kepegawaian
1.3.1.1
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan aparatur
pengembangan aparatur
2. Meningkatkan kualitas
perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah
3. Meningkatkan kienrja
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan
otonomi daerah
4. Meningkatkan Kapasitas dan
kinerja pengelolaan Keuangan
Daerah
1. Meningkatnya kualitas perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah
1. Peningkatan perencanaan, pengendalian
dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan dan anggaran SKPD
2.1.1.1
Meningkatkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanan
rencana pembangunan dan anggaran SKPD
2. Meningkatnya Kualitas Pengawasan
Pelaksanaan Pembangunan Daerah
1. Penataan dan pemantapan pengawasan
dan pengendalian kebijakan
2.2.1.1
Menata dan memantapkan sistem, kapasitas kelembagaan dan SDM
pengawasan dan pengendalian kebijakan
1. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah
1. Meningkatnya Pendapatan dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Penataan dan pemantapan
penyelenggaraan pemerintahan dan
otonomi daerah
1. Intensifikasi dan ektensifikasi sumbersumber pendapatan dan optimalisasi
penataan administrasi pengelolaan
keuangan daerah
3.1.1.1
Menata dan memantapkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan otonomi daerah
4.1.1.1
Meningkatkan pendapatan melalui penataan sistem administrasi
pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
4.1.1.2
Meningkatkan kapasitas SDM Pengelola pendapatan dan pengelola
administrasi keuangan
Meningkatkan kinerja pengelolalaan keuangan melalui pemantapan
regulasi dan transpararnsi serta akuntabitlitas dalam pengelolaan
keuangan
Meningkatan kinerja pengelolaan ase t dan barang daerah
4.1.1.3
4.1.1.3
5. Meningkatkan Pelayanan Publik
1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kependudukan dan Catatan Sipil serta
Pengendalian Kependudukan
.2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Informasi
1. Penataan dan peningkatan kualitas
pelayanan administrasi kependudukan
dan catatan sipil
1. Penataan, pemutakhiran dan
pemasyarakatan informasi
5.1.1.1
Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana pelayanan
administrasi kependudukan dan catatan sipil
5.2.1.1
Meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi dan kerjasama
pelayanan informasi dengan media massa
4
3. Meningkatnya pelayanan Perizinan
yang prima bagi dunia usaha
6. Meningkatkan Pencegahan dan
Penanggulangan Korban
Bencana
7. Meningkatkan pengelolaan
kearsipan daerah
1. Meningkatnya Kualitas Pencegahan dan
Penanggulangan Korban Bencana
1. Meningkatnya kualitas pengelolaan
kearsipan daerah
1.
Meningkatkan pengelolaan,
penatausahaan, dan sistim pelayanan
perizinan yang cepat, tepat dan biaya
rendah
1. Peningkatan kesadaran pencegahan dan
partisipasi aktif masyarakat dalam
penanggulangan bencana
1. Penataan dan pengembangan sistem
kearsipan daerah
5.3.1.1
Meningkatkan kesiapan dan peningkatan kapasitas aparatur lembaga
pelayanan satu pintu.
5.3.1.2
Memberikan berbagai kemudahan dalam pengurusan izin bagi dunia usaha
6.1.1.1
Meningkatkan kesiapan, pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat
dalam penanggulangan bencana
6.1.1.2
7.1.1.1
Meningkatkan fasilitasi pemulihan wilayah korban bencana
Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana kearsipan
daerah
5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 4: Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan.
Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1.Meningkatkan peranan koperasi, UKM
dan lembaga ekonomi perdesaan
dalam perekonomian daerah
2. Memperkuat peran sektor
pertanian/perkebunan/kehutanan
dan industri sebagai penggerak
utama perekonomian daerah
1 Meningkatnya kapasitas Koperasi,
UKM dan kelembagaan ekonomi
perdesaan
1. Peningkatan akses koperasi, UKM dan
lembaga ekonomi perdesaan terhadap
sumberdaya produktif (kualitas SDM,
kapasitas kelembagaan, manajemen,
modal, pemasaran)
2. Meningkatan jumlah wirausaha baru
1. Peningkatan fasilitasi wirausaha bariu
1.Meningkatnya
pertanian/perkebunan
1. Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan
dan manajemen, teknologi dan
pemasaran pertanian/ perkebunan
produksi
1.1.1.1
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi koperasi, UKM dan lembaga
ekonomi perdesaan terhadap sumberdaya produktif
1.1.1.2
Mengembangkan UKM untuk makin berperan dalam proses
industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan
teknologi, dan peningkatan kualitas SDM
Mendorong pengembangan wirausaha baru dengan fasilitasi
pengembangan usaha
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha
pertanian/perkebunan
1.2.1.1
2.1.1.1
2.1.1.2
2.1.1.3
2. Meningkatnya ketahanan pangan
1. Peningkatan distribusi, Divesifikasi produk
dan pengelolaan konsumsi pangan
2.2.1.1
2.2.1.2
3.Meningkatkan Produksi Perikanan
1.Peningkatan ketersediaan bibit, produksi,
pemasaran dan pengendalian penyakit
Perikanan
2.3.1.1
2.3.1.2
2.3.1.3
.4. Meningkatnya produksi peternakan
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
1.Peningkatan ketersediaan bibit, produksi,
pemasaran dan pengendalian penyakit
2.4.1.1
Bab I –1
Meningkatkan Luas areal pertanian/perkebunan melalui optimasi lahan
Meningkatkan peran penyuluhan dalam pengelolaan usaha
pertanian/perkebunan
Meningkatan kelancaran distribusi dan Mengembangkan
keanekaragaman produk pangan
Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan padi dan jagung
yang didukung sumberdaya lahan, pembiayaan pembinaan secara
terpadu dan terfokus
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
(SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana
produksi, pemasaran hasil perikanan)
Pengembangan Program Minapolitan yang terpadu dan terprogram
Pengembangan budidaya ikan lokal yang didukung oleh teknologi
perikanan dan pembinaan secara terpadu
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan
(SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana
1
.
1
peternakan
2.4.1.2
5 . Meningkatnya produksi hasil
kehutanan
6. Meningkatnya kinerja usaha pelaku
industri kecil dan menengah dan
besar
3. Meningkatkan peran Sektor
Pertambangan dan energi
1. Meningkatnya produksi
pertambangan yang berwawasan
lingkungan
2. Meningkatan pembinaan dan
pengawasan usaha pertambangan
yang berwawasan lingkungan
1. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung
lingkungan
.2. Perlindungan hutan suaka
3. Pengembangan hutan rakyat
4. Peningkatan fasilitasi pengembagan hutan
daerah
1. .Peningkatan kemitraan usaha antara pelaku
IKM dan industri besar
2.5.1.1
2. Meningkatan fasiliitasi pengembangan
industri berbasis sumber daya daerah
2.6.2.1
1. Pengelolaan usaha tambang sesuai daya
dukung lingkungan
3.1.1.1.
Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan usaha pertambangan
2. . Peningkatan penawasan usaha tambang
sesuai kaidah tata ruang dan prinsip
kelestarian lingkungan
3.1.2.1
Meningkatan monitoring dan pengawasan usaha pertambangan
3.1.2.2
Meningkatkan koordiansi dengan Pemerintah Pusat guna meningkatkan
pendapatan dari bagi hasil migas
Meningkatan pembinaan dan pengawasan pengelolaan usaha agar
sesuai dengan kaidah kelestarian dan keamanan lingkunan
1. Peningaktan prinsip kelestarian dan
kesehatan lingkungan
2.5.2.2
2.5.3.3
2.5.4.4
2.6.1.1
3.2.1.1
3.2.1.2
3.2.1.3
3.2.1.4
4. Meningkatkan peran sektor
perdagangan dan pariwisata sebagai
pendukung perekonomian daerah
1. Menigkatnya kinerja perdagangan
2. Meningkatnya kunjungan wisatawan
produksi, pemasaran hasil peternakan)
Pembangunan Kawasan Pembibitan ternak besar seperti sapi dan
kerbau yang didukung melalui pembiayaan dan pembinaan secara
terpadu dan terfokus.
Meningkatkan pembinaan usaha kehutanan dan mengembangkan
diversifikasi produk hasil hutan
Meningkatkan pengawasan dan sosilaisi fungsi hutan
Meningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan hutan
Meningkatkan ketersediaan bibit hutan daerah, sarana produksi dan
manajemen pengelolaan.
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha IKM (SDM,
kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi,
pemasaran hasil IKM)
Memperkuat struktur industri pada sub sektor yang memiliki keunggulan
kompetitif
Mengendalikan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup
Meningkatkan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan
sumber daya alam lingkungan hidup
Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi sumber daya alam
lingkungan hidup
1. Peningkatan kerjasama perdagangan dan
perlindungan konsumen
4.1.1.1
Meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan perlindungan
konsumen
2. Penataan dan pembinaan usaha pedagang
kaki lima dan asongan
1. Peningkatan pengembangan destinasi dan
pemasaran pariwisata
4.2.1.1
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pelaku pedagang kaki
lima dan asongan
Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pariwisata (SDM,
kelembagaan dan manajemen, modal, produk, pemasaran pariwisata)
4.2.2.1
2
2.
5. Meningkatkan investasi dan
perluasan lapangan kerja
1. Meningkatnya jumlah investasi
Pengembangan Kawasan Wisata
Terpadu Candi Muaro Jambi
3. Peningkatan peran swasta dalam
pembangunan pariwisata
1. Penataan iklim investasi yang kondusif
4.2.2.1
4.3.3.1
5.1.1.1
5.1.1.2
2. Menciptakan kontribusi kawasan perdesaan
sebagai basis pertumbuhan
5.1.2.1
5.1.2.2
2. Meningkatnya kinerja dan daya saing
BUMD dalam rangka memperbaiki
pelayanannya kepada masyarakat
dan memberikan sumbangan
terhadap pendapatan daerah
3. Meningkatnya kesempatan dan
lapangan kerja serta kualitas dan
produktivitas tenaga kerja
6. Meningkatan derajat ekonomi kaum
lemah, desa tertinggal dan
penyandang masalah kesejateraan
sosial
1. Peningkatan daya saing BUMD dalam
pembangunan daerah
5.2.1.1
1. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan
produktivitas serta perlindungan tenaga
kerja
2. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan
perlindungan tenaga kerja
5.3.1.1
Meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja, kualitas dan
produktivitas serta perlindungan tenaga kerja
5.3.2.1
Meningkatkan fasilitasi peningkatan SDM angkatan kerja
5.3.2.2
6.1.1.1
Meningkatan perlindungan hukum dan keselamatan kerja
Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan
sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan social
6.1.1.2
Meningkatkan kualitas manajemen dan sumberdaya manusia
pelayanan kesejahteraan sosial
6.1.1.3
Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan untuk penanganan
masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan
sosial
6.1.1.4
Meningkatnya mutu manajemen dan profesionalisme pelayanan
kesejahteraan sosial
6.1.1.5
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
6.2.1.1
Meningkatan pembinaan dan fasilitasi sarana dan prasarana wilayah
desa tertinggal.
1. Meningkatnya kualitas pelayanan,
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap
rehabilitasi, bantuan sosial, dan
pelayanan sosial dasar melalui institusi
jaminan kesejahteraan sosial bagi
dan lembaga sosial secara transparan
penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)
2. Meningkatnya derajat masyarakat
wilayah trasmigrasi dan tertinggal
Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan Candi
Muaro Jambi
Mendorong peran dunia usaha dalam mengembangkan pariwisata
melalui berbagai kemudahan usaha
Meningkatkan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman
modal
Menata regulasi investasi daerah yang sesuai dengan prefrerensi
investor
Mendorong penguatan ekonomi daerah yang berbasiskan penguatasn
ekonomi perdesaan
Memperluas akses masyarakat terhadap sumber daya produktif dalam
pengembangan usaha
Memantapkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Gover-nance
(GCG), (transparansi, akuntabilitas, keadilan dan responsibilitas) dalam
pengelolaan BUMD
1. Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana
wilayah transmigrasi dan desa tertinggal
3
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 5: Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan
Tujuan
1.Meningkatkan pelayanan sarana dan
prasarana wilayah
Sasaran
Strategi
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas
1.Pembangunan, pemeliharaan dan
pelayanan jaringan jalan dan
rehabilitasi jalan dan jembatan
jembatan
2.Meningkatnya kualitas pelayanan 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas
jaringan irigasi
jaringan irigasi
Arah Kebijakan
1.1.1.1
1.2.1.1
1.3.1.1
Memelihara, merehabilitasi dan meningkatkan daya dukung jaringan
irigasi, sumber daya air pertanian dan pengendalian banjir
Meningkatkan ketersediaan air kebutuhan rumah tangga pada daerah
defisit air bersih dan tertinggal
Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan
1.4.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana kebinamargaan
1.5.1.1
Meningkan kinerja pengelolaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
1.6.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan fasilitas perhubungan
1.6.2.1
Meningkatkan ketersediaan, kualitas, manajemen angkutan umum dan
sungai
Meningkatkan penyediaan dan kualitas jaringan kelistrikan perdesaan
1.2.1.2
3. Meningkatnya daya dukung dan
kualitas infrastruktur perdesaan
4.Meningkatnya sarana kebinamargaan
5. Meningkatan evaluasi dan kualitas
pelaporan
6. Meningkatnya kualitas pelayanan
perhubungan
7. Meningkatnya cakupan pelayanan
kelistrikan
8. Meningkatnya kualitas pelayanan
pos dan telekomunikasi
9.Menurunnya daerah dan jalan rawan
banjir
10. Meningkatnya kualitas pelayanan
fasilitas permukiman
11.Meningkatnya perumahan sehat dan
layak huni
1. Peningkatan daya dukung dan pemerataan
infrastruktur perdesaan
1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas
sarana kebinamargaan
1. Peningkatan kinerja monitoring, evaluasi
dan pelaporan
1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas
sarana dan fasilitas perhubungan
2. Peningkatan pelayanan dan ketertiban
angkutan umum
1. Peningkatan daya dukung dan kualitas
pelayanan jaringan kelistrikan
1. Peningkatan daya dukung dan kualitas
pelayanan sarana dan prasarana pos dan
telekomunikasi
1. Peningkatan daya dukung dan kualitas
jaringan drainase
1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas
fasilitas permukiman
1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan
perumahan
Membangun, Memelihara dan Meningkatkan Daya Dukung dan Kualitas
Jalan dan Jembatan
1.7.1.1
1.8.1.1
Meningkatkan penyediaan dan kualitas sarana pos dan jaringan
telekomunikasi
1.9.1.1
Meningkatkan daya dukung dan kualitas jaringan drainase
1.10.1.1
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum
1.10.1.2
1.10.1.3
1.10.1.4
1.11.1.1
Meningkatkan ketersediaan areal pemakaman
Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pada kawasan tumbuh
dan padat
Meningkatkan daya dukung dan kualitas fasilitas pemadam kebakaran
Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan
1.11.1.2
Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan perumahan dan
4
1.11.1.3
1.11.1.4
1.11.1.5
1.11.1.6
2. Meningkatkan penataan ruang
wilayah dan kawasan
3. Meningkatkan daya pengembangan
kawasan strategis dan cepat
tumbuh
4. Membangun Pusat Pemerintahan
dan kawasan strategis kecamatan
1. Meningkatnya kualitas perencanaan,
pemanfaatan
ruang
dan
pengendalian pemanfataan ruang
pemberdayaan komunitas perumahan
Fasilitasi bedah rumah dan rehabilitasi kawasan pemukiman kumuh
Pembangunan asrana parsarana persampahan pada kawasan pemukiman
(pembagunan TPS dan TPAS)
Meningkatan fasilitas pelayanan kebakaran
Mengembangkan pola kemitraan dalam penyediaan perumahan, air
bersih, dan sanitasi masyarakat
Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang
1. Peningkatan dan Pendayagunaan rencana
tata ruang
2.1.1.1
2. Peningkatan rencana dan pembangunan
prasarana dan sarana penunjang
pengembangan kawasan strategis dan
cepat tumbuh
2.1.2.1
Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan
strategis dan cepat tumbuh
2.1.2.1
2.1.2.2
Membangun infrastruktur penunjang kawasan strategis dan cepat tumbuh
Mengembangkan infrastruktur yang sinergi dengan tata ruang
2.Meningkatnya kualitas dan daya
dukung lingkungan hidup
1. Peningkatan dan pemeliharaan ruang
terbuka hijau
2.2.1.1
Meningkatkan penataan dan kulitas pemeliharaan ruang terbuka hijau
1.Meningkatnya
daya
dukung
pengembangan kawasan strategis
dan cepat tumbuh
1. Peningkatan rencana dan pembangunan
prasarana dan sarana penunjang
pengembangan kawasan strategis dan
cepat tumbuh
3.1.1.1
Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan
strategis dan cepat tumbuh dan kota mandiri
3.1.1.2
Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten
4.1.1.1
Melaksanakan tahapan pembangunan Pusat Pemerintahan dan kawasan
strategis kecamatan
1.Terbangunya Pusat Pemerintahan
dan Kawasan Strategis Kecamatan
1. Pelaksanaan percepatan pembangunan
Pusat Pemerintahan kecamatan
5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
7.1. Kebijakan Umum
Arah kebijakan umum ini berfungsi sebagai pedoman bagi SKPD dan
instansi terkait dalam merumuskan kebijakan dan program sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing. Arah kebijakan umum ini merupakan
penjabaran detil dari Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Adapun Visi
2011-2016 tersebut adalah
“Cerdas, Kerukunan, Amanah dan Demokratis,
Maju Bersama”.
Arah kebijakan ini merupakan instrument untuk pencapaian Visi dan Misi
tersebut. Program pembangunan terdiri dari program pembangunan pada setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dikelompokkan pada masingmasing urusan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan.
7.2. Program Pembangunan
Prioritas Pembangunan dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi
Kabupaten Muaro Jambi 2011 - 2016 sebagai berikut :
1. Peningkatan sarana prasarana, kualitas pendidikan dan kesehatan serta
sosial budaya, dengan fokus :
1) Peningkatan akses pendidikan yang merata pada semua strata ekonomi
masyarakat
2) Peningkatan mutu pendidikan
3) Peningkatan manajemen pendidikan
4) Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan
5) Peningkatan pengarusutamaan gender dalam pembangunan
6) Peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai, bermutu dan
terjangkau
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
.
Bab I –1
7) Peningkatan akses pelayanan kesehatan pada rumah tangga miskin
8) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
9) Distribusi tenaga kesehatan
10) Peningkatan fasilitas sarana kesehatan yang memadai, bermutu dan
terjangkau
11) Peningkatan peran serta dunia usaha dalam peningkatan pelayanan
kesehatan
12) Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana
13) Pembinaan pemuda dan olah raga
14) Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat
Berbagai fokus program prioritas pertama tersebut akan didukung oleh
rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang
dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro
Jambi.
Adapun
urusan
penetapan
program
pembangunan
dan
penanganan
pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah, sebagai
berikut :
a. Urusan wajib Pendidikan
b.
1.
Program Pendidikan Anak Usia Dini.
2.
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
3.
Program Pendidikan Menengah.
4.
Program Pendidikan Non-Formal.
5.
Program Pendidikan Luar Biasa.
6.
Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan.
7.
Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
8.
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
Urusan Wajib Kesehatan melalui program antara lain :
1.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3.
Program Pengawasan Obat dan Makanan
4.
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
5.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
6.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7.
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
8.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
2
9.
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
11. Program
pengadaan,
peningkatan
dan
perbaikan
sarana
dan
prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
12. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
13. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah sakit mata
14. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah sakit mata
15. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
16. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
17. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
18. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
19. Program Keluarga Berencana
20. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
21. Program Pelayanan Kontrasepsi
22. Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR Mandir
23. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga
24. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-Padu
c.
d.
Urusan Pemberdayaan perempuan
1.
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan
2.
Program penguatan kelembagaan pangarustamaan gender dan anak
3.
Peningkatan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
4.
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
Urusan Pemuda dan olahraga
1. Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
2. Program peningkatan peran serta kepemudaan
3. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
4. Program pengembangan dan kebijakan manajemen olahraga
5. Program pembinaan dan pemasyarakat olahraga
6. Program pembibitan dan pembinaan prestasi olah raga
7. Program pembangunan/rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana olah raga
8. Program pembinaan dan pelatihan olah raga tradisional dan olah raga penyandang cacat
9. Program pengelolaan administrasi keolahragaan
e.
Urusan wajibSosial
3
1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
3. Program pembinaan anak terlantar
4. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
5. Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo
6. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan
penyakit sosial lainnya)
7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
2.
Meningkatkan kerukunan hidup beragama dan masyarakat yang
harmonis, aman, damai dan demokratis dengan fokus:
1) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan aktivitas keagamaan
2) Peningkatan pemahaman prinsip demokrasi
3) Peningkatan peran adat dan budaya dalam pembentukan karakter
masyarakat.
4) Peningkatan Pelaksanaan supremasi Hukum dan HAM
5) Peningkatan keamanan dan ketertiban
Dalam upaya mewujudkan Misi yang ke dua dilaksanakan melalui
program sebagai berikut:
1.
Program pengembangan wawasan kebangsaan
2.
Program pengembangan nilai budaya
3.
Program pengelolaan keragaman budaya
4.
Program pengembanan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
5.
Program pendidikan politik masyarakat
6.
Program penataan peraturan perundang-undangan
7.
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
8.
Program pemberantasan penyakit masyarakat
9. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan
10.
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
11.
Progam pengawasan dan pengendalian kegiatan pamong praja
3. Peningkatan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik dan akuntabel,
dengan fokus:
4
1) Peningkatan kinerja aparatur dan pelayanan publik
2) Peningkatan Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum
3) Pelaksanaan good governance
Dalam upaya mewujudkan misi yang ke tiga dilaksanakan melalui
program sebagai berikut:
1. Program pelayanan administrasi perkantoran
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia
4. Program peningkatan disiplin aparatur
5. Program fasilitasi purna tugas
6. Program pembinaan dan pengembangan aparatur
7. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
8. Program kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
9. Program perencanaan pembangunan daerah
10. Program perencanaan pembangunan ekonomi
11. Program perencanaan pembangunan sosial budaya
12. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
13. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
14. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana
15. Program kerjasama pembangunan
16. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
17. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
18. Program optimalisasi teknologi informasi
19. Program pengembangan wilayah perbatasan
20. Program peningkatan pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan kepala daerah
21. Program peningkatan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas
22. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah
23. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
24. Program bantuan hukum pemerintah daerah
25. Program mengintensifkan pengaduan masyarakat
26. Program penataan daerah otonomi baru
5
27. Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah
28. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
29. Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah
30. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
31. Program pembinaan dan fasitasi pengelolaan keuangan desa
32. Program penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemamfaatan tanah
33. Program penataan administrasi kependudukan
34. Program peningkatan kualitas pelayanan Perizinan
35. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
36. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa
37. Program pengkajian dan penelitian bidang informasi
38. Program fasilitasi peningkatan SDM bidang informasi
39. Program kerjasama informasi dan media masa
40. Peningkatan kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim
41. Program pencegahan dan penanggulangan korban bencana alam
42. Program perbaikan rumah akibat bencana
43. Program perbaikan sistem kearsipan
44. Program penyelamatan dan pelestarian arsip daerah
45. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasaran kearsipan
4. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan, investasi dan
pariwisata daerah, dengan fokus:
1) Peningkatan dan pengembangan usaha kecil
2) Peningkatan produksi Produksi dan produktivitas
3) Peningkatan kesempatan kerja
4) Peningkatan investasi melalui peningkatan sarana prasarana investasi dan
pemberian kemudahan berinvestasi
5) Penciptaan iklim investasi yang kondusif
6) Peningkatan dan pelestarian budaya dan pariwisata
7) Peningkatan kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim
8) Peningkatan kelestarian lingkungan hidup
6
Dalam upaya mewujudkan misi yang ke empat dilaksanakan program
sebagai berikut :
1. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
2. Pengembangan wirausaha UMKM
3. Pengembangan sistem pendukung bagi UKM
4. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
5. Program pengembangan industri kecil menengah
6. Program pengembangan sentra industri potensial
7. Program peningkatan sumber daya industri
8. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
9. Program peningkatan produksi pertanian
10. Program peningkatan ketahanan pangan
11. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian
12. Program peningkatan kesejahteraan petani
13. Program peningkatan pemasaran hasil pertanian/perkebunan
14. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan
15. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program
pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
16. Program peningkatan hasil produksi peternak
17. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternak
18. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
19. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan
20. Program pemanfaatan bahan industri
21. Program pembinaan dan penertiban industri hasil penelitian
22. Program rehabilitasi hutan dan lahan
23. Program perlindungan konservasi sumber daya hutan
24. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan
25. Program perencanaan dan pengembangan hutan
26. Program pembinaan dan pengawasan pertambangan
27. Program pengawasan dan penertiban kegiatan Penambangan rakyat yang
berpotensi merusak lingkungan
7
28. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup
29. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
30. Program pengendalian polusi
31. Program pengendalian kebakaran hutan
32. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam
33. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
34. Program pengelolaan konservasi sungai, danau dan sumber daya lainnya
35. Program peningkatan kualitas dan akses infomrasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup
36. Program pengembangan budidaya perikanan
37. Program pengembangan perikanan tangkap
38. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
39. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
40. Program pengembangan kawasan budidaya air payau dan air tawar
41. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
42. Program pengembangan IKM
43. Program peningkatan kemampuan teknologi industri
44. Porgram penataan struktur industri
45. Program pengembangan sentra-sentra industri
46. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
47. Program efisiensi perdagangan dalam negeri
48. Program peningkatan kerjasama perdagangan
49. Program peningkatan sarana prasarana perdagangan
50. Program peningkatan dan pengembangan ekspor
51. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
52. Program pengembangan pemasaran wisata
53. Program pengembangan destinasi pariwisata
54. Program pengembangan kemitraan pariwisata
55. Progam pengembangan kekayaan budaya
56. Program pengembangan nilai budaya
57. Program Peningkatan sarana dan prasarana investasi
58. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
8
59. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
60. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah
61. Program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
62. Program peningkatan keberdayaan masyarakat ekonomi perdesaan
63. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM
64. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
65. Program peningkatan kesempatan kerja
66. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
67. Program pemberdayaan fakir miskin, KAT, PMKS dan lainnya
68. Program pelayanan dan reahabilitasi kesejahteraan sosial
69. Program pengembangan wilayah tertinggal
70. Program transmigrasi lokal
5.
Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya dengan
fokus;
1) Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
2) Peningkatan dan pengembangan jaringan listrik pedesaan serta perbaikan lingkungan
pemukiman
3) Pengembangan jaringan irigasi dan penyediaan sarana air bersih
4) Pengendalian tata ruang
5) Mendorong percepatan kawasan strategis dan cepat tumbuh
6) Peningkatan pelayanan persampahan
Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima: maka program pembangunan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Program pembangunan jalan dan jembatan
2. Program rehabilitasi jalan dan jembatan
3. Program pembangunan drainase dan gorong-gorong
4. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan
lain
5. Program pembangunan infrastruktur perdesaan
6. Program penyediaan dan pengolahan air baku
7. Program Monitoring, evaluasi dan pelaporan
8. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
9. Program peningakatan dan pengamanan lalu lintas
10. Program peningkatan kalaikan pengoperasian kendaraan bermotor
11. Program rehabiltasi dan pemliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
9
12. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa
13. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
14. Program pengendalian banjir
15. Program lingkungan sehat perumahan
16. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
17. Program pengelolaan areal pemakaman
18. Program pengembangan perumahan
19. Program perbaikan perumahan pemukiman
20. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan pemadam kebakaran
21. Program pengembangan kinerja persampahan
22. Program pengelolaan ruang terbuka hijau
23. Program perencanaan tata ruang
24. Program pengendalian tata ruang
25. Program pengembangan wilayah perbatasan
26. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
27. Program perencanaan kota menengah dan besar
28. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana
Adapun Program-program untuk mendukung kebijakan menuju Masyarakat Muaro Jambi
yang CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH, DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA dapat dilihat pada
tabel 7.1. berikut :
10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
TABEL 7.1.
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2011-2016
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 1: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan
Tujuan
1. Mewujudkan akses
dan kualitas
pendidikan yang
merata dan berdaya
saing
Sasaran
1.1 Meningkatkan
akses dan mutu
pelayanan
pendidikan
Strategi
1.1 Peningkatakan
akses dan mutu
pelayanan
pendidikan
Arah Kebijakan
1.1.1.1
Meningkatkan daya
dukung, pemerataan dan
mutu pelayanan
pendidikan dasar dan
menengah
Satuan Indikator
Sasaran Misi
Kondisi Awal
Indikator Sasaran
Misi
Awal
Akhir
APK
Program
Bidang/
urusan
SKPD
Program wajib belajar
sembilan tahun
Wajib
Dinas pendidikan
Program pendidikan
menengah
Wajib
Dinas pendidikan
SD
104,30
105,79
85,15
101,67
85,26
87,85
SMP
SMU/SMK/MA
APM
SD
96,35
99,28
SMP
84,08
86,63
SMU/SMK/MA
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
83,14
Bab I –1
86,94
1
.
1
Tingkat
kelulusasn
SD
100
SMP
100
Program pendidikan non
formal
Program pendidikan luar
biasa
Wajib
Dinas pendidikan
Wajib
Dinas pendidikan
Program pendidikan usia
dini
Wajib
Dinas pendidikan, PMD
Program pengembangan
minat baca dan
pembinaan perpustakaan
Wajib
Dinas pendidikan, dan
KPDE, Arsip dan
Perpustakaan
Program pendidik dan
tenaga kependidikan
Wajib
Dinas pendidikan
Program manajeman
pelayanan pendidkan
Wajib
Dinas pendidikan
100
96,56
SMU/SMK/MA
98,68
100
1.1.1.2
1.1.1.3
Meningkatkan daya
dukung pelayanan
pendidikan usia dini, non
formal dan informal serta
minat baca masyarakat
Meningkatkan kualitas
SDM pendidik dan tenaga
kependidikan serta
kapasitas manajemen
pelayanan pendidikan
APS 7-12 tahun
92,34
95,15
APS 13-15 tahun
81,24
84,12
Jumlah PAUD
117
138
Jumlah pustaka
desa
Persentase guru
berserttifikasi
0
7`
SD (%)
45
70
SMP (%)
35
65
SMU/SMK/MA
(%)
45
75
Rasio guru
terhadap siswa
6,26
11,09
2
2.Meningkatkan
pelayanan fasilitas
pelayanan
Pendidikan dasar
1. Meningkatnya
ketersediaan dan
kualitas
pelayanan
fasilitas sarana
pendidikan
2. Peningkatan peran
serta dunia usaha
dalam peningkatan
mutu pendidikan
1.1.2.1
Meningkatkan kerjasama
dengan pihak swasata
dalam peningkatan
kualitas pelayanan
Pendidikan
1. Meningkatnya
ketersediaan dan
kualitas pelayanan
fasilitas sarana
pendidikan
memadai, bermutu
dan terjangkau
2.1.1.1
Meningkatkan
ketersediaan dan kualitas
fasilitas sarana pelayanan
pendidikan dasar dan
menengah
2. Penataan sistem
pendidikan dalam
menunjang
Pendidikan Dasar
Rasio guru
terhadap siswa
Pendidikan
Menengah
Jumlah,
pendidikan usia
dini, sekolah
dasar dan
menengah yang
dikelola swasta
Rasio kelas dan
siswa
7,74
10,87
254
269
Program pelaksanaan
manajemen pelayanan
pendidikan
Wajib
Dinas pendidikan
29,74
25,81
Program Pendidikan
Dasar sembilan tahun
Wajib
Dinas pendidikan
Persentase
kualitas sarana
belajar
75
90
Program pendidikan
menengah
Wajib
Dinas pendidikan
Kelas
2.086
2.221
Labor dan alat
peraga
24
75
Wajib
Dinas pendidikan
Wajib
Dinas pendidikan
Wajib
Dinas pendidikan
2.1.1.2
Meningkatkan pola
kemitraan dengan swasta
dalam dalam
meningkatan kualitas
pendidikan
Persentase
sekolah
mendapat
bantuan
kemitraan
20
45
2.1.2.1
Menyempurnakan
manajemen pendidikan
dan meningkatkan
Persentase guru
yang mengikuti
pendidikan
75
300
Program pelaksanaan
manajemen pelayanan
pendidikan
3
peningkatan mutu
pendidikan
2.1.2.2
2.1.2.3
3.Peningkatatan minat
baca
partisipasi masyarakat
dalam proses perbaikan
mutu pendidikan
Memberikan akses yang
lebih besar kepada
kelompok masyarakat
(miskin, daerah tertinggal,
penyandang cacat)
Menata sistem
pembiayaan pendidikan
yang berprinsip keadilan,
efisien, transparan dan
akuntabel untuk
melanjutkan usaha-usaha
pemerataan dan
penyediaan layanan
pendidikan yang
berkualitas
Meningkatkan minat baca
dan pengelolaan pustaka
Lajutan S1, S2
Jumlah siswa
yang difasilitasi
dana BOS
SD/MI
40.532
45.104
SMP/MTs
11.642
12.955
SMU/SMK/MA
6.819
7.588
Jumlah Siswa
KAT Yang
mendapatkan
Dana BOS
Persentase
Jumlah kelompok
penyandang
cacat yang
difasilitasi
Cakupan
Penyusunan road
map kependidikan
785
1.633
55
85
1
1
JumlahPerpustak
aan yang
difasilitasi daerah
8
11
Progam pengembangan
budaya baca dan
pembinaan perpustakaan
Jumlah
penyediaan buku
pertahun
1.500
5.000
Program pelestarian dan
pemeliharan bahan
pustaka
Wajib
Dinas pendidikan,Badan
PP dan KB, Bagian social
Wajib
Dinas pendidikan
Wajib
Dinas pendidikan, Kantor
PDE, Perpustakaan dan
Arsip Daerah
Kantor PDE,
Perpustakaan dan Arsip
Daerah
4
3. Tujuan: Mewujudkan
pemuda produktif
dan berperstasi
1.Sasaran
:Terciptanya pemuda
berprestasi dalam
berbagai bidang
1. Peningkatkan
partisipasi pemuda
dalam pembangunan
dan menumbuhkan
budaya generasi
produktif, beriman,
dan berdaya saing
3.1.1.1
3.1.1.2
3.1.1.3
3.1.1.4
Meningkatan minat
pemuda dalam berbagai
kegiatan pembangunan
dengan penyediaan
fasiilitasi sarana dan
prasarana
Memberikan reward
terhadap pemuda
berprestasi
Meningkatkan pembinaan
generasi muda untuk lebih
produktif. Sehat, dan
sportif dalam menghadapi
era globalisasi
Meningkatkan pembinaan
dan peran organisasi
kepemudaan dalam
pembangunan
Jumlah kader
pemuda
wirasusaha
54,22
78,37
Program pengembangan
dan keserasian kebijakan
pemuda
Wajjib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Dinas
pendidikan/ Bagian social
Persentase kader
pembangunan
25,43
65,21
Program
pembangunan/rehabilitas
i sarana prasaran
olaharaga
Program pembinaan dan
pelatihan OR tradisional
dan olahraga
Program pengelolaan
administrasi keolahrgaan
Program peningkatan
peningkatan peran serta
kepemudaan
Program pembinaan dan
pemasyarakatan
olahraga
Program upaya
penumbuhan
kewirausahaan dan
kecakapan pemuda
Wajib/Pilih
an
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Dinas
pendidikan
Persentase
pemuda yang
dberprestasi
Persentase
keterlibatan
pemuda dalam
kesehatan dan
olahraga
persentase
pemuda yang
berpartisipasi
dalam partai
45
65
30
75
80
60
Jumlah organisasi
pemuda
40
52
Jumlah organisasi
olahraga
123
137
Program peningkatan
produktivitas dan
kreativitas pemuda
Program peningkatan
peran serta kepemudaan
Program pengembangan
kebijakan dan
manajemen olahraga
Program upaya
pencegahan
penyalahgunaan narkoba
Program pembinaan dan
pemasyrakatan olah raga
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Dinas
pendidikan
Wajib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ PMD
Wajib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Wajib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Bagian Adm
Kesra
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Wajib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Bagian Adm
Kesra
Wajib
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Bagian Adm
Kesra
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Bagian Adm
Kesra
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ Bagian Adm
Wajib
Wajib
5
3. Meningkatkan
kesamaan hak
dan kewajiban
dalam
penyelenggaraan
Pemerintahan
1. Peningkatan
pengarusutamaan
gender dan anak
dalam pembangunan
3.3.1.1
3.3.1.2
4.Mewujudkan SDM
anak yang
berkualitas
1. Terciptanya
peningkatan SDM
anak kurang
mampu, terlantar
dan penyandang
masalah social
1. Peningkatan
pembinaan SDM
anak kurang mampu,
terlantar dan
penyandang masalah
sosial
4.1.1.1
Meningkatkan akses dan
peran serta perempuan
dalam pembangunan serta
perlindungan anak
Meningkatan
perlindungan anak
terhadap KDRT dan hakhak anak
Meningkatkan pembinaan
dan fasiltasi anak kurang
mampu, terlantar dan
penyandang masalah
sosial
Jumlah even
olahraga reguler
46
57
Persentase peran
perempuan dalam
jajaran
pemerintah
daerah
15
30
Persentase
kegiatan
pembangunan
terkait gender
34,56
Persentase
Jumlah
wirasuhawati
Persentase
penurunan kasus
KDRT terhadap
anak
Persentase
Jumlah anak
kurang mampu,
terlantar yang
mendapat
bantuan pelayan
dasar
Persentase
pembinaan panti
asuhan dan
jompo
Jumlah
penyandang
masalah sosial
yang difasitasi
dengan askes
Kesra
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga/ BagianAdm
Kesra
Badan PP dan KB, BPMD,
Kecamatan
Program peningkatan
sarana dan prasarana
olahraga
Program peningkatan
peran serta dan
kesetaraan gender
dalam pembangunan
Wajib
73,21
Program
penguatan
kelembagaan
pangarustamaan gender
dan anak
Wajib
Badan PP dan KB, BPMD,
Kecamatan
23,15
43,23
Program
keserasian
kebijakakan peningkatan
kualitas
anak
dan
perempuan
Wajib
Badan PP dan KB, BPMD,
Kecamatan
68,34
100
Wajib
Badan PP dan KB, BPMD,
Kecamatan
50
80
Program keserasian
kebijakakan peningkatan
kualitas anak dan
perempuan
Program pembinaan
anak terlantar
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
60
80
Program pembinaan
masalah penyandang
cacat dan trauma
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
70
80
Program pembinaan
panti asuhan dan panti
jompo
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
Wajib
6
5. Tujuan :
Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat
1. Sasaran :
Meningkatkan
akses dan kualitas
pelayanan
kesehatan
1. Peningkatan akses
dan kualitas
pelayanan kesehatan
masyarakat serta
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan
5.1.1.1
5.1.1.2
Meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan
kesehatan dasar dan
rujukan
Meningkatkan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan rujukan di
rumah sakit
Persentase
penduduk yang
memanfaatkan
puskesmas
60
85
Persentase
penduduk yang
memanfaatkan
sarana rumah
sakit
40
65
Jumlah
pukesmas
berkinerja baik
8
10
Cakupan
pelayanan gawat
darurat level 1
yang harus di
berikan
Jumlah fasilitas
100
100
100
100
Program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan
sosial
Program pembinaan
penyandang cacat dan
trauma
Program pembinaan eks
penyandang penyakit
sosial (eks narapidana,
PSK, narkoba dan
penyakit sosial lainnya)
Program Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Program upaya
kesehatan masyarakat
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
Wajib
Dinas Sosial dan
Nakertrans, Bagian sosial
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit
Wajib
Rumah sakit
Program pemeliharaan
sarana dan prasarana
rumah sakit
Wajib
Rumah sakit
Dinas Kesehatan
Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit
Wajib
Rumah sakit
Rumah sakit
7
5.1.1.3
5.1.1.4
Meningkatkan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan
serta pengawasan obat
dan makanan
Memperluas cakupan dan
kualitas pelayanan
kesehatan bagi penduduk
rujukan yang
memenuhi
standar
Persentase obat
dan vaksin
94
100
Program obat dan
perbekalan kesehatan
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Persentase
pengadaan obat
esensial
94
100
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Ketersediaan obat
per kapita/th (Rp)
4.600
5.100
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Persentase
penyuluhan
NAPZA oleh
petugas
kesehatan
Angka
penyalahgunaan
narkoba
Persentase
sarana distribusi
alat kesehatan
dan PKRT
Persentase
pengawasan
mutu PKRT
Persentase yang
memiliki PHNS
farmasi/toga
Persentase
sarana
swamedika
persentase rawat
jalan masyarakat
miskin di
11
20
15,34
1,35
40
70
70
85
40
70
25
50
100
100
Pengawasan obat dan
makanan
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Program Pengembangan
obat asli indonesia
Wajib
Dinas kesehatan, PMD
Program Pelayanan
Kesehatan penduduk
miskin
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
8
miskin dan penyakit
menular
puskesmas
Persentase rawat
inap masyarakat
miskin di
puskesmas
30
50
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
Persentase rawat
jalan masyarakat
miskin di RS
Persentase rawat
inap masyarakat
miskin di RS
Jumlah
masyarakat
miskin mendapat
pelayanan
kesehatan (op.
katarak, bibir
sumbing, dan
sunatan
Persentase
penduduk miskin
memiliki jaminan
askes pra bayar
Persentase
penduduk miskin
yang memikili
jaminan
kesehatan
Kasus TB per
100.000
penduduk
Persentase
kesembuhan
penderita TBC
Persentase
penderita kusta
yang selesai
berobat
Angka
kecacatban kusta
25
30
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
25
30
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
1000
5000
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
35
40
Kemitraan peningkatan
pelayanan kesehatan
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
30
50
110
100
Program pencegahan
dan penanggulangan
penyakit menular
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
90
95
90
95
20
15
9
tingkat 2 per
100.000
penduduk
Persentase balita
diare yang
ditangani
5.1.1.5
Meningkatkan pembinaan
pola hidup sehat
masyarakat dan
kesehatan lingkungan
100
100
Persentase balita
pnemonia yang
ditangani
80
80
Persentase
infeksi menular
seksual (IMS)
yang diobati
Prevalensi kasus
HIV terhadap
penduduk
beresiko
Cakupan pasien
yang mendapat
penangan HIVAID dan ODHA
yang mendapat
ART
Persentase
Rumah
sakit dan puskes
yang
melaksanakan
pencegahan dan
penularan HIV
Persentase usia
15 tahun ke atas
mengetahui
tentang HIV
Persentase
Rumah tangga
yang
menggunakan air
minum sehat
Persentase
100
100
<0,5
<0,5
100
100
80
90
38,56
75,04
90
100
60
80
Program
penanggulangan
narkoba, PMS dan
HIV/AIDS
Pengembangan
lingkungan sehat
Wajib
Dinas Kesehatan, dinas
PP dan KB, rumah sakit,
Sosial Nakertrans
Wajib
Dinas Kesehatan, dinas
PP dan KB, rumah sakit,
Sosial Nakertrans
Wajib
Dinas Kesehatan, PMD,
PU
Dinas Kesehatan, PMD,
10
rumah yang
memenuhi
standar
kesehatan
5.1.1.6
5.1.1.7
Meningkatkan kualitas
kesehatan tempat kerja
dan industri
Memperbaiki dan
meingkatkan status gizi
masyarakat
PU
Persentase
tempat umum
yang memenuhi
syarat kesehatan
Cakupan SPAL
yang memenuhi
standar kes
Persentase
puskes yang
melaksanakan
kesehatan kerja
Persentase
inspeksi
perusahanan
dalam penerapan
standar
kesehatan
82
85
Dinas Kesehatan, PMD,
PU
50
60
Dinas Kesehatan, Dinas
PU
20
40
70
90
Persentase gzi
kurang dan buruk
yang mendapatt
perawatan
Persentase
pelaksanaan
surveiland gizi
Persentase ibu
hamil mendapat
tablet fe
Persentase balita
mendapat kapsul
vitamin A dua kali
per tahun
Persentase RT
yang
mengkonsumsi
garam beryodium
100
100
100
100
90
90
90
90
80
100
Program perbaikan gizi
masyarakat
Wajjib
Dinas kesehatan,
BPMPD
11
5.1.1.7
Mengendalikan penyakit
menular langsung dan
penyakit bersumber
binatang
Persentase
wilayah bebas
rawan gizi
Jumlah kasus
kekurangan gizi
90
100
3
0
Persentase bayi
dibawah 11 bulan
mendapata
imunisasi lengkap
90
100
Persentase desa
yang mencapai
Universal child
immunization
(UCI)
Angka penyakit
campak per 1000
Angka penyakit
tetanus
neonatorum per
1000 penduduk
Angka penemua
kasus malaria per
1000 penduduk
Angka kesakitan
penyakit DBD per
100.000
penduduk
Cakupan
penderita pilaria
yang ditangani
98.5
98
0.10
0,10
0
0
3.4
4
7.2
5
100
100
Cakupan
pengobatan
massal filaria
endemis terhadap
penduduk
Persentase kasus
susfect flu burung
85,2
80
100
100
Program pencegahan
dan penanggulangan
penyakit menular
Wajib
Dinas kesehatan, rumah
sakit
12
dan ditangani
5.1.1.8
5.1.1.9
Meningkatkan pelayanan
kesehatan anak pra seklah
dan remaja
Meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan
lansia
Angka kematian
rabies pada
manusia (CFR)
Persentase KLB
malaria yang
dilaporkan dan
ditangani
1
0
100
100
Jumlah kasus TB
per 100.000
penduduk dan
ditangani
114
98
Prevalensi kasus
HIV
< 0,5
<0,5
Jumlah kasus
diare per 1000
penduduk
27,4
15
Persentase
Cakupan Deteksi
Dini Tumbuh
Kembang Anak
Balita dan
Prasekolah
Persentase
Cakupan
pelayanan
kesehatan remaja
65
85
70
80
Persentase
pertolongan
persalinan
bidan/tenaga
kesehatan terlatih
80.7
90
Program peningkatan
pelayanan kesehatan
anak pra sekolah dan
remaja
Wajib
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB, BPMPD
Program peningkatan
keselamatan melahirkan
ibu dan anak
Wajib
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB
13
Persentase ibu
hamil resiko tinggi
yang ditangani
76.3
80
Persentase
cakupan
kunjungan
neonatus lengkap
Persentase
pelayanan nifas
Cakupan
pelayanan
kesehatan anak
balita
Angka kematian
bayi per 1000
kelahiran hidup
Angka kematian
balita 1000
kelahiran hidup
95.4
90
95.2
90
90
90
3
2
0.3
0.3
Angka kematian
ibu melahirkan
per 100.000
0.76
0.7
Angka harapan
hidup
Persentase
cakupan
pelayanan
prausila dan usila
Persentase
puskes santun
usia lanjut
69.5
70
71.4
75
100
100
Ratio Polindes /
Desa
37,89
37,89
Program pengembangan
bahan informasi tentang
pengasuhan dan
pembinaan tumbuh
kembang anak
Program Penyiapan bina
keluarga
Wajib
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB, BPMPD
Wajib
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB, BPMPD
Program peningkatan
pelayanan lanjut usia
Wajib
Dinas kesehatan, dan
Dinas Sosnakertrans
14
5.1.1.1
0
2. : Meningkatnya
ketersediaan
dan kualitas
pelayanan
fasilitas
kesehatan
1. Peningkatan
pelayanan fasilitas
kesehatan yang
memadai, bermutu
dan terjangkau
2. Peningkatan
kemitraan dan peran
serta dunia usaha
dalam peningkatan
pelayanan kesehatan
5.2.1.1
5.2.2.1
Meningkatkan manajemen
kesehatan dan SDM
kesehatan
Program pengembangan
SDM
Wajib
Dinas kesehatan
Program standarisasi
pelayanan kesehatan
Wajib
Dinas kesehatan
75
Program promosi
kesehatan
Wajib
Dinas kesehatan
3
10
Pengadaan, peningkatan
dan perbaikan sarana
dan prasarana
puskesmas dan
jaringannya
Wajib
Dinas kesehatan
Jumlah
puskesmas
dengan
laboratorium
kesehatan
14
18
Meningkatkan kerjasama
dengan pihak swasata
dalam peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan
Jumlah sarana
kesehatan yang
dikelola swasta
5
11
Meningkatkan pelayanan
kesejahteraan pegawai
Persentase
insentif petugas
75
90
Meningkatkan
ketersediaan dan kualitas
fasilitas sarana pelayanan
kesehatan masyarakat
Rasio dokter
dengan penduduk
1 : 3.988
1 : 1500
Rasio perawat
dengan penduduk
Rasio bidan
dengan penduduk
Persentase
tenaga kesehatan
yang memenuhi
kompetensi
Profil kesehatan
tahunan
Kesehatan dalam
angka
Persentase
puskes yang
melaksanakan
sistem info
kesehatan
Jumlah
puskesmas
pelayanan gawat
darurat
1 : 1.423
1 : 750
1 : 1.517
1 : 800
60
75
1
1
1
1
25
Dinas kesehatan
Program kemiitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
Wajib
Dinas kesehatan, Rumah
Sakit
15
3. Meningkatnya
kualitas dan
jangkauan
layanan keluarga
berencana
1. Peningkatan
pembinaan dan
pelayanan keluarga
berencana
5.3.1.1
Meningkatkan pembinaan,
kesertaan, dan
kemandirian ber-KB
medis
Persentase KB
Aktif
92,6
95
Program keselamatan
ibu melahirkan dan anak
Wajib
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB
Persentase
pasangan usia
subur menjadi
akseptor KB
Jumlah posyandu
80
90
Program keluarga
berencana
Wajib
Badan PP dan KB, Dinas
kesehatan
361
385
Program model
operasional BKBposyandu- PADU
Wajib
BPMPD, Dinas kesehatan
Rata-rata usia
kawin pertama
bagi perempuan
pertahun
Angka
menurunnya TFR
per 1000
kelahiran hidup
20
23
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB
8
0
Dinas kesehatan, Badan
PP dan KB
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 2: Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis
Tujuan
1.
Mewujudkan kualitas
kehidupan beragama
yang
harmonis,
rukun, aman dan
tentram
dalam
kehidupan
masyarakat
yang
lebih demokratis
Sasaran
1. Meningkatnya
implementasi norma
agama dalam
kedhidupan
masyrakat
Strategi
1. Peningkatan kapasitas
kelembagaan dan
aktivitas keagamaan
Arah Kebijakan
1.1.1.1
Meningkatkan kualitas
pendidikan dan kapasitas
lembaga keagamaan
Indikator (out
comer)
Jumlah lembaga
keagamaan
Capaian kinerja
Awal
Akhir
3
5
Persentase
partisipasi lembaga
keagamaan dalam
peningkatan kualitas
SDM masyrakat
60
80
Program
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Bidang/
urusan
Wajib
Wajib
SKPD
Bagian sosial, Kantor
kesbangpol linmas
Bagian sosial, Kantor
kesbangpol linmas
16
1.1.1.2
1.1.1.3
Meningkatkan pelayanan
haji dan umrah
1.1.1.4
Meningkatkan peran adat
dan budaya dalam
pembentukan karakter
masyarakat
1.1.1.5
1.1.1.4
2: Meningkatnya kualitas
demokrasi
dimasyarakat dalam
kerangka supemasi
hukum dan HAM
1. Peningkatkan arti dan
pemahamanan demokrasi
dalam penyelenggaran
pemerintahan daerah yang
demokratis serta
berazaskan hukum
Menguatkan peran agama
dalam pembentukan
generasi muda dan
masyarakat
1.2.1.1
Meningkatkan pemahaman
dan penerapan budaya
nasional dan daerah dalam
kehidupan masyarakat
Meningkatan kerukunan
intern dan antar umat
beragama
Meningkatkan implementasi
demokrasi dalam
penguatan struktur dan
kelembagaan masyarakat
Jumlah FKUB
1
3
Wajib
Bagian sosial, Kantor
kesbangpol linmas
Bagian sosial
Jumlah da’I kontrak
86
146
Wajib
Jumlah madrasah
dan pontren
15
22
Wajib
Bagian sosial, dinas
pendidikan
Jumlah lembaga
pembina agama lain
Persentase
palayanan jemaah
haji dan umrah
Cakupan peran adat
dalam kehidupan
masyarakat
1
1
100
100
Wajib
Bagian sosial, Dinas
Kesehatan
30
60
Jumlah naskah
inventariasi adat
1
1
Cakupan budaya
dalam kurikulum
50
Jumlah karya
budaya bernilai
tradisi
6
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Wajib
60
Program pengembangan
nilai budaya
Wajib
Dinas parisiwata, pemuda
dan olahraga
10
Program pengelolaan
keragaman budaya
Wajib
Dinas parisiwata, pemuda
dan olahraga
Program pengelolaan
kekayaan budaya
Program pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya
Wajib
Dinas parisiwata, pemuda
dan olahraga
Dinas parisiwata, pemuda
dan olahraga
Jumlah kegiatan
forum komunikasi
antar umat
Persentase
perselisihan berlatar
belakang agama
Cakupan pelaksaan
demokrasi di
struktur dan
kelembagaan
masyarakat
1
1
0
0
70
80
Persentase
partisipasi pada
80
100
Program pendidikan politik
masyarakat
Wajib
Dinas parisiwata, pemuda
dan olahraga, Pol PP
Wajib
Bagian sosial
Wajib
PMD, KPU, Kantor
kesbanglinmas
17
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
1.2.1.5
2.Meningkatkan wawasan
kebangsaan dan cinta
tanah air
3. Meningkatkan
Ketentraman, Ketertiban,
Keamanan dan
1. Meningkatkan
wawasan
kebangsaan
2. Meningkatkan
semangat dan
penghargaan
terhadap pejuang
1. Meningkatknya
Ketentraman,
Ketertiban,
1.Peningkatan pemahaman
wawasan kebangsaan
2.1.1.1
Menanamkan nilai-nilai
demokrasi pada generasi
muda
Menegakkan hukum secara
adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, dan memihak
pada rakyat kecil
Menata kembali substansi
hukum melalui evaluasii
peraturan perundangundangan untuk
mewujudkan tertib
perundang-undangan
dengan memperhatikan
asas umum dan hirarki
perundang-undangan
Meningkatkan peran serta
masyarakat dan
penyusunan produk hukum
daerah
Meningkatkan arti dan
pemahaman wawasan
kebangsaan sebagai wjud
NKRI
pemilu kada
Persentase
partisipasi pada
pemilu legislatif
Persentase
partisipasi pada
pemilu presiden
Jumlah muatan local
demokrasi dalam
kurikulum
80
100
80
100
0
10
Wajib
Kantor kesbanglinmas
Persentase
pelaksanaan
demokrasi dalam
pemerintahan
daerah
Persentase
pelaksanaan
supremasi hukum
dan HAM
Jumlah perda yang
dievalusi
70
95
Wajib
Kantor kesbanglinmas
70
80
Wajib
Bagian hukum
15
30
Wajib
Bagian Hukum dan Ortala
Jumlah perda yang
diterbitkan dan
disosialisasikan
15
30
70
90
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Wajib
Bagian sosial, Kesbangpol
100
100
100
100
Program penanganan
kepahlawanan, TMP dan
renungan malam
Wajib
Bagian social, Nakertrans
10
4
Program pemberantasan
penyakit masyrakat
Wajib
Pol PP
1. Peningkatan pelayanan
veteran
2.2.1.1
Meningkatkan fasilitasi dan
pelayanan veteran
Persentase
pemahaman
wawasan
kebangsaan
Persentase
pelaksanaan
peringatan hari
besar dan HKN
Persentase fasilitasi
veteran dan pejuang
1. Peningkatan partisipasi aktif
masyarakat dalam
pemeliharaan ketentraman,
3.1.1.1
Menjaga, memelihara dan
memantapkan ketentraman,
ketertiban, keamanan dan
Persentase
gangguan
keamanan dan
Program penataan
peraturan perundangan
18
Kenyamanan
Lingkungan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
ketertiban, keamanan dan
kenyamanan lingkungan
kenyamanan lingkungan
ketertiban
Angka pelanggaran
perda ketertiban
umum
15
5
Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Wajib
Pol PP
Program pemeliharaan
kantrantibmas dan
pencegahan tindak criminal
Program pengawasan dan
pengendalian kegiatan
pamong praja
Wajib
Pol PP
Wajib
Pol PP
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 3: Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan
Tujuan
1.
Meningkatkan
kinerja
kelembagaan
pemerintahan
daerah
Sasaran
1.Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan
pemerintahan
daerah
.2.: Meningkatnya
kualitas SDM
aparatur
Strategi
1. Peningkatan kegiatan
administrasi perkantoran,
sarana dan prasarana
aparatur serta
kelembagaan
pemerintahan daerah
1. Pembinaan dan
peningkatan kualitas
SDM dan disiplin
aparatur
Arah Kebijakan
1.1.1.1
1.2.1.1
Menyediakan pelayanan
administrasi
perkantoran, sarana dan
prasarana aparatur serta
kelembagaan
pemerintahan daerah
Meningkatkan
pembinaan kualitas SDM
dan disipiln kerja
aparatur
Indikator (out
comer)
Capaian kinerja
Awal
Akhir
Program
Bidang/
urusan
SKPD
Persentase
pelaksanaan
administrasi
perkantoran
80
95
Program pelayanan
administrasi perkantoran
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
Persentase
kualitas SDM
aparatur
60
90
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
Persentase
terpenuhinya
kualifikasi
pendidikan
Persentase
disiplin kerja
aparatur
Persentase
penurunan
Jumlah pegawai
yang diberikan
100
100
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
75
95
Program peningkatan
disiplin aparatur
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
15
5
Program pfasilitasi
pindah/purna tugas
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
19
sangsi disiplin
3. Meningkatkan
kapasitas dan
pengembangan
aparatur
2. Meningkatkan
kualitas
perencanaan,
pengendalian,
dan evaluasi
pelaksanaan
pembangunan
daerah
1. Meningkatnya kualitas
perencanaan,
pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan
pembangunan daerah
1. Penataan manajemen
kepegawaian
1. Peningkatan
perencanaan,
pengendalian dan
evaluasi kinerja
pelaksanaan rencana
pembangunan dan
anggaran SKPD
1.3.1.1
2.1.1.1
Meningkatkan
pembinaan dan
pengembangan aparatur
Meningkatkan
perencanaan,
pengendalian dan
evaluasi pelaksanan
rencana pembangunan
dan anggaran SKPD
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
manusia aparatur
Wajib dan
Pilihan
Selruruh SKPD
Program pembinaan dan
pengembangan aparatur
Wajib
BKP2D
persentase
jumlah pegawai
yang mengikuti
tugas belajar
30
50
Persentase
pegawai yang
mengikuti
kursus/diklat
Jumlah regulasi
pengembangan
pegawai
Persentase
perencanaan
daerah
59,34
74,34
Wajib
BKP2D
Ada
Ada
Wajib
BKP2D
80
100
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja
Wajib
Bappeda
RPJMD
1
1
Program kapasitas
kelembagaan
perencanaan
pembangunan daerah
Wajib
Bappeda
Renstra SKPD
1
1
Wajib dan
Pilihan
Seluruh SKPD
RKPD/RKT
1
1
Seluruh SKPD
Musrenbang
1
1
Wajib dan
Pilihan
Wajib dan
Pilihan
Wajib
Program perencanaan
pembangunan daerah
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Program peningkatan
partipasi masyarakat
dalam membangun desa
Bappeda, PMD,
Kecamatan
Bappeda, BPMPD, PU,
Kecamatan
20
APBD
Cakupan
ketersediaan data
pembangunan
2. Meningkatnya
Kualitas
Pengawasan
Pelaksanaan
Pembangunan
Daerah
3. Meningkatkan
kienrja
penyelenggaraa
n pemerintahan
daerah dan
otonomi daerah
1. Meningkatnya kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
1. Penataan dan
pemantapan
pengawasan dan
pengendalian kebijakan
1. Penataan dan
pemantapan
penyelenggaraan
pemerintahan dan
otonomi daerah
2.2.1.1
3.1.1.1
Menata dan
memantapkan sistem,
kapasitas kelembagaan
dan SDM pengawasan
dan pengendalian
kebijakan
Menata dan
memantapkan kapasitas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
dan otonomi daerah
Jumlah
pengawasan
berkala
1
80
2
1
90
2
Jumlah wilayah
yang dimekarkan
3
3
Jumlah sisdur
yang dikeluarkan
6
12
Program pembangunan
sosial budaya
Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumber daya alam
Wajib
Program perencanaan
pembangunan daerah
rawan bencana
Program kerjasama
pembangunan
Wajib
Wajib
Bappeda dan Badan
Penanggulangan
Bencana daerah
Bappeda
Program perencaan
pengembangan wilayah
strategis dan cepat
tumbuh
Program pengembangan
data/informasi/statistik
daeran
Program optimalisasi
teknologi informasi
Wajib
Bappeda
Wajib
Bappeda, Seluruh sektor
ekonomi dan sosbud
Wajib
Bagian pembangunan
Program pengembangan
wilayah perbatasan
Program peningkatan
pengawasan internal dan
pengendalian
pelaksanaan kebijakan
kepala daerah
Wajib
Wajib
Bappeda, PU dan Bagian
Pemerintahan
Inspektorat, DPRD
Program peningkatan
tenaga pemeriksa dan
aparatur pengawas
Program pengembangan
wilayah perbatasan
Wajib
Inspektorat, DPRD
Program peningkatan
kapasitas lembaga
perwakilan rakyat daerah
Wajib
Wajib
Bappeda, Dispenda dan
Bagian Keuangan
Bappeda
Pemerintah daerah dan
DPRD
Sekretariat DPRD
21
4. Meningkatkan
Kapasitas dan
kinerja
pengelolaan
Keuangan Daerah
1. Meningkatnya
Pendapatan dan
Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
1. Intensifikasi dan
ektensifikasi sumbersumber pendapatan dan
optimalisasi penataan
administrasi pengelolaan
keuangan daerah
4.1.1.1
4.1.1.2
Meningkatkan
pendapatan melalui
penataan sistem
administrasi pengelolaan
keuangan daerah yang
transparan dan
akuntabel
Meningkatkan kapasitas
SDM Pengelola
pendapatan dan
pengelola administrasi
IKM terhadap
pelayanan publik
Tingkat kinerja
pemerintah
daerah
80
90
80
90
Tingkat
pelakasanaan eprocument
80
90
Program bantuan hukum
pemerintah daerah
Program
mengintensifkan
pengaduan masyarakat
Wajib
DPRD dan Bagian Hukum
Wajib
Bagian Pemerintah,
seluruh SKPD
Program penataan
daerah otonomi baru
Wajib
Bagian Pemerintahan
DPRD
Program peningkatan
pelayanan kedinasan
Kepala daerah/wakil
kepala daerah
Program peningkatan
kapasitas aparatur
pemerintahan Kec/ desa
Wajib
Bag. Umum dan Humas
Wajib
BPMD, Bagian
Pemerintahan
Persentase
peningaktan
pendapatan
daerah
90
100
Program peningkatan
dan pengelolaan
keuangan daerah
Wajib
Dinas Pendapatan dan
Bagian Keuangan, Bagian
pembangunan
Opini pengelolaan
keuangan oleh
BPK
WDP
WTP
Wajib dan
Pilihan
Seluruh SKPD
Persentase
penertiban asset
daerah
60
98
Wajib
Bagian Keuangan
Persentase
kinerja
pengelolaan
keuangan desa
Persentase
kualitas SDM
pengelola
pendapatan dan
70
95
Program peningkatan
pengembangan system
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Program peningkatan
dan pengembangan
pengelolaan keuangan
daerah
Program pemibnaan dan
fasitasi pengelolaan
keuangan desa
Wajib
PMPD/Bagian
Pemrerintahan/keuangan,
Kecamatan
70
90
Program peningkatan
kapasitas SDM aparatur
Wajib
Dinas Pendapatan dan
Bagian Keuangan,
BKPPD
22
4.1.1.3
5. Meningkatkan
Pelayanan
Publik
1. Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Kependudukan
dan Catatan Sipil
serta
Pengendalian
Kependudukan
.2. Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan
Informasi
1. Penataan dan
peningkatan kualitas
pelayanan administrasi
kependudukan dan
catatan sipil
1. Penataan, pemutakhiran
dan pemasyarakatan
informasi
keuangan
Meningkatkan kinerja
pengelolalaan keuangan
melalui pemantapan
regulasi dan
transpararnsi serta
akuntabitlitas dalam
pengelolaan keuangan
4.1.1.3
Meningkatan kinerja
pengelolaan ase t dan
barang daerah
5.1.1.1
Meningkatkan kapasitas
sistem, SDM aparatur
dan sarana pelayanan
administrasi
kependudukan dan
catatan sipil
5.2.1.1
Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
informasi dan kerjasama
pelayanan informasi
dengan media massa
keuangan daerah
Persentase
keinrja pelaporan
kuangan SKPD
WDP
WTP
Program peningkatan
pengembangan system
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Wajib
Seluruh SKPD
Penyelesaian
laporan keuangan
dan LAKIP setiap
SKPPD tepat
waktu
Cakupan
pelaksanaan
standar harga
barang dan jasa
Persentase tertib
administrasi asset
daerah
80
100
Program peningkatan
dan pengembangan
pengelolaan keuangan
daerah
Wajib dan
pilihan
Seluruh SKPD
100
100
Wajib
Bagian perlengkapan
40
80
Program penguasaan,
pemilikan,penggunakan
dan pemamfaatan tanah
Wajib
Bagian perlengkapan,
seluruh SKPD
Waktu pelayanan
KTP
3
1
Program peningkatan
kapasitas SDM aparatur
Wajib
Dinas Kependudukan dan
Capil
Persentase
kepemilikan KTP
penduduk
98
100
Program penataan
administrasi
kependudukan
Wajib
Jumlah
media/informasi
yang diakses
masyarakat
1
1
Program peningkatan
kualitas pelayanan
informasi
Wajib
Bagian Umum dan
Humas, Kantor PDE dan
Arsip Daerah
Cakupan
sosialisasi
peraturan
80
95
Program peningkatan
kualitas pelayanan
informasi
Wajib
Kanto r PDE dan arsip
daerah, Bagian Umum
dan Humas
Dinas Kependudukan dan
Capil
23
perundanganundangan
6. Meningkatkan
Pencegahan dan
Penanggulangan
Korban Bencana
1. Meningkatnya
Kualitas
Pencegahan dan
Penanggulangan
Korban Bencana
1. Peningkatan kesadaran
pencegahan dan
partisipasi aktif
masyarakat dalam
penanggulangan
bencana
6.1.1.1
6.1.1.2
7.1 Meningkatkan
pengelolaan
kearsipan daerah
1. Meningkatnya kualitas
pengelolaan
kearsipan daerah
1. Penataan dan
pengembangan sistem
kearsipan daerah
7.1.1.1
Meningkatkan kesiapan,
pencegahan dan
partisipasi aktif
masyarakat dalam
penanggulangan
bencana
Meningkatkan fasilitasi
pemulihan wilayah
korban bencana
Meningkatkan kapasitas
sistem, SDM aparatur
dan sarana kearsipan
daerah
Program pengembangan
komunikasi,informasi dan
media masa
Program pengkajian dan
penelitian bidang
informasi
Program fasilitasi
peningkatan SDM bidang
informasi
Wajib
Bagian Umum dan
Humas
Wajib
Bagian Umum dan
Humas
Wajib
Bagian Umum dan
Humas
Program kerjasama
informasi dan media
masa
Wajib
Bagian Umum dan
Humas
Jumlah wilayah
rawan bencana
5
5
Program perencanaan
pembangunan daerah
rawan bencana
Wajib
Bagian social, Badan
penyuluhan,PU, BPBD
Persentase
antisipasi
penanggulangan
bencana dan
penanggulangan
bencana
70
80
Program pencegahan
dan penanggulangan
korban bencana alam
Wajib
Kantor Kesbangpol,
Bagian social, BPBD
Program perbaikan
rumah akibat bencana
Wajib
Dinas PU
Program perbaikan
sistem kearsipan
Wajib
PDE dan arsip daerah
Program penyelamatan
dan pelestarian arsip
daerah
Wajib
PDE dan arsip daerah
Persentase
kualitas
pelayanan
kearsipan
70
90
24
Program pemeliharaan
rutin/berkala sarana dan
prasaran kearsipan
Wajib
PDE dan arsip daerah
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 4: Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan.
Tujuan
Sasaran
Strategi
1.Meningkatkan
peranan koperasi,
UKM dan lembaga
ekonomi perdesaan
dalam perekonomian
daerah
1 Meningkatnya kapasitas
Koperasi, UKM dan
kelembagaan ekonomi
perdesaan
1. Peningkatan akses
koperasi, UKM dan
lembaga ekonomi
perdesaan terhadap
sumberdaya produktif
(kualitas SDM, kapasitas
kelembagaan,
manajemen, modal,
pemasaran)
Arah Kebijakan
1.1.1.1
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi koperasi, UKM
dan lembaga ekonomi
perdesaan terhadap
sumberdaya produktif
Indikator (out comer)
Persentase
pertumbuhan UKM
Capaian kinerja
Awal
Akhir
38
40
Program
Program penciptaan
iklim usaha kecil
menengah yang
kondusif
Bidang/
urusan
Wajib
Persentase koperasi
aktif
82
85
Pengembangan
wirausaha UMKM
Wajib
Persentase
pertumbuhan koperasi
2,88
9,20
Pengembangan
sistem pendukung
bagi UKM
Wajib
Persentase Koperasi
yang melaksanakan
RAT
32
70
Wajib
SKPD
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
25
1.1.1.2
2. Meningkatan jumlah
wirausaha baru
2. Memperkuat peran
sektor pertanian dan
industri sebagai
penggerak utama
perekonomian
daerah
1.Meningkatnya produksi
pertanian/perkebunan
1. Peningkatan fasilitasi
wirausaha bariu
1. Peningkatan kapasitas
SDM, kelembagaan dan
manajemen, teknologi
dan pemasaran
pertanian/ perkebunan
1.2.1.1
2.1.1.1
Mengembangkan UKM untuk
makin berperan dalam proses
industrialisasi, perkuatan
keterkaitan industri,
percepatan pengalihan
teknologi, dan peningkatan
kualitas SDM
Mendorong pengembangan
wirausaha baru dengan
fasilitasi pengembangan
usaha
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi pengelolaan
usaha pertanian/perkebunan
Persentase
pengembalian dana
pembinaan UKM dan
Koperasi
75
100
Peningkatan
kualitas
kelembagaan
koperasi
Wajib
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
Persentase UKM dan
Koperasi yang
menerapkan teknologi
75
90
Program
pengembangan
industri kecil
menengah
Wajib
Koperindag, BPMPD,
Bagian Ekonomi,
Kecamatan
Program
pengembangan
sentra industri
potensial
Program
peningkatan sumber
daya industri
Wajib
Dinas Koperindag,
Wajib
Dinas Koperindag
Program penciptaan
iklim usaha kecil
menengah yang
kondusif
Program
peningkatan
produksi pertanian
Wajib
Dinas Koperindag, Bagian
Ekonomi
Wajib
dan
Pilihan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Program
peningkatan
ketahanan pangan
Wajib
dan
Pilihan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Tingkat kemandirian
dan daya saing UKM
25,15
40,50
Angka Produksi :
Padi (Ton/Thn)
Jagung(Ton/Thn)
39.282
65.793
14.062
25.090
26
Kacang tanah
(Ton/Thn)
200
264
Kedelai (Ton/Thn)
354
1.540
Nenas (Ton/Thn)
884.268
972.695
Jeruk (Ton/Thn)
23.057
25.363
Program
peningkatan
penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
Wajib
dan
Pilihan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Dinas pertanian TPH,
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan
Produksi :
Sawit
227.221
Karet
26.930
33.546
Kelapa
629
660
Coklat
313
333
Program
peningkatan
kesejahteraan
petani
Wajib
dan
Pilihan
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Badan
penyuluhan dan ketahanan
pangan
Program
peningkatan
pemasaran hasil
pertanian/perkebun
an
Wajib
dan
Pilihan
Dinas Hutbun Badan
penyuluhan dan ketahanan
pangan
377.913
Produktivitas
Sawit (Kg/Ha)
3.013
3.504
Karet (Kg/Ha)
843
973
Kelapa (ton/Ha)
9
9
27
Coklat (Kwt/Ha)
629
660
Padi sawah (kwt/ha)
41,14
55,05
Padi Ladang (kwt/ha)
28,86
30,25
Jagung (kwt/ha)
36,83
47,52
Kacang tanah kwt/ha)
14,26
22,16
Kacang Kedelai
(kwt/ha)
Nenas (kwt/ha)
12,13
14,21
126
135
Jeruk (kwt/ha)
26
46
Jumlah penyuluh per
wilayah pertanian
29
31
Program
pemberdayaan
penyuluh
pertanaian/perkebu
nan
Wajib
dan
Pilihan
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan, Dinas
Pertanian TPH,
Perikananan dan
Petenakan, Hutbun
Angka jumlah kelompok
tani
1.221
1.583
Program
peningkatan
kesejahteraan
petani
Wajib
dan
Pilihan
Peningkatan
ketahanan pangan
Wajib
dan
Pilihan
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan, Dinas
Pertanian TPH,
Perikananan dan
Petenakan, Hutbun
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan, Dinas
Pertanian TPH,
Perikananan dan
Petenakan, Hutbun
Produktivitas :
2.1.1.2
Meningkatkan peran
penyuluhan dalam
pengelolaan usaha
pertanian/perkebunan
28
2. Meningkatnya
ketahanan pangan
1. Peningkatan distribusi,
Divesifikasi produk dan
pengelolaan konsumsi
pangan
2.2.1.1
Meningkatan kelancaran
distribusi dan
Mengembangkan
keanekaragaman produk
pangan
Angka PDRB sektor
pertanian Tanpang
8,42
11,28
Pilihan
Angka PDRB sektor
perkebunan
18,63
22,55
Pilihan
Angka ketersediaan
pangan daerah
Produksi Beras
(ton/thn)
.3 Meningkatnya produksi
peternakan
1.Peningkatan ketersediaan
bibit, produksi, pemasaran
dan pengendalian penyakit
peternakan
2.3.1.1
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi pengelolaan
usaha peternakan (SDM,
kelembagaan dan
manajemen, modal, teknologi
dan sarana produksi,
pemasaran hasil peternakan)
Program
peningkatan
ketahanan pangan
24.633
49.316
Wajib
dan
Pilihan
Badan penyuluhan dan
ketahanan pangan, Dinas
Pertanian TPH,
Perikananan dan
Petenakan,
Pilihan
Program
pencegahan dan
penanggulangan
penyakit ternak
Pilihan
Dinas Pertanian
Tanpangan
Dinas perikanan dan
peternakan
Angka Populasi :
sapi
16.354
19.528
Program
peningkatan hasil
produksi peternak
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Kerbau
5.523
6,272
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Kambing
27.218
32.500
Program
peningkatan
pemasaran hasil
produksi peternak
Program
peningkatan
penerapan teknologi
peternakan
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Domba
3.943
4.708
ayam buras
256.048
305.735
ayam ras Petelur
340.412
4.06.470
Itik
25,409
30,341
Produksi Daging Sapi
(Ton/Thn)
Angka PDRB dari
sector peternakan
280,39
334,36
2,67
3,58
29
3 . Meningkatnya produksi
hasil kehutanan
1. Pengelolaan hasil hutan
sesuai daya dukung
lingkungan
.2. Perlindungan hutan suaka
3. Pengembangan hutan
rakyat
4. Peningkatan fasilitasi
pengembagan hutan
daerah
4. Meningkatnya produksi
pertambangan yang
berwawasan
lingkungan
1. Pengelolaan usaha
tambang sesuai daya
dukung lingkungan
2.3.1.1
2.3.2.1
2.3.3.1
2.3.4.1
2.4.1.1.
Meningkatkan pembinaan
usaha kehutanan dan
mengembangkan diversifikasi
produk hasil hutan
Meningkatkan pengawasan
dan sosilaisi fungsi hutan
Meningkatan peran serta
masyarakat dalam
pengembangan hutan
Meningkatkan ketersediaan
bibit hutan daerah, sarana
produksi dan manajemen
pengelolaan.
Meningkatkan fasilitasi dan
pembinaan usaha
pertambangan
Angka luas hutan
reboisasi
Hutan Produksi
Terbatas (Ha)
67.007
67.007
Hutan Produksi Tetap
(Ha)
36.325
36.325
Luas Taman Nasional
(Ha)
32.931
32.931
Program
pemamfaatan
potensi sumber
daya hutan
Program
pemamfaatan
bahan industry
Program pembinaan
dan penertiban
industry hasil
penelitian
Program rehabilitasi
hutan dan lahan
Program
perlindungan
konservasi sumber
daya hutan
Pilihan
Dinas Hutbun
Pilihan
Dinas Hutbun
Pilihan
Dinas Hutbun
Pilihan
Dinas Hutbun
Pilihan
Dinas Hutbun
Program pembinaan
dan penertiban
industry hasil hutan
Pilihan
Dinas Hutbun
Jumlah hutan rakyat
11
11
Persentase kelestarian
luas hutan rakyat
Angka ketersediaan
bibit kehutanan
70
100
60
80
Program rehabiitasi
hutan dan lahan
Pilihan
Dinas Hutbun
Angka kontribausi
PDRB dari Sektor
kehutanan
4,39
4,52
Pilihan
Dinas Hutbun
Jumlah perusahaan
pertambangan
eksplorasi
25
0
Program
perencanaan dan
pengembangan
hutan
Program pembinaan
dan pengawasan
pertambangan
Pilihan
Dinas ESDM
Jumlah perusahaan
pertambangan
eksploitasi
9
34
Program pembinaan
dan pengawasan K3
pertambangan
Program
pengembangan
potensi energi lokal
Pilihan
Dinas ESDM
Pilihan
Dinas ESDM
Angka PDRB dari
sector pertambangan
16,25
21,78
30
5. Meningkatan
pembinaan dan
pengawasan usaha
yang berwawasan
lingkungan
2. . Peningkatan penawasan
usaha tambang sesuai
kaidah tata ruang dan
prinsip kelestarian
lingkungan
2.4.2.1
Menigkatan monitoring dan
pengawasan usaha
pertambangan
Persentase Angka
pelanggaran usaha
pertambangan
30
5
1. Peningakatan prinsip
kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan
hidup
2.5.1.1
Meningkatan pembinaan dan
pengawasan pengelolaan
usaha agar sesuai dengan
kaidah kelestarian dan
keamanan lingkungan
Persentase Jumlah
perusahaan beresiko
pencemaran yang
memiliki dokumen UPL
30
5
2.5.1.2
2.5.1.3
2.5.1.4
Mengendalikan pencemaran,
polusi dan kerusakan
lingkungan hidup
Meningkatkan perlindungan,
konservasi, rehabitasi dan
pemulihan sumber daya alam
lingkungan hidup
Meningkatkan akses
masyarakat terhadap
informasi sumber daya alam
lingkungan hidup
Berkurangnya Tingkat
Pencemaran
Lingkungan Hidup
10 %
5%
Penurunan kejadian
Kebakaran Hutan dan
Lahan
2
0
Penurunan Persentase
Lahan yang
direhabilitasi
15
5
Persentase
Peningkatan informasi
kepada masyarakat
mengenai potensi dan
kondisi sumberdaya
alam dan Lingkungan
30
60
Program
pengawasan dan
penertiban kegiatan
rakyat yang
berpotensi merusak
lingkungan
Program
pengendalian
pencemaran dan
pengrusakan
lingkungan hidup
Program
pengendalian
pencemaran dan
perusakan
lingkungan
Program
pengendalian polusi
Program
pengendalian
kebakaran hutan
Wajib
Kantor lingkungan hidup
Wajib
Kantor lingkungan hidup
Wajib
Kantor lingkungan hidup
Wajib
Kantor lingkungan hidup
Wajib
dan
Pilihan
Hutbun, Lingkungan hidup,
Dinas tata kota kebersihan
dan pertamanan
Program
perlindungan dan
konservasi sumber
daya alam
Program rehabilitasi
dan pemulihan
cadangan sumber
daya alam
Program
pengelolaan
konservasi sungai,
danau dan sumber
daya lainnya
Program
peningkatan kualitas
dan akses infomrasi
sumber daya alam
dan lingkungan
hidup
Pilihan
Dinas Hutbun, Dinas
ESDM, Lingkungan Hidup
Pilihan
Dinas Hutbun, Dinas
ESDM, Lingkungan Hidup
Wajib
dan
Pilihan
Dinas Kehutanan, PU,
lingkungan hidup
Wajib
Hutbun, lingkungan hidup
31
Hidup
6. Meningkatnya produksi
perikanan
7. Meningkatnya kinerja
usaha pelaku industri
kecil dan menengah
dan besar
1. Peningkatan kapasitas
SDM, kelembagaan dan
manajemen, teknologi
dan pemasaran perikanan
1. .Peningkatan kemitraan
usaha antara pelaku IKM
dan industri besar
2. Meningkatan fasiliitasi
pengembangan industri
berbasis sumber daya
daerah
2.6.1.1
2.7.1.1
2.7.2.1
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi pengelolaan
usaha perikanan (SDM,
kelembagaan dan
manajemen, modal, teknologi
dan sarana produksi,
pemasaran hasil perikanan)
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi pengelolaan
usaha IKM (SDM,
kelembagaan dan
manajemen, modal, teknologi
dan sarana produksi,
pemasaran hasil IKM)
Memperkuat struktur industri
pada sub sektor yang
memiliki keunggulan
kompetitif
Angka produksi :
Ikan Dalam Kolam
(Ton/Thn)
7.699,90
13.640,84
Ikan dalam KJA
(Ton/Thn)
3.958,50
7.012,72
Ikan Dalam Keramba
(Ton/Thn)
209,95
250,69
1,91
2,56
Angka PDRB dari
sector perikanan
Angka perkembangan
industry kecil
Program
pengembangan
budidaya perikanan
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Program
pengembangan
perikanan tangkap
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Program
pengembangan
system penyuluhan
perikanan
Program
optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Pilihan
Dinas perikanan dan
peternakan
Program
peningkatan
kapasitas iptek
system produksi
Wajib
Dinas Koperindag, BPMD,
Bagian ekonomi
Angka perkembangan
industry menengah
50
75
Program
pengembangan IKM
Angka jumlah industry
berbasis Sumber daya
daerah
60
90
Angka Industri turunan
45
75
Program
peningkatan
kemampuan
teknologi industry
Porgram penataan
struktur industry
Angka PDRB dari
sector Industri
15,90
21,31
Program
pengembangan
sentra-sentra
industri
Dinas Koperindag, Bagian
ekonomi
Wajib
dan
pilihan
Dinas Koperindag, Hutbun
Wajib
dan
pilihan
Wajib
dan
pilihan
Dinas Koperindag, Hutbun
Dinas Koperindag, Hutbun,
32
3. Meningkatkan peran
sektor
perdagangan dan
pariwisata sebagai
pendukung
perekonomian
daerah
1. Menigkatnya usaha
dan Pengembangan
perdagangan
2. Meningkatnya
kunjungan wisatawan
1. Peningkatan kerjasama
perdagangan dan
perlindungan konsumen
3.1.1.1
Meningkatkan fasilitasi
kerjasama perdagangan dan
perlindungan konsumen
Angka inspeksi tera
ulang
40
70
Program
perlindungan
konsumen dan
pengamanan
perdagangan
Wajib
dan
Pilihan
Koperindag, Parsenibud
Angka PDRB dari
sector perdagangan
14,96
20,05
Program efisiensi
perdaganan dalam
negeri
Wajib
Koperindag,
Program
peningkatan
kerjasama
perdagangan
Program
peningkatan dan
pengembangan
ekspor
Wajib
Koperindag
Wajib
Koperindag
Program pembinaan
pedagang kaki lima
dan asongan
Wajib
Koperindag
2. Penataan dan pembinaan
usaha pedagang kaki lima
dan asongan
3.2.1.1
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi usaha pelaku
pedagang kaki lima dan
asongan
Jumlah pedagang kaki
yang difasilitasi
1. Peningkatan
pengembangan destinasi
dan pemasaran
pariwisata
3.2.2.1
Meningkatkan pembinaan
dan fasilitasi usaha pariwisata
(SDM, kelembagaan dan
manajemen, modal, produk,
pemasaran pariwisata)
Jumlah lokasi wisata
daerah
13
13
Program
pengembangan
pemasaran wisata
Pilihan
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Angka kunjungan
wisata
14.317
58.032
Pilihan
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Jumlah even wisata
daerah
1
1
Pilihan
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Persentase
pengembangan
kesenian dan budaya
daerah
100
100
Program
pengembangan
destinasi pariwisata
Program
pengembangan
kemitraan
pariwisata
Progam
pengembangan
kekayaan budaya
Pilihan
Dinas Pariwisata, pemuda
dan olahraga
Program
pengembangan nilai
budaya
Pilihan
Dinas Pariwisata, pemuda
dan
Olahraga
33
2. Peningkatan peran swasata
dalam pembangunan
pariwisata
4. Meningkatkan
investasi dan
perluasan lapangan
kerja
1. Meningkatnya jumlah
investasi
1. Penataan iklim investasi
yang kondusif
4.1.1.1
4.1.1.2
2. Meningkatnya kinerja
dan daya saing BUMD
dalam rangka
memperbaiki
pelayanannya kepada
masyarakat dan
memberikan
sumbangan terhadap
pendapatan daerah
3. Meningkatnya
kesempatan dan
lapangan kerja serta
kualitas dan
produktivitas tenaga
kerja
Mendorong peran dunia
usaha dalam
mengembangkan pariwisata
melalui berbagai kemudahan
usaha
Meningkatkan promosi,
kerjasama dan pelayanan
investasi/penanaman modal
Jumlah usaha
pariwisata swasta yang
dikelola swasta
7
7
Cakupan pelayanan
investasi daerah
75
90
Menata regulasi investasi
daerah yang sesuai dengan
prefrerensi investor
Persentase Laju
pertumbuhan investasi
(PMA+PMDN)
30
50
Program
peningkatan iklim
investasi dan
realisasi investasi
Program penyiapan
potensi sumber
daya, sarana dan
prasarana daerah
Program
peningkatan
keberdayaan
masyarakat
ekonomi perdesaan
Program
pengembangan
kewirausahaan dan
keunggulan
kompetitif UKM
Wajib
BBPTSP, Bagian ekonomi,
koperindag, Bagian
pemerintahan
Wajib
BBPTSP, Bagian ekonomi,
koperindag, Bagian
pemerintahan
Wajib
dan
Pilihan
4.2.1.2
Memperluas akses
masyarakat terhadap sumber
daya produktif dalam
pengembangan usaha
Cakupan kemudahan
pendanaan
50
75
1. Peningkatan daya saing
BUMD dalam
pembangunan daerah
4.2.1.1
Memantapkan penerapan
prinsip-prinsip Good
Corporate Gover-nance
(GCG), (transparansi,
akuntabilitas, keadilan dan
responsibilitas) dalam
pengelolaan BUMD
Persentase pendapatan
dari BUMD
0
25
1. Peningkatan kesempatan
kerja, kualitas dan
produktivitas serta
perlindungan tenaga kerja
4.3.1.1
Meningkatkan lapangan dan
kesempatan kerja, kualitas
dan produktivitas serta
perlindungan tenaga kerja
Angka angkatan kerja
65%
84%
Program
peningkatan kualitas
dan produktivitas
tenaga kerja
Wajib
Sosnakertrans
Angka serapan tenaga
kerja daerah
50
70
Program
peningkatan
kesempatan kerja
Wajib
Sosnakertrans
Persentase kualifikasi
pendidikan angkatan
kerja
Angka pelanggaran
perlindungan dan
keselamatan kerja
60
75
Nihil
Nihil
Program
perlindungan dan
pengembangan
lembaga
Wajib
Sosnakertrans
3. Peningkatan pembinaan,
fasilitasi dan perlindungan
tenaga kerja
4.3.3.1
4.3.3.2
Meningkatkan fasilitasi
peningkatan SDM angkatan
kerja
Meningkatan perlindungan
hukum dan keselamatan kerja
Wajib
dan
Pilihan
PMD, Dinas pertanian,
penyuluhan, peternakan
dan perikanan, koperindag
PMD, Dinas pertanian,
penyuluhan, peternakan
dan perikanan, koperindag
BPTSP. Dipenda, Bagian
Keuangan
34
ketenagakerjaan
5. Meningkatan derajat
ekonomi kaum
lemah, desa
tertinggal dan
penyandang
masalah
kesejateraan sosial
1. Meningkatnya kualitas
pelayanan, rehabilitasi,
bantuan sosial, dan
jaminan kesejahteraan
sosial bagi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)
1. Peningkatan akses
masyarakat terhadap
pelayanan sosial dasar
melalui institusi dan
lembaga sosial secara
transparan
5.1.1.1
Meningkatkan kualitas
pelayanan dan bantuan dasar
kesejahteraan sosial bagi
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
5.1.1.2
Meningkatkan kualitas
manajemen dan sumberdaya
manusia pelayanan
kesejahteraan sosial
Mengembangkan dan
menyerasikan kebijakan
untuk penanganan masalahmasalah strategis yang
menyangkut masalah
kesejahteraan sosial
Meningkatnya mutu
manajemen dan
profesionalisme pelayanan
kesejahteraan sosial
Meningkatkan kesejahteraan
dan perlindungan anak
5.1.1.3
5.1.1.4
5.1.1.5
Persentase
kemandirian
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
75
80
Program
pemberdayaan fakir
miskin, KAT,PMKS
dan lainnya
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Program pembinaan
anak terlantar
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Program pembinaan
masalah
penyandang cacat
dan trauma
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Program pembinaan
panti asuhan dan
panti jompo
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Program pelayanan
dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial
Program pembinaan
penyandang cacat
dan trauma
Program pembinaan
eks penyandang
penyakit sosial (eks
narapidana, PSK,
narkoba dan
penyakit sosial
lainnya)
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social, BPMPD
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social
Wajib
Sosnakertrans, Bagian
social
35
2. Meningkatnya derajat
masyarakat wilayah
ttrasmigrasi dan
tertinggal
1. Peningkatan fasilitasi
sarana dan prasarana
wilayah transmigrasi dan
desa tertinggal
5.2.1.1
Meningkatan pembinaan dan
fasilitasi sarana dan
prasarana wilayah desa
tertinggal.
Peningkatan
pendapatan masyarakat
desa tertinggal
15%
25%
Program
pengembangan
wilayah tertinggal
Wajib
Sosnakertrans, BPMPD
fasilitasi kawasan
tertinggal
Jumlah tenaga
pendamping dan
fasilitator pembina
Angka PDRB per kapita
50%
70%
Program
transmigrasi lokal
Wajib
Sosnakertrans,
55%
75%
2,86 jt
3,83 jt
VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
MISI 5: Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya dengan berpedoman tata ruang dan peruntukan lahan
Tujuan
1.Meningkatkan
pelayanan sarana dan
prasarana wilayah
Sasaran
1. Meningkatnya
kuantitas dan
kualitas pelayanan
jaringan jalan dan
jembatan
Strategi
1.1Pembangunan,
pemeliharaan dan
rehabilitasi jalan dan
jembatan
2. Meningkatnya kualitas 1. Peningkatan daya dukung
pelayanan jaringan
dan kualitas jaringan
irigasi
irigasi
Arah Kebijakan
1.1.1.1
1.2.1.1
Membangun, Memelihara dan
Meningkatkan Daya Dukung dan
Kualitas Jalan dan Jembatan
Memelihara, merehabilitasi dan
meningkatkan daya dukung
jaringan irigasi, sumber daya air
pertanian dan pengendalian banjir
Indikator
(out come)
Capaian kinerja
Awal
Akhir
Panjang jalan
1.062,82
Persentase Jalan
kondisi baik
44,22
63,90
Persentase
Jembatan Kondisi
Baik
Panjang irigasi yang
dibangun
71,11
91,89
57,88 Km
77,56 Km
Cakupan Jaringan
Irigasi
13,65%
24,19%
Persentase Irigasi
Kondisi Baik
34,81
67,56
1.364
Program
Bidang/
urusan
SKPD
Program pembangunan
jalan dan jembatan
Wajib
Dinas PU
Program pembangunan
drainase dan gorong-gorong
Wajib
Dinas PU
Program pengembangan
dan pengelolaan jaringan
irigasi rawa dan jaringan
pengairan lain
Dinas PU
36
3.Meningkatnya
daya
dukung dan kualitas
infrastruktur
perdesaan
4.Meningkatnya
sarana
kebinamargaan
5. Meningkatan evaluasi
dan
kualitas
pelaporan
6. Meningkatnya kualitas
pelayanan
perhubungan
1. Peningkatan daya
dukung dan
pemerataan
infrastruktur
perdesaan
1.3.1.1
Meningkatkan pembangunan
infrastruktur perdesaan
Panjang jalan
lingkunan yang
dibangun
86.329 m’
115.628
m’
Program pembangunan
infrastruktur perdesaan
Wajib
Dinas PU
Persentase
penyediaan sarana
air bersih perdesaan
75
80
Program penyediaan dan
pengolahan air baku
Wajib
Dinas PU
Persentase
aksesibitas desa
65
90
1. Peningkatan
ketersediaan dan
kualitas sarana
kebinamargaan
1. Peningkatan kinerja
monitoring, evaluasi
dan pelaporan
1.4.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan
kualitas sarana kebinamargaan
Persentase
kelayanan sarana
binamarga
80
90
1.5.1.1
Meningkan kinerja pengelolaan
monitoring, evaluasi dan pelaporan
Persentase kualitas
pelaporan
100
100
Program Monitoring,
evaluasi dan pelaporan
Wajib
Dinas PU
1. Peningkatan
ketersediaan dan
kualitas sarana dan
fasilitas perhubungan
1.6.1.1
Meningkatkan ketersediaan dan
kualitas sarana dan fasilitas
perhubungan
Persentase Jumlah
kendaraan angkutan
berizin trayek
60
90
Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
Persentase Jumlah
Pengawasan
75
90
Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
Persentase
kecelakaan lalu
lintas
Persentase fasilitas
rambu lalu lintas
30
8
Program peningakatan dan
pengamanan lalu lintas
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
1,33
6,95
Program peningkatan
kalaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
Program rehabiltasi dan
pemliharaan prasarana dan
fasilitas LLAJ
Program pengembangan
komunikasi, informasi dan
media masa
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
Wajib
Dinas Perhubungan dan
informatika
2. Peningkatan pelayanan
dan ketertiban
angkutan umum
1.6.2.1
Meningkatkan ketersediaan,
kualitas, manajemen angkutan
umum dan sungai
Indeks jumlah
angkutan umum per
penduduk
37
7. Meningkatnya
cakupan pelayanan
kelistrikan
8. Meningkatnya kualitas
pelayanan pos dan
telekomunikasi
9.Menurunnya
daerah
dan jalan rawan banjir
10.. Meningkatnya kualitas
pelayanan
fasilitas
permukiman
11.Meningkatnya
perumahan sehat dan
layak huni
1. Peningkatan daya dukung
dan kualitas pelayanan
jaringan kelistrikan
1. Peningkatan daya
dukung dan kualitas
pelayanan sarana dan
prasarana pos dan
telekomunikasi
1. Peningkatan daya
dukung dan kualitas
jaringan drainase
1. Peningkatan
ketersediaan dan
kualitas fasilitas
permukiman
1. Peningkatan pemenuhan
kebutuhan perumahan
1.7.1.1
1.8.1.1
1.9.1.1
1.10.1.1
Meningkatkan penyediaan dan
kualitas jaringan kelistrikan
perdesaan
Meningkatkan penyediaan dan
kualitas sarana pos dan jaringan
telekomunikasi
Meningkatkan daya dukung dan
kualitas jaringan drainase
Meningkatkan ketersediaan air
kebutuhan rumah tangga pada
daerah defisit air bersih dan
tertinggal
Julah Desa yang
terlayani listrik
perdesaan
130
150
Rasio Elektrifikasi
(%)
83
95
Persentase
pelayanan pos
40
50
Persentase layanan
telekomunikasi
Panjang jalan rawan
banjir
50
80
Persentase RTM
yang terlayani air
bersih
1.10.1.2
Meningkatkan ketersediaan areal
pemakaman
Jumlah dan luas
areal TPU
1.10.1.3
Meningkatkan penyediaan sarana
dan prasarana pada kawasan
tumbuh dan padat
Jumlah kawasan
tumbuh
83,38
4
96,67
7
1.10.1.4
Meningkatkan daya dukung dan
kualitas fasilitas pemadam
kebakaran
Cakupan pelayanan
kebakaran
1
6
1.11.1.1
Meningkatkan fasilitasi
pengembangan perumahan
Persentase
Perumahan layak
huni
35
80
1.11.1.2
Meningkatkan fasilitasi penyehatan
Cakupan sarana
40
70
Program peningaktan dan
pengembangan bidang
ketenagalistrikan
Wajib
Dinas ESDM, Bagian
Umum
Wajib
Dinas perhubungan dan
informatika
Program pengendalian
banjir
Wajib
Program lingkungan sehat
perumahan
Wajib
Program pembangunan
drainase dan gorong2
Wajib
Dinas PU, Dinas tata
kota, pertamanan dan
kebersihan
Dinas PU, Dinas tata
kota, pertamanan dan
kebersihan
Dinas PU, PDAM
Program pengembangan
kinerja pengelolaan air
minum dan dan air limbah
Program pengelolaan areal
pemakaman
Wajib
Dinas PU, PDAM
Program pengembangan
perumahan
Wajib
Program lingkunan sehat
perumahan
Wajib
Program peningkatan
kesiagaan dan pencegahan
pemadam kebakaran
Wajib
Dinas Tata Kota,
pertamanan dan
kebersihan
Wajib
Dinas tata kota,
pertamanan dan
kebersihan, PU
Wajib
Dinas Tata Kota,
Program pengembangan
Dinas Tata Kota,
pertamanan dan
kebersihan
Dinas PU, Dinas tata
kota, pertamanan dan
kebersihan
Dinas PU, Dinas tata
kota, pertamanan dan
kebersihan
38
lingkungan perumahan dan
pemberdayaan komunitas
perumahan
1. Meningkatnya kualitas
perencanaan,
pemanfaatan ruang
dan
pengendalian
pemanfataan ruang
1. Peningkatan dan
Pendayagunaan
rencana tata ruang
2. Peningkatan rencana
dan pembangunan
prasarana dan sarana
penunjang
pengembangan
kawasan strategis dan
cepat tumbuh
kinerja persampahan
2
11
3
8
Meningkatan fasilitas pelayanan
kebakaran
Jumlah sarana
angkutan
kebersihan
Jumlah aparat
damkar
19
42
4
8
1.11.1.4
Mengembangkan pola kemitraan
dalam penyediaan perumahan, air
bersih, dan sanitasi masyarakat
Jumlah mobil
damkar per
kecamatan/zonasi
Jumlah perumahan
mandiri yang
dikelola swasata
2.1.1.1
Meningkatkan ketersediaan
rencana tata ruang dan
mengendalikan pemanfaatan ruang
RTRW
1
Angka pelanggaran
tata ruang dan
kepurbakalaan
PPNS tata ruang
1.11.1.3
2. Meningkatkan
penataan ruang
wilayah dan kawasan
kebersihan
lingkungan
perumahan
Jumlah TPA/TPAS
per Kec
2.1.2.1
Menyusun dan mensosialisasikan
rencana pengembangan kawasan
strategis dan cepat tumbuh
Jumlah wiilayah
cepat tumbuh
pertamanan dan
kebersihan, PU
Wajib
Dinas Tata Kota,
pertamanan dan
kebersihan
Program pembangunan
drainase dan gorong-gorong
Wajib
Dinas PU, PDAM
1
Program perencanaan tata
ruang
Wajib
Bappeda, Dinas Tata
Kota, pertamanan dan
kebersihan
15 %
0
Program pemamfaatan tata
ruang
Wajib
Tidak Ada
Ada
Bappeda, Dinas Tata
Kota, pertamanan dan
kebersihan
Bappeda, Dinas Tata
Kota, pertamanan dan
kebersihan
Bappeda, Dinas Tata
Kota, pertamanan dan
kebersihan
Bappeda, Dinas Tata
Kota, pertamanan dan
kebersihan
Bappeda, PU
4
7
Wajib
Program pengendalian tata
ruang
Wajib
Program pengembangan
wilayah perbatasan
Wajib
Program perencanaan
pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
Wajib
39
2.1.2.1
Membangun infrastruktur
penunjang kawasan strtegis dan
cepat tumbuh
2.1.2.2
Mengembangkan infrastruktur yang
sinergi dengan tata ruang
Persentase
ketersediaan
infrastruktur
kawasan cepat
tumbuh
50
80
Program perencanaan kota
menengah dan besar
Wajib
Bappeda, PU
Program perencanaan
pembangunan daerah
rawan bencana
Program pengelolaan ruang
terbuka hijau
Wajib
Bappeda, PU, BPBD
Wajib
Dinas tata kota,
pertamanan dan
kebersihan
2. Meningkatnya kualitas
dan daya dukung
lingkungan hidup
1. Peningkatan dan
pemeliharaan ruang
terbuka hijau
2.2.1.1
Meningkatkan penataan dan kulitas
pemeliharaan ruang terbuka hijau
3. Meningkatkan daya
pengembangan
kawasan strategis dan
cepat tumbuh
1. Meningkatnya daya
dukung
pengembangan
kawasan strategis dan
cepat tumbuh
1. Peningkatan rencana
dan pembangunan
prasarana dan sarana
penunjang
pengembangan kawasan
strategis dan cepat
tumbuh
3.1.1.1
Menyusun dan mensosialisasikan
rencana pengembangan kawasan
strategis dan cepat tumbuh dan
kota mandiri
Jumlah kawasan
cepat tumbuh dan
kota mandiri terpadu
0
1
Program perencanaan
pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
Wajib
Bappeda Dinas PU,
Bagian Pemerintah-an
4. Membangun Pusat
Pemerintahan
kecamatan
1. Terbangunya Pusat
Pemerintahan
dan
Kawasan
Strategis
Kecamatan
1. Pelaksanaan percepatan
pembangunan Pusat
Pemerintahan
kecamatan
4.1.1.1
Melaksanakan tahapan
pembangunan Pusat Pemerintahan
kecamatan
Jumlah ibu kota
kecamatan
pemekaran
3
3
Program perencanaan
pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
Wajib
Bappeda Dinas PU,
Bagian Pemerintah-an
40
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
DAN KEBUTUHAN PENDANAAN
Guna menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 serta dalam menjawab isu strategis dan permasalahan
pembangunan daerah Kabupaten Muaro Jambi yang juga memperhatikan Visi dan Misi
Pembangunan Nasional dan RPJM Provinsi Jambi 2010-2015, maka selanjutnya dijabarkan dalam
bentuk indikasi program yang disertai kerangka pendanaan yang akan dilaksanakan selama
periode tahun 2011-2016.
8.1. PROGRAM PRIORITAS DAERAH (UNGGULAN)
Berpijak pada upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan,
maka ditetapakan Program Strategis Daerah (Program Prioritas Unggulan) Kabupaten Muaro
Jambi selama periode tahun 2011-2016, yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan Kesehatan serta peningkatan kualitas
kerukunan dan kehidupan beragama
2. Pembangunan Jembatan Batang Hari III
3. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong
4. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C
5. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti
6. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding
7. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan Jembatan Antar Kecamatan Jalan antar Desa dan Jalan Menuju Kawasan Sentra Produksi.
8. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan Sektor Ekonomi Kerakyatan
9. Pembangunan Rumah Dinas Guru
10. Pemekaran Desa dan Kecamatan
11. Pengembangan Jaringan Air Bersih
12. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan
13. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturra
14. Pengembangan Kawasan Minapolitan
15. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
.
Bab I –1
16. Pembangunan Stadion Olahraga
17. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam
18. Pembangunan TPA Bukit Baling
19. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
20. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar Tradisional
21 Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi
Berikut ini diuraikan Indikasi Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan RPJMD
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 yang dilaksanakan oleh SKPD yang terdiri dari Urusan
Wajib dan Urusan Pilihan yang menjadi Tanggungjawab SKPD sebagai berikut :
2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
2011-2016
TABEL. 9.1. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN MUARO JAMBI
TAHUN 2011-2016 MENUJU MASYARAKAT MUARO JAMBI YANG CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA
No
Indikator Kinerja Daerah
1
2
Satuan
3
Kondisi
Kinerja
Pada
Awal
Periode
RPJMD
tahun ke
0
4
Target Capaian Setiap tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
5
6
7
8
9
10
Kondisi
kinerja
Pada
akhir
Periode
RPJMD
11
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Focus Kesejahteraan dan pemerataan Ekonomi
1
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Umum, Perangkat
daerah. Kepegawaian dan persandian
1.1
Laju Pertumbuhan PDRB
%
4.36
4.58
4.81
5.29
5.82
6.40
6.72
6.72
1.2
Laju Inflasi
%
5.30
6.15
7.52
8.64
6.92
6.37
5.16
5.16
1.3
PDRB Perkapita
Juta
2.86
3.00
3.15
3.31
3.48
3.65
3.83
3.83
1.4
Pendapatan Perkapita Penduduk
Juta
2.57
2.70
2.83
2.98
3.12
3.28
3.44
3.44
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
Bab I –1
1
.
1
1.5
Gini Ratio
%
0.268
0.267
0.266
0.265
0.264
0.263
0.262
0.262
1.6
Indeks Ketimpangan Wiliamson
%
0.412
0.411
0.409
0.407
0.404
0.400
0.399
0.399
1.7
Persentase Penduduk diatas garis kemiskinan
%
84.82
85.24
85.67
86.10
86.53
86.96
87.40
87.40
%
95.97
96.38
96.86
96.96
97.06
97.15
97.25
97.25
Tahun
7.98
7.70
7.85
7.89
7.93
7.97
8.05
8.05
Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1
Pendidikan
1.1.
Angka Melek Huruf
1.2
Angka Rata-Rata Lama Sekolah
1.3
APK PAUD
%
55.05
55.16
55.44
55.71
56.83
57.96
58.54
58.54
1.4
APK SD
%
104.30
104.43
104.95
105.16
105.37
105.58
105.79
105.79
1.5
APK SMP/SMPLB/MTs
%
85.15
87.70
90.34
93.05
95.84
98.71
101.67
101.67
1.6
APK SMA/SMK/MA
%
52.53
54.12
56.83
57.11
57.40
57.68
57.97
57.97
1.7
APM PAUD
%
57.45
58.60
61.53
64.60
67.83
71.22
71.22
1.8
APM SD/SDLB/MI
%
96.35
96.83
97.32
97.80
98.29
98.78
99.28
99.28
1.9
APM SMP/MTs
%
84.08
84.50
84.92
85.35
85.77
86.20
86.63
86.63
1.10
APM SMA/SMK/MA
%
50.15
51.15
52.17
53.22
54.28
55.37
56.47
56.47
56.32
2
1.11
2
Indeks Pembangunan Manusia
%
72.18
72.54
72.90
73.27
73.34
73.41
73.49
73.49
Kesehatan
2.1
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup
per 100.rb
Kelahiran Hidup
(KH)
6
3
3
2
2
1
1
1
2.2
Angka kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidup
Per 100
kelahiran hidup
4
3.8
3.6
3.4
3.2
3.1
3
3
2.3
Angka kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup
Per 100
kelahiran hidup
28
13
7
7
6
3
3
3
2.4
Angka Usia Harapan Hidup
Tahun
69.10
69.30
69.50
69.70
70.00
70.20
70.50
70.5
2.5
Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita
0/1000
4.57
4.50
4.40
4.30
4.20
4.10
4.00
4.00
%
49.67
52.15
54.76
57.50
60.37
63.39
66.56
66.56
Group
132
150
200
250
300
350
400
400
3
3.1
Ketenaga Kerjaan
Rasio Penduduk yang bekerja
Fokus : Seni Budaya, Pemuda dan Olah Raga
1
Kebudayaan
1.1
Jumlah Group Kesenian
2.
Pemuda dan Olah Raga
2.1
Jumlah Club Olah Raga
Club
123
125
127
129
131
134
137
137
2.2.
Jumlah Sarana Olah raga
Unit
128
128
140
143
147
150
156
156
3
ASPEK PELAYANAN UMUM
Fokus Pelayanan Umum Urusan Wajib
1.
Pendidikan
1.1.
Pendidikan Dasar
1.1.1
Angka Partisipasi Sekolah
%
95.74
96.70
97.08
97.38
97.67
97.86
98.06
98.06
1.1.5
Tingkat Kelulusan
%
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
1.2
Pendidikan Menengah
1.2.1
Angka Partisipasi Sekolah
%
81.24
81.65
82.05
82.46
83.29
83.71
84.12
84.12
1.2.2
Rasio Sekolah Terhadap Jumlah Penduduk Usia
Sekolah
%
9.06
9.11
9.15
9.24
9.43
9.62
9.81
9.81
1.2.3
Tingkat Kelulusan
%
96.06
96.54
97.02
97.51
98.00
98.49
98.98
98.98
1.3.
Pendidikan Usia Dini (PAUD)
%
6.53
6.86
7.20
7.56
7.94
8.33
8.75
8.75
Unit
117
121
124
129
132
134
138
138
76.54
78.84
81.20
83.64
87.82
92.21
96.82
96.82
1.3.1.
Persentase PAUD
1.3.2
Jumlah Kelompok PAUD
1.4
1.4.1
Angka Melanjutkan Sekolah
Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs
%
4
1.4.2.
1.5
Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
%
68.12
70.16
73.67
77.36
81.22
85.28
89.55
89.55
Fasilitas Pendidikan
1.5.1
Pesentase Ruang Kelas SD/MI Kondisi baik
%
75.00
77.25
79.57
83.55
87.72
92.11
96.71
96.71
1.5.2
Pesentase Ruang kelas SMP/MTs Kondisi baik
%
80.00
82.40
84.87
87.42
90.04
92.74
95.52
95.52
1.5.3
Persentase Ruang Kelas SMA/SMK/MA Kondisi Baik
%
85.00
87.55
90.18
92.88
95.67
98.54
101.49
101.49
1.5.4
Persentase Rumah Dinas Guru/Kepsek dalam Kondisi
Baik
%
45.00
46.35
50.99
56.08
61.69
67.86
74.65
74.65
2
Kesehatan
2.1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
%
91.2
95
95
95
95
95
95
95
2.2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi bidan
%
86.20
90
90
90
90
90
90
90
2.3
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
%
77.6
80
80
80
80
80
80
80
2.4
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN
Lengkap)
%
90.00
90.00
90.00
92.00
92.64
93.16
93.87
98
2.5
Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED
%
67
67
67
83
83
100
100
100
2.6
Cakupan Kunjungan Bayi
%
90
90
90.00
91.05
91.78
92.34
93.68
93.68
2.7
Cakupan Peserta KB Aktif
%
70
80
80
80
80.23
80.56
81.12
81
2.8
Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child
Imunzation (UCI)
%
100
100
100
100
100
100
100
100
5
2.9
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA
2.10
Angka Kesakitan Penyakit DBD per 100.000
penduduk
2.11
Angka Kesakitan Penyakit Malaria per 1.000
penduduk
2.12
63.30
80
80
80
80
80
80
80
0/100.000 Pddk
5.1
5
5
5
4
4
4
4
0/1.000 Pddk
3.9
4
4
4
3
3
3
3
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
%
100
100
100
100
100
100
100
100
2.13
Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan
%
100
100
100
100
100
100
100
100
2.14
Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S)
%
85
85
85
85
85
85
85
85
3
%
Pekerjaan Umum
3.1
Panjang Jalan
Km
1,062.82
1,068.82
1,122
1,178
1,237
1,299
1,364
1,364
3.2
Persentase Jaringan Jalan Dalam Kondisi baik
%
44.22
50.07
52.57
55.20
57.96
60.86
63.90
63.90
3.3
Panjang Jembatan
m'
2,166.85
2,219.85
2,330.84
2,447.38
2,569.75
2,698.24
2,833.15
2,833.15
3.4
Persentase Jembatan Dalam Kondisi baik
%
71.11
75.17
78.55
81.69
84.96
88.36
91.89
91.89
3.5
Panjang Jalan Lingkungan yang dibangun
m'
86,329
90,598
95,128
99,884
104,878
110,122
115,628
115,628
3.6
Persentase Jalan Lingkungan Kondisi Aspal
%
28.79
36.00
38.61
41.51
44.63
47.99
51.60
51.60
3.7
Cakupan Pelayanan Air Bersih (PAM, Sumur Bor,
Sumur Gali)
%
83.38
85.05
89.30
91.09
92.91
94.77
96.67
96.67
3.8
Cakupan Layanan Air Bersih melalui PDAM
%
32.65
34.26
35.98
37.78
39.67
41.65
43.73
43.73
6
3.9
Persentase Jaringan Irigasi Kondisi Baik
%
34.81
40.37
46.15
50.76
55.84
61.42
67.56
67.56
3.10
Cakupan jaringan Irigasi
%
13.65
15.02
16.52
18.22
20.04
21.99
24.19
24.19
4
Perumahan
4.1
Rumah Tangga bersanitasi
%
40.00
42.00
42.84
43.70
44.57
45.46
46.37
46.37
4.2
Lingkungan Pemukiman Kumuh
%
35.00
34.98
31.48
28.33
25.50
22.95
20.66
20.66
4.3
Persentase Sarana Prasarana Pemadam Kebakaran
%
40
40
45.00
50.00
55.00
60.00
65.00
65.00
4.4.
Cakupan Pelayanan Penanggulangan Kebakaran
%
36.36
36.36
54.55
54.55
63.64
63.64
72.73
72.73
IMB
1,614
1,914
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,000
%
25.00
40.00
42.15
47.36
49.73
50.00
65.00
65.00
5
Penataan Ruang
5.1
Jumlah IMB yang terbitkan
5.2
Persentase Bangunan Ber IMB
6
Perencanaan Pembangunan
6.1
Tersedianya Dokumen RPJPD
Ada
Ada
-
Ada
-
-
-
-
Ada
6.2
Tersedianya Dokumen RPJMD yang Telah ditetapkan
dengan Perda
Ada
Ada
-
Ada
-
-
-
-
Ada
6.3
Tersedianya Dokumen Renstra setiap SKPD yang
telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah
Ada
Ada
-
Ada
-
-
-
-
Ada
6.4
Tersedianya Dokuem Perencanaan RKPD yang Telah
ditetapkan dengan Perkada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
ada
7
6.5
6.6
6.7
7
Penjabaran Program RKPD
Tersedianya Dokumen KUA dan PPAS
Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
%
90.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
%
0.00
0.00
0.00
0.03
0.04
0.04
0.04
0.04
Unit
683
920
920
966
1,014
1,065
1,118
1,118
Perhubungan
7.1
Rasio Izin Trayek
7.2
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum/thn
7.3
Persentase keberadaan Angkutan Darat
%
0.01
0.01
0.01
0.02
0.02
0.04
0.04
0.04
7.4
Persentase keberadaan Angkutan Sungai
%
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.02
0.02
7.5
Jumlah Terminal Kabupaten
Unit
0.00
0.00
0.00
0.00
1.00
1.00
1.00
1.00
7.6
persentase keberadaan Terminal Desa
%
1.93
1.93
1.93
1.93
2.58
2.58
3.22
3.22
7.7
Kepemilikan KIR Angkutan Umum
%
29.00
17.05
30.67
30.35
30.67
40.05
41.06
41.06
7.8
Lama Pengujian KIR Angkutan Umum
hari
1
1
1
1
1
1
1
1
7.10
Pemasangan rambu-rambu lalulintas
%
1.33
3.71
5.29
6.50
6.75
6.85
6.95
6.95
8
Lingkungan Hidup
8.1
Persentase Penanganan Sampah
%
11.06
11.06
11.27
11.49
11.71
11.93
12.16
12.16
8.2
Pencemaran status mutu air
%
33,3
30
30
20
20
20
20
20
8
8.3
Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal
%
33,3
40
40
50
50
50
50
50
8.4
Cakupan Pengawasan terhadap izin TPS limbah B3
(Bahan Beracun dan Berbahaya)
%
80
80
80
85
85
85
85
85
8.5
Cakupan Pengawasan terhadap izin TPS limbah Cair
%
80
80
80
85
85
85
85
85
8.6
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan
penduduk
%
0.1
0.1
0.1
0.14
0.15
0.17
0.18
0.18
8.7
Cakupan Tempat Usaha yang memiliki Izin HO
%
60
65
65
75
75
75
75
75
10.
Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1
Rasio Penduduk ber KTP persatuan penduduk
%
53.03
53.03
57,85
63,11
68,85
75.11
81.93
81.93
10.2
Jumlah Penduduk yang memiliki KTP
214,395
225,115
236,370
248,189
260,598
273,628
287,310
287,310
10.3
Persentase Kepemilikan KTP
%
62.51
65.64
68.92
72.37
75.99
79.79
83.78
83.78
10.4
Kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 penduduk
%
17.47
18.08
18.71
19.37
20.05
20.75
21.47
21.47
10.5
Ketersediaan Data Base Kependudukan skala
Kabupaten
Ada/Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
10.6
Pelaksanaan E-KTP di setiap Kecamatan
Ada/Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
10.7
Tersedianya Data Base Kependudukan yang Valid
%
80.00
85
90
100
100
100
100
100
%
47,02
47,50
47,98
48,45
48,94
49,43
49,43
49,43
11
11.1
Org
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintahan
9
11.2
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Swasta
%
49,70
52,50
52,76
53,03
53,29
53,56
53,56
53,56
11.3
Rasio KDRT
%
0,05
0,05
0,05
0,04
0,04
0,03
0,03
0,03
11.4
Partisipasi angkatan Kerja Perempuan
%
8,32
9,61
10,06
10,09
11,12
11,68
11,68
11,68
11.5
Persentase pengaduan kekerasan terhadap
perempuan dan anak
%
16,12
32,25
35,48
39,02
42,92
47,22
51,94
51,94
12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1
Rasio Akseptor KB
%
78,15
79,00
80,00
80,50
81,00
82,00
83,00
83,00
12.2
Cakupan Jumlah Seluruh Peserta KB Baru
%
100
100
100
100
100
100
100
100
12.3
Cakupan Jumlah Peserta KB Aktif
%
63.70
63.85
64.00
64.15
64.25
64.50
65.00
65.00
12.4
Cakupan Jumlah Peserta KB Baru MKJP
%
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
12.5
Cakupan Jumlah Peserta KB Baru Pria
%
3.50
4.00
4.50
5.00
5.00
6.00
6.00
6.00
12.6
Jumlah Kelompok BKB Paripurna
Kelompok
8.00
9
11.00
14
17
20.00
23
23
12.7
Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif BKR
KK
3,992
4,051
4,325
4,599
4,873
5,147
5,421
5,421
12.8
Jumlah Kelompok BKR Paripurna
Kelompok
8
9
11
13.00
15
17
19.00
19.00
12.9
Jumlah Kelompok PIK Remaja
Kelompok
11
15
18.00
21
24
27.00
30.00
30.00
12.10
Jumlah Kelompok BKL
Kelompok
47
52
57.00
62
67
72.00
77.00
77.00
10
12.11
13
Persentase Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin
%
23,90
24,57
25,00
25,50
26,00
27,00
28,00
28,00
Unit
8.00
8
8
8
9
9
9
9
Sosial
13.1
Sarana Sosial seperti Panti asuhan, panti Jompo dan
panti rehabilitasi
13.2
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
%
-
0
0
30
60
80
100
100
13.3
Penanganan PMKS
%
65.00
65
70
75
80
90
100
100
13.4
Jumlah KAT yang diberi bantuan
Orang
46.00
46
50
55
60
65
70
70
13.5
Rasio Tempat ibadah per-satuan penduduk
%
0.80
0.80
1.00
1.10
1.21
1.33
1.46
1.46
14
Ketenaga Kerjaan
14.1
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
%
65.00
70
73
75
78
80
84
84
14.2
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per tahun
%
65.00
63
60
58
58
55
50
50
14.3
Pencari Kerja yang ditempatkan
%
50.00
55
58
60
65
69
70
70
14.4
Tingkat Pengangguran Terbuka
%
6.00
5.80
5.75
5.50
5.2
5.00
4.80
4.80
14.5
Jumlah Perusahaan yang termonitor terkait
peraturan ketenaga kerjaan
Perusahaan
80.00
80
85
85
90
95
100
100
15
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi
313
322
335
357
370
435
475
475
%
82%
80%
80%
85%
85%
85%
85%
85%
15.1
Jumlah Koperasi
15.2
Persentase koperasi aktif
11
15.3
Jumlah Wirausaha Baru
Wirausaha
3500
1000
1500
1500
2000
2000
2000
13500
15.4
Persentase Jumlah Koperasi yang melakukan RAT
%
32%
25%
40%
50%
60%
60%
70%
70%
15.5
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil
UKM
737
737
1,015
1,350
1,500
1,760
2,000
2000
15.6
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja koperasi
Orang
345
345
360
370
375
383
390
390
15.7
Pertumbuhan jumlah anggota koperasi
Orang
33,131
33,131
33,251
33,471
33,381
33,700
33,857
22857
16.
Penanaman Modal
16.1
Jumlah PMA
PMA
12
13
15
16
18
20
21
21
16.2
Jumlah PMDN
PMDN
38
38
38
45
47
49
51
51
17
Kebudayaan
17.1
Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya
ada
-
0
0
1
1
1
1
1
17.2
Benda, Situs, Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
Ada
1
1
1
1
1
1
1
1
18
Kepemudaan dan Olah Raga
18.1
Jumlah Organisasi Pemuda
Unit
40
41
43
45
47
49
52
52
18.2
Jumlah Organisasi Olah Raga
Unit
143
143
145
147
149
151
153
153
18.3
Jumlah Karang taruna
Unit
40
41
43
45
47
49
52
52
18.4
Jumlah Kegiatan Olah Raga
Kegiatan
46
46
48
50
53
55
57
57
12
18.5
Jumlah Lapangan Olah raga (Lap. Sepak Bola, Bola
Volley, Badminton, Tenis, dll)
19.
Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri
19.1
Persentase Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP
19.2
Persentase Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
19.3
Jumlah LSM dan Ormas
20.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1
Jumlah Polisi Pamong Praja
20.2
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000
Penduduk
20.3
Jumlah Linmas
20.4
Unit
128
128
140
143
147
150
156
156
Kegiatan
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Kegiatan
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
LSM
114.00
114.00
116
119
121
123
126
126
Org
66.00
66.00
72.60
79.86
87.85
96.63
106.29
106.29
%
1.93
1.93
2.12
2.33
2.56
2.82
3.10
3.10
Org
422.00
422.00
464.2
510.62
561.68
617.85
679.64
679.64
Jumlah Linmas Per Jumlah 10.000 Penduduk
%
12.30
12.30
13.54
14.89
16.38
18.02
19.82
19.82
20.5
Pertumbuhan Ekonomi
%
4.36
4.58
4.81
5.05
5.30
5.56
5.84
5.84
20.6
Tingkat Kemiskinan
%
15.18
15.18
15.03
14.88
14.73
14.58
14.43
14.43
20.8
Peningkatan Pelayanan Perizinan
%
50.12
54.56
63.23
65.42
72.11
74.61
75.16
75.16
20.9
Cakupan pelayanan bencana kebakaran
%
36.36
36.36
54.55
54.55
54.55
63.64
72.73
72.73
20.10
Penanganan dan Penanggulangan bencana
%
56.11
68.43
72.56
75.14
80.42
85.19
90.26
90.26
13
20.11
Cakupan Sarana prasarana perkantoran
Pemerintahan Desa yang baik
20.12
Sistem Informasi Manajemen Pemda
20.13
%
57.53
60.41
66.45
73.10
80.41
88.45
97.29
97.29
SKPD
5
5
6
7
7
8
8
8
Persentase Pegawai Yang mengikuti Diklat Struktural
%
10
10
10
10
15
15
15
15
20.14
Persentase PNS yang telah mengikuti Diklat
Struktural
%
59,34
69,34
69,34
69,34
74,34
74,34
74,34
74,34
20.15.
Penyelesaian Temuan Hasil Pemeriksaan (Ekstern)
Kasus Temuan
74
74
55
40
30
20
10
5
20.16
Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah
%
50
70
80
90
100
100
100
100
20.17
Peningkatan Opini Pengelolaan Keuangan oleh BPKRI
WTP/WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
20.18
Meningkatnya Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
%
100
100
100
100
100
100
100
100
20.19
Meningkatnya Kualitas Produk Hukum/Perda yang
dihasilkan DPRD
%
100
100
100
100
100
100
100
100
Ada/Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Kelompok
2
2
2
2
2
2
2
14
21.
Ketahanan Pangan
21.1
Regulasi Ketahanan Pangan
21.2
Ketersediaan Pangan Utama
21.2.1
Lumbung Pangan
21.2.2
Desa Mandiri Pangan Binaan
Desa
1
1
1
2
2
2
2
11
21.2.3
Pencegahan Daerah Rawan Pangan Binaan
Desa
1
1
1
1
1
1
1
7
14
21.3
Aspek Konsumsi dan Keamanaan Pangan
21.3.1
Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
21.3.2
Produksi Beras
21.3.5
Jalan Usaha Tani
%
86.70
88.47
90.19
91.80
93.63
95.5
97.41
97.41
Ton/Thn
24,633
27,026
32,766
36,292
40,198
44,524
49,316
49,316
Km
33
76
75
75
75
75
75
451
21.4
Penyuluhan Pertanian
21.4.1
Rasio Penyuluh Terhadap Jumlah Desa
%
46
38
40
45
60
70
90
90
21.4.2
Rasio Posluhdes Terhadap Jumlah Desa
%
20
24
50
70
90
120
159
159
21.4.3
Jumlah Gapoktan
Gapoktan
81
92
107
122
137
152
159
159
21.4.4
Persentase Penyuluh Yang Mengikuti Diklat
18.52
27.78
37.04
46.30
55.56
64.81
74.07
74.07
21.4.5
Kenaikan Kelas Kelompok Tani
%
- Pemula
Kelompok
864
1003
1023
1053
1093
1143
1193
1193
- Lanjut
Kelompok
315
180
196
221
246
276
306
306
- Madya
Kelompok
42
3
11
13
32
45
71
71
- Utama
Kelompok
0
0
1
3
5
8
13
13
Kelompok
0
0
27
42
36
31
26
162
22.
Pemberdayaan Masyarakat Desa
22.1
jumlah Kelompok Binaan LPM
15
22.2
Jumlah Lembaga Pasar Desa
Lembaga Pasar
37
37
37
38
38
39
40
40
22.3
PKK Aktif
%
92
93
95
96
99
100
100
100
22.4
Jumlah Posyandu
Kelompok
453
465
471
483
498
504
516
516
22.5
Jumlah Desa Tertinggal
Desa
11
3
3
2
1
1
0
0
22.6
Jumlah Tanah Kas Desa (TKD) yang Terinventarisasi
Desa
25
42
17
17
17
17
16
126
22.7
Jumlah Desa/Kelurahan
23
Desa/Kelurahan
151
155
157
161
166
168
172
172
Statistik
23.1
Tersedianya Buku Muaro Jambi Dalam Angka
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
23.2
Tersedianya Buku PDRB kabupaten Muaro Jambi
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
%
70
75
75
80
80
80
80
80
Orang
3
3
3
4
4
4
5
5
24
Kearsipan
24.1
Pengelolaan Arsip Secara Baku
24.2
Jumlah SDM Pengelola Kearsipan
25
Komunikasi dan Informatika
25.1
Web Site Milik Pemerintah Daerah
%
70
75
80
80
90
90
95
95
25.2
Data Base Kepegawaian Lingkup Pemerintah Daerah
%
70
75
75
80
80
80
80
80
25.3
Penyelenggaraan IGOS
%
-
25
75
80
90
100
100
100
16
25.4
26
Penyelenggaraan Sistem Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE)
%
-
25
75
80
90
95
100
100
Perpustakaan
26.1
Jumlah Perpustakaan
Unit
20
20
30
40
50
60
80
80
26.2
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah/tahun
Org
500
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,000
26.3
Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah
Buku
1,500
1,500
5,000
10,000
15,000
18,500
20,000
20,000
26.4
Pembentukan Perpustakaan Desa
Unit
69
69
79
89
99
119
129
129
26.5
Jumlah SDM Pustakawan
org
-
2
3
4
5
6
7
7
26.6
e-Library
%
-
20
35
45
55
65
75
75
Fokus Pelayanan Umum Urusan Pilihan
1
Pertanian
1.1
Kontribusi Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultur terhadap PDRB
%
8.42
8.67
8.93
9.20
9.48
9.76
10.05
10.05
1.2
Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras)
terhadap PDRB
%
18.63
19.56
20.54
21.57
22.64
23.78
24.97
24.97
2
Kehutanan
2.1
Rehabilitasi Hutan dan lahan Kritis
Ha
550
50
100
100
100
100
100
550
2.2.
Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan
Ha
95
55
100
100
100
100
100
555
2.3.
Konstribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
%
4.39
4.41
4.43
4.46
4.48
4.50
4.52
4.52
17
3
Energi dan Sumberdaya mineral
3.1
Konstribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB
%
16.25
17.06
17.92
18.81
19.75
20.74
21.78
21.78
3.2
Rasio Elektrifikasi
%
85.80
92.70
94.23
96.15
98.08
99.36
100.00
100.00
3.3
Jumlah Desa yang teraliri Listrik
3.4.
Pembangunan PLTG
%
0
0
0
25
50
75
100
100
3.5
Pembangunan PLTU
%
0
0
0
25
50
75
100
100
3.6
Perusahaan Pertambangan Eksplorasi
Perusahaan
22
25
0
0
0
0
0
0
3.7
Perusahaan Pertambangan Eksploitasi
Perusahaan
9
9
34
0
0
0
0
0
3.8
Perusahaan Pertambangan operasi produksi
Perusahaan
9
9
43
0
0
0
43
43
Orang
14,317
17,180
20,161
24,740
29,688
35,625
42,750
42,750
4
4.1
5
Desa
136
144
147
150
153
156
159
159
Pariwisata
Jumlah Kunjungan Wisata
Perdagangan
5.1
Konstribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
%
15.85
15.85
16.64
17.47
18.35
19.27
20.23
20.23
5.2
Pertumbuhan Sektor Perdagangan
%
9.92
9.92
10.42
10.94
11.48
12.06
12.66
12.66
6
Perindustrian
18
6.1
Konstribusi Sektor Industri Terhadap PDRB
%
15.90
15.90
16.22
16.54
16.87
17.21
17.55
17.55
6.2
Pertumbuhan Sektor Industri
%
5.15
5.15
5.25
5.36
5.47
5.57
5.69
5.69
6.3
Jumlah Unit usaha industri kecil
Unit
254
476
525
650
750
800
1,000
1,000
6.4
Jumlah Tenaga Kerja pada sektor industri
Orang
1,428
1,428
1,600
2,000
3,750
4,000
5,000
5,000
6.5
Cakupan Pembinaan Kelompok Pengrajin
%
10
10
10
20
20
20
20
20
KK
-
-
-
150
212
-
-
362
7
7.1
Ketransmigrasian
Jumlah KK Transmigrasi yang ditempatkan
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1
Pertanian Tanaman Pangan
Produktivitas :
1.1
Padi
Kwt/Ha
41.14
43.73
48.95
49.98
50.99
52.00
53.05
53.05
1.2
Jagung
Kwt/Ha
36.83
39.87
41.22
42.65
44.2
45.83
47.52
47.52
1.3
Kacang Kedelai
Kwt/Ha
12.13
12.69
13.01
13.25
13.4
13.8
14.21
14.21
1.4
Kacang Tanah
Kwt/Ha
14.26
20.07
20.47
20.88
21.3
21.72
22.16
22.16
Produksi :
19
1.5
Padi
Ton/Tahun
39,282
42,768
58,339
60,162
61,992
63,852
65,793
65,793
1.6
jagung
Ton/Tahun
14,062
16,599
18,642
20,848
22,668
23,827
25,090
25,090
1.7
Kacang Kedelai
Ton/Tahun
354
1270
660
815
1008
1246
1540
1540
1.8
Kacang tanah
Ton/Tahun
200
400
429
459
495
527
564
564
2
Peternakan
Populasi ternak :
2.1
Sapi
ekor
16,354
16,845
17,350
17,870
18,407
18,959
19,528
19,528
2.2
Kerbau
ekor
5,253
5,441
5,573
5,740
5,912
6,090
6,272
6,272
2.3
Domba
ekor
3,943
4,061
4,183
4,309
4,438
4,571
4,708
4,708
2.4
Kambing
ekor
27,218
28,035
28,876
29,742
30,634
31,553
32,500
32,500
2.5
Ayam Buras
ekor
256,048
263,729
271,641
279,791
288,184
296,830
305,735
305,735
2.6
Ayam Ras Petelur
ekor
340,412
350,624
361,143
371,977
383,137
394,631
406,470
406,470
2.7
Itik
ekor
25.409
26.171
26.956
27.765
28.598
29.456
30.341
30.341
2.8
Produksi Daging ternak besar (sapi dan Kerbau)
Ton/Thn
280.39
288.44
297.09
306.00
315.19
324.65
334.36
334.36
2.9
Produski telur (ayam dan Itik)
Ton/Thn
504.96
520.11
535.71
551.79
568.33
585.39
602.96
602.96
3.
Perikanan
20
3.1
Produksi Ikan dalam KJA
Ton/tahun
3,958.50
4,354.35
4,789.79
5,268.74
5,795.64
6,375.20
7,012.72
7,012.72
3.2
Produksi Ikan Dalam Kolam
Ton/tahun
7,699.90
8,469.89
9,316.88
10,248.57
11,273.42
12,400.77
13,640.84
13,640.84
3.3
Produksi Ikan dalam Keramba
Ton/tahun
209.95
216.25
222.74
229.42
236.30
243.39
250.69
250.69
3.4
Konstribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB
%
2.67
2.80
2.94
3.09
3.25
3.41
3.58
3.58
3.5
Konstribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB
%
1.91
2.01
2.11
2.21
2.32
2.44
2.56
2.56
4
Perkebunan
Produktivitas :
4.1
Karet
Kg/Ha
843
860
881
903
926
949
973
973
4.2
Sawit
Kg/Ha
3,013
3,098
3,175
3,254
3,336
3,419
3,504
3,504
Produksi :
4.3
Karet
Ton/thn
26,930
29,650
30,391
31,151
31,930
32,728
33,546
33,546
4.4
Sawit
Ton/thn
227,221
334,020
342,371
350,930
359,703
368,696
377,913
377,913
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1
Perhubungan
1.1
Prosentase Peningkatan kualitas dan kuantitas
sarana prasarana transportasi darat dan sungai
%
60
62
65
70
75
80
85
85
1.2
Panjang Jalan Kabupaten
Km
1,062.82
1,068.82
1,122
1,178
1,237
1,299
1,364
1,364
21
2
Penataan Ruang
2.1
Regulasi Dokumen Rencana umum dan Detail Tata
Ruang
Dokumen
0.00
0.00
2.00
4.00
2.00
0.00
0.00
8.00
2.2
Regulasi Dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis
Dokumen
0.00
0.00
0.00
1.00
2.00
0.00
0.00
3.00
Fokus Iklim Berinvestasi
1.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1
Angka Kriminalitas
%
10.39
10.53
9.35
7.42
6.19
5.43
3.11
3.11
1.2
Jumlah Demo
Kali
24
9
3
2
2
1
0
0
1.3
Lama Proses Perizinan
Hari
14
7
7
7
7
7
7
7
1.4
Jumlah/macam pajak dan retribusi daerah
Jenis
Pajak/Retribusi
30
30
30
30
30
30
30
30
1.23
1.35
1.49
1.64
1.80
1.98
2.18
2.40
Fokus Sumberdaya Manusia
1
1.1
Ketenaga Kerjaan
Rasio lulusan S1,S2,S3
%
22
23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN
KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
rencana yang disusun dalam mencapai tujuan pembangunan selama lima (5)
tahun yaitu tahun 2011 – 2016. Dalam penerapan RPJMD ini diperlukan
pemahaman dan pelaksanaan oleh seluruh komponen pemangku kepentingan.
Selanjutnya dokumen RPJMD akan menjadi pedoman untuk mewujudkan
kesatuan arah pembangunan selama lima tahun menuju Muaro Jambi yang
Cerdas, KerUkunan, Amanah dan Demokratis (KUAD), Maju Bersama Tahun
2016.
Seluruh
komponen
masyarakat,
pemerintah
dan
swasta
harus
bertanggungjawab untuk menjaga konsistensi antara RPJM beserta implementasi
tahunannya agar rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai dengan perannya seluruh komponen
masyarakat, pemerintah dan swasta harus bersunguh-sungguh memperhatikan
dan mengacu pada Visi, Misi, Tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama lima
(5) tahun yang tertuang dalam dokumen RPJMD ini.
10.1. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2017 diperlukan adanya pedoman untuk dijadikan acuan
dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017, dan selanjutnya RKPD
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RAPBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017.
Mengingat keterbatasan waktu bagi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Hasil Pemilihan Kepala
Daerah Tahun 2016, maka dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2016-2021 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi akan melaksanakan penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2017 sesuai dengan jadwal pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) dengan agenda menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum
PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012
.
Bab I –1
seluruhnya tertangani dan terselesaikan sampai dengan tahun 2016 serta masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan tahun 2017.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik
yaitu pada tanggal 19 Juli 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 ini dijadikan pedoman bagi SKPD
dalam penyusunan Rencana Strategis Setiap SKPD lingkup Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi. Dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dalam rencana
kerja tahunan dengan mewujudkan program-program melalui penajaman pada
kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD).
RKPD merupakan rencana tahunan yang digunakan untuk menyusun Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Dalam rangka memperjelas
pelaksanan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi, maka diperlukan kaidah-kaidah
pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Seluruh pemangku kepentingan mempunyai beban dan tanggung jawab dan
diharapkan berperan serta dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro
Jambi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan selama 5 (lima)
tahun.
2. Setiap SKPD Kabupaten Muaro Jambi berkewajiban untuk menyusun Renstra
SKPD yang memuat Visi, Misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan berpedoman
pada dokumen perencanaan Kabupaten Muaro Jambi yaitu RPJMD Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2011-2016.
3. Bagi SKPD yang baru terbentuk setelah dilakukan pembahasan dan
ditetapkannya Perda RPJMD ini, akan dilakukan penyesuaian dan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Bupati.
4. Untuk menjalankan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 - 2016, maka
dalam periode tahunan dilakukan tahapan sebagai berikut:
2
 Penjabaran RPJMD yang diawali dengan penyusunan dokumen Rancangan
Awal RKPD oleh Kepala Bappeda, yang diikuti secara bersamaan
penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan penjabaran
dari Renstra SKPD.
 Proses partisipatif perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan terhadap
Penyempurnaan
Rancangan
Awal
RKPD
melalui
penyelenggaraan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat
desa/kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang kabupaten serta
penjaringan aspirasi masyarakat (Jaring Asmara) oleh DPRD sesuai
pembagian daerah pemilihan.
 Rancangan Akhir RKPD disempurnakan setelah dilaksanakan Musrenbang
Kabupaten dengan mengacu pada hasil dari forum SKPD.
5. Dokumen RPJMD dan RKPD merupakan dokumen yang dijadikan bahan
penyusunan RAPBD, terdiri dari program dan kegiatan yang dibiayai melalui
APBD Kabupaten Muaro Jambi. Apabila terdapat program dan kegiatan yang
tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini, termasuk pendanaannya, maka
akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.
6. Dokumen RPJMD merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana
Strategis SKPD. Oleh karena itu, SKPD berkewajiban menjamin konsistensi
antara RPJMD dengan Renstra SKPD, dan dalam rangka meningkatkan
efektifitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan
pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD.
7. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2011 - 2016, perlu dilaksanakan evaluasi yang dimulai pada
tahun ke 2 (dua) sampai tahun ke 5 (lima) penyelenggaraan pemerintahan
dan
pelaksanaan
pembangunan
dalam
rangka
menganalisa
terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini. Untuk
melihat konsistensi pelaksanaan perencanaan dalam dokumen RPJMD ini,
sesuai dengan Peraturan Perundangan yang ada, maka Bappeda Kabupaten
Muaro Jambi, berkewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
perencanaan dimaksud.
3
BAB XI
PENUTUP
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016 merupakan pedoman dan
arahan bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi, serta terpadu dan
selaras
dengan
Rencana
Pembangunan
Provinsi
Jambi
dengan
tetap
memperhatikan Rencana Pembangunan Nasional selama lima tahun mendatang.
RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2011–2016 akan menjadi
pendorong dalam percepatan pembangunan serta upaya bersama untuk
mewujudkan “Masyarakat Muaro Jambi yang Cerdas, Kerukunan, Amanah
dan Demokratis, Maju Bersama” Tahun 2016.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 tentunya akan dapat
diwujudkan dengan dukungan yang seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi, kerjasama yang kuat antara Pemerintah Kabupaten
dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa, serta komitmen dan dukungan DPRD
Kabupaten Muaro Jambi dan berbagai Stake Holder Pembangunan yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi.
BUPATI MUARO JAMBI,
H. BURHANUDDIN MAHIR
4
Download