pengembangan media “woody puzzle” untuk meningkatkan

advertisement
PENGEMBANGAN MEDIA “WOODY PUZZLE” UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Intan Kurniawati
4401410084
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
i
ii
iii
ABSTRAK
Kurniawati, Intan. 2014. Pengembangan Media “Woody Puzzle” Untuk
Meningkatkan Motivasi, Aktivitas Dan Hasil Belajar Materi Struktur
Jaringan Tumbuhan. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Semarang. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M. Si
Materi struktur jaringan tumbuhan mempelajari susunan dan bentuk
berbagai jaringan pada tumbuhan yang bersifat mikroskopis. Pembelajaran
Biologi materi struktur jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal sampai saat
ini menggunakan buku teks dan mikroskop yang jumlahnya terbatas. Media
tersebut belum dapat mengarahkan perhatian siswa secara optimal pada
pembelajaran. Untuk itu perlu dikembangkan media alternatif yang dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam bentuk media
“woody puzzle”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menguji
kevalidan dan keefektifan serta menganalisis keterterapan media pembelajaran
berbentuk “woody puzzle”.
Penelitian ini adalah Research and Developement (R&D). Jenis data yang
diambil meliputi validitas, efektivitas (motivasi, aktivitas dan hasil belajar) dan
keterterapan. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, tes dan non
tes (angket). Teknik analisis data dilakukan terhadap data hasil uji coba tes,
observasi, validitas, efektivitas dan keterterapan. “Woody puzzle” diujicobakan di
kelas XI IPA 3 SMA Pondok Modern Selamat Kendal sebagai uji coba skala kecil
dan di kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kendal sebanyak 3 kelas sebagai uji coba
skala luas dengan pre-test and post-test group design.
Hasil penelitian ini adalah diperoleh data tentang karakteristik media
pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 2 Kendal seperti buku teks dan
jumlah mikroskop yang terbatas. Perlunya dikembangkan media “woody puzzle”
untuk menunjang pembelajaran. Media “woody puzzle” dikembangkan melalui
tahap validasi, ujicoba skala terbatas, revisi produk, ujicoba skala luas,
penyempurnaan dan penggandaan jumlah produk untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Media “woody puzzle” hasil pengembangan dinyatakan sangat
valid, efektif dan dapat diterapkan.Karakteristik “woody puzzle” yang efektif,
valid dan dapat diterapkan terbuat dari limbah potongan triplek dua dimensi yang
memiliki kontras warna yang tepat, tidak terlalu cerah atau gelap.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan media “woody puzzle” sangat
valid, efektif karena ≥75% dari jumlah siswa berada pada kriteria termotivasi,
aktif, tuntas secara individual, klasikal dan hasil belajar meningkat serta dapat
diterapkan sebagai media pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal.
Kata kunci: “woody puzzle”,motivasi, aktivitas dan hasil belajar, struktur
jaringan tumbuhan
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:

Keberhasilan
dengan
cara
yang
mudah
dan
instan
mungkin
menyenangkan, tapi keberhasilan atas sesuatu yang kita perjuangkan akan
terasa lebih indah. (Penulis)

Berhentilah mengkhawatirkan masa depan, syukurilah hari ini, dan
hiduplah dengan sebaik-baiknya. (Mario Teguh)
PERSEMBAHAN:
1. Bapak
(Mujiono)
dan
Ibu
(Sayekti
Mulyaningsih)
yang
selalu
mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi dan cinta kasih yang tulus.
2. Kedua adikku Wahyu Kurnia Rahman dan M. Yusuf Kurniawan yang
selalu memberikan keceriaan.
3. Mustahdi Shofiana yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan
semangat.
4. Teman-teman PGSBI Biologi 2010 dan Kos Bunga Anggrek.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga skripsi dengan judul
“Pengembangan Media Woody Puzzle untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas
dan Hasil Belajar Materi Struktur Jaringan Tumbuhan” dapat peneliti selesaikan
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menempuh studi dengan segala kebijaksanaanya.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyusunan
skripsi.
4. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.Si.,dosen pembimbing yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberi arahan, motivasi, dan nasehat yang luar
biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Krispinus Kedati Pukan, M.Si dosen wali dan penguji I yang telah
memberi motivasi dan bimbingan serta yang memberikan kritik, saran
positif dan arahan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
6. Ir. Tyas Agung Pribadi, M.Sc.St, sebagai validator media dan penguji II
yang telah memberikan kritik dan saran yang positif sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini
7. Sri Sukaesih, S.Pd, M.Pd validator materi struktur jaringan tumbuhan yang
telah bersedia memberikan arahan yang positif demi kesempurnaan media
skripsi
vi
8. Seluruh dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas
segala bantuan yang diberikan.
9. Seluruh Warga SMA Negeri 2 Kendal, atas ijin dan kesediaan dalam
membantu penelitan.
10. Keluargaku tercinta (Bapak Mujiono, Ibu Sayekti Mulyaningsih, kedua
adikku tercinta Wahyu Kurnia Rahman dan M. Yusuf Kurniawan) atas
segala perhatian, kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan
motivasi yang sungguh berarti bagi peneliti hingga akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan.
11. Teman-teman kos putri bunga anggrek dan teman-teman rombel 1 PGSBI
2010 dan seluruh teman Biologi, teman-teman PPL, dan teman-teman
KKN terimaksih atas kerjasama dan kebersamaannya yang selalu ada
menemani penulis. Diar Ary Yulianto yang telah membantu dalam
menyelesaikan media woody puzzle.
12. Mustahdi Shofiana, S.T, yang senantiasa menemani, memberi dukungan,
dan semangat.
13. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda.
Meskipun demikian, peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini
masih ada kekurangannya sehingga masukan dan kritik yang konstruktif sangat
peneliti harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Semarang, 8 Juli 2014
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................
ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
2
C. Penegasan Istilah ..................................................................................
3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1.
Pembelajaran Biologi ....................................................................
6
2.
Media Pembelajaran......................................................................
7
3.
Puzzle sebagai Media Pembelajaran .............................................
8
4.
Motivasi Belajar Siswa .................................................................
9
5.
Aktivitas Siswa ............................................................................. 11
6.
Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 12
7.
Karakteristik Materi Struktur Jaringan Tumbuhan ....................... 14
8.
Karakteristik “Woody puzzle” ...................................................... 15
9.
Hubungan Antara Media “Woody puzzle” dengan Motivasi,
viii
Aktivitas dan Hasil belajar ............................................................ 17
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 20
B. Subyek penelitian ................................................................................. 20
C. Rancangan penelitian ........................................................................... 20
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 24
E. Metode Analisis Data ........................................................................... 24
F. Indikator Kelayakan ............................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Media Pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal ......... 29
2. Penilaian Kelayakan “Woody puzzle” yang dikembangkan ........... 31
B. Pembahasan .......................................................................................... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 44
B. Saran ................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 49
ix
DAFTAR TABEL
1. Metode pengumpulan data uji coba ..................................................... 24
2. Hasil wawancara pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran
materi struktur jaringan tumbuhan di SMA N 2 Kendal ...................... 30
3. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli media ............. 32
4. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli materi ............ 33
5. Saran ahli media dan perbaikan “woody puzzle” ................................ 34
6. Saran ahli materi dan perbaikan “woody puzzle” ................................ 34
7. Rekapitulasi data rata-rata hasil penilaian “woody puzzle”oleh ahli
media dan materi .................................................................................. 36
8. Hasil belajar siswa ............................................................................... 37
9. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran ....................................................................................... 37
10. Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa ......................................... 38
x
DAFTAR GAMBAR
1. Media“woody puzzle” pada akar monokotil ........................................ 16
2. Media “woody puzzle” pada batang monokotil ................................... 16
3. Media “woody puzzle” pada daun monokotil ...................................... 17
4. Kerangka berpikir ................................................................................ 19
5. Langkah-langkah metode Research and Development
(Sugiyono 2010). .................................................................................. 21
6. Rancangan pre-test and post-test group design (Arikunto 2010) ........ 23
7. Pabrik triplek dan limbah yang dihasilkan di Kota Kendal ................. 31
8. Susunan dan bentuk jaringan pada batang monokotil.......................... 35
9. Susunan dan bentuk jaringan pada batang dikotil................................ 35
10. Susunan dan bentuk jaringan pada daun dikotil .................................. 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Validasi Media ............................................................................ 49
2. Surat Validasi Materi ........................................................................... 50
3. Angket Validasi Media “woody puzzle” oleh Ahli Media .................. 51
4. Angket Validasi Media “woody puzzle” oleh Ahli Materi .................. 53
5. Angket Tanggapan Guru tentang Media “woody puzzle” ................... 55
6. Angket Tanggapan Siswa tentang Media “woody puzzle”.................. 57
7. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa terhadap Media “woody puzzle” 59
8. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru terhadap Media “woody puzzle” 62
9. Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda ................................................. 64
10. Analisis Uji Coba Soal Essay .............................................................. 70
11. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa ......................... 74
12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................ 82
13. Silabus Pembelajaran ........................................................................... 90
14. RPP ...................................................................................................... 93
15. Soal post-test ........................................................................................ 113
16. Hasil pre-test Siswa ............................................................................. 120
17. Hasil post-test Siswa ............................................................................ 123
18. Hasil Pengamatan Siswa ...................................................................... 126
19. Hasil Diskusi Siswa ............................................................................. 132
20. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ......................................................... 142
21. Perhitungan Hubungan antara Motivasi, Aktivitas dan Hasi Belajar .. 146
22. Desain Media “woody puzzle” ............................................................ 151
23. Langkah Pemakaian “woody puzzle” .................................................. 152
24. Surat Bukti Penelitian .......................................................................... 153
25. Dokumentasi Pembelajaran.................................................................. 155
26. Uji N-Gain ........................................................................................... 157
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berorientasi pada
perubahan tingkah laku peserta didik. Pada proses pembelajaran, perhatian siswa
terhadap materi yang diberikan sangat mempengaruhi hasil belajar. Perhatian
siswa yang lebih intensif terhadap materi yang diberikan akan mempermudah
pengetahuan diterima dan terekam oleh memori siswa. Aktivitas belajar yang
disertai dengan perhatian yang intensif tersebut akan mendukung pencapaian
prestasi yang lebih tinggi (Mappeasse 2009).
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan SMA kelas XI, salah satu
materi Biologi yang dibahas adalah struktur jaringan tumbuhan untuk
mewujudkan standar kompetensi “memahami keterkaitan antara struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan dan hewan serta penerapannya dalam konteks
salingtemas”. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai adalah
“mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan fungsinya,
menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan” (BSNP 2006). Materi
struktur jaringan tumbuhan ini mempelajari susunan dan bentuk berbagai jaringan
pada tumbuhan yang bersifat mikroskopis. Materi tersebut sebenarnya dapat
dipelajari dengan memanfaatkan media yang dapat menggambarkan struktur
jaringan pada tumbuhan secara nyata sebagai salah satu cara pengidentifikasian
bagian-bagian jaringan pada daun, batang dan akar untuk mengatasi kekurangan
mikroskop.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kendal
pada Juni 2013 menunjukkan bahwa mata pelajaran Biologi dianggap sebagai
pelajaran yang bersifat hafalan sehingga pada saat pembelajaran di kelas
berlangsung, mereka cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dengan
tingkah aktif yang mengarah pada perbuatan yang negatif di dalam kelas.
Sedangkan pengelolaan kelas yang dilakukan guru selama pembelajaran kurang
dapat mengatasi hal tersebut. Uraian di atas menunjukkan bahwa kendala yang
1
2
dialami siswa dalam pembelajaran adalah motivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran di kelas rendah sehingga kurang konsentrasi dan berdampak pada hasil
belajar yang rendah pula.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 2 Kendal
pada bulan Juni 2013, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran Biologi materi
struktur jaringan tumbuhan sampai saat ini sudah menggunakan media
pembelajaran berupa buku teks dan mikroskop namun penggunaannya kurang
efektif karena jumlah mikroskop terbatas sehingga menyebabkan beberapa siswa
tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran dan kesulitan untuk mengamati
berbagai macam jaringan tumbuhan. Guru belum memanfaatkan media lain yang
lebih inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Untuk itu diperlukan media puzzle
yang dapat memfokuskan perhatian siswa dan mengarahkan aktivitas belajar
siswa di kelas pada materi struktur jaringan tumbuhan sehingga hasil belajar
menjadi lebih optimal.
Media pembelajaran tidak hanya bisa diciptakan dari bahan elektronik tetapi
juga bisa berasal dari bahan limbah. Bahan tersebut bisa didapat di kota Kendal
yang merupakan kota perindustrian kayu antara lain triplek. Oleh karena adanya
potensi tersebut, bahan limbah triplek dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
media permainan puzzle yang disebut”woody puzzle” guna menunjang kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk dikembangkan media
pembelajaran berupa “woody puzzle” berbahan triplek yang bertujuan
meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa agar perhatiannya terarah ke dalam
pembelajaran sehingga dapat memahami materi struktur jaringan tumbuhan.
B.
Rumusan Masalah
Agar dapat mengembangkan media pembelajaran yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan observasi yang lebih
mendalam terhadap media yang selama ini digunakan. Oleh karena itu masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
3
1.
Bagaimana media pembelajaran yang digunakan pada materi struktur
jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal sampai saat ini?
2.
Bagaimana mengembangkan media “woody puzzle” materi struktur jaringan
tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal?
3.
Bagaimana validitas dan efektivitas media “woody puzzle” materi struktur
jaringan tumbuhan yang dikembangkan?
4.
Bagaimana keterterapan media “woody puzzle” materi struktur jaringan
tumbuhan yang dikembangkan?
5.
Bagaimana karakteristik media “woody puzzle” yang efektif, valid dan
dapat diterapkan?
C.
Penegasan Istilah
1.
Media “woody puzzle”
Media “woody puzzle” merupakan media pembelajaran visual dua dimensi
yang terbuat dari kayu triplek yang digunakan untuk menyalurkan pesan dengan
cara menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya sehingga membentuk
suatu gambar. “woody puzzle” ini berbentuk segi empat yang berukuran 30x30
cm yang permukaannya bergambar berbagai jaringan tumbuhan yaitu daun
monokotil dan dikotil, akar tumbuhan monokotil dan dikotil serta batang
tumbuhan monokotil dan dikotil.
2.
Validitas
Validitas merupakan pengujian media “woody puzzle”oleh ahli media dan
ahli materi struktur jaringan tumbuhan. Ahli media dan materi struktur jaringan
tumbuhan mengisi angket validitas dengan memberikan skor penilainan terhadap
media “woody puzzle” berdasarkan aspek yang dinilai.
3.
Efektivitas
Efektivitas adalah daya guna media “woody puzzle” yang ditentukan
berdasarkan 3 parameter yaitu:
a.
Motivasi Belajar Siswa
Motivasi Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat belajar
siswa yang bersifat intrinsik terhadap pembelajaran Biologi materi struktur
4
jaringan tumbuhan. Aspek minat yang diukur dalam penelitian ini meliputi minat
atau keinginan siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap penjelasan guru,
kemauan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemampuan siswa untuk
bertanya mengenai materi yang tidak dipahami dan kemampuan siswa
mengemukakan pendapatnya di depan kelas.
b.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah kerjasama siswa
dalam kelompok, keterampilan dalam merakit media “woody puzzle”,
kemampuan mempresentasikan hasil diskusi.
c.
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada ranah kognitif dengan
aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4) dan
evaluasi (C5) yang diukur dengan tes pilihan ganda dan essay.
4.
Keterterapan
Keterterapan media “woody puzzle” merupakan kapasitas media tersebut
untuk diterapkan dalam pembelajaran, yang ditentukan dari tanggapan guru dan
siswa terhadap proses pembelajaran yang telah menggunakan media “woody
puzzle” dengan lembar angket.
5.
Materi Struktur Jaringan Tumbuhan
Materi struktur jaringan tumbuhan merupakan materi yang diajarkan di
kelas XI. Materi tersebut berisi tentang pengkajian macam-macam jaringan pada
tumbuhan dengan menunjukkan berbagai struktur jaringan pada tumbuhan dari
hasil pengamatan serta membedakan berbagai struktur jaringan tumbuhan.
D.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengidentifikasi jenis dan kualitas media pembelajaran materi struktur
jaringan tumbuhan di SMA Negeri 2 Kendal saat ini
2.
Mengembangkan media “woody puzzle” materi struktur jaringan tumbuhan
3.
Menguji kevalidan dan efektivitas media “woody puzzle” materi struktur
jaringan tumbuhan
5
4.
Menganalisis keterterapan media “woody puzzle” materi struktur jaringan
tumbuhan
5.
Mendeskripsikan karakteristik media “woody puzzle” yang teruji efektif,
valid dan dapat diterapkan
E.
Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah memperoleh media yang inovatif sehingga
memberi manfaat untuk siswa, guru dan sekolah:
a.
Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga
aktivitas meningkat dan hasil belajar menjadi optimal mencapai ketuntasan belajar
individual dan klasikal
b.
Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran alternatif sesuai
dengan kebutuhan siswa
c.
Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam upaya
mendukung peningkatan proses pembelajaran Biologi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Pembelajaran Biologi
Karakteristik materi biologi adalah berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses
dari gejala-gejala hidup, serta seluk beluk yang mempengaruhi hidup termasuk
interaksinya dengan lingkungan. Materi biologi terus mengalami perkembangan
sejalan dengan penemuan-penemuan baru dalam bidang biologi dan cabangcabangnya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi biologi
dapat dipandang sebagai suatu yang sederhana, namun dapat juga dipandang
sebagai sesuatu yang sangat rumit dan kompleks. Mengajarkan biologi yang rumit
dan
kompeks
memerlukan
media
dalam
pembelajarannya
agar
dapat
mengkonkritkan hal –hal yang rumit tersebut (Hasruddin 2009). Cara yang paling
efektif dan efisien untuk menanggapi hal tersebut menurut Julianto (2008) adalah
dengan menggunakan media pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran
menjadi meningkat.
Pembelajaran biologi yang ideal di dalam kelas adalah bahwa siswa
diharapkan mampu menemukan objek yang nyata dan menghubungkannya
dengan teori yang abstrak. Proses belajar biologi dimulai dari hal-hal yang
konkrit, bersifat individual, praktis dan kontekstual. Artinya jika seseorang ingin
mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa
melalui perantara orang lain. Meskipun demikian karena individu itu tidak pernah
lepas hubungannya dengan lingkungan, faktor lingkungan seperti tempat belajar,
teman belajar, dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap proses belajar.
Untuk itu siswa harus aktif dalam melakukan sesuatu dalam proses belajar, dan
terlibat secara emosional dalam pembelajaran (Jayapraba 2013).
Materi pembelajaran yang dipelajari hendaknya juga mempunyai makna
bagi dirinya. Kebermaknaan materi pembelajaran itu dapat didasarkan atas tolok
ukur: (1) dikenalnya obyek dalam kehidupan sehari-hari; (2) seringnya ditemukan
obyek itu; dan (4) dikenalnya maksud kata atau ungkapan itu. Kebermaknaan
6
7
materi pembelajaran yang dipelajari ini dapat memungkinkan seseorang
mengingat dalam jangka waktu yang lama (Rustaman 2003)
2.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan penyalur pesan ajar yang disampaikan pada
siswa yang diciptakan secara terencana oleh sumber sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif yang penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif (Yudhi 2012). Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology/AECT) membatasi
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad 2011).
Pemakaian media dalam pembelajaran banyak memberikan manfaat pada
proses pembelajaran. Dilihat dari manfaatnya, pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain
membangkitkan motivasi dan minat
siswa, media pembelajaran juga
dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi (Arsyad
2011). Hal ini didukung pula dengan pernyataan Nurseto (2011) yang menyatakan
bahwa salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan
memanfaatkan media pembelajaran.
Media juga dapat digunakan sesuai kebutuhan dan dapat merangsang
kemampuan bertanya siswa, minat siswa muncul, memfokuskan dan merangsang
daya imajinatifnya. Media digunakan oleh guru untuk membentuk sikap dan
karakter
siswa
menjadi
lebih
positif,
mendorong
timbulnya
motivasi,
mendemonstrasikan beberapa ide, menyoroti topik dan konsep yang spesifik, dan
meningkatkan pemahaman (Onasanya 2004). Selain itu, menurut Taiwo (2009)
8
media pembelajaran dapat digunakan guru untuk mengefektifkan pembelajaran di
kelas dan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran.
Menurut Handhika (2012), media pembelajaran memiliki manfaat khusus
yang dapat kita jadikan pertimbangan sebagai subjek penelitian, antara lain: (1)
Dapat menyeragamkan penyampaian materi, (2) Proses pembelajaran menjadi
lebih menarik, (3) Proses belajar siswa, mahasiswa lebih interaktif, (4) Jumlah
waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (5) Kualitas belajar siswa, mahasiswa
dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (7)
Peran guru, dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Tidak
semua jenis media dapat digunakan karena biaya yang mahal untuk pembelian
atau pembuatan media dan kurangnya kemampuan guru untuk mengoperasikan
suatu media, oleh karena itu diperlukan suatu media yang inovatif, mudah
dioperasikan, dan menarik bagi siswa. Menurut Ibrahim (2010) pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada keragaman karakteristik
siswa. Oleh karena itu, guru harus menyediakan media belajar tertentu sesuai
dengan karakteristik siswa di dalam kelas sehingga siswa akan lebih termotivasi
dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran, metode dan media pembelajaran sangat
berkaitan
karena
dengan
pemilihan
metode
pembelajaran
pasti
akan
mempengaruhi media pembelajarannya sehingga dapat dikatakan bahwa media
mempunyai fungsi utama dalam pembelajaran yaitu sebagai alat bantu mengajar
yang ikut mempengaruhi kondisi, dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh
guru (Arsyad 2011). Media pembelajaran merupakan media yang tidak dapat
dipisahkan di dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan variatif sangat
membantu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman
menjadi optimal.
3.
Puzzle sebagai Media Pembelajaran
Salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa adalah puzzle. Hal ini diperkuat
9
dengan hasil penelitian Wahyuni et al. (2010) bahwa media yang cocok
digunakan pada mata pelajaran sains khususnya tumbuhan adalah puzzle karena
dalam mata pelajaran sains dibahas mengenai beberapa hal yang berifat abstrak
seperti proses metamorfosis pada hewan dan perubahan wujud benda. Untuk
pokok bahasan struktur jaringan tumbuhan, penjelasan tanpa menggunakan media
akan kurang efektif dan sering bersifat verbalisme. Media puzzle dapat menjadi
alternatif untuk mengatasi kendala dalam proses penyampaian pesan yang
dilakukan oleh pendidik yang hal ini dapat mengganggu tingkat pemahaman siswa
selain dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit pada siswa tentang suatu
materi.
Dalam penelitian yang sebelumnya diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pemanfaatan media puzzle dengan kreativitas berpikir anak, dan
pemanfaatan media puzzle jika dilaksanakan dengan baik akan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir anak terutama dalam pengenalan bentuk.
Media puzzle dirasa sangat membantu dalam pembelajaran karena dapat melatih
keterampilan motorik halus siswa dan dapat memberikan gambaran yang lebih
konkret pada siswa dan siswa pun dapat dengan mudah mengoperasikannya
karena puzzle bukan media yang baru dikenalnya (Chaiyunah, 2006).
4.
Motivasi Belajar Siswa
Kata motivasi berasal dari kata “motif” yang merupakan terminologi umum
yang bermakna daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan
kemauan. Motif yang
telah aktif disebut motivasi (Purwanto 2011). Motivasi juga bisa diartikan sebagai
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegaitan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Peranan motivasi belajar yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar (Sardiman 2007).
10
Mappeasse (2009) menjelasakan bahwa motivasi dapat bersumber dari
dalam diri seseorang yang dikenal sebagai motivasi intrinsik dan motivasi
dapat bersumber dari luar diri seseorang yang dikenal dengan motivasi
ekstrinsik. Faktor-faktor dari dalam mencakup kecerdasan, motivasi, perasaan
butuh dan sebagainya, sedangkan faktor dari luar seperti fasilitas belajar, cara
guru mengajar, pemberian umpan balik, pujian, hukuman, dan sebagainya.
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
bagi guru maupun siswa.
Syaiku (2011) memaparkan beberapa fungsi motivasi yaitu antaranya sebagai
berikut.
a.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka
tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan
kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa menurut Syaiku (2011) yakni dengan memberikan
angka/nilai, pujian, hadiah, kerja kelompok, persaingan, sarkasme, penilaian,
karyawisata, film pendidikan dan belajar dari radio.
Menurut Krissantono (2013) ada dua sifat motivasi yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan. Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Akan tetapi atas dasar kemauan
sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu. Apakah
karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ini mutlak diperlukan
oleh karena itu seorang pendidik hendaknya mampu membangkitkan motivasi
peserta didik sehingga ia mau belajar (Sri, 2010).
11
Aspek-aspek motivasi belajar menurut Sardiman (2010) meliputi:
a. menimbulkan kegiatan belajar
Keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar Biologi.
b. menjamin kelangsungan belajar
Kemauan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajarnya pada pelajaran
Biologi. Siswa akan tetap meneruskan kegiatan belajarnya meskipun terdapat
hambatan ataupun rintangan yang menghalang.
c. mengarahkan kegiatan belajar
Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam pelajaran
Biologi demi mencapai suatu tujuan tertentu dalam belajar.
Dari pendapat para ahli tersebut maka aspek-aspek motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik akan dijadikan sebagai indikator kinerja siswa.
Aspek motivasi intrinsik yang akan diamati ialah (a) minat atau keinginan
siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap penjelasan guru (b) kemauan
siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (c) konsentrasi siswa dalam
pembelajaran (d) keseriusan siswa untuk mencatat materi (e) keberanian siswa
untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami (f) keberanian siswa
mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Aspek motivasi ekstrinsik yang akan
dikembangkan ialah (a) siswa menyimak materi yang diberikan guru (b) siswa
mencatat materi ketika guru mengawasi mereka (d) dengan ditunjuk guru siswa
mau menjawab pertanyaan (e) dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai
materi (f) atas saran guru, siswa berpikir mencari jawaban sendiri (g) guru
mendorong semangat siswa dengan memberikan penghargaan (h) guru
memusatkan konsentrasi siswa pada pembelajaran.
5.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut. Menurut Sardiman (2010) aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang
bersifat fisik maupun mental dan emosional.
12
Pengertian aktivitas belajar menurut Sardiman (2010) aktivitas belajar
adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua
aktivitas itu harus selalu terkait. Aktivitas belajar menurut Hamalik (2010),
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Jenis aktivitas akan meliputi
aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa. Untuk mengetahui aktivitas siswa
maka diperlukan indikator kinerja aktivitas belajar. Adapun indikator aktivitas
belajar adalah partisipasi dan perhatian siswa di kelas saat pembelajaran
berlangsung.
Kadar aktivitas belajar siswa menurut Wina (2010) dibagi menjadi tiga
kategori yaitu kadar aktivitas siswa ditinjau dari proses perencanaan, proses
pembelajaran, dan kegiatan evaluasi pembelajaran.
6.
Hasil Belajar Siswa
Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika cara dan
motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga baik. Keberhasilan
suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha
belajar, hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa menguasai suatu materi pelajaran.
Menurut Arifin (2000) hasil belajar merupakan kemampuan, keterampilan,
dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Hasil suatu pembelajaran
(kemampuan, keterampilan, dan sikap) dapat terwujud jika pembelajaran
(kegiatan belajar mengajar) terjadi. Baik individu ataupun tim, menginginkan
suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memeperoleh hasil yang
baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman,
pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim. Menurut
Bloom dan ditulis kembali oleh Sudjana (2010), secara garis besar membagi hasil
belajar menjadi tiga ranah, yaitu sebagai berikut.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
13
b.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan
kemampuan bertindak.
Pada penelitian ini, ranah kognitiflah yang akan menjadi objek penilaian
hasil belajar, dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang mendapat
perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena pada ranah kognitif
inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran
ataukah tidak.
Hasil belajar kognitif merupakan tingkat pemahaman atau penguasaan siswa
terhadap konsep yang telah dipelajari (Sudjana 2010). Menurut Bloom (2001),
aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu sebagai berikut.
a.
Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus
mengerti atau dapat menggunakannya. Kategori ini mencakup dua dimensi
yaitu: mengenali (recognize) dan mengingat (recalling).
b.
Pemahaman (understanding), kemampuan ini menuntut siswa memahami
atau mengerti
dikomunikasikan
apa
yang diajarkan, mengetahui apa
dan
dapat
memanfaatkan
isinya
yang sedang
tanpa
harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kategori ini mencakup tujuh proses
kognitif yaitu: menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan,
meringkas, menarik inferensi, membandingkan dan menjelaskan.
c.
Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsipprinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kategori ini
mencakup dua proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.
d.
Analisis (analysis) adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang
untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsurunsur atau komponen pembentuknya. Kategori ini mencakup proses
menguraikan, mengorganisir dan menemukan pesan tersirat.
14
e.
Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Kategori ini mencakup proses mengkritik dan memeriksa
f.
Mencipta (create), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang
diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme.
7.
Karakteristik Materi Struktur Jaringan Tumbuhan
Materi struktur jaringan tumbuhan terdapat dalam mata pelajaran Biologi
kelas XI semester gasal. Standar kompetensi materi ini adalah memahami
keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan serta
penerapannya dalam konteks salingtemas. Salah satu kompetensi dasar yang
dicapai adalah mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan
dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
(BSNP 2006).
Materi struktur jaringan tumbuhan ini mempelajari susunan dan bentuk
berbagai jaringan pada tumbuhan yang berukuran mikro sehingga memerlukan
bantuan alat penglihatan yaitu mikroskop. Pada tumbuhan tingkat tinggi, sel-sel
yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Jaringanjaringan ini akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian
tumbuhan. Kemudian,
jaringan-jaringan ini bergabung
membentuk
organ
tumbuhan. Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas
organ pokok yaitu akar, batang dan daun.
Susunan sel-sel yang membentuk jaringan dalam suatu organ tumbuhan
yang terluar adalah epidermis. Epidermis merupakan jaringan terluar dari suatu
organ tumbuhan yang memiliki bentuk sel tipis, rapat serta tidak memiliki ruang
antar sel, fungsinya sebagai jaringan pelindung yang dilapisi kutikula. Pada
bagian dalam dari epidermis terdapat jaringan parenkim yang tersusun atas sel
berbentuk kubus, memiliki ruang antar sel. Fungsi jaringan parenkim adalah
sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan pada daun, batang
maupun akar. Jaringan pengangkut terdiri atas jaringan xilem dan floem yang
15
fungsinya untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun sedangkan floem
berfungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang
dibatasi oleh jaringan epidermis pada bagian luar dan jaringan endodermis pada
bagian dalam. Korteks tersusun dari jaringan penyokong dan menyusun jaringan
dasar. Korteks berfungsi dalam aktivitas metabolisme dan sebagai cadangan
makanan.
Susunan jaringan pada tumbuhan monokotil terdapat perbedaan dengan
susunan jaringan pada tumbuhan dikotil. Jaringan yang menyusun daun monokotil
diantaranya epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut. Susunan pada
batang monokotil meliputi epidermis, jaringan parenkim, jaringan pengangkut.
Sedangkan susunan pada akar monokotil meliputi epidermis, korteks, endodermis,
jaringan pengangkut dan empulur. Jaringan yang menyusun daun pada dikotil
meliputi epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, jaringan pengangkut.
Jaringan yang menyusun batang dikotil meliputi epidermis, korteks, jaringan
pengangkut diantaranya terdapat kambium dan empulur. Sedangkan jaringan yang
menyusun akar dikotil meliputi epidermis, korteks, endodermis, jaringan
pengangkut yang diantaranya terdapat kambium dan empulur.
Oleh karena karakteristik materi struktur jaringan ini membahas mengenai
bentuk sel-sel mikro yang menyusun sebuah jaringan dan kemudian jaringanjaringan tersebut membentuk suatu komposisi dalam organ tumbuhan pada
batang, akar dan daun maka media “woody puzzle” cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan.
8.
Karakteristik “Woody Puzzle”
Media “woody puzzle” merupakan media pembelajaran materi struktur
jaringan tumbuhan yang terbuat dari limbah potongan kayu triplek, berbentuk
persegi dengan ukuran 30x30 cm. “woody puzzle” memiliki bentuk pola potongan
yang berbeda. Potongan”woody puzzle” menunjukkan beberapa sel yang
menyusun satu jaringan. Kemudian potongan-potongan jaringan tersebut
membentuk suatu komposisi yang menyusun organ pada tumbuhan. Jadi, pada
16
“woody puzzle”
yang sudah tersusun akan terlihat sel-sel berada di dalam satu
jaringan dan satu jaringan dengan jaringan yang lain menyusun organ tumbuhan.
Warna yang ditampilkan pada media “woody puzzle” tidak terlalu cerah atau
gelap, dengan kontras warna yang tepat sehingga menampilkan keserasian warna.
Gambar potongan media “woody puzzle” dapat dilihat pada gambar 1 sampai 3.
a
b
Gambar 1. Media “woody puzzle” pada akar monokotil a) potongan “woody
puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun
membentuk jaringan akar monokotil
a
b
Gambar 2. Media “woody puzzle” pada batang monokotil a) potongan “woody
puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun
membentuk jaringan batang monokotil
17
a
b
Gambar 3. Media “woody puzzle” pada daun monokotil a) potongan “woody
puzzle” secara acak, b) potongan “woody puzzle” yang sudah tersusun
membentuk jaringan daun monokotil
Jaringan tumbuhan pada “woody puzzle” meliputi jaringan daun monokotil
pada spesies Zea mays, jaringan daun dikotil pada spesies Ficus elastica, jaringan
batang monokotil pada species Zea mays, jaringan batang dikotil pada spesies
Helianthus sp, jaringan akar monokotil pada spesies Zea mays, dan jaringan akar
dikotil pada species Ranunculus sp.
Media tersebut mudah untuk digunakan dan tidak perlu menggunakan alat
bantu tambahan seperti LCD, laptop, proyektor, kaca pembesar, dan lain lain dan
jumlahnya memadai untuk digunakan dalam kelompok. Media “woody puzzle”
dapat digunakan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menyusun
potongan- potongan sel puzzle secara acak sampai tersusun suatu gambar organ
daun, batang dan akar monokotil dan dikotil. Pemanfaatan media “woody puzzle”
dikombinasikan dengan kegiatan diskusi kelompok sehingga siswa aktif di dalam
kelas dan memudahkan siswa untuk mengamati bentuk dan struktur jaringan
tumbuhan serta fungsinya.
9.
Hubungan Antara Media “Woody Puzzle” dengan Motivasi, Aktivitas
dan Hasil Belajar
Media “woody puzzle” merupakan media edukatif yang dapat mengarahkan
siswa dalam suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Media “woody
18
puzzle” dapat menarik perhatian siswa sehingga merangsang rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang disampaikan media pembelajaran tersebut. Hal ini
menyebabkan perhatian siswa terfokus untuk melakukan aktivitas belajar dengan
menyusun
potongan-potongan
media
“woody
puzzle”
bersama
dengan
kelompoknya. Ketika siswa menyusun potongan-potongan “woody puzzle”,
mereka menggali pengetahuan lewat media “woody puzzle” tersebut sehingga
mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan menyusun potongan “woody
puzzle” dan setelah tersusun membentuk gambar jaringan pada organ tumbuhan,
mereka dapat memahami materi struktur jaringan tumbuhan dan oleh karena siswa
telah paham, maka dapat berakibat pada hasil belajar yang baik. Menurut Hamzah
(2007) media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan peran
serta merangsang pembelajaran untuk belajar.
Media “woody puzzle” mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi,
aktivitas dan hasil belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Alimuddin
(2009) bahwa motivasi merupakan faktor penentu dan berfungsi menimbulkan,
mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Demikian juga dalam proses
belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah.
Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik
melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik. Kuat
lemahnya motivasi belajar akan turut mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang. Seperti yang diungkap oleh Tarmidi (2006) yang mengatakan bahwa
iklim kelas berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil
pembelajaran siswa.
Dalam hal ini iklim kelas yang tercipta adalah suasana belajar di kelas yang
menyenangkan akibat penggunaan media “woody puzzle” Kegiatan belajar siswa
di dalam kelas dengan bermain “woody puzzle” dapat menimbulkan suasana
belajar yang menyenangkan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa serta dapat
melibatkan siswa secara aktif belajar di dalam kelas sehingga siswa menjadi lebih
paham akan materi dan akan berdampak pada hasil belajar.
19
Kerangka Berpikir
-
-
Motivasi belajar siswa rendah pada materi
struktur jaringan tumbuhan
Siswa kesulitan berkonsentrasi saat
pembelajaran
Siswa mempunyai karakter aktif yang belum
terarah ke dalam pembelajaran
Kota Kendal
adalah kota
industri kayu
triplek
Ingatan siswa tentang materi struktur jaringan
tumbuhan mudah hilang
Pembelajaran di kelas menjadi tidak efektif
Jumlah mikroskop terbatas
Media yang digunakan belum dapat
memusatkan konsentrasi siswa pada pelajaran
Perlu media permainan yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, aktivitas dalam pembelajaran
menjadi terarah dan hasil belajar siswa meningkat
Limbah triplek
dimanfaatkan
untuk mendukung
pembelajaran di
kelas
Pengembangan media“Woody Puzzle” dari limbah triplek materi
struktur jaringan tumbuhan yang dapat memfokuskan konsentrasi
belajar siswa dan mengarahkan perhatian siswa ke arah positif di
dalam kelas
Motivasi
Aktivitas
Hasil belajar
Efektif
Gambar 4. Kerangka Berpikir Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan
SMA Negeri 2 Kendal pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014.
B.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian meliputi subyek dalam rangka validasi, uji coba, evaluasi
dan keterterapan produk. Validasi produk oleh validator produk ahli di bidang
media dan materi struktur jaringan tumbuhan. Subyek uji coba produk adalah
siswa yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok skala terbatas dan
kelompok skala luas. Kelompok skala terbatas adalah 1 kelas siswa yang terdiri
atas 35 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan
kelompok skala luas adalah 3 kelas yang terdiri dari 37 siswa kelas XI IPA 1, 36
siswa kelas XI IPA 2, dan 36 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kendal. Guru
SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan SMA Negeri 2 Kendal menjadi subyek
dalam evaluasi dan keterterapan produk melalui tanggapan setelah diterapkannya
media “woody puzzle”.
C.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan desain R&D yaitu yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji
kefektifan produk tersebut (Sugiyono 2010). Langkah-langkah penelitian yang
akan dilakukan dapat dilihat seperti pada Gambar 8.
20
21
Analisis dan
pengumpulan
data
Produk
akhir
Perencanaan
dan desain
produk
Validasi
produk oleh
ahli media
dan materi
Penyempurnaan
produk akhir
Uji coba
produk pada
kelompok
skala luas
Uji coba
produk pada
kelompok skala
terbatas
Merevisi
hasil uji
coba produk
Gambar 5. Langkah-langkah metode Research and Development. (Sugiyono
2010)
Langkah-Langkah Pengembangan Produk
Penelitian pengembangan media pembelajaran “woody puzzle” akan
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Analisis dan pengumpulan data
Dalam tahap ini, dilakukan penentuan sekolah yang digunakan untuk
penelitian yaitu SMA Negeri 2 Kendal. Kemudian melalui observasi dan survey
lapangan, dilakukan pengumpulan data mengenai karakteristik dan kebutuhan
siswa akan media pembelajaran ini, kemudian keadaan lingkungan sekolah
termasuk potensi yang ada serta mencari data tentang proses pembelajaran yang
terjadi di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, didapatkan
informasi bahwa motivasi siswa rendah untuk belajar Biologi materi Struktur
Jaringan Tumbuhan karena kurang efektifnya media pembelajaran yang
digunakan oleh guru sehingga siswa tidak memperhatikan pelajaran di kelas dan
ramai sendiri. Berdasarkan alasan tersebut, akan dikembangkan media
pembelajaran “woody puzzle” agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga meningkatkan pula aktivitas dan hasil belajarnya.
2.
Perencanaan dan desain produk
Pada tahap perencanaan dan desain produk, ada beberapa hal yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
22
a.
Merencanakan pengembangan media pembelajaran “woody puzzle”
Tahap awal ini dimulai dengan menyusun perangkat pembelajaran meliputi
silabus, RPP, LKS, angket yang berisi tanggapan ahli media dan materi, guru, dan
siswa, serta alat instrumen tes untuk siswa.
b.
Mendesain produk serta strategi penyampaian isi materi pembelajaran
Pada
dasarnya
media
pembelajaran
berupa
“woody
puzzle”
ini
memanfaatkan bahan yang berasal dari limbah triplek dari industri triplek.
Kemudian setelah itu dibentuk dengan dipotong potong dan disambungkan bagian
satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu gambar dan dapat dibongkar
pasang. Permukaan kayu tersebut kemudian digambar struktur jaringan tumbuhan
yaitu daun, batang monokotil dan dikotil serta akar monokotil dan dikotil.
Penyampaian isi materi pembelajaran menggunakan “woody puzzle” ini
dilakukan dengan cara diskusi kelompok kecil dan presentasi sehingga siswa
yang aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Keunggulan
dari media pembelajaran ini adalah dapat digunakan untuk siswa yang mempunyai
karakter aktif sehingga dapat mengarahkan mereka untuk fokus belajar di dalam
kelas serta meningkatkan dan mengefektifkan pembelajaran di kelas.
3.
Validasi produk oleh ahli
Pada tahap ini, media yang sudah selesai dibuat untuk tahap awal
diserahkan kepada ahli media dan materi untuk dikoreksi. Setelah itu direvisi
kekurangannya dan memperbaikinya berdasarkan evaluasi dari ahli. Validasi
dilakukan oleh ahli media dan materi. Validasi dilakukan dengan pengisian angket
penilaian sesuai pedoman yang ditentukan.
4.
Uji coba produk skala terbatas
Pengembangan media pembelajaran berupa “woody puzzle” diujikan pada
kelas terbatas yaitu menggunakan 35 siswa kelas XI IPA Pondok Modern Selamat
Kendal yang diambil secara acak. Produk telah direvisi dan divalidasi kemudian
diuji cobakan pada siswa dengan jumlah yang terbatas. Uji coba pada kelompok
skala terbatas bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa dan guru
tentang media ini baik dari segi tampilan maupun dari segi ketersampaian isi
materi. Tanggapan siswa diperoleh dengan metode angket yang dibagikan kepada
23
35 orang siswa yang dipilih secara acak. Sedangkan tanggapan guru diperoleh
dengan metode angket.
5.
Revisi tahap I
Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan tanggapan siswa, guru dan
pakar media pada produk yang telah diuji cobakan pada skala terbatas agar dalam
uji coba selanjutnya dihasilkan produk yang lebih sempurna.
6.
Uji Coba skala luas
Uji coba yang kedua ini menggunakan populasi siswa yang lebih banyak
yaitu 3 kelas yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3 SMA
Negeri 2 Kendal. Desain penelitian dalam pengujian produk skala luas
menggunakan metode pre-experiment dengan pre-test and post-test group design
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Desain tersebut digambarkan seperti
Gambar 9 berikut ini.
X : Treatment/perlakuan
O1 X O2
O1 : Hasil observasi sebelum
treatment/ perlakuan
O2 : Hasil observasi sesudah
treatment/perlakuan
Gambar 6. Rancangan pre-test and post-test group design (Arikunto 2010)
7.
Penyempurnaan produk
Pada tahap ini, penyempurnaan produk dilakukan dengan merevisi produk
berdasarkan kekurangan yang didapat pada saat uji coba dan dianalisis sehingga
produk yang dihasilkan lebih baik.
8.
Produk akhir
Produk dapat dikatakan sempurna apabila sudah melalui berbagai proses,
yakni sudah direvisi dan divalidasi oleh ahli dan juga sudah diuji cobakan kepada
publik serta kriteria yang akan dicapai sudah terpenuhi maka produk dapat
dimanfaatkan oleh siswa sebagai media belajar tambahan.
24
D.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data uji coba yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Metode pengumpulan data uji coba
No
Data
Sumber Data
Ahli Media
Ahli Materi
1.
Validitas
2.
Efektivitas:
a. Motivasi
b. Aktivitas
c. Hasil Belajar
3
E.
Keterterapan
Teknik
Non tes
Instrumen
Angket tanggapan kelayakan
media
Siswa
Siswa
Siswa
Observasi
Observasi
Tes
Lembar observasi motivasi belajar
Lembar observasi aktivitas siswa
Post-test
Guru dan
siswa
Non tes
Lembar angket
Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang konkrit
tentang keberhasilan pengembangan dari media “woody puzzle”. Hasil yang
diperoleh digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki media
tersebut. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data hasil
pengembangan, yaitu sebagai berikut:
1.
Analisis validitas media “woody puzzle”
Analisis validitas dilakukan secara deskriptif berdasarkan lembar angket
penilaian oleh ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan. Hasil akhir dari
penilaian kelayakan ini adalah rata-rata persentase penilaian dari dua orang
validator. Berikut adalah rumus penentuan persentase penilaian menurut Sudijono
(2006) :
P=
f
x 100%
n
Keterangan:
P : persentase validitas media
f : ∑ skor yang diperoleh
n : skor total
25
Setelah masing-masing instrumen penilaian dianalisis, selanjutnya dihitung
nilai rata-rata oleh validator materi dan validator media menggunakan rumus
sebagai berikut.
Keterangan:
P : persentase validitas media total
P1 : persentase validitas media oleh validator materi
P2 : persentase validitas media oleh validator media
Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil persentase dikonversikan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
86% - 100%
: Sangat valid
71% - 85%
: Valid
56% - 70%
: Cukup Valid
25% - 55%
: Tidak Valid
2.
Analisis efektivitas media “woody puzzle”
a.
Analisis motivasi belajar siswa
Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan ditentukan
dengan rumus menurut Arikunto (2007) :
∑ skor yang diperoleh
Rata-rata nilai =
X 100%
∑ skor maksimal
Nilai
tersebut
kemudian
dikonversikan
penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut :
85% - 100%
= sangat termotivasi
70% - 84%
= termotivasi
60% - 69%
= cukup termotivasi
50% - 59%
= tidak termotivasi
<50%
= sangat tidak termotivasi
dengan
kriteria
26
b.
Analisis aktivitas siswa
Data aktivitas siswa diperoleh secara langsung ketika siswa bekerjasama
dalam kelompok, merakit media “woody puzzle”, presentasi dan diskusi melalui
lembar observasi yang dianalisis secara deskriptif. Aktivitas siswa ditentukan
dengan rumus menurut Arikunto (2007) :
∑ skor yang diperoleh
Rata-rata nilai =
X 100%
∑ skor maksimal
Nilai
tersebut
kemudian
dikonversikan
dengan
penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut :
85% - 100%
= sangat aktif
70% - 84%
= aktif
60% - 69%
= cukup aktif
50% - 59%
= tidak aktif
<50%
= sangat tidak aktif
c.
Analisis hasil belajar siswa
1.
Individual
NS =
Keterangan
NS = Nilai ketuntasan secara individual
∑b = Jumlah skor jawaban benar tiap siswa
∑n = Jumlah seluruh item soal
2.
Klasikal
P=
X 100 %
Keterangan:
P = Nilai ketuntasan belajar klasikal
∑n = Jumlah siswa yang tuntas belajar secara individual
∑N= Jumlah total siswa
kriteria
27
Mencari nilai akhir :
NH = ∑NL LKS+ ∑NL P
2
Keterangan:
NH
: Nilai hasil belajar siswa
NL LKS
: Nilai LKS
NP
: Nilai post-test
3.
Keterterapan media “woody puzzle”
a.
Data tanggapan siswa
Keterterapan diukur dari tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran
yang telah menggunakan media “woody puzzle” dengan lembar angket. Melalui
angket tersebut dapat diketahui kapasitas media “woody puzzle” untuk diterapkan
dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar
siswa. Data dianalisis menggunakan rumus (Sudijono 2006) sebagai berikut:
f
n
Keterangan:
P=
P = Skor total
f = banyaknya siswa yang menjawab “ya”
n = banyaknya siswa yang mengisi angket
b.
Data Tanggapan Guru
Data tanggapan guru diperoleh dengan lembar angket. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
F
x100%
N
Keterangan:
P=
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
N = skor keseluruhan
28
Kriteria deskriptif persentase tanggapan guru dan siswa ditunjukkan
menurut Sukmadinata (2002)
80-100 %
=
Dapat diterapkan
60-79,99 % =
Cukup dapat diterapkan
50-59,99 % =
Kurang dapat diterapkan
0-49,99 % =
Tidak dapat diterapkan
F.
Indikator Kelayakan
Media “woody puzzle” dinyatakan layak untuk digunakan jika memenuhi
ketiga pengujian yaitu kevalidan, keefektifan dan keterterapan:
1.
media “woody puzzle” dinyatakan valid apabila berdasarkan hasil validasi
yang dilakukan ahli media dan materi struktur jaringan tumbuhan diperoleh
persentase minimal 71% pada kriteria valid (Sudijono, 2007)
2.
media “woody puzzle” dinyatakan efektif apabila ≥75% dari jumlah siswa
minimal berada pada kriteria termotivasi, ≥75% dari jumlah siswa minimal
berada pada kriteria aktif, siswa mencapai ketuntasan secara klasikal (≥75%
siswa mencapai KKM 72) dan hasil belajar meningkat (Ridlo, 2005)
3.
media “woody puzzle” dinyatakan dapat diterapkan dalam pembelajaran
apabila ≥80% tanggapan guru dan siswa berada minimal dalam kategori
dapat diterapkan (Sukmadinata, 2002)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015
di SMA Pondok Modern Selamat Kendal dan SMA Negeri 2 Kendal. Hasil
penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan meliputi hasil penilaian
validitas media “woody puzzle” oleh pakar, hasil belajar siswa, aktivitas belajar
siswa, motivasi belajar siswa, dan keterterapan media “woody puzzle”.
1.
Karakteristik media pembelajaran di SMA Negeri 2 Kendal
Observasi dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan mewawancarai guru
biologi kelas XI mengenai pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 2
Kendal dan media yang digunakan dalam pembelajaran sampai saat ini
khususnya pada materi struktur jaringan tumbuhan. Secara jelas dikatakan bahwa
media yang digunakan sampai saat ini berupa buku teks yang berasal dari
pemerintah yang dipinjamkan kepada siswa dan ketersediaan mikroskop untuk
kegiatan praktikum terbatas. Pada saat pembelajaran, tidak semua siswa dapat
mengamati
berbagai
macam
jaringan
tumbuhan.
Keadaan
tersebut
mengakibatkan siswa lain melakukan aktivitas yang tidak bermakna dan tidak
memperhatikan apa yang dijelaskan guru.
Keterbatasan mikroskop menyulitkan setiap siswa untuk melakukan
pengamatan berbagai macam jaringan tumbuhan. Sedangkan pada materi struktur
jaringan tumbuhan pembelajaran dilakukan dengan melakukan pengamatan,
pengidentifikasian struktur jaringan pada tumbuhan serta mengaitkan dengan
fungsinya. Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan ternyata dapat
divisualisasikan melalui suatu media “woody puzzle” yang berbentuk dua
dimensi yang bergambar jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil dapat
dihadirkan di dalam kelas untuk mengatasi keterbatasan mikroskop. Dengan
adanya media “woody puzzle”, siswa yang awalnya melakukan aktivitas tidak
bermakna di dalam kelas dapat diarahkan pada pembelajaran dengan menyusun
29
30
potongan “woody puzzle”. Saat siswa melakukan aktivitas belajar dengan
menyusun potongan “woody puzzle”, siswa akan paham terhadap materi struktur
jaringan tumbuhan.
Berikut disajikan pada Tabel 2 yang berisi hal yang diperoleh dari hasil
wawancara pada guru saat observasi awal pada bulan Juni 2013.
Tabel 2. Hasil wawancara pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran materi
struktur jaringan tumbuhan di SMA N 2 Kendal
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Materi apa yang paling sulit untuk
dipahami siswa?
Sistem syaraf dan struktur jaringan
tumbuhan
2.
Apakah hasil belajar siswa sudah
mencapai KKM?
Sebagian siswa sudah mencapai KKM
(50%)
3.
Berapa nilai KKM untuk Biologi?
Nilai KKM 72
4.
Apakah dalam proses pembelajaran
menggunakan media pada materi
struktur jaringan tumbuhan?
Saya hanya menggunakan buku teks dari
dinas dan mikroskop pada saat praktikum.
Saya belum menggunakan media lain
5.
Apakah kesulitan siswa dalam belajar
materi Struktur Jaringan Tumbuhan?
Kesulitannya adalah kurangnya sumber
belajar yang membuat siswa paham
terhadap materi yang diajarkan karena
jumlah mikroskop yang digunakan terbatas,
tidak semua siswa dapat mengamati
berbagai struktur jaringan tumbuhan
6.
Apakah media pembelajaran yang ada sekarang
dan yang digunakan sudah cukup untuk
mendukung proses pembelajaran?
Buku teks kurang mendukung proses
pembelajaran karena kurang sesuai dengan
karakter siswa yang aktif dan tidak suka
membaca
7.
Bagaimana karakter siswa di kelas saat
proses pembelajaran berlangsung?
Beberapa siswa aktif dalam pembelajaran,
ada juga beberapa yang keaktifannya
mengarah pada hal negatif di kelas
8.
Bagaimana jika dikembangkan suatu
media pembelajaran untuk menunjang
pembelajaran materi Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Saya sangat setuju dan mendukung hal
tersebut
9.
Jika sudah dikembangkan, apa harapan
Bapak selanjutnya terutama untuk
kepentingan siswa?
Media tersebut bisa menarik perhatian
siswa dan dapat digunakan siswa selama
pembelajaran serta bisa meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar siswa
31
Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa
guru sudah menggunakan media pembelajaran berupa buku teks dan mikroskop
saat praktikum, tetapi media pembelajaran tersebut belum dapat menunjang
proses pembelajaran. Selain itu, belum ada media lain yang digunakan guru
untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Padahal perlu adanya media yang
dapat membuat siswa lebih paham akan materi Struktur Jaringan Tumbuhan
disamping untuk mengarahkan karakter siswa yang aktif. Pencapaian KKM
siswa hanya sebesar 50% dan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu adanya
pengembangan media yang dapat mengarahkan siswa dengan karakter aktif serta
dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil observasi pada bulan Juni 2013, diketahui bahwa di
Kendal terdapat perindustrian triplek yang limbahnya dapat digunakan untuk
membuat media pembelajaran yang berbahan dasar triplek dan dinamakan
“woody puzzle”
a
b
Gambar 7. Pabrik triplek dan limbah yang dihasilkan di Kota Kendal a) pabrik
triplek di Kota Kendal, b) limbah yang dihasilkan pabrik triplek di
Kota Kendal
2.
Penilaian kelayakan “woody puzzle”
Penilaian kelayakan “woody puzzle”ditentukan oleh validitas media,
efektivitas media yang meliputi hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan motivasi
belajar siswa. Selain itu, keterterapan yang meliputi tanggapan siswa dan guru
juga menentukan kelayakan media “woody puzzle”.
32
Validitas “woody puzzle” yang dikembangkan
a.
Penilaian validitas “woody puzzle” dilakukan setelah “woody puzzle”
tersebut direvisi berdasarkan saran dan kritik dari ahli media dan ahli materi.
Validitas “woody puzzle” ini dinilai oleh dua orang ahli yaitu ahli media dan ahli
materi dimana akan diambil rata-rata persentase dari hasil penilaian ahli media
dan ahli materi.
Berikut disajikan hasil penilaian media “woody puzzle” oleh ahli media
dan materi dalam Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli media
No
1
2
3.
4.
5.
6.
7.
Aspek
Keinovatifan media “woody puzzle”
a.
”woody puzzle” kreatif dalam ide/ gagasan
b. ”woody puzzle” berbeda dengan media pembelajaran yang sudah ada
Kualitas tampilan “woody puzzle”
a.
Tampilan “woody puzzle” menarik
b.
Menumbuhkan minat untuk dilihat
c.
Menumbuhkan minat untuk dimainkan
Tingkat keawetan bahan “woody puzzle”
a.
Awet/ tahan lama
b.
Tidak mudah sobek/ rusak saat digunakan
c.
Tidak memerlukan zat/ bahan kimia saat disimpan
Ukuran “woody puzzle”
a. Perbandingan ukuran panjang dan lebar “woody puzzle” tepat (gambar
tidak terlalu panjang ataupun lebar)
b.
Ukuran gambar pada “woody puzzle” tidak terlalu besar atau kecil
c.
Tiap potongan pada “woody puzzle” tidak terlalu besar atau kecil
d.
Jumlah dapat digunakan secara berkelompok
Komposisi warna dan gambar “woody puzzle”
a.
Warna gambar yang ditampilkan tidak terlalu cerah atau gelap
b. Gambar memiliki kontras warna yang baik
c.
Gambar menampilkan keserasian/ keharmonisan warna
Keterpakaian “woody puzzle”
a. ”woody puzzle” mudah digunakan
b. Tidak memerlukan perangkat tambahan (laptop, LCD, proyektor, kaca
pembesar, dll)
c. Praktis dan mudah dibawa
Kejelasan gambar “woody puzzle”
a.
Menggambarkan anatomi batang, akar dan daun secara nyata dan konkret
b. Gambar yang ditampilkan jelas, detail pada struktur jaringan penyusun
pada organ anatomi batang, akar dan daun
JUMLAH
SKOR TOTAL INSTRUMEN = 80
Persentase
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 3
Skor
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
76
95
33
Ahli media menilai media “woody puzzle” berdasarkan tujuh aspek dan
diperoleh nilai kelayakan sebesar 95%. Dengan hasil persentase tersebut dapat
dikatakan bahwa media “woody puzzle” valid dari segi penyajian.
Adapun hasil penilaian kelayakan “woody puzzle” oleh ahli materi
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli materi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek
“woody puzzle” membantu mencapai indikator pencapaian pembelajaran
materi Struktur Jaringan Tumbuhan.
a.
Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan
b.
Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan pada organ akar, batang
dan daun berdasarkan ciri strukturnya
c.
Menggambar berbagai macam struktur jaringan tumbuhan seperti akar,
batang, dan daun
d.
Membedakan struktur akar, batang dan daun dikotil dan monokotil
Penjabaran materi “woody puzzle”.
a.
Kebenaran konsep “woody puzzle”pada materi Struktur Jaringan
Tumbuhan
b.
“woody puzzle” dapat disusun membentuk gambar struktur jaringan
tumbuhan pada organ batang, akar dan daun
c.
Materi pada “woody puzzle” sesuai dengan SK, KD dan indikator
Kemampuan menunjang proses pembelajaran.
a.
Membantu sebagai bahan diskusi kelompok
b.
Menciptakan komunikasi dan kerjasama kelompok siswa
c.
Menciptakan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa
d.
Dapat membantu guru dalam proses KBM
e.
Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
Kejelasan gambar dan langkah pemakaian “woody puzzle”
a.
Gambar bagian/ jaringan penyusun organ batang, akar dan daun pada
“woody puzzle” terlihat jelas
b.
Langkah pemakaian “woody puzzle” jelas dan runtut
c.
Keterangan angka penunjuk jelas dan sesuai dengan bagian jaringan
penyusun yang ditunjuk
“woody puzzle” menunjang penjabaran materi.
a.
”woody puzzle” dapat memperjelas materi Struktur Jaringan Tumbuhan
b.
“woody puzzle” dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi
Struktur Jaringan Tumbuhan
c.
”woody puzzle” dapat memvisualisasikan materi Struktur Jaringan
Tumbuhan secara konkret
JUMLAH
SKOR TOTAL INSTRUMEN = 72
Persentase
Skor
3
3
4
4
3
4
2
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
61
84,7
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 4
Ahli materi menilai media “woody puzzle” berdasarkan aspek materi
pembelajaran yang terdiri dari 5 aspek. Konversi nilai kelayakan berdasarkan
skor yang diperoleh adalah 84,7%.
34
Rata-rata hasil penilaian ahli terhadap “woody puzzle”
sebesar 90%
dengan kriteria “sangat valid” dan selanjutnya dilakukan perbaikan berdasarkan
saran dan masukan yang disajikan pada Tabel 5 dan 6 yang diberikan oleh ahli
media dan ahli materi agar “woody puzzle” menjadi lebih baik.
Tabel 5. Saran ahli media dan perbaikan “woody puzzle”
No
1.
Aspek yang disarankan ahli
Jumlah “woody puzzle”diperbanyak
2.
Penomoran pada setiap bagian
jaringan pada organ tumbuhan
diletakkan di dalam sel/jaringannya
Warna “woody puzzle”
3.
Perbaikan
Diperbanyak sejumlah 3x lipat yaitu 18 buah
“woody puzzle” untuk keperluan kelompok
belajar siswa di kelas
Dibuat lebih rapi, penomoran di dalam
jaringannya
Diwarnai lebih menarik terutama pada anatomi
daun dikotil
Tabel 6. Saran ahli materi dan perbaikan “woody puzzle”
No
1.
2.
3.
4.
Aspek yang disarankan ahli
Sumber acuan gambar anatomi
organ tumbuhan harus jelas
Bagian-bagian jaringan penyusun
organ akar, batang dan daun
disamakan dengan gambar pada
sumber acuan
Setiap anatomi organ tumbuhan
pada akar, batang dan daun harus
ditetapkan spesies masingmasingnya
Langkah pemakaian “woody
puzzle”harus jelas petunjuknya
Perbaikan
Sumber buku dari atlas anatomi tumbuhan
Bagian dibuat dengan benar pada endodermis
dan kambium
Anatomi akar dikotil: Ranunculus sp
Anatomi akar monokotil: Zea mays
Anatomi batang dikotil: Helianthus sp
Anatomi batang monokotil: Zea mays
Anatomi daun dikotil: Ficus elastica
Anatomi daun monokotil: Zea mays
Diperbaiki dan kata-kata disusun dengan lebih
sistematis
Media “woody puzzle” telah mengalami beberapa perubahan sebelum
dan sesudah revisi oleh ahli media dan materi. Media “woody puzzle” yang sudah
mengalami perubahan dapat dilihat pada gambar 8 sampai 10.
35
a
b
Gambar 8. Susunan dan bentuk jaringan pada batang monokotil a) sebelum revisi
b) setelah revisi
a
b
Gambar 9. Susunan dan bentuk jaringan pada batang dikotil a) sebelum revisi b)
setelah revisi
a
b
Gambar 10. Susunan dan bentuk jaringan pada daun dikotil a) sebelum revisi
tanpa spesies b) setelah revisi spesies Ficus elastica
36
Setelah media “woody puzzle” diperbaiki dan dinilai oleh kedua ahli,
selanjutnya hasil penilaiannya dirata-rata. Berikut disajikan hasil penilaian ratarata ahli media dan materi terhadap media “woody puzzle” pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekapitulasi data rata-rata hasil penilaian “woody puzzle” oleh ahli
media dan materi
No
1
2
Penilai
Ahli media
Ahli materi
Rata-rata
Kriteria
Persentase
95,0%
84,7%
90,0%
Sangat valid
Berdasarkan data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase penilaian
antara ahli media dan ahli materi berbeda. Persentase penilaian ahli media sebesar
95,0%, sedangkan ahli materi sebesar 84,7%. Ahli media menilai “woody puzzle”
berdasarkan
keinovatifan
media,
kualitas
tampilan,
tingkat
keawetan
bahan,ukuran, komposisi warna, keterpakaian dan kejelasan gambar sedangkan
ahli materi menilai kebenaran konsep terhadap materi, ketercapaian SK, KD dan
indikator pembelajaran, kemampuan menunjang proses pembelajaran, langkah
pemakaian dan sebagai penunjang materi. Perbedaan penilaian “woody puzzle”
dikarenakan para ahli memberikan nilai sesuai keahliannya masing-masing.
Setelah dilakukan perbaikan, “woody puzzle” tersebut sudah dapat digunakan
dalam uji coba pada skala terbatas dan uji coba pemakaian (skala luas).
b.
Efektivitas “woody puzzle”
Efektivitas “woody puzzle” ditentukan berdasarkan hasil belajar, aktivitas
siswa, dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media “woody puzzle”
yang dikembangkan. Berikut akan dibahas hasil belajar, aktivitas, dan motivasi
siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan media “woody puzzle”
yang dikembangkan.
1)
Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai LKS dan nilai post test. Nilai LKS
diperoleh siswa secara berkelompok, sedangkan nilai post test dikerjakan siswa
secara individu untuk mengukur kemampuan akademik yang dimiliki tiap siswa
37
setelah melakukan pembelajaran menggunakan media “woody puzzle” Nilai
tersebut disajikan pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Hasil belajar siswa
No
1
2
3
4
5
6
Data
Rata-rata nilai
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
Ketuntasan klasikal
Kelas XI IPA 1
83,5
91,5
71
36
Kelas XI IPA 2
83,3
91
70
34
1
Kelas XI IPA 3
84,0
92,5
71,5
34
2
97%
2
94%
94%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 20
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa penggunaan media “woody
puzzle” adalah efektif dilihat dari ketuntasan klasikal sebesar 97%.
2)
Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa dinilai dengan 5 ketegori. Kategori tersebut adalah
sangat aktif, aktif, cukup aktif, tidak aktif, dan sangat tidak aktif. Data tentang
aktivitas belajar siswa disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
No
Skor
Kriteria
1
2
3
4
85-100
70-84
60-69
50-59
5
<50
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Tidak aktif
Sangat
tidak aktif
Jumlah siswa
Kelas
Kelas
Kelas
XI
XI
XI
IPA 1
IPA 2
IPA 3
19
24
18
18
12
18
-
-
-
Persentase (%)
Kelas
Kelas
Kelas
XI
XI
XI
IPA 1
IPA 2
IPA 3
51%
67%
50%
49%
33%
50%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 12
Kriteria rata-rata aktivitas belajar siswa adalah aktif. Pada kelas XI IPA 1,
2 dan 3 mencapai ≥75% siswa berada dalam kategori sangat aktif dan aktif. Hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dan tertarik dengan
pembelajaran yang diberikan.
3)
Motivasi belajar siswa
Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 10 di
bawah ini.
38
Tabel 10. Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa
Jumlah siswa
No
Skor
Kriteria
1
2
3
4
5
85-100
70-84
60-69
50-59
<50
Sangat termotivasi
Termotivasi
Cukup termotivasi
Tidak termotivasi
Sangat tidak
termotivasi
Persentase (%)
Kelas
XI
IPA 1
23
14
-
Kelas
XI
IPA 2
27
9
-
Kelas
XI
IPA 3
19
17
-
Kelas
XI
IPA 1
62%
38%
0%
0%
-
-
-
0%
Kelas Kelas
XI
XI
IPA 2 IPA 3
72% 53%
28% 47%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
* Data selengkapnya disajikan pada lampiran 11
Berdasarkan Tabel 9 siswa kelas XI IPA 1, 2 dan 3 mencapai ≥75% sangat
termotivasi dan termotivasi. Data-data tersebut menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa sangat tinggi.
c.
Keterterapan
1)
Data tanggapan siswa terhadap media “woody puzzle”
Data tanggapan siswa diperoleh pada saat uji coba skala kecil dan uji coba
pemakaian (skala luas). Jawaban ya mendapatkan skor 1, sedangkan jawaban
tidak mendapatkan skor 0, berisi 10 pertanyaan.
Berdasarkan tabel rekapitulasi tanggapan siswa terhadap media “woody
puzzle” pada uji coba skala terbatas diperoleh hasil 94,6% yaitu dalam kategori
dapat diterapkan. Kemudian media “woody puzzle” diterapkan pada uji coba
skala luas dan terbukti bahwa pada uji coba skala luas diperoleh hasi 99,3% yaitu
dalam kategori dapat diterapkan. Hal ini membuktikan bahwa media “woody
puzzle” layak untuk menjadi media pembelajaran.
2)
Data tanggapan guru terhadap media “woody puzzle”
Hasil tanggapan guru terhadap media “woody puzzle” yang disajikan
dalam Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh hasil bahwa penggunaan media
“woody puzzle” mendapatkan tanggapan baik dari guru dengan skor 100% dan
kriteria dapat diterapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media
“woody puzzle” hasil pengembangan valid, efektif, dan layak digunakan sebagai
media belajar siswa.
39
B.
Pembahasan
Pengembangan media “woody puzzle” yang mengacu pada langkah-
langkah Research and Development (R&D) yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2009) mulai dari tahap identifikasi potensi dan masalah hingga tahap produk
jadi. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media
pembelajaran yang berbentuk “woody puzzle” yang valid, untuk mengetahui
keefektifan media dalam mendukung proses belajar biologi yang diukur melalui
motivasi, aktivitas dan hasil belajar pada materi struktur jaringan tumbuhan dan
keterterapannya dalam pembelajaran.
Penilaian validitas media “woody puzzle” dinilai oleh dua orang Dosen
Biologi FMIPA UNNES sebagai ahli media dan ahli materi. Penilaian validasi
media oleh ahli media meliputi beberapa aspek penilaian yaitu mengenai tingkat
keinovatifan, kualitas tampilan, tingkat keawetan bahan, ukuran, komposisi warna
dan gambar, keterpakaian dan kejelasan gambar pada media “woody puzzle”.
Sedangkan ahli materi menilai media “woody puzzle” berdasarkan beberapa
aspek penilaian meliputi tercapai atau tidaknya indikator pembelajaran pada
materi struktur jaringan tumbuhan dengan adanya
media “woody puzzle”,
kebenaran konsep media “woody puzzle”, kemampuan dalam menunjang proses
pembelajaran, kejelasan gambar dan langkah pemakaian jelas, media “woody
puzzle” dapat menunjang materi struktur jaringan tumbuhan.
Penilaian validitas media “woody puzzle” oleh ahli media dan materi
struktur jaringan tumbuhan, diperoleh informasi bahwa media “woody puzzle”
valid untuk diterapkan dalam pembelajaran materi struktur jaringan tumbuhan.
Rata-rata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa media “woody puzzle”
mempunyai validitas yang tinggi yaitu dengan skor 90%.
Efektivitas media “woody puzzle” pada materi struktur jaringan tumbuhan
sudah terpenuhi atau bisa dikatakan efektif karena hasil belajar siswa, aktivitas
siswa, dan motivasi belajar siswa ≥75% mencapai ketuntasan secara individual
dan klasikal, ≥75% aktif dan termotivasi. Menurut Kustiono (2009) media
pembelajaran memperlancar komunikasi guru dan siswa serta media mampu
merangsang pikiran, perhatian, dan keinginan belajar siswa yang mendorong
40
siswa untuk ingin lebih tahu banyak tentang suatu hal. Dengan demikian, siswa
terdorong untuk lebih bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar mencapai
ketuntasan. Efektivitas media “woody puzzle” dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan hasil belajar, aktivitas, dan motivasi belajar siswa yang diujicobakan
pada uji coba skala besar (pada 3 kelas).
Hasil belajar siswa dinilai berdasarkan nilai LKS dan nilai post test. Hasil
belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan kegiatan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran
adalah perubahan perilaku siswa tampak dari pemahaman, pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki oleh siswa (Arifin 2000). Siswa yang semula belum
paham mengenai struktur jaringan tumbuhan menjadi paham. Hal tersebut dilihat
dari nilai yang diperoleh.
Media “woody puzzle” efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini
dibuktikan secara klasikal ketuntasan belajar siswa pada 3 kelas mencapai 95%
dan dari hasil uji n-gain diketahui terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar
sebesar 1,7 yang dikategorikan tinggi. Sedangkan 5% siswa yang tidak tuntas
disebabkan karena siswa tidak mengerjakan semua soal. Hal tersebut disebabkan
ada beberapa nomor soal yang dirasa sulit dan tidak berusaha dikerjakan.
Efektivitas media “woody puzzle” yang tinggi dikarenakan telah melalui tahap
validasi oleh ahli media dan ahli materi dan dinyatakan sangat valid. Selain itu
juga pada hasil tanggapan siswa dan guru melalui angket tentang media “woody
puzzle” menunjukkan hasil yang positif dapat menumbuhkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurseto (2011) bahwa
salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan
memanfaatkan media pembelajaran.
Aktivitas siswa yang tinggi sejalan dengan motivasi dan hasil belajar yang
tinggi pula sesuai dengan penelitian Yusuf (2006) yang menyatakan bahwa
kegiatan siswa seperti menemukan konsep, berdiskusi, bertanya pada guru,
menjawab pertanyaan guru, dan menyimpulkan materi merupakan aktivitas sangat
bermanfaat bagi siswa untuk mencari pengalaman dan mengalami sendiri.
Beberapa aktivitas tersebut membuat pelajaran lebih menarik dan lebih berhasil.
41
Secara tidak langsung aktivitas belajar siswa juga dapat mempengaruhi hasil
belajar seorang siswa.
Selain itu, sejalan dengan pernyataan Sardiman (2011) bahwa aktivitas
mempengaruhi hasil belajar siswa. Aktivitas yang tinggi akan menghasilkan hasil
belajar yang tinggi dan aktivitas yang rendah akan menghasilkan hasil belajar
yang rendah pula. Kegiatan kelompok dapat membuat siswa belajar menghargai
teman yang lain dan belajar untuk bekerja sama. Penyajian pembelajaran yang
berpusat pada siswa juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, menambah
wawasan akademik, dan menambah rasa ingin tahu (Prastowo, 2011).
Motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa mempunyai hubungan yang
positif dan signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perhitungan korelasi
ganda dengan r hitung sebesar 0,69 untuk kelas XI IPA 1, 0,47 untuk kelas XI
IPA 2 dan 0,94 untuk kelas XI IPA 3. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan antara motivasi, aktivitas, dan hasil
belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Jika siswa tertarik
dengan pembelajaran, maka juga aktif dalam proses pembelajaran dan
kemungkinan besar siswa tersebut memperhatikan apa yang disampaikan
sehingga dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut dapat
menjadikan nilai hasil belajar siswa menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
Penelitian lain yang mendukung yaitu Sukirman (2011) menyimpulkan
terdapat hubungan yang erat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada
taraf signifikansi 1%. Menunjukkan bahwa bimbingan guru, dan motivasi belajar
secara bersama-sama hubungannya erat dengan prestasi belajar pada taraf
signifikansi 1%, sedangkan Prastomo (2012) menyimpulkan terdapat pengaruh
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika. Pemakaian media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Sama halnya dengan motivasi, jika motivasi belajar siswa baik maka nilai
hasil belajar siswa menjadi lebih baik juga. Seperti halnya pernyataan Mulyasa
(2006) yang menyatakan bahwa iklim belajar yang menyenangkan akan
42
mengakibatkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas siswa
sehingga siswa lebih mudah dalam menangkap dan memahami materi pelajaran
yang diberikan. Jika siswa melakukan suatu proses diskusi maka secara tidak
langsung siswa sudah melakukan berbagai aktivitas yang dapat mendukung proses
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Penilaian kelayakan media “woody puzzle” juga didukung oleh data
tanggapan siswa dan guru terhadap media “woody puzzle”. Hasil dari tanggapan
siswa terhadap media “woody puzzle” diperoleh dari angket tanggapan siswa
kelas uji coba skala kecil dan kelas uji coba pemakaian serta tanggapan dari guru.
Tanggapan siswa pada uji coba skala kecil dan uji coba pemakaian
mempunyai rata-rata persentase yang berbeda. Tanggapan siswa pada kelas uji
coba skala kecil lebih rendah daripada tanggapan siswa pada kelas uji coba
pemakaian (skala luas). Hal tersebut membuktikan bahwa setelah dilakukan uji
coba skala kecil, media “woody puzzle”memang membutuhkan revisi terlebih
dahulu sebelum diujikan pada kelas pemakaian. Revisi tersebut bertujuan untuk
memperbaiki bagian-bagian yang salah atau kurang tepat agar dihasilkan media
“woody puzzle” yang lebih sempurna.
Hasil tanggapan guru terhadap media “woody puzzle” didapat dari data
angket tanggapan guru pada uji coba skala kecil dan uji coba pemakaian.
Berdasarkan jawaban butir angket yang disajikan, guru menunjukkan sikap yang
positif terhadap media “woody puzzle”. Hasil tanggapan guru tersebut dapat
disimpulkan bahwa guru biologi yang mengajar kelas XI setuju jika media
“woody puzzle” dari hasil pengembangan digunakan dalam proses pembelajaran,
mendukung proses pembelajaran, menarik perhatian siswa untuk belajar, mudah
dalam pemakaiannya, membantu pemahaman siswa serta banyak kelebihan yang
lainnya. Guru bersedia menggunakan media “woody puzzle” untuk pembelajaran
selanjutnya. Hal tersebut sesuai pendapat menurut Taiwo (2009) media
pembelajaran dapat digunakan guru untuk mengefektifkan pembelajaran di kelas
dan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran.
Selain itu, media digunakan oleh guru untuk membentuk sikap dan karakter
siswa menjadi lebih positif, mendorong timbulnya motivasi, mendemonstrasikan
43
beberapa ide, menyoroti topik dan konsep yang spesifik, dan meningkatkan
pemahaman (Onasanya 2004). Gambar dan warna yang disajikan menarik,
langkah kerja pemakaian jelas dan mudah digunakan, mudah dipahami, dan cocok
digunakan pada pembelajaran biologi khususnya materi struktur jaringan
tumbuhan. media “woody puzzle” hasil pengembangan dapat digunakan di
sekolah lain di kota Kendal.
Berdasarkan uraian di atas, media “woody puzzle” materi struktur jaringan
tumbuhan layak karena sudah divalidasi oleh pakar media dan materi dengan
persentase >71%. Media “woody puzzle” tersebut juga efektif digunakan di SMA
Negeri 2 Kendal, terbukti dengan ketuntasan belajar siswa >75% , kelas XI IPA 1
tuntas secara klasikal sebesar 97%, kelas XI IPA 2 sebesar 94%, dan kelas XI IPA
3 sebesar 94% dan peningkatan hasil belajar tinggi . Media “woody puzzle”
tersebut juga mendapat tanggapan yang positif dari siswa dan guru, serta dapat
diterapkan
sebagai
media
pembelajaran
di
SMA
Negeri
2
Kendal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.
Di SMA Negeri 2 Kendal, pembelajaran materi Struktur Jaringan
Tumbuhan sampai saat ini menggunakan buku teks dan jumlah mikroskop
terbatas sehingga perlu dikembangkan media alternatif yang dapat
memfokuskan perhatian dan aktivitas siswa dalam bentuk media “woody
puzzle”
2.
Media “woody puzzle” dikembangkan melalui tahap validasi, ujicoba pada
kelompok terbatas (35 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Pondok Modern
Selamat Kendal), revisi produk, ujicoba skala luas di kelas XI IPA SMA
Negeri 2 dan dilakukan penyempurnaan produk serta penggandaan jumlah
untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran
3.
Media “woody puzzle” valid, berdasarkan hasil validasi oleh ahli media
dan materi struktur jaringan tumbuhan berada pada kriteria sangat valid;
efektif karena ≥ 75% dari jumlah siswa berada pada kriteria termotivasi,
aktif mencapai ketuntasan individual maupun klasikal dan hasil belajar
meningkat
4.
Media “woody puzzle” dapat diterapkan di SMA Negeri 2 Kendal karena
mudah untuk digunakan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran,
sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran, dan dapat digunakan dalam
kegiatan diskusi kelompok
5.
Karakteristik media “woody puzzle” yang efektif, valid dan dapat
diterapkan adalah terbuat dari limbah potongan triplek dua dimensi yang
berukuran 30x30 cm dan memiliki kontras warna yang tepat.
44
45
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal sebagai berikut.
1.
Media “woody puzzle” sebaiknya digunakan dalam pembelajaran materi
struktur jaringan tumbuhan dengan metode diskusi.
2.
Jumlah media “woody puzzle” memadai untuk digunakan dalam kelompok
kecil (4-6 siswa) dengan tiga sampai enam kelompok per kelas.
3.
Potongan-potongan “woody puzzle” dapat dimodifikasi bentuk dan
ukurannya agar dapat memberi tantangan bagi siswa untuk menyusun
“woody puzzle” tersebut, tidak hanya menerka pasangan puzzle mana yang
dirasa cocok.
46
Daftar Pustaka
Alimuddin. 2009. Hubungan Antara Motovasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar.
J. Medtek 1(1):1-8
Arifin Z. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Arikunto S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Arsyad A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Bloom B. S.Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H. & Krathwohl, D. L. 2001
Taxonomy of Educational Objectives: the Classification of Educational Goal,
Handbook I Cognitive Domain. New York: Longman
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Chaiyunah. 2006. Hubungan Antara Pemanfaatan Media Puzzle Dengan
Kreatifitas Berpikir Anak TK Kelas B Ngrowo 1 Bangsal Mojokerso.
(Skripsi). Surabaya: Unesa
Hamalik O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah. 2007. Profesi Kepenendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hasruddin. 2009. Peran Multimedia Dalam Pembelajaran Biologi. J. Tabularasa
PPS UNIMED 6 (2): 1-12
Ibrahim M. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa
University Press
Jayapraba. 2013. Metacognitive Instruction and Cooperative Learning-Strategies
For Promoting Insightful Learning in Science. J. International on New Trends
in Education and Their Implications 4 (1): 165-172
Jihad A & Haris A. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Julianto T. 2008. Peningkatan Kualitas Pembelajaran : Antara Profesionalitas
Guru, Media Pembelajaran dan Kualitas Pembelajaran. J. Ilmiah
Kependidikan 1 (1): 32-33
Krissantono W, Sukmawati, Zainuddin H. 2013. Pemanfaatan Media
Pembelajaran Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
VI SDN 03 Kelampai. (Artikel Penelitian). Pontianak: Universitas
47
Tanjungpura
Pontianak.
Tersedia
di
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2971 [diakses 22 Mei
2014
Kustiono. 2009. Media Pembelajaran. Semarang: FIP UNNES
Mappeasse YM. 2009. Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas III Jurusan Listrik
SMK Negeri 5 Makassar. J. Medtek 1(2)
Mubin NA. 2012. Pengembangan Media Ajar Berbasis Multimedia Interaktif
dengan Memanfaatkan Macromedia Flash Profesional 8 untuk Siswa Kelas V
SD pada Mata Pelajaran IPA Topik Pesawat Sederhana. (Skripsi). Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Suatu panduan praktis).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurseto T. 2011. Membuat MediaPembelajaran Yang Menarik. J. Ekonomi &
Pendidikan 8(1):19-35
Onasanya. 2004. Selection and Utilization of Instructional Media for Effective
Practice Teaching. J. Institute of Studies Education 2 (1): 127-133
Prastomo P. 2012. Pengaruh Media Pembelajaran dengan CD Interaktif terhadap
Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Motivasi belajar siswa. (Tesis).
Surakarta: Program Pascasarjana UNS
Prastowo A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Yogyakarta :
Diva Press
Purwanto R. 2011. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada
Kompetensi Sistem Koordinasi melalui Metode Pembelajaran Teaching
Game Team terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia
Tahun Ajaran 2010-201. J. Pendidikan Dompet Dhuafa 1(1):1-14
Ridlo S. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang : FMIPA UNNES
Rustaman N. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: JICA
Sardiman A. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Sri N. (2010). Membangkitkan Motivasi Peserta Didik 1. Bandung: CV. Cahaya
Pena Kartasura
Sudijono A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja grafindo
Persada
48
Sudjana N. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukirman. 2011. Peranan Bimbingan Guru dan Motivasi Belajar dalam Rangka
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik SMA Negeri 1 Metro Tahun
2010. J Guidena1(1)
Sukmadinata N. 2002. Pendekatan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia
Syaiku A. 2011. Motivasi Sebagai Core Pengajaran di Kelas. J. Falasifa. 2 (1):
73-84
Taiwo S. 2009. Teacher’s Perception of The Role of Media in Classroom
Teaching in Secondary School. J. Educational Technology 8 (1): 75-83
Tarmidi. 2006. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar. Medan: Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Wahyuni N & Maureen, YI. 2010. Pemanfaatan Media Puzzle Metamorfosis
dalam Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II
SDN Sawunggaling I/382 Surabaya. J. Teknologi Pendidikan 10 (2): 77-78
Wina S. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Grup
Yudhi M. 2012. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press
Yusuf 2006. Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi melalui
penggunaan peta konsep pada siswa kelas II.4 SMP N 2 Pekanbaru tahun
ajaran 2004/2005. J. Biogenesis 2(2):59-63
49
Lampiran 1. Surat Validasi Media
50
Lampiran 2. Surat Validasi Materi
51
Lampiran 3. Angket Validasi Media “Woody puzzle” oleh Ahli Media
52
53
Lampiran 4. Angket Validasi Media Oleh Ahli Materi
54
55
Lampiran 5. Angket Tanggapan Guru Tentang Media “Woody puzzle”
56
57
Lampiran 6. Angket Tanggapan Siswa Tentang Media “Woody puzzle”
58
59
Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Media “Woody
Puzzle”
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP MEDIA
“WOODY
PUZZLE” PADA MATERI STRUKTUR JARINGAN
TUMBUHAN
No.
1
2
3
4
5
6
7.
Pertanyaan
Apakah Anda baru pertama
kali menggunakan media
“woody puzzle”?
Apakah media “woody
puzzle” yang digunakan
sesuai dengan materi
Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Apakah media “woody
puzzle”mudah dipakai
dalam pembelajaran di
kelas?
Apakah media “woody
puzzle”dapat membantu
kalian memahami materi
Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Apakah kalian menyukai
suasana kelas saat
pembelajaran
menggunakan media
“woody puzzle”?
Apakah media media
“woody puzzle” cocok
untuk diterapkan dalam
pembelajaran materi
struktur Jaringan
Tumbuhan?
Menurut kalian, apakah
media “woody puzzle”
Kelas uji coba skala
kecil
N = 33
Jumlah siswa
yang
P (%)
menjawab
“ya”
Kriteria
Kelas uji coba skala
besar
N = 109
Jumlah siswa
yang
P (%)
menjawab
“ya”
29
87,87
Dapat
diterapkan
109
100
33
100
Dapat
diterapkan
108
99,1
32
96,96
Dapat
diterapkan
109
100
32
96,96
Dapat
diterapkan
105
96,33
33
100
Dapat
diterapkan
109
100
33
100
Dapat
diterapkan
107
98,16
32
96,96
Dapat
diterapkan
109
100
60
8.
9.
10.
menarik untuk digunakan
saat pembelajaran materi
Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Apakah media “woody
puzzle”dapat memperjelas
materi Struktur Jaringan
Tumbuhan yang tidak bisa
diamati secara langsung?
Apakah minat belajar
kalian bertambah setelah
menggunakan media
“woody puzzle”?
Apakah kalian setuju jika
media “woody
puzzle”diterapkan dalam
proses pembelajaran
materi Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Rata-rata
33
100
Dapat
diterapkan
109
100
32
96,96
Dapat
diterapkan
109
100
33
100
Dapat
diterapkan
109
100
97,54
Dapat
diterapkan
Data dianalisis menggunakan rumus (Sudijono 2006) sebagai berikut:
P= f
n
Keterangan:
P = Skor total
f = banyaknya siswa yang menjawab “ya”
n = banyaknya siswa yang mengisi angket
Kemudian dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus:
F
x100%
P= N
Keterangan:
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
N = skor keseluruhan
99,35
61
Kriteria deskriptif persentase tanggapan guru dan siswa ditunjukkan menurut
Sukmadinata (2002)
80-100 %
60-79,99 %
50-59,99 %
0-49,99 %
= Dapat diterapkan
= Cukup dapat diterapkan
= Kurang dapat diterapkan
= Tidak dapat diterapkan
62
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Guru Terhadap Media “Woody
Puzzle”
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP MEDIA “WOODY
PUZZLE”
No.
1
Pertanyaan
Apakah media “woody puzzle” yang digunakan sesuai
dengan materi Struktur Jaringan Tumbuhan?
9.
Apakah media “woody puzzle” dapat menarik perhatian
siswa?
Apakah media “woody puzzle”mudah dipakai dalam
pembelajaran di kelas?
Apakah media “woody puzzle”dapat membantu
pemahaman siswa terhadap materi sistem Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Apakah Bapak/ Ibu setuju jika media “woody puzzle”
digunakan dalam pembelajaran?
Seandainya media “woody puzzle”diterapkan dalam
proses pembelajaran, apakah media tersebut dapat
membantu Bapak/ Ibu dalam menyampaikan materi
pelajaran?
Apakah gambar jaringan tumbuhan yang disajikan
dalam “woody puzzle” jelas, menarik dan mendukung proses
pembelajaran?
Apakah media “woody puzzle” cocok digunakan
sebagai media pembelajaran biologi materi Struktur Jaringan
Tumbuhan?
Apakah media “woody puzzle”dapat memfokuskan
perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung?
10.
Apakah aktivitas siswa di dalam kelas akan mengalami
peningkatan setelah menggunakan media “woody puzzle”?
2
3
4
5
6.
7.
8.
JUMLAH
PERSENTASE (%)
KRITERIA
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
100
Dapat
diterapkan
63
Persentase dihitung
menggunakan
rumus
P 
f
x 100 %
N
Keterangan:
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
Ya
= skor 1
Tidak = skor 0
N = skor keseluruhan
Angka persentase selanjutnya ditransformasikan pada kriteria sebagai berikut menurut
Sukmadinata (2002)
Persentase
Kriteria
80-100 %
=
Dapat diterapkan
60-79,99 % =
Cukup dapat diterapkan
50-59,99 % =
0-49,99 % =
Kurang dapat diterapkan
Tidak dapat diterapkan
Lampiran 9. Analisis uji coba soal pilihan ganda
64
65
66
67
68
69
70
Lampiran 10. Analisis uji coba soal essay
71
72
73
74
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL
KELAS XI IPA 1
No
Kode
Nilai
Kriteria
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Rata-rata
Kriteria
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
A31
A32
A33
A34
A35
A36
A37
93,75
75,00
81,25
87,50
93,75
87,50
81,25
75,00
93,75
81,25
75,00
87,50
81,25
81,25
87,50
75 ,00
87,50
75,00
93,75
93,75
81,25
81,25
87,50
93,75
75,00
81,25
93,75
93,75
87,50
87,50
87,50
87,50
93,75
87,50
87,50
87,50
93,75
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
85,59
Sangat termotivasi
75
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai berikut :
85% - 100% :
sangat termotivasi
70% - 84%
60% - 69%
50% - 59%
<50%
termotivasi
cukup termotivasi
tidak termotivasi
sangat tidak termotivasi
:
:
:
:
Secara klasikal motivasi siswa
No.
Kategori
Kriteria
Keterangan
Skor
Aktivitas Siswa
Siswa
1
2
3
85-100
70-84
60-69
Sangat termotivasi
Termotivasi
Cukup termotivasi
23
14
0
4
5
50-59
< 50
Tidak termotivasi
Sangat tidak termotivasi
0
0
37
Jumlah
Ketuntasan secara
klasikal (%)
%
62,2
37,8
0
0
0
100
100
76
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL
KELAS XI IPA 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Kode
Siswa
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
B18
B19
B20
B21
B22
B23
B24
B25
B26
B27
B28
B29
B30
B31
B32
B33
B34
B35
B36
Rata-rata
Kriteria
Nilai
Kriteria
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
75,00
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
93,75
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
75,00
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
75,00
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
93,75
Termotivasi
81,25
Sangat termotivasi
93,75
86,63
Sangat termotivasi
77
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005)
sebagai berikut :
85% - 100% :
70% - 84% :
60% - 69% :
50% - 59% :
<50%
:
sangat termotivasi
termotivasi
cukup termotivasi
tidak termotivasi
sangat tidak termotivasi
Secara klasikal aktivitas siswa
Kategori
Skor
No.
Kriteria
Aktivitas Siswa
Keterangan
Siswa
%
1
2
3
85-100
70-84
60-69
Sangat termotivasi
Termotivasi
Cukup termotivasi
27
9
0
75
25
0
4
5
50-59
< 50
Tidak termotivasi
Sangat tidak termotivasi
0
0
36
0
0
100
Jumlah
Ketuntasan secara klasikal
(%)
100
78
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA N 2 KENDAL
KELAS XI IPA 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Kode
Siswa
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C13
C14
C15
C16
C17
C18
C19
C20
C21
C22
C23
C24
C25
C26
C27
C28
C29
C30
C31
C32
C33
C34
C35
C36
Rata-rata
Kriteria
Nilai
Kriteria
87,50
Sangat termotivasi
81,25
Termotivasi
81,25
Termotivasi
81,25
Termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
75,00
Termotivasi
81,25
Termotivasi
81,25
Termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
81,25
Termotivasi
75,00
Termotivasi
75,00
Termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
Termotivasi
81,25
Termotivasi
81,25
81,25
Termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
81,25
Termotivasi
Sangat termotivasi
87,50
Termotivasi
81,25
87,50
Sangat termotivasi
81,25
Termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
Sangat termotivasi
87,50
75,00
Termotivasi
81,25
Termotivasi
87,50
Sangat termotivasi
93,75
Sangat termotivasi
85,24
Sangat termotivasi
79
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005)
sebagai berikut :
85% - 100% : sangat termotivasi
70% - 84% : termotivasi
60% - 69% : cukup termotivasi
50% - 59% : tidak termotivasi
<50%
: sangat tidak termotivasi
Secara klasikal aktivitas siswa
Kategori
Skor
No.
Kriteria
Aktivitas Siswa
Keterangan
Siswa
%
52,8
47,2
0
1
2
3
85-100
70-84
60-69
Sangat termotivasi
Termotivasi
Cukup termotivasi
19
17
0
4
5
50-59
< 50
Tidak termotivasi
Sangat tidak termotivasi
0
0
36
Jumlah
Ketuntasan secara klasikal
(%)
0
0
100
100,00
80
Penilaian Motivasi Siswa
1.
Minat atau keinginan siswa untuk memfokuskan pandangan terhadap
penjelasan guru
No
1
Aspek
Skor
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan fokus 4
ke depan
2
Kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan tidak 3
fokus ke depan
3
Tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan pandangan tidak 2
fokus ke depan
4
Siswa ramai sendiri tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan 1
pandangan tidak fokus ke depan
Skor maksimal
2.
Kemauan siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
No
1
4
Aspek
Skor
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa langsung dengan segera 4
mengerjakan
2
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak segera langsung 3
mengerjakan
3
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak segera langsung 2
mengerjakan tetapi ramai sendiri
4
Setelah diberikan LKS oleh guru, siswa tidak mau mengerjakan 1
tetapi ramai sendiri
Skor maksimal
4
81
3.
No
Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami
Aspek
Skor
1
Siswa berani mengacungkan jari dan bertanya kepada guru
4
2
Siswa tidak berani mengacungkan jari tetapi bertanya dengan 3
suara keras
3
Siswa tidak berani mengacungkan jari tetapi bertanya dengan 2
suara yang tidak keras
4
Siswa diam tidak berani bertanya
Skor maksimal
4.
No
Keberanian siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas
Aspek
1
4
Skor
1
Menyampaikan dengan suara jelas, didengar semua kelompok
4
2
Menyampaikan dengan suara jelas, tidak dapat didengar semua 3
kelompok
3
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, didengar semua 2
kelompok
4
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, tidak dapat didengar 1
semua
Skor maksimal
Skor maksimal total = 16
4
82
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2
KENDAL KELAS XI IPA 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Kode
Siswa
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
A31
A32
A33
A34
A35
A36
A37
Rata-rata
Kriteria
Nilai
93,75
75,00
81,25
75,00
93,75
81,25
87,50
81,25
93,75
81,25
75,00
87,50
87,50
81,25
93,75
81,25
81,25
75,00
93,75
93,75
81,25
75,00
93,75
87,50
75,00
81,25
93,75
87,50
87,50
81,25
87,50
81,25
93,75
93,75
81,25
93,75
93,75
85,47
Sangat aktif
Kriteria
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
83
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005)
sebagai berikut :
85% - 100% :
sangat aktif
70% - 84% :
aktif
60% - 69% :
cukup aktif
50% - 59% :
tidak aktif
<50%
:
sangat tidak aktif
Secara klasikal aktivitas siswa
Kategori
Skor
No.
1
2
3
4
5
85-100
70-84
60-69
50-59
< 50
Kriteria
Aktivitas Siswa
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Tidak aktif
Sangat tidak aktif
Jumlah
Ketuntasan secara klasikal (%)
Keterangan
Siswa
%
19
51,4
18
48,6
0
0
0
0
0
0
37
100
100
84
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2
KENDAL KELAS XI IPA 2
No
Kode
Nilai
Kriteria
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
B18
B19
B20
B21
B22
B23
B24
B25
B26
B27
B28
B29
B30
B31
B32
B33
B34
B35
B36
Rata-rata
Kriteria
93,75
93,75
93,75
81,25
81,25
81,25
75,00
81,25
93,75
81,25
93,75
87,50
81,25
81,25
93,75
81,25
87,50
81,25
87,50
87,50
87,50
87,50
87,50
93,75
93,75
93,75
81,25
87,50
87,50
93,75
81,25
93,75
87,50
93,75
75,00
87,50
86,97
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
85
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo (2005) sebagai
berikut :
85% - 100% :
sangat aktif
70% - 84% :
aktif
60% - 69% :
cukup aktif
50% - 59% :
tidak aktif
<50%
sangat tidak aktif
:
Secara klasikal aktivitas siswa
No.
Kategori
Kriteria
Skor
Aktivitas Siswa
Keterangan
Siswa
%
1
85-100
Sangat aktif
24
66,7
2
70-84
Aktif
12
33,3
3
60-69
Cukup aktif
0
0
4
50-59
Tidak aktif
0
0
5
< 50
Sangat tidak aktif
0
0
36
100
Jumlah
Ketuntasan secara klasikal (%)
100,00
86
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA N 2
KENDAL KELAS XI IPA 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Kode
Siswa
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C13
C14
C15
C16
C17
C18
C19
C20
C21
C22
C23
C24
C25
C26
C27
C28
C29
C30
C31
C32
C33
C34
C35
C36
Rata-rata
Kriteria
Nilai
87,50
87,50
87,50
81,25
87,50
87,50
81,25
81,25
81,25
87,50
87,50
75,00
81,25
81,25
87,50
93,75
87,50
87,50
93,75
87,50
81,25
81,25
87,50
93,75
81,25
87,50
87,50
81,25
81,25
87,50
81,25
81,25
75,00
81,25
81,25
87,50
84,72
Aktif
Kriteria
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Sangat aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sangat aktif
87
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian menurut Ridlo
(2005) sebagai berikut :
85% - 100% :
sangat aktif
70% - 84% :
aktif
60% - 69% :
cukup aktif
50% - 59% :
tidak aktif
<50%
:
sangat tidak aktif
Secara klasikal aktivitas siswa
No.
1
2
3
4
5
Kategori
Skor
85-100
70-84
60-69
50-59
< 50
Kriteria
Aktivitas Siswa
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Tidak aktif
Sangat tidak aktif
Jumlah
Ketuntasan secara klasikal (%)
Keterangan
Siswa
18
18
0
0
0
36
%
50
50
0
0
0
100
100,00
88
Penilaian Aktivitas Siswa
A.
Aspek afektif : Lembar observasi siswa dalam diskusi
1. Kerjasama siswa dalam kelompok
No
1
Aspek
Skor
Bekerja sama dengan teman sekelompok dalam menjawab soal 4
LKS dan merakit media “woody puzzle”
2
Kurang bekerja sama dengan teman sekelompok dalam menjawab 3
soal LKS dan merakit media “woody puzzle”
3
Acuh tak acuh dengan sesama teman sekelompok tetapi 2
mengerjakan LKS dan merakit media “woody puzzle”
4
Tidak mengerjakan LKS dan merakit media “woody puzzle”
1
Skor maksimal
4
2. Diskusi siswa dalam kelompok
No
1
Aspek
Mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan mendengarkan
Skor
4
pendapat teman
2
Mengemukakan ide dan mendengarkan pendapat teman
3
3
Mendengarkan pendapat teman
2
4
Tidak mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan
1
mendengarkan pendapat teman
Skor maksimal
4
89
3. Presentasi kelompok
No
Aspek
Skor
1
Menyampaikan dengan suara jelas, didengar semua kelompok
4
2
Menyampaikan dengan suara jelas, tidak dapat didengar semua
3
kelompok
3
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, didengar semua
2
kelompok
4
Menyampaikan dengan suara kurang jelas, tidak dapat didengar
1
semua
Skor maksimal
B.
4
Aspek psikomotor: Lembar observasi siswa dalam kegiatan diskusi
1. Keterampilan dalam merakit media “woody puzzle”
No
1
Aspek
Skor
Mampu merakit media “woody puzzle” dalam waktu singkat dan 4
terbentuk sebuah gambar jaringan tumbuhan
2
Lambat dalam merakit media “woody puzzle” dan terbentuk sebuah 3
gambar jaringan tumbuhan
3
Kurang mampu merakit media “woody puzzle” dan terbentuk 2
sebuah gambar jaringan tumbuhan
4
Kesulitan merakit media “woody puzzle” dan tidak membentuk 1
sebuah gambar jaringan tumbuhan
Skor maksimal
Skor maksimal total = 16
4
Lampiran 13. Silabus Pembelajaran
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Kendal
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Program
: XI/IPA
Semester
:1
Standar Kompetensi
: 2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya
dalam konteks salingtemas.
Kompetensi
Materi
Kegiatan
Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran
2.1
Struktur
-
Melakukan
Indikator

Mengidentifikasi
Penilaian
1. Teknik
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
6x45’
a. Buku
Mengidentifikasi jaringan
pengamatan
berbagai macam
Penilaian:
IPA
struktur jaringan
berbagai
jaringan yang
tes tertulis
Biologi
tumbuhan dan
struktur
terdapat pada
dan
Kelas XI
mengkaitkannya
jaringan pada
tumbuhan
penugasan
penerbit
dengan
organ akar,
tumbuhan.
2. Bentuk
Sunda
90 114
115
fungsinya,
batang dan
Instrumen:
menjelaskan
daun monokotil
pilihan
sifat
melalui
ganda dan
“Woody
totipotensi
mikroskop
essay dan
Puzzle”
LKS
c. LKS :
Melakukan

sebagai
-
dasar kultur
diskusi kelas
berbagai jaringan
jaringan.
tentang struktur,
tumbuhan pada
fungsi, dan lokasi
organ akar, batang
jaringan tumbuhan
dan daun
melalui media
berdasarkan ciri
“woody puzzle”
strukturnya
yang dirakit

Menjelaskan fungsi
berbagai macam
membentuk
struktur jaringan
gambar akar ,
tumbuhan seperti
batang dan daun
akar, batang, dan
monokotil dan
daun

-
Melakukan
b. b. Media
terlampir
Menggambar
sehingga
dikotil
Kelapa
Membedakan
struktur akar, batang
91
pengidentifikasian
dan daun dikotil dan
jaringan tumbuhan
monokotil
setelah merakit
media “woody
puzzle” dengan
mengisi Lembar
Kerja Siswa
-
Presentasi
tentang hasil
diskusi
Kendal,
2014
Guru,
92
93
Lampiran 14. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah
: SMA Negeri 2 Kendal
Kelas/Semester : XI IPA/ 2
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi
2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
dan hewan, serta penerapannya dalam konteks salingtemas.
Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan
fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan
Indikator
Kognitif
a. Proses
1. Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada
tumbuhan
2. Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan seperti pada akar,
batang dan daun berdasarkan ciri strukturnya
3. Menggambar berbagai macam jaringan pada tumbuhan seperti
akar, batang dan daun monokotil dan dikotil
4. Membedakan struktur jaringan pada akar, batang dan daun
94
monokotil dan dikotil
b. Produk
Hasil diskusi kelompok menggambar dan mengidentifikasi gambar
“Woody puzzle" berbagai macam struktur jaringan tumbuhan pada
akar, batang dan daun
Psikomotorik
1. Terampil dalam merakit “Woody Puzzle” bergambar jaringan
tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil
2. Terampil dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok
Afektif
a. Karakter
Demokratis, rasa ingin tahu, berani, jujur dan tanggung jawab
b. Ketrampilan Sosial
Bekerjasama, bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, berkomunikasi dalam diskusi
Tujuan Pembelajaran
Kognitif
a. Proses
Siswa dapat:
1.
Mengidentifikasi berbagai macam jaringan yang terdapat pada
tumbuhan melalui praktikum dan kegiatan diskusi
2.
Menjelaskan fungsi berbagai jaringan tumbuhan seperti pada akar,
batang dan daun berdasarkan ciri strukturnya melalui kegiatan
diskusi kelompok
3.
Menggambar berbagai macam jaringan pada tumbuhan seperti
akar, batang dan daun monokotil dan dikotil melalui kegiatan
diskusi kelompok
4.
Membedakan struktur jaringan pada akar, batang dan daun
95
monokotil dan dikotil melalui kegiatan diskusi kelompok
b. Produk
Hasil diskusi kelompok menggambar dan mengidentifikasi gambar
“Woody puzzle” berbagai macam struktur jaringan tumbuhan pada
akar, batang dan daun
Psikomotor
Siswa dapat:
1.
Terampil dalam merakit “Woody Puzzle” bergambar jaringan
tumbuhan seperti akar, batang dan daun monokotil dan dikotil
2.
Terampil dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok
Afektif
a. Karakter
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan memiliki
karakter demokratis, rasa ingin tahu, berani, dan tanggung jawab
b. Ketrampilan Sosial
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan memiliki
keterampilan sosial bekerjasama, bertanya, menyumbang ide atau
berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam
diskusi
Materi Pembelajaran
Struktur jaringan tumbuhan dapat dibedakan menjadi jaringan meristem
dan jaringan dewasa. Beberapa macam jaringan yang terdapat pada jaringan
dewasa antara lain jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penguat,
jaringan pengangkut. Fungsi masing-masing jaringan berbeda-beda sesuai letak,
posisi, usia, dan pengaruh faktor luar. Berbagai jaringan dewasa tersebut dapat
diamati melalui organ pada tumbuhan seperti pada akar, batang dan daun.
96
Metode Pembelajaran
Metode : - Praktikum
- Diskusi kelompok dan presentasi
- Ceramah tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas
Metode
Karakter Waktu
Siswa
Ceramah
Rasa
salam (menyapa
menjawab
tanya
ingin tahu
siswa)
salam
jawab
Guru
Aperseps
i
1. Guru mengucap
Siswa
2. Guru menunjukkan
sikap peduli
Siswa
dengan
menjawab
menanyakan
pertanyaan
bagaimana kabar
guru
siswa dan
menyakan siapa
yang tidak masuk
hari ini
3. Guru merangsang
Siswa
minat dan perhatian menjawab
siswa dengan
pertanyaan
mengajukan
guru
pertanyaan kepada
siswa: tahukah
5 menit
97
kalian tumbuhan
mendapatkan
nutrisi darimana
35
agar bisa tumbuh?
menit
Melewati bagian
mana saja dari
tumbuhan?
4. Guru
Siswa
menginformasikan
mendengarkan
kepada siswa kalau
penjelasan
akan diadakan
guru
pretest tentang
materi Struktur
Jaringan Tumbuhan
5. Guru membagikan
Siswa
soal dan meminta
menerima soal
siswa untuk
dan mulai
mengerjakan
mengerjakan
6. Setelah waktu
habis, siswa
Siswa
diminta untuk
mengumpulka
mengumpulkan
n jawaban ke
jawaban ke depan
depan kelas
kelas
b. Kegiatan Inti
Aktivitas
Guru
Eksplorasi
1.Guru membagi
Siswa
Siswa duduk
Metode
Karakter
Waktu
Praktiku
Tanggung
30
98
siswa dalam 6
bersama teman
m
jawab
kelompok yang
sekelompoknya
Salah satu
Diskusi
Berani
kelompok siswa
dan
menit
terdiri dari 6 siswa
2.Guru menyiapkan
mikroskop dan
preparat awetan
organ anatomi
akar, batang dan
daun dikotil dan
monokotil
3.Guru meminta
Sekelompok
kelompok siswa
siswa
untuk melakukan
melakukan
pengamatan pada
pengamatan
masing-masing
preparat awetan
organ tumbuhan
di bawah
secara bergantian
mikroskop
per kelompok
secara
4.Guru meminta
bergantian
siswa untuk
mencermati
gambar preparat
Siswa
dan kemudian
mencermati dan
menggambar pada
kemudian
selembar kertas
menggambar
preparat yang
preparat awetan
sudah mereka lihat
anatomi organ
di bawah
pada tumbuhan
mikroskop
Elaborasi
5. Guru meminta
salah satu
10
99
perwakilan
yang berani
presentas
kelompok siswa
maju ke depan
i
yang berani
untuk
untuk
mempresentasik
mempresentasika
an hasil diskusi
n ke depan kelas
tentang
pengamatan
anatomi organ
pada tumbuhan
di bawah
mikroskop dan
meminta siswa
lain untuk
memperhatikan.
6. Guru
Kelompok siswa
lain menanggapi
mempersilakan
hasil
kelompok lain
pengamatan
untuk
kelompok siswa
menanggapi jika
yang maju ke
ada perbedaan
depan kelas
pendapat. Guru
menghimbau jika
ada perbedaan
pendapat
disanggah
dengan cara baik- Kelompok lain
baik
memberikan
7. Guru meminta
aplause kepada
kelompok lain
kelompok yang
untuk
maju dan
menit
100
memberikan
kemudian untuk
aplause kepada
duduk kembali
kelompok yang
maju dan
mempersilakan
untuk duduk
kembali
Konfirmas
1. Guru memberikan
Siswa yang
Ceramah
i
umpan balik kepada
belum paham
tanya
siswa dengan
bertanya pada
jawab
memberikan
guru
Jujur
5 menit
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya jika ada
materi yang belum
dipahami. Guru
menghimbau siswa
agar bersikap jujur
mengenai bagian
dari materi yang
belum dipahami
c. Kegiatan Penutup
Aktivitas
Guru
1. Guru bersama siswa
Alokasi
Siswa
waktu
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil belajar
belajar pada pertemuan
pertemuan ini
ini
Siswa mendengarkan
5 menit
101
2. Guru menginformasikan
penjelasan dari guru
kalau pertemuan
selanjutnya akan ada
diskusi kelompok
membahas materi
Struktur Jaringan
Tumbuhan
3. Guru menghimbau agar
siswa belajar di rumah
tentang materi Struktur
Jaringan Tumbuhan
Siswa menjawab salam dari
4. Guru menutup pelajaran
guru
dan mengucapkan salam
Pertemuan kedua (2 x 45 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas
Guru
1. Guru mengucap
Siswa
Metode
Karakter Waktu
Siswa
Aperseps
salam (menyapa
menjawab
Ceramah
Rasa
i
siswa)
salam
tanya
ingin tahu
2. Guru
jawab
menunjukkan
Siswa
sikap peduli
menjawab
dengan
pertanyaan guru
menanyakan
bagaimana kabar
siswa dan
menyakan siapa
5 menit
102
yang tidak masuk
hari ini
3. Guru merangsang
minat dan
Siswa
perhatian siswa
menjawab
dengan
pertanyaan
mengajukan
guru. Jawaban
pertanyaan
diharapkan:
kepada siswa:
jaringan adalah
“apa itu
kumpulan dari
jaringan?”
beberapa sel
yang struktur
dan fungsinya
sama
Motivasi
1. Guru
Siswa
menumbuhkan
menjawab
Ceramah
Rasa
rasa ingin tahu
pertanyaan dari
tanya
ingin tahu
dengan
guru. Harapan
jawab
menanyakan
jawaban: ada.
“Apakah ada
Bertambah
diantara kalian
besar dan tinggi
yang bisa
karena ada
menjelaskan
aktivitas dari
kalau menanam
kambium
benih pohon jati
di ruang tamu
lama kelamaan
rumah akan
roboh? Mengapa
5 menit
103
bisa demikian?
Tahu tidak
mengapa bisa
tumbuh?”
2. Guru
menjelaskan
tujuan yang harus
dikuasai siswa
Siswa
setelah
mendengarkan
pembelajaran
penjelasan dari
materi struktur
guru dan
jaringan
menulis tujuan
tumbuhan
pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Aktivitas
Metode
Karakter
Siswa duduk
Diskusi
Tanggung
siswa dalam 6
bersama teman
dan
jawab
kelompok yang
sekelompoknya
presenta
Guru
Eksplorasi
1. Guru membagi
Siswa
terdiri dari 6
Waktu
si
siswa
2. Guru
Siswa menerima
membagikan
“woody puzzle”
“woody puzzle”
beserta Lembar
10
(akar, batang dan
Kerja Siswa
menit
daun monokotil
dan dikotil)
beserta Lembar
104
Kerja Siswa
masing-masing
kelompok
mendapatkan 3
gambar
3. Guru meminta
Siswa mencermati
siswa
“woody puzzle”
mencermati
dan Lembar Kerja
“woody puzzle”
Siswa yang berisi
dan Lembar
materi struktur
Kerja Siswa
jaringan tumbuhan.
yang berisi
materi struktur
jaringan
tumbuhan.
4. Guru meminta
Siswa merangkai
siswa untuk
“woody
merangkai
puzzle”mengerjaka
“woody
n Lembar Kerja
puzzle”mengerja
Siswa
kan Lembar
Kerja Siswa
Elaborasi
5. Guru meminta
Salah satu
Diskusi
salah dua
kelompok siswa
dan
kelompok siswa
yang berani maju
presenta
yang berani
ke depan untuk
si
untuk
mempresentasikan
Berani
mempresentasika hasil diskusi
n ke depan kelas
50
tentang hasil
menit
diskusi
105
kelompok
beserta gambar
jaringan
tumbuhan yang
sudah mereka
rangkai, dan
meminta siswa
lain untuk
memperhatikan.
6. Guru
Kelompok siswa
mempersilakan
lain menanggapi
kelompok lain
hasil diskusi
untuk
kelompok siswa
menanggapi jika
yang maju ke
ada perbedaan
depan kelas
pendapat. Guru
menghimbau jika
ada perbedaan
pendapat
disanggah
dengan cara
baik-baik
7. Guru meminta
Kelompok lain
kelompok lain
memberikan
untuk
aplause kepada
memberikan
kelompok yang
aplause kepada
maju dan kemudian
kelompok yang
untuk duduk
maju dan
kembali
mempersilakan
untuk duduk
106
kembali
Konfirmas
i
8. Guru
Siswa yang belum
Ceramah
Jujur
memberikan
paham bertanya
tanya
10
umpan balik
pada guru
jawab
menit
kepada siswa
dengan
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
jika ada materi
yang belum
dipahami. Guru
menghimbau
siswa agar
bersikap jujur
mengenai bagian
dari materi yang
belum dipahami
c. Kegiatan Penutup
Aktivitas
Guru
1. Guru bersama siswa
Alokasi
Siswa
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil belajar
menyimpulkan hasil belajar
pada pertemuan ini
pertemuan ini
2. Guru memberikan
penghargaan dalam bentuk
hadiah kepada siswa yang
waktu
Siswa menerima
penghargaan dari guru
10
107
sudah berani maju dan
menit
mengemukakan pendapatnya.
3. Guru menginformasikan kalau
Siswa mendengarkan
pertemuan selanjutnya akan
penjelasan dari guru
diadakan postest
4. Guru menghimbau agar siswa
belajar di rumah tentang
materi Struktur Jaringan
Tumbuhan
5. Guru menutup pelajaran dan
mengucapkan salam
Siswa menjawab salam dari
guru
Pertemuan ketiga (2 x 45 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas
Guru
Siswa
Metode
Karakte
r
Aperseps
1. Guru mengucap
Siswa
Ceramah
Rasa
i
salam (menyapa
menjawab
tanya
ingin
siswa)
salam
jawab
tahu
2. Guru
Siswa
menunjukkan sikap
menjawab
peduli dengan
pertanyaan
menanyakan
guru
bagaimana kabar
siswa dan menyakan
siapa yang tidak
Siswa
masuk hari ini
menjawab
3. Guru merangsang
pertanyaan
Waktu
5 menit
108
minat dan perhatian
guru
siswa dengan
mengajukan
pertanyaan kepada
siswa tentang
diskusi kelompok
kemarin seperti:
siapa yang masih
ingat struktur
jaringan yang
menyusun organ
pada daun, batang
dan akar? Siapa
yang bisa
menjelaskan beda
struktur palisade dan
spons dikaitkan
dengan fungsinya?”
b. Kegiatan Inti
Aktivitas
Guru
Eksplorasi
1. Guru meminta
Siswa
Metode
Kara
kter
Waktu
Siswa
Ceramah
Rasa
10
siswa untuk
memperhatikan
dan
ingin
menit
memperhatikan
penjelasan dari
tanya
tahu
beberapa
guru
jawab
anatomi organ
pada tumbuhan
seperti batang,
akar dan daun
2. Guru
Siswa menjawab
109
menanyakan hal pertanyaan dari
yang masih
guru
berkaitan
dengan diskusi
pertemuan yang
lalu untuk
menggali
pengetahuan
siswa dengan
mengajukan
pertanyaan
analisis seperti
mengapa
korteks tidak
rapat? Mengapa
hanya akar yang
memiliki
endodermis?
Elaborasi
3. Guru meminta
Salah satu
Diskusi
Beran
salah satu siswa
kelompok siswa
dan
i
yang berani
yang berani maju
presentas
maju ke depan
ke depan untuk
i
kelas untuk
mempresentasika
menjelaskan
n hasil diskusi
kembali
perbedaan
organ pada
tumbuhan
dikotil dan
monokotil dan
meminta siswa
25
menit
110
lain untuk
memperhatikan.
4. Guru
Siswa lain
mempersilakan
menanggapi siswa
siswa lain untuk
yang maju ke
menanggapi
depan kelas
jika ada
sanggahan.
5. Guru meminta
Siswa lain
siswa lain untuk
memberikan
memberikan
aplause kepada
aplause kepada
siswa yang maju
siswa yang
dan kemudian
maju dan
untuk duduk
mempersilakan
kembali
duduk kembali
Konfirmasi
6. Guru
Siswa yang belum Ceramah
memberikan
paham bertanya
tanya
umpan balik
pada guru
jawab
kepada siswa
dengan
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
jika ada materi
yang belum
dipahami. Guru
menghimbau
siswa agar
bersikap jujur
Jujur
5 menit
111
mengenai
bagian dari
materi yang
belum dipahami
c. Kegiatan Penutup
Aktivitas
Guru
1. Guru bersama siswa
Alokasi
Siswa
Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil belajar pada
menyimpulkan hasil belajar
pertemuan ini
pertemuan ini
2. Guru menginformasikan kalau
hari ini akan diadakan postest
Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
materi Struktur Jaringan
Tumbuhan
3. Guru membagikan soal postest
Siswa menerima soal postest
4. Guru menghimbau siswa agar
Siswa mematuhi perintah
mengerjakan dengan tenang dan
guru
teliti
5. Setelah waktu habis, guru
meminta siswa untuk
Siswa mengumpulkan
jawaban soal ke depan kelas
mengumpulkan jawaban ke depan
kelas
6. Guru menutup pelajaran dan
mengucapkan salam
waktu
Siswa menjawab salam dari
guru
E. Sumber/ Media Belajar
a. Buku IPA Biologi kelas XI penerbit Sunda Kelapa
45 menit
112
b. Media “Woody Puzzle”
c. LKS: terlampir
F. Penilaian Hasil Belajar
3. Teknik Penilaian: tes tertulis dan penugasan
4. Bentuk Instrumen: pilihan ganda dan essay dan LKS
Kendal,
Guru,
2014
113
Lampiran 15. Soal Post test
Soal Post Test
Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi)
Kelas XI IPA
Materi : Struktur Jaringan Tumbuhan
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.
Pada waktu mencangkok, pengupasan kulit batang menyebabkan batang
kehilangan jaringan ….
a. floem
b. sklerenkim
c. xylem
d. kolenkim
e. parenkim kulit
2.
Jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah adalah ….
a. jaringan dewasa
b. jaringan pelindung
c. jaringan meristem
d. jaringan dasar
e. jaringan penguat
3.
Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil yang bersifat meristematik adalah
...
a. korteks
b.
kambium
c.
perisikel
d. endodermis
e. epidermis
114
Untuk nomor 4–6, perhatikan gambar berikut.
4
5
3
2
1
4.
Lapisan epidermis ditunjukkan pada gambar oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5.
Jaringan no 2 pada gambar di atas berfungsi untuk...
a. melindungi jaringan yang berada di bawahnya
b. mengangkut air dan mineral dari daun ke seluruh jaringan tumbuhan
c. menyimpan cadangan makanan
d. tempat pertukaran gas
e. mengangkut air mineral dari tanah sampai ke daun
6.
Gambar tersebut menunjukkan penampang melintang batang dikotil karena
….
7.
a.
memiliki jaringan pembuluh
b.
susunan jaringan pembuluh membentuk cincin
c.
susunan jaringan pembuluh tersebar di empulur
d.
memiliki biji berkeping satu
e.
memiliki xylem dan floem
Jaringan penyusun batang dan akar berbeda dalam hal ada tidaknya
endodermis. Jika di akar tidak ada endodermis apa yang akan terjadi?
a. air tidak akan bisa masuk ke silinder pusat
b. tidak ada pelindung bagian dalam akar
c. air dari korteks langsung dibawa ke batang
115
d. air akan masuk ke dalam akar secara berlebihan
e. letak xilem dan floem akan tersebar
8.
Berikut adalah nama-nama organ yang terdapat pada tumbuhan dan memiliki
fungsi yang berbeda, yaitu akar, daun, bunga, buah, dan biji. Akar pada ubi
kayu mempunyai fungsi untuk ….
a. penyerapan dan fotosintesis
b. penyerapan dan penyimpanan makanan
c. penyerapan dan pengangkutan
d. penyerapan dan pembuatan makanan
e. penyerapan dan respirasi
9.
Jaringan yang berfungsi menyebarkan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh
tumbuhan adalah ….
a. xylem
b. silinder pusat
c. parenkim
d. endodermis
e. floem
Untuk nomor 10–11, perhatikan gambar berikut.
1
2
3
5
4
10. Pada gambar penampang daun tersebut, bagian yang menunjukkan sel
mesofil spons adalah nomor ….
a. 1
b. 2
c. 5
d. 4
116
e. 3
11. Nomor 2 menunjukkan jaringan yang berfungsi untuk ….
a. diproduksinya pigmen-pigmen terutama untuk warna
b. proses fotosintesis
c. pertukaran gas pada daun
d. penyerapan air
e. pengeluaran gas karbon dioksida (CO2)
12. Jaringan korteks memiliki struktur yang tidak rapat dikarenakan terjadi
proses...
a. penyimpanan cadangan makanan
b. fotosintesis
c. penyimpanan udara
d. metabolisme
e. lintasan air dan zat hara
13. Keluar masuknya udara pernafasan tumbuhan terjadi melalui...
a. stomata dan epidermis
b. stomata dan lentisel
c. epidermis dan korteks
d. lentisel dan korteks
e. epidermis dan lentisel
14. Tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan kering akan
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut, kecuali ….
a. stomata sedikit dan tersembunyi
b. daun kecil dan berbulu
c. daun lebar dan tipis
d. lapisan kutikula pada daun tebal
e. akar tersebar sangat luas
15. Seorang siswa sedang mengamati sebuah jaringan tumbuhan yang terdiri atas
sel-sel dengan bentuk menyerupai kubus, kecil, berdinding tipis, dan banyak
mengandung sitoplasma dengan vakuola yang kecil. Berdasarkan ciri-ciri
tersebut, jaringan yang sedang diamati adalah jaringan...
117
a. parenkim
b. meristem
c. pengangkut
d. penyokong
e. penguat
16. Setiap organ pada tumbuhan selalu memiliki jaringan epidermis yang
terutama berfungsi untuk...
a. melindungi jaringan yang ada di bawahnya
b. menjaga kelembapan
c. mengurangi penguapan
d. meningkatkan absorbsi air
e. meningkatkan absorbsi nutrisi
17. Pada pengamatan preparat irisan penampang melintang organ tumbuhan,
ditemukan sel sel perisikel dan daerah empulur yang sangat jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, organ yang dimaksud adalah...
a. batang tumbuhan dikotil
b. batang tumbuhan monokotil
c. akar tumbuhan dikotil
d. akar tumbuhan monokotil
e. akar dan batang tumbuhan dikotil
18. Untuk soal nomor 28 dan 29 cermati uraian berikut
Berikut ini adalah fungsi dari jaringan tumbuhan:
1. Mengangkut air dan zat makanan hasil fotosintesis
2. Sebagai penyokong tumbuhan
3. Sebagai tempat menyimpan udara
4. Menyimpan zat makanan
Diantara beberapa pilihan di atas, yang termasuk fungsi jaringan pengangkut
adalah...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
118
d. 1 dan 4
e. 2 dan 3
19. Beberapa pilihan di atas adalah termasuk fungsi dari jaringan parenkim,
kecuali...
a. 1 dan 3
b. 1 dan 2
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 dan 4
20. Di lingkungan sekitar terdapat pohon berkayu dan tidak berkayu. Pohon
berkayu terjadi karena aktivitas dari...
a. kambium
b. xilem
c. floem
d. korteks
e. endodermis
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Sebutkan tiga jaringan yang terdapat pada tumbuhan, serta jelaskan
fungsinya masing-masing!
2. Perhatikan gambar penampang melintang batang monokotil dan dikotil
berikut ini
Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan 3 perbedaan penyusun
jaringan antara batang monokotil dan batang dikotil!
3. Tuliskan 3 fungsi batang dan tuliskan pula jaringan-jaringan yang
bertanggung jawab terhadap fungsi tersebut!
119
4. Coba bandingkan antara tumbuhan dikotil dan monokotil berdasarkan
pengamatanmu!
5. Gambarlah anatomi daun dikotil beserta nama-nama jaringannya!
120
Lampiran 16. Hasil Pre test siswa
Lampiran 20. Hasil Post test siswa
121
122
123
Lampiran 17. Hasil Post-test siswa
124
125
126
Lampiran 18. Hasil pengamatan siswa
127
128
129
130
131
132
Lampiran 19. Hasil Diskusi Siswa
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA 1
No
Nama Siswa
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
ABU ABDIROHMAN ROSIKHUN N
AHMAD TSAQIFUR RIFQI
ALIEF IRHAMUDIN
ANINDYA SUKMA GITA
ANISA SURAHMAH
CHAMELIA HEMAWATI
DIAN PRIHARTININGTYAS
DWI FATMAWATI
ENI KURNIATI
FAIZAL SURYA AGASSI
FAJAR DHIKY SATRIATAMA
FERI ADI GUNAWAN
GITA POPPY LESTARI
HABIB ANDANG BAHTIAR
HIDAYATUL MUSTAFID
IKA YUNIALIN HERLISTYANI
IMARROTUN NASIKHA
INDAH ALAMIYAH
INDRA BAYU PERMANA
INE NATASHA VIRGA
LATIFATUL MUKAROMAH
LIZA MEIDZUL JANNAH
LUCIA FEBRIYANI SUBARJO
M AVIAN KHOIRURRIZAL
M FARID WAJDI
M NURUL IHZA MAULANA
M RIFQI AL BASTOMI
MARGOMULYO PUTRA KURNIAWAN
MUHAMAD NUR RIZAL ANSARI
NADYA ALFIANTI
NIKEN CAHYA NOVIANA
REZA SUZANA
SITI INDRIANI
SR. VIKNES VARAN
TESA FITRIANA DEWI
YUINE SHAVIA
YUVA ANNISA WIDIANA
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
P
L
L
P
P
P
L
P
P
P
P
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
PRETEST
73
47
35
50
75
73
50
53
47
35
70
73
37
50
40
63
45
43
73
77
40
60
75
43
40
75
73
40
60
30
45
33
60
47
47
73
75
Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa
No
Data
Nilai
1
Rata-rata nilai
83,54
2
Nilai Tertinggi
91,5
3
Nilai Terendah
71
4
Jumlah Siswa Tuntas
36
5
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
6
Ketuntasan klasikal
1
97%
NILAI
POSTEST
87
70
80
65
85
87
85
83
80
80
75
85
83
80
85
75
75
62
87
90
80
77
85
83
65
87
85
80
80
80
80
83
93
83
77
85
85
LKS
87
80
80
87
90
88
90
85
88
87
85
80
80
90
87
88
87
80
90
90
90
85
87
90
88
85
88
90
90
90
80
90
90
80
85
80
88
83,54
NILAI
AKHIR
87,0
75,0
80,0
76,0
87,5
87,5
87,5
84,0
84,0
83,5
80,0
82,5
81,5
85,0
86,0
81,5
81,0
71,0
88,5
90,0
85,0
81,0
86,0
86,5
76,5
86,0
86,5
85,0
85,0
85,0
80,0
86,5
91,5
81,5
81,0
82,5
86,5
143
Kelas XI IPA 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Nama Siswa
AGIL FAZACHIA
AGUNG KRISTANTO SETIAWAN
AMALIAH MAUZA ULFIAH
ANDRE PRATAMA
ASA AMITA
AVIANTINA NURLITA DEWI
BAGAS DWI HARDANU
DIFTYA NUR AFRIANTI
HASNA WIDYA PRATIWI
IRANIA DESI WIBISONO
JUMALIKAH
LUKMAN ADI PRASETYO
LUKMAN YANUAR CHAKIM
LULUK ROZAEFAH
M AKHLASHUL AUHAM
M FIDYAN FATRA ALDINO
M IRFAN MAULANA
M NUR ALI KHASANI
M. FAISAL SAFIUDIN
M.FIKRI NURHIDAYAT
MAVITA NABATA DZAKIYA
NAJMAH MUNAWAROH
NOVIA RIZKY SUSILO
OKTAVIANA DEWI
PRISTIAN ALDY PRATAMA
PUTRI MARIANA SIDABUTAR
RENNY KUSUMA DEWI
RIFNA NUR IZZA
RINDANG EPILIA MULIAWATI
SITI NUR HAYATI
TOMI SANTANA
TRI WAHYU PERDANA
TRI WIJI ARTINI
UTSFI HANIFA
ZAHRINA ALIFIANI
RAHAYU RATNASARI
L/P
L
L
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
L
P
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
L
L
P
P
P
P
PRETEST
23
73
73
30
73
45
35
73
33
47
65
37
35
30
75
60
57
50
45
73
55
47
73
55
63
47
63
55
53
65
33
73
33
73
43
73
Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa
No
Data
Nilai
1
Rata-rata nilai
83,3
2
Nilai Tertinggi
91
3
Nilai Terendah
70
4
Jumlah Siswa Tuntas
34
5
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
6
Ketuntasan klasikal
2
94%
NILAI
POSTEST
70
87
85
83
87
73
73
87
80
75
90
73
85
80
87
83
75
83
75
83
80
80
87
73
85
80
63
80
77
83
60
85
73
87
60
87
LKS
95
87
80
92
87
87
80
80
90
87
80
87
95
90
92
90
95
80
87
90
92
90
95
92
95
80
92
87
87
80
80
90
95
80
80
80
83,33
NILAI
AKHIR
82,5
87,0
82,5
87,5
87,0
80,0
76,5
83,5
85,0
81,0
85,0
80,0
90,0
85,0
89,5
86,5
85,0
81,5
81,0
86,5
86,0
85,0
91,0
82,5
90,0
80,0
77,5
83,5
82,0
81,5
70,0
87,5
84,0
83,5
70,0
83,5
144
Kelas XI IPA 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Nama Siswa
AFI FATUL HIDAYAH
ANDRIYANI SETIARINI
ANDIKA FERNANDO
ANNAFI' BILQIS TUFFAHATI
ARDI MUHTI FAHRUDIN
ARISTO SOFIAN
BADZLIN SABRINA YANUAR S
BAGAS LUHUR WIJAYA
BAHRUL ILHAM
DEWITA PRAMESTI SEPTANINGTYAS
DIAN PUTRI NURHAYATI
DIANA NURUL ADHA
ELSA ERNISA VALEN SIDAURUK
ESTINA CHINTA DEWI
EVA RAHMAWATI
HENI NUR INDAH SARI
HENI TRI LESTARI
HESTI MEIATUN
KARIMATUL HAQIQI
LUCKY YUDHA PRATAMA
MAFTUH WIBOWO
MOCH ANDRE MAULANA
MUCHAMMAD ZAKY SAYUGO
MUHAMAD RAVLY SETYADI
MUHAMMAD ABDUL KHANIF
MUTIARA PERDANA
NUR FUAD
NUR HIDAYAT ABDUL ROCHMAN
RINA AYU LESTARI
SHAKIN ERVITA OKTAVIYANI
SHOVI KURNIAWAN
SINTA DWI MUDIARTI
WISNU ADI NUGROHO
YOSERIZAL ALIF MUHAMMAD RIZKI
YULIA ISNAENI
ZADHA KHAIRUNNISA
L/
P
P
P
L
P
L
L
P
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
L
L
P
L
L
P
P
L
P
L
L
P
P
PRETEST
73
40
73
33
43
73
45
50
43
37
53
40
40
73
45
75
57
35
40
33
33
43
45
71
47
55
55
57
47
43
45
53
50
47
73
73
Rata-rata
Rekap Data Hasil Belajar Siswa
No
1
2
3
4
5
6
Data
Rata-rata nilai
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
Ketuntasan klasikal
Nilai
84,02
92,5
71,5
34
2
94%
NILAI
POSTEST
87
85
90
85
80
80
77
83
80
80
87
63
70
85
80
90
85
83
85
85
67
80
85
87
80
87
90
78
80
85
80
78
60
78
87
87
84,02
LKS
83
83
80
80
95
95
83
80
80
95
83
80
83
83
95
95
85
95
95
95
95
85
83
95
83
83
85
85
85
80
85
95
83
83
83
90
NILAI
AKHIR
85,0
84,0
85,0
82,5
87,5
87,5
80,0
81,5
80,0
87,5
85,0
71,5
76,5
84,0
87,5
92,5
85,0
89,0
90,0
90,0
81,0
82,5
84,0
91,0
81,5
85,0
87,5
81,5
82,5
82,5
82,5
86,5
71,5
80,5
85,0
88,5
145
Lampiran 21. Hubungan Antara Motivasi, Aktivitas dan Hasil Belajar
Kelas XI IPA 1
a.
=
(
√{
=
(
)(
)
)}*
(
)+
(
√{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
)+
= 0,64
b.
=
=
(
√{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
√*
(
)(
)
)+*
= 0,67
=
=
(
√{
(
)(
)}{
)
(
(
√{
= 0,76
1. Menentukan r hitung :
=√
=√
= 0,69
(
)}*
)}
)(
)
(
)+
146
2. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,418
3.
4. r hitung ≥ r tabel
0,69 ≥ 0,418
Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara
bersama-sama dengan
dan Y.
Kelas XI IPA 2
c.
=
=
(
√{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
√{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
)+
= 0,39
d.
=
=
(
√{
(
)(
)
)}*
(
)+
(
√*
(
)(
)
)+*
= 0,41
=
=
(
√{
(
)(
)}{
(
(
√*
(
)
)+*
)}
)(
)
(
)+
147
= 0,40
5. Menentukan r hitung :
=√
=√
= 0,47
6. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,424
7. r hitung ≥+ r tabel
0,47 ≥ 0,424
Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara
bersama-sama dengan
dan Y.
Kelas XI IPA 3
e.
=
=
(
√{
(
)(
)
)}*
(
(
√{
(
)+
)(
)
)}*
(
)+
= 0,83
f.
=
=
(
√{
(
)(
)
)}*
(
(
√*
= 0,86
(
)+*
)+
)(
)
(
)+
148
=
=
(
√{
(
)(
)}{
(
(
√*
(
)
)}
)(
)+*
)
(
)+
= 0,61
8. Menentukan r hitung :
=√
=√
= 0,94
9. Taraf signifikan sebesar 1% = 0,424
10. r hitung ≥+ r tabel
0,94 ≥ 0,424
Kesimpulan : H0 ditolak, jadi terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara
bersama-sama dengan
dan Y.
149
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 1
Correlations
motivasi belajar
motivasi belajar
Pearson Correlation
aktivitas belajar
1
.763
Sig. (2-tailed)
N
aktivitas belajar
Pearson Correlation
37
37
**
1
.638
Sig. (2-tailed)
N
**
37
**
.673
**
.000
37
Pearson Correlation
.638
.000
.000
N
hasil belajar
**
.000
.763
Sig. (2-tailed)
hasil belajar
37
37
**
1
.673
.000
.000
37
37
37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 2
Correlations
motivasi belajar
motivasi belajar
Pearson Correlation
aktivitas belajar
1
Sig. (2-tailed)
N
aktivitas belajar
hasil belajar
*
36
36
36
*
1
.413
Sig. (2-tailed)
.014
36
*
*
.012
36
36
*
1
Pearson Correlation
.392
Sig. (2-tailed)
.018
.012
36
36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*
.018
.407
N
.392
.014
Pearson Correlation
N
.407
hasil belajar
.413
36
150
Hubungan Motivasi, aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPA 3
Correlations
motivasi belajar
motivasi belajar
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
aktivitas belajar
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
hasil belajar
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
aktivitas belajar
.616
**
hasil belajar
.839
**
.000
.000
36
36
36
**
1
.616
.000
36
.839
**
.865
**
.000
36
36
**
1
.865
.000
.000
36
36
36
151
Lampiran 22. Gambar Desain Media “woody puzzle”
152
Lampiran 23. Langkah pemakaian “Woody Puzzle”
Langkah Pemakaian Woody Puzzle:
1. Pasang masing-masing potongan puzzle kayu sehingga membentuk
gambar struktur jaringan tumbuhan organ daun, batang dan akar monokotil
dan dikotil.
2. Carilah pasangan puzzle yang sesuai sehingga membentuk gambar struktur
jaringan tumbuhan, apabila pasangan puzzle tidak sesuai jangan
dipaksakan
3. Cobalah pasang kembali potongan puzzle sehingga menyatu dengan rapat
membentuk gambar struktur jaringan tumbuhan organ daun, batang dan
akar dapat terlihat dan teramati secara jelas
Aktivitas yang dilakukan siswa:
1. Bagi siswa menjadi 6 kelompok dengan desain tempat duduk melingkar
2. Bagikan macam-macam puzzle bergambar jaringan tumbuhan pada
masing-masing kelompok
3. Kelompok 1-3 mendapatkan 3 macam puzzle yang bergambar daun,
batang dan akar monokotil
4. Kelompok 4-6 mendapatkan 3 macam puzzle yang bergambar daun,
batang dan akar dikotil
5. Bagikan satu lembar kerja kepada setiap masing-masing kelompok siswa.
6. Jelaskan pada semua siswa tentang cara kerja dari Woody Puzzle. Minta
siswa untuk mulai menyusun Woody Puzzle dan mengerjakan lembar kerja
yang sudah disediakan. Tegaskan pada mereka bahwa ini adalah kompetisi
antar kelompok dan ada hadiah untuk pemenang utama. Aspek yang
dinilai adalah kecepatan menyusun puzzle, menjawab lembar kerja dan
presentasi diskusi tanya jawab
7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompok mereka dan
melakukan kegiatan diskusi
8. Berikan hadiah kepada salah satu kelompok yang menjadi pemenang
utama.
153
Lampiran 24. Surat Bukti Penelitian
154
155
Lampiran 25. Dokumentasi pembelajaran
Siswa SMA Pondok Modern Selamat
Saat mengisi angket tanggapan media
Siswa saat mengerjakan Pre-test
Siswa SMA N 2 Kendal saat
melakukan pengamatan
Siswa saat mengerjakan Postest
Siswa sedang berdiskusi merangkai “Woody puzzle”
156
Keaktifan siswa selama proses diskusi
presentasi
Halaman depan SMA N 2 Kendal
Kelompok siswa sedang
Bersama dengan Guru
Biologi SMA N 2 Kendal
157
Lampiran 26. Uji N-Gain
UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 1
Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat
perlakuan atau metode
<g>
=
<g>
=
=
Skor rata-rata post test
Skor rata-rata pre test
100% - Skor rata-rata pre test
80,72
45,32
1928,0%
1,84
Kategori Peningkatan
jika :
tinggi
= g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70
= 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70.
sedang
rendah
= g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30
Berdasar kriteria pengujian maka
peningkatan dikatagorikan tinggi
158
UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 2
Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat
perlakuan atau metode
<g>
=
<g>
=
=
Skor rata-rata post test
Skor rata-rata pre test
100% - Skor rata-rata pre test
79,27
46,67
2073,0%
1,57
Kategori Peningkatan
jika :
tinggi
= g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70
= 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70.
sedang
rendah
= g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30
Berdasar kriteria pengujian maka
peningkatan dikatagorikan sedang
159
UJI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KELAS XI IPA 3
Mengetahui peningkatan hasil belajar akibat
perlakuan atau metode
<g>
=
<g>
=
=
Skor rata-rata post test
Skor rata-rata pre test
100% - Skor rata-rata pre test
81,36
46.22
1864,0%
1,89
Kategori Peningkatan
jika :
tinggi
= g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70
= 0,3 < g < 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 < g <70.
sedang
rendah
= g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g< 30
Berdasar kriteria pengujian maka
peningkatan dikatagorikan tinggi
Download