Maka Bangkitlah Petrus.pmd

advertisement
“Maka bangkitlah Petrus.....”
Diterbitkan oleh:
Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia
Cetakan Pertama, Juli 2009
Terjemahan :
Fx. Sukarno Osc.
Nihil obstat :
Fx. Sukarno Osc.
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Setiap kutipan ke dalam buku lain harus dengan ijin tertulis dari Badan
Pelayanan Nasional - Pembaruan Karismatik Katolik - Indonesia.
Seri Buku Pegangan Badan Pelayanan Nasional - Pembaruan
Karismatik Katolik - Indonesia:
1. Seminar Hidup Dalam Roh
2. Seminar Pertumbuhan Rohani
3. Dasar Kedewasaan Kristen
4. Prinsip-prinsip Pemuridan
5. Kepemimpinan Rohani Dan Bekerja Sama Sebagai Pemimpin
1
Maka Bangkitlah Petrus
Pidato Paus-Paus
“Maka bangkitlah Petrus.....”
(Kis 2:14)
Kumpulan pidato-pidato para Paus kepada Pembaruan
Karismatik Katolik dari awal mulanya sampai dengan tahun
2000.
Dihimpun oleh Oreste Pesare
ICCRS
International Catholic Carismatic Renewal Services
3
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
DEWAN KEPAUSAN UNTUK KAUM AWAM
MENETAPKAN
Pengakuan atas ICCRS sebagai badan untuk mengembangkan
Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) dengan suatu personalitas
badan hukum,menurut Kanon 116,
.......Perbaharuilah keajaiban-keajaibanMu dijaman
kami ini, sebagai Pentakosta baru,dan berilah agar
Gereja Kudus,yang dengan tekad yang bulat
memelihara doa yang tak kunjung putus,bersama
dengan Maria Bunda Yesus,dan juga dibawah
bimbingan Santo Petrus semoga memperluas kerajaan
Juru Selamat Ilahi,kerajaan kebenaran dan
keadilan,kerajaan kasih dan kedamaian.
Amin.
Paus Yohanes XXIII, pengambil inisiatip terselenggaranya
Konsili Vatikan II
3
Menyetujui Statuta mereka, dalam bentuk aslinya, disimpan dalam
arsip dari Dicastery ini.
ttd
Paul J.Cordes
Wakil Presiden
ttd
Eduardo Card Pironio
Presiden
Dari Vatikan 14 September 1993,Pesta Pemuliaan Salib.
101
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Sekarang ini dengan menerima permohonan untuk memperoleh
pengakuan kepausan yang diajukan oleh ICCRS sesuai dengan
Kode Hukum Kanonik yang berlaku,
Dengan menghargai tujuan-tujuan ICCRS mengenai “pelayanan
dan promosi Pembaruan Karismatik Katolik diseluruh dunia, dibawah
tindakan Roh Kudus” (pasal 1), dengan memiliki “kepedulian yang
istimewa terhadap kesetiaan para peserta pembaruan karismatik
kepada Gereja Katolik, baik individu-individu maupun kelompokkelompok dan karena ketaatan mereka kepada Paus maupun kepada
uskup-uskup yang lain, sesuai dengan ajaran-ajaran Gereja” (pasal
3).
Setelah memeriksa dengan cermat Statuta yang diajukan oleh ICCRS
dan setelah berkonsultasi dengan beberapa ahli hukum kanonik
dan mengikuti inkorporasi dalam statuta yang harus dipatuhi yang
dibuat oleh Dewan Kepausan untuk Kaum Awam dan oleh ICCRS
sendiri pada tgl 8 Juli 1993,
Dalam melanjutkan dan memperkuat hubungan yang lebih
melembaga dan teratur antara ICCRS dan Tahta Suci, terutama
melalui Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, Bapa Suci telah
mengangkat Uskup Paul J.Cordes, yang menjabat Wakil Presiden
Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, sebagai Penasihat Episkopal
untuk ICCRS “ad personam” (secara pribadi).
Didukung oleh kesaksian-kesaksian positip yang diberikan oleh
banyak Kardinal dan para Uskup mengenai pelayanan yang diberikan
oleh ICCRS dalam persekutuan dan perutusan Gereja,
Dengan mengingat juga bahwa pada tgl 30 Nopember 1990 Dewan
Kepausan untuk Kaum Awam memberikan pengakuan kepada
Fraternitas Katolik dari Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik
dan Persaudaraan-persaudaraan,sebagai assosiasi privat kaum
beriman dan dengan harapan bahwa akan ada hubungan dialog
dan kerjasama yang berhasil antara assosiasi ini dengan ICCRS,
100
Daftar Isi
Pendahuluan
Introduksi
1
2
BAGIAN I
Dokumen 1
“Kita dapat mengenal karya Roh ........”
13
Pidato Paus Paulus VI pada kesempatan Konferensi Internasional Pertama
Para Pemimpin Karismatik, Grottaferrata, 10 Oktober 1973.
Dokumen 2
“Berkat bagi Gereja dan bagi dunia”
15
Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan
Konferensi Internasional II Para Pemimpin Karismatik,Roma 19 Mei 1975.
Dokumen 3
“Aku ingin melihat kamu ...................” ( Roma 1:11)
23
Audiensi pertama Paus Yohanes Paulus II bersama dengan Pembaruan
Karismatik di Itali,Roma 23 Nopember 1980.
Dokumen 4
“Reputasimu mendahului kamu .........”
28
Pidato Paus Yohanes Paulus II pada saat Konferensi Internasional yang ke IV
Para Pemimpin Karismatik, Roma 7 Mei 1981.
Dokumen 5
36
“Serukanlah kepada dunia bersama saya: Bukalah pintu-pintu
bagi Sang Penebus .........”
Pidato Paus Yohanes Paulus II dalam Konferensi Internasional ke V Para
Pemimpin Karismatik, Roma 30 April 1924.
Dokumen 6
“Gereja mendorong anda untuk mengikuti Pembaruan”
38
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta dalam Kongres Nasional
“Pembaruan dalam Roh” Italia, Roma 15 Nopember 1986.
5
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 7
“Kesaksian yang
didunia”
paling berharga
44
dalam perutusan Gereja
DEKRIT oleh Bapa Suci yang mengakui ICCRS
Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan
Konferensi Internasional II Para Pemimpin Karismatik,Roma 19 Mei 1975.
Dokumen 8
“Terus komunikasikan semangat ini untuk Injil”
48
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada Fraternitas Katolik dari Komunitas
Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan,Roma,7 Desember 1991.
Dokumen 9
“Karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja”
50
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan dewan ICCRO,Roma,14 Maret
1992.
Dokumen 10
54
“Gereja dewasa ini sangat membutuhkan doamu dan
komitmenmu”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik
sesudah mengikuti retret yang diselenggarakan oleh ICCRS di Assisi,
Castelgandolfo, 18 September 1993.
Dokumen 11
“Kekuatan untuk pembaruan Gereja”
56
Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Sidang Pleno Fraternitas
Katolik dari Komunitas-Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik,
Roma 14 November 1994.
Dokumen 12
58
“Secara lebih penuh dipersatukan dengan kehidupan gerejagereja partikular ”
Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Pertemuan Internasional
ke tujuh Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian dan
Persaudaraan Karismatik,Roma 9 Nopember 1996.
5
TAMBAHAN
DEKRIT
“Kita hidup dalam Gereja pada momen istimewa dari Roh”
demikian dinyatakan oleh Bapa Suci Paulus VI dalam Himbauan
Apostolik “Evangelii Nuntiandi” (n.75). Memang ada banyak tandatanda diseluruh dunia dimana dapat kita saksikan buah-buah Roh.
Aliran-aliran, gerakan-gerakan dan kesaksian-kesaksian akan
kekudusan membarui persekutuan dan perutusan Gereja, yang
dibangun diatas karunia-karunia hirarkis dan karismatis. Diantara
mereka itu ialah Pembaruan Karismatik Katolik atau Pembaruan
dalam Roh dan bentuk-bentuk baru kehidupan komunitas yang
tumbuh daripadanya.
“Semangat dan buah-buah Pembaruan – kata Bapa Suci Yohanes
Paulus II kepada para peserta Sidang Internasional ke VI Pembaruan
Karismatik, 15 Mei 1987 – pasti memberikan kesaksian akan
kehadiran yang kuat dari Roh Kudus dalam Gereja selama tahuntahun ini sesudah Konsili Vatikan II. Tentu saja Roh Kudus telah
menuntun Gereja di setiap jaman dengan memunculkan
keanekaragaman besar karunia-karunia diantara umat beriman.
Berkat Roh Kudus, maka Gereja tetap hidup dan awet muda. Dan
Pembaruan Karismatik merupakan manifestasi yang mengesankan
dari vitalitas ini dijaman sekarang, suatu peneguhan yang kuat
akan apa “yang Roh Kudus katakan kepada Gereja-gereja” (Wahyu
2:7), dikala kita mendekati akhir millennium kedua”.
Untuk mendukung berbagai realitas yang sangat berbeda dari
individu-individu dan kelompok-kelompok yang menanggapi aliran
gerakan Karismatik Katolik, maka sejak 1978, Pelayanan Pembaruan
Karismatik Katolik Internasional (ICCRS) telah memberikan suatu
anggapan yang konkrit dan positif dengan memfasilitasi komunikasi
dan kerjasama diantara semua orang.
99
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dalam kekacauan yang meraja didunia dewasa ini, sedemikian mudah
berbuat salah,menyerah kepada khayalan-khayalan. Semoga unsur ketaatan
yang penuh kepercayaan kepada para Uskup, pengganti para Rasul, dalam
persekutuan dengan Pengganti Petrus tidak pernah berkurang dalam
pembinaan Kristiani yang disediakan oleh gerakan-gerakanmu! Kamu
mengetahui kriteria untuk kegerejaan perserikatan kaum awam yang
diketemukan dalam Exhortatio Apostolica Christifideles Laici 30.
Saya meminta kepadamu untuk selalu taat kepada mereka dengan murah
hati dan kerendahan hati, dengan membawa pengalaman-pengalamanmu
kepada gereja-gereja setempat dan paroki-paroki, sambil selalu tetap
bersekutu dengan para gembala dan memperhatikan pengarahan mereka.
Yesus bersabda: ”Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan
betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” (Luk 12:49). Selagi
Gereja bersiap-siap menyeberang ambang pintu millennium ketiga,marilah
kita menerima undangan Tuhan, supaya apiNya menyebar dalam hati kita
dan dalam hati saudara-saudara dan saudari-saudari kita.
Hari ini, dari ruang atas ini di Lapangan Santo Petrus, doa agung
mengumandang : Datanglah Roh Kudus, datanglah dan perbaruilah muka
bumi! Datanglah dengan tujuh karuniaMu! Datanglah Roh Kehidupan, Roh
Persekutuan dan Kasih! Gereja dan dunia membutuhkan Dikau. Datanglah
Roh Kudus, dan buatlah semakin lebih berbuah karisma-karisma yang
Engkau anugerahkan kepada kami. Berikanlah kekuatan baru dan semangat
misioner kepada putra-putra dan putri-putriMu ini yang telah berkumpul
disini. Bukalah hati mereka; perbaruilah komitmen Kristiani mereka dalam
dunia. Jadikan mereka pewarta-pewarta Injil yang gagah berani, saksisaksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit, Penebus dan Juruselamat
manusia. Kuatkanlah kasih mereka dan kesetiaan mereka kepada Gereja.
Marilah kita palingkan pandangan kita kepada Maria, murid Kristus yang
pertama, Mempelai Roh Kudus dan Bunda Gereja, yang berada bersama
dengan para Rasul pada Pentekosta pertama, sehingga dia akan menolong
kita untuk belajar dari fiat kepatuhannya kepada suara Roh Kudus. Hari
ini, dari Lapangan Santo Petrus ini,Kristus berkata kepada masing-masing
dari kamu: ”Pergilah keseluruh dunia,beritakanlah Injil kepada segala
makhluk”(Mrk 16:15). Dia mengharapkan dari kamu masing-masing dan
demikian pula Gereja. ”Dan ketahuilah” Tuhan berjanji,”Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).
Saya bersamamu. Amin!
Dokumen 13
“Biarkan dirimu mengalami kejutan dari Allah”
61
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Badan Pelayanan Nasional “Pembaruan
dalam Roh” Italia, Roma 4 April 1998.
Dokumen 14
64
“Kejadian yang penting dalam perjalanan persiapan rohanimu
untuk Yubile Agung”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta pada pertemuan kedelapan
Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan
Persaudaraan, Roma 1Juni 1998.
Dokumen 15
“Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur”
68
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para peserta Konferensi Internasional
ke IX para Pemimpin Karismatik di Fiuggi,30 Oktober 1998.
Gambar-gambar Paus Paulus VI & Paus Yohanes Paulus II
70
BAGIAN II
Dokumen 16
“Usaha yang harus dihargai”
73
Surat dari Paus Paulus VI kepada Kardinal Leon Joseph Suenens,27 Mei 1978.
Dokumen 17
“Agar kesaksian Injili menjadi sempurna adanya”
74
Telegram dari Kardinal Jean Villot,Sekretaris Negara kepada para peserta
Konferensi Internasional III para Pemimpin Karismatik,Dublin,18 Juni 1978.
Dokumen 18
“Suatu revolusi pengungkapan iman yang hidup”
75
Audiensi pribadi Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO ,Roma
11Desember 1979.
Pada akhir pertemuan,Mr. Charles Whitehead, Presiden ICCRS menyampaikan
terimakasih kepada Bapa Suci atas nama semua yang hadir.
98
7
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 19
“Sungguh, Roh berkarya dalam semua manifestasi ini”
77
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Selatan,
Roma 16 Desember 1982.
Dokumen 20
“Suatu sukacita berada bersama dengan kamu hari ini”
81
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Konferensi Kaum muda
Karismatik, Roma 17 Oktober 1985.
Dokumen 21
“Rahmat yang dicurahkan untuk menguduskan Gereja”
83
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Utara,
Roma 22 Januari 1987.
Dokumen 22
84
“Bersyukur kepada Allah atas sedemikian banyak rahmat yang
telah diterima”
Surat dari Kardinal Angelo Sodano,Sekretaris Negara kepada Uskup Agung
James Francis Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam,
mengenai retret “Yesus di Yerusalem” yang diselenggarakan oleh ICCRS, 29
Agustus 1997.
Dokumen 23
86
“Gereja mengharapkan dari kamu buah-buah yang matang dari
persekutuan dan komitmen”
Pesan pada pertemuan antara Paus Yohanes Paulus II dan gerakan-gerakan
gerejawi serta komunitas-komunitas baru di Lapangan Santo
Petrus,Roma 30 Mei 1998.
TAMBAHAN
Dekrit oleh Tahta Suci yang mengakui ICCRS
7
92
yang mendorong dan mempromosikan model-model kehidupan tanpa Allah,
iman banyak orang dengan berat diuji dan sering kali tercekik dan mati.
Maka kita melihat kebutuhan yang sangat mendesak untuk pewartaan
yang penuh kuasa dan pembinaan Kristiani yang kokoh dan mendalam.
Dewasa ini sangat diperlukan kepribadian Kristiani yang matang dewasa,
yang sadar akan identitas sebagai orang yang sudah dibaptis, yang sadar
akan panggilan mereka dan perutusan mereka dalam Gereja dan dalam
dunia! Ada kebutuhan besar untuk komunitas-komunitas Kristiani yang
hidup! Dan disini ada gerakan-gerakan dan komunitas-komunitas baru
gerejawi: mereka merupakan jawaban, yang diberikan oleh Roh Kudus,
kepada tantangan yang kritis ini pada akhir millennium. Kamu adalah
jawaban yang sudah ditakdirkan Tuhan.
Karisma-karisma yang sejati bertujuan untuk pertemuan dengan Kristus
dalam sakramen-sakramen. Realitas-realitas gerejawi kemana kamu
tergabung telah menolong kamu menemukan kembali panggilan
permandianmu, menghargai karunia-karunia Roh yang diterima dalam
Sakramen Penguatan, mempercayakan dirimu kepada pengampunan Allah
dalam sakramen Pengakuan dosa dan mengakui Ekaristi sebagai sumber
dan puncak kehidupan Kristiani. Berkat pengalaman gerejawi yang penuh
kuasa ini, keluarga-keluarga Kristiani yang sangat bagus telah bermunculan,
yang terbuka bagi kehidupan, “gereja-gereja domestik” yang sejati, dan
banyak panggilan kepada imamat dan kepada kehidupan religius telah
merebak mekar, dan juga bentuk-bentuk baru kehidupan awam yang
diilhami oleh nasihat-nasihat injil. Kamu telah melihat dalam gerakangerakan dan komunitas-komunitas baru bahwa iman bukanlah pembicaraan
yang abstrak, dan juga bukan sentimen religius yang samar-samar, tetapi
hidup baru dalam Kristus yang ditanamkan oleh Roh Kudus.
Bagaimana mungkin menjaga dan menjamin keaslian karisma? Sangatlah
perlu dalam hal ini bahwa setiap gerakan tunduk kepada pembedaan oleh
otoritas gerejawi yang berwenang. Karena alasan ini tidak ada karisma
dapat bekerja tanpa rekomendasi dari dan kepatuhan kepada para gembala
Gereja.
Konsili menulis dengan kata-kata yang jelas: ”Adapun keputusan tentang
tulennya karisma-karisma itu, begitu pula tentang pengamalannya
secara teratur, termasuk wewenang mereka yang bertugas memimpin
dalam Gereja. Terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk
memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan
mempertahankan apa yang baik”(Lumen Gentium 12). Inilah
jaminan yang perlu bahwa kamu mengambil jalan yang benar!
97
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Hari ini Gereja bersukacita atas penegasan yang diperbarui dari katakata nabi Yoel yang baru saja kita dengar: ”Aku akan mencurahkan
RohKu keatas semua manusia”(Kisah 2:17).
Kamu yang hadir disini adalah bukti nyata “Pencurahan” Roh ini. Setiap
gerakan berbeda satu sama lain, tetapi mereka semua bersatu dalam
persekutuan yang sama dan untuk perutusan yang sama. Beberapa karunia
yang diberikan oleh Roh Kudus meledak seperti angin yang bergerak dengan
kekuatan dahsyat, yang menangkap orang-orang dan membawa mereka
ke jalan baru, jalan komitmen pada perutusan kepada pelayanan yang
radikal kepada Injil, dengan tanpa henti-hentinya mewartakan kebenarankebenaran iman, menerima aliran hidup tradisi sebagai sebuah karunia
dan yang membangkitkan dalam diri setiap pribadi keinginan yang kuat
untuk kesucian. Hari ini saya ingin berseru kepada kamu semua yang
berkumpul disini di Lapangan Santo Petrus dan kepada semua orang Kristiani:
“Bukalah dirimu dengan patuh kepada karunia-karunia Roh! Terimalah
dengan syukur dan dengan taat karunia-karunia, yang tak pernah hentihentinya dikurniakan oleh Roh Kudus kepada kita. Jangan lupa bahwa
setiap karunia diberikan untuk kepentingan bersama,yaitu,untuk kegunaan
seluruh Gereja. Menurut sifat dasarnya,karunia-karunia itu sifatnya
komunikatip dan membangkitkan daya tarik-menarik rohani antara orangorang” (Christifideles Laici 24) dan membangkitkan persahabatan dalam
Kristus yang merupakan asal-usul dari “gerakan-gerakan”. Jalan lintasan
dari karunia yang asli ke gerakan terjadi melalui daya tarik misterius yang
dimiliki oleh sang pendiri untuk mereka semua yang terlibat dalam
pengalaman rohaninya. Dengan cara ini gerakan-gerakan yang secara
resmi diakui oleh otoritas gerejawi menawarkan dirinya sebagai bentukbentuk pemenuhan diri dan sebagai refleksi dari satu Gereja.
Kelahiran dan penyebaran mereka telah membawa kedalam kehidupan
Gereja suatu kebaruan yang tidak diduga-duga yang kadang-kadang
bahkan mengacaukan. Ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan,
kegelisahan dan ketegangan; kadang-kadang pada satu pihak terjadi
kesombongan dan hal-hal yang berlebihan, dan dilain pihak terjadi banyak
prasangka dan keberatan-keberatan. Inilah periode untuk menguji
kebenaran mereka, kesempatan yang penting untuk memeriksa keaslian
karunia-karunia mereka.
Hari ini tahap baru terbentang dihadapanmu: tahap kematangan
gerejawi. Ini tidak berarti bahwa semua masalah telah budaya sekularisme
96
PENDAHULUAN
“Angin bertiup kemana ia mau....”(Yoh 3,8)
Salah satu dari kejutan-kejutan Roh Kudus adalah terobosan
Pentekostalisme Katolik ditahun 1967, tepat beberapa tahun sesudah
Konsili Vatikan II berakhir. Paus Yohanes 23 telah berdoa sebelum
Konsili: ”Perbaharuilah keajaiban-keajaibanMu dijaman kami ini
seolah-olah sebagai Pentekosta baru” tetapi tak seorangpun
mengharapkan doanya dijawab atas cara yang sedemikian dramatis,
yaitu pria dan wanita Katolik biasa yang mengalami Baptisan dalam
Roh Kudus disertai dengan karisma-karisma atau karunia-karunia
Roh Kudus.
Tigapuluh satu tahun kemudian, di Lapangan Santo Petrus,
pada vigili Pentekosta 1998, Paus Yohanes Paulus II mengingatkan
seluruh Gereja bahwa dimensi institusional dan karismatis keduanya
adalah perlu sekali bagi kehidupan Gereja. Kebenaran akan
pernyataan ini nampak jelas dari buah yang dihasilkan dalam
kehidupan Gereja melalui jutaan orang Katolik yang telah
dipermandikan dalam Roh Kudus selama tiga puluh satu tahun ini,
dan yang dalam tahun-tahun itu para Paus dan para Uskup telah
menyambut dengan baik pembaruan rohani ini. Jauh dari menolak
manifestasi-manifestasi kehadiran Roh Kudus yang mengagumkan
ini pada awal kelompok-kelompok doa dan komunitas-komunitas
pentekostal Katolik, Gereja malahan mulai mengadakan proses
pembedaan (discernment) dan evaluasi yang segera mengarah
kepada penerimaan yang penuh berhati-hati dan kemudian
mengarah kepada pengesahan yang nyata gerakan itu yang
kemudian dikenal sebagai Pembaruan Karismatik Katolik.
Dalam proses pembedaan ini yang paling penting adalah
kontribusi Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II. Itulah sebabnya
buku ini akan menjadi sangat menarik bagi siapa saja yang
memeriksa kodrat dan sejarah Pembaruan Karismatik Katolik
9
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
dari dalam ataupun dari luar, sebab mereka akan menemukan disana
nasihat yang bijaksana dan bimbingan dari kedua pemimpin rohani
yang agung ini dalam Gereja sesudah Konsili Vatikan II.
Nasihat saya bagi siapa saja yang tertarik pada gerakan yang
mendunia dari Roh Kudus yang mengagumkan ini ialah mempelajari
dengan semangat doa isi dari halaman-halaman buku ini. Dengan
berbuat demikian anda tidak hanya akan mengetahui bagaimana
Gereja melihat pelaku pertobatan dan pembaruan rohani ini, tetapi
juga akan menemukan bagaimana proses pembedaan dan evaluasi
membuka selama kurun waktu 30 tahun. Hasil discernment ini
membuat Paus Yohanes Paulus II secara publik mengesahkan
Pembaruan Karismatik Katolik dan gerakan-gerakan gerejawi yang
lain dan komunitas-komunitas baru yang diwakili di Lapangan Santo
Petrus pada Pentekosta 1998. Kita harus menghargai sekali
Magisterium Gereja yang telah menunjukkan dirinya terbuka
terhadap kejutan-kejutan Roh Kudus dan selalu sadar akan
pelajaran-pelajaran yang dipelajari dari sejarah dan pengalaman
dua ribu tahun Kekristenan.
Dalam memasuki millennium ketiga marilah kita terus
berdoa dengan penuh kepercayaan “Datanglah Roh Kudus.........”
Charles Whitehead
Presiden ICCRS
Kata-kata Petrus mengungkapkan kesadaran diri Gereja, yang didasarkan
atas kepastian bahwa Yesus Kristus hidup, sedang bekerja sekarang ini
dan mengubah kehidupan.
Roh Kudus, yang sudah bekerja dalam penciptaan dunia dan dalam
Perjanjian Lama,mewahyukan diriNya dalam Penjelmaan dan Misteri Paska
Putera Allah dan agaknya “meledak” pada Pentekosta menyampaikan
perutusan Kristus Tuhan dalam waktu dan ruang. Jadi Roh membuat Gereja
aliran hidup baru yang mengalir melalui sejarah umat manusia.
Dengan Konsili Vatikan II, Penghibur baru-baru ini memberikan kepada
Gereja, yang menurut para Bapa adalah tempat “dimana Roh merekah”
(Katekismus Gereja Katolik 749), Pentekosta yang diperbaharui yang
membangkitkan dinamisme baru dan tak terduga.
Kapan saja Roh ikut campur tangan ,Dia membuat orang terkagumkagum. Diamenyebabkan peristiwa-peritiwa baru yang mengagumkan
terjadi. Secara radikal Dia mengubah orang dan sejarah. Inilah pengalaman
yang tak terlupakan tentang Konsili Ekumenis Vatikan II, dalam mana
dibawah bimbingan Roh yang sama, Gereja menemukan kembali dimensi
karismatik sebagai salah satu dari unsur-unsur yang membentuk Gereja
itu sendiri: “bukan hanya melalui sakramen-sakramen dan pelayananpelayanan Gereja saja bahwa Roh Kudus itu menyucikan orangorang,menuntun mereka dan memperkaya mereka dengan keutamaankeutamaanNya. Dengan membagi-bagikan karunia-karuniaNya kepada
masing-masing menurut kehendakNya(bdk 1Kor 12:11), Ia juga
membagikan rahmat-rahmat istimewa kepada umat beriman dari segala
lapisan, yang menjadikan mereka cakap dan bersedia untuk menerima
pelbagai karya atau tugas, yang berguna untuk membaharui Gereja
serta meneruskan pembangunannya” (Lumen Gentium 12).
Segi-segi institusional dan karismatik keduanya perlu sebagai yang
membentuk Gereja. Kedua aspek itu, walaupun secara berbeda,
memberikan sumbangan kepada kehidupan Gereja yaitu Pembaruan
dan pengudusan umat Allah.
Adalah dari diketemukannya kembali dimensi karismatik dari Gereja
bahwa, sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II, pola pertumbuhan
yang luar biasa telah disusun untuk gerakan-gerakan gerejawi dan
komunitas-komunitas baru.
9
95
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Saya menyambut dan berterimakasih kepada Kardinal James Francis
Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam, atas katakata yang ingin ia sampaikan kepada saya, juga atas namamu,
pada permulaan pertemuan ini. Bersama dengan dia saya
menyambut para Kardinal dan para Uskup yang hadir. Secara
istimewa saya sampaikan salam yang penuh syukur kepada Chiara
Lubich, Kiko Arguello, Jean Vanier, dan Mgr Luigi Giussani atas
kesaksian-kesaksian mereka yang menyentuh hati. Bersama mereka
saya menyambut para pendiri dan para pemimpin komunitaskomunitas dan gerakan-gerakan baru yang diwakili disini. Akhirnya
saya ingin menyapa masing-masing dari kamu, saudara-saudara
dan saudari-saudari yang termasuk dalam gerakan-gerakan
individual gerejawi. Kamu dengan cepat dan dengan penuh semangat
menerima undangan yang saya sampaikan kepadamu pada
Pentekosta 1996 dan dengan teliti dan hati-hati kamu menyiapkan
dirimu, dibawah bimbingan Dewan Kepausan untuk Kaum Awam
untuk pertemuan yang luar biasa ini yang menghantar kita kepada
Jubileum Agung Tahun 2000.
Peristiwa hari ini sungguh-sungguh belum pernah terjadi sebelumnya:
untuk pertama kalinya gerakan-gerakan dan komunitas-komunitas
baru gerejawi semua berkumpul bersama dengan bapak Paus. Hal
ini merupakan “kesaksian bersama” yang akbar yang saya inginkan
untuk tahun yang, dalam perjalanan Gereja menuju Jubileum
Agung, dibaktikan kepada Roh Kudus. Roh Kudus ada disini bersama
dengan kita! Adalah Dia yang menjadi jiwa peristiwa persekutuan
gerejawi yang mengagumkan ini. Sungguh, ”inilah hari yang
diciptakan Tuhan marilah bersukacita dan bergembira didalamnya”
(Katekismus Gereja Katolik 749).
Di Yerusalem, hampir 2000 tahun yang lalu, pada hari Pentekosta,
dihadapan khalayak banyak yang kagum dan yang mengejek,
disebabkan karena perubahan yang tak dapat dijelaskan yang terjadi
dalam diri para Rasul, Petrus dengan berani mewartakan: ”Yesus
dari Nasaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang
dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizatmujizat........kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan-tangan
bangsa durhaka. Tapi Allah telah membangkitkan Dia”(Kis 2:2224).
94
INTRODUKSI
Salah satu hal yang nomer satu yang saya rindukan untuk
saya lakukan sejak permulaan pelayanan saya sebagai Direktur ICCRS
adalah mempelajari segala sesuatu yang mungkin, terutama tentang
apa yang telah dikatakan dan ditulis oleh Gereja dalam diri Bapa
Suci tentang gejala karismatis yang telah muncul sebagai angin
yang dahsyat dalam Gereja Katolik selama tigapuluh tahun terakhir.
Suatu kejutan yang luar biasa menemukan sumber pidatopidato yang sedemikian bagus sehingga saya tidak dapat melawan
dorongan Roh Kudus untuk menuliskan kekayaan rohani ini dalam
buku dan menyebarluaskan kepada orang-orang yang mengakui
diri sebagai “anak-anak” “aliran rahmat” yang agung dan luar
biasa ini.
Dengan persetujuan dan dukungan Dewan ICCRS dan bantuan
staff (Kami ingin menyampaikan terima kasih saya yang tulus
kepada Francesca Acito atas usahanya), kami telah mengumpulkan
semua materi dalam bahasa aslinya dan kemudian menambahkan
terjemahannya dimana teks asalnya bukan dalam bahasa Inggris.
Judul buku ini berasal dari cerita biblis tentang lahirnya
Gereja pada hari Pentekosta, tahun 33 Masehi, sebagaimana dicatat
dalam Kisah 2:14 : ”Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan
kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata:”Hai
kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem,
ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.....”.
Pemilihan judul ini telah dibuat untuk menggarisbawahi pentingnya
bagi Pembaruan Karismatik Katolik mendengarkan dengan penuh
perhatian apa yang oleh “para Petrus” masa kini harus dikatakan
sebagai pembedaan (discernment) Gereja tentang peristiwaperistiwa mengenai diri kita.
11
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Disamping itu pidato-pidato resmi yang telah disampaikan
baik oleh Paus Paulus VI maupun oleh Paus Yohanes Paulus II kepada
Pembaruan Karismatik Katolik (Bagian I), kami telah mengumpulkan
dalam Bagian II teks-teks lain yang tidak resmi (yang paling khas
adalah bahan yang diambil dari pertemuan pertama antara Paus
Yohanes Paulus II dan Dewan ICCRO – pertemuan pribadi dan
informal) dan beberapa pidato dan pesan-pesan yang diberikan
oleh Bapa Suci tentang Pembaruan Karismatik Katolik.
Dalam hal ini, secara khusus kami berterimakasih kepada
Pastor Kilian McDonell, osb editor buku yang berjudul “Open the
windows – The Popes and Charismatic Renewal”.Atas ijin pastor
Kilian McDonell, osb kami mengutip beberapa “mutiara” dengan
beberapa klarifikasi sedikit dari teks buku tsb.
Lagi pula kami ingin menyediakan ruangan khusus untuk
pidato yang diberikan Paus Yohanes Paulus II pada Pentekosta 1998
kepada para wakil gerakan-gerakan gerejawi dan komunitaskomunitas baru yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Ini
menandai momen penyemangatan yang menentukan dari Tahta
Suci terhadap realitas-realitas gerejawi yang baru ini, termasuk
Pembaruan Karismatik Katolik. Menurut pendapat kami pidato yang
penting ini harus dimuat.
Untuk melengkapi pekerjaan, kami harus memasukkan fotofoto yang baik yaitu foto-foto pertemuan-pertemuan antara Paus
Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II dengan para pemimpin
Pembaruan Karismatik dan membuat mereka lebih bersemangat.
Sekarang kami mengundang anda, terutama untuk memuji dan
memuliakan Bapa yang Maha Kuasa dan Tuhan kita Yesus Kristus, sebab
dari kedua pribadi ini berasal Roh Kudus, Pelaku sejarah yang unik dan
Pelaku petualangan yang menakjubkan yang disebut Pembaruan Karismatik.
Oreste Pesare
Direktur ICCRS
11
Dokumen 23
“Gereja mengharapkan dari kamu buah-buah yang matang
dari persekutuan dan komitmen”
Pesan pada pertemuan antara Paus Yohanes Paulus II dan gerakan-gerakan
gerejawi dan komunitas-komunitas baru di Lapangan Santo Petrus,Roma 30
Mei 1998.
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api
yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus”(Kis 2:2-4ª).
Saudara-saudara dan saudari-saudariku yang terkasih,
Dengan kata-kata ini Kisah para Rasul menghantar kita masuk kedalam
jantung peristiwa Pentekosta; mereka memperlihatkan para murid,yang
berkumpul bersama Maria di Ruang Atas, menerima karunia-karunia
Roh. Dengan demikian janji Yesus dipenuhi dan mulailah jaman Gereja.
Dari mulai saat itu Angin Roh akan membawa murid-murid Kristus sampai
keujung-ujung bumi. Angin Roh itu bahkan akan menghantar mereka
kepada kematian sebagai martir karena kesaksian mereka yang gagah
berani akan Injil.
Seolah-olah apa yang terjadi di Yerusalem 2000 tahun yang lalu sedang
terulang lagi petang ini di Lapangan Santo Petrus ini, jantung dunia
Kristiani. Seperti para Rasul kita juga berkumpul dalam ruang atas yang
besar dimana Pentekosta terjadi, merindukan pencurahan Roh Kudus.
Disini kita ingin mengakui bersama seluruh Gereja “Roh yang
sama....Tuhan yang sama........ Allah yang sama yang mengilhami
mereka semua dalam semua orang” (1Kor 12:4-6). Inilah suasana
yang kita ingin alami lagi, sambil memohon karunia-karunia Roh
Kudus untuk masing-masing diri kita dan untuk semua orang yang
telah dibaptis.
93
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
banyaknya rahmat yang diterima sepanjang 30 tahun usia gerakan
ini, yang telah membuat banyak orang mampu menghayati “hidup
baru” dalam Roh. Bapa Suci berdoa dengan sungguh-sungguh agar
kegiatan retret itu melengkapi mereka yang berkumpul dengan
kekuatan yang semakin besar untuk memberitakan “Firman Allah
dengan lebih berani” (Kis 4:31), dengan murah hati
membagikannya kepada saudara-saudara dan saudari-saudari
mereka dalam Kristus dan kepada “tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari mereka tentang pengharapan yang ada
pada mereka” (bdk 1 Ptr 3:15).
Seraya menyerahkan para peserta retret kepada perantaraan
Perawan Cenacle (Ruang Atas), Bapa Suci menyampaikan Berkat
Apostolik sebagai jaminan rahmat dan kedamaian dalam Yesus
Kristus Tuhan kita.
&&&&&&&&&&
BAGIAN I
Dokumen 1
“Kita dapat mengenal karya Roh..........”
Pidato Paus Paulus VI pada kesempatan Konferensi Internasional pertama
para Pemimpin Karismatik, Grottaferrata 10 Oktober 1973
Kami bersukacita bersama kalian, sahabat-sahabat yang
terkasih, pada pembaruan rohani yang nyata kelihatan dalam
Gereja dewasa ini, dalam bentuk yang berbeda-beda dan dalam
lingkungan yang beragam. Ciri-ciri umum yang nampak dalam
pembaruan ini :
· Berselera menghayati doa yang mendalam, baik dalam doa
pribadi maupun dalam doa bersama
· Berpaling kembali kepada kontemplasi dan mementingkan doa
pujian bagi Allah.
· Keinginan membaktikan diri secara utuh kepada Kristus
· Keterbukaan kepada Roh Kudus
· Lebih tekun membaca Alkitab
· Kesetiaan dalam persaudaraan
· Kesediaan untuk melayani Gereja.
Dalam semuanya ini kita dapat mengenal karya yang misterius dan
tersembunyi dari Roh Kudus, yang merupakan jiwa Gereja.
Kehidupan rohani itu terdiri terutama atas pengamalan
keutamaan iman, pengharapan dan kasih. Dasar kehidupan rohani
terletak pada pengakuan iman. Dan iman ini dipercayakan kepada
para gembala Gereja untuk dijaga tetap utuh dan menolong
mengembangkan iman ini dalam semua kegiatan komunitas
Kristiani. Karena itu kehidupan rohani umat beriman merupakan
tanggung jawab pastoral dari setiap uskup dalam keuskupannya
sendiri. Tepat pada waktunya, teristimewa sekarang ini, untuk
mengingat hal ini dalam menghadapi arus-arus pembaruan ini yang
membangkitkan sedemikian banyak pengharapan.
92
13
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Selain itu, bahkan dalam pengalaman-pengalaman terbaik
dari pembaruan ini, ilalang dapat diketemukan diantara benih yang
baik. Karena itu pembedaan (discernment) sangat perlu; tanggung
jawab mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja, mereka
“yang memiliki wewenang khusus, jangan mematikan Roh Kudus,
tetapi menguji semua hal dan mempertahankan apa yang baik”
(bdk 1 Tes 5:12; Lumen Gentium 12). Dengan cara demikian
kepentingan bersama Gereja, yang kepadanya karunia-karunia Roh
diberikan, dapat dipelihara (bdk 1 Kor 12:7).
&&&&&&&&&&
13
Dokumen 22
“Bersyukur kepada Allah atas sedemikian banyak rahmat
yang telah diterima”
Surat dari Kardinal Angelo Sodano, Sekretaris Negara, kepada Uskup Agung
James Francis Stafford, Presiden Dewan Kepausan untuk Kaum Awam,
mengenai retret “Yesus di Yerusalem” yang diselenggarakan oleh ICCRS, 29
Agustus 1997.
Yang Mulia Bapa Suci telah mengetahui dengan sukacita bahwa dari tgl
24-29 September 1997 ICCRS telah mengorganisir retret yang
diselenggarakan di Tanah Suci dengan tema: ”Yesus Kristus, satu
Juruselamat dunia, kemarin, hari ini dan selama-lamanya”(Ibr 13:8)
Dia memintamu untuk menyampaikan kepada para peserta retret salamnya
yang hangat pada kesempatan ini yang menandai Hari Ulang Tahun ke
tigapuluh Pembaruan Karismatik Katolik dan dia menjamin para peserta
retret akan solidaritasnya dalam kesatuan roh dan hati.
Dalam tahun persiapan yang paling dekat untuk Yubileum Agung Tahun
2000, Bapa Suci meminta Gereja untuk merenungkan tema yang telah
dipilih untuk retret: Yesus Kristus Sang Penyelamat. Santo Paulus menulis:
”Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan
hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:4). Suatu retret peziarahan
ketempat-tempat yang sedemikian dekat dipersatukan dengan misteri
Penjelmaan dan Penebusan merupakan kesempatan istimewa untuk masuk
lebih dalam kedalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Sabda Kekal
yang menjadi daging oleh kuasa Roh Kudus. Roh Kudus hadir dalam semua
perbuatan Kristus, mengungkapkan ikatan cintakasih yang tak terukur
yang mempersatukan Pribadi-pribadi Tritunggal Mahasuci. Dengan
mengobarkan kasih yang sama ini dalam hati semua orang yang telah
ditebus oleh pengorbanan Kristus, Roh Kudus membawa pengampunan
dan penyembuhan, kekuatan dan penghiburan, sukacita dan kedamaian.
Bapa Suci ikut serta dengan para anggota Pembaruan Karismatik
Katolik dalam bersyukur yang mendalam kepada Allah atas sedemikian
91
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 21
Dokumen 2
“Rahmat yang dicurahkan untuk menguduskan Gereja”
“Berkat bagi Gereja dan bagi dunia”
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Utara, Roma 22
Januari 1987.
Pidato Paus Paulus VI kepada Pembaruan Karismatik Katolik pada kesempatan
Konferensi Internasional II para pemimpin Karismatik, Roma 19 Mei 1975.
Sebagaimana beliau lakukan dengan para Uskup Perancis Selatan lima tahun
sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II waktu menerima sekelompok para Uskup
Perancis bagian Utara berbicara tentang Pembaruan Karismatik.
Putra putriku terkasih,
Dalam Tahun Suci ini kamu telah memilih kota Roma untuk
menyelenggarakan Kongres Internasionalmu yang kedua. Kamu telah
meminta saya untuk menemui kamu hari ini dan berbicara
kepadamu: dengan berbuat demikian kamu ingin menunjukkan
kesetiaanmu kepada Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus dan
menunjukkan kesetiaanmu kepada Tahta Suci. Kepedulianmu
dalam Gereja ini dengan jelas merupakan tanda karya Roh Kudus
yang sejati. Sebab Allah menjadi manusia dalam Yesus Kristus, dan
Gereja merupakan Tubuh MistikNya dan dalam Gerejalah bahwa
Roh Kristus dicurahkan pada hari Pentekosta, ketika Roh itu turun
atas para Rasul yang berkumpul “diruang atas”,”mereka bertekun
dalam doa”, ”bersama Maria bunda Yesus”(bdk Kis 1:13-14).
Tetapi dewasa ini masih ada kesempatan positif yang lain: yaitu
kelompok-kelompok doa yang secara spontan telah berlipat ganda
dalam Gereja Katolik seperti dalam komunitas-komunitas gerejawi
lainnya, atas cara yang tak terduga. Doa dapat tampil dalam bentukbentuk klasik. Doa juga dapat tampil dalam manifestasi yang sangat
penuh sukacita. Lebih dari satu pastor menyambut gerakan ini
dengan hati-hati. Sebenarnya orang memang harus selalu waspada,
untuk memeriksa bahwa ajaran yang otentiklah yang mengilhami
type cara berdoa ini dan bahwa ciri gerejawi para pelayan-pelayan
sakramentalnya sungguh-sungguh dihormati dan bahwa karya-karya
kasih dan keadilan tidak ditinggalkan. Lebih jauh, dinamika dan
kemurahan kelompok-kelompok ini tidak menghalang-halangi
prakarsa-prakarsa lain dalam menyemangati komunitas-komunitas
paroki. Tetapi dengan pembedaan yang perlu, orang dapat berbicara
tentang rahmat yang tepat tercurah untuk menguduskan Gereja
dan membaharui dalam dirinya selera berdoa melalui –dengan
bantuan Roh Kudus— penemuan kembali pengertian tentang
pemberian cuma-cuma, penemuan kembali pujian penuh sukacita,
penemuan kembali kepercayaan dalam doa syafaat dan ini menjadi
sumber baru dari pewartaan Injil.
&&&&&&&&&&
90
Sebagaimana saya katakan dihadapan sebagian dari kamu
bulan Oktober yang lalu, Gereja dan dunia membutuhkan lebih
dari pada yang sudah-sudah bahwa “mujizat Pentekosta diteruskan
dalam sejarah” (L’Osservatore Romano 24 Oktober 1974).
Sebenarnya, orang modern, yang dimabukkan oleh penaklukannya,
mengakhiri dengan berimaginasi, menurut ungkapan yang
digunakan oleh Konsili terakhir, “manusia menjadi tujuan bagi
dirinya sendiri; ialah satu-satunya perancang dan pelaksana
riwayatnya sendiri” (Gaudium et Spes 20,1). Aduuuh! Allah menjadi
orang asing dalam hidup orang-orang yang karena tradisi tetap
mengakui keberadaanNya tetapi tidak menyembahNya. Orang
demikian banyak jumlahnya.
Tidak ada sesuatu yang lebih perlu bagi dunia semacam itu,
yang semakin menjadi sekuler, dari pada kesaksian “pembaruan
15
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
rohani” ini, yang digerakkan oleh Roh Kudus dewasa ini, didaerahdaerah dan dilingkungan-lingkungan yang bermacam-macam.
Manifestasi-manifestasinya bervariasi : persatuan jiwa-jiwa yang
mendalam, kontak yang dekat dengan Allah dalam kesetiaan kepada
komitmen yang diucapkan sewaktu menerima sakramen Baptis,
dalam doa yang sering merupakan doa komunitas, dimana setiap
orang mengungkapkan doanya secara bebas, menolong, mendukung
dan memelihara doa orang-orang lain dan atas dasar segalanya,
keyakinan pribadi. Keyakinan ini mempunyai akarnya tidak hanya
dalam instruksi yang diterima oleh iman tetapi juga dalam
pengalaman tertentu dari kehidupan yang nyata, yaitu bahwa tanpa
Allah manusia tak dapat berbuat apa-apa dan sebaliknya bersama
Allah segala sesuatu menjadi mungkin. Karena itu kita perlu memuji
Allah dan bersyukur kepadanya dengan merayakan perbuatanperbuatan ajaib yang dikerjakan Allah dimana-mana disekitar kita
dan dalam diri kita. Keberadaan manusia menemukan lagi relasinya
dengan Allah, apa yang disebut “dimensi vertikal”. Tanpa dimensi
vertikal ini manusia dimutilasi tak terobati.
Tentu saja bukannya bahwa pencarian Allah ini nampak
sebagai keinginan untuk memiliki, tetapi merupakan kerinduan
menyambut Allah secara tulus murni, Allah yang mengasihi kita dan
dengan bebas memberikan diriNya kepada kita. Karena Allah
mengasihi kita, Dia memberikan kepada kita kehidupan secara
cuma-cuma dan kita menerimanya dengan kesetiaan yang disertai
dengan kerendahan hati. Dan kesetiaan ini harus dapat
mempersatukan perbuatan dan iman menurut ajaran Santo
Yakobus : ”Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian
jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati “(Yak 2:26).
Liturgi adalah titik pusat semua kegiatan Gereja. Bersatu dengan
Kristus dan bersatu dengan yang lain, kita menempatkan diri kita
dihadapan Bapa sorgawi dan mempersembahkan kepadaNya kidung
syukur dan pujian kita.
Kita juga membawa kepadaNya keinginan-keinginan dan kebutuhankebutuhan kita. Dalam Misa ini, dimana kita menghormati St
Ignatius dari Antiokia, saya berdoa bagi orang muda diseluruh dunia
dan secara khusus bagi mereka yang berada dalam Gereja. Kita
mohon kepada Allah, Bapa kita, untuk menarik mereka lebih dekat
kepada diriNya dan kepada hati PuteraNya, Tuhan kita Yesus Kristus.
Sekarang untuk menyiapkan diri kita merayakan misteri suci ini
marilah kita buka pikiran kita dan hati kita kepada Allah..........
Pidato pembukaan bapak Paus kepada kaum muda menciptakan suasana
untuk bersyukur dan memuji Tuhan kita Yesus Kristus. Kaum muda
mengungkapkan ini dengan hati, tangan, tubuh dan mulut mereka. Puncak
waktu ibadat yang istimewa ini terjadi langsung sesudah komuni. Inilah
momen yang khusus dan panjang yaitu pencurahan Roh Kudus. Ratusan orang
memuji Tuhan dengan bersenandung dalam bahasa roh dan puji-pujian yang
diungkapkan secara lahiriah. Pada saat Misa sudah selesai orang-orang
dipenuhi Rohh Kudus dan bersemangat memuji Tuhan. Hati mereka meluapluap berkelimpahan penuh syukur kepada Allah. Mereka mengungkapkan rasa
terimakasih mereka kepada bapak Paus dengan tepuk tangan yang hangat
sewaktu beliau meninggalkan “Sala Clementina.”
&&&&&&&&&&
Kalau begitu bagaimana “pembaruan rohani” ini tidak
menjadi berkat bagi Gereja dan bagi dunia? Dalam kasus ini
bagaimana kita dapat menggunakan semua sarana agar
“pembaruan rohani “ itu tetap menjadi berkat bagi Gereja dan
bagi dunia?
15
89
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 20
“Suatu suka cita berada bersama dengan kamu hari ini”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Konferensi Kaum Muda
Karismatik, Roma 17 Oktober 1985.
Tahun 1985 diumumkan oleh PBB sebagai “Tahun Internasional Kaum Muda”.
Pada kesempatan ini Paus Yohanes Paulus II menyatakan keinginan beliau
bahwa keuskupan-keuskupan dan gerakan-gerakan dengan aktif merayakan
“anugerah kaum muda” dalam Gereja dan dalam dunia sekarang ini.
Karena itu ICCRO, atas nama Pembaruan Karismataik Katolik sedunia,
memutuskan untuk mengorganisir suatu Konsultasi para Pemimpin Kaum
Muda di Roma. Konsultasi itu berlangsung dari tgl 15 sampai 19 Oktober.
Hampir 400 peserta dari tujuh puluh satu negara, setiap benua diwakili,
hadir berbagi iman Kristiani mereka.
Bermacam-macam bahasa, budaya, latar belakang sosial menyediakan
banyak kesempatan untuk karya Roh Kudus yang mempersatukan dan yang
berakibat persekutuan hati dan budi (kemudian diungkapkan dalam surat
yang mereka tulis kepada kaum muda seluruh dunia) mencapai titik puncak
pada Ekaristi teristimewa dirayakan bersama mereka dan untuk mereka oleh
Paus Yohanes Paulus II. Salam pembukaan dalam Misa yang dirayakan bapak
Paus di “Sala Clementina” adalah sebagai berikut:
Saudara-saudari terkasih
Pada kesempatan Konferensi Internasional Kaum muda yang
diselenggarakan di Domus Pacis di Roma dan diorganisir oleh ICCRO,
kamu telah menyatakan keinginanmu untuk berdoa bersama dengan
Paus. Saya berbahagia menyambut kamu pagi ini sewaktu kamu
ikut serta dengan saya dalam perayaan Ekaristi ini. Dalam Tahun
Internasional Kaum muda ini saya senang sekali menyambut kamu,
yang menjadi pemimpin-pemimpin kaum muda dalam Gereja. Kamu
sadar betul-betul bahwa orang-orang muda menikmati tempat
khusus dalam hati saya. Itulah sebabnya saya mempunyai keinginan
besar untuk menawarkan penyemangatan dan dukungan kepada
para pemimpin kaum muda seperti kamu semua. Kamu boleh
merasa yakin dan pasti bahwa saya sering berdoa untuk kamu dan
betapa menggembirakan berada bersama dengan kamu hari ini.
88
Maka Bangkitlah Petrus
Putra-putriku terkasih,
Roh Kudus akan menunjukkan sarana-sarana kepadamu, menurut
kebijaksanaan orang-orang yang ditetapkan Roh Kudus menjadi
“penilik untuk menggembalakan jemaat Allah” (Kisah 20:28).
Sebab Roh Kuduslah yang mengilhami Santo Paulus dengan
petunjuk-petunjuk yang tepat yang saya peringatkan kepadamu.
Kesetiaan kepada mereka akan menjadi bagimu jaminan terbaik
untuk masa depan.
Kamu tahu betapa tingginya Santo Paulus menghargai “karuniakarunia rohani” : “Jangan memadamkan Roh”, tulis Paulus kepada
orang-orang di Tesalonika (1Tes 5:19), dan dengan segera dia
menambahkan: “Ujilah segala sesuatu; peganglah yang baik”(1Tes
5:21).
Karena itu dia berpendapat bahwa discernment selalu perlu dan
Santo Paulus mempercayakan pengawasan kepada mereka yang
diangkat menjadi pemimpin komunitas (1Tes 5:12). Beberapa tahun
kemudian, dengan orang-orang Korintus Paulus membahas lebih
rinci lagi: khususnya Paulus menyatakan kepada mereka tiga
prinsip. Dengan tiga prinsip ini mereka akan lebih mudah dapat
melakukan discernment yang sangat diperlukan.
Prinsip pertama :
Kesetiaan kepada ajaran iman yang otentik (1Kor 12,1-3).
Semuanya yang bertentangan dengan ajaran iman yang otentik
bukan berasal dari RohKudus. Dia yang membagikan karuniakaruniaNya adalah Pribadi yang sama yang mengilhami Kitab Suci
dan yang membantu Wewenang Mengajar (Magisterium) Gereja
yang hidup. Menurut iman Katolik, Kristus telah mempercayakan
kepada Wewenang Mengajar Gereja, penafsiran Kitab Suci yang
benar (bdk Dei Verbum 10). Itulah sebabnya kamu membutuhkan
pendidikan doktrinal yang semakin lengkap, seksama dan cermat:
biblis, spiritual dan teologis. Hanya pendidikan seperti itu, yaitu
pendidikan yang otentik yang harus dijamin oleh Hirarki akan
melindungi kamu sekalian dari penyimpangan-penyimpangan, yang
memang selalu mungkin, dan akan memberikan kepadamu kepastian
dan suka cita dalam melayani pewartaan Injil “tanpa meninju
udara” (1Kor 9:26)
17
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Prinsip kedua :
Semua karunia rohani harus diterima dengan penuh rasa syukur.
Dan kamu semua tahu bahwa daftar karunia-karunia yang diberikan
itu panjang (1 Kor 12:4-10; 28-30), tanpa menyebut sudah lengkap
(bdk Rom 12:6-8; Ef 6:11). Namun demikian, karunia-karunia yang
diberikan “untuk kepentingan bersama”, tidak semua orang
memperolehnya pada tingkat yang sama. Maka orang-orang
Korintus harus “ dengan sungguh-sungguh menginginkan karuniakarunia yang lebih tinggi” (1Kor 12:31), karunia-karunia yang
paling berguna untuk komunitas (1Kor 14:1-5).
Prinsip ketiga:
Prinsip ketiga ini prinsip yang paling penting dalam pikiran Santo
Paulus. Prinsip ketiga ini telah mengilhami satu dari halaman-halaman
terindah, tanpa ragu sedikitpun, dalam semua literatur, yang oleh
seorang penerjemah diberi judul yang menggairahkan : “Kasih
membubung tinggi diatas segala-galanya”.
Betapapun karunia-karunia rohani itu sangat diinginkan - dan
memang demikian - hanya kasih cinta, agape, menjadikan orang
Kristen sempurna, kasih cinta itu saja membuat orang “berkenan pada
Allah”, ”gratia gratum faciens”, sebagaimana dikatakan oleh para ahli
teologi. Sebab kasih ini tidak hanya melulu menghadirkan suatu karunia
Roh; kasih ini menyangkut kehadiran yang aktif dari pribadiNya dalam
hati orang Kristiani.
Bapa-bapa Gereja berlomba-lomba satu dengan yang lain dalam
menjelaskan ayat-ayat ini. Menurut Santo Fulgentius, mengutip hanya
satu contoh saja “Roh Kudus dapat menganugerahkan semua macam
karunia-karunia tanpa diriNya hadir; sebaliknya ia membuktikan bahwa
Roh Kudus hadir melalui rahmat, bila Ia memberikan kasih”.
Hadir dalam jiwa, Ia memberikan, dengan rahmat, kehidupan Allah
Tritunggal itu sendiri, kasih yang sama dengan mana Bapa mengasihi
Putera dalam Roh (bdk Yoh 17:26), kasih dengan mana Kristus mengasihi
kita dan dengan mana kita dapat dan harus mengasihi saudara-saudara
kita (bdk Yoh 13:34), ”bukan dalam perkataan atau dengan lidah tetapi
dengan perbuatan dan dalam kebenaran”(1 Yoh 3:18).
17
Karena itu, sekarang terserah kepadamu, pertama-tama berusaha
bagaimana menafsirkan arti yang harus diberikan kepada
Pembaruan rohani dan bagaimana menyesuaikannya, seperti saya
sendiri katakan: “model pertumbuhan dan perkembangan yang
sepenuhnya terbuka terhadap semua kekayaan kasih Allah dalam
Gerejanya.”
Pada giliranmu, kamu yang bertanggungjawab atas kesatuan,
masing-masing ditempatnya, harus melakukan pekerjaan
pembedaan. Tanggung jawab para imamlah menjamin karakter
gerejawi dari setiap kelompok umat beriman.
Hendaklah mereka memberi perhatian besar kepada segi tanggung
jawab mereka. Hendaknya mereka melaksanakan dengan gembira
pelayanan sakramental dalam kelompok-kelompok dan komunitaskomunitas serta perkumpulan-perkumpulan yang memintanya dan
hendaknya mereka melakukannya atas persetujuan dengan kamu.
Perananmu yang lain ialah menyemangati Pembaruan. Para biarawan
dan biarawati yang bergabung dalam Pembaruan rohani tidak harus
mengendurkan ikatan dengan karisma-karisma religius mereka.
Atau menjadi merosot dalam menghayati kaul ketaatan kepada
para superior mereka yang sah. Kami harus hati-hati
mengungkapkan dengan kata-kata arti yang benar dalam bahasa
Gereja. Perbendaharaan kata hidup religius tidak selalu cocok dengan
bentuk bentuk baru dari kelompok-kelompok ini yang masih sedang
mencari identitas kanonik mereka. Sesudah membicarakan soalsoal ini, marilah bersukacita menyatakan bahwa hidup doa sedang
kembali lagi ketempat yang sentral dalam Gereja. Tanpa berbalik
kepada Roh Kudus, yang sungguh-sungguh merupakan jiwa Gereja,
bagaimana Gereja ini dapat memperlihatkan dinamikanya dan
kebijaksanaan apostoliknya? Agaknya hal ini tidak mengurangi tugas
teologis yang tentangnya saya telah bicarakan. Keduanya dapat
berjalan bersama-sama......Dan melalui Maria, Bunda Gereja, Roh
Kudus membimbing orang-orang Kristiani untuk menemukan lagi
sukacita dan dinamika rahmat baptis baru mereka.
&&&&&&&&&&
87
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Lagipula tak seorangpun dapat secara eksklusif menjadikan miliknya sendiri
warisan rohani yang menjadi milik seluruh Gereja. Jika karya Roh menjadi
jelas dalam cara bagaimana kelompok-kelompok dan bahkan komunitaskomunitas umat beriman ini bertumbuh, kemurahan hatiNya jugalah yang
membuat jumlah umat Kristiani yang terus bertambah karena kasih kepada
Tuhan dan dalam semangat iman dan doa membaktikan diri mereka
untuk mengerjakan pekerjaan Gereja, dalam berbagai macam pelayanan
dalam liturgi, dalam katekese, dalam gerakan-gerakan Kristiani dan dalam
karya amal diparoki dan dikeuskupan dan bahkan yang dapat menjangkau
lebih jauh dari itu.”Pentinglah menyadari sikapmu yang saling melengkapi
dan membangun ikatan-ikatan......,tidak hanya saling menghargai dan
dialog, tetapi juga membangun keharminisan dan kerjasama yang nyata”
seperti saya katakan kepada kaum awam di Paris.
Keberadaan Pembaruan rohani menarik bagi komunitas-komunitas umat
beriman, lebih-lebih karena mereka memang membutuhkan Pembaruan
rohani itu dan karena kebangkitan kembali mutu kehidupan rohani umat
Kristiani. Komunitas–komunitas adalah bagian yang integral dari Gereja.
Dan Gereja menarik bagi komunitas-komunitas yang mempromosikan
pembaruan ini dengan lebih bersemangat. Tidaklah tepat bahwa aliranaliran, yang vitalitasnya membuat kita terkagum-kagum, harus dicampur
dengan air yang mengalir dari sumber-sumber yang lain. Misalnya,
ketidakpercayaan terhadap doktrin tertentu akan berisiko menimbulkan
sentimen. Jika hal itu terjadi maka akan timbul kekacauan, campur aduknya
antara emosi dan pengalaman rohani, dan hal ini akan sangat merugikan.
Demikian juga keinginan untuk dengan segera mendapatkan kemanjuran
dan sejenis keajaiban-keajaiban tertentu atau hal-hal yang luar biasa
dapat berakibat melupakan kebenaran yaitu pematangan atau
pendewasaan Sabda Allah dalam hati orang-orang percaya bergerak lambat
dan diam-diam. Jika terkadang terjadi bahwa Roh Kudus dengan mendadak
tiba-tiba masuk kedalam hidup pria dan wanita, yang menghasilkan
pertobatan, orang tidak boleh mengabaikan baik persiapan-persiapan
jangka pendek maupun jangka panjang yang pada umumnya digunakan
Roh kudus. Dengan persiapan-persiapan itu orang bekerjasama dengan
Roh kudus. Iman bersandar pada waktu. Singkat kata, semua hal-hal ini
bergantung pada pembedaan roh-roh. Orang harus mengingat-ingat aturan
emas yang dirumuskan oleh Rasul Santo Paulus: ”Kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama”(1 Kor 12:7).
86
Ya, pohon dinilai dari buah-buahnya dan St Paulus berkata kepada kita
bahwa “buah Roh adalah kasih”(Gal 5:22), demikianlah dia melukiskan
dalam kidung kasihnya. Adalah kasih yang menguduskan semua karuniakarunia yang diberikan Roh Kudus kepada siapa saja Dia mau, sebab
kasihlah yang membangun (bdk 1 Kor 8:1), sesudah Pentekosta, kasihlah
yang membuat orang-orang Kristen pertama menjadi suatu komunitas
“yang bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan”
(bdk Kis 2:42), ”semua sehati sejiwa” (bdk Kis 4:32).
Setialah pada petunjuk-petunjuk rasul agung St Paulus ini. Dan menurut
ajaran St Paulus juga, setialah dan sering-seringlah menghadiri perayaan
Ekaristi dengan pantas. (bdk 1 Kor 11:26-29). Itulah jalan yang dipilih oleh
Tuhan supaya kita memiliki hidupNya dalam diri kita (bdk Yoh 6:53).
Demikian juga terimalah sakramen rekonsiliasi dengan penuh kepercayaan.
Sakramen-sakramen ini mengajarkan kepada kita bahwa rahmat datang
kepada kita dari Allah, melalui pengantaraan Gereja.
Putra-putriku yang terkasih,
Dengan pertolongan Tuhan, dikuatkan oleh pengantaraan doa Maria,
Bunda Gereja dan dalam persatuan iman, kasih dan kerasulan bersama
para gembalamu, kamu pasti tidak akan berbuat kesalahan. Dan dengan
demikian kamu akan memberikan sumbanganmu kepada pembaruan
Gereja, Yesus adalah Tuhan! Alleluia!
&&&&&&&&&&
Pidato bapak Paus dalam bahasa Spanyol diringkas dalam bahasa
Inggris.
Putra-putriku yang terkasih
Pada kesempatan Konferensi Internasionalmu yang ketiga kamu semua
ingin datang kesini untuk menunjukkan kasihmu kepada Gereja dan Tahta
Petrus. Keinginanmu ini untuk menyatu dengan Gereja adalah tanda yang
otentik dari tindakan Roh Kudus, yang berkarya dalam Gereja, Tubuh
Mistik Kristus.
Semua pembaruan rohani yang perlu untuk Gereja dan dunia dewasa ini
harus berasal dari dasar persekutuan gerejawi yang kokoh kuat, yaitu
persekutuan roh dan tujuan dalam kesetiaan mutlak kepada doktrin iman.
19
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dari sini dicarilah sarana yang perlu untuk menghadirkan Allah dalam
hati umat. Kehadiran Allah ini harus dipelihara dengan mengolah nilainilai adikodrati oleh hubungan yang intim dengan Allah dan oleh doa.
Semua ini membuat manusia mampu untuk mengatasi yang manusiawi
dan menempatkannya dalam perspektif yang benar dihadapan Allah
dan dihadapan orang-orang lain. Bekerjasamalah atas cara ini untuk
membangun Gereja.
Sampai disini bapak Paus melanjutkan pidatonya dalam bahasa Inggris sbb:
Putra-putriku yang terkasih,
Saya berbahagia menyambut kamu dalam kasih Yesus Kristus dan dalam
namaNya menyampaikan kepadamu sepatah kata untuk menyemangati
dan memberikan dorongan bagi hidup Kristianimu.
Kamu berkumpul disini di Roma dibawah tanda Tahun Suci; kamu sedang
bekerja keras dalam persatuan dengan seluruh Gereja untuk pembaruan :
pembaruan rohani, pembaruan yang otentik, pembaruan Katolik,
pembaruan dalam Roh Kudus. Demikian juga saya mengetahui bahwa
kamu ingin membuka hatimu untuk ber-rekonsiliasi dengan Allah dan
sesamamu baik sesama pria maupun sesama wanita.
Bagi kita semua pembaruan dan rekonsiliasi merupakan perkembangan
lebih lanjut rahmat adopsi ilahi, rahmat Baptisan sakramental kita “kedalam
Yesus Kristus” dan “kedalam kematianNya” (Roma 6:3) agar supaya kita
“dapat hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
Hargailah selalu Sakramen Baptis ini dan anggaplah sangat penting urgensi
yang dibebankan oleh Sakramen Baptis ini. Santo Paulus sangat jelas :
”Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu telah
mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” (Roma
6:11). Ini merupakan tantangan besar bagi penghayatan hidup Kristiani
sejati yang berdasarkan sakramen, dari mana kita harus mendapatkan
makanan oleh Tubuh dan Darah Kristus, diperbaharui oleh Sakramen Tobat,
ditopang oleh rahmat Sakramen Penguatan dan disegarkan oleh doa. Ini
merupakan tantangan untuk membuka hatimu bagi saudara-saudarimu
yang berkekurangan. Tidak ada batas terhadap tantangan kasih : kaum
papa dan miskin dan orang-orang yang menderita baik yang jauh maupun
yang dekat disekitarmu, semua berteriak kepadamu sebagai saudara dan
saudari dalam Kristus meminta bukti kasihmu, meminta sabda Allah,
19
Dokumen 19
“Sungguh Roh berkarya dalam semua manifestasi ini”
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para Uskup Perancis Selatan, Roma
16 Desember 1982.
Dalam audiensi yang diberikan kepada para Uskup Perancis Selatan dalam
kunjungan “ad limina” kepada Pengganti Petrus, Paus Yohanes Paulus II
berbicara tentang Pembaruan rohani, dengan menyinggung apa yang beliau
katakan kepada para pemimpin Pembaruan dalam Konferensi Internasional
IV tahun 1981.
Saya menyinggung tentang pencarian rohani yang bersemangat yang
diperhatikan oleh banyak orang Kristiani. Secara konkrit saya
menunjuk kepada Pembaruan rohani, tetapi saya juga berpikir
tentang kelompok-kelompok doa yang banyak jumlahnya,
beranekaragam komunitas-komunitas, lokakarya-lokakarya dan
pertemuan-pertemuan yang dibaktikan kepada doa, banyaknya
retret-retret yang terjadi dalam biara-biara dan tempat-tempat
Pembaruan rohani yang lain, tempat-tempat ziarah yang baru.
Juga saya mengacu kepada penemuan kembali kehidupan doa. Jika
semua ini harus dipelihara dan dijaga, pertama-tama, inilah rahmat
yang datang pada saat yang tepat untuk menguduskan Gereja.
Kami tidak dikejutkan olehnya: ”Roh itu tinggal dalam Gereja
dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah”....Roh
Kudus membuat Gereja bertumbuh dan terus-menerus
meremajakannya” (Lumen Gentium 4). Roh terus berkarya dalam
Gereja melalui aliran-aliran spiritual ini dan untuk itu kami bersyukur.
Dalam aliran-aliran spiritual ini menjadi jelas bahwa sukacita doa
dilahirkan kembali: doa, baik doa pribadi maupun doa bersama,
doa pujian dan doa syafaat dan doa yang mengarah kepada doa
kontemplasi dan yang menjadi sumber pewartaan Injil. Sungguh,
Roh berkarya dalam semua manifestasi ini asal aliran-aliran spiritual
tsb didasarkan atas firman Allah dan dikuatkan oleh sakramensakramen dan berakar dalam Gereja.
85
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Kamu harus mengucapkan doa ini setiap hari dalam hidupmu” .
Saya masih tetap taat kepada perintah ini yang ayah perintahkan
hampir 50 tahun yang lalu, yang saya percayai sangat berharga. Ini
merupakan inisiasi rohani saya yang pertama, maka saya dapat
mengerti semua karisma yang berbeda-beda. Semua karunia itu
merupakan bagian dari kekayaan Tuhan.
Saya yakin bahwa gerakan ini merupakan suatu tanda karya Allah.
Dunia sangat membutuhkan karya Roh Kudus ini dan dunia
membutuhkan banyak alat-alat untuk karya ini. Situasi didunia
adalah berbahaya, sangat berbahaya. Materialisme bertentangan
dengan dimensi kekuatan manusiawi yang sejati dan ada banyak
macam-macam materialisme yang berbeda-beda. Materialisme
adalah penyangkalan terhadap yang rohani dan itulah sebabnya
kita membutuhkan tindakan Roh Kudus. Sekarang saya melihat
gerakan ini, kegiatan ini dimana-mana. Dinegara saya sendiri saya
melihat kehadiran istimewa Roh Kudus. Melalui tindakan ini, Roh
Kudus masuk kedalam roh manusia dan dari saat itu kita mulai
hidup lagi, mulai menemukan diri kita sendiri, menemukan identitas
kita, menemukan seluruh kemanusiaan kita secara total. Maka
dari itu saya yakin bahwa Gerakan ini merupakan komponen yang
sangat penting dalam pembaruan total Gereja, dalam pembaruan
rohani Gereja.
Pada akhir audiensi disediakan waktu untuk berdoa, dimana semua anggota
kelompok menyanyikan kidung Magnificat bersama-sama. Kemudian bapak
Paus memberikan berkatnya dan dengan hangat memeluk setiap orang yang
hadir sambil mengucapkan kata-kata khusus kepada setiap orang yang hadir
itu. ”Saya harap kamu akan datang mengunjungi saya lagi”, katanya ketika
beliau meninggalkan ruangan. Kata-kata terakhirnya dalam bahasa Italia:
”Lodato sia Gesu Cristo!”, Terpujilah Yesus Kristus!
meminta roti, meminta hidup. Mereka meminta untuk melihat pantulan
kasih Yesus yang memberikan diri, kasih Yesus yang mengorbankan diri,
kasih Yesus kepada BapaNya dan kasih kepada saudara-saudariNya.
Ya, putra-putriku terkasih,
Inilah kehendak Yesus agar dunia melihat pekerjaanmu yang baik,
tindakanmu yang baik, bukti hidup Kristianimu, dan memuliakan Bapa
yang ada disurga (bdk Mat 5:16). Ini sungguh merupakan pembaruan
rohani dan hanya melalui Roh Kudus pembaruan rohani itu dapat
dilaksanakan. Itulah sebabnya saya tidak henti-hentinya mendesak kamu
supaya dengan sungguh-sungguh “berusahalah untuk memperoleh karuniakarunia yang paling utama” (1Kor 12:31). Inilah pikiran saya kemarin,
ketika pada Hari Raya Pentekosta saya berkata : ”Ya, inilah hari yang
penuh sukacita, tetapi juga hari ketetapan hati dan kebulatan tekad:
membuka diri kita bagi Roh Kudus, membuang apa yang bertentangan
dengan tindakan Roh Kudus dan mewartakan, dalam keaslian hidup
Kristiani kita sehari-hari,bahwa Yesus adalah Tuhan”.
Sampai disini teks resmi dari bapak Paus berakhir dan Paus kemudian
menyampaikan pidatonya yang pendek dalam bahasa Itali kepada para
peziarah yang hadir di Basilik St.Petrus, baik para peziarah dari
kelompok Karismatik maupun para peziarah lain yang kebetulan hadir
disana. Kami dapat melaporkan hanya versi bahasa Inggris yang diambil
dari buku “Open the Windows”, yang diedit oleh Killian McDonnell, sebab
versi asli dalam bahasa Itali tidak direkam oleh sumber yang resmi.
Putra-putriku yang sangat saya kasihi,
Ijinkan saya menambahkan beberapa kata dalam bahasa Italia, yang
sebenarnya merupakan dua buah pesan. Satu pesan untuk para peziarah
dari kelompok Karismatik dan pesan yang lain untuk para peziarah yang
hadir secara kebetulan pada sidang agung ini.
&&&&&&&&&&
Pesan pertama untuk Kelompok Karismatik:
Renungkanlah nama yang terdiri dari dua bagian, dimana kamu terlibat
yaitu “Pembaruan Rohani”. Dimana menyangkut Roh Kudus, saya segera
siap penuh perhatian, segera berbahagia untuk menyambut kedatangan
RohKudus. Lebih dari itu, saya mengundang Dia, saya berdoa kepadaNya,
84
21
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
saya tidak menginginkan apa-apa lagi kecuali agar orang-orang
Kristiani, orang-orang yang percaya mengalami kesadaran,
penyembahan, sukacita yang lebih besar melalui Roh Allah diantara
kita. Apakah kita telah melupakan Roh Kudus? Pasti tidak! Kita
menginginkan Dia, kita menghormati Dia, kita mengasihi Dia dan
kita memohon kepadaNya. Kamu dengan devosimu dan
semangatmu, kamu ingin hidup dalam Roh... dan disinilah bagian
kedua dari namamu masuk yaitu pembaruan.
Pembaruan ini harus meremajakan dunia. Pembaruan harus
memberikan kembali spiritualitas, jiwa, pikiran religius kepada
dunia. Pembaruan harus membuka bibirnya yang tertutup untuk
berdoa dan membuka mulutnya untuk menyanyi, untuk bersukacita,
untuk berkidung dan untuk bersaksi. Akan sangat kebetulan bagi
jaman kita, bagi saudara-saudara kita, bahwa ada generasi,
generasimu orang-orang muda, yang menyerukan kepada dunia
kemuliaan dan kebesaran Allah Pentekosta. Dalam kidung yang saya
baca tadi pagi dalam doa brevir yang bertanggal jamannya St.
Ambrosius dalam abad ke-empat, ada ungkapan yang sangat sulit
untuk diterjemahkan, meskipun sangat sederhana: Laeti, yang
berarti “dengan sukacita”, bibamus, “marilah kita minum”,
sobriam, yang berarti “tidak memabukkan”, profusionem spiritus,
yang berarti “pencurahan Roh”. Laeti bibamus sobriam
profusionem spiritus. Ini dapat menjadi rumus yang menunjukkan
programmu.
Pesan yang kedua
Pesan yang kedua ini ditujukan kepada para peziarah yang hadir pada
sidang agung ini yang tidak termasuk dalam gerakanmu. Mereka harus
mempersatukan diri mereka dengan kamu untuk merayakan pesta
Pentekosta—pembaruan rohani dunia, pembaruan rohani masyarakat
kita, pembaruan rohani jiwa kita —sedemikian rupa sehingga mereka
juga, para pejiarah yang saleh pada pusat iman Katolik ini dapat
menghidupi diri mereka sendiri dengan semangat besar dan energi
rohani dengan mana kita harus menghayati agama kita. Saya akan
mengatakan ini saja: dewasa ini orang atau menghayati imannya dengan
kesetiaan, kedalaman, energi dan sukacita, atau iman itu akan mati.
21
&&&&&&&&&&
Dokumen 18
“Suatu revolusi pengungkapan iman yang hidup”
Audiensi privat Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO, Roma 11
Desember 1979.
Pada tgl 11 Desember 1979, Dewan Internasional, bersama dengan Kardinal
Leon Joseph Suenens, mengadakan pertemuan dengan Paus Yohanes Paulus
II. Dalam Pertemuan ini, VCD yang berdurasi empat puluh menit tentang
Pembaruan Karismatik, yang secara khusus dipersiapkan untuk kesempatan
ini, diperlihatkan kepada Bapa Suci. Kemudian, berhubungan dengan musik,
gerak-isyarat dan pembicaraan yang dipertunjukkan dalam film itu, beliau
berkata:
Terima kasih! Itulah ungkapan iman. Sungguh, nyanyian, kata-kata,
gerak-isyarat. Bagaimana orang mengatakannya? Saya dapat
mengatakan bahwa itulah revolusi ungkapan iman yang hidup. Kita
berkata bahwa iman adalah soal inteligensi dan terkadang juga soal
hati, tetapi dimensi ekspresif dari iman ini telah tiada. Dimensi yang
ekspresip dari iman ini berkurang, sungguh dihalang–halangi. Sekarang
kita dapat berkata bahwa Gerakan ini ada dimana-mana, juga dinegara
saya. Tetapi disana berbeda. Di Polandia, tidaklah sedemikian ekspresif
seperti dalam VCD tadi, tetapi masih hal yang sama — sesuatu seperti
edisi yang lain dari buku yang sama.
Sesudah kata-kata ini,menyusul salam, informasi mengenai pembaruan dan
dialog yang tidak resmi tentang aspek-aspek yang berbeda dari pembaruan.
Kemudian Bapak Paus memberikan komentar sbb:
Inilah pertemuan saya yang pertama dengan kamu, Karismatik Katolik.
Pertama, ijinkanlah saya menjelaskan kehidupan karismatik saya sendiri.
Saya selalu termasuk dalam Pembaruan dalam Roh Kudus ini. Pengalaman
saya sendiri sangat menarik. Ketika saya masih sekolah, pada usia 12 atau
13 tahun, kadang-kadang saya mempunyai kesulitan dalam studi saya,
secara khusus dalam mata pelajaran matematik. Bapak saya memberikan
kepada saya buku tentang doa. Dia membuka buku menunjukkan pada
halaman dan berkata kepada saya : ”Ini ada doa kepada Roh Kudus.
83
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 17
Dokumen 3
“Agar kesaksian Injili menjadi sempurna adanya”
“Aku ingin melihat kamu.........” (Roma 1:11)
Telegram dari Kardinal Jean Villot, Sekretaris Negara, kepada para peserta
Konferensi Internasional III para Pemimpin, Dublin,18 Juni 1978.
Audiensi pertama Paus Yohanes Paulus II dengan Pembaruan Karismatik di
Italia, 23 Nopember 1980.
Seratus tujuh puluh lima pemimpin dari enam puluh negara berkumpul di
Dublin, Irlandia, untuk Konferensi Internasional ketiga. Paus Paulus VI
mengirim telegram kepada para peserta melalui Kardinal Jean Villot,
Sekretaris Negara pada waktu itu.
Saudara dan saudari terkasih,
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kunjungan yang
penuh sukacita ini dan teristimewa atas doa-doa yang kamu
panjatkan kepada Tuhan untuk saya dan untuk tanggung jawab
pelayanan pastoral saya. Saya akan katakan kepadamu bersama
Santo Paulus bahwa “saya ingin melihat kamu untuk memberikan
karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu, yaitu, supaya
aku ada diantara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama,
baik oleh imanmu atau imanku” (Roma 1:11-12).
Bapa Suci mengirimkan salam sukacita dan damai kepada mereka
yang mengambil bagian dalam Konferensi Internasional Pembaruan
Karismatik dalam Gereja Katolik. Beliau mengucapkan terima kasih
kepada Allah atas karunia-karunia ilahi yang sedang bekerja dalam
kehidupan banyak putra-putri Gereja Katolik. Bapa Suci berdoa
agar buah-buah yang melimpah dari Roh Kudus menopang para
peserta dalam kehidupan Kristiani, kehidupan sakramental yang
sejati, membimbing mereka terus untuk tumbuh dalam cara yang
peka sesuai dengan besarnya kebutuhan seluruh Tubuh Kristus dan
yang memperkuat mereka dalam kerjasama total dengan hirarki
dan dalam kesatuan gerejawi dengan seluruh Gereja.
Bapa Suci berdoa juga agar dengan sarana pencurahan Roh Kudus,
kesaksian Injili dari semua para peserta menjadi sempurna adanya,
sampai tingkat sedemikian rupa sehingga mereka dapat secara
berhasil guna mewartakan kehidupan Kristiani yang asli dalam hidup
mereka sehari-hari bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Dengan perasaan ini, Bapa Suci dengan senang hati menyampaikan
Berkat Apostoliknya.
&&&&&&&&&&
Pagi ini saya sangat bergembira menghadiri sidangmu ini, dimana
saya dapat melihat orang-orang muda, orang dewasa, orang tua,
pria dan wanita, bersatu dalam pengakuan iman yang sama,
ditopang oleh kerinduan akan pengharapan yang sama, diikat
bersama oleh ikatan cintakasih yang “telah dicurahkan didalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”
(Roma 5:5)
Kita tahu bahwa berkat pencurahan Roh Kudus ini kita memperoleh
pengalaman akan kehadiran Kristus yang semakin mendalam,
sehingga kita dapat bertumbuh setiap hari dalam pengenalan yang
penuh kasih akan Bapa disorga. Karena itu benarlah gerakanmu
secara istimewa menaruh perhatian kepada tindakan yang misterius
tapi nyata,yang dilakukan oleh Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal
Kudus dalam kehidupan orang-orang Kristen.
Kata-kata Yesus dalam Injil jelas:”Aku akan minta kepada Bapa
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu dan akan diam didalam kamu” (Yoh
14:16-17).
82
23
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Sebelum naik kesurga, Yesus berjanji lagi kepada para rasul bahwa
mereka akan dibaptis “dengan Roh Kudus” (Kis 1:5) dan penuh
dengan kuasaNya (Kis 2:2) mereka akan menjadi saksiNya diseluruh
duinia, mulai berkata-kata “dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya.” (Kis 2:4)
Dalam buku Kisah para rasul Roh Kudus ditampilkan sebagai pribadi
yang aktif dan bekerja dalam diri para pemimpin komunitas (bdk
Kis 2:14-18; 4:5-22; 5:29-32; 9:17) maupun dalam diri para anggota
umat beriman (bdk Kis 4:32-37; 10:45-47; 13:50-52).
Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang Kristen dijaman itu
melalui pengalaman-pengalaman ini mereka memperoleh keyakinan
yang mendalam bahwa “orang yang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9) dan karena itu Paulus
mengatakan “jangan memadamkan Roh”(1 Tes 5:19),”jangan
mendukakan Roh Kudus” (Ef 4:30) tetapi dipimpin oleh Roh (Gal
5:18), ditopang oleh pengharapan bahwa “sebab barang siapa
menabur dalam Roh ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh
itu”(Gal 6:8).
Sebenarnya, Kristus mempercayakan kepada Roh Kudus perutusan
menyelesaikan penciptaan baru, yang Dia sendiri telah memulainya
dengan kebangkitanNya. Karena itu dari Roh Kudus harus diharapkan
regenerasi yang progresip dari alam raya dan dari kemanusiaan,
diantara “sudah” Paskah dan “belum” Parousia.
Sangat penting bahwa kita orang-orang Kristen yang ditentukan
oleh Penyelenggaraan ilahi untuk hidup dalam tahun-tahun yang
menentukan dari millennium kedua ini harus menyegarkan kembali
kesadaran mendalam akan jalan yang misterius melalui mana
Penyelenggaraan Ilahi melaksanakan rencana keselamatan. Allah
telah mengkomunikasikan diriNya dalam Kristus.
BAGIAN II
Dokumen 16
“Usaha yang dihargai”
Surat ini menunjukkan bahwa Pembaruan Karismatik diterima oleh Gereja
dan terutama sekali pembedaan (discernment) Kardinal Leon Joseph diakui.
Adalah Kardinal Suenenslah yang mengawasi langkah pertama gerakan ini
“untuk menjamin agar gerakan ini menjadi bagian yang integral dari
kehidupan Gereja”.
Kepada yang mulia saudaraku Leon Joseph Suenens
Uskup Agung Malines-Brussels:
Kami dengan penuh perhatian telah membaca surat yang
anda kirimkan kepada kami tgl 15 April yang lalu mengenai
Gerakan Pembaruan Karismatik. Kami tidak dapat membalas
surat anda secepatnya. Kami sangat bergembira atas perhatian
anda yang sedemikian besar dalam mengawasi Gerakan ini
untuk menjamin bahwa Gerakan ini merupakan bagian yang
integral dari kehidupan Gereja Katolik. Hari ini kami
berbahagia mengatakan kepada anda betapa besar kami
menghargai usaha anda ini. Kami mohon kepada Tuhan untuk
memenuhi anda dengan rahmatNya dalam pelayanan gerejawi
ini dan dari dalam hati kami, kami memperbarui Berkat
Apostolik kami yang penuh kasih sayang untuk anda.
&&&&&&&&&&
Namun dengan memakai Roh Kuduslah bahwa Kristus yang telah
bangkit, hidup dan berkarya secara permanen ditengah kita dan
dapat menghadirkan diriNya sekarang dan disini dalam pengalaman
manusiawi dalam sejarah.
23
81
Maka Bangkitlah Petrus
Karena itu dengan sukacita yang mendalam dan rasa syukur yang
sungguh-sunguh kita membaharui tindakan kita yang berdasarkan
iman dalam Kristus Sang Penebus, sungguh sadar bahwa “tidak ada
seorangpun yang berkata-kata ‘Yesus adalah Tuhan’ kecuali oleh
Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Dialah yang menyatukan kita dalam satu
tubuh dalam kesatuan panggilan Kristiani dan dalam kemajemukan
karisma-karisma. Roh Kuduslah yang mengerjakan pengudusan dan
kesatuan Gereja.(bdk Pontificale Romanum,”Ritus Confirmationis”
25.47).
Konsili Vatikan II menaruh perhatian khusus pada beragam bentuk
karya Roh Kudus dalam sejarah keselamatan. Konsili Vatikan II
menekankan “Penyelenggaraan Ilahi yang menakjubkan” . Dengan
Penyelenggaraan Ilahi ini Roh Kudus mendorong masyarakat untuk
bergerak menuju keadilan, kasih dan kebebasan yang semakin maju.
(Gaudium et Spes 26). Konsili Vatikan II melukiskan kehadiranNya
yang berkarya dalam Gereja, yang didesak untuk melaksanakan
rencana Ilahi (bdk Lumen Gentium 17) dengan melalui pengertian
yang semakin mendalam akan wahyu (Dei Verbum 5,8) dan dijaga
tetap utuh dalam arus waktu (bdk Lumen Gentium 25; Dei Verbum
10), berkat komitmen pengudusan (bdk Lumen Gentium 4,40) dan
persekutuan dalam kasih yang selalu diperbarui (bdk Unitatis
Redintegratio 2,4).
Akhirnya Konsili menyatakan tindakan Roh Kudus dalam setiap orang
beriman yang Roh Kudus dorong untuk kesaksian apostolis yang
berani (bdk Apostolicam Actuositatem 3), dengan menguatkan
mereka melalui sakramen-sakramen dan memperkaya mereka
dengan “rahmat khusus.......Dengan karunia-karunia ini Roh
Kudus membuat mereka pantas dan siap menjalankan berbagai
macam tugas atau jabatan-jabatan yang perlu untuk pembaruan
dan pembangunan Gereja“ (Lumen Gentium 12).
25
Maka Bangkitlah Petrus
Putra-putriku yang terkasih, betapa luas perspektif terbuka
dihadapan mata kita! Pasti ada risiko-risiko, karena aksi Roh Kudus
terjadi “dalam bejana tanah liat” (bdk 2Kor 4:7), yang mungkin
menghambat aksi ekspansinya yang bebas. Kamu tahu apa risikorisiko itu: pengalaman emosional akan yang Ilahi; pemburuan yang
tidak terkendali hal-hal yang spektakuler dan yang luarbiasa;
toleransi terhadap penafsiran Kitab Suci secara gegabah dan
menyimpang; penarikan kedalam diri sendiri; menghindari
komitmen apostolis; kepuasan mencintai diri sendiri yang mengisolasi
diri dan menutup diri. Semuanya ini merupakan risiko yang muncul
dihadapanmu.
Saya mau berkata kepadamu bersama dengan St.Paulus:”Ujilah
segala sesuatu dan peganglah yang baik”(1Tes 5:21). Karena itu
tetaplah bersikap terbuka dengan penuh syukur terhadap setiap
karunia yang mau dicurahkan oleh Roh Kudus kedalam hatimu,
namun dengan tidak pernah melupakan bahwa tidak ada karisma
yang tidak diberikan untuk “kepentingan bersama”(1Kor 12:7).
Bagaimanapun juga berusahalah untuk memperoleh “karuniakarunia yang paling utama” (1Kor 12:31). Sehubungan dengan ini
kamu tahu apa yang nampak dalam halaman Kitab Suci yang
semakin mengagumkan lagi: ”St Paulus menunjukkan jalan kasih,
yang memberi arti dan nilai kepada karunia-karunia yang lain”
(1 Kor 13:1-13).
Dijiwai oleh kasih, kamu tidak hanya akan mendengarkan secara
spontan dan penuh kepatuhan kepada mereka yang “oleh Roh Kudus
diangkat menjadi penilik untuk mengurus Gereja Allah”(bdk Kis
20:28), tetapi kamu juga akan merasakan kebutuhan akan
pengertian yang penuh perhatian terhadap saudara-dan saudarimu,
dalam kerinduan untuk bersama dengan mereka “menjadi sehati
dan sejiwa” (Kisah 4:32). Dari ini akan muncul pembaruan yang
nyata yang diinginkan oleh Konsili Vatikan II dan kamu berusaha
keras untuk menggairahkan usaha itu dengan doa, kesaksian dan
pelayanan supaya pembaruan tsb terwujud.
25
Maka Bangkitlah Petrus
“Pembaruan dalam Roh”, sebenarnya, seperti saya peringatkan
dalam Himbauan Apostolis Catechesi Tradendae akan menjadi
otentik dan akan mempunyai hasil yang nyata” dalam Gereja, yang
tidak hanya sekadar menghasilkan karisma yang luar biasa, tetapi
akan membuahkan jumlah umat beriman yang sebanyak mungkin,
ketika mereka menempuh jalan hidup mereka sehari-hari berusaha
dengan rendah hati, sabar dan tekun untuk semakin lebih baik
mengetahui misteri Kristus dan memberi kesaksian mengenai misteri
Kristus tsb.
Sambil memohon untuk kamu dan komitmenmu, perlindungan yang
penuh kasih dari Bunda Maria yang “melalui Roh Kudus”
mengandung dalam rahimnya dan melahirkan Putera Allah yang
menjadi manusia (bdk Luk 1:35), dengan senang hati saya
memberikan Berkat Apostolik saya dan menyampaikannya kepada
mereka semua yang menjadi anggota gerakan dan kepada semua
orang yang anda kasihi dalam Tuhan.
&&&&&&&&&&
27
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 4
“Reputasimu mendahului kamu........”
Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke IV para
Pemimpin Karismatik, Roma 7 Mei 1981.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam sukacita dan damai Roh Kudus saya menyambut kamu semua
yang telah datang ke Roma untuk ambil bagian dalam Konferensi
Internasional ke IV para Pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik
dan saya berdoa agar “Rahmat Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah
dan persekutuan Roh Kudus beserta kamu semua!” (2Kor 13:13).
Pilihanmu kota Roma sebagai tempat Konferensi adalah tanda
istimewa pengertianmu mengenai pentingnya berakar dalam
“kesatuan iman katolik dan kasih” yang menemukan pusatnya
yang kelihatan dalam diri Tahta Petrus. Reputasimu mendahului
kamu, seperti reputasi orang-orang Filipi yang dikasihinya, yang
mendorong Rasul Paulus untuk menulis suratnya kepada mereka
dengan penuh perasaan: “Aku mengucap syukur kepada Allahku
setiap kali aku mengingat kamu..........
Dan inilah doaku,semoga kasihmu semakin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus” (Filipi 1:3, 9-10).
Tema Konferensimu “Biarlah Api Turun Lagi” mengingatkan katakata Kristus: ”Aku datang untuk melemparkan api kebumi dan
betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!” (Luk 12,49).
Firman Allah yang menjadi manusia telah membawa kepada kita
api cinta kasih dan kebenaran yang menyelamatkan. Pada ambang
pintu millennium ketiga era Kristiani, betapa besar tantangan Injili:
”Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur “(Mat 21:28)
Saya menyertai Konferensimu dengan doa-doa saya, sambil
mengimani bahwa Konferensimu akan menghasilkan buah rohani
yang melimpah bagi Pembaruan Karismatik Katolik diseluruh dunia.
Semoga Maria, Mempelai Roh Kudus dan Bunda Kristus, melindungi
semuanya yang kamu kerjakan dalam nama Puteranya. Kepada
kamu semua dan kepada komunitas-komunitasmu dan kepada
orang-orang yang kamu cintai, dengan senang hati saya
menyampaikan Berkat Apostolik saya.
&&&&&&&&&&&&&&
Dalam tahun 1975 pendahulu saya yang mulia Paus Paulus VI berpidato
dihadapan Kongres Karismatik Internasional yang bersidang disini
di Roma dan dia menekankan “tiga prinsip”.
Prinsip yang pertama ialah “kesetiaan kepada doktrin iman yang
otentik”; apa saja yang bertentangan dengan doktrin ini tidak
berasal dari Roh Kudus.
Prinsip yang kedua adalah “menghargai karunia-karunia yang
lebih tinggi” – karunia-karunia yang diberikan untuk pelayanan
bagi kepentingan umum.
27
69
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 15
“Pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur!”
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan para peserta Konferensi Internasional
yang IX para Pemimpin Karismatik,Fiuggi,30 Oktober 1998.
Saudara-saudara dan saudari-saudariku terkasih,
Dalam menyambut Konferensi Internasional bagi para Pemimpin Karismatik
Katolik “aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas
kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu diseluruh
dunia” (Roma 1:8). Pembaruan Karismatik Katolik telah menolong banyak
orang Kristiani menemukan kembali kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam
kehidupan mereka, dalam kehidupan Gereja dan didunia; dan penemuan
kembali ini telah membangkitkan dalam diri mereka iman pada Kristus
yang dipenuhi dengan sukacita, kasih besar kepada Allah dan dedikasi
yang tinggi terhadap karya penginjilan Gereja. Dalam tahun Roh Kudus
ini, saya bergabung dengan kamu semua dalam memuji dan bersyukur
kepada Allah atas buah-buah berharga yang Roh Kudus kehendaki menjadi
matang dalam komunitas-komunitasmu dan melalui komunitaskomunitasmu tsb dalam gereja-gereja partikular.
Sebagai pemimpin-pemimpin Pembaruan Karismatik Katolik salah satu
tugas utamamu adalah menjaga identitas Katolik komunitas-komunitas
Karismatik yang tersebar diseluruh dunia, dengan mendorong mereka
senantiasa memelihara hubungan yang dekat dan hirarkis dengan para
Uskup dan Paus. Kamu termasuk gerakan gerejawi; dan kata “gerejawi”
secara tidak langsung menunjukkan tugas yang tepat dari pembinaan
Kristiani, yang menyangkut pertemuan iman dan kehidupan. Iman yang
antusias yang menggairahkan komunitas-komunitasmu harus disertai
dengan pembinaan/pendidikan Kristiani yang komprehensip (menyeluruh)
dan setia pada ajaran-ajaran Gereja. Dari pembinaan yang mendalam
akan bertumbuh spiritualitas yang kokoh berakar dalam sumber-sumber
kehidupan Kristiani dan yang mampu menanggapi persoalan-persoalan
yang gawat yang muncul dalam kebudayaan jaman ini. Dalam Surat Ensiklik
saya Fides et Ratio, saya memperingatkan terhadap fideisme yang
menolak mengakui pentingnya pekerjaan akal budi bukan saja untuk
pemahaman iman, tetapi bahkan untuk tindakan iman itu sendiri.
68
Maka Bangkitlah Petrus
Prinsip ketiga “mengejar kasih”, yang membawa orang Kristiani
kepada kesempurnaan; sebagaimana sang Rasul berkata: ”Dan
diatas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang
mempersatukan dan menyempurnakan”(Kol 3:14). Diwaktu ini
pentinglah bagi saya untuk menggarisbawahi prinsip-prinsip pokok
ini untuk kamu, yang dipanggil Allah untuk melayani sebagai
pemimpin-pemimpin dalam Pembaruan.
Paus Paulus VI melukiskan gerakan pembaruan dalam Roh sebagai
“suatu kesempatan bagi Gereja dan bagi dunia” dan enam tahun
sejak Kongres itu telah membuahkan pengharapan yang mengilhami
visinya. Gereja telah melihat buah-buah kesetiaanmu dalam doa,
dalam komitmen yang mendalam pada kehidupan yang kudus dan
cinta pada firman Allah. Saya telah memperhatikan dengan sukacita
cara bagaimana para pemimpin pembaruan telah semakin
mengembangkan visi gerejawi yang luas dan berusaha membuat
visi ini semakin menjadi realita bagi mereka yang menggantungkan
bimbingannya pada para pemimpin pembaruan itu. Saya juga telah
melihat tanda-tanda kemurahan hatimu dalam membagikan
karunia-karunia Allah kepada mereka yang kurang beruntung didunia
ini secara adil dan penuh kasih, sehingga semua orang boleh
mengalami martabat yang tak ternilai yang menjadi milik mereka
dalam Kristus.
Semoga karya cinta kasih ini yang telah dimulai dalam dirimu dapat
diselesaikan dengan sukses! (2 Kor 8:6,11). Berhubungan dengan
ini hendaknya senantiasa ingat akan pidato yang disampaikan oleh
Paus Paulus VI kepadamu dalam Konggresmu dalam Tahun Suci:
”Tidak ada batas-batas terhadap tantangan kasih: kaum miskin
dan kaum papa, orang-orang menderita dan sengsara baik yang
jauh diujung dunia maupun yang dekat disekitarmu, mereka semua
menjerit kepadamu, sebagai saudara-saudara dan saudari-saudari
Yesus Kristus, meminta bukti cintakasihmu, meminta sabda Allah,
meminta roti, meminta hidup”.
Ya, saya sangat bahagia memiliki kesempatan ini untuk berbicara
dari lubuk hatiku kepadamu, yang datang dari seluruh dunia untuk
28
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
turut ambil bagian dalam konferensi ini yang dimaksudkan untuk
menolong kamu dalam melaksanakan perananmu sebagai pemimpinpemimpin dalam Pembaruan Karismatik.
Secara khusus saya ingin mengatakan bahwa dibutuhkan sekali usaha
untuk membuat visi gerejawi dapat direalisir. Visi gerejawi ini sangat
perlu bagi pembaruan karismatik dalam perkembangannya pada
tahap ini. Maka sebagai pemimpin hendaknya :
1. Kamu harus bersikap :
• “memberikan keteladanan doa” dalam hidupnya sendiri. Dengan
pengharapan yang pasti, dengan penuh perhatian menjadi tugas
pemimpin untuk menjamin bahwa warisan yang beragam bentuk
dari kehidupan doa dari Gereja diketahui dan dialami oleh
mereka yang mencari pembaharuan rohani:
• meditasi sabda Allah, sebab “tidak mengenal Kitab Suci sama
dengan tidak mengenal Kristus” sebagaimana dikatakan oleh
St Hironimus;
• keterbukaan kepada karunia-karunia Roh Kudus, tanpa terlalu
mengejar-ngejar karunia-karunia yang luar biasa;
• meniru teladan Yesus sendiri dalam menyediakan waktu untuk
berdoa bersama Allah;
• memasuki lebih dalam kedalam peredaran masa tahun liturgi
Gereja, terutama melalui liturgi offisi Ilahi;
• menerima sakramen-sakramen secara pantas, dengan perhatian
yang istimewa pada Sakramen Pengakuan dosa, yang berakibat
penyaluran rahmat baru sesuai dengan kehendak Kristus sendiri;
• terutama kasih terhadap Ekaristi dan pengertian yang semakin
meningkat mengenai Ekaristi sebagai pusat doa Kristiani.
Sebab sebagaimana Konsili Vatikan II telah mengingatkan kita “Ekaristi
adalah sumber dan puncak seluruh pewartaan injil, sementara para
katekumin langkah demi langkah diantar untuk menyambut Ekaristi,
dan umat beriman, yang sudah ditandai dengan Baptis suci dan
Penguatan, melalui penyambutan Ekaristi sepenuhnya disaturagakan
dengan Tubuh Kristus, Gereja“ ( Presbyterorum Ordinis 5).
29
Dengan doa-doaku saya menyertai usaha-usahamu dan dengan jujur
saya berharap agar Pertemuan ini, yang diselenggarakan dalam
situasi yang sedemikan sarat dengan arti, akan menghasilkan buah
rohani yang berlimpah bagi seluruh Pembaruan Karismatik Katolik.
Semoga PKK menjadi suatu kejadian yang penting dalam perjalanan
persiapan rohanimu untuk Yubile Agung Yesus 2000. Kepada kamu
semua, kepada komunitas-komunitasmu dan kepada orang-orangmu
yang kamu kasihi, dengan hangat saya sampaikan Berkat Apostolik
saya.
&&&&&&&&&&
67
Maka Bangkitlah Petrus
ini, ketika kebingungan dan relativisme marak. Kamu termasuk gerakan
gerejawi. Kata “gerejawi” disini lebih dari sekadar melulu hiasan. Kata
“gerejawi” secara tidak langsung menyatakan tugas yang tepat mengenai
pembinaan Kristiani dan menyangkut pertemuan mendalam antara iman
dan kehidupan. Iman yang bersemangat yang menggairahkan
komunitas-komunitasmu merupakan kekayaan baru, tetapi itu saja
tidak cukup. Itu harus disertai dengan pembinaan Kristiani yang
kokoh,komprehensip dan setia kepada Wewenang Mengajar
(Magisterium) Gereja: suatu pembinaan yang didasarkan atas hidup
doa, atas ketekunan mendengarkan Firman Allah dan atas penerimaan
sakramen-sakramen dengan pantas, teristimewa sakramen Pengakuan
dosa dan Ekaristi. Untuk matang dalam iman, kita harus tumbuh
dalam pengetahuan kita tentang kebenaran-kebenarannya. Jika ini
tidak terjadi ada bahaya kedangkalan dalam iman, subyektivisme yang
ekstrim dan khayalan. Katekismus baru Gereja Katolik bagi setiap orang
Kristen dan karena itu bagi setiap komunitas Pembaruan harus senantiasa
menjadi sumber referensi tetap. Berulang kali saya juga harus menilai
dirimu dalam terang “kriteria karakter gerejawi” yang saya kemukakan
dalam Himbauan Apostolik Christifideles Laici 30. Sebagai gerakan gerejawi,
salah satu ciri khusus yang kamu seharusnya miliki ialah sentire cum
Ecclesia, hidup dalam ketaatan sebagai anak kepada Wewenang Mengajar
Gereja, kepada para gembala dan kepada Pengganti Petrus dan bersama
mereka membangun persekutuan seluruh tubuh.
Semboyan Pertemuan Internasional ke delapan Fraternitas Katolik
memperhatikan kata-kata Kristus: ’Aku datang untuk melemparkan
api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!”
(Luk 12:49). Dalam konteks Yubile Agung Yesus Kristus Penyelamat
dunia kata-kata ini bergema dengan kuat. Putera Allah yang menjadi
manusia telah membawa kepada kita api kasih dan kebenaran yang
menyelamatkan. Menjelang Millennium baru, Gereja mendengar
panggilan, panggilan yang mendesak dari sang Guru kepada komitmen
yang lebih besar dan panggilan kepada perutusan: “Apabila buah itu
sudah cukup masak orang itu segera menyabit, sebab musim menuai
sudah tiba” (Mrk 4:29). Tanpa ragu-ragu kamu akan mendiskusikan
ini selama pertemuanmu. Karena itu biarkanlah dirimu dibimbing
oleh Roh Kudus, yang selalu merupakan Pelaku utama evangelisasi dan
Pelaku utama perutusan.
66
Maka Bangkitlah Petrus
2. Kamu harus peduli menyediakan makanan yang keras untuk
santapan rohani melalui “pemecahan roti doktrin yang benar”
Kasih terhadap sabda Allah yang diwahyukan, yang ditulis dibawah
bimbingan Roh Kudus adalah jaminan keinginanmu untuk “berdiri
kuat dalam injil” yang dikhotbahkan oleh para rasul. Adalah
Roh Kudus yang sama, Konstitusi Dogmatik Wahyu Ilahi
meyakinkan kita, yang “senantiasa menyempurnakan iman
melalui karunia-karuniaNya, sehingga Wahyu semakin
mendalam dimengerti” (Dei Verbum 5).
Roh Kudus yang membagikan karunia-karuniaNya dalam ukuran
yang berbeda-beda, adalah Roh yang sama yang mengilhami
Kitab Suci dan yang menolong Magisterium (Wewenang Mengajar)
Gereja, kepada siapa Kristus telah mempercayakan penafsiran
yang otentik Kitab Suci, sesuai dengan janji Kristus kepada para
rasul: “Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya yaitu Roh kebenaran yang dunia tidak
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak
mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam didalam kamu” (Yoh 14:16-17).
Sebab itu Allah menginginkan agar semua orang Kristen bertumbuh
dalam pengertian akan misteri keselamatan, yang mewahyukan
kepada kita martabat hakiki dari manusia sendiri.
Allah juga menginginkan agar kamu yang menjadi pemimpinpemimpin dalam Pembaruan Karismatik ini harus semakin
mendalam dibentuk dalam ajaran Gereja, yang mempunyai tugas
merenungkan sabda Allah, untuk mengukur kekayaannya dan
mewartakannya kepada dunia.
Karena itu berwaspadalah agar sebagai pemimpin-pemimpin
kamu mencari pendidikan teologi yang sehat untuk menjamin
kamu dan semua orang yang menggantungkan bimbingannya pada
kamu, pengertian yang matang dan lengkap akan Sabda Allah:
”Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya
31
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
diantara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar
dan menegur seorang akan yang lain” (Kol 3:16-17)
yang Allah ingin matangkan dalam komunitas-komunitasmu dan
melalui mereka kedalam Gereja.
3. Sebagai pemimpin-pemimpin dalam Pembaruan Karismatik
Katolik, kamu harus berinisiatip dalam membangun ikatan
“kepercayaan dan kerjasama dengan para uskup”, yang
mempunyai tanggungjawab pastoral dalam penyelenggaraan
Allah untuk menggembalakan seluruh Tubuh Kristus, termasuk
Pembaruan Karismatik. Bahkan walaupun mereka tidak turut
berdoa dengan gaya doa yang kamu lakukan dan yang bagi
kamu gaya doa tsb kamu rasakan sangat memperkaya, mereka
akan sangat peduli dan menaruh perhatian besar terhadap
keinginanmu akan pembaruan rohani bagi dirimu sendiri maupun
bagi Gereja dan mereka akan memberikan kepadamu bimbingan
yang pasti yang merupakan tugas yang diberikan kepada
mereka. Tuhan Allah tidak lalai untuk tetap setia kepada janji
doa pentahbisan mereka. Dalam doa waktu mereka ditahbiskan
menjadi uskup, Allah dimohon untuk “mencurahkan atas orang-orang terpilih ini kuasa yang berasal dari Dikau, Roh
yang memerintah yang Engkau berikan kepada PuteraMu
terkasih, Yesus Kristus, Roh yang diberikan olehNya kepada
para rasul yang kudus, yang mendirikan Gereja disetiap tempat
menjadi baitMu untuk kemuliaan dan pujian yang tak kunjung
henti bagi namaMu“ (Ritus Pentahbisan Uskup).
Sedikit banyak pertemuanmu merupakan bagian dari pertemuan raya
gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru yang berlangsung
di Lapangan Santo Petrus pada tgl 30 Mei, Vigili Pentekosta. Saya sangat
menginginkan pertemuan ini dan mengharapkannya menjadi pertemuan
“kesaksian yang dibagikan”. Dan saya harus mengatakan sekarang bahwa
saya sangat tersentuh oleh semangat rekoleksi dan doa, suasana sukacita
dan perayaan dalam Tuhan yang menandai peristiwa itu, karunia sejati
dari Roh Kudus dalam tahun yang dibaktikan kepadaNya. Pertemuan itu
merupakan momen persekutuan gerejawi yang hebat dan suatu
pertunjukan kesatuan banyak karisma yang berbeda-beda yang
membedakan gerakan-gerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru.
Saya menyadari bahwa banyak wakil-wakil dari komunitas-komunitas
Pembaruan dari seluruh dunia turut ambil bagian dan saya berterimakasih
kepadamu untuk itu.
Sejak dari permulaan sekali pelayanan saya sebagai Pengganti Petrus, saya
menganggap gerakan-gerakan itu sebagai sumber rohani yang melimpah
bagi Gereja dan untuk kemanusiaan; suatu karunia Roh Kudus untuk
jaman kita, suatu tanda pengharapan untuk semua orang. Dari Lapangan
Santo Petrus pada tgl 30 Mei, keluarlah pesan yang penting, perkataan
yang penuh kuasa yang ingin dikatakan oleh Roh Kudus tidak hanya kepada
gerakan-gerakan itu, tetapi kepada seluruh Gereja. Gerakan-gerakan itu
ingin memberikan kesaksian tentang persekutuan mereka dengan Gereja
dan tentang dedikasi mereka yang utuh lengkap kepada perutusan Gereja,
dibawah bimbingan para gembala Gereja. Gerakan-gerakan itu ingin
menegaskan kembali keinginan mereka untuk menggunakan karuniakarunia mereka untuk mengabdi Gereja universal, gereja-gereja setempat
dan komunitas-komunitas paroki. Saya yakin bahwa peristiwa–peristiwa
yang tak dapat dilupakan ini akan menjadi inspirasi yang berharga bagi
pertemuanmu. Dalam Pembaruan Karismatik, Fraternitas Katolik
mempunyai perutusan yang khusus, yang diakui oleh Tahta Suci. Salah
satu tujuan yang dinyatakan dalam statutamu adalah menjaga identitas
Katolik komunitas-komunitas karismatik dan mendorong mereka senantiasa
memelihara hubungan yang akrab dengan para Uskup dan bapak Paus.
Menolong orang memiliki perasaan kuat dalam keanggotaan mereka dalam
Gereja adalah sangat penting dalam jaman seperti dijaman kita
Banyak uskup diseluruh dunia baik secara individual maupun dalam
pernyataan-pernyataan mereka dalam konferensi-konferensi
episkopal, telah memberikan penyemangatan dan pengarahan
kepada Pembaruan Karismatik Katolik dan bahkan —sewaktu-waktu
memberikan kata-kata peringatan yang sangat berguna—dan telah
membantu Komunitas Kristiani pada umumnya untuk mengerti lebih
baik tempatnya dalam Gereja. Dengan melaksanakan tanggung-jawab
pastoral mereka ini, para uskup telah memberikan pelayanan agung
kepada kita semua untuk menjamin bagi Pembaruan Karismatik pola
pertumbuhan dan perkembangan yang terbuka sama sekali bagi semua
kekayaan kasih Allah dalam GerejaNya.
31
65
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 14
“Kejadian yang penting dalam perjalanan persiapan
rohanimu untuk Yubile Agung”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta pertemuan kedelapan
Fraternitas Katolik Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan
Persaudaraan, Roma 1Juni 1998.
Sahabat-sahabatku terkasih,
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh
Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor 13:13).
Inilah salam saya kepada para peserta Pertemuan Internasional ke Delapan
Fraternitas Katolik dari Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik dan
Persaudaraan yang diselenggarakan di Roma sekarang ini. Permulaan
pertemuanmu jatuh bersamaan dengan momen yang paling signifikan
bagi seluruh Gereja tetapi secara istimewa bagi Pembaruan Karismatik :
Pesta Pentekosta pada tahun ini yang dalam persiapan kita untuk Yubile
Agung Tahun 2000, dibaktikan kepada Roh Kudus — tahun dimana kamu
terlibat dengan intensitas khusus. Dalam Ensiklik Tertio Millennio Adveniente
saya menulis: ”Tugas-tugas utama dalam persiapan untuk Yubile meliputi
penghargaan yang diperbarui mengenai kehadiran dan aktivitas Roh
Kudus, yang bekerja dalam Gereja baik dalam Sakramen-Sakramen,
terutama dalam Sakramen Penguatan dan dalam keanekaragaman
karunia-karunia, peranan dan pelayanan yang Dia semangati demi
kepentingan Gereja“ (Tertio Millennio Adveniente).
Tentu saja, karismamu sendiri menuntun kamu untuk mengarahkan
hidupmu kepada “keakraban” yang khusus dengan Roh Kudus. Dan suatu
penelitian terhadap tiga puluh tahun sejarah Pembaruan Karismatik Katolik
memperlihatkan bahwa kamu telah menolong banyak orang menemukan
kembali kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam hidup mereka, dalam
kehidupan Gereja dan dalam kehidupan dunia — penemuan kembali yang
dalam diri banyak orang telah membawa kepada iman pada Kristus yang
dipenuhi dengan sukacita dan antusiasme, kasih yang besar kepada Gereja,
dan pembaktian diri yang murah hati kepada perutusannya. Karena itu,
dalam tahun yang istimewa ini saya bergabung dengan kamu dalam berdoa
memuji dan bersyukur kepada Allah atas buah-buah yang berharga ini
64
Maka Bangkitlah Petrus
Pada waktu ini saya juga ingin minta perhatianmu pada pokok lain
yaitu relevansi yang istimewa terhadap konferensi para pemimpin
ini : Pokok itu ialah mengenai “peranan imam dalam Pembaruan
Karismatik”. Para imam dalam Gereja telah menerima karunia
pentahbisan sebagai mitra kerjasama dalam pelayanan pastoral
para uskup. Bersama para uskup para imam ambil bagian dalam
imamat dan pelayanan yang satu dan sama dari Yesus Kristus yang
membutuhkan persekutuan hirarkis yang seksama antara para imam
dengan jajaran para uskup. Sebagai akibatnya, imam mempunyai
peranan yang unik dan sangat diperlukan untuk dimainkan didalam
dan untuk Pembaruan Karismatik maupun untuk komunitas Kristiani
seluruhnya. Perutusannya tidak bertentangan dengan atau paralel
dengan peranan kaum awam. Melalui ikatan sakramental imam
dengan uskup, yang pentahbisannya memberi tanggung-jawab
pastoral untuk seluruh Gereja, ia menolong menjamin gerakangerakan pembaruan rohani dan kerasulan awam pengintegrasian
mereka dengan hidup sakramental, liturgis Gereja, terutama melalui
partisipasi dalam Ekaristi; disana saya berkata, “Kuatkanlah kami
dengan Tubuh dan DarahNya, penuhilah kami dengan Roh
KudusNya, agar kami sehati sejiwa dalam Kristus” (Doa syukur
Agumg III). Imam ambil bagian dalam tanggung-jawab uskup sendiri
untuk mewartakan injil. Untuk pewartaan injil itu pendidikan
teologisnya seharusnya melengkapi dirinya atas cara yang istimewa.
Sebagai akibatnya dia mempunyai peranan yang unik dan sangat
perlu dalam menjamin pengintegrasian itu dengan kehidupan Gereja
yang menghindari kecenderungan untuk membentuk struktur
alternatif dan marginal dan yang mengarah kepada kerjasama secara
lebih penuh, terutama dalam paroki, dalam kehidupan sakramental
dan kehidupan kerasulan Gereja.
Dari pihak imam sendiri, dia tidak dapat menjalankan pelayanannya
atas nama Pembaruan Karismatik kecuali dan baru kalau dia sudah
mengambil sikap positif terhadap Pembaruan Karismatik itu,
berdasarkan atas keinginan yang dialami bersama dengan setiap
orang Kristen oleh Baptis untuk tumbuh dalam karunia-karunia
Roh Kudus.
33
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Maka dari itu, kamu para pemimpin Pembaruan, baik imam maupun
awam harus memberikan kesaksian atas ikatan kebersamaanmu
dalam Kristus dan menentukan pola kerjasama yang berdayaguna,
yang anggaran dasarnya perintah Rasul: ” Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu
tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada
satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu
Tuhan, satu iman, satu baptisan” (Ef 4:3-5).
Akhirnya oleh pengalamanmu akan banyaknya karunia Roh Kudus,
yang juga dialami oleh saudara-saudari kita yang terpisah, maka
milikmulah sukacita istimewa atas peningkatan kerinduan untuk
persatuan kearah mana Roh Kudus membimbing kita dan dalam
komitmen terhadap “tugas serius untuk ekumenisme”.
Bagaimana tugas ini dilaksanakan? Konsili Vatikan II memberi
instruksi kepada kita:
“Umat Katolik sendiri pertama-tama wajib mempertimbangkan
dengan jujur dan penuh perhatian segala sesuatu, yang dalam
keluarga Katolik sendiri perlu diperbarui dan dilaksanakan, supaya
perihidupnya memberi kesaksian yang lebih setia dan lebih jelas
tentang ajaran dan segala sesuatu yang ditetapkan oleh Kristus
serta diwariskan melalui para Rasul“ (Unitatis Redintegratio 4).
Kegiatan ekumenis yang sejati tidak berusaha menghindari tugas
yang sulit misalnya persatuan doktrin, dengan secara tergesa-gesa
menciptakan sejenis “gereja roh” yang otonom terpisah dari Gereja
Kristus yang kelihatan. Ekumene yang benar membantu
meningkatkan kerinduan kita akan persatuan gerejawi semua orang
Kristen dalam satu iman, supaya “dunia bertobat kepada Injil dan
dengan demikian diselamatkan demi kemuliaan Allah”. (Unitatis
Redintegratio 1).
terhadap karunia-karuniaNya. Semoga Roh Kudus, Guru batiniah,
menguatkan imanmu dan membuatmu semakin menyerupai Kristus.
Didunia ini, yang sedemikian sering dirembesi oleh kesedihan dan
ketidak pastian, semoga kamu mempunyai keberanian untuk
bekerjasama dengan Roh Kudus dalam pencurahan kasihNya yang
baru, besar dan dalam pengharapan bagi seluruh umat manusia.
Saya berharap agar konvensimu dikota Rimini, dalam tahun yang
dibaktikan kepada Roh Kudus ini, menjadi tonggak sejarah dalam
perjalananmu menuju Yubile Agung Tahun 2000. Semoga Api Roh
Kudus menyala dalam hatimu semua yang akan turut mengambil
bagian dalam konvensi itu. Saya akhiri dengan kata-kata St. Paulus:
”Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam
pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,
sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah
kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan
dan memuji Allah.” (Flp 1:9-11).
Saya mengharapkan kamu semua hadir di Lapangan St. Petrus pada
tgl 30 Mei yang akan datang dalam pertemuan saya dengan gerakangerakan gerejawi dan komunitas-komunitas baru. Saya pastikan
bahwa kamu tidak akan melewatkan pertemuan yang sedemikian
penting itu!
Kepada seluruh “Pembaruan dalam Roh” di Italia, saya sampaikan
Berkat saya yang penuh kasih dan kebapaan.
&&&&&&&&&&
Marilah kita yakin dan percaya bahwa, bila kita menyerahkan diri
kita kepada karya pembaruan yang sejati dalam Roh, Roh Kudus
yang sama ini akan menerangkan strategi untuk ekumene yang
akan membuat harapan kita akan “satu Tuhan, satu iman, satu
33
63
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
dalam kehidupanmu, terutama kepatuhan dan kesetiaanmu kepada
Wewenang Mengajar (Magisterium) Gereja, ketaatan sebagai anak kepada
para Uskup dan semangat pelayanan terhadap gereja-gereja setempat
dan paroki-paroki.
Dalam hal ini, saya dengar bahwa baru-baru ini Dewan Permanen Konferensi
Para Uskup Itali mengakui Statuta gerakanmu dan ingin menampilkan
Pembaruan sebagai “suatu pengalaman hidup Kristiani yang
menyenangkan,yang layak untuk dinyatakan penyemangatannya bagi
banyak komunitas-komunitas gerejawi“. Kata-kata sangat mengesankan,
yang menegaskan bagaimana jalan yang kamu pilih merupakan jalan
persekutuan dan kerjasama yang erat dengan para Uskup. Dan dalam
dunia masa kini, yang dikacaukan oleh relativisme dan subyektivisme yang
ekstrim, ini merupakan jaminan terbaik untuk tetap setia pada Kebenaran.
Salah satu tugas Gereja yang paling mendesak dewasa ini ialah
pembinaan kaum awam beriman. ”Sasaran fundamental pembinaan
kaum awam beriman ialah semakin jelas ditemukannya panggilan
seseorang dan semakin besar kerelaan menghayatinya guna
menunaikan tugas seseorang.” (Christifideles Laici 58).
Karena itu, pembinaan ini harus menjadi salah satu prioritasmu.
Dalam dunia yang dijangkiti sekularisme dewasa ini, yang
menawarkan model-model kehidupan tanpa nilai-nilai rohani
pembinaan adalah suatu tugas yang semakin mendesak. Iman mati
bila iman itu direduksi menjadi adat, menjadi kebiasaan, menjadi
pengalaman yang melulu emosional saja. Iman perlu dipupuk, dibantu
untuk tumbuh pada tingkat pribadi maupun tingkat komunitas.
Saya tahu bahwa “Pembaruan dalam Roh” melakukan semuanya
yang dia dapat untuk menanggapi kebutuhan ini, selalu mencari
bentuk-bentuk dan cara-cara baru yang lebih cocok dengan
keperluan orang-orang jaman sekarang. Saya berterimakasih
kepadamu atas apa yang kamu perbuat dan saya meminta kepada
kamu untuk tetap tekun dalam komitmenmu.
Baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas
semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef 4:6) menjadi
kenyataan.
Saudara-saudari yang terkasih, surat kepada umat di Galatia
berbunyi : ” Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah
mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan
takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka,
yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi
anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya
Abba, ya Bapa!” (Gal 4:4-6). Kepada perempuan inilah, yaitu
Maria Bunda Allah dan Bunda kita, yang selalu taat kepada
dorongan Roh Kudus, bahwa saya mempercayakan dengan
sepenuh hati karyamu untuk pembaruan didalam Gereja dan
dari Gereja. Dalam kasih Puteranya, Tuhan kita Yesus Kristus,
dengan senang hati saya memberikan kepadamu Berkat
Apostolik saya.
&&&&&&&&&&
Saudara-saudara dan saudari-saudari terkasih
Sambutlah Roh Kudus kedalam hatimu dengan kepatuhan. Dengan
kepatuhan itu Bunda Maria menyambut Dia. Biarkanlah selalu dirimu
mengalami kejutan dari Allah. Dan jauhkan dirimu dari kepuasan diri
62
35
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 5
Dokumen 13
“Serukanlah kepada dunia bersama saya : bukalah pintu-
“Biarkan dirimu mengalami kejutan dari Allah”
pintu untuk Sang Penebus”
Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke V para
Pemimpin Karismatik, Roma 30 April 1924.
Saudara dan saudari yang terkasih,
Dengan sepenuh hati saya mengucapkan kepadamu selamat datang dikota
Roma dalam sukacita Yesus Kristus yang telah bangkit. Pertemuanmu di
Roma, dipusat Gereja, bersamaan dengan waktunya ketika Bunda Gereja
mempersembahkan syukur kepada Bapa Tuhan kita Yesus Kristus atas
pengorbanan PuteraNya dan atas karya Roh Kudus yang memenuhinya
dengan kehidupan baru.
Sebagaimana saya katakan dalam pesan Paskah saya, Pintu Kudus Tahun
Yubile Sang Penebus sekarang telah ditutup, tetapi kita harus ingat bahwa
pada hari raya Paskah pintu makam Kristus dibuka sekali dan untuk selamalamanya. Dia yang adalah Kebangkitan dan Kehidupan tidak tahu apa-apa
tentang pintu-pintu tertutup yang tidak terbuka bagiNya. Karena alasan
ini saya meminta kepadamu dan kepada semua anggota Pembaruan
Karismatik, untuk berseru kepada dunia dengan suara lantang bersama
saya : ”Bukalah pintu-pintu bagi Sang Penebus!”.
Perutusan Gereja adalah mewartakan Kristus kepada dunia. Kamu berperan
serta secara efektif dalam perutusan ini sejauh kelompok-kelompok dan
komunitas-komunitasmu berakar dalam Gereja-gereja lokal, dalam
keuskupan-keuskupan dan paroki-parokimu.
Tahun Yubile Sang Penebus membawa kita kembali kepada sumber, kepada
“jantung Gereja”, satu-satunya sumber yang dapat memberi makan kepada
hidup Kristiani kita. Sumber itu memungkinkan Umat Allah diseantero
dunia menemukan kembali pentingnya sakramen-sakramen, khususnya
sakramen Rekonsiliasi dan Ekaristi. Karena sakramen-sakramen itu
merupakan beraksinya sabda Allah, mereka merupakan karunia-karunia
yang paling berharga yang telah diberikan kepada kita dalam PuteraNya,
Tuhan kita Yesus Kristus. Saya sangat senang bahwa kamu memusatkan
pada sakramen-sakramen dalam refleksimu. Ini sangat berarti. Semua
kegiatan rohanimu harus diarahkan kepada pertemuan pribadi
35
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Badan Pelayanan Nasional “Pembaruan
dalam Roh” Italia, Roma 4 April 1998.
Dengan hangat saya menyambut kamu, para pemimpin “Pembaruan dalam
Roh” di Italia dan melalui kamu, saya menyambut semua komunitas
karismatik Italia, dengan menyampaikan perhatian yang penuh kasih sayang
kepada mereka yang akan mengambil bagian dalam konvensi meriah
tentang Roh Kudus, yang kamu selenggarakan di Rimini dari tgl 30 April
sampai 3 Mei.
Kita bertemu dalam tahun yang dalam rangka persiapan untuk Yubile
Agung, telah dibaktikan kepada Roh Kudus, untuk mengundang umat
Kristiani menemukan kembali kehadiran dan karya Roh yang sangat bagus
dalam sejarah keselamatan, dalam kehidupan Gereja, didunia dan dalam
kehidupan setiap murid Yesus. Itulah tahun kemana kamu para anggota
Pembaruan dipanggil untuk hidup dengan intensitas dan komitmen yang
istimewa.
Gerakan Karismatik Katolik adalah salah satu dari banyak buah yang
dihasilkan Konsili Vatikan II, yang seperti Pentekosta baru, membawa
kepada pertumbuhan luar biasa dalam kehidupan kelompok-kelompok dan
gerakan-gerakan dalam Gereja teristimewa yang peka terhadap karya
Roh. Bagaimana kita dapat tidak bersyukur atas buah-buah rohani yang
berharga yang dihasilkan oleh Pembaruan dalam kehidupan Gereja dan
dalam kehidupan sedemikian banyak orang? Betapa banyak umat beriman
awam —pria, wanita, orang muda, dewasa dan orang lanjut usia— telah
dapat mengalami dalam kehidupan mereka sendiri kuasa yang
mengagumkan dari Roh Kudus dan karunia-karuniaNya! Betapa banyak
orang telah menemukan kembali iman, kegembiraan berdoa, kuasa dan
keindahan Firman Allah, dan mengkongkritkan semua ini dalam pelayanan
yang murah hati didalam perutusan Gereja. Betapa banyak kehidupan
telah diubah secara mendalam! Untuk semuanya ini, bersama dengan
kamu, saya ingin memuji dan bersyukur kepada Roh Kudus. Kamu adalah
Gerakan gerejawi. Sebab itu, semua criteria yang berhubungan dengan
kegerejawian yang saya tulis dalam Christifideles Laici harus diungkapkan
61
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
khusus kepada Roh Kudus dan kehadiranNya yang menguduskan dalam
komunitas gerejawi (bdk Tertio Millennio Adveniente 44-48). Kuatlah
harapan saya supaya selama tahun itu semua Gerakan-Gerakan yang dijiwai
oleh Roh Kudus, yang menjadi sumber kekudusan dan persekutuan yang
tak pernah berakhir, akan datang berkumpul bersama memberikan
kesaksian bersama mengenai kuasa rahmat Ilahi yang mempersatukan.
Yubile Tahun 2000 terutama sekali merupakan undangan yang mendesak
kepada semua umat Kristiani untuk kembali mengejar kekudusan hidup.
Kekudusan yang sejati bukan berarti pelarian dari dunia; sebaliknya,
kekudusan sejati terletak dalam usaha menghayati Injil dalam hidup seharihari, dalam keluarga, disekolah, ditempat kerja dan dalam keterlibatan
sosial dan politik. Kekudusan adalah kepenuhan hidup yang ditawarkan
oleh Yesus Kristus: Ia datang “supaya mereka mempunyai hidup dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Inilah panggilan
kita yang indah sekali dan mengagumkan!
Demikian juga, Millennium Ketiga yang semakin mendekat membawa
tantangan yang mendesak yaitu penginjilan baru. Benar, tidaklah mudah
mewartakan Injil dalam dunia yang menegaskan tidak membutuhkan Allah.
Namun demikian kita terikat oleh kata-kata Santo Paulus yang menyentuh
hati: ”Celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil” (1 Kor 9:16).
Dewasa ini, pewartaan Injil ini harus disertai komitmen pada ekumene:
”Dalam tahun-tahun terakhir millennium ini, Gereja hendaknya berseru
kepada Roh Kudus dengan lebih mendesak lagi, sambil memohon dari
padaNya rahmat kesatuan Kristiani” (Tertio Millennio Adveniente 34).
Dalam perspektif ini juga, saya ingin mendorong komunitas-komunitasmu
supaya karakter gerejawi dari komunitasmu itu selanjutnya diperkuat,
pada level doktrin dan dalam program pendidikan, sebagai satu-satunya
dasar yang pasti untuk dialog dan karya ekumenis sejati.
Saudara-saudariku terkasih,
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepadamu atas semuanya yang
telah kamu lakukan untuk melayani Gereja. Melalui pengantaraan Maria,
Mempelai Roh Kudus, saya serahkan kepada Kristus, Tuhan sejarah,
perjalanan rohanimu menuju Yubile Agung Tahun 2000 dan menuju
keabadian. Kepada kamu masing-masing dan keluarga-keluargamu dan
kepada semua komunitas yang tergabung pada Fraternitas Katolik,dengan
hangat saya sampaikan Berkat Apostolik saya.
60
&&&&&&&&&&
setiap individu dengan Tuhan dalam komunitas Gereja, yang melalui kuasa
Roh Kudus, Gereja itu sendiri menjadi sakramen agung keselamatan.
Keterbukaan yang nyata terhadap Roh Kudus ketika Dia menyemangati
dan membimbing Gereja, menolong kamu untuk hidup dalam persatuan
dengan Tuhan Yesus. Adalah kekuatanmu dan hartamu yang khusus dan
kamu sedang berusaha melaksanakannya dengan cara yang berbeda-beda.
Tetapi karena karunia dari Allah ini juga merupakan harta yang mudah
pecah maka kamu harus memberi perhatian yang khusus pada salah satu
dari karunia-karunia ini. Karena alasan inilah bahwa pertemuanmu yang
bertaraf internasional dijantung Gereja menjadi sangat penting untuk
seluruh Pembaruan Karismatik Katolik.
Saya mengartikan kehadiranmu disini dan tema yang kamu pilih untuk
bahan diskusimu, sebagai keputusan berbalik kembali kepada sumbersumber rahmat: memusatkan segenap hidupmu pada perjumpaan dengan
Sang Penebus dalam sakramen-sakramennya. Justru keterbukaan hati
manusia terhadap rahmat sakramental yang Allah tawarkan kepada kamu
dalam Gereja, yang memungkinkan kamu bertemu dengan Kristus atas
cara yang nyata dan abadi untuk menanggapi perintahNya yang penuh
kasih: ”Tinggallah dalam kasihKu” (Yoh 15:9).
Saya katakan bahwa kamu berakar dalam gereja-gereja lokalmu. Gereja
sendiri sebagai realitas sakramental memberikan rahmat sakramensakramen melalui pelayanan para imam didalam gereja-gereja lokal. Pada
jantung sakramental Gereja dan pada jantung sakramental gerejagerejamu lokal, hidupmu sebagai orang-orang Kristiani yang telah dibaptis
dan telah menerima sakramen penguatan dapat tanpa henti-hentinya
diperbaharui hidup itu yang dalam kuasa Roh Kudus membuat kamu menjadi
saksi Kristus Sang Penebus. Tidak lama lagi kita akan merayakan hari Raya
Pentekosta. Ditengah-tengah para Rasul ada Bunda Maria, orang yang
menerima karunia terbesar dari Roh Kudus: hidup Yesus. Semoga Bunda
Maria yang dengan cara demikian menjadi Bunda Gereja menjadi atas
cara yang istimewa Bundamu dan model pembaruan dalam Gereja. Marilah
kita percayakan hidup kita kepadanya, komitmen kita dan kerinduan kita
untuk bertumbuh dalam kasih Yesus Kristus dan dalam kesetiaan kepada
GerejaNya yang kudus.
&&&&&&&&&&
37
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 6
“Gereja mendorong kamu untuk mengikuti Pembaruan”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta dalam Kongres “Pembaruan
dalam Roh” Italia, Roma, 15 Nopember 1986.
Saya sangat bersukacita berada bersama kamu, saudara-saudara
dan saudari-saudari terkasih yang terlibat dalam “Pembaharuan
dalam Roh Kudus”, sejak saya telah mengungkapkan penghargaan
saya kepada kamu, pada saat audiensi tgl 23 Nopember 1980 dan
mengingatkan ajaran-ajaran Gereja tentang karya Roh Kudus dalam
jiwa-jiwa dan dalam komunitas-komunitas Kristiani.
Kehadiranmu dalam basilika ini, dimana kamu telah mengambil
bagian dalam perayaan Misa kudus, bagi saya menjadi alasan untuk
bersukacita, tidak hanya karena kesaksian imanmu yang tulus,
tetapi juga karena kamu memberikan kesempatan kepada saya
untuk bercakap-cakap dengan kamu tentang beberapa segi citacita dan program gerakanmu, enam bulan sesudah ensiklik tentang
Roh Kudus, Dominum et Vivificantem, yang diterbitkan pada hari
Raya Pentekosta yang lalu.
Pasti kamu tidak melupakan halaman dimana saya menunjukkan
suatu kenyataan bahwa kesaksian mengenai pentingnya doa, yang
diberikan dalam sejarah oleh kaum pria maupun kaum wanita yang
membaktikan dirinya untuk memuji Allah dan memprioritaskan hidup
doa, terutama sekali dalam biara-biara, dewasa ini menambah
jumlah umat beriman yang semakin meningkat, yang seperti saya
tulis dalam ensiklik –”dalam gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok
yang semakin tersebar meluas, (pribadi-pribadi) sangat mengutamakan
hidup doa dan dalam doa mencari pembaharuan hidup rohani mereka.
Ini merupakan tanda yang menyenangkan hati dan signifikan, sebab
dari pengalaman ini mengalirlah kontribusi yang nyata bagi kebangkitan
kembali hidup doa diantara umat beriman, yang telah tertolong untuk
memperoleh ide yang jelas tentang Roh Kudus ketika Roh itu yang
mengilhami dalam hati kerinduan mendalam akan kekudusan.”
(Dominum et Vivificantem 65).
37
Maka Bangkitlah Petrus
Dalam bersyukur kepada Allah atas semuanya ini, saya mengulangi katakata yang saya tulis dalam Surat Ensiklik Redemptoris Missio: ”Tatkala
Masa Seribu Tahun Ketiga Karya Penebusan semakin mendekat, Allah sedang
mempersiapkan suatu musim semi yang agung bagi Kekristenan dan kita
sudah dapat melihat tanda-tandanya yang pertama (Redemptoris Missio
86).
Pada tanggal 27 Nopember 1995, Fraternitas Katolik menerima pengakuan
terakhir dari Dewan Kepausan bagi Kaum Awam. Dengan keputusan resmi
ini Gereja menyatakan penghargaannya terhadap cita-cita dan metodemetode Fraternitas dan sekaligus ingin menguatkan identitas gerejawi
Fraternitasmu. Identitas itu menuntut dari kamu untuk secara lebih penuh
bersatu dengan gereja-gereja partikular. Bila gerakan-gerakan gerejawi
“dengan rendah hati berusaha menjadi bagian dari kehidupan gerejagereja setempat dan disambut baik oleh para uskup dan para imam
dalam struktur-struktur keuskupan dan paroki, maka mereka
memperlihatkan karunia sejati dari Allah untuk usaha penginjilan baru
sekaligus juga untuk apa yang dengan sangat tepat disebut sebagai kegiatan
misioner (Redemptoris Missio 72). Untuk membantu para pastor dan
Gerakan Karismatik bekerjasama dalam membangun Gereja Kristus, Dewan
Kepausan untuk Kaum Awam sedang mempersiapkan suatu dokumen yang
akan berguna sebagai sumber referensi penting untuk kehidupan dan
karya kerasulan komunitas-komunitas semacam itu dan untuk pembedaan
(discernment) karunia-karunia rohani mereka. Marilah kita berdoa agar
supaya dokumen ini akan membuahkan hasil-hasil yang baik yang kita
harapkan dari padanya.
Pertemuan Internasionalmu yang ketujuh sedang membahas tentang
tema persiapan rohani untuk tahun 2000. ”Suatu Yubile senantiasa
merupakan suatu kesempatan rahmat khusus, ’hari yang diberkati
Tuhan’ ....... Yubile tahun 2000 dimaksudkan menjadi doa pujian
dan doa syukur agung, khususnya atas karunia Penjelmaan Putera
Allah dan karunia Penebusan yang telah dilaksanakanNya” (Tertio
Millennio Adveniente 32). Yubile Agung tidak hanya merupakan
karunia tetapi juga tugas yang menuntut. Tugas itu menuntut usaha
raksasa untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan rohani yang
mendesak jaman kita ini. Sebab seluruh Gereja harus membuat
persiapan bagi Yubile Agung “dalam Roh Kudus” (Dominum et Vivificantem
51), saya telah menyarankan agar tahun 1998 dipersembahkan secara
59
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 12
“Secara lebih penuh dipersatukan dengan kehidupan
gereja-gereja partikular”
Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Pertemuan Internasional
ke tujuh Fraternitas Katolik dari Komunitas -Komunitas Perjanjian dan
Persaudaraan Karismatik, Roma 9 Nopember 1996.
Sahabat-sahabatku yang terkasih,
Dalam kasih Tuhan Yesus saya menyambut para peserta Pertemuan
Internasional ke tujuh Fraternitas Katolik dari Komunitas Perjanjian
Karismatik dan Persaudaraan. Saya berterimakasih kepadamu atas
kemauan baik dan doa-doamu pada waktu ini ketika saya sedang
merayakan Ulang Tahun yang ke limapuluh dari Pentahbisan Imamat saya.
Saya melihat ini sebagai ungkapan persekutuan yang menghubungkan
kamu dengan pengganti Petrus dan Gereja universal, persekutuan yang
kamu rasakan sangat mendalam dan persekutuan itu sendiri merupakan
karunia yang luhur dari Roh Kudus kepada para pengikut Kristus.
Kamu mewakili komunitas-komunitas Gerakan Karismatik dari seluruh
dunia, yang dalam keanekaragaman mereka, memberikan kesaksian
tentang karunia-karunia rohani yang dilimpahkan atas Gereja oleh
Roh Kudus bahkan dijaman kita ini (bdk Christifideles Laici 24). Kita
tidak dapat lupa bersyukur dan memuji Allah karena buah-buah yang
berlimpah yang dihasilkan oleh Pembaruan Karismatik dalam dekade
belakangan ini dalam kehidupan individu-individu dan komunitaskomunitas. Buah-buah Pembaruan itu nyata misalnya:
o Tak terhitung banyaknya orang mulai menghargai pentingnya Kitab
Suci untuk kehidupan Kristiani ;
o mereka mendapatkan pengertian baru mengenai nilai doa dan
kerinduan yang besar kepada kesucian ;
o banyak orang telah kembali kepada sakramen-sakramen;
o sejumlah besar pria dan wanita telah mendapatkan pengertian
yang lebih dalam mengenai panggilan yang bersumber pada
Sakramen Baptis yang mereka terima, maka mereka melibatkan
diri dalam perutusan Gereja dengan semangat pengabdian yang
mengagumkan.
58
Maka Bangkitlah Petrus
Dalam kaitannya dengan hal ini maka harus ditempatkan setiap
proyek pembaruan yang ingin dilaksanakan dijaman kita ini apa
yang direkomendasikan oleh St. Paulus dimasa silam kepada orangorang Kristiani di Efesus, ketika memanggil mereka kepada
“kebenaran yang ada dalam Yesus”, ia mengingatkan mereka akan
tugas mereka “menolak kodratmu yang lama yang menjadi bagian
cara hidupmu yang dahulu dan brengsek karena nafsu-nafsu yang
menipu”.
Paulus melanjutkan: ”Hendaknya pikiranmu diperbaharui dalam roh
dan kenakanlah manusia baru, yang diciptakan menurut gambaran
Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang benar“ (Ef 4:21-24; cf.
2:15; Roma 13:14; Kol 3:5, 9-10).
Karena itu kebenaran Kristus harus menjadi kebenaran manusia,
kebenaran kehidupan!
Dalam teks Paulin nampak dua catatan penting mengenai
pembaharuan yang otentik: ”Kebenaran Yesus” yaitu “kekudusan
yang sejati” dan “kedalaman batiniah” (“Perbaruilah dalam
rohmu”). Dalam bagian lain dari surat-suratnya, rasul
menggarisbawahi ciri-ciri yang khas Pembaruan Karismatik,
diantaranya ialah integritas, kekonkritan dan gerejawi. Sebenarnya
ia menyebutkan secara rinci perbuatan-perbuatan jahat yang harus
dihindari, keutamaan-keutamaan yang harus dipraktekkan, dan
kelakuan yang harus diperhatikan dalam relasi antara pribadi,
ikatan-ikatan keluarga, perkara-perkara sosial dan gerejawi, supaya
sungguh-sungguh menjadi “manusia baru”, ”ciptaan baru” dalam
persekutuan dengan Tubuh Kristus (bdk 2 Kor 5:17; Gal 3:27; Roma
13:14). Menyatukan semua yang lain menjadi satu pesan Paulus
berkata: ”Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Ef 4:30).
Ajaran St. Paulus ini yang sesuai sekali dengan Injil Yesus Kristus,
membantu kamu memahami apa arti pembaruan yang didalamnya
kamu sedemikian terlibat dan yang dari pihak Gereja sendiri
mendorong kamu untuk mengikutinya, dengan mendukung kamu
dan dengan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kamu menurut
perutusan yang diterimanya dari Yesus yang sama.
39
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Pertama-tama, ajaran Paulus itu berbicara tentang pertobatan dan
pertumbuhan, senantiasa baru dalam “hidup dalam Roh”, dengan berjuang
melawan godaan terhadap materialisme baik yang teoritis maupun yang
praktis. Dewasa ini materialisme ini membawa akibat yang parah
yaitu membuat orang menolak “dorongan Roh Kudus”, mengadakan
perlawanan terhadap Allah, atau setidak-tidaknya bersikap tidak tertarik
kepada Allah atau bersikap acuh tak acuh kepadaNya. Sebenarnya
kita sendiri hidup dalam suasana kultural dan sosial dimana doa dan
keutamaan sedang berbunga —yang dipraktekkan bahkan dijaman
kita ini oleh banyak umat beriman dengan tindakan yang bernilai
moral tinggi, sering sampai kepada tindakan yang heroik— tidak
mendapatkan bantuan dalam apa yang disebut gaya hidup modern
dewasa ini. Mentalitas yang sama juga dikotori oleh materialisme
sampai tingkat sedemikian rupa sehingga berkenaan dengan suara
hati lalu menjadi semakin sulit untuk menilai nilai-nilai yang benar,
untuk membedakan nilai-nilai yang benar tsb. dengan nilai-nilai yang
palsu. Dalam segi-segi tertentu, situasi itu mendekati apa yang St.
Paulus hadapi saat dia menulis surat kepada umat Kristiani dari Galatia.
Dia berkata: ”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16) dan janganlah mengalah
kepada “perbuatan-perbuatan daging” (Gal 5:19-21) dan akhirnya
janganlah “hidup menurut daging” (Roma 8:5-dst).
Dimensi pertama dari pembaruan
Karena itu dimensi pertama dari pembaruan terdiri dari ini:
• “hidup menurut Roh”,
• bertumbuh terus-menerus dalam Roh,
• menentang kepuasan “daging”,
• membuka diri terhadap daya pesona Allah yang manis dan kuat.
Pembaruan batin ini, penyembuhan akar-akar kehidupan ini, dan
pendidikan mentalitas ini yang dikuasai oleh “dorongan Roh” adalah
panggilanmu sebagai orang Kristiani, panggilanmu sebagai kaum pria
dan kaum wanita, panggilanmu sebagai kaum muda dan orang-orang
dewasa dijaman kita yang ingin memberikan kesaksian agar
bertumbuhlah dengan subur dimuka bumi dimasa kini contoh teladan
spiritualitas dan bahkan contoh teladan kesopanan, yang kita lihat
nampak dalam norma-norma hidup yang diberikan oleh St Paulus.
39
tetapi juga mengilhami iman yang lebih dalam dan lebih matang
diantara para anggotamu sendiri. Khususnya, saya mendorong kamu
supaya kamu dengan sukacita tunduk taat kepada ajaran moral
Gereja Katolik. Sebagai mana saya katakan dalam Ensiklik Veritatis
Splendor, “Evangelisasi baru akan memperlihatkan keasliannya
dan melepas semua kekuatan perutusannya bila dilaksanakan tidak
hanya melalui sabda yang diwartakan tetapi juga melalui sabda
yang dihayati” (Veritatis Splendor 107). Demikian juga, dengan
menggaris bawahi pentingnya Kitab Suci bagi kehidupan Kristiani
sikap ini dapat sangat menolong pengertian dan kerjasama
ekumenis, sebab semua orang beriman ingin mendengar suara Roh
yang terus berbicara kepada gereja-gereja. (bdk Wahyu 2:29).
Kesaksianmu sangat penting khususnya bagi kaum muda, sebab
cita-cita kekudusan sangat mempesona kaum muda. Secara khusus
saya mendorong kamu, sebagai buah yang abadi dari “Tahun
Keluarga” ini, untuk mewartakan kesucian perkawinan dan kesucian
keluarga sesuai dengan rencana Allah dan bekerja untuk menjamin
sikap menghargai hidup sebagai karunia Allah dalam setiap lapisan
masyarakat. Sementara Gereja bersiap-siap merayakan millenium
Kristiani yang ketiga, dengan menggunakan semua sumbernya
untuk penginjilan baru, para anggota komunitas-komunitasmu
ditantang untuk memberikan kesaksian yang semakin meyakinkan
tentang kebenaran-kebenaran Injil yang diajarkan oleh Gereja.
Untuk ini, saya pastikan bahwa kamu akan mendorong sesama
anggota-anggotamu untuk membaca dengan rajin dan mempelajari
Katekismus Gereja Katolik dengan penuh perhatian.
Sahabat-sahabatku terkasih,
Saya persembahkan doa-doa saya kepada Tuhan untuk
pertemuanmu dan saya yakin bahwa pertimbangan-pertimbanganmu
akan memupuk ikatan yang semakin lebih dekat antara para gembala
Gereja dan Komunitas-Komunitas Perjanjian Karismatik. Dengan
memohon kepada Roh Kudus karunia kebijaksanaan dan kekuatan
untuk kamu semua, saya memberikan Berkat Apostolik saya sebagai
jaminan rahmat dan damai dalam Tuhan kita Yesus Kritus.
&&&&&&&&&&
57
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 11
“Kekuatan untuk Pembaruan Gereja”
Pesan Paus Yohanes Paulus II kepada para peserta Sidang Pleno Fraternitas
Katolik dari Komunitas Perjanjian dan Persaudaraan Karismatik, Roma 14
Nopember 1994.
Sahabat-sahabatku dalam Kristus,
Saya senang dan puas menyambut para anggota Fraternitas Katolik dari
Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan pada
kesempatan pertemuan yang kamu selenggarakan setahun sekali.
Sidangmu yang mempersatukan para wakil komunitas-komunitas dari
seluruh dunia, memberi kesaksian tentang perbedaan yang luar biasa dari
karunia-karunia Roh Kudus, yang semuanya diberikan untuk membangun
kesatuan Gereja dalam ikatan damai sejahtera (bdk Ef 4:3).
Pengakuan Fraternitasmu pada th 1990 sebagai Assosiasi privat
umat beriman yang mempunyai hak kepausan merupakan suatu
tanda bahwa komunitas perjanjian Karismatik telah bertindak
sebagai kekuatan untuk membangun Gereja dalam kesetiaan
terhadap sabda Allah, dalam kekudusan hidup dan dalam komitmen
pada tugas evangelisasi. Persekutuan gerejawi dengan para uskup
dan dengan Tahta Petrus, maupun juga diantara komunitaskomunitas individu, yang dipromosikan oleh Fraternitasmu
sebenarnya merupakan tanda identitas katolikmu yang sejati.
Sungguh, ”persekutuan membangkitkan perutusan dan perutusan
dilaksanakan dalam persekutuan.” (Christifideles 32). Seperti
rumah doa, kesaksian injili dan kepekaan terhadap tindakan Roh
Kudus, komunitasmu mempunyai peranan yang khusus untuk
dimainkan yaitu dalam menghadapi semakin parahnya kemerosotan
akan kepekaan terhadap kehadiran Allah dan sikap acuh tak acuh
dalam kehidupan religius maka komunitasmu harus aktif
membangun kekudusan umat Allah. Usahamu untuk menyampaikan
kepada orang-orang lain sukacitamu dalam menghayati iman pada
Kristus, tidak hanya akan memberi sumbangan untuk menguatkan
hidup gereja-gereja setempat dan kamu termasuk didalamnya,
56
Maka Bangkitlah Petrus
Dimensi kedua dari “pembaruan”
Dimensi kedua berawal dari kebutuhan yang mendesak, yang kamu
rasakan sangat akrab, yaitu kebutuhan untuk meneguhkan kembali
nilai prinsip-prinsip dan kriteria Injil, sebagai hukum hidup rohani dan
ragi kehidupan sosial. Prinsip-prinsip yang disebut tadi ditunjukkan
bahkan dalam “norma-norma abadi” yang diajarkan oleh para kudus
dan secara tradisional diteruskan dari generasi ke generasi dalam
dunia Kristen. Dewasa ini norma-norma ini tidak diketahui dan kadangkadang ditolak dan dicemoohkan, bahkan oleh banyak orang Kristiani
yang telah melupakan “penyangkalan” dan “janji-janji” Baptis.
Kita perlu kembali kepada norma-norma ini, karena didalam normanorma itu diungkapkan nilai-nilai Injili itu yang dapat diringkaskan
dalam hukum kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.(bdk
Yoh 13:34). Suatu persoalan mengenai “jalan yang lebih utama
lagi“ yang Santo Paulus— selalu selaras dengan Yesus— tunjukkan
kepada umat di Korintus sebagai jauh lebih unggul dan lebih perlu
dari pada karunia-karunia karismatis yang paling terpilih (1Kor
12:28-30; 13:1-dst): yaitu cintakasih. Suatu persoalan mengenai
perjalanan ethis dan ascetis melalui mana dapat diwujudkan
kesempurnaan hidup Kristiani dengan cara kesediaan menerima
dan menghayati “sabda bahagia” yang diwartakan oleh Yesus.(bdk
Mat 5:3 dst).
Putra-putriku yang terkasih, lihatlah program besar pembaruan:
pesan sabda bahagia yang memerintahkan kita melaksanakan
“karya-karya Roh Kudus” dan “hidup menurut Roh Kudus”, bahkan
dalam situasi sosial sekarang ini. Orang-orang Kristiani masa kini
dipanggil untuk menjadikan program ini berhasil guna. Kita tempuh
jalan cinta kasih ini dan jalan sabda bahagia ini dibawah dorongan
dan bimbingan Roh Kudus. Dia telah diutus kepada Gereja dan
kepada dunia untuk mewujudkan kepenuhan kemenangan atas dosa
yang diperoleh oleh Yesus, melalui pemurnian suara hati, pembebasan
manusia dari “perbuatan-perbuatan” dan “keinginan-keinginan
daging”, pencurahan “keinginan-keinginan menurut Roh”,
kedalam setiap hati, penguatan manusia batin, pembaharuan dan
pertumbuhan yang terus-menerus, hidup pribadi dan hidup sosial
hingga mencapai “kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
41
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
tentang Anak Allah,kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4,13) dibumi dan
disurga.
Tentang semuanya ini saya telah membicarakan dalam bagian
kedua dan ketiga ensiklik Dominum Vivificantem, dalam buku
itu kamu akan dapat menemukan dimensi ketiga dari
pembaharuan. Ini terdiri dari apa yang Santo Paulus sebut “hukum
roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus”. Hukum ini telah
membebaskan kita dari “hukum dosa dan hukum maut” (Roma
8:2), dengan mengembalikan dalam diri manusia yang telah
ditebus sistim kehidupan yang baru, yaitu Roh Kudus yang hadir
dan bertindak dalam roh manusia. Hukum roh berbicara tentang
“hukum baru” yang menurut Santo Agustinus “ditulis dalam hati
umat beriman” dan “dikenali sebagai kehadiran Roh Kudus”.
Santo Thomas menggunakan ide ini untuk mengunggulkan
“rahmat Roh Kudus” sebagai isi yang mutlak perlu dan kekuatan
yang hidup dalam kekristenan. Segala sesuatu yang kelihatan,
yang diorganisir, ditulis dan diwartakan dalam Gereja telah
diadakan dan diatur untuk pelayanan rahmat. Dengan demikian
Gereja tampil dalam semua kegiatan konstitusi ilahinya, tetapi
juga dalam peranannya yang mutlak perlu yang diatur untuk
pelayanan rahmat, sebagai pengantin wanita dan mitra
kerjasama Roh Kudus dalam memohon dan dalam menyiapkan
kedatangan Tuhan Yesus yang selalu baru (bdk Wahyu 22:20),
seperti yang saya tulis pada akhir ensiklik pada hari Raya
Pentekosta. (Dominum Vivificantem 65-66).
untuk memberikan perhatian yang penuh dalam Pembaruan
Karismatik Katolik kepada cara yang khusus ini yaitu cara Allah
mengasihi umatNya. Tanggapan penuh doa dari para anggota dan
para rekanmu terhadap rahmat Allah ini akan menjadi tanda yang
nyata peran serta Pembaruan dalam kehidupan dan perutusan
Gereja, Tubuh Kristus yang kelihatan (bdk 1Kor 12:27). Gereja
dewasa ini sangat membutuhkan doa-doa dan komitmenmu. Marilah
kita bersama-sama memuji dan bersyukur kepada Bapa Sorgawi
atas semuanya yang telah Dia kerjakan dalam hidupmu dan marilah
kita memohon rahmatNya supaya karya kerasulanmu menghasilkan
buah berlimpah-limpah. Sebagai tanda penyemangatanku, dengan
gembira hati saya memberikan Berkat Apostolik saya.
&&&&&&&&&&
Setia kepada Gereja, tetap bersatu dengan Gereja, turut
mengambil bagian dalam iman Gereja, mentaati hukumnya,
bekerjasama dalam perutusannya, —bahkan didalam
lingkungan keuskupan-keuskupan dan paroki-paroki dalam
mana keluarga umat beriman dalam Kristus tersebar–
merupakan jalan yang pasti untuk sampai pada jantung
ekonomi rahmat dan meminum pada sumber Roh Kudus
kekuatan yang sanggup melaksanakan pembaruan orang-orang
dan komunitas-komunitas.
41
55
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 10
“Gereja dewasa ini sangat membutuhkan doamu dan
komitmenmu”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada para Pemimpin Pembaruan Karismatik
Katolik sesudah mengikuti retret yang diselenggarakan oleh ICCRS di Assisi,
Castelgandolfo,18 September 1993.
Sahabat-sahabat terkasih dalam Kristus,
Saya bergembira menyambut kamu, para pemimpin Pembaruan
Karismatik Katolik, bersama dengan Uskup Paul Cordes yang saya
angkat beberapa tahun yang lalu untuk menyertai Pembaruan dan
mendukung serta mendorong identitas katoliknya. Dengan hangat
saya menyambut para Uskup dan banyak imam yang merupakan
bagian dari pertemuanmu. Kamu baru saja menyelesaikan retret
rohani di Assisi, kota St Fransiskus dan juga St Klara, yang hari
ulang tahun kelahirannya yang ke 800 jatuh pada tahun ini. Tokohtokoh besar dalam kesucian ini menjadikan kata-kata St Paulus
kata-katanya sendiri: ”Bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup didalam aku” (Gal 2:20). Bukankah
hal ini merupakan cita-cita dan tujuan yang meresapi Pembaruan
Karismatik? Bukankah hal ini yang menjadi program hidup yang
telah ditetapkan oleh persekutuan doamu dan komunitasmu dibawah
bimbingan Roh Kudus? Semoga teladan dan pengantaraan Santa
dan Santo agung dari Assisi ini menguatkan kebulatan tekadmu
untuk bertumbuh terus menerus dalam kasih dan pelayanan injili
“sampai kita semua telah mencapai kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Ef 4:13).
Pada hari Kaum Muda Sedunia di Denver baru-baru ini saya bersama
kaum muda merenungkan kata-kata Tuhan kepada nabi Yesaya
:”Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk
Aku?” (Yes 6:8). Saya merenungkan kata-kata ini untuk diterapkan
pada panggilan kepada imamat dan kepada kehidupan membiara
dalam konteks evangelisasi baru. Dewasa ini adalah suatu kenyataan
dari kehidupan Gereja banyak panggilan tumbuh dan mekar dalam
hati berbagai Gerakan dan Assosiasi. Saya ingin mendorong kamu
54
Saudara-saudari terkasih, kehadiranmu yang dekat dengan
pengganti Petrus, kepala Gereja universal yang kelihatan, dan
penegasan kembali yang berulang-ulang mengenai persekutuan
yang jujur dan aktif dengan dia dan dengan uskup-uskup gereja
lokalmu menandakan bahwa kamu memahami dengan baik apa
yang Injil ajarkan,apa yang Roh Kudus hadir dalam hati, inspirasikan
sebagai prinsip sentral dari ”hukum baru”, sebagai aturan kegiatan
dan doa gerejawi yang mendasar, sebagai rahasia semua
pembaharuan dan semua kemajuan: melayani kerajaan Kristus
sesuai dengan petunjuk-petunjuk Roh Kudus dalam persekutuan
iman, pikiran, ajaran dengan para gembala Gereja.
Saya memuji ketekunanmu dan kemajuanmu dalam menempuh
jalan ini dan saya memohon kepada Allah untuk melimpahkan berkat
ilahiNya atas dirimu dan atas aspirasimu, atas rencana dan
pekerjaanmu. Biarlah berkatku menjadi jaminan berkat ilahi itu.
&&&&&&&&&&
43
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 7
“Kesaksian yang paling berharga dalam perutusan Gereja
didunia”
Pidato Paus Yohanes Paulus II pada Konferensi Internasional ke 6 para
Pemimpin Karismatik, Roma 15 Mei 1987.
Saudara-saudari yang terkasih,
Dalam damai dan sukacita Roh Kudus saya menyambut kamu
semua yang datang ke Roma untuk menghadiri Konferensi
Internasional yang ke 6 para Pemimpin Pembaruan Karismatik
Katolik. Saya sangat bahagia bertemu dengan kamu hari ini
dan saya ingin meyakinkan kamu bahwa kasihmu kepada
Kristus dan keterbukaanmu kepada Roh kebenaran merupakan
kesaksian yang paling berharga dalam perutusan Gereja
didunia.
Selama hari-hari ini kamu dalam semangat doa merenungkan
kata-kata nabi Yesaya yang oleh Yesus dijadikan kata-kataNya
sendiri pada awal pelayananNya dihadapan umum: ”Roh Tuhan
ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; (Luk
4:18). Kata-kata ini, ketika dibaca Yesus dirumah ibadat
Nasaret, berpengaruh mendalam pada diri orang-orang yang
mendengarnya. Setelah selesai membacanya, Dia menggulung
Kitab gulungan itu lalu duduk, dan “mata semua orang dalam
rumah ibadat itu tertuju kepadaNya” (Luk 4:20). Bahkan
dijaman kita sendiri, kata-kata profetis ini menyentuh sampai
kelubuk hati. Kata-kata itu dalam iman mengangkat hati kita
kepada pribadi Kristus dan mengobarkan kerinduan kita untuk
“menunjukkan mata kita kepadaNya“, Sang Penebus dunia,
penggenapan yang sempurna dari semua nubuat. Kata-kata
itu mengobarkan kerinduan kita untuk masuk sama sekali
kedalam misteri Kristus: untuk mengenal Dia lebih baik dan
mengasihi Dia dengan kesetiaan yang lebih besar lagi.
43
Sahabat-sahabat terkasih,
Pada permulaan masa Puasa ini,saya berdoa agar pekerjaanmu
akan memberikan sumbangan untuk pertumbuhan Gereja, dalam
ketaatan kepada kehendak Tuhan dan kepada tugas perutusan yang
telah diterima oleh Gereja. Saya serahkan kamu semua kepada
pengantaraan Maria, Bunda Gereja, yang penuh kasih, yang
“melalui iman yang sama yang membuatnya terberkati
.............., hadir dalam perutusan Gereja, hadir dalam karya
Gereja memberitakan kepada dunia Kerajaan Puteranya”
(Redemptoris Mater 28)
Semoga doa Bunda Maria menyertai mereka yang berusaha
memperluas Kerajaan Kristus dalam ketaatan kepada dorongan
RohNya. Kepada kamu semua saya sampaikan Berkat Apostolik saya.
&&&&&&&&&&
53
Maka Bangkitlah Petrus
“(Redemptoris Missio 42). Sarana apa yang lebih efektif untuk dapat
menarik mereka yang telah kehilangan arah rohani mereka menuju
kebenaran yang dapat menenangkan keresahan hati manusia selain
teladan hidup yang bersemangat dari orang-orang beriman Kristiani?
Memberi kesaksian adalah menjadi ragi yang sangat kuat diantara
orang-orang yang mungkin tidak mengenal secara penuh nilai
keselamatan yang hanya Yesus sendiri dapat memberikan.
Pembaruan Karismatik dapat juga menolong memupuk pertumbuhan
kehidupan rohani yang kokoh, yang didasarkan atas kuasa Roh
Kudus yang bekerja dalam Gereja, yang kaya tradisi dan teristimewa
dalam kegiatannya merayakan Sakramen-sakramen. Penerimaan
Sakramen Ekaristi dan Sakramen Pengakuan dosa secara teratur
dan sering, adalah mutlak perlu untuk kehidupan sejati dalam Roh
Kudus, sebab inilah sarana–sarana yang diberikan oleh Kristus sendiri
kepada kita untuk memulihkan dan menopang karunia rahmat Roh
Kudus. Karena jalan Roh selalu menuju kepada Kristus dan
GerejaNya, dan karena Roh Kudus sendirilah yang menuntun mereka
yang diangkat Kristus menjadi Uskup untuk memelihara Gereja
Allah (bdk Kis 20:28), maka tidak dapat ada konflik antara
ketaatan kepada Roh Kudus dan ketaatan kepada Gereja dan
Wewenang Mengajar Gereja (Magisteriumnya). Dalam bentuk apa
saja Pembaruan Karismatik itu menampilkan diri —dalam kelompok
doa, dalam komunitas perjanjian, dalam komunitas hidup dan
pelayanan– tanda keberhasilan rohaninya akan senantiasa berupa:
persekutuan dengan Gereja universal dan gereja-gereja setempat
menjadi kokoh kuat. Perananmu sebagai organisasi yang
mengkoordinir adalah membantu semua segi-segi Pembaruan yang
bermacamp-macam ini untuk bekerja bersama dalam persatuan
dengan para gembala Gereja untuk kepentingan seluruh Tubuh.
Sekaligus, pendalaman identitasmu sebagai orang Katolik dengan
mengambil dari kekayaan rohani tradisi Katolik merupakan bagian
yang tak tergantikan dari sumbanganmu kepada dialog ekumenis
yang sejati, yang dipupuk oleh rahmat Roh Kudus, harus menuju
kepada kesempurnaan “persaudaraan dalam kesatuan: dalam
pengakuan satu iman, dalam perayaan ibadat ilahi bersama dan dalam
keharmonisan persaudaraan keluarga Allah” (Unitatis Redintegratio 2).
52
Maka Bangkitlah Petrus
“Roh Tuhan ada padaKu”.
Sementara Yesus menerapkan kata-kata ini pada diriNya hari
itu di Nasaret, maka kata-kata itu dapat juga diterapkan pada
hari Raya Pentekosta dan kemudian kepada Tubuh Kristus,
Gereja. Ketika sudah selesailah karya, yang oleh Bapa
dipercayakan kepada Putera untuk diselesaiakan didunia (Yoh
17:4) Roh Kudus diutus pada hari Pentekosta untuk tiada hentinya
menguduskan Gereja. Dengan demikian umat beriman akan dapat
mendekati Bapa melalui Kristus dalam satu Roh” (Lumen Gentium
4). Sebagai akibatnya, sejarah Gereja adalah sekaligus sejarah
2000 tahun karya Roh Kudus, “Tuhan, Pemberi Kehidupan”,
yang membarui umat Allah dalam rahmat dan kebebasan dan
adalah “Roh Kebenaran”, yang membawa kekudusan dan suka
cita bagi semua orang dari setiap suku, bahasa dan bangsa.
Tahun ini menandai Hari Ulang Tahun ke 20 Pembaharuan
Karismatik di Gereja Katolik. Kekuatan dan keberhasilan
pembaruan pasti disebabkan oleh kehadiran penuh kuasa dari
Roh Kudus yang bekerja dalam Gereja dalam tahun-tahun ini
sesudah Konsili Vatikan II. Tentu saja Roh Kudus membimbing
Gereja dari abad ke abad, menghasilkan beraneka ragam karuniakarunia diantara umat beriman. Berkat Roh kudus ini, Gereja
memelihara daya hidup yang senantiasa muda dan Pembaruan
Karismatik kini merupakan manifestasi yang mengesankan dari
daya hidup ini, pernyataan yang berani tentang apa yang “Roh
kudus katakan kepada gereja-gereja” (Wahyu 2:7) saat kita
mendekati penutupan millenium kedua. Karena alasan ini, sangat
perlu bahwa kamu selalu berusaha untuk memperdalam
persatuanmu dengan seluruh Gereja: dengan doktrin dan
disiplinnya, dengan kehidupan sakramentalnya, dengan segenap
umat Allah. Dalam hal ini saya telah menugaskan Uskup Paul
Cordes untuk membantu sebagai penasihat episkopalis bagi ICCRS
(International Catholic Charismaatic Renewal Services) atau Badan
Pelayanan Internasional Pembaharuan Karismatik Katolik. Saya
yakin bahwa dia akan menolong kamu dalam memupuk
dinamisme yang senantiasa ada dalam keseimbangan dan dalam
memperkuat ikatan kesetiaanmu dengan Tahta Apostolik.
45
Maka Bangkitlah Petrus
“Roh Tuhan ada padaKu”.
Disamping arti kata-kata ini bagi Yesus dan bagi Gereja seluruh
dunia, kata-kata itu juga mengingatkan kita akan identitas pribadi
kita sendiri sebagai kaum pria dan kaum wanita yang telah dibaptis
dalam Kristus. Bagi kita, Roh Tuhan ada pada kita, masing-masing
dari diri kita, yang telah dilahirkan kembali dalam air Baptis yang
menyelamatkan .
Roh Kudus mendorong kita untuk maju terus dalam iman “untuk
mewartakan kabar baik kepada kaum miskin“ : miskin dalam materi,
miskin dalam karunia-karunia rohani, miskin dalam budi dan badan.
Roh Kudus memberikan kepada kita keberanian dan kekuatan untuk
keluar mendekati semua orang yang secara khusus, ”wong cilik” didunia
ini. Kita semua menanggapi atas cara yang unik, sesuai dengan bakatbakat dan karunia–karunia kita sendiri, tetapi kita akan dapat memberikan
tanggapan yang otentik dan dermawan hanya jika kita dengan kokoh
kuat tak tergoyahkan mempunyai kebiasaan berdoa secara teratur.
Karena itu saya menasihati agar kamu sering melakukan meditasi mengenai
kata-kata nabi Yesaya ini, sambil merenungkan misteri agung bagaimana
Roh Allah menaungi hidupmu atas cara yang sama sekali tidak berbeda
dengan pengalaman Maria. Sebagaimana kebenaran menembus hati dan
jiwamu, maka kebenaran itu memenuhi dirimu seutuhnya dengan syukur,
pujian dan perasaan terpesona terhadap kasih Allah yang besar.
“Roh Tuhan ada padaKu”
Kata-kata ini menjadi dasar hidup doa kita, pelayanan kita kepada orangorang lain, hidup iman kita. Kata-kata ini mengarahkan kita kepada Allah
yang tidak nampak, yang tinggal dalam diri kita seperti didalam BaitNya,
kepada pribadi yang kita akui dalam Syahadat para Rasul sebagai “Tuhan”,
”Pemberi Kehidupan”, pribadi yang “berbicara lewat para nabi”. Dalam
merefleksikan kata-kata ini dengan semangat doa, kita bertemu dan
menyembah Roh Kudus. Dalam semangat doa juga kita dapat melihat
kenyataan yang sebenarnya mengenai kemiskinan kita sendiri, kebutuhan
kita yang mutlak akan Sang Penyelamat. Kita melihat banyak cara dimana
kita sendiri papa dan miskin, dan dengan demikian kita mulai merasakan
bertumbuhnya solidaritas dengan semua orang miskin. Akhirnya kita
semakin lebih menyadari dari pada sebelumnya bahwa Kabar Baik untuk
kaum miskin adalah Kabar Baik untuk kita sendiri juga.
45
Maka Bangkitlah Petrus
kekuatan yang dinamis pembaruan Gereja” (Dominum et
Vivificantem 2). Sungguh, Roh Kudus adalah “pelaku utama
perutusan Gereja” (Redemptoris Missio 21), yang mendukung dan
membimbing usaha-usaha Gereja untuk membawa rahmat
Pentekosta kepada semua bangsa.
Karena karunia-karunia Roh Kudus diberikan untuk membangun
Gereja, kamu, sebagai pemimpin-pemimpin Pembaruan Karismatik
ditantang untuk tak kunjung henti mencari jalan yang berdaya
guna dimana kelompok-kelompok yang beranekaragam yang kamu
wakili dapat mewujudkan persatuan mereka yang lengkap, yaitu
persatuan budi dan hati dengan Tahta Suci dan para uskup, dan
bekerjasama secara lebih berhasil dalam perutusan Gereja dalam
dunia.
Pada level internasional hubungan yang dekat dengan Penasihat
Episkopalnya, Uskup Paul Cordes, dan koordinasi Gerakan-Gerakan
dan Assossiasi-Assosiasi gerejawi yang diadakan oleh Dewan Pontifikal
untuk kaum Awam, adalah sarana yang penting untuk memupuk
kerjasama seperti itu, yang sedemikian perlu untuk kepengurusan
secara bijaksana karunia-karunia yang bermacam-macam
jumlahnya. Hanya dengan cara inilah Pembaruan akan sungguhsungguh melayani tujuannya yang bersifat gerejawi, yaitu menolong
menjamin supaya “seluruh Tubuh, yang ditunjang dan diikat
menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendinya, menerima
pertumbuhan ilahinya”(Kol 2:19).
Pada saat ini dalam sejarah Gereja, Pembaruan Karismatik dapat
memainkan peranan yang signifikan dalam mengembangkan
pertahanan yang dibutuhkan sekali bagi kehidupan Kristiani dalam
masyarakat dimana sekularisme dan materialisme memperlemah
kemammpuan banyak orang untuk menanggapi karya Roh dan untuk
melakukan discernment (pembedaan) terhadap panggilan kasih Allah.
Sumbanganmu terhadap penginjilan kembali masyarakat, pertamatama akan dilakukan oleh kesaksian pribadi mengenai Roh yang
tinggal dalam dirinya dan dengan memperlihatkan kehadirannya
melalui pekerjaan baik dan solidaritas. “Kesaksian hidup Kristiani
adalah bentuk perutusan yang pertama dan tak tergantikan”
51
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 9
“Karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja”
Audiensi Paus Yohanes Paulus II dengan Dewan ICCRO, Roma 14 Maret 1992.
Saudara-saudara dan saudari-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Dalam sukacita dan damai Roh Kudus saya menyambut Dewan ICCRS.
Saat kamu merayakan Hari Ulang Tahun ke 25 permulaan Pembaruan
Karismatik Katolik, dengan senang hati saya bergabung dengan
kamu dalam memuji Allah atas buah-buah yang sedemikian banyak
yang telah dihasilkan oleh Pembaruan Karismatik dalam kehidupan
Gereja. Munculnya Pembaruan tepat sesudah Konsili Vatikan II
merupakan karunia istimewa Roh Kudus kepada Gereja. Bagi banyak
orang Katolik hal itu merupakan tanda kerinduan untuk menghayati
secara lebih penuh martabat baptisan dan panggilan mereka sebagai
putra-putri angkat Allah Bapa, untuk mengetahui kuasa penebusan
Kristus Penyelamat kita melalui pengalaman yang lebih terasa dalam
doa pribadi maupun dalam doa bersama dan mengikuti ajaran Kitab
Suci dengan membacanya dalam terang Roh yang sama, yang
mengilhami penulisannya. Memang salah satu hasil yang paling
penting dari kebangunan rohani ini ialah kehausan yang meningkat
akan kekudusan yang dapat dilihat dalam kehidupan orang
perorangan maupun dalam kehidupan seluruh Gereja.
Pada akhir Millenium Kedua, Gereja lebih dari sebelumnya perlu
• berpaling dengan penuh kepercayaan dan harapan kepada Roh
Kudus yang tak kunjung henti menarik orang-orang beriman
kedalam persekutuan kasih trinitarian,
• membangun kesatuan mereka dalam satu Tubuh Kristus yang
kelihatan dan
• menugaskan mereka sebagai utusan yang setia kepada perintah
yang diberikan kepada para Rasul oleh Kristus yang bangkit.
Sahabat-sahabat terkasih dalam Kristus,
Kamu telah datang ke Roma dalam bulan Mei. Bulan Santa Perawan
Maria, Bunda kita. Kamu datang tepat mendahului Pesta Pentekosta
dan permulaan Tahun Maria. Dalam merenungkan tema “Kabar
Baik untuk kaum miskin”, kamu merenungkan tema yang sangat
disenangi Bunda Sang Penebus. Sebagaimana saya katakan dalam
ensiklik saya baru-baru ini mengenai Perawan Maria yang terberkati
dalam kehidupan Gereja, ”Maria sungguh-sungguh mewartakan
kedatangan “Mesias kaum miskin” (bdk Yes 11:4; 61:1).
Mengambil dari hati Maria, dari kedalaman imannya yang
diungkapkan dalam kata-kata Magnificat, Gereja membarui secara
berhasil guna dalam dirinya kesadaran bahwa kebenaran tentang
Allah yang menyelamatkan, kebenaran tentang Allah yang menjadi
sumber setiap karunia, tidak dapat dipisahkan dari manifestasi
kasihnya yang memihak kaum miskin dan kaum sederhana, kasih
yang dinyatakan dalam kidung Magnificat, yang belakangan
diungkapkan dalam kata-kata dan karya Yesus (Redemptoris Mater
37).
Semoga kamu diilhami oleh teladan kasih heroik yang diberikan
oleh Maria Bunda Penebus kita dan semoga kamu dengan penuh
kepercayaan menyerahkan dirimu kepada pengantaraannya dan
pemeliharaannya yang penuh keibuan. Dalam kasih Puteranya,
Penyelamat kita Kristus Tuhan, saya memberikan kepada kamu
semua berkat apostolik saya.
&&&&&&&&&&
Kita harus yakin bahwa kesadaran yang mendalam akan pribadi
dan karya Roh Kudus menjawab kebutuhan-kebutuhan jaman kita
sebab Roh “ada dipusat iman Kristiani dan menjadi sumber dan
50
47
Maka Bangkitlah Petrus
Maka Bangkitlah Petrus
Dokumen 8
“Terus komunikasikan semangat ini untuk Injil”
Pidato Paus Yohanes Paulus II kepada Fraternitas Katolik dari Komunitas
Perjanjian Karismatik dan Persaudaraan, Roma 7 Desember 1991.
Saudara–saudari yang terkasih,
Dengan sukacita yang istimewa saya menyambut kamu, para pemimpin
Fraternitas Katolik dari Komunitas-komunitas Perjanjian Karismatik
dan Persaudaraan-persaudaraan. Saya menyambut kamu dan
menyemangati kamu dalam usahamu membangun struktur gerejawi
untuk Pembaruan Karismatik, yang telah berkembang secara luas di
Gereja Katolik dalam tahun-tahun belakangan ini dan yang memelihara
hubungan dekat dengan gerakan-gerakan yang sama dalam komunitaskomunitas Kristiani yang lain.
Saya senang bahwa kamu datang kembali ke Roma, satu tahun sesudah
didirikannya Fraternitasmu. Saya ingat Misa Kudus yang dirayakan
bersamamu pada kesempatan itu. Saya sadar bahwa kehadiranmu
disini mengungkapkan keinginanmu memperkuat ikatanmu dengan
Tahta Petrus. Pertemuan kita terjadi selama Sidang Istimewa Synode
Uskup-uskup Eropa, ketika Gereja sedang merefleksikan panggilan
kepada penginjilan baru dan melihat banyak tanda-tanda rahmat Allah
yang menggembirakan, pertemuanmu mempunyai arti yang signifikan.
Roh Kudus bekerja dalam kelompok-kelompok seperti kelompokmu,
menarik kamu kepada kehidupan doa dan memenuhi kamu dengan sukacita
dalam menyembah dan memuji Tuhan. Sebagaimana saya menulis untuk
seluruh Gereja dalam ensiklik saya Dominum et Vivificantem: ”Tahuntahun belakangan ini telah terlihat pertumbuhan dalam jumlah orang
yang memberikan tempat nomer satu pada doa dan yang mencari dalam
doa pembaruan hidup rohani mereka” (Dominum et Vivificantem 65).
Adalah Roh yang sama yang mengutus kamu untuk memberikan kesaksian.
Bagaimana orang yang telah merasakan kebaikan Kristus tetap tutup
mulut dan tidak aktif? Bagaimana orang dapat menyimpan rapat-rapat
kebaikan yang telah diterima secara berkelimpahan? Kristus adalah
Penyelamat kita. Dia telah memenangkan bagi kita kehidupan kekal
dengan menumpahkan darahNya dan Bapa telah memeteraikan karya
penebusan ini dengan membangkitkan PuteraNya dari kematian dan
47
membuat Dia penakluk penuh kemuliaan atas roh jahat. Santo Paulus
bersaksi: ”Jika Allah dipihak kita, siapakah yang melawan kita?
.....Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan,
atau bahaya atau pedang?..... Tidak, dalam semuanya itu kita lebih
dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi
kita.” (Roma 8:31-37).
Kata-kata Rasul Paulus ini sungguh-sungguh merupakan pekik sukacita.
Siapa yang berani menyembunyikan dari orang-orang lain keselamatan
yang diberikan Kristus sedemikian melimpah? Bagaimana kita malas untuk
menginjil? Teruskan untuk mengkomunikasikan semangat untuk menginjil
kepada orang-orang disekitarmu! Rayakan Sakramen-sakramen teristimewa
Ekaristi, dalam semangat sukacita dan Sakramen Pengakuan dosa dengan
kesalehan dan martabat. Dengan cara ini mereka yang masih jauh akan
ditarik kepada Tuhan dan ditarik kepada TubuhNya, Gereja. Dalam
semangat Pasca Synodal Exhortatio Christifideles Laici, tempatkan dirimu
dalam pelayanan karya penginjilan para uskupmu, para pastormu yang
bertanggungjawab atas kehidupan gereja-gereja lokal (setempat).
Dan jangan melupakan tugasmu untuk menegakkan keadilan dan
memelihara kedamaian di dunia. Beri kesaksian melalui kehidupanmu
yang utuh: ”Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi
pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta
pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,
tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat dan dengan hati
nurani yang murni” (1 Ptr 3:15-16).
Saya berdoa supaya kamu mendapat dukungan dan bimbingan dari
komunitasmu. Dalam komunitasmu itu sekaligus kamu menemukan jalan
hidup yang menuntun kamu kepada kebebasan injili, ketika banyak orang
mengartikan kebebasan dengan tidak adanya tugas atau tidak adanya
tanggung jawab. Semoga keanggotaanmu dalam komunitas tidak pernah
menghalang-halangi kesiapanmu untuk melayani para saudara dan
saudarimu, teristimewa melalui usahamu menguatkan kelompok-kelompok
doa Pembaruan Karismatik Katolik. Semoga Fraternitas Katolik selalu
terbuka bagi komunitas-komunitas lain yang ingin bergabung dengan kamu.
Semoga Maria, Bunda Sang Penebus, berdoa untuk kamu dan membimbing
kamu dalam mengikuti Tuhan dengan setia dalam jantung Gereja.
&&&&&&&&&&
49
Download