Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 PENINGKATAN KEUNTUNGAN PADA BUNGA MAWAR (Rosa hybrida L) DI KELOMPOK TANI BOEMI NURSERY DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Vivin Sri Rezeki1 Raeza Firsta Wisra2 RINGKASAN Untuk meningkatkan keuntungan pada bunga mawar maka para petani harus melakukan pengadaan bibit yang bermutu. Salah satu pengadaan bibit yang sering dilakukan oleh petani yaitu dengan cara membeli kepada penangkar. Dengan melakukan pembelian bibit kepada penangkar maka pertumbuhan bibit dapat optimal sehingga dapat meningkatkan produksi bunga mawar serta keuntungan yang diperoleh lebih maksimal. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 9 minggu dimulai dari tanggal 2 April 2016 sampai dengan 4 Juni 2016 bertempat di Kelompok Tani Boemi Nursery yang beralamat di Jl. Manoko No.11 Rt.01 Rw.03 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penulisan laporan tugas akhir ini bertujuan menganalisis biaya pembibitan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Boemi Nursery dan mengetahui perbandingan keuntungan yang diperoleh dari pembelian bibit kepada penangkar dengan melakukan pembibitan sendiri di Kelompok Tani Boemi Nursery. Keuntungan adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya harga jual produk, biaya produksi dalam pemasaran produk dan volume penjualan. Keuntungan yang diperoleh dengan membeli bibit kepada penangkar adalah Rp 495.000.000,- dan keuntungan dengan melakukan pembibitan sendiri adalah Rp 260.888.817,-. Sehingga diperoleh perbandingan keuntungan dari dua keputusan tersebut adalah Rp 234.111.183,-. Selain itu waktu yang digunakan juga lebih efisien, hal ini disebabkan bibit yang dibeli kepada penangkar sudah siap untuk ditanam. Kata kunci : keuntungan, bibit, bunga mawar. 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301361004, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 hadiah pada hari-hari penting, dan menurut kegunaannya dapat dikelompokkan menjadi bunga potong, mawar taman, dan mawar tabur (Purbiati et al. 2002). Mawar atau biasa disebut bunga rose merupakan salah satu tanaman hias bunga yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat prospektif untuk dikembangkan secara komersial. Perbanyakan tanaman mawar bisa dilakukan dengan cara pembibitan. Pembibitan yang biasa dilakukan pada bunga mawar yaitu dengan cara okulasi. Okulasi adalah cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan cara menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman sejenis dengan tujuan untuk menggabungkan dua sifat baik pada tanaman sehingga menghasilkan varietas tanaman yang lebih baik dari tanaman induk (Neechatree, 2015). Salah satu masalah yang dihadapi oleh para petani adalah memproduksi bibit yang berkualitas. Selama ini para petani mendapatkan bibit dengan cara melakukan pembibitan sendiri. Alasan petani melakukan pembibitan sendiri ialah agar biaya yang dikeluarkan lebih rendah, akan tetapi dengan melakukan pembibitan sendiri kendala yang dihadapi yaitu produksi yang dihasilkan tidak maksimal sehingga pendapatannya mengalami penurunan. Dengan adanya kendala ini para petani berfikir untuk mendapatkan bibit yang baik dengan cara membeli kepada penangkar bibit mawar. Menurut Direkturat Budidaya dan Pascapanen Florikultura (2013) dinyatakan bahwa dengan melakukan pembelian bibit kepada penangkar dapat menjamin pertumbuhan bibit yang baik dan optimal, sehingga menghasilkan produk bermutu, varietas terjamin, bebas dari serangan hama dan penyakit serta diminati oleh pasar. Dengan bibit yang berkualitas maka pendapatan para petani akan mengalami peningkatan dan keuntungan yang diperoleh juga lebih besar dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia, penting untuk dikembangkan karena memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sejak tahun 2001 sampai tahun 2004, sektor pertanian menjadi sektor terbesar ketiga setelah sektor industri (Badan Pusat Statistik, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa pertanian berperan sebagai sumber ketahanan pangan nasional, penyerap angkatan kerja, meningkatkan pendapatan petani serta sebagai sumber devisa bagi negara. Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi memberikan kontribusi PDB di Indonesia adalah hortikultura. Sub sektor hortikultura terdiri dari sayuran, buah-buahan, florikultura serta tanaman obat. Di antara komoditi hortikultura yang setiap tahunnya mengalami perkembangan yaitu agribisnis florikultura. Komoditas agribisnis florikultura meliputi tanaman hias daun dan bunga potong serta bunga pot. Saat ini bunga potong merupakan bunga yang paling banyak digunakan untuk rangkaian bunga di berbagai acara seperti acara pernikahan, keagamaan, kelahiran, ucapan selamat sampai acara kematian. Hal tersebut menjadikan bisnis bunga potong merupakan salah satu bisnis yang mempunyai peluang usaha yang cukup menjanjikan. Bunga potong (florikultura) memiliki beberapa jenis antara lain: hebras, aster, krisan, mawar, dan anyelir. Semua jenis bunga potong tersebut mendatangkan nilai ekonomis yang tinggi bagi petani bunga potong. Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan salah satu bunga yang paling banyak diminati masyarakat karena penampilannya yang cantik dan indah serta aromanya yang harum dan khas, sehingga dijuluki queen of flower. Mawar banyak dipakai dalam bentuk bunga tangkai untuk upacara atau 2 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 Pengambilan data metode studi pustaka melalui dokumen tertulis dan elektronik. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data pada laporan. b. Tujuan 1. Menganalisis biaya pembibitan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Boemi Nursery. 2. Mengetahui perbandingan keuntungan yang diperoleh dari pembelian bibit kepada penangkar dengan melakukan pembibitan sendiri di Kelompok Tani Boemi Nursery. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil 1. Gambaran Umum Perusahaan Kelompok Tani Boemi Nursery sudah mulai dirintis pada tanggal 19 Januari 2005 yang berfungsi sebagai wadah informasi dan pemasaran bunga potong yang saat itu beranggotakan 5 orang petani bunga potong. Dengan pengelolaan “kumaha ceuk sorangan” yang artinya semua informasi dan teknologi budidaya tanaman dikembangkan secara individu, terbatas dan sederhana. Namun demikian tidak mengurangi semangat untuk menciptakan bunga potong yang berkualitas yang dapat diterima pasar atau konsumen. Memasuki tahun 2009, Kelompok Tani Boemi Nursery dikukuhkan oleh instansi pertanian setempat sebagai salah satu kelompok tani bunga potong di daerah Lembang. Pengukuhan ini terjadi pada hari Sabtu tanggal 21 Maret 2009 pukul 20.00 WIB dengan beranggotakan 25 orang petani bunga potong yang bertempat didesa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian kelompok ini secara legal diakui keberadaannya oleh pemerintah setempat. Kelompok tani ini dipimpin oleh Bapak Rachmad Hidayat Muchlis, S.Pd yang dahulu berprofesi sebagai karyawan perhotelan di daerah tersebut. Selama bekerja sebagai karyawan perhotelan beliau sering kali bertanggung jawab dalam dekorasi dan penggadaan bunga segar untuk keperluan hotel. Melihat permintaan bunga segar yang tinggi, sekitar akhir tahun 2004 beliau memutuskan untuk berhenti bekerja. Dengan berbekal pengalaman yang ada, beliau memberanikan diri untuk mulai merintis usaha budidaya bunga potong. Pada tahun 2013 produk bunga Kelompok Tani Boemi Nursery melalui Lembaga Pendidikan Merangkai Bunga Herasri dapat diperkenalkan dan diterima oleh Istana Negara. Tidak hanya itu, kelompok tani ini METODOLOGI PELAKSANAAN a. Tempat dan Waktu Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 9 minggu dimulai dari tanggal 2 April 2016 sampai dengan 4 Juni 2016 bertempat di Kelompok Tani Boemi Nursery yang beralamat di Jl. Manoko No.11 Rt.01 Rw.03 Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, No telp/fax (022)-2784944. b. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi kegiatan budidaya tanaman hias mawar dengan melakukan pembelian kepada penangkar di Kelompok Tani Boemi Nursey Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Penyusunan laporan ini mencakup tentang kondisi keuangan secara umum, aspek produksi dan biaya pembibitan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Boemi Nursery serta biaya yang dikeluarkan dengan melakukan pembelian kepada penangkar bibit. c. Metode Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Pengambilan data melalui wawancara/secara lisan langsung dengan narasumber seperti pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dilakukan dengan pengamatan yang melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). 3 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 juga sering di panggil sebagai narasumber pada berbagai acara tentang budidaya tanaman hias. Selain itu, Kelompok Tani Boemi Nursery juga sering menjadi pemenang pada berbagai acara pameran, perlombaan merangkai bunga dan lainnya. diperoleh Kelompok Tani Boemi Nursery per bulannya sebesar Rp 25.000.000,dengan laba bersih yang diperoleh oleh selama satu bulan adalah Rp 15.000.000,sehingga dapat dikalkulasikan penghasilan perusahaan selama satu tahun ± Rp 300.000.000,- dengan laba bersih sebesar Rp 180.000.000,-. Asset yang dimiliki perusahaan lahan, angkutan, peralatan dan bangunan. Lahan terdiri dari lahan mawar seluas 1.500 m² dan lahan garbera seluas 1.500 m². Angkutan terdiri dari 1 kendaraan roda 4 yaitu mobil box dan 1 kendaraan roda 2 yaitu sepeda motor. Peralatan terdiri dari peralatan yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Peralatan tersebut yaitu 2 buah cangkul, 3 buah kored, 5 buah gunting stek, 2 buah gembor dan 5 buah pisau okulasi. Bangunan yang dimiliki 1 buah yaitu sebagai kantor sekaligus tempat penanganan pasca panen. 2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur orgasnisasi di Kelompok Tani Boemi Nursery hanya terdiri dari bentuk kepengurusan secara umum dengan bidang koordinasinya masing-masing tanpa adanya keanggotaan dari bidang koordinasi tersebut. Setiap bidang koordinasi langsung bertanggung jawab terhadap ketua dan begitu sebaliknya, ketua langsung bertanggungjawab terhadap setiap bidang koordinasi yang dinaunginya. Berikut merupakan susunan kepengurusan dan kelembagaan dari Kelompok Tani Boemi Nursey : KETUA (Rachmad Hidayat Muchlis, S.Pd) 5. Deskripisi Kegiatan Bisnis Perusahaan Kegiatan bisnis yang dilakukan di Kelompok Tani Boemi Nursery yaitu meliputi kegiatan produksi, produk, pelanggan, pemasok bahan baku dan kegiatan pemasaran. SEKRETARIS (Yetti, S.Pd) BENDAHARA (Nuraprilia, S.Pd) PEMASARAN (Rudi Sukandar) PRODUKSI (Bolang) 3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada di Kelompok Tani Boemi Nursery berjumlah 4 orang tenaga kerja tetap, dengan pembagian 1 orang sebagai tenaga kerja pengolahan lahan dan 3 orang sebagai tenaga bagian budidaya. Pada kegiatan pertanian yaitu kegiatan pertanian florikultura mencakup budidaya mawar dan garbera/hebras. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja tetap wanita sebesar Rp 25.000,- sedangkan untuk upah tenaga kerja tetap pria sebesar Rp 50.000,-. b. Pembahasan 1. Pengadaan Bibit Mawar Pengadaan bibit yang dilakukan di Kelompok Tani Boemi Nursery pada awalnya yaitu dengan melakukan pembibitan sendiri. Alasan melakukan pembibitan sendiri agar biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Pembibitan di Kelompok Tani Boemi Nursery dilakukan dengan cara okulasi. Keberhasilan dari suatu bibit dapat dilihat pada saat bibit tersebut dapat tumbuh berkembang dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi. Akan tetapi di Kelompok Tani Boemi Nursery keberhasilan bibit yang diperoleh tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tenaga kerja yang digunakan dalam melakukan pembibitan seperti pada saat melakukan okulasi pada tanaman mawar. Selain itu pemeliharaan 4. Kondisi Keuangan secara Umum Kondisi keuangan di Kelompok Tani Boemi Nursery kurang baik dikarenakan untuk pencatatan pendapatan dan pengeluaran tidak dilakukan secara terperinci dan tidak ada bagian khusus yang mencatat keuangan tersebut. Sumber modal perusahaan berasal dari lembaga keuangan yaitu bank dan koperasi. Pendapatan yang 4 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 yang dilakukan kurang intensif, sehingga pertumbuhan bibit tidak optimal. Dari permasalahan tersebut akhirnya Kelompok Tani Boemi Nursery melakukan pengadaan bibit dengan cara membeli kepada penangkar. Biaya yang dikeluarkan dengan melakukan pembelian bibit kepada penangkar lebih besar dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri, akan tetapi keuntungan yang diperoleh yaitu tingkat keberhasilan pada bibit lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri. Selain itu, dengan membeli bibit kepada penangkar dapat menjamin pertumbuhan bibit yang baik dan optimal. Adapun tingkat keberhasilan pada bibit yang dibeli pada penangkar sebesar 90% sedangkan tingkat keberhasilan dengan melakukan pembibitan sendiri hanya sebesar 50%. Tingkat keberhasilan tersebut diperoleh dari data yang ada di Kelompok Tani Boemi Nursery. Boemi Nursery mengalami kerugian. Dengan melihat kondisi tersebut, akhirnya Kelompok Tani Boemi Nursery memutuskan untuk membeli bibit dari luar yaitu membeli kepada penangkar bibit. Kriteria dalam pengambilan keputusan membuat atau membeli dari luar berdasarkan laba diferensial yaitu : (1) Jika laba diferensial akibat membuat sendiri lebih besar daripada membeli dari luar, maka manajemen akan mengambil keputusan membuat sendiri; (2) Jika laba diferensial akibat membeli dari luar lebih besar dari pada membuat sendiri, maka manajemen akan mengambil keputusan membeli dari luar. Keuntungan yang diperoleh dari pembelian bibit kepada penangkar lebih tinggi sebesar Rp 495.000.000,dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri Rp 260.888.417,-. Dengan total biaya yang dikeluarkan masing-masing sebesar Rp 45.000.000,untuk biaya pembelian bibit dan Rp 39.111.583,- untuk pembibitan sendiri. Dengan demikian Kelompok Tani Boemi Nursery lebih baik membeli bibit kepada penangkar dibandingkan melakukan pembibitan sendiri. Selain itu tingkat keberhasilan dari bibit yang dibeli lebih tinggi (90%) dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri (50%), dengan tingkat keberhasilan yang tinggi maka dapat meningkatkan produksi pada bunga mawar sehingga keuntungan/laba yang diperoleh mengalami peningkatan. 2. Peningkatan Keuntungan Keputusan yang diambil oleh Kelompok Tani Boemi Nursery yaitu berdasarkan keputusan membuat atau membeli. Keputusan membuat atau membeli ini dapat dilihat pada awal berdirinya Kelompok Tani Boemi Nursery melakukan pengadaan bibit dengan membuat bibit sendiri, akan tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Banyak kendala yang dihadapi, salah satunya yaitu pertumbuhan bibit yang tidak optimal, sehingga Kelompok Tani 3. Aspek Finansial Tabel 1. Biaya pembelian bibit kepada penangkar No Nama bahan Jumlah (buah) Harga satuan (Rp) 1 Bibit 15.000 3.000 Biaya (Rp) 45.000.000 Tabel 2. Biaya investasi pembibitan sendiri No Jenis Satuan Jumlah alat 1 Cangkul Unit 2 2 Kored Unit 3 3 Gunting stek Unit 5 4 Gembor Unit 2 5 Pisau okulasi Unit 5 Jumlah Biaya (Rp) 100.000 51.000 225.000 130.000 2.000.000 2.506.000 5 Harga/unit (Rp) 50.000 17.000 45.000 65.000 400.000 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 Tabel 3. Biaya penyusutan alat No Jenis alat 1 2 3 4 5 Cangkul Kored Gunting stek Gembor Pisau okulasi Nilai sisa (5%) 100.000 5.000 51.000 0 225.000 11.250 130.000 6.500 2.000.000 100.000 Jumlah Harga beli Umur ekonomis (tahun) 1 1 1 1 3 Tabel 4. Biaya bahan pembibitan mawar sebanyak 15.000 buah No Nama bahan Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) 1 Plastik okulasi Kg 15 30.000 2 Polybag Kg 100 20.000 3 Tanah hitam Karung 50 50.000 4 Pupuk kompos Karung 50 10.000 5 Sekam Karung 50 15.000 6 Batang bawah Buah 15.000 1.500 7 Mata tunas Buah 15.000 500 8 Pupuk NPK Kg 150 10.000 Jumlah Penyusutan per tahun 95.000 51.000 213.750 123.500 633.333 1.116.583 Biaya (Rp) 450.000 2.000.000 2.500.000 500.000 750.000 22.500.000 7.500.000 1.500.000 37.700.000 Tabel 5. Biaya tenaga kerja pembibitan mawar No Jenis kegiatan Satuan Jumlah Upah (Rp) 1 2 3 4 Persiapan media tanam Okulasi Penyiraman Pemupukan HKO HKO HKO HKO Jumlah 0.6 1 0.3 4 50.000 50.000 50.000 50.000 Tabel 6. Rekapitulasi biaya pembibitan mawar No Jenis biaya 1 Depresiasi 2 Biaya bahan 3 Biaya tenaga kerja Jumlah Biaya per Produksi (Rp) 30.000 50.000 15.000 200.000 295.000 Total (Rp) 1.116.583 37.7000.000 295.000 39.111.583 Tabel 7. Produksi dan pendapatan bunga mawar No Produksi 1 2 Pembelian pada penangkar Pembibitan sendiri Jumlah (ikat) 13.500 7.500 6 Harga per ikat Pendapatan (Rp) (Rp) 40.000 540.000.000 40.000 300.000.000 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 Tabel 8. Analisis biaya dan pendapatan No Pengadaan bibit Keterangan 1 Membeli kepada Pendapatan penangkar Total Biaya Pembelian bibit Total biaya Laba 2 Pembibitan sendiri Pendapatan Total Biaya Biaya tetap Depresiasi Total biaya tetap Biaya variabel Biaya bahan Biaya tenaga kerja Total biaya variabel Total biaya Laba Dari hasil tabel 8 diatas pendapatan yang diperoleh dari pembelian bibit pada penangkar adalah sebesar Rp 540.000.000,dan dari pembibitan sendiri adalah sebesar Rp 300.000.000,- serta total biaya yang dikeluarkan dari pembelian bibit pada penangkar adalah sebesar Rp 45.000.000,dan total biaya yang dikeluarkan dari melakukan pembibitan sendiri adalah sebesar Rp 39.111.583,-, sehingga keuntungan yang diperoleh dari pembelian bibit pada penangkar sebesar Rp 495.000.000,- sedangkan keuntungan yang diperoleh dari melakukan pembibitan sendiri sebesar Rp 260.888.417,-. Pembelian bibit kepada penangkar memperoleh keuntungan yang meningkat dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri. Hal ini dapat dilihat dari laba yang diperoleh oleh Kelompok Tani Boemi Nursery, dimana laba yang diperoleh dengan membeli bibit kepada penangkar lebih besar dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri. Walaupun input yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri, tetapi output atau laba yang dihasilkan juga lebih besar. Selain itu dengan membeli bibit kepada penangkar waktu yang digunakan lebih efisien. Bibit Jumlah (Rp) Total (Rp) 540.000.000 540.000.000 45.000.000 45.000.000 495.000.000 300.000.000 300.000.000 1.116.583 1.116.583 37.700.000 295.000 37.995.000 39.111.583 260.888.417 yang dibeli kepada penangkar dapat langsung ditanam dan kualitasnya lebih terjamin. KESIMPULAN 1. Biaya yang dikeluarkan dengan membeli kepada penangkar jauh lebih besar dibandingkan dengan melakukan pembibitan sendiri. Masing-masing biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit dan pembibitan sendiri adalah sebesar Rp 45.000.000,- dan Rp 45.000.000,-. 2. Pengambilan keputusan dengan membeli bibit kepada penangkar dapat meningkatkan keuntungan dibandingkan dengan membuat bibit sendiri. Keuntungan yang diperoleh dengan membeli bibit kepada penangkar adalah Rp 495.000.000,dan keuntungan dengan melakukan pembibitan sendiri adalah Rp 260.888.817,-. Sehingga diperoleh perbandingan keuntungan dari dua keputusan tersebut adalah Rp 234.111.183,-. Selain itu waktu yang digunakan juga lebih efisien, hal ini disebabkan biit yang dibeli kepada penangkar sudah siap untuk ditanam. 7 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 Mulyadi. 2007. Efisiensi Biaya. http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/201 2/08/JURNAL-.pdf. 27 juni 2016 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Teknik Budidaya Bunga Mawar. http://fajarjabrik.blogspot.co.id/2013/ 02/teknik-budidaya-bungamawar.html. 15 Juni 2016 Musthafa, I. dan Fitrianti, S. 2015. Akuntansi Biaya. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Anonim. _____. Mawar. http://warintek.ristekdikti.go.id/pertan ian/mawar.pdf. 15 Juni 2016. Neechatree. 2015. Perbanyakan Mawar Dengan Okulasi Mata Tunas. http://neechatree16.com/index.php/20 15/09/20/perbanyakan-mawardengan-okulasi-mata-tunas/. 24 April 2016 Badan Pusat Statistik. 2005. Pendapatan Domestik Bruto. Jakarta. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura. 2013. SOP Budidaya Mawar Potong. Kementrian Pertanian. Jakarta. Pambaruni, Y. 2011. Peluang Bisnis Budidaya Pada Bunga Mawar http://amikom.ac.id/research/index.ph p/KIM/article/view/4295/2629. 15 Juni 2016. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura. 2014. Profil Mawar. Direktorat Jenderal Hortikultura. Bandung Barat. Purbiati,T., A.Supandi, E. Retnoningtyas, dan Sarwono. 2002. Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Bunga Potong mawar Spesifik Lokasi Lahan Kering. Laporan Hasil Penelitian atau Pengkajian BPTP Karang Ploso, Malang. 10 Hlm. Farida, I. 2015. Okulasi Mata Berkayu Untuk Perbanyakan Tanaman Mawar. http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/a rtikel-pertanian/852-okulasi-mataberkayu-untuk-perbanyakan-tanamanmawar. 15 Juni 2016 Purnawanti, S. 2002. Potensi Pasar Bunga dan Tanaman Hias Rawa Belong. UPT Pusat Promosi dan Pemasaran Hasil Pertanian.Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI. Jakarta. Fauziah, U. 2015. Efisiensi Biaya Produksi Perusahaan. http://m.kompasiana.com/fauzulfah/ef isiensi-biaya-produksiperusahaan_564b44373393734e16d0 607e. 17 Juli 2016 Supriadi, H., dkk. 2007. Tingkat Efisiensi Usahatani Bunga Potong Mawar dalam Pengembangan Agribisnis di Indonesia. http://download.portalgaruda.org/artic le.php?article=184891&val=6406&tit le=Tingkat%20Efisiensi%20Usahatan i%20Bunga%20Potong%20Mawar% 20dalam%20Pengembangan%20Agri bisnis%20di%20Indonesia. 15 Juni 2016. Horngren, Foster, dan Datar. 2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, F. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Bunga Mawar. http://fredikurniawan.com/klasifikasidan-morfologi-bunga-mawar/. 24 April 2016. 8