BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH fix

advertisement
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1
Geografis,Administratif,dan Kondisi Fisik
Letak geografis Kabupaten Bangka Barat di antara : 105 o 00’ – 106o 00’ BT dan 01o 00’ – 02o 10’
LS, dengan batas wilayah:
- Sebelah utara
: Laut Natuna;
- Sebelah timur
: Kabupaten Bangka;
- Sebelah selatan : Selat Bangka dan Kabupaten Bangka; dan
- Sebelah barat
: Selat Bangka.
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas 6 (enam) Kecamatan, yaitu: Muntok, Simpangteritip, Kelapa,
Jebus, Parittiga, dan Tempilang. Luas wilayah daratan berdasarkan RPJP Kabupaten Bangka Barat
adalah sekitar 2.979,71 km², atau 297.971 Ha; dan wilayah laut kewenangan sekitar 1.541,29 km² atau
154.129 Ha (yaitu selebar 4 mil-laut dari garis / batas terluar pantai). Sementara berdasarkan data dari
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 luas wilayah Kabupaten Bangka Barat adalah sekitar 2.820,61
km² atau 282.061 Ha. Dengan acuan peta digital Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dipakai
dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bangka Barat ini, diperoleh perhitungan luas wilayah secara
digitasi yaitu 2.855,3346 km² atau 285.533,46 Ha, dan luas wilayah laut kewenangan 2.018,6815 km²
atau 201.868,15 Ha.
Kondisi topografi dan morfologi di Kabupaten Bangka Barat sangat bervariasi. Puncak tertinggi
adalah Gunung Menumbing yang terletak di Kecamatan Muntok dengan ketinggian sekitar 445 meter di
atas permukaan laut (dpl). Bukit-bukit lainnya relatif lebih rendah dari Gunung Menumbing tersebut,
namun merupakan puncak relatif bagi area di sekitarnya, antara lain adalah Bukit Kelumpang, Bukit Kukus
(Kecamatan Muntok), Bukit Mayang, Bukit Penyabung (Kecamatan Simpangteritip), Bukit Kebon Kapit,
Bukit Pasukan, Bukit Penyabung, Sinar Kelabat (Kecamatan Jebus), Bukit Galang (Kecamatan Kelapa),
dan Bukit Telimpuk (Kecamatan Tempilang), yang ketinggiannya bervariasi antara 150 meter sampai 200
meter.
Kabupaten Bangka Barat memiliki iklim tropis tipe A dengan variasi curah hujan antara 11,8 hingga
370,3 mm per bulan. Untuk tahun 2009, dengan curah hujan terendah pada bulan September. Suhu ratarata berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Pangkalpinang menunjukan variasi antara
25,7 hingga 29,0 derajat Celcius. Sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6%
pada tahun 2009 (Sumber: Bangka Barat Dalam Angka, 2010).
Pola hidrologi yang diidentifikasi terdiri dari Daerah Aliran Sungai (DAS), kolong, dan rawa.
Beberapa diantaranya merupakan potensi air baku di Kabupaten Bangka Barat.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Bangka Barat
Nama Das
Antan
Jebu
Luas (Ha)
19.145,29
4.701,15
Jering Mencong
Kampak
Menduyung
Sungai Babi
Sungai Mentok
Sungai Tanjung Ular
61.974,75
35.175,01
3.911,66
-
Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bangka Barat
Debit (M3/Dtk)
54,4
60
123
Tabel 2.2
Nama , Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Nama Kelurahan
Jumlah Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Ha)
(%) Thd Total
Muntok
3 Kelurahan dan 4 Desa
44,300.0
14.13
Simpang Teritip
13 Desa
96,952.1
30.92
Jebus
11 Desa
42,943.5
13.69
Kelapa
1 Kelurahan dan 13 Desa
62,307.7
19.87
Tempilang
9 Desa
42,142.0
13.44
Parittiga
10 Desa
24,925.7
7.95
Sumber :Bappeda Kab. Bangka Barat
2.2 Demografi
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bangka Barat selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Barat
jumlah penduduk pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan dengan tahun
2010.
Rumus Pertumbuhan penduduk menggunakan menggunakan metode geometric yaitu :
Pn = Po(1+r)n
Dimana:
Pn = Jumlah Penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun dasar
r = Laju Pertumbuhan Penduduk
n = Jumlah tahun ke-n
Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk
Tahun
Nama
Kecamatan
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
Jumlah KK
Tahun
Muntok
Simpang Teritip
Jebus
Kelapa
Tempilang
2006
36.294
23.715
13.592
25.186
20.404
2011
50,188
27,282
19,772
32,714
26,679
2015
65.043
31.124
26.723
40.328
33.064
2006
5.222
3.828
2.976
4.117
5.526
2011
12,105
5.859
4.588
7.228
6.658
2015
15.684
6.679
6.203
8.910
8.251
2011
6,70%
3,33%
7,83%
5,37%
5,51%
2015
6,70%
3,33%
7,83%
5,37%
5,51%
Parittiga
23.383
34,013
46.085
3.488
5.001
6.761
7,83%
7,83%
Sumber :
2.2
Keuangan dan Perekonomian Daerah
Tabel 2.4 Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir
Uraian
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli
Daerah
Dana
Perimbangan
Lain-Lain
Pendapatan
Daerah Yang Sah
Jumlah
Pendapatan
Daerah
22,327,546,145.69
26,687,545,513.76
27,192,452,744.96
27,489,104,182.71
263,276,454,310.00
357,363,570,275.00
332,781,805,684.00
303,672,519,643.00
14,111,076,605.88
19,075,682,336.53
29,898,990,647.00
299,715,077,061.57
403,126,798,125.29
389,873,249,075.96
35,758,251,521.87
366,919,875,347.58
34,372,795,907.08
416,353,195,528.00
62,775,190,818.55
513,501,182,253.63
Uraian
Penerimaan
Pembiayaan
Jumlah
Penerimaan
Pembiayaan
Jumlah Dana
Tersedia
Belanja
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
Jumlah Belanja
Pengeluaran
Pembiayaan
Jumlah
Pengeluaran
Pembiayaan
Total Jumlah
Belanja
Surplus /
(Defisit)
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
107,711,959,954.91
106,922,030,932.91
144,872,591,918.69
99,477,019,777.35
54,943,388,960.33
107,711,959,954.91
106,922,030,932.91
144,872,591,918.69
99,477,019,777.35
54,943,388,960.33
407,427,037,016.48
510,048,829,058.20
534,745,840,994.65
466,396,895,124.93
568,444,571,213.96
81,371,203,472.96
106,677,499,454.51
148,352,569,198.00
170,233,950,418.60
187,530,063,802.05
220,327,934,599.84
256,016,684,950.00
283,439,450,125.30
238,399,948,746.00
267,491,314,894.10
301,699,138,072.80
362,694,184,404.51
431,792,019,323.30
408,633,899,164.60
455,021,378,696.15
4,000,000,000.00
3,002,500,000.00
3,002,500,000.00
3,702,500,000.00
10,602,486,500.00
4,000,000,000.00
3,002,500,000.00
3,002,500,000.00
3,702,500,000.00
365,696,684,404.51
434,794,519,323.30
144,352,144,653.69
99,951,321,671.35
305,699,138,072.80
101,727,898,943.68
412,336,399,164.60
54,060,495,960.33
10,602,486,500.00
465,623,865,196.15
102,820,706,017.81
sumber :
Tabel 2.5
Ringkasan Anggaran Sanitasi Dan Belanja Modal Sanitasi
Per Penduduk 5 Tahun Terakhir
NO
1
2
3
SUBSEKTOR/SKPD
AIR LIMBAH
PERSAMPAHAN
8
DRAINASE
ASPEK PHBS
(Pelatihan,
sosialisasi,Komunikasi,
Pendampingan)
TOTAL BELANJA
MODAL SANITASI
TOTAL BELANJA
MODAL SANITASI dari
APBD Murni (bukan
pendamping)
TOTAL BELANJA
APBD
PROPORSI BELANJA
MODAL SANITASI
TERHADAP BELANJA
TOTAL (6:7x100%)
9
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7
2007
2008
2009
-
-
498.400.000
18.750.000
357.599.000
2010
2011
65.412.000
65.954.000
282.500.000
149.680.000
-
557.798.000
1.120.495.000
2.566.570.000
2.452.913.000
1.909.166.500
106.260.000
25.000.000
61.152.000
-
-
874.749.000
1.120.495.000
3.320.910.000
2.543.325.000
2.594.070.500
874.749.000
1.120.495.000
3.320.910.000
2.477.913.000
2.528.116.500
305,699,138,072.80
365,696,684,404.51
434,794,519,323.30
412,336,399,164.60
465,623,865,196.15
0,00286
156.806
0.003064
0.007637
0.006168
0.005571
158.433
160.006
175.150
189.526
BELANJA MODAL
SANITASI per
5.578,543
10
PENDUDUK (E:I)
Sumber : PDRB Kabupaten Bangka Barat
7.072,359
14.520,840
13.687,15
13.687,15
Tabel 2.6
Indeks Kemampuan Fiskal
Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 – 2012
Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal
2008
2009
2010
2011
2012
4,3432
3,0441
0,842
0,78
Sumber : Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Tabel 2.7
Data Perekonomian Umum Daerah
Kabupaten Bangka Barat Tahun 2007 – 2011
No
(a)
Deskripsi
(b)
2007
(c)
2008
(d)
2009
(e)
2010
(f)
2011
(g)
1
PDRB harga konstan
2.304.982,41
2.417.545,03
2.519.879
2.654.505
2.806.253
2
12.704.192,93
13.254.606
13.653.516
13.198.200
13.542.230
3
Pendapatan Per Kapita atas
dasar harga konstan
Upah Minimum Kabupaten
n/a
905.000
1.060.000
1.219.000
1.322.500
4
Inflansi (%)
4
16
3
9
7
5
Pertumbuhan Ekonomi (%)
4,92
4,97
4,23
5,34
5,72
Sumber : Bangka Barat Dalam Angka (BBDA) Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011
2.3
Tata Ruang Wilayah
Pada tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Barat belum disahkan
dalam bentuk Peraturan Daerah, untuk saat ini RTRW Kabupaten Bangka Barat tahun 2011 – 2031
sedang dalam tahapan pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka
Barat.
Berdasarkan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011 – 2031 dan sesuai dengan kewenangan pada tingkat
Kabupaten, maka tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangka Barat adalah:
“Mewujudkan Kabupaten Bangka Barat Sebagai Kabupaten yang Berbasis
Pertambangan, Industri, Pariwisata, Pertanian, Kelautan dan Perikanan dengan Azas
Keseimbangan Lingkungan”
Dalam mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah yang diharapkan, maka diperlukan kebijakan
dan strategi yang dapat mengatasi seluruh permasalahan yang ada dalam hal ini penataan ruang di
Kabupaten Bangka Barat. Kebijakan dan strategi penataan ruang diarahkan untuk perwujudan
keseimbangan pengembangan di seluruh bagian wilayah berdasarkan potensi wilayah yang ada, seperti
memprioritaskan pengembangan pada kawasan-kawasan potensial yang diharapkan berdampak luas
secara ekonomi pada wilayah secara keseluruhan (spread effect) dan meningkatkan pelayanan umum
pada kawasan strategis.
Kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Bangka Barat :
1. Kebijakan Peningkatan Kualitas Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah dengan cara sebagai berikut:
 Mengembangkan prasarana dan sarana yang sesuai dengan fungsi dan hierarki pada
pusat-pusat pelayanan;
 Mengembangkan jangkauan jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber
daya air yang merata di seluruh wilayah;
 Meningkatkan keterkaitan antarpusat dengan kawasan perdesaan;
 Meningkatkan akses dari luar wilayah yang terkait dengan wilayah Kabupaten Bangka
Barat; dan
 Mengembangkan pusat-pusat baru yang strategis bagi mendukung perkembangan wilayah.
2. Kebijakan Peningkatan Kualitas Jaringan Prasarana
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah dengan cara sebagai berikut:
 Meningkatkan jaringan prasarana transportasi dan keterpaduan pelayanan transportasi jalan
raya, tansportasi penyeberangan, dan transportasi laut;
 Meningkatkan jaringan prasarana energi listrik dengan mengembangkan pembangkit serta
jaringan transmisi dan distribusi;
 Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi yang dapat menjangkau seluruh
wilayah; dan
 Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan sistem jaringan sumber daya air.
3. Kebijakan Peningkatan Kualitas Lingkungan
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah dengan cara sebagai berikut:
 Menetapkan kawasan lindung dan/atau fungsi perlindungan di ruang darat, ruang laut, ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi;
 Meningkatkan kualitas kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi perlindungannya;
 Memelihara kelestarian lingkungan hidup, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman hayati,
fungsi perlindungan kawasan, dan keunikan bentang alam;
 Mengeluarkan secara bertahap bentuk-bentuk kegiatan yang berada di dalam kawasan
lindung yang tidak sesuai dengan fungsi perlindungan dan/atau dapat merusak fungsi
perlindungan kawasan lindung;
 Mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan;
 Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang
yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan yang berfungsi lindung; dan
 Menetapkan kawasan strategis yang berfungsi lindung.
4. Kebijakan Peningkatan Produktifitas Kawasan Pertambangan, Industri, Pariwisata,
Pertanian, Kelautan dan Perikanan
Strategi untuk mewujudkan kebijakan ini adalah dengan cara sebagai berikut:
 Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung
menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya;
 Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan yang produktif, efisien, dan mampu
bersaing dengan wilayah tetangga;
 Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan pada sektor pertanian, kelauatan, pariwisata,
pertambangan, dan industri untuk mendorong pengembangan perekonomian wilayah;
 Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha- usaha intensifikasi
dan diversifikasi tanaman;
 Mengembangkan pusat dan/atau kawasan strategis dengan kegiatan dan fungsi ekonomi
yang memanfaatkan posisi atau letak strategis wilayah/kawasan dalam lingkup ekonomi
wilayah yang lebih luas, khususnya pada sektor pertanian, kelautan, pertambangan,
pariwisata, dan insustri; dan
 Meningkatkan dan mengembangkan prasarana penunjang kegiatan ekonomi pada kawasan
strategis tersebut.
2.4
Sosial dan Budaya
Perkembangan sosial dan budaya merupakan faktor yang terpenting dalam pembangunan manusia
di Kabupaten Bangka Barat, perkembangan sosial dan budaya dapat dilihat dari berbagai bidang salah
satunya seperti pendidikan serta penduduk miskin di Kabupaten Bangka Barat. Tingkat pendidikan
masyarakat merupakan investasi daerah baik untuk individu maupun kelompok. Melalui pendidikan
diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang memiliki
kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.
Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu cara untuk membangun manusia sebagai
sumberdaya pembangunan. Gambaran sektor pendidikan di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat dari
perkembangan sarana dan prasarana sekolah pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan
Tingkatan Pertama (SLTP), dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Dalam bidang
pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan, baik pada tingkat dasar hingga menengah atas seperti terlihat pada tabel 2.8 dibawah ini.
Perkembangan sosial budaya di suatu Kabupaten juga dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin di
daerahnya. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka Barat mengalami penurunan yang sangat
besar dari tahun 2005 jumlah penduduk miskin 11.700 jiwa dan menjadi 2.013 jiwa di tahun 2011 yang
tersebar di seluruh Kecamatan (tabel 2.9). hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah
dengan adanya mata pencaharian melalui penambangan dan melalui program pemerintah dengan
memberikan bantuan kepada penduduk miskin serta banyak hal lainnya yang mempengaruhi pendapatan
masyarakat.
Tabel 2.8
Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Bangka Barat
Per Januari Tahun 2012
Nama Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum
SMA
SMK
MI
SD
SLTP
MTs
MA
Muntok
Simpang Teritip
Jebus
25
17
16
7
4
6
2
1
1
3
0
0
1
1
0
1
2
0
1
2
0
Kelapa
Tempilang
26
21
5
5
2
3
1
0
2
0
1
3
0
0
Parittiga
22
5
1
2
1
1
0
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Bangka Barat
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tahun 2011
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
Muntok
1.055
Simpang Teritip
209
Jebus
191
Kelapa
235
Tempilang
185
Parittiga
138
Sumber : Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bangka Barat
Tabel 2.10
Jumlah Rumah di Kabupaten Bangka Barat
Per Kecamatan Tahun 2011
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
Muntok
17.564
Simpang Teritip
2.503
Jebus
2.968
Kelapa
3.781
Tempilang
2.410
Parittiga
2.734
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bangka Barat 2011
2.5
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741), pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah melakukan penataan kelembagaan
Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Barat. Organisasi dan tata kerja pemerintah Kabupaten Bangka
Barat tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 3 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Bangka Barat, Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Barat, dan Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangka Barat.
Secara rinci Kelembagaan Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Barat berdasarkan Peraturan
Daerah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah, terdiri atas 1 Sekretaris, 3 Asisten, 9 Bagian, dan 25 Subbagian;
2. Sekretariat DPRD, terdiri atas 1 Sekretaris DPRD, 3 Bagian, dan 9 Subbagian;
3. Staf Ahli;
4. Dinas Daerah, terdiri dari 12 Dinas Daerah;
5. Lembaga Teknis Daerah, terdiri atas 5 Badan, 1 Inspektorat, 3 Kantor, Satuan Polisi Pamong Praja,
dan Rumah Sakit Umum Daerah;
6. 6 Kecamatan;
7. 4 Kelurahan dan 60 desa.
Secara rinci, organisasi perangkat daerah Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2012 adalah :
 Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu bupati dalam menyusun kebijakan dan
mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang dipimpin seorang Sekretaris
Daerah. Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut.
a. Penyusunan kebijakan pemerintah daerah;
b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas daerah dan lembaga teknis daerah;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;
d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretaris Daerah terdiri dari 3 (tiga) Asisten dan 9 (sembilan) Bagian, yang terdiri atas :
1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,
2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan,
3. Asisten Administrasi Umum.
Bagian pada Sekretariat Daerah, meliputi :
1. Bagian Pemerintahan,
2. Bagian Kesra,
3. Bagian Humas dan Protokoler,
4. Bagian Pertanahan,
5. Bagian Ekonomi, Pembangunan dan Pembinaan BUMD,
6. Bagian Penanaman Modal,
7. Bagian Hukum,
8. Bagian Umum dan Perlengkapan,
9. Bagian Organisasi dan Kelembagaan.
 Sekretariat DPRD
Sekretariat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan,
administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta
mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan
DPRD. Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut.
a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
d. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.
Sekretariat DPRD terdiri dari 3 (tiga) bagian :
1. Bagian Umum;
2. Bagian keuangan;
3. Bagian Risalah dan Persidangan.
 Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin seorang Kepala
Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Daerah di Kabupaten Bangka Barat tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
4. Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Informatika
5. Dinas Pekerjaan Umum
6. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM
7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset
8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
9. Dinas Pertanian dan Peternakan
10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
11. Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral
12. Dinas Kelautan dan Perikanan
 Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan perangkat kelembagaan daerah yang berupa
badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang,
berfungsi membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk bidang-bidang
tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangka Barat adalah :
1. Inspektorat Kabupaten
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian Daerah
4. Badan Kesbangpol dan Linmas
5. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
7. Satuan Polisi Pamong Praja
8. RSUD Sejiran Setason
9. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
10. Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
11. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
 Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Camat yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan
yang ada di lingkup Pemerintah Kabupaten Bangka Barat adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Muntok
2. Kecamatan Jebus
3. Kecamatan Kelapa
4. Kecamatan Tempilang
5. Kecamatan Simpangteritip
6. Kecamatan Parittiga
Gambar 2.12
Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT DAERAH
(Perda No. 3 Tahun 2008)
SEKRETARIAT DPRD
(Perda No. 3 Tahun 2008)
BAGIAN
UMUM
BAGIAN
KEUANGAN
STAF AHLI BUPATI
(Perda No. 3 Tahun 2008)
ASISTEN
BAGIAN
RISALAH & PERSIDANGAN
BAGIAN
PEMERINTA
HAN
BAGIAN
KESRA
DINAS PERINDAG,
KOPERASI DAN UKM
DINAS
ESDM
DINAS
KESEHATAN
DINAS
PEKERJAAN UMUM
DINAS
PERTANIAN &
PETERNAKAN
DINAS
SOSIAL, TENAGA KERJA &
TRANSMIGRASI
DINAS
PENDAPATAN, PENGELOLAAN
KEUANGAN & ASET
DINAS
KEHUTANAN &
PERKEBUNAN
ASISTEN
PEREKONOMIAN &
PEMBANGUNAN
BAGIAN
HUMAS
PROTOKOLER
DINAS DAERAH
(Perda No. 4 Tahun 2008)
DINAS PENDIDIKAN,
PEMUDA & OLAHRAGA
ASISTEN
PEMERINTAHAN
& KESRA
BAGIAN
PERTANAH
AN
BAGIAN
EKONOMI,
PEMBANGUNAN
& BUMD
ADMINISTRASI UMUM
BAGIAN
PENANAMAN
MODAL
BAGIAN
HUKUM
BAGIAN
UMUM DAN
PERLENGKA
PAN
BAGIAN
ORGANISASI
DAN
KELEMBAGA
AN
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
(Perda No. 5 Tahun 2008)
DINAS
PERHUBUNGAN, PARIWISATA
& INFORMATIKA
DINAS KEPENDUDUKAN
& CATATAN SIPIL
DINAS
KELAUTAN &
PERIKANAN
INSPEKTORAT
KABUPATEN
BADAN PERENCANAN
PEMBANGUNAN DAERAH
SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA
KANTOR ARSIP &
PERPUSTAKAAN DAERAH
BADAN KESATUAN BANGSA,
POLITIK & PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
BADAN KEPEGAWAIAN
DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH
KANTOR PEMBERDAYAAN
MASY. & PEMDES
BADAN PENGENDALIAN
DAMPAK LINGKUNGAN
DAERAH
BADAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN & KB
KECAMATAN
KELURAHAN
Download