51Kb - Repository Karya Ilmiah Politeknik Pertanian Negeri

advertisement
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
PENINGKATAN KEUNTUNGAN PADA BUNGA MAWAR
(Rosa hybrida L) DI KELOMPOK TANI BOEMI NURSERY DESA
CIKAHURIPAN KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Vivin Sri Rezeki1 Raeza Firsta Wisra2
RINGKASAN
Untuk meningkatkan keuntungan pada bunga mawar maka para petani harus melakukan
pengadaan bibit yang bermutu. Salah satu pengadaan bibit yang sering dilakukan oleh
petani yaitu dengan cara membeli kepada penangkar. Dengan melakukan pembelian bibit
kepada penangkar maka pertumbuhan bibit dapat optimal sehingga dapat meningkatkan
produksi bunga mawar serta keuntungan yang diperoleh lebih maksimal. Pengalaman
Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 9 minggu dimulai dari tanggal 2
April 2016 sampai dengan 4 Juni 2016 bertempat di Kelompok Tani Boemi Nursery yang
beralamat di Jl. Manoko No.11 Rt.01 Rw.03 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat. Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan menganalisis biaya
pembibitan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Boemi Nursery dan mengetahui
perbandingan keuntungan yang diperoleh dari pembelian bibit kepada penangkar dengan
melakukan pembibitan sendiri di Kelompok Tani Boemi Nursery. Keuntungan adalah
peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang
terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya
yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi
pemilik. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya harga jual produk, biaya produksi
dalam pemasaran produk dan volume penjualan. Keuntungan yang diperoleh dengan
membeli bibit kepada penangkar adalah Rp 495.000.000,- dan keuntungan dengan
melakukan pembibitan sendiri adalah Rp 260.888.817,-. Sehingga diperoleh perbandingan
keuntungan dari dua keputusan tersebut adalah Rp 234.111.183,-. Selain itu waktu yang
digunakan juga lebih efisien, hal ini disebabkan bibit yang dibeli kepada penangkar sudah
siap untuk ditanam.
Kata kunci : keuntungan, bibit, bunga mawar.
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301361004, Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
2
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
1
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
hadiah pada hari-hari penting, dan menurut
kegunaannya dapat dikelompokkan menjadi
bunga potong, mawar taman, dan mawar
tabur (Purbiati et al. 2002). Mawar atau
biasa disebut bunga rose merupakan salah
satu tanaman hias bunga yang memiliki
nilai ekonomis tinggi dan sangat prospektif
untuk dikembangkan secara komersial.
Perbanyakan tanaman mawar bisa
dilakukan dengan cara pembibitan.
Pembibitan yang biasa dilakukan pada
bunga mawar yaitu dengan cara okulasi.
Okulasi adalah cara perbanyakan vegetatif
tanaman dengan cara menempelkan mata
tunas dari suatu tanaman kepada tanaman
sejenis
dengan
tujuan
untuk
menggabungkan dua sifat baik pada
tanaman sehingga menghasilkan varietas
tanaman yang lebih baik dari tanaman
induk (Neechatree, 2015).
Salah satu masalah yang dihadapi oleh
para petani adalah memproduksi bibit yang
berkualitas. Selama ini para petani
mendapatkan bibit dengan cara melakukan
pembibitan
sendiri.
Alasan
petani
melakukan pembibitan sendiri ialah agar
biaya yang dikeluarkan lebih rendah, akan
tetapi dengan melakukan pembibitan
sendiri kendala yang dihadapi yaitu
produksi yang dihasilkan tidak maksimal
sehingga
pendapatannya
mengalami
penurunan. Dengan adanya kendala ini para
petani berfikir untuk mendapatkan bibit
yang baik dengan cara membeli kepada
penangkar bibit mawar. Menurut Direkturat
Budidaya dan Pascapanen Florikultura
(2013)
dinyatakan
bahwa
dengan
melakukan pembelian
bibit
kepada
penangkar dapat menjamin pertumbuhan
bibit yang baik dan optimal, sehingga
menghasilkan produk bermutu, varietas
terjamin, bebas dari serangan hama dan
penyakit serta diminati oleh pasar. Dengan
bibit yang berkualitas maka pendapatan
para petani akan mengalami peningkatan
dan keuntungan yang diperoleh juga lebih
besar dibandingkan dengan melakukan
pembibitan sendiri.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris
yang mayoritas penduduknya mempunyai
mata pencaharian di bidang pertanian.
Sektor pertanian pada setiap tahap
pembangunan di Indonesia, penting untuk
dikembangkan
karena
memberikan
kontribusi yang cukup tinggi pada
Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sejak
tahun 2001 sampai tahun 2004, sektor
pertanian menjadi sektor terbesar ketiga
setelah sektor industri (Badan Pusat
Statistik, 2005). Hal ini menunjukkan
bahwa pertanian berperan sebagai sumber
ketahanan pangan nasional, penyerap
angkatan kerja, meningkatkan pendapatan
petani serta sebagai sumber devisa bagi
negara. Salah satu sub sektor pertanian
yang mempunyai potensi memberikan
kontribusi PDB di Indonesia adalah
hortikultura. Sub sektor hortikultura terdiri
dari sayuran, buah-buahan, florikultura
serta tanaman obat. Di antara komoditi
hortikultura
yang
setiap
tahunnya
mengalami perkembangan yaitu agribisnis
florikultura.
Komoditas
agribisnis
florikultura
meliputi tanaman hias daun dan bunga
potong serta bunga pot. Saat ini bunga
potong merupakan bunga yang paling
banyak digunakan untuk rangkaian bunga
di berbagai acara seperti acara pernikahan,
keagamaan, kelahiran, ucapan selamat
sampai acara kematian. Hal tersebut
menjadikan bisnis bunga potong merupakan
salah satu bisnis yang mempunyai peluang
usaha yang cukup menjanjikan. Bunga
potong (florikultura) memiliki beberapa
jenis antara lain: hebras, aster, krisan,
mawar, dan anyelir. Semua jenis bunga
potong tersebut mendatangkan nilai
ekonomis yang tinggi bagi petani bunga
potong.
Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan
salah satu bunga yang paling banyak
diminati masyarakat karena penampilannya
yang cantik dan indah serta aromanya yang
harum dan khas, sehingga dijuluki queen of
flower. Mawar banyak dipakai dalam
bentuk bunga tangkai untuk upacara atau
2
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Pengambilan data metode studi pustaka
melalui dokumen tertulis dan elektronik.
Dokumen diperlukan untuk mendukung
kelengkapan data pada laporan.
b. Tujuan
1. Menganalisis biaya pembibitan yang
dilakukan oleh Kelompok Tani
Boemi Nursery.
2. Mengetahui
perbandingan
keuntungan yang diperoleh dari
pembelian bibit kepada penangkar
dengan melakukan pembibitan
sendiri di Kelompok Tani Boemi
Nursery.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
1. Gambaran Umum Perusahaan
Kelompok Tani Boemi Nursery sudah
mulai dirintis pada tanggal 19 Januari 2005
yang berfungsi sebagai wadah informasi
dan pemasaran bunga potong yang saat itu
beranggotakan 5 orang petani bunga
potong. Dengan pengelolaan “kumaha ceuk
sorangan” yang artinya semua informasi
dan
teknologi
budidaya
tanaman
dikembangkan secara individu, terbatas dan
sederhana.
Namun
demikian
tidak
mengurangi semangat untuk menciptakan
bunga potong yang berkualitas yang dapat
diterima pasar atau konsumen.
Memasuki tahun 2009, Kelompok Tani
Boemi Nursery dikukuhkan oleh instansi
pertanian setempat sebagai salah satu
kelompok tani bunga potong di daerah
Lembang. Pengukuhan ini terjadi pada hari
Sabtu tanggal 21 Maret 2009 pukul 20.00
WIB dengan beranggotakan 25 orang petani
bunga potong yang bertempat didesa
Cikahuripan
Kecamatan
Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Dengan
demikian kelompok ini secara legal diakui
keberadaannya oleh pemerintah setempat.
Kelompok tani ini dipimpin oleh Bapak
Rachmad Hidayat Muchlis, S.Pd yang
dahulu berprofesi sebagai karyawan
perhotelan di daerah tersebut. Selama
bekerja sebagai karyawan perhotelan beliau
sering kali bertanggung jawab dalam
dekorasi dan penggadaan bunga segar untuk
keperluan hotel. Melihat permintaan bunga
segar yang tinggi, sekitar akhir tahun 2004
beliau memutuskan untuk berhenti bekerja.
Dengan berbekal pengalaman yang ada,
beliau memberanikan diri untuk mulai
merintis usaha budidaya bunga potong.
Pada tahun 2013 produk bunga Kelompok
Tani Boemi Nursery melalui Lembaga
Pendidikan Merangkai Bunga Herasri dapat
diperkenalkan dan diterima oleh Istana
Negara. Tidak hanya itu, kelompok tani ini
METODOLOGI PELAKSANAAN
a.
Tempat dan Waktu
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
(PKPM) dilaksanakan selama 9 minggu
dimulai dari tanggal 2 April 2016 sampai
dengan 4 Juni 2016 bertempat di Kelompok
Tani Boemi Nursery yang beralamat di Jl.
Manoko No.11 Rt.01 Rw.03 Desa
Cikahuripan
Kecamatan
Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, No telp/fax
(022)-2784944.
b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan laporan ini
meliputi kegiatan budidaya tanaman hias
mawar dengan melakukan pembelian
kepada penangkar di Kelompok Tani
Boemi
Nursey
Desa
Cikahuripan
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat Provinsi Jawa Barat.
Penyusunan laporan ini mencakup
tentang kondisi keuangan secara umum,
aspek produksi dan biaya pembibitan yang
dilakukan oleh Kelompok Tani Boemi
Nursery serta biaya yang dikeluarkan
dengan melakukan pembelian kepada
penangkar bibit.
c.
Metode Pengumpulan Data
Kegiatan
pengumpulan
data
menggunakan beberapa metode yaitu
wawancara, observasi dan studi pustaka.
Pengambilan
data
melalui
wawancara/secara lisan langsung dengan
narasumber seperti pimpinan perusahaan
dan karyawan perusahaan. Pengumpulan
data menggunakan metode observasi
dilakukan dengan pengamatan yang
melibatkan semua indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, pembau, perasa).
3
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
juga sering di panggil sebagai narasumber
pada berbagai acara tentang budidaya
tanaman hias. Selain itu, Kelompok Tani
Boemi Nursery juga sering menjadi
pemenang pada berbagai acara pameran,
perlombaan merangkai bunga dan lainnya.
diperoleh Kelompok Tani Boemi Nursery
per bulannya sebesar Rp 25.000.000,dengan laba bersih yang diperoleh oleh
selama satu bulan adalah Rp 15.000.000,sehingga dapat dikalkulasikan penghasilan
perusahaan selama satu tahun ± Rp
300.000.000,- dengan laba bersih sebesar
Rp 180.000.000,-.
Asset yang dimiliki perusahaan lahan,
angkutan, peralatan dan bangunan. Lahan
terdiri dari lahan mawar seluas 1.500 m²
dan lahan garbera seluas 1.500 m².
Angkutan terdiri dari 1 kendaraan roda 4
yaitu mobil box dan 1 kendaraan roda 2
yaitu sepeda motor. Peralatan terdiri dari
peralatan yang digunakan untuk kegiatan
pertanian. Peralatan tersebut yaitu 2 buah
cangkul, 3 buah kored, 5 buah gunting stek,
2 buah gembor dan 5 buah pisau okulasi.
Bangunan yang dimiliki 1 buah yaitu
sebagai
kantor
sekaligus
tempat
penanganan pasca panen.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur orgasnisasi di Kelompok Tani
Boemi Nursery hanya terdiri dari bentuk
kepengurusan secara umum dengan bidang
koordinasinya masing-masing tanpa adanya
keanggotaan dari bidang koordinasi
tersebut. Setiap bidang koordinasi langsung
bertanggung jawab terhadap ketua dan
begitu
sebaliknya,
ketua
langsung
bertanggungjawab terhadap setiap bidang
koordinasi yang dinaunginya. Berikut
merupakan susunan kepengurusan dan
kelembagaan dari Kelompok Tani Boemi
Nursey :
KETUA
(Rachmad Hidayat Muchlis, S.Pd)
5. Deskripisi
Kegiatan
Bisnis
Perusahaan
Kegiatan bisnis yang dilakukan di
Kelompok Tani Boemi Nursery yaitu
meliputi kegiatan produksi, produk,
pelanggan, pemasok bahan baku dan
kegiatan pemasaran.
SEKRETARIS
(Yetti, S.Pd)
BENDAHARA
(Nuraprilia, S.Pd)
PEMASARAN
(Rudi Sukandar)
PRODUKSI
(Bolang)
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada di
Kelompok Tani Boemi Nursery berjumlah
4 orang tenaga kerja tetap, dengan
pembagian 1 orang sebagai tenaga kerja
pengolahan lahan dan 3 orang sebagai
tenaga bagian budidaya. Pada kegiatan
pertanian
yaitu
kegiatan
pertanian
florikultura mencakup budidaya mawar dan
garbera/hebras. Upah yang diberikan
kepada tenaga kerja tetap wanita sebesar Rp
25.000,- sedangkan untuk upah tenaga kerja
tetap pria sebesar Rp 50.000,-.
b. Pembahasan
1. Pengadaan Bibit Mawar
Pengadaan bibit yang dilakukan di
Kelompok Tani Boemi Nursery pada
awalnya
yaitu
dengan
melakukan
pembibitan sendiri. Alasan melakukan
pembibitan sendiri agar biaya yang
dikeluarkan lebih rendah. Pembibitan di
Kelompok Tani Boemi Nursery dilakukan
dengan cara okulasi.
Keberhasilan dari suatu bibit dapat
dilihat pada saat bibit tersebut dapat
tumbuh berkembang dengan baik dan
menghasilkan produksi yang tinggi. Akan
tetapi di Kelompok Tani Boemi Nursery
keberhasilan bibit yang diperoleh tidak
maksimal. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan tenaga kerja yang
digunakan dalam melakukan pembibitan
seperti pada saat melakukan okulasi pada
tanaman mawar. Selain itu pemeliharaan
4. Kondisi Keuangan secara Umum
Kondisi keuangan di Kelompok Tani
Boemi Nursery kurang baik dikarenakan
untuk
pencatatan
pendapatan
dan
pengeluaran tidak dilakukan secara
terperinci dan tidak ada bagian khusus yang
mencatat keuangan tersebut. Sumber modal
perusahaan berasal dari lembaga keuangan
yaitu bank dan koperasi. Pendapatan yang
4
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
yang dilakukan kurang intensif, sehingga
pertumbuhan bibit tidak optimal. Dari
permasalahan tersebut akhirnya Kelompok
Tani Boemi Nursery melakukan pengadaan
bibit dengan cara membeli kepada
penangkar. Biaya yang dikeluarkan dengan
melakukan pembelian
bibit
kepada
penangkar lebih besar dibandingkan dengan
melakukan pembibitan sendiri, akan tetapi
keuntungan yang diperoleh yaitu tingkat
keberhasilan pada bibit lebih tinggi
dibandingkan
dengan
melakukan
pembibitan sendiri. Selain itu, dengan
membeli bibit kepada penangkar dapat
menjamin pertumbuhan bibit yang baik dan
optimal. Adapun tingkat keberhasilan pada
bibit yang dibeli pada penangkar sebesar
90% sedangkan tingkat keberhasilan
dengan melakukan pembibitan sendiri
hanya sebesar 50%. Tingkat keberhasilan
tersebut diperoleh dari data yang ada di
Kelompok Tani Boemi Nursery.
Boemi Nursery mengalami kerugian.
Dengan melihat kondisi tersebut, akhirnya
Kelompok
Tani
Boemi
Nursery
memutuskan untuk membeli bibit dari luar
yaitu membeli kepada penangkar bibit.
Kriteria dalam pengambilan keputusan
membuat atau membeli dari luar
berdasarkan laba diferensial yaitu : (1) Jika
laba diferensial akibat membuat sendiri
lebih besar daripada membeli dari luar,
maka
manajemen
akan
mengambil
keputusan membuat sendiri; (2) Jika laba
diferensial akibat membeli dari luar lebih
besar dari pada membuat sendiri, maka
manajemen akan mengambil keputusan
membeli dari luar.
Keuntungan yang diperoleh dari
pembelian bibit kepada penangkar lebih
tinggi
sebesar
Rp
495.000.000,dibandingkan
dengan
melakukan
pembibitan sendiri Rp 260.888.417,-.
Dengan total biaya yang dikeluarkan
masing-masing sebesar Rp 45.000.000,untuk biaya pembelian bibit dan Rp
39.111.583,- untuk pembibitan sendiri.
Dengan demikian Kelompok Tani Boemi
Nursery lebih baik membeli bibit kepada
penangkar
dibandingkan
melakukan
pembibitan sendiri. Selain itu tingkat
keberhasilan dari bibit yang dibeli lebih
tinggi
(90%)
dibandingkan
dengan
melakukan pembibitan sendiri (50%),
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi
maka dapat meningkatkan produksi pada
bunga mawar sehingga keuntungan/laba
yang diperoleh mengalami peningkatan.
2. Peningkatan Keuntungan
Keputusan
yang
diambil
oleh
Kelompok Tani Boemi Nursery yaitu
berdasarkan keputusan membuat atau
membeli. Keputusan membuat atau
membeli ini dapat dilihat pada awal
berdirinya Kelompok Tani Boemi Nursery
melakukan pengadaan bibit dengan
membuat bibit sendiri, akan tetapi hasil
yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Banyak kendala yang dihadapi,
salah satunya yaitu pertumbuhan bibit yang
tidak optimal, sehingga Kelompok Tani
3. Aspek Finansial
Tabel 1. Biaya pembelian bibit kepada penangkar
No
Nama bahan
Jumlah (buah)
Harga satuan (Rp)
1
Bibit
15.000
3.000
Biaya (Rp)
45.000.000
Tabel 2. Biaya investasi pembibitan sendiri
No
Jenis
Satuan
Jumlah alat
1
Cangkul
Unit
2
2
Kored
Unit
3
3
Gunting stek
Unit
5
4
Gembor
Unit
2
5
Pisau okulasi
Unit
5
Jumlah
Biaya (Rp)
100.000
51.000
225.000
130.000
2.000.000
2.506.000
5
Harga/unit (Rp)
50.000
17.000
45.000
65.000
400.000
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Tabel 3. Biaya penyusutan alat
No
Jenis alat
1
2
3
4
5
Cangkul
Kored
Gunting stek
Gembor
Pisau okulasi
Nilai sisa
(5%)
100.000
5.000
51.000
0
225.000
11.250
130.000
6.500
2.000.000
100.000
Jumlah
Harga beli
Umur ekonomis
(tahun)
1
1
1
1
3
Tabel 4. Biaya bahan pembibitan mawar sebanyak 15.000 buah
No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga satuan (Rp)
1
Plastik okulasi
Kg
15
30.000
2
Polybag
Kg
100
20.000
3
Tanah hitam
Karung
50
50.000
4
Pupuk kompos
Karung
50
10.000
5
Sekam
Karung
50
15.000
6
Batang bawah
Buah
15.000
1.500
7
Mata tunas
Buah
15.000
500
8
Pupuk NPK
Kg
150
10.000
Jumlah
Penyusutan per
tahun
95.000
51.000
213.750
123.500
633.333
1.116.583
Biaya (Rp)
450.000
2.000.000
2.500.000
500.000
750.000
22.500.000
7.500.000
1.500.000
37.700.000
Tabel 5. Biaya tenaga kerja pembibitan mawar
No
Jenis kegiatan
Satuan
Jumlah
Upah (Rp)
1
2
3
4
Persiapan media tanam
Okulasi
Penyiraman
Pemupukan
HKO
HKO
HKO
HKO
Jumlah
0.6
1
0.3
4
50.000
50.000
50.000
50.000
Tabel 6. Rekapitulasi biaya pembibitan mawar
No
Jenis biaya
1
Depresiasi
2
Biaya bahan
3
Biaya tenaga kerja
Jumlah
Biaya per
Produksi (Rp)
30.000
50.000
15.000
200.000
295.000
Total (Rp)
1.116.583
37.7000.000
295.000
39.111.583
Tabel 7. Produksi dan pendapatan bunga mawar
No
Produksi
1
2
Pembelian pada penangkar
Pembibitan sendiri
Jumlah (ikat)
13.500
7.500
6
Harga per ikat
Pendapatan (Rp)
(Rp)
40.000
540.000.000
40.000
300.000.000
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Tabel 8. Analisis biaya dan pendapatan
No
Pengadaan bibit
Keterangan
1
Membeli kepada
Pendapatan
penangkar
Total
Biaya
Pembelian bibit
Total biaya
Laba
2
Pembibitan sendiri
Pendapatan
Total
Biaya
Biaya tetap
Depresiasi
Total biaya tetap
Biaya variabel
Biaya bahan
Biaya tenaga kerja
Total biaya variabel
Total biaya
Laba
Dari hasil tabel 8 diatas pendapatan
yang diperoleh dari pembelian bibit pada
penangkar adalah sebesar Rp 540.000.000,dan dari pembibitan sendiri adalah sebesar
Rp 300.000.000,- serta total biaya yang
dikeluarkan dari pembelian bibit pada
penangkar adalah sebesar Rp 45.000.000,dan total biaya yang dikeluarkan dari
melakukan pembibitan sendiri adalah
sebesar
Rp
39.111.583,-,
sehingga
keuntungan yang diperoleh dari pembelian
bibit pada penangkar sebesar Rp
495.000.000,- sedangkan keuntungan yang
diperoleh dari melakukan pembibitan
sendiri sebesar Rp 260.888.417,-.
Pembelian bibit kepada penangkar
memperoleh keuntungan yang meningkat
dibandingkan
dengan
melakukan
pembibitan sendiri. Hal ini dapat dilihat
dari laba yang diperoleh oleh Kelompok
Tani Boemi Nursery, dimana laba yang
diperoleh dengan membeli bibit kepada
penangkar lebih besar dibandingkan dengan
melakukan pembibitan sendiri. Walaupun
input yang dikeluarkan lebih besar
dibandingkan
dengan
melakukan
pembibitan sendiri, tetapi output atau laba
yang dihasilkan juga lebih besar. Selain itu
dengan membeli bibit kepada penangkar
waktu yang digunakan lebih efisien. Bibit
Jumlah (Rp)
Total (Rp)
540.000.000
540.000.000
45.000.000
45.000.000
495.000.000
300.000.000
300.000.000
1.116.583
1.116.583
37.700.000
295.000
37.995.000
39.111.583
260.888.417
yang dibeli kepada penangkar dapat
langsung ditanam dan kualitasnya lebih
terjamin.
KESIMPULAN
1. Biaya yang dikeluarkan dengan
membeli kepada penangkar jauh lebih
besar dibandingkan dengan melakukan
pembibitan sendiri. Masing-masing
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
pembelian bibit dan pembibitan sendiri
adalah sebesar Rp 45.000.000,- dan Rp
45.000.000,-.
2. Pengambilan
keputusan
dengan
membeli bibit kepada penangkar dapat
meningkatkan
keuntungan
dibandingkan dengan membuat bibit
sendiri. Keuntungan yang diperoleh
dengan
membeli
bibit
kepada
penangkar adalah Rp 495.000.000,dan keuntungan dengan melakukan
pembibitan
sendiri
adalah
Rp
260.888.817,-. Sehingga diperoleh
perbandingan keuntungan dari dua
keputusan
tersebut
adalah
Rp
234.111.183,-. Selain itu waktu yang
digunakan juga lebih efisien, hal ini
disebabkan biit yang dibeli kepada
penangkar sudah siap untuk ditanam.
7
Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016
Mulyadi.
2007.
Efisiensi
Biaya.
http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/201
2/08/JURNAL-.pdf. 27 juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Teknik Budidaya Bunga
Mawar.
http://fajarjabrik.blogspot.co.id/2013/
02/teknik-budidaya-bungamawar.html. 15 Juni 2016
Musthafa, I. dan Fitrianti, S. 2015.
Akuntansi Biaya. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh.
Anonim.
_____.
Mawar.
http://warintek.ristekdikti.go.id/pertan
ian/mawar.pdf. 15 Juni 2016.
Neechatree. 2015. Perbanyakan Mawar
Dengan Okulasi Mata Tunas.
http://neechatree16.com/index.php/20
15/09/20/perbanyakan-mawardengan-okulasi-mata-tunas/. 24 April
2016
Badan Pusat Statistik. 2005. Pendapatan
Domestik Bruto. Jakarta.
Direktorat Budidaya dan Pascapanen
Florikultura. 2013. SOP Budidaya
Mawar
Potong.
Kementrian
Pertanian. Jakarta.
Pambaruni, Y. 2011. Peluang Bisnis
Budidaya Pada Bunga Mawar
http://amikom.ac.id/research/index.ph
p/KIM/article/view/4295/2629.
15
Juni 2016.
Direktorat Budidaya dan Pascapanen
Florikultura. 2014. Profil Mawar.
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Bandung Barat.
Purbiati,T., A.Supandi, E. Retnoningtyas,
dan Sarwono. 2002. Pengkajian
Sistem Usahatani (SUT) Bunga
Potong mawar Spesifik Lokasi Lahan
Kering. Laporan Hasil Penelitian atau
Pengkajian BPTP Karang Ploso,
Malang. 10 Hlm.
Farida, I. 2015. Okulasi Mata Berkayu
Untuk Perbanyakan Tanaman Mawar.
http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/a
rtikel-pertanian/852-okulasi-mataberkayu-untuk-perbanyakan-tanamanmawar. 15 Juni 2016
Purnawanti, S. 2002. Potensi Pasar Bunga
dan Tanaman Hias Rawa Belong.
UPT Pusat Promosi dan Pemasaran
Hasil Pertanian.Dinas Pertanian dan
Kehutanan DKI. Jakarta.
Fauziah, U. 2015. Efisiensi Biaya Produksi
Perusahaan.
http://m.kompasiana.com/fauzulfah/ef
isiensi-biaya-produksiperusahaan_564b44373393734e16d0
607e. 17 Juli 2016
Supriadi, H., dkk. 2007. Tingkat Efisiensi
Usahatani Bunga Potong Mawar
dalam Pengembangan Agribisnis di
Indonesia.
http://download.portalgaruda.org/artic
le.php?article=184891&val=6406&tit
le=Tingkat%20Efisiensi%20Usahatan
i%20Bunga%20Potong%20Mawar%
20dalam%20Pengembangan%20Agri
bisnis%20di%20Indonesia. 15 Juni
2016.
Horngren, Foster, dan Datar. 2005.
Akuntansi
Biaya:
Penekanan
Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, F. 2015. Klasifikasi dan
Morfologi
Bunga
Mawar.
http://fredikurniawan.com/klasifikasidan-morfologi-bunga-mawar/.
24
April 2016.
8
Download