“Maka bangkitlah Petrus.....” Diterbitkan oleh: Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia Cetakan Pertama, Juli 2009 Terjemahan : Fx. Sukarno Osc. Nihil obstat : Fx. Sukarno Osc. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Setiap kutipan ke dalam buku lain harus dengan ijin tertulis dari Badan Pelayanan Nasional - Pembaruan Karismatik Katolik - Indonesia. Seri Buku Pegangan Badan Pelayanan Nasional - Pembaruan Karismatik Katolik - Indonesia: 1. Seminar Hidup Dalam Roh 2. Seminar Pertumbuhan Rohani 3. Dasar Kedewasaan Kristen 4. Prinsip-prinsip Pemuridan 5. Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai Pemimpin 1 Maka Bangkitlah Petrus Pidato Paus-Paus “Maka bangkitlah Petrus.....” (Kis 2:14) Kumpulan pidato-pidato para Paus kepada Pembaruan Karismatik Katolik dari awal mulanya sampai dengan tahun 2000. Dihimpun oleh Oreste Pesare ICCRS International Catholic Carismatic Renewal Services 3 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus DEWAN KEPAUSAN UNTUK KAUM AWAM MENETAPKAN Pengakuan atas ICCRS sebagai badan untuk mengembangkan Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) dengan suatu personalitas badan hukum,menurut Kanon 116, .......Perbaharuilah keajaiban-keajaibanMu dijaman kami ini, sebagai Pentakosta baru,dan berilah agar Gereja Kudus,yang dengan tekad yang bulat memelihara doa yang tak kunjung putus,bersama dengan Maria Bunda Yesus,dan juga dibawah bimbingan Santo Petrus semoga memperluas kerajaan Juru Selamat Ilahi,kerajaan kebenaran dan keadilan,kerajaan kasih dan kedamaian. Amin. Paus Yohanes XXIII, pengambil inisiatip terselenggaranya Konsili Vatikan II 3 Menyetujui Statuta mereka, dalam bentuk aslinya, disimpan dalam arsip dari Dicastery ini. ttd Paul J.Cordes Wakil Presiden ttd Eduardo Card Pironio Presiden Dari Vatikan 14 September 1993,Pesta Pemuliaan Salib. 101 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Sekarang ini dengan menerima permohonan untuk memperoleh pengakuan kepausan yang diajukan oleh ICCRS sesuai dengan Kode Hukum Kanonik yang berlaku, Dengan menghargai tujuan-tujuan ICCRS mengenai “pelayanan dan promosi Pembaruan Karismatik Katolik diseluruh dunia, dibawah tindakan Roh Kudus” (pasal 1), dengan memiliki “kepedulian yang istimewa terhadap kesetiaan para peserta pembaruan karismatik kepada Gereja Katolik, baik individu-individu maupun kelompokkelompok dan karena ketaatan mereka kepada Paus maupun kepada uskup-uskup yang lain, sesuai dengan ajaran-ajaran Gereja” (pasal 3). Setelah memeriksa dengan cermat Statuta yang diajukan oleh ICCRS dan setelah berkonsultasi dengan beberapa ahli hukum kanonik dan mengikuti inkorporasi dalam statuta yang harus dipatuhi yang dibuat oleh Dewan Kepausan untuk Kaum Awam dan oleh ICCRS sendiri pada tgl 8 Juli 1993, Dalam melanjutkan dan memperkuat hubungan yang lebih melembaga dan teratur antara ICCRS dan Tahta Suci, terutama melalui Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, Bapa Suci telah mengangkat Uskup Paul J.Cordes, yang menjabat Wakil Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, sebagai Penasihat Episkopal untuk ICCRS “ad personam” (secara pribadi). Didukung oleh kesaksian-kesaksian positip yang diberikan oleh banyak Kardinal dan para Uskup mengenai pelayanan yang diberikan oleh ICCRS dalam persekutuan dan perutusan Gereja, Dengan mengingat juga bahwa pada tgl 30 Nopember 1990 Dewan Kepausan untuk Kaum Awam memberikan pengakuan kepada Fraternitas Katolik dari Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan-persaudaraan,sebagai assosiasi privat kaum beriman dan dengan harapan bahwa akan ada hubungan dialog dan kerjasama yang berhasil antara assosiasi ini dengan ICCRS, 100 Daftar Isi Pendahuluan Introduksi 1 2 BAGIAN I Dokumen 1 “Kita dapat mengenal karya Roh ........” 13 Pidato Paus Paulus VI pada kesempatan Konferensi Internasional Pertama Para Pemimpin Karismatik, Grottaferrata, 10 Oktober 1973. Dokumen 2 “Berkat bagi Gereja dan bagi dunia” 15 Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan Konferensi Internasional II Para Pemimpin Karismatik,Roma 19 Mei 1975. Dokumen 3 “Aku ingin melihat kamu ...................” ( Roma 1:11) 23 Audiensi pertama Paus Yohanes Paulus II bersama dengan Pembaruan Karismatik di Itali,Roma 23 Nopember 1980. Dokumen 4 “Reputasimu mendahului kamu .........” 28 Pidato Paus Yohanes Paulus II pada saat Konferensi Internasional yang ke IV Para Pemimpin Karismatik, Roma 7 Mei 1981. Dokumen 5 36 “Serukanlah kepada dunia bersama saya: Bukalah pintu-pintu bagi Sang Penebus .........” Pidato Paus Yohanes Paulus II dalam Konferensi Internasional ke V Para Pemimpin Karismatik, Roma 30 April 1924. Dokumen 6 “Gereja mendorong anda untuk mengikuti Pembaruan” 38 Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta dalam Kongres Nasional “Pembaruan dalam Roh” Italia, Roma 15 Nopember 1986. 5 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 7 “Kesaksian yang didunia” paling berharga 44 dalam perutusan Gereja DEKRIT oleh Bapa Suci yang mengakui ICCRS Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan Konferensi Internasional II Para Pemimpin Karismatik,Roma 19 Mei 1975. Dokumen 8 “Terus komunikasikan semangat ini untuk Injil” 48 Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada Fraternitas Katolik dari Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan,Roma,7 Desember 1991. Dokumen 9 “Karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja” 50 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan dewan ICCRO,Roma,14 Maret 1992. Dokumen 10 54 “Gereja dewasa ini sangat membutuhkan doamu dan komitmenmu” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik sesudah mengikuti retret yang diselenggarakan oleh ICCRS di Assisi, Castelgandolfo, 18 September 1993. Dokumen 11 “Kekuatan untuk pembaruan Gereja” 56 Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Sidang Pleno Fraternitas Katolik dari Komunitas-Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik, Roma 14 November 1994. Dokumen 12 58 “Secara lebih penuh dipersatukan dengan kehidupan gerejagereja partikular ” Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Pertemuan Internasional ke tujuh Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik,Roma 9 Nopember 1996. 5 TAMBAHAN DEKRIT “Kita hidup dalam Gereja pada momen istimewa dari Roh” demikian dinyatakan oleh Bapa Suci Paulus VI dalam Himbauan Apostolik “Evangelii Nuntiandi” (n.75). Memang ada banyak tandatanda diseluruh dunia dimana dapat kita saksikan buah-buah Roh. Aliran-aliran, gerakan-gerakan dan kesaksian-kesaksian akan kekudusan membarui persekutuan dan perutusan Gereja, yang dibangun diatas karunia-karunia hirarkis dan karismatis. Diantara mereka itu ialah Pembaruan Karismatik Katolik atau Pembaruan dalam Roh dan bentuk-bentuk baru kehidupan komunitas yang tumbuh daripadanya. “Semangat dan buah-buah Pembaruan – kata Bapa Suci Yohanes Paulus II kepada para peserta Sidang Internasional ke VI Pembaruan Karismatik, 15 Mei 1987 – pasti memberikan kesaksian akan kehadiran yang kuat dari Roh Kudus dalam Gereja selama tahuntahun ini sesudah Konsili Vatikan II. Tentu saja Roh Kudus telah menuntun Gereja di setiap jaman dengan memunculkan keanekaragaman besar karunia-karunia diantara umat beriman. Berkat Roh Kudus, maka Gereja tetap hidup dan awet muda. Dan Pembaruan Karismatik merupakan manifestasi yang mengesankan dari vitalitas ini dijaman sekarang, suatu peneguhan yang kuat akan apa “yang Roh Kudus katakan kepada Gereja-gereja” (Wahyu 2:7), dikala kita mendekati akhir millennium kedua”. Untuk mendukung berbagai realitas yang sangat berbeda dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang menanggapi aliran gerakan Karismatik Katolik, maka sejak 1978, Pelayanan Pembaruan Karismatik Katolik Internasional (ICCRS) telah memberikan suatu anggapan yang konkrit dan positif dengan memfasilitasi komunikasi dan kerjasama diantara semua orang. 99 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dalam kekacauan yang meraja didunia dewasa ini, sedemikian mudah berbuat salah,menyerah kepada khayalan-khayalan. Semoga unsur ketaatan yang penuh kepercayaan kepada para Uskup, pengganti para Rasul, dalam persekutuan dengan Pengganti Petrus tidak pernah berkurang dalam pembinaan Kristiani yang disediakan oleh gerakan-gerakanmu! Kamu mengetahui kriteria untuk kegerejaan perserikatan kaum awam yang diketemukan dalam Exhortatio Apostolica Christifideles Laici 30. Saya meminta kepadamu untuk selalu taat kepada mereka dengan murah hati dan kerendahan hati, dengan membawa pengalaman-pengalamanmu kepada gereja-gereja setempat dan paroki-paroki, sambil selalu tetap bersekutu dengan para gembala dan memperhatikan pengarahan mereka. Yesus bersabda: ”Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” (Luk 12:49). Selagi Gereja bersiap-siap menyeberang ambang pintu millennium ketiga,marilah kita menerima undangan Tuhan, supaya apiNya menyebar dalam hati kita dan dalam hati saudara-saudara dan saudari-saudari kita. Hari ini, dari ruang atas ini di Lapangan Santo Petrus, doa agung mengumandang : Datanglah Roh Kudus, datanglah dan perbaruilah muka bumi! Datanglah dengan tujuh karuniaMu! Datanglah Roh Kehidupan, Roh Persekutuan dan Kasih! Gereja dan dunia membutuhkan Dikau. Datanglah Roh Kudus, dan buatlah semakin lebih berbuah karisma-karisma yang Engkau anugerahkan kepada kami. Berikanlah kekuatan baru dan semangat misioner kepada putra-putra dan putri-putriMu ini yang telah berkumpul disini. Bukalah hati mereka; perbaruilah komitmen Kristiani mereka dalam dunia. Jadikan mereka pewarta-pewarta Injil yang gagah berani, saksisaksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit, Penebus dan Juruselamat manusia. Kuatkanlah kasih mereka dan kesetiaan mereka kepada Gereja. Marilah kita palingkan pandangan kita kepada Maria, murid Kristus yang pertama, Mempelai Roh Kudus dan Bunda Gereja, yang berada bersama dengan para Rasul pada Pentekosta pertama, sehingga dia akan menolong kita untuk belajar dari fiat kepatuhannya kepada suara Roh Kudus. Hari ini, dari Lapangan Santo Petrus ini,Kristus berkata kepada masing-masing dari kamu: ”Pergilah keseluruh dunia,beritakanlah Injil kepada segala makhluk”(Mrk 16:15). Dia mengharapkan dari kamu masing-masing dan demikian pula Gereja. ”Dan ketahuilah” Tuhan berjanji,”Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20). Saya bersamamu. Amin! Dokumen 13 “Biarkan dirimu mengalami kejutan dari Allah” 61 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Badan Pelayanan Nasional “Pembaruan dalam Roh” Italia, Roma 4 April 1998. Dokumen 14 64 “Kejadian yang penting dalam perjalanan persiapan rohanimu untuk Yubile Agung” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta pada pertemuan kedelapan Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan, Roma 1Juni 1998. Dokumen 15 “Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur” 68 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para peserta Konferensi Internasional ke IX para Pemimpin Karismatik di Fiuggi,30 Oktober 1998. Gambar-gambar Paus Paulus VI & Paus Yohanes Paulus II 70 BAGIAN II Dokumen 16 “Usaha yang harus dihargai” 73 Surat dari Paus Paulus VI kepada Kardinal Leon Joseph Suenens,27 Mei 1978. Dokumen 17 “Agar kesaksian Injili menjadi sempurna adanya” 74 Telegram dari Kardinal Jean Villot,Sekretaris Negara kepada para peserta Konferensi Internasional III para Pemimpin Karismatik,Dublin,18 Juni 1978. Dokumen 18 “Suatu revolusi pengungkapan iman yang hidup” 75 Audiensi pribadi Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO ,Roma 11Desember 1979. Pada akhir pertemuan,Mr. Charles Whitehead, Presiden ICCRS menyampaikan terimakasih kepada Bapa Suci atas nama semua yang hadir. 98 7 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 19 “Sungguh, Roh berkarya dalam semua manifestasi ini” 77 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Selatan, Roma 16 Desember 1982. Dokumen 20 “Suatu sukacita berada bersama dengan kamu hari ini” 81 Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Konferensi Kaum muda Karismatik, Roma 17 Oktober 1985. Dokumen 21 “Rahmat yang dicurahkan untuk menguduskan Gereja” 83 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Utara, Roma 22 Januari 1987. Dokumen 22 84 “Bersyukur kepada Allah atas sedemikian banyak rahmat yang telah diterima” Surat dari Kardinal Angelo Sodano,Sekretaris Negara kepada Uskup Agung James Francis Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, mengenai retret “Yesus di Yerusalem” yang diselenggarakan oleh ICCRS, 29 Agustus 1997. Dokumen 23 86 “Gereja mengharapkan dari kamu buah-buah yang matang dari persekutuan dan komitmen” Pesan pada pertemuan antara Paus Yohanes Paulus II dan gerakan-gerakan gerejawi serta komunitas-komunitas baru di Lapangan Santo Petrus,Roma 30 Mei 1998. TAMBAHAN Dekrit oleh Tahta Suci yang mengakui ICCRS 7 92 yang mendorong dan mempromosikan model-model kehidupan tanpa Allah, iman banyak orang dengan berat diuji dan sering kali tercekik dan mati. Maka kita melihat kebutuhan yang sangat mendesak untuk pewartaan yang penuh kuasa dan pembinaan Kristiani yang kokoh dan mendalam. Dewasa ini sangat diperlukan kepribadian Kristiani yang matang dewasa, yang sadar akan identitas sebagai orang yang sudah dibaptis, yang sadar akan panggilan mereka dan perutusan mereka dalam Gereja dan dalam dunia! Ada kebutuhan besar untuk komunitas-komunitas Kristiani yang hidup! Dan disini ada gerakan-gerakan dan komunitas-komunitas baru gerejawi: mereka merupakan jawaban, yang diberikan oleh Roh Kudus, kepada tantangan yang kritis ini pada akhir millennium. Kamu adalah jawaban yang sudah ditakdirkan Tuhan. Karisma-karisma yang sejati bertujuan untuk pertemuan dengan Kristus dalam sakramen-sakramen. Realitas-realitas gerejawi kemana kamu tergabung telah menolong kamu menemukan kembali panggilan permandianmu, menghargai karunia-karunia Roh yang diterima dalam Sakramen Penguatan, mempercayakan dirimu kepada pengampunan Allah dalam sakramen Pengakuan dosa dan mengakui Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristiani. Berkat pengalaman gerejawi yang penuh kuasa ini, keluarga-keluarga Kristiani yang sangat bagus telah bermunculan, yang terbuka bagi kehidupan, “gereja-gereja domestik” yang sejati, dan banyak panggilan kepada imamat dan kepada kehidupan religius telah merebak mekar, dan juga bentuk-bentuk baru kehidupan awam yang diilhami oleh nasihat-nasihat injil. Kamu telah melihat dalam gerakangerakan dan komunitas-komunitas baru bahwa iman bukanlah pembicaraan yang abstrak, dan juga bukan sentimen religius yang samar-samar, tetapi hidup baru dalam Kristus yang ditanamkan oleh Roh Kudus. Bagaimana mungkin menjaga dan menjamin keaslian karisma? Sangatlah perlu dalam hal ini bahwa setiap gerakan tunduk kepada pembedaan oleh otoritas gerejawi yang berwenang. Karena alasan ini tidak ada karisma dapat bekerja tanpa rekomendasi dari dan kepatuhan kepada para gembala Gereja. Konsili menulis dengan kata-kata yang jelas: ”Adapun keputusan tentang tulennya karisma-karisma itu, begitu pula tentang pengamalannya secara teratur, termasuk wewenang mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja. Terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik”(Lumen Gentium 12). Inilah jaminan yang perlu bahwa kamu mengambil jalan yang benar! 97 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Hari ini Gereja bersukacita atas penegasan yang diperbarui dari katakata nabi Yoel yang baru saja kita dengar: ”Aku akan mencurahkan RohKu keatas semua manusia”(Kisah 2:17). Kamu yang hadir disini adalah bukti nyata “Pencurahan” Roh ini. Setiap gerakan berbeda satu sama lain, tetapi mereka semua bersatu dalam persekutuan yang sama dan untuk perutusan yang sama. Beberapa karunia yang diberikan oleh Roh Kudus meledak seperti angin yang bergerak dengan kekuatan dahsyat, yang menangkap orang-orang dan membawa mereka ke jalan baru, jalan komitmen pada perutusan kepada pelayanan yang radikal kepada Injil, dengan tanpa henti-hentinya mewartakan kebenarankebenaran iman, menerima aliran hidup tradisi sebagai sebuah karunia dan yang membangkitkan dalam diri setiap pribadi keinginan yang kuat untuk kesucian. Hari ini saya ingin berseru kepada kamu semua yang berkumpul disini di Lapangan Santo Petrus dan kepada semua orang Kristiani: “Bukalah dirimu dengan patuh kepada karunia-karunia Roh! Terimalah dengan syukur dan dengan taat karunia-karunia, yang tak pernah hentihentinya dikurniakan oleh Roh Kudus kepada kita. Jangan lupa bahwa setiap karunia diberikan untuk kepentingan bersama,yaitu,untuk kegunaan seluruh Gereja. Menurut sifat dasarnya,karunia-karunia itu sifatnya komunikatip dan membangkitkan daya tarik-menarik rohani antara orangorang” (Christifideles Laici 24) dan membangkitkan persahabatan dalam Kristus yang merupakan asal-usul dari “gerakan-gerakan”. Jalan lintasan dari karunia yang asli ke gerakan terjadi melalui daya tarik misterius yang dimiliki oleh sang pendiri untuk mereka semua yang terlibat dalam pengalaman rohaninya. Dengan cara ini gerakan-gerakan yang secara resmi diakui oleh otoritas gerejawi menawarkan dirinya sebagai bentukbentuk pemenuhan diri dan sebagai refleksi dari satu Gereja. Kelahiran dan penyebaran mereka telah membawa kedalam kehidupan Gereja suatu kebaruan yang tidak diduga-duga yang kadang-kadang bahkan mengacaukan. Ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, kegelisahan dan ketegangan; kadang-kadang pada satu pihak terjadi kesombongan dan hal-hal yang berlebihan, dan dilain pihak terjadi banyak prasangka dan keberatan-keberatan. Inilah periode untuk menguji kebenaran mereka, kesempatan yang penting untuk memeriksa keaslian karunia-karunia mereka. Hari ini tahap baru terbentang dihadapanmu: tahap kematangan gerejawi. Ini tidak berarti bahwa semua masalah telah budaya sekularisme 96 PENDAHULUAN “Angin bertiup kemana ia mau....”(Yoh 3,8) Salah satu dari kejutan-kejutan Roh Kudus adalah terobosan Pentekostalisme Katolik ditahun 1967, tepat beberapa tahun sesudah Konsili Vatikan II berakhir. Paus Yohanes 23 telah berdoa sebelum Konsili: ”Perbaharuilah keajaiban-keajaibanMu dijaman kami ini seolah-olah sebagai Pentekosta baru” tetapi tak seorangpun mengharapkan doanya dijawab atas cara yang sedemikian dramatis, yaitu pria dan wanita Katolik biasa yang mengalami Baptisan dalam Roh Kudus disertai dengan karisma-karisma atau karunia-karunia Roh Kudus. Tigapuluh satu tahun kemudian, di Lapangan Santo Petrus, pada vigili Pentekosta 1998, Paus Yohanes Paulus II mengingatkan seluruh Gereja bahwa dimensi institusional dan karismatis keduanya adalah perlu sekali bagi kehidupan Gereja. Kebenaran akan pernyataan ini nampak jelas dari buah yang dihasilkan dalam kehidupan Gereja melalui jutaan orang Katolik yang telah dipermandikan dalam Roh Kudus selama tiga puluh satu tahun ini, dan yang dalam tahun-tahun itu para Paus dan para Uskup telah menyambut dengan baik pembaruan rohani ini. Jauh dari menolak manifestasi-manifestasi kehadiran Roh Kudus yang mengagumkan ini pada awal kelompok-kelompok doa dan komunitas-komunitas pentekostal Katolik, Gereja malahan mulai mengadakan proses pembedaan (discernment) dan evaluasi yang segera mengarah kepada penerimaan yang penuh berhati-hati dan kemudian mengarah kepada pengesahan yang nyata gerakan itu yang kemudian dikenal sebagai Pembaruan Karismatik Katolik. Dalam proses pembedaan ini yang paling penting adalah kontribusi Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II. Itulah sebabnya buku ini akan menjadi sangat menarik bagi siapa saja yang memeriksa kodrat dan sejarah Pembaruan Karismatik Katolik 9 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus dari dalam ataupun dari luar, sebab mereka akan menemukan disana nasihat yang bijaksana dan bimbingan dari kedua pemimpin rohani yang agung ini dalam Gereja sesudah Konsili Vatikan II. Nasihat saya bagi siapa saja yang tertarik pada gerakan yang mendunia dari Roh Kudus yang mengagumkan ini ialah mempelajari dengan semangat doa isi dari halaman-halaman buku ini. Dengan berbuat demikian anda tidak hanya akan mengetahui bagaimana Gereja melihat pelaku pertobatan dan pembaruan rohani ini, tetapi juga akan menemukan bagaimana proses pembedaan dan evaluasi membuka selama kurun waktu 30 tahun. Hasil discernment ini membuat Paus Yohanes Paulus II secara publik mengesahkan Pembaruan Karismatik Katolik dan gerakan-gerakan gerejawi yang lain dan komunitas-komunitas baru yang diwakili di Lapangan Santo Petrus pada Pentekosta 1998. Kita harus menghargai sekali Magisterium Gereja yang telah menunjukkan dirinya terbuka terhadap kejutan-kejutan Roh Kudus dan selalu sadar akan pelajaran-pelajaran yang dipelajari dari sejarah dan pengalaman dua ribu tahun Kekristenan. Dalam memasuki millennium ketiga marilah kita terus berdoa dengan penuh kepercayaan “Datanglah Roh Kudus.........” Charles Whitehead Presiden ICCRS Kata-kata Petrus mengungkapkan kesadaran diri Gereja, yang didasarkan atas kepastian bahwa Yesus Kristus hidup, sedang bekerja sekarang ini dan mengubah kehidupan. Roh Kudus, yang sudah bekerja dalam penciptaan dunia dan dalam Perjanjian Lama,mewahyukan diriNya dalam Penjelmaan dan Misteri Paska Putera Allah dan agaknya “meledak” pada Pentekosta menyampaikan perutusan Kristus Tuhan dalam waktu dan ruang. Jadi Roh membuat Gereja aliran hidup baru yang mengalir melalui sejarah umat manusia. Dengan Konsili Vatikan II, Penghibur baru-baru ini memberikan kepada Gereja, yang menurut para Bapa adalah tempat “dimana Roh merekah” (Katekismus Gereja Katolik 749), Pentekosta yang diperbaharui yang membangkitkan dinamisme baru dan tak terduga. Kapan saja Roh ikut campur tangan ,Dia membuat orang terkagumkagum. Diamenyebabkan peristiwa-peritiwa baru yang mengagumkan terjadi. Secara radikal Dia mengubah orang dan sejarah. Inilah pengalaman yang tak terlupakan tentang Konsili Ekumenis Vatikan II, dalam mana dibawah bimbingan Roh yang sama, Gereja menemukan kembali dimensi karismatik sebagai salah satu dari unsur-unsur yang membentuk Gereja itu sendiri: “bukan hanya melalui sakramen-sakramen dan pelayananpelayanan Gereja saja bahwa Roh Kudus itu menyucikan orangorang,menuntun mereka dan memperkaya mereka dengan keutamaankeutamaanNya. Dengan membagi-bagikan karunia-karuniaNya kepada masing-masing menurut kehendakNya(bdk 1Kor 12:11), Ia juga membagikan rahmat-rahmat istimewa kepada umat beriman dari segala lapisan, yang menjadikan mereka cakap dan bersedia untuk menerima pelbagai karya atau tugas, yang berguna untuk membaharui Gereja serta meneruskan pembangunannya” (Lumen Gentium 12). Segi-segi institusional dan karismatik keduanya perlu sebagai yang membentuk Gereja. Kedua aspek itu, walaupun secara berbeda, memberikan sumbangan kepada kehidupan Gereja yaitu Pembaruan dan pengudusan umat Allah. Adalah dari diketemukannya kembali dimensi karismatik dari Gereja bahwa, sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II, pola pertumbuhan yang luar biasa telah disusun untuk gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru. 9 95 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Saya menyambut dan berterimakasih kepada Kardinal James Francis Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, atas katakata yang ingin ia sampaikan kepada saya, juga atas namamu, pada permulaan pertemuan ini. Bersama dengan dia saya menyambut para Kardinal dan para Uskup yang hadir. Secara istimewa saya sampaikan salam yang penuh syukur kepada Chiara Lubich, Kiko Arguello, Jean Vanier, dan Mgr Luigi Giussani atas kesaksian-kesaksian mereka yang menyentuh hati. Bersama mereka saya menyambut para pendiri dan para pemimpin komunitaskomunitas dan gerakan-gerakan baru yang diwakili disini. Akhirnya saya ingin menyapa masing-masing dari kamu, saudara-saudara dan saudari-saudari yang termasuk dalam gerakan-gerakan individual gerejawi. Kamu dengan cepat dan dengan penuh semangat menerima undangan yang saya sampaikan kepadamu pada Pentekosta 1996 dan dengan teliti dan hati-hati kamu menyiapkan dirimu, dibawah bimbingan Dewan Kepausan untuk Kaum Awam untuk pertemuan yang luar biasa ini yang menghantar kita kepada Jubileum Agung Tahun 2000. Peristiwa hari ini sungguh-sungguh belum pernah terjadi sebelumnya: untuk pertama kalinya gerakan-gerakan dan komunitas-komunitas baru gerejawi semua berkumpul bersama dengan bapak Paus. Hal ini merupakan “kesaksian bersama” yang akbar yang saya inginkan untuk tahun yang, dalam perjalanan Gereja menuju Jubileum Agung, dibaktikan kepada Roh Kudus. Roh Kudus ada disini bersama dengan kita! Adalah Dia yang menjadi jiwa peristiwa persekutuan gerejawi yang mengagumkan ini. Sungguh, ”inilah hari yang diciptakan Tuhan marilah bersukacita dan bergembira didalamnya” (Katekismus Gereja Katolik 749). Di Yerusalem, hampir 2000 tahun yang lalu, pada hari Pentekosta, dihadapan khalayak banyak yang kagum dan yang mengejek, disebabkan karena perubahan yang tak dapat dijelaskan yang terjadi dalam diri para Rasul, Petrus dengan berani mewartakan: ”Yesus dari Nasaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizatmujizat........kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan-tangan bangsa durhaka. Tapi Allah telah membangkitkan Dia”(Kis 2:2224). 94 INTRODUKSI Salah satu hal yang nomer satu yang saya rindukan untuk saya lakukan sejak permulaan pelayanan saya sebagai Direktur ICCRS adalah mempelajari segala sesuatu yang mungkin, terutama tentang apa yang telah dikatakan dan ditulis oleh Gereja dalam diri Bapa Suci tentang gejala karismatis yang telah muncul sebagai angin yang dahsyat dalam Gereja Katolik selama tigapuluh tahun terakhir. Suatu kejutan yang luar biasa menemukan sumber pidatopidato yang sedemikian bagus sehingga saya tidak dapat melawan dorongan Roh Kudus untuk menuliskan kekayaan rohani ini dalam buku dan menyebarluaskan kepada orang-orang yang mengakui diri sebagai “anak-anak” “aliran rahmat” yang agung dan luar biasa ini. Dengan persetujuan dan dukungan Dewan ICCRS dan bantuan staff (Kami ingin menyampaikan terima kasih saya yang tulus kepada Francesca Acito atas usahanya), kami telah mengumpulkan semua materi dalam bahasa aslinya dan kemudian menambahkan terjemahannya dimana teks asalnya bukan dalam bahasa Inggris. Judul buku ini berasal dari cerita biblis tentang lahirnya Gereja pada hari Pentekosta, tahun 33 Masehi, sebagaimana dicatat dalam Kisah 2:14 : ”Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata:”Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.....”. Pemilihan judul ini telah dibuat untuk menggarisbawahi pentingnya bagi Pembaruan Karismatik Katolik mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang oleh “para Petrus” masa kini harus dikatakan sebagai pembedaan (discernment) Gereja tentang peristiwaperistiwa mengenai diri kita. 11 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Disamping itu pidato-pidato resmi yang telah disampaikan baik oleh Paus Paulus VI maupun oleh Paus Yohanes Paulus II kepada Pembaruan Karismatik Katolik (Bagian I), kami telah mengumpulkan dalam Bagian II teks-teks lain yang tidak resmi (yang paling khas adalah bahan yang diambil dari pertemuan pertama antara Paus Yohanes Paulus II dan Dewan ICCRO – pertemuan pribadi dan informal) dan beberapa pidato dan pesan-pesan yang diberikan oleh Bapa Suci tentang Pembaruan Karismatik Katolik. Dalam hal ini, secara khusus kami berterimakasih kepada Pastor Kilian McDonell, osb editor buku yang berjudul “Open the windows – The Popes and Charismatic Renewal”.Atas ijin pastor Kilian McDonell, osb kami mengutip beberapa “mutiara” dengan beberapa klarifikasi sedikit dari teks buku tsb. Lagi pula kami ingin menyediakan ruangan khusus untuk pidato yang diberikan Paus Yohanes Paulus II pada Pentekosta 1998 kepada para wakil gerakan-gerakan gerejawi dan komunitaskomunitas baru yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Ini menandai momen penyemangatan yang menentukan dari Tahta Suci terhadap realitas-realitas gerejawi yang baru ini, termasuk Pembaruan Karismatik Katolik. Menurut pendapat kami pidato yang penting ini harus dimuat. Untuk melengkapi pekerjaan, kami harus memasukkan fotofoto yang baik yaitu foto-foto pertemuan-pertemuan antara Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II dengan para pemimpin Pembaruan Karismatik dan membuat mereka lebih bersemangat. Sekarang kami mengundang anda, terutama untuk memuji dan memuliakan Bapa yang Maha Kuasa dan Tuhan kita Yesus Kristus, sebab dari kedua pribadi ini berasal Roh Kudus, Pelaku sejarah yang unik dan Pelaku petualangan yang menakjubkan yang disebut Pembaruan Karismatik. Oreste Pesare Direktur ICCRS 11 Dokumen 23 “Gereja mengharapkan dari kamu buah-buah yang matang dari persekutuan dan komitmen” Pesan pada pertemuan antara Paus Yohanes Paulus II dan gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru di Lapangan Santo Petrus,Roma 30 Mei 1998. “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus”(Kis 2:2-4ª). Saudara-saudara dan saudari-saudariku yang terkasih, Dengan kata-kata ini Kisah para Rasul menghantar kita masuk kedalam jantung peristiwa Pentekosta; mereka memperlihatkan para murid,yang berkumpul bersama Maria di Ruang Atas, menerima karunia-karunia Roh. Dengan demikian janji Yesus dipenuhi dan mulailah jaman Gereja. Dari mulai saat itu Angin Roh akan membawa murid-murid Kristus sampai keujung-ujung bumi. Angin Roh itu bahkan akan menghantar mereka kepada kematian sebagai martir karena kesaksian mereka yang gagah berani akan Injil. Seolah-olah apa yang terjadi di Yerusalem 2000 tahun yang lalu sedang terulang lagi petang ini di Lapangan Santo Petrus ini, jantung dunia Kristiani. Seperti para Rasul kita juga berkumpul dalam ruang atas yang besar dimana Pentekosta terjadi, merindukan pencurahan Roh Kudus. Disini kita ingin mengakui bersama seluruh Gereja “Roh yang sama....Tuhan yang sama........ Allah yang sama yang mengilhami mereka semua dalam semua orang” (1Kor 12:4-6). Inilah suasana yang kita ingin alami lagi, sambil memohon karunia-karunia Roh Kudus untuk masing-masing diri kita dan untuk semua orang yang telah dibaptis. 93 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus banyaknya rahmat yang diterima sepanjang 30 tahun usia gerakan ini, yang telah membuat banyak orang mampu menghayati “hidup baru” dalam Roh. Bapa Suci berdoa dengan sungguh-sungguh agar kegiatan retret itu melengkapi mereka yang berkumpul dengan kekuatan yang semakin besar untuk memberitakan “Firman Allah dengan lebih berani” (Kis 4:31), dengan murah hati membagikannya kepada saudara-saudara dan saudari-saudari mereka dalam Kristus dan kepada “tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari mereka tentang pengharapan yang ada pada mereka” (bdk 1 Ptr 3:15). Seraya menyerahkan para peserta retret kepada perantaraan Perawan Cenacle (Ruang Atas), Bapa Suci menyampaikan Berkat Apostolik sebagai jaminan rahmat dan kedamaian dalam Yesus Kristus Tuhan kita. &&&&&&&&&& BAGIAN I Dokumen 1 “Kita dapat mengenal karya Roh..........” Pidato Paus Paulus VI pada kesempatan Konferensi Internasional pertama para Pemimpin Karismatik, Grottaferrata 10 Oktober 1973 Kami bersukacita bersama kalian, sahabat-sahabat yang terkasih, pada pembaruan rohani yang nyata kelihatan dalam Gereja dewasa ini, dalam bentuk yang berbeda-beda dan dalam lingkungan yang beragam. Ciri-ciri umum yang nampak dalam pembaruan ini : · Berselera menghayati doa yang mendalam, baik dalam doa pribadi maupun dalam doa bersama · Berpaling kembali kepada kontemplasi dan mementingkan doa pujian bagi Allah. · Keinginan membaktikan diri secara utuh kepada Kristus · Keterbukaan kepada Roh Kudus · Lebih tekun membaca Alkitab · Kesetiaan dalam persaudaraan · Kesediaan untuk melayani Gereja. Dalam semuanya ini kita dapat mengenal karya yang misterius dan tersembunyi dari Roh Kudus, yang merupakan jiwa Gereja. Kehidupan rohani itu terdiri terutama atas pengamalan keutamaan iman, pengharapan dan kasih. Dasar kehidupan rohani terletak pada pengakuan iman. Dan iman ini dipercayakan kepada para gembala Gereja untuk dijaga tetap utuh dan menolong mengembangkan iman ini dalam semua kegiatan komunitas Kristiani. Karena itu kehidupan rohani umat beriman merupakan tanggung jawab pastoral dari setiap uskup dalam keuskupannya sendiri. Tepat pada waktunya, teristimewa sekarang ini, untuk mengingat hal ini dalam menghadapi arus-arus pembaruan ini yang membangkitkan sedemikian banyak pengharapan. 92 13 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Selain itu, bahkan dalam pengalaman-pengalaman terbaik dari pembaruan ini, ilalang dapat diketemukan diantara benih yang baik. Karena itu pembedaan (discernment) sangat perlu; tanggung jawab mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja, mereka “yang memiliki wewenang khusus, jangan mematikan Roh Kudus, tetapi menguji semua hal dan mempertahankan apa yang baik” (bdk 1 Tes 5:12; Lumen Gentium 12). Dengan cara demikian kepentingan bersama Gereja, yang kepadanya karunia-karunia Roh diberikan, dapat dipelihara (bdk 1 Kor 12:7). &&&&&&&&&& 13 Dokumen 22 “Bersyukur kepada Allah atas sedemikian banyak rahmat yang telah diterima” Surat dari Kardinal Angelo Sodano, Sekretaris Negara, kepada Uskup Agung James Francis Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, mengenai retret “Yesus di Yerusalem” yang diselenggarakan oleh ICCRS, 29 Agustus 1997. Yang Mulia Bapa Suci telah mengetahui dengan sukacita bahwa dari tgl 24-29 September 1997 ICCRS telah mengorganisir retret yang diselenggarakan di Tanah Suci dengan tema: ”Yesus Kristus, satu Juruselamat dunia, kemarin, hari ini dan selama-lamanya”(Ibr 13:8) Dia memintamu untuk menyampaikan kepada para peserta retret salamnya yang hangat pada kesempatan ini yang menandai Hari Ulang Tahun ke tigapuluh Pembaruan Karismatik Katolik dan dia menjamin para peserta retret akan solidaritasnya dalam kesatuan roh dan hati. Dalam tahun persiapan yang paling dekat untuk Yubileum Agung Tahun 2000, Bapa Suci meminta Gereja untuk merenungkan tema yang telah dipilih untuk retret: Yesus Kristus Sang Penyelamat. Santo Paulus menulis: ”Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4). Suatu retret peziarahan ketempat-tempat yang sedemikian dekat dipersatukan dengan misteri Penjelmaan dan Penebusan merupakan kesempatan istimewa untuk masuk lebih dalam kedalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Sabda Kekal yang menjadi daging oleh kuasa Roh Kudus. Roh Kudus hadir dalam semua perbuatan Kristus, mengungkapkan ikatan cintakasih yang tak terukur yang mempersatukan Pribadi-pribadi Tritunggal Mahasuci. Dengan mengobarkan kasih yang sama ini dalam hati semua orang yang telah ditebus oleh pengorbanan Kristus, Roh Kudus membawa pengampunan dan penyembuhan, kekuatan dan penghiburan, sukacita dan kedamaian. Bapa Suci ikut serta dengan para anggota Pembaruan Karismatik Katolik dalam bersyukur yang mendalam kepada Allah atas sedemikian 91 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 21 Dokumen 2 “Rahmat yang dicurahkan untuk menguduskan Gereja” “Berkat bagi Gereja dan bagi dunia” Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Utara, Roma 22 Januari 1987. Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan Konferensi Internasional II para pemimpin Karismatik, Roma 19 Mei 1975. Sebagaimana beliau lakukan dengan para Uskup Perancis Selatan lima tahun sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II waktu menerima sekelompok para Uskup Perancis bagian Utara berbicara tentang Pembaruan Karismatik. Putra putriku terkasih, Dalam Tahun Suci ini kamu telah memilih kota Roma untuk menyelenggarakan Kongres Internasionalmu yang kedua. Kamu telah meminta saya untuk menemui kamu hari ini dan berbicara kepadamu: dengan berbuat demikian kamu ingin menunjukkan kesetiaanmu kepada Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus dan menunjukkan kesetiaanmu kepada Tahta Suci. Kepedulianmu dalam Gereja ini dengan jelas merupakan tanda karya Roh Kudus yang sejati. Sebab Allah menjadi manusia dalam Yesus Kristus, dan Gereja merupakan Tubuh MistikNya dan dalam Gerejalah bahwa Roh Kristus dicurahkan pada hari Pentekosta, ketika Roh itu turun atas para Rasul yang berkumpul “diruang atas”,”mereka bertekun dalam doa”, ”bersama Maria bunda Yesus”(bdk Kis 1:13-14). Tetapi dewasa ini masih ada kesempatan positif yang lain: yaitu kelompok-kelompok doa yang secara spontan telah berlipat ganda dalam Gereja Katolik seperti dalam komunitas-komunitas gerejawi lainnya, atas cara yang tak terduga. Doa dapat tampil dalam bentukbentuk klasik. Doa juga dapat tampil dalam manifestasi yang sangat penuh sukacita. Lebih dari satu pastor menyambut gerakan ini dengan hati-hati. Sebenarnya orang memang harus selalu waspada, untuk memeriksa bahwa ajaran yang otentiklah yang mengilhami type cara berdoa ini dan bahwa ciri gerejawi para pelayan-pelayan sakramentalnya sungguh-sungguh dihormati dan bahwa karya-karya kasih dan keadilan tidak ditinggalkan. Lebih jauh, dinamika dan kemurahan kelompok-kelompok ini tidak menghalang-halangi prakarsa-prakarsa lain dalam menyemangati komunitas-komunitas paroki. Tetapi dengan pembedaan yang perlu, orang dapat berbicara tentang rahmat yang tepat tercurah untuk menguduskan Gereja dan membaharui dalam dirinya selera berdoa melalui –dengan bantuan Roh Kudus— penemuan kembali pengertian tentang pemberian cuma-cuma, penemuan kembali pujian penuh sukacita, penemuan kembali kepercayaan dalam doa syafaat dan ini menjadi sumber baru dari pewartaan Injil. &&&&&&&&&& 90 Sebagaimana saya katakan dihadapan sebagian dari kamu bulan Oktober yang lalu, Gereja dan dunia membutuhkan lebih dari pada yang sudah-sudah bahwa “mujizat Pentekosta diteruskan dalam sejarah” (L’Osservatore Romano 24 Oktober 1974). Sebenarnya, orang modern, yang dimabukkan oleh penaklukannya, mengakhiri dengan berimaginasi, menurut ungkapan yang digunakan oleh Konsili terakhir, “manusia menjadi tujuan bagi dirinya sendiri; ialah satu-satunya perancang dan pelaksana riwayatnya sendiri” (Gaudium et Spes 20,1). Aduuuh! Allah menjadi orang asing dalam hidup orang-orang yang karena tradisi tetap mengakui keberadaanNya tetapi tidak menyembahNya. Orang demikian banyak jumlahnya. Tidak ada sesuatu yang lebih perlu bagi dunia semacam itu, yang semakin menjadi sekuler, dari pada kesaksian “pembaruan 15 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus rohani” ini, yang digerakkan oleh Roh Kudus dewasa ini, didaerahdaerah dan dilingkungan-lingkungan yang bermacam-macam. Manifestasi-manifestasinya bervariasi : persatuan jiwa-jiwa yang mendalam, kontak yang dekat dengan Allah dalam kesetiaan kepada komitmen yang diucapkan sewaktu menerima sakramen Baptis, dalam doa yang sering merupakan doa komunitas, dimana setiap orang mengungkapkan doanya secara bebas, menolong, mendukung dan memelihara doa orang-orang lain dan atas dasar segalanya, keyakinan pribadi. Keyakinan ini mempunyai akarnya tidak hanya dalam instruksi yang diterima oleh iman tetapi juga dalam pengalaman tertentu dari kehidupan yang nyata, yaitu bahwa tanpa Allah manusia tak dapat berbuat apa-apa dan sebaliknya bersama Allah segala sesuatu menjadi mungkin. Karena itu kita perlu memuji Allah dan bersyukur kepadanya dengan merayakan perbuatanperbuatan ajaib yang dikerjakan Allah dimana-mana disekitar kita dan dalam diri kita. Keberadaan manusia menemukan lagi relasinya dengan Allah, apa yang disebut “dimensi vertikal”. Tanpa dimensi vertikal ini manusia dimutilasi tak terobati. Tentu saja bukannya bahwa pencarian Allah ini nampak sebagai keinginan untuk memiliki, tetapi merupakan kerinduan menyambut Allah secara tulus murni, Allah yang mengasihi kita dan dengan bebas memberikan diriNya kepada kita. Karena Allah mengasihi kita, Dia memberikan kepada kita kehidupan secara cuma-cuma dan kita menerimanya dengan kesetiaan yang disertai dengan kerendahan hati. Dan kesetiaan ini harus dapat mempersatukan perbuatan dan iman menurut ajaran Santo Yakobus : ”Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati “(Yak 2:26). Liturgi adalah titik pusat semua kegiatan Gereja. Bersatu dengan Kristus dan bersatu dengan yang lain, kita menempatkan diri kita dihadapan Bapa sorgawi dan mempersembahkan kepadaNya kidung syukur dan pujian kita. Kita juga membawa kepadaNya keinginan-keinginan dan kebutuhankebutuhan kita. Dalam Misa ini, dimana kita menghormati St Ignatius dari Antiokia, saya berdoa bagi orang muda diseluruh dunia dan secara khusus bagi mereka yang berada dalam Gereja. Kita mohon kepada Allah, Bapa kita, untuk menarik mereka lebih dekat kepada diriNya dan kepada hati PuteraNya, Tuhan kita Yesus Kristus. Sekarang untuk menyiapkan diri kita merayakan misteri suci ini marilah kita buka pikiran kita dan hati kita kepada Allah.......... Pidato pembukaan bapak Paus kepada kaum muda menciptakan suasana untuk bersyukur dan memuji Tuhan kita Yesus Kristus. Kaum muda mengungkapkan ini dengan hati, tangan, tubuh dan mulut mereka. Puncak waktu ibadat yang istimewa ini terjadi langsung sesudah komuni. Inilah momen yang khusus dan panjang yaitu pencurahan Roh Kudus. Ratusan orang memuji Tuhan dengan bersenandung dalam bahasa roh dan puji-pujian yang diungkapkan secara lahiriah. Pada saat Misa sudah selesai orang-orang dipenuhi Rohh Kudus dan bersemangat memuji Tuhan. Hati mereka meluapluap berkelimpahan penuh syukur kepada Allah. Mereka mengungkapkan rasa terimakasih mereka kepada bapak Paus dengan tepuk tangan yang hangat sewaktu beliau meninggalkan “Sala Clementina.” &&&&&&&&&& Kalau begitu bagaimana “pembaruan rohani” ini tidak menjadi berkat bagi Gereja dan bagi dunia? Dalam kasus ini bagaimana kita dapat menggunakan semua sarana agar “pembaruan rohani “ itu tetap menjadi berkat bagi Gereja dan bagi dunia? 15 89 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 20 “Suatu suka cita berada bersama dengan kamu hari ini” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Konferensi Kaum Muda Karismatik, Roma 17 Oktober 1985. Tahun 1985 diumumkan oleh PBB sebagai “Tahun Internasional Kaum Muda”. Pada kesempatan ini Paus Yohanes Paulus II menyatakan keinginan beliau bahwa keuskupan-keuskupan dan gerakan-gerakan dengan aktif merayakan “anugerah kaum muda” dalam Gereja dan dalam dunia sekarang ini. Karena itu ICCRO, atas nama Pembaruan Karismataik Katolik sedunia, memutuskan untuk mengorganisir suatu Konsultasi para Pemimpin Kaum Muda di Roma. Konsultasi itu berlangsung dari tgl 15 sampai 19 Oktober. Hampir 400 peserta dari tujuh puluh satu negara, setiap benua diwakili, hadir berbagi iman Kristiani mereka. Bermacam-macam bahasa, budaya, latar belakang sosial menyediakan banyak kesempatan untuk karya Roh Kudus yang mempersatukan dan yang berakibat persekutuan hati dan budi (kemudian diungkapkan dalam surat yang mereka tulis kepada kaum muda seluruh dunia) mencapai titik puncak pada Ekaristi teristimewa dirayakan bersama mereka dan untuk mereka oleh Paus Yohanes Paulus II. Salam pembukaan dalam Misa yang dirayakan bapak Paus di “Sala Clementina” adalah sebagai berikut: Saudara-saudari terkasih Pada kesempatan Konferensi Internasional Kaum muda yang diselenggarakan di Domus Pacis di Roma dan diorganisir oleh ICCRO, kamu telah menyatakan keinginanmu untuk berdoa bersama dengan Paus. Saya berbahagia menyambut kamu pagi ini sewaktu kamu ikut serta dengan saya dalam perayaan Ekaristi ini. Dalam Tahun Internasional Kaum muda ini saya senang sekali menyambut kamu, yang menjadi pemimpin-pemimpin kaum muda dalam Gereja. Kamu sadar betul-betul bahwa orang-orang muda menikmati tempat khusus dalam hati saya. Itulah sebabnya saya mempunyai keinginan besar untuk menawarkan penyemangatan dan dukungan kepada para pemimpin kaum muda seperti kamu semua. Kamu boleh merasa yakin dan pasti bahwa saya sering berdoa untuk kamu dan betapa menggembirakan berada bersama dengan kamu hari ini. 88 Maka Bangkitlah Petrus Putra-putriku terkasih, Roh Kudus akan menunjukkan sarana-sarana kepadamu, menurut kebijaksanaan orang-orang yang ditetapkan Roh Kudus menjadi “penilik untuk menggembalakan jemaat Allah” (Kisah 20:28). Sebab Roh Kuduslah yang mengilhami Santo Paulus dengan petunjuk-petunjuk yang tepat yang saya peringatkan kepadamu. Kesetiaan kepada mereka akan menjadi bagimu jaminan terbaik untuk masa depan. Kamu tahu betapa tingginya Santo Paulus menghargai “karuniakarunia rohani” : “Jangan memadamkan Roh”, tulis Paulus kepada orang-orang di Tesalonika (1Tes 5:19), dan dengan segera dia menambahkan: “Ujilah segala sesuatu; peganglah yang baik”(1Tes 5:21). Karena itu dia berpendapat bahwa discernment selalu perlu dan Santo Paulus mempercayakan pengawasan kepada mereka yang diangkat menjadi pemimpin komunitas (1Tes 5:12). Beberapa tahun kemudian, dengan orang-orang Korintus Paulus membahas lebih rinci lagi: khususnya Paulus menyatakan kepada mereka tiga prinsip. Dengan tiga prinsip ini mereka akan lebih mudah dapat melakukan discernment yang sangat diperlukan. Prinsip pertama : Kesetiaan kepada ajaran iman yang otentik (1Kor 12,1-3). Semuanya yang bertentangan dengan ajaran iman yang otentik bukan berasal dari RohKudus. Dia yang membagikan karuniakaruniaNya adalah Pribadi yang sama yang mengilhami Kitab Suci dan yang membantu Wewenang Mengajar (Magisterium) Gereja yang hidup. Menurut iman Katolik, Kristus telah mempercayakan kepada Wewenang Mengajar Gereja, penafsiran Kitab Suci yang benar (bdk Dei Verbum 10). Itulah sebabnya kamu membutuhkan pendidikan doktrinal yang semakin lengkap, seksama dan cermat: biblis, spiritual dan teologis. Hanya pendidikan seperti itu, yaitu pendidikan yang otentik yang harus dijamin oleh Hirarki akan melindungi kamu sekalian dari penyimpangan-penyimpangan, yang memang selalu mungkin, dan akan memberikan kepadamu kepastian dan suka cita dalam melayani pewartaan Injil “tanpa meninju udara” (1Kor 9:26) 17 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Prinsip kedua : Semua karunia rohani harus diterima dengan penuh rasa syukur. Dan kamu semua tahu bahwa daftar karunia-karunia yang diberikan itu panjang (1 Kor 12:4-10; 28-30), tanpa menyebut sudah lengkap (bdk Rom 12:6-8; Ef 6:11). Namun demikian, karunia-karunia yang diberikan “untuk kepentingan bersama”, tidak semua orang memperolehnya pada tingkat yang sama. Maka orang-orang Korintus harus “ dengan sungguh-sungguh menginginkan karuniakarunia yang lebih tinggi” (1Kor 12:31), karunia-karunia yang paling berguna untuk komunitas (1Kor 14:1-5). Prinsip ketiga: Prinsip ketiga ini prinsip yang paling penting dalam pikiran Santo Paulus. Prinsip ketiga ini telah mengilhami satu dari halaman-halaman terindah, tanpa ragu sedikitpun, dalam semua literatur, yang oleh seorang penerjemah diberi judul yang menggairahkan : “Kasih membubung tinggi diatas segala-galanya”. Betapapun karunia-karunia rohani itu sangat diinginkan - dan memang demikian - hanya kasih cinta, agape, menjadikan orang Kristen sempurna, kasih cinta itu saja membuat orang “berkenan pada Allah”, ”gratia gratum faciens”, sebagaimana dikatakan oleh para ahli teologi. Sebab kasih ini tidak hanya melulu menghadirkan suatu karunia Roh; kasih ini menyangkut kehadiran yang aktif dari pribadiNya dalam hati orang Kristiani. Bapa-bapa Gereja berlomba-lomba satu dengan yang lain dalam menjelaskan ayat-ayat ini. Menurut Santo Fulgentius, mengutip hanya satu contoh saja “Roh Kudus dapat menganugerahkan semua macam karunia-karunia tanpa diriNya hadir; sebaliknya ia membuktikan bahwa Roh Kudus hadir melalui rahmat, bila Ia memberikan kasih”. Hadir dalam jiwa, Ia memberikan, dengan rahmat, kehidupan Allah Tritunggal itu sendiri, kasih yang sama dengan mana Bapa mengasihi Putera dalam Roh (bdk Yoh 17:26), kasih dengan mana Kristus mengasihi kita dan dengan mana kita dapat dan harus mengasihi saudara-saudara kita (bdk Yoh 13:34), ”bukan dalam perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”(1 Yoh 3:18). 17 Karena itu, sekarang terserah kepadamu, pertama-tama berusaha bagaimana menafsirkan arti yang harus diberikan kepada Pembaruan rohani dan bagaimana menyesuaikannya, seperti saya sendiri katakan: “model pertumbuhan dan perkembangan yang sepenuhnya terbuka terhadap semua kekayaan kasih Allah dalam Gerejanya.” Pada giliranmu, kamu yang bertanggungjawab atas kesatuan, masing-masing ditempatnya, harus melakukan pekerjaan pembedaan. Tanggung jawab para imamlah menjamin karakter gerejawi dari setiap kelompok umat beriman. Hendaklah mereka memberi perhatian besar kepada segi tanggung jawab mereka. Hendaknya mereka melaksanakan dengan gembira pelayanan sakramental dalam kelompok-kelompok dan komunitaskomunitas serta perkumpulan-perkumpulan yang memintanya dan hendaknya mereka melakukannya atas persetujuan dengan kamu. Perananmu yang lain ialah menyemangati Pembaruan. Para biarawan dan biarawati yang bergabung dalam Pembaruan rohani tidak harus mengendurkan ikatan dengan karisma-karisma religius mereka. Atau menjadi merosot dalam menghayati kaul ketaatan kepada para superior mereka yang sah. Kami harus hati-hati mengungkapkan dengan kata-kata arti yang benar dalam bahasa Gereja. Perbendaharaan kata hidup religius tidak selalu cocok dengan bentuk bentuk baru dari kelompok-kelompok ini yang masih sedang mencari identitas kanonik mereka. Sesudah membicarakan soalsoal ini, marilah bersukacita menyatakan bahwa hidup doa sedang kembali lagi ketempat yang sentral dalam Gereja. Tanpa berbalik kepada Roh Kudus, yang sungguh-sungguh merupakan jiwa Gereja, bagaimana Gereja ini dapat memperlihatkan dinamikanya dan kebijaksanaan apostoliknya? Agaknya hal ini tidak mengurangi tugas teologis yang tentangnya saya telah bicarakan. Keduanya dapat berjalan bersama-sama......Dan melalui Maria, Bunda Gereja, Roh Kudus membimbing orang-orang Kristiani untuk menemukan lagi sukacita dan dinamika rahmat baptis baru mereka. &&&&&&&&&& 87 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Lagipula tak seorangpun dapat secara eksklusif menjadikan miliknya sendiri warisan rohani yang menjadi milik seluruh Gereja. Jika karya Roh menjadi jelas dalam cara bagaimana kelompok-kelompok dan bahkan komunitaskomunitas umat beriman ini bertumbuh, kemurahan hatiNya jugalah yang membuat jumlah umat Kristiani yang terus bertambah karena kasih kepada Tuhan dan dalam semangat iman dan doa membaktikan diri mereka untuk mengerjakan pekerjaan Gereja, dalam berbagai macam pelayanan dalam liturgi, dalam katekese, dalam gerakan-gerakan Kristiani dan dalam karya amal diparoki dan dikeuskupan dan bahkan yang dapat menjangkau lebih jauh dari itu.”Pentinglah menyadari sikapmu yang saling melengkapi dan membangun ikatan-ikatan......,tidak hanya saling menghargai dan dialog, tetapi juga membangun keharminisan dan kerjasama yang nyata” seperti saya katakan kepada kaum awam di Paris. Keberadaan Pembaruan rohani menarik bagi komunitas-komunitas umat beriman, lebih-lebih karena mereka memang membutuhkan Pembaruan rohani itu dan karena kebangkitan kembali mutu kehidupan rohani umat Kristiani. Komunitas–komunitas adalah bagian yang integral dari Gereja. Dan Gereja menarik bagi komunitas-komunitas yang mempromosikan pembaruan ini dengan lebih bersemangat. Tidaklah tepat bahwa aliranaliran, yang vitalitasnya membuat kita terkagum-kagum, harus dicampur dengan air yang mengalir dari sumber-sumber yang lain. Misalnya, ketidakpercayaan terhadap doktrin tertentu akan berisiko menimbulkan sentimen. Jika hal itu terjadi maka akan timbul kekacauan, campur aduknya antara emosi dan pengalaman rohani, dan hal ini akan sangat merugikan. Demikian juga keinginan untuk dengan segera mendapatkan kemanjuran dan sejenis keajaiban-keajaiban tertentu atau hal-hal yang luar biasa dapat berakibat melupakan kebenaran yaitu pematangan atau pendewasaan Sabda Allah dalam hati orang-orang percaya bergerak lambat dan diam-diam. Jika terkadang terjadi bahwa Roh Kudus dengan mendadak tiba-tiba masuk kedalam hidup pria dan wanita, yang menghasilkan pertobatan, orang tidak boleh mengabaikan baik persiapan-persiapan jangka pendek maupun jangka panjang yang pada umumnya digunakan Roh kudus. Dengan persiapan-persiapan itu orang bekerjasama dengan Roh kudus. Iman bersandar pada waktu. Singkat kata, semua hal-hal ini bergantung pada pembedaan roh-roh. Orang harus mengingat-ingat aturan emas yang dirumuskan oleh Rasul Santo Paulus: ”Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama”(1 Kor 12:7). 86 Ya, pohon dinilai dari buah-buahnya dan St Paulus berkata kepada kita bahwa “buah Roh adalah kasih”(Gal 5:22), demikianlah dia melukiskan dalam kidung kasihnya. Adalah kasih yang menguduskan semua karuniakarunia yang diberikan Roh Kudus kepada siapa saja Dia mau, sebab kasihlah yang membangun (bdk 1 Kor 8:1), sesudah Pentekosta, kasihlah yang membuat orang-orang Kristen pertama menjadi suatu komunitas “yang bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan” (bdk Kis 2:42), ”semua sehati sejiwa” (bdk Kis 4:32). Setialah pada petunjuk-petunjuk rasul agung St Paulus ini. Dan menurut ajaran St Paulus juga, setialah dan sering-seringlah menghadiri perayaan Ekaristi dengan pantas. (bdk 1 Kor 11:26-29). Itulah jalan yang dipilih oleh Tuhan supaya kita memiliki hidupNya dalam diri kita (bdk Yoh 6:53). Demikian juga terimalah sakramen rekonsiliasi dengan penuh kepercayaan. Sakramen-sakramen ini mengajarkan kepada kita bahwa rahmat datang kepada kita dari Allah, melalui pengantaraan Gereja. Putra-putriku yang terkasih, Dengan pertolongan Tuhan, dikuatkan oleh pengantaraan doa Maria, Bunda Gereja dan dalam persatuan iman, kasih dan kerasulan bersama para gembalamu, kamu pasti tidak akan berbuat kesalahan. Dan dengan demikian kamu akan memberikan sumbanganmu kepada pembaruan Gereja, Yesus adalah Tuhan! Alleluia! &&&&&&&&&& Pidato bapak Paus dalam bahasa Spanyol diringkas dalam bahasa Inggris. Putra-putriku yang terkasih Pada kesempatan Konferensi Internasionalmu yang ketiga kamu semua ingin datang kesini untuk menunjukkan kasihmu kepada Gereja dan Tahta Petrus. Keinginanmu ini untuk menyatu dengan Gereja adalah tanda yang otentik dari tindakan Roh Kudus, yang berkarya dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus. Semua pembaruan rohani yang perlu untuk Gereja dan dunia dewasa ini harus berasal dari dasar persekutuan gerejawi yang kokoh kuat, yaitu persekutuan roh dan tujuan dalam kesetiaan mutlak kepada doktrin iman. 19 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dari sini dicarilah sarana yang perlu untuk menghadirkan Allah dalam hati umat. Kehadiran Allah ini harus dipelihara dengan mengolah nilainilai adikodrati oleh hubungan yang intim dengan Allah dan oleh doa. Semua ini membuat manusia mampu untuk mengatasi yang manusiawi dan menempatkannya dalam perspektif yang benar dihadapan Allah dan dihadapan orang-orang lain. Bekerjasamalah atas cara ini untuk membangun Gereja. Sampai disini bapak Paus melanjutkan pidatonya dalam bahasa Inggris sbb: Putra-putriku yang terkasih, Saya berbahagia menyambut kamu dalam kasih Yesus Kristus dan dalam namaNya menyampaikan kepadamu sepatah kata untuk menyemangati dan memberikan dorongan bagi hidup Kristianimu. Kamu berkumpul disini di Roma dibawah tanda Tahun Suci; kamu sedang bekerja keras dalam persatuan dengan seluruh Gereja untuk pembaruan : pembaruan rohani, pembaruan yang otentik, pembaruan Katolik, pembaruan dalam Roh Kudus. Demikian juga saya mengetahui bahwa kamu ingin membuka hatimu untuk ber-rekonsiliasi dengan Allah dan sesamamu baik sesama pria maupun sesama wanita. Bagi kita semua pembaruan dan rekonsiliasi merupakan perkembangan lebih lanjut rahmat adopsi ilahi, rahmat Baptisan sakramental kita “kedalam Yesus Kristus” dan “kedalam kematianNya” (Roma 6:3) agar supaya kita “dapat hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4). Hargailah selalu Sakramen Baptis ini dan anggaplah sangat penting urgensi yang dibebankan oleh Sakramen Baptis ini. Santo Paulus sangat jelas : ”Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” (Roma 6:11). Ini merupakan tantangan besar bagi penghayatan hidup Kristiani sejati yang berdasarkan sakramen, dari mana kita harus mendapatkan makanan oleh Tubuh dan Darah Kristus, diperbaharui oleh Sakramen Tobat, ditopang oleh rahmat Sakramen Penguatan dan disegarkan oleh doa. Ini merupakan tantangan untuk membuka hatimu bagi saudara-saudarimu yang berkekurangan. Tidak ada batas terhadap tantangan kasih : kaum papa dan miskin dan orang-orang yang menderita baik yang jauh maupun yang dekat disekitarmu, semua berteriak kepadamu sebagai saudara dan saudari dalam Kristus meminta bukti kasihmu, meminta sabda Allah, 19 Dokumen 19 “Sungguh Roh berkarya dalam semua manifestasi ini” Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Selatan, Roma 16 Desember 1982. Dalam audiensi yang diberikan kepada para Uskup Perancis Selatan dalam kunjungan “ad limina” kepada Pengganti Petrus, Paus Yohanes Paulus II berbicara tentang Pembaruan rohani, dengan menyinggung apa yang beliau katakan kepada para pemimpin Pembaruan dalam Konferensi Internasional IV tahun 1981. Saya menyinggung tentang pencarian rohani yang bersemangat yang diperhatikan oleh banyak orang Kristiani. Secara konkrit saya menunjuk kepada Pembaruan rohani, tetapi saya juga berpikir tentang kelompok-kelompok doa yang banyak jumlahnya, beranekaragam komunitas-komunitas, lokakarya-lokakarya dan pertemuan-pertemuan yang dibaktikan kepada doa, banyaknya retret-retret yang terjadi dalam biara-biara dan tempat-tempat Pembaruan rohani yang lain, tempat-tempat ziarah yang baru. Juga saya mengacu kepada penemuan kembali kehidupan doa. Jika semua ini harus dipelihara dan dijaga, pertama-tama, inilah rahmat yang datang pada saat yang tepat untuk menguduskan Gereja. Kami tidak dikejutkan olehnya: ”Roh itu tinggal dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah”....Roh Kudus membuat Gereja bertumbuh dan terus-menerus meremajakannya” (Lumen Gentium 4). Roh terus berkarya dalam Gereja melalui aliran-aliran spiritual ini dan untuk itu kami bersyukur. Dalam aliran-aliran spiritual ini menjadi jelas bahwa sukacita doa dilahirkan kembali: doa, baik doa pribadi maupun doa bersama, doa pujian dan doa syafaat dan doa yang mengarah kepada doa kontemplasi dan yang menjadi sumber pewartaan Injil. Sungguh, Roh berkarya dalam semua manifestasi ini asal aliran-aliran spiritual tsb didasarkan atas firman Allah dan dikuatkan oleh sakramensakramen dan berakar dalam Gereja. 85 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Kamu harus mengucapkan doa ini setiap hari dalam hidupmu” . Saya masih tetap taat kepada perintah ini yang ayah perintahkan hampir 50 tahun yang lalu, yang saya percayai sangat berharga. Ini merupakan inisiasi rohani saya yang pertama, maka saya dapat mengerti semua karisma yang berbeda-beda. Semua karunia itu merupakan bagian dari kekayaan Tuhan. Saya yakin bahwa gerakan ini merupakan suatu tanda karya Allah. Dunia sangat membutuhkan karya Roh Kudus ini dan dunia membutuhkan banyak alat-alat untuk karya ini. Situasi didunia adalah berbahaya, sangat berbahaya. Materialisme bertentangan dengan dimensi kekuatan manusiawi yang sejati dan ada banyak macam-macam materialisme yang berbeda-beda. Materialisme adalah penyangkalan terhadap yang rohani dan itulah sebabnya kita membutuhkan tindakan Roh Kudus. Sekarang saya melihat gerakan ini, kegiatan ini dimana-mana. Dinegara saya sendiri saya melihat kehadiran istimewa Roh Kudus. Melalui tindakan ini, Roh Kudus masuk kedalam roh manusia dan dari saat itu kita mulai hidup lagi, mulai menemukan diri kita sendiri, menemukan identitas kita, menemukan seluruh kemanusiaan kita secara total. Maka dari itu saya yakin bahwa Gerakan ini merupakan komponen yang sangat penting dalam pembaruan total Gereja, dalam pembaruan rohani Gereja. Pada akhir audiensi disediakan waktu untuk berdoa, dimana semua anggota kelompok menyanyikan kidung Magnificat bersama-sama. Kemudian bapak Paus memberikan berkatnya dan dengan hangat memeluk setiap orang yang hadir sambil mengucapkan kata-kata khusus kepada setiap orang yang hadir itu. ”Saya harap kamu akan datang mengunjungi saya lagi”, katanya ketika beliau meninggalkan ruangan. Kata-kata terakhirnya dalam bahasa Italia: ”Lodato sia Gesu Cristo!”, Terpujilah Yesus Kristus! meminta roti, meminta hidup. Mereka meminta untuk melihat pantulan kasih Yesus yang memberikan diri, kasih Yesus yang mengorbankan diri, kasih Yesus kepada BapaNya dan kasih kepada saudara-saudariNya. Ya, putra-putriku terkasih, Inilah kehendak Yesus agar dunia melihat pekerjaanmu yang baik, tindakanmu yang baik, bukti hidup Kristianimu, dan memuliakan Bapa yang ada disurga (bdk Mat 5:16). Ini sungguh merupakan pembaruan rohani dan hanya melalui Roh Kudus pembaruan rohani itu dapat dilaksanakan. Itulah sebabnya saya tidak henti-hentinya mendesak kamu supaya dengan sungguh-sungguh “berusahalah untuk memperoleh karuniakarunia yang paling utama” (1Kor 12:31). Inilah pikiran saya kemarin, ketika pada Hari Raya Pentekosta saya berkata : ”Ya, inilah hari yang penuh sukacita, tetapi juga hari ketetapan hati dan kebulatan tekad: membuka diri kita bagi Roh Kudus, membuang apa yang bertentangan dengan tindakan Roh Kudus dan mewartakan, dalam keaslian hidup Kristiani kita sehari-hari,bahwa Yesus adalah Tuhan”. Sampai disini teks resmi dari bapak Paus berakhir dan Paus kemudian menyampaikan pidatonya yang pendek dalam bahasa Itali kepada para peziarah yang hadir di Basilik St.Petrus, baik para peziarah dari kelompok Karismatik maupun para peziarah lain yang kebetulan hadir disana. Kami dapat melaporkan hanya versi bahasa Inggris yang diambil dari buku “Open the Windows”, yang diedit oleh Killian McDonnell, sebab versi asli dalam bahasa Itali tidak direkam oleh sumber yang resmi. Putra-putriku yang sangat saya kasihi, Ijinkan saya menambahkan beberapa kata dalam bahasa Italia, yang sebenarnya merupakan dua buah pesan. Satu pesan untuk para peziarah dari kelompok Karismatik dan pesan yang lain untuk para peziarah yang hadir secara kebetulan pada sidang agung ini. &&&&&&&&&& Pesan pertama untuk Kelompok Karismatik: Renungkanlah nama yang terdiri dari dua bagian, dimana kamu terlibat yaitu “Pembaruan Rohani”. Dimana menyangkut Roh Kudus, saya segera siap penuh perhatian, segera berbahagia untuk menyambut kedatangan RohKudus. Lebih dari itu, saya mengundang Dia, saya berdoa kepadaNya, 84 21 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus saya tidak menginginkan apa-apa lagi kecuali agar orang-orang Kristiani, orang-orang yang percaya mengalami kesadaran, penyembahan, sukacita yang lebih besar melalui Roh Allah diantara kita. Apakah kita telah melupakan Roh Kudus? Pasti tidak! Kita menginginkan Dia, kita menghormati Dia, kita mengasihi Dia dan kita memohon kepadaNya. Kamu dengan devosimu dan semangatmu, kamu ingin hidup dalam Roh... dan disinilah bagian kedua dari namamu masuk yaitu pembaruan. Pembaruan ini harus meremajakan dunia. Pembaruan harus memberikan kembali spiritualitas, jiwa, pikiran religius kepada dunia. Pembaruan harus membuka bibirnya yang tertutup untuk berdoa dan membuka mulutnya untuk menyanyi, untuk bersukacita, untuk berkidung dan untuk bersaksi. Akan sangat kebetulan bagi jaman kita, bagi saudara-saudara kita, bahwa ada generasi, generasimu orang-orang muda, yang menyerukan kepada dunia kemuliaan dan kebesaran Allah Pentekosta. Dalam kidung yang saya baca tadi pagi dalam doa brevir yang bertanggal jamannya St. Ambrosius dalam abad ke-empat, ada ungkapan yang sangat sulit untuk diterjemahkan, meskipun sangat sederhana: Laeti, yang berarti “dengan sukacita”, bibamus, “marilah kita minum”, sobriam, yang berarti “tidak memabukkan”, profusionem spiritus, yang berarti “pencurahan Roh”. Laeti bibamus sobriam profusionem spiritus. Ini dapat menjadi rumus yang menunjukkan programmu. Pesan yang kedua Pesan yang kedua ini ditujukan kepada para peziarah yang hadir pada sidang agung ini yang tidak termasuk dalam gerakanmu. Mereka harus mempersatukan diri mereka dengan kamu untuk merayakan pesta Pentekosta—pembaruan rohani dunia, pembaruan rohani masyarakat kita, pembaruan rohani jiwa kita —sedemikian rupa sehingga mereka juga, para pejiarah yang saleh pada pusat iman Katolik ini dapat menghidupi diri mereka sendiri dengan semangat besar dan energi rohani dengan mana kita harus menghayati agama kita. Saya akan mengatakan ini saja: dewasa ini orang atau menghayati imannya dengan kesetiaan, kedalaman, energi dan sukacita, atau iman itu akan mati. 21 &&&&&&&&&& Dokumen 18 “Suatu revolusi pengungkapan iman yang hidup” Audiensi privat Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO, Roma 11 Desember 1979. Pada tgl 11 Desember 1979, Dewan Internasional, bersama dengan Kardinal Leon Joseph Suenens, mengadakan pertemuan dengan Paus Yohanes Paulus II. Dalam Pertemuan ini, VCD yang berdurasi empat puluh menit tentang Pembaruan Karismatik, yang secara khusus dipersiapkan untuk kesempatan ini, diperlihatkan kepada Bapa Suci. Kemudian, berhubungan dengan musik, gerak-isyarat dan pembicaraan yang dipertunjukkan dalam film itu, beliau berkata: Terima kasih! Itulah ungkapan iman. Sungguh, nyanyian, kata-kata, gerak-isyarat. Bagaimana orang mengatakannya? Saya dapat mengatakan bahwa itulah revolusi ungkapan iman yang hidup. Kita berkata bahwa iman adalah soal inteligensi dan terkadang juga soal hati, tetapi dimensi ekspresif dari iman ini telah tiada. Dimensi yang ekspresip dari iman ini berkurang, sungguh dihalang–halangi. Sekarang kita dapat berkata bahwa Gerakan ini ada dimana-mana, juga dinegara saya. Tetapi disana berbeda. Di Polandia, tidaklah sedemikian ekspresif seperti dalam VCD tadi, tetapi masih hal yang sama — sesuatu seperti edisi yang lain dari buku yang sama. Sesudah kata-kata ini,menyusul salam, informasi mengenai pembaruan dan dialog yang tidak resmi tentang aspek-aspek yang berbeda dari pembaruan. Kemudian Bapak Paus memberikan komentar sbb: Inilah pertemuan saya yang pertama dengan kamu, Karismatik Katolik. Pertama, ijinkanlah saya menjelaskan kehidupan karismatik saya sendiri. Saya selalu termasuk dalam Pembaruan dalam Roh Kudus ini. Pengalaman saya sendiri sangat menarik. Ketika saya masih sekolah, pada usia 12 atau 13 tahun, kadang-kadang saya mempunyai kesulitan dalam studi saya, secara khusus dalam mata pelajaran matematik. Bapak saya memberikan kepada saya buku tentang doa. Dia membuka buku menunjukkan pada halaman dan berkata kepada saya : ”Ini ada doa kepada Roh Kudus. 83 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 17 Dokumen 3 “Agar kesaksian Injili menjadi sempurna adanya” “Aku ingin melihat kamu.........” (Roma 1:11) Telegram dari Kardinal Jean Villot, Sekretaris Negara, kepada para peserta Konferensi Internasional III para Pemimpin, Dublin,18 Juni 1978. Audiensi pertama Paus Yohanes Paulus II dengan Pembaruan Karismatik di Italia, 23 Nopember 1980. Seratus tujuh puluh lima pemimpin dari enam puluh negara berkumpul di Dublin, Irlandia, untuk Konferensi Internasional ketiga. Paus Paulus VI mengirim telegram kepada para peserta melalui Kardinal Jean Villot, Sekretaris Negara pada waktu itu. Saudara dan saudari terkasih, Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kunjungan yang penuh sukacita ini dan teristimewa atas doa-doa yang kamu panjatkan kepada Tuhan untuk saya dan untuk tanggung jawab pelayanan pastoral saya. Saya akan katakan kepadamu bersama Santo Paulus bahwa “saya ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu, yaitu, supaya aku ada diantara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu atau imanku” (Roma 1:11-12). Bapa Suci mengirimkan salam sukacita dan damai kepada mereka yang mengambil bagian dalam Konferensi Internasional Pembaruan Karismatik dalam Gereja Katolik. Beliau mengucapkan terima kasih kepada Allah atas karunia-karunia ilahi yang sedang bekerja dalam kehidupan banyak putra-putri Gereja Katolik. Bapa Suci berdoa agar buah-buah yang melimpah dari Roh Kudus menopang para peserta dalam kehidupan Kristiani, kehidupan sakramental yang sejati, membimbing mereka terus untuk tumbuh dalam cara yang peka sesuai dengan besarnya kebutuhan seluruh Tubuh Kristus dan yang memperkuat mereka dalam kerjasama total dengan hirarki dan dalam kesatuan gerejawi dengan seluruh Gereja. Bapa Suci berdoa juga agar dengan sarana pencurahan Roh Kudus, kesaksian Injili dari semua para peserta menjadi sempurna adanya, sampai tingkat sedemikian rupa sehingga mereka dapat secara berhasil guna mewartakan kehidupan Kristiani yang asli dalam hidup mereka sehari-hari bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Dengan perasaan ini, Bapa Suci dengan senang hati menyampaikan Berkat Apostoliknya. &&&&&&&&&& Pagi ini saya sangat bergembira menghadiri sidangmu ini, dimana saya dapat melihat orang-orang muda, orang dewasa, orang tua, pria dan wanita, bersatu dalam pengakuan iman yang sama, ditopang oleh kerinduan akan pengharapan yang sama, diikat bersama oleh ikatan cintakasih yang “telah dicurahkan didalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5) Kita tahu bahwa berkat pencurahan Roh Kudus ini kita memperoleh pengalaman akan kehadiran Kristus yang semakin mendalam, sehingga kita dapat bertumbuh setiap hari dalam pengenalan yang penuh kasih akan Bapa disorga. Karena itu benarlah gerakanmu secara istimewa menaruh perhatian kepada tindakan yang misterius tapi nyata,yang dilakukan oleh Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal Kudus dalam kehidupan orang-orang Kristen. Kata-kata Yesus dalam Injil jelas:”Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu dan akan diam didalam kamu” (Yoh 14:16-17). 82 23 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Sebelum naik kesurga, Yesus berjanji lagi kepada para rasul bahwa mereka akan dibaptis “dengan Roh Kudus” (Kis 1:5) dan penuh dengan kuasaNya (Kis 2:2) mereka akan menjadi saksiNya diseluruh duinia, mulai berkata-kata “dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (Kis 2:4) Dalam buku Kisah para rasul Roh Kudus ditampilkan sebagai pribadi yang aktif dan bekerja dalam diri para pemimpin komunitas (bdk Kis 2:14-18; 4:5-22; 5:29-32; 9:17) maupun dalam diri para anggota umat beriman (bdk Kis 4:32-37; 10:45-47; 13:50-52). Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang Kristen dijaman itu melalui pengalaman-pengalaman ini mereka memperoleh keyakinan yang mendalam bahwa “orang yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9) dan karena itu Paulus mengatakan “jangan memadamkan Roh”(1 Tes 5:19),”jangan mendukakan Roh Kudus” (Ef 4:30) tetapi dipimpin oleh Roh (Gal 5:18), ditopang oleh pengharapan bahwa “sebab barang siapa menabur dalam Roh ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu”(Gal 6:8). Sebenarnya, Kristus mempercayakan kepada Roh Kudus perutusan menyelesaikan penciptaan baru, yang Dia sendiri telah memulainya dengan kebangkitanNya. Karena itu dari Roh Kudus harus diharapkan regenerasi yang progresip dari alam raya dan dari kemanusiaan, diantara “sudah” Paskah dan “belum” Parousia. Sangat penting bahwa kita orang-orang Kristen yang ditentukan oleh Penyelenggaraan ilahi untuk hidup dalam tahun-tahun yang menentukan dari millennium kedua ini harus menyegarkan kembali kesadaran mendalam akan jalan yang misterius melalui mana Penyelenggaraan Ilahi melaksanakan rencana keselamatan. Allah telah mengkomunikasikan diriNya dalam Kristus. BAGIAN II Dokumen 16 “Usaha yang dihargai” Surat ini menunjukkan bahwa Pembaruan Karismatik diterima oleh Gereja dan terutama sekali pembedaan (discernment) Kardinal Leon Joseph diakui. Adalah Kardinal Suenenslah yang mengawasi langkah pertama gerakan ini “untuk menjamin agar gerakan ini menjadi bagian yang integral dari kehidupan Gereja”. Kepada yang mulia saudaraku Leon Joseph Suenens Uskup Agung Malines-Brussels: Kami dengan penuh perhatian telah membaca surat yang anda kirimkan kepada kami tgl 15 April yang lalu mengenai Gerakan Pembaruan Karismatik. Kami tidak dapat membalas surat anda secepatnya. Kami sangat bergembira atas perhatian anda yang sedemikian besar dalam mengawasi Gerakan ini untuk menjamin bahwa Gerakan ini merupakan bagian yang integral dari kehidupan Gereja Katolik. Hari ini kami berbahagia mengatakan kepada anda betapa besar kami menghargai usaha anda ini. Kami mohon kepada Tuhan untuk memenuhi anda dengan rahmatNya dalam pelayanan gerejawi ini dan dari dalam hati kami, kami memperbarui Berkat Apostolik kami yang penuh kasih sayang untuk anda. &&&&&&&&&& Namun dengan memakai Roh Kuduslah bahwa Kristus yang telah bangkit, hidup dan berkarya secara permanen ditengah kita dan dapat menghadirkan diriNya sekarang dan disini dalam pengalaman manusiawi dalam sejarah. 23 81 Maka Bangkitlah Petrus Karena itu dengan sukacita yang mendalam dan rasa syukur yang sungguh-sunguh kita membaharui tindakan kita yang berdasarkan iman dalam Kristus Sang Penebus, sungguh sadar bahwa “tidak ada seorangpun yang berkata-kata ‘Yesus adalah Tuhan’ kecuali oleh Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Dialah yang menyatukan kita dalam satu tubuh dalam kesatuan panggilan Kristiani dan dalam kemajemukan karisma-karisma. Roh Kuduslah yang mengerjakan pengudusan dan kesatuan Gereja.(bdk Pontificale Romanum,”Ritus Confirmationis” 25.47). Konsili Vatikan II menaruh perhatian khusus pada beragam bentuk karya Roh Kudus dalam sejarah keselamatan. Konsili Vatikan II menekankan “Penyelenggaraan Ilahi yang menakjubkan” . Dengan Penyelenggaraan Ilahi ini Roh Kudus mendorong masyarakat untuk bergerak menuju keadilan, kasih dan kebebasan yang semakin maju. (Gaudium et Spes 26). Konsili Vatikan II melukiskan kehadiranNya yang berkarya dalam Gereja, yang didesak untuk melaksanakan rencana Ilahi (bdk Lumen Gentium 17) dengan melalui pengertian yang semakin mendalam akan wahyu (Dei Verbum 5,8) dan dijaga tetap utuh dalam arus waktu (bdk Lumen Gentium 25; Dei Verbum 10), berkat komitmen pengudusan (bdk Lumen Gentium 4,40) dan persekutuan dalam kasih yang selalu diperbarui (bdk Unitatis Redintegratio 2,4). Akhirnya Konsili menyatakan tindakan Roh Kudus dalam setiap orang beriman yang Roh Kudus dorong untuk kesaksian apostolis yang berani (bdk Apostolicam Actuositatem 3), dengan menguatkan mereka melalui sakramen-sakramen dan memperkaya mereka dengan “rahmat khusus.......Dengan karunia-karunia ini Roh Kudus membuat mereka pantas dan siap menjalankan berbagai macam tugas atau jabatan-jabatan yang perlu untuk pembaruan dan pembangunan Gereja“ (Lumen Gentium 12). 25 Maka Bangkitlah Petrus Putra-putriku yang terkasih, betapa luas perspektif terbuka dihadapan mata kita! Pasti ada risiko-risiko, karena aksi Roh Kudus terjadi “dalam bejana tanah liat” (bdk 2Kor 4:7), yang mungkin menghambat aksi ekspansinya yang bebas. Kamu tahu apa risikorisiko itu: pengalaman emosional akan yang Ilahi; pemburuan yang tidak terkendali hal-hal yang spektakuler dan yang luarbiasa; toleransi terhadap penafsiran Kitab Suci secara gegabah dan menyimpang; penarikan kedalam diri sendiri; menghindari komitmen apostolis; kepuasan mencintai diri sendiri yang mengisolasi diri dan menutup diri. Semuanya ini merupakan risiko yang muncul dihadapanmu. Saya mau berkata kepadamu bersama dengan St.Paulus:”Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik”(1Tes 5:21). Karena itu tetaplah bersikap terbuka dengan penuh syukur terhadap setiap karunia yang mau dicurahkan oleh Roh Kudus kedalam hatimu, namun dengan tidak pernah melupakan bahwa tidak ada karisma yang tidak diberikan untuk “kepentingan bersama”(1Kor 12:7). Bagaimanapun juga berusahalah untuk memperoleh “karuniakarunia yang paling utama” (1Kor 12:31). Sehubungan dengan ini kamu tahu apa yang nampak dalam halaman Kitab Suci yang semakin mengagumkan lagi: ”St Paulus menunjukkan jalan kasih, yang memberi arti dan nilai kepada karunia-karunia yang lain” (1 Kor 13:1-13). Dijiwai oleh kasih, kamu tidak hanya akan mendengarkan secara spontan dan penuh kepatuhan kepada mereka yang “oleh Roh Kudus diangkat menjadi penilik untuk mengurus Gereja Allah”(bdk Kis 20:28), tetapi kamu juga akan merasakan kebutuhan akan pengertian yang penuh perhatian terhadap saudara-dan saudarimu, dalam kerinduan untuk bersama dengan mereka “menjadi sehati dan sejiwa” (Kisah 4:32). Dari ini akan muncul pembaruan yang nyata yang diinginkan oleh Konsili Vatikan II dan kamu berusaha keras untuk menggairahkan usaha itu dengan doa, kesaksian dan pelayanan supaya pembaruan tsb terwujud. 25 Maka Bangkitlah Petrus “Pembaruan dalam Roh”, sebenarnya, seperti saya peringatkan dalam Himbauan Apostolis Catechesi Tradendae akan menjadi otentik dan akan mempunyai hasil yang nyata” dalam Gereja, yang tidak hanya sekadar menghasilkan karisma yang luar biasa, tetapi akan membuahkan jumlah umat beriman yang sebanyak mungkin, ketika mereka menempuh jalan hidup mereka sehari-hari berusaha dengan rendah hati, sabar dan tekun untuk semakin lebih baik mengetahui misteri Kristus dan memberi kesaksian mengenai misteri Kristus tsb. Sambil memohon untuk kamu dan komitmenmu, perlindungan yang penuh kasih dari Bunda Maria yang “melalui Roh Kudus” mengandung dalam rahimnya dan melahirkan Putera Allah yang menjadi manusia (bdk Luk 1:35), dengan senang hati saya memberikan Berkat Apostolik saya dan menyampaikannya kepada mereka semua yang menjadi anggota gerakan dan kepada semua orang yang anda kasihi dalam Tuhan. &&&&&&&&&& 27 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 4 “Reputasimu mendahului kamu........” Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke IV para Pemimpin Karismatik, Roma 7 Mei 1981. Saudara-saudari terkasih, Dalam sukacita dan damai Roh Kudus saya menyambut kamu semua yang telah datang ke Roma untuk ambil bagian dalam Konferensi Internasional ke IV para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik dan saya berdoa agar “Rahmat Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus beserta kamu semua!” (2Kor 13:13). Pilihanmu kota Roma sebagai tempat Konferensi adalah tanda istimewa pengertianmu mengenai pentingnya berakar dalam “kesatuan iman katolik dan kasih” yang menemukan pusatnya yang kelihatan dalam diri Tahta Petrus. Reputasimu mendahului kamu, seperti reputasi orang-orang Filipi yang dikasihinya, yang mendorong Rasul Paulus untuk menulis suratnya kepada mereka dengan penuh perasaan: “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.......... Dan inilah doaku,semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus” (Filipi 1:3, 9-10). Tema Konferensimu “Biarlah Api Turun Lagi” mengingatkan katakata Kristus: ”Aku datang untuk melemparkan api kebumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” (Luk 12,49). Firman Allah yang menjadi manusia telah membawa kepada kita api cinta kasih dan kebenaran yang menyelamatkan. Pada ambang pintu millennium ketiga era Kristiani, betapa besar tantangan Injili: ”Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur “(Mat 21:28) Saya menyertai Konferensimu dengan doa-doa saya, sambil mengimani bahwa Konferensimu akan menghasilkan buah rohani yang melimpah bagi Pembaruan Karismatik Katolik diseluruh dunia. Semoga Maria, Mempelai Roh Kudus dan Bunda Kristus, melindungi semuanya yang kamu kerjakan dalam nama Puteranya. Kepada kamu semua dan kepada komunitas-komunitasmu dan kepada orang-orang yang kamu cintai, dengan senang hati saya menyampaikan Berkat Apostolik saya. &&&&&&&&&&&&&& Dalam tahun 1975 pendahulu saya yang mulia Paus Paulus VI berpidato dihadapan Kongres Karismatik Internasional yang bersidang disini di Roma dan dia menekankan “tiga prinsip”. Prinsip yang pertama ialah “kesetiaan kepada doktrin iman yang otentik”; apa saja yang bertentangan dengan doktrin ini tidak berasal dari Roh Kudus. Prinsip yang kedua adalah “menghargai karunia-karunia yang lebih tinggi” – karunia-karunia yang diberikan untuk pelayanan bagi kepentingan umum. 27 69 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 15 “Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur!” Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para peserta Konferensi Internasional yang IX para Pemimpin Karismatik,Fiuggi,30 Oktober 1998. Saudara-saudara dan saudari-saudariku terkasih, Dalam menyambut Konferensi Internasional bagi para Pemimpin Karismatik Katolik “aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu diseluruh dunia” (Roma 1:8). Pembaruan Karismatik Katolik telah menolong banyak orang Kristiani menemukan kembali kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan mereka, dalam kehidupan Gereja dan didunia; dan penemuan kembali ini telah membangkitkan dalam diri mereka iman pada Kristus yang dipenuhi dengan sukacita, kasih besar kepada Allah dan dedikasi yang tinggi terhadap karya penginjilan Gereja. Dalam tahun Roh Kudus ini, saya bergabung dengan kamu semua dalam memuji dan bersyukur kepada Allah atas buah-buah berharga yang Roh Kudus kehendaki menjadi matang dalam komunitas-komunitasmu dan melalui komunitaskomunitasmu tsb dalam gereja-gereja partikular. Sebagai pemimpin-pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik salah satu tugas utamamu adalah menjaga identitas Katolik komunitas-komunitas Karismatik yang tersebar diseluruh dunia, dengan mendorong mereka senantiasa memelihara hubungan yang dekat dan hirarkis dengan para Uskup dan Paus. Kamu termasuk gerakan gerejawi; dan kata “gerejawi” secara tidak langsung menunjukkan tugas yang tepat dari pembinaan Kristiani, yang menyangkut pertemuan iman dan kehidupan. Iman yang antusias yang menggairahkan komunitas-komunitasmu harus disertai dengan pembinaan/pendidikan Kristiani yang komprehensip (menyeluruh) dan setia pada ajaran-ajaran Gereja. Dari pembinaan yang mendalam akan bertumbuh spiritualitas yang kokoh berakar dalam sumber-sumber kehidupan Kristiani dan yang mampu menanggapi persoalan-persoalan yang gawat yang muncul dalam kebudayaan jaman ini. Dalam Surat Ensiklik saya Fides et Ratio, saya memperingatkan terhadap fideisme yang menolak mengakui pentingnya pekerjaan akal budi bukan saja untuk pemahaman iman, tetapi bahkan untuk tindakan iman itu sendiri. 68 Maka Bangkitlah Petrus Prinsip ketiga “mengejar kasih”, yang membawa orang Kristiani kepada kesempurnaan; sebagaimana sang Rasul berkata: ”Dan diatas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”(Kol 3:14). Diwaktu ini pentinglah bagi saya untuk menggarisbawahi prinsip-prinsip pokok ini untuk kamu, yang dipanggil Allah untuk melayani sebagai pemimpin-pemimpin dalam Pembaruan. Paus Paulus VI melukiskan gerakan pembaruan dalam Roh sebagai “suatu kesempatan bagi Gereja dan bagi dunia” dan enam tahun sejak Kongres itu telah membuahkan pengharapan yang mengilhami visinya. Gereja telah melihat buah-buah kesetiaanmu dalam doa, dalam komitmen yang mendalam pada kehidupan yang kudus dan cinta pada firman Allah. Saya telah memperhatikan dengan sukacita cara bagaimana para pemimpin pembaruan telah semakin mengembangkan visi gerejawi yang luas dan berusaha membuat visi ini semakin menjadi realita bagi mereka yang menggantungkan bimbingannya pada para pemimpin pembaruan itu. Saya juga telah melihat tanda-tanda kemurahan hatimu dalam membagikan karunia-karunia Allah kepada mereka yang kurang beruntung didunia ini secara adil dan penuh kasih, sehingga semua orang boleh mengalami martabat yang tak ternilai yang menjadi milik mereka dalam Kristus. Semoga karya cinta kasih ini yang telah dimulai dalam dirimu dapat diselesaikan dengan sukses! (2 Kor 8:6,11). Berhubungan dengan ini hendaknya senantiasa ingat akan pidato yang disampaikan oleh Paus Paulus VI kepadamu dalam Konggresmu dalam Tahun Suci: ”Tidak ada batas-batas terhadap tantangan kasih: kaum miskin dan kaum papa, orang-orang menderita dan sengsara baik yang jauh diujung dunia maupun yang dekat disekitarmu, mereka semua menjerit kepadamu, sebagai saudara-saudara dan saudari-saudari Yesus Kristus, meminta bukti cintakasihmu, meminta sabda Allah, meminta roti, meminta hidup”. Ya, saya sangat bahagia memiliki kesempatan ini untuk berbicara dari lubuk hatiku kepadamu, yang datang dari seluruh dunia untuk 28 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus turut ambil bagian dalam konferensi ini yang dimaksudkan untuk menolong kamu dalam melaksanakan perananmu sebagai pemimpinpemimpin dalam Pembaruan Karismatik. Secara khusus saya ingin mengatakan bahwa dibutuhkan sekali usaha untuk membuat visi gerejawi dapat direalisir. Visi gerejawi ini sangat perlu bagi pembaruan karismatik dalam perkembangannya pada tahap ini. Maka sebagai pemimpin hendaknya : 1. Kamu harus bersikap : • “memberikan keteladanan doa” dalam hidupnya sendiri. Dengan pengharapan yang pasti, dengan penuh perhatian menjadi tugas pemimpin untuk menjamin bahwa warisan yang beragam bentuk dari kehidupan doa dari Gereja diketahui dan dialami oleh mereka yang mencari pembaharuan rohani: • meditasi sabda Allah, sebab “tidak mengenal Kitab Suci sama dengan tidak mengenal Kristus” sebagaimana dikatakan oleh St Hironimus; • keterbukaan kepada karunia-karunia Roh Kudus, tanpa terlalu mengejar-ngejar karunia-karunia yang luar biasa; • meniru teladan Yesus sendiri dalam menyediakan waktu untuk berdoa bersama Allah; • memasuki lebih dalam kedalam peredaran masa tahun liturgi Gereja, terutama melalui liturgi offisi Ilahi; • menerima sakramen-sakramen secara pantas, dengan perhatian yang istimewa pada Sakramen Pengakuan dosa, yang berakibat penyaluran rahmat baru sesuai dengan kehendak Kristus sendiri; • terutama kasih terhadap Ekaristi dan pengertian yang semakin meningkat mengenai Ekaristi sebagai pusat doa Kristiani. Sebab sebagaimana Konsili Vatikan II telah mengingatkan kita “Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh pewartaan injil, sementara para katekumin langkah demi langkah diantar untuk menyambut Ekaristi, dan umat beriman, yang sudah ditandai dengan Baptis suci dan Penguatan, melalui penyambutan Ekaristi sepenuhnya disaturagakan dengan Tubuh Kristus, Gereja“ ( Presbyterorum Ordinis 5). 29 Dengan doa-doaku saya menyertai usaha-usahamu dan dengan jujur saya berharap agar Pertemuan ini, yang diselenggarakan dalam situasi yang sedemikan sarat dengan arti, akan menghasilkan buah rohani yang berlimpah bagi seluruh Pembaruan Karismatik Katolik. Semoga PKK menjadi suatu kejadian yang penting dalam perjalanan persiapan rohanimu untuk Yubile Agung Yesus 2000. Kepada kamu semua, kepada komunitas-komunitasmu dan kepada orang-orangmu yang kamu kasihi, dengan hangat saya sampaikan Berkat Apostolik saya. &&&&&&&&&& 67 Maka Bangkitlah Petrus ini, ketika kebingungan dan relativisme marak. Kamu termasuk gerakan gerejawi. Kata “gerejawi” disini lebih dari sekadar melulu hiasan. Kata “gerejawi” secara tidak langsung menyatakan tugas yang tepat mengenai pembinaan Kristiani dan menyangkut pertemuan mendalam antara iman dan kehidupan. Iman yang bersemangat yang menggairahkan komunitas-komunitasmu merupakan kekayaan baru, tetapi itu saja tidak cukup. Itu harus disertai dengan pembinaan Kristiani yang kokoh,komprehensip dan setia kepada Wewenang Mengajar (Magisterium) Gereja: suatu pembinaan yang didasarkan atas hidup doa, atas ketekunan mendengarkan Firman Allah dan atas penerimaan sakramen-sakramen dengan pantas, teristimewa sakramen Pengakuan dosa dan Ekaristi. Untuk matang dalam iman, kita harus tumbuh dalam pengetahuan kita tentang kebenaran-kebenarannya. Jika ini tidak terjadi ada bahaya kedangkalan dalam iman, subyektivisme yang ekstrim dan khayalan. Katekismus baru Gereja Katolik bagi setiap orang Kristen dan karena itu bagi setiap komunitas Pembaruan harus senantiasa menjadi sumber referensi tetap. Berulang kali saya juga harus menilai dirimu dalam terang “kriteria karakter gerejawi” yang saya kemukakan dalam Himbauan Apostolik Christifideles Laici 30. Sebagai gerakan gerejawi, salah satu ciri khusus yang kamu seharusnya miliki ialah sentire cum Ecclesia, hidup dalam ketaatan sebagai anak kepada Wewenang Mengajar Gereja, kepada para gembala dan kepada Pengganti Petrus dan bersama mereka membangun persekutuan seluruh tubuh. Semboyan Pertemuan Internasional ke delapan Fraternitas Katolik memperhatikan kata-kata Kristus: ’Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” (Luk 12:49). Dalam konteks Yubile Agung Yesus Kristus Penyelamat dunia kata-kata ini bergema dengan kuat. Putera Allah yang menjadi manusia telah membawa kepada kita api kasih dan kebenaran yang menyelamatkan. Menjelang Millennium baru, Gereja mendengar panggilan, panggilan yang mendesak dari sang Guru kepada komitmen yang lebih besar dan panggilan kepada perutusan: “Apabila buah itu sudah cukup masak orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba” (Mrk 4:29). Tanpa ragu-ragu kamu akan mendiskusikan ini selama pertemuanmu. Karena itu biarkanlah dirimu dibimbing oleh Roh Kudus, yang selalu merupakan Pelaku utama evangelisasi dan Pelaku utama perutusan. 66 Maka Bangkitlah Petrus 2. Kamu harus peduli menyediakan makanan yang keras untuk santapan rohani melalui “pemecahan roti doktrin yang benar” Kasih terhadap sabda Allah yang diwahyukan, yang ditulis dibawah bimbingan Roh Kudus adalah jaminan keinginanmu untuk “berdiri kuat dalam injil” yang dikhotbahkan oleh para rasul. Adalah Roh Kudus yang sama, Konstitusi Dogmatik Wahyu Ilahi meyakinkan kita, yang “senantiasa menyempurnakan iman melalui karunia-karuniaNya, sehingga Wahyu semakin mendalam dimengerti” (Dei Verbum 5). Roh Kudus yang membagikan karunia-karuniaNya dalam ukuran yang berbeda-beda, adalah Roh yang sama yang mengilhami Kitab Suci dan yang menolong Magisterium (Wewenang Mengajar) Gereja, kepada siapa Kristus telah mempercayakan penafsiran yang otentik Kitab Suci, sesuai dengan janji Kristus kepada para rasul: “Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya yaitu Roh kebenaran yang dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam didalam kamu” (Yoh 14:16-17). Sebab itu Allah menginginkan agar semua orang Kristen bertumbuh dalam pengertian akan misteri keselamatan, yang mewahyukan kepada kita martabat hakiki dari manusia sendiri. Allah juga menginginkan agar kamu yang menjadi pemimpinpemimpin dalam Pembaruan Karismatik ini harus semakin mendalam dibentuk dalam ajaran Gereja, yang mempunyai tugas merenungkan sabda Allah, untuk mengukur kekayaannya dan mewartakannya kepada dunia. Karena itu berwaspadalah agar sebagai pemimpin-pemimpin kamu mencari pendidikan teologi yang sehat untuk menjamin kamu dan semua orang yang menggantungkan bimbingannya pada kamu, pengertian yang matang dan lengkap akan Sabda Allah: ”Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya 31 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus diantara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain” (Kol 3:16-17) yang Allah ingin matangkan dalam komunitas-komunitasmu dan melalui mereka kedalam Gereja. 3. Sebagai pemimpin-pemimpin dalam Pembaruan Karismatik Katolik, kamu harus berinisiatip dalam membangun ikatan “kepercayaan dan kerjasama dengan para uskup”, yang mempunyai tanggungjawab pastoral dalam penyelenggaraan Allah untuk menggembalakan seluruh Tubuh Kristus, termasuk Pembaruan Karismatik. Bahkan walaupun mereka tidak turut berdoa dengan gaya doa yang kamu lakukan dan yang bagi kamu gaya doa tsb kamu rasakan sangat memperkaya, mereka akan sangat peduli dan menaruh perhatian besar terhadap keinginanmu akan pembaruan rohani bagi dirimu sendiri maupun bagi Gereja dan mereka akan memberikan kepadamu bimbingan yang pasti yang merupakan tugas yang diberikan kepada mereka. Tuhan Allah tidak lalai untuk tetap setia kepada janji doa pentahbisan mereka. Dalam doa waktu mereka ditahbiskan menjadi uskup, Allah dimohon untuk “mencurahkan atas orang-orang terpilih ini kuasa yang berasal dari Dikau, Roh yang memerintah yang Engkau berikan kepada PuteraMu terkasih, Yesus Kristus, Roh yang diberikan olehNya kepada para rasul yang kudus, yang mendirikan Gereja disetiap tempat menjadi baitMu untuk kemuliaan dan pujian yang tak kunjung henti bagi namaMu“ (Ritus Pentahbisan Uskup). Sedikit banyak pertemuanmu merupakan bagian dari pertemuan raya gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru yang berlangsung di Lapangan Santo Petrus pada tgl 30 Mei, Vigili Pentekosta. Saya sangat menginginkan pertemuan ini dan mengharapkannya menjadi pertemuan “kesaksian yang dibagikan”. Dan saya harus mengatakan sekarang bahwa saya sangat tersentuh oleh semangat rekoleksi dan doa, suasana sukacita dan perayaan dalam Tuhan yang menandai peristiwa itu, karunia sejati dari Roh Kudus dalam tahun yang dibaktikan kepadaNya. Pertemuan itu merupakan momen persekutuan gerejawi yang hebat dan suatu pertunjukan kesatuan banyak karisma yang berbeda-beda yang membedakan gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru. Saya menyadari bahwa banyak wakil-wakil dari komunitas-komunitas Pembaruan dari seluruh dunia turut ambil bagian dan saya berterimakasih kepadamu untuk itu. Sejak dari permulaan sekali pelayanan saya sebagai Pengganti Petrus, saya menganggap gerakan-gerakan itu sebagai sumber rohani yang melimpah bagi Gereja dan untuk kemanusiaan; suatu karunia Roh Kudus untuk jaman kita, suatu tanda pengharapan untuk semua orang. Dari Lapangan Santo Petrus pada tgl 30 Mei, keluarlah pesan yang penting, perkataan yang penuh kuasa yang ingin dikatakan oleh Roh Kudus tidak hanya kepada gerakan-gerakan itu, tetapi kepada seluruh Gereja. Gerakan-gerakan itu ingin memberikan kesaksian tentang persekutuan mereka dengan Gereja dan tentang dedikasi mereka yang utuh lengkap kepada perutusan Gereja, dibawah bimbingan para gembala Gereja. Gerakan-gerakan itu ingin menegaskan kembali keinginan mereka untuk menggunakan karuniakarunia mereka untuk mengabdi Gereja universal, gereja-gereja setempat dan komunitas-komunitas paroki. Saya yakin bahwa peristiwa–peristiwa yang tak dapat dilupakan ini akan menjadi inspirasi yang berharga bagi pertemuanmu. Dalam Pembaruan Karismatik, Fraternitas Katolik mempunyai perutusan yang khusus, yang diakui oleh Tahta Suci. Salah satu tujuan yang dinyatakan dalam statutamu adalah menjaga identitas Katolik komunitas-komunitas karismatik dan mendorong mereka senantiasa memelihara hubungan yang akrab dengan para Uskup dan bapak Paus. Menolong orang memiliki perasaan kuat dalam keanggotaan mereka dalam Gereja adalah sangat penting dalam jaman seperti dijaman kita Banyak uskup diseluruh dunia baik secara individual maupun dalam pernyataan-pernyataan mereka dalam konferensi-konferensi episkopal, telah memberikan penyemangatan dan pengarahan kepada Pembaruan Karismatik Katolik dan bahkan —sewaktu-waktu memberikan kata-kata peringatan yang sangat berguna—dan telah membantu Komunitas Kristiani pada umumnya untuk mengerti lebih baik tempatnya dalam Gereja. Dengan melaksanakan tanggung-jawab pastoral mereka ini, para uskup telah memberikan pelayanan agung kepada kita semua untuk menjamin bagi Pembaruan Karismatik pola pertumbuhan dan perkembangan yang terbuka sama sekali bagi semua kekayaan kasih Allah dalam GerejaNya. 31 65 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 14 “Kejadian yang penting dalam perjalanan persiapan rohanimu untuk Yubile Agung” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta pertemuan kedelapan Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan, Roma 1Juni 1998. Sahabat-sahabatku terkasih, “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor 13:13). Inilah salam saya kepada para peserta Pertemuan Internasional ke Delapan Fraternitas Katolik dari Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan yang diselenggarakan di Roma sekarang ini. Permulaan pertemuanmu jatuh bersamaan dengan momen yang paling signifikan bagi seluruh Gereja tetapi secara istimewa bagi Pembaruan Karismatik : Pesta Pentekosta pada tahun ini yang dalam persiapan kita untuk Yubile Agung Tahun 2000, dibaktikan kepada Roh Kudus — tahun dimana kamu terlibat dengan intensitas khusus. Dalam Ensiklik Tertio Millennio Adveniente saya menulis: ”Tugas-tugas utama dalam persiapan untuk Yubile meliputi penghargaan yang diperbarui mengenai kehadiran dan aktivitas Roh Kudus, yang bekerja dalam Gereja baik dalam Sakramen-Sakramen, terutama dalam Sakramen Penguatan dan dalam keanekaragaman karunia-karunia, peranan dan pelayanan yang Dia semangati demi kepentingan Gereja“ (Tertio Millennio Adveniente). Tentu saja, karismamu sendiri menuntun kamu untuk mengarahkan hidupmu kepada “keakraban” yang khusus dengan Roh Kudus. Dan suatu penelitian terhadap tiga puluh tahun sejarah Pembaruan Karismatik Katolik memperlihatkan bahwa kamu telah menolong banyak orang menemukan kembali kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam hidup mereka, dalam kehidupan Gereja dan dalam kehidupan dunia — penemuan kembali yang dalam diri banyak orang telah membawa kepada iman pada Kristus yang dipenuhi dengan sukacita dan antusiasme, kasih yang besar kepada Gereja, dan pembaktian diri yang murah hati kepada perutusannya. Karena itu, dalam tahun yang istimewa ini saya bergabung dengan kamu dalam berdoa memuji dan bersyukur kepada Allah atas buah-buah yang berharga ini 64 Maka Bangkitlah Petrus Pada waktu ini saya juga ingin minta perhatianmu pada pokok lain yaitu relevansi yang istimewa terhadap konferensi para pemimpin ini : Pokok itu ialah mengenai “peranan imam dalam Pembaruan Karismatik”. Para imam dalam Gereja telah menerima karunia pentahbisan sebagai mitra kerjasama dalam pelayanan pastoral para uskup. Bersama para uskup para imam ambil bagian dalam imamat dan pelayanan yang satu dan sama dari Yesus Kristus yang membutuhkan persekutuan hirarkis yang seksama antara para imam dengan jajaran para uskup. Sebagai akibatnya, imam mempunyai peranan yang unik dan sangat diperlukan untuk dimainkan didalam dan untuk Pembaruan Karismatik maupun untuk komunitas Kristiani seluruhnya. Perutusannya tidak bertentangan dengan atau paralel dengan peranan kaum awam. Melalui ikatan sakramental imam dengan uskup, yang pentahbisannya memberi tanggung-jawab pastoral untuk seluruh Gereja, ia menolong menjamin gerakangerakan pembaruan rohani dan kerasulan awam pengintegrasian mereka dengan hidup sakramental, liturgis Gereja, terutama melalui partisipasi dalam Ekaristi; disana saya berkata, “Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan DarahNya, penuhilah kami dengan Roh KudusNya, agar kami sehati sejiwa dalam Kristus” (Doa syukur Agumg III). Imam ambil bagian dalam tanggung-jawab uskup sendiri untuk mewartakan injil. Untuk pewartaan injil itu pendidikan teologisnya seharusnya melengkapi dirinya atas cara yang istimewa. Sebagai akibatnya dia mempunyai peranan yang unik dan sangat perlu dalam menjamin pengintegrasian itu dengan kehidupan Gereja yang menghindari kecenderungan untuk membentuk struktur alternatif dan marginal dan yang mengarah kepada kerjasama secara lebih penuh, terutama dalam paroki, dalam kehidupan sakramental dan kehidupan kerasulan Gereja. Dari pihak imam sendiri, dia tidak dapat menjalankan pelayanannya atas nama Pembaruan Karismatik kecuali dan baru kalau dia sudah mengambil sikap positif terhadap Pembaruan Karismatik itu, berdasarkan atas keinginan yang dialami bersama dengan setiap orang Kristen oleh Baptis untuk tumbuh dalam karunia-karunia Roh Kudus. 33 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Maka dari itu, kamu para pemimpin Pembaruan, baik imam maupun awam harus memberikan kesaksian atas ikatan kebersamaanmu dalam Kristus dan menentukan pola kerjasama yang berdayaguna, yang anggaran dasarnya perintah Rasul: ” Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan” (Ef 4:3-5). Akhirnya oleh pengalamanmu akan banyaknya karunia Roh Kudus, yang juga dialami oleh saudara-saudari kita yang terpisah, maka milikmulah sukacita istimewa atas peningkatan kerinduan untuk persatuan kearah mana Roh Kudus membimbing kita dan dalam komitmen terhadap “tugas serius untuk ekumenisme”. Bagaimana tugas ini dilaksanakan? Konsili Vatikan II memberi instruksi kepada kita: “Umat Katolik sendiri pertama-tama wajib mempertimbangkan dengan jujur dan penuh perhatian segala sesuatu, yang dalam keluarga Katolik sendiri perlu diperbarui dan dilaksanakan, supaya perihidupnya memberi kesaksian yang lebih setia dan lebih jelas tentang ajaran dan segala sesuatu yang ditetapkan oleh Kristus serta diwariskan melalui para Rasul“ (Unitatis Redintegratio 4). Kegiatan ekumenis yang sejati tidak berusaha menghindari tugas yang sulit misalnya persatuan doktrin, dengan secara tergesa-gesa menciptakan sejenis “gereja roh” yang otonom terpisah dari Gereja Kristus yang kelihatan. Ekumene yang benar membantu meningkatkan kerinduan kita akan persatuan gerejawi semua orang Kristen dalam satu iman, supaya “dunia bertobat kepada Injil dan dengan demikian diselamatkan demi kemuliaan Allah”. (Unitatis Redintegratio 1). terhadap karunia-karuniaNya. Semoga Roh Kudus, Guru batiniah, menguatkan imanmu dan membuatmu semakin menyerupai Kristus. Didunia ini, yang sedemikian sering dirembesi oleh kesedihan dan ketidak pastian, semoga kamu mempunyai keberanian untuk bekerjasama dengan Roh Kudus dalam pencurahan kasihNya yang baru, besar dan dalam pengharapan bagi seluruh umat manusia. Saya berharap agar konvensimu dikota Rimini, dalam tahun yang dibaktikan kepada Roh Kudus ini, menjadi tonggak sejarah dalam perjalananmu menuju Yubile Agung Tahun 2000. Semoga Api Roh Kudus menyala dalam hatimu semua yang akan turut mengambil bagian dalam konvensi itu. Saya akhiri dengan kata-kata St. Paulus: ”Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Flp 1:9-11). Saya mengharapkan kamu semua hadir di Lapangan St. Petrus pada tgl 30 Mei yang akan datang dalam pertemuan saya dengan gerakangerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru. Saya pastikan bahwa kamu tidak akan melewatkan pertemuan yang sedemikian penting itu! Kepada seluruh “Pembaruan dalam Roh” di Italia, saya sampaikan Berkat saya yang penuh kasih dan kebapaan. &&&&&&&&&& Marilah kita yakin dan percaya bahwa, bila kita menyerahkan diri kita kepada karya pembaruan yang sejati dalam Roh, Roh Kudus yang sama ini akan menerangkan strategi untuk ekumene yang akan membuat harapan kita akan “satu Tuhan, satu iman, satu 33 63 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus dalam kehidupanmu, terutama kepatuhan dan kesetiaanmu kepada Wewenang Mengajar (Magisterium) Gereja, ketaatan sebagai anak kepada para Uskup dan semangat pelayanan terhadap gereja-gereja setempat dan paroki-paroki. Dalam hal ini, saya dengar bahwa baru-baru ini Dewan Permanen Konferensi Para Uskup Itali mengakui Statuta gerakanmu dan ingin menampilkan Pembaruan sebagai “suatu pengalaman hidup Kristiani yang menyenangkan,yang layak untuk dinyatakan penyemangatannya bagi banyak komunitas-komunitas gerejawi“. Kata-kata sangat mengesankan, yang menegaskan bagaimana jalan yang kamu pilih merupakan jalan persekutuan dan kerjasama yang erat dengan para Uskup. Dan dalam dunia masa kini, yang dikacaukan oleh relativisme dan subyektivisme yang ekstrim, ini merupakan jaminan terbaik untuk tetap setia pada Kebenaran. Salah satu tugas Gereja yang paling mendesak dewasa ini ialah pembinaan kaum awam beriman. ”Sasaran fundamental pembinaan kaum awam beriman ialah semakin jelas ditemukannya panggilan seseorang dan semakin besar kerelaan menghayatinya guna menunaikan tugas seseorang.” (Christifideles Laici 58). Karena itu, pembinaan ini harus menjadi salah satu prioritasmu. Dalam dunia yang dijangkiti sekularisme dewasa ini, yang menawarkan model-model kehidupan tanpa nilai-nilai rohani pembinaan adalah suatu tugas yang semakin mendesak. Iman mati bila iman itu direduksi menjadi adat, menjadi kebiasaan, menjadi pengalaman yang melulu emosional saja. Iman perlu dipupuk, dibantu untuk tumbuh pada tingkat pribadi maupun tingkat komunitas. Saya tahu bahwa “Pembaruan dalam Roh” melakukan semuanya yang dia dapat untuk menanggapi kebutuhan ini, selalu mencari bentuk-bentuk dan cara-cara baru yang lebih cocok dengan keperluan orang-orang jaman sekarang. Saya berterimakasih kepadamu atas apa yang kamu perbuat dan saya meminta kepada kamu untuk tetap tekun dalam komitmenmu. Baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef 4:6) menjadi kenyataan. Saudara-saudari yang terkasih, surat kepada umat di Galatia berbunyi : ” Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Gal 4:4-6). Kepada perempuan inilah, yaitu Maria Bunda Allah dan Bunda kita, yang selalu taat kepada dorongan Roh Kudus, bahwa saya mempercayakan dengan sepenuh hati karyamu untuk pembaruan didalam Gereja dan dari Gereja. Dalam kasih Puteranya, Tuhan kita Yesus Kristus, dengan senang hati saya memberikan kepadamu Berkat Apostolik saya. &&&&&&&&&& Saudara-saudara dan saudari-saudari terkasih Sambutlah Roh Kudus kedalam hatimu dengan kepatuhan. Dengan kepatuhan itu Bunda Maria menyambut Dia. Biarkanlah selalu dirimu mengalami kejutan dari Allah. Dan jauhkan dirimu dari kepuasan diri 62 35 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 5 Dokumen 13 “Serukanlah kepada dunia bersama saya : bukalah pintu- “Biarkan dirimu mengalami kejutan dari Allah” pintu untuk Sang Penebus” Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke V para Pemimpin Karismatik, Roma 30 April 1924. Saudara dan saudari yang terkasih, Dengan sepenuh hati saya mengucapkan kepadamu selamat datang dikota Roma dalam sukacita Yesus Kristus yang telah bangkit. Pertemuanmu di Roma, dipusat Gereja, bersamaan dengan waktunya ketika Bunda Gereja mempersembahkan syukur kepada Bapa Tuhan kita Yesus Kristus atas pengorbanan PuteraNya dan atas karya Roh Kudus yang memenuhinya dengan kehidupan baru. Sebagaimana saya katakan dalam pesan Paskah saya, Pintu Kudus Tahun Yubile Sang Penebus sekarang telah ditutup, tetapi kita harus ingat bahwa pada hari raya Paskah pintu makam Kristus dibuka sekali dan untuk selamalamanya. Dia yang adalah Kebangkitan dan Kehidupan tidak tahu apa-apa tentang pintu-pintu tertutup yang tidak terbuka bagiNya. Karena alasan ini saya meminta kepadamu dan kepada semua anggota Pembaruan Karismatik, untuk berseru kepada dunia dengan suara lantang bersama saya : ”Bukalah pintu-pintu bagi Sang Penebus!”. Perutusan Gereja adalah mewartakan Kristus kepada dunia. Kamu berperan serta secara efektif dalam perutusan ini sejauh kelompok-kelompok dan komunitas-komunitasmu berakar dalam Gereja-gereja lokal, dalam keuskupan-keuskupan dan paroki-parokimu. Tahun Yubile Sang Penebus membawa kita kembali kepada sumber, kepada “jantung Gereja”, satu-satunya sumber yang dapat memberi makan kepada hidup Kristiani kita. Sumber itu memungkinkan Umat Allah diseantero dunia menemukan kembali pentingnya sakramen-sakramen, khususnya sakramen Rekonsiliasi dan Ekaristi. Karena sakramen-sakramen itu merupakan beraksinya sabda Allah, mereka merupakan karunia-karunia yang paling berharga yang telah diberikan kepada kita dalam PuteraNya, Tuhan kita Yesus Kristus. Saya sangat senang bahwa kamu memusatkan pada sakramen-sakramen dalam refleksimu. Ini sangat berarti. Semua kegiatan rohanimu harus diarahkan kepada pertemuan pribadi 35 Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Badan Pelayanan Nasional “Pembaruan dalam Roh” Italia, Roma 4 April 1998. Dengan hangat saya menyambut kamu, para pemimpin “Pembaruan dalam Roh” di Italia dan melalui kamu, saya menyambut semua komunitas karismatik Italia, dengan menyampaikan perhatian yang penuh kasih sayang kepada mereka yang akan mengambil bagian dalam konvensi meriah tentang Roh Kudus, yang kamu selenggarakan di Rimini dari tgl 30 April sampai 3 Mei. Kita bertemu dalam tahun yang dalam rangka persiapan untuk Yubile Agung, telah dibaktikan kepada Roh Kudus, untuk mengundang umat Kristiani menemukan kembali kehadiran dan karya Roh yang sangat bagus dalam sejarah keselamatan, dalam kehidupan Gereja, didunia dan dalam kehidupan setiap murid Yesus. Itulah tahun kemana kamu para anggota Pembaruan dipanggil untuk hidup dengan intensitas dan komitmen yang istimewa. Gerakan Karismatik Katolik adalah salah satu dari banyak buah yang dihasilkan Konsili Vatikan II, yang seperti Pentekosta baru, membawa kepada pertumbuhan luar biasa dalam kehidupan kelompok-kelompok dan gerakan-gerakan dalam Gereja teristimewa yang peka terhadap karya Roh. Bagaimana kita dapat tidak bersyukur atas buah-buah rohani yang berharga yang dihasilkan oleh Pembaruan dalam kehidupan Gereja dan dalam kehidupan sedemikian banyak orang? Betapa banyak umat beriman awam —pria, wanita, orang muda, dewasa dan orang lanjut usia— telah dapat mengalami dalam kehidupan mereka sendiri kuasa yang mengagumkan dari Roh Kudus dan karunia-karuniaNya! Betapa banyak orang telah menemukan kembali iman, kegembiraan berdoa, kuasa dan keindahan Firman Allah, dan mengkongkritkan semua ini dalam pelayanan yang murah hati didalam perutusan Gereja. Betapa banyak kehidupan telah diubah secara mendalam! Untuk semuanya ini, bersama dengan kamu, saya ingin memuji dan bersyukur kepada Roh Kudus. Kamu adalah Gerakan gerejawi. Sebab itu, semua criteria yang berhubungan dengan kegerejawian yang saya tulis dalam Christifideles Laici harus diungkapkan 61 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus khusus kepada Roh Kudus dan kehadiranNya yang menguduskan dalam komunitas gerejawi (bdk Tertio Millennio Adveniente 44-48). Kuatlah harapan saya supaya selama tahun itu semua Gerakan-Gerakan yang dijiwai oleh Roh Kudus, yang menjadi sumber kekudusan dan persekutuan yang tak pernah berakhir, akan datang berkumpul bersama memberikan kesaksian bersama mengenai kuasa rahmat Ilahi yang mempersatukan. Yubile Tahun 2000 terutama sekali merupakan undangan yang mendesak kepada semua umat Kristiani untuk kembali mengejar kekudusan hidup. Kekudusan yang sejati bukan berarti pelarian dari dunia; sebaliknya, kekudusan sejati terletak dalam usaha menghayati Injil dalam hidup seharihari, dalam keluarga, disekolah, ditempat kerja dan dalam keterlibatan sosial dan politik. Kekudusan adalah kepenuhan hidup yang ditawarkan oleh Yesus Kristus: Ia datang “supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Inilah panggilan kita yang indah sekali dan mengagumkan! Demikian juga, Millennium Ketiga yang semakin mendekat membawa tantangan yang mendesak yaitu penginjilan baru. Benar, tidaklah mudah mewartakan Injil dalam dunia yang menegaskan tidak membutuhkan Allah. Namun demikian kita terikat oleh kata-kata Santo Paulus yang menyentuh hati: ”Celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil” (1 Kor 9:16). Dewasa ini, pewartaan Injil ini harus disertai komitmen pada ekumene: ”Dalam tahun-tahun terakhir millennium ini, Gereja hendaknya berseru kepada Roh Kudus dengan lebih mendesak lagi, sambil memohon dari padaNya rahmat kesatuan Kristiani” (Tertio Millennio Adveniente 34). Dalam perspektif ini juga, saya ingin mendorong komunitas-komunitasmu supaya karakter gerejawi dari komunitasmu itu selanjutnya diperkuat, pada level doktrin dan dalam program pendidikan, sebagai satu-satunya dasar yang pasti untuk dialog dan karya ekumenis sejati. Saudara-saudariku terkasih, Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepadamu atas semuanya yang telah kamu lakukan untuk melayani Gereja. Melalui pengantaraan Maria, Mempelai Roh Kudus, saya serahkan kepada Kristus, Tuhan sejarah, perjalanan rohanimu menuju Yubile Agung Tahun 2000 dan menuju keabadian. Kepada kamu masing-masing dan keluarga-keluargamu dan kepada semua komunitas yang tergabung pada Fraternitas Katolik,dengan hangat saya sampaikan Berkat Apostolik saya. 60 &&&&&&&&&& setiap individu dengan Tuhan dalam komunitas Gereja, yang melalui kuasa Roh Kudus, Gereja itu sendiri menjadi sakramen agung keselamatan. Keterbukaan yang nyata terhadap Roh Kudus ketika Dia menyemangati dan membimbing Gereja, menolong kamu untuk hidup dalam persatuan dengan Tuhan Yesus. Adalah kekuatanmu dan hartamu yang khusus dan kamu sedang berusaha melaksanakannya dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi karena karunia dari Allah ini juga merupakan harta yang mudah pecah maka kamu harus memberi perhatian yang khusus pada salah satu dari karunia-karunia ini. Karena alasan inilah bahwa pertemuanmu yang bertaraf internasional dijantung Gereja menjadi sangat penting untuk seluruh Pembaruan Karismatik Katolik. Saya mengartikan kehadiranmu disini dan tema yang kamu pilih untuk bahan diskusimu, sebagai keputusan berbalik kembali kepada sumbersumber rahmat: memusatkan segenap hidupmu pada perjumpaan dengan Sang Penebus dalam sakramen-sakramennya. Justru keterbukaan hati manusia terhadap rahmat sakramental yang Allah tawarkan kepada kamu dalam Gereja, yang memungkinkan kamu bertemu dengan Kristus atas cara yang nyata dan abadi untuk menanggapi perintahNya yang penuh kasih: ”Tinggallah dalam kasihKu” (Yoh 15:9). Saya katakan bahwa kamu berakar dalam gereja-gereja lokalmu. Gereja sendiri sebagai realitas sakramental memberikan rahmat sakramensakramen melalui pelayanan para imam didalam gereja-gereja lokal. Pada jantung sakramental Gereja dan pada jantung sakramental gerejagerejamu lokal, hidupmu sebagai orang-orang Kristiani yang telah dibaptis dan telah menerima sakramen penguatan dapat tanpa henti-hentinya diperbaharui hidup itu yang dalam kuasa Roh Kudus membuat kamu menjadi saksi Kristus Sang Penebus. Tidak lama lagi kita akan merayakan hari Raya Pentekosta. Ditengah-tengah para Rasul ada Bunda Maria, orang yang menerima karunia terbesar dari Roh Kudus: hidup Yesus. Semoga Bunda Maria yang dengan cara demikian menjadi Bunda Gereja menjadi atas cara yang istimewa Bundamu dan model pembaruan dalam Gereja. Marilah kita percayakan hidup kita kepadanya, komitmen kita dan kerinduan kita untuk bertumbuh dalam kasih Yesus Kristus dan dalam kesetiaan kepada GerejaNya yang kudus. &&&&&&&&&& 37 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 6 “Gereja mendorong kamu untuk mengikuti Pembaruan” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta dalam Kongres “Pembaruan dalam Roh” Italia, Roma, 15 Nopember 1986. Saya sangat bersukacita berada bersama kamu, saudara-saudara dan saudari-saudari terkasih yang terlibat dalam “Pembaharuan dalam Roh Kudus”, sejak saya telah mengungkapkan penghargaan saya kepada kamu, pada saat audiensi tgl 23 Nopember 1980 dan mengingatkan ajaran-ajaran Gereja tentang karya Roh Kudus dalam jiwa-jiwa dan dalam komunitas-komunitas Kristiani. Kehadiranmu dalam basilika ini, dimana kamu telah mengambil bagian dalam perayaan Misa kudus, bagi saya menjadi alasan untuk bersukacita, tidak hanya karena kesaksian imanmu yang tulus, tetapi juga karena kamu memberikan kesempatan kepada saya untuk bercakap-cakap dengan kamu tentang beberapa segi citacita dan program gerakanmu, enam bulan sesudah ensiklik tentang Roh Kudus, Dominum et Vivificantem, yang diterbitkan pada hari Raya Pentekosta yang lalu. Pasti kamu tidak melupakan halaman dimana saya menunjukkan suatu kenyataan bahwa kesaksian mengenai pentingnya doa, yang diberikan dalam sejarah oleh kaum pria maupun kaum wanita yang membaktikan dirinya untuk memuji Allah dan memprioritaskan hidup doa, terutama sekali dalam biara-biara, dewasa ini menambah jumlah umat beriman yang semakin meningkat, yang seperti saya tulis dalam ensiklik –”dalam gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok yang semakin tersebar meluas, (pribadi-pribadi) sangat mengutamakan hidup doa dan dalam doa mencari pembaharuan hidup rohani mereka. Ini merupakan tanda yang menyenangkan hati dan signifikan, sebab dari pengalaman ini mengalirlah kontribusi yang nyata bagi kebangkitan kembali hidup doa diantara umat beriman, yang telah tertolong untuk memperoleh ide yang jelas tentang Roh Kudus ketika Roh itu yang mengilhami dalam hati kerinduan mendalam akan kekudusan.” (Dominum et Vivificantem 65). 37 Maka Bangkitlah Petrus Dalam bersyukur kepada Allah atas semuanya ini, saya mengulangi katakata yang saya tulis dalam Surat Ensiklik Redemptoris Missio: ”Tatkala Masa Seribu Tahun Ketiga Karya Penebusan semakin mendekat, Allah sedang mempersiapkan suatu musim semi yang agung bagi Kekristenan dan kita sudah dapat melihat tanda-tandanya yang pertama (Redemptoris Missio 86). Pada tanggal 27 Nopember 1995, Fraternitas Katolik menerima pengakuan terakhir dari Dewan Kepausan bagi Kaum Awam. Dengan keputusan resmi ini Gereja menyatakan penghargaannya terhadap cita-cita dan metodemetode Fraternitas dan sekaligus ingin menguatkan identitas gerejawi Fraternitasmu. Identitas itu menuntut dari kamu untuk secara lebih penuh bersatu dengan gereja-gereja partikular. Bila gerakan-gerakan gerejawi “dengan rendah hati berusaha menjadi bagian dari kehidupan gerejagereja setempat dan disambut baik oleh para uskup dan para imam dalam struktur-struktur keuskupan dan paroki, maka mereka memperlihatkan karunia sejati dari Allah untuk usaha penginjilan baru sekaligus juga untuk apa yang dengan sangat tepat disebut sebagai kegiatan misioner (Redemptoris Missio 72). Untuk membantu para pastor dan Gerakan Karismatik bekerjasama dalam membangun Gereja Kristus, Dewan Kepausan untuk Kaum Awam sedang mempersiapkan suatu dokumen yang akan berguna sebagai sumber referensi penting untuk kehidupan dan karya kerasulan komunitas-komunitas semacam itu dan untuk pembedaan (discernment) karunia-karunia rohani mereka. Marilah kita berdoa agar supaya dokumen ini akan membuahkan hasil-hasil yang baik yang kita harapkan dari padanya. Pertemuan Internasionalmu yang ketujuh sedang membahas tentang tema persiapan rohani untuk tahun 2000. ”Suatu Yubile senantiasa merupakan suatu kesempatan rahmat khusus, ’hari yang diberkati Tuhan’ ....... Yubile tahun 2000 dimaksudkan menjadi doa pujian dan doa syukur agung, khususnya atas karunia Penjelmaan Putera Allah dan karunia Penebusan yang telah dilaksanakanNya” (Tertio Millennio Adveniente 32). Yubile Agung tidak hanya merupakan karunia tetapi juga tugas yang menuntut. Tugas itu menuntut usaha raksasa untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan rohani yang mendesak jaman kita ini. Sebab seluruh Gereja harus membuat persiapan bagi Yubile Agung “dalam Roh Kudus” (Dominum et Vivificantem 51), saya telah menyarankan agar tahun 1998 dipersembahkan secara 59 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 12 “Secara lebih penuh dipersatukan dengan kehidupan gereja-gereja partikular” Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Pertemuan Internasional ke tujuh Fraternitas Katolik dari Komunitas -Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik, Roma 9 Nopember 1996. Sahabat-sahabatku yang terkasih, Dalam kasih Tuhan Yesus saya menyambut para peserta Pertemuan Internasional ke tujuh Fraternitas Katolik dari Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan. Saya berterimakasih kepadamu atas kemauan baik dan doa-doamu pada waktu ini ketika saya sedang merayakan Ulang Tahun yang ke limapuluh dari Pentahbisan Imamat saya. Saya melihat ini sebagai ungkapan persekutuan yang menghubungkan kamu dengan pengganti Petrus dan Gereja universal, persekutuan yang kamu rasakan sangat mendalam dan persekutuan itu sendiri merupakan karunia yang luhur dari Roh Kudus kepada para pengikut Kristus. Kamu mewakili komunitas-komunitas Gerakan Karismatik dari seluruh dunia, yang dalam keanekaragaman mereka, memberikan kesaksian tentang karunia-karunia rohani yang dilimpahkan atas Gereja oleh Roh Kudus bahkan dijaman kita ini (bdk Christifideles Laici 24). Kita tidak dapat lupa bersyukur dan memuji Allah karena buah-buah yang berlimpah yang dihasilkan oleh Pembaruan Karismatik dalam dekade belakangan ini dalam kehidupan individu-individu dan komunitaskomunitas. Buah-buah Pembaruan itu nyata misalnya: o Tak terhitung banyaknya orang mulai menghargai pentingnya Kitab Suci untuk kehidupan Kristiani ; o mereka mendapatkan pengertian baru mengenai nilai doa dan kerinduan yang besar kepada kesucian ; o banyak orang telah kembali kepada sakramen-sakramen; o sejumlah besar pria dan wanita telah mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai panggilan yang bersumber pada Sakramen Baptis yang mereka terima, maka mereka melibatkan diri dalam perutusan Gereja dengan semangat pengabdian yang mengagumkan. 58 Maka Bangkitlah Petrus Dalam kaitannya dengan hal ini maka harus ditempatkan setiap proyek pembaruan yang ingin dilaksanakan dijaman kita ini apa yang direkomendasikan oleh St. Paulus dimasa silam kepada orangorang Kristiani di Efesus, ketika memanggil mereka kepada “kebenaran yang ada dalam Yesus”, ia mengingatkan mereka akan tugas mereka “menolak kodratmu yang lama yang menjadi bagian cara hidupmu yang dahulu dan brengsek karena nafsu-nafsu yang menipu”. Paulus melanjutkan: ”Hendaknya pikiranmu diperbaharui dalam roh dan kenakanlah manusia baru, yang diciptakan menurut gambaran Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang benar“ (Ef 4:21-24; cf. 2:15; Roma 13:14; Kol 3:5, 9-10). Karena itu kebenaran Kristus harus menjadi kebenaran manusia, kebenaran kehidupan! Dalam teks Paulin nampak dua catatan penting mengenai pembaharuan yang otentik: ”Kebenaran Yesus” yaitu “kekudusan yang sejati” dan “kedalaman batiniah” (“Perbaruilah dalam rohmu”). Dalam bagian lain dari surat-suratnya, rasul menggarisbawahi ciri-ciri yang khas Pembaruan Karismatik, diantaranya ialah integritas, kekonkritan dan gerejawi. Sebenarnya ia menyebutkan secara rinci perbuatan-perbuatan jahat yang harus dihindari, keutamaan-keutamaan yang harus dipraktekkan, dan kelakuan yang harus diperhatikan dalam relasi antara pribadi, ikatan-ikatan keluarga, perkara-perkara sosial dan gerejawi, supaya sungguh-sungguh menjadi “manusia baru”, ”ciptaan baru” dalam persekutuan dengan Tubuh Kristus (bdk 2 Kor 5:17; Gal 3:27; Roma 13:14). Menyatukan semua yang lain menjadi satu pesan Paulus berkata: ”Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Ef 4:30). Ajaran St. Paulus ini yang sesuai sekali dengan Injil Yesus Kristus, membantu kamu memahami apa arti pembaruan yang didalamnya kamu sedemikian terlibat dan yang dari pihak Gereja sendiri mendorong kamu untuk mengikutinya, dengan mendukung kamu dan dengan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kamu menurut perutusan yang diterimanya dari Yesus yang sama. 39 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Pertama-tama, ajaran Paulus itu berbicara tentang pertobatan dan pertumbuhan, senantiasa baru dalam “hidup dalam Roh”, dengan berjuang melawan godaan terhadap materialisme baik yang teoritis maupun yang praktis. Dewasa ini materialisme ini membawa akibat yang parah yaitu membuat orang menolak “dorongan Roh Kudus”, mengadakan perlawanan terhadap Allah, atau setidak-tidaknya bersikap tidak tertarik kepada Allah atau bersikap acuh tak acuh kepadaNya. Sebenarnya kita sendiri hidup dalam suasana kultural dan sosial dimana doa dan keutamaan sedang berbunga —yang dipraktekkan bahkan dijaman kita ini oleh banyak umat beriman dengan tindakan yang bernilai moral tinggi, sering sampai kepada tindakan yang heroik— tidak mendapatkan bantuan dalam apa yang disebut gaya hidup modern dewasa ini. Mentalitas yang sama juga dikotori oleh materialisme sampai tingkat sedemikian rupa sehingga berkenaan dengan suara hati lalu menjadi semakin sulit untuk menilai nilai-nilai yang benar, untuk membedakan nilai-nilai yang benar tsb. dengan nilai-nilai yang palsu. Dalam segi-segi tertentu, situasi itu mendekati apa yang St. Paulus hadapi saat dia menulis surat kepada umat Kristiani dari Galatia. Dia berkata: ”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16) dan janganlah mengalah kepada “perbuatan-perbuatan daging” (Gal 5:19-21) dan akhirnya janganlah “hidup menurut daging” (Roma 8:5-dst). Dimensi pertama dari pembaruan Karena itu dimensi pertama dari pembaruan terdiri dari ini: • “hidup menurut Roh”, • bertumbuh terus-menerus dalam Roh, • menentang kepuasan “daging”, • membuka diri terhadap daya pesona Allah yang manis dan kuat. Pembaruan batin ini, penyembuhan akar-akar kehidupan ini, dan pendidikan mentalitas ini yang dikuasai oleh “dorongan Roh” adalah panggilanmu sebagai orang Kristiani, panggilanmu sebagai kaum pria dan kaum wanita, panggilanmu sebagai kaum muda dan orang-orang dewasa dijaman kita yang ingin memberikan kesaksian agar bertumbuhlah dengan subur dimuka bumi dimasa kini contoh teladan spiritualitas dan bahkan contoh teladan kesopanan, yang kita lihat nampak dalam norma-norma hidup yang diberikan oleh St Paulus. 39 tetapi juga mengilhami iman yang lebih dalam dan lebih matang diantara para anggotamu sendiri. Khususnya, saya mendorong kamu supaya kamu dengan sukacita tunduk taat kepada ajaran moral Gereja Katolik. Sebagai mana saya katakan dalam Ensiklik Veritatis Splendor, “Evangelisasi baru akan memperlihatkan keasliannya dan melepas semua kekuatan perutusannya bila dilaksanakan tidak hanya melalui sabda yang diwartakan tetapi juga melalui sabda yang dihayati” (Veritatis Splendor 107). Demikian juga, dengan menggaris bawahi pentingnya Kitab Suci bagi kehidupan Kristiani sikap ini dapat sangat menolong pengertian dan kerjasama ekumenis, sebab semua orang beriman ingin mendengar suara Roh yang terus berbicara kepada gereja-gereja. (bdk Wahyu 2:29). Kesaksianmu sangat penting khususnya bagi kaum muda, sebab cita-cita kekudusan sangat mempesona kaum muda. Secara khusus saya mendorong kamu, sebagai buah yang abadi dari “Tahun Keluarga” ini, untuk mewartakan kesucian perkawinan dan kesucian keluarga sesuai dengan rencana Allah dan bekerja untuk menjamin sikap menghargai hidup sebagai karunia Allah dalam setiap lapisan masyarakat. Sementara Gereja bersiap-siap merayakan millenium Kristiani yang ketiga, dengan menggunakan semua sumbernya untuk penginjilan baru, para anggota komunitas-komunitasmu ditantang untuk memberikan kesaksian yang semakin meyakinkan tentang kebenaran-kebenaran Injil yang diajarkan oleh Gereja. Untuk ini, saya pastikan bahwa kamu akan mendorong sesama anggota-anggotamu untuk membaca dengan rajin dan mempelajari Katekismus Gereja Katolik dengan penuh perhatian. Sahabat-sahabatku terkasih, Saya persembahkan doa-doa saya kepada Tuhan untuk pertemuanmu dan saya yakin bahwa pertimbangan-pertimbanganmu akan memupuk ikatan yang semakin lebih dekat antara para gembala Gereja dan Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik. Dengan memohon kepada Roh Kudus karunia kebijaksanaan dan kekuatan untuk kamu semua, saya memberikan Berkat Apostolik saya sebagai jaminan rahmat dan damai dalam Tuhan kita Yesus Kritus. &&&&&&&&&& 57 Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 11 “Kekuatan untuk Pembaruan Gereja” Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Sidang Pleno Fraternitas Katolik dari Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik, Roma 14 Nopember 1994. Sahabat-sahabatku dalam Kristus, Saya senang dan puas menyambut para anggota Fraternitas Katolik dari Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan pada kesempatan pertemuan yang kamu selenggarakan setahun sekali. Sidangmu yang mempersatukan para wakil komunitas-komunitas dari seluruh dunia, memberi kesaksian tentang perbedaan yang luar biasa dari karunia-karunia Roh Kudus, yang semuanya diberikan untuk membangun kesatuan Gereja dalam ikatan damai sejahtera (bdk Ef 4:3). Pengakuan Fraternitasmu pada th 1990 sebagai Assosiasi privat umat beriman yang mempunyai hak kepausan merupakan suatu tanda bahwa komunitas perjanjian Karismatik telah bertindak sebagai kekuatan untuk membangun Gereja dalam kesetiaan terhadap sabda Allah, dalam kekudusan hidup dan dalam komitmen pada tugas evangelisasi. Persekutuan gerejawi dengan para uskup dan dengan Tahta Petrus, maupun juga diantara komunitaskomunitas individu, yang dipromosikan oleh Fraternitasmu sebenarnya merupakan tanda identitas katolikmu yang sejati. Sungguh, ”persekutuan membangkitkan perutusan dan perutusan dilaksanakan dalam persekutuan.” (Christifideles 32). Seperti rumah doa, kesaksian injili dan kepekaan terhadap tindakan Roh Kudus, komunitasmu mempunyai peranan yang khusus untuk dimainkan yaitu dalam menghadapi semakin parahnya kemerosotan akan kepekaan terhadap kehadiran Allah dan sikap acuh tak acuh dalam kehidupan religius maka komunitasmu harus aktif membangun kekudusan umat Allah. Usahamu untuk menyampaikan kepada orang-orang lain sukacitamu dalam menghayati iman pada Kristus, tidak hanya akan memberi sumbangan untuk menguatkan hidup gereja-gereja setempat dan kamu termasuk didalamnya, 56 Maka Bangkitlah Petrus Dimensi kedua dari “pembaruan” Dimensi kedua berawal dari kebutuhan yang mendesak, yang kamu rasakan sangat akrab, yaitu kebutuhan untuk meneguhkan kembali nilai prinsip-prinsip dan kriteria Injil, sebagai hukum hidup rohani dan ragi kehidupan sosial. Prinsip-prinsip yang disebut tadi ditunjukkan bahkan dalam “norma-norma abadi” yang diajarkan oleh para kudus dan secara tradisional diteruskan dari generasi ke generasi dalam dunia Kristen. Dewasa ini norma-norma ini tidak diketahui dan kadangkadang ditolak dan dicemoohkan, bahkan oleh banyak orang Kristiani yang telah melupakan “penyangkalan” dan “janji-janji” Baptis. Kita perlu kembali kepada norma-norma ini, karena didalam normanorma itu diungkapkan nilai-nilai Injili itu yang dapat diringkaskan dalam hukum kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.(bdk Yoh 13:34). Suatu persoalan mengenai “jalan yang lebih utama lagi“ yang Santo Paulus— selalu selaras dengan Yesus— tunjukkan kepada umat di Korintus sebagai jauh lebih unggul dan lebih perlu dari pada karunia-karunia karismatis yang paling terpilih (1Kor 12:28-30; 13:1-dst): yaitu cintakasih. Suatu persoalan mengenai perjalanan ethis dan ascetis melalui mana dapat diwujudkan kesempurnaan hidup Kristiani dengan cara kesediaan menerima dan menghayati “sabda bahagia” yang diwartakan oleh Yesus.(bdk Mat 5:3 dst). Putra-putriku yang terkasih, lihatlah program besar pembaruan: pesan sabda bahagia yang memerintahkan kita melaksanakan “karya-karya Roh Kudus” dan “hidup menurut Roh Kudus”, bahkan dalam situasi sosial sekarang ini. Orang-orang Kristiani masa kini dipanggil untuk menjadikan program ini berhasil guna. Kita tempuh jalan cinta kasih ini dan jalan sabda bahagia ini dibawah dorongan dan bimbingan Roh Kudus. Dia telah diutus kepada Gereja dan kepada dunia untuk mewujudkan kepenuhan kemenangan atas dosa yang diperoleh oleh Yesus, melalui pemurnian suara hati, pembebasan manusia dari “perbuatan-perbuatan” dan “keinginan-keinginan daging”, pencurahan “keinginan-keinginan menurut Roh”, kedalam setiap hati, penguatan manusia batin, pembaharuan dan pertumbuhan yang terus-menerus, hidup pribadi dan hidup sosial hingga mencapai “kesatuan iman dan pengetahuan yang benar 41 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus tentang Anak Allah,kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4,13) dibumi dan disurga. Tentang semuanya ini saya telah membicarakan dalam bagian kedua dan ketiga ensiklik Dominum Vivificantem, dalam buku itu kamu akan dapat menemukan dimensi ketiga dari pembaharuan. Ini terdiri dari apa yang Santo Paulus sebut “hukum roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus”. Hukum ini telah membebaskan kita dari “hukum dosa dan hukum maut” (Roma 8:2), dengan mengembalikan dalam diri manusia yang telah ditebus sistim kehidupan yang baru, yaitu Roh Kudus yang hadir dan bertindak dalam roh manusia. Hukum roh berbicara tentang “hukum baru” yang menurut Santo Agustinus “ditulis dalam hati umat beriman” dan “dikenali sebagai kehadiran Roh Kudus”. Santo Thomas menggunakan ide ini untuk mengunggulkan “rahmat Roh Kudus” sebagai isi yang mutlak perlu dan kekuatan yang hidup dalam kekristenan. Segala sesuatu yang kelihatan, yang diorganisir, ditulis dan diwartakan dalam Gereja telah diadakan dan diatur untuk pelayanan rahmat. Dengan demikian Gereja tampil dalam semua kegiatan konstitusi ilahinya, tetapi juga dalam peranannya yang mutlak perlu yang diatur untuk pelayanan rahmat, sebagai pengantin wanita dan mitra kerjasama Roh Kudus dalam memohon dan dalam menyiapkan kedatangan Tuhan Yesus yang selalu baru (bdk Wahyu 22:20), seperti yang saya tulis pada akhir ensiklik pada hari Raya Pentekosta. (Dominum Vivificantem 65-66). untuk memberikan perhatian yang penuh dalam Pembaruan Karismatik Katolik kepada cara yang khusus ini yaitu cara Allah mengasihi umatNya. Tanggapan penuh doa dari para anggota dan para rekanmu terhadap rahmat Allah ini akan menjadi tanda yang nyata peran serta Pembaruan dalam kehidupan dan perutusan Gereja, Tubuh Kristus yang kelihatan (bdk 1Kor 12:27). Gereja dewasa ini sangat membutuhkan doa-doa dan komitmenmu. Marilah kita bersama-sama memuji dan bersyukur kepada Bapa Sorgawi atas semuanya yang telah Dia kerjakan dalam hidupmu dan marilah kita memohon rahmatNya supaya karya kerasulanmu menghasilkan buah berlimpah-limpah. Sebagai tanda penyemangatanku, dengan gembira hati saya memberikan Berkat Apostolik saya. &&&&&&&&&& Setia kepada Gereja, tetap bersatu dengan Gereja, turut mengambil bagian dalam iman Gereja, mentaati hukumnya, bekerjasama dalam perutusannya, —bahkan didalam lingkungan keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki dalam mana keluarga umat beriman dalam Kristus tersebar– merupakan jalan yang pasti untuk sampai pada jantung ekonomi rahmat dan meminum pada sumber Roh Kudus kekuatan yang sanggup melaksanakan pembaruan orang-orang dan komunitas-komunitas. 41 55 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 10 “Gereja dewasa ini sangat membutuhkan doamu dan komitmenmu” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik sesudah mengikuti retret yang diselenggarakan oleh ICCRS di Assisi, Castelgandolfo,18 September 1993. Sahabat-sahabat terkasih dalam Kristus, Saya bergembira menyambut kamu, para pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik, bersama dengan Uskup Paul Cordes yang saya angkat beberapa tahun yang lalu untuk menyertai Pembaruan dan mendukung serta mendorong identitas katoliknya. Dengan hangat saya menyambut para Uskup dan banyak imam yang merupakan bagian dari pertemuanmu. Kamu baru saja menyelesaikan retret rohani di Assisi, kota St Fransiskus dan juga St Klara, yang hari ulang tahun kelahirannya yang ke 800 jatuh pada tahun ini. Tokohtokoh besar dalam kesucian ini menjadikan kata-kata St Paulus kata-katanya sendiri: ”Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup didalam aku” (Gal 2:20). Bukankah hal ini merupakan cita-cita dan tujuan yang meresapi Pembaruan Karismatik? Bukankah hal ini yang menjadi program hidup yang telah ditetapkan oleh persekutuan doamu dan komunitasmu dibawah bimbingan Roh Kudus? Semoga teladan dan pengantaraan Santa dan Santo agung dari Assisi ini menguatkan kebulatan tekadmu untuk bertumbuh terus menerus dalam kasih dan pelayanan injili “sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4:13). Pada hari Kaum Muda Sedunia di Denver baru-baru ini saya bersama kaum muda merenungkan kata-kata Tuhan kepada nabi Yesaya :”Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” (Yes 6:8). Saya merenungkan kata-kata ini untuk diterapkan pada panggilan kepada imamat dan kepada kehidupan membiara dalam konteks evangelisasi baru. Dewasa ini adalah suatu kenyataan dari kehidupan Gereja banyak panggilan tumbuh dan mekar dalam hati berbagai Gerakan dan Assosiasi. Saya ingin mendorong kamu 54 Saudara-saudari terkasih, kehadiranmu yang dekat dengan pengganti Petrus, kepala Gereja universal yang kelihatan, dan penegasan kembali yang berulang-ulang mengenai persekutuan yang jujur dan aktif dengan dia dan dengan uskup-uskup gereja lokalmu menandakan bahwa kamu memahami dengan baik apa yang Injil ajarkan,apa yang Roh Kudus hadir dalam hati, inspirasikan sebagai prinsip sentral dari ”hukum baru”, sebagai aturan kegiatan dan doa gerejawi yang mendasar, sebagai rahasia semua pembaharuan dan semua kemajuan: melayani kerajaan Kristus sesuai dengan petunjuk-petunjuk Roh Kudus dalam persekutuan iman, pikiran, ajaran dengan para gembala Gereja. Saya memuji ketekunanmu dan kemajuanmu dalam menempuh jalan ini dan saya memohon kepada Allah untuk melimpahkan berkat ilahiNya atas dirimu dan atas aspirasimu, atas rencana dan pekerjaanmu. Biarlah berkatku menjadi jaminan berkat ilahi itu. &&&&&&&&&& 43 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 7 “Kesaksian yang paling berharga dalam perutusan Gereja didunia” Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke 6 para Pemimpin Karismatik, Roma 15 Mei 1987. Saudara-saudari yang terkasih, Dalam damai dan sukacita Roh Kudus saya menyambut kamu semua yang datang ke Roma untuk menghadiri Konferensi Internasional yang ke 6 para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik. Saya sangat bahagia bertemu dengan kamu hari ini dan saya ingin meyakinkan kamu bahwa kasihmu kepada Kristus dan keterbukaanmu kepada Roh kebenaran merupakan kesaksian yang paling berharga dalam perutusan Gereja didunia. Selama hari-hari ini kamu dalam semangat doa merenungkan kata-kata nabi Yesaya yang oleh Yesus dijadikan kata-kataNya sendiri pada awal pelayananNya dihadapan umum: ”Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; (Luk 4:18). Kata-kata ini, ketika dibaca Yesus dirumah ibadat Nasaret, berpengaruh mendalam pada diri orang-orang yang mendengarnya. Setelah selesai membacanya, Dia menggulung Kitab gulungan itu lalu duduk, dan “mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepadaNya” (Luk 4:20). Bahkan dijaman kita sendiri, kata-kata profetis ini menyentuh sampai kelubuk hati. Kata-kata itu dalam iman mengangkat hati kita kepada pribadi Kristus dan mengobarkan kerinduan kita untuk “menunjukkan mata kita kepadaNya“, Sang Penebus dunia, penggenapan yang sempurna dari semua nubuat. Kata-kata itu mengobarkan kerinduan kita untuk masuk sama sekali kedalam misteri Kristus: untuk mengenal Dia lebih baik dan mengasihi Dia dengan kesetiaan yang lebih besar lagi. 43 Sahabat-sahabat terkasih, Pada permulaan masa Puasa ini,saya berdoa agar pekerjaanmu akan memberikan sumbangan untuk pertumbuhan Gereja, dalam ketaatan kepada kehendak Tuhan dan kepada tugas perutusan yang telah diterima oleh Gereja. Saya serahkan kamu semua kepada pengantaraan Maria, Bunda Gereja, yang penuh kasih, yang “melalui iman yang sama yang membuatnya terberkati .............., hadir dalam perutusan Gereja, hadir dalam karya Gereja memberitakan kepada dunia Kerajaan Puteranya” (Redemptoris Mater 28) Semoga doa Bunda Maria menyertai mereka yang berusaha memperluas Kerajaan Kristus dalam ketaatan kepada dorongan RohNya. Kepada kamu semua saya sampaikan Berkat Apostolik saya. &&&&&&&&&& 53 Maka Bangkitlah Petrus “(Redemptoris Missio 42). Sarana apa yang lebih efektif untuk dapat menarik mereka yang telah kehilangan arah rohani mereka menuju kebenaran yang dapat menenangkan keresahan hati manusia selain teladan hidup yang bersemangat dari orang-orang beriman Kristiani? Memberi kesaksian adalah menjadi ragi yang sangat kuat diantara orang-orang yang mungkin tidak mengenal secara penuh nilai keselamatan yang hanya Yesus sendiri dapat memberikan. Pembaruan Karismatik dapat juga menolong memupuk pertumbuhan kehidupan rohani yang kokoh, yang didasarkan atas kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam Gereja, yang kaya tradisi dan teristimewa dalam kegiatannya merayakan Sakramen-sakramen. Penerimaan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Pengakuan dosa secara teratur dan sering, adalah mutlak perlu untuk kehidupan sejati dalam Roh Kudus, sebab inilah sarana–sarana yang diberikan oleh Kristus sendiri kepada kita untuk memulihkan dan menopang karunia rahmat Roh Kudus. Karena jalan Roh selalu menuju kepada Kristus dan GerejaNya, dan karena Roh Kudus sendirilah yang menuntun mereka yang diangkat Kristus menjadi Uskup untuk memelihara Gereja Allah (bdk Kis 20:28), maka tidak dapat ada konflik antara ketaatan kepada Roh Kudus dan ketaatan kepada Gereja dan Wewenang Mengajar Gereja (Magisteriumnya). Dalam bentuk apa saja Pembaruan Karismatik itu menampilkan diri —dalam kelompok doa, dalam komunitas perjanjian, dalam komunitas hidup dan pelayanan– tanda keberhasilan rohaninya akan senantiasa berupa: persekutuan dengan Gereja universal dan gereja-gereja setempat menjadi kokoh kuat. Perananmu sebagai organisasi yang mengkoordinir adalah membantu semua segi-segi Pembaruan yang bermacamp-macam ini untuk bekerja bersama dalam persatuan dengan para gembala Gereja untuk kepentingan seluruh Tubuh. Sekaligus, pendalaman identitasmu sebagai orang Katolik dengan mengambil dari kekayaan rohani tradisi Katolik merupakan bagian yang tak tergantikan dari sumbanganmu kepada dialog ekumenis yang sejati, yang dipupuk oleh rahmat Roh Kudus, harus menuju kepada kesempurnaan “persaudaraan dalam kesatuan: dalam pengakuan satu iman, dalam perayaan ibadat ilahi bersama dan dalam keharmonisan persaudaraan keluarga Allah” (Unitatis Redintegratio 2). 52 Maka Bangkitlah Petrus “Roh Tuhan ada padaKu”. Sementara Yesus menerapkan kata-kata ini pada diriNya hari itu di Nasaret, maka kata-kata itu dapat juga diterapkan pada hari Raya Pentekosta dan kemudian kepada Tubuh Kristus, Gereja. Ketika sudah selesailah karya, yang oleh Bapa dipercayakan kepada Putera untuk diselesaiakan didunia (Yoh 17:4) Roh Kudus diutus pada hari Pentekosta untuk tiada hentinya menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan dapat mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh” (Lumen Gentium 4). Sebagai akibatnya, sejarah Gereja adalah sekaligus sejarah 2000 tahun karya Roh Kudus, “Tuhan, Pemberi Kehidupan”, yang membarui umat Allah dalam rahmat dan kebebasan dan adalah “Roh Kebenaran”, yang membawa kekudusan dan suka cita bagi semua orang dari setiap suku, bahasa dan bangsa. Tahun ini menandai Hari Ulang Tahun ke 20 Pembaharuan Karismatik di Gereja Katolik. Kekuatan dan keberhasilan pembaruan pasti disebabkan oleh kehadiran penuh kuasa dari Roh Kudus yang bekerja dalam Gereja dalam tahun-tahun ini sesudah Konsili Vatikan II. Tentu saja Roh Kudus membimbing Gereja dari abad ke abad, menghasilkan beraneka ragam karuniakarunia diantara umat beriman. Berkat Roh kudus ini, Gereja memelihara daya hidup yang senantiasa muda dan Pembaruan Karismatik kini merupakan manifestasi yang mengesankan dari daya hidup ini, pernyataan yang berani tentang apa yang “Roh kudus katakan kepada gereja-gereja” (Wahyu 2:7) saat kita mendekati penutupan millenium kedua. Karena alasan ini, sangat perlu bahwa kamu selalu berusaha untuk memperdalam persatuanmu dengan seluruh Gereja: dengan doktrin dan disiplinnya, dengan kehidupan sakramentalnya, dengan segenap umat Allah. Dalam hal ini saya telah menugaskan Uskup Paul Cordes untuk membantu sebagai penasihat episkopalis bagi ICCRS (International Catholic Charismaatic Renewal Services) atau Badan Pelayanan Internasional Pembaharuan Karismatik Katolik. Saya yakin bahwa dia akan menolong kamu dalam memupuk dinamisme yang senantiasa ada dalam keseimbangan dan dalam memperkuat ikatan kesetiaanmu dengan Tahta Apostolik. 45 Maka Bangkitlah Petrus “Roh Tuhan ada padaKu”. Disamping arti kata-kata ini bagi Yesus dan bagi Gereja seluruh dunia, kata-kata itu juga mengingatkan kita akan identitas pribadi kita sendiri sebagai kaum pria dan kaum wanita yang telah dibaptis dalam Kristus. Bagi kita, Roh Tuhan ada pada kita, masing-masing dari diri kita, yang telah dilahirkan kembali dalam air Baptis yang menyelamatkan . Roh Kudus mendorong kita untuk maju terus dalam iman “untuk mewartakan kabar baik kepada kaum miskin“ : miskin dalam materi, miskin dalam karunia-karunia rohani, miskin dalam budi dan badan. Roh Kudus memberikan kepada kita keberanian dan kekuatan untuk keluar mendekati semua orang yang secara khusus, ”wong cilik” didunia ini. Kita semua menanggapi atas cara yang unik, sesuai dengan bakatbakat dan karunia–karunia kita sendiri, tetapi kita akan dapat memberikan tanggapan yang otentik dan dermawan hanya jika kita dengan kokoh kuat tak tergoyahkan mempunyai kebiasaan berdoa secara teratur. Karena itu saya menasihati agar kamu sering melakukan meditasi mengenai kata-kata nabi Yesaya ini, sambil merenungkan misteri agung bagaimana Roh Allah menaungi hidupmu atas cara yang sama sekali tidak berbeda dengan pengalaman Maria. Sebagaimana kebenaran menembus hati dan jiwamu, maka kebenaran itu memenuhi dirimu seutuhnya dengan syukur, pujian dan perasaan terpesona terhadap kasih Allah yang besar. “Roh Tuhan ada padaKu” Kata-kata ini menjadi dasar hidup doa kita, pelayanan kita kepada orangorang lain, hidup iman kita. Kata-kata ini mengarahkan kita kepada Allah yang tidak nampak, yang tinggal dalam diri kita seperti didalam BaitNya, kepada pribadi yang kita akui dalam Syahadat para Rasul sebagai “Tuhan”, ”Pemberi Kehidupan”, pribadi yang “berbicara lewat para nabi”. Dalam merefleksikan kata-kata ini dengan semangat doa, kita bertemu dan menyembah Roh Kudus. Dalam semangat doa juga kita dapat melihat kenyataan yang sebenarnya mengenai kemiskinan kita sendiri, kebutuhan kita yang mutlak akan Sang Penyelamat. Kita melihat banyak cara dimana kita sendiri papa dan miskin, dan dengan demikian kita mulai merasakan bertumbuhnya solidaritas dengan semua orang miskin. Akhirnya kita semakin lebih menyadari dari pada sebelumnya bahwa Kabar Baik untuk kaum miskin adalah Kabar Baik untuk kita sendiri juga. 45 Maka Bangkitlah Petrus kekuatan yang dinamis pembaruan Gereja” (Dominum et Vivificantem 2). Sungguh, Roh Kudus adalah “pelaku utama perutusan Gereja” (Redemptoris Missio 21), yang mendukung dan membimbing usaha-usaha Gereja untuk membawa rahmat Pentekosta kepada semua bangsa. Karena karunia-karunia Roh Kudus diberikan untuk membangun Gereja, kamu, sebagai pemimpin-pemimpin Pembaruan Karismatik ditantang untuk tak kunjung henti mencari jalan yang berdaya guna dimana kelompok-kelompok yang beranekaragam yang kamu wakili dapat mewujudkan persatuan mereka yang lengkap, yaitu persatuan budi dan hati dengan Tahta Suci dan para uskup, dan bekerjasama secara lebih berhasil dalam perutusan Gereja dalam dunia. Pada level internasional hubungan yang dekat dengan Penasihat Episkopalnya, Uskup Paul Cordes, dan koordinasi Gerakan-Gerakan dan Assossiasi-Assosiasi gerejawi yang diadakan oleh Dewan Pontifikal untuk kaum Awam, adalah sarana yang penting untuk memupuk kerjasama seperti itu, yang sedemikian perlu untuk kepengurusan secara bijaksana karunia-karunia yang bermacam-macam jumlahnya. Hanya dengan cara inilah Pembaruan akan sungguhsungguh melayani tujuannya yang bersifat gerejawi, yaitu menolong menjamin supaya “seluruh Tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendinya, menerima pertumbuhan ilahinya”(Kol 2:19). Pada saat ini dalam sejarah Gereja, Pembaruan Karismatik dapat memainkan peranan yang signifikan dalam mengembangkan pertahanan yang dibutuhkan sekali bagi kehidupan Kristiani dalam masyarakat dimana sekularisme dan materialisme memperlemah kemammpuan banyak orang untuk menanggapi karya Roh dan untuk melakukan discernment (pembedaan) terhadap panggilan kasih Allah. Sumbanganmu terhadap penginjilan kembali masyarakat, pertamatama akan dilakukan oleh kesaksian pribadi mengenai Roh yang tinggal dalam dirinya dan dengan memperlihatkan kehadirannya melalui pekerjaan baik dan solidaritas. “Kesaksian hidup Kristiani adalah bentuk perutusan yang pertama dan tak tergantikan” 51 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 9 “Karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja” Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO, Roma 14 Maret 1992. Saudara-saudara dan saudari-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam sukacita dan damai Roh Kudus saya menyambut Dewan ICCRS. Saat kamu merayakan Hari Ulang Tahun ke 25 permulaan Pembaruan Karismatik Katolik, dengan senang hati saya bergabung dengan kamu dalam memuji Allah atas buah-buah yang sedemikian banyak yang telah dihasilkan oleh Pembaruan Karismatik dalam kehidupan Gereja. Munculnya Pembaruan tepat sesudah Konsili Vatikan II merupakan karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja. Bagi banyak orang Katolik hal itu merupakan tanda kerinduan untuk menghayati secara lebih penuh martabat baptisan dan panggilan mereka sebagai putra-putri angkat Allah Bapa, untuk mengetahui kuasa penebusan Kristus Penyelamat kita melalui pengalaman yang lebih terasa dalam doa pribadi maupun dalam doa bersama dan mengikuti ajaran Kitab Suci dengan membacanya dalam terang Roh yang sama, yang mengilhami penulisannya. Memang salah satu hasil yang paling penting dari kebangunan rohani ini ialah kehausan yang meningkat akan kekudusan yang dapat dilihat dalam kehidupan orang perorangan maupun dalam kehidupan seluruh Gereja. Pada akhir Millenium Kedua, Gereja lebih dari sebelumnya perlu • berpaling dengan penuh kepercayaan dan harapan kepada Roh Kudus yang tak kunjung henti menarik orang-orang beriman kedalam persekutuan kasih trinitarian, • membangun kesatuan mereka dalam satu Tubuh Kristus yang kelihatan dan • menugaskan mereka sebagai utusan yang setia kepada perintah yang diberikan kepada para Rasul oleh Kristus yang bangkit. Sahabat-sahabat terkasih dalam Kristus, Kamu telah datang ke Roma dalam bulan Mei. Bulan Santa Perawan Maria, Bunda kita. Kamu datang tepat mendahului Pesta Pentekosta dan permulaan Tahun Maria. Dalam merenungkan tema “Kabar Baik untuk kaum miskin”, kamu merenungkan tema yang sangat disenangi Bunda Sang Penebus. Sebagaimana saya katakan dalam ensiklik saya baru-baru ini mengenai Perawan Maria yang terberkati dalam kehidupan Gereja, ”Maria sungguh-sungguh mewartakan kedatangan “Mesias kaum miskin” (bdk Yes 11:4; 61:1). Mengambil dari hati Maria, dari kedalaman imannya yang diungkapkan dalam kata-kata Magnificat, Gereja membarui secara berhasil guna dalam dirinya kesadaran bahwa kebenaran tentang Allah yang menyelamatkan, kebenaran tentang Allah yang menjadi sumber setiap karunia, tidak dapat dipisahkan dari manifestasi kasihnya yang memihak kaum miskin dan kaum sederhana, kasih yang dinyatakan dalam kidung Magnificat, yang belakangan diungkapkan dalam kata-kata dan karya Yesus (Redemptoris Mater 37). Semoga kamu diilhami oleh teladan kasih heroik yang diberikan oleh Maria Bunda Penebus kita dan semoga kamu dengan penuh kepercayaan menyerahkan dirimu kepada pengantaraannya dan pemeliharaannya yang penuh keibuan. Dalam kasih Puteranya, Penyelamat kita Kristus Tuhan, saya memberikan kepada kamu semua berkat apostolik saya. &&&&&&&&&& Kita harus yakin bahwa kesadaran yang mendalam akan pribadi dan karya Roh Kudus menjawab kebutuhan-kebutuhan jaman kita sebab Roh “ada dipusat iman Kristiani dan menjadi sumber dan 50 47 Maka Bangkitlah Petrus Maka Bangkitlah Petrus Dokumen 8 “Terus komunikasikan semangat ini untuk Injil” Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada Fraternitas Katolik dari Komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan, Roma 7 Desember 1991. Saudara–saudari yang terkasih, Dengan sukacita yang istimewa saya menyambut kamu, para pemimpin Fraternitas Katolik dari Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan-persaudaraan. Saya menyambut kamu dan menyemangati kamu dalam usahamu membangun struktur gerejawi untuk Pembaruan Karismatik, yang telah berkembang secara luas di Gereja Katolik dalam tahun-tahun belakangan ini dan yang memelihara hubungan dekat dengan gerakan-gerakan yang sama dalam komunitaskomunitas Kristiani yang lain. Saya senang bahwa kamu datang kembali ke Roma, satu tahun sesudah didirikannya Fraternitasmu. Saya ingat Misa Kudus yang dirayakan bersamamu pada kesempatan itu. Saya sadar bahwa kehadiranmu disini mengungkapkan keinginanmu memperkuat ikatanmu dengan Tahta Petrus. Pertemuan kita terjadi selama Sidang Istimewa Synode Uskup-uskup Eropa, ketika Gereja sedang merefleksikan panggilan kepada penginjilan baru dan melihat banyak tanda-tanda rahmat Allah yang menggembirakan, pertemuanmu mempunyai arti yang signifikan. Roh Kudus bekerja dalam kelompok-kelompok seperti kelompokmu, menarik kamu kepada kehidupan doa dan memenuhi kamu dengan sukacita dalam menyembah dan memuji Tuhan. Sebagaimana saya menulis untuk seluruh Gereja dalam ensiklik saya Dominum et Vivificantem: ”Tahuntahun belakangan ini telah terlihat pertumbuhan dalam jumlah orang yang memberikan tempat nomer satu pada doa dan yang mencari dalam doa pembaruan hidup rohani mereka” (Dominum et Vivificantem 65). Adalah Roh yang sama yang mengutus kamu untuk memberikan kesaksian. Bagaimana orang yang telah merasakan kebaikan Kristus tetap tutup mulut dan tidak aktif? Bagaimana orang dapat menyimpan rapat-rapat kebaikan yang telah diterima secara berkelimpahan? Kristus adalah Penyelamat kita. Dia telah memenangkan bagi kita kehidupan kekal dengan menumpahkan darahNya dan Bapa telah memeteraikan karya penebusan ini dengan membangkitkan PuteraNya dari kematian dan 47 membuat Dia penakluk penuh kemuliaan atas roh jahat. Santo Paulus bersaksi: ”Jika Allah dipihak kita, siapakah yang melawan kita? .....Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?..... Tidak, dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:31-37). Kata-kata Rasul Paulus ini sungguh-sungguh merupakan pekik sukacita. Siapa yang berani menyembunyikan dari orang-orang lain keselamatan yang diberikan Kristus sedemikian melimpah? Bagaimana kita malas untuk menginjil? Teruskan untuk mengkomunikasikan semangat untuk menginjil kepada orang-orang disekitarmu! Rayakan Sakramen-sakramen teristimewa Ekaristi, dalam semangat sukacita dan Sakramen Pengakuan dosa dengan kesalehan dan martabat. Dengan cara ini mereka yang masih jauh akan ditarik kepada Tuhan dan ditarik kepada TubuhNya, Gereja. Dalam semangat Pasca Synodal Exhortatio Christifideles Laici, tempatkan dirimu dalam pelayanan karya penginjilan para uskupmu, para pastormu yang bertanggungjawab atas kehidupan gereja-gereja lokal (setempat). Dan jangan melupakan tugasmu untuk menegakkan keadilan dan memelihara kedamaian di dunia. Beri kesaksian melalui kehidupanmu yang utuh: ”Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat dan dengan hati nurani yang murni” (1 Ptr 3:15-16). Saya berdoa supaya kamu mendapat dukungan dan bimbingan dari komunitasmu. Dalam komunitasmu itu sekaligus kamu menemukan jalan hidup yang menuntun kamu kepada kebebasan injili, ketika banyak orang mengartikan kebebasan dengan tidak adanya tugas atau tidak adanya tanggung jawab. Semoga keanggotaanmu dalam komunitas tidak pernah menghalang-halangi kesiapanmu untuk melayani para saudara dan saudarimu, teristimewa melalui usahamu menguatkan kelompok-kelompok doa Pembaruan Karismatik Katolik. Semoga Fraternitas Katolik selalu terbuka bagi komunitas-komunitas lain yang ingin bergabung dengan kamu. Semoga Maria, Bunda Sang Penebus, berdoa untuk kamu dan membimbing kamu dalam mengikuti Tuhan dengan setia dalam jantung Gereja. &&&&&&&&&& 49