KATA PENGANTAR Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkah dan Rahmat-Nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 dapat diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011- 2016 merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah (PemiluKada) Kabupaten Muaro Jambi secara langsung pada tanggal 9 April 2011. Dokumen RPJMD ini merupakan Rencana Pembangunan Tahap kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2025. RPJMD ini merupakan dokumen strategis dan sebagai langkah awal untuk merealisasikan Visi dan Misi yang telah disampaikan kepada masyarakat pada saat kampanye Pemilu Kepala Daerah. Secara umum materi RPJMD berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan program kepala daerah serta kerangka pendanaan yang bersifat indikatif Tahun 2011-2016. RPJMD ini juga memuat Target Indikator Kinerja Daerah yang akan dicapai selama periode Tahun 2011-2016 yang dilihat dari 3 (tiga) aspek pembangunan yang meliputi Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Umum dan Daya Saing Daerah. Terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah bersama-sama menyusun dokumen RPJMD ini, dan Pemerintah Daerah berharap seluruh masyarakat dapat membantu dalam implementasi dan pengawasannya. BUPATI MUARO JAMBI, H. BURHANUDDIN MAHIR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... .......... vii .............................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ............. viii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................... 1 - 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan................................................ 1 –2 1.3. Maksud dan Tujuan ........................................................... 1 –5 1.4. Ketentuan Umum ............................................................... 1 –7 1.5. Kerangka dan Metodologi Penyusunan .......................... 1 –9 1.6. Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ....................................................................................... 1 – 10 1.7. Sistematika Penulisan... ..................................................... 1 – 22 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Wilayah ........................... –1 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ..................................... – 21 2 2 2 2.3. Aspek Pelayanan Umum .................................................... 2 – 55 2.4. Aspek Daya Saing ............................................................................. ......................... 2 – 65 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2006-2010 ............. ........ 3 –1 3.1.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah ....... 3 –1 3.1.2. Neraca Keuangan ...................................................... 3 – 17 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan .................................... 3 – 29 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran .............................. 3 – 29 3.2.2. Analisis Pembiayaan ................................................. 3 – 34 3.3. Kerangka Pendanaan ......................................................... 3 – 39 3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama................................................................ ............ 3 – 39 3.3.2. Analisis Perhitungan Pendapatan dan kerangka pendanaan.............. .... .................................. 3 – 45 BAB IV ANALISIS ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan .......................................... –1 4.2. Isu-isu Strategis................................................................. – 17 BAB V 4 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan ........................................................... –1 5 3 5.2. Misi Pembangunan ............................................................ –3 5.3. Tujuan dan Sasaran .......................................................... –4 5 5 BAB VI STAREGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1.Strategi Pembangunan....................................................... –1 6.2. Arah Kebijakan .................................................................. –3 6 6 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Kebijakan Umum ............................................................... –1 7.2. Program Pembangunan .................................................... –1 7 7 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ..................................................................... ............................... 8 -1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR .................................... 9 - 1 BAB X KINERJA DAERAH PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Pedoman Transisi ............ .......................................... ......................................................................................... 10 – 1 10.2. Kaidah Pelaksanaan ....................................................... ......................................................................................... 10 – 2 BAB XI PENUTUP......................................................................................... 11 - 1 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam mewujudkan keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan, baik dalam lingkup wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi maupun Nasional, maka diperlukan perencanaan yang sistematis dan terukur. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, Keberlanjutan dan sinergitas pembangunan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011 - 2016 merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung (Pemilukada) Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 9 April merupakan Rencana 2011. Dokumen RPJMD Tahun 2011-2016 Pembangunan Tahap kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2025. RPJMD ini merupakan dokumen strategis dan sebagai langkah awal untuk merealisasikan Visi dan Misi yang telah disampaikan pada masyarakat semasa kampanye Pemilu Kepala Daerah. Penyusunan RPJMD merupakan amanah dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang harus dilaksanakan dalam upaya membangun sistem perencanaan yang sistematis, terarah, terpadu, dan respon terhadap perubahan. Penyusunan RPJMD ini dilakukan secara integratif dengan dokumen perencanaan yang lain, mulai dari tingkat Pusat dan Provinsi. Keterpaduan, sinkronisasi dan sinergitas berbagai program ini diharapkan dapat membawa manfaat yang lebih besar pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Muaro Jambi. 5 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Landasan idiil dalam penyusunan RPJM Daerah ini adalah Pancasila dan Landasan Konstitusional adalah Undang-undang Dasar 1945, sedangkan landasan operasioinal meliputi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah yaitu: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4410); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6 8. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1137), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Pembangunan Nomor Jangka 17 Tahun Panjang 2007 Nasional tentang Tahun Rencana 2005–2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang–undangan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594) 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 7 16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107); 22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 8 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 25. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2009 Nomor 6); 26. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2010-2015; (Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2011 Nomor 01); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 26 Tahun 2009, tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009 Nomor 25); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2012 Nomor 13); 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 dimaksudkan sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap 9 kebijakan keuangan, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, Program Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Program Kewilayahan. Di dalamnya juga tedapat berbagai program dan kerangka anggaran yang bersifat proyektif dan indikatif selama lima tahun ke depan. Dengan demikian semua dokumen operasional di dalam perencanaan periode 2011-2016 dilingkungan pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi harus mengacu pada RPJMD ini. Adapun tujuan dari RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 sebagai berikut: 1. Sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan dan Strategi pembangunan daerah 2011 -2016. 2. Sebagai pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di dalam penyusunan Renstra SKPD 2011 - 2016. 3. Sebagai pedoman penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Anggaran pembiayaan dan Belanja Daerah (RAPBD). 4. Sebagai tolok ukur dalam mengukur dan melaksanakan evauasi kinerja tahun SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. 5. Sebagai instrumen untuk memudahkan seluruh SKPD untuk mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan terpadu, terarah dan terukur. 6. Sebagai instrumen untuk memahami secara utuh dan dalam rangka memudahkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi seluruh SKPD dalam pelaksanaan arah kebijakan, program dan kegiatan tahunan. 7. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Muaro Jambi. Berpijak dari tujuan tersebut maka sasaran penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: 1. Teridentifikasinya kondisi umum dan isu strategis pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016. 10 2. Terumuskannya Kerangka Pendanaan Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah 2011-2016). 3. Terumuskannya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016. 4. Terumuskannya strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016. 5. Terumuskannya Indikasi program dan Kerangka Pendanaan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016. 6. Terumuskannya Indikator Kinerja Utama Program Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016. 1.4. KETENTUAN UMUM Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang menjadi landasan hukum maka definisi peristilahan yang terkait dengan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 2. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 3. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (duapuluh) tahun. 11 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. 6. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 7. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. 8. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 10. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 11. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 12. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. 13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 14. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahuntahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan. 15. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif. 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya 12 disingkat Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. 17. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. 1.5. KERANGKA DAN METODOLOGI PENYUSUNAN Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 didasarkan pada tiga sumber data pokok : 1. Data sekunder, yaitu data-data yang mencakup Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode sebelumnya, data statistik, dan data perencanaan lainnya. 2. Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti pada pemangku kepentingan (stake holders) yang ada di Kabupaten Muaro Jambi seperti SKPD, tokoh masyarakat, akademisi dan organisasi kemasyarakatan. 3. Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016. Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 ini secara garis besar adalah sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut: 13 Gambar 1.1 Kerangka Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 RPJM NASIONAL & RPJMD PROV. JAMBI RPJPD KAB. MUARO JAMBI 2006-2025 RTRW KAB. MUARO JAMBI PENCAPAIAN PEMBANGUNAN 2006-2011 ISU STRATEGIS 2011-2016 ISU STRATEGIS RPJM NASIONAL ISU STRATEGIS RPJMD PROV. JAMBI VISI & MISI Bupati dan Wakil Bupati 2011-2016 URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PERMASALAHAN SPESIFIK TUJUAN & SASARAN KERANGKA EKONOMI DAN PENGANGGARAN DAERAH STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM RENSTRA-SKPD 2011-2016 Sementara itu struktur materi atau substansi yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, sesuai dengan yang diamanatkan oleh peraturan perundangan yang berlaku adalah sebagaimana disajikan dalam diagram berikut: Gambar 1.2 Struktur Materi RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 VISI 2011-2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR DAMPAK (IMPACT) SASARAN POKOK INDIKATOR MANFAAT (BENEFIT) SASARAN INDIKATOR HASIL (OUTCOME) MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI / KEBIJAKAN PROGRAM 14 1.6. KETERKAITAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Pasal 5 Ayat 2), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Sebagaimana definisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maka dapat disimpulkan bahwa RPJMD merupakan bagian penting dari keterkaitan sistem perencanaan pembangunan dengan penganggaran. RPJMD diharapkan dapat menggambarkan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dan memberikan perhatian pada isu dan permasalahan pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah. Posisi RPJM dalam keterkaitan Sistem Perencanaan dan Penganggaran digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.3 Keterkaitan Sistem Perencanaan dan Penganggaran 15 Mengacu Berpedoman Berpedoman Memperhatikan RPJMN RPJMD Berpedoman Renstra SKPD 5 tahun Dijabarkan Berpedoman Renja SKPD 1 tahun RPJPN RPJPD 20 tahun 20 tahun Berpedoman 5 tahun 5 tahun Renstra K/L Dijabarkan 1 tahun 1 tahun 5 tahun Diserasikan Musrenbang Mengacu RKPD RKP Berpedoman Renja K/L Mengacu 1 tahun 1 tahun KUA Dibahas bersama DPRD PPAS NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH RKA-SKPD PEDOMAN PENYUSUNA N KUA = Kebijakan umum anggaran PPAS = Prioritas pagu anggaran sementara TAPD = Tim anggaran Pemda RKA-SKPD = Rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah TAPD RAPERDA APBD 1 tahun Sesuai dengan salah satu asas sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN), bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sementara itu, ditetapkan pula salah satu tujuan SPPN yaitu menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Selanjutnya, kedudukan RPJM Daerah Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan keterkaitannya dengan dokumen perencanaan antar pusat dan daerah, menurut hasil interpretasi terhadap ketentuan didalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : 16 Gambar 1.4 Kedudukan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Provinsi Jambi RPJPD Provisni Jambi RPJMD Provisni Jambi RKPD Provinsi Jambi Renja SKPD Provisni Jambi Renstra SKPD Provisni Jambi RPJPD Kab. Muaro Jambi RKPD Kab. Muaro Jambi RPJMD Kab. Muaro Jambi Renstra SKPD Kab. Muaro Jambi Renja SKPD Kab. Muaro Jambi Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut : 17 1. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Muaro Jambi RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011–2016 merupakan rencana pembangunan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat visi, misi dan program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Muaro Jambi periode 2011-2016, harus berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi. Dalam RPJPD Kabupaten Muaro Jambi ditetapkan Visi Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai kedudukan strategis dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan selama 20 tahun kedepan. Visi di jadikan landasan pijakan untuk melangkah menuju harapan yang ingin dicapai bagi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi,masalah dan aspirasi Masyarakat Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan kondisi, analisis dan prediksi kondisi umum daerah Kabupaten Muaro Jambi, maka Visi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2025 adalah “Terwujudnya Kabupaten Muaro Jambi yang kompetitif, sejahtera dan mandiri, berbasis agribisnis, Agroindustri dan ekonomi kerakyatan yang berwawasan lingkungan, dinamis dan beretika serta menjunjung tinggi supremasi hukum, budaya dan adat istiadat ” . Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi yang terdiri dari aparat pemerintah, DPRD, organisasi politik, organisasi sosial masyarakat, LSM, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha dan tokoh masyarakat untuk mencapai cita-cita dan masa depan Kabupaten Muaro Jambi, maka Misi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2025 adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa melalui peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah; 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan daerah; 18 3. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan; 4. Meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya; 5. Memberdayakan penduduk dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi global; 6. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, produktif, mandiri, maju, dan berkelanjutan; 7. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat kegiatan agribisnis yang berwawasan lingkungan di Propinsi Jambi; 8. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai salah satu pusat pelayanan jasa pendidikan unggulan di Provinsi Jambi; 9. Mewujudkan Kabupaten Muaro Jambi sebagai wilayah penunjang aglomerasi Kota Jambi; 10. Mewujudkan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi yang serasi dalam mencapai tujuan ekonomi, ekologi dan keadilan sosial; Pada tahap kedua RPJMD Kabupaten Muaro Jambi yang dimuat di dalam RPJPD Kabupaten Muaro Jambi, fokus pembangunan di arahkan pada peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia Muaro Jambi yang Cerdas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan masyarakat serta peningkatan kualitas infrastruktur dan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Ketiga fokus pembangunan ini ditujukan dalam rangka meningkatkan dan memperkuat identitas pembangunan Kabupaten Muaro Jambi yang konsisten menuju terwujudnya visi dan misi pembangunan Kabupaten Muaro Jambi 2006-2025. 2. RPJMD DAN RTRW Kabupaten Muaro Jambi Penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011–2016, juga harus berpedoman pada berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Muaro Jambi 2011-2031 sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan 19 dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Muaro Jambi sehinggga tidak terjadi kekeliruan dalam penetapan kawasan atau pemanfaatan ruang. Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Dengan memperhatikan ketentuan penyusunan pola ruang, kebijakan pola ruang nasional dan provinsi, kebijakan pembangunan daerah, kondisi objektif wilayah, daya tampung dan kebutuhan ruang untuk masa mendatang, maka dapat dirumuskan Kebijakan dan Strategi serta rencana pola ruang untuk Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana dipaparkan di bawah ini : KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN 1). Kebijakan Penataan Ruang Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten meliputi : a. Pengembangan pertanian modern berbasis industri pengolahan dan pemasaran produk hasil pertanian; b. Pengembangan perkotaan dan perdesaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah; c. Pengembangan infrastruktur wilayah pada sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu; d. Pemantapan kawasan lindung dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan; e. Pengembangan kawasan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan; f. Pengembangan kawasan strategis dalam mendorong pengembangan wilayah; g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 20 2). Strategi Penataan Ruang Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Muaro Jambi meliputi: (1) Strategi pengembangan pertanian modern berbasis industri pengolahan dan pemasaran produk perdagangan meliputi: a. meningkatkan dan mengembangkan sistem pertanian modern dan ketahanan pangan; b. meningkatkan produksi pertanian secara luas sebagai basis perekonomian daerah; c. meningkatkan dan mengembangkan kawasan agrobisnis mendukung pembangunan wilayah; d. meningkatkan dan mengembangkan industri rakyat, kecil dan menengah; e. meningkatan dan mengembangkan sistem distribusi perdagangan dan jasa; f. menggerakkan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis koperasi dan usaha kecil menengah; g. menumbuh-kembangkan produktifitas dan inovasi produk serta usaha baru yang berkualitas; dan h. menciptakan iklim usaha dan peluang investasi yang kondusif. (2) Strategi pengembangan perkotaan dan perdesaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi: a. menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah terutama yang berfungsi sebagai pusat agroindustri; b. memantapan fungsi simpul-simpul wilayah; dan c. memantapan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlannya. (3) Strategi pengembangan infrastruktur wilayah pada sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara seimbang dan terpadu meliputi: a. meningkatkan dan mengembangkan Infrastruktur jaringan jalan dan fasilitas perhubungan, jaringan air bersih, jaringan energi, 21 telekomunikasi dan jaringan sumberdaya air (irigasi) yang terpadu dan merata; b. meningkatkan dan mengembangkan penyediaan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman secara seimbang; c. meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana pertanian, perinakan, industri dan perdagangan; d. meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wilayah sesuai dengan kebutuhan dan rencana pengembangannya; e. meningkatkan dan mengembangkan sistem distribusi perdagangan dan jasa serta akses pasar yang kondusif (4) Strategi pemantapan kawasan lindung dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan meliputi: a. memantapkan fungsi kawasan hutan lindung melalui peningkatan kelestarian hutan untuk keseimbangan tata air dan lingkungan hidup; b. meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya berupa kawasan resapan air untuk perlindungan fungsi lingkungan; c. memantapkan kawasan perlindungan setempat melalui upaya konservasi alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; d. memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; e. menangani kawasan rawan bencana alam melalui pengendalian dan pengawasan kegiatan perusakan lingkungan terutama pada kawasan yang berpotensi menimbulkan bencana alam, serta pengendalian untuk kegiatan manusia secara langsung; f. memantapkan kawasan lindung geologi berupa kawasan rawan bencana alam geologi disertai dengan pemantapan zonasi di kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan kawasan secara partisipatif; dan g. memantapkan kawasan lindung lainnya sebagai penunjang usaha pelestarian alam. 22 (5) Strategi pengembangan kawasan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan meliputi: a. mengembangkan kawasan industri berjauhan dengan kawasan permukiman; b. mengembangkan industri kecil melalui pemberdayaan industri kecil dan home industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan; c. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan tangan; dan d. meningkatkan pemberdayaan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) serta investasi. (6) Strategi pengembangan kawasan strategis dalam mendorong pengembangan wilayah meliputi: a. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi; b. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya; c. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal; d. meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 3. RPJMD dan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam kaitannya sistem perencanaan pembangunan 5 tahun kedepan, RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 merupakan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD tahun 2011-2016. Renstra SKPD merupakan penjabaran secara Teknis RPJMD yang memuat berbagai indikasi program dan kegiatan serta kerangka pendanaan bagi setiap urusan bidang pemerintahan, baik urusan wajib maupun pilihan untuk jangka waktu 5 tahun, yang disusun oleh setiap SKPD dan ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah diverifikasi 23 terlebih dahulu oleh Bappeda Kabupaten Muaro Jambi. Visi dan Misi yang tertuang didalam Renstra SKPD harus memperhatikan Visi dan Misi RPJMD maupun Program prioritas RPJMD 2011-2016 yang disesuaikan dengan kerangka pendanaan setiap tahunnya. Dengan demikian kesinambungan dan konsistensi perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik. 4. RPJMD DAN Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011 – 2016 setiap tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Muaro Jambi yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten hingga Musrenbang Provinsi. Dimana didalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah setiap tahunnya memuat program dan kegiatan prioritas daerah yang disertai kerangka pendanaan yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN. 5. RPJMD Kabupaten Muaro Jambi dan RPJMD Provinsi Jambi Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 bahwa RPJMD Kabupaten/Kota harus mengacu pada RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2010-2015. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jambi periode 2010 - 2015, ditetapkan Visi Pembangunan Provinsi Jambi adalah “EKONOMI MAJU, AMAN, ADIL DAN SEJAHTERA” J A M B I seluruh stakeholder di EMAS Provinsi Jambi 2015, sehingga diharapkan secara bahu membahu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan dan mewujudkan seluruh masyarakat Jambi agar lebih sejahtera. 24 Sejalan dengan RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2010-2015 yang memiliki misi (1) Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Umum; (2) Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan Beragama dan Berbudaya; (3) Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri; (4) Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Optimal dan Berwawasan Lingkungan; (5) Meningkatkan Tata Pemerintahan yang baik, Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum serta Kesetaraan Gender, maka guna lebih mensinkronkan berbagai program prioritas Provinsi dan Prioritas Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah menetapkan Prioritas pembangunan 2011-2016 sebagai berikut : (1) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan yaitu pembangunan yang menekankan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ini ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan dan derajat kesehatan penduduk, yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar bagi masyarakat agar lebih produktif serta berdaya saing untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera; (2) Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis yaitu Pembangunan yang mengedapankan keselarasan kehidupan social politik masyarakat yang berkeadilan dengan menjamin kepastian hukum, kesamaan hak dan kewajiban dalam berbagai bidang serta penerapan demokrasi disemua tingkatan pemerintahan (3) Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan yaitu Pembangunan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) secara konsisten dan berkelanjutan disemua tingkatan yang tercermin dari berkurangnya tingkat korupsi, Peningkatan pembangunan di kinerja berbagai birokrasi, bidang, peningkatan dan keberhasilan terbentuknya birokrasi pemerintahan proporsional, efektif, transparan serta professional dan produktif (4) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah 25 yang berwawasan lingkungan yaitu Membangun ekonomi daerah yang berbasiskan ekonomi kerakyatan dengan seluruh kekuatan sumber daya daerah, menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta penyediaan sarana dan prasarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari semua sector dan meningkatkan daya saing daerah dengan tetap menjaga keseimbangan SDA dan kelestarian lingkungan hidup dan (5) Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan Tata Ruang Wilayah yang memiliki daya dukung lingkungan yaitu meningkatkan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum dan utilitas lainnya yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial serta berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum untuk menunjang produksi, produktivitas, efisiensi dan mobilitas publik; 6. RPJMN dan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan penjabaran Visi dan Misi Presiden RI yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-2025 yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pemerintahan, Pembangunan maupun berbagai aktivitas masyarakat dan dunia usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai stakes holder pembangunan. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan yang telah menuai beragam hasil pada periode 2004-2009, tentu harus terus dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Capaian dan prestasi pembangunan di periode 2004-2009 itu, pada hakekatnya adalah salah satu modal dasar yang harus dilanjutkan untuk meraih capaian dan prestasi pembangunan yang lebih baik lagi pada periode lima tahun yang akan datang, 2010-2014. Pada periode 2010-2014, bangsa Indonesia harus terus berupaya keras untuk mencapai perbaikan di bidang kesejahteraan rakyat, membangun keadilan, penerapan tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan kualitas demokrasi, serta menjaga kesatuan dan “Terwujudnya keamanan negara. Indonesia Yang maka visi Sejahtera, RPJMN Demokratis, adalah Dan 26 Berkeadilan”. Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah sebagai berikut : Kesejahteraan Rakyat Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demokrasi Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Keadilan Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Dari Visi RPJMN 2010-2014 tersebut, maka untuk mewujudkan Visi tersebut dijabarkan kembali dalam 3 Misi pembangunan yaitu : (1) Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera; (2) Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi; (3) Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang. Guna menyelaraskan Program dan kegiatan Pembangunan Daerah, maka dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016, tetap memperhatikan Visi dan Misi serta program yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014, hal ini dimaksudkan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan daerah dan pembangunan nasional. 27 1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika Penulisan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 ini disusun dengan urutan sistematika sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN PENUTUP BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI WILAYAH 2.1.1. Aspek Geografi Wilayah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai luas 5.246 km 2 atau sekitar 10,29 % dari luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi, secara geografis berada pada 1051’ – 2001’ Lintang Selatan dan 103015’ – 104030’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Timur. Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan. 28 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang-hari. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 melakukan pemekaran Kecamatan sehingga menjadi 11 Kecamatan, 145 Desa dan 5 Kelurahan. Tabel.2.1. Jumlah serta Luas Wilayah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 NO KECAMATAN Luas Daerah (Km2) DESA JUMLAH KELURAHAN 1. Jambi Luar Kota 280,12 17 1 2. Mestong 474,70 14 1 3. Sekernan 671,60 15 1 4. Maro Sebo 261,47 11 1 5. Kumpeh 1.658,93 16 1 6. Kumpeh Ulu 386,65 17 - 7. Sungai Bahar 160,50 11 - 8. Sungai Gelam 654,41 13 - 9. Taman Rajo 352,67 10 - 10. Sungai Bahar Utara 167,26 11 - 11. Sungai Bahar Selatan 195,69 10 - 5.246,00 145 5 Jumlah Sumber :Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 1. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan yang terdiri dari : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Desa Simpang Sungai Duren Desa Mendalo Darat Desa Sungai Duren Desa Muaro Pijoan Desa Pematang Jering Desa Mendalo Laut Desa Sarang Burung Desa Sembubuk Desa Senaung 29 10 Desa Penyengat Olak 11 Desa Kedemangan 12 Desa Rengas Bandung 13 Desa Muhajirin 14 Desa Maro Sebo 15 Desa Sungai Bertam 16 Desa Danau Sarang Elang 17 Desa Simpang Lima Kelurahan Pijoan 2. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 Desa dan 1 kelurahan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Desa Tanjung Pauh KM-39 Desa Tanjung Pauh KM-32 Desa Ibru Desa Sungai landai Desa Pelempang Desa Suka Damai Desa Sebapo Desa Nagasari Desa Nyogan Desa Baru Desa Pondok Meja Desa Suka Maju Desa Muaro Sebapo Desa Tanjung Pauh Talang Pelita urahan Tempino 3. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 Kelurahan antara lain : 1. Desa Sekernan 2. Desa Berembang 3. Desa Tunas Baru 4. Desa Pematang Pulai 5. Desa Pulau Kayu Aro 6. Desa Tan Tan 7. Desa Kedotan 8. Desa Keranggan 9. Desa Rantau Majo 10. Desa Bukit Baling 11. Desa Gerunggung 12. Desa Suak Putat 13. Desa Tanjung Lanjut 14. Desa Tunas Mudo 30 15. Desa Suko Awin Jaya Kelurahan Sengeti 4. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 Desa dan 1 Kelurahan terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Desa Jambi Tulo Desa Baru Desa Danau Lamo Desa Muaro Jambi Desa Danau Kedap Desa Mudung Darat Desa Niaso 8. Desa Tanjung Katung 9. Desa Lubuk Raman 10. Desa Setiris 11. Desa Bakung Kelurahan Jambi Kecil 5. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan. 1. Desa Londerang 2. Desa Rantau Panjang 3. Desa Mekar Sari 4. Desa Betung 5. Desa Gedong Karya 6. Desa Puding 7. Desa Pulau Mentaro 8. Desa Petanang 9. Desa Seponjen 10. Desa Sungai Aur 11. Desa Sogo 12. Desa Jebus 13. Desa Sungai Bungur 14. Desa Pematang Raman 15. Desa Rondang 16. Desa Maju Jaya Kelurahan Tanjung 6. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 17 desa. 1. Desa Muara Kumpeh 2. Desa Pudak 31 3. Desa Kota Karang 4. Desa Lopak Alai 5. Desa Sakean 6. Desa Tarikan 7. Desa Sungai Terap 8. Desa Sumber Jaya 9. Desa Arang-Arang 10. Desa Sipin Teluk Duren 11. Desa Teluk Raya 12. Desa Pemunduran 13. Desa Kasang Pudak 14. Desa Kasang Lopak Alai 15. Desa Solok 16. Desa Ramin 17. Desa Kasang Kumpeh 7. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Desa Suka Makmur Desa Marga Mulya Desa Panca Mulya Desa Marga Manungal Jaya Desa Panca Bakti ( d/h Rantau Harapan) Desa Tanjung Harapan Desa Berkah Desa Bukit Makmur Desa Bukit Mas Desa Mekar Sari Makmur Desa Bakti Mulya 8. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 13 desa 1. Desa Tangkit 2. Desa Tangkit Baru 3. Desa Sumber Agung 4. Desa Sungai Gelam 5. Desa Parit 6. Desa Petaling Jaya 7. Desa Talang Kerinci 8. Desa Talang Belido 9. Desa Kebon IX 10. Desa Ladang Panjang 11. Desa Mingkung 12. Desa Trimulya Jaya 13. Desa Mekar Jaya 32 9. Kecamatan Taman Rajo Terdiri dari 10 Desa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Desa Tebat Patah Desa Kemingking Dalam Desa Teluk Jambu Desa Sekumbung Desa Talang Duku Desa Kunangan Desa Dusun Mudo Desa Rukam Desa Kemingking Luar Desa Manis Mato 10.Kecamatan Sungai Bahar Selatan terdiri dari 10 Desa 1. Desa Bukit Subur 2. Desa Trijaya 3. Desa Ujung Tanjung 4. Desa Tanjung Mulya 5. Desa Adipura Kencana 6. Desa Bukit Jaya 7. Desa Tanjung Sari 8. Desa Tanjung Lebar 9. Desa Mekar Jaya 10. Desa Tanjung Baru 11. Kecamatan Sungai Bahar Utara terdiri dari 11 Desa 1. Desa Talang Bukit 2. Desa Sumber Mulya 3. Desa Matra Manunggal 4. Desa Bukit Mulya 5. Desa Sumber Jaya 6. Desa Markanding 7. Desa Bahar Mulya 8. Desa Talang Datar 9. Desa Pinang Tinggi 10. Desa Mulya Jaya 11. Desa Sungai Dayo Sedangkan jarak antara Ibukota Kabupaten Muaro Jambi dengan Ibukota Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi adalah: 33 Sengeti - Kota Jambi = 38 km Sengeti - Muara Bulian = 75 km Sengeti - Kuala Tugkal = 120 km Sengeti - Muara Bungo = 150 km Sengeti - Bangko = 280 km Sengeti - Sungai Penuh = 500 km Sengeti - Sarolangun = 190 km Sengeti - Muara Tebo = 180 km Sengeti - Muara Sabak = 120 km Jarak antara Ibukota Kabutpaten Muaro Jambi dengan Ibukota Kecamatan adalah: Sengeti - Sebapo Sengeti - Marga Sengeti -Pudak Sengeti - Sungai Gelam Sengeti - Tanjung Sengeti - Jambi Kecil Sengeti - Pijoan Sengeti – Kemingking Luar Sengeti – Talang Bukit Sengeti – Unit XVII = = = = = = = = = = 65 km 185 km 48 km 80 km 100 km 14 km 50 km 49 km 215 km 205 km 2.1.2. Topografi Sebagian besar wilayah dataran di Kabupaten Muaro Jambi berada pada ketinggian 10-100 meter di atas permukaan laut (74,95%) dan hanya sebagian kecil (25,05%) yang berada kurang dari 10 meter di atas permukaan laut. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi adalah merupakan daerah dataran rendah. Tabel 2.2. Ketinggian Wilayah Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi No Kecamatan 0-10 m Ha 10-100 m Ha % % Jumlah 1 Jambi Luar Kota 0 0 37.315 7,11 37.315 2 Mestong 0 0 55.385 10,56 55.385 3 Kumpeh Ulu 9.115 1,74 38.385 7,32 47.500 4 Sekernan 0 0 78.200 14,91 78.200 34 5 Maro Sebo 6 Kumpeh 7 Sungai Bahar 8 Sungai Gelam 131.425 Jumlah 4.110 0,78 40.090 7,64 44.200 118.200 22,53 91.260 17,40 209.460 0 0 52.500 10,01 52.500 5.120 0,97 39.564 15,23 25,05 393.135 74,95 524.560 Sumber: www.muarojambi.go.id Kemiringan tanah dibagi dalam 4 kelas yaitu datar 0 - 2%, landai 2 15%, terjal 15 - 40%, sangat terjal lebih dari 40%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai lereng yang datar (67,50%), hanya sebagian kecil (0,44%) mempunyai lereng sangat terjal. Tabel .2.3 Luas dan Persentase Kemiringan Tanah Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kecamatan Jambi Luar Kota Mestong Kumpeh Ulu Sekernan Maro Sebo Kumpeh Sungai Gelam Sungai Bahar Jumlah 0-2% 2-15% Ha % Ha % 7.841 22.892 47.500 16.421 44.200 209.500 1,50 4,37 9,06 3,13 8,43 39,95 16.027 44.203 0 14.686 0 0 5.600 353.954 1,07 67,50 12.400 87.316 15-40 40% Ha % Ha % Jumlah (ha) 3,06 8,43 0 2.80 0 0 13.267 12.300 0 47.093 0 0 2,53 2,35 0 8,98 0 0 0 2.305 0 0 0 0 0 0,44 0 0 0 0 37.135 81.700 47.500 78.200 44.200 209.500 2.36 16.65 8.150 80.810 1,55 15,41 0 2.305 0 0,44 26.150 524.600 Sumber: www.muarojambi.go.id 2.1.3. Hidrologi Sesuai dengan topografi, maka hidrologi di Kabupaten Muaro Jambi dapat dikelompokkan berdasar tata aliran air yang mencakup air permukaan dan pola aliran sungai sebagai daerah yang rendah dan terdapat banyak cekungan-cekungan maka tata aliran air permukaan terutama air hujan menggenang di bagian-bagian yang rendah baik pada cekungan maupun lahan pertanian dataran rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi sistem usaha tani dan kegiatan ekonomi lainnya. Karena wilayahnya banyak berupa cekungan dan rendah maka drainase telah berjalan dengan baik. Pola aliran sungai di Kabupaten Muaro Jambi bersifat sub paralel sehingga pada waktu terjadi hujan lebat beberapa jam 35 sudah dapat menimbulkan banjir yang dapat merugikan masyarakat dan petani. Pada beberapa Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi air permukaan menjadi masalah setiap tahunnya terutama pada musim hujan di mana air permukaan sampai menggenangi tanah pertanian dan sawah penduduk. Pola aliran sungai di Kabupaten Muaro Jambi adalah sub paralel dengan resiko yang ditimbulkan aliran terjadinya banjir bila sungai induk tidak mampu lagi menampung air anak-anak sungainya, di samping itu karena intensitas hujan yang cukup tinggi. Tabel 2.4. Luas Daerah dan Persentase Sifat Genangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi Luas Daerah N o 1 2 3 4 5 6 7 8 Kecamatan Jambi Luar Kota Mestong Kumpeh Ulu Sekernan Maro Sebo Sungai Gelam Kumpeh Sungai Bahar Jumlah Tidak pernah tergenang 35.390 62.362 73.775 21.175 31.870 38.230 35.798 298.200 Persentase 1.925 9.725 1.225 4.875 36.920 Tergenang terus menerus 3.200 18.150 140.750 Tidak pernah tergenang 94,84 86,51 94,34 47,91 15,21 7.910 62.580 1.360 163.420 80,48 100 56,92 Tergenang periodik Tergenang periodik Tergenang terus menerus 5,16 13,49 1,56 11,0 17,62 4,1 41,09 67.17 16,65 11,93 2,87 31,15 Sumber : BPN Kabupaten Muaro Jambi Disamping itu Kabupaten Muaro Jambi memiliki Sumberdaya Air yang sangat potensial bagi pengembangan perikanan dan lainnya, sumberdaya air tersebut berasal dari Danau Rawa, DAS Batanghari, DAS Air Hitam (Kecamatan Kumpeh), DAS Bayung Lincir (Kec.Mestong dan Sei Bahar) dan DAS Tungkal Mendahara (Kec Sekernan). 2.1.4. Iklim dan Cuaca Wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana wilayah kabupaten lainnya di Kabupaten Muaro Jambi beriklim tropis, dengan jumlah curah hujan rata-rata 186,14 mm dan hari hujan rata-rata 16 hari hujan. Sedangkan suhu udara rata-rata 26,75 oC dengan kelembaban rata-rata 86,58 %. Bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan. 36 Berikut tabel rata-rata jumlah hari hujan dan curah hujan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010. Tabel.2.5. RATA-RATA JUMLAH HUJAN DAN CURAH HUJAN SETIAP BULAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2010 Bulan Month (1) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Hujan (hari) Days Curah Hujan (mm) Rainfall (mm) (2) 17 19 16 20 11 12 17 19 14 22 21 13 (3) 122.3 371.5 190.6 241.7 119.9 192.1 309.9 329.1 239.3 352.8 275.8 285.1 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel 2.5. diatas dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi pada tahun 2010 dimulai pada bula Agustus dengan curah hujan mencapai 239,1 mm, disusul bulan September sebesar 239,3 mm, bulan Oktober curah hujan tinggi kembali dengan rata-rata curah hujan sebesar 352,8 mm. Untuk suhu dan kelembaban, pada tahun 2010 suhu maksimum mencapai 33,1 0 C dan suhu minimum mencapai 23,1 0 C. Kelembaban udara maksimum pada tahun 2010 mencaipai 89% dan kelembaban minimun mencapai 87%. Tabel.2.6 RATA-RATA SUHU UDARA, KELEMBABAN, TEKANAN UDARA, KECEPATAN ANGIN, CURAH HUJAN, DAN PENYINARAN MATAHARI MENURUT STASIUN DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2010 Uraian Stasiun Klimatologi/Station Climatology Sungai Duren (1) (2) Suhu (0C) Maksimum 33.1 37 Minimum 23.1 Rata-rata 26.7 Kelembaban Udara (%) Maksimum 89 Minimum 87 Rata-rata 87 Stasiun Klimatologi/Station Climatology Uraian Sungai Duren Tekanan Udara (mb)* Kecepatan Angin (km/jam)* 1.18 Curah Hujan (mm) 186,14 Penyinaran Matahari (%)** 48.8% Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 2.1.5. Potensi pengembangan wilayah Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwasata, industri, pertambangan dan lainlain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah. Kawasan Budidaya A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas Muaro Jambi mempunyai HPT yang saat ini tidak produktif dan sebagian mengalami kerusakan. Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi seluruhnya Dinas Kehutanan dan dapat mengembangkan kedua program tersebut, dengan prioritas utama program HTR pada HPT yang ada dalam beberapa tahun kedepan. Untuk itu akan dilakukan pemulihan dan pemanfaatan HPT melalui dua program hutan tanaman yaitu Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Desa. 38 B. Kawasan Pertanian Pertanian Lahan Basah; Kabupaten Muaro Jambi memiliki potensi lahan sawah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian sebagai kawasan yang beririgasi dalam kondisi yang baik, untuk dapat lebih dioptimalkan hasil produktifitasnya. Guna memenuhi mendukung kebutuhan konsumsi beras di wilayah Kabupaten Muaro Jambi maka lahan pertanian sawah yang ada untuk tetap dipertahankan serta dilakukan pengembangan dilahan pertanian lainnya. Pertanian Lahan Kering; Secara eksisting jenis tanaman pertanian lahan kering yang bertumbuh di Muaro Jambi adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Jenis pertanian lahan bersesuaian, kering ini dikembangkan pada lahan yang baik berdasarkan peta kesesuaian lahan maupun fakta lapangan. Kegiatan ini diarahkan untuk diintensifkan di seluruh kecamatan. Mengingat letak geografis, maka Kumpeh dan Maro Sebo lebih diarahkan sebagai sentra produksi pertanian lahan kering skala kabupaten, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penduduk di dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Pertanian Hortikultura; ciri khas dari pertanian hortikultura ini adalah tanaman lahan kering yang bernilai ekonomi tinggi (Tejoyuwono, 1989), seperti sayur-sayuran. Komoditas pertanian hortikultura yang dapat dikembangkan di Muaro Jambi adalah komoditas sayuran dataran rendah. Mengingat karakteristik wilayah dan penduduk serta kesesuaian lahan yang ada, maka kawasan yang diarahkan sebagai kawasan pengembangan pertanian hortkultura dengan kawasan inti Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan Maro Sebo. C. Kawasan Perkebunan Berdasarkan potensi (luas) komoditas perkebunan yang dikembangkan di Muaro Jambi terdapat 4 jenis komoditas yang mempunyai areal tanam yang paling luas, yaitu Kopi, Sawit dan Kelapa 39 Dalam. Mengingat kondisi perkebunan sawit yang dominan memenuhi seluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi, maka perkebunan sawit tidak menjadi prioritas untuk dikembangkan. Oleh karena itu untuk tanaman perkebunan yang telah berkembang hanya ditingkatkan produktivitasnya. D. Kawasan Peternakan Berdasarkan rencana program Pemerintah kabupaten Muaro Jambi, pengembangan sentra peternakan akan dikembangkan sebagai berikut : Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi dan kerbau) di Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh Ulu, Sungai Gelam dan Maro Sebo. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing & domba) di seluruh kecamatan di Muaro Jambi terutama kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh. Sedangkan Pengembangan sentra peternakan unggas berada di Seluruh wilayah kecamatan. E. Kawasan Perikanan Budidaya Perikanan, Perikanan budidaya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu budidaya tambak dan budidaya air tawar. Memperhatikan luas lahan dan ketersediaan air dengan puluhan sungai yang ada, diperlukan adanya terobosan baru agar budidaya perikanan kolam, sungai dan danau lebih ditingkatkan. pengembangan budidaya perikanan darat di Namun danau dan untuk sungai sebaiknya dihindari penggunaan jaring apung/karamba. Pengalaman pada beberapa danau/waduk menunjukkan danau/sungai dari pakan ikan membawa bahwa dampak pencemaran buruk bahkan terhadap hasil produksi ikan itu sendiri. Mengingat keterbatasan lahan untuk pengembangan usaha tani yang berbasis lahan (ekstensif), maka pengembangan kolam ikan bernilai ekonomi tinggi perlu kembangkan pada kawasan yang selama ini sudah menjadi sentra budidaya ikan, terutama di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu dan Kecamatan Jambi Luar Kota. Kawasan Pengolahan Ikan; pengolahan ikan atau industri 40 perikanan (added value) masih belum berkembang di Muaro Jambi. Untuk itu perlunya transformasi struktur ekonomi masyarakat yang berbasis non lahan, maka usaha pengolahan ikan merupakan salah satu tumpuan peningkatan perekonomian masyarakat Muaro Jambi terutama di kawasan sepanjang aliran sungai. F. Kawasan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN). - Wilayah usaha pertambangan pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah - (WP) yang telah memiliki ketersediaan informasi geologi. - WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. - Wilayah pertambangan pertambangan data, potensi, dan/atau rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah Pada saat ini optimalisasi pertambangan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi masih berupa potensi bahan galian strategis yaitu sumber daya alam non hayati berupa marmer, batu bara, batu gamping, bentonit, granit dan air raksa yang berpotensi untuk dieksploitasi. Untuk kegiatan pertambangan bahan galian yang berjalan terdapat di Kecamatan Sungai Bahar, Kecamatan Mestong dan Sungai Gelam G. Kawasan Industri Di Muaro Jambi hanya ada indusri kecil yang tersebar di kawasan perkotaan di Kecamatan Sekernana, Kecamatan Jambi Luar Kota dan Kumpeh Ulu. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan perlu mendapat kerakyatan. prioritas utama dalam pengembangan ekonomi Agroindustri dapat dikembangkan dibeberapa kecamatan 41 yang berdekatan dengan Kota Jambi, seperti di Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan dan Mestong. H. Kawasan Pariwisata Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata. Upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro Jambi ini juga tetap dikaitkan dengan daerah tujuan wisata (destinasi) Kabupaten Muaro Jambi yang dapat sebagai satu kesatuan destinasi wisata nasional sekaligus untuk menarik minat pengunjung, ditujukan terhadap wisatawan nusantara maupun mancanegara. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Kawasan wisata yang cukup potensial dan menjadi andalan Kabupaten Muaro Jambi adalah kawasan wisata Candi Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo, kawasan wisata agro industri perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Sungai Bahar, kawasan agro wisata di kecamatan Kumpeh Ulu, Sungai Gelam dan Komunitas Suku Anak Dalam di Kecamatan Mestong. Khusus mengenai Kawasan Wisata Candi Muaro Jambi yang terletak di Kecamatan Maro Sebo, pada tahun 2011 Bapak Presiden RI telah menetapkan Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai salah satu Kawasan Wisata Sejarah Terpadu di Indonesia. Dengan ditetapkannya Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai kawasan Wisata Sejarah Terpadu ini, diharapkan berbagai program guna mendukungan pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Terpadu ini dapat terus ditingkatkan, baik melalui pendanaan APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN. Sengeti sebagai ibukota pemerintahan dapat dijadikan pusat wisata budaya. Sementara itu untuk wisata lainnya berupa wisata alam 42 yang dapat digabung dengan paket wisata terpadu di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, baik perjalanan wisata maupun wisata budaya yang bersifat sejarah dan atraksi budaya di wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Tabel 2.7 Nama dan Lokasi Wisata di Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan 1. Mestong 2. Sungai Bahar 3. Kumpeh Ulu Nama Obyek Wisata Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Penangkaran Buaya Upacara Adat Seni Pertunjukan Taman pemancingan Perkebunan Pertanian Tan. Pangan Kehidupan Suku Anak Dalam Seni Pertunjukan Perkebunan Kehidupan Suku Anak Dalam Danau Arang-arang Sungai Makam Kuno (Selaras Pinang Masak, Orang Kayo Gemuk, Orang Kayo Pedataran) Kerajinan Desa Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian Tan. Pangan Taman Wisata (Taman Hiburan ACI) Bumi Perkemahan Pemuda dan BBAT Perkebunan Buah-buahan PT BHG 4.. Kumpeh Sungai Seni Pertunjukan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan 5. Maro Sebo Komplek Percandian Muaro Jambi 6. Jambi Luar Kota Perkebunan Duku, Durian, Jeruk Bali Wisata Buru Museum Peninggalan Sejarah Upacara Adat Seni Pertunjukan Desa Kerajinan Bekarang Ikan Kehidupan Suku Anak Dalam Taman Setiti Indah Sungai Wisata Buru Peninggalan Sejarah Candi Pematang Jering Seni Pertunjukan Taman Pemancingan Perkebunan Perikanan Pertanian Tan. Pangan Peternakan Upacara Adat Turun ke Sawah Jenis Wisata Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Budaya/ Sejarah Wisata Agro Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Buatan Wisata Alam Wisata Alam Budaya Wisata Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro Wisata Agro 43 Kehidupan Suku Anak Dalam 7. Sekernan Wisata Budaya Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Alam Wisata Budaya Sungai Wisata Buru Upacara Adat (Ngantar Kembang ke Kuburan) Seni Pertunjukan Wisata Budaya Perkebunan Wisata Agro Pertanian Tan. Pangan Wisata Agro Peternakan Wisata Agro 8. Sungai Gelam Pertanian hortikultura, Peternakan, Perkebunan Wisata Agro Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi I. Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan; pertumbuhan kawasan perkotaan di Muaro Jambi akan mempunyai ciri kawasan permukiman perkotaan pada kawasan sekitar perbatasan dengan Kota Jambi dan sepanjang koridor Kota Jambi dan Sengeti sebagai Ibukota Kabupaten Muaro Jambi. Secara fungsional Kota Sengeti adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan budaya. Sedangkan permukiman sekitar perbatasan kota Jambi sebagai kawasan perkotaan hinterland dari Kota Jambi dan Kota Sengeti dengan fungsi utama kegiatan berbasis perdagangan dan jasa serta akan menjadi pusat kegiatan agro industri. Kawasan perkotaan yang akan cenderung berkembang tersebut berada di wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan dan Kecamatan Kumpeh Ulu. Permukiman Perdesaan; Umumnya ciri permukiman perdesaan adalah berupa bangunan rumah tradisional, umumnya berkondisi semi permanen, KDB rendah, MCK diluar rumah dan sebagian besar menggunakan sumur (air tanah) sebagai sumber air minum dan belum mendapat aliran listrik. Ciri permukiman bersifat mengelompok dan tersebar secara sporadis. Memperhatikan kondisi faktual lapangan pola pembangunan permukiman di Muaro Jambi umumnya membentuk pola pita (ribbon) memanjang mengikuti pola perkembangan pembangunan jalan. Hal ini mudah dilihat, terutama dari Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu sampai Tanjung di Kecamatan Kumpeh, serta di sekitar Kecamatan Mestong, Sungai Bahar, dan Sungai Gelam yang merupakan konsentrasi 44 utama permukiman penduduk wilayah perdesaan di Muaro Jambi. Pembangunan permukiman perdesaan di Muaro Jambi memang belum padat dan menimbulkan masalah. permukiman dikembangkan sedemikian efisien dan sehat serta Selanjutnya pola pembangunan rupa sehingga aman, efektif, tersedia fasilitas umum/sosial yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal. 2.1.6. Wilayah rawan bencana Secara langsung atau tidak langsung wilayah Kabupaten Muaro Jambi harus diwaspadai sebagai daerah bahaya gempa bumi. Kondisi geologi wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan salahsatu variabel utama dalam menentukan tingkat kerawanan bencana di wilayah ini. Kondisi hidrologi merupakan media yang mampu memberikan dampak bencana banjir, disamping kondisi wilayah yang sebagian besar merupakan dataran rendah dan dilalui oleh DAS Batang Hari. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam, seperti banjir di Kecamatan Kumpeh, Maro Sebo, Sekernan, Jambi Luar Kota, Taman Rajo, Sungai Gelam. Selain daripada itu bencana kebakaran hutan dan lahan secara periodik dapat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Muaro Jambi, terutama pada wilayah yang memiliki lahan gambut yang cukup luas seperti di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu, Sungai Gelam, Sekernan dan Maro Sebo. 2.1.4. Demografi 2.1.4.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Perkembangan penduduk Kabupaten Muaro Jambi menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sesuai dengan letak wilayah yang merupakan hinterland dari Kota Jambi. Perkembangan penduduk selain disebabkan oleh pertumbuhan alami juga disebabkan oleh arus migran baik yang berasal dari transmigrasi maupun perpindahan penduduk dari Kota Jambi. Data Kependudukan berdasarkan data yang disajikan oleh 45 BPS Kabupaten Muaro Jambi sampai tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 341.588 Jiwa. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi sebesar 295.271 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduknya berjumlah 314.598 jiwa dan pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 341.588 jiwa. Dalam kurun waktu tahun 2006-2009, populasi penduduk Kabupaten Muaro Jambi telah berkembang relatif lamban terkecuali pada tahun 2010 terjadi lonjakan Laju Pertumbuhan Penduduk. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 sebesar -4,16%, pada tahun 2007 sebesar 0,91%, pada tahun 2008 sebesar 0,98% dan pada tahun 2009 sebesar 0,95%. Namun pada tahun 2010 sebagaimana digambarkan pada hasil Survey Penduduk tahun 2010, terjadi lonjakan penduduk yang cukup signifikan sebesar 4,29%. Kemungkinan-kemungkinan lonjakan laju pertumbuhan Penduduk pada tahun 2010 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain membaiknya derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi dan daya tarik pendatang sebagai pencari kerja terhadap industri yang berkembang pesat di Kabupaten Muaro Jambi , terlihat dengan laju pertumbahan penduduk tertinggi ada pada Kecamatan Jambi Luar Kota, Sungai Bahar dan Kumpeh Ulu yang merupakan kecamatan-Kecamatan dekat dengan wilayah Kota Jambi dan daerah trnasmigarasi yang cukup berkembang. Kemungkinan yang lain adalah akumulasi simpangan statistik penduduk yang membuat angka laju pertumbuhan penduduk di tahun 2010 terlihat melonjak tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 1,44%. Pertumbuhan penduduk ini dapat dinilai masih dalam tingkat kewajaran . Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Kabupaten Muaro Jambi Menurut Kecamatan Tahun 2006-2010 NO KECAMATAN 2006 2007 Tahun 2008 2009 2010 1. Jambi Luar Kota 57.463 52.213 50.350 53.552 57.992 2. Mestong 45.699 33.900 32.766 34.766 37.345 46 3. Sekernan 33.792 35.972 37.837 36.891 39.692 4. Maro Sebo 27.201 29.823 27.590 30.583 28.078 5. Kumpeh Ulu 61.409 35.542 42.445 36.450 45.824 6. Kumpeh 25.250 23.668 25.776 24.271 24.458 7. Sungai Bahar 44.156 49.101 48.505 50.359 50.953 8. 9. 10. 11. Sungai Gelam Taman Rajo Sungai Bahar Selatan Sungai Bahar Utara Jumlah . 295.271 46.535 306.754 45.507 310.676 47.726 314.598 57.216 341.588 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Perkembangan kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi dalam kurun waktu tahun 2006-2010 mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Kondisi ini tercermin dari semakin meningkatnya kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu dari sekitar 77 jiwa/km2 pada tahun 2006 menjadi sekitar 85 jiwa/km2 pada tahun 2010. Dalam kurun waktu tersebut, Kecamatan Jambi Luar Kota merupkan kecamatan yang tertinggi kepadatan penduduknya yang mencapai sekitar 162 jiwa/km2 sedangkan Kecamatan Kumpeh merupakan kecamatan yang terendah kepadatan penduduknya yang mencapai sekitar 15 jiwa/km2. 47 Tabel 2.9 Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 per - Kecamatan. NO KECAMATAN Luas Wilayah (Km2) RATA-RATA 2006-2010 Jumlah Kepadatan Penduduk Penduduk (Jiwa/Km2) Jambi Luar Kota 280,12 2006 171 2007 156 2008 150 2009 160 2010 173 162 2 Mestong 474,70 99 73 71 75 81 80 3 Sekernan 671,60 65 69 73 71 77 71 4 Maro Sebo 261,47 45 50 46 51 47 48 5 Kumpeh 1.658,93 15 14 15 14 15 15 6 Kumpeh Ulu 386,65 151 88 105 90 113 109 7 Sungai Bahar 160,50 71 79 78 81 82 79 8 Sungai Gelam 654,41 91 74 72 76 91 81 9 Taman Rajo 352,67 - - - - - - Sungai Bahar Utara 167,26 - - - - - - Sungai Selatan 195,69 - - - - - - 5.246,00 77 75 76 77 85 59 1 10 11 Jumlah Bahar Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan besarnya penduduk yang datang. Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan komposisi penduduk cenderung pada kelompok usia muda. Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan secara umum terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut umur, apabila semakin rendah proporsi penduduk tidak produktif, yaitu penduduk muda usia (0-14 tahun) dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) maka angka beban ketergantungan atau beban tanggungan (dependency ratio) semakin rendah. Komposisi penduduk Kabupaten Muaro Jambi untuk kelompok penduduk usia produktif cukup tinggi, dan apabila diimbangi dengan kualitas yang baik akan menjadi sumberdaya yang cukup produktif bagi percepatan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi 48 Tabel 2.10 Keadaan Kependudukan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2006 295.271 Tahun 2007 2008 306.754 310.676 2009 314.598 2010 341.588 2 Laju Pertumbuhan Penduduk /LPP (%) 3,90 3,90 3,90 3,90 3,90 77 75 76 77 85 Jumlah Penduduk Laki-Laki (Jiwa) 153.836 160.407 158.406 160.528 176.595 Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa) 141.435 146.347 152.270 154.070 164.629 No Uraian 3 Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) 4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka, Tahun 2006-2010 (Data diolah) Berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2010, penduduk Kabupaten Muaro Jambi jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan. Dari 295.271 jiwa penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006, penduduk perempuan sejumlah 141.435 jiwa atau sekitar 47,90%, sementara penduduk laki-laki sebesar 153.836 jiwa atau sekitar 51,20% dari total penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006. Begitu juga pada tahun 2010 komposisi jumlah penduduk laki-laki masih lebih besar dibandingkan jumlah penduduk perempuan, dimana pada tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki sebesar 176.595 jiwa atau 51,75% dan penduduk perempuan sebanyak 164.629 jiwa atau 48,25%. 2.2. ASPEK KESEJATERAAN MASYARAKAT 2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi Kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Muaro Jambi, baik itu sektor pertanian, pertambangan perkebunan, mampu perikanan, peternakan, menumbuhkembangkan maupun perekonomian masyarakat dan daerah. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat pada setiap kecamatan. Gambaran mengenai perkembangan tingkat kesejahteraan rakyat dapat ditinjau dari 49 perspektif obyektif dan subyektif. Perspektif obyektif yang di dasari pada ukuran dan indikator yang dapat mengidentifikasikan status kesejahteraan rakyat tanpa didasarkan melibatkan pada persepsi pandangan atau responden. persepsi Persepsi subyektif masyarakat terhadap perubahan taraf hidup dan kesejahteraan yang mereka rasakan dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan perspektif obyektif penyusunan PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat menggambarkan perekonomian suatu wilayah. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, berapa besaran pertumbuhan ekonomi dari tahun dasar. sedangkan PDRB atas harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi suatu wilayah. Guna melihat sampai sejauhmana kemampuan daerah dalam memicu perekonomian daerah dapat digambarkan melalui perkembangan perekonomian Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 sebagai berikut : a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari hasil pelaksanaan pembangunan yang merupakan implementasi terhadap penanganan urusan kewenangan daerah, secara nyata telah memberikan menumbuhkembangkan pengaruh perekonomian yang daerah. cukup besar Artinya dari dalam setiap pengalokasian anggaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, telah memberikan implikasi yang cukup berarti dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Gambaran ini tercermin dari kondisi ekonomi makro yang dicapai pada awalnya terus mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Bila dibandingkan pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan Migas tahun 2006 yang sebesar Rp. 2.135.336,63 meningkat menjadi Rp. 3.981.512,10 pada tahun 2010 . Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tanpa Migas pada Tahun 2006 sebesar Rp. 959.877,20 meningkat menjadi Rp. 1.166.160,58 pada tahun 2010. Namun dengan terjadinya krisis global 50 yakni turunnya secara signifikan harga minyak dunia yang mengakibatkan banyaknya perekonomian yang mengalami krisis dan berakibat pada faktor-faktor ekonomi. Akan tetapi dengan melihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muaro Jambi 3 tahun terakhir tersebut Kondisi perekonomian Kabupaten Muaro Jambi masih dianggap aman dalam sisi kestabilan ekonomi daerah. Tabel. 2.11. Perkembangan PDRB adhb dan adhk Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Dengan Migas (Juta Rupiah) Tahun ADHB ADHK PDRB Tingkat Perkembangan (%) PDRB Tingkat Perkembangan (%) 2006 2.135.336,63 - 959.877,20 - 2007 2.482.983,26 2008 3.090.889,54 2009 3.494.645,96 2010 3.981.512,10 16,28 1.008.517,29 5,07 24,48 1.059.163,71 5,02 13,06 1.117.610,66 5,52 13,93 1.166.160,58 4,34 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 Untuk PDRB Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tanpa Migas pada tahun 2006 yang sebesar Rp. 1.580.509,33 meningkat menjadi Rp. 2.973.681,84 atau mengalami perkembangan 400,36 kali dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp. 2.480.961,84. Sedangkan untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tanpa Migas pada tahun 2006 sebesar Rp. 748.115,49 meningkat menjadi Rp. 984.024,24 pada tahun 2010 sebagaimana terlihat pada tabel 2.12 berikut : Tabel. 2.12 Perkembangan PDRB adhb dan adhk Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Tanpa Migas (Juta Rupiah) Tahun ADHB ADHK PDRB 2006 1.580.509,33 2007 1.854.964,03 2008 2.148.503,39 2009 2.480.961,84 2010 2.973.681,84 Tingkat Perkembangan (%) PDRB Tingkat Perkembangan (%) 748.115,49 17,36 15,82 15,47 19,86 793.708,85 845.263,17 902.638,39 984.024,24 6,09 6,50 6,79 9,02 51 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Sedangkan perkembangan PDRB Kabupaten Muaro Jambi menurut lapangan usaha Tahun 2010 menggambarkan bahwa sektor pertanian/perkebunan masih menjadi sektor yang mampu menumbuhkembangkan perekonomian daerah sebagaimana terlihat pada grafik berikut : Grafik 1. PDRB Kab. Muaro Jambi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 1,500.00 Pertanian 1,203.00 1,200.00 Tambang,Gali 1,032.00 Industri Listrik,Air 900.00 622.00 600.00 konstruksi 447.00 Perdaganagan 295.00 190.00 300.00 5.00 Angkutan,Komunikasi 98.00 87.00 Keuangan Jasa-jasa 0.00 sektor Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha, sektor pertanian berdasarkan harga berlaku terlihat terjadi peningkatan dari Rp. 682.251.000,68 pada tahun 2006 menjadi Rp. 1.203.000.000 pada tahun 2010 dengan pertumbuhan rata-rata 6,63% pertahun. Perkembangan ini dikuti oleh sub sektor tanaman pangan dari Rp.127.337.000.000,86 Tahun 2006 menjadi Rp. 235.485.000.000,81.pada tahun 2010 dengan pertumbuhan dibawah rata-rata sektor pertanian yakni 5,91% pertahun. Sedangkan sub sektor perkebunan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat di atas rata-rata sektor pertanian dari Rp. 360.443.000.000,96 tahun 2006 menjadi Rp. 631.604.000.000.39 tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 15,86 % pertahun. Sedangkan subsektor peternakan terlihat perkembangan yang belum berarti dari Rp. 50.183.000.000,36 pada tahun 2006 menjadi Rp. 52 91.539.000.000,94 pada tahun 2010 dengan pertumbuhan di bawah ratarata pertumbuhan sektor pertanian yaitu hanya 2,30% pertahun. Selanjutnya, terhadap kondisi kehutanan juga terjadi kenaikan dari Rp. 94.272.000.000,72 tahun 2006 menjadi Rp. 162.738.000.000,80.pada tahun 2010 dengan pertumbuhan rata-rata 4,09% pertahun. Kemudian perkembangan untuk sub sektor perikanan terlihat perkembangan dari Rp. 50.013.000.000,77. tahun 2006 menjadi Rp.81.986.000.000,91 pada tahun 2010 dengan rata-rata pertumbuhan di bawah sektor pertanian yaitu 2.06% pertahun. Tabel 2.13. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Jutaan Rupiah) URAIAN 2006 1 % 2 682.251,68 31,99 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 571.064,26 26,78 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 295.044,74 5. BANGUNAN 2.709,43 % 3 1. PERTANIAN. PETERNAKAN. KEHUTANAN DAN PERIKANAN 4. LISTRIK. GAS DAN AIR BERSIH 2007 13,83 0,13 69.371,44 3,25 794.892,55 645.044,55 2008* % 4 2009** % 2010*** 5 % 6 32,01 925.656,10 29,95 1.030.815,21 29,50 1.203.355,85 30,22 25,98 961.338,10 31,10 1.034.645,46 29,61 1.032.929,74 25,94 330.044,56 3.312,09 89.855,15 13,29 0,13 3,62 372.451,83 3.951,37 116.413,10 12,05 0,13 3,77 401.022,40 4.490,77 151.130,48 11,48 447.285,56 0,13 4,32 4.942,07 190.360,19 11,23 0,12 4,78 6. PERDAGANGAN. HOTEL DAN RESTORAN 255.110,98 11,96 306.154,27 12,33 365.524,08 11,83 486.262,47 13,91 622.037,45 15,62 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 60.380,60 2,83 74.426,47 3,00 79.928,47 2,59 82.677,46 2,37 98.135,63 2,46 56.620,22 2,65 68.207,90 2,75 73.428,60 2,38 78.338,14 2,24 87.119,04 2,19 142.783,28 6,69 174.855,79 7,04 196.575,67 6,36 225.263,79 6,45 295.346,57 7,42 2.132.821,90 100 2.482.983,26 100 3.090.889,54 100 3.494.645,96 100 3.981.512,10 100 8. KEUANGAN. PERSEWAAN. & JASA PERUSAHAAN 9. JASA – JASA P D R B P D R B TANPA MINYAK 1.577.994,60 1.854.964,03 2.148.503,39 2.480.961,84 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Sedangkan pertumbuhan PRDB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha tahun 2006-2010, sektor pertanian masih memberikan konstribusi yang cukup besar, dimana pada tahun 2006 sektor pertanian memberikan konstribusi sebesar 33,02 % disusul dengan 53 sektor pertambangan dan penggalian 22,75% dan sektor industri pengolahan sebesar 15,95%. Demikian juga pada tahun 2010 konstribusi sektor pertanian masih memberikan angka yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Muaro Jambi, dimana memberikan kontribusi sebesar 36,13 %, disusul sektor pertambangan 16,25% dan sektor industri pengolahan sebesar 15,90%. Tabel. 2.14 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Jutaan Rupiah) URAIAN 2006 1 % 2007 2 % 2008* 3 % 2009** 4 % 2010*** 5 % 6 1. PERTANIAN. PETERNAKAN. KEHUTANAN & PERIKANAN 316.938,26 33,02 335.841,10 33,37 356.989,60 33,70 380.642,02 34,06 421.282,82 36,13 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 218.413,71 22,75 219.579,74 21,82 220.821,99 20,85 222.094,02 19,87 189.547,24 16,25 153.245,82 15,96 160.249,27 15,92 168.180,76 15,88 176.293,22 15,77 185.376,25 15,90 923,35 0,10 994,5 0,10 1.074,87 0,10 1.161,29 0,10 1.285,84 0,11 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK. GAS DAN AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN. HOTEL DAN RESTORAN 26.916,35 2,80 29.938,56 2,97 33.675,75 3,18 38.012,96 3,40 40.654,15 3,49 127.979,71 13,33 139.928 13,90 153.202,42 14,46 168.166,98 15,05 184.848,63 15,85 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 32.871,48 3,42 33.745,69 3,35 35.123,71 3,32 36.457,39 3,26 39.467,13 3,38 8. KEUANGAN. PERSEWAAN. DAN JASA PERUSAHAAN 23.695,51 2,47 24.230,78 2,41 24.863,98 2,35 25.593,75 2,29 26.711,16 2,29 6,16 69.189,03 6,19 74.576,36 6,40 100,00 1.117.610,66 100,00 1.166.160,58 99,79 9. JASA – JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 58.906,01 6,14 62.028,64 6,16 959.890,20 100,00 1.006.537,29 100,00 P D R B TANPA MINYAK 748.128,49 793.708,85 65.230,60 1.059.163,71 845.263,17 902.638,39 984.024,24 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 b. Struktur Ekonomi Perubahan struktur ekonomi pada hakekatnya muncul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan laju pertumbuhan antar sektor produksi dan komponen permintaan agregat. Proses perubahan struktur itu sendiri dapat diidentifikasi melalui pergeseran kegiatan ekonomi, yakni dari sektor primer ke sektor industri,utilitas dan jasa. Keempat kelompok 54 sektor utama ini masing-masing memiliki tingkat produktivitas, laju pertumbuhan produksi, dan laju pertumbuhan proporsi terhadap PDRB yang berbeda satu sama lainnya. Dalam pembentukan struktur perekonomian di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan angka PDRB atas dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha tahun 2010, Sektor Pertanian memberikan kontribusi tertinggi, yaitu sebesar 30,22 persen. Subsektor Tanaman Perkebunan masih menjadi primadona dengan memberikan kontribusi dominan pada sektor primer ini sebesar 15.48 persen. Sementara kontribusi terendah diberikan pada sektor Pertanian yakni Subsektor Perikanan sebesar 1.98 persen. Pada urutan kedua ditempati Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 29.61 persen, kemudian dikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 13.91 persen. Pada Sektor Pertambangan dan Penggalian, Subsektor Minyak dan Gas Bumi masih sebagai kontributor utama yaitu sebesar 29.01 persen, sedangkan pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, kontribusi terbesar berasal dari Subsektor Perdagangan besar dan Eceran, yaitu sebesar 13.25 persen. Perkembangan Struktur Perekonomian Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat terlihat pada tabel 2.15 berikut : Tabel 2.15 Struktur Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (persentase) No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 (1) (2) (4) (5) (6) (7) (7) 1 Pertanian 31.99 37.25 43.40 48.33 30.22 2 Pertambangan Penggalian 26.78 25.98 31.10 29.35 25.94 3 Industri Pengolahan 13.83 13.32 12.05 11.48 11.23 4 Listrik Air 0.13 0.13 0.13 0.13 0.12 5 Bangunan 3.25 3.62 3.77 4.32 4.78 6 Perdagangan 11.96 12.33 11.83 13.91 15.62 7 Pengangkutan Komunikasi 2.71 2.83 2.44 2.37 2.46 8 Keuangan 2.65 2.75 2.38 2.24 2.19 9 Jasa-jasa 6.69 7.04 6.36 6.45 7.42 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 55 Grafik.2. Struktur Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 2010 2.46 2.19 7.42 Pertanian Tambang,Gali 30.22 Industri 15.62 Listrik 4.78 Bangunan 0.12 25.94 Perdagangan 11.23 Angkutan,Komunikasi Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 c. Laju Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2010, Kabupaten Muaro Jambi mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4.36 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada Sektor bangunan sebesar 13.29 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar -13.32 persen. Tabel.2.16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 No Lap. Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian 6.15 5.96 6.30 6.63 9.71 2 Pertambangan Penggalian 0.52 0.53 0.50 -1.11 -13.32 3 IndustriPengolahan 4.55 4.57 4.95 4.82 5.24 4 Listrik Air 7.70 7.81 7.97 8.04 9.78 5 Bangunan 10.86 11.23 12.48 12.68 13.29 6 Perdagangan 9.30 9.34 9.49 9.77 9.89 7 Pengangkutan Komunikasi 3.76 2.66 4.08 3.80 8.26 8 Keuangan 2.16 2.26 2.61 2.94 4.58 9 Jasa-jasa 5.13 5.30 5.16 6.07 7.70 4.62 4.84 4.86 5.52 4.36 PDRB 56 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 adanya peningkatan dibandingkan dengan keadaan pada tahuntahun sebelumnya meskipun peningkatannya itu sedikit melamban. Tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muaro Jambi tercatat masing-masing sebesar 5,52 persen sedangkan tahun 2010 4.36 persen. Sedangkan tahun 2009 pertumbuhannya sebesar 5,52 persen, laju pertumbuhan ini didukung oleh sektor pembangunan menyumbang terbesar yakni 13,29 persen. Pertumbuhan yang melamban ini disebabkan pada sektor pertambangan dan penggalian dimana pertumbuhannya mencapai – 13,32 persen. Dikarenakan pada sub sektor Minyak dan Gas Bumi terjadi penurunan produksi sehingga pertumbuhan sedikit melamban. Laju pertumbuhan ekonomi pada sektor primer sebagai kontributor terbesar dalam perekonomian daerah perlu pengamatan yang lebih serius dan lebih baik lagi. Sektor Pertanian mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 9.71 persen. Meskipun pertumbuhan yang terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami minus , dimana pada Subsektor Penggalian mengalami kenaikan dari tahun 2009 sebesar 3.26 persen menjadi 3.70 persen tahun 2010, sedangkan untuk Subsektor Minyak dan Gas Bumi mengalami penurunan yang sangat signifikan tahun 2009 sebesar -1,11 menjadi -13,89 meskipun demikian pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Muaro Jambi tetap tumbuh, namun pertumbuhan itu tidak begitu cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Grafik 3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 2006 2007 2008 Migas 2009 2010 Non Migas Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 57 Pada tahun 2010 Sektor Pertanian tumbuh sebesar 6,63 persen lebih baik dibanding tahun tahun 2009 yang sebesar 6.30 persen. Laju pertumbuhan sektor pertanian ini juga didukung dari Subsektor Tanaman Bahan Makanan yang mengalami peningkatan dari 6.35 persen menjadi 6.45. Laju pertumbuhan Subsektor ini disebabkan adanya panen sayursayuran dan komoditi sayur lainnya. Disamping itu juga pertumbuhan terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan mengalami peningkatan yaitu dari 6,51 persen tahun 2008 menjadi 6,95 pada tahun 2009. Grafik 4. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Pertambangan tahun 2006 – 2010 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 -2.00 2006 2007 2008 2009 2010 -4.00 -6.00 Pertanian Pertambangan & Penggalian Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Pada tahun 2010 Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar -13.32 persen sedangkan tahun 2009 adanya sedikit kenaikan menjadi -1.11 persen. Laju pertumbuhan pada Subsektor Minyak dan Gas Bumi justru yang mengalami penurunan yang signifikan –1.11 persen pada tahun 2009 menjadi -13.32 persen pada tahun 2010, sedangkan Subsektor Penggalian mengalami kenaikan dari 3.26 persen menjadi 3.70 persen. Pada dua tahun terakhir, Sektor Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan yang cukup baik terlihat bahwa pertumbuhannya terus 58 meningkat dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa masyarakat mulai eksis untuk mengembangkan industri pengolahan. Pada tahun 2008 pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan sebesar 4.77 persen, namun pada tahun 2009 laju pertumbuhan sektor ini terus mengalami peningkatan menjadi 4,91 persen. Kemudian Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi sektor ini mengalami peningkatan menjadi 5,24 persen. Namun demikian pertumbuhan pada sector ini terlihat bahwa pertumbuhannya sangat baik dari tahun ke tahun meskipun tumbuhnya tidak signifikan namun masih terlihat pertumbuhan industri pengolahan yang ada di kabupaten Muaro Jambi memberikan pencerahan. Pertumbuhan pada Sektor listrik, gas dan air minum terlihat mengalami peningkatan sebesar 8,97 persen pada tahun 2009. Sementara pada tahun 2010 tumbuh sebesar 9,78 persen. Pertumbuhan sektor ini sangat penting dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Muaro Jambi sebagai sektor penunjang bagi kegiatan-kegiatan lainnya. Laju pertumbuhan perekonomian pada Sektor Bangunan juga mengalami peningkatan pada tahun 2010 bila dibandingkan tahun sebelumnya 2009 , yaitu dari 12,88 persen menjadi 13,29 persen. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Muaro Jambi sedang membangunan/membenahi diri. Grafik 5. Laju Pertumbuhan Sektor Industri. Listrik dan Bangunan tahun 2006 – 2010 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 2006 2007 Industri 2008 Listrik,Gas,Air 2009 2010 Bangunan Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 59 Pada Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mengalami pertumbuhan sebesar 9,89 persen tahun 2010, sementara pada tahun 2009 tumbuh sebesar 9.80 persen. Kalau dilihat satu persatu dari Subsektor-subsektor dalam pembentukan sektor ini, maka laju pertumbuhan Subsektor Restoran mengalami laju pertumbuhan tertinggi sebesar 10.22 persen, diikuti oleh Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 9.87 persen. Baru kemudian Subsektor Hotel dengan laju pertumbuhan sebesar 5,07 persen. Sedangkan pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada tahun 2009 tumbuh sebesar 3.80 persen, dan mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2010 menjadi 8.26 persen, hal ini terjadi karena adanya peningkatan yang terjadi hampir seluruh subsektor baik angkutan sungai , angkutan Jalan raya, dan jasa penunjang angkutan dan juga subsektor Komunikasi. Pada subsektor Angkutan Jalan Raya tahun 2010 tumbuh sebesar 8.74 persen, namun Subsektor Angkutan Jalan Raya merupakan Subsektor dengan laju pertumbuhannya tertinggi diantara Subsektor Pengangkutan yang ada, yaitu sebesar 8.74 persen. Dilain pihak dengan menjamurnya bisnis telekomunikasi yang ditandai dengan banyaknya wartel dan counter-counter serta penggunaan telepon seluler dan Internet di Kabupaten Muaro Jambi, Subsektor Jasa penunjang komunikasi mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan dari tahun 2009 sebesar 6,75 persen menjadi 6.90 persen pada tahun 2010. meskipun pertumbuhannya tidak begitu tampak. Grafik 6. Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan. Angkutan dan Keuangan Tahun 2006 – 2010 12 10 8 6 4 2 0 2000 2006 Dagang,Hote,Rest 2007 2008 Angkut,Komunikasi 2009 2010 Keuangan,Sewa 60 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Pertumbuhan juga terjadi pada Sektor Jasa-jasa, terlihat pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 7,70 persen, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 5,88 persen. Subsektor Jasa Pemerintahan lainnya merupakan Subsektor dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 10,47 persen, sedangkan Subsektor yang mengalami laju pertumbuhan paling rendah adalah Subsektor perorangan dan rumah tangga, yaitu sebesar 3,90 persen. d. PDRB per Kapita dan Pendapatan Per Kapita PDRB per Kapita dapat digunakan sebagai gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah atau daerah. PDRB Per Kapita diperoleh dari hasil pembagian antara PDRB dengan jumlah Penduduk pertengahan tahun. PDRB Per Kapita Kabupaten Muaro Jambi atas dasar harga berlaku mencapai 8,6 juta rupiah pada tahun 2010, sementara itu di tahun 2009 sebesar 7.9 juta rupiah. Hal ini menunjukan terjadi kenaikan sebesar 12,55 persen. Walaupun kenaikan ini cukup tinggi, namun pada kenyataannya, kenaikan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya hargaharga barang dan jasa pada tahun 2010. Pengaruh kenaikan harga barang dan jasa tersebut terlihat pada nilai PDRB per kapita Kabupaten Muaro Jambi secara riil yang digambarkan dengan nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan yang hanya mencapai 2.86 juta rupiah tahun 2010. Pada saat yang sama laju pertumbuhan penduduk tahun 2010 mencapai 1,29 persen. Dengan demikian terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB perkapita lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan penduduk, meskipun pertumbuhan sangat kecil. Sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, besarnya nilai PDRB per kapita dan Pendapatan per Kapita penduduk perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah. Sehingga dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat meskipun masih berbicara secara makro. Karena nilai PDRB Per Kapita 61 dari data yang ada secara rata-rata belum dapat menggambarkan tingkat pemerataannya. Dibutuhkan kajian lebih lanjut melalui survei-survei khusus untuk mengetahui gambaran pemerataan pendapatan masyarakat. Tabel 2.17. PDRB per kapita Kabupaten Muaro Jambi Atas Dasar Harga Konstan Tanpa Migas Tahun 2009 - 2010 Harga Berlaku 2009 2010 (2) (3) Uraian (1) Harga Konstan 2009 2010 (4) (5) PDRB Per Kapita 7.982.551.13 8.670.839.18 2.879.675.17 2.869.276.87 Pendapatan Perkapita 7.162.739.13 7.780.339.65 2.583.931.09 2.574.600.70 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2009-2010 Dengan peningkatan PDRB Perkapita ini, telah memberikan imbas pada peningkatan pendapatan per Kapita penduduk Kabupaten Muaro Jambi. Capaian pendapatan per kapita Atas Harga Konstan Tanpa Migas tahun 2006 sebesar Rp. 2.273.488,82, meningkat menjadi Rp.2.574.600,70 pada tahun 2010. Namun pada tahun 2010 Pendapatan Perkapita atas Dasar Harga Konstan mengalami penurunan sebesar 0,36 % bila dibandingkan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009 yang sebesar Rp. 2.583.931,09. Dengan semakin meningkatnya Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita dan Pendapatan Per Kapita penduduk ini, secara nyata telah memberikan implikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dari meningkatnya daya beli masyarakat dan semakin menurunnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Muaro Jambi. Oleh karena itu, dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan, pemerintah daerah akan terus berusaha merangsang sektor-sektor ekonomi yang menguasai hajat hidup masyarakat untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Upaya ini telah ditempuh melalui peluncuran berbagai kebijakan populis yang mampu merangsang, mendorong dan memacu pemberdayaan potensi sumberdaya lokal dan membuka peluang usahausaha baru ekonomi produktif. e. Laju Inflasi Hasil analisis nilai inflasi rata-rata, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut : 62 Tabel.2.18. Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 s.d 2010 Uraian Inflasi 2006 2007 2008 2009 2010 ** Rata-rata pertumbuhan 6,6 6,59 9,89 4,06 5,3 6,49 Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 2 (2010** Angka Sangat Sementara) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laju inflasi Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebesar 6,6 persen menurun menjadi 6,49 persen pada tahun 2007. Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian masyarakat Muaro Jambi serta peningkatan daya beli dan pola konsumsi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, maka inflasi Kabupaten Muaro Jambi mengalami penurunan menjadi 5,3 pada tahun 2010. Upaya mengurangi ketimpangan pembangunan pada wilayah perbatasan dan kawasan erat kaitannya dengan upaya penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan antar golongan masyarakat. Pada tahun 2006 kesenjangan antar golongan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi yang digambarkan oleh Gini Ratio sebesar 0,296 namun pada tahun 2010 tingkat kesenjangan tersebut menurun dengan Gini Ratio sebesar 0,268 sehingga termasuk kategori tingkat kesenjangan sedang. Menurunnya kesenjangan antar golongan masyarakat ini, disumbangkan oleh program yang berkaitan langsung dengan masyarakat bawah seperti optimasi lahan, pencetakan sawah baru, replanting karet, subsidi bibit sawit untuk petani dan program lain seperti penyediaan kerambah dan bibit ikan dan lain-lain. Dari sisi ketimpangan pembangunan antarwilayah relatif menurun yang ditandai dengan angka Indeks Williamson yaitu dari 0,532 tahun 2006 menurun menjadi 0,412 pada tahun 2010. Menurunnya Kesenjangan pembangunan diakrenakan adanya beberapa program penanggulangan kemiskinan yang digulirkan Pemerintah Pusat untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat seperti PNPM-PISEW dan PNPM Mandiri mulai dilaksanakan pada tahun 2008, hal ini dapat berdampak positif bagi perkembangan otonomi daerah di Kabupaten Muaro Jambi. Untuk itu, berbagai upaya pengurangan 63 penduduk miskin terus dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan mengoptimalkan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Muaro Jambi. 2.2.2. Kesejahteraan Sosial Pembangunan Pendidikan merupakan hal yang penting dalam proses pembangunan nasional dan regional. Pembangunan bidang pendidikan akan meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada pada suatu wilayah. Peningkatan kualitas pendidikan juga akan meningkatkan daya saing dalam memasuki dunia kerja. Dengan pendidikan pula, memudahkan pemerintah dalam mentransfer tujuan pembangunan masyarakat kepada akan masyarakat karena baik pendidikan lebih kalau tingkat pemahaman juga lebih baik. Pembangunan pada bidang Pendidikan dan Kebudayaan, akan sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana secara implisit terkandung makna pentingnya memperhatikan aspek kualitas penduduk, SDA dan lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan. Kenyataan telah menunjukkan bahwa strategi peningkatan kualitas penduduk yang hanya bertumpu pada penekanan pertumbuhan penduduk, tidak dapat memberikan makna yang cukup berarti dalam pemecahan berbagai permasalahan. Oleh karena itu, penekanan pada pembangunan pendidikan dengan memperhatikan potensi penduduk serta kondisi SDA dan lingkungan yang ada, ternyata mampu mewujudkan keberlangsungan serta kesinambungan (sustainable) pembangunan. Isu pembangunan pendidikan berwawasan kependudukan menjadi penting artinya, karena memiliki makna bahwa pembangunan harus disesuaikan dengan kemampuan penduduk dan potensi sumberdaya setempat. Dengan kata lain, pengaruh mutu SDM penduduk merupakan modal (Human Capital) penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Beberapa kesejahteraan indikator masyarakat yang antara dapat lain digunakan tingkat untuk pendidikan, menilai status 64 kesehatan dan kesempatan kerja. Adapun gambaran umum mengenai aspek tersebut adalah sebagai berikut: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM adalah suatu indikator pembangunan manusia yang diperkenalkan UNDP pada tahun 1990. Pada dasarnya IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup layak (decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas; dan hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang didasarkan pada Purchasing Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah). Selama kurun waktu 2007 - 2009, secara umum kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Muaro Jambi mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada periode 2007 – 2009 IPM Kabupaten Muaro Jambi naik dari 71,59 pada tahun 2007 kemudian 71,99 pada tahun 2008 dan menjadi 72,18 pada tahun 2009, Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks pada semua komponen pendukungnya. Berdasarkan data capaian IPM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2009 sebesar 72,18, dimana angka tersebut masih dibawah capaian IPM Provinsi Jambi (72,45) pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Muaro Jambi menempati urutan ke 4 (empat) diantara 10 (sepuluh) kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jambi. Grafik. 7. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007-2009 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 2007 2008 2009 Angka Harapan Hidup 69,11 69,13 69,19 Melek Huruf Penduduk 15+ 95,89 95,89 95,90 Rata-rata Lama Sekolah 7,53 7,53 7,55 Indeks PPP 60,37 63,17 64,44 IPM 71,59 71,99 72,18 65 Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 Pola interaksi seperti ini menyebabkan batasan administrasi yang ada tidak cukup berarti untuk membatasi pemanfaatan fungsi – fungsi yang berkembang. Manfaat yang lebih dominan tentunya lebih dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Muaro Jambi karena mereka dapat memanfaatkan fasilitas – fasilitas yang terdapat di Kota Jambi dengan skala dan kualitas pelayanan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup mereka sendiri. Dengan demikian perkembangan Kota Jambi yang cenderung lebih pesat pada dasarnya juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Kabupaten Muaro Jambi. Kondisi ini menyebabkan indikator – indikator yang dinilai dalam perhitungan IPM Kabupaten Muaro Jambi juga turut meningkat setiap tahunnya seiring berkembangnya skala dan kualitas pelayanan fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi di Kota Jambi. Meskipun peningkatan yang terjadi pada masing – masing indikator dalam 3 (tiga) tahun terakhir tidak terlalu signifikan, namun hal tersebut pada dasarnya juga dapat dijadikan gambaran bahwa sudah terjadi stabilitas atas perkembangan tersebut dan potensi untuk tetap terus berkembang tentunya masih sangat terbuka. Sesungguhnya salah satu faktor yang paling dapat diharapkan untuk meningkatkan IPM Kabupaten Muaro Jambi adalah dari sektor pendidikan, terutama dengan mengupayakan terjadinya peningkatan angka rata – rata lama sekolah. Secara logis berdasarkan uraian sebelumnya pada dasarnya masyarakat Kabupaten Muaro Jambi memiliki keuntungan strategis dengan adanya kemudahan akses terhadap fasilitas – fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Jambi yang tentunya lebih variatif dan luas daya tampungnya terutama pada sektor perguruan tinggi. Angka melek huruf dapat dijadikan sebagai salah satu indikator taraf pendidikan masyarakat Kabupaten Muaaro Jambi. Angka melek huruf masyarakat Muaro Jambi cukup tinggi yaitu mencapai 95,90 persen pada tahun 2009. 66 Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Muaro Jambi 2006-2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 2.19 Angka Melek Huruf Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 Uraian Angka Melek Huruf Tahun Perkemb.Rata2/Thn 2006 2007 2008 2009 2010 95,89 95,89 95,89 95,90 95,90 1,04 Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 Rata-rata lama sekolah penduduk Muaro Jambi Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Muaro Jambi yaitu 7,58 tahun pada tahun 2010. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Jambi masih berpendidikan rendah. Perkembangan Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 seperti yang terlihat pada tabel berikut : Tabel.2.20 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian Tahun Perkemb. Rata2/Thn Rata-rata lama sekolah 2006 2007 2008 2009 2010 7,51 7,53 7,53 7,55 7,58 7,54 Sumber : Bappeda dan PM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 APM PAUD APM PAUD Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 mencapai 23,45 meningkat menjadi 56,32 % pada tahun 2010, atau rata-rata pertumbuhan sebesar 34,56 %. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) 67 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pada Pendidikan Dasar dan Menengah setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan tersebut sebagai mana terihat pada tabel berikut : Tabel.2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No. Jenjang Pendidikan 2006 APK APM 2007 APK APM 2008 APK APM 2009 APK 1. SD/MI 83,14 81,22 84,23 82,60 85,16 86,76 2. SMP/MTs 82,62 80,32 85,03 81,75 88,64 85,50 83,00 3. SMA/SMK/MA 45,92 44,38 46,28 45,76 47,12 46,22 APM 2010 APK APM 98,60 86,50 104,03 96,35 49,17 82,60 85,15 84,08 47,28 53,52 50,15 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk APK SD/MI Tahun 2006 sebesar 83,14 meningkat menjadi 104,03 pada tahun 2010, APK SMP/MTs Tahun 2006 sebesar 82,62 menjadi 85,15 pada tahun 2010 dan APK SMA/SMK/MA dari 45,92 pada tahun 2006 menjadi 53,52 pada tahun 2010. Sedangkan untuk APM SD/MI dari 81,22 pada tahun 2006 menjadi 96,35 pada tahun 2010, APM SMP/MTs dari 80,32 pada tahun 2006 menjadi 84,08 pada tahun 2010 dan untuk APM SMA/SMK/MA dari 44,38 pada tahun 2006 menjadi 50,15 pada tahun 2010. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi anakanak usia sekolah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dan angka APK SD/MI yang sudah mencapai angka diatas 100% menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi telah berhasil melaksanakan wajib belajar 9 tahun. a. Kasus Kematian Ibu Berdasarkan hasil pelacakan dan pengkajian hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang telah dilakukan bersama dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak, dapat diketahui bahwa 68 jumlah kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 sebanyak 6 Kasus. Untuk melihat kasus kematian per puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.22 Jumlah Kasus Kematian Ibu per Puskesmas di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Puskesmas 2 Sengeti Sekerna Ilir Penyengat Olak Sei.Duren Pir II Bajubang Jambi kecil Kmk Dalam Tempino Pondok Meja M.Kumpeh Tanjung Puding S.Bahar I S.Bahar IV S.Bahar VII Markanding Tangkit Kebon IX Kabupaten Ibu Bersalin Jml Kematian Bumil Jml Kematian Bulin Jml Kematian Bufas JLH 3 658 277 511 598 201 462 265 460 360 899 372 213 398 207 287 341 674 469 7,652 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 6 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel 2.22 di atas dapat dilihat bahwa dari 6 kasus kematian ibu pada Tahun 2010, semua kematian ibu terjadi pada saat persalinan. Adanya kasus kematian ibu pada saat persalinan menunjukkan simpul kegiatan pada siklus pertolongan persalinan yang terdiri dari: kompetensi tenaga kesehatan, komplikasi (notifikasi-siaga), dan sistem rujukan Penanganan Obstretik Neonatal Essensial Dasar (PONED) dan Penanganan Obstretik Neonatal Essensial Komprehensif (PONEK) belum berjalan optimal. Khusus untuk sistem rujukan PONED dan PONEK, hal ini perlu mendapat perhatian khusus oleh karena sistem rujukan yang ada selama ini belum berjalan maksimal dimana pola sistem rujukan belum 69 dipahami sepenuhnya oleh petugas kesehatan. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat juga bahwa kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi tersebar di 6 (enam) wilayah kerja puskesmas yakni 1 (satu) kasus di Puskesmas Penyengat Olak, 1 (satu) kasus di Puskesmas Sungai Duren, 1 (satu) kasus di Puskesmas Muara Kumpeh, 1 (satu) kasus di Puskesmas Sungai Bahar I, 1 (satu) kasus di Puskesmas Markanding, dan 1 (satu) kasus di Puskesmas Sei Bahar VII. Untuk melihat penyebab kematian ibu pada tahun 2010 dapat dilihat pada Grafik 8 berikut: Grafik 8. Penyebab Kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan Grafik 8 di atas dapat dilihat bahwa penyebab kematian ibu pada tahun 2010 lebih didominasi oleh pendarahan (2 kasus) dan eklamsia (2 kasus). Sedangkan 2 kasus lainnya disebabkan oleh KET dan Radang Tenggorakan. Tingginya kasus kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahaan dan eklamsia memungkinkan bahwa dilihat dari sisi supply menunjukkan siklus simpul proses pelayanan antenatal dan emergensi belum berjalan sebagaimana mestinya. Bila dilihat dari sisi demand menunjukkan bahwa 3 (tiga) terlambat penyebab tidak langsung yakni: terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil 70 keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat pertolongan di fasilitas kesehatan memungkinkan salah satu faktor penyebabnya. Jumlah kasus kematian ibu tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2010 lebih tinggi dari pada tahun 2009. Namun demikian secara keseluruhan peningkatan kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Untuk melihat trend kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2004 – 2010 dapat dilihat pada Grafik berikut: Grafik 9. Trend Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2004 - 2010 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan Grafik 9 di atas dapat dilihat bahwa jumlah kasus kematian ibu dari Tahun 2004 – 2010 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2007 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun 2006 yakni dari 12 kasus turun menjadi 4 kasus, namun pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 8 kasus. Pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 4 kasus dan pada 71 tahun 2010 meningkat menjadi 6 kasus. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi sudah di bawah rata-rata nasional yakni sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (SDKI 2007). Selanjutnya, untuk melihat penyebab kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel 2.23 sebagai berikut: Tabel 2.23 Trend Penyebab Kasus Kematian Ibu di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 No Penyebab 2006 2007 2008 2009 2010 1 Perdarahan 8 0 3 2 2 2 Infeksi 0 0 0 0 0 3 Eklampsia 1 1 2 2 2 4 Lain –lain : 3 3 3 0 2 •RUI 0 0 0 0 0 •Gagal ginjal 0 0 0 0 0 •Ileus 0 0 0 0 0 •Penyakit Jantung 1 0 1 0 0 •CVA 0 0 1 0 0 •Malaria 0 0 1 0 0 •Hepatitis 1 0 0 0 0 •Tbc paru 0 0 0 0 0 •Emboli air ketuban 0 3 0 0 0 •Typoid 0 0 0 0 0 •Carsinoma 0 0 0 0 0 •Tidak diketahui 1 0 0 0 2 12 4 8 4 6 Total Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel 2.23 di atas dapat dilihat bahwa penyebab kasus kematian ibu di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 lebih didominasi oleh perdarahan dan eklamsia. Hanya pada tahun 2007, kasus kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahaan yang tidak ada. 72 Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dari salah satu kasus kematian ibu pada tahun 2008 adalah kasus kematian ibu yang disebabkan oleh malaria pada masa kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwan integrasi program antara program kesehatan ibu dan anak dan program pemberantasan penyakit malaria perlu ditingkatkan melalui kegiatan screening malaria bagi ibu hamil di Kabupaten Muaro Jambi. Diharapkan dengan adanya integrasi program tersebut, kasus kematian yang disebabkan oleh malaria tidak ada lagi atau minimal dapat diminimalisir. Begitu juga kedepannya, bukan tidak mungkin integrasi program kesehatan ibu dan anak dengan screening HIV/AIDS perlu dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi sehingga penyebaran HIV/AIDS dari ibu ke janin dapat dicegah. b. Kasus Kematian Neonatal, Bayi dan Anak Balita Berdasarkan hasil laporan Audit Neonatal yang telah dilakukan bersama dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak dapat diketahui bahwa kasus kematian neonatal (0 – 28 hari) di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 sebanyak 28 kasus, jumlah kasus lahir mati sebanyak 29 kasus, kematian bayi (29 hari – 1 tahun) sebanyak 1 kasus dan kematian anak balita (1 – 5 tahun) sebanyak 3 kasus. Untuk melihat kasus kematian neonatal, kematian bayi dan kematian anak balita di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 berdasarkan puskesmas dapat dilihat pada tabel 2.24 berikut: Tabel 2.24 Kasus Kematian Bayi per Puskesmas di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 KEADAAN LAHIR NO Puskesmas 2 1 1 Sengeti Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita Umur 29 hari - 1 Thn Umur 1 - 5 Tahun Lahir Lahir Mati Lahir Hidup <2500gr Total Kematian Neonatal Umur <1 Mgg Umur 1 mgg s.d 1 Bln 3 4 5 6 7 8 2 4 0 0 0 9 0 10 622 0 0 2 Sekerna Ilir 225 1 1 1 1 0 0 3 P Olak 482 0 2 1 1 0 1 0 4 Sei.Duren 563 6 4 4 4 0 0 0 73 5 Pir II 189 1 2 3 2 1 0 0 6 Jambi kecil 349 0 3 2 2 0 0 0 7 Kmk Dalam 251 0 2 1 1 0 0 1 0 8 Tempino 432 1 2 2 2 0 0 9 Pondok Meja 336 0 2 0 0 0 0 0 10 M.Kumpeh 847 2 3 0 0 0 0 0 1 11 Tanjung 367 0 1 0 0 0 0 12 Puding 204 0 1 0 0 0 0 0 13 S.Bahar I 376 1 4 2 2 0 0 0 14 S.Bahar IV 202 0 8 1 1 0 0 0 0 15 S.Bahar VII 274 1 4 0 0 0 0 16 Markanding 317 1 1 3 0 3 0 0 17 Tangkit 632 11 2 5 5 0 0 0 0 4 0 1 3 18 Kebon IX 450 2 12 Kabupaten 7118 29 58 3 28 3 24 1 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel 2.24 di atas dapat dilihat bahwa jumlah bayi lahir sebanyak 7.118 bayi lahir hidup dan lahir mati sebanyak 29 bayi. Dari 7.118 bayi lahir hidup, yang meninggal pada usia 0 – 7 hari sebanyak 24 kasus, pada usia 8 – 28 hari sebanyak 4 kasus dan pada usia 29 hari – 1 Tahun sebanyak 1 kasus. Sedangkan kematian anak balita sebanyk 3 kasus. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat juga bahwa kasus kematian neonatal (0 – 28 hari) di Kabupaten Muaro Jambi tersebar di 11 (sebelas) wilayah kerja puskesmas dari 18 wilayah kerja puskesmas. Kasus paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas tangkit yakni sebanyak 5 kasus. Sedangkan puskesmas yang tidak ditemukan kasus kematian neonatal adalah Puskesmas Sengeti, Puskesmas Pondok Meja, Puskesmas Muara Kumpeh, Puskesmas Tanjung, Puskesmas Puding dan Puskesmas Sungai Bahar VII. Kematian bayi (29 – 1 tahun) di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 1 kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas Penyengat Olak. Sedangkan kematian anak balita (1 – 5 tahun) sebanyak 3 kasus tersebar di wilayah kerja Puskesmas Kemingking Dalam, Puskesmas Tanjung dan Puskesmas Kebon IX. Untuk melihat penyebab kematian bayi pada tahun 2010 dapat dilihat pada Grafik 10 berikut : 74 Grafik 10. Penyebab Kasus Kematian Neonatal Di Kab. Muaro Jambi Tahun 2010 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan Grafik 10 di atas dapat dilihat penyebab kematian neonatal di Kabupaten Muaro Jambi didominasi oleh Asphiksia (15 kasus: 54%) dan BBLR (9 kasus; 32%). Sedangkan yang lainnya disebabkan oleh kelainan bawaan sebanyak 3 kasus dan hidrociphalus sebanyak 1 kasus Untuk membandingkan jumlah kasus kematian neonatal pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni dari tahun 2004 - 2010. dapat dilihat pada Grafik 11 berikut: Grafik 11. Trend Kasus Kematian Neonatal dan Lahir Mati Di Kabupaten Muaro Jamb Tahun 2004 – 2010 Berdasarkan Grafik 4 di atas dapat dilihat bahwa kasus kematian neonatal di Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 75 Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kasus kematian neonatal pada tahun 2009 yakni dari 16 kasus kematian neonatal meningkat menjadi 28 kasus. Dari 28 kasus kematian neonatal tersebut, 12 kasus (43%) diantaranya terjadi di rumah sakit. Meningkatnya kasus kematian neonatal dikarenakan oleh semakin membaiknya pencatatan dan pelacakan kasus kematian tersebut sampai ke tingkat rumah sakit. Selama ini laporan kematian neonatal yang terjadi di rumah sakit tidak tercatat dan diketahui. Meskipun demikian, kasus kematian neonatal di Kabupaten Muaro Jambi masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nasional yakni 26/1.000 Kelahiran Hidup (SDKI, 2007). Hasil penelitian menyatakan bahwa diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya. Jika dilihat dari kasus bayi lahir mati maka kasus lahir mati pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kasus lahir mati pada tahun 2009 yakni dari 16 kasus lahir mati meningkat menjadi 29 kasus lahir mati. Meningkatnya kasus lahir mati pada tahun 2010, hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan dan perilaku ibu tentang siklus perkembangan dan pertumbuhan janin sangat minim sekali sehingga pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam merawat pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dibutuhkan. 76 Untuk melihat faktor penyebab kematian bayi di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel 2.25 berikut: Tabel 2.25 Trend Penyebab Kasus Kematian Bayi di Wilayah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 No Penyebab 2006 2007 2008 2009 2010 1 BBLR 8 13 3 3 9 2 Asphiksia 22 18 10 11 15 3 Infeksi 0 0 0 0 0 4 Kelainan Bawaan 0 0 0 0 3 5 Icterus 0 0 0 0 0 6 Hipotermi 0 0 0 0 0 7 Lain Lain 5 5 9 2 1 Total 35 36 22 16 28 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel 2.25 di atas dapat dilihat bahwa trend penyebab kasus kematian neonatal di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 lebih didominasi oleh Asphiksia dan BBLR. Persentase Kurang Gizi Keberhasilan penurunan AKB tidak terlepas dari rangkaian program pangan dan perbaikan gizi, kondisi gizi balita secara umum mengalami perbaikan. Untuk melihat perkembangan status gizi buruk yang ada di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2010, berdasarkan pemantauan dan intervensi yang dilakukan selama tahun 2010 dapat diketahui bahwa 17 kasus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.26 Penanganan Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Keadaan Sampai Akhir 2010 No 1 2 3 Kecamatan Sekernan Jambi Luar Kota Marosebo Jumlah Kasus 8 Kasus 0 Kasus 1 Kasus Gizi Baik 2 - Gizi Kurang 4 - Gizi Buruk 2 1 Menin ggal - 77 Ket P*, KB* 4 5 6 7 8 9 10 11 Taman Rajo Kumpeh Ulu Kumpeh Mestong Sungai Gelam Sei Bahar Sei Bahar Utara Sei Bahar Selatan 1 0 4 1 0 2 0 0 Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus 1 - 2 2 - - 1 2 - Kabupaten 17 Kasus 3 8 3 3 *Keterangan meningggal: KB = Kelainan Bawaan P = Pindah Berdasarkan tabel 2.26 di atas dapat dilihat bahwa dari 17 kasus yang ditemukan di Kabupaten Muaro Jambi yang selanjutnya telah dilakukan intervensi terhadap kasus tersebut maka dapat diketahui keadaannya sampai akhir tahun 2010 adalah sebagai berikut: a) 3 kasus sudah gizi baik b) 7 kasus sudah gizi kurang c) 4 kasus masih gizi buruk (1 kasus karena infeksi jantung bocor, 1 kasus sudah pindah, 2 kasus masih gizi buruk) d) 3 kasus meninggal dunia (1 kasus akibat komplikasi jantung, 1 kasus kelainan hati dan jantung dan 1 kasus kelainan hati dan splenomegali). Dari hasil pelacakan dan intervensi terhadap kasus tersebut, diketahui bahwa faktor penyebab terjadinya kasus tersebut antara lain: a) Langsung : Konsumsi makanan dan penyakit infeksi b) Tidak langsung : Pola asuh orang tua, ketersediaan pangan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan Peran Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi adalah untuk dapat menggerakkan Kecamatan penyelenggaraan dengan melakukan promosi kesehatan penelitian/pengkajian, di Tingkat perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian berbagai bentuk kegiatan promosi kesehatan sesuai keadaan di wilayah Kecamatan, meliputi kegiatan advokasi, bina suasana, penggerakkan masyarakat, serta menjalin hubungan kemitraan lintas program dan sektor di daerahnya, 78 KB* KB* termasuk dengan organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat dan kalangan swasta. Umur harapan hidup Umur Harapan Hidup (UHH) adalah salah satu indikator yang mencerminkan berapa lama seorang bayi lahir diharapkan hidup. Tinggi rendahnya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup dan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu daerah. Apabila suatu daerah dapat menekan angka kesakitan dan kematian akan tercermin dari tingginya umur harapan hidup di daerah tersebut. UHH Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010 telah mencapai 69,10 tahun, angka tersebut menujukkan diatas rata-rata UHH nasional yang berkisar antara 65-66 tahun. Umur Harapan Hidup (UHH) pada dasarnya dipengaruhi oleh masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) serta Angka Kematian Bayi (AKB). Semakin tinggi jumlah kematian bayi maka makin rendah umur harapan hidup. Upaya untuk meningkatkan UHH menjadi 85 tahun (standar maksimal yang ditetapkan UNDP) merupakan hal penting yang perlu dicermati melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan program yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat seperti penurunan resiko kesakitan pada keluarga rentan penyakit degeneratif dan tidak menular serta peningkatan kesehatan pra usila yang dapat hidup produktif dan mandiri. Tabel.2.27 Angka Harapan Hidup Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian Umur Hidup Harapan Tahun Perkemb.Rata2/Thn 2006 2007 2008 2009 2010 68,7 68,8 68,9 68,9 69,10 0,40 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas terlihat Angka Harapan Hidup di Kabupaten Muaro Jambi terus mengalami peningkatan, pada tahun 2006 Angka Harapan Hidup sebesar 68,7 meningkat menjadi 69,10 pada tahun 2010. 79 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Muaro Jambi mengalami kenaikan rata-rata 0,40 per tahunnya 2.1.1. Seni Budaya dan Olahraga Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari beragam kelompok etnik yang memiliki khazanah budaya yang heterogen dan sangat kaya dengan keanekaragaman seni dan budaya serta tradisi daerah. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan aspek seni budaya dan olahraga adalah sebagai berikut : Sasaran yang hendak dicapai dari pembangunan bidang kepariwisataan ini antara lain, menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak roda ekonomi kerakyatan, terwujudnya objek dan daya tarik wisata serta seni budaya daerah dan mengembangkan kawasan wisata daerah. Potensi wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Muaro Jambi adalah Situs Candi Muaro Jambi yang terletak di Desa Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo dengan luas areal lebih kurang 17 KM2. Sebagai salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Muaro Jambi memilki nilai historis yang sangat tinggi. Situs Candi Muaro Jambi sehingga merupakan salaha satu asset daerah dan nasional. Sehubungan dengan telah ditetapkannya Kawasan Candi Muaro Jambi sebagai salah satu Kawasan Wisata Sejarah Terpadu di Indonesia oleh Bapak Presiden RI padat bulan September 2011, maka dalam upaya pengembangan kawasan Candi Muaro Jambi ini Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi terus berupaya melakukan terobosan-terobosan dalam upaya memasyarakatkan kawasan situs tersebut baik melalui sosialisasi / promosi dan peningkatan sarana prasarana penunjang Candi Muaro Jambi. Disamping Objek Pariwisata Candi Muaro Jambi, masih banyak objek pariwisata lain, salah satunya objek pariwisata budaya Komoditas Adat Terpencil (Suku Anak Dalam) di Desa Nyogan Kecamatan Mestong, Objek pariwisata Komoditas Adat Terpencil ini menyimpan berbagai keunikan tersendiri dari kebudayaannya. Potensi pariwisata budaya ini 80 diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk menikmati dan mempelajari keunikannya. Objek pariwisata lainnya yang tidak kalah menarik adalah pariwisata agro yang meliputi objek pariwisata perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan nenas dan pengolahan dodol nenas, serta hortikultura seperti duku, jeruk dan durian. Untuk lebih jelasnya mengenai objek pariwisata di kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 2.28. Potensi Objek Wisata yang ada di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 No. 1. Jenis Objek Wisata Wisata Budaya, Sejarah Candi Lokasi Kecamatan Muaro Jambi Maro Sebo Muaro Jambi Maro Sebo Muaro Jambi 2. Wisata Budaya Sejarah Museum Jambi 3. Wisata Budaya Sejarah Seni Budaya Komoditas Adat Terpencil Nyogan Mestong 4. Wisata Alam Taman Nasional Berbak Tanjung Kumpeh 5. Wisata Taman Rekreasi Alam Citra Indah (ACI) Kasang Pudak Kumpeh Ulu 6. Penangkaran Buaya Kebon IX Sungai Gelam 7. Wisata Agro Perkebunan Sawit Sungai Bahar Sungai Bahar 8. Wisata Agro Perkebunan Nenas dan Wisata Belanja Dodol/Selai Nenas Tangkit Baru Sungai Gelam 9. Wisata Agro Tanaman Hortikultura Pudak Kumpeh Ulu 10. Wisata sejarah makam kuno (selaras pinang masak, orang kayo gemuk, dan orang kayo pedataran Kumpeh Kumpeh 11. Wisata budaya seni pertunjukan bejolo Kumpeh Kumpeh 12. Wisata sejarah gedong tebakar Gedong karya Kumpeh 13. Wisata alam danau lamo Danau lamo Maro sebo Sumber :Dinas Budparpora Kab. Muaro Jambi Tahun 2010 Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk membangun Bidang Pariwisata di Kabupaten Muaro Jambi, terutama melalui kegiatan promosi guna menarik wisatawan maupun menarik minat investor untuk mengembangan kepariwisataan di Kabupaten Muaro Jambi. Disamping itu juga Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi berupaya meningkatkan sarana 81 dan prasrana penunjang bagi pengembangan objek-objek wisata daerah seperti pembangunan jalan, air bersih, listrik dan telekomunikasi, baik melalui dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN. Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi juga melakukan Promosi wisata melalui event-event Provinsi seperti Pelaksanaan Festival Candi Muaro Jambi, Pesona Budaya Jambi, dan Pemilihan Bujang dan Gadis Muaro Jambi. Melalui pelaksanaan Festival Candi Muaro Jambi dan pengembangan kawasan Candi Muaro Jambi diharapkan adanya peningkatan kunjungan wisata ke Kabupaten Muaro Jambi. Berikut perkembangan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel. 2.29 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Muaro Jambi dari Tahun 2006 – 2010 N0 1 Uraian Kunjungan Wisatawan Ke Muaro Jambi 2006 (org) 8.500 2007 (org) 15.500 2008 (org) 2009 (org) 2010 (org) 16.000 13.500 14.317 Sumber : Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dalam pengembangan wisata, menunjukan terjadi peningkatan wisatawan manca negara maupn Domesitik, dimana Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebanyak 8.500 orang, pada tahun 2009 13.500 orang, meningkat menjadi 14.317 orang pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 6,05 persen dari tahun sebelumnya. Di bidang Keagamaan, mayoritas penduduk Muaro Jambi sebesar 99,20 persen beragama Islam, kemudian Protestan sebesar 0,38 persen, Katolik 0,18, Hindu 0,13 dan Budha sebesar 0,10 persen. Perkembangan pemeluk agama di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.2.30 Jumlah Penduduk dan Agama yang Dianut di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 82 Kecamatan Mestong Sungai Bahar Kumpeh Ulu Sungai Gelam Kumpeh Maro Sebo Jambi Luar Kota Sekernan Jumlah Islam Protestan Katolik Hindu Budha 34.058 131 63 45 35 49.333 190 92 66 51 35.708 137 66 48 37 46.754 180 87 62 48 23.776 91 44 32 24 29.960 115 56 40 31 52.461 202 98 70 54 36.140 139 67 48 37 308.191 1.185 573 411 316 Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumber : Muaro Jambi Dalam Angka Tahun 2010 Sedangkan jumlah rumah peribadatan untuk Masjid sebanyak 331 buah, Mushola 335, Langgar 146 dan Gereja 6 buah. Dalam pengembangan seni budaya, Pemuda dan olah raga, diarahkan untuk Pengembangan dan pelestarian seni budaya lokal, peran kepemudaan dalam pembangunan dan pembinaan dan pengembangan pemasyarakatan olah raga dan peningkata olah raga prestasi. Tabel 2.31 Perkembangan Karang Taruna, Grup Kesenian dan Olahraga Tahun 2010 NO 1. 2. 3. 4. Jenis Kesenian Jumlah grup kesenian Jumlah gedung kesenian Jumlah Klub olahraga Jumlah gedung olahraga Tahun 2009 128 107 - 2010 132 112 - Sumber : Dinas Kebudayaan, pariwisata, Pemuda dan Olah raga Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Cabang olahraga yang diminati oleh masyarakat Jambi mayoritas Masyarakat Muaro Jambi adalah cabang olahraga Voli, Badminton dan Sepakbola, hal ini terlihat dari jumlah sarana olahraga yang tersebar di semua Kecamatan, yaitu berjumlah 107 pada tahun 2009 meningkat menjadi 112 sarana olahraga pada tahun 2010. 83 2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1. Pelayanan dasar Indikator dan capaian pembangunan aspek pelayanan umum yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi yang merupakan cerminan dari pemenuhan pelayanan dasar dapat digambarkan dari : A. Pendidikan Perkembangan angka partisipasi sekolah di Kabupaten Muaro Jambi terlihat bahwa angka partisipasi sekolah yang cukup tinggi untuk tingkat Sekolah Dasar yang mencapai lebih dari 97,30 persen. Angka ini sedikit menurun untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas. Perkembangan APS terjadi tidak begitu nyata terutama untuk Sekolah Dasar dan SLTP bahkan untuk tingkat SLTP cenderung terjadi penurunan, sementara untuk tingkat SLTA terjadi peningkatan di tahun 2009. Mengenai Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.2.32. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 Uraian Tahun Perkemb. Rata2/Thn APS SD APS SMP APS SMA/SMK 2006 2007 2008 2009 2010 96,31 94,67 93,44 96,81 95,56 93,92 Rata-rata 97,28 95,92 94,15 97,79 96,16 95,06 98,34 97,76 95,78 97,30 96,01 93,92 95,74 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Tahun 2010 Jumlah rasio murid terhadap Guru cukup yaitu pada tahun 2010 untuk Sekolah Dasar baik negeri (15,96) maupun swasta (16,89) masih relatif sama. Sementara untuk tingkat SLTP Neger rasio murid terhadap guru pada tahun 2010 ini sebesar 14,25 dan SMP swasta 15,72 dan untuik tingkat SMA rasio murid terhadap guru pada tahun 2010 sebesar 84 11,38 dan SMA Swasta 7,77. Untuk SMA negeri rasio murid terhadap guru masih relatif lebih tinggi dibandingkan SMA swasta, sedangkan untuk SMK rasio SMK negeri 9,83 lebih tinggi bila dibandingkan dengan rasio murid terhadap guru SMK Swasta yang sebesar 5,10. Hal ini menjadi indikasi bahwa minat belajar siswa cukup baik tetapi jumlah Guru masih terbatas. Untuk sebaran fasilitas pendidikan usia dini di masing-masing Kecamatan terlihat bahwa Kecamatan memilik fasilitas pendidikan usia dini yang lebih baik sementara Kecamatan dengan jumlah fasilitas pendidikan usia dini yang terbatas adalah Kecamatan Kumpeh dan Sungai Bahar. Rasio murid terhadap Guru untuk pendidikan usia dini Kabupaten Muaro Jambi cukup tinggi yaitu sebesar 25,50. Capaian kemajuan pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2062010 telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat kelulusan SD, SMP hingga SMA/SMK dengan pencapaian diatas 92%. Disamping pengaruh pendidikan juga terlihat dengan semakin berkembangnya minat belajar anak usia sekolah di berbagai jenis bidang studi dan jenjang pendidikan. Selain itu, pelaksanaan program pendidikan juga telah menunjukkan perkembangan yang meningkat dengan adanya penyediaan pelayanan pendidikan yang semakin luas dan menjangkau daerah terpencil, daerah dengan penduduk yang relatif sedikit dan daerah yang rentang kendalinya lebar dengan dibangunnya sekolah di daerah tersebut. Pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak sama yang disesuaikan kebutuhan. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan tingkat SD, tingkat SLTP, serta tingkat SLTA dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel .2.33 Perkembangan Jumlah Sekolah Tahun 2006-2010 No Jenjang Pendidikan Jumlah Tahun 2006 Jumlah Tahun 2007 Jumlah Tahun 2008 2 3 4 5 6 7 86 96 90 120 126 231 258 257 261 261 1 Jumlah Tahun 2009 Jumlah Tahun 2010 1. TK/RA 2. SD/MIN/MIS 3. SMP/MTsN/MTsS 85 91 93 105 107 4. SMA/MAN/MAS/SMK 31 38 40 40 40 Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah TK mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 jumlah TK/RA sebanyak 86 meningkat menjadi 126 TK/RA pada tahun 2010. Begitu juga untuk SD/MI dari 231 SD/MI pada tahun 2006 terjadi peningkatan 85 setiap tahunnya. Untuk tingkat SMP/MTs tahun 2006 sebanyak 85 SMP/MTs menjadi 107 SMP/MTs pada tahun 2010. Untuk pendidikan menengah SMA/MA/SMK mengalami peningkatan dari 31 Sekolah pada tahun 2006 menjadi 40 SMA/MA/SMK pada tahun 2010. a. Perkembangan Siswa Perkembangan Siswa mulai dari jenjang pendidikan TK/RA sampai dengan SMA/MA/SMK tahun 2006-2010 mengalami perkembangan yang cukup signifikan, sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel.2.34 Perkembangan Siswa dari tahun 2006-2010 No Jenjang Pendidikan 1 2 Jumlah Tahun 2006 Jumlah Tahun 2007 Jumlah Tahun 2008 Jumlah Tahun 2009 3 4 6 7 2.279 2.633 2.459 3.146 3.195 SD/MI/MIS 41.608 42.835 43.917 43.195 43.764 3 SMP/MTsN/MTsS 12.636 13.205 16.576 14.376 14.945 4 SMA/MAN/MAS/SMKN/SMKS 5.956 6.807 7.528 8.000 8.192 1 TK/RA 2 5 Jumlah Tahun 2010 Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa untuk jenjang pendidikan TK/RA meningkat, dari 2.279 siswa pada tahun 2006 menjadi 3.195 siswa pada tahun 2010. Untuk jenjang pendidikan SD/MI jumlah siswa dari 41.608 tahun 2006 meningkat menjadi 43.764 siswa pada tahun 2010. Jenjang pendidikan SMP/MTs jumlah siswa meningkat dari 12.636 siswa pada tahun 2006 menjadi 14.945 siswa pada tahun 2010. b. Perkembangan Ratio Siswa-Ruang Belajar Mengenai perkembangan rombongan Ratio Siswa dengan Ruang Belajar dapat dilihat pada tabel 2.35. dibawah ini : Tabel.2.35. Perkembangan Ratio Siswa – Ruang Belajar dari tahun 2006-2010 No Jenjang Pendidikan Jumlah Tahun 2006 Jumlah Tahun 2007 Jumlah Tahun 2008 Jumlah Tahun 2009 Jumlah Tahun 2010 86 1 1 2 3 4 5 6 7 2.279 2.633 2.459 3.146 3.195 115 132 116 149 151 c. Ratio 19,82 19,95 21,20 21,11 21,16 SD/MI a. Jmlh Siswa 41.608 42.835 43.917 43.917 43.764 b. Jmlh Ruang Belajar 1.262 1.262 1.416 1.438 1.454 c. Ratio 32,97 31,36 31,01 30,04 30,10 SMP/MTs a. Jmlh Siswa 12.636 12.636 16.576 14.376 14.945 440 455 538 552 573 28,72 29.02 30,81 26,04 26,08 TK/RA a. Jmlh Siswa b. Jmlh Ruang Belajar 2 3 b. Jumlh Ruang Belajar c. Ratio 4 SMA/MA/SMK a. Jmlh Siswa b. Jmlh Ruang Belajar c. Ratio 5.956 6.807 7.528 8.000 8.192 174 205 217 262 279 34,23 33,20 34,69 30,53 29,26 Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum ruang kelas mulai jenjang pendidikan TK/RA sampai jenjang pendidikan SMA/SMK/MA telah mencukupi, namun secara parsial masih ditemui pada pusat-pusat pemukiman tertentu yang masih kekurangan ruang belajar maupun kekurangan siswa pada tiap jenjang pendidikan. d. Perkembangan Jumlah Guru Mengenai perkembangan jumlah Guru di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 setiap tahunnya mengalami peningkatan baik untuk jenjang pendidikan TK/RA sampai dengan SMA/MA/SMK sebagaimana tergambar pada tabel berikut : Tabel.2.36 Perkembangan Jumlah Guru Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No. Jumlah Guru Tahun 87 2006 2007 2008 2009 2010 I. Guru TK/RA 86 265 319 481 486 II. Guru SD/MI 1.675 1.531 1.952 1.988 2.236 III. Guru SMP/MTs 519 567 885 849 1.071 IV. Guru SMA/SMK/MA 216 237 314 414 395 2.496 2.600 3.470 3.732 4.188 Jumlah Guru Sumber. Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dijelaskan perkembangan jumlah guru di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebanyak 2.496 orang meningkat menjadi 4.188 orang guru pada tahun 2010 yang terdiri dari Guru TK/RA sebanyak 486 orang, Guru SD/MI 2.236 orang, Guru SMP/MTs 1.071 orang dan Guru SMA/MA/SMK sebanyak 395 orang. Pelaksanaan pembangunan pada bidang pendidikan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung telah mampu berimplikasi positif pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Muaro Jambi. Dari pemberian bekal kemampuan dan kecakapan serta pengetahuan teknologi yang didapatkan sumber daya anak didik di Kabupaten Muaro Jambi, akan mempengaruhi daya pikir dan wawasan dan mampu menghadapi persaingan dalam mencapai suatu keunggulan kompetitif maupun komparatif, baik dalam ilmu pengetahuan maupun wawasan intelektualitas. Oleh karena itu, dalam penyiapan generasi muda mendatang, peran pendidikan sangat menentukan, terutama dalam mendidik, membina dan mengarahkan generasi muda selaku cikal bakal penerus bangsa penerus pembangunan. Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat diukur dengan angka partisipasi, kelayakan bangunan dan angka kelulusan. Angka Partisipasi terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). B. Kesehatan Dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, penanganan yang telah dilakukan oleh oleh Pemerintah 88 Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada : 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaro Jambi dengan klasifikasi Type C, Rumah sakit Type D Kecamatan Sungai Bahar dan 5 Puskesmas perawatan lainnya pada 5 Kecamatan yaitu Puskesmas Sungai Bahar, Tanjung, Sungai Duren, Tangkit dan Tempino. Sedangkan 13 Puskesmas lainnya termasuk non perawatan yang tersebar di 8 kecamatan. Untuk mendukung pelayanan kesehatan di desa, telah dilakukan oleh Puskesmas Pembantu yang berjumlah 83 Pustu dan 361 Posyandu serta 67 Rumah Bidan Desa atau Polindes. Sedangkan jumlah Bidan Desa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 332 Bidan Desa. Dari penyediaan prasarana dan sarana pendukung tersebut, berdasarkan rasio pelayanannya dapat digambarkan bahwa Ratio antar Puskesmas rawat inap terhadap penduduk 1 : 4 orang tenaga spesialis. Rasio ini pada dasarnya sudah hampir mencukupi, akan tetapi bila melihat distribusi penduduk yang tersebar tidak merata, maka mengakibatkan jangkauan ke lokasi-lokasi pelayanan kesehatan menjadi semakin jauh. Sebagai akibatnya, penyediaan prasarana dan sarana kesehatan masih dirasakan kurang memadai terutama penempatan tenaga medis yang sangat diperlukan masyarakat dengan kategori Perawat dan Bidan. Disamping itu, rentang kendali pada daerah pedesaan juga berimplikasi pada penyediaan peralatan medis yang masih jauh dari cukup. Sebagai dampaknya, pelayanan kesehatan yang diberikan tidak dapat dilakukan secara optimal. Tabel. 2.37 Sarana dan Prasarana Pendukung Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No. Uraian 1 2 3 Rumah Sakit Puskesmas Pustu 2006 1 18 83 2007 2 18 83 Jumlah 2008 2 18 83 4 5 6 Kendaraan Pusling Rumah Bides Posyandu 18 41 159 18 41 344 18 63 344 Ket. 2009 2 18 83 2010 2 18 83 18 63 355 18 67 361 RS Tipe D Petaling Saat Ini Masih dalam Pembangunan Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 89 Dari tabel diatas sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan dapat dijelaskan bahwa jumlah Rumah Sakit sampai dengan Tahun 2010 sebanyak 2 Rumah Sakit yaitu RSUD Type C Ahmad Ripin dan Rumah Sakit Type D Sungai Bahar, Sedangkan Rumah Sakit Type D Petaling saat ini masih dalam persiapan operasional dan melengkapi kebutuhan alat-alat kesehatan. Kemudian Jumlah Puskesmas sampai tahun 2010 sebanyak 18 Puskesmas, Puskesmas Pembantu 83 Unit Kendaraan Pusling 118 Unit, Rumah Bides 67 unit meningkat sebanyak 26 unit dari tahun 2006 yang sebanyak 41 Rumah Bides dan Posyandu dari 159 unit tahun 2006 menjadi 361 Posyandu pada tahun 2010. Tabel 2.38 Penyebaran Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010 No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Puskesmas Jenis Jml Tenaga Medis dan Paramedis 2 PIR Bajubang Simp. Sei Duren Pondok Meja Penyengat Olak Tempino Sei. Bahar I Sei Bahar VII Markanding Kebon IX Jambi Kecil Kemingk. Dalam Muara Kumpeh Tangkit Tanjung Puding Sengeti Sei.BaharIV Sekernan ilir Jml Pustu 3 Non Perawatan 51 Perawatan 30 Non Perawatan 49 Non Perawatan 59 Perawatan 28 Perawatan 42 Perawatan 25 Non Perawatan 54 Non Perawatan 54 Non Perawatan 78 Non Perawatan 31 Non Perawatan 25 Perawatan 26 Perawatan 27 Non Perawatan 15 Perawatan 30 Non perawatan 64 Non perawatan 46 Jumlah 734 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 3 3 2 4 5 3 6 6 4 7 3 10 3 6 5 5 3 4 83 Pos yandu Jumlah Rumah Bides 13 28 16 29 28 16 15 23 20 21 14 33 23 16 12 22 15 11 361 0 4 2 1 4 2 2 0 2 5 4 8 6 3 3 5 0 1 67 Dalam mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, telah didistribusikan tenaga medis dan paramedis ke berbagai wilayah. Dari distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sampai di pelosok perdesaan, juga diiringi dengan penyediaan sumberdaya aparatur pelayan kesehatan. 90 No. 1 2 3 4 5 6 Tabel. 2.39. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 Uraian Jumlah 2006 2007 2008 Dokter Umum 57 58 63 Dokter Spesialis 2 3 3 Dokter Gigi 16 15 18 Perawat 212 153 158 Bidan Desa 189 189 332 Apoteker 6 7 7 Jumlah 482 425 581 2009 63 3 18 169 332 7 592 2010 69 4 12 206 332 12 635 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari Tabel 2.39 diatas dapat digambarkan, jumlah tenaga medis dan paramedis selama tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2006 jumlah tenaga medis dan paramedis dari 482 orang pada tahun 2006 menjadi 635 orang pada tahun 2010. Dari Jumlah tersebut, jumlah dokter umum 57 orang pada tahun 2006 meningkat menjadi 69 orang, Dokter Spesialis dari 2 orang pada tahun 2006 menjadi 4 orang pada tahun 2010, dokter gigi dari 16 orang pada tahun 2006 menjadi 12 orang pada tahun 2010. Kemudian tenaga paramedis yang terdiri dari perawat dari 212 pada tahun 2006 menjadi 206 pada tahun 2010, Bidan Desa dari 189 pada tahun 2006 menjadi 332 orang bidan desa pada tahun 2010 dan apoteker dari 6 orang pada tahun 2006 menjadi 12 orang pada tahun 2010. Dari jumlah aparatur pelayanan kesehatan, pada dasarnya terbagi dalam dua katogori yaitu : pertama, aparatur pelayanan kesehatan; kedua, menyangkut aparatur administrasi kesehatan. Dari dua kategori ini masing-masing mempunyai fungsi yaitu aparatur yang betul-betul melayani masyarakat, khususnya yang tersebar pada unit-unit pelaksana teknis kesehatan yang tersebar dan ditempatkan di berbagai wilayah seperti Puskesmas dan Pustu. Sedangkan administrasi melayani dan memfasilitasi keberhasilan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pelayanan di lapangan. Oleh karena itu, yang termasuk dalam kategori ini, biasanya tidak mempunyai kualifikasi teknis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Namun demikian, kepada mereka yang mempunyai 91 pengalaman teknis, merupakan tuntutan kedinasan untuk menduduki jabatan struktural sesuai dengan keahliannya dalam rangka mendukung manajemen pelayanan kesehatan dengan tetap mengutamakan pelayanan kesehatan itu sendiri pada masyarakat. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dilaksanakan distribusi tenaga kesehatan berdasarkan kebutuhan wilayah layanan. Berikut dapat dilihat gambaran mengenai banyak tenaga kesehatan berdasarkan wilayah Kecamatan dalam Kebupaten Muaro Jambi, yang diharapkan dengan jumlah tenaga kesehatan yang semakin bertambah pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat di setiap wilayah Kecamatan. Tabel 2.40 Distribusi tenaga kesehatan per wilayah kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Dokter Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 Mestong 6 13 Sungai Bahar 9 16 Kumpeh Ulu 3 5 Kumpeh 3 10 Maro Sebo 7 12 Jambi Luar Kota 9 27 Sekernan 9 24 Sungai Gelam 7 17 Jumlah Tahun 2010 85 206 Jumlah Tahun 2009 84 169 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Tenaga merupakan kesehatan pemberi di pelayanan Puskesmas, kesehatan Bidan Jumlah 28 22 29 47 29 56 32 99 332 332 47 47 37 60 48 92 65 73 635 592 Pustu strata dan I Polindes masyarakat. Penanganan ini memfokuskan pada upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan medis strata II sesuai kompetensi medis yang ditetapkan dimana RSUD merupakan tempat rujukan medis strata I. Untuk mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dari segi mutu dan perluasan jangkauan diupayakan dengan membangun dan atau meningkatkan puskesmas menjadi puskesmas perawatan dengan fasilitas rawat inap. Sebagaimana telah menjadi pedoman dasar dalam pelayanan kesehatan, sesuai dengan SK Menkes RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004 ditetapkan kebijakan dasar puskesmas dengan 6 ( enam ) Kewenangan 92 Wajib yaitu : Upaya Promosi Kesehatan; Upaya Kesehatan Ibu; Anak dan Keluarga Berencana; Upaya Perbaikan Gizi; Upaya Kesehatan Lingkungan; Upaya Pemberantasan penyakit menular dan Upaya pengobatan. Untuk melakukan penilaian, pengukuran mutu dan keberhasilan pelayanan kesehatan disesuaikan dengan indikator ”out put” yang telah ditetapkan pada ISO 2010 dan SPM Kesehatan. 2.3.2. Pelayanan Penunjang Dalam mendukung aspek pelayanan umum, merupakan suatu kewajiban pemerintah untuk melaksanakannya. Salah satu upaya pemenuhan pelayanan penunjang, antara lain meningkatkan Kondisi ketentraman dan ketertiban, khususnya baik pelanggaran keperdataan dan kepidanaan yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi cenderung masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Dalam konteks demokrasi lokal, dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta perkembangan media massa lokal (cetak dan elektronik) yang cenderung meningkat, telah memperkokoh Iklim keterbukaan dan demokratisasi sehingga mampu mendorong partisipasi politik masyarakat. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2009 yang mencapai 74,8 %. Penggunaan hak-hak politik rakyat juga terlihat partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam kelembagaan politik dan kemasyarakatan, seperti Organisasi kemasyarakatan (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Partai kemasyarakatan politik. Perkembangan jumlah organisasi dan organisasi kepemudaan (Ormas/OKP) di Kabupaten Muaro Jambi hingga tahun 2010 tercatat 132 ormas, sedangkan perkembangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berjumlah 41. Dari pemilihan umum legislatif telah menghasilkan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 35 orang yang terdiri dari 30 orang laki-laki dan 5 perempuan. Partai Demokrat memiliki wakil terbanyak yaitu sebanyak 6 orang atau 93 17,14 %, disusul dari patai PAN dan Golkar masing-masing sebanyak 5 orang atau 14,29%. Kendati demokratisasi terus berkembang, namun belum mampu menunjukkan demokrasi yang berkualitas, hal ini terkait komplesitas sosial budaya dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum mempu dalam menunjang nilai-nilai sistem demokrasi yang berkualitas. Sejumlah permasalahan yang masih sangat dirasakan diantaranya adalah belum optimalnya fungsi kelembagaan politik; dalam hubungan pemerintah daerah dan masyarakat, peran masyarakat masih lemah dalam menentukan sejumlah kebijakan strategis pembangunan sehingga masih ditemui berbagai disparitas dan ketimpangan diberbagai bidang pembangunan daerah. 2.4. ASPEK DAYA SAING 2.4.1. Kemampuan Ekonomi daerah Dalam upaya ekonomi makro Kabupaten Muaro Jambi adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan daerah dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini juga dapat dicerminkan sebagai berikut : A. KOPERASI, UKM, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN KOPERASI Pembangunan bidang koperasi dan UKM di kabupaten Muaro Jambi dimasa datang diharapkan tumbuh dari prakarsa masyarakat secara mandiri dalam tatanan sistem ekonomi kerakyatan. Peran Pemerintah akan difokuskan pada tugas regulasi dan fasilitasi untuk menciptakan struktur pasar dan persaingan yang sehat sebagai lapangan usaha bagi koperasi dan UKM, serta mengkoreksi kesempurnaan mekanisme pasar dengan menumbuhkan iklim usaha yang kondusif dan memberi dukungan perkuatan bagi koperasi dan UKM. Perkembangan koperasi di Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006 sampai dengan 2010 Jumlah Koperasi di Kabupaten Muaro Jambi terus mengalami 94 peningkatan dari 226 Koperasi pada tahun 2006 menjadi 313 Koperasi pada tahun 2010 dengan perincian sebagai berikut : Tabel. 2.41 Data Koperasi Per-Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 NO Kecamatan Jml koperasi Jumlah Anggota Modal Sendiri (Rp. 000) Modal Luar (Rp. 000) Volume Usaha SHU 1. Sekernan 59 2.843 1.388.580 9.092.904 (Rp. 000) 3.376.450 301.323 2. Maro Sebo 23 1.795 40.068 1.188.306 225.751 20.875 3. Jambi Luar Kota 39 1.732 636.742 246.495 1.764.542 475.956 4. Kumpeh Ulu 26 551 242.855 275.205 813.529 25.363 5. Kumpeh 32 2.712 580.456 296.032 426.881 30.728 6. Mestong 19 2.167 120.074 531.625 777.748 65.874 7. Sungai Bahar 51 13.960 3.204.079 2.993.810 22.344.803 1.233.284 8. Sungai Gelam 52 1.723 3.907.817 1.721.375 801.240 116.642 Jumlah 313 35.999 12.873.600 15.752.538 36.526.864 3.303.257 Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Tabel. 2.42 Data Jumlah Koperasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2010 NO Tahun Jml koperasi Jumlah Anggota Modal Sendiri (Rp. 000) Modal Luar (Rp. 000) Volume Usaha SHU 1. 2006 226 24.629 5.979.635 47.395.632 (Rp. 000) 54.542.830 1.985.665 2. 2007 259 25.925 4.711.509 15.013.904 23.813.058 1.518.729 3. 2008 284 26.696 8.439.340 15.013.904 23.813.058 1.521.526 4. 2009 301 27.483 10.120.671 16.345.752 30.530.944 2.270.045 5. 2010 313 35.999 12.873.600 15.752.538 36.526.864 3.303.257 Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel 2.41. dan tabel. 2.42 diatas dapat dilihat perkembangan jumlah koperasi di Kabupaten Muaro Jambi mengalami peningkatan dari 226 Koperasi pada tahun 2006 menjadi 313 koperasi pada tahun 2010 atau meningkat rata-rata 14,60% setiap tahunnya. Begitu juga dengan jumlah anggota dari 24.629 Anggota pada tahun 2006 menjadi 35.999 anggota pada tahun 2010. 95 Tabel 2.43 Data Jumlah Koperasi Aktif dan tidak Aktif Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 -2010 Jumlah Koperasi NO Tahun Jumlah koperasi Tidak Aktif Aktif 1. 2006 178 48 2. 2007 210 48 3. 2008 236 48 4. 2009 253 48 5. 2010 239 54 Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel 2.43 diatas dapat dilihat bahwa dari 313 jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2010, Koperasi yang aktif sebanyak 239 koperasi, sedangkan koperasi yang tidak aktif sebanyak 54 koperasi. Untuk lebih meningkatkan kinerja koperasi ini, diperlukan pembinaan dan dukungan permodalan yang memadai. Dalam upaya menggerakkan sektor UKM dalam daerah pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mulai Tahun 2007 dilaksanakan pembinaan Usaha kecil menengah (UKM) melalui program bantuan dana bergulir yang dilaksanakan khusus untuk industri genteng/batu bata sebesar Rp. 1.400.000.000,- yang digulirkan pada 27 koperasi dan UKM. Tahun 2008 digulirkan kembali sebesar 454.000.000,- kepada koperasi dan UMK dan tahun 2009 koperasi/UMK. digulirkan kembali sebesar 323.000.000,- untuk 5 Pada tahun 2010 dana bergulir belum dilaksanakan disebabkan realisasi pengembalian dana baru mencapai Rp. 181. 362.000.- . Pelaksanaan dana bergulir berikut dilaksanakan apabila telah dilaksanakan proses yang selektif terhadap koperasi dan UMK pemohon. Berdasarkan jenis koperasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, sampai dengan tahun 2010 terdapat 11 Koperasi Primer dan 1 Koperasi sekunder sebagaimana terlihat pada tabel berikut : 96 Tabel. 2.44. Jenis Koperasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Jumlah Modal Sendiri Modal Luar Jenis Koperasi Jml Anggota (Rp. 000) (Rp. 000) koperasi NO Volume Usaha SHU 1. KUD 53 4.524 3.225.950 6.369.987 (Rp. 000) 9.955.995 430.355 2. Kop.Perkebunan 100 6.965 1.624.525 2.250.855 4.875.580 255.510 3. Koppontren 8 1.118 654.872 724.510 1.989.550 72.555 4. Kopkar 21 4.789 1.000.800 1.885.525 2.886.324 225.645 5. Kop.Kepolisian 1 98 38.620 50.257 109.580 9.909 6. Kop.Serba Usaha 9 5.998 257.472 335.050 730.537 66.065 7. Kop.Pasar 1 98 38.620 50.257 109.580 9.909 8. Kop.Simpan Pinjam 5 329 128.736 167.525 375.268 33.032 9. Kop.Peg.Negeri 12 989 386.208 502.576 1.095.805 99.097 10. Kop. Wanita 19 1.979 772.416 1.005.152 2.191.611 198.195 11. Kop.Lainnya 82 8.579 3.347.136 4.355.659 9.496.984 858.846 Jumlah 312 33.219 8.262.671 13.780.858 25.108.050 1.894.195 1 2.780 1.858.000 2.564.894 5.422.894 375.850 313 35.999 13.333.355 20.262.247 39.239.708 2.634.968 12 Kop. Sekunder Jumlah Sumber. Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 INDUSTRI Pembangunan Industri dan perdagangan Kabupaten Muaro Jambi diarahkan pada pengembangan sistem ekonomi kerakyatan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Untuk pengembangan ekonomi kerakyatan dilaksanakan strategi antara lain pemulihan ekonomi melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkualitas, memberdayakan industri agar lebih efisien, efektif, produktif dan berdaya saing dalam menciptakan peluang usaha yang seluas-luasnya serta memberikan dukungan permodalan, pemasaran, bahan baku dan manajemen pengelolaan. Sedangkan strategi menciptakan iklim usaha yang kondusif antara lain: penyederhanaan perizinan dan layanan publik, peningkatan akses 97 berbagai bidang usaha, penyusunan Peraturan Daerah, penumbuhan kemitraan usaha dan ekonomi daerah. NO Tabel . 2.45. Jenis Industri Kecil Menengah (IKM) Tahun 2006 - 2010 Jenis IKM Jumlah IKM 2006 2007 2008 2009 2010 1. Moulding 53 12 4 4 4 2. Industri makanan 102 129 178 386 386 3 Industri Meubelair 42 51 79 161 161 4. Industri Kayu Gergajian 78 10 2 1 1 5. Industri Batu bata/Genteng 86 103 298 632 800 6. Menjahit/Bordir 16 54 69 103 103 7. Industri Tahu 4 8 8 16 16 8. Industri Susu Kedelai - 2 2 2 2 9. Pandai Besi 11 17 21 49 49 10. Anyaman resam 4 9 11 20 1 11. Anyaman Pandan 12 16 23 41 41 12. Pengolahan Pinang 3 6 4 3 1 13. Air minum dalam kemasan - 2 2 2 90 411 419 701 1.420 1.655 Jumlah Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel di atas terlihat pertumbuhan industri kecil dan usaha kecil menengah yang significant yaitu pada jenis usaha kecil air minum dalam kemasan. Ini menggambarkan ketersediaan air bersih diwilayah Muaro Jambi masih perlu ditingkatkan disamping faktor ekonomis yang ditawarkan oleh usaha air minum. Secara umum Kendala tumbuhnya industri kecil berbasis makanan disamping faktor modal adalah faktor daya tarik kemasan yang membuat kalah bersaing dengan produk serupa untuk menembus pasar lokal khususnya di kota Jambi. Untuk itu peningkatan daya saing ini perlu mendapat perhatian agar kedepan industry kecil dapat berperan dalam mendukung ekonomi masyarakat. 98 Penciptaan iklim kondusif dan infrastruktur sudah merupakan kewajiban pemerintah daerah dalam menciptakan stimulus bagi pengembangan industri disamping factor pemangkasan birokrasi dan pungutan liar. Hal lain yang berpengaruh adalah kepastian usaha disamping dukungan stabilitas keamanan dan ketertiban. Saat ini industri yang berdiri lebih banyak didasarkan oleh factor bahan baku. Industri CPO merupakan jumlah terbesar yang berada di Kabupaten Muaro Jambi. Sedangka indstri lain belum mengalami pertumbuhan yang berarti. Berikut gambaran perkembangan industri besar Tahun 2006-2010 di Kabupaten Muaro Jambi : NO Tabel . 2.46 Jenis Industri Besar Tahun 2006 - 2010 Jenis Industri Besar Jumlah Industri Besar 2006 2007 2008 2009 2010 1. Industri CPO 2 8 8 9 10 2. Karnel 1 1 1 1 1 3 Industri Minyak Goreng 2 2 3 3 3 4. Industri Baja/Besi 1 1 1 1 1 5. Galangan Kapal - - - - - 6. Industri Lem 1 1 1 1 1 7. Plywood 3 3 2 2 2 8. Industri Galangan Kapal 5 5 6 7 - 9. Industri Saw mil 12 8 2 2 - 10. Building Station - 1 1 1 - 27 30 25 27 17 Jumlah Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel 2.46. diatas dapat dilihat bahwa jenis industri besar yang ada di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 10 jenis industri besar yang bergerak pada berbagai industri CPO, pengolahan kayu, galangan kapal, industri besi/baja serta industri minyak goreng dan lem, dengan junlah industri pada tahun 2010 sebanyak 17 industri besar. Selanjutnya mengenai perkembangan jenis-jenis industri yang ada di Kabupaten Muaro Jambi dan jumlah tenaga kerja yang terserap dari tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut : 99 No Tabel 2.47 Jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja Tahun 2010 Jenis Industri Jumlah Perusahaan Tenaga Kerja 1 Industri minyak kelapa 2 1 15 Industri makanan dan minuman 300 698 3 Barang kayu dan hasil hutan 612 3.672 4 Industri tekstil 36 84 5 penggergaian dan pengolahan kayu 56 662 6 Industri kayu lapis 36 484 7 Industri bahan dan perabot dari kayu 520 2.526 1.561 8.141 Jumlah Sumb: BPS Kabupaten Muaro Jambi Dari tabel 2.47 diatas dapat dilihat bahwa dari 1.561 jumlah perusahaan dari berbagai jenis industri yang ada di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2010, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 8.141 orang. Ini menunjukkan bahwa perkembangan industri di Kabupaten Muaro Jambi berkembang cukup pesat. PERDAGANGAN Dalam upaya meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, setiap tahunnya dilakukan pengembangan Pasar Desa, baik melalui kegiatan rehabilitasi pasar desa maupun pembangunan kios/los baru guna menampung para pedagang. Disamping itu dilaksanakan promosi produksi usaha kecil baik yang berasal dari industri kecil dan menengah maupun rumah tangga serta hasil produksi pertanian, perikanan dan peternakan. Pada Tahun 2009 melalui dana DAK sebesar Rp. 768.160.546,00 telah dibangun pasar Desa sebanyak 1 unit dengan lokasi pasar Desa di Desa Berkah Unit X Kecamatan Sungai Bahar. 100 Sampai dengan Tahun 2010 di Kabupaten Muaro Jambi telah terdapat pasar perdesaan yang tersebar di 8 Kecamatan sebanyak 40 Pasar Desa yang meliputi : 1. Kecamatan Sekernan terdapat 3 unit pasar Desa, terdapat di Kelurahan Sengeti, Desa Sekernan dan Desa Suko Awin Jaya dengan jumlah Kios sebanyak 4 unit dan Los pasar 9 unit. 2. Kecamatan Maro Sebo terdapat 2 unit pasar Desa, terdapat di Desa Jambi Kecil dan Desa Tanjung Lanjut dengan jumlah Kios sebanyak 4 unit, Los pasar 9 Unit. 3. Kecamatan Jambi Luar Kota terdapat 8 unit pasar Desa, terdapat di Desa Muhajirin dan Desa Kedemangan dengan jumlah Los pasar 10 unit 4. Kecamatan Mestong terdapat 7 unit pasar Desa, terdapat di Desa Pelempang, Desa Sebapo, Desa Baru, Desa Nyogan, Desa Sungai Landai/Tempino, Desa Tanjung Pauh Km 32, dan Desa Pondok Meja dengan jumlah Kios sebanyak 4 unit, Los pasar 16 unit 5. Kecamatan Kumpeh terdapat 3 unit pasar Desa, terdapat di Kelurahan Tanjung, Desa Pematang Raman dan Desa Pulau Mentaro dengan jumlah Kios sebanyak 9 .unit dan Los pasar 31 unit. 6. Kecamatan Sungai Gelam terdapat 4 .unit pasar Desa, terdapat di Desa Sungai Gelam, Desa Petaling Jaya, Desa Talang Belido, Desa Sumber Agung dengan jumlah Kios sebanyak 16 unit, Los pasar 7 unit. 7. Kecamatan Sungai Bahar terdapat 13 unit pasar Desa, terdapat di Desa Suka Makmur (unit I), Panca Mulya (Unit III), Desa Marga (Unit IV), Rantau Harapan (Unit V), Talang Bukit (Unit VI), Desa Tanjungsari (unit XXII), Markanding, Bukit Subur (unit Vii), Desa Tanjung Harapan (unit IX), Bahar Mulya (unit XIV) dan Desa Berkah (unit X) dengan jumlah Kios sebanyak 265 unit, Los pasar 22 unit. Tabel 2.48 Jumlah Pasar Desa, Kios dan Los Dalam Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010 No. Kecamatan 1 Sekernan Jumlah Pasar Desa 3 Jumlah Kios 4 Jumlah Los 9 101 2 Maro Sebo 2 4 9 3 Jambi Luar Kota 8 - 10 4 Mestong 7 4 16 5 Kumpeh Ulu - - - 6 Kumpeh 3 9 31 7 Sungai Bahar 13 265 22 8 Sungai Gelam 4 16 7 Jumlah 40 302 104 Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2010 Tabel 2.49 Jumlah Pasar Desa Dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No Kecamatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 Sekernan 3 3 3 3 3 2 Maro Sebo 2 2 2 2 2 3 Jambi Luar Kota - 2 2 2 8 4 Mestong 6 6 7 7 7 5 Kumpeh Ulu - - - - - 6 Kumpeh 2 3 3 3 3 7 Sungai Bahar 5 5 10 11 13 8 Sungai Gelam 2 3 4 4 4 Jumlah 20 24 31 32 40 Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas jumlah pasar desa setiap tahunnya mengalami peningkatan, diman pada tahun 2006 jumlah pasar Desa di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 20 unit meningkat menjadi 40 unit pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat pendesaan di Kabupaten Muaro Jambi semakin meningkat, yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. B. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN Selanjutnya perkembangan pembangunan bidang Pertanian Kabupaten Muaro Jambi secara menyeluruh dapat dijelaskan sebagai berikut : 102 Pertanian Tanaman Pangan Padi sawah merupakan prioritas utama pengembangan pertanian tanaman pangan Kabupaten Muaro Jambi untuk memenuhi kebutuhan beras. Hal ini dalam rangka merealisasikan program pembangunan dibidang pertanian tanaman pangan yakni Peningkatan produksi padi, palawija, holtikultura, kualitas produksi komoditas unggulan dan jenisnya. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.50 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi dan palawija di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Komoditi : Padi Sawah No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 1,560 - 1,560 6,897 44.21 2 Maro Sebo 2,131 - 2,131 9,095 42.68 3 Jaluko 1,601 5 1,596 6,979 43.73 4 Mestong - - - - 40.35 5 Sei. Bahar - - - - - 6 Sei Gelam - - - - - 7 Kumpeh Ulu 1,405 197 1,208 5,249 43.45 8 Kumpeh 3,897 1,260 2,449 10,274 41.95 10,594 1,462 8,944 39,497 44.16 Tahun 2009 9,100 - 8,991 8,805 43.16 Tahun 2008 Tahun 2007 8,611 8,402 689 244 7,922 8,345 33,793 33,440 42.66 40.07 Tahun 2006 7,997 187 7,785 29,037 37.30 Jumlah Tahun 2010 Padi gogo JUMLAH NO Kecamatan 1 2 LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 53 - 53 129 24.35 2 Maro Sebo 74 10 63 157 24.96 3 Jaluko 113 12 97 241 24.80 4 Mestong - - - - 24.05 5 Sei. Bahar 296 23 170 410 24.10 103 6 Sei Gelam - - - - - 7 Kumpeh Ulu - - - - 23.23 8 Kumpeh 119 - 119 288 24.16 Jumlah Tahun 2010 655 45 502 1,212 24.15 Tahun 2008 710 39 678 1,615 23.83 Tahun 2007 750 28 930 2,013 21.65 Tahun 2006 1,396 25 1,174 2,558 21.79 Komoditi Jagung No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 139 8 33 160 48.50 2 Maro Sebo 244 - 268 1,280 47.75 3 Jaluko 58 21 - - 46.50 4 Mestong 86 - 55 257 46.75 5 Sei. Bahar 57 - 42 198 47.25 6 Sei Gelam 287 - 265 1,276 48.15 7 Kumpeh Ulu 211 88 54 263 48.70 8 Kumpeh 3,362 913 2,172 10,914 50.25 4,444 1,030 2,889 14,127 48.90 Jumlah Tahun 2010 Tahun 2009 4,285 11 4,099 17,318 42.25 Tahun 2008 3,297 110 3,085 12,685 41.12 Tahun 2007 2,750 15 2,678 10,977 40.99 Tahun 2006 3,391 56 3,177 12,006 37.79 Komoditi Kacang Kedelai No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan - - 3 4 12.50 2 Maro Sebo 97 - 126 154 12.25 3 Jaluko 50 30 50 61 12.25 4 Mestong 4 - 2 2 11.45 5 Sei. Bahar 35 2 36 43 11.90 6 Sei Gelam 111 8 58 68 11.80 7 Kumpeh Ulu 57 53 - - 13.45 104 8 Kumpeh 65 25 40 54 13.60 Jumlah Tahun 2010 419 118 315 403 12.79 Tahun 2009 430 26 402 481 11.95 Tahun 2008 334 64 268 312 11.66 Tahun 2007 61 - 61 71 11.64 Tahun 2006 168 23 144 167 11.60 Ubi Kayu No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 32 - 40 513 128.34 2 Maro Sebo 41 - 46 579 125.97 3 Jaluko 21 1 19 246 129.32 4 Mestong 65 - 82 1,394 170.05 5 Sei. Bahar 26 1 15 268 178.60 6 Sei Gelam 45 3 41 626 152.68 7 Kumpeh Ulu 66 21 68 1,240 182.34 8 Kumpeh 47 2 40 667 166.67 Jumlah Tahun 2010 343 28 351 5,980 170.37 Tahun 2009 431 2 379 6,457 170.37 Tahun 2008 329 9 298 4,524 151.81 Tahun 2007 476 42 609 9,112 149.62 Tahun 2006 610 8 484 7,252 149.84 Ubi Jalar No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 15 - 16 144 90.15 2 Maro Sebo 37 - 31 248 80.15 3 Jaluko 11 - 12 95 78.82 4 Mestong 35 - 32 312 97.50 5 Sei. Bahar 8 - 8 60 75.34 6 Sei Gelam 49 1 44 353 80.15 7 Kumpeh Ulu 8 5 13 107 82.69 105 8 Kumpeh Jumlah 28 - 22 200 91.05 Tahun 2010 191 6 178 1,556 87.40 Tahun 2009 452 - 452 3,950 87.40 Tahun 2008 317 31 294 2,568 87.34 Tahun 2007 738 58 701 6,118 87.28 Tahun 2006 735 45 696 6,066 87.15 Kacang Tanah No Kecamatan 1 2 Jumlah LT Puso LP Prod Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 14 - 14 30 21.50 2 Maro Sebo 11 - 9 19 20.75 3 Jaluko 14 - 11 22 20.25 4 Mestong 13 - 15 32 21.10 5 Sei. Bahar 10 - 12 23 19.20 6 Sei Gelam 39 - 39 72 18.50 7 Kumpeh Ulu 9 - 9 22 24.20 8 Kumpeh 23 - 15 35 23.65 Jumlah Tahun 2010 133 - 124 273 22.05 Tahun 2009 195 5 190 347 18.25 Tahun 2008 144 5 139 250 18.00 Tahun 2007 267 - 272 489 17.98 Tahun 2006 184 - 185 337 18.22 Komoditi : Kacang Hijau No Kecamatan 1 2 Jumlah LT (ha) Puso (ha) LP (ha) Prod (Ton) Produktivitas 3 4 5 6 7 1 Sekernan 6 - 5 8 15.50 2 Maro Sebo - - - - 14.25 3 Jaluko - - 1 1 13.65 4 Mestong - - - - 13.75 5 Sei. Bahar 2 - 1 1 12.80 6 Sei Gelam 20 - 23 31 13.45 7 Kumpeh Ulu 8 - 6 10 16.30 106 8 Kumpeh 11 - 7 11 16.15 47 - 43 65 15.21 Tahun 2009 82 3 79 93 11.75 Tahun 2008 53 - 54 62 11.43 Tahun 2007 109 - 109 122 11.19 Tahun 2006 133 8 126 139 11.03 Jumlah Tahun 2010 Sumber : Dinas Pertanian Tanpang dan Hortikultura Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan kinerja dibidang Pertanian. Padi Sawah pada tahun 2008 produktivitasnya 42,66 Kw/ha, pada Tahun 2010 dapat ditingkatkan menjadi 43,16 Kw/ha. Padi Ladang produktivitasnya juga meningkat dimana pada tahun 2008 sebesar 23,83 Kw/ha dan pada Tahun 2010 menjadi 24,15 Kw/ha. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya usaha perbaikan pola tanam/intensifikasi. Dalam memenuhi kebutuhan beras Kabupaten Muaro Jambi, Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi beras, karena sejak tahun 2006 – 2009 kita masih mengalami defisit beras sebesar 6000 – 15.000 ton/tahun. Namun dengan upaya intensifikasi yang terus kita lakukan defisit tersebut akan dapat kita kurangi dan diperkirakan pada tahun 2011 produksi beras kita akan mengalami surplus walaupun angkanya belum terlalu besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel .2.51 Produksi, Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Kabupaten Muaro Jambi 2006 – 2010 No. Tahun Produksi beras Kebutuhan Surplus/(defisit) (Ton/thn) /Ton/Thn Beras (ton/tahun) 1. 2006 16.240 31.969 (15.729) 2. 2007 19.854 31.969 (12.115) 3. 2008 21.379 31.958 (10.590) 4. 2009 22.440 29.307 (6.867) 5. 2010 27.750 27.666 84 107 6. 2011 34.242 29.307 4.935 Sumber : Dinas Pertanian Tanpang dan Hortikultura Tahun 2010 Upaya peningkatan produksi pangan khususnya beras terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, disamping perbaikan pola tanam/intensifikasi dengan pemanfaatan lahan tidur melalui program optimasi lahan dan pencetakan sawah. Untuk tahun anggaran 2010 telah dilaksanakan optimasi lahan tidur seluas 50 Ha. Saat ini di beberapa sentra telah dilaksanakan 2 kali musim tanam, ini dapat meningkatkan luas tanam setiap tahunnya. Oleh karena itu, program Intensifikasi dan Ekstensifikasi masih tetap menjadi prioritas pembangunan pertanian saat ini yang didasarkan pada potensi dan dukungan struktur budaya masyarakat desa, ini terutama dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi guna memenuhi kebutuhan beras masyarakat lokal pada umumnya. Selanjutnya untuk pengembangan Hortikultura masih terbatas pada komoditi buah-buahan dan sayuran kebutuhan lokal seperti : mentimun, cabe, tomat, terung, bayam, kangkung, kacang panjang, kacang tanah dan buncis. Areal tanamnya tersebar di 8 (delapan) kecamatan. Dominasi pengembangan hortikultura ini tersebar di Kecamatan Kumpeh, Kecamatan Kumpeh Ulu, sebagian Kecamatan Sungai Gelam dan Kecamatan Jambi Luar Kota. Untuk tanaman buah-buahan masih diupayakan pengembangannya melalui sistem Agribisnis, terutama komoditas Duku dan Nenas melalui kemitraan Asosiasi Duku dan Nenas yang berpusat di Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kecamatan Sungai Gelam. Luas perkebunan duku di Kecamatan Kumpeh Ulu mencapai 503,77 ha, Kecamatan Kumpeh 330.05 ha, Maro Sebo 215 ha dan Jambi Luar Kota 32.20 ha. Selain itu juga dikembangkan komoditi lain seperti ; pisang, jeruk manis, jeruk siam,melinjo, rambutan, durian, jambu biji, semangka, pepaya, mangga, manggis dan rambutan. 108 Perikanan dan Peternakan a. Perikanan Pembangunan perikanan di Kabupaten Muaro Jambi dikembangkan melalui budidaya ikan dalam keramba, kolam dan tambak, mengingat letak geografi dan topografi Kabupaten Muaro Jambi dibelah oleh sungai Batang Hari dan anak sungai lainnya juga sebagian merupakan dataran rendah yang berawa-rawa yang berpotensi untuk pengembangan sektor perikanan. Dalam Upaya peningkatan produksi perikanan salah satu usaha pemerintah daerah dengan membentuk sentra perikanan seperti sentra budidaya ikan patin di Desa Pudak, Tangkit Baru dan desa sekitarnya yang ditetapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Kawasan Pengembangan Minapolitan serta menjadikan daerah sepanjang aliran Sungai Batang Hari sebagai sentra pengembangan perikanan Keramba Jaring Apung. Berikut dapat dilihat perkembangan jumlah keramba, kolam dan jaring apung di Kabupaten Muaro Jambi. Perkembangan Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA), Luas Kolam dan Produksi Ikan dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.52 Perkembangan Jumlah Keramba, Kolam dan Produksi Ikan di Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 – 2010 No Luas Kolam/Jumlah KJA 2006 1. 2. 3. 2007 Tahun 2008 2009 2010 Keramba Jaring Apung - Jumlah (unit) - Produksi (Ton) 964 808,92 3.250 1.818,2 2.350 4.234.92 3.050 4.486 2.946 3.958,50 Keramba - Jumlah (Unit) - Produksi (Ton) 1.111 789,82 1.747 2.248,9 497 462,7 479 200,80 415 209,40 Kolam - Luas (Ha) - Produksi (Ton 77,72 3.668,93 120 5.096 95,96 5.58,.20 125,6 6.992 250,5 7.669,90 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel 2.52. diatas dapat dilihat bahwa perkembangan produksi keramba jaring apung pada Tahun 2010 mengalami kenaikan produksi bila dibandingkan tahun 2006 sebanyak 3.149,58 ton/thn. 109 Produksi ikan kolam pada tahun 2010 juga mengalami kenaikan sebanyak 4.000,97 ton/tahun bila dibandingkan dengan produksi ikan kolam pada tahun 2006. Namun produksi ikan dalam keramba mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang sebesar 789,82 ton. Penurunan tersebut dikarenakan adanya banjir yang menyebabkan banyaknya keramba yang mengalami kerusakan dan hanyut terbawa banjir. b. Peternakan Upaya peningkatan produksi peternakan dilakukan melalui program peningkatan produktivitas ternak, peningkatan populasi ternak dan program peningkatan kesehatan ternak serta program khusus pengembangan kambing. Peningkatan populasi ternak terus mengalami peningkatan yang cukup berarti bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi ternak di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.53. Perkembangan Jumlah Ternak Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No Jenis Ternak 2006 2007 2008 2009 (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) 1 Sapi 10.133 10.875 14.354 16.354 2 Kerbau 5.012 5.016 5.087 5.373 3 Kambing 14.986 15.166 15.434 27.208 4 Domba 3.821 3.367 3.855 3.933 5 Babi 4.708 4.088 4.723 5.470 6 Itik 22.189 24.621 24.642 28.061 7 Ayam Buras 176.009 224.208 227.356 256.039 8 Ayam Ras petelur 338.654 340.177 340.122 340.412 9 Ayam Broiler 2.534.250 1.832.785 2.543.568 3.562.000 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat pada Tahun 2010 populasi ternak besar terus mengalami peningkatan antara lain ternak sapi dari 10.133 ekor pada tahun 2006 menjadi 19.834 ekor pada Tahun 2010, ternak kerbau dari 5.012 ekor pada tahun 2006 menjadi 5.249 ekor pada Tahun 2010. Begitu juga ternak kambing dari 14.986 ekor pada tahun 2006 110 2010 (ekor) 19.834 5.249 28.593 3.933 5.499 28.084 265.401 340.765 3.542.000 menjadi 28.593 ekor pada Tahun 2010 dan populasi ternak domba meningkat dari 3.821 ekor pada tahun 2006 menjadi 3.933 ekor pada Tahun 2010. Begitu juga dengan ternak unggas antara lain ternak itik dari 22.189 ekor pada tahun 2006 menjadi 28.084 ekor pada Tahun 2010, ayam buras dari 176.009 ekor pada tahun 2006 menjadi 265.401 ekor pada Tahun 2010 dan populasi ayam Broiler meningkat dari 2.53 juta ekor pada tahun 2008 menjadi 3,54 juta ekor pada Tahun 2010. c. Perkebunan Sub bidang perkebunan merupakan penyumbang terbesar kedua dalam pembentukkan PDRB, selain itu sebagian besar penduduk Kabupaten Muaro Jambi bermata pencaharian pada sub bidang ini. Pembangunan sektor perkebunan dilaksanakan melalui program Peningkatan produksi perkebunan dengan kegiatannya berupa pembibitan Kelapa sawit dan Karet, dan peningkatan SDM perkebunan dengan kegiatan berupa pelatihan Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang sangat prospek untuk dikembangkan di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil dari perkebunan ini selain dari tandan buah segar juga diproses menjadi CPO (Crude Palm Oil) juga dapat dijadikan produk turunan lain dari buah sawit itu sendiri. Sumbangan PDRB Kabupaten Muaro Jambi dari sektor pertanian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir rata-rata 30%. Sumbangan terbesar dari pembentukan PDRB pertanian itu sendiri berasal dari produksi karet dan sawt. Berikut dapat dilihat Luas lahan dan realisasi tanam Perusahaan yang telah mendapatkan HGU adalah sebagai berikut : Tabel 2.54 Luas Lahan HGU dan Realisasi Tanam Perkebunan Sawit sampai dengan Tahun 2010 NO 1. Perusahaan PT. Petaling Mandraguna Lokasi 1. Sei. Gelam 2. Mestong 2. PT. Sumbertama Nusa Pertiwi Ladang Panjang 3. Sei. Gelam 1. Kumpeh Ulu Arang-arang No/Tgl 01/31-1-1995 HGU Luas (Ha) 504,59 Realisasi luas tanam (Ha) 504,59 24/21-9-2004 01/Th. 2008 380,74 9544,38 637,87 954,38 25/15-10-2004 26/15-10-2004 6.938 291 807 111 3. PT. Era Sakti Wira Forestama 1. Desa Tarikan 23/25-10-1999 1.198,80 1.195 Desa Sakean 2. Maro Sebo 24/1-9-2000 951,28 2.559 01/16--2001 499,94 846 18/18-2-1989 19/8-2-1989 6/20-2-1991 4.480,38 2.154,30 2.228,73 6.585 21,22/10-5-2002 3.214 6.100 Talang Jambu Desa Mudo Sekumbung Rukam 4. PTPN VI Markanding Muhajirin Bukit Perangian 5 PT. Bukit Barisan Indah Prima 1. Sekernan 1. Maro Sebo 22/24-11-1999 833,89 476 7. PT. Kurnia Sawit Yanto Bersaudara PT. Brahma Bina Sakti 1. Maro Sebo 62/2-10-1995 6.220 3.000 8. PT. Borneo Karya Cipta 1. Kumpeh Ulu 02/Th. 2006 650 400 9/30-1-2003 1.202,04 7.347 56/7-9-1998 492,98 240 01/12-2-199 4.780 2.500 52/27-11-1996 321,75 322 6. Bukit Baling Sei. Gelam 9. 10 PT. Bahari Gembira Ria PT. Petaling Bungo Gading Mestong - Ladang Panjang - Sei. Gelam 1. Kumpeh Ulu Sei. Gelam 11. PT. Batang hari sawit lestari 12. PT. Jambi lampura seberang Koperasi Wahana jaya 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. PT. Pelindo aneka tani PT. Puri hijau PT. Rikcky Kurniawan persada PT.Muara Kahu PT. Pematang indah lestari PT kirana lestari 1. Kumpeh Ulu Bukit baling Kumpeh ulu 35 (3-4-2007) 36 (3-4-2007) 37 (3-4-2007) Kumpeh ulu Kumpeh Kumpeh dan Maro sebo 40 (29-6-1998) 02-2002 05- 2002 Kumpeh ulu 03(10-2-2004) Kumpeh ulu 392(4-9-2003) Kumpeh ulu 51(28-5-1995) Sekernan 58(3-7-1995) Maro sebo 61(24-7-1995) Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 539 610 451 303,20 303,20 5.500 4.600 2.000 2.850 1.200 11.600 539 610 303 303,20 3.699,08 4.500 2.208,65 470 4.000 112 Kemudian dalam mengembangkan industri hilir dari produk perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, sampai dengan tahun 2010 industri Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kabupaten Muaro Jambi terdapat 10 Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas produksi rata-rata 30- 60 ton per-jam, sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel.2.55. Jumlah Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nama perusahan PTP VI - PKS Pinang tinggi - PKS Bunut - PKS Tjg lebar PT. Kirana Sekernan PT.Batang Hari Sawit PT. Sumbertama Nusa Pertiwi PT. Bahari Gembira Ria PT.Bukit Bintang Sawit PT.Angso Duo Sawit PT. Kurnia Tunggal Nugraha PT. Erasakti Wira Forestama PT. Bukit Barisan Indah Prima PD. Pelita CV. Perintis Lestari Lokasi Pinang tinggi Bunut Tanjung lebar Bukit baling Tjg. Katung Ds. Parit Kumpeh Bukit Baling Mestong DesaTalang Duku Desa Sakean Desa Suka Awin Jaya DesaTalang Duku Desa Suka Awin Jaya Kapasitas (ton TBS/jam) Izin Terpasang Terpakai 60 60 60 40 60 30 60 30 45 60 60 60 30 60 30 60 20 30 60 60 60 30 60 30 60 20 30 Sumber : Dinas Kehutanan dan perkebunan Tahun 2010 Pembinaan perkebunanan dilaksanakan melalui monitoring luas lahan dan produksi, perkembangan harga dan status lahan agar tercipta produksi yang kontinue. Perkembangan produksi sampai dengan Tahun 2010 dapat dilihat data luasan perkebunan, produksi dan produktivitas kelapa sawit seperti pada tabel berikut : Tabel 2.56 Data Statistik Luasan dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 1. Luas (ha) 77.201 80.866 83.553,77 86.583 2. Produksi (Ton/Thn) 128.553 468.380 483.260 496.307 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 No. Luas dan Produksi 2010 79.335 207.228 Berdasarkan tabel diatas terlihat dari tahun ke tahun terdapat penambahan luas perkebunan sawit baik melalui pihak swasta maupun 113 yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Sedangkan produktivitas perkebunan sawit di Kecamatan Sungai Bahar, Kumpeh dan Kecamatan Jambi Luar Kota dengan tingkat produktivitas diatas 3.000 ton/ha. Dari luasan perkebunan yang ada di kabupaten Muaro Jambi tersebut, terdapat luas perkebunan rakyat untuk tanaman Sawit mencapai 79.335 Ha dengan produksi 207.228 ton/tahun dan Karet seluas 54.787 Ha dengan produksi mencapai 26.487 ton/tahun, yang tersebar di 8 (delapan) Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi. Ini merupakan suatu indikasi bahwa perkebunan rakyat di kabupaten Muaro Jambi masih terus berkembang. Selanjutnya mengenai perkembangan perkebunan tanaman karet di Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.57 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Karet Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 No Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Ton/Tahun) Produktivitas (Kg/Ha/Tahun) 1 2006 62.136 31.798 2 2007 60.324,75 28.366,66 3 2008 60.686 29.672 4 2009 60.851 31.076 5 2010 54.787 26.487 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi 2010 772 788 817 827 843 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas tanam komoditas karet menunjukkan fluktuasi kenaikan dari tahun 2006-2009, akan tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan luas tanam dari 62.136 ha pada tahun 2006 menjadi 54.787 ha pada tahun 2010. Penurunan Luas areal pada tahun 2010, dikarenakan adanya sejumlah petani karet yang lahan usahanya beralih menjadi perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi dari tabel tersebut menggambarkan komoditas karet tetap menjadi pilihan usaha ekonomi rakyat selain tanaman sawit, Begitu juga dengan produksi dan produktitivitas juga terjadi fluktuasi kenaikan dari tahun 2006 - 2009 ini memberikan gambaran bahwa program pemerintah baik melalui pemerintah Kabupaten dan Provinsi berpengaruh terhadap motivasi masyarakat dalam berusaha tani. Faktor lain yang memberikan pengaruh 114 pada minat petani adalah harga komoditi dari karet itu sendiri yang saat ini harganya semakin meningkat. Selain kelapa sawit jenis lain yang juga dikembangkan yaitu kelapa dalam yang pada tahun 2010 ini memilik luas 928 ha dan produksi 629 ton, kelapa hibrida 129 ha dengan produksi 29 ton, dan beberapa komoditi lainnya. Serapan tenaga kerja pada sektor perkebunan mencapai 46.847 kepala keluarga yang mana petani kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan tertinggi dalam menyerap tenaga kerja yaitu 23.033 Kepala keluarga yang disusul oleh karet sebanyak 14.856 Kk, kelapa dalam sebesar 5.186 KK serta komoditas lainnya. 2.4.2. INFRASTRUKTUR Infrastruktur merupakan salah satu aspek pendukung yang sangat dominan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini tercermin dari kurangnya aksesbilitas transportasi dalam mendukung pengangkutan bahan-bahan kebutuhan pokok, pertanian, pertambangan dan keperluan lainnya antar wilayah. Yang menjadi pijakan dasar dalam melaksanakan pembangunan daerah tentunya dicerminkan pada : 1. Penanganan kebinamargaan diarahkan pada peningkatan dan pengembangan jaran-jalan poros antar Desa, rehabilitasi jalan dan jembatan maupun penanganan yang bersifat segera untuk diperbaiki guna memperlancar arus barang/jasa maupun orang. Berikut gambaran mengenai kondisi jalan dan jembatan di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebagaimana terlihat pada tabel 2.58 berikut : No 1 1 Tabel 2.58 Kondisi Jalan di Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010 Konstruksi dan Panjang jalan (Km) kondisi jalan Tahun 2006 2007 2008 2009 2 3 4 5 6 Panjang Jalan 1.022,98 1.037 1.052,52 1.059,12 Tahun 2010 7 1.062,82 km Konstruksi : - Aspal 405,62 437,59 490,59 534,15 549,41 km - Kerikil 124,49 139,83 158,11 149,15 150,29 km - Batu 32,03 12,03 12,03 12,03 12.03 km 115 2 - Tanah 460,83 448,49 391,79 362,79 351,19 km Panjang Jalan 1.022,98 1.037 1.052,52 1.059,12 1.062,82 Km - Rusak Ringan 628,39 628,39 629,39 568,39 539,62 k m - Rusak Berat 169,40 136,56 103,47 73,27 53,27 Km - Baik 225,18 272,99 320,56 417,36 469,93 Km Kondisi : Sumber : Dinas PU Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi sepanjang 1.002,98 Km meningkat menjadi 1.037 Km pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 panjang jalan menjadi 1.052,52 Km, Tahun 2009 meningkat menjadi 1.059,12 Km. Selanjutnya pada tahun 2010 panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi meningkat menjadi 1.062,82 Km. Dari panjang jalan Kabupaten Muaro Jambi tersebut Kontruksi jalan pada tahun 2006 untuk jalan tanah dari 460,83 Km pada tahun 2006 menjadi 351,19 Km pada tahun 2010, Jalan Batu dari 32,03 pada tahun 2006 menjadi 12,03Km pada tahun 2010. Kemudian Jalan kerikil dari 124,49 Km pada tahun 2006 menjadi 150,29 Km pada tahun 2010 dan jalan aspal dari 402,62 Km pada tahun 2006 menjadi 549,41 Km pada tahun 2010. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi jalan Kabupaten setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini akan terus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana jalan yang cukup memadai bagi kelancaran arus barang, orang maupun jasa. Sedangkan mengenai kondisi jalan selama 5 tahun terakhir ini (2006-2009) terus mengalami kondisi yang semakin baik, meskipun saat ini di beberapa kecamatan masih terdapat kondisi jalan yang rusak, akan tetapi secara umum capaian kinerja dalam upaya meningkatkan kondisi jalan di Kabupaten Muaro Jambi mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat Kondisi jalan rusak ringan pada tahun 2006 sepanjang 628,39 Km menjadi 539,26 Km pada tahun 2010, Jalan rusak Berat dari 116 169,40 Km menjadi 53,27 Km pada tahun 2010 dan Jalan dengan kondisi baik, dari 225,18 km pada tahun 2006 menjadi 469,93 Km. Begitu juga dengan kondisi jembatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada tabel 2.59 berikut : Tabel 2.59 Kondisi Jembatan di Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010 No 1 1 Konstruksi dan kondisi jembatan Panjang Jembatan (m’) Tahun 2006 3 1.534,85 2007 4 1.836,85 2008 5 1.913,85 2009 6 2.024,85 Tahun 2010 7 2.166,85 m’ - Kayu 848,30 1.150,30 1.150,30 1.150,30 1.150,30 - Besi 39,00 39,00 39,00 39,00 148,00 - Beton 318,75 318,75 383,75 443,75 443,75 2 Panjang Jembatan Konstruksi : - Box 2 328,80 328,80 340,80 391,80 424,80 1.534,85 1.836,85 1.913,85 2.024,85 2.166,85 m’ - Rusak Ringan 767,60 767,60 742,60 742,60 582,60 - Rusak Berat 176,50 83,50 83,50 58,50 43,50 - Baik 590,75 985,75 1.087,75 1.223,75 1.540,75 Panjang Jembatan Kondisi : Sumber : Dinas PU Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa panjang jembatan setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2006 panjang jembatan 1.534,85 m’ meningkat menjadi 2.166,85 m’ dengan jenis kontruksi jembatan kayu dari 848,30 m’ pada tahun 2006 menjadi 1.159,30 m’ pada tahun 2010, jembatan besi dari 39 m’ pada tahun 2006 menjadi 148,00 m’ pada tahun 2010, jembatan Beton dari 318,75 m’ menjadi 443,75 m’ pada tahun 2010 dan box cluivert dari 328,80 km pada tahun 2006 menjadi 424,80 km pada tahun 2010. Kemudian untuk kondisi jembatan, meskipun setiap tahunnya mengalami kondisi yang semakin membaik, namun saat ini masih terdapat beberapa kondisi jembatan yang masih mengalami kerusakan dan perlu perbaikan segera. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kondisi jembatan yang rusak ringan pada tahun 2006 sepanjang 767,60 m’ menjadi 582,60 m’ pada tahun 2010, jembatan rusak berat dari 176,30 m’ pada tahun 117 2006 menjadi 43,50 m’ dan jembatan dengan kondisi baik dari 590,75 m’ pada tahun 2006 menjadi 1.540,75 m’ pada tahun 2010. Selanjutnya penanganan jalan yang telah dilakukan pada tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.2.60 Penanganan Jalan yang dilaksanakan selama Tahun 2006-2010 No. Jenis Penanganan Panjang (Km) Jumlah Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Total 1. Pembangunan Jalan Baru 14,97 16,00 14,48 6,60 3,80 55,85 2. Peningkatan Jalan 34,35 29,81 24,30 20,00 12,23 120,69 3. Pengaspalan Jalan 13,66 13,36 38,60 28,56 11,08 105,26 4. Rehabilitasi Jalan 32,85 19,45 33,09 90,20 48,54 224,13 Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penanganan jalan, baik itu pembangunan jalan baru, peningkatan jalan, pengaspalan jalan maupun rehabilitasi jalan Kabupaten Muaro Jambi setiap tahunnya diprioritaskan untuk penanganan jalan. Pada tahun 2006-2010 telah dilaksanakan 55,85 Km pembangunan jalan baru yang tersebar di 8 Kecamatan dalam Kabupaten Muaro Jambi yang ditujukan untuk membuka jalan poros antar desa yang menghubungkan sentra-sentra produksi. Kemudian Peningkatan jalan dari tahun 2006-2010 dilaksanakan sepanjang 120,69 Km, Pengaspalan jalan 105,26 Km dan rehabilitasi jalan sepanjang 224,13 Km. Untuk kondisi saat ini masih terdapat beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan yang perlu penanganan segera, hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya volume kendaraan yang mengangkut hasil produksi pertanian maupun perkebunan yang melebihi tonase yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kondisi jalan sesuai dengan ketentuan. Selanjutnya untuk penanganan jembatan, pada tahun 2006-2010 telah dilaksanakan pembangunan jembatan baru, rehabilitasi jembatan, pemeliharaan jembatan dan pembangunan box cluivert dan drainase/gorong-gorong sebagaimana terlihat pada tabel berikut : 118 Tabel.2.61 Penanganan Jembatan dan Box Cluivert Yang dilaksanakan Selama Tahun 2006-2010 No. Jenis Penanganan Konstruksi Jembatan dan Box Cluivert (m’/Unit) 2006 1. Pembangunan 2007 2008 2009 Jumlah 2010 3 unit 4 unit 2 unit 4 unit 6 unit 19 unit - 11 unit 3 unit 15 unit 14 unit 44 unit - 3 unit 1 unit 4 unit 8 unit 16 unit - 2 unit - - - 2 unit - 1 unit - 2 unit 2 unit 5 unit Jembatan Baru 2. Pembangunan Box Cluivert 3. Rehabilitasi Jembatan 4. Pemeliharaan Jembatan 5. Pemb. Drainase/Goronggorong Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel ditas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006-2010 telah dilaksanakan 19 unit pembangunan jembatan baru, 44 unit pembangunan box cluivert, rehabilitasi jembatan sebanyak 16 unit, pemeliharaan jembatan 2 unit dan pembangunan drainase/goroong-gorong sebanyak 5 unit. 2. Dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan dan sanitasi bagi masyarakat melalui Bidang Cipta Karya sampai dengan tahun 2010 telah dilaksanakan penanganan jalan lingkungan sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.62 Penanganan Jalan Lingkungan yang sudah dibangun di Kecamatan dalam Kab. Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010 No. Kecamatan Jenis Penanganan (m’) Rabat beton Pembangunan Jalan Lingkungan 8.468 4.710 3.013 1.000 2.501 Keterangan Pembangunan Jalan Setapak 1 2 Sekernan Maro sebo 119 3 Jambi Luar Kota 4 Mestong 5 Kumpeh Ulu 6 Kumpeh - 7 Sungai gelam - 9.926 8 Sungai Bahar - 7.942 Jumlah 1.466 29.365 - 11.256 264 10.572 400 13.211 10.417 1.400 86.239 Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dijelaskan penanganan jalan lingkungan,melalui jalan setapak sampai dengan tahun 2010 telah dibangun sepanjang 13.211 m’, Rabat beton 1.400 m’, pembangunan jalan lingkungan sepanjang 86.239 m’. Untuk penanganan jalan setapak, Jalan Rabat beton dan Pembangunan jalan lingkungan yang dibangun Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel No. berikut : Tabel.2.63 Penanganan Jalan Setapak yang dibangun di Kecamatan dalam Kab. Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Kecamatan Jenis Penanganan (m’) Total Panjang (m’) Pembangunan Jalan Setapak 1 Sekernan 2 Maro sebo 3 2006 2007 2008 2009 2010 2.898 400 1.660 2.250 1.260 8.468 623 - 470 1.920 3.013 666 800 - - Jambi Luar Kota 1.466 4 Mestong 5 Kumpeh Ulu 6 Kumpeh 7 Sungai gelam - - - - - - 8 Sungai Bahar Jumlah - - - - - - - - - - 264 - 4.187 264 - 1.464 - 1.660 - 2.720 - 3.180 - 13.211 Sumber. Dinas PU Tahun 2010 120 Dari tabel 2.63 diatas dapat dilihat dari 4.187 m’ jalan setapak yang dibangun pada tahun 2006, meningat menjadi 13.211 m’ pada tahun 2010. Jalan setapak ini dibangun dalam rangka perbaikan lingkungan pemukiman. Sedangkan untuk jalan lingkungan, yang merupakan jalan penghubung dalam Desa sampai tahun 2010 telah dibangun jalan lingkungan sepanjang 86.329 m’. Untuk lebih jelasnya mengenai pembangunan jalan lingkungan yang dibangun tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.64 dibawah ini : No. Tabel. 2.64 Penanganan Jalan Lingkungan yang sudah dibangun di Kecamatan dalam Kab. Muaro Jambi sampai dengan Tahun 2010 Kecamatan Jenis Penanganan (m’) Total Panjang (m’) Pembangunan Jalan Lingkungan 2006 2007 2008 2009 2010 1.000 800 0 1750 1160 4.710 400 1101 600 400 2.501 2095 15140 3600 1550 6980 29.365 0 2820 2227 3682 2527,3 11.256 1 Sekernan 2 Maro sebo 3 Jambi Luar Kota 4 Mestong 5 Kumpeh Ulu 1638 400 764 2800 5150 10.752 6 Kumpeh 2247 1760 2620 850 2940 10.417 7 Sungai gelam 875 880 1007 1450 5084 9.296 8 Sungai Bahar 0 660 715 3.950 2.616,70 7.942 7.855 22.860 12.034 16.632 26.858 86.239 Jumlah Sumber. Dinas PU Tahun 2010 3. Penanganan air bersih dan sanitasi tahun 2006-2010 telah dilaksanakan penanganan sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.65 Penanganan Air Bersih dan Sanitasi yang dibangun Tahun 2006 - 2010 No. Jenis Penanganan 1. Perpipaan (m’) 2. Sumur Bor Dalam (unit) Tahun /Panjang (m’) dan Unit Total 2006 2007 2008 2009 2010 2.800 6.700 20..556 5,520 71.995 107.571 - 4 4 1 - 9 121 Sumur Bor Dangkal ( unit) 3. Sumur Gali (Unit) 4. Instalasi - 2 40 Pengolahan Air 16 19 37 - - - 40 - - 2 4 - 6 - - 9 - 9 337.5 - - - - 1 (IPA) (Unit) 5. MCK (unit) - 6. Drainase (m’) - Instalasi Pengelolaan Air - - 1 Limbah (IPAL) Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dijelaskan, penanganan air bersih dan sanitasi yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006 – 2010 adalah melalui perpipaan sepanjang 107.573 m’, sumur bor dalam 9 unit, sumur dangkal 37 unit, sumur gali 40 unit, Instalasi Pengolahan Air (IPA) 6 unit, MCK 9 unit, drainase 337,5 m’ dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) 1 unit. Tabel 2.66 Penanganan Air Bersih dan Sanitasi yang sudah dibangun sampai dengan Tahun 2010 di Kecamatan dalam Kab. Muaro Jambi No. Kecamatan Jenis Penanganan Perpipaan (m’) Sumur Bor dalam /dangkal (unit) IPAL (Unit) MCK (Unit Drainase (m’) 120 1 Sekernan 8.676 17 1 - 2 Maro sebo 6.060 4 - - 3 Jambi Luar Kota 92.835 7 - - 217,5 4 Mestong - 3 - - - 5 Kumpeh Ulu - 5 - 3 - 6 Kumpeh - 1 - 7 Sungai gelam - 6 - 8 Sungai Bahar - 3 107.571 46 Jumlah 1 2 - 4 - 9 337,5 Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Sedangkan dalam upaya peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan berbagai upaya, baik itu melalui pembiayaan APBD II, Provinsi maupun APBN. Gambaran mengenai perkembangan pelayanan akses 122 masyarakat terhadap air bersih di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 20062010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.67 Jumlah KK yang mendapat akses terhadap air bersih dan sanitasi Tahun 2006 – 2010 TAHUN Akses Terhadap Air Bersih dan Sanitasi Jumlah KK Terakses 2006 2007 2008 Jumlah Kepala Keluarga (KK) Persentase KK Terakses (%) 51.474 70.303 73,22 53.653 73.037 73,46 57.967 80.101 72,37 60.316 71.256 81.112 85.459 74,36 83,38 2009 2010 Sumber. Dinas PU Tahun 2010 Keterangan : Terakses Perpipaan dan Non Perpipaan (PDAM , Sumur Gali dan Sumur Bor) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah KK yang terlayani pelayanan air bersih baik melalui perpipaan dan non perpipaan (PDAM, Sumur Gali dan Sumur Bor) setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun 2006 jumlah KK yang terlayani air bersih sebanyak 51.474 KK atau 73,22% dari jumlah KK tahun 2006 sebanyak 70.303 KK meningkat menjadi 71.256 KK yang terakses pelayanan air bersih atau 83,38 % dari total jumlah KK yang ada di Kabupaten Muaro Jambi yang sebanyak 85.459 KK pada tahun 2010;. Selanjutnya guna mendukung dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka pada tahun 2006 - 2010, baik melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Prasarana Pemerintahan maupun APBD II, dilaksanakan Pembangunan prasarana pemerintahan sebagaimana terlihat pada tabel 2.68. dibawah ini : 123 Tabel. 2.68 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemerintahan Tahun 2006-2010 No. Tahun Prasarana Pemerintahan yang dibangun Volume Jumlah Dana (Rp) Anggaran 1. 2006 - Lanjutan Pembangunan Kantor Dinas PU - Lanjutan Pembangunan Aula Serba Guna 2. 2007 - Pembangunan Rumah Dinas Camat Sungai Gelam - Pembangunan Pendopo Rumah Dinas Camat Sungai Gelam - Pembangunan Pendopo rumah Dinas Bupati - Pembangunan Sarana pendukung Rumah Dinas Wakil Bupati - Pembangunan Saran Pendukung rumah Sekda - Pembangunan sarana prasarana pemakaman - Pembangunan Gedung kantor PMD - Pembangunan Gedung PKK - Lanjutan Pembangunan Aula serba guna (Tahap I) - Pembangunan Gedung Kopastaman - Pembanguna Gedung kantor Capil - Pembangunan Gedung KB Kesos - Pembangunan Gedung Nakertrans - Pembangunan Gedung Koperindag - Pembangunan Gedung Satpol PP - Pembangunan Kantor Perkebunan - Pembangunan Kantor Kehutanan - Pembangunan Kantor Parsenibud 1 Paket 430 M2 190.000.000 550.000.000 70 m2 126.000.000 90 m2 162.000.000. 192 m2 9 paket 7 paket 1 unit 300 m2 700 m2 750 m2 72 m2 300 m2 600 m2 600 m2 600 m2 300 m2 300 m2 300 m2 300 m2 403.200.000 965.400.000 450.000.000 500.000.000 561.631.000 1.260.000.000 1.575.000.000 240.000.000 557.791.325 1.106.741.325 1.113.316.000 1.108.472.000 540.000.000 561.791.325 557.791.325 561.791.325 500 m2 1.050.000.000 1.240 m2 1 paket 660 m2 2.500.000.000 490.500.000 1.188.000.000 3. 2008 - Lanjutan pembangunan Aula serba guna Pemda (tahap II) - Pemb. Gedung Diklat Muaro Jambi - Pembangunan Gedung PKK (lanjutan) - Pembangunan Gedung KPUD 4. 2009 - Pemb. Gedung Arsip Kantor BKD Penimbunan halaman Gedung Serba Guna (Lanjt) Pemb. Masjid Agung Kab. Muaro Jambi Pemb. Gedung Lembaga Adat 96 m2 972 m2 900 m2 300 m2 240.000.000 583.200.000 4.128.000.000 1.140.000.000 5. 2010 - Pemb. Masjid Agung Kab. Muaro Jambi (Lanjutan) - Pemb. Gedung Lembaga Adat (lanjutan) - Pembangunan Rumah Dinas Pimpinan DPRD (lanjutan) 1 paket 1 paket 1 paket 1.615.577.000 480.000.000 376.541.000 Sumber : Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas, pembangunan prasarana pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dibangun mulai pada tahun 2007, dengan membanguan 11 Unit gedung Kantor, yang diikuti dengan pembangunan 124 prasarana pedukung sarana Pemerintahan seperti Gedung PKK, Gedung Diklat, Gedung Serbaguna, dan pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten membangun Mesjid Agung dan gedung lembaga adat. 4. Guna mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Muaro Jambi khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, diperlukan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi yang cukup memadai dan perlu penanganan yang lebih intensif dan terkoordinasi dengan lintas sektor. Tabel berikut menggambarkan perkembangan panjang jaringan irigasi di Kabupaten Muaro Jambi sampai tahun 2010 : Tabel 2.69 Panjang Jaringan Irigasi Kabupaten Muaro Jambi sampai Tahun 2010 No Kecamatan Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Panjang Luas Panjang Luas Panjang Luas Panjang Luas Panjang (Km) (Ha) (Km) (Ha) (Km) (Ha) (Km) (Ha) (Km) Luas (Ha) - - - - - - 5,38 1.37 12,13 1.850 11,90 1.450 11,90 1.450 11,90 1.450 16,87 175 28,77 2.400 - 300 - 300 - 300 3,15 300 3,15 300 1,97 300 1,97 300 1,97 300 2,99 370 8,07 1.270 - 525 1,00 725 1 Kumpeh Ulu 2 Kumpeh 3 Maro Sebo 4 Jambi Luar Kota 5 Sekernan - - - - - - 6 Sungai Gelam - - - - - - - - 3,50 800 7 Mestong - - - - - - 1,26 150 1,26 150 8. Sungai Bahar 400 400 1.920 57,88 Jumlah 13,87 2.050 13,87 2.050 13,87 2.50 29,65 Sumber : Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada tahun 2006 panjang jaringan irigasi sepanjang 13,87 Km dengan luasan 2.050 Ha, meningkat menjadi 57,88 Km pada tahun 2010 dengan luasan 7.895 Ha. Penanganan jaringan irigasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi terus dilakukan dalam rangka mendukung produksi dan penanganan produktivitas jaringan irigasi hasil pertanian, yang telah sebagai dilaksanakan gambaran Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 sebagaimana terlihat pada tabel 2.70 dibawah ini : 125 7.895 Tabel.2.70 Jenis Penanganan Irigasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No 1 2 3 4 5 Jenis Tahun Penanganan 2006 Irigasi Panjang Luasan (Km) (Ha) - Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pembangunan Jaringan Irigasi Pembangunan Pintu Air Rehab Pintu Air Box Cluivert Saluran Sekunder - - Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Total Panjang Luasan (Km) (Ha) - Panjang Luasan (Km) (Ha) 10.30 1.700 Panjang Luasan (Km) (Ha) 15,20 193 Panjang Luasan (Km) (Ha) 6,89 1.075 Panjang Luasan (Km) (Ha) 32,39 2.968 6,8 870 1,10 250 27.60 920 5.55 200 2.240 Unit - Unit 11 Unit 9 Unit 17 Unit 17 Unit 54 - - 7 11 3 21 - - 20 1 - 21 Sumber : Dinas PU Tahun 2010 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penanganan Jaringan irigasi tahun 2006 – 2010 telah dilaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 32,39 Km, pembangunan jaringan irigasi sepanjang 41,05 Km, Pembangunan pintu air sebanyak 54 unit, rehab pintu air 21 unit dan Box cluivert saluran sekunder sebanyak 21 unit. 5. Penyediaan infrastruktur listrik perdesaan merupakan kebutuhan primer bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam rangka percepatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan jaringan listrik pedesaan 41,05 dan pengadaan lampu penerangan jalan yang berkelanjutan di Kabupaten Muaro Jambi, tentunya tidak lepas dari peran serta Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi. Pada Tahun 2006, Kabupaten Muaro Jambi tidak melakukan Pembangunan jaringan listrik dan atau pengadaan lampu penerangan jalan. Dengan pertimbangan, Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi akan menginventarisasi kebutuhan listrik di Kabupaten Muaro Jambi. Rasio elektrifikasi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 masih berkisar ± 63,98 %. Indikasi ini dapat diartikan bahwa 36,02 % wilayah di dalam Kabupaten Muaro Jambi belum tersambung dengan fasilitas listrik. Melalui berbagai upaya yang dilakukan dalam pengembangan 126 jaringan listrik pedesaan, baik melalui pembiayaan APBD, APBD Provinsi dan APBN, maka kondisi rasio elektrifikasi Kabupaten Muaro Jambi pada akhir Tahun 2010 meningkat menjadi ± 83,00 %. Untuk mendukung ketersediaan energi listrik di Kabupaten Muaro Jambi dan sekitarnya, PT. PLN telah merencanakan pembangunan PLTMG Kapasitas 5 MW di Sungai Gelam. 2.4.3. IKLIM BERINVESTASI Kabupaten Muaro Jambi dalam menopang aktivitas pembangunannya sangat tergantung pada hasil eksploitasi dan produksi sumberdaya alam yang dimilikinya. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara mempunyai peranan besar sebagai sumber energi untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini mencerminkan adanya peluang yang sangat besar dalam pemanfaatan sumberdaya yang secara tidak langsung akan berdampak pada iklim investasi daerah yang antara lain : 1. Jumlah Investasi terutama Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sampai tahun 2010 mencapai 38 investasi dengan nilai investasi sebesar Rp. 931,91 milyar. Sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA), jumlah Investasi yuang masuk sebanyak 22 PMA dengan nilai investasi sebesar US$ Ribu 151.049,50. 2. Pembangunan bidang pertambangan dan energi di Kabupaten Muaro Jambi diarahkan pada upaya penggalian dan pemanfaatan sumber daya berupa mineral dan batubara yang menerapkan sistem penambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sumber daya tambang yang tersedia potensial untuk dieksplorasi dan dimanfaatkan sebagai substitusi alternatif maupun memenuhi kebutuhan komponen industri lain. Potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi selain minyak dan gas bumi cukup besar potensinya antara lain batu bara, pasir kuarsa, kaolin dan pasir kerikil. Pada tabel 2.71 dapat dilihat lokasi dan cadangan bahan tambang selain minyak dan gas dalam Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana tabel berikut: 127 Tabel. 2.71 Potensi Cadangan Bahan Galian yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi No Bahan Galian Kecamatan Cadangan potensial 1 Batu Bara Mestong Sungai Bahar Sungai Gelam Jambi Luar Kota Jumlah 40.000.000. ton 15.000.000. ton 25.000.000. ton 1.000.000. ton 81.000.000. ton 2 Pasir Kuarsa Sungai Bahar Kumpeh Sekernan Jumlah 25.342.000. m3 9.000.000. m3 25.000.000. m3 59.342.000. m3 3 Kaolin Sekernan Mestong Kumpeh Ulu Jumlah 4 Pasir dan kerikil Sepanjang Sungai Batang hari Sumber : Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Muaro Jambi 9.500.000. m3 9.000.000. m3 800.000. m3 19.300.000. m3 3. Pada sektor minyak dan gas bumi wilayah Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah penghasil minyak bumi. Berdasarkan hasil realisasi lifting minyak mentah yang dihitung secara komulatif sampai dengan triwulan IV Tahun 2010 (periode Januari 2010 – Desember 2010) terdapat total lifting sebesar 985.375 barel. Berikut realisasi Lifting Minyak mentah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Tabel. 2.72 Realisasi Lifting Minyak Mentah dalam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 Kontraktor perminyakan Lokasi PT. Pertamina. EP Jambi Sungai gelam Petaling darat Petaling timur Setiti Sengeti Unit baris EP-Pertamina Tempino Elnusa Tristar Ramba Tempino EMP-Gelam Sungai gelam Jumlah Total lifting (ribu barel) 560.606 243.895 19.097 161.777 985.375 Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 128 4. Salah satu sumber energi alternatif saat ini yang sedang digalakkan yaitu batu bara sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin hari semakin terbatas. Potensi batubara yang ada di Kabupaten Muaro Jambi belum sepenuhnya tergarap. Berikut izin usaha produksi sampai dengan tahun 2010. No 1 Tabel 2.73 Daftar Izin Operasi Produksi Batubara yang ada di Kabupaten Muaro Jambi Sampai dengan Tahun 2010 Nama Perusahaan Jenis Usaha Bentuk Izin Luasan Usaha Pertambangan Usaha Pertambangan Pertambangan CV.Crista jaya Batubara Produksi 1000 perkasa Produksi (Ton/Tahun) Lokasi 250.000 Desa Kebon IX Kec. Sei Gelam Ds. Baru, Ds Tanjung, Ds Nyogan, Ds Suka damai Kec. Mestong Ds. Tanjung pauh Kec. Mestong 2 PT.Globalindo alam lestari Batubara Produksi 1000 174.000 3 PT. Gea lestari Batubara Produksi 1.000 250.000 4 PT. Bara persada Batubara Produksi 3.500 - 5 PT. Argo Makmur Batubara Produksi 954 6 PT.Bumi Borneo Inti Batubara Produksi 1.000 - 7 PT. Sinar gunung moile Batubara Produksi 2.335 - 8 PT. Quantum Batubara Produksi 1000 250.000 raya Triadat 250.000 Ds. Ibru Kec. Mestong Ds. Nyogan Kec. Mestong Ds. Petaling Kec. Sungai Gelam Ds. Berkah Kec. Sungai gelam Ds. Suak Putat Kec. Sekernan 9 PT. Globalindo alam Batubara Produksi 1800 250.000 lestari Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 6. Potensi pertambangan lainnya yang sudah digarap oleh investor yaitu pasir kuarsa yang digunakan sebagai bahan baku industri pecah belah. 129 Potensi perairan ini terus kita gali guna peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru. Berikut realisasi izin usaha pertambangan pasir kuarsa sampai dengan tahun 2010. Tabel .2.74 Realisasi Izin Usaha Pertambangan Pasir Kuarsa sampai dengan Tahun 2010 No Nama Perusahaan 1 PT Deltamas Persada Luas Wilayah (ha) 100,7 Lokasi Desa Tanjung Keterangan lanjut Produksi Kec. Sekernan 2 PT Deltamas Persada 4,897 Desa Suak Putat Kec. Eksplorasi Sekernan 3 PT Deltamas Persada 4.897 Desa Parit Kec. Eksplorasi Sekernan Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2010 2.4.4. SUMBERDAYA MANUSIA Sumberdaya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak kandungan hinggá akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas manusia harus menjadi perhatian penting yang dicerminkan pada : 1. Indikator keberhasilan dari bidang ketenagakerjaan tergambar pada meningkatnya kesempatan kerja dibandingkan dengan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2006 sebanyak 2.088 orang dan pada tahun 2010 sebanyak 2.440 orang atau meningkat 16,86%, begitupula dengan angka kesempatan kerja pada Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 sebanyak 600 orang dan pada tahun 2009 sebanyak 853 atau meningkat 42,17%. 2. Program pembangunan SDM yang dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi selama ini telah mampu meningkatkan kualitas SDM menjadi semakin baik didasarkan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada periode 2007 – 2009 IPM Kabupaten Muaro Jambi naik dari 71,59 pada tahun 2007 kemudian 71,99 pada tahun 2008 dan menjadi 72,18 pada tahun 2009, Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks 130 pada semua komponen pendukungnya. Berdasarkan data capaian IPM Kabupaten Muaro Jambi tahun 2009 sebesar 72,18, dimana angka tersebut masih dibawah capaian IPM Provinsi Jambi (72,45) pada tahun yang sama. Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Muaro Jambi menempati urutan ke 4 (empat) diantara 10 (sepuluh) kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jambi. 3. Pelayanan Publik. meningkatkan Hingga saat ini, upaya pemerintah untuk kualitas pelayanan publik kepada masyarakat telah menunjukkan kemajuan yang berarti. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik selama ini dilakukan melalui berbagai langkah kebijakan yang salah satunya adalah dengan mengubah mindset para birokrat dari bermental penguasa menjadi birokrat yang bermental pelayan masyarakat. Selain itu juga melalui penataan kelembagaan pelayanan publik, penyederhanaan prosedur pelayanan, penerapan standar pelayanan minimal, peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam manajemen pelayanan, serta penerapan sistem manajemen mutu dalam pelayanan publik, termasuk manajemen penanganan pengaduan masyarakat. 4. Dalam rangka penataan kelembagaan daerah sebagai realisasi dari PP No. 41 Tahun 2007 tentang Perubahan atas PP Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, telah dikeluarkan Perda Kabupaten Muaro Jambi Nomor 05 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Muaro Jambi. Peraturan Daerah Nomor : 06 Tahun 2008 tentang Organisasi Inspektorat, Badan Perencanaan dan Tata kerja pembangunan daerah dan penanaman modal lembaga teknis lainnya; Peraturan Daerah Nomor 07 tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 14 Dinas; Peraturan Daerah Nomor 08 tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan dalam Kabupaten Muaro Jambi; Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, 131 Bappeda dan PM serta Lembaga Teknis Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. 5. Pada posisi tahun 2010 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah dalam Lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi meliputi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Badan, Kantor, Rumah Sakit, Sekretariat KPU dan Korpri. Secara keseluruhan aparatur PNS di Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 6.820 orang. Ditinjau dari segi golongan kepangkatan terbagi menjadi; golongan I sebanyak 103 orang (1,15%), golongan II sebanyak 2.328 orang (34,13%), golongan III sebanyak 3.270 orang (47,95%), dan golongan IV 1.119 orang (16,41%). Dalam rangka peningkatan kemampuan dan Kapasitas PNS Lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006 – 2010, PNS yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan (Diklat), yaitu Diklat struktural sebanyak 227 orang, masing–masing Diklatpim II sebanyak 5 orang, Diklatpim III sebanyak 62 orang dan Diklatpim IV sebanyak 163 orang. 6. Pembenahan peraturan daerah hingga tahun 2010 dilakukan melalui upaya mengatasi disharmoni peraturan daerah dengan peraturan pusat. Jumlah pembentukan Perda Kabupaten Muaro Jambi, terdiri dari tahun 2006 sebanyak 14 Perda, tahun 2007 sebanyak 18 Perda dan Tahun 2008 sebanyak 11 Perda, Tahun 2009 sebanyak 32 dan Tahun 2010 sebanyak 3 Perda. Selain itu pembenahan juga dilakukan konsultasi melalui evaluasi dan peraturan daerah kabupaten/Kota dengan pertimbangan antara lain, bertentangan dengan lebih Peraturan Perundang-undangan yang tinggi, bertentangan dengan kepentingan umum, menimbulkan ekonomi biaya tinggi, bias jender, tidak berpihak pada kelompok miskin, dan bertentangan dengan HAM. Selain itu untuk melaksanakan penegakan hukum juga perlu didukung oleh adanya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Daerah. Selain itu, dalam upaya meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi juga telah mengalami kemajuan meskipun belum cukup memuaskan. Dari hasil evaluasi 132 terhadap laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP), diketahui bahwa instansi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi secara keseluruhan masih belum dapat mencapai taraf optimal. Oleh karena itu masih perlu upaya peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi tersebut. 7. Adanya pendelegasian kewenangan Peraturan Perundang-undangan kepada pemerintah daerah menunjukkan bahwa penegakan hukum (rule of law) merupakan salah satu prasyarat yang sangat penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, fungsi pemerintahan dilaksanakan oleh aparatur daerah berdasarkan koridor Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, upaya memantapkan peran aparatur pemerintahan dalam pembangunan daerah menjadi sangat signifikan. Karena betapa pun baiknya kebijakan dan aturan yang dibuat dan ditetapkan, apabila tidak dilaksanakan oleh aparatur negara yang kompeten dan profesional untuk memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu kepada masyarakat, maka rasa keadilan masyarakat masih tetap jauh dari harapan. 8. Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN. Upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN telah menunjukkan gejala peningkatan. Dalam kurun waktu 2006 - 2010 telah memberikan kontribusi nyata dalam bidang pengawasan internal Pemerintah Daerah, Sampai dengan tahun 2010 hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi atas pemeriksaan pada SKPD Kabupaten Muaro Jambi terhadap 206 Obyek Pemeriksaan dengan 533 rekomendasi. Selain pemeriksaan yang bersifat reguler, Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan pemeriksaan yang bersifat kasus pengaduan, sampai dengan tahun 2010 Inspektorat Kabupaten Muaro Jambi telah menerima surat pengaduan sebanyak 16 pengaduan. 9. Peningkatan integritas birokrasi ditunjukkan pula dari tingkat akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, yang dapat dilihat dari 133 opini BPK . Laporan keuangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami kemajuan dimana Pada tahun 2006 opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tidak Wajar (disclaimer), maka pada tahun 2007-2010 opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami kemajuan menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) (qualified opinion). Meskipun belum mencapai pada opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tapi paling tidak, Kabupaten Muaro Jambi tidak termasuk pada opini BPK yang lebih rendah yaitu Tidak Memberikan Pendapat (TMP) (adversed opinion) maupun opini Tidak Wajar (TW) (disclaimer of opinion). BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dengan berlakunya Pemerintahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara. Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi memiliki hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 3.1. Kinerja Keuangan Daerah 2006-2010 3.1.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah 134 Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2006-2010 telah menunjukkan kinerja keuangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya Penerimaan Daerah baik itu dana perimbangan maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya peningkatan dari sisi belanja yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam keuangan daerah di Kabupaten Muaro Jambi; Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi yang lokasi kegiatannya berada di Kabupaten Muaro Jambi, dan pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah Provinsi Jambi setiap tahunnya. Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara (APBN) yang didalamnhya terakomodasi dana dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun Angaran 2006 – 2010. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, hal utama yang harus diperhatikan adalah tingkat penerimaan pendapatan daerah. Oleh karena itu pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkahlangkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun lainlain pendapatan daerah yang sah seperti bagi hasil dari pemerintah lain, tetap harus dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. 135 Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, khususnya PAD, ditempuh melalui berbagai bentuk terobosan dan strategi agar penerimaan PAD dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan paling penting dalam meningkatkan PAD adalah melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi daerah. Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah kabupaten sangat dipengaruhi oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan PAD, Dana Perimbangan serta Lain-lain pendapatan daerah. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan yang sah yang merupakan komponen dari PAD, telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya sehingga sulit untuk melakukan ekstensifiksi sumber penerimaan yang baru, apalagi di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ditegaskan bahwa untuk penerimaan pendapatan yang baru agar tidak memberatkan masyarakat serta menghambat perkembangan ekonomi masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tarif pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak. Disamping upaya diatas, dalam rangka pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga dilakukan program ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa penggalian terhadap sumber pungutan baru yang masih belum terjangkau dan mampu memberikan peluang kontribusi terhadap penerimaan daerah. Upaya ini dilakukan, mengingat kondisi Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai rentang kendali cukup lebar, secara nyata belum semua dapat terjangkau untuk mendayagunakan potensi sumber pendapatan daerah. Untuk itu, kedepan secara bertahap dan berkesinambungan akan terus ditingkatkan cakupan penanganannya. Selanjutnya dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan dari Pemerintah Pusat, dilakukan melalui pendekatan-pendekatan secara komprehensif melalui dinas terkait terhadap peluang sumber-sumber luncuran program dan kegiatan serta pendanaan yang bersifat strategis, dilakukan melalui pengusulan proposal terutama yang mempunyai skala cukup besar dan tidak mampu ditangani oleh daerah. Sementara untuk kegiatan yang sifatnya sangat mendesak dan berdampak luas, akan dianggarkan sesuai dengan kemampuan dana daerah. Berkaitan dengan pengelolaan penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah maupun sumber-sumber penerimaan lainnya, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi antara lain : 136 Usaha Intensifikasi, meliputi : Melaksanakan penagihan Pajak daerah dan Retribusi daerah secara berkala dengan dinas/instansi terkait. Melakukan kerjasama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi dalam upaya mengintensifkan penagihan Pajak Bumi Bangunan (PBB) sektor SKB, Perkebunan dan Kehutanan yang tergolong Wajib Pajak Potensial. Melaksanakan rapat evaluasi dan koordinasi PAD dan PBB secara berkala dengan Dinas/Instansi terkait guna peningkatan penerimaan, Identifikasi permasalahan dan tanggapan serta menemukan alternatif pemecahan secara bersama. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait maupun dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam menunjang peningkatan bagi hasil pajak dan bukan pajak. Melakukan penyuluhan terhadap para wajib pajak dan wajib retribusi Daerah. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengkajian ulang terhadap tarif pajak dan retribusi yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Melakukan pendekatan dengan WP/WR serta berupaya meningkatkan pelayanan terhadap WP/WR tersebut. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Pegawai dalam mendukung peningkatan kualitas pengelolaan pendapatan daerah Dalam hal pengamanan Perda serta penegakan sanksi hukum dilakukan koordinasi dengan instansi terkait. Memberikan reward kepada para Camat, Kepala Desa/Lurah yang dapat merealisasikan penerimaan PBB yang mencapai target serta memberikan teguran/peringatan kepada para Camat yang realisasi penerimaan PBB tidak mencapai target tahapan. Memotivasi kinerja pemungut serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemungutan Mengurangi jumlah tunggakan Pajak/Retribusi melalui penerapan sanksi yang tegas bagi WP/WR yang belum membayar. Berupaya menentukan target penerimaan sesuai dengan potensi penerimaan. Usaha Ekstensifikasi, meliputi : 137 Melakukan pembaharuan data Wajib Pajak / Wajib retribusi yang tidak sesuai dengan yang ada berdasarkan hasil pemantauan dan pengecekan dilapangan. Menggali sumber-sumber pungutan baru sesuai dengan kondisi dan potensi penerimaan daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan membuat peraturan daerah yang baru yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi. Menjaring wajib pajak/retribusi baru yang belum terdata. Melakukan pertukaran informasi dengan daerah-daerah lain mengenai sumber-sumber pendapatan daerah berikut dengan aturan main dan pengelolaannya. Berdasarkan usaha intensfikasi dan ekstensifikasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk tahun anggaran 2008-2010 tidak menerbitkan peraturan daerah untuk sumber penerimaan baru akan tetapi mengintensifkan terhadap sumbersumber penerimaan yang telah ada. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan melalui kebijakan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis Pajak dan Retribusi Daerah yang berada di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, baik secara administrasi maupun turun langsung kelapangan. 2. Melakukan upaya pendekatan pelayanan (jemput bola) kepada masyarakat melalui satuan administrasi manunggal satu atap (Samsat) Keliling ke beberapa kecamatan yang potensi Wajib Pajak yang cukup besar seperti Kecamatan Sei.Bahar, Sei.Gelam dan Sekernan khususnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) wilayah Kabupaten Muaro Jambi yang cukup luas, karena mengelilingi wilayah Kota Jambi. 3. Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui brosur, pamflet, baliho serta spanduk-spanduk yang isinya, menginformasikan tentang arti pentingnya membayar pajak terhadap pelaksanaan pembangunan. 4. Melaksanakan pendataan ulang objek pajak dan retribusi daerah, untuk meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran data dalam menggali sumber penerimaan yang pelaksanaannya belum optimal. 5. Mengupayakan terbentuknya Pos Pelayanan Pembayaran PKB di beberapa Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka mendekatkan pelayanan wajib pajak. Secara umum langkah-langkah kebijakan yang telah diambil tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan daerah ini, hal ini tercermin dari 138 meningkatnya penerimaan dari target pendapatan khususnya pada sisi pajak dan retribusi daerah selama tahun 2006-2010. A. Pendapatan Daerah Penerimaan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dari Pendapatan Asli Daerah, berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pajak dan retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana perimbangan berupa Dana Alokasi Umum, dana alokasi khusus dan penerimaan lain-lain yang sah. Dari semua penerimaan tersebut yang memberikan kontribusi yang cukup besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber penerimaan daerah yang berasal dari Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) masih terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Hal ini menunjukkan, bahwa Kabupaten Muaro Jambi selama ini dalam pembiayaan administrasi pemerintahan dan pembangunan masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat, terutama untuk belanja pegawai berupa gaji yang masih diharapkan dari Pemerintah Pusat. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan langkah–langkah kebijakan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan yang telah diambil dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah melalui usaha instensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha melalui intensifikasi antara lain meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan kinerja aparat Dinas Pendapatan Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan langkah-langkah usaha ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi adalah melalui pemungutan pajak. Dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah, tidak akan terlepas dari pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkah-langkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun Bagi Hasil Provinsi, tetap harus dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Tabel 3.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun 1 2006 Target ( Rp) Realisasi (Rp) 2 3 331.456.565.100 348.154.029.606 Persentase Realisasi (%) 4 105,04 Pert. Realisasi (%) 5 139 2007 418.351.537.507 106,12 27,52 494.261.343.878 443.972.756.120 504.179.854.635 2008 102,01 13,56 2009 510.542.777.142 494.745.007.547 96,91 -1,87 2010 592.056.036.665 15,61 604.476.267.160 14,79 102,10 22,18 GR (%) 102,43 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah) Dari sisi Pendapatan Daerah selama tahun 2006-2010 tingkat realisasi rata-rata mencapai 102,43 persen, namun dari sisi pertumbuhan realisasi pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi -1,87 persen dan secara rata-rata pertumbuhan realisasi selama periode 2006-2010 sebesar 14,79 persen. Penurunan pendapatan daerah pada tahun 2009 disebabkan karena krisis ekonomi global yang berdampak pada penerimaan dari pajak kenderaan bermotor menurun sehingga berpengaruh pada penurunan PAD tahun 2009 sebesar 10,01 persen. 1). Pendapatan Asli Daerah Persentase realisasi Penerimaan PAD selama tahun 2006-2010 rata-rata sebesar 111,87 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 25,68 persen. PAD pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,71 persen dan -10,01 persen, namun tingkat pertumbuhan rata-rata masih mencapai 25,68 persen selama periode 2006-2010. Penurunan PAD tahun 2008 dan 2009 disebabkan oleh penurunan pajak kenderaan bermotor masing-masing sebesar -2,71 persen dan -10,01 persen atau terjadi penurunan sebesar Rp 2,5 milyar. Tabel 3.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun 1 Target 2 Realisasi 3 2006 2007 2008 2009 2010 GR (%) 8.188.817.500 10.268.360.000 12.719.262.500 17.624.313.000 17.626.165.064 21,13 6.876.919.158 16.909.983.302 16.452.079.219 14.804.713.397 17.156.342.802 25,68 Persentase Realisasi (%) 4 83,98 164,68 129,35 84,00 97,33 111,87 Pert. Realisasi (%) 5 145,89 -2,71 -10,01 15,88 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) 140 Krisis ekonomi global ternyata berkorelasi negatif dengan penerimaan dari pajak di Kabupaten Muaro Jambi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penetapan dan penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tariff pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak. 2). Dana Perimbangan Dari perkembangan dana perimbangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-210 rata-rata persentase realisasi mencapai 101,31 persen dengan tingkat pertumbuhan realisasi sebesar 11,02 persen pertahun. Persentase realisasi dana perimbangan pada tahun 2008 dan 2009 hanya sebesar 98,27 persen dan 96,14 persen, dengan pertumbuhan realisasi sebesar 9,85 persen dan 3,22 persen. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun Target Realisasi Persentase Realisasi (%) Pert. Realisasi(%) 1 2006 2 3 4 5 308.484.121.613 326.823.385.919 105,94 2007 379.439.551.520 397.854.586.557 104,85 21,73 2008 444.740.126.498 437.045.651.443 98,27 9,85 2009 2010 GR (%) 469.237.636.846 451.130.785.701 489.892.372.937 496.472.522.165 12,26 11,02 96,14 101,34 101,31 3,22 10,05 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) Ketergantungan APBD Kabupaten perimbangan pada tahun 2006-2010 Muaro Jambi terhadap dana masih relatif besar yaitu rata-rata sebesar 88,69 persen. Kontribusi dana perimbangan pada APBD terus menurun dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen pada tahun 2010. Disisi lain kontribusi terbesar dari dana perimbangan pada APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 berasal dari dana alokasi umum rata-rata sebesar 56,0 persen, bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak rata-rata sebesar 24,29 persen dan dana alokasi khusus rata-rata sebesar 8,40 persen selama tahun 2006-2010. 141 3). Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Kontribusi perkembangan lain-lain pendapatan yang sah terhadap APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 mengalami fluktuasi yang relatif besar. Demikian juga persentase realisasi cukup fluktuatif, namun rata-rata mencapai sebesar 113,32 persen, namun dari pertumbuhan realisasi selam periode 2006-2010 yaitu sebesar 58,34 persen pertahun. Tabel 3.4 Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun Target Realisasi Persentase Realisasi (%) Pert. Realisasi (%) 1 2006 2 3 4 5 14.783.625.987 14.453.724.529 97,77 2007 28.643.625.987 29.208.186.261 101,97 102,08 2008 36.801.954.880 50.682.123.973 137,72 73,52 2009 23.680.827.296 28.809.508.449 121,66 -43,16 2010 84.537.498.664 54,64 90.847.402.193 58,34 107,46 215,34 GR (%) 113,32 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah) Sumber penerimaan pos Lain-lain pendapatan yang sah Kabupaten Muaro Jambi berasal dari dana darurat seperti dana penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam, dana penyesuaian dan otonomi khusus. Lain-lain pendapatan yang sah, yang merupakan penerimaan dari pemerintah pusat sebagai dana penyeimbang dan penyesuaian pada tahun 2006, target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 14.783.625.987,- dan realisasinya sebesar Rp 14.453.724.529 atau sekitar 97,77 persen. Pada tahun 2007 target lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 28.643.625.987 terealisasi sebesar Rp 29.208.186.261, pada tahun anggaran 2009, realisasinya sebesar Rp. 28.809.508.449.- atau terealisasi sebesar 121,66 persen. B. Proporsi Sumber Pendapatan Pada tabel berikut Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat potret kinerja APBD selama tahun 2006-2010 dari sisi 142 pendapatan daerah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 hanya sebesar 1,98 persen, kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2010 sebesar 2,84 persen. Peningkatan dari kontribusi PAD ini berasal dari kontribusi dari pendapatan pajak daerah yaitu dari 0,68 persen tahun 2006 menjadi 0,69 persen tahun 2010. Dari persentase sumber pendapatan daerah tersebut terlihat bahwa PAD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 sangat tergantung pada pendapatan pajak daerah. Sedangkan kontribusi hasil retribusi daerah pada tahun 2006 sebesar 0,79 persen dan tahun 2010 sebesar 0,98 persen. Kontribusi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah juga mengalami peningkatan dari 0,34 persen tahun 2006 meningkat menjadi 0,8 persen tahun 2010. Tabel 3.5 Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000) Tahun Anggaran Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Ratarata (%) 1 2 3 4 5 6 7 PENDAPATAN DAERAH (Rp Juta) 348.154,0 443.972,8 504.179,9 494.745,0 604.476,3 1,98 3,81 3,26 2,99 2,84 PENDAPATAN ASLI DAERAH (%) 2,98 Pendapatan Pajak Daerah (%) 0,68 0,51 0,6 0,59 0,69 0,61 Hasil Retribusi Daerah (%) 0,79 1,04 0,84 0,95 0,98 0,92 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (%) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (%) 0,16 0,17 0,27 0,44 0,37 0,28 0,34 2,09 1,56 1,01 0,8 1,16 93,87 89,61 86,68 91,18 82,13 88,69 29,62 23,25 22,72 22,34 23,53 24,29 Dana Alokasi Umum (%) 60,26 55,03 54,83 59,09 50,81 56,00 Dana Alokasi Khusus (%) 3,99 11,33 9,13 9,75 7,8 8,40 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH (%) Dana Hibah 4,15 6,58 10,05 5,82 15,03 8,33 0,84 - 1,39 - - 0,45 Penerimaan dari Provinsi 3,02 2,52 3,97 3,05 3,28 3,17 - 4,05 4,69 1,8 - 2,11 DANA PERIMBANGAN (%) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (%) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus (%) 143 Bantuan Keuangan dari Provinsi - - - 0,97 - 0,19 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD) Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) - - - - 2,86 0,57 - - - - 0,64 0,13 Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD) - - - - 4,01 0,80 Tunjangan Profesi Guru (%) - - - - 2,37 0,47 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS - - - - 1,88 0,38 100 100 100 100 100 100,0 TOTAL PENDAPATAAN (%) Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Jika dilihat dari dana perimbangan kontribusinya terus mengalami penurunan yaitu dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen tahun 2010. Penurunan ini berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yaitu dari 29,62 persen tahun 2006 menurun menjadi 23,53 persen tahun 2010. Demikian juga dana alokasi umum (DAU) kontribusinya juga menurun dari 60,26 persen tahun 2006 menjadi 50,81 persen tahun 2010. Sedangkan dana alokasi khusus mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu dari 3,99 persen tahun 2006 menjadi 7,80 persen tahun 2010. Kontribusi dari lainlain pendapatan daerah yang sah mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu dari 4,15 persen tahun 2006 meningkat menjadi 15,03 persen tahun 2010. Gambaran dari potret kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa ketergantungan APBD Kabupaten Muaro Jambi terhadap pembiayaan dari pusat terus meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan semangat otonomi daerah, dimana sumber pembiayaan pembangunan diharapkan dapat digali daerah dari sumber pendapatan daerah dan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. C. Target dan Realisasi Belanja Dalam mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan selama kurun waktu Tahun 2006-2010 melalui APBD tahun bersangkutan terus mengalami peningkatan, yang digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Mengenai perkembangan Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini : 144 No 1 Jenis Belanja Tabel.3.6.Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 Tahun Anggaran (Rp.000) 2006 2007 2008 2009 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target 2010 Realisasi Belanja Tidak Langsung 107.124.202 142.641.098 171.272.683 151.893.221 243.612.412 221.097.841 256.694.845 254.090.365 345.826.901 344.024.034 - Belanja Pegawai 107.142.202 142.641.098 146.032.013 128.551.394 200.829.221 182.198.344 217.492.268 217.079.826 298.673.321 297.650.331 - Belanja Subsidi - - 1.197.640 1.011.480 1.100.000 931.035.210 1.150.000 1.150.000 1.060.000 1.046.212 - Belanja Hibah - - - - 6.330.000 6.238.100 3.824.000 3.723.613 15.343.114 14.897.575 - Belanja Bantuan Sosial - Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab./Kota dan Pem Desa - Belanja bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga - - 8.689.030 12.000.000 7.705.496 12.000.000 14.305.191 19.000.000 12.474.511 18.850.655 11.418.577 22.000.000 9.882.907 21.606.314 8.775.465 22.000.000 8.213.276 21.917.638 - - 2.504.000 2.376.000 504.000 260.000 210.000 74.884 100.000 105.000 - - 850.000 248.850 1.544.000 145.195 600.000 572.820 200.000 194.000 Belanja Langsung 232.897.088 164.201.884 275.130.722 246.045.468 345.235.920 311.208.203 319.196.739 295.448.009 258.247.918 236.993.744 - Belanja Pegawai 74.045.039 42.595.001 38.046.921 41.013.685 33.642.912 24.087.707 21.273.863 18.618.975 17.231.364 - Belanja Barang dan Jasa 29.681.688 25.899.482 64.255.807 52.439.679 77.824.662 67.694.661 97.238.799 83.796.112 75.795.612 65.222.331 - Belanja Modal 91.307.384 89.656.795 168.279.913 155.558.865 226.397.572 209.870/629 197.849.233 190.378.033 163.835.330 154.540.048 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 29.192.670 27.796.742 - - - - - - - - 4 Belanja Tidak Tersangka 8.480.924 6.974.781 - - - - - - - - 339.831.909 306.842.982 446.403.405 397.938.688 588.848.333 533.306.045 575.891.585 549.538.374 604.074.819 581.017.779 2 Jumlah Belanja Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Dari tabel 3.6. diatas, dapat dijelaskan bahwa anggaran Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2006 Belanja daerah ditargetkan Rp. 339.831.909.000, meningkat menjadi Rp. 604.074.819.857,52 pada tahun 2010 dengan realisasi Belanja setiap tahunnya rata-rata mencapai diatas 90%. Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No Jenis Belanja 2006 2007 1 2 1 Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Subsidi - Belanja Hibah - Belanja Bantuan Sosial - Balanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga 3 4 46,49 38,17 0,00 32,30 0,00 0,25 0,00 0,00 1,94 2 Belanja Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal 2008 2009 2010 5 41,65 34,16 0,17 1,17 2,34 6 46,24 39,50 0,21 0,68 1,80 7 59,21 51,23 0,18 2,56 1,41 Ratarata (%) 8 46,35 31,44 0,16 1,47 1,50 0,00 3,02 3,53 3,93 3,77 2,85 0,00 0,00 0,60 0,06 0,05 0,03 0,01 0,10 0,02 0,03 0,14 0,05 53,51 0,00 8,44 29,22 61,83 9,56 13,18 39,09 58,35 6,31 12,69 39,35 53,76 3,87 15,25 34,64 40,79 2,97 11,23 26,60 53,65 4,54 10,47 27,94 Belanja bagi hasil dan Bantuan 3 Keuangan 9,06 4 Belanja Tidak Tersangka 2,27 Jumlah Belanja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2010 (Data diolah) Dari sisi realisasi belanja langsung, kontribusinya mengalami fluktuasi yaitu dari 53,51 persen tahun 2006, meningkat menjadi 61,83 persen tahun 2007 dan kembali turun menjadi 40,79 persen tahun 2009. Penurunan belanja langsung ini terutama didorong oleh penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu dari 29,22 persen tahun 2006 meningkat terus menjadi 39,35 persen tahun 2008 kemudian menurun menjadi 26,60 persen tahun 2010. Namun untuk belanja barang dan jasa relatif meningkat dari 8,44 persen tahun 2006 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Untuk belanja pegawai dari belanja langsung menurun dari 9,56 persen tahun 2007 menjadi 2,97 persen tahun 2010 atau secara rata-rata belanja pegawai dari belanja langsung mencapai 3,48 persen. Bila dijumlahkan belanja pegawai dari belanja tidak langsung, maka belanja pegawai rata-rata selama tahun 2006-2010 mencapai 23,85 persen. Hal ini menunjukkan dari sisi realisasi belanja, komponen dari belanja tidak langsung relatif besar terutama yang berasal dari belanja pegawai. Oleh karena itu kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 dari sisi realisasi belanja belum menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan Undang-undang No.32 Tahun 2004. 3.1.2. Neraca Keuangan Pertumbuhan aset lancar dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 meningkat sebesar 17,19 persen, pada tahun 2008 tumbuh sebesar 3,50 persen, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu sebesar 43,56 persen. Dengan demikian aset lancar selama tahun 2006-2010 mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,75 persen, dimana pada tahun 2006 jumlah aset lancar mencapai Rp. 54.222.053.376 namun pada 2010 mengalami penurunan menjadi Rp. 47.371.033.193 Penurunan asset lancar ini salah satu disebabkan oleh berkurangnya kas dari Rp 50.577.862.984 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp 32.578.985.373 atau turun ratarata sebesar 13,64 persen pertahun. Demikian juga dengan investasi jangka pendek dari Rp 35.000.000.000 pada tahun 2008 menurun menjadi Rp 538.656.950 pada tahun 2010. Pada Tahun 2009 Investasi jangka pendek ini sudah tidak dilakukan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Investasi ini biasa diarahkan pada deposito jangka pendek maksimal 3 bulan, dengan memanfaatkan dana yang masih menganggur. Sedangkan untuk piutang, piutang lain-lain dan persediaan mengalami peningkatan selama tahun 2006-2009 masing-masing yaitu 58,56 persen, 18,70 persen dan 20,27 persen. Investasi jangka panjang tumbuh rata-rata sebesar 50,34 persen, investasi ini didorong oleh investasi permanen sebesar 32,44 persen dan investasi non permanen sebesar 43,31 persen. Investasi ini ditempatkan dibeberapa badan usaha milik daerah (BUMD) seperti Bank Jambi dan usaha lainnya yang dinalai mempunyai prospek yang baik. Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 22,34 persen, 147 tahun 2008 sebesar 22,40 persen dan tahun 22,19 persen, sehingga secara rata-rata aset tetap tumbuh sebesar 22,07 persen selama tahun 2006-2010. Total aset tetap Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 Rp 835.458.803.576 meningkat menjadi Rp 1.494.391.884.472 pada tahun 2010. Kontribusi terbesar dari asset tetap berasal dari jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp 285.340.959.000 atau 66,27 persen kotribusinya pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 634.444.123.490 atau 58,40 persen pada tahun 2010. Kontribusi terbesar kedua adalah gedung dan bangunan yaitu dari 10,71 persen tahun 2006 meningkat menjadi 25,48 persen pada tahun 2010. Kemudian Tanah dari 10,86 persen tahun 2006 menurun menjadi 8,28 persen pada tahun 2010. Demikian juga untuk peralatan dan mesin dimana pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 6,63 persen meningkat menjadi 9,56 persen pada tahun 2010. kontribusi dari peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan meningkat dan nilainya nominalnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 8,17 persen dan 11,64 persen selama tahun 2006-2010. 148 Tabel 3.8 Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Per 1 Januari 2006 – 31 Desember 2010 No 1 2 URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 50.577.862.984 93.050.903.558 30.040.171.107 10.927.881.010 32.578.985.373 -10,41 1.933.797.459 2.718.086.238 1.503.680.810 785.878.494 878.164.474 -17,91 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 4 Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek 5 Piutang Pajak 6 Piutang Lain-lain 7 Persediaan 8 Jumlah Aset Lancar 9 INVESTASI JANGKA PANJANG 10 INVESTASI NON PERMANEN 11 Pinjaman ke Perusahaan Negara/Daerah/Lainnya 12 Investasi Non Permanen Lainnya 13 Jumlah Investasi Non Permanen 14 INVESTASI PERMANEN 15 16 17 Jumlah Investasi Permanen 18 Jumlah Investasi Jangka Panjang 19 GR (%) ASET 4.956.600 0 79.200.000 299,73 35.000.000.000 0 538.656.950 -87,59 -8,91 55.588.000 6.031.239.465 4.357.600.590 45.600.984 4.546.244.911 0 5.036.613.200 4.900.313.542 8.769.185.373 4.270.000.000 -5,30 1.654.804.933 1.447.414.337 2.962.237.864 3.235.387.326 4.479.781.485 45,18 54.222.053.376 108.284.256.798 78.768.960.514 23.763.933.187 47.371.033.193 -3,32 5.036.613.200 0 -100,00 0 1.400.000.000 4.053.686.350 4.053.686.350 4.267.879.650 44,46 5.036.613.200 1.400.000.000 4.053.686.350 4.053.686.350 4.267.879.650 -4,06 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 4.000.000.000 9.664.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 29,25 Investasi Permanen Lainnya 4.164.000.000 0 0 -100,00 8.164.000.000 9.664.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 8,14 13.200.613.200 11.064.000.000 15.217.686.350 15.217.686.350 15.431.879.650 3,98 207.347.009.000 212.339.432.700 216.502.173.612 219.371.483.362 219.216.633.362 1,40 42.160.453.000 66.560.499.795 102.089.962.645 123.017.915.578 162.289.642.391 40,07 ASET TETAP 20 Tanah 21 Peralatan dan Mesin 22 Gedung dan Bangunan 230.514.916.000 260.176.061.973 304.206.569.324 353.494.492.548 392.707.815.086 14,25 23 Jalan, Irigasi dan Jaringan 285.340.959.000 350.440.618.668 478.187.912.735 595.036.857.536 634.444.123.490 22,11 149 24 Aset Tetap Lainnya 25 Konstruksi Dalam Pengerjaan 26 Jumlah Aset Tetap 2.672.800.000 9.726.877.500 15.600.938.300 16.245.220.700 22.930.757.300 0 9.626.766.861 0 0 0 768.036.137.000 908.870.257.497 1.116.587.556.616 1.307.165.969.724 1.431.588.971.629 71,14 0 16,84 ASET LAINNYA Tuntutan Ganti Rugi Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya 27 160.000.000 0 45.440.573.320 0 45.600.573.320 JUMLAH ASET 835.458.803.576 1.028.218.514.294 1.210.574.203.479 1.346.147.589.260 1.494.391.884.472 0 15,65 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Lanjutan Neraca Aset No 28 29 URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 0 0 158.596.540 356.412.700 257.832.600 158.596.540 0 256.312.416 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 30 JUMLAH KEWAJIBAN 32 EKUITAS DANA 34 2,95 424.074 0 0 0 158.596.540 256.312.416 424.074 -94,83 52.511.660.443 95.768.989.796 66.527.851.916 11.713.759.504 33.456.725.773 -10,66 0 0 4.956.600 0 79.200.000 55.588.000 11.067.852.665 9.257.914.133 8.814.786.357 9.354.901.861 1.654.804.933 1.447.414.337 2.962.237.864 3.235.387.326 4.479.781.485 28,27 -356.412.700 -257.832.600 -142.596.539 -256.312.416 0 -100,00 53.865.640.676 108.026.424.198 78.610.363.974 23.507.620.771 47.370.609.119 -3,16 EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pendapatan yang ditangguhkan 35 Cadangan Piutang 36 Cadangan Persediaan Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Pdk 37 400.424.074 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 31 33 GR (%) KEWAJIBAN Jumlah Ekuitas Dana Lancar 0 260,18 150 38 EKUITAS DANA INVESTASI 39 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 40 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 0 13.200.613.200 11.064.000.000 15.217.686.350 15.217.686.350 15.431.879.650 3,98 768.036.137.000 908.870.257.497 1.116.587.556.616 1.307.165.969.724 1.431.588.971.629 16,84 45.600.573.320 0 0 0 0 0 0 0 781.236.750.200 919.934.257.497 1.131.805.242.966 1.322.383.656.074 1.492.621.424.599 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Panjang 41 42 43 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 17,57 EKUITAS DANA CADANGAN 0 0 0 0 JUMLAH EKUITAS DANA Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 835.102.390.876 1.027.960.681.694 1.210.415.606.939 1.345.891.276.844 1.539.992.033.718 0 16,53 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 835.102.390.876 1.027.960.681.694 1.210.257.010.399 1.345.634.964.428 1.539.991.609.644 16,53 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) 151 Hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami fluktuasi dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 424.074 pada tahun 2010. Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp 424.074 tahun 2010 atau meningkat rata-rata sebesar 13,84 persen. Perbedaan antara hutang jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2006 disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih mempunyai Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp 400.424.074, sehingga secara total kewajiban jangka pendek Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 menjadi Rp 356.412.700. Namun sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak mempunyai utang perhitungan fihak ketiga (PFK), sehingga total utang jangka pendek sama dengan kewajiban jangka pendek. Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak ada, sehinga kewajiban jangka panjang sampai tahun 2010 tidak ada. Dengan demikian dari perhitungan kewajiban jangka pendek tersebut sama jumlahnya dengan kewajiban Pememerintah Kabupaten Muaro Jambi yaitu tumbuh sebesar 9,03 persen pada tahun 2008 dan menurun sebesar 1,92 persen pada tahun 2009, dan turun kembali sebesar 99,83% pada tahun 2010, sehingga secara ratarata total kewajiban Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi menurun rata-rata sebesar 13,84 persen pertahun selama 2006-2010. 1. Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah asset lancer dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian 1 Rasio Likuiditas 2006 2007 2008 2009 2 3 4 5 2010 152 a. Rasio Lancar b. Quick Ratio 152,133 419,979 496,663 92,715 118,302 147,490 414,365 477,985 80,092 107,115 Sumber: Hasil Pengolahan (2011) a. Rasio Lancar (Current ratio) Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Jika yang digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi akan mengalami kesulitan dalam membayar tagihan jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas 4,0, maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh tagihan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 152,133, tahun 2007 nilai rasio lancar sebesar 419,979, tahun 2008 sebesar 496.663, tahun 2009 sebesar 92,715 dan tahun 2010 sebesar 118,302. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Jika dilihat dari trend nilai rasio lancar tersebut cenderung terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dari sisi rasio lancar (current ratio) sangat baik dan sangat sehat. Oleh karena itu kedepan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, harus tetap mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan asset lancarnya terutama terkait dengan kewajiban jangka pendek. 153 b. Quick Ratio Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa asset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 147,490, tahun 2007 quick rationya sebesar 417,365, tahun 2008 sebesar 477,985, tahun 2009 sebesar 80,092 dan tahun 2010 sebesar 107,115. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset lancar (quick ratio) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, dengan nilai dari quick ratio menunjukkan trend yang terus meningkat, sehingga kedepan perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan pengolalaan asset lancar. 2. Rasio Solvabilitas Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap asset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset, sedang rasio kewajiban terhadap equitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio solvablitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 tertera pada tabel berikut ini. 154 Tabel 3.10 Rasio Solvablitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian 1 Rasio Solvablitas a. Rasio Kewajiban Terhadap Asset b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 2009 5 2010 2006 2 2007 3 2008 4 0,000427 0,000251 0,000131 0,000190 0,000268 0,000456 0,000280 0,000140 0,000194 0,000268 Sumber: Hasil Pengolahan (2011). a. Rasio Kewajiban Terhadap Asset Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang ditambah dengan kewajiban jangka pendek dibagi dengan asset dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,000427, tahun 2007 sebesar 0,000251, tahun 2008 sebesar 0,000131, tahun 2009 sebesar 0,000190 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Dilihat dari nilai trend rasio kewajiban terhadap aset, nilainya relatif berfluktuasi dan terus menurun kecuali tahun 2010 yang meningkat sebesar 41,05 persen dari tahun 2009. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor. b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,00456, tahun 2007 sebesar 0,000280, 155 tahun 2008 sebesar 0,000140, tahun 2009 sebesar 0,000194 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Nilai rasio ini hampir sama dengan Rasio Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Sehingga total asset dikurangi dengan kewajiban nilainya sama dengan ekuitas (lihat tabel 3.10). Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas pemerintah daerah dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efesiensi kegiatan operasional birokrasi pemerintah daerah, karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada waktu periode tertentu. Untuk neraca keuangan daerah, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur persediaan. Rasio rata-rata umur piutang adalah 365 hari dibagi dengan perputaran piutang, sedang rasio rata-rata umur persediaan adalah 365 hari dibagi dengan perputaran persediaan. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio aktivitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Rasio Aktivitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 156 Keterangan 1 Rasio Aktivitas 1. Rasio Rata-Rata Umur Piutang 2. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan 2006 2007 2008 2009 2 3 4 5 2010 97,5427 9,7837 8,5083 2,6959 5,3732 11,1394 4,8789 13,7264 49,6936 34,5173 Sumber: Hasil Pengolahan (2011). a. Rasio Rata-Rata Umur Piutang Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata piutang atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai dengan pembayaran tunai. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 97,5427, tahun 2007 sebesar 9,7837, tahun 2008 sebesar 8,5083, tahun 2009 sebesar 2,6959 dan tahun 2010 sebesar 5,3732. Jika dilihat dari hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa RataRata Umur Piutang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 relatif berfluktuasi, namun cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang relatif pendek dalam proses sampai dengan pembayaran tunai, sehingga dapat memperlancar arus kas di Neraca Keuangannya. b. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata persediaan atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai dengan penggunaan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesa 11,1394, tahun 2007 sebesar 4,8789, tahun 2008 sebesar 13,7264, tahun 2009 sebesar 49,6935 dan tahun 2010 sebesar 34,5173. Nilai Rasio rata-rata umur persediaan 11,1364 artinya Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 memiliki jumlah perputaran persediaan sebesar 11,1364 kali dalam satu tahun. Jika nilai rasio perputaran persediaan tinggi, 157 berarti Pemerintah daerah tersebut memiliki tingkat persediaan yang relative rendah dan dapat menganggu pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan. Sebaliknya jika persediaan anggaran yang relative besar, maka Pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan dan pembayaran dalam pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal, dengan demikian pemerintah daerah dapat bekerja dengan baik dan efisien. Jika dilihat dari hasil perhitungan rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur Persediaan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup baik dan efisien dalam melaksanakan proses pembayaran dan ketersediaan anggaran. 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah mengacu pada aturan yang melandasinya baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Pada tabel berikut dapat dilihat proporsi belanja anggaran Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006-2010. Untuk belanja daerah alokasi dana yang tersedia untuk 2006 adalah sebesar Rp 306,842 milyar meningkat menjadi Rp 397,938 milyar tahun 2007, dan meningkat lagi menjadi Rp 532,306 milyar pada tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 610,93 milyar tahun 2009 dan pada tahun 2010 realisasi belanja anggaran naik lagi menjadi Rp 581,017 milyar atau secara rata-rata total belanja meningkat sebesar 13,30 persen pertahun selama periode 2006-2010. Total belanja tidak langsung pada tahun 2006 sebesar 142,641 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp 151,893 milyar dan pada tahun 2008 naik lagi menjadi Rp 221,097 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 254,090 milyar dan tahun 2010 naik lagi menjadi Rp 344,024 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 158 24,62 persen pertahun. Adapun untuk belanja langsung untuk tahun 2006 sebesar Rp 164,201 milyar, kemudian pada tahun 2007 sebesar Rp 246,045 milyar, tahun 2008 naik menjadi Rp 311,208 milyar, tahun 2009 turun menjadi 295,448 milyar dan tahun 2010 turun lagi menjadi Rp 236,993 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 9,61 persen pertahun. Jika dilihat dari proporsinya, maka realisasi anggaran belanja tidak langsung meningkat dari 46,49 persen tahun 2006 menjadi 59,21 persen tahun 2010 atau sharenya rata-rata sebesar 46,33 persen selama periode 2006-2010. Peningkatan belanja tidak langsung ini didorong oleh belanja pegawai dari 32,30 persen tahun 2007 menjadi 51,23 persen tahun 2010 atau rata-rata sebesar 39,32 persen selama tahun 2006-2010. Belanja subsidi menurun dari 0,25 persen tahun 2007 menjadi 0,18 persen tahun 2010 atau secara rata-rata yang dialokasikan untuk belanja subsidi selama tahun 2006-2010 hanya sebesar 0,20 persen. Belanja hibah meningkat dari 1,17 persen tahun 2008 menjadi 2,56 persen tahun 2010, atau secara rata-rata selama periode 2006-2010 sebesar 1,10 persen. Belanja bantuan sosial relatif berfluktuasi yaitu dari 1,94 persen tahun 2007 meningkat menjadi 2,34 persen tahun 2008, kemudian turun lagi menjadi 1,80 persen tahun 2009 kemudian turun lagi menjadi 1,41 persen tahun 2010 atau secara rata-rata hanya sebesar 1,87 persen. Demikian juga belanja bantuan keuangan kepada pemerintah yang lebih rendah seperti pemerintah desa mengalami fluktuasi, namun relatif meningkat dari 3,02 persen tahun 2007 menjadi 3,54 persen tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 3,93 persen tahun 2009 dan turun sedikit menjadi 3,77 persen tahun 2010 atau secara rata-rata sebesar 3,57 persen selama periode 20062010. Rendahnya kontribusi bantuan keuangan ini menujukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendorong pembangunan di pedesaan belum maksimal dari sisi pendanaan. Adapaun perkembangan belanja tidak langsung dan belanja langsung baik secara komulatif maupun secara proporsional dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 159 160 Tabel 3.12 Perkembangan dan Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000) No Jenis Belanja 2006 2007 2008 2009 2010 1 Belanja Tidak Langsung 142.641.098 151.893.221 221.097.840 254.090.365 344.024.034 142.641.098 - 128.551.394 1.011.480 7.705.496 12.000.000 182.198.344 931.035 6.238.100 12.474.511 18.850.655 217.079.826 1.150.000 3.723.613 9.882.907 21.606.314 297.650.331 1.046.212 14.897.575 8.213.276 21.917.638 - 2.376.000 260.000 74.884 105.000 2 Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa - Belanja tdk Terduga Belanja Langsung 24,62 31,93 1,12 54,54 2,13 21,99 164.201.884 248.850 246.045.468 145.195 311.208.202 572.820 295.448.009 194.000 236.993.744 33.642.912 67.694.661 21.273.863 83.796.112 17.231.364 65.222.331 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa 34.771.523 25.899.482 38.046.921 52.439.679 Belanja Modal 103.530.879 155.558.865 209.870.629 190.378.033 154.540.048 306.842.982 397.938.688 532.306.042 549.538.374 581.017.779 Jumlah Belanja GR(%) -64,28 -7,89 9,61 -23,00 7,46 -0,22 17,31 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%) Tabel 3.13 161 Perkembangan dan Proporsi Belanja Anggaran Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (%) No 1 2 Jenis Belanja Belanja Tidak Langsung 2006 2007 2008 2009 2010 SR (%) 46,49 38,17 41,54 46,24 59,21 46,33 Belanja Pegawai 0,00 32,30 34,23 39,50 51,23 39,32 Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,00 1,94 3,02 0,17 1,17 2,34 3,54 0,21 0,68 1,80 3,93 0,18 2,56 1,41 3,77 0,20 1,10 1,87 3,57 0,00 0,60 0,05 0,01 0,02 0,17 0,00 53,51 11,33 0,06 61,83 9,56 0,03 58,46 6,32 0,10 53,76 3,87 0,03 40,79 2,97 0,06 53,67 5,68 12,72 39,43 100,00 15,25 34,64 100,00 11,23 26,60 100,00 13,09 34,94 100,00 Belanja Barang dan Jasa 8,44 13,18 Belanja Modal 33,74 39,09 Jumlah Belanja 100,00 100,00 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah) SR = Kontribusi rata-rata (%) 162 Disisi lain belanja langsung sharenya menurun dari 53,51 persen tahun 2006 menjadi 40,79 persen tahun 2010, penurunan ini disebabkan belanja modal juga menurun dari 39,09 persen tahun 2007 menjadi 26,60 persen tahun 2010. Demikian juga untuk belanja barang dan jasa menurun dari 13,18 persen tahun 2007 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Dari proporsi belanja ini menunjukkan bahwa penggunaan anggaran selama tahun 2006-2010 trend menunjukkan bahwa belanja pegawai cenderung meningkat dari pada belanja modal dan data menunjukkan rasio tahun 2010 sudah mendekati antara belanja aparatur dengan belanja modal yaitu 45,0 persen untuk total belanja pegawai dan 34,94 persen untuk belanja modal. Kondisi ini kedepan harus dikoreksi, agar proporsi belanja menjadi lebih fokus pada belanja program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan tingkat kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang cenderung meningkat di Kabupaten Muaro Jambi. Kondisi alokasi anggaran berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung mengindikasikan bahwa, pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama periode 2006-2010 belum memprioritaskan alokasi anggaran pada belanja publik yaitu untuk menstimulasi ekonomi masyarakat serta memperbaiki kualitas infrastruktur yang rusak. 3.2.2. Analisis Pembiayaan Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Kabupaten Muaro Jambi terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi. Selisih antara Penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan netto dan selisih antara penerimaan daerah dengan belanja daerah merupakan surplus/defisit belanja. Penerimaan pembiayaan pada tahun 2011 – 2016 diperkirakan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya. Surplus anggaran tahun 2011 sebesar Rp 45.022.750.356 yang berasal dari kelebihan pendapatan dan tingkat realisasi belanja yang hanya sebesar 90 persen. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya sebesar Rp 36,61 milyar ditambah penerimaan piutang Rp 300 juta dikurangi penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp 1,5 milyar, sehingga SILPA tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 80,504 milyar. Sumber penerimaan pembangunan selama tahun 2011-2016 diproyeksikan sebagian besar berasal dari Silpa tahun lalu, ditambah dengan penerimaan piutang rata-rata sebesar Rp 300 juta pertahun selama periode 2011-2016. Pada tahun 2008 dan 2009 163 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih melakukan penyertaan modal rata-rata sebesar Rp 1,5 milyar pertahun. Realisasi pendapatan daerah diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 7,91 persen per tahun dan Silpa tahun angguran sebelumnya diproyeksikan menurun rata-rata sebesar 39,58 persen pertahun selama periode 20112016. Realisasi pengeluaran pembiayaan selama tahun 2011-2016 juga sebagian besar berasal dari Silpa tahun berkenaan, sebagian lagi berasal dari pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Selisih dari penerimaan pembangunan dengan pengeluaran pembiayaan adalah pembiayaan netto. Proyeksi pembiayaan netto pada tahun 2011 sebesar Rp 35,481 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 78,804 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 41,812 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 23,563 milyar, dan tahun 2016 pembiayaan netto sebesar Rp 6,253 milyar. Proyeksi ini menunjukkan bahwa pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2011-2016 sangat tergantung pada Silpa baik Silpa tahun lalu maupun tahun berkenaan. Berdasarkan proyeksi ini, maka pemerintah daerah kedepan perlu mengembangkan sumber pembiayaan pembangunan melalui penyertaan modal pada BUMD, pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor ekonomi yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi lebih beragam. Adapun kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayan pada 5 tahun kedepan (tahun 2011-2016) adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, namun dari sisi pembiayaan sumber pendapatannya sangat terbatas. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. 2. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang 164 dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. 165 Tabel 3.14 Proyeksi Perkembangan Pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NILAI (Rp.) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 APBD PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT 57.928.220.548 -39.076.364.503 -25.936.606.586 -12.594.108.566 -11.238.958.133 -8.816.638.008 -168,63 PEMBIAYAAN DAERAH 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 Penerimaan Pembiayaan Daerah 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 URAIAN KODE 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.3 3.4 Hasil Penjualan kekayaan Daerah yg dipisahkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Penerimaan Piutang Daerah JLH PENERIMAAN PEMBIAYAAN Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 PEMBIAYAAN NETO Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 5,92 0 Pembayaran Pokok Hutang JLH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 0 0 Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah pada Bank Jambi GR (%) 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 5.505.869.195 -41,69 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) 166 Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Adapun Kebijakan pengeluaran pembiayaan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2011-2016 adalah : 1. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal pada BUMD, atau penambahan modal pada Bank Jambi untuk mewujudkan Modal Bank Jambi sebesar Rp 1 trilyun pada tahun 2014. 2. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran. 3. Medorong pendirian BUMD seperti BPR Syariah yang fokus pada pengelolaan hasil kekayaan daerah dengan bersinergi dan bekerjasama dengan pihak swasta dengan sistem pembagian saham sehingga pengelolaan BUMD dilakukan secara profesional dan independent. 4. Dalam penyertaan modal pada BUMD harus dilakukan kajian yang mendalam terhadap kelayakan dan kinerja BUMD yang sudah ada di Provinsi sebagai pembanding maupun yang akan didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Selain itu, terhadap arah kebijakan Kabupaten Muaro Jambi untuk dana masyarakat dan mitra yang merupakan potensi daerah yang perlu terus dikembangkan dan didorong untuk mendukung proses pembangunan Kabupaten Muaro Jambi diarahkan melalui upaya menjalin kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar ke Kabupaten Muaro Jambi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan investasi daerah adalah: 167 1. Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kabupaten Muaro Jambi; 2. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati; 3. Kerjasama antara BUMD dan pihak swasta; 4. Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan kemudian pengembangan industri hilir dan pengolahan yang berbasis pertanian dan kelautan, perkebunan, listrik, dan industri manufaktur; 5. Mendorong peningkatan investasi langsung dari negara lain yaitu melalui skema FDI (foreign direct investment). 6. Mendorong investasi swasta melalui skema investasi fasilitas untuk PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). 7. Mendorong investasi masyarakat yaitu investasi non fasilitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat lokal, apalagi letak Kabupaten Muaro Jambi yang sangat strategis berada didaerah hinterland Kota Jambi, maka investasi non fasilitas diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kota Jambi sebagai Ibukota Kota Jambi dan Provinsi Jambi. 3.3. KERANGKA PENDANAAN 3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Realisasi belanja tidak langsung pada tahun 2011 angka sementara sebesar Rp 377,561 milyar, yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 335,915 milyar, belanja subsidi Rp 1,274 milyar, belanja hibah sebesar 168 Rp 4,741 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp 8,606 milyar, belanja Bagi Hasil kepada pemerintah desa sebesar Rp 24,50 milyar dan belanja Bantuan keuangan kepada pemerintah desa sebesar Rp 2,025 milyar. Proyeksi belanja tidak langsung pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 515,193 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 6,41 persen yang didorong oleh belanja pegawai meningkat menjadi Rp 473,242 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 7,10 persen, belanja subsidi meningkat menjadi Rp 1,548 milyar, belanja hibah meningkat menjadi Rp 5,827 milyar, belanja bantuan sosial menjadi Rp 8,352 milyar, belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa tetap yaitu Rp 24,5 milyar, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa menjadi Rp 1,222 milyar. Dengan laju pertumbuhan rata-rata yang paling tingi yaitu belanja pegawai yaitu ratarata 7,10 persen pertahun .Sedangkan belanja yang paling rendah adalah belanja Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa yang jumlahnya menurun yaitu dari Rp 2,025 milyar tahun 2011 menurun menjadi Rp 1,222 milyar tahun 2016 atau menurun rata-rata sebesar 9,61 persen pertahun, kemudian belanja bantuan sosial juga diprediksi menurun ratarata sebesar 0,59 persen pertahun selama periode 2011-2016. Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja langsung periode 2006-2010 yang mencapai 9,61 persen pertahun dan proyeksi belanja tidak langsung pada periode 2011-2016, yang trendnya terus meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata diproyeksikan sebesar 6,41 persen pertahun, maka dapat diproyeksikan juga tren dari belanja langsung sesuai dengan belanja wajib dan program prioritas akan meningkat ratarata sebesar 9,13 persen pertahun pada periode 2011-2016. Untuk mewujudkan Visi Misi Bupati Muaro Jambi Periode 20112016, maka peranan belanja langsung untuk mendorong program dan kegiatan sangat signifikan. Untuk itu belanja langsung diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 9,13 persen pertahun, dimana belanja pegawai tumbuh rata-rata sebesar 5,83 persen, belanja barang dan jasa 6,16 persen dan belanja modal rata-rata tumbuh sebesar 11,08 persen 169 pertahun. Sebagian besar belanja langsung akan diserap oleh belanja modal dan belanja barang dan jasa rata-rata sebesar 92,14 persen dari total belanja langsung, sedangkan belanja pegawai hanya sebesar 7,86 persen selama periode 2011-2016. Pada tahun 2012 belanja modal dan belanja barang dan jasa menyerap 91,84 persen dari total belanja langsung, dimana belanja pegawai sebesar 8,16 persen. Proyeksi secara rata-rata selama tahun 2011-2016 untuk belanja modal sebesar 60,75 persen, belanja barang dan jasa 31,39 persen dan belanja pegawai sebesar 7,86 persen dari total belanja langsung. Untuk menjaga momentum pembangunan agar dapat terus tumbuh dengan baik di Kabupaten Muaro Jambi, maka persentase belanja langsung minimal 60 persen dari total belanja atau belanja tidak langsung maksimal 40 persen. Dari 60 persen belanja langsung tersebut, sebaiknya belanja modal dalam total belanja harus diatas 40 persen selama periode 2011-2016, agar Visi Misi Bupati dapat terwujud dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perlu moratorium dalam pengalokasian belanja, dimana belanja tidak langsung harus ditetapkan maksimal 40 persen dari total belanja dan belanja langsung minimal sebesar 60 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat melaksanakan program prioritas antara lain program pengentasan kemiskinan melalui peningkatan produksi minapolitan dan program peternakan, penciptaan lapangan kerja melalui pemberdayaan usaha kecil menengah dan koperasi, program pengembangan tanaman pangan, padi dan jagung serta pengembangan sentra UMKM yang berbasis pada potensi kerajinan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi. Pengentasan kemiskinan petani tanaman pangan tidak bisa dilakukan secara parsial harus terintegrasi (melalui sektor hulu yaitu pemberian subsidi, bibit, saprodi, obat-obatan) dan melalui sektor hilir dan pemasarannya. Adapun proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini : 170 Tabel 3.15 Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) 2016 2011 2012 2013 2014 2015 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI TOTAL BELANJA 696.067.665.308.42 756.552.317.568 826.071.447.953 871.606.310.793 940.351.481.008 1.114.709.982.629 11,19 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 392.981.630.939.28 332.942.237.358,00 384.694.936.044 337.952.787.544 409.621.197.353 368.368.538.423 441.633.547.662 400.153.338.342 475.880.079.721 434.167.138.793 515.193.225.232 473.242.181.285 7,24 1.2. Belanja Subsidi 1.273.493.784.00 1.274.000.000 1.337.700.000 1.404.585.000 1.474.814.250 1.548.554.963 3,98 1.3. Belanja Hibah 24.125.783.970.00 11.312.080.500 5.656.040.250 5.712.600.653 5.769.726.659 5.827.423.926 4,21 8.075.894.032.00 8.027.068.000 8.107.338.680 8.188.412.067 8.270.296.187 8.352.999.149 -5,97 URAIAN 1.1. Belanja Pegawai 1.4. Belanja Bantuan Sosial 1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintah Desa 1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah Desa 24.394.200.000.28 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 GR (%) 7,17 23,58 2.023.760.000.00 1.129.000.000 1.151.580.000 1.174.611.600 1.198.103.832 1.222.065.909 -9,61 1.7. Belanja Tidak Terduga 146.261.795.00 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 0,00 2. BELANJA LANGSUNG 274.032.456.914.00 24.174.699.678.00 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287 599.516.757.397 15,42 30.306.376.594 31.236.020.048 32.797.821.050 33.576.769.300 51.639.647.995 16,72 87.349.382.947.00 122.898.864.594 124.944.080.192 127.091.556.571 130.002.363.189 142.078.541.692 7,88 2.3. Belanja Modal 218.652.140.336 260.270.150.360 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi dan Data diolah, 2011 Ket. : GR = Pertumbuhan Rata-rata (%) 270.083.385.510 300.892.268.798 405.798.567.710 18,78 2.1. Belanja Pegawai 2.2. Belanja Barang Dan Jasa 162.508.374.289.00 Tabel 3.16 171 Proyeksi Prosentase Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%) URAIAN TOTAL BELANJA 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.1. Belanja Pegawai 1.2. Belanja Subsidi 1.3. Belanja Hibah 1.4. Belanja Bantuan Sosial 1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintah Desa 1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah Desa 1.7. Belanja Tidak Terduga 2. BELANJA LANGSUNG 2.1. Belanja Pegawai 2.2. Belanja Barang Dan Jasa 2.3. Belanja Modal 2011 2012 2013 2014 2015 2016 APBD PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI 100,00 55,37 51,04 0,19 0,72 1,73 100,00 50,85 44,67 0,17 1,50 1,06 100,00 49,59 44,59 0,16 0,68 0,98 100,00 50,67 45,91 0,16 0,66 0,94 100,00 50,61 46,17 0,16 0,61 0,88 100,00 46,22 42,45 0,14 0,52 0,75 SR (%) 100,00 50,55 45,81 0,16 0,78 1,06 0,31 0,15 0,14 0,13 0,13 0,11 0,16 1,30 0,08 44,63 3,63 14,82 26,17 3,24 0,07 49,15 4,01 16,24 28,90 2,97 0,06 50,41 3,78 15,13 31,51 2,81 0,06 49,33 3,76 14,58 30,99 2,61 0,05 49,39 3,57 13,82 32,00 2,20 0,04 53,78 4,63 12,75 36,40 2,52 0,06 49,45 3,90 14,56 30,99 Sumber: Data diolah, 2011 Ket. : SR = Kontribusi Rata-rata (%) 172 3.3.2. Analisis Perhitungan Pendapatan dan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Muaro Jambi anggaran lima tahun yang akan datang yaitu Tahun 2011-2016. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi untuk lima tahun mendatang, tentunya dibutuhkan adanya dukungan dana sebagai salah satu input pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Untuk itu maka gambaran mengenai proyeksi kondisi keuangan daerah hingga lima tahun ke depan sangat diperlukan sebagai gambaran kemampuan daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam membiayai pembangunan. Proyeksi dasar keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi dilakukan dengan menggunakan metode trend ekstrapolasi yang besaran persentase pertumbuhannya adalah menyesuaikan dengan asumsi kondisi makro ekonomi daerah, yang mana untuk variabel pendapatan daerah dan variabel lain-lain menggunakan pertimbangan besaran pertumbuhan rata-rata di periode 5 tahun sebelumnya. Khusus untuk prosentase pertumbuhan dana perimbangan, oleh karena variabel ini merupakan variabel yang statis, di mana dana perimbangan yang terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) merupakan komponen yang disalurkan dari pusat, maka nilai besarannya sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam hal ini dana perimbangan diasumsikan akan bertumbuh berada di kisaran 5 – 8 persen pertahun menjadi pertimbangannya, dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan kemampuan fiskal daerah. Realisasi sementara pendapatan daerah Tahun 2011 mencapai Rp 715,252 milyar atau terealisasi sebesar 107,81 persen dari target pendapatan sebesar 173 Rp 663,452 milyar. Target pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 1.105,89 milyar dengan sumber utama berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 902,798 milyar, lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 140,691 milyar dan target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 62,403 milyar. Adapun proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. 174 Tabel 3.17 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 NILAI (RP.) 2011 KODE URAIAN 1 PENDAPATAN 1 1 1 1 1 Pajak Daerah 1 1 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 3 1 Pendapatan Hibah 1 3 3 1 3 4 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2012 2013 2015 2014 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423 2016 PROYEKSI PROYEKSI 929.112.522.981 1.105.893.344.727 GR(%) 9,11 28.465.874.268 27.795.502.814 34.383.356.927 40.699.151.560 49.961.236.331 62.403.395.091 11.420.230.799 9.333.000.000 14.200.897.239 18.684.780.819 24.169.179.705 32.158.741.018 Hasil Retribusi Daerah 4.832.735.311 5.417.416.000 6.699.067.250 7.357.309.437 8.877.591.327 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 3.904.745.564 4.704.745.564 5.300.000.000 5.900.000.000 6.950.000.000 7.904.745.564 8.308.162.594 8.340341.250 8.183.392.438 8.757.061.303 9.964.465.299 11.482.185.748 567.123.764.967 631.103.878.195 684.577.772.895 724.035.338.964 767.087.462.248 902.798.948.326 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 151.612.925.967 115.096.254.195 140.941.283.995 151.044.487.373 162.881.710.830 176.368.930.467 2 Dana Alokasi Umum 370.991.039.000 458.269.264.000 481.182.727.200 505.241.863.560 530.503.956.738 646.029.154.575 11,73 3 Dana Alokasi Khusus 12,55 DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan 17,00 23,01 10.857.722.760 17,57 44.519.800.000 57.738.360.000 62.453.761.700 67.748.988.031 73.701.794.680 80.400.863.284 119.663.259.969 58.576.572.162 81.173.711.651 94.277.711.900 112.063.824.402 140.691.001.311 0 0 0 0 0 0 25.568.049.609 20.042.599.062 24.913.857.724 32.836.446.564 43.669.194.995 58.617.446.022 94.095.210.360 34.088.232.360 51.814.113.187 56.995.524.506 68.394.629.407 82.073.555.289 0 4.445.740.740 4.445.740.740 4.445.740.740 0 0 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423 929.112.522.981 1.105.893.344.727 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) 15,15 6,69 9,74 3,07 3,29 0,00 18,05 -2,70 0,00 9,11 Pada proporsi kerangka pendanaan sumber pendapatan utama diperkirakan masih berasal dari dana perimbangan yaitu dari 79,29 persen tahun 2011 menjadi 81,64 persen tahun 2016, namun kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari 3,98 persen tahun 2011 menjadi 5,64 persen tahun 2016 dan kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menurun dari 16,73 persen tahun 2011 menurun menjadi 12,72 persen tahun 2016. Peningkatan kontribusi PAD ini bertujuan agar kemandirian pembiayan terus meningkat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Pada masa mendatang proporsi pendapatan asli daerah diperkirakan akan terus meningkat untuk mendorong kemandirian daerah dalam pembiayaan, terutama dari pajak daerah yaitu dari 1,60 persen tahun 2011 meningkat menjadi 2,91 persen tahun 2016. Demikian juga hasil retribusi daerah meningkat dari 0,68 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,98 persen tahun 2016, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meningkat dari 0,55 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,71 persen tahun 2016, namun lain-lain pendapatan asli daerah yang sah diperkirakan menurun dari 1,16 persen tahun 2011 menjadi 1,04 persen tahun 2016. Untuk lebih jelasnya proyeksi persentase pendapatan dan alokasi sumber pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.18 Proyeksi Pendapatan dan Alokasi Sumber Pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%) KODE URAIAN 1 PENDAPATAN (Rp jutaan) PENDAPATAN ASLI DAERAH 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2011 2012 2013 715.253 717.476 800.135 2014 2015 2016 859.012 929.113 1.105.893 SR (%) 3,98 3,87 4,30 4,74 5,38 5,64 4,65 Pajak Daerah 1,60 1,30 1,77 2,18 2,60 2,91 2,06 Hasil Retribusi Daerah 0,68 0,76 0,84 0,86 0,96 0,98 0,84 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,55 0,66 0,66 0,69 0,75 0,71 0,67 1,16 1,16 1,02 1,02 1,07 1,04 1,08 79,29 87,96 85,56 84,29 82,56 81,64 83,55 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 21,20 16,04 17,61 17,58 17,53 15,95 17,65 Dana Alokasi Umum 51,87 63,87 60,14 58,82 57,10 58,42 58,37 Dana Alokasi Khusus 6,22 8,05 7,81 7,89 7,93 7,27 7,53 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN 1 1 2 2 1 2 3 1 3 1 3 1 1 3 3 1 3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 16,73 8,16 10,15 10,98 12,06 12,72 11,80 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 3,57 2,79 3,11 3,82 4,70 5,30 3,88 13,16 4,75 6,48 6,64 7,36 7,42 7,63 0,00 0,62 0,56 0,52 0,00 0,00 0,28 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1 3 5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Total Pendapatan Sumber: Data diolah (2011) Ket: SR = Kontribusi rata-rata (%) Pada kerangka alokasi pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, realisasi sementara pendapatan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar, pendapatan ini sudah digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor sebesar Rp 334,75 milyar, belanja subsidi pada tahun 2011 sebesar Rp 1,274 milyar, kemudian belanja bantuan keuangan pemerintah desa dalam bentuk belanja bagi hasil kepada Pemerintah Desa atau alokasi ADD tahun 2011 sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi dana desa ini belum mencapai 10 persen dari dana perimbangan, namun kedepan akan terus ditingkatkan untuk mencapai rasio ideal tersebut. Selanjutnya pendapatan daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp 1.105,89 milyar, pendapatan ini akan digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor sebesar Rp 473,242 milyar, belanja subsidi tahun 2016 sebesar Rp 1,548 milyar, kemudian belanja bagi hasil ke pemerintah desa (ADD) sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi ADD diupayakan mencapai rasio ideal yaitu 10 persen dari dana perimbangan. Semua belanja diatas merupakan Belanja Tidak Langsung Periodik yang wajib dan mengikat serta prioritas utama sesuai dengan visi misi Bupati Muaro Jambi 2011-2016 untuk mewujudkan Muaro Jambi yang “CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA”. Pada sisi Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama dialokasikan pada sektor pendidikan sesuai dengan Undang-undang Pendidikan yang mewajibkan pemerintah mengalokasikan Anggarannya sebesar 20 persen dari APBD, namun sampai tahun 2011 sesuai dengan kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi alokasi anggaran pendidikan telah diatas 20 persen. Berkenaan dengan itu progam di sektor pendidikan dan kesehatan melalui program peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan seperti program wajib belajar 9 tahun dan program peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidkan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat merupakan program prioritas dan utama yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan. Demikian juga untuk bidang ekonomi kerakyatan yang fokus pada pemberdayaan usaha kecil, mikro dan koperasi harus diprioritaskan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akselerasi kegiatan ekonomi. Pada bidang infrastruktur, pembangunan dan peningkatan jalan poros dan jembatan antar kecamatan - antar desa dan jalan menuju kawasan sentra produksi pertanian dan perkebunan merupakan prioritas utama disamping infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, air minum, listrik dan sanitasi harus cukup signifikan untuk dapat mempercepat akselerasi pembangunan ekonomi, namun karena keterbatasan anggaran, ditetapkan sekitar 25 – 30 % dari total anggaran. Alokasi anggaran untuk infrastruktur ini akan terus ditingkatkan sejalan dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran. Program prioritas lain yang terkait dengan perwujudan dari visi misi Bupati adalah program pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang merupakan program prioritas dari Bupati yang sudah dianggarkan pada tahun 2011 sebesar Rp 12,79 milyar, tahun 2012 akan dianggarkan sebesar Rp 13,046 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 13,306 milyar, tahun 2014 dan 2015 masing-masing Rp 13,573 dan Rp 13,844 milyar dan tahun 2016 anggaran diprediksi mencapai Rp 14,121 milyar, sehingga total anggaran untuk program ini dalam jangka 5 tahun kedepan mencapai Rp 67,89 milyar lebih. Kabupaten Muaro Jambi kedepan juga direncanakan menjadi percontohan pengembangan kawasan minapolitan sesuai dengan potensi dibeberapa daerah yang ada di Kabupaten Muaro Jambi seperti daerah Sei.Gelam, Tangkit dan Desa Pudak. Dampak dari pengembangan kawasan minapolitan ini diharapkan meningkatnya produksi pangan seperti padi, jagung, sayuran dan ikan, sehingga Kabupaten Muaro Jambi bisa menjadi daerah surplus beras dan menjadi lumbung pangan Provinsi Jambi dan Nasional. Peningkatan produksi tersebut akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani. Pada tabel berikut dapat dilihat realisasi dan proyeksi Silpa dan kerangka pendanaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016. Tabel 3.19 Perhitungan SILPA Tahun Sebelumnya dan SILPA Tahun Berkenaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 2016 2011 2012 2013 2014 2015 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI Pendapatan 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.473 859.012.202.333 929.112.522.981 1.105.893.344.727 9,11 Belanja Pengeluaran Pembiayaan Daerah 655.824.678.656 756.552.317.568 826.071.447.953 871.606.310.793 940.351.481.008 1.114.709.982.629 11,19 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 Defisit/Surplus SILPA Tahun Sebelumnya Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan Penerimaan Piutang Daerah 57.928.220.548 -39.076.364.503 -25.936.606.586 -12.594.108.566 -11.238.958.133 -8.816.638.008 -168,63 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 0,00 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 SILPA Tahun Berkenaan 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 5.505.869.195 -41,69 URAIAN PROYEKSI GR (%) Tabel 3.20 Kerangka Pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) URAIAN 2011 715.252.899.204 2012 717.475.953.171 2013 800.134.841.473 2014 859.012.202.333 2015 929.112.522.981 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 2016 1.105.893.344.72 7 9.022.507.203 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 0,00 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043 499.290.736.248 334.751.164.103 337.952.787.544 368.368.538.423 400.153.338.342 434.167.138.793 473.242.181.285 7,17 1.274.000.000 1.274.000.000 1.337.700.000 1.404.585.000 1.474.814.250 1.548.554.963 3,98 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 23,58 207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018 425.026.256.633 91.589.805.000 95.221.601.100 97.382.681.155 99.751.815.213 101.339.405.974 105.156.376.272 2,80 b. Pembangunan Jembatan Batang Hari III 0 0 25.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 75.000.000.000 43,70 c. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong 0 0 5.000.000.000 15.000.000.000 30.000.000.000 50.000.000.000 113,80 d. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C e. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti 0 0 2.350.700.000 2.397.714.000 2.445.668.280 2.494.581.646 1,98 5.216.382.000 11.820.709.640 13.002.780.604 12.866.607.664 13.123.939.818 15.864.153.614 24,91 - 5.046.830.000 5.147.766.600 5.662.543.260 5.775.794.125 7.391.310.008 10,01 - 6.900.000.000 20.331.321.000 10.706.389.420 20.827.028.362 19.439.231.000 29,56 55.454.489.000 60.137.617.000 62.754.853.000 70.658.959.000 70.737.599.000 81.774.478.950 8,08 1. Pendapatan Daerah 2. Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 4. Penerimaan Piutang daerah 5. Belanja Tdk langsung periode yg wajib dan mengikat serta Prioritas utama a. Gaji Pegawai b. Belanja Subsidi c. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa 6. Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama a. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan Kesehatan (Prioritas Bidang Pendidikan 20%) f. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding g. Peningkatan Jalan Simp. Berembang – Candi Muaro Jambi h. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan Jembatan Antar Kecamatan - Jalan antar Desa dan Jalan Menuju Kawasan Sentra Produksi GR(%) 9,11 -17,38 7,70 15,47 i. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan Sektor Ekonomi Kerakyatan j. Pembangunan Rumah Dinas Guru k. Pemekaran Desa dan Kecamatan l. Pengembangan Jaringan Air Bersih m. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan n. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturra o.Pengembangan Kawasan Minapolitan p. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan q. Pembangunan Stadion Olahraga r. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam 5.570.986.000 5.602.405.720 6.634.453.834 5.667.142.911 5.700.485.769 5.734.495.485 0,58 0 1.540.000.000 350.500.000 354.005.000 357.545.050 691.749.501 -18,13 2.025.200.000 7.136.960.000 2.149.158.442 2.192.141.610 2.235.984.443 2.584.725.420 -22,42 12.828.527.000 13.525.097.540 12.356.743.000 12.727.445.290 13.109.268.649 13.502.546.708 1,03 5.780.042.000 4.422.445.360 4.864.689.896 5.351.158.886 5.886.274.774 6.474.902.252 2,30 12.790.267.000 13.046.072.340 13.306.993.787 13.573.133.663 13.844.596.336 14.121.488.263 2,00 748.256.000 843.221.120 4.940.085.542 5.038.887.253 5.139.664.998 5.242.458.298 47,60 246.045.000 250.965.900 10.255.985.218 10.261.104.922 10.266.327.021 271.653.561 2,00 0 800.000.000 880.000.000 968.000.000 987.360.000 1.007.107.200 5,92 0 1.227.366.000 1.251.913.320 1.300.000.000 1.326.000.000 1.352.520.000 2,46 s. Pembangunan TPA Bukit Baling 98.750.000 t. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi u. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar Tradisional v. Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi 7. Pengeluaran Pembiayaan yg Wajib dan Mengikat 100.725.000 30.000.000 35.000.000 35.700.000 36.414.000 14.550.000.000 14.841.000.000 15.137.820.000 15.440.576.400 15.749.387.928 16.064.375.687 2,00 0 540.000.000 350.500.000 354.005.000 357.545.050 691.749.501 6,39 117.690.000 1.500.000.000 120.043.800 2.000.000.000 122.444.676 2.000.000.000 124.893.570 5.000.000.000 127.391.441 2.000.000.000 129.939.270 2.000.000.000 2,00 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 0,00 a. Pembentukan Dana cadangan b. Penyertaan Modal/Investasi -18,09 c. Pembayaran Pokok Hutang Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, Data Diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%). 5,92 0,00 Selanjutnya juga ada program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pembibitan Ternak Sapi, yang akan dianggarkan untuk pembelian bibit sapi dan infrastruktur pendukungnya pada tahun 2013 sebesar Rp 10,255 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 10,261 milyar dan tahun 2015 sebesar Rp 10,266 milyar, sehingga secara total diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 31,306 milyar sampai tahun 2016. Kemudian juga ada program kredit modal kerja UMKM dan kredit untuk peternak sapi didesa yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Muaro Jambi, untuk tahun 2011 telah digulirkan anggaran sebesar Rp 1,57 milyar, tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 1,602 milyar dan akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan UMKM dan perkembangan peternaknya jika alokasi anggaran tahun 2012 dapat diserap dan dimanfaatkan secara baik, maka anggaran untuk program tersebut akan terus ditingkatkan, sehingga tahun 2016 diprediksi anggaran akan mencapai Rp 1,838 milyar. Untuk mendorong Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah sentra peternakan, maka alokasi anggaran harus cukup signifikan, termasuk untuk peningkatan SDM di bidang peternakan terutama untuk penyuluh peternakan. Potensi Kabupaten Muaro Jambi sebagai sentra peternakan sangat strategis, karena letaknya sebagai hinterland dari wilayah Kota Jambi, sehingga semua kebutuhan daging ternak penduduk Kota Jambi dapat di-supply atau dipenuhi oleh peternak dari Kabupaten Muaro Jambi, karena biaya pengangkutannya jauh lebih murah dibandingkan jika didatangkan dari daerah lain. Disamping program bantuan produktif yang diberikan kepada peternak dan petani miskin serta UMKM, juga diluncurkan program bantuan untuk petani perikanan budidaya melalui program pembangunan dan pengembangan kawasan minapolitan program terintegrasi dibeberapa kecamatan. Untuk tahun 2013 dana APBD yang dialokasikan untuk program Minapolitan ini mencapai Rp 4,94 milyar dan direncanakan akan terus meningkat sehingga pada tahun 2016 alokasi anggaran ditargetkan sebesar Rp 5,242 milyar. Program Minapolitan juga bersinergi dengan program pusat, sehingga pada tahun 2011 Program Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi mendapat dana APBN sebesar Rp 26 milyar, dan dana APBN ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan pendanaan program minapolitan tersebut. Selanjutnya untuk program pengembangan air bersih pada tahun 2011 sudah dianggarkan sebesar Rp 12,828 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 12,525 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 12,356 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 12,727 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 13,109 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 13,502 milyar dengan pertumbuhan anggaran sebesar 1,03 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan pada tahun 2011 sudah dianggarkan sebesar Rp 5,78 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 4,422 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 4,864 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 5,351 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 5,886 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 6,474 milyar dengan pertumbuhan anggaran sebesar 2,30 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan air bersih, jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan ini akan mendorong muculnya sektor ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sejalan dengan pengembangan sektor ekonomi kerakyatan tersebut Pemerintah Muaro Jambi juga mendorong pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu candi Muaro Jambi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 120,043 juta dan tahun 2016 sebesar Rp 129,939 juta. Total anggaran yang dikucurkan sampai tahun 2016 untuk pengembangan Candi Muaro Jambi mencapai Rp 742,4 juta. Pengembangan kawasan wisata ini diharapkan dapat mendorong munculnya industri kreatif sekala rumah tangga yang dapat menopang pengembangan parawisata di Kabupaten Muaro Jambi khususnya dan Provinsi Jambi umumnya. Program pengembangan kawasan parawisata dan lingkungan industri kecil sentra UKM dan sektor ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja di sektor informal. Agar program ini dapat berjalan dengan baik dibutuhkan kerja keras, koordinasi antar instansi terkait, keiklasan dan kejujuran semua pihak agar bantuan untuk usaha-usaha kecil tersebut bisa tepat sasaran sehingga tercapai optimalisasi anggaran dan tentunya pengawasan dan sistem pelaporan yang baik, untuk semua UMKM dan Koperasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2011-2016 diperkirakan sebesar 9,11 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 7,24 persen, belanja langsung sebesar 15,42 persen pertahun, sehingga secara total pertumbuhan rata-rata belanja sebesar 11,19 persen pertahun. Disisi lain pertumbuhan belanja tidak langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tumbuh rata-rata sebesar 7,70 persen pertahun yaitu dari Rp 344,52 milyar tahun 2011 meningkat menjadi Rp 499,29 milyar tahun 2016. Sedangkan jumlah anggaran belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2011 sebesar Rp 207,16 milyar meningkat menjadi Rp 425,026 milyar tahun 2016 atau pertumbuhan rata-rata belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama sebesar 15,47 persen pertahun , sedangkan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 5,92 persen pertahun selama periode 2011-2016, terutama untuk penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada Bank Jambi. Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah pendapatan daerah ditambah sisa lebih riil perhitungan anggaran (Silpa) dan pencairan dana cadangan yang menjadi total penerimaan kemudian dikurangi dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Total penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 1.105,89 milyar tahun 2016 atau total penerimaan meningkat rata-rata sebesar 9,11 persen pertahun. Penerimaan piutang daerah rata-rata sebesar Rp 300 juta selama tahun 2011-2016 ditambah dengan Sisa Lebih riil perhitungan anggaran tahun sebelumnya, dimana Silpa tahun 2011 sebesar Rp 81,668 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 42,892 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 22,255 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 14,961 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 9,022 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 5,505 milyar, berarti Silpa mengalami penurunan rata-rata sebesar 41,69 persen. Dari perhitungan tersebut diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar dan tahun 2016 meningkat sedikit menjadi Rp. 188,319 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 0,21 persen pertahun. Pertumbuhan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9,11 persen pertahun, sedangkan total pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 7,70 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan belanja langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 15,47 persen pertahun. Dari gambaran kemampuan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendanai pembangunan diluar yang wajib dan mengikat serta prioritas utama masih relative kecil. Berkenaan dengan itu perlu pengawasan yang lebih proaktif dalam menjalankan semua program wajib dan prioritas sesuai dengan visi misi Bupati Kabupaten Muaro Jambi periode 2011-2016 yang telah dijanjikan pada masyarakat sewaktu kampanye. Tabel 3.21 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NO Proyeksi (Rp Jutaan) URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.473 859.012.202.333 929.112.522.981 1.105.893.344.727 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) 0 0 0 0 0 0 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 Total penerimaan 738.693.223.647 799.144.498.162 848.027.021.961 886.267.776.235 949.073.988.317 1.119.915.851.930 8,68 Dikurangi: Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 553.041.603.103 609.793.794.184 704.777.714.040 776.563.333.657 836.690.285.059 931.595.865.180 10,99 Kapasitas riil kemampuan keuangan 185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258 188.319.986.750 0,29 Pendapatan Penerimaan Piutang Daerah Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Sumber : Data diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) GR (%) 9,11 Jika dilihat dari rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016. Dengan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen. Kapasitas riil tersebut akan diperuntukkan untuk menunjang program wajib dan program prioritas selama tahun 2011-2016 mendatang. Pemilihan program dan kegiatan ini harus benarbenar mampu mendorong program prioritas dan program prioritas utama untuk mewujudkan Muaro Jambi CERDAS, KUAD DAN MAJU BERSAMA melalui Lima Misi dan Empat Arah Kebijakan Pembangunan. Adapun 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016, sebagai berikut: 1. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan 2. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis 3. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan 4. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan. Untuk itu semua program pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi harus mengacu pada Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2011-2016. Tabel 3.22 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Muaro Jambi (Rp) Proyeksi No Uraian I Kapasitas riil kemampuan keuangan II Rencana alokasi pengeluaran prioritas I (IIa-IIb-IIc) II.a Belanja Langsung Penggunaan Dana Surplus/Cadangan II.b II.c II Dikurangi: Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a-II.b-II.c) Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II) 2011 2012 2013 2014 2015 GR (%) 2016 185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258 188.319.986.750 0,29 292.669.052.335 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287 599.516.757.397 15,42 82.868.544.991 3.547.142.311 -73.002.997 207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018 425.026.256.633 15,47 1.500.000.000 41.648.234.474 9.587.578.189 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 167.021.158.326 168.382.555.478 127.834.348.991 94.128.818.258 96.645.576.580 172.417.497.766 0,64 15.575.624.320 15.738.126.678 15.902.488.984 -3,12 18.630.462.218 2.000.000.000 16.985.488.466 20.968.148.500 15.414.958.930 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a Belanja Tidak Langsung 363.155.626.321 384.694.936.044 409.621.197.353 441.633.547.662 475.880.079.721 515.193.225.232 7,24 III.b Dikurangi: Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043 499.290.736.248 7,70 III Total rencana pengeluaran prioritas II (IIIa - IIIb) SURPLUS ANGGARAN RIIL ATAU BERIMBANG (I-II-III) Sumber: Data diolah (2011) 18.630.462.218 20.968.148.500 15.414.958.930 15.575.624.320 15.738.126.678 15.902.488.984 -3,12 0 0 0 0 0 0 0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 Berdasarkan data diatas, maka kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi untuk menambah program dan kegiatan diluar dari program wajib dan prioritas utama relatif kecil, namun jika pemilihan program dan kegiatan yang tepat dan sesuai maka akan dapat mendorong akselerasi ekonomi Kabupaten Muaro Jambi yang padagilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 dan Permendagri 54 Tahun 2010, di Kabupaten Muaro Jambi ada 46 SKPD ( 7 Badan, 1 Inspektorat; 13 Dinas, Sekretariat DPRD dan RSUD Ahmad Ripin; 4 Kantor, RS.Sungai Bahar dan RS Petaling; Sekretariat Daerah terdiri dari 9 Bagian; 11 kecamatan dan 5 Kelurahan). SKPD yang menjalankan program dan kegiatan yang termasuk urusan wajib sebanyak 41 SKPD dan sekitar 5 SKPD lainnya yang melaksanakan program dan kegiatan urusan pilihan. Namun dengan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen pertahun. Anggaran ini harus dibagi diluar Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama namun anggaran ini dapat menjadi sumber pembiayaan bagi usulan anggota dewan sewaktu reses yang sifatnya prioritas. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapat surplus anggaran riil dari tahun 2011-2016 sebesar 0 atau ada keseimbangan antara pemasukan, dan alokasi rencana belanja. Oleh karena itu karena terbatasnya kapasitas riil kemampuan keuangan ini, maka harus dipilih dan dipilah program dan kegiatan yang benar-benar mendukung pencapaian Visi Misi Bupati untuk mewujudkan Masyarakat Muaro Jambi yang CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA. Berkaitan dengan itu, dalam penentuan skala prioritas dari program dan kegiatan yang diusulkan oleh masing-masing SKPD harus diseleksi dengan baik berdasarkan instrumen evaluasi perencanaan yang baik kemudian diranking berdasarkan prioritas. Setiap program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD harus dapat memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat, meningkatkan daya saing daerah serta peningkatan nilai tambah dan rantai nilai komoditi, sehingga dapat meningkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi kedepan. BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 Bab III – 188 Dengan berlakunya Pemerintahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara. Dalam pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi memiliki hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 3.4. Kinerja Keuangan Daerah 2006-2010 3.4.1. Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung. Secara umum gambaran pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan dengan pendapatan dan belanja daerah selama tahun 2006-2010 telah menunjukkan kinerja keuangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan mampu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian daerah. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya Penerimaan Daerah baik itu dana perimbangan maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan terjadinya peningkatan dari sisi belanja yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Ada tiga sumber pembiayaan yang memegang peranan penting dalam keuangan daerah di Kabupaten Muaro Jambi; Pertama, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi, yang pelaksanaannya ditetapkan melalui Peraturan Daerah setiap tahunnya. Kedua, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jambi yang lokasi kegiatannya berada di Kabupaten Muaro Jambi, dan pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan daerah Provinsi Jambi setiap tahunnya. Ketiga, sumber pembiayaan yang berasal dari Anggaran dan Belanja Negara (APBN) yang didalamnhya terakomodasi dana dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Dalam menunjang keberhasilan pengelolaan keuangan daerah, selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun ini, telah dilakukan melalui berbagai metode pengelolaan. Ini tidak lain sebagai bentuk restrukturisasi pemerintah sebagai tindak lanjut reformasi. Dampak reformasi ini juga menyangkut pengelolaan keuangan daerah. Upaya ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun, yaitu dari Tahun Angaran 2006 – 2010. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, hal utama yang harus diperhatikan adalah tingkat penerimaan pendapatan daerah. Oleh karena itu pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkahlangkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun lainlain pendapatan daerah yang sah seperti bagi hasil dari pemerintah lain, tetap harus dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan pendapatan daerah, khususnya PAD, ditempuh melalui berbagai bentuk terobosan dan strategi agar penerimaan PAD dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan paling penting dalam meningkatkan PAD adalah melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi daerah. Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah kabupaten sangat dipengaruhi oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan PAD, Dana Perimbangan serta Lain-lain pendapatan daerah. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain pendapatan yang sah yang merupakan komponen dari PAD, telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya sehingga sulit untuk melakukan ekstensifiksi sumber penerimaan yang baru, apalagi di dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ditegaskan bahwa untuk penerimaan pendapatan yang baru agar tidak memberatkan masyarakat serta menghambat perkembangan ekonomi masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tarif pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak. Disamping upaya diatas, dalam rangka pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga dilakukan program ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa penggalian terhadap sumber pungutan baru yang masih belum terjangkau dan mampu memberikan peluang kontribusi terhadap penerimaan daerah. Upaya ini dilakukan, mengingat kondisi Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai rentang kendali cukup lebar, secara nyata belum semua dapat terjangkau untuk mendayagunakan potensi sumber pendapatan daerah. Untuk itu, kedepan secara bertahap dan berkesinambungan akan terus ditingkatkan cakupan penanganannya. Selanjutnya dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan dari Pemerintah Pusat, dilakukan melalui pendekatan-pendekatan secara komprehensif melalui dinas terkait terhadap peluang sumber-sumber luncuran program dan kegiatan serta pendanaan yang bersifat strategis, dilakukan melalui pengusulan proposal terutama yang mempunyai skala cukup besar dan tidak mampu ditangani oleh daerah. Sementara untuk kegiatan yang sifatnya sangat mendesak dan berdampak luas, akan dianggarkan sesuai dengan kemampuan dana daerah. Berkaitan dengan pengelolaan penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah maupun sumber-sumber penerimaan lainnya, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi antara lain : Usaha Intensifikasi, meliputi : Melaksanakan penagihan Pajak daerah dan Retribusi daerah secara berkala dengan dinas/instansi terkait. Melakukan kerjasama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi dalam upaya mengintensifkan penagihan Pajak Bumi Bangunan (PBB) sektor SKB, Perkebunan dan Kehutanan yang tergolong Wajib Pajak Potensial. Melaksanakan rapat evaluasi dan koordinasi PAD dan PBB secara berkala dengan Dinas/Instansi terkait guna peningkatan penerimaan, Identifikasi permasalahan dan tanggapan serta menemukan alternatif pemecahan secara bersama. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait maupun dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam menunjang peningkatan bagi hasil pajak dan bukan pajak. Melakukan penyuluhan terhadap para wajib pajak dan wajib retribusi Daerah. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta pengkajian ulang terhadap tarif pajak dan retribusi yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Melakukan pendekatan dengan WP/WR serta berupaya meningkatkan pelayanan terhadap WP/WR tersebut. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Pegawai dalam mendukung peningkatan kualitas pengelolaan pendapatan daerah Dalam hal pengamanan Perda serta penegakan sanksi hukum dilakukan koordinasi dengan instansi terkait. Memberikan reward kepada para Camat, Kepala Desa/Lurah yang dapat merealisasikan penerimaan PBB yang mencapai target serta memberikan teguran/peringatan kepada para Camat yang realisasi penerimaan PBB tidak mencapai target tahapan. Memotivasi kinerja pemungut serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemungutan Mengurangi jumlah tunggakan Pajak/Retribusi melalui penerapan sanksi yang tegas bagi WP/WR yang belum membayar. Berupaya menentukan target penerimaan sesuai dengan potensi penerimaan. Usaha Ekstensifikasi, meliputi : Melakukan pembaharuan data Wajib Pajak / Wajib retribusi yang tidak sesuai dengan yang ada berdasarkan hasil pemantauan dan pengecekan dilapangan. Menggali sumber-sumber pungutan baru sesuai dengan kondisi dan potensi penerimaan daerah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan membuat peraturan daerah yang baru yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi. Menjaring wajib pajak/retribusi baru yang belum terdata. Melakukan pertukaran informasi dengan daerah-daerah lain mengenai sumber-sumber pendapatan daerah berikut dengan aturan main dan pengelolaannya. Berdasarkan usaha intensfikasi dan ekstensifikasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk tahun anggaran 2008-2010 tidak menerbitkan peraturan daerah untuk sumber penerimaan baru akan tetapi mengintensifkan terhadap sumbersumber penerimaan yang telah ada. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah dan Retribusi Daerah ini dilakukan melalui kebijakan dengan kegiatan sebagai berikut : 6. Melakukan pemantauan dan meneliti serta mengevaluasi jenis Pajak dan Retribusi Daerah yang berada di Kecamatan, Desa dan Kelurahan, baik secara administrasi maupun turun langsung kelapangan. 7. Melakukan upaya pendekatan pelayanan (jemput bola) kepada masyarakat melalui satuan administrasi manunggal satu atap (Samsat) Keliling ke beberapa kecamatan yang potensi Wajib Pajak yang cukup besar seperti Kecamatan Sei.Bahar, Sei.Gelam dan Sekernan khususnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) wilayah Kabupaten Muaro Jambi yang cukup luas, karena mengelilingi wilayah Kota Jambi. 8. Melakukan Sosialisasi langsung kepada masyarakat melalui brosur, pamflet, baliho serta spanduk-spanduk yang isinya, menginformasikan tentang arti pentingnya membayar pajak terhadap pelaksanaan pembangunan. 9. Melaksanakan pendataan ulang objek pajak dan retribusi daerah, untuk meningkatkan akurasi sekaligus pemutakhiran data dalam menggali sumber penerimaan yang pelaksanaannya belum optimal. 10. Mengupayakan terbentuknya Pos Pelayanan Pembayaran PKB di beberapa Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi dalam rangka mendekatkan pelayanan wajib pajak. Secara umum langkah-langkah kebijakan yang telah diambil tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pendapatan daerah ini, hal ini tercermin dari meningkatnya penerimaan dari target pendapatan khususnya pada sisi pajak dan retribusi daerah selama tahun 2006-2010. A. Pendapatan Daerah Penerimaan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah (APBD) Kabupaten Muaro Jambi diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dari Pendapatan Asli Daerah, berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pajak dan retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dana perimbangan berupa Dana Alokasi Umum, dana alokasi khusus dan penerimaan lain-lain yang sah. Dari semua penerimaan tersebut yang memberikan kontribusi yang cukup besar berasal dari instansi yang lebih tinggi atau bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan sumber penerimaan daerah yang berasal dari Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) masih terlalu kecil dibandingkan dengan bantuan pusat. Hal ini menunjukkan, bahwa Kabupaten Muaro Jambi selama ini dalam pembiayaan administrasi pemerintahan dan pembangunan masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat, terutama untuk belanja pegawai berupa gaji yang masih diharapkan dari Pemerintah Pusat. Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi telah melakukan langkah–langkah kebijakan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Adapun langkah–langkah kebijakan yang telah diambil dalam rangka meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah melalui usaha instensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha melalui intensifikasi antara lain meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan kinerja aparat Dinas Pendapatan Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan langkah-langkah usaha ekstensifikasi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi adalah melalui pemungutan pajak. Dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah, tidak akan terlepas dari pendapatan daerah. Pendapatan daerah dalam proses pengelolaan daerah harus dituangkan terlebih dahulu. Tanpa diketahuinya sumber-sumber pendapatan daerah, maka pengelolaan keuangan daerah tidak akan dapat dikelola secara sempurna. Setelah itu, baru diikuti dengan langkah-langkah lainnya, sesuai aturan yang berlaku. Adapun dalam mendukung pendapatan ini, baik yang menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan maupun Bagi Hasil Provinsi, tetap harus dilakukan secara optimal, dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Tabel 3.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun Target ( Rp) Realisasi (Rp) Persentase Realisasi (%) Pert. Realisasi (%) 1 2006 2 3 331.456.565.100 348.154.029.606 2007 418.351.537.507 106,12 27,52 2008 494.261.343.878 443.972.756.120 504.179.854.635 102,01 13,56 2009 510.542.777.142 494.745.007.547 96,91 -1,87 2010 592.056.036.665 15,61 604.476.267.160 14,79 102,10 22,18 GR (%) 4 105,04 5 102,43 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah) Dari sisi Pendapatan Daerah selama tahun 2006-2010 tingkat realisasi rata-rata mencapai 102,43 persen, namun dari sisi pertumbuhan realisasi pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi -1,87 persen dan secara rata-rata pertumbuhan realisasi selama periode 2006-2010 sebesar 14,79 persen. Penurunan pendapatan daerah pada tahun 2009 disebabkan karena krisis ekonomi global yang berdampak pada penerimaan dari pajak kenderaan bermotor menurun sehingga berpengaruh pada penurunan PAD tahun 2009 sebesar 10,01 persen. 1). Pendapatan Asli Daerah Persentase realisasi Penerimaan PAD selama tahun 2006-2010 rata-rata sebesar 111,87 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 25,68 persen. PAD pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,71 persen dan -10,01 persen, namun tingkat pertumbuhan rata-rata masih mencapai 25,68 persen selama periode 2006-2010. Penurunan PAD tahun 2008 dan 2009 disebabkan oleh penurunan pajak kenderaan bermotor masing-masing sebesar -2,71 persen dan -10,01 persen atau terjadi penurunan sebesar Rp 2,5 milyar. Tabel 3.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun 1 Target 2 Realisasi 3 2006 2007 2008 2009 2010 GR (%) 8.188.817.500 10.268.360.000 12.719.262.500 17.624.313.000 17.626.165.064 21,13 6.876.919.158 16.909.983.302 16.452.079.219 14.804.713.397 17.156.342.802 25,68 Persentase Realisasi (%) 4 Pert. Realisasi (%) 5 83,98 164,68 129,35 84,00 97,33 111,87 145,89 -2,71 -10,01 15,88 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) Krisis ekonomi global ternyata berkorelasi negatif dengan penerimaan dari pajak di Kabupaten Muaro Jambi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendukung terwujudnya intensifikasi pajak dan retribusi daerah, diantaranya melakukan pendaftaran dan pendataan kembali subyek dan obyek pajak, penetapan dan penyuluhan pajak atau retribusi, melakukan koordinasi dan pengawasan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya, pemantauan, evaluasi dan mengkaji ulang terhadap kelayakan tariff pajak dan retribusi dengan kondisi sekarang, serta memberikan teguran terhadap wajib pajak dan retribusi yang menunggak. 2). Dana Perimbangan Dari perkembangan dana perimbangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-210 rata-rata persentase realisasi mencapai 101,31 persen dengan tingkat pertumbuhan realisasi sebesar 11,02 persen pertahun. Persentase realisasi dana perimbangan pada tahun 2008 dan 2009 hanya sebesar 98,27 persen dan 96,14 persen, dengan pertumbuhan realisasi sebesar 9,85 persen dan 3,22 persen. Tabel 3.3 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun Target Realisasi Persentase Realisasi (%) Pert. Realisasi(%) 1 2 3 4 5 2006 308.484.121.613 326.823.385.919 105,94 2007 379.439.551.520 397.854.586.557 104,85 21,73 2008 444.740.126.498 437.045.651.443 98,27 9,85 2009 2010 GR (%) 469.237.636.846 451.130.785.701 489.892.372.937 496.472.522.165 12,26 11,02 96,14 101,34 101,31 3,22 10,05 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) Ketergantungan APBD Kabupaten perimbangan pada tahun 2006-2010 Muaro Jambi terhadap dana masih relatif besar yaitu rata-rata sebesar 88,69 persen. Kontribusi dana perimbangan pada APBD terus menurun dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen pada tahun 2010. Disisi lain kontribusi terbesar dari dana perimbangan pada APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 berasal dari dana alokasi umum rata-rata sebesar 56,0 persen, bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak rata-rata sebesar 24,29 persen dan dana alokasi khusus rata-rata sebesar 8,40 persen selama tahun 2006-2010. 3). Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Kontribusi perkembangan lain-lain pendapatan yang sah terhadap APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 mengalami fluktuasi yang relatif besar. Demikian juga persentase realisasi cukup fluktuatif, namun rata-rata mencapai sebesar 113,32 persen, namun dari pertumbuhan realisasi selam periode 2006-2010 yaitu sebesar 58,34 persen pertahun. Tabel 3.4 Perkembangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp) Tahun Target Realisasi Persentase Realisasi (%) Pert. Realisasi (%) 1 2006 2 3 4 5 14.783.625.987 14.453.724.529 97,77 2007 28.643.625.987 29.208.186.261 101,97 102,08 2008 36.801.954.880 50.682.123.973 137,72 73,52 2009 23.680.827.296 28.809.508.449 121,66 -43,16 2010 84.537.498.664 54,64 90.847.402.193 58,34 107,46 215,34 GR (%) 113,32 Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data dioalah) Sumber penerimaan pos Lain-lain pendapatan yang sah Kabupaten Muaro Jambi berasal dari dana darurat seperti dana penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam, dana penyesuaian dan otonomi khusus. Lain-lain pendapatan yang sah, yang merupakan penerimaan dari pemerintah pusat sebagai dana penyeimbang dan penyesuaian pada tahun 2006, target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 14.783.625.987,- dan realisasinya sebesar Rp 14.453.724.529 atau sekitar 97,77 persen. Pada tahun 2007 target lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 28.643.625.987 terealisasi sebesar Rp 29.208.186.261, pada tahun anggaran 2009, realisasinya sebesar Rp. 28.809.508.449.- atau terealisasi sebesar 121,66 persen. B. Proporsi Sumber Pendapatan Pada tabel berikut Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat potret kinerja APBD selama tahun 2006-2010 dari sisi pendapatan daerah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 hanya sebesar 1,98 persen, kemudian terus meningkat hingga pada tahun 2010 sebesar 2,84 persen. Peningkatan dari kontribusi PAD ini berasal dari kontribusi dari pendapatan pajak daerah yaitu dari 0,68 persen tahun 2006 menjadi 0,69 persen tahun 2010. Dari persentase sumber pendapatan daerah tersebut terlihat bahwa PAD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 sangat tergantung pada pendapatan pajak daerah. Sedangkan kontribusi hasil retribusi daerah pada tahun 2006 sebesar 0,79 persen dan tahun 2010 sebesar 0,98 persen. Kontribusi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah juga mengalami peningkatan dari 0,34 persen tahun 2006 meningkat menjadi 0,8 persen tahun 2010. Tabel 3.5 Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000) Uraian Tahun Anggaran Rata- 1 2006 2007 2008 2009 2010 rata (%) 2 3 4 5 6 7 PENDAPATAN DAERAH (Rp Juta) 348.154,0 443.972,8 504.179,9 494.745,0 604.476,3 1,98 3,81 3,26 2,99 2,84 PENDAPATAN ASLI DAERAH (%) 2,98 Pendapatan Pajak Daerah (%) 0,68 0,51 0,6 0,59 0,69 0,61 Hasil Retribusi Daerah (%) 0,79 1,04 0,84 0,95 0,98 0,92 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (%) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (%) 0,16 0,17 0,27 0,44 0,37 0,28 0,34 2,09 1,56 1,01 0,8 1,16 93,87 89,61 86,68 91,18 82,13 88,69 29,62 23,25 22,72 22,34 23,53 24,29 Dana Alokasi Umum (%) 60,26 55,03 54,83 59,09 50,81 56,00 Dana Alokasi Khusus (%) 3,99 11,33 9,13 9,75 7,8 8,40 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH (%) Dana Hibah 4,15 6,58 10,05 5,82 15,03 8,33 0,84 - 1,39 - - 0,45 Penerimaan dari Provinsi 3,02 2,52 3,97 3,05 3,28 3,17 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus (%) - 4,05 4,69 1,8 - 2,11 Bantuan Keuangan dari Provinsi - - - 0,97 - 0,19 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan Percepatan Pembangunan Daerah (DPDF & PPD) Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) - - - - 2,86 0,57 - - - - 0,64 0,13 Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah (DPIPD) - - - - 4,01 0,80 Tunjangan Profesi Guru (%) - - - - 2,37 0,47 Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS - - - - 1,88 0,38 100 100 100 100 100 100,0 DANA PERIMBANGAN (%) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (%) TOTAL PENDAPATAAN (%) Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Jika dilihat dari dana perimbangan kontribusinya terus mengalami penurunan yaitu dari 93,87 persen tahun 2006 menurun menjadi 82,13 persen tahun 2010. Penurunan ini berasal dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak yaitu dari 29,62 persen tahun 2006 menurun menjadi 23,53 persen tahun 2010. Demikian juga dana alokasi umum (DAU) kontribusinya juga menurun dari 60,26 persen tahun 2006 menjadi 50,81 persen tahun 2010. Sedangkan dana alokasi khusus mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu dari 3,99 persen tahun 2006 menjadi 7,80 persen tahun 2010. Kontribusi dari lainlain pendapatan daerah yang sah mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat yaitu dari 4,15 persen tahun 2006 meningkat menjadi 15,03 persen tahun 2010. Gambaran dari potret kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa ketergantungan APBD Kabupaten Muaro Jambi terhadap pembiayaan dari pusat terus meningkat. Hal ini tidak sejalan dengan semangat otonomi daerah, dimana sumber pembiayaan pembangunan diharapkan dapat digali daerah dari sumber pendapatan daerah dan tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi. C. Target dan Realisasi Belanja Dalam mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan selama kurun waktu Tahun 2006-2010 melalui APBD tahun bersangkutan terus mengalami peningkatan, yang digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Mengenai perkembangan Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi No 1 Jenis Belanja 2011-2016 Tabel.3.6.Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2010 Tahun Anggaran (Rp.000) 2006 2007 2008 2009 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target 2010 Realisasi Belanja Tidak Langsung 107.124.202 142.641.098 171.272.683 151.893.221 243.612.412 221.097.841 256.694.845 254.090.365 345.826.901 344.024.034 - Belanja Pegawai 107.142.202 142.641.098 146.032.013 128.551.394 200.829.221 182.198.344 217.492.268 217.079.826 298.673.321 297.650.331 - Belanja Subsidi - - 1.197.640 1.011.480 1.100.000 931.035.210 1.150.000 1.150.000 1.060.000 1.046.212 - Belanja Hibah - - - - 6.330.000 6.238.100 3.824.000 3.723.613 15.343.114 14.897.575 - Belanja Bantuan Sosial - Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab./Kota dan Pem Desa - Belanja bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga - - 8.689.030 12.000.000 7.705.496 12.000.000 14.305.191 19.000.000 12.474.511 18.850.655 11.418.577 22.000.000 9.882.907 21.606.314 8.775.465 22.000.000 8.213.276 21.917.638 - - 2.504.000 2.376.000 504.000 260.000 210.000 74.884 100.000 105.000 - - 850.000 248.850 1.544.000 145.195 600.000 572.820 200.000 194.000 Belanja Langsung 232.897.088 164.201.884 275.130.722 246.045.468 345.235.920 311.208.203 319.196.739 295.448.009 258.247.918 236.993.744 - Belanja Pegawai 74.045.039 42.595.001 38.046.921 41.013.685 33.642.912 24.087.707 21.273.863 18.618.975 17.231.364 - Belanja Barang dan Jasa 29.681.688 25.899.482 64.255.807 52.439.679 77.824.662 67.694.661 97.238.799 83.796.112 75.795.612 65.222.331 - Belanja Modal 91.307.384 89.656.795 168.279.913 155.558.865 226.397.572 209.870/629 197.849.233 190.378.033 163.835.330 154.540.048 3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 29.192.670 27.796.742 - - - - - - - - 4 Belanja Tidak Tersangka 8.480.924 6.974.781 - - - - - - - - 339.831.909 306.842.982 446.403.405 397.938.688 588.848.333 533.306.045 575.891.585 549.538.374 604.074.819 581.017.779 2 Jumlah Belanja Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 Bab III – 200 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 Dari tabel 3.6. diatas, dapat dijelaskan bahwa anggaran Belanja Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2006 Belanja daerah ditargetkan Rp. 339.831.909.000, meningkat menjadi Rp. 604.074.819.857,52 pada tahun 2010 dengan realisasi Belanja setiap tahunnya rata-rata mencapai diatas 90%. Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 No Jenis Belanja 2006 2007 1 2 1 Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Subsidi - Belanja Hibah - Belanja Bantuan Sosial - Balanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa - Belanja bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa - Belanja Tidak Terduga 3 4 46,49 38,17 0,00 32,30 0,00 0,25 0,00 0,00 1,94 2 Belanja Langsung - Belanja Pegawai - Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal 2008 2009 2010 5 41,65 34,16 0,17 1,17 2,34 6 46,24 39,50 0,21 0,68 1,80 7 59,21 51,23 0,18 2,56 1,41 Ratarata (%) 8 46,35 31,44 0,16 1,47 1,50 0,00 3,02 3,53 3,93 3,77 2,85 0,00 0,00 0,60 0,06 0,05 0,03 0,01 0,10 0,02 0,03 0,14 0,05 53,51 0,00 8,44 29,22 61,83 9,56 13,18 39,09 58,35 6,31 12,69 39,35 53,76 3,87 15,25 34,64 40,79 2,97 11,23 26,60 53,65 4,54 10,47 27,94 Belanja bagi hasil dan Bantuan 3 Keuangan 9,06 4 Belanja Tidak Tersangka 2,27 Jumlah Belanja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2010 (Data diolah) Dari sisi realisasi belanja langsung, kontribusinya mengalami fluktuasi yaitu dari 53,51 persen tahun 2006, meningkat menjadi 61,83 persen tahun 2007 dan kembali turun menjadi 40,79 persen tahun 2009. Penurunan belanja langsung ini terutama didorong oleh penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu dari 29,22 persen R PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 Bab III – 201 tahun 2006 meningkat terus menjadi 39,35 persen tahun 2008 kemudian menurun menjadi 26,60 persen tahun 2010. Namun untuk belanja barang dan jasa relatif meningkat dari 8,44 persen tahun 2006 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Untuk belanja pegawai dari belanja langsung menurun dari 9,56 persen tahun 2007 menjadi 2,97 persen tahun 2010 atau secara rata-rata belanja pegawai dari belanja langsung mencapai 3,48 persen. Bila dijumlahkan belanja pegawai dari belanja tidak langsung, maka belanja pegawai rata-rata selama tahun 2006-2010 mencapai 23,85 persen. Hal ini menunjukkan dari sisi realisasi belanja, komponen dari belanja tidak langsung relatif besar terutama yang berasal dari belanja pegawai. Oleh karena itu kinerja APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 dari sisi realisasi belanja belum menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan Undang-undang No.32 Tahun 2004. 3.4.2. Neraca Keuangan Pertumbuhan aset lancar dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 meningkat sebesar 17,19 persen, pada tahun 2008 tumbuh sebesar 3,50 persen, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu sebesar 43,56 persen. Dengan demikian aset lancar selama tahun 2006-2010 mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,75 persen, dimana pada tahun 2006 jumlah aset lancar mencapai Rp. 54.222.053.376 namun pada 2010 mengalami penurunan menjadi Rp. 47.371.033.193 Penurunan asset lancar ini salah satu disebabkan oleh berkurangnya kas dari Rp 50.577.862.984 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp 32.578.985.373 atau turun ratarata sebesar 13,64 persen pertahun. Demikian juga dengan investasi jangka pendek dari Rp 35.000.000.000 pada tahun 2008 menurun menjadi Rp 538.656.950 pada tahun 2010. Pada Tahun 2009 Investasi jangka pendek ini sudah tidak dilakukan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Investasi ini biasa diarahkan pada deposito jangka pendek maksimal 3 bulan, dengan memanfaatkan dana yang masih menganggur. Sedangkan untuk piutang, piutang lain-lain dan persediaan mengalami peningkatan selama tahun 2006-2009 masing-masing yaitu 58,56 persen, 18,70 persen dan 20,27 persen. Investasi jangka panjang tumbuh rata-rata sebesar 50,34 persen, investasi ini didorong oleh investasi permanen sebesar 32,44 persen dan investasi non permanen sebesar 43,31 persen. Investasi ini ditempatkan dibeberapa badan usaha milik daerah (BUMD) seperti Bank Jambi dan usaha lainnya yang dinalai mempunyai prospek yang baik. Jumlah aset tetap dalam neraca keuangan Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 22,34 persen, tahun 2008 sebesar 22,40 persen dan tahun 22,19 persen, sehingga secara rata-rata aset tetap tumbuh sebesar 22,07 persen selama tahun 2006-2010. Total aset tetap Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 Rp 835.458.803.576 meningkat menjadi Rp 1.494.391.884.472 pada tahun 2010. Kontribusi terbesar dari asset tetap berasal dari jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar Rp 285.340.959.000 atau 66,27 persen kotribusinya pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 634.444.123.490 atau 58,40 persen pada tahun 2010. Kontribusi terbesar kedua adalah gedung dan bangunan yaitu dari 10,71 persen tahun 2006 meningkat menjadi 25,48 persen pada tahun 2010. Kemudian Tanah dari 10,86 persen tahun 2006 menurun menjadi 8,28 persen pada tahun 2010. Demikian juga untuk peralatan dan mesin dimana pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 6,63 persen meningkat menjadi 9,56 persen pada tahun 2010. kontribusi dari peralatan dan mesin serta gedung dan bangunan meningkat dan nilainya nominalnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 8,17 persen dan 11,64 persen selama tahun 2006-2010. Tabel 3.8 Neraca Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Per 1 Januari 2006 – 31 Desember 2010 No 1 2 URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 50.577.862.984 93.050.903.558 30.040.171.107 10.927.881.010 32.578.985.373 -10,41 1.933.797.459 2.718.086.238 1.503.680.810 785.878.494 878.164.474 -17,91 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 4 Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek 5 Piutang Pajak 6 Piutang Lain-lain 7 Persediaan 8 Jumlah Aset Lancar 9 INVESTASI JANGKA PANJANG 10 INVESTASI NON PERMANEN 11 Pinjaman ke Perusahaan Negara/Daerah/Lainnya 12 Investasi Non Permanen Lainnya 13 Jumlah Investasi Non Permanen 14 INVESTASI PERMANEN 15 16 17 Jumlah Investasi Permanen 18 Jumlah Investasi Jangka Panjang 19 GR (%) ASET 4.956.600 0 79.200.000 299,73 35.000.000.000 0 538.656.950 -87,59 -8,91 55.588.000 6.031.239.465 4.357.600.590 45.600.984 4.546.244.911 0 5.036.613.200 4.900.313.542 8.769.185.373 4.270.000.000 -5,30 1.654.804.933 1.447.414.337 2.962.237.864 3.235.387.326 4.479.781.485 45,18 54.222.053.376 108.284.256.798 78.768.960.514 23.763.933.187 47.371.033.193 -3,32 5.036.613.200 0 -100,00 0 1.400.000.000 4.053.686.350 4.053.686.350 4.267.879.650 44,46 5.036.613.200 1.400.000.000 4.053.686.350 4.053.686.350 4.267.879.650 -4,06 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 4.000.000.000 9.664.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 29,25 Investasi Permanen Lainnya 4.164.000.000 0 0 -100,00 8.164.000.000 9.664.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 11.164.000.000 8,14 13.200.613.200 11.064.000.000 15.217.686.350 15.217.686.350 15.431.879.650 3,98 207.347.009.000 212.339.432.700 216.502.173.612 219.371.483.362 219.216.633.362 1,40 42.160.453.000 66.560.499.795 102.089.962.645 123.017.915.578 162.289.642.391 40,07 ASET TETAP 20 Tanah 21 Peralatan dan Mesin 22 Gedung dan Bangunan 230.514.916.000 260.176.061.973 304.206.569.324 353.494.492.548 392.707.815.086 14,25 23 Jalan, Irigasi dan Jaringan 285.340.959.000 350.440.618.668 478.187.912.735 595.036.857.536 634.444.123.490 22,11 24 Aset Tetap Lainnya 25 Konstruksi Dalam Pengerjaan 26 Jumlah Aset Tetap 2.672.800.000 9.726.877.500 15.600.938.300 16.245.220.700 22.930.757.300 0 9.626.766.861 0 0 0 768.036.137.000 908.870.257.497 1.116.587.556.616 1.307.165.969.724 1.431.588.971.629 71,14 0 16,84 ASET LAINNYA Tuntutan Ganti Rugi Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya 27 160.000.000 0 45.440.573.320 0 45.600.573.320 JUMLAH ASET 835.458.803.576 1.028.218.514.294 1.210.574.203.479 1.346.147.589.260 1.494.391.884.472 0 15,65 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) Lanjutan Neraca Aset No 28 29 URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 GR (%) KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0 0 158.596.540 0 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 356.412.700 257.832.600 158.596.540 256.312.416 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 30 JUMLAH KEWAJIBAN 32 EKUITAS DANA 34 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 35 Cadangan Piutang 36 Cadangan Persediaan Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Pdk 38 0 0 158.596.540 256.312.416 424.074 -94,83 52.511.660.443 95.768.989.796 66.527.851.916 11.713.759.504 33.456.725.773 -10,66 0 0 4.956.600 0 79.200.000 55.588.000 11.067.852.665 9.257.914.133 8.814.786.357 9.354.901.861 1.654.804.933 1.447.414.337 2.962.237.864 3.235.387.326 4.479.781.485 28,27 -356.412.700 -257.832.600 -142.596.539 -256.312.416 0 -100,00 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 53.865.640.676 108.026.424.198 78.610.363.974 23.507.620.771 47.370.609.119 EKUITAS DANA INVESTASI 39 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 40 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Dana yang harus disediakan utk pembyr utang Jk.Panjang 42 43 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 0 260,18 -3,16 0 13.200.613.200 11.064.000.000 15.217.686.350 15.217.686.350 15.431.879.650 3,98 768.036.137.000 908.870.257.497 1.116.587.556.616 1.307.165.969.724 1.431.588.971.629 16,84 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 41 0 EKUITAS DANA LANCAR Pendapatan yang ditangguhkan 37 2,95 424.074 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 31 33 400.424.074 45.600.573.320 0 0 0 0 0 0 0 781.236.750.200 919.934.257.497 1.131.805.242.966 1.322.383.656.074 1.492.621.424.599 17,57 EKUITAS DANA CADANGAN 0 0 0 0 JUMLAH EKUITAS DANA Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 835.102.390.876 1.027.960.681.694 1.210.415.606.939 1.345.891.276.844 1.539.992.033.718 16,53 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 835.102.390.876 1.027.960.681.694 1.210.257.010.399 1.345.634.964.428 1.539.991.609.644 16,53 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) 0 Hutang jangka pendek dalam neraca keuangan pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengalami fluktuasi dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 424.074 pada tahun 2010. Munculnya hutang jangka pendek ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mempunyai kewajiban jangka pendek yaitu dari Rp. Nihil tahun 2006 meningkat menjadi Rp 424.074 tahun 2010 atau meningkat rata-rata sebesar 13,84 persen. Perbedaan antara hutang jangka pendek dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2006 disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih mempunyai Hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) sebesar Rp 400.424.074, sehingga secara total kewajiban jangka pendek Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 menjadi Rp 356.412.700. Namun sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak mempunyai utang perhitungan fihak ketiga (PFK), sehingga total utang jangka pendek sama dengan kewajiban jangka pendek. Sedangkan hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tidak ada, sehinga kewajiban jangka panjang sampai tahun 2010 tidak ada. Dengan demikian dari perhitungan kewajiban jangka pendek tersebut sama jumlahnya dengan kewajiban Pememerintah Kabupaten Muaro Jambi yaitu tumbuh sebesar 9,03 persen pada tahun 2008 dan menurun sebesar 1,92 persen pada tahun 2009, dan turun kembali sebesar 99,83% pada tahun 2010, sehingga secara rata-rata total kewajiban Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi menurun rata-rata sebesar 13,84 persen pertahun selama 2006-2010. 4. Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dan Quick Ratio. Rasio lancar adalah asset lancer dibagi dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah asset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio likuiditas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Rasio Likuiditas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian 1 Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar b. Quick Ratio 2006 2007 2008 2009 2 3 4 5 2010 152,133 419,979 496,663 92,715 118,302 147,490 414,365 477,985 80,092 107,115 Sumber: Hasil Pengolahan (2011) c. Rasio Lancar (Current ratio) Rasio Lancar (Current ratio), digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. Jika yang digunakan adalah rasio yang dibuat oleh Dun & Bradstreet (D&B), angka rasio ini mengindikasikan kemampuan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika rasio ini lebih kecil dari 1,5, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi akan mengalami kesulitan dalam membayar tagihan jangka pendeknya. Tetapi jika rasio ini cukup besar misalnya diatas 4,0, maka Pemerintah daerah dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh tagihan kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 152,133, tahun 2007 nilai rasio lancar sebesar 419,979, tahun 2008 sebesar 496.663, tahun 2009 sebesar 92,715 dan tahun 2010 sebesar 118,302. Nilai yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dapat dengan mudah mencairkan asset lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka pendeknya. Jika dilihat dari trend nilai rasio lancar tersebut cenderung terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa dari sisi rasio lancar (current ratio) sangat baik dan sangat sehat. Oleh karena itu kedepan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, harus tetap mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan asset lancarnya terutama terkait dengan kewajiban jangka pendek. d. Quick Ratio Jika dibandingkan dengan rasio lancar dengan rasio dari Dun & Bradstreet (D&B), maka quick ratio yang nilainya lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa asset lancar (setelah dikurangi persediaan) dapat menutup kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya quick ratio yang lebih kecil dari 0,75 menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tidak mampu untuk menutup kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Rasio keuangan ini lebih akurat dibandingkan rasio lancar (current ratio) karena Quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam perhitungannya. Sebaiknya ratio ini tidak kurang dari 1 atau 100%. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006 sebesar 147,490, tahun 2007 quick rationya sebesar 417,365, tahun 2008 sebesar 477,985, tahun 2009 sebesar 80,092 dan tahun 2010 sebesar 107,115. Nilai dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan asset lancar (quick ratio) Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, dengan nilai dari quick ratio menunjukkan trend yang terus meningkat, sehingga kedepan perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan pengolalaan asset lancar. 5. Rasio Solvabilitas Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvablitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap asset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Rasio kewajiban terhadap asset adalah kewajiban dibagi dengan asset, sedang rasio kewajiban terhadap equitas adalah kewajiban dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio solvablitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 tertera pada tabel berikut ini. Tabel 3.10 Rasio Solvablitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Uraian 1 Rasio Solvablitas a. Rasio Kewajiban Terhadap Asset b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas 2006 2 2007 3 2008 4 2009 5 2010 0,000427 0,000251 0,000131 0,000190 0,000268 0,000456 0,000280 0,000140 0,000194 0,000268 Sumber: Hasil Pengolahan (2011). c. Rasio Kewajiban Terhadap Asset Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka panjang ditambah dengan kewajiban jangka pendek dibagi dengan asset dikurangi kewajiban (hutang jangka panjang dan jangka pendek). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,000427, tahun 2007 sebesar 0,000251, tahun 2008 sebesar 0,000131, tahun 2009 sebesar 0,000190 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Dilihat dari nilai trend rasio kewajiban terhadap aset, nilainya relatif berfluktuasi dan terus menurun kecuali tahun 2010 yang meningkat sebesar 41,05 persen dari tahun 2009. Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan atau memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor. d. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio ini secara langsung membandingkan kewajiban jangka pendek dibagi dengan ekuitas. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 0,00456, tahun 2007 sebesar 0,000280, tahun 2008 sebesar 0,000140, tahun 2009 sebesar 0,000194 dan tahun 2010 sebesar 0,000268. Nilai rasio ini hampir sama dengan Rasio Kewajiban Terhadap Asset, hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 tidak mempunyai kewajiban jangka panjang. Sehingga total asset dikurangi dengan kewajiban nilainya sama dengan ekuitas (lihat tabel 3.10). Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio rasio kewajiban terhadap ekuitas, namun jika nilai rasio cukup besar atau berada diatas 0,75 maka, pihak kreditor harus berhati-hati meminjamkan memberikan kredit kepada Pemerintah daerah tersebut. Jika dilihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup kuat untuk membayar jika Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi melakukan pinjaman ke kreditor. 6. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas pemerintah daerah dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efesiensi kegiatan operasional birokrasi pemerintah daerah, karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada waktu periode tertentu. Untuk neraca keuangan daerah, rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur persediaan. Rasio rata-rata umur piutang adalah 365 hari dibagi dengan perputaran piutang, sedang rasio rata-rata umur persediaan adalah 365 hari dibagi dengan perputaran persediaan. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio aktivitas neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Rasio Aktivitas Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 Keterangan 2006 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 8,5083 13,7264 2,6959 49,6936 2010 Rasio Aktivitas 1. Rasio Rata-Rata Umur Piutang 2. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan Sumber: Hasil Pengolahan (2011). c. Rasio Rata-Rata Umur Piutang 97,5427 11,1394 9,7837 4,8789 5,3732 34,5173 Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata piutang atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai dengan pembayaran tunai. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesar 97,5427, tahun 2007 sebesar 9,7837, tahun 2008 sebesar 8,5083, tahun 2009 sebesar 2,6959 dan tahun 2010 sebesar 5,3732. Jika dilihat dari hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur Piutang Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 relatif berfluktuasi, namun cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang relatif pendek dalam proses sampai dengan pembayaran tunai, sehingga dapat memperlancar arus kas di Neraca Keuangannya. d. Rasio Rata-Rata Umur Persediaan Rasio tersebut menunjukkan berapa lama umur rata-rata persediaan atau berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses sampai dengan penggunaan persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rasio tahun 2006 sebesa 11,1394, tahun 2007 sebesar 4,8789, tahun 2008 sebesar 13,7264, tahun 2009 sebesar 49,6935 dan tahun 2010 sebesar 34,5173. Nilai Rasio rata-rata umur persediaan 11,1364 artinya Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2006 memiliki jumlah perputaran persediaan sebesar 11,1364 kali dalam satu tahun. Jika nilai rasio perputaran persediaan tinggi, berarti Pemerintah daerah tersebut memiliki tingkat persediaan yang relative rendah dan dapat menganggu pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan. Sebaliknya jika persediaan anggaran yang relative besar, maka Pemerintah daerah tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan dan pembayaran dalam pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal, dengan demikian pemerintah daerah dapat bekerja dengan baik dan efisien. Jika dilihat dari hasil perhitungan rasio tersebut menunjukkan bahwa Rata-Rata Umur Persediaan keuangan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2006-2010 cukup baik dan efisien dalam melaksanakan proses pembayaran dan ketersediaan anggaran. 3.5. Kebijakan Pengelolaan Keuangan 3.5.1. Proporsi Penggunaan Anggaran Kebijakan umum keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah mengacu pada aturan yang melandasinya baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Pada tabel berikut dapat dilihat proporsi belanja anggaran Kabupaten Muaro Jambi dari tahun 2006-2010. Untuk belanja daerah alokasi dana yang tersedia untuk 2006 adalah sebesar Rp 306,842 milyar meningkat menjadi Rp 397,938 milyar tahun 2007, dan meningkat lagi menjadi Rp 532,306 milyar pada tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 610,93 milyar tahun 2009 dan pada tahun 2010 realisasi belanja anggaran naik lagi menjadi Rp 581,017 milyar atau secara rata-rata total belanja meningkat sebesar 13,30 persen pertahun selama periode 2006-2010. Total belanja tidak langsung pada tahun 2006 sebesar 142,641 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp 151,893 milyar dan pada tahun 2008 naik lagi menjadi Rp 221,097 milyar, tahun 2009 sebesar Rp 254,090 milyar dan tahun 2010 naik lagi menjadi Rp 344,024 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 24,62 persen pertahun. Adapun untuk belanja langsung untuk tahun 2006 sebesar Rp 164,201 milyar, kemudian pada tahun 2007 sebesar Rp 246,045 milyar, tahun 2008 naik menjadi Rp 311,208 milyar, tahun 2009 turun menjadi 295,448 milyar dan tahun 2010 turun lagi menjadi Rp 236,993 milyar atau secara rata-rata meningkat sebesar 9,61 persen pertahun. Jika dilihat dari proporsinya, maka realisasi anggaran belanja tidak langsung meningkat dari 46,49 persen tahun 2006 menjadi 59,21 persen tahun 2010 atau sharenya rata-rata sebesar 46,33 persen selama periode 2006-2010. Peningkatan belanja tidak langsung ini didorong oleh belanja pegawai dari 32,30 persen tahun 2007 menjadi 51,23 persen tahun 2010 atau rata-rata sebesar 39,32 persen selama tahun 20062010. Belanja subsidi menurun dari 0,25 persen tahun 2007 menjadi 0,18 persen tahun 2010 atau secara rata-rata yang dialokasikan untuk belanja subsidi selama tahun 2006-2010 hanya sebesar 0,20 persen. Belanja hibah meningkat dari 1,17 persen tahun 2008 menjadi 2,56 persen tahun 2010, atau secara rata-rata selama periode 2006-2010 sebesar 1,10 persen. Belanja bantuan sosial relatif berfluktuasi yaitu dari 1,94 persen tahun 2007 meningkat menjadi 2,34 persen tahun 2008, kemudian turun lagi menjadi 1,80 persen tahun 2009 kemudian turun lagi menjadi 1,41 persen tahun 2010 atau secara rata-rata hanya sebesar 1,87 persen. Demikian juga belanja bantuan keuangan kepada pemerintah yang lebih rendah seperti pemerintah desa mengalami fluktuasi, namun relatif meningkat dari 3,02 persen tahun 2007 menjadi 3,54 persen tahun 2008, kemudian naik lagi menjadi 3,93 persen tahun 2009 dan turun sedikit menjadi 3,77 persen tahun 2010 atau secara rata-rata sebesar 3,57 persen selama periode 2006-2010. Rendahnya kontribusi bantuan keuangan ini menujukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendorong pembangunan di pedesaan belum maksimal dari sisi pendanaan. Adapaun perkembangan belanja tidak langsung dan belanja langsung baik secara komulatif maupun secara proporsional dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.12 Perkembangan dan Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (Rp.000) No 1 2 Jenis Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa Belanja bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa - Belanja tdk Terduga Belanja Langsung 2006 2007 142.641.098 151.893.221 2008 221.097.840 2009 254.090.365 2010 344.024.034 142.641.098 - 128.551.394 1.011.480 7.705.496 12.000.000 182.198.344 931.035 6.238.100 12.474.511 18.850.655 217.079.826 1.150.000 3.723.613 9.882.907 21.606.314 297.650.331 1.046.212 14.897.575 8.213.276 21.917.638 - 2.376.000 260.000 74.884 105.000 164.201.884 248.850 246.045.468 145.195 311.208.202 572.820 295.448.009 194.000 236.993.744 33.642.912 67.694.661 21.273.863 83.796.112 17.231.364 65.222.331 24,62 31,93 1,12 54,54 2,13 21,99 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa 34.771.523 25.899.482 38.046.921 52.439.679 Belanja Modal 103.530.879 155.558.865 209.870.629 190.378.033 154.540.048 306.842.982 397.938.688 532.306.042 549.538.374 581.017.779 Jumlah Belanja GR(%) Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%) Tabel 3.13 Perkembangan dan Proporsi Belanja Anggaran Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006-2010 (%) -64,28 -7,89 9,61 -23,00 7,46 -0,22 17,31 No 1 Jenis Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai 2006 2007 2009 2010 SR (%) 38,17 41,54 46,24 59,21 46,33 0,00 32,30 34,23 39,50 51,23 39,32 0,17 1,17 2,34 3,54 0,21 0,68 1,80 3,93 0,18 2,56 1,41 3,77 0,20 1,10 1,87 3,57 0,05 0,01 0,02 0,17 0,03 58,46 6,32 12,72 39,43 100,00 0,10 53,76 3,87 15,25 34,64 100,00 0,03 40,79 2,97 11,23 26,60 100,00 0,06 53,67 5,68 13,09 34,94 100,00 Belanja Subsidi 0,00 0,25 Belanja Hibah 0,00 0,00 Belanja Bantuan Sosial 0,00 1,94 Balanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota 0,00 3,02 dan Pemerintah Desa Belanja bantuan Keuangan Kepada 0,00 0,60 Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga 0,00 0,06 2 Belanja Langsung 53,51 61,83 Belanja Pegawai 11,33 9,56 Belanja Barang dan Jasa 8,44 13,18 Belanja Modal 33,74 39,09 Jumlah Belanja 100,00 100,00 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, Tahun 2006-2010 (Data diolah) SR = Kontribusi rata-rata (%) 2008 46,49 Disisi lain belanja langsung sharenya menurun dari 53,51 persen tahun 2006 menjadi 40,79 persen tahun 2010, penurunan ini disebabkan belanja modal juga menurun dari 39,09 persen tahun 2007 menjadi 26,60 persen tahun 2010. Demikian juga untuk belanja barang dan jasa menurun dari 13,18 persen tahun 2007 menjadi 11,23 persen tahun 2010. Dari proporsi belanja ini menunjukkan bahwa penggunaan anggaran selama tahun 2006-2010 trend menunjukkan bahwa belanja pegawai cenderung meningkat dari pada belanja modal dan data menunjukkan rasio tahun 2010 sudah mendekati antara belanja aparatur dengan belanja modal yaitu 45,0 persen untuk total belanja pegawai dan 34,94 persen untuk belanja modal. Kondisi ini kedepan harus dikoreksi, agar proporsi belanja menjadi lebih fokus pada belanja program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan tingkat kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja sekaligus dapat mengurangi tingkat pengangguran yang cenderung meningkat di Kabupaten Muaro Jambi. Kondisi alokasi anggaran berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung mengindikasikan bahwa, pemerintah Kabupaten Muaro Jambi selama periode 2006-2010 belum memprioritaskan alokasi anggaran pada belanja publik yaitu untuk menstimulasi ekonomi masyarakat serta memperbaiki kualitas infrastruktur yang rusak. 3.5.2. Analisis Pembiayaan Pembiayaan daerah yang termuat dalam APBD Kabupaten Muaro Jambi terdiri atas penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada sisi penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SiLPA Tahun lalu, penerimaan kembali penyertaan modal, penerimaan kembali piutang dan penerimaan hutang. Sedangkan sisi pengeluaran pembiayaan terdiri dari SiLPA Tahun berkenaan, pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi. Selisih antara Penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan netto dan selisih antara penerimaan daerah dengan belanja daerah merupakan surplus/defisit belanja. Penerimaan pembiayaan pada tahun 2011 – 2016 diperkirakan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya. Surplus anggaran tahun 2011 sebesar Rp 45.022.750.356 yang berasal dari kelebihan pendapatan dan tingkat realisasi belanja yang hanya sebesar 90 persen. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya sebesar Rp 36,61 milyar ditambah penerimaan piutang Rp 300 juta dikurangi penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebesar Rp 1,5 milyar, sehingga SILPA tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 80,504 milyar. Sumber penerimaan pembangunan selama tahun 2011-2016 diproyeksikan sebagian besar berasal dari Silpa tahun lalu, ditambah dengan penerimaan piutang rata-rata sebesar Rp 300 juta pertahun selama periode 2011-2016. Pada tahun 2008 dan 2009 Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi masih melakukan penyertaan modal rata-rata sebesar Rp 1,5 milyar pertahun. Realisasi pendapatan daerah diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 7,91 persen per tahun dan Silpa tahun angguran sebelumnya diproyeksikan menurun rata-rata sebesar 39,58 persen pertahun selama periode 2011-2016. Realisasi pengeluaran pembiayaan selama tahun 2011-2016 juga sebagian besar berasal dari Silpa tahun berkenaan, sebagian lagi berasal dari pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal/investasi dari Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Selisih dari penerimaan pembangunan dengan pengeluaran pembiayaan adalah pembiayaan netto. Proyeksi pembiayaan netto pada tahun 2011 sebesar Rp 35,481 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 78,804 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 41,812 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 23,563 milyar, dan tahun 2016 pembiayaan netto sebesar Rp 6,253 milyar. Proyeksi ini menunjukkan bahwa pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2011-2016 sangat tergantung pada Silpa baik Silpa tahun lalu maupun tahun berkenaan. Berdasarkan proyeksi ini, maka pemerintah daerah kedepan perlu mengembangkan sumber pembiayaan pembangunan melalui penyertaan modal pada BUMD, pembentukan dana cadangan ataupun investasi pada sektor-sektor ekonomi yang menguntungkan, sehingga sumber pembiayaan pembangunan menjadi lebih beragam. Adapun kebijakan penerimaan dan pengeluaran pembiayan pada 5 tahun kedepan (tahun 2011-2016) adalah sebagai berikut: 3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, namun dari sisi pembiayaan sumber pendapatannya sangat terbatas. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. 4. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Tabel 3.14 Proyeksi Perkembangan Pembiayaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NILAI (Rp.) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 APBD PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT 57.928.220.548 -39.076.364.503 -25.936.606.586 -12.594.108.566 -11.238.958.133 -8.816.638.008 -168,63 PEMBIAYAAN DAERAH 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 Penerimaan Pembiayaan Daerah 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 URAIAN KODE 3 3.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.3 3.4 Hasil Penjualan kekayaan Daerah yg dipisahkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Penerimaan Piutang Daerah JLH PENERIMAAN PEMBIAYAAN Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 PEMBIAYAAN NETO Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 5,92 0 Pembayaran Pokok Hutang JLH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 0 0 Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah pada Bank Jambi GR (%) 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 23.740.324.443 81.968.544.991 48.192.180.488 27.555.573.902 20.261.465.336 14.322.507.203 -9,61 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 5.505.869.195 -41,69 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kab.Muaro Jambi, 2011 (Data diolah) Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Adapun Kebijakan pengeluaran pembiayaan Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2011-2016 adalah : 5. Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal pada BUMD, atau penambahan modal pada Bank Jambi untuk mewujudkan Modal Bank Jambi sebesar Rp 1 trilyun pada tahun 2014. 6. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran. 7. Medorong pendirian BUMD seperti BPR Syariah yang fokus pada pengelolaan hasil kekayaan daerah dengan bersinergi dan bekerjasama dengan pihak swasta dengan sistem pembagian saham sehingga pengelolaan BUMD dilakukan secara profesional dan independent. 8. Dalam penyertaan modal pada BUMD harus dilakukan kajian yang mendalam terhadap kelayakan dan kinerja BUMD yang sudah ada di Provinsi sebagai pembanding maupun yang akan didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Selain itu, terhadap arah kebijakan Kabupaten Muaro Jambi untuk dana masyarakat dan mitra yang merupakan potensi daerah yang perlu terus dikembangkan dan didorong untuk mendukung proses pembangunan Kabupaten Muaro Jambi diarahkan melalui upaya menjalin kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta/masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar ke Kabupaten Muaro Jambi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan investasi daerah adalah: 8. Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di Kabupaten Muaro Jambi; 9. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dengan pihak swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang disepakati; 10. Kerjasama antara BUMD dan pihak swasta; 11. Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan peran masyarakat luas seperti sektor tanaman pangan, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan kemudian pengembangan industri hilir dan pengolahan yang berbasis pertanian dan kelautan, perkebunan, listrik, dan industri manufaktur; 12. Mendorong peningkatan investasi langsung dari negara lain yaitu melalui skema FDI (foreign direct investment). 13. Mendorong investasi swasta melalui skema investasi fasilitas untuk PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). 14. Mendorong investasi masyarakat yaitu investasi non fasilitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat lokal, apalagi letak Kabupaten Muaro Jambi yang sangat strategis berada didaerah hinterland Kota Jambi, maka investasi non fasilitas diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan Kota Jambi sebagai Ibukota Kota Jambi dan Provinsi Jambi. 3.6. KERANGKA PENDANAAN 3.6.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Realisasi belanja tidak langsung pada tahun 2011 angka sementara sebesar Rp 377,561 milyar, yang terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 335,915 milyar, belanja subsidi Rp 1,274 milyar, belanja hibah sebesar Rp 4,741 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp 8,606 milyar, belanja Bagi Hasil kepada pemerintah desa sebesar Rp 24,50 milyar dan belanja Bantuan keuangan kepada pemerintah desa sebesar Rp 2,025 milyar. Proyeksi belanja tidak langsung pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 515,193 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 6,41 persen yang didorong oleh belanja pegawai meningkat menjadi Rp 473,242 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 7,10 persen, belanja subsidi meningkat menjadi Rp 1,548 milyar, belanja hibah meningkat menjadi Rp 5,827 milyar, belanja bantuan sosial menjadi Rp 8,352 milyar, belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa tetap yaitu Rp 24,5 milyar, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa menjadi Rp 1,222 milyar. Dengan laju pertumbuhan rata-rata yang paling tingi yaitu belanja pegawai yaitu ratarata 7,10 persen pertahun .Sedangkan belanja yang paling rendah adalah belanja Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa yang jumlahnya menurun yaitu dari Rp 2,025 milyar tahun 2011 menurun menjadi Rp 1,222 milyar tahun 2016 atau menurun rata-rata sebesar 9,61 persen pertahun, kemudian belanja bantuan sosial juga diprediksi menurun ratarata sebesar 0,59 persen pertahun selama periode 2011-2016. Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja langsung periode 2006-2010 yang mencapai 9,61 persen pertahun dan proyeksi belanja tidak langsung pada periode 2011-2016, yang trendnya terus meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata diproyeksikan sebesar 6,41 persen pertahun, maka dapat diproyeksikan juga tren dari belanja langsung sesuai dengan belanja wajib dan program prioritas akan meningkat ratarata sebesar 9,13 persen pertahun pada periode 2011-2016. Untuk mewujudkan Visi Misi Bupati Muaro Jambi Periode 20112016, maka peranan belanja langsung untuk mendorong program dan kegiatan sangat signifikan. Untuk itu belanja langsung diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 9,13 persen pertahun, dimana belanja pegawai tumbuh rata-rata sebesar 5,83 persen, belanja barang dan jasa 6,16 persen dan belanja modal rata-rata tumbuh sebesar 11,08 persen pertahun. Sebagian besar belanja langsung akan diserap oleh belanja modal dan belanja barang dan jasa rata-rata sebesar 92,14 persen dari total belanja langsung, sedangkan belanja pegawai hanya sebesar 7,86 persen selama periode 2011-2016. Pada tahun 2012 belanja modal dan belanja barang dan jasa menyerap 91,84 persen dari total belanja langsung, dimana belanja pegawai sebesar 8,16 persen. Proyeksi secara rata-rata selama tahun 2011-2016 untuk belanja modal sebesar 60,75 persen, belanja barang dan jasa 31,39 persen dan belanja pegawai sebesar 7,86 persen dari total belanja langsung. Untuk menjaga momentum pembangunan agar dapat terus tumbuh dengan baik di Kabupaten Muaro Jambi, maka persentase belanja langsung minimal 60 persen dari total belanja atau belanja tidak langsung maksimal 40 persen. Dari 60 persen belanja langsung tersebut, sebaiknya belanja modal dalam total belanja harus diatas 40 persen selama periode 2011-2016, agar Visi Misi Bupati dapat terwujud dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perlu moratorium dalam pengalokasian belanja, dimana belanja tidak langsung harus ditetapkan maksimal 40 persen dari total belanja dan belanja langsung minimal sebesar 60 persen. Kebijakan ini diharapkan dapat melaksanakan program prioritas antara lain program pengentasan kemiskinan melalui peningkatan produksi minapolitan dan program peternakan, penciptaan lapangan kerja melalui pemberdayaan usaha kecil menengah dan koperasi, program pengembangan tanaman pangan, padi dan jagung serta pengembangan sentra UMKM yang berbasis pada potensi kerajinan masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi. Pengentasan kemiskinan petani tanaman pangan tidak bisa dilakukan secara parsial harus terintegrasi (melalui sektor hulu yaitu pemberian subsidi, bibit, saprodi, obat-obatan) dan melalui sektor hilir dan pemasarannya. Adapun proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3.15 Realisasi dan Proyeksi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) 2016 2011 2012 2013 2014 2015 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI TOTAL BELANJA 696.067.665.308.42 756.552.317.568 826.071.447.953 871.606.310.793 940.351.481.008 1.114.709.982.629 11,19 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 392.981.630.939.28 332.942.237.358,00 384.694.936.044 337.952.787.544 409.621.197.353 368.368.538.423 441.633.547.662 400.153.338.342 475.880.079.721 434.167.138.793 515.193.225.232 473.242.181.285 7,24 1.2. Belanja Subsidi 1.273.493.784.00 1.274.000.000 1.337.700.000 1.404.585.000 1.474.814.250 1.548.554.963 3,98 1.3. Belanja Hibah 24.125.783.970.00 11.312.080.500 5.656.040.250 5.712.600.653 5.769.726.659 5.827.423.926 4,21 8.075.894.032.00 8.027.068.000 8.107.338.680 8.188.412.067 8.270.296.187 8.352.999.149 -5,97 URAIAN 1.1. Belanja Pegawai 1.4. Belanja Bantuan Sosial 1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintah Desa 1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah Desa 24.394.200.000.28 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 GR (%) 7,17 23,58 2.023.760.000.00 1.129.000.000 1.151.580.000 1.174.611.600 1.198.103.832 1.222.065.909 -9,61 1.7. Belanja Tidak Terduga 146.261.795.00 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 0,00 2. BELANJA LANGSUNG 274.032.456.914.00 24.174.699.678.00 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287 599.516.757.397 15,42 30.306.376.594 31.236.020.048 32.797.821.050 33.576.769.300 51.639.647.995 16,72 87.349.382.947.00 122.898.864.594 124.944.080.192 127.091.556.571 130.002.363.189 142.078.541.692 7,88 2.3. Belanja Modal 218.652.140.336 260.270.150.360 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi dan Data diolah, 2011 Ket. : GR = Pertumbuhan Rata-rata (%) 270.083.385.510 300.892.268.798 405.798.567.710 18,78 2.1. Belanja Pegawai 2.2. Belanja Barang Dan Jasa 162.508.374.289.00 Tabel 3.16 Proyeksi Prosentase Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%) URAIAN TOTAL BELANJA 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.1. Belanja Pegawai 1.2. Belanja Subsidi 1.3. Belanja Hibah 1.4. Belanja Bantuan Sosial 1.5. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/ Kab/Kota dan Pemerintah Desa 1.6. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintah Desa 1.7. Belanja Tidak Terduga 2. BELANJA LANGSUNG 2.1. Belanja Pegawai 2.2. Belanja Barang Dan Jasa 2.3. Belanja Modal Sumber: Data diolah, 2011 Ket. : SR = Kontribusi Rata-rata (%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 APBD PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI 100,00 55,37 51,04 0,19 0,72 1,73 100,00 50,85 44,67 0,17 1,50 1,06 100,00 49,59 44,59 0,16 0,68 0,98 100,00 50,67 45,91 0,16 0,66 0,94 100,00 50,61 46,17 0,16 0,61 0,88 100,00 46,22 42,45 0,14 0,52 0,75 SR (%) 100,00 50,55 45,81 0,16 0,78 1,06 0,31 0,15 0,14 0,13 0,13 0,11 0,16 1,30 0,08 44,63 3,63 14,82 26,17 3,24 0,07 49,15 4,01 16,24 28,90 2,97 0,06 50,41 3,78 15,13 31,51 2,81 0,06 49,33 3,76 14,58 30,99 2,61 0,05 49,39 3,57 13,82 32,00 2,20 0,04 53,78 4,63 12,75 36,40 2,52 0,06 49,45 3,90 14,56 30,99 3.6.2. Analisis Perhitungan Pendapatan dan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Muaro Jambi anggaran lima tahun yang akan datang yaitu Tahun 2011-2016. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi untuk lima tahun mendatang, tentunya dibutuhkan adanya dukungan dana sebagai salah satu input pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan. Untuk itu maka gambaran mengenai proyeksi kondisi keuangan daerah hingga lima tahun ke depan sangat diperlukan sebagai gambaran kemampuan daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam membiayai pembangunan. Proyeksi dasar keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi dilakukan dengan menggunakan metode trend ekstrapolasi yang besaran persentase pertumbuhannya adalah menyesuaikan dengan asumsi kondisi makro ekonomi daerah, yang mana untuk variabel pendapatan daerah dan variabel lain-lain menggunakan pertimbangan besaran pertumbuhan rata-rata di periode 5 tahun sebelumnya. Khusus untuk prosentase pertumbuhan dana perimbangan, oleh karena variabel ini merupakan variabel yang statis, di mana dana perimbangan yang terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) merupakan komponen yang disalurkan dari pusat, maka nilai besarannya sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Dalam hal ini dana perimbangan diasumsikan akan bertumbuh berada di kisaran 5 – 8 persen pertahun menjadi pertimbangannya, dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan kemampuan fiskal daerah. Realisasi sementara pendapatan daerah Tahun 2011 mencapai Rp 715,252 milyar atau terealisasi sebesar 107,81 persen dari target pendapatan sebesar Rp 663,452 milyar. Target pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 1.105,89 milyar dengan sumber utama berasal dari dana perimbangan sebesar Rp 902,798 milyar, lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 140,691 milyar dan target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 62,403 milyar. Adapun proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 mendatang adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 3.17 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 NILAI (RP.) 2011 KODE URAIAN 1 PENDAPATAN 1 1 1 1 1 Pajak Daerah 1 1 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 3 1 Pendapatan Hibah 1 3 3 1 3 4 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1 3 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2012 2013 2015 2014 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423 2016 PROYEKSI PROYEKSI 929.112.522.981 1.105.893.344.727 GR(%) 9,11 28.465.874.268 27.795.502.814 34.383.356.927 40.699.151.560 49.961.236.331 62.403.395.091 11.420.230.799 9.333.000.000 14.200.897.239 18.684.780.819 24.169.179.705 32.158.741.018 Hasil Retribusi Daerah 4.832.735.311 5.417.416.000 6.699.067.250 7.357.309.437 8.877.591.327 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 3.904.745.564 4.704.745.564 5.300.000.000 5.900.000.000 6.950.000.000 7.904.745.564 8.308.162.594 8.340341.250 8.183.392.438 8.757.061.303 9.964.465.299 11.482.185.748 567.123.764.967 631.103.878.195 684.577.772.895 724.035.338.964 767.087.462.248 902.798.948.326 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 151.612.925.967 115.096.254.195 140.941.283.995 151.044.487.373 162.881.710.830 176.368.930.467 2 Dana Alokasi Umum 370.991.039.000 458.269.264.000 481.182.727.200 505.241.863.560 530.503.956.738 646.029.154.575 11,73 3 Dana Alokasi Khusus 12,55 DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan 17,00 23,01 10.857.722.760 17,57 44.519.800.000 57.738.360.000 62.453.761.700 67.748.988.031 73.701.794.680 80.400.863.284 119.663.259.969 58.576.572.162 81.173.711.651 94.277.711.900 112.063.824.402 140.691.001.311 0 0 0 0 0 0 25.568.049.609 20.042.599.062 24.913.857.724 32.836.446.564 43.669.194.995 58.617.446.022 94.095.210.360 34.088.232.360 51.814.113.187 56.995.524.506 68.394.629.407 82.073.555.289 0 4.445.740.740 4.445.740.740 4.445.740.740 0 0 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.472 859.012.202.423 929.112.522.981 1.105.893.344.727 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi, 2011 (Data Diolah) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) 15,15 6,69 9,74 3,07 3,29 0,00 18,05 -2,70 0,00 9,11 Pada proporsi kerangka pendanaan sumber pendapatan utama diperkirakan masih berasal dari dana perimbangan yaitu dari 79,29 persen tahun 2011 menjadi 81,64 persen tahun 2016, namun kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dari 3,98 persen tahun 2011 menjadi 5,64 persen tahun 2016 dan kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menurun dari 16,73 persen tahun 2011 menurun menjadi 12,72 persen tahun 2016. Peningkatan kontribusi PAD ini bertujuan agar kemandirian pembiayan terus meningkat sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Pada masa mendatang proporsi pendapatan asli daerah diperkirakan akan terus meningkat untuk mendorong kemandirian daerah dalam pembiayaan, terutama dari pajak daerah yaitu dari 1,60 persen tahun 2011 meningkat menjadi 2,91 persen tahun 2016. Demikian juga hasil retribusi daerah meningkat dari 0,68 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,98 persen tahun 2016, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan meningkat dari 0,55 persen tahun 2011 meningkat menjadi 0,71 persen tahun 2016, namun lain-lain pendapatan asli daerah yang sah diperkirakan menurun dari 1,16 persen tahun 2011 menjadi 1,04 persen tahun 2016. Untuk lebih jelasnya proyeksi persentase pendapatan dan alokasi sumber pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.18 Proyeksi Pendapatan dan Alokasi Sumber Pendapatan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (%) KODE URAIAN 1 1 1 1 1 PENDAPATAN (Rp jutaan) PENDAPATAN ASLI DAERAH 2011 2012 2013 715.253 717.476 800.135 2014 2015 2016 859.012 929.113 1.105.893 SR (%) 3,98 3,87 4,30 4,74 5,38 5,64 4,65 1,60 1,30 1,77 2,18 2,60 2,91 2,06 1 Pajak Daerah 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 2 0,76 0,84 0,86 0,96 0,98 0,84 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,55 0,66 0,66 0,69 0,75 0,71 0,67 1,16 1,16 1,02 1,02 1,07 1,04 1,08 79,29 87,96 85,56 84,29 82,56 81,64 83,55 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 21,20 16,04 17,61 17,58 17,53 15,95 17,65 Dana Alokasi Umum 51,87 63,87 60,14 58,82 57,10 58,42 58,37 6,22 8,05 7,81 7,89 7,93 7,27 7,53 16,73 8,16 10,15 10,98 12,06 12,72 11,80 Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 3,57 2,79 3,11 3,82 4,70 5,30 3,88 13,16 4,75 6,48 6,64 7,36 7,42 7,63 0,00 0,62 0,56 0,52 0,00 0,00 0,28 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah DANA PERIMBANGAN 1 2 2 1 2 3 1 3 1 3 1 1 3 3 3 0,68 4 1 1 Hasil Retribusi Daerah Dana Alokasi Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1 3 5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Total Pendapatan Sumber: Data diolah (2011) Ket: SR = Kontribusi rata-rata (%) Pada kerangka alokasi pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016, realisasi sementara pendapatan daerah pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar, pendapatan ini sudah digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor sebesar Rp 334,75 milyar, belanja subsidi pada tahun 2011 sebesar Rp 1,274 milyar, kemudian belanja bantuan keuangan pemerintah desa dalam bentuk belanja bagi hasil kepada Pemerintah Desa atau alokasi ADD tahun 2011 sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi dana desa ini belum mencapai 10 persen dari dana perimbangan, namun kedepan akan terus ditingkatkan untuk mencapai rasio ideal tersebut. Selanjutnya pendapatan daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp 1.105,89 milyar, pendapatan ini akan digunakan untuk gaji pegawai dan guru serta pegawai honor sebesar Rp 473,242 milyar, belanja subsidi tahun 2016 sebesar Rp 1,548 milyar, kemudian belanja bagi hasil ke pemerintah desa (ADD) sebesar Rp 24,5 milyar, alokasi ADD diupayakan mencapai rasio ideal yaitu 10 persen dari dana perimbangan. Semua belanja diatas merupakan Belanja Tidak Langsung Periodik yang wajib dan mengikat serta prioritas utama sesuai dengan visi misi Bupati Muaro Jambi 2011-2016 untuk mewujudkan Muaro Jambi yang “CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA”. Pada sisi Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama dialokasikan pada sektor pendidikan sesuai dengan Undang-undang Pendidikan yang mewajibkan pemerintah mengalokasikan Anggarannya sebesar 20 persen dari APBD, namun sampai tahun 2011 sesuai dengan kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi alokasi anggaran pendidikan telah diatas 20 persen. Berkenaan dengan itu progam di sektor pendidikan dan kesehatan melalui program peningkatan akses dan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan seperti program wajib belajar 9 tahun dan program peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidkan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat merupakan program prioritas dan utama yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan. Demikian juga untuk bidang ekonomi kerakyatan yang fokus pada pemberdayaan usaha kecil, mikro dan koperasi harus diprioritaskan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui akselerasi kegiatan ekonomi. Pada bidang infrastruktur, pembangunan dan peningkatan jalan poros dan jembatan antar kecamatan - antar desa dan jalan menuju kawasan sentra produksi pertanian dan perkebunan merupakan prioritas utama disamping infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, air minum, listrik dan sanitasi harus cukup signifikan untuk dapat mempercepat akselerasi pembangunan ekonomi, namun karena keterbatasan anggaran, ditetapkan sekitar 25 – 30 % dari total anggaran. Alokasi anggaran untuk infrastruktur ini akan terus ditingkatkan sejalan dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran. Program prioritas lain yang terkait dengan perwujudan dari visi misi Bupati adalah program pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang merupakan program prioritas dari Bupati yang sudah dianggarkan pada tahun 2011 sebesar Rp 12,79 milyar, tahun 2012 akan dianggarkan sebesar Rp 13,046 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 13,306 milyar, tahun 2014 dan 2015 masing-masing Rp 13,573 dan Rp 13,844 milyar dan tahun 2016 anggaran diprediksi mencapai Rp 14,121 milyar, sehingga total anggaran untuk program ini dalam jangka 5 tahun kedepan mencapai Rp 67,89 milyar lebih. Kabupaten Muaro Jambi kedepan juga direncanakan menjadi percontohan pengembangan kawasan minapolitan sesuai dengan potensi dibeberapa daerah yang ada di Kabupaten Muaro Jambi seperti daerah Sei.Gelam, Tangkit dan Desa Pudak. Dampak dari pengembangan kawasan minapolitan ini diharapkan meningkatnya produksi pangan seperti padi, jagung, sayuran dan ikan, sehingga Kabupaten Muaro Jambi bisa menjadi daerah surplus beras dan menjadi lumbung pangan Provinsi Jambi dan Nasional. Peningkatan produksi tersebut akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani. Pada tabel berikut dapat dilihat realisasi dan proyeksi Silpa dan kerangka pendanaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016. Tabel 3.19 Perhitungan SILPA Tahun Sebelumnya dan SILPA Tahun Berkenaan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 2016 2011 2012 2013 2014 2015 REALISASI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI Pendapatan 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.473 859.012.202.333 929.112.522.981 1.105.893.344.727 9,11 Belanja Pengeluaran Pembiayaan Daerah 655.824.678.656 756.552.317.568 826.071.447.953 871.606.310.793 940.351.481.008 1.114.709.982.629 11,19 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 Defisit/Surplus SILPA Tahun Sebelumnya Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan Penerimaan Piutang Daerah 57.928.220.548 -39.076.364.503 -25.936.606.586 -12.594.108.566 -11.238.958.133 -8.816.638.008 -168,63 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 0,00 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 SILPA Tahun Berkenaan 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 5.505.869.195 -41,69 URAIAN PROYEKSI GR (%) Tabel 3.20 Kerangka Pendanaan APBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) URAIAN 2011 715.252.899.204 2012 717.475.953.171 2013 800.134.841.473 2014 859.012.202.333 2015 929.112.522.981 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 2016 1.105.893.344.72 7 9.022.507.203 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 0,00 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 0,00 344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043 499.290.736.248 334.751.164.103 337.952.787.544 368.368.538.423 400.153.338.342 434.167.138.793 473.242.181.285 7,17 1.274.000.000 1.274.000.000 1.337.700.000 1.404.585.000 1.474.814.250 1.548.554.963 3,98 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 24.500.000.000 23,58 207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018 425.026.256.633 91.589.805.000 95.221.601.100 97.382.681.155 99.751.815.213 101.339.405.974 105.156.376.272 2,80 b. Pembangunan Jembatan Batang Hari III 0 0 25.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 75.000.000.000 43,70 c. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong 0 0 5.000.000.000 15.000.000.000 30.000.000.000 50.000.000.000 113,80 d. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C e. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti 0 0 2.350.700.000 2.397.714.000 2.445.668.280 2.494.581.646 1,98 5.216.382.000 11.820.709.640 13.002.780.604 12.866.607.664 13.123.939.818 15.864.153.614 24,91 - 5.046.830.000 5.147.766.600 5.662.543.260 5.775.794.125 7.391.310.008 10,01 - 6.900.000.000 20.331.321.000 10.706.389.420 20.827.028.362 19.439.231.000 29,56 55.454.489.000 60.137.617.000 62.754.853.000 70.658.959.000 70.737.599.000 81.774.478.950 8,08 1. Pendapatan Daerah 2. Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 4. Penerimaan Piutang daerah 5. Belanja Tdk langsung periode yg wajib dan mengikat serta Prioritas utama a. Gaji Pegawai b. Belanja Subsidi c. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa 6. Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama a. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan Kesehatan (Prioritas Bidang Pendidikan 20%) f. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding g. Peningkatan Jalan Simp. Berembang – Candi Muaro Jambi h. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan Jembatan Antar Kecamatan - Jalan antar Desa dan Jalan Menuju Kawasan Sentra Produksi GR(%) 9,11 -17,38 7,70 15,47 i. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan Sektor Ekonomi Kerakyatan j. Pembangunan Rumah Dinas Guru k. Pemekaran Desa dan Kecamatan l. Pengembangan Jaringan Air Bersih m. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan n. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturra o.Pengembangan Kawasan Minapolitan p. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan q. Pembangunan Stadion Olahraga r. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam 5.570.986.000 5.602.405.720 6.634.453.834 5.667.142.911 5.700.485.769 5.734.495.485 0,58 0 1.540.000.000 350.500.000 354.005.000 357.545.050 691.749.501 -18,13 2.025.200.000 7.136.960.000 2.149.158.442 2.192.141.610 2.235.984.443 2.584.725.420 -22,42 12.828.527.000 13.525.097.540 12.356.743.000 12.727.445.290 13.109.268.649 13.502.546.708 1,03 5.780.042.000 4.422.445.360 4.864.689.896 5.351.158.886 5.886.274.774 6.474.902.252 2,30 12.790.267.000 13.046.072.340 13.306.993.787 13.573.133.663 13.844.596.336 14.121.488.263 2,00 748.256.000 843.221.120 4.940.085.542 5.038.887.253 5.139.664.998 5.242.458.298 47,60 246.045.000 250.965.900 10.255.985.218 10.261.104.922 10.266.327.021 271.653.561 2,00 0 800.000.000 880.000.000 968.000.000 987.360.000 1.007.107.200 5,92 0 1.227.366.000 1.251.913.320 1.300.000.000 1.326.000.000 1.352.520.000 2,46 s. Pembangunan TPA Bukit Baling 98.750.000 t. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi u. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar Tradisional v. Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi 7. Pengeluaran Pembiayaan yg Wajib dan Mengikat 100.725.000 30.000.000 35.000.000 35.700.000 36.414.000 14.550.000.000 14.841.000.000 15.137.820.000 15.440.576.400 15.749.387.928 16.064.375.687 2,00 0 540.000.000 350.500.000 354.005.000 357.545.050 691.749.501 6,39 117.690.000 1.500.000.000 120.043.800 2.000.000.000 122.444.676 2.000.000.000 124.893.570 5.000.000.000 127.391.441 2.000.000.000 129.939.270 2.000.000.000 2,00 1.500.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 0,00 a. Pembentukan Dana cadangan b. Penyertaan Modal/Investasi -18,09 c. Pembayaran Pokok Hutang Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Muaro Jambi, Data Diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan Rata-rata (%). 5,92 0,00 Selanjutnya juga ada program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pembibitan Ternak Sapi, yang akan dianggarkan untuk pembelian bibit sapi dan infrastruktur pendukungnya pada tahun 2013 sebesar Rp 10,255 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 10,261 milyar dan tahun 2015 sebesar Rp 10,266 milyar, sehingga secara total diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 31,306 milyar sampai tahun 2016. Kemudian juga ada program kredit modal kerja UMKM dan kredit untuk peternak sapi didesa yang menjadi sentra peternakan di Kabupaten Muaro Jambi, untuk tahun 2011 telah digulirkan anggaran sebesar Rp 1,57 milyar, tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 1,602 milyar dan akan terus meningkat sesuai dengan perkembangan UMKM dan perkembangan peternaknya jika alokasi anggaran tahun 2012 dapat diserap dan dimanfaatkan secara baik, maka anggaran untuk program tersebut akan terus ditingkatkan, sehingga tahun 2016 diprediksi anggaran akan mencapai Rp 1,838 milyar. Untuk mendorong Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah sentra peternakan, maka alokasi anggaran harus cukup signifikan, termasuk untuk peningkatan SDM di bidang peternakan terutama untuk penyuluh peternakan. Potensi Kabupaten Muaro Jambi sebagai sentra peternakan sangat strategis, karena letaknya sebagai hinterland dari wilayah Kota Jambi, sehingga semua kebutuhan daging ternak penduduk Kota Jambi dapat di-supply atau dipenuhi oleh peternak dari Kabupaten Muaro Jambi, karena biaya pengangkutannya jauh lebih murah dibandingkan jika didatangkan dari daerah lain. Disamping program bantuan produktif yang diberikan kepada peternak dan petani miskin serta UMKM, juga diluncurkan program bantuan untuk petani perikanan budidaya melalui program pembangunan dan pengembangan kawasan minapolitan program terintegrasi dibeberapa kecamatan. Untuk tahun 2013 dana APBD yang dialokasikan untuk program Minapolitan ini mencapai Rp 4,94 milyar dan direncanakan akan terus meningkat sehingga pada tahun 2016 alokasi anggaran ditargetkan sebesar Rp 5,242 milyar. Program Minapolitan juga bersinergi dengan program pusat, sehingga pada tahun 2011 Program Minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi mendapat dana APBN sebesar Rp 26 milyar, dan dana APBN ini diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan pendanaan program minapolitan tersebut. Selanjutnya untuk program pengembangan air bersih pada tahun 2011 sudah dianggarkan sebesar Rp 12,828 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 12,525 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 12,356 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 12,727 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 13,109 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 13,502 milyar dengan pertumbuhan anggaran sebesar 1,03 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan pada tahun 2011 sudah dianggarkan sebesar Rp 5,78 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 4,422 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 4,864 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 5,351 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 5,886 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 6,474 milyar dengan pertumbuhan anggaran sebesar 2,30 persen pertahun selama 2011-2016. Pengembangan air bersih, jaringan listrik dan perbaikan pemukiman perdesaan ini akan mendorong muculnya sektor ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sejalan dengan pengembangan sektor ekonomi kerakyatan tersebut Pemerintah Muaro Jambi juga mendorong pengembangan kawasan wisata sejarah terpadu candi Muaro Jambi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar Rp 120,043 juta dan tahun 2016 sebesar Rp 129,939 juta. Total anggaran yang dikucurkan sampai tahun 2016 untuk pengembangan Candi Muaro Jambi mencapai Rp 742,4 juta. Pengembangan kawasan wisata ini diharapkan dapat mendorong munculnya industri kreatif sekala rumah tangga yang dapat menopang pengembangan parawisata di Kabupaten Muaro Jambi khususnya dan Provinsi Jambi umumnya. Program pengembangan kawasan parawisata dan lingkungan industri kecil sentra UKM dan sektor ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja di sektor informal. Agar program ini dapat berjalan dengan baik dibutuhkan kerja keras, koordinasi antar instansi terkait, keiklasan dan kejujuran semua pihak agar bantuan untuk usaha-usaha kecil tersebut bisa tepat sasaran sehingga tercapai optimalisasi anggaran dan tentunya pengawasan dan sistem pelaporan yang baik, untuk semua UMKM dan Koperasi yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah Kabupaten Muaro Jambi selama tahun 2011-2016 diperkirakan sebesar 9,11 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 7,24 persen, belanja langsung sebesar 15,42 persen pertahun, sehingga secara total pertumbuhan rata-rata belanja sebesar 11,19 persen pertahun. Disisi lain pertumbuhan belanja tidak langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tumbuh rata-rata sebesar 7,70 persen pertahun yaitu dari Rp 344,52 milyar tahun 2011 meningkat menjadi Rp 499,29 milyar tahun 2016. Sedangkan jumlah anggaran belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2011 sebesar Rp 207,16 milyar meningkat menjadi Rp 425,026 milyar tahun 2016 atau pertumbuhan rata-rata belanja langsung periode wajib dan mengikat serta prioritas utama sebesar 15,47 persen pertahun , sedangkan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 5,92 persen pertahun selama periode 2011-2016, terutama untuk penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi pada Bank Jambi. Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah pendapatan daerah ditambah sisa lebih riil perhitungan anggaran (Silpa) dan pencairan dana cadangan yang menjadi total penerimaan kemudian dikurangi dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Total penerimaan pada tahun 2011 sebesar Rp 715,252 milyar dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 1.105,89 milyar tahun 2016 atau total penerimaan meningkat rata-rata sebesar 9,11 persen pertahun. Penerimaan piutang daerah rata-rata sebesar Rp 300 juta selama tahun 2011-2016 ditambah dengan Sisa Lebih riil perhitungan anggaran tahun sebelumnya, dimana Silpa tahun 2011 sebesar Rp 81,668 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 42,892 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 22,255 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 14,961 milyar, tahun 2015 sebesar Rp 9,022 milyar dan tahun 2016 sebesar Rp 5,505 milyar, berarti Silpa mengalami penurunan rata-rata sebesar 41,69 persen. Dari perhitungan tersebut diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar dan tahun 2016 meningkat sedikit menjadi Rp. 188,319 milyar atau tumbuh rata-rata sebesar 0,21 persen pertahun. Pertumbuhan rata-rata penerimaan sebesar Rp 9,11 persen pertahun, sedangkan total pertumbuhan rata-rata belanja tidak langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 7,70 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan belanja langsung dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama sebesar 15,47 persen pertahun. Dari gambaran kemampuan kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Muaro Jambi untuk mendanai pembangunan diluar yang wajib dan mengikat serta prioritas utama masih relative kecil. Berkenaan dengan itu perlu pengawasan yang lebih proaktif dalam menjalankan semua program wajib dan prioritas sesuai dengan visi misi Bupati Kabupaten Muaro Jambi periode 2011-2016 yang telah dijanjikan pada masyarakat sewaktu kampanye. Tabel 3.21 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 (Rp) NO Proyeksi (Rp Jutaan) URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 715.252.899.204 717.475.953.171 800.134.841.473 859.012.202.333 929.112.522.981 1.105.893.344.727 Pencairan dana cadangan (sesuai Perda) 0 0 0 0 0 0 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0 0 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 23.440.324.443 81.668.544.991 42.892.180.488 22.255.573.902 14.961.465.336 9.022.507.203 -17,38 Total penerimaan 738.693.223.647 799.144.498.162 848.027.021.961 886.267.776.235 949.073.988.317 1.119.915.851.930 8,68 Dikurangi: Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 553.041.603.103 609.793.794.184 704.777.714.040 776.563.333.657 836.690.285.059 931.595.865.180 10,99 Kapasitas riil kemampuan keuangan 185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258 188.319.986.750 0,29 Pendapatan Penerimaan Piutang Daerah Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Sumber : Data diolah (2011) Ket. GR = Pertumbuhan rata-rata (%) GR (%) 9,11 Jika dilihat dari rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016. Dengan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen. Kapasitas riil tersebut akan diperuntukkan untuk menunjang program wajib dan program prioritas selama tahun 2011-2016 mendatang. Pemilihan program dan kegiatan ini harus benarbenar mampu mendorong program prioritas dan program prioritas utama untuk mewujudkan Muaro Jambi CERDAS, KUAD DAN MAJU BERSAMA melalui Lima Misi dan Empat Arah Kebijakan Pembangunan. Adapun 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016, sebagai berikut: 5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan 6. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis 7. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan 8. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan. Untuk itu semua program pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi harus mengacu pada Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati periode 2011-2016. Tabel 3.22 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Muaro Jambi (Rp) Proyeksi No Uraian I Kapasitas riil kemampuan keuangan II Rencana alokasi pengeluaran prioritas I (IIa-IIb-IIc) II.a Belanja Langsung Penggunaan Dana Surplus/Cadangan II.b II.c II Dikurangi: Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a-II.b-II.c) Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II) 2011 2012 2013 2014 2015 GR (%) 2016 185.651.620.544 189.350.703.978 143.249.307.921 109.704.442.578 112.383.703.258 188.319.986.750 0,29 292.669.052.335 371.857.381.524 416.450.250.600 429.972.763.131 464.471.401.287 599.516.757.397 15,42 82.868.544.991 3.547.142.311 -73.002.997 207.016.439.000 243.123.060.520 303.601.390.074 340.431.523.062 369.372.967.018 425.026.256.633 15,47 1.500.000.000 41.648.234.474 9.587.578.189 2.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 5,92 167.021.158.326 168.382.555.478 127.834.348.991 94.128.818.258 96.645.576.580 172.417.497.766 0,64 15.575.624.320 15.738.126.678 15.902.488.984 -3,12 18.630.462.218 2.000.000.000 16.985.488.466 20.968.148.500 15.414.958.930 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a Belanja Tidak Langsung 363.155.626.321 384.694.936.044 409.621.197.353 441.633.547.662 475.880.079.721 515.193.225.232 7,24 III.b Dikurangi: Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 344.525.164.103 363.726.787.544 394.206.238.423 426.057.923.342 460.141.953.043 499.290.736.248 7,70 III Total rencana pengeluaran prioritas II (IIIa - IIIb) SURPLUS ANGGARAN RIIL ATAU BERIMBANG (I-II-III) Sumber: Data diolah (2011) 18.630.462.218 20.968.148.500 15.414.958.930 15.575.624.320 15.738.126.678 15.902.488.984 -3,12 0 0 0 0 0 0 0 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 Berdasarkan data diatas, maka kemampuan APBD Kabupaten Muaro Jambi untuk menambah program dan kegiatan diluar dari program wajib dan prioritas utama relatif kecil, namun jika pemilihan program dan kegiatan yang tepat dan sesuai maka akan dapat mendorong akselerasi ekonomi Kabupaten Muaro Jambi yang padagilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 dan Permendagri 54 Tahun 2010, di Kabupaten Muaro Jambi ada 46 SKPD ( 7 Badan, 1 Inspektorat; 13 Dinas, Sekretariat DPRD dan RSUD Ahmad Ripin; 4 Kantor, RS.Sungai Bahar dan RS Petaling; Sekretariat Daerah terdiri dari 9 Bagian; 11 kecamatan dan 5 Kelurahan). SKPD yang menjalankan program dan kegiatan yang termasuk urusan wajib sebanyak 41 SKPD dan sekitar 5 SKPD lainnya yang melaksanakan program dan kegiatan urusan pilihan. Namun dengan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2011 sebesar Rp 185,651 milyar, tahun 2012 sebesar Rp 189,350 milyar, tahun 2013 sebesar Rp 143,249 milyar, tahun 2014 sebesar Rp 109,704 milyar dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp 112,383 milyar serta tahun 2016 meningkat menjadi Rp 188,319 milyar atau diprediksi meningkat rata-rata sebesar 0,29 persen pertahun. Anggaran ini harus dibagi diluar Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama namun anggaran ini dapat menjadi sumber pembiayaan bagi usulan anggota dewan sewaktu reses yang sifatnya prioritas. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka didapat surplus anggaran riil dari tahun 2011-2016 sebesar 0 atau ada keseimbangan antara pemasukan, dan alokasi rencana belanja. Oleh karena itu karena terbatasnya kapasitas riil kemampuan keuangan ini, maka harus dipilih dan dipilah program dan kegiatan yang benar-benar mendukung pencapaian Visi Misi Bupati untuk mewujudkan Masyarakat Muaro Jambi yang CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH DAN DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA. Berkaitan dengan itu, dalam penentuan skala prioritas dari program dan kegiatan yang diusulkan oleh masing-masing SKPD harus diseleksi dengan baik berdasarkan instrumen evaluasi perencanaan yang baik kemudian diranking berdasarkan prioritas. Setiap program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD harus dapat memberikan multiplier effect yang besar kepada masyarakat, meningkatkan daya saing daerah serta peningkatan nilai tambah dan rantai nilai komoditi, sehingga dapat meningkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Muaro Jambi kedepan. BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis didapatkan dari hasil analisis kondisi obyektif internal dan eksternal Kabupaten Muaro Jambi saat ini dan 5 Tahun terakhir serta sebagai dasar Visi dan Misi Rencanan Pembangunan Jangka Menengah 2011-2016. Penentuan isu-isu strategis tersebut yakni dengan menggunakan metode simulasi dinamik sebab-akibat dengan mencari keterkaitan masing-masing isu satu sama lainnya. Kemudian masing-masing isu tersebut dianalisis apakah sebagai penyebab isu yang lain atau menjadi akibat dari isu tersebut. Metode brainstorming digunakan dalam analisis sebab-akibat tersebut. Berpijak pada kondisi dan permasalahan serta tantangan pembangunan sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka isu strategis yang menjadi agenda dan prioritas pembangunan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: 4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN 4.1.1 Pendidikan Permasalahan pokok pendidikan di Muaro Jambi antara lain: 1. Belum meratanya sebaran sarana pendidikan yang didasarkan jumlah penduduk dan wilayah, maka untuk 5 Tahun kedepan dibutuhkan : a. Penambahan jumlah SD = 31 Unit b. Jumlah penambahan kelas baru SD c. Penambahan Jumlah SMP Baru d. Penambahan Jumlah kelas baru SMP e. Penambahan Jumlah SMU/SMK f. 2. Jumlah penambahan kelas baru SMA/SMK = 360 Unit =2 Unit = 40 Unit =4 Unit = 25 Unit Sarana sekolah masih banyak yang mengalami kerusakan baik rusak berat maupun rusak ringan. - Jumlah lokal rusak berat : a. TK = 15 Unit b. SD = 230 Unit c. = 107 Unit SMP d. SMU/SMK = 23 - Unit Jumlah lokal rusak ringan a. TK = 20 Unit b. SD = 450 Unit c. = 26 Unit SMP d. SMU/SMK = 9 - Persentase guru bersertifikasi a. TK = 5 Unit (0.58%) b. SD = 458 Unit (53.38%) c. SMP = 204 Unit (23.78%) d. SMU = 116 Unit (13.52%) e. SMK = 21 Unit (2.45%) f. 3. Unit Pengawas = 54 Unit (6.29%) Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan prasarana seperti buku, alat-praktek, alat peraga dan alat-alat laboratorium yang belum memadai. 4. Distribusi guru dan tenaga pendidik belum proporsional sesuai dengan kebutuhan sekolah terutama pada pada jurusan tertentu 5. Perlu dilakukan Revitalisasi Rumah Guru/Kepala Sekolah pada wilayah terpencil. 6. Sekolah di desa tertinggal dengan akses infrastruktur yang sulit merupakan sekolah yang banyak kekurangan guru baik secara kualifikasi teknis maupun kuantitas 7. Sistim Informasi Manajemen yang menyajikan data dan informasi belum berjalan dengan baik. 8. Belum optimalnya proses belajar mengajar sebagai akibat sarana dan prasarana seperti buku, alat praktik, alat peraga dan alat laboratorium belum memadai. 9. Belum mantapnya koordinasi antara Unit Pelayanan Pendidikan Kecamatan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten serta Dinas Pendidikan Provinsi dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi. 10. Pengawasan kinerja pelayanan pendidikan yang masih rendah 11. Sekolah Menengah Kejuruan belum merata di setiap kecamatan 12. Pelaksanaan muatan lokal yang masih bersifat umum dan belum menyentuh langsung terhadap kebutuhan pengembangan daerah. 13. Masih rendahnya partisipasi dunia usaha dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan 14. Masih rendahnya serapan dunia usaha dan industri untuk menerima tenaga kerja tingkat menengah karena dianggap masih kurang terampil dan kurang profesional. 4.1.2 Kesehatan Berbagai permasalahan maupun kendala yang dihadapi dalam upaya percepatan pembangunan kesehatan antara lain ; 1. Pelayanan kesehatan yang berkualitas masih belum merata untuk seluruh lapisan dan strata ekonomi dan sosial masyarakat sehingga menyebabkan disparitas status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender. 2. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah terutama desa yang relatif jauh dan tertinggal dari pusat pelayanan kesehatan, yang menyebabkan masih terdapatnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan. 3. Akses terhadap pelayanan berkualitas masih rendah 4. Masih terdapat Angka kesakitan akibat penyakit 5. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. 6. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan yang menyebabkan terjadinya penyebaran malaria, DBD dan vilaria. 7. Masih terbatasnya tenaga spesialis dan teknis dalam mendukung pelayanan Rumah Sakit maupun Puskesmas. 8. Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan baik dirumah sakit maupun puskesmas. Rumah bidan dan pustu masih banyak yang sudah mengalami kerusakan baik rusak berat maupun rusak ringan. 9. - Puskesmas non perawatan rusak ringan 3 unit, rusak berat 1 - Pustu rusak ringan 18 dan rusak berat 10 - Puskesmas keliling 11 rusak ringan dan 6 rusak berat. - Rumah medis rusak ringan 13 dan rusak berat 8 - Rumah para medis 56 rusak ringan dan 23 rusak berat - Rasio dokter 22,4 / 100.000 penduduk dari target 25/100.000 - Rasio dokter spesialis 1,57/100.000 penduduk dari target 2/100.000 - Rasio dokter gigi 3,4/100.000 penduduk dari target 6/100.000 - Rasio bidan 117/100.000 penduduk dari target 120/100.000 - Rasio perawat 76,3/100.000 penduduk dari target 90/100.000 Masih terdapat masyarakat kurang mampu yang belum mendapatkan akses kesehatan yang memadai. 10. Terbatasnya tenaga teknis kesehatan dan system distribusi belum proporsional. 11. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan belum memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas 12. Terbatasnya Sumber Daya Obat dan Perbekalan Kesehatan. 13. Masih rendahnya kontribusi dunia usaha (dalam peningkatan pelayanan kesehatan 14. Pengetahuan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi masih rendah 15. Kemandirian peserta KB masih rendah 16. Pola konsumsi masyarakat belum menerapkan prinsip kesehatan 17. Status kesehatan masyarakat antar desa masih terdapat perbedaan 18. Pembinaan keluarga dalam tumbuh kembang anak remaja masih rendah 4.1.3 Pemuda dan Olahraga Permasalahan pembangunan bidang kepemudaan dan olahraga meliputi: 1. Partisipasi pemuda dalam pembangunan masih rendah 2. Presasi olahraga masih rendah 3. Kurangnya minat pemuda baik sebagai individu maupun organisasi kepemudaan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang kewirausahaan. 4. Belum sepenuhnya para pemuda mengetahui tentang penyalahgunaan NAPZA dan HIV/AIDS di sisi lain hal tersebut kurang diikuti dengan upaya-upaya mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap bahaya NAPZA dan HIV/AIDS tersebut. 5. Kesadaran berolahraga di masyarakat relatif rendah 6. Terbatasnya media yang dapat memfasilitasi pemuda dalam berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Keterbatasan ini muncul sebagai akibat dari keterbatasan sarana dan prasarana kepemudaan dan olahraga serta tingkat pendidikan pemuda yang masih relatif rendah. 7. Belum optimalnya peran swasta dalam menunjang prestasi olah raga daerah. 8. Kurang tersedianya sarana dan prasarana olah raga dalam rangka meningkatkan akses layanan kepada masyarakat dalam berolah raga dan meningkatkan prestasi olah raga daerah. 4.1.4 Kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 1. Kapasitas kelembagaan PUG masih terbatas 2. Pemberdayaan perempuan belum optimal yang ditandai masih rendahnya partisipasi perempuan dalam politik, jabatan public dan bidang ekonomi. 3. Tingkat kemandirian perempuan menghadapi tantangan dan perubahan belum mantap. 4. Masih terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. 4.1.5 Sosial Budaya, Kerukunan umat, demokrasi, budaya hukum dan HAM Agama dan kerukunan umat 1. Semakin berkembangnya era demokrasi yang ditandai dengan tumbuhnya organisasi kemasyarakatan dengan berbagai tujuan dan kepentingan dan dengan kondisi penduduk yang heterogen dan budaya bila tidak disertai pembinaan dan kerangka nasionalis akan berpotensi menimbulkan konflik. 2. Pemahaman masyarakat terhadap budaya hukum dan HAM masih rendah yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor dan sebab. 3. Disisi lain upaya pendidikan Hukum dan HAM serta Koordinasi penegakan HAM skala Kabupaten, dan dukungan terhadap pelaksanaan kebijakan Hukum dan HAM yang dilakukan masih belum berjalan optimal. 4. Tidak bisa dipungkiri arus informasi sudah tidak bisa dibendung apalagi terhadap pembentukan karakter generasi muda. Budaya negative yang bila tidak diantispasi sedini mungkin akan berdampak pada menurunnya . 5. Rendahnya minat generasi muda untuk mencintai budaya daerah 6. Minat generasi muda akan kelestarian budaya daerah sangat rendah dibandingkan dengan budaya luar. Gejala ini bila tidak antisipasi maka akan merubah pola dan perilaku generasi penerus kita nanti. 4.1.6 Politik 1. Angka partisipasi dalam pemilu legislatif 75,32% dan Pemilukada sebesar 69,42 % dari keseluruhan mata pilih. Gambaran dari menurunnya partisipasi pada pemilukada salah satunya disebabkan rendahnya kepentingan pemilih terhadap calon serta anggapan masih sulitnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu itu sendiri. Disamping itu ada kecenderungan perubahan pola pikir masyarakat tentang pemilu. Kenyataan ini harus diluruskan agar peran sentral pemilukada dan pemilu legislative sebagai motor demokrasi dalam pemerintahan tetap menjadi harapan perubahan dan perbaikan serta kontrol pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah. Hasil akhir yang diharapkan dari pemilu adalah keluarnya kebijakan yang berpihak pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Khusus partisipasi politik perempuan, meskipun telah mengalami banyak kemajuan. Namun, kondisi ini belum mampu mengubah realitas rendahnya peran politik perempuan dalam lembaga-lembaga politik. Kendala yang masih dihadapi adalah kompetisi internal partai politik, dan kompetisi di antara perempuan itu sendiri. Kendala lainnya adalah terkait faktor eksternal, seperti budaya patrikal yang menempatkan laki-laki pada posisi yang lebih dominan. Selain itu, perempuan juga masih belum dianggap sebagai kelompok yang berhak memiliki peran independen dalam melakukan aktualisasi diri di bidang sosial dan politik, serta belum memiliki akses yang sama ke dalam sumber-sumber pengetahuan dan pendidikan. 2. Dinamisnya jumlah Parpol pada setiap pemilu dan terjadinya perpindahan kader parpol yang disebabkan kepentingan tertentu menunjukkan pondasi dasar parpol belum mantap. Peran parpol dimata masyarakat hanya mewakili kepentingan partai atau kelompok tertentu dan secara umum kinerja parpol sebagai Pembina dan salah satu elemen demokrasi belum optimal. Tugas pokok dan fungsinya yaitu agregasi dan artikulasi politik, komunikasi politik, dan pendidikan politik belum berjalan. Selain itu Parpol pun organisasinya, menghadapi seperti beberapa sarana dan persoalan prasarana internal penunjang organisasi, konflik internal dalam pergantian kepengurusan, belum optimalnya proses kaderisasi dan mekanisme rekrutmen, lemahnya kemampuan dan kapasitas SDM kader dan fungsionaris partai dalam membangun dan mempraktekkan dasar-dasar demokrasi. 3. Masih rendahnya kesenjangan pemanfaatan informasi di dalam informasi menyebabkan masyarakat. Akibatnya masyarakat sulit berpartisipasi dan ikut terlibat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan berperan dalam ruang publik, dan dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari masalah penyediaan, pengelolaan, dan penyebarluasan informasi publik yang masih sampai saat ini masih mengalami berbagai kekurangan, akibat dari keterbatasan kapasitas sumber daya manusia bidang informasi dan komunikasi, belum memadainya regulasi di bidang komunikasi dan informasi, serta sarana dan prasarana komunikasi. 4.1.7 Tata Pemerintahan 1. Pelaksanaan pelayanan public yang belum optimal Kondisi geografis yang sangat luas dan mengelilingi Kota Jambi dengan sebagian besar topografi merupakan daerah aliran sungai batang hari merupakan tantangan dalam pelaksanaan pelayanan public yang baik. Jarak ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan sebahagian besar ditempuh melalui kota Jambi pada beberapa kecamatan bahkan mencapai jarak ratusan kilometer. Faktor lain adalah ketersediaan tenaga yang berkualitas di sebahagian aparatur Kecamatan masih sangat terbatas sehingga pelaksanaan pelayanan public masih rendah. Bahkan secara umum kualitas aparatur yang ada pada SKPD masih perlu ditingkatkan kapasitasnya. 2. Efektivitas Peraturan Perundang-undangan. Dalam rangka memacu pemerintah daerah untuk lebih mandiri, maka berbagai Upaya telah dilaksanakan dengan menyusun regulasi yang mendukung kinerja pemerintah daerah. Berbagai peraturan daerah baik telah dikeluarkan dan sebagian ketika telah dievaluasi terkendala tumpang tindih kewenangan dan akhirnya menemui kendalan dalam pelaksanaannya. Disamping itu feed back dari rangkaian pelaksanaan Peraturan Daerah tersebut belum tersinergi. Faktor lain adalah masih rendahnya keterlibatan masyarakat sebagai pihak yang menerima dampak dari suatu kebijakan dalam bentuk peraturan daerah juga belum sepenuhnya dilakukan sehingga kesadaran masyarakat akan mamfaat dari pemberlakuan peraturan daerah masih kurang. Pada tingkat penegakan hukumnya juga masih dihadapkan pada banyak kendala, seperti masih rendahnya tingkat kesadaran hukum masyarakat. Kualitas pendidikan yang rendah serta faktor sosial budaya lainnya. 3. Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN. Reformasi birokrasi yang berjalan tidak seiring dengan tuntutan efisiensi pelaksanaan manajemen menjadi salah satu kendala penerapan pemerintah yang bersih dan bebas KKN. Peningkatan kinerja pengawasan baik secara internal maupun eksternal dalam bentuk kelembagaan maupun non kelembagaan masih belum optimal. Sampai dengan saat ini upaya pencegahan telah dilaksanakan secara integratif oleh aparat publik sebagai penyedia pelayanan umum, bersama-sama dengan sektor swasta dan masyarakat sebagai sarana untuk mencapai optimalisasi upaya pemberantasan korupsi. Penyebab lambannya upaya pencegahan KKN juga masih terkendala oleh belum optimalnya kapasitas pengelolaan manajemen keuangan negara dan pengawasannya. Penyebabnya antara lain oleh keterbatasan jumlah dan kualitas pengelola keuangan pada masing-masing SKPD dan auditor daerah. Permasalahan lain di bidang pengawasan adalah bahwa masih terdapat ketidakselarasan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan, belum sempurnanya mekanisme/hubungan kerja yang mengatur pengawasan yang dilakukan legislatif dan peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam penanganan pengaduan masyarakat, dan perlunya diperkuat kode etik/standar audit. Di samping permasalahan tersebut di atas, budaya kerja produktif yang profesional juga belum berkembang di lingkungan birokrasi. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, penerapan e-procurement belum dapat dilaksanakan. Padahal, pengembangan dan penerapan e-procurement merupakan instrumen yang efektif untuk mencegah praktek KKN dalam proses pengadaan barang dan jasa publik. 4. Pelayanan Publik. Pelaksanaan pelayanan publik telah menunjukkan kemajuan dan sebagai Kabupaten Pemekaran public service tersebut belum sesuai harapan masyarakat dan dunia usaha. Para investor yang berbisnis atau akan berbisnis di Muaro Jambi masih terkendala dengan berbagai regulasi, system pelayanan investasi dan pelayanan perizinan yang lambat dan infrastruktur yang kurang memadai. Oleh mahal serta birokrasi kualitas karena itu diperlukan adanya berbagai kemudahan pelayanan investasi. Beberapa unit pelayanan public belum menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang secara jelas dan transparan memberitahukan hak dan kewajiban masyarakat sebagai penerima layanan publik. Di samping itu, sistem manajemen pelayanan publik belum banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, murah, transparan, dan akuntabel. Sistem evaluasi kinerja pelayanan publik juga masih lemah dalam mendorong kinerja pelayanan. 5. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi. Kinerja birokrasi berdasarkan kelembagaan belum optimal sesuai harapan dan ini tercermin dari kinerja SKPD yang masih rendah. Hal ini disebabkan dukungan kualitas tenaga teknis masih rendah, terdapat tumpang tindih kewenangan pada beberapa SKPD, sistem perencanaan dan pelaporan yang belum optimal, proses kerja di dalam birokrasi juga belum ditunjang dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal. 4.1.8. Perdesaan 1. Lemahnya kapasitas kelembagaan desa dalam pengelolaan pembangunan yang tercermin dari lemahnya fungsi perencanaan dan pengawasan. 2. Tingkat kemandirian desa masih rendah dalam pengelolaan potensi desa sebagai sumber keuangan desa. 3. Kondisi geografis yang jauh dan infrastruktur kurang layak menjadikan pembinaan dan fasilitasi pengembanan dan pengelolaan desa kurang optimal. 4. Secara umum kondisi infrastruktur perdesaan kurang memadai 5. Secara umum kondisi SDM perdesaan tergolong masih rendah 6. Ketergantungan pada sektor primer masih sangat tinggi 7. Beberapa desa masih belum terjangkau aliran listrik 4.1.9. Perekonomian Daerah, Pariwisata dan Budaya 4.1.9.1 Keuangan Daerah Fakta dan Permasalahan dari Keuangan Daerah sebagai berikut: 1. Walaupun target penerimaan PAD Muaro Jambi setiap tahunnya melebihi target yang ditetapkan, namun target tersebut masih jauh dari potensi penerimaan yang tersedia. Kontribusi PAD terhadap terhadap APBD masih sangat rendah berkisar 2.84% dari total pendapatan, hal ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan dari pemerintah pusat masih sangat besar. 2. Terdapat kendala penetapan target PAD yang disebabkan belum adanya regulasi yang mendukung. 3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah. 4. Potensi pendapatan belum tergali secara maksimal guna mendukung pendapatan daerah 5. Kinerja pengelolaan keuangan daerah pada masing-masing SKPD masih belum optimal. 6. Penataan aset daerah belum sesuai dengan syarat penilaian kewajaran. 4.1.9.2 Sumberdaya Ekonomi 1. Terjadi ekonomi biaya tinggi yang disebabkan oleh ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang kurang memadai, serta efek kerja birokrasi yang kurang efisien. 2. Pengelolaan ekonomi yang berbasis sumber daya hutan sudah tidak bisa dioptimalkan lagi terkait keterbatasan sumber daya alam dan pengaruh kampanye hijau serta booming pengembangan kelapa sawit yang menyerap lahan hingga puluhan ribu hektar. 3. Masih belum berkembangnya sektor hilir (agroindustri) sehingga masih rendahnya nilai tambah sektor pertanian komoditas unggulan. 4. Produktivitas hasil usaha tani (pertanian, perkebunan dan peternakan) yang rendah disebabkan oleh kualitas bibit, ketersediaan sarana produksi dan manajemen usaha tani). 5. Rendahnya pendapatan petani, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan daya beli petani di Kabupaten Muaro Jambi masih rendah karena rendahnya pendapatan. Khusus petani tanaman pangan termasuk kelompok yang perlu mendapat pembinaan dan insentif khusus untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian tanaman pangan. 6. Masih terdapat potensi lahan pangan yang belum digarap terkendala kepemilikan lahan, biaya pembukaan lahan, infrastruktur pendukung dan social budaya yang kurang mendukung 7. Terjadi konversi lahan ke jenis usaha lain (tanaman pangan, horti, karet, dan perikanan) ke kelapa sawit bahkan terjadi pada tingkat petani swadaya yang kurang mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan dan peruntukan lahan. 8. Penetapan lahan abadi untuk pengembangan tanaman pangan sebagai upaya menjaga ketahanan pangan belum terealisasi 9. Pengembangan perkebunan rakyat terkendala pada ketersediaan bibit berkualitas dan permodalan. 10. Kelangkaan pupuk ditingkat petani masih sering terjadi dan terbatasnya pasokan pupuk bersubsidi untuk petani kecil 11. Masih rendahnya pertambahan populasi ternak dari potensi (kapasitas tampung) yang ada. 12. Belum tersedianya pembibitan ternak daerah sebagai penyangga ketersediaan bibit petani 13. Terjadi ketimpangan penguasaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah (P4T) 14. Akses pasar produksi perikanan masih belum optimal 15. Terjadinya kesenjangan produktivitas karena belum optimalnya teknologi yang digunakan, ketersediaan dan kualitas air masih belum sesuai kebutuhan pertanaman. 16. Pola konsumsi masih banyak tergantung dengan padi-padian (beras). 17. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) belum mencapai ideal. 18. Relatif masih rendahnya tingkat kesejahteraan petani pada wilayah penghasil tanaman pangan 19. Pengelolaan sumberdaya perikanan lokal belum optimal dilakukan dibanding potensi yang tersedia. 20. Orientasi budidaya perikanan masih pada pasar local 21. Aplikasi teknologi budidaya ikan belum merata, sehingga produksi budidaya belum memenuhi standar ekspor dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. 22. Pengembangan usaha budidaya sebagian masih berpencar, belum menerapkan konsep usaha kawasan sehingga sangat menyulitkan dalam pembinaan dan pengawasan. 23. Terbatasnya tenaga penyuluh teknologi perikanan, khususnya tenaga pendamping perbenihan. 24. Transportasi Masih terdapat jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan yang menyebabkan petani kesulitan dalam mengeluarkan hasil produksinya. 25. Rendahnya produktivitas dan pendapatan usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi, terutama yang berkaitan dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia UMKM khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran; serta rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM. 26. Kurang mandirinya koperasi dalam usaha kelompok dan adanya kesan koperasi berkembang seolah-olah hanya mengharapkan subsidi dari pemerintah serta terkesan selalu berbau kepentingan pihak tertentu 27. Terbatasnya akses UMKM dan Koperasi kepada sumberdaya produktif 28. Tertinggalnya kinerja koperasi dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian dibandingkan dengan badan usaha lainnya yang disebabkan antara lain karena peran anggota dan kualitas kelembagaan yang belum siap melaksanakan koperasi menuju kemandirian 29. Permasalahan klasik UMKM masih terletak pada modal, manajemen, akses produksi yang berbasiskan teknologi dan akses pasar 30. Masih rendahknya tingkat ketrampilan dan skill angkatan kerja daerah 31. Distribusi barang/jasa yang kurang lancar akibat infrastruktur yang kurang memadai 32. Kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi masih rendah 33. Sebagai daerah hinterland Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi belum memamfaatkan potensi posisi strategis wilayah secara optimal 34. Pelayanan investasi daerah belum optimal 4.1.9.3 Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 1. Rendahnya nilai tambah sektor industri pengolahan berbasis komoditas unggulan. 2. Penurunan fungsi hutan sudah memasuki titik yang mengkhawatirkan terlihat ketika musim hujan dan musim panas gejala kebanjiran dan kekeringan begitu cepat terjadi. 3. Terjadinya konversi lahan tanpa mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan. 4. Masih terdapat usaha perkebunan dan industri yang kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan. 5. Belum adanya regulasi daerah dalam penerapan dan pengelolaan lingkungan 6. Sebagian besar (lebih dari 90%) lapangan minyak yang saat ini beroperasi merupakan lapangan minyak tua (mature), sedangkan penambahan lapangan minyak baru tidak dapat mengimbangi laju kebutuhan minyak mentah dalam negeri. 7. Produksi Batubara masih terkendala teknis dan kualitas, serta kuantitas 8. Masih terbatasnya jumlah maupun kualitas sumberdaya manusia profesional dalam penguasaan teknologi tenaga-tenaga pertambangan, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. 9. Pembangunan pertambangan sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya alam belum dilaksanakan, ditata, dan dikembangkan secara terpadu dengan pembangunan wilayah dalam suatu kerangka tata ruang yang terintegrasi. 10. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan air yang tersedia pada musim hujan dan pada musim kemarau, menyebabkan ketersediaan air yang sangat melimpah pada musim hujan, yang selain menimbulkan manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan berupa banjir. Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah menimbulkan potensi bahaya kemanusiaan lainnya berupa kekeringan yang berkepanjangan. 11. Tantangan monokultur tanaman tertentu yang dibudidayakan, berpeluang merubah keseimbangan alam dan perubahan ekosistem, berdampak pada bencana alam seperti banjir dan kekeringan. 4.1.9.4. Kebudayaan dan Pariwisata Beberapa permasalahan bidang kebudayaan dan pariwisata antara lain: 1. Potensi kepariwisataan di Muaro Jambi belum didukung oleh keterpaduan penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana, serta kesiapan masyarakat setempat dalam menerima kunjungan wisatawan. 2. Masih kurangnya penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang luhur. 3. Rendahnya penyerapan dan pengembangan nilai-nilai budaya nasional maupun budaya asing yang unggul dan dapat menunjang percepatan peningkatan pembangunan daerah. 4. Lemahnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam upaya menggali, mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai budaya, serta meningkatnya kegiatan masyarakat dalam upaya pengembangan dan pelestarian kawasan budaya dan benda cagar budaya yang terkoordinasi secara sinergis dengan pemerintah. 5. Sumberdaya dibidang pariwisata masih terbatas dan sinergi antar tingkatan yang belum optimal 6. Kurangnya even-even kebudayaan yang dinamis, unik dan berkelas yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat, yang menjadi image daerah. 7. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kesenian daerah 8. Masih rendahnya kontribusi dunia usaha dalam menggerakkan sector pariwisata. 9. Kualitas pengelolaan warisan budaya masih rendah. Khusus candi Muaro Jambi masih terbentur pada kepastian luas wilayah situs dan kepentingan masyarakat sekitar dan perekonomian daerah 4.1.10. Infrastruktur Daerah dan Tata Ruang 1. Kuantitas dan Kualitas infrastruktur transportasi darat terutama jalan dan jembatan yang relatif rendah mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan dalam transportasi orang, barang dan jasa baik di dalam wilayah Muaro Jambi. Kondisi jalan menuju sentra produksi yang kurang baik menyebabkan ekonomi biaya tinggi. 2. Kapasitas jalan yang ada tidak mampu menampung beban yang melebihi tonase (overloading) dalam mobilisasi barang sehingga dalam siklus tahunan jalan telah mengalamai kerusakan. 3. Kondisi drainase yang ada tidak sesuai dengan kondisi saat ini yang disebabkan oleh perencaan yang belum optimal 4. Masih terdapat beberapa wilayah Desa yang belum menikmati aliran listrik 5. Kualitas Mutu Air (KMA) yang terdapat pada Sungai Batanghari sudah berada pada tingkat tercemar. 6. Pelayanan air bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman hanya menjangkau kawasan tertentu dan belum tersebar merata, terutama di perdesaan. 7. Penyediaan infrastruktur pertanian seperti irigasi belum memadai. 8. Infrastruktur pengelolaan kebersihan masih sangat terbatas dan hanya beroperasi pada wilayah tertentu 9. Sarana pemadam kebakaran hanya sebatas wilayah ibu kota kabupaten 10. Masih terdapat pemukiman penduduk yang tidak layak huni 11. Penyediaan perumahan yang mampu dijangkau kaum lemah belum tersedia 12. Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan kurang memadai 13. Masih terjadinya pelanggaran tata ruang 14. Pengelolaan kawasan cepat tumbuh atau pengembangan kota baru belum optimal. 4.2. ISU-ISU STRATEGIS Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi kemajuan Muaro Jambi dimasa datang dengan mempertimbangkan isu-isu dan dinamika internasional, nasional maupun regional. 1) Kualitas dan Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan masih terbatas 2) Kualitas tenaga pendidik dan manajemen pendidikan belum optimal 3) Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan belum memadai 4) Banyak sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang mengalami kerusakan berat maupun rusak ringan. 5) Rasio tenaga dokter dan tenaga medis belum sesuai standar pelayanan kesehatan terutama pada pada daerah dengan infrastruktur yang sulit. 6) Rendahnya akses masyarakat desa dengan infrastruktur yang saat ini masih belum memadai. 7) Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia tercerminnya dari sektor yang paling dominan masih bertumpu pada sektor primer sehingga nilai tambah dan rantai nilai dari produk/komoditi sangat rendah 8) Produksi dan produktivitas pertanian,peternakan, perkebunan dan perikanan belum optimal 9) Masih sering terjadi konflik dimasyarakat yang disebabkan status kepemilikan tanah, rendahnya implementasi dari regulasi dan adanya kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab 10) Implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan masih rendah dan terkesan terkontaminasi budaya negative asing 11) Kinerja pengelolaan keuangan daerah masih rendah ini terlihat dari rendahnya kontribusi PAD terhdap APBD yang hanya berkisar 2.8%. 12) Kinerja pengelolaan keuangan dan asset daerah belum optimal ini terlihat dari opini BPK dengan status Wajar Dengan Pengecualian (WDP). 13) Kinerja birokrasi masih perlu perbaikan sesuai dengan tuntutan pelayanan publik 14) Rendahnya kontribusi sektor UKM dan koperasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 15) Tingkat kemandirian Koperasi dan UKM masih rendah 16) Belum adanya sarana prasarana pasar Kabupaten semi modern 17) Belum tersedianya upaya penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 18) Masih rendahnya pendapatan petani yang berbasiskan pada komoditi pangan. 19) Masih terdapat rumah tidak layak huni yang ditempati masyarakat 20) Pengelolaan sumber daya alam belum sepenuhnya memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. 21) Isu global yang tidak kalah pentingnya adalah program Pengurangan Emisi Karbon akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan dan Lahan. 22) Posisi strategis Kabupaten Muaro Jambi sebagai daerah hinterland Kota Jambi belum dioptimalkan 23) Masih perlunya peningkatan dan pengembangan infrastruktur Jalan dan Jembatan dalam mendukung pengembangan wilayah yang merupakan tujuan pembangunan yang harus dicapai. Isu ini menjadi sangat penting karena pemenuhan infrastruktur dasar ini menjadi prasyarat utama berjalannya proses pembangunan secara baik. 24) Pengembangan Infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, air bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman masih memerlukan pengembangan. 25) Belum tersedianya sarana prasarana dan fasilitas perhubungan seperti terminal tipe C di Kawasan Cepat Tumbuh. 26) Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian pihak swasta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pembangunan ekonomi daerah melalui program kemitraan dan bina lingkungan masih perlu ditingkatkan. Hal ini merupakan upaya pemerintah Muaro Jambi dalam menjalin kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta/masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan di Muaro Jambi. 27) Isu strategis lainnya adalah pengembangan sektor ekonomi kerakyatan yang masih perlu diupayakan bersama yang didukung dengan potensi sumberdaya ekonomi yang cukup besar. 28) Belum optimalnya Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Terpadu Candi Muaro Jambi. 29) Perlu pengembangan sektor dan komoditas unggulan berbasis sumber daya lokal dan terbarukan antara lain seperti Pengembangan Pusat Pertanian tanaman pangan dan hortikultura, karena potensi lahan yang cukup besar dan kedepan Muaro Jambi sebagai salah satu daerah sentra beras. Dan ini perlu komitmen bersama agar pengembangan dan pelaksanaannya benar-benar terfokus. 30) Pengembangan Kawasan Minapolitan, yang disertai dengan Pengembangan budidaya ikan lokal seperti ikan Gabus, ikan Betok dan ikan lokal lainnya secara optimal melalui penerapan teknologi budidaya perikanan saat ini, karena ikan lokal asli daerah sangat digemari dan memiliki potensi pasar yang baik di pasar lokal, regional, nasional maupun internasional, seperti ikan Gabus yang memiliki protein yang sangat tinggi. 31) Selain daripada itu juga pengembangan pembibitan ternak besar seperti sapi dan kerbau belum dikembangkan secara optimal, mengingat potensi padang penggembalaan dan lahan yang tersedia masih cukup luas. Dan Pemerintah Kabupaten dengan komitmen bersama yang terfokus untuk pengembangan pembibitan ternak ini, dapat membangun kawasan pembibitan ternak, yang pembiayaannya ditopang melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun Dana Tugas Pembantuan dari Pemerintah Pusat. BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Berkaitan dengan dasar aturan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan serta Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye, maka Visi Pembangunan yang ditetapkan untuk tahun 2011 – 2016, yaitu : “CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA” Cerdas : 1. Sumber daya manusia yang berkualitas (hard skill dan soft skill), berkompetensi, terampil dan menguasai teknologi informasi. 2. Sumber daya manusia yang produktif, sehat, mandiri, Dinamis, kreatif dan inovatif. 3. Sumber daya manusia yang sejahtera, jujur, beretika dan mempunyai integritas. Mengartikan bahwa dalam era globalisasi dan persaingan saat ini keunggulan suatu daerah ditentukan oleh daya saing daerah, sedangkan daya saing sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas yang digambarkan oleh penguasaan hard skill dan soft skill, kompetensi dan penguasaan teknologi informasi, produktif, kreatif, inovatif, jujur dan mempunyai integritas maka akan dapat memenangkan persaingan, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah (value added) dan rantai nilai (value chain) dari produk daerah dan sumber daya alam dan pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. KUAD merupakan singkatan dari : Kerukunan, Amanah, dan Demokratis 1. Kerukunan: Terwujudnya kehidupan yang harmonis yang tercermin dari kehidupan beragama, sosiali dan politik masyarakat 2. Amanah: Tercermin dari pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) disemua tingkatan 3. Demokratis: Merupakan jaminan kesamaan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM Mengandung makna keadaan yang menggambarkan perwujudan kerukunan masyarakat dengan rasa aman dan tentram, memiliki rasa percaya yang tinggi pemerintah sehingga terhadap amanah pembangunan kepada dapat menikmati kehidupan yang lebih berkualitas dengan nuasa yang demokratis dilandasi supremasi hukum dan HAM. Maju Bersama : 1. Tumbuhnya ekonomi 2. Terciptanya pemerataan pembangunan dan pendapatan 3. Berkembangnya kehidupan social budaya yang konstruktif 4. Tersedianya infrastruktur wilayah yang memadai 5. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Mengandung makna suatu kondisi yang bergerak dinamis kearah yang lebih baik yang tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, diiringi peningkatan pendapatan pendapatan perkapita di semua lapisan, dengan laju inflasi yang terkendali sehingga daya beli masyarakat tetap tinggi yang mendorong permintaan barang dan jasa dan pada gilirannya produksi meningkat dan memberikan multiplier pada penciptaan kesempatan kerja, sehingga berdampak pada berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pengurangan kesenjangan pembangunan dan kemiskinan yang mengedepankan kearifan local akan mendorong terjaganya kelestarian alam dan lingkungan hidup. Maju bersama juga mengandung makna perwujudan pembangunan yang adil dan merata, tanpa diskriminasi, baik antar golongan maupun wilayah, sehingga hasil pembangunan dapat dinikmati masyarakat. 5.2. MISI PEMBANGUNAN Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) Misi Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016, sebagai berikut: 9. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan Yaitu pembangunan yang menekankan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ini ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan dan derajat kesehatan penduduk, yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar bagi masyarakat agar lebih produktif serta berdaya saing untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera; 10. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis Yaitu Pembangunan yang mengedepankan keselarasan kehidupan sosial politik masyarakat yang berkeadilan dengan menjamin kepastian hukum, kesamaan hak dan kewajiban dalam berbagai bidang serta penerapan demokrasi disemua tingkatan pemerintahan. 11. Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan Yaitu Pembangunan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance) secara konsisten dan berkelanjutan disemua tingkatan yang tercermin dari berkurangnya penyalahgunaan wewenang dan keuangan daerah, peningkatan kinerja birokrasi, peningkatan keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan proporsional, efektif, transparan serta professional. 12. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. Yaitu Membangun ekonomi daerah yang berbasiskan ekonomi kerakyatan dengan seluruh kekuatan sumber daya daerah, menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta penyediaan sarana dan prasarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari semua sector dan meningkatkan daya saing daerah dengan tetap menjaga keseimbangan SDA dan kelestarian lingkungan hidup. 5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan Yaitu meningkatkan kuantitas, kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum dan utilitas lainnya yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial serta berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum untuk menunjang produksi, produktivitas, efisiensi dan mobilitas publik; 5.3. 5.3.1. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2009 – 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 – 2025 dan RPJMD Provinsi Jambi 2010-2015, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah : Tabel. 5.1. Penetapan Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 No 1. MISI MISI 1: Meningkatkan akses dan pendidikan dan kesehatan kualitas TUJUAN Tujuan 1: Meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat Tujuan 2: Meningkatkan pelayanan fasilitas Pendidikan dasar Tujuan 3: Mewujudkan pemuda produktif dan berprestasi Tujuan 4 : Mewujudkan SDM anak yang berkualitas Tujuan 5 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 2. MISI : 2 Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis Tujuan 1: Mewujudkan kualitas kehidupan beragama yang harmonis, rukun, aman dan tentram dalam kehidupan masyarakat yang lebih demokratis SASARAN Sasaran : Meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan Sasaran : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas sarana pendidikan Sasaran 3 : Terciptanya pemuda produktif dan berprestasi dalam berbagai bidang Sasaran : Terciptanya peningkatan SDM anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah social Sasaran : Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan Sasaran : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan Sasaran: Meningkatnya kualitas dan jangkauan layanan keluarga berencana Sasaran : Terwujudnya kualitas kehidupan kehidupan beragama melalui pembinaaan dan pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada masyarakat Sasaran : Meningkatnya kualitas demokrasi Tujuan 2 : Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air Tujuan 3 : Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan No 3. MISI MISI: 3 Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan dimasyarakat dalam kerangka supremasi hukum dan HAM Sasaran: Meningkatkan kesamaan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan Pemerintahan Sasaran : Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Sasaran : Meningkatkan semangat dan penghargaan terhadap pejuang Sasaran : Meningkatknya Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan TUJUAN Tujuan 1 : Meningkatkan kinerja kelembagaan pemerintahan daerah Tujuan 2 : Meningkatkan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah Tujuan 3 : Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah Tujuan 4 : Meningkatkan Kapasitas dan kinerja pengelolaan Keuangan Daerah Tujuan 5 : Meningkatkan Pelayanan Publik SASARAN Sasaran 1 : Meningkatnya kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas SDM aparatur Sasaran 3 : Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah Sasaran : Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Sasaran : Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Sasaran : Meningkatnya Pendapatan dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Sasaran : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil serta Pengendalian Kependudukan Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan Sasaran Pokok : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi Tujuan 6 : Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana Tujuan 7 : Meningkatkan pengelolaan kearsipan daerah No 4. Sasaran: Meningkatnya Kualitas Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana Sasaran : Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah MISI TUJUAN SASARAN MISI: 4 Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. Tujuan 1: Meningkatkan peranan koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan dalam perekonomian daerah Sasaran: Meningkatnya kapasitas Koperasi, UKM dan kelembagaan ekonomi perdesaan Meningkatan wirausaha baru Tujuan 2 : Memperkuat peran sektor pertanian dan industri sebagai penggerak utama perekonomian daerah jumlah Sasaran: Meningkatnya produksi pertanian/perkebunan Sasaran : Meningkatnya ketahanan pangan Sasaran : Meningkatnya produksi peternakan Sasaran : Meningkatnya produksi hasil kehutanan Sasaran : Meningkatnya produksi perikanan Tujuan 3 : Meningkatkan peran Sektor Pertambangan dan energi Sasaran : Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah Sasaran: Meningkatnya produksi pertambangan dan pemanfaatan energi yang berwawasan lingkungan Sasaran : Meningkatan pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan Tujuan 4 : Meningkatkan peran sektor perdagangan dan pariwisata sebagai pendukung perekonomian daerah Sasaran: Menigkatnya kinerja perdagangan Sasaran:Meningkatnya kunjungan wisatawan Tujuan 5 : Meningkatkan investasi dan perluasan lapangan kerja Tujuan 6 : Meningkatan derajat ekonomi kaum lemah, desa tertinggal dan penyandang masalah kesejateraan sosial No 5. MISI MISI: 5 Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan Sasaran : Meningkatnya jumlah investasi Sasaran: Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja Sasaran: Meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Sasaran: Meningkatnya derajat masyarakat wilayah transmigrasi dan tertinggal TUJUAN SASARAN Tujuan 1 : Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana wilayah Sasaran : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan jaringan jalan dan jembatan Sasaran : Meningkatnya sarana prasarana kebinamargaan Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan jaringan irigasi Sasaran : Meningkatnya cakupan pelayanan kelistrikan Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan pos dan telekomunikasi Sasaran : Menurunnya jalan rawan banjir Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas permukiman Sasaran : Meningkatnya perumahan sehat dan layak huni Tujuan 2 : Meningkatkan penataan ruang wilayah dan kawasan Tujuan 3 : Meningkatkan pengembangan dan pengelolaan Sasaran : Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur perdesaan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang Sasaran : Meningkatnya daya dukung pengembangan kawasan kawasan strategis dan cepat tumbuh Tujuan 4 : Membangun Kawasan Strategis dan Pusat Pemerintahan kecamatan strategis dan cepat tumbuh Sasaran : Terbangunnya Kawasan Strategis dan Pusat Pemerintahan Kecamatan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI PEMBANGUNAN Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif,strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas Pemerintahan, sistem manajemen dan pemanfaatan teknologi informasi. Strategi juga dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya mencakup : (a) hubungan yang rasional antara visi dan misi dengan prioritas program kepala daerah terpilih, (b) hubungan yang kuat dengan analisis sumber daya daerah dan isu-isu strategik, (c) pernyataan yang umum guna memandu pengembangan program pembangunan tahunan selama lima tahun, dan (d) dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah. Secara umum, strategi kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016, yang merupakan “Fokus Strategy” dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kinerja pelayanan pendidikan yang berkualitas dan merata pada seluruh wilayah dengan peningkatan sarana dan prasana serta pelaksanaan manajemen yang berkualitas guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, beretika, berakhlak mulia. 2. Meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata pada semua wilayah guna mewujudkan masyarakat Muaro Jambi yang yang sehat dan produktif. 3. Menciptakan keharmonisan dan keselarasan dalam kehidupan sosial, politik masyarakat sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik dan kondusif. 4. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan sebagai mitra kerja pemerintahan dengan penguatan kapasitas, peran dan tata kelola pemerintahan dalam upaya meningkatkan pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna. 5. Melaksanakan evaluasi dan analisis kelayakan serta kebutuhan SKPD, mekanisme dan kinerja pelayanan pemerintahan sebagai institusi publik berdasarkan prinsip good governance dan clean government agar mampu meningkatkan pelayanan masyarakat. 6. Menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, atau Growth with Equity dengan mempertimbangkan pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan sesuai dengan fokus pembangunan nasional yaitu Pro-growth, Pro-poor, Pro-Job serta Pro-Environment. 7. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur perdesaan yang menunjang mobilitas arus barang dan jasa serta meningkatkan aksesibilitas desa guna mendorong pertumbuhan ekonomi perdesaan yang kokoh. 8. Melaksanakan upaya percepatan pembangunan yang diarahkan pada pengembangan aktifitas sektor riil dan wilayah pertumbuhan dengan mengedepankan aspek potensi dan sumber daya yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal. 9. Pengembangan kawasan pertanian tanaman Pangan dan hortikultura sebagai salah satu upaya dalam peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan produksi beras daerah yang didukung sumberdaya lahan yang memadai, Pembinaan dan pembiayaan yang terpadu dan terfokus. 10. Pengembangan kawasan Minapolitan Kabupaten Muaro Jambi secara terpadu dan terprogram, 11. Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Pembibitan Ternak besar seperti sapi dan kerbau yang didukung dengan pembiayaan dan koordiansi lintas sektor yang terpadu dan terfokus. 12. Pengembangan dan pembangunan “Kawasan Wisata Terpadu Candi Muaro Jambi” yang didukung oleh peran dan fasilitasi berbagai pihak serta dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi dan Pusat dengan tetap memperhatikan budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal. 13. Mendorong percepatan pembangunan, peningkatan maupun rehabilitasi jalan dan jembatan yang mampu meningkatkan kelancaran mobilitas barang dan jasa serta dapat menjangkau akses ke sentra-sentra produksi. 14. Meningkatkan penyediaan infrastruktur lainnya seperti jaringan listrik, air bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Perdesaan, irigasi dan drainase yang memadai. 15. Peningkatan sarana prasarana infrastruktur pendukung investasi dan pelayanan investasi yang prima. 6.2. ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang ditetapkan agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran selama 5 tahun kedepan. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi menitik beratkan pada upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang didukung dengan pendayagunaan kondisi dan potensi yang dimiliki secara optimal guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan diperlukan adanya Fokus Strategi Daerah yang kemudian akan menetapkan menjadi arah kebijakan pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan. Arah Kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi tetap memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Jambi (RPJMD Provinsi) serta memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional (RPJM Nasional) dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya yang dimiliki dan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Muaro Jambi. Secara garis besar, arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Muaro Jambi periode tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut: 1. Arah kebijakan umum dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang tercermin dari meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan secara merata. 2. Arah kebijakan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang tercermin dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pengurangan kemiskinan,pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan beberapa program yang menyentuh langsung kepada masyarakat seperti program-program pengembangan ekonomi kerakyatan, perbaikan infrastruktur dasar, pemenuhan kebutuhan pangan serta menjaga dan memelihara lingkungan hidup secara berkelanjutan. 3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi pembangunan yang harmonis, kerukunan dan berkeadilan termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan ketimpangan pembangunan antar daerah, dan diskriminasi jender. Dalam hal ini penegakan demokrasi dan supremasi hukum. 4. Arah Kebijakan umum untuk menciptakan Tata kelola pemerintahan yang baik dengan penerapan prinsip-prinsip antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, penegakkan supremasi hukum, berkeadilan, dan partisipatif. Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya sasaran pembangunan daerah, dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien. Dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi, sesungguhnya lebih menekankan pada sinergitas dari kebijakan Provinsi Jambi menjadi kebijakan Kabupaten Muaro Jambi dengan mengedepankan pada penanganan berdasarkan pada fungsi pelayanan umum. Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Muaro Jambi 2006 - 2025 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan Kabupaten Muaro Jambi adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar lebih produktif untuk mendukung pembangunan daerah; Meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya; mewujudkan tata pemerintahan daerah yang baik dan berwibawa melalui peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah; Mewujudkan masyarakat yang berbudaya hukum dan berkeadilan; Memberdayakan penduduk dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan daya saing dalam ekonomi global; Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, produktif, mandiri, maju, dan berkelanjutan; Oleh itu, dalam menyelenggarakan pembangunan kewilayahan lebih diarahkan pada : 1) Mengalokasikan penggunaan ruang di Kabupaten Muaro Jambi (pola ruang) dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan; 2) Pengembangan sarana prasarana yang diarahkan pada upaya mempererat keterkaitan spasial antar kawasan (struktur ruang); 3) Mengakselerasi pertumbuhan wilayah yang potensial untuk tumbuh, menjaga pertumbuhan pada kawasan strategis dan cepat tumbuh dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan pertumbuhan wilayah dan kelestarian lingkungan hidup; dan 4) Mendorong pengembangan wilayah untuk setiap Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan pertimbangan potensial/unggulan dan kendala pengembangan yang ada. sektor andalan, sektor Sebagai tindak lanjut dalam mengimplentasikan fokus strategi dan arah kebijakan umum, dirumuskan strategi dan arah kebijakan implementasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi selama 5 (lima) tahun. Adapun Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 berdasarkan pada tujuan, sasaran sebagai berikut : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA Tujuan 1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat 2.Meningkatkan pelayanan fasilitas Pendidikan dasar MISI 1: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1.Meningkatnya akses dan mutu 1.1.1.1. Meningkatkan daya dukung, pemerataan dan mutu pelayanan pendidikan dasar 1.Peningkatakan akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi dan menengah pelayanan pendidikan masyarakat 1.1.1.2 Meningkatkan daya dukung pelayanan pendidikan usia dini, non formal dan informal serta minat baca masyarakat 1.1.1.3 Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan serta kapasitas manajemen pelayanan pendidikan 2. Peningkatan peran serta dunia usaha 1.1.2.1 Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam peningkatan kualitas dalam peningkatan mutu pendidikan pelayanan Pendidikan 1. Meningkatnya ketersediaan dan 1. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas 2.1.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan pendidikan kualitas pelayanan fasilitas sarana pelayanan fasilitas sarana pendidikan dasar dan menengah pendidikan memadai, bermutu dan terjangkau 2.1.1.2 2.1.1.3 2. Penataan sistem pendidikan dalam menunjang peningkatan mutu pendidikan 2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 3. Tujuan: Mewujudkan pemuda produktif dan berperstasi 1.Sasaran :Terciptanya pemuda berprestasi dalam berbagai bidang PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 1. Peningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan dan menumbuhkan budaya generasi produktif, beriman, dan berdaya saing 3.1.1.1 Meningkatan ketersediaan jaringan transportasi dalam mendukung mutu pendidikan pada wilayah-wilayah tertinggal dan sulit terjangkau Meningkatkan pola kemitraan dengan swasta dalam dalam meningkatan kualitas pendidikan Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat (miskin, daerah tertinggal, penyandang cacat) Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip keadilan, efisien, transparan dan akuntabel untuk melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas Meningkatan minat pemuda dalam berbagai kegiatan pembangunan dengan penyediaan fasiilitasi sarana dan prasarana 3.1.1.2 Memberikan reward terhadap pemuda berprestasi 3.1.1.3 Meningkatkan pembinaan generasi muda untuk lebih produktif. Sehat, dan sportif dalam menghadapi era globalisasi 3.1.1.4 Meningkatkan pembinaan dan peran organisasi kepemudaan dalam Bab I –1 1 . 1 3. Meningkatkan kesamaan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan Pemerintahan 4.Mewujudkan SDM anak yang berkualitas 5. Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 1. Terciptanya peningkatan SDM anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah social 1. Sasaran : Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan 1. Peningkatan pengarusutamaan gender dan anak dalam pembangunan 1. Peningkatan pembinaan SDM anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah sosial 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat serta pemeliharaan kesehatan lingkungan 3.3.1.1 3.3.1.2 4.1.1.1 Meningkatan perlindungan anak terhadap KDRT dan hak-hak anak Meningkatkan pembinaan dan fasiltasi anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah sosial 5.1.1.1 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 5.1.1.2 Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan serta pengawasan obat dan makanan Memperluas cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan penyakit menular Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat masyarakat dan kesehatan lingkungan 5.1.1.3 5.1.1.4 5.1.1.5 2. : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan pembangunan Meningkatkan akses dan peran serta perempuan dalam pembangunan serta perlindungan anak 5.1.1.6 5.1.1.7 5.1.1.7 5.1.1.8 5.1.1.9 Meningkatkan kualitas kesehatan tempat kerja dan industri Memperbaiki dan meingkatkan status gizi masyarakat Mengendalikan penyakit menular langsung dan penyakit bersumber binatang Meningkatkan pelayanan kesehatan anak pra seklah dan remaja Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan lansia 5.1.1.10 Meningkatkan manajemen kesehatan dan SDM kesehatan 1. Peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai, bermutu dan terjangkau 5.2.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan kesehatan masyarakat 2. Peningkatan kemitraan dan peran serta dunia usaha dalam peningkatan pelayanan kesehatan 5.2.2.1 Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasata dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Meningkatkan pelayanan kesejahteraan pegawai 3. Meningkatnya kualitas dan jangkauan layanan keluarga berencana 1. Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana 5.3.1.1 Meningkatkan pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber-KB 2 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA Tujuan 1. Mewujudkan kualitas kehidupan beragama yang harmonis, rukun, aman dan tentram dalam kehidupan masyarakat yang lebih demokratis MISI 2: Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Terwujudnya kualitas kehidupan 1.Meningkatkan fungsi dan peran Forum 1.1.1.1 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kapasitas lembaga keagamaan beragama melalui pembinaaan dan Kerukunan Umat beragama dan pemahaman dan pengamalan ajaran lembaga-lembaga maupun organisasi agama pada masyarakat keagamaan untuk memberikan pembinaan dan pemahamana kepada masyarakat mengenai pentingnya pemahaman dan pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari 1.1.1.2 Menguatkan peran agama dalam pembentukan generasi muda dan masyarakat 1.1.1.3 Meningkatkan pelayanan haji dan umrah 1.1.1.4 Meningkatkan peran adat dan budaya dalam pembentukan karakter masyarakat 1.1.1.5 1.1.1.4 2: Meningkatnya kualitas demokrasi dimasyarakat dalam kerangka supemasi hukum dan HAM 1. Peningkatkan arti dan pemahamanan demokrasi dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang demokratis serta berazaskan hukum 1.2.1.1 Meningkatkan implementasi demokrasi dalam penguatan struktur dan kelembagaan masyarakat 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.1.5 2.1.1.1 Menanamkan nilai-nilai demokrasi pada generasi muda Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil Menata kembali substansi hukum melalui evaluasii peraturan perundangundangan untuk mewujudkan tertib perundang-undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarki perundang-undangan Meningkatkan peran serta masyarakat dan penyusunan produk hukum daerah Meningkatkan arti dan pemahaman wawasan kebangsaan sebagai wjud NKRI 2.2.1.1 Meningkatkan fasilitasi dan pelayanan veteran 3.1.1.1 Menjaga, memelihara dan memantapkan ketentraman, ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan 1.2.1.4 2.Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air 3. Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 1. Meningkatkan wawasan kebangsaan 2. Meningkatkan semangat dan penghargaan terhadap pejuang 1. Meningkatknya Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 1.Peningkatan pemahaman wawasan kebangsaan 1. Peningkatan pelayanan veteran 1. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan ketentraman, ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan Meningkatkan pemahaman dan penerapan budaya nasional dan daerah dalam kehidupan masyarakat Meningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama 3 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA 1. Meningkatkan kelembagaan daerah MISI 3: Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan kinerja 1.Meningkatnya kapasitas kelembagaan 1. Peningkatan kegiatan administrasi 1.1.1.1 Menyediakan pelayanan administrasi perkantoran, sarana dan prasarana pemerintahan pemerintahan daerah perkantoran, sarana dan prasarana aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah .2.: Meningkatnya kualitas SDM aparatur 1. Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM 1.2.1.1 Meningkatkan pembinaan kualitas SDM dan disipiln kerja aparatur dan disiplin aparatur 3. Meningkatkan kapasitas dan 1. Penataan manajemen kepegawaian 1.3.1.1 Meningkatkan pembinaan dan pengembangan aparatur pengembangan aparatur 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah 3. Meningkatkan kienrja penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah 4. Meningkatkan Kapasitas dan kinerja pengelolaan Keuangan Daerah 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah 1. Peningkatan perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan dan anggaran SKPD 2.1.1.1 Meningkatkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanan rencana pembangunan dan anggaran SKPD 2. Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah 1. Penataan dan pemantapan pengawasan dan pengendalian kebijakan 2.2.1.1 Menata dan memantapkan sistem, kapasitas kelembagaan dan SDM pengawasan dan pengendalian kebijakan 1. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah 1. Meningkatnya Pendapatan dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Penataan dan pemantapan penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah 1. Intensifikasi dan ektensifikasi sumbersumber pendapatan dan optimalisasi penataan administrasi pengelolaan keuangan daerah 3.1.1.1 Menata dan memantapkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah 4.1.1.1 Meningkatkan pendapatan melalui penataan sistem administrasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel 4.1.1.2 Meningkatkan kapasitas SDM Pengelola pendapatan dan pengelola administrasi keuangan Meningkatkan kinerja pengelolalaan keuangan melalui pemantapan regulasi dan transpararnsi serta akuntabitlitas dalam pengelolaan keuangan Meningkatan kinerja pengelolaan ase t dan barang daerah 4.1.1.3 4.1.1.3 5. Meningkatkan Pelayanan Publik 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil serta Pengendalian Kependudukan .2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi 1. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil 1. Penataan, pemutakhiran dan pemasyarakatan informasi 5.1.1.1 Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil 5.2.1.1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi dan kerjasama pelayanan informasi dengan media massa 4 3. Meningkatnya pelayanan Perizinan yang prima bagi dunia usaha 6. Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana 7. Meningkatkan pengelolaan kearsipan daerah 1. Meningkatnya Kualitas Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 1. Meningkatkan pengelolaan, penatausahaan, dan sistim pelayanan perizinan yang cepat, tepat dan biaya rendah 1. Peningkatan kesadaran pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana 1. Penataan dan pengembangan sistem kearsipan daerah 5.3.1.1 Meningkatkan kesiapan dan peningkatan kapasitas aparatur lembaga pelayanan satu pintu. 5.3.1.2 Memberikan berbagai kemudahan dalam pengurusan izin bagi dunia usaha 6.1.1.1 Meningkatkan kesiapan, pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana 6.1.1.2 7.1.1.1 Meningkatkan fasilitasi pemulihan wilayah korban bencana Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana kearsipan daerah 5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 4: Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1.Meningkatkan peranan koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan dalam perekonomian daerah 2. Memperkuat peran sektor pertanian/perkebunan/kehutanan dan industri sebagai penggerak utama perekonomian daerah 1 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UKM dan kelembagaan ekonomi perdesaan 1. Peningkatan akses koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan terhadap sumberdaya produktif (kualitas SDM, kapasitas kelembagaan, manajemen, modal, pemasaran) 2. Meningkatan jumlah wirausaha baru 1. Peningkatan fasilitasi wirausaha bariu 1.Meningkatnya pertanian/perkebunan 1. Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran pertanian/ perkebunan produksi 1.1.1.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan terhadap sumberdaya produktif 1.1.1.2 Mengembangkan UKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM Mendorong pengembangan wirausaha baru dengan fasilitasi pengembangan usaha Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha pertanian/perkebunan 1.2.1.1 2.1.1.1 2.1.1.2 2.1.1.3 2. Meningkatnya ketahanan pangan 1. Peningkatan distribusi, Divesifikasi produk dan pengelolaan konsumsi pangan 2.2.1.1 2.2.1.2 3.Meningkatkan Produksi Perikanan 1.Peningkatan ketersediaan bibit, produksi, pemasaran dan pengendalian penyakit Perikanan 2.3.1.1 2.3.1.2 2.3.1.3 .4. Meningkatnya produksi peternakan PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 1.Peningkatan ketersediaan bibit, produksi, pemasaran dan pengendalian penyakit 2.4.1.1 Bab I –1 Meningkatkan Luas areal pertanian/perkebunan melalui optimasi lahan Meningkatkan peran penyuluhan dalam pengelolaan usaha pertanian/perkebunan Meningkatan kelancaran distribusi dan Mengembangkan keanekaragaman produk pangan Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan padi dan jagung yang didukung sumberdaya lahan, pembiayaan pembinaan secara terpadu dan terfokus Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil perikanan) Pengembangan Program Minapolitan yang terpadu dan terprogram Pengembangan budidaya ikan lokal yang didukung oleh teknologi perikanan dan pembinaan secara terpadu Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana 1 . 1 peternakan 2.4.1.2 5 . Meningkatnya produksi hasil kehutanan 6. Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah dan besar 3. Meningkatkan peran Sektor Pertambangan dan energi 1. Meningkatnya produksi pertambangan yang berwawasan lingkungan 2. Meningkatan pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan 1. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan .2. Perlindungan hutan suaka 3. Pengembangan hutan rakyat 4. Peningkatan fasilitasi pengembagan hutan daerah 1. .Peningkatan kemitraan usaha antara pelaku IKM dan industri besar 2.5.1.1 2. Meningkatan fasiliitasi pengembangan industri berbasis sumber daya daerah 2.6.2.1 1. Pengelolaan usaha tambang sesuai daya dukung lingkungan 3.1.1.1. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan usaha pertambangan 2. . Peningkatan penawasan usaha tambang sesuai kaidah tata ruang dan prinsip kelestarian lingkungan 3.1.2.1 Meningkatan monitoring dan pengawasan usaha pertambangan 3.1.2.2 Meningkatkan koordiansi dengan Pemerintah Pusat guna meningkatkan pendapatan dari bagi hasil migas Meningkatan pembinaan dan pengawasan pengelolaan usaha agar sesuai dengan kaidah kelestarian dan keamanan lingkunan 1. Peningaktan prinsip kelestarian dan kesehatan lingkungan 2.5.2.2 2.5.3.3 2.5.4.4 2.6.1.1 3.2.1.1 3.2.1.2 3.2.1.3 3.2.1.4 4. Meningkatkan peran sektor perdagangan dan pariwisata sebagai pendukung perekonomian daerah 1. Menigkatnya kinerja perdagangan 2. Meningkatnya kunjungan wisatawan produksi, pemasaran hasil peternakan) Pembangunan Kawasan Pembibitan ternak besar seperti sapi dan kerbau yang didukung melalui pembiayaan dan pembinaan secara terpadu dan terfokus. Meningkatkan pembinaan usaha kehutanan dan mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan Meningkatkan pengawasan dan sosilaisi fungsi hutan Meningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan hutan Meningkatkan ketersediaan bibit hutan daerah, sarana produksi dan manajemen pengelolaan. Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha IKM (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil IKM) Memperkuat struktur industri pada sub sektor yang memiliki keunggulan kompetitif Mengendalikan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup Meningkatkan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan sumber daya alam lingkungan hidup Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi sumber daya alam lingkungan hidup 1. Peningkatan kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen 4.1.1.1 Meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen 2. Penataan dan pembinaan usaha pedagang kaki lima dan asongan 1. Peningkatan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata 4.2.1.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pelaku pedagang kaki lima dan asongan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pariwisata (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, produk, pemasaran pariwisata) 4.2.2.1 2 2. 5. Meningkatkan investasi dan perluasan lapangan kerja 1. Meningkatnya jumlah investasi Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Candi Muaro Jambi 3. Peningkatan peran swasta dalam pembangunan pariwisata 1. Penataan iklim investasi yang kondusif 4.2.2.1 4.3.3.1 5.1.1.1 5.1.1.2 2. Menciptakan kontribusi kawasan perdesaan sebagai basis pertumbuhan 5.1.2.1 5.1.2.2 2. Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah 3. Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja 6. Meningkatan derajat ekonomi kaum lemah, desa tertinggal dan penyandang masalah kesejateraan sosial 1. Peningkatan daya saing BUMD dalam pembangunan daerah 5.2.1.1 1. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja 2. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan perlindungan tenaga kerja 5.3.1.1 Meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja 5.3.2.1 Meningkatkan fasilitasi peningkatan SDM angkatan kerja 5.3.2.2 6.1.1.1 Meningkatan perlindungan hukum dan keselamatan kerja Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan social 6.1.1.2 Meningkatkan kualitas manajemen dan sumberdaya manusia pelayanan kesejahteraan sosial 6.1.1.3 Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan untuk penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial 6.1.1.4 Meningkatnya mutu manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial 6.1.1.5 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak 6.2.1.1 Meningkatan pembinaan dan fasilitasi sarana dan prasarana wilayah desa tertinggal. 1. Meningkatnya kualitas pelayanan, 1. Peningkatan akses masyarakat terhadap rehabilitasi, bantuan sosial, dan pelayanan sosial dasar melalui institusi jaminan kesejahteraan sosial bagi dan lembaga sosial secara transparan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 2. Meningkatnya derajat masyarakat wilayah trasmigrasi dan tertinggal Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kawasan Candi Muaro Jambi Mendorong peran dunia usaha dalam mengembangkan pariwisata melalui berbagai kemudahan usaha Meningkatkan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal Menata regulasi investasi daerah yang sesuai dengan prefrerensi investor Mendorong penguatan ekonomi daerah yang berbasiskan penguatasn ekonomi perdesaan Memperluas akses masyarakat terhadap sumber daya produktif dalam pengembangan usaha Memantapkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Gover-nance (GCG), (transparansi, akuntabilitas, keadilan dan responsibilitas) dalam pengelolaan BUMD 1. Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana wilayah transmigrasi dan desa tertinggal 3 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 5: Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya sesuai dengan tata ruang yang memiliki daya dukung lingkungan Tujuan 1.Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana wilayah Sasaran Strategi 1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas 1.Pembangunan, pemeliharaan dan pelayanan jaringan jalan dan rehabilitasi jalan dan jembatan jembatan 2.Meningkatnya kualitas pelayanan 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas jaringan irigasi jaringan irigasi Arah Kebijakan 1.1.1.1 1.2.1.1 1.3.1.1 Memelihara, merehabilitasi dan meningkatkan daya dukung jaringan irigasi, sumber daya air pertanian dan pengendalian banjir Meningkatkan ketersediaan air kebutuhan rumah tangga pada daerah defisit air bersih dan tertinggal Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan 1.4.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana kebinamargaan 1.5.1.1 Meningkan kinerja pengelolaan monitoring, evaluasi dan pelaporan 1.6.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan fasilitas perhubungan 1.6.2.1 Meningkatkan ketersediaan, kualitas, manajemen angkutan umum dan sungai Meningkatkan penyediaan dan kualitas jaringan kelistrikan perdesaan 1.2.1.2 3. Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur perdesaan 4.Meningkatnya sarana kebinamargaan 5. Meningkatan evaluasi dan kualitas pelaporan 6. Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan 7. Meningkatnya cakupan pelayanan kelistrikan 8. Meningkatnya kualitas pelayanan pos dan telekomunikasi 9.Menurunnya daerah dan jalan rawan banjir 10. Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas permukiman 11.Meningkatnya perumahan sehat dan layak huni 1. Peningkatan daya dukung dan pemerataan infrastruktur perdesaan 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana kebinamargaan 1. Peningkatan kinerja monitoring, evaluasi dan pelaporan 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan fasilitas perhubungan 2. Peningkatan pelayanan dan ketertiban angkutan umum 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas pelayanan jaringan kelistrikan 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas jaringan drainase 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas fasilitas permukiman 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan Membangun, Memelihara dan Meningkatkan Daya Dukung dan Kualitas Jalan dan Jembatan 1.7.1.1 1.8.1.1 Meningkatkan penyediaan dan kualitas sarana pos dan jaringan telekomunikasi 1.9.1.1 Meningkatkan daya dukung dan kualitas jaringan drainase 1.10.1.1 Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air minum 1.10.1.2 1.10.1.3 1.10.1.4 1.11.1.1 Meningkatkan ketersediaan areal pemakaman Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pada kawasan tumbuh dan padat Meningkatkan daya dukung dan kualitas fasilitas pemadam kebakaran Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan 1.11.1.2 Meningkatkan fasilitasi penyehatan lingkungan perumahan dan 4 1.11.1.3 1.11.1.4 1.11.1.5 1.11.1.6 2. Meningkatkan penataan ruang wilayah dan kawasan 3. Meningkatkan daya pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 4. Membangun Pusat Pemerintahan dan kawasan strategis kecamatan 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang pemberdayaan komunitas perumahan Fasilitasi bedah rumah dan rehabilitasi kawasan pemukiman kumuh Pembangunan asrana parsarana persampahan pada kawasan pemukiman (pembagunan TPS dan TPAS) Meningkatan fasilitas pelayanan kebakaran Mengembangkan pola kemitraan dalam penyediaan perumahan, air bersih, dan sanitasi masyarakat Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang 1. Peningkatan dan Pendayagunaan rencana tata ruang 2.1.1.1 2. Peningkatan rencana dan pembangunan prasarana dan sarana penunjang pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 2.1.2.1 Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 2.1.2.1 2.1.2.2 Membangun infrastruktur penunjang kawasan strategis dan cepat tumbuh Mengembangkan infrastruktur yang sinergi dengan tata ruang 2.Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan hidup 1. Peningkatan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau 2.2.1.1 Meningkatkan penataan dan kulitas pemeliharaan ruang terbuka hijau 1.Meningkatnya daya dukung pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 1. Peningkatan rencana dan pembangunan prasarana dan sarana penunjang pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 3.1.1.1 Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh dan kota mandiri 3.1.1.2 Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten 4.1.1.1 Melaksanakan tahapan pembangunan Pusat Pemerintahan dan kawasan strategis kecamatan 1.Terbangunya Pusat Pemerintahan dan Kawasan Strategis Kecamatan 1. Pelaksanaan percepatan pembangunan Pusat Pemerintahan kecamatan 5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Kebijakan Umum Arah kebijakan umum ini berfungsi sebagai pedoman bagi SKPD dan instansi terkait dalam merumuskan kebijakan dan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Arah kebijakan umum ini merupakan penjabaran detil dari Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Adapun Visi 2011-2016 tersebut adalah “Cerdas, Kerukunan, Amanah dan Demokratis, Maju Bersama”. Arah kebijakan ini merupakan instrument untuk pencapaian Visi dan Misi tersebut. Program pembangunan terdiri dari program pembangunan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dikelompokkan pada masingmasing urusan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan. 7.2. Program Pembangunan Prioritas Pembangunan dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Muaro Jambi 2011 - 2016 sebagai berikut : 1. Peningkatan sarana prasarana, kualitas pendidikan dan kesehatan serta sosial budaya, dengan fokus : 1) Peningkatan akses pendidikan yang merata pada semua strata ekonomi masyarakat 2) Peningkatan mutu pendidikan 3) Peningkatan manajemen pendidikan 4) Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan 5) Peningkatan pengarusutamaan gender dalam pembangunan 6) Peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai, bermutu dan terjangkau PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 . Bab I –1 7) Peningkatan akses pelayanan kesehatan pada rumah tangga miskin 8) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan 9) Distribusi tenaga kesehatan 10) Peningkatan fasilitas sarana kesehatan yang memadai, bermutu dan terjangkau 11) Peningkatan peran serta dunia usaha dalam peningkatan pelayanan kesehatan 12) Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana 13) Pembinaan pemuda dan olah raga 14) Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Berbagai fokus program prioritas pertama tersebut akan didukung oleh rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Adapun urusan penetapan program pembangunan dan penanganan pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah, sebagai berikut : a. Urusan wajib Pendidikan b. 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini. 2. Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 3. Program Pendidikan Menengah. 4. Program Pendidikan Non-Formal. 5. Program Pendidikan Luar Biasa. 6. Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan. 7. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan 8. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Urusan Wajib Kesehatan melalui program antara lain : 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Pengawasan Obat dan Makanan 4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 2 9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 11. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya 12. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata 13. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata 14. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata 15. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 16. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia 17. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 18. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 19. Program Keluarga Berencana 20. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 21. Program Pelayanan Kontrasepsi 22. Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR Mandir 23. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga 24. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-Padu c. d. Urusan Pemberdayaan perempuan 1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan 2. Program penguatan kelembagaan pangarustamaan gender dan anak 3. Peningkatan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan 4. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. Urusan Pemuda dan olahraga 1. Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda 2. Program peningkatan peran serta kepemudaan 3. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda 4. Program pengembangan dan kebijakan manajemen olahraga 5. Program pembinaan dan pemasyarakat olahraga 6. Program pembibitan dan pembinaan prestasi olah raga 7. Program pembangunan/rehabilitasi dan pengadaan sarana prasarana olah raga 8. Program pembinaan dan pelatihan olah raga tradisional dan olah raga penyandang cacat 9. Program pengelolaan administrasi keolahragaan e. Urusan wajibSosial 3 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 3. Program pembinaan anak terlantar 4. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma 5. Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo 6. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 2. Meningkatkan kerukunan hidup beragama dan masyarakat yang harmonis, aman, damai dan demokratis dengan fokus: 1) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan aktivitas keagamaan 2) Peningkatan pemahaman prinsip demokrasi 3) Peningkatan peran adat dan budaya dalam pembentukan karakter masyarakat. 4) Peningkatan Pelaksanaan supremasi Hukum dan HAM 5) Peningkatan keamanan dan ketertiban Dalam upaya mewujudkan Misi yang ke dua dilaksanakan melalui program sebagai berikut: 1. Program pengembangan wawasan kebangsaan 2. Program pengembangan nilai budaya 3. Program pengelolaan keragaman budaya 4. Program pengembanan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya 5. Program pendidikan politik masyarakat 6. Program penataan peraturan perundang-undangan 7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 8. Program pemberantasan penyakit masyarakat 9. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 10. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 11. Progam pengawasan dan pengendalian kegiatan pamong praja 3. Peningkatan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik dan akuntabel, dengan fokus: 4 1) Peningkatan kinerja aparatur dan pelayanan publik 2) Peningkatan Jaminan Kepastian dan Perlindungan Hukum 3) Pelaksanaan good governance Dalam upaya mewujudkan misi yang ke tiga dilaksanakan melalui program sebagai berikut: 1. Program pelayanan administrasi perkantoran 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3. Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia 4. Program peningkatan disiplin aparatur 5. Program fasilitasi purna tugas 6. Program pembinaan dan pengembangan aparatur 7. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja 8. Program kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah 9. Program perencanaan pembangunan daerah 10. Program perencanaan pembangunan ekonomi 11. Program perencanaan pembangunan sosial budaya 12. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 13. Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 14. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana 15. Program kerjasama pembangunan 16. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 17. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah 18. Program optimalisasi teknologi informasi 19. Program pengembangan wilayah perbatasan 20. Program peningkatan pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah 21. Program peningkatan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas 22. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah 23. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 24. Program bantuan hukum pemerintah daerah 25. Program mengintensifkan pengaduan masyarakat 26. Program penataan daerah otonomi baru 5 27. Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 28. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa 29. Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah 30. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 31. Program pembinaan dan fasitasi pengelolaan keuangan desa 32. Program penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemamfaatan tanah 33. Program penataan administrasi kependudukan 34. Program peningkatan kualitas pelayanan Perizinan 35. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi 36. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa 37. Program pengkajian dan penelitian bidang informasi 38. Program fasilitasi peningkatan SDM bidang informasi 39. Program kerjasama informasi dan media masa 40. Peningkatan kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim 41. Program pencegahan dan penanggulangan korban bencana alam 42. Program perbaikan rumah akibat bencana 43. Program perbaikan sistem kearsipan 44. Program penyelamatan dan pelestarian arsip daerah 45. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasaran kearsipan 4. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan, investasi dan pariwisata daerah, dengan fokus: 1) Peningkatan dan pengembangan usaha kecil 2) Peningkatan produksi Produksi dan produktivitas 3) Peningkatan kesempatan kerja 4) Peningkatan investasi melalui peningkatan sarana prasarana investasi dan pemberian kemudahan berinvestasi 5) Penciptaan iklim investasi yang kondusif 6) Peningkatan dan pelestarian budaya dan pariwisata 7) Peningkatan kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim 8) Peningkatan kelestarian lingkungan hidup 6 Dalam upaya mewujudkan misi yang ke empat dilaksanakan program sebagai berikut : 1. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif 2. Pengembangan wirausaha UMKM 3. Pengembangan sistem pendukung bagi UKM 4. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 5. Program pengembangan industri kecil menengah 6. Program pengembangan sentra industri potensial 7. Program peningkatan sumber daya industri 8. Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif 9. Program peningkatan produksi pertanian 10. Program peningkatan ketahanan pangan 11. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian 12. Program peningkatan kesejahteraan petani 13. Program peningkatan pemasaran hasil pertanian/perkebunan 14. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan 15. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 16. Program peningkatan hasil produksi peternak 17. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternak 18. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan 19. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 20. Program pemanfaatan bahan industri 21. Program pembinaan dan penertiban industri hasil penelitian 22. Program rehabilitasi hutan dan lahan 23. Program perlindungan konservasi sumber daya hutan 24. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan 25. Program perencanaan dan pengembangan hutan 26. Program pembinaan dan pengawasan pertambangan 27. Program pengawasan dan penertiban kegiatan Penambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan 7 28. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup 29. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 30. Program pengendalian polusi 31. Program pengendalian kebakaran hutan 32. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam 33. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam 34. Program pengelolaan konservasi sungai, danau dan sumber daya lainnya 35. Program peningkatan kualitas dan akses infomrasi sumber daya alam dan lingkungan hidup 36. Program pengembangan budidaya perikanan 37. Program pengembangan perikanan tangkap 38. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan 39. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 40. Program pengembangan kawasan budidaya air payau dan air tawar 41. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi 42. Program pengembangan IKM 43. Program peningkatan kemampuan teknologi industri 44. Porgram penataan struktur industri 45. Program pengembangan sentra-sentra industri 46. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 47. Program efisiensi perdagangan dalam negeri 48. Program peningkatan kerjasama perdagangan 49. Program peningkatan sarana prasarana perdagangan 50. Program peningkatan dan pengembangan ekspor 51. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 52. Program pengembangan pemasaran wisata 53. Program pengembangan destinasi pariwisata 54. Program pengembangan kemitraan pariwisata 55. Progam pengembangan kekayaan budaya 56. Program pengembangan nilai budaya 57. Program Peningkatan sarana dan prasarana investasi 58. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 8 59. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 60. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah 61. Program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 62. Program peningkatan keberdayaan masyarakat ekonomi perdesaan 63. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM 64. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja 65. Program peningkatan kesempatan kerja 66. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 67. Program pemberdayaan fakir miskin, KAT, PMKS dan lainnya 68. Program pelayanan dan reahabilitasi kesejahteraan sosial 69. Program pengembangan wilayah tertinggal 70. Program transmigrasi lokal 5. Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya dengan fokus; 1) Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan 2) Peningkatan dan pengembangan jaringan listrik pedesaan serta perbaikan lingkungan pemukiman 3) Pengembangan jaringan irigasi dan penyediaan sarana air bersih 4) Pengendalian tata ruang 5) Mendorong percepatan kawasan strategis dan cepat tumbuh 6) Peningkatan pelayanan persampahan Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima: maka program pembangunan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Program pembangunan jalan dan jembatan 2. Program rehabilitasi jalan dan jembatan 3. Program pembangunan drainase dan gorong-gorong 4. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lain 5. Program pembangunan infrastruktur perdesaan 6. Program penyediaan dan pengolahan air baku 7. Program Monitoring, evaluasi dan pelaporan 8. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 9. Program peningakatan dan pengamanan lalu lintas 10. Program peningkatan kalaikan pengoperasian kendaraan bermotor 11. Program rehabiltasi dan pemliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 9 12. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa 13. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan 14. Program pengendalian banjir 15. Program lingkungan sehat perumahan 16. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 17. Program pengelolaan areal pemakaman 18. Program pengembangan perumahan 19. Program perbaikan perumahan pemukiman 20. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan pemadam kebakaran 21. Program pengembangan kinerja persampahan 22. Program pengelolaan ruang terbuka hijau 23. Program perencanaan tata ruang 24. Program pengendalian tata ruang 25. Program pengembangan wilayah perbatasan 26. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 27. Program perencanaan kota menengah dan besar 28. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Adapun Program-program untuk mendukung kebijakan menuju Masyarakat Muaro Jambi yang CERDAS, KERUKUNAN, AMANAH, DEMOKRATIS, MAJU BERSAMA dapat dilihat pada tabel 7.1. berikut : 10 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 TABEL 7.1. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2011-2016 VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 1: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan Tujuan 1. Mewujudkan akses dan kualitas pendidikan yang merata dan berdaya saing Sasaran 1.1 Meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan Strategi 1.1 Peningkatakan akses dan mutu pelayanan pendidikan Arah Kebijakan 1.1.1.1 Meningkatkan daya dukung, pemerataan dan mutu pelayanan pendidikan dasar dan menengah Satuan Indikator Sasaran Misi Kondisi Awal Indikator Sasaran Misi Awal Akhir APK Program Bidang/ urusan SKPD Program wajib belajar sembilan tahun Wajib Dinas pendidikan Program pendidikan menengah Wajib Dinas pendidikan SD 104,30 105,79 85,15 101,67 85,26 87,85 SMP SMU/SMK/MA APM SD 96,35 99,28 SMP 84,08 86,63 SMU/SMK/MA PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 83,14 Bab I –1 86,94 1 . 1 Tingkat kelulusasn SD 100 SMP 100 Program pendidikan non formal Program pendidikan luar biasa Wajib Dinas pendidikan Wajib Dinas pendidikan Program pendidikan usia dini Wajib Dinas pendidikan, PMD Program pengembangan minat baca dan pembinaan perpustakaan Wajib Dinas pendidikan, dan KPDE, Arsip dan Perpustakaan Program pendidik dan tenaga kependidikan Wajib Dinas pendidikan Program manajeman pelayanan pendidkan Wajib Dinas pendidikan 100 96,56 SMU/SMK/MA 98,68 100 1.1.1.2 1.1.1.3 Meningkatkan daya dukung pelayanan pendidikan usia dini, non formal dan informal serta minat baca masyarakat Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan serta kapasitas manajemen pelayanan pendidikan APS 7-12 tahun 92,34 95,15 APS 13-15 tahun 81,24 84,12 Jumlah PAUD 117 138 Jumlah pustaka desa Persentase guru berserttifikasi 0 7` SD (%) 45 70 SMP (%) 35 65 SMU/SMK/MA (%) 45 75 Rasio guru terhadap siswa 6,26 11,09 2 2.Meningkatkan pelayanan fasilitas pelayanan Pendidikan dasar 1. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas sarana pendidikan 2. Peningkatan peran serta dunia usaha dalam peningkatan mutu pendidikan 1.1.2.1 Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasata dalam peningkatan kualitas pelayanan Pendidikan 1. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas sarana pendidikan memadai, bermutu dan terjangkau 2.1.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan pendidikan dasar dan menengah 2. Penataan sistem pendidikan dalam menunjang Pendidikan Dasar Rasio guru terhadap siswa Pendidikan Menengah Jumlah, pendidikan usia dini, sekolah dasar dan menengah yang dikelola swasta Rasio kelas dan siswa 7,74 10,87 254 269 Program pelaksanaan manajemen pelayanan pendidikan Wajib Dinas pendidikan 29,74 25,81 Program Pendidikan Dasar sembilan tahun Wajib Dinas pendidikan Persentase kualitas sarana belajar 75 90 Program pendidikan menengah Wajib Dinas pendidikan Kelas 2.086 2.221 Labor dan alat peraga 24 75 Wajib Dinas pendidikan Wajib Dinas pendidikan Wajib Dinas pendidikan 2.1.1.2 Meningkatkan pola kemitraan dengan swasta dalam dalam meningkatan kualitas pendidikan Persentase sekolah mendapat bantuan kemitraan 20 45 2.1.2.1 Menyempurnakan manajemen pendidikan dan meningkatkan Persentase guru yang mengikuti pendidikan 75 300 Program pelaksanaan manajemen pelayanan pendidikan 3 peningkatan mutu pendidikan 2.1.2.2 2.1.2.3 3.Peningkatatan minat baca partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan mutu pendidikan Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat (miskin, daerah tertinggal, penyandang cacat) Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip keadilan, efisien, transparan dan akuntabel untuk melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas Meningkatkan minat baca dan pengelolaan pustaka Lajutan S1, S2 Jumlah siswa yang difasilitasi dana BOS SD/MI 40.532 45.104 SMP/MTs 11.642 12.955 SMU/SMK/MA 6.819 7.588 Jumlah Siswa KAT Yang mendapatkan Dana BOS Persentase Jumlah kelompok penyandang cacat yang difasilitasi Cakupan Penyusunan road map kependidikan 785 1.633 55 85 1 1 JumlahPerpustak aan yang difasilitasi daerah 8 11 Progam pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Jumlah penyediaan buku pertahun 1.500 5.000 Program pelestarian dan pemeliharan bahan pustaka Wajib Dinas pendidikan,Badan PP dan KB, Bagian social Wajib Dinas pendidikan Wajib Dinas pendidikan, Kantor PDE, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor PDE, Perpustakaan dan Arsip Daerah 4 3. Tujuan: Mewujudkan pemuda produktif dan berperstasi 1.Sasaran :Terciptanya pemuda berprestasi dalam berbagai bidang 1. Peningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan dan menumbuhkan budaya generasi produktif, beriman, dan berdaya saing 3.1.1.1 3.1.1.2 3.1.1.3 3.1.1.4 Meningkatan minat pemuda dalam berbagai kegiatan pembangunan dengan penyediaan fasiilitasi sarana dan prasarana Memberikan reward terhadap pemuda berprestasi Meningkatkan pembinaan generasi muda untuk lebih produktif. Sehat, dan sportif dalam menghadapi era globalisasi Meningkatkan pembinaan dan peran organisasi kepemudaan dalam pembangunan Jumlah kader pemuda wirasusaha 54,22 78,37 Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda Wajjib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Dinas pendidikan/ Bagian social Persentase kader pembangunan 25,43 65,21 Program pembangunan/rehabilitas i sarana prasaran olaharaga Program pembinaan dan pelatihan OR tradisional dan olahraga Program pengelolaan administrasi keolahrgaan Program peningkatan peningkatan peran serta kepemudaan Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga Program upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan pemuda Wajib/Pilih an Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Dinas pendidikan Persentase pemuda yang dberprestasi Persentase keterlibatan pemuda dalam kesehatan dan olahraga persentase pemuda yang berpartisipasi dalam partai 45 65 30 75 80 60 Jumlah organisasi pemuda 40 52 Jumlah organisasi olahraga 123 137 Program peningkatan produktivitas dan kreativitas pemuda Program peningkatan peran serta kepemudaan Program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Program pembinaan dan pemasyrakatan olah raga Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Dinas pendidikan Wajib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ PMD Wajib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Wajib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Bagian Adm Kesra Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Wajib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Bagian Adm Kesra Wajib Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Bagian Adm Kesra Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Bagian Adm Kesra Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ Bagian Adm Wajib Wajib 5 3. Meningkatkan kesamaan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan Pemerintahan 1. Peningkatan pengarusutamaan gender dan anak dalam pembangunan 3.3.1.1 3.3.1.2 4.Mewujudkan SDM anak yang berkualitas 1. Terciptanya peningkatan SDM anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah social 1. Peningkatan pembinaan SDM anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah sosial 4.1.1.1 Meningkatkan akses dan peran serta perempuan dalam pembangunan serta perlindungan anak Meningkatan perlindungan anak terhadap KDRT dan hakhak anak Meningkatkan pembinaan dan fasiltasi anak kurang mampu, terlantar dan penyandang masalah sosial Jumlah even olahraga reguler 46 57 Persentase peran perempuan dalam jajaran pemerintah daerah 15 30 Persentase kegiatan pembangunan terkait gender 34,56 Persentase Jumlah wirasuhawati Persentase penurunan kasus KDRT terhadap anak Persentase Jumlah anak kurang mampu, terlantar yang mendapat bantuan pelayan dasar Persentase pembinaan panti asuhan dan jompo Jumlah penyandang masalah sosial yang difasitasi dengan askes Kesra Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga/ BagianAdm Kesra Badan PP dan KB, BPMD, Kecamatan Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Wajib 73,21 Program penguatan kelembagaan pangarustamaan gender dan anak Wajib Badan PP dan KB, BPMD, Kecamatan 23,15 43,23 Program keserasian kebijakakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Wajib Badan PP dan KB, BPMD, Kecamatan 68,34 100 Wajib Badan PP dan KB, BPMD, Kecamatan 50 80 Program keserasian kebijakakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Program pembinaan anak terlantar Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial 60 80 Program pembinaan masalah penyandang cacat dan trauma Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial 70 80 Program pembinaan panti asuhan dan panti jompo Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial Wajib 6 5. Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 1. Sasaran : Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan 1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat serta pemeliharaan kesehatan lingkungan 5.1.1.1 5.1.1.2 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas 60 85 Persentase penduduk yang memanfaatkan sarana rumah sakit 40 65 Jumlah pukesmas berkinerja baik 8 10 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus di berikan Jumlah fasilitas 100 100 100 100 Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pembinaan penyandang cacat dan trauma Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program upaya kesehatan masyarakat Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial Wajib Dinas Sosial dan Nakertrans, Bagian sosial Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit Wajib Rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Wajib Rumah sakit Dinas Kesehatan Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit Wajib Rumah sakit Rumah sakit 7 5.1.1.3 5.1.1.4 Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan serta pengawasan obat dan makanan Memperluas cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penduduk rujukan yang memenuhi standar Persentase obat dan vaksin 94 100 Program obat dan perbekalan kesehatan Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit Persentase pengadaan obat esensial 94 100 Dinas kesehatan, rumah sakit Ketersediaan obat per kapita/th (Rp) 4.600 5.100 Dinas kesehatan, rumah sakit Persentase penyuluhan NAPZA oleh petugas kesehatan Angka penyalahgunaan narkoba Persentase sarana distribusi alat kesehatan dan PKRT Persentase pengawasan mutu PKRT Persentase yang memiliki PHNS farmasi/toga Persentase sarana swamedika persentase rawat jalan masyarakat miskin di 11 20 15,34 1,35 40 70 70 85 40 70 25 50 100 100 Pengawasan obat dan makanan Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit Program Pengembangan obat asli indonesia Wajib Dinas kesehatan, PMD Program Pelayanan Kesehatan penduduk miskin Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 8 miskin dan penyakit menular puskesmas Persentase rawat inap masyarakat miskin di puskesmas 30 50 Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit Persentase rawat jalan masyarakat miskin di RS Persentase rawat inap masyarakat miskin di RS Jumlah masyarakat miskin mendapat pelayanan kesehatan (op. katarak, bibir sumbing, dan sunatan Persentase penduduk miskin memiliki jaminan askes pra bayar Persentase penduduk miskin yang memikili jaminan kesehatan Kasus TB per 100.000 penduduk Persentase kesembuhan penderita TBC Persentase penderita kusta yang selesai berobat Angka kecacatban kusta 25 30 Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 25 30 Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 1000 5000 Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 35 40 Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 30 50 110 100 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 90 95 90 95 20 15 9 tingkat 2 per 100.000 penduduk Persentase balita diare yang ditangani 5.1.1.5 Meningkatkan pembinaan pola hidup sehat masyarakat dan kesehatan lingkungan 100 100 Persentase balita pnemonia yang ditangani 80 80 Persentase infeksi menular seksual (IMS) yang diobati Prevalensi kasus HIV terhadap penduduk beresiko Cakupan pasien yang mendapat penangan HIVAID dan ODHA yang mendapat ART Persentase Rumah sakit dan puskes yang melaksanakan pencegahan dan penularan HIV Persentase usia 15 tahun ke atas mengetahui tentang HIV Persentase Rumah tangga yang menggunakan air minum sehat Persentase 100 100 <0,5 <0,5 100 100 80 90 38,56 75,04 90 100 60 80 Program penanggulangan narkoba, PMS dan HIV/AIDS Pengembangan lingkungan sehat Wajib Dinas Kesehatan, dinas PP dan KB, rumah sakit, Sosial Nakertrans Wajib Dinas Kesehatan, dinas PP dan KB, rumah sakit, Sosial Nakertrans Wajib Dinas Kesehatan, PMD, PU Dinas Kesehatan, PMD, 10 rumah yang memenuhi standar kesehatan 5.1.1.6 5.1.1.7 Meningkatkan kualitas kesehatan tempat kerja dan industri Memperbaiki dan meingkatkan status gizi masyarakat PU Persentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Cakupan SPAL yang memenuhi standar kes Persentase puskes yang melaksanakan kesehatan kerja Persentase inspeksi perusahanan dalam penerapan standar kesehatan 82 85 Dinas Kesehatan, PMD, PU 50 60 Dinas Kesehatan, Dinas PU 20 40 70 90 Persentase gzi kurang dan buruk yang mendapatt perawatan Persentase pelaksanaan surveiland gizi Persentase ibu hamil mendapat tablet fe Persentase balita mendapat kapsul vitamin A dua kali per tahun Persentase RT yang mengkonsumsi garam beryodium 100 100 100 100 90 90 90 90 80 100 Program perbaikan gizi masyarakat Wajjib Dinas kesehatan, BPMPD 11 5.1.1.7 Mengendalikan penyakit menular langsung dan penyakit bersumber binatang Persentase wilayah bebas rawan gizi Jumlah kasus kekurangan gizi 90 100 3 0 Persentase bayi dibawah 11 bulan mendapata imunisasi lengkap 90 100 Persentase desa yang mencapai Universal child immunization (UCI) Angka penyakit campak per 1000 Angka penyakit tetanus neonatorum per 1000 penduduk Angka penemua kasus malaria per 1000 penduduk Angka kesakitan penyakit DBD per 100.000 penduduk Cakupan penderita pilaria yang ditangani 98.5 98 0.10 0,10 0 0 3.4 4 7.2 5 100 100 Cakupan pengobatan massal filaria endemis terhadap penduduk Persentase kasus susfect flu burung 85,2 80 100 100 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Wajib Dinas kesehatan, rumah sakit 12 dan ditangani 5.1.1.8 5.1.1.9 Meningkatkan pelayanan kesehatan anak pra seklah dan remaja Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, dan lansia Angka kematian rabies pada manusia (CFR) Persentase KLB malaria yang dilaporkan dan ditangani 1 0 100 100 Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk dan ditangani 114 98 Prevalensi kasus HIV < 0,5 <0,5 Jumlah kasus diare per 1000 penduduk 27,4 15 Persentase Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah Persentase Cakupan pelayanan kesehatan remaja 65 85 70 80 Persentase pertolongan persalinan bidan/tenaga kesehatan terlatih 80.7 90 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan remaja Wajib Dinas kesehatan, Badan PP dan KB, BPMPD Program peningkatan keselamatan melahirkan ibu dan anak Wajib Dinas kesehatan, Badan PP dan KB 13 Persentase ibu hamil resiko tinggi yang ditangani 76.3 80 Persentase cakupan kunjungan neonatus lengkap Persentase pelayanan nifas Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup Angka kematian balita 1000 kelahiran hidup 95.4 90 95.2 90 90 90 3 2 0.3 0.3 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 0.76 0.7 Angka harapan hidup Persentase cakupan pelayanan prausila dan usila Persentase puskes santun usia lanjut 69.5 70 71.4 75 100 100 Ratio Polindes / Desa 37,89 37,89 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak Program Penyiapan bina keluarga Wajib Dinas kesehatan, Badan PP dan KB, BPMPD Wajib Dinas kesehatan, Badan PP dan KB, BPMPD Program peningkatan pelayanan lanjut usia Wajib Dinas kesehatan, dan Dinas Sosnakertrans 14 5.1.1.1 0 2. : Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan 1. Peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan yang memadai, bermutu dan terjangkau 2. Peningkatan kemitraan dan peran serta dunia usaha dalam peningkatan pelayanan kesehatan 5.2.1.1 5.2.2.1 Meningkatkan manajemen kesehatan dan SDM kesehatan Program pengembangan SDM Wajib Dinas kesehatan Program standarisasi pelayanan kesehatan Wajib Dinas kesehatan 75 Program promosi kesehatan Wajib Dinas kesehatan 3 10 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya Wajib Dinas kesehatan Jumlah puskesmas dengan laboratorium kesehatan 14 18 Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasata dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Jumlah sarana kesehatan yang dikelola swasta 5 11 Meningkatkan pelayanan kesejahteraan pegawai Persentase insentif petugas 75 90 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas sarana pelayanan kesehatan masyarakat Rasio dokter dengan penduduk 1 : 3.988 1 : 1500 Rasio perawat dengan penduduk Rasio bidan dengan penduduk Persentase tenaga kesehatan yang memenuhi kompetensi Profil kesehatan tahunan Kesehatan dalam angka Persentase puskes yang melaksanakan sistem info kesehatan Jumlah puskesmas pelayanan gawat darurat 1 : 1.423 1 : 750 1 : 1.517 1 : 800 60 75 1 1 1 1 25 Dinas kesehatan Program kemiitraan peningkatan pelayanan kesehatan Wajib Dinas kesehatan, Rumah Sakit 15 3. Meningkatnya kualitas dan jangkauan layanan keluarga berencana 1. Peningkatan pembinaan dan pelayanan keluarga berencana 5.3.1.1 Meningkatkan pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber-KB medis Persentase KB Aktif 92,6 95 Program keselamatan ibu melahirkan dan anak Wajib Dinas kesehatan, Badan PP dan KB Persentase pasangan usia subur menjadi akseptor KB Jumlah posyandu 80 90 Program keluarga berencana Wajib Badan PP dan KB, Dinas kesehatan 361 385 Program model operasional BKBposyandu- PADU Wajib BPMPD, Dinas kesehatan Rata-rata usia kawin pertama bagi perempuan pertahun Angka menurunnya TFR per 1000 kelahiran hidup 20 23 Dinas kesehatan, Badan PP dan KB 8 0 Dinas kesehatan, Badan PP dan KB VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 2: Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun, aman dan demokratis Tujuan 1. Mewujudkan kualitas kehidupan beragama yang harmonis, rukun, aman dan tentram dalam kehidupan masyarakat yang lebih demokratis Sasaran 1. Meningkatnya implementasi norma agama dalam kedhidupan masyrakat Strategi 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan aktivitas keagamaan Arah Kebijakan 1.1.1.1 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kapasitas lembaga keagamaan Indikator (out comer) Jumlah lembaga keagamaan Capaian kinerja Awal Akhir 3 5 Persentase partisipasi lembaga keagamaan dalam peningkatan kualitas SDM masyrakat 60 80 Program Program pengembangan wawasan kebangsaan Bidang/ urusan Wajib Wajib SKPD Bagian sosial, Kantor kesbangpol linmas Bagian sosial, Kantor kesbangpol linmas 16 1.1.1.2 1.1.1.3 Meningkatkan pelayanan haji dan umrah 1.1.1.4 Meningkatkan peran adat dan budaya dalam pembentukan karakter masyarakat 1.1.1.5 1.1.1.4 2: Meningkatnya kualitas demokrasi dimasyarakat dalam kerangka supemasi hukum dan HAM 1. Peningkatkan arti dan pemahamanan demokrasi dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang demokratis serta berazaskan hukum Menguatkan peran agama dalam pembentukan generasi muda dan masyarakat 1.2.1.1 Meningkatkan pemahaman dan penerapan budaya nasional dan daerah dalam kehidupan masyarakat Meningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama Meningkatkan implementasi demokrasi dalam penguatan struktur dan kelembagaan masyarakat Jumlah FKUB 1 3 Wajib Bagian sosial, Kantor kesbangpol linmas Bagian sosial Jumlah da’I kontrak 86 146 Wajib Jumlah madrasah dan pontren 15 22 Wajib Bagian sosial, dinas pendidikan Jumlah lembaga pembina agama lain Persentase palayanan jemaah haji dan umrah Cakupan peran adat dalam kehidupan masyarakat 1 1 100 100 Wajib Bagian sosial, Dinas Kesehatan 30 60 Jumlah naskah inventariasi adat 1 1 Cakupan budaya dalam kurikulum 50 Jumlah karya budaya bernilai tradisi 6 Program pengembangan wawasan kebangsaan Wajib 60 Program pengembangan nilai budaya Wajib Dinas parisiwata, pemuda dan olahraga 10 Program pengelolaan keragaman budaya Wajib Dinas parisiwata, pemuda dan olahraga Program pengelolaan kekayaan budaya Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya Wajib Dinas parisiwata, pemuda dan olahraga Dinas parisiwata, pemuda dan olahraga Jumlah kegiatan forum komunikasi antar umat Persentase perselisihan berlatar belakang agama Cakupan pelaksaan demokrasi di struktur dan kelembagaan masyarakat 1 1 0 0 70 80 Persentase partisipasi pada 80 100 Program pendidikan politik masyarakat Wajib Dinas parisiwata, pemuda dan olahraga, Pol PP Wajib Bagian sosial Wajib PMD, KPU, Kantor kesbanglinmas 17 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.1.4 1.2.1.5 2.Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air 3. Meningkatkan Ketentraman, Ketertiban, Keamanan dan 1. Meningkatkan wawasan kebangsaan 2. Meningkatkan semangat dan penghargaan terhadap pejuang 1. Meningkatknya Ketentraman, Ketertiban, 1.Peningkatan pemahaman wawasan kebangsaan 2.1.1.1 Menanamkan nilai-nilai demokrasi pada generasi muda Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil Menata kembali substansi hukum melalui evaluasii peraturan perundangundangan untuk mewujudkan tertib perundang-undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarki perundang-undangan Meningkatkan peran serta masyarakat dan penyusunan produk hukum daerah Meningkatkan arti dan pemahaman wawasan kebangsaan sebagai wjud NKRI pemilu kada Persentase partisipasi pada pemilu legislatif Persentase partisipasi pada pemilu presiden Jumlah muatan local demokrasi dalam kurikulum 80 100 80 100 0 10 Wajib Kantor kesbanglinmas Persentase pelaksanaan demokrasi dalam pemerintahan daerah Persentase pelaksanaan supremasi hukum dan HAM Jumlah perda yang dievalusi 70 95 Wajib Kantor kesbanglinmas 70 80 Wajib Bagian hukum 15 30 Wajib Bagian Hukum dan Ortala Jumlah perda yang diterbitkan dan disosialisasikan 15 30 70 90 Program pengembangan wawasan kebangsaan Wajib Bagian sosial, Kesbangpol 100 100 100 100 Program penanganan kepahlawanan, TMP dan renungan malam Wajib Bagian social, Nakertrans 10 4 Program pemberantasan penyakit masyrakat Wajib Pol PP 1. Peningkatan pelayanan veteran 2.2.1.1 Meningkatkan fasilitasi dan pelayanan veteran Persentase pemahaman wawasan kebangsaan Persentase pelaksanaan peringatan hari besar dan HKN Persentase fasilitasi veteran dan pejuang 1. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pemeliharaan ketentraman, 3.1.1.1 Menjaga, memelihara dan memantapkan ketentraman, ketertiban, keamanan dan Persentase gangguan keamanan dan Program penataan peraturan perundangan 18 Kenyamanan Lingkungan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan ketertiban, keamanan dan kenyamanan lingkungan kenyamanan lingkungan ketertiban Angka pelanggaran perda ketertiban umum 15 5 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Wajib Pol PP Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak criminal Program pengawasan dan pengendalian kegiatan pamong praja Wajib Pol PP Wajib Pol PP VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 3: Meningkatkan tata kelola Pemerintahan Daerah yang baik, efektif, efisien, proporsional, akuntabel dan transparan Tujuan 1. Meningkatkan kinerja kelembagaan pemerintahan daerah Sasaran 1.Meningkatnya kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah .2.: Meningkatnya kualitas SDM aparatur Strategi 1. Peningkatan kegiatan administrasi perkantoran, sarana dan prasarana aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah 1. Pembinaan dan peningkatan kualitas SDM dan disiplin aparatur Arah Kebijakan 1.1.1.1 1.2.1.1 Menyediakan pelayanan administrasi perkantoran, sarana dan prasarana aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah Meningkatkan pembinaan kualitas SDM dan disipiln kerja aparatur Indikator (out comer) Capaian kinerja Awal Akhir Program Bidang/ urusan SKPD Persentase pelaksanaan administrasi perkantoran 80 95 Program pelayanan administrasi perkantoran Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD Persentase kualitas SDM aparatur 60 90 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD Persentase terpenuhinya kualifikasi pendidikan Persentase disiplin kerja aparatur Persentase penurunan Jumlah pegawai yang diberikan 100 100 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD 75 95 Program peningkatan disiplin aparatur Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD 15 5 Program pfasilitasi pindah/purna tugas Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD 19 sangsi disiplin 3. Meningkatkan kapasitas dan pengembangan aparatur 2. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah 1. Penataan manajemen kepegawaian 1. Peningkatan perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan dan anggaran SKPD 1.3.1.1 2.1.1.1 Meningkatkan pembinaan dan pengembangan aparatur Meningkatkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanan rencana pembangunan dan anggaran SKPD Program peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur Wajib dan Pilihan Selruruh SKPD Program pembinaan dan pengembangan aparatur Wajib BKP2D persentase jumlah pegawai yang mengikuti tugas belajar 30 50 Persentase pegawai yang mengikuti kursus/diklat Jumlah regulasi pengembangan pegawai Persentase perencanaan daerah 59,34 74,34 Wajib BKP2D Ada Ada Wajib BKP2D 80 100 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja Wajib Bappeda RPJMD 1 1 Program kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Wajib Bappeda Renstra SKPD 1 1 Wajib dan Pilihan Seluruh SKPD RKPD/RKT 1 1 Seluruh SKPD Musrenbang 1 1 Wajib dan Pilihan Wajib dan Pilihan Wajib Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi Program peningkatan partipasi masyarakat dalam membangun desa Bappeda, PMD, Kecamatan Bappeda, BPMPD, PU, Kecamatan 20 APBD Cakupan ketersediaan data pembangunan 2. Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Daerah 3. Meningkatkan kienrja penyelenggaraa n pemerintahan daerah dan otonomi daerah 1. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah 1. Penataan dan pemantapan pengawasan dan pengendalian kebijakan 1. Penataan dan pemantapan penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah 2.2.1.1 3.1.1.1 Menata dan memantapkan sistem, kapasitas kelembagaan dan SDM pengawasan dan pengendalian kebijakan Menata dan memantapkan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan otonomi daerah Jumlah pengawasan berkala 1 80 2 1 90 2 Jumlah wilayah yang dimekarkan 3 3 Jumlah sisdur yang dikeluarkan 6 12 Program pembangunan sosial budaya Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Wajib Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Program kerjasama pembangunan Wajib Wajib Bappeda dan Badan Penanggulangan Bencana daerah Bappeda Program perencaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program pengembangan data/informasi/statistik daeran Program optimalisasi teknologi informasi Wajib Bappeda Wajib Bappeda, Seluruh sektor ekonomi dan sosbud Wajib Bagian pembangunan Program pengembangan wilayah perbatasan Program peningkatan pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah Wajib Wajib Bappeda, PU dan Bagian Pemerintahan Inspektorat, DPRD Program peningkatan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas Program pengembangan wilayah perbatasan Wajib Inspektorat, DPRD Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Wajib Wajib Bappeda, Dispenda dan Bagian Keuangan Bappeda Pemerintah daerah dan DPRD Sekretariat DPRD 21 4. Meningkatkan Kapasitas dan kinerja pengelolaan Keuangan Daerah 1. Meningkatnya Pendapatan dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Intensifikasi dan ektensifikasi sumbersumber pendapatan dan optimalisasi penataan administrasi pengelolaan keuangan daerah 4.1.1.1 4.1.1.2 Meningkatkan pendapatan melalui penataan sistem administrasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel Meningkatkan kapasitas SDM Pengelola pendapatan dan pengelola administrasi IKM terhadap pelayanan publik Tingkat kinerja pemerintah daerah 80 90 80 90 Tingkat pelakasanaan eprocument 80 90 Program bantuan hukum pemerintah daerah Program mengintensifkan pengaduan masyarakat Wajib DPRD dan Bagian Hukum Wajib Bagian Pemerintah, seluruh SKPD Program penataan daerah otonomi baru Wajib Bagian Pemerintahan DPRD Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala daerah/wakil kepala daerah Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan Kec/ desa Wajib Bag. Umum dan Humas Wajib BPMD, Bagian Pemerintahan Persentase peningaktan pendapatan daerah 90 100 Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah Wajib Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan, Bagian pembangunan Opini pengelolaan keuangan oleh BPK WDP WTP Wajib dan Pilihan Seluruh SKPD Persentase penertiban asset daerah 60 98 Wajib Bagian Keuangan Persentase kinerja pengelolaan keuangan desa Persentase kualitas SDM pengelola pendapatan dan 70 95 Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program pemibnaan dan fasitasi pengelolaan keuangan desa Wajib PMPD/Bagian Pemrerintahan/keuangan, Kecamatan 70 90 Program peningkatan kapasitas SDM aparatur Wajib Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan, BKPPD 22 4.1.1.3 5. Meningkatkan Pelayanan Publik 1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil serta Pengendalian Kependudukan .2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi 1. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil 1. Penataan, pemutakhiran dan pemasyarakatan informasi keuangan Meningkatkan kinerja pengelolalaan keuangan melalui pemantapan regulasi dan transpararnsi serta akuntabitlitas dalam pengelolaan keuangan 4.1.1.3 Meningkatan kinerja pengelolaan ase t dan barang daerah 5.1.1.1 Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil 5.2.1.1 Meningkatnya akses masyarakat terhadap informasi dan kerjasama pelayanan informasi dengan media massa keuangan daerah Persentase keinrja pelaporan kuangan SKPD WDP WTP Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan Wajib Seluruh SKPD Penyelesaian laporan keuangan dan LAKIP setiap SKPPD tepat waktu Cakupan pelaksanaan standar harga barang dan jasa Persentase tertib administrasi asset daerah 80 100 Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Wajib dan pilihan Seluruh SKPD 100 100 Wajib Bagian perlengkapan 40 80 Program penguasaan, pemilikan,penggunakan dan pemamfaatan tanah Wajib Bagian perlengkapan, seluruh SKPD Waktu pelayanan KTP 3 1 Program peningkatan kapasitas SDM aparatur Wajib Dinas Kependudukan dan Capil Persentase kepemilikan KTP penduduk 98 100 Program penataan administrasi kependudukan Wajib Jumlah media/informasi yang diakses masyarakat 1 1 Program peningkatan kualitas pelayanan informasi Wajib Bagian Umum dan Humas, Kantor PDE dan Arsip Daerah Cakupan sosialisasi peraturan 80 95 Program peningkatan kualitas pelayanan informasi Wajib Kanto r PDE dan arsip daerah, Bagian Umum dan Humas Dinas Kependudukan dan Capil 23 perundanganundangan 6. Meningkatkan Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana 1. Meningkatnya Kualitas Pencegahan dan Penanggulangan Korban Bencana 1. Peningkatan kesadaran pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana 6.1.1.1 6.1.1.2 7.1 Meningkatkan pengelolaan kearsipan daerah 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 1. Penataan dan pengembangan sistem kearsipan daerah 7.1.1.1 Meningkatkan kesiapan, pencegahan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penanggulangan bencana Meningkatkan fasilitasi pemulihan wilayah korban bencana Meningkatkan kapasitas sistem, SDM aparatur dan sarana kearsipan daerah Program pengembangan komunikasi,informasi dan media masa Program pengkajian dan penelitian bidang informasi Program fasilitasi peningkatan SDM bidang informasi Wajib Bagian Umum dan Humas Wajib Bagian Umum dan Humas Wajib Bagian Umum dan Humas Program kerjasama informasi dan media masa Wajib Bagian Umum dan Humas Jumlah wilayah rawan bencana 5 5 Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Wajib Bagian social, Badan penyuluhan,PU, BPBD Persentase antisipasi penanggulangan bencana dan penanggulangan bencana 70 80 Program pencegahan dan penanggulangan korban bencana alam Wajib Kantor Kesbangpol, Bagian social, BPBD Program perbaikan rumah akibat bencana Wajib Dinas PU Program perbaikan sistem kearsipan Wajib PDE dan arsip daerah Program penyelamatan dan pelestarian arsip daerah Wajib PDE dan arsip daerah Persentase kualitas pelayanan kearsipan 70 90 24 Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasaran kearsipan Wajib PDE dan arsip daerah VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 4: Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sumber daya daerah, investasi, pariwisata dan daya saing daerah yang berwawasan lingkungan. Tujuan Sasaran Strategi 1.Meningkatkan peranan koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan dalam perekonomian daerah 1 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UKM dan kelembagaan ekonomi perdesaan 1. Peningkatan akses koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan terhadap sumberdaya produktif (kualitas SDM, kapasitas kelembagaan, manajemen, modal, pemasaran) Arah Kebijakan 1.1.1.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi koperasi, UKM dan lembaga ekonomi perdesaan terhadap sumberdaya produktif Indikator (out comer) Persentase pertumbuhan UKM Capaian kinerja Awal Akhir 38 40 Program Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif Bidang/ urusan Wajib Persentase koperasi aktif 82 85 Pengembangan wirausaha UMKM Wajib Persentase pertumbuhan koperasi 2,88 9,20 Pengembangan sistem pendukung bagi UKM Wajib Persentase Koperasi yang melaksanakan RAT 32 70 Wajib SKPD Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan 25 1.1.1.2 2. Meningkatan jumlah wirausaha baru 2. Memperkuat peran sektor pertanian dan industri sebagai penggerak utama perekonomian daerah 1.Meningkatnya produksi pertanian/perkebunan 1. Peningkatan fasilitasi wirausaha bariu 1. Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran pertanian/ perkebunan 1.2.1.1 2.1.1.1 Mengembangkan UKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM Mendorong pengembangan wirausaha baru dengan fasilitasi pengembangan usaha Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha pertanian/perkebunan Persentase pengembalian dana pembinaan UKM dan Koperasi 75 100 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Wajib Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan Persentase UKM dan Koperasi yang menerapkan teknologi 75 90 Program pengembangan industri kecil menengah Wajib Koperindag, BPMPD, Bagian Ekonomi, Kecamatan Program pengembangan sentra industri potensial Program peningkatan sumber daya industri Wajib Dinas Koperindag, Wajib Dinas Koperindag Program penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif Program peningkatan produksi pertanian Wajib Dinas Koperindag, Bagian Ekonomi Wajib dan Pilihan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Program peningkatan ketahanan pangan Wajib dan Pilihan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Tingkat kemandirian dan daya saing UKM 25,15 40,50 Angka Produksi : Padi (Ton/Thn) Jagung(Ton/Thn) 39.282 65.793 14.062 25.090 26 Kacang tanah (Ton/Thn) 200 264 Kedelai (Ton/Thn) 354 1.540 Nenas (Ton/Thn) 884.268 972.695 Jeruk (Ton/Thn) 23.057 25.363 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Wajib dan Pilihan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Dinas pertanian TPH, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Produksi : Sawit 227.221 Karet 26.930 33.546 Kelapa 629 660 Coklat 313 333 Program peningkatan kesejahteraan petani Wajib dan Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Badan penyuluhan dan ketahanan pangan Program peningkatan pemasaran hasil pertanian/perkebun an Wajib dan Pilihan Dinas Hutbun Badan penyuluhan dan ketahanan pangan 377.913 Produktivitas Sawit (Kg/Ha) 3.013 3.504 Karet (Kg/Ha) 843 973 Kelapa (ton/Ha) 9 9 27 Coklat (Kwt/Ha) 629 660 Padi sawah (kwt/ha) 41,14 55,05 Padi Ladang (kwt/ha) 28,86 30,25 Jagung (kwt/ha) 36,83 47,52 Kacang tanah kwt/ha) 14,26 22,16 Kacang Kedelai (kwt/ha) Nenas (kwt/ha) 12,13 14,21 126 135 Jeruk (kwt/ha) 26 46 Jumlah penyuluh per wilayah pertanian 29 31 Program pemberdayaan penyuluh pertanaian/perkebu nan Wajib dan Pilihan Badan penyuluhan dan ketahanan pangan, Dinas Pertanian TPH, Perikananan dan Petenakan, Hutbun Angka jumlah kelompok tani 1.221 1.583 Program peningkatan kesejahteraan petani Wajib dan Pilihan Peningkatan ketahanan pangan Wajib dan Pilihan Badan penyuluhan dan ketahanan pangan, Dinas Pertanian TPH, Perikananan dan Petenakan, Hutbun Badan penyuluhan dan ketahanan pangan, Dinas Pertanian TPH, Perikananan dan Petenakan, Hutbun Produktivitas : 2.1.1.2 Meningkatkan peran penyuluhan dalam pengelolaan usaha pertanian/perkebunan 28 2. Meningkatnya ketahanan pangan 1. Peningkatan distribusi, Divesifikasi produk dan pengelolaan konsumsi pangan 2.2.1.1 Meningkatan kelancaran distribusi dan Mengembangkan keanekaragaman produk pangan Angka PDRB sektor pertanian Tanpang 8,42 11,28 Pilihan Angka PDRB sektor perkebunan 18,63 22,55 Pilihan Angka ketersediaan pangan daerah Produksi Beras (ton/thn) .3 Meningkatnya produksi peternakan 1.Peningkatan ketersediaan bibit, produksi, pemasaran dan pengendalian penyakit peternakan 2.3.1.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil peternakan) Program peningkatan ketahanan pangan 24.633 49.316 Wajib dan Pilihan Badan penyuluhan dan ketahanan pangan, Dinas Pertanian TPH, Perikananan dan Petenakan, Pilihan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Pilihan Dinas Pertanian Tanpangan Dinas perikanan dan peternakan Angka Populasi : sapi 16.354 19.528 Program peningkatan hasil produksi peternak Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Kerbau 5.523 6,272 Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Kambing 27.218 32.500 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternak Program peningkatan penerapan teknologi peternakan Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Domba 3.943 4.708 ayam buras 256.048 305.735 ayam ras Petelur 340.412 4.06.470 Itik 25,409 30,341 Produksi Daging Sapi (Ton/Thn) Angka PDRB dari sector peternakan 280,39 334,36 2,67 3,58 29 3 . Meningkatnya produksi hasil kehutanan 1. Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan .2. Perlindungan hutan suaka 3. Pengembangan hutan rakyat 4. Peningkatan fasilitasi pengembagan hutan daerah 4. Meningkatnya produksi pertambangan yang berwawasan lingkungan 1. Pengelolaan usaha tambang sesuai daya dukung lingkungan 2.3.1.1 2.3.2.1 2.3.3.1 2.3.4.1 2.4.1.1. Meningkatkan pembinaan usaha kehutanan dan mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan Meningkatkan pengawasan dan sosilaisi fungsi hutan Meningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan hutan Meningkatkan ketersediaan bibit hutan daerah, sarana produksi dan manajemen pengelolaan. Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan usaha pertambangan Angka luas hutan reboisasi Hutan Produksi Terbatas (Ha) 67.007 67.007 Hutan Produksi Tetap (Ha) 36.325 36.325 Luas Taman Nasional (Ha) 32.931 32.931 Program pemamfaatan potensi sumber daya hutan Program pemamfaatan bahan industry Program pembinaan dan penertiban industry hasil penelitian Program rehabilitasi hutan dan lahan Program perlindungan konservasi sumber daya hutan Pilihan Dinas Hutbun Pilihan Dinas Hutbun Pilihan Dinas Hutbun Pilihan Dinas Hutbun Pilihan Dinas Hutbun Program pembinaan dan penertiban industry hasil hutan Pilihan Dinas Hutbun Jumlah hutan rakyat 11 11 Persentase kelestarian luas hutan rakyat Angka ketersediaan bibit kehutanan 70 100 60 80 Program rehabiitasi hutan dan lahan Pilihan Dinas Hutbun Angka kontribausi PDRB dari Sektor kehutanan 4,39 4,52 Pilihan Dinas Hutbun Jumlah perusahaan pertambangan eksplorasi 25 0 Program perencanaan dan pengembangan hutan Program pembinaan dan pengawasan pertambangan Pilihan Dinas ESDM Jumlah perusahaan pertambangan eksploitasi 9 34 Program pembinaan dan pengawasan K3 pertambangan Program pengembangan potensi energi lokal Pilihan Dinas ESDM Pilihan Dinas ESDM Angka PDRB dari sector pertambangan 16,25 21,78 30 5. Meningkatan pembinaan dan pengawasan usaha yang berwawasan lingkungan 2. . Peningkatan penawasan usaha tambang sesuai kaidah tata ruang dan prinsip kelestarian lingkungan 2.4.2.1 Menigkatan monitoring dan pengawasan usaha pertambangan Persentase Angka pelanggaran usaha pertambangan 30 5 1. Peningakatan prinsip kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup 2.5.1.1 Meningkatan pembinaan dan pengawasan pengelolaan usaha agar sesuai dengan kaidah kelestarian dan keamanan lingkungan Persentase Jumlah perusahaan beresiko pencemaran yang memiliki dokumen UPL 30 5 2.5.1.2 2.5.1.3 2.5.1.4 Mengendalikan pencemaran, polusi dan kerusakan lingkungan hidup Meningkatkan perlindungan, konservasi, rehabitasi dan pemulihan sumber daya alam lingkungan hidup Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi sumber daya alam lingkungan hidup Berkurangnya Tingkat Pencemaran Lingkungan Hidup 10 % 5% Penurunan kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan 2 0 Penurunan Persentase Lahan yang direhabilitasi 15 5 Persentase Peningkatan informasi kepada masyarakat mengenai potensi dan kondisi sumberdaya alam dan Lingkungan 30 60 Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan Program pengendalian polusi Program pengendalian kebakaran hutan Wajib Kantor lingkungan hidup Wajib Kantor lingkungan hidup Wajib Kantor lingkungan hidup Wajib Kantor lingkungan hidup Wajib dan Pilihan Hutbun, Lingkungan hidup, Dinas tata kota kebersihan dan pertamanan Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam Program pengelolaan konservasi sungai, danau dan sumber daya lainnya Program peningkatan kualitas dan akses infomrasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Pilihan Dinas Hutbun, Dinas ESDM, Lingkungan Hidup Pilihan Dinas Hutbun, Dinas ESDM, Lingkungan Hidup Wajib dan Pilihan Dinas Kehutanan, PU, lingkungan hidup Wajib Hutbun, lingkungan hidup 31 Hidup 6. Meningkatnya produksi perikanan 7. Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah dan besar 1. Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran perikanan 1. .Peningkatan kemitraan usaha antara pelaku IKM dan industri besar 2. Meningkatan fasiliitasi pengembangan industri berbasis sumber daya daerah 2.6.1.1 2.7.1.1 2.7.2.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha perikanan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil perikanan) Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha IKM (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil IKM) Memperkuat struktur industri pada sub sektor yang memiliki keunggulan kompetitif Angka produksi : Ikan Dalam Kolam (Ton/Thn) 7.699,90 13.640,84 Ikan dalam KJA (Ton/Thn) 3.958,50 7.012,72 Ikan Dalam Keramba (Ton/Thn) 209,95 250,69 1,91 2,56 Angka PDRB dari sector perikanan Angka perkembangan industry kecil Program pengembangan budidaya perikanan Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Program pengembangan perikanan tangkap Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Program pengembangan system penyuluhan perikanan Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Pilihan Dinas perikanan dan peternakan Program peningkatan kapasitas iptek system produksi Wajib Dinas Koperindag, BPMD, Bagian ekonomi Angka perkembangan industry menengah 50 75 Program pengembangan IKM Angka jumlah industry berbasis Sumber daya daerah 60 90 Angka Industri turunan 45 75 Program peningkatan kemampuan teknologi industry Porgram penataan struktur industry Angka PDRB dari sector Industri 15,90 21,31 Program pengembangan sentra-sentra industri Dinas Koperindag, Bagian ekonomi Wajib dan pilihan Dinas Koperindag, Hutbun Wajib dan pilihan Wajib dan pilihan Dinas Koperindag, Hutbun Dinas Koperindag, Hutbun, 32 3. Meningkatkan peran sektor perdagangan dan pariwisata sebagai pendukung perekonomian daerah 1. Menigkatnya usaha dan Pengembangan perdagangan 2. Meningkatnya kunjungan wisatawan 1. Peningkatan kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen 3.1.1.1 Meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen Angka inspeksi tera ulang 40 70 Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Wajib dan Pilihan Koperindag, Parsenibud Angka PDRB dari sector perdagangan 14,96 20,05 Program efisiensi perdaganan dalam negeri Wajib Koperindag, Program peningkatan kerjasama perdagangan Program peningkatan dan pengembangan ekspor Wajib Koperindag Wajib Koperindag Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Wajib Koperindag 2. Penataan dan pembinaan usaha pedagang kaki lima dan asongan 3.2.1.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pelaku pedagang kaki lima dan asongan Jumlah pedagang kaki yang difasilitasi 1. Peningkatan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata 3.2.2.1 Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pariwisata (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, produk, pemasaran pariwisata) Jumlah lokasi wisata daerah 13 13 Program pengembangan pemasaran wisata Pilihan Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Angka kunjungan wisata 14.317 58.032 Pilihan Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Jumlah even wisata daerah 1 1 Pilihan Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Persentase pengembangan kesenian dan budaya daerah 100 100 Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan kemitraan pariwisata Progam pengembangan kekayaan budaya Pilihan Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga Program pengembangan nilai budaya Pilihan Dinas Pariwisata, pemuda dan Olahraga 33 2. Peningkatan peran swasata dalam pembangunan pariwisata 4. Meningkatkan investasi dan perluasan lapangan kerja 1. Meningkatnya jumlah investasi 1. Penataan iklim investasi yang kondusif 4.1.1.1 4.1.1.2 2. Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat dan memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah 3. Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas dan produktivitas tenaga kerja Mendorong peran dunia usaha dalam mengembangkan pariwisata melalui berbagai kemudahan usaha Meningkatkan promosi, kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal Jumlah usaha pariwisata swasta yang dikelola swasta 7 7 Cakupan pelayanan investasi daerah 75 90 Menata regulasi investasi daerah yang sesuai dengan prefrerensi investor Persentase Laju pertumbuhan investasi (PMA+PMDN) 30 50 Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah Program peningkatan keberdayaan masyarakat ekonomi perdesaan Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM Wajib BBPTSP, Bagian ekonomi, koperindag, Bagian pemerintahan Wajib BBPTSP, Bagian ekonomi, koperindag, Bagian pemerintahan Wajib dan Pilihan 4.2.1.2 Memperluas akses masyarakat terhadap sumber daya produktif dalam pengembangan usaha Cakupan kemudahan pendanaan 50 75 1. Peningkatan daya saing BUMD dalam pembangunan daerah 4.2.1.1 Memantapkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Gover-nance (GCG), (transparansi, akuntabilitas, keadilan dan responsibilitas) dalam pengelolaan BUMD Persentase pendapatan dari BUMD 0 25 1. Peningkatan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja 4.3.1.1 Meningkatkan lapangan dan kesempatan kerja, kualitas dan produktivitas serta perlindungan tenaga kerja Angka angkatan kerja 65% 84% Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Wajib Sosnakertrans Angka serapan tenaga kerja daerah 50 70 Program peningkatan kesempatan kerja Wajib Sosnakertrans Persentase kualifikasi pendidikan angkatan kerja Angka pelanggaran perlindungan dan keselamatan kerja 60 75 Nihil Nihil Program perlindungan dan pengembangan lembaga Wajib Sosnakertrans 3. Peningkatan pembinaan, fasilitasi dan perlindungan tenaga kerja 4.3.3.1 4.3.3.2 Meningkatkan fasilitasi peningkatan SDM angkatan kerja Meningkatan perlindungan hukum dan keselamatan kerja Wajib dan Pilihan PMD, Dinas pertanian, penyuluhan, peternakan dan perikanan, koperindag PMD, Dinas pertanian, penyuluhan, peternakan dan perikanan, koperindag BPTSP. Dipenda, Bagian Keuangan 34 ketenagakerjaan 5. Meningkatan derajat ekonomi kaum lemah, desa tertinggal dan penyandang masalah kesejateraan sosial 1. Meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan jaminan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan sosial dasar melalui institusi dan lembaga sosial secara transparan 5.1.1.1 Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial 5.1.1.2 Meningkatkan kualitas manajemen dan sumberdaya manusia pelayanan kesejahteraan sosial Mengembangkan dan menyerasikan kebijakan untuk penanganan masalahmasalah strategis yang menyangkut masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya mutu manajemen dan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak 5.1.1.3 5.1.1.4 5.1.1.5 Persentase kemandirian penyandang masalah kesejahteraan sosial 75 80 Program pemberdayaan fakir miskin, KAT,PMKS dan lainnya Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Program pembinaan anak terlantar Wajib Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Program pembinaan masalah penyandang cacat dan trauma Wajib Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Program pembinaan panti asuhan dan panti jompo Wajib Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Program pembinaan penyandang cacat dan trauma Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Wajib Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Wajib Sosnakertrans, Bagian social, BPMPD Wajib Sosnakertrans, Bagian social Wajib Sosnakertrans, Bagian social 35 2. Meningkatnya derajat masyarakat wilayah ttrasmigrasi dan tertinggal 1. Peningkatan fasilitasi sarana dan prasarana wilayah transmigrasi dan desa tertinggal 5.2.1.1 Meningkatan pembinaan dan fasilitasi sarana dan prasarana wilayah desa tertinggal. Peningkatan pendapatan masyarakat desa tertinggal 15% 25% Program pengembangan wilayah tertinggal Wajib Sosnakertrans, BPMPD fasilitasi kawasan tertinggal Jumlah tenaga pendamping dan fasilitator pembina Angka PDRB per kapita 50% 70% Program transmigrasi lokal Wajib Sosnakertrans, 55% 75% 2,86 jt 3,83 jt VISI: CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA MISI 5: Meningkatkan dan mengembangan infrastruktur wilayah dan utilitas lainnya dengan berpedoman tata ruang dan peruntukan lahan Tujuan 1.Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana wilayah Sasaran 1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan jaringan jalan dan jembatan Strategi 1.1Pembangunan, pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan jembatan 2. Meningkatnya kualitas 1. Peningkatan daya dukung pelayanan jaringan dan kualitas jaringan irigasi irigasi Arah Kebijakan 1.1.1.1 1.2.1.1 Membangun, Memelihara dan Meningkatkan Daya Dukung dan Kualitas Jalan dan Jembatan Memelihara, merehabilitasi dan meningkatkan daya dukung jaringan irigasi, sumber daya air pertanian dan pengendalian banjir Indikator (out come) Capaian kinerja Awal Akhir Panjang jalan 1.062,82 Persentase Jalan kondisi baik 44,22 63,90 Persentase Jembatan Kondisi Baik Panjang irigasi yang dibangun 71,11 91,89 57,88 Km 77,56 Km Cakupan Jaringan Irigasi 13,65% 24,19% Persentase Irigasi Kondisi Baik 34,81 67,56 1.364 Program Bidang/ urusan SKPD Program pembangunan jalan dan jembatan Wajib Dinas PU Program pembangunan drainase dan gorong-gorong Wajib Dinas PU Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lain Dinas PU 36 3.Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur perdesaan 4.Meningkatnya sarana kebinamargaan 5. Meningkatan evaluasi dan kualitas pelaporan 6. Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan 1. Peningkatan daya dukung dan pemerataan infrastruktur perdesaan 1.3.1.1 Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan Panjang jalan lingkunan yang dibangun 86.329 m’ 115.628 m’ Program pembangunan infrastruktur perdesaan Wajib Dinas PU Persentase penyediaan sarana air bersih perdesaan 75 80 Program penyediaan dan pengolahan air baku Wajib Dinas PU Persentase aksesibitas desa 65 90 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana kebinamargaan 1. Peningkatan kinerja monitoring, evaluasi dan pelaporan 1.4.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana kebinamargaan Persentase kelayanan sarana binamarga 80 90 1.5.1.1 Meningkan kinerja pengelolaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Persentase kualitas pelaporan 100 100 Program Monitoring, evaluasi dan pelaporan Wajib Dinas PU 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan fasilitas perhubungan 1.6.1.1 Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan fasilitas perhubungan Persentase Jumlah kendaraan angkutan berizin trayek 60 90 Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan Wajib Dinas Perhubungan dan informatika Persentase Jumlah Pengawasan 75 90 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Wajib Dinas Perhubungan dan informatika Persentase kecelakaan lalu lintas Persentase fasilitas rambu lalu lintas 30 8 Program peningakatan dan pengamanan lalu lintas Wajib Dinas Perhubungan dan informatika 1,33 6,95 Program peningkatan kalaikan pengoperasian kendaraan bermotor Program rehabiltasi dan pemliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ Program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa Wajib Dinas Perhubungan dan informatika Wajib Dinas Perhubungan dan informatika Wajib Dinas Perhubungan dan informatika 2. Peningkatan pelayanan dan ketertiban angkutan umum 1.6.2.1 Meningkatkan ketersediaan, kualitas, manajemen angkutan umum dan sungai Indeks jumlah angkutan umum per penduduk 37 7. Meningkatnya cakupan pelayanan kelistrikan 8. Meningkatnya kualitas pelayanan pos dan telekomunikasi 9.Menurunnya daerah dan jalan rawan banjir 10.. Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas permukiman 11.Meningkatnya perumahan sehat dan layak huni 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas pelayanan jaringan kelistrikan 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana pos dan telekomunikasi 1. Peningkatan daya dukung dan kualitas jaringan drainase 1. Peningkatan ketersediaan dan kualitas fasilitas permukiman 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan 1.7.1.1 1.8.1.1 1.9.1.1 1.10.1.1 Meningkatkan penyediaan dan kualitas jaringan kelistrikan perdesaan Meningkatkan penyediaan dan kualitas sarana pos dan jaringan telekomunikasi Meningkatkan daya dukung dan kualitas jaringan drainase Meningkatkan ketersediaan air kebutuhan rumah tangga pada daerah defisit air bersih dan tertinggal Julah Desa yang terlayani listrik perdesaan 130 150 Rasio Elektrifikasi (%) 83 95 Persentase pelayanan pos 40 50 Persentase layanan telekomunikasi Panjang jalan rawan banjir 50 80 Persentase RTM yang terlayani air bersih 1.10.1.2 Meningkatkan ketersediaan areal pemakaman Jumlah dan luas areal TPU 1.10.1.3 Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pada kawasan tumbuh dan padat Jumlah kawasan tumbuh 83,38 4 96,67 7 1.10.1.4 Meningkatkan daya dukung dan kualitas fasilitas pemadam kebakaran Cakupan pelayanan kebakaran 1 6 1.11.1.1 Meningkatkan fasilitasi pengembangan perumahan Persentase Perumahan layak huni 35 80 1.11.1.2 Meningkatkan fasilitasi penyehatan Cakupan sarana 40 70 Program peningaktan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan Wajib Dinas ESDM, Bagian Umum Wajib Dinas perhubungan dan informatika Program pengendalian banjir Wajib Program lingkungan sehat perumahan Wajib Program pembangunan drainase dan gorong2 Wajib Dinas PU, Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan Dinas PU, Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan Dinas PU, PDAM Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan dan air limbah Program pengelolaan areal pemakaman Wajib Dinas PU, PDAM Program pengembangan perumahan Wajib Program lingkunan sehat perumahan Wajib Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan pemadam kebakaran Wajib Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Wajib Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan, PU Wajib Dinas Tata Kota, Program pengembangan Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Dinas PU, Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan Dinas PU, Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan 38 lingkungan perumahan dan pemberdayaan komunitas perumahan 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang 1. Peningkatan dan Pendayagunaan rencana tata ruang 2. Peningkatan rencana dan pembangunan prasarana dan sarana penunjang pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh kinerja persampahan 2 11 3 8 Meningkatan fasilitas pelayanan kebakaran Jumlah sarana angkutan kebersihan Jumlah aparat damkar 19 42 4 8 1.11.1.4 Mengembangkan pola kemitraan dalam penyediaan perumahan, air bersih, dan sanitasi masyarakat Jumlah mobil damkar per kecamatan/zonasi Jumlah perumahan mandiri yang dikelola swasata 2.1.1.1 Meningkatkan ketersediaan rencana tata ruang dan mengendalikan pemanfaatan ruang RTRW 1 Angka pelanggaran tata ruang dan kepurbakalaan PPNS tata ruang 1.11.1.3 2. Meningkatkan penataan ruang wilayah dan kawasan kebersihan lingkungan perumahan Jumlah TPA/TPAS per Kec 2.1.2.1 Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh Jumlah wiilayah cepat tumbuh pertamanan dan kebersihan, PU Wajib Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Program pembangunan drainase dan gorong-gorong Wajib Dinas PU, PDAM 1 Program perencanaan tata ruang Wajib Bappeda, Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan 15 % 0 Program pemamfaatan tata ruang Wajib Tidak Ada Ada Bappeda, Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Bappeda, Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Bappeda, Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Bappeda, Dinas Tata Kota, pertamanan dan kebersihan Bappeda, PU 4 7 Wajib Program pengendalian tata ruang Wajib Program pengembangan wilayah perbatasan Wajib Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Wajib 39 2.1.2.1 Membangun infrastruktur penunjang kawasan strtegis dan cepat tumbuh 2.1.2.2 Mengembangkan infrastruktur yang sinergi dengan tata ruang Persentase ketersediaan infrastruktur kawasan cepat tumbuh 50 80 Program perencanaan kota menengah dan besar Wajib Bappeda, PU Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana Program pengelolaan ruang terbuka hijau Wajib Bappeda, PU, BPBD Wajib Dinas tata kota, pertamanan dan kebersihan 2. Meningkatnya kualitas dan daya dukung lingkungan hidup 1. Peningkatan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau 2.2.1.1 Meningkatkan penataan dan kulitas pemeliharaan ruang terbuka hijau 3. Meningkatkan daya pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 1. Meningkatnya daya dukung pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 1. Peningkatan rencana dan pembangunan prasarana dan sarana penunjang pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh 3.1.1.1 Menyusun dan mensosialisasikan rencana pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh dan kota mandiri Jumlah kawasan cepat tumbuh dan kota mandiri terpadu 0 1 Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Wajib Bappeda Dinas PU, Bagian Pemerintah-an 4. Membangun Pusat Pemerintahan kecamatan 1. Terbangunya Pusat Pemerintahan dan Kawasan Strategis Kecamatan 1. Pelaksanaan percepatan pembangunan Pusat Pemerintahan kecamatan 4.1.1.1 Melaksanakan tahapan pembangunan Pusat Pemerintahan kecamatan Jumlah ibu kota kecamatan pemekaran 3 3 Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Wajib Bappeda Dinas PU, Bagian Pemerintah-an 40 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN Guna menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 serta dalam menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Muaro Jambi yang juga memperhatikan Visi dan Misi Pembangunan Nasional dan RPJM Provinsi Jambi 2010-2015, maka selanjutnya dijabarkan dalam bentuk indikasi program yang disertai kerangka pendanaan yang akan dilaksanakan selama periode tahun 2011-2016. 8.1. PROGRAM PRIORITAS DAERAH (UNGGULAN) Berpijak pada upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan, maka ditetapakan Program Strategis Daerah (Program Prioritas Unggulan) Kabupaten Muaro Jambi selama periode tahun 2011-2016, yaitu sebagai berikut : 1. Peningkatan Akses dan Mutu pelayanan pendidikan dan Kesehatan serta peningkatan kualitas kerukunan dan kehidupan beragama 2. Pembangunan Jembatan Batang Hari III 3. Pembangunan Jalan dari Jembatan Batang Hari III – Mestong 4. Pembangunan Terminal Tipe B dan Tipe C 5. Pembangunan Jaringan Jalan Kota Sengeti 6. Pembukaan Jalan Baru Desa Simp.Petaling – Desa Puding 7. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan Jalan Poros dan Jembatan Antar Kecamatan Jalan antar Desa dan Jalan Menuju Kawasan Sentra Produksi. 8. Pengembangan Koperasi, UKM, Industri, perdagangan dan Sektor Ekonomi Kerakyatan 9. Pembangunan Rumah Dinas Guru 10. Pemekaran Desa dan Kecamatan 11. Pengembangan Jaringan Air Bersih 12. Pengembangan Jaringan Listrik dan Pembangunan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan 13. Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulturra 14. Pengembangan Kawasan Minapolitan 15. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Peternakan PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 . Bab I –1 16. Pembangunan Stadion Olahraga 17. Pembangunan TPA Regional di Kecamatan Sungai Gelam 18. Pembangunan TPA Bukit Baling 19. Perbaikan Perumahan, lingkungan Pemukiman dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi 20. Pembangunan Pasar Kabupaten dan Peningkatan Pasar Tradisional 21 Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi Berikut ini diuraikan Indikasi Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 yang dilaksanakan oleh SKPD yang terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang menjadi Tanggungjawab SKPD sebagai berikut : 2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 TABEL. 9.1. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2011-2016 MENUJU MASYARAKAT MUARO JAMBI YANG CERDAS, KUAD, MAJU BERSAMA No Indikator Kinerja Daerah 1 2 Satuan 3 Kondisi Kinerja Pada Awal Periode RPJMD tahun ke 0 4 Target Capaian Setiap tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 5 6 7 8 9 10 Kondisi kinerja Pada akhir Periode RPJMD 11 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Focus Kesejahteraan dan pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat daerah. Kepegawaian dan persandian 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB % 4.36 4.58 4.81 5.29 5.82 6.40 6.72 6.72 1.2 Laju Inflasi % 5.30 6.15 7.52 8.64 6.92 6.37 5.16 5.16 1.3 PDRB Perkapita Juta 2.86 3.00 3.15 3.31 3.48 3.65 3.83 3.83 1.4 Pendapatan Perkapita Penduduk Juta 2.57 2.70 2.83 2.98 3.12 3.28 3.44 3.44 PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 Bab I –1 1 . 1 1.5 Gini Ratio % 0.268 0.267 0.266 0.265 0.264 0.263 0.262 0.262 1.6 Indeks Ketimpangan Wiliamson % 0.412 0.411 0.409 0.407 0.404 0.400 0.399 0.399 1.7 Persentase Penduduk diatas garis kemiskinan % 84.82 85.24 85.67 86.10 86.53 86.96 87.40 87.40 % 95.97 96.38 96.86 96.96 97.06 97.15 97.25 97.25 Tahun 7.98 7.70 7.85 7.89 7.93 7.97 8.05 8.05 Fokus Kesejahteraan Masyarakat 1 Pendidikan 1.1. Angka Melek Huruf 1.2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 1.3 APK PAUD % 55.05 55.16 55.44 55.71 56.83 57.96 58.54 58.54 1.4 APK SD % 104.30 104.43 104.95 105.16 105.37 105.58 105.79 105.79 1.5 APK SMP/SMPLB/MTs % 85.15 87.70 90.34 93.05 95.84 98.71 101.67 101.67 1.6 APK SMA/SMK/MA % 52.53 54.12 56.83 57.11 57.40 57.68 57.97 57.97 1.7 APM PAUD % 57.45 58.60 61.53 64.60 67.83 71.22 71.22 1.8 APM SD/SDLB/MI % 96.35 96.83 97.32 97.80 98.29 98.78 99.28 99.28 1.9 APM SMP/MTs % 84.08 84.50 84.92 85.35 85.77 86.20 86.63 86.63 1.10 APM SMA/SMK/MA % 50.15 51.15 52.17 53.22 54.28 55.37 56.47 56.47 56.32 2 1.11 2 Indeks Pembangunan Manusia % 72.18 72.54 72.90 73.27 73.34 73.41 73.49 73.49 Kesehatan 2.1 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup per 100.rb Kelahiran Hidup (KH) 6 3 3 2 2 1 1 1 2.2 Angka kematian Neonatal per 1.000 kelahiran hidup Per 100 kelahiran hidup 4 3.8 3.6 3.4 3.2 3.1 3 3 2.3 Angka kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup Per 100 kelahiran hidup 28 13 7 7 6 3 3 3 2.4 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 69.10 69.30 69.50 69.70 70.00 70.20 70.50 70.5 2.5 Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita 0/1000 4.57 4.50 4.40 4.30 4.20 4.10 4.00 4.00 % 49.67 52.15 54.76 57.50 60.37 63.39 66.56 66.56 Group 132 150 200 250 300 350 400 400 3 3.1 Ketenaga Kerjaan Rasio Penduduk yang bekerja Fokus : Seni Budaya, Pemuda dan Olah Raga 1 Kebudayaan 1.1 Jumlah Group Kesenian 2. Pemuda dan Olah Raga 2.1 Jumlah Club Olah Raga Club 123 125 127 129 131 134 137 137 2.2. Jumlah Sarana Olah raga Unit 128 128 140 143 147 150 156 156 3 ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Umum Urusan Wajib 1. Pendidikan 1.1. Pendidikan Dasar 1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah % 95.74 96.70 97.08 97.38 97.67 97.86 98.06 98.06 1.1.5 Tingkat Kelulusan % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 1.2 Pendidikan Menengah 1.2.1 Angka Partisipasi Sekolah % 81.24 81.65 82.05 82.46 83.29 83.71 84.12 84.12 1.2.2 Rasio Sekolah Terhadap Jumlah Penduduk Usia Sekolah % 9.06 9.11 9.15 9.24 9.43 9.62 9.81 9.81 1.2.3 Tingkat Kelulusan % 96.06 96.54 97.02 97.51 98.00 98.49 98.98 98.98 1.3. Pendidikan Usia Dini (PAUD) % 6.53 6.86 7.20 7.56 7.94 8.33 8.75 8.75 Unit 117 121 124 129 132 134 138 138 76.54 78.84 81.20 83.64 87.82 92.21 96.82 96.82 1.3.1. Persentase PAUD 1.3.2 Jumlah Kelompok PAUD 1.4 1.4.1 Angka Melanjutkan Sekolah Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs % 4 1.4.2. 1.5 Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA % 68.12 70.16 73.67 77.36 81.22 85.28 89.55 89.55 Fasilitas Pendidikan 1.5.1 Pesentase Ruang Kelas SD/MI Kondisi baik % 75.00 77.25 79.57 83.55 87.72 92.11 96.71 96.71 1.5.2 Pesentase Ruang kelas SMP/MTs Kondisi baik % 80.00 82.40 84.87 87.42 90.04 92.74 95.52 95.52 1.5.3 Persentase Ruang Kelas SMA/SMK/MA Kondisi Baik % 85.00 87.55 90.18 92.88 95.67 98.54 101.49 101.49 1.5.4 Persentase Rumah Dinas Guru/Kepsek dalam Kondisi Baik % 45.00 46.35 50.99 56.08 61.69 67.86 74.65 74.65 2 Kesehatan 2.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) % 91.2 95 95 95 95 95 95 95 2.2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi bidan % 86.20 90 90 90 90 90 90 90 2.3 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 77.6 80 80 80 80 80 80 80 2.4 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) % 90.00 90.00 90.00 92.00 92.64 93.16 93.87 98 2.5 Persentase Puskesmas Rawat Inap Mampu PONED % 67 67 67 83 83 100 100 100 2.6 Cakupan Kunjungan Bayi % 90 90 90.00 91.05 91.78 92.34 93.68 93.68 2.7 Cakupan Peserta KB Aktif % 70 80 80 80 80.23 80.56 81.12 81 2.8 Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Imunzation (UCI) % 100 100 100 100 100 100 100 100 5 2.9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 2.10 Angka Kesakitan Penyakit DBD per 100.000 penduduk 2.11 Angka Kesakitan Penyakit Malaria per 1.000 penduduk 2.12 63.30 80 80 80 80 80 80 80 0/100.000 Pddk 5.1 5 5 5 4 4 4 4 0/1.000 Pddk 3.9 4 4 4 3 3 3 3 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % 100 100 100 100 100 100 100 100 2.13 Persentase Balita gizi buruk mendapat perawatan % 100 100 100 100 100 100 100 100 2.14 Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S) % 85 85 85 85 85 85 85 85 3 % Pekerjaan Umum 3.1 Panjang Jalan Km 1,062.82 1,068.82 1,122 1,178 1,237 1,299 1,364 1,364 3.2 Persentase Jaringan Jalan Dalam Kondisi baik % 44.22 50.07 52.57 55.20 57.96 60.86 63.90 63.90 3.3 Panjang Jembatan m' 2,166.85 2,219.85 2,330.84 2,447.38 2,569.75 2,698.24 2,833.15 2,833.15 3.4 Persentase Jembatan Dalam Kondisi baik % 71.11 75.17 78.55 81.69 84.96 88.36 91.89 91.89 3.5 Panjang Jalan Lingkungan yang dibangun m' 86,329 90,598 95,128 99,884 104,878 110,122 115,628 115,628 3.6 Persentase Jalan Lingkungan Kondisi Aspal % 28.79 36.00 38.61 41.51 44.63 47.99 51.60 51.60 3.7 Cakupan Pelayanan Air Bersih (PAM, Sumur Bor, Sumur Gali) % 83.38 85.05 89.30 91.09 92.91 94.77 96.67 96.67 3.8 Cakupan Layanan Air Bersih melalui PDAM % 32.65 34.26 35.98 37.78 39.67 41.65 43.73 43.73 6 3.9 Persentase Jaringan Irigasi Kondisi Baik % 34.81 40.37 46.15 50.76 55.84 61.42 67.56 67.56 3.10 Cakupan jaringan Irigasi % 13.65 15.02 16.52 18.22 20.04 21.99 24.19 24.19 4 Perumahan 4.1 Rumah Tangga bersanitasi % 40.00 42.00 42.84 43.70 44.57 45.46 46.37 46.37 4.2 Lingkungan Pemukiman Kumuh % 35.00 34.98 31.48 28.33 25.50 22.95 20.66 20.66 4.3 Persentase Sarana Prasarana Pemadam Kebakaran % 40 40 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 65.00 4.4. Cakupan Pelayanan Penanggulangan Kebakaran % 36.36 36.36 54.55 54.55 63.64 63.64 72.73 72.73 IMB 1,614 1,914 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,000 % 25.00 40.00 42.15 47.36 49.73 50.00 65.00 65.00 5 Penataan Ruang 5.1 Jumlah IMB yang terbitkan 5.2 Persentase Bangunan Ber IMB 6 Perencanaan Pembangunan 6.1 Tersedianya Dokumen RPJPD Ada Ada - Ada - - - - Ada 6.2 Tersedianya Dokumen RPJMD yang Telah ditetapkan dengan Perda Ada Ada - Ada - - - - Ada 6.3 Tersedianya Dokumen Renstra setiap SKPD yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah Ada Ada - Ada - - - - Ada 6.4 Tersedianya Dokuem Perencanaan RKPD yang Telah ditetapkan dengan Perkada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada ada 7 6.5 6.6 6.7 7 Penjabaran Program RKPD Tersedianya Dokumen KUA dan PPAS Meningkatnya kualitas Perencanaan Pembangunan Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada % 90.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 % 0.00 0.00 0.00 0.03 0.04 0.04 0.04 0.04 Unit 683 920 920 966 1,014 1,065 1,118 1,118 Perhubungan 7.1 Rasio Izin Trayek 7.2 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum/thn 7.3 Persentase keberadaan Angkutan Darat % 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.04 0.04 0.04 7.4 Persentase keberadaan Angkutan Sungai % 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.02 0.02 7.5 Jumlah Terminal Kabupaten Unit 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 7.6 persentase keberadaan Terminal Desa % 1.93 1.93 1.93 1.93 2.58 2.58 3.22 3.22 7.7 Kepemilikan KIR Angkutan Umum % 29.00 17.05 30.67 30.35 30.67 40.05 41.06 41.06 7.8 Lama Pengujian KIR Angkutan Umum hari 1 1 1 1 1 1 1 1 7.10 Pemasangan rambu-rambu lalulintas % 1.33 3.71 5.29 6.50 6.75 6.85 6.95 6.95 8 Lingkungan Hidup 8.1 Persentase Penanganan Sampah % 11.06 11.06 11.27 11.49 11.71 11.93 12.16 12.16 8.2 Pencemaran status mutu air % 33,3 30 30 20 20 20 20 20 8 8.3 Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal % 33,3 40 40 50 50 50 50 50 8.4 Cakupan Pengawasan terhadap izin TPS limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) % 80 80 80 85 85 85 85 85 8.5 Cakupan Pengawasan terhadap izin TPS limbah Cair % 80 80 80 85 85 85 85 85 8.6 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk % 0.1 0.1 0.1 0.14 0.15 0.17 0.18 0.18 8.7 Cakupan Tempat Usaha yang memiliki Izin HO % 60 65 65 75 75 75 75 75 10. Kependudukan dan Catatan Sipil 10.1 Rasio Penduduk ber KTP persatuan penduduk % 53.03 53.03 57,85 63,11 68,85 75.11 81.93 81.93 10.2 Jumlah Penduduk yang memiliki KTP 214,395 225,115 236,370 248,189 260,598 273,628 287,310 287,310 10.3 Persentase Kepemilikan KTP % 62.51 65.64 68.92 72.37 75.99 79.79 83.78 83.78 10.4 Kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 penduduk % 17.47 18.08 18.71 19.37 20.05 20.75 21.47 21.47 10.5 Ketersediaan Data Base Kependudukan skala Kabupaten Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 10.6 Pelaksanaan E-KTP di setiap Kecamatan Ada/Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 10.7 Tersedianya Data Base Kependudukan yang Valid % 80.00 85 90 100 100 100 100 100 % 47,02 47,50 47,98 48,45 48,94 49,43 49,43 49,43 11 11.1 Org Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan 9 11.2 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta % 49,70 52,50 52,76 53,03 53,29 53,56 53,56 53,56 11.3 Rasio KDRT % 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 11.4 Partisipasi angkatan Kerja Perempuan % 8,32 9,61 10,06 10,09 11,12 11,68 11,68 11,68 11.5 Persentase pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak % 16,12 32,25 35,48 39,02 42,92 47,22 51,94 51,94 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 12.1 Rasio Akseptor KB % 78,15 79,00 80,00 80,50 81,00 82,00 83,00 83,00 12.2 Cakupan Jumlah Seluruh Peserta KB Baru % 100 100 100 100 100 100 100 100 12.3 Cakupan Jumlah Peserta KB Aktif % 63.70 63.85 64.00 64.15 64.25 64.50 65.00 65.00 12.4 Cakupan Jumlah Peserta KB Baru MKJP % 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 12.5 Cakupan Jumlah Peserta KB Baru Pria % 3.50 4.00 4.50 5.00 5.00 6.00 6.00 6.00 12.6 Jumlah Kelompok BKB Paripurna Kelompok 8.00 9 11.00 14 17 20.00 23 23 12.7 Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif BKR KK 3,992 4,051 4,325 4,599 4,873 5,147 5,421 5,421 12.8 Jumlah Kelompok BKR Paripurna Kelompok 8 9 11 13.00 15 17 19.00 19.00 12.9 Jumlah Kelompok PIK Remaja Kelompok 11 15 18.00 21 24 27.00 30.00 30.00 12.10 Jumlah Kelompok BKL Kelompok 47 52 57.00 62 67 72.00 77.00 77.00 10 12.11 13 Persentase Pelayanan KB Bagi Keluarga Miskin % 23,90 24,57 25,00 25,50 26,00 27,00 28,00 28,00 Unit 8.00 8 8 8 9 9 9 9 Sosial 13.1 Sarana Sosial seperti Panti asuhan, panti Jompo dan panti rehabilitasi 13.2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial % - 0 0 30 60 80 100 100 13.3 Penanganan PMKS % 65.00 65 70 75 80 90 100 100 13.4 Jumlah KAT yang diberi bantuan Orang 46.00 46 50 55 60 65 70 70 13.5 Rasio Tempat ibadah per-satuan penduduk % 0.80 0.80 1.00 1.10 1.21 1.33 1.46 1.46 14 Ketenaga Kerjaan 14.1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja % 65.00 70 73 75 78 80 84 84 14.2 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per tahun % 65.00 63 60 58 58 55 50 50 14.3 Pencari Kerja yang ditempatkan % 50.00 55 58 60 65 69 70 70 14.4 Tingkat Pengangguran Terbuka % 6.00 5.80 5.75 5.50 5.2 5.00 4.80 4.80 14.5 Jumlah Perusahaan yang termonitor terkait peraturan ketenaga kerjaan Perusahaan 80.00 80 85 85 90 95 100 100 15 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Koperasi 313 322 335 357 370 435 475 475 % 82% 80% 80% 85% 85% 85% 85% 85% 15.1 Jumlah Koperasi 15.2 Persentase koperasi aktif 11 15.3 Jumlah Wirausaha Baru Wirausaha 3500 1000 1500 1500 2000 2000 2000 13500 15.4 Persentase Jumlah Koperasi yang melakukan RAT % 32% 25% 40% 50% 60% 60% 70% 70% 15.5 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil UKM 737 737 1,015 1,350 1,500 1,760 2,000 2000 15.6 Pertumbuhan jumlah tenaga kerja koperasi Orang 345 345 360 370 375 383 390 390 15.7 Pertumbuhan jumlah anggota koperasi Orang 33,131 33,131 33,251 33,471 33,381 33,700 33,857 22857 16. Penanaman Modal 16.1 Jumlah PMA PMA 12 13 15 16 18 20 21 21 16.2 Jumlah PMDN PMDN 38 38 38 45 47 49 51 51 17 Kebudayaan 17.1 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya ada - 0 0 1 1 1 1 1 17.2 Benda, Situs, Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Kepemudaan dan Olah Raga 18.1 Jumlah Organisasi Pemuda Unit 40 41 43 45 47 49 52 52 18.2 Jumlah Organisasi Olah Raga Unit 143 143 145 147 149 151 153 153 18.3 Jumlah Karang taruna Unit 40 41 43 45 47 49 52 52 18.4 Jumlah Kegiatan Olah Raga Kegiatan 46 46 48 50 53 55 57 57 12 18.5 Jumlah Lapangan Olah raga (Lap. Sepak Bola, Bola Volley, Badminton, Tenis, dll) 19. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 19.1 Persentase Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 19.2 Persentase Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 19.3 Jumlah LSM dan Ormas 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.1 Jumlah Polisi Pamong Praja 20.2 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk 20.3 Jumlah Linmas 20.4 Unit 128 128 140 143 147 150 156 156 Kegiatan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Kegiatan 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 LSM 114.00 114.00 116 119 121 123 126 126 Org 66.00 66.00 72.60 79.86 87.85 96.63 106.29 106.29 % 1.93 1.93 2.12 2.33 2.56 2.82 3.10 3.10 Org 422.00 422.00 464.2 510.62 561.68 617.85 679.64 679.64 Jumlah Linmas Per Jumlah 10.000 Penduduk % 12.30 12.30 13.54 14.89 16.38 18.02 19.82 19.82 20.5 Pertumbuhan Ekonomi % 4.36 4.58 4.81 5.05 5.30 5.56 5.84 5.84 20.6 Tingkat Kemiskinan % 15.18 15.18 15.03 14.88 14.73 14.58 14.43 14.43 20.8 Peningkatan Pelayanan Perizinan % 50.12 54.56 63.23 65.42 72.11 74.61 75.16 75.16 20.9 Cakupan pelayanan bencana kebakaran % 36.36 36.36 54.55 54.55 54.55 63.64 72.73 72.73 20.10 Penanganan dan Penanggulangan bencana % 56.11 68.43 72.56 75.14 80.42 85.19 90.26 90.26 13 20.11 Cakupan Sarana prasarana perkantoran Pemerintahan Desa yang baik 20.12 Sistem Informasi Manajemen Pemda 20.13 % 57.53 60.41 66.45 73.10 80.41 88.45 97.29 97.29 SKPD 5 5 6 7 7 8 8 8 Persentase Pegawai Yang mengikuti Diklat Struktural % 10 10 10 10 15 15 15 15 20.14 Persentase PNS yang telah mengikuti Diklat Struktural % 59,34 69,34 69,34 69,34 74,34 74,34 74,34 74,34 20.15. Penyelesaian Temuan Hasil Pemeriksaan (Ekstern) Kasus Temuan 74 74 55 40 30 20 10 5 20.16 Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah % 50 70 80 90 100 100 100 100 20.17 Peningkatan Opini Pengelolaan Keuangan oleh BPKRI WTP/WDP WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 20.18 Meningkatnya Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah % 100 100 100 100 100 100 100 100 20.19 Meningkatnya Kualitas Produk Hukum/Perda yang dihasilkan DPRD % 100 100 100 100 100 100 100 100 Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Kelompok 2 2 2 2 2 2 2 14 21. Ketahanan Pangan 21.1 Regulasi Ketahanan Pangan 21.2 Ketersediaan Pangan Utama 21.2.1 Lumbung Pangan 21.2.2 Desa Mandiri Pangan Binaan Desa 1 1 1 2 2 2 2 11 21.2.3 Pencegahan Daerah Rawan Pangan Binaan Desa 1 1 1 1 1 1 1 7 14 21.3 Aspek Konsumsi dan Keamanaan Pangan 21.3.1 Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 21.3.2 Produksi Beras 21.3.5 Jalan Usaha Tani % 86.70 88.47 90.19 91.80 93.63 95.5 97.41 97.41 Ton/Thn 24,633 27,026 32,766 36,292 40,198 44,524 49,316 49,316 Km 33 76 75 75 75 75 75 451 21.4 Penyuluhan Pertanian 21.4.1 Rasio Penyuluh Terhadap Jumlah Desa % 46 38 40 45 60 70 90 90 21.4.2 Rasio Posluhdes Terhadap Jumlah Desa % 20 24 50 70 90 120 159 159 21.4.3 Jumlah Gapoktan Gapoktan 81 92 107 122 137 152 159 159 21.4.4 Persentase Penyuluh Yang Mengikuti Diklat 18.52 27.78 37.04 46.30 55.56 64.81 74.07 74.07 21.4.5 Kenaikan Kelas Kelompok Tani % - Pemula Kelompok 864 1003 1023 1053 1093 1143 1193 1193 - Lanjut Kelompok 315 180 196 221 246 276 306 306 - Madya Kelompok 42 3 11 13 32 45 71 71 - Utama Kelompok 0 0 1 3 5 8 13 13 Kelompok 0 0 27 42 36 31 26 162 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa 22.1 jumlah Kelompok Binaan LPM 15 22.2 Jumlah Lembaga Pasar Desa Lembaga Pasar 37 37 37 38 38 39 40 40 22.3 PKK Aktif % 92 93 95 96 99 100 100 100 22.4 Jumlah Posyandu Kelompok 453 465 471 483 498 504 516 516 22.5 Jumlah Desa Tertinggal Desa 11 3 3 2 1 1 0 0 22.6 Jumlah Tanah Kas Desa (TKD) yang Terinventarisasi Desa 25 42 17 17 17 17 16 126 22.7 Jumlah Desa/Kelurahan 23 Desa/Kelurahan 151 155 157 161 166 168 172 172 Statistik 23.1 Tersedianya Buku Muaro Jambi Dalam Angka Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 23.2 Tersedianya Buku PDRB kabupaten Muaro Jambi Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada % 70 75 75 80 80 80 80 80 Orang 3 3 3 4 4 4 5 5 24 Kearsipan 24.1 Pengelolaan Arsip Secara Baku 24.2 Jumlah SDM Pengelola Kearsipan 25 Komunikasi dan Informatika 25.1 Web Site Milik Pemerintah Daerah % 70 75 80 80 90 90 95 95 25.2 Data Base Kepegawaian Lingkup Pemerintah Daerah % 70 75 75 80 80 80 80 80 25.3 Penyelenggaraan IGOS % - 25 75 80 90 100 100 100 16 25.4 26 Penyelenggaraan Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) % - 25 75 80 90 95 100 100 Perpustakaan 26.1 Jumlah Perpustakaan Unit 20 20 30 40 50 60 80 80 26.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah/tahun Org 500 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,000 26.3 Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah Buku 1,500 1,500 5,000 10,000 15,000 18,500 20,000 20,000 26.4 Pembentukan Perpustakaan Desa Unit 69 69 79 89 99 119 129 129 26.5 Jumlah SDM Pustakawan org - 2 3 4 5 6 7 7 26.6 e-Library % - 20 35 45 55 65 75 75 Fokus Pelayanan Umum Urusan Pilihan 1 Pertanian 1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultur terhadap PDRB % 8.42 8.67 8.93 9.20 9.48 9.76 10.05 10.05 1.2 Kontribusi Sektor Perkebunan (Tanaman Keras) terhadap PDRB % 18.63 19.56 20.54 21.57 22.64 23.78 24.97 24.97 2 Kehutanan 2.1 Rehabilitasi Hutan dan lahan Kritis Ha 550 50 100 100 100 100 100 550 2.2. Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan Ha 95 55 100 100 100 100 100 555 2.3. Konstribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB % 4.39 4.41 4.43 4.46 4.48 4.50 4.52 4.52 17 3 Energi dan Sumberdaya mineral 3.1 Konstribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB % 16.25 17.06 17.92 18.81 19.75 20.74 21.78 21.78 3.2 Rasio Elektrifikasi % 85.80 92.70 94.23 96.15 98.08 99.36 100.00 100.00 3.3 Jumlah Desa yang teraliri Listrik 3.4. Pembangunan PLTG % 0 0 0 25 50 75 100 100 3.5 Pembangunan PLTU % 0 0 0 25 50 75 100 100 3.6 Perusahaan Pertambangan Eksplorasi Perusahaan 22 25 0 0 0 0 0 0 3.7 Perusahaan Pertambangan Eksploitasi Perusahaan 9 9 34 0 0 0 0 0 3.8 Perusahaan Pertambangan operasi produksi Perusahaan 9 9 43 0 0 0 43 43 Orang 14,317 17,180 20,161 24,740 29,688 35,625 42,750 42,750 4 4.1 5 Desa 136 144 147 150 153 156 159 159 Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisata Perdagangan 5.1 Konstribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB % 15.85 15.85 16.64 17.47 18.35 19.27 20.23 20.23 5.2 Pertumbuhan Sektor Perdagangan % 9.92 9.92 10.42 10.94 11.48 12.06 12.66 12.66 6 Perindustrian 18 6.1 Konstribusi Sektor Industri Terhadap PDRB % 15.90 15.90 16.22 16.54 16.87 17.21 17.55 17.55 6.2 Pertumbuhan Sektor Industri % 5.15 5.15 5.25 5.36 5.47 5.57 5.69 5.69 6.3 Jumlah Unit usaha industri kecil Unit 254 476 525 650 750 800 1,000 1,000 6.4 Jumlah Tenaga Kerja pada sektor industri Orang 1,428 1,428 1,600 2,000 3,750 4,000 5,000 5,000 6.5 Cakupan Pembinaan Kelompok Pengrajin % 10 10 10 20 20 20 20 20 KK - - - 150 212 - - 362 7 7.1 Ketransmigrasian Jumlah KK Transmigrasi yang ditempatkan ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1 Pertanian Tanaman Pangan Produktivitas : 1.1 Padi Kwt/Ha 41.14 43.73 48.95 49.98 50.99 52.00 53.05 53.05 1.2 Jagung Kwt/Ha 36.83 39.87 41.22 42.65 44.2 45.83 47.52 47.52 1.3 Kacang Kedelai Kwt/Ha 12.13 12.69 13.01 13.25 13.4 13.8 14.21 14.21 1.4 Kacang Tanah Kwt/Ha 14.26 20.07 20.47 20.88 21.3 21.72 22.16 22.16 Produksi : 19 1.5 Padi Ton/Tahun 39,282 42,768 58,339 60,162 61,992 63,852 65,793 65,793 1.6 jagung Ton/Tahun 14,062 16,599 18,642 20,848 22,668 23,827 25,090 25,090 1.7 Kacang Kedelai Ton/Tahun 354 1270 660 815 1008 1246 1540 1540 1.8 Kacang tanah Ton/Tahun 200 400 429 459 495 527 564 564 2 Peternakan Populasi ternak : 2.1 Sapi ekor 16,354 16,845 17,350 17,870 18,407 18,959 19,528 19,528 2.2 Kerbau ekor 5,253 5,441 5,573 5,740 5,912 6,090 6,272 6,272 2.3 Domba ekor 3,943 4,061 4,183 4,309 4,438 4,571 4,708 4,708 2.4 Kambing ekor 27,218 28,035 28,876 29,742 30,634 31,553 32,500 32,500 2.5 Ayam Buras ekor 256,048 263,729 271,641 279,791 288,184 296,830 305,735 305,735 2.6 Ayam Ras Petelur ekor 340,412 350,624 361,143 371,977 383,137 394,631 406,470 406,470 2.7 Itik ekor 25.409 26.171 26.956 27.765 28.598 29.456 30.341 30.341 2.8 Produksi Daging ternak besar (sapi dan Kerbau) Ton/Thn 280.39 288.44 297.09 306.00 315.19 324.65 334.36 334.36 2.9 Produski telur (ayam dan Itik) Ton/Thn 504.96 520.11 535.71 551.79 568.33 585.39 602.96 602.96 3. Perikanan 20 3.1 Produksi Ikan dalam KJA Ton/tahun 3,958.50 4,354.35 4,789.79 5,268.74 5,795.64 6,375.20 7,012.72 7,012.72 3.2 Produksi Ikan Dalam Kolam Ton/tahun 7,699.90 8,469.89 9,316.88 10,248.57 11,273.42 12,400.77 13,640.84 13,640.84 3.3 Produksi Ikan dalam Keramba Ton/tahun 209.95 216.25 222.74 229.42 236.30 243.39 250.69 250.69 3.4 Konstribusi Sektor Peternakan terhadap PDRB % 2.67 2.80 2.94 3.09 3.25 3.41 3.58 3.58 3.5 Konstribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB % 1.91 2.01 2.11 2.21 2.32 2.44 2.56 2.56 4 Perkebunan Produktivitas : 4.1 Karet Kg/Ha 843 860 881 903 926 949 973 973 4.2 Sawit Kg/Ha 3,013 3,098 3,175 3,254 3,336 3,419 3,504 3,504 Produksi : 4.3 Karet Ton/thn 26,930 29,650 30,391 31,151 31,930 32,728 33,546 33,546 4.4 Sawit Ton/thn 227,221 334,020 342,371 350,930 359,703 368,696 377,913 377,913 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 1 Perhubungan 1.1 Prosentase Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi darat dan sungai % 60 62 65 70 75 80 85 85 1.2 Panjang Jalan Kabupaten Km 1,062.82 1,068.82 1,122 1,178 1,237 1,299 1,364 1,364 21 2 Penataan Ruang 2.1 Regulasi Dokumen Rencana umum dan Detail Tata Ruang Dokumen 0.00 0.00 2.00 4.00 2.00 0.00 0.00 8.00 2.2 Regulasi Dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Dokumen 0.00 0.00 0.00 1.00 2.00 0.00 0.00 3.00 Fokus Iklim Berinvestasi 1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 Angka Kriminalitas % 10.39 10.53 9.35 7.42 6.19 5.43 3.11 3.11 1.2 Jumlah Demo Kali 24 9 3 2 2 1 0 0 1.3 Lama Proses Perizinan Hari 14 7 7 7 7 7 7 7 1.4 Jumlah/macam pajak dan retribusi daerah Jenis Pajak/Retribusi 30 30 30 30 30 30 30 30 1.23 1.35 1.49 1.64 1.80 1.98 2.18 2.40 Fokus Sumberdaya Manusia 1 1.1 Ketenaga Kerjaan Rasio lulusan S1,S2,S3 % 22 23 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan rencana yang disusun dalam mencapai tujuan pembangunan selama lima (5) tahun yaitu tahun 2011 – 2016. Dalam penerapan RPJMD ini diperlukan pemahaman dan pelaksanaan oleh seluruh komponen pemangku kepentingan. Selanjutnya dokumen RPJMD akan menjadi pedoman untuk mewujudkan kesatuan arah pembangunan selama lima tahun menuju Muaro Jambi yang Cerdas, KerUkunan, Amanah dan Demokratis (KUAD), Maju Bersama Tahun 2016. Seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta harus bertanggungjawab untuk menjaga konsistensi antara RPJM beserta implementasi tahunannya agar rencana pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai dengan perannya seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta harus bersunguh-sungguh memperhatikan dan mengacu pada Visi, Misi, Tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama lima (5) tahun yang tertuang dalam dokumen RPJMD ini. 10.1. Pedoman Transisi Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2017 diperlukan adanya pedoman untuk dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017, dan selanjutnya RKPD tersebut dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RAPBD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017. Mengingat keterbatasan waktu bagi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Hasil Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2016, maka dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi akan melaksanakan penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 sesuai dengan jadwal pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dengan agenda menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2012 . Bab I –1 seluruhnya tertangani dan terselesaikan sampai dengan tahun 2016 serta masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan tahun 2017. 10.2. Kaidah Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik yaitu pada tanggal 19 Juli 2011. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016 ini dijadikan pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis Setiap SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Dalam pelaksanaannya akan dijabarkan dalam rencana kerja tahunan dengan mewujudkan program-program melalui penajaman pada kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD merupakan rencana tahunan yang digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Dalam rangka memperjelas pelaksanan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi, maka diperlukan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Seluruh pemangku kepentingan mempunyai beban dan tanggung jawab dan diharapkan berperan serta dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan selama 5 (lima) tahun. 2. Setiap SKPD Kabupaten Muaro Jambi berkewajiban untuk menyusun Renstra SKPD yang memuat Visi, Misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan berpedoman pada dokumen perencanaan Kabupaten Muaro Jambi yaitu RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011-2016. 3. Bagi SKPD yang baru terbentuk setelah dilakukan pembahasan dan ditetapkannya Perda RPJMD ini, akan dilakukan penyesuaian dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. 4. Untuk menjalankan RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 - 2016, maka dalam periode tahunan dilakukan tahapan sebagai berikut: 2 Penjabaran RPJMD yang diawali dengan penyusunan dokumen Rancangan Awal RKPD oleh Kepala Bappeda, yang diikuti secara bersamaan penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD yang merupakan penjabaran dari Renstra SKPD. Proses partisipatif perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan terhadap Penyempurnaan Rancangan Awal RKPD melalui penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat desa/kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang kabupaten serta penjaringan aspirasi masyarakat (Jaring Asmara) oleh DPRD sesuai pembagian daerah pemilihan. Rancangan Akhir RKPD disempurnakan setelah dilaksanakan Musrenbang Kabupaten dengan mengacu pada hasil dari forum SKPD. 5. Dokumen RPJMD dan RKPD merupakan dokumen yang dijadikan bahan penyusunan RAPBD, terdiri dari program dan kegiatan yang dibiayai melalui APBD Kabupaten Muaro Jambi. Apabila terdapat program dan kegiatan yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini, termasuk pendanaannya, maka akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah. 6. Dokumen RPJMD merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis SKPD. Oleh karena itu, SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra SKPD. 7. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 - 2016, perlu dilaksanakan evaluasi yang dimulai pada tahun ke 2 (dua) sampai tahun ke 5 (lima) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dalam rangka menganalisa terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini. Untuk melihat konsistensi pelaksanaan perencanaan dalam dokumen RPJMD ini, sesuai dengan Peraturan Perundangan yang ada, maka Bappeda Kabupaten Muaro Jambi, berkewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dimaksud. 3 BAB XI PENUTUP Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011 – 2016 merupakan pedoman dan arahan bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi, serta terpadu dan selaras dengan Rencana Pembangunan Provinsi Jambi dengan tetap memperhatikan Rencana Pembangunan Nasional selama lima tahun mendatang. RPJMD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2011–2016 akan menjadi pendorong dalam percepatan pembangunan serta upaya bersama untuk mewujudkan “Masyarakat Muaro Jambi yang Cerdas, Kerukunan, Amanah dan Demokratis, Maju Bersama” Tahun 2016. Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Muaro Jambi 2011-2016 tentunya akan dapat diwujudkan dengan dukungan yang seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi, kerjasama yang kuat antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa, serta komitmen dan dukungan DPRD Kabupaten Muaro Jambi dan berbagai Stake Holder Pembangunan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. BUPATI MUARO JAMBI, H. BURHANUDDIN MAHIR 4