LOKAKARYA PERANGKAT MANAJEMEN INTEGRITAS UNTUK PDAM KOTA MALANG By Widiyarti, ST. MT. Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) (PATTIRO) dengan mitra-mitranya, Jaringan Integritas Air (WIN - the Water Integrity Network), Pusat untuk Layanan Pengelolaan Air Internasional (cewas - the international centre for water management services), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang menyelenggarakan sebuah lokakarya dengan tema Pelaksanaan Manajemen Integritas di PDAM Kota Malang pada 31 Oktober sampai 1 Nopember 2014. Lokakarya ini telah dihadiri oleh seorang anggota Dewan Pengawas PDAM, dua dari Dewan Direksi dan tujuh belas dari manajemen utama (terdiri dari manajer, staf ahli dan asisten manajer). Seluruh hadirin terlibat secara aktif dalam kegiatan ini. Lokakarya dibuka oleh Miftahul Munir, SE., MM., Direktur Administrasi dan Keuangan serta ditutup oleh Ir. Teguh Cahyono, MAB., Direktur Teknis PDAM Kota Malang. Latar belakang kegiatan dua hari ini adalah kurangnya efisiensi dalam penyediaan layanan air bersih dan sanitasi, sering berakar pada kekurangan mengenai tata pemerintahan yang baik dan integritas. Utilitas secara khusus terkena isu-isu tersebut karena kompleksitas yang tinggi dalam hubungannya dengan lingkungan mereka dan transparansi yang terbatas pada operasional teknis dan pengadaan. Akibatnya, utilitas menghadapi risiko integritas (baik sebagai penggerak dan sebagai korban) pada semua tahap rantai nilai sektor air dan terhadap mitra, lembaga pemerintah serta pelanggan. Namun, ada sedikit panduan praktis dan sistematis untuk utilitas untuk mengatasi masalah ini. Dalam konteks ini, sebuah Perangkat Manajemen Integritas dikembangkan untuk membantu para pemangku kepentingan sektor air untuk memahami a) apa risiko integritas tertentu yang mereka hadapi; b) dengan cara apa risiko integritas ini mengancam model bisnis mereka dan demikian dengan efisiensi dan efektivitas dan c) bagaimana risiko spesifik dapat diatasi dengan menerapkan Instrumen Manajemen Integritas. Menangani risiko integritas yang paling mendesak, memungkinkan para pemangku kepentingan sektor air untuk mendapatkan keuntungan dari Proposisi Penjualan Unik (USP - Unique Selling Proposition) yang menempatkan mereka di depan persaingan bagi pemilik proyek yang menganggap integritas adalah faktor penentu ketika memberikan kontrak, biaya yang lebih rendah dan margin yang tinggi, reputasi meningkat dan pelanggan loyalitas, penurunan ketidakpastian bisnis dan distorsi pasar, risiko lebih rendah pada penuntutan dan daftar hitam serta peningkatan kinerja staf. Tujuan dari Lokakarya Perangkat Manajemen Integritas PDAM Kota Malang adalah untuk menjadikannya sebagai percontohan untuk pelaksanaan perangkat di seluruh PDAM di Indonesia. Keluaran dari lokakarya ini berupa laporan lokakarya, peta jalan yang nyata untuk pelaksanaan instrumen integritas di PDAM Kota Malang, dimulai Proses Perubahan Integritas dan Kerangka pembinaan serta pemantauan I Proses Perubahan Integritas. Lokakarya ini terdiri dari tujuh tahap Perangkat Manajemen Integritas menjelaskan sebagai berikut: TAHAP 1: Pengantar untuk Proses Perubahan Integritas Selama sesi ini, para peserta diberitahu tentang tujuan lokakarya, yaitu: 1) Memberikan Anda dengan pemahaman tentang pendekatan manajemen integritas; 2) Analisis risiko integritas dan instrumen integritas yang layak; 3) Mengembangkan model bisnis integritas yang ditingkatkan untuk institusi Anda; dan 4) Memberikan Anda dengan penerapan peta jalan yang nyata. Selain itu, para peserta menerima dua bahan, yang terdiri dari pengenalan manajemen integritas dan simulasi proses perubahan integritas. Materi pertama menyediakan definisi masing-masing istilah yang digunakan dalam proses perubahan, seperti integritas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Bahan ini juga digunakan untuk menggambarkan tantangan dan peluang, alasan untuk menerapkan manajemen integritas di institusi, mengapa ditargetkan pada manajemen PDAM (ruang lingkup pelaksanaan), apa Perangkat Manajemen Integritas. Selain itu, dijelaskan tujuannya dimaksudkan sebagai satu rangkaian siklus positif antara biaya, risiko dan reputasi, dengan manajemen yang baik, efisiensi penggunaan uang dan kinerja perusahaan. Bahan kedua menguraikan 7 (tujuh) tahap untuk menciptakan integritas dalam organisasi. Ketujuh tahap tersebut adalah pengenalan proses perubahan integritas, deskripsi dari model bisnis PDAM, identifikasi risiko integritas, pemilihan instrumen integritas, pengembangan model bisnis integritas perbaikan, elaborasi dari pelaksanaan peta jalan, serta pelaksanaan dan pemantauan proses manajemen perubahan. Langkah-langkah ini dijelaskan lebih lanjut di bawah. TAHAP 2: Deskripsi Model Bisnis PDAM Model bisnis kanvas sebagai salah satu metode untuk menunjukkan bagaimana perusahaan ini menjalankan bisnisnya. Terdiri dari sembilan blok sebagai komponen dari model bisnis ini. Sembilan blok ini adalah proposisi nilai, pelanggan yang disasar, hubungan dengan pelanggan, saluran-saluran, kegiatan-kegiatan utama, sumber daya utama, mitra utama, aliran pendapatan dan struktur biaya. Dewan direksi dan manajemen turut terlibat pada penyusunan komponen Sembilan blok ini dengan menggarisbawahi keadaan model bisnis PDAM yang ada saat ini. Semua informasi dikontribusikan untuk dan diselesaikan bersama sebagai satu lembaga. Hasil-hasilnya menyorot kondisi gambaran besar PDAM Kota Malang saat ini dengan menjelaskan panjang lebar perusahaan ini sebagai lembaga terdepan dibandingkan dengan banyak PDAM lainnya di Indonesia TAHAP 3: Identifikasi Risiko Integritas Setelah model bisnis dilengkapi dengan informasi yang ada, peserta dibagi menjadi sembilan kelompok, sejalan dengan sembilan blok dalam model bisnis. Setiap kelompok mengidentifikasi 3 risiko (tiga) integritas yang ada di setiap blok dan meletakkannya di blok yang relevan dengan risiko yang mereka telah identifikasi. Semua risiko dipilih sebagai risiko paling berpotensi terhadap model bisnis mereka. Kemudian mereka memilih tiga risiko berpotensi terbesar dengan metode piramida. Ketiga potensi risiko ditempatkan di bagian atas piramida yang disepakati bersama oleh semua manajemen. Dengan memilih tiga risiko berpotensi ini, PDAM Kota Malang telah sampai pada kesimpulan bahwa menyelesaikan risiko ini akan mengurangi dampak risiko lainnya pada model bisnis mereka. TAHAP 4: Pemilihan Instrumen Integritas Tiga risiko yang dipilih kemudian diranking, dengan risiko yang berpotensi terbesar bernama risiko 1, diikuti oleh risiko 2 dan risiko 3. Dalam sesi ini, peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar dan menempatkan semua instrumen untuk setiap risiko ke dalam tiga kelompok besar menjadi instrumen yang berhasil dilaksanakan, instrumen baru / instrumen yang dilaksanakan dengan ruang untuk perbaikan, dan tidak berlaku. PDAM Kota Malang sepakat untuk meningkatkan atau menghasilkan instrumen untuk memperkuat rencana pengamana air konsumen (RPAM), pelatihan integritas, pengangkatan berdasarkan jasa, promosi dan keamanan kerja, pelatihan dan kepekaan dari dewan pengawas pada tata kelola perusahaan, dan sensitisasi kontraktor. TAHAP 5: Pengembangan Model Bisnis Integritas Perbaikan Pada sesi hari kedua, manajemen PDAM melakukan pembahasan lebih dalam dari lima instrumen yang dipilih. Dalam sesi ini, ada perubahan bagaimana mereka memprioritaskan atau memeringkatakn instrumen untuk perbaikan. Beberapa perubahan termasuk saran untuk "rencana pengamanan integritas perusahaan (RPIP)" dan melihat "perlindungan whistle blower" dan "pelatihan integritas " sebagai bagian dari masalah yang sama dan menggabungkannya untuk memberikan perbaikan. TAHAP 6: Elaborasi dari Pelaksanaan Peta Jalan Tahap selanjutnya dari lokakarya ini melibatkan "elaborasi dari pelaksanaan peta jalan ". Para peserta membahas elaborasi ini dalam rapat paripurna. Hal ini membuktikan baik kepemilikan dan dedikasi manajemen. Mereka membuat tahapan-tahapan untuk menrincikan kegiatan dan waktu untuk semua instrumen yang diprioritaskan. Kebanyakan instrumen akan diproduksi antara Januari dan Juni, dengan bulan yang tersisa dari 2015 yang disisihkan untuk melaksanakan atau menerapkan instrumen. TAHAP 7: Pelaksanaan dan Pemantauan Proses Manajemen Perubahan Putaran pertama pelaksanaan dan pemantauan proses manajemen perubahan di PDAM Kota Malang, berdasarkan hasil workshop ini, akan dilakukan antara Januari dan Desember 2015. PDAM Kota Malang berencana untuk meluncurkan proses manajemen integritas di institusinya pada 18 November 2014, bertepatan dengan hari jadi PDAM Kota Malang. PDAM menunjuk lima manajer, satu untuk setiap perbaikan instrumen, sebagai anggota yang bertanggung jawab dari manajemen. Kelima manajer yaitu Retno Wulandari, ST sebagai orang yang bertanggung jawab untuk "Rencana Pengamanan Air atau RPAM", Drs. Anjar Riyanto orang yang bertanggung jawab untuk "Rencana Keselamatan Integritas Perusahaan atau RPIP", Supriyono Heru Widodo, ST untuk "perlindungan Whistle blower" dan "Pengangkatan berdasarkan prestasi, promosi dan keamanan kerja", Santoso Andrijono, SE untuk "Pelatihan dan kepekaan dewan pengawas pada tata kelola perusahaan "dan Anita Sari, SH., MH untuk" Sensitisasi kontraktor ". Selain menunjuk orang yang bertanggung jawab untuk setiap perbaikan instrumen, PDAM Malang juga menunjuk Muhammad Fauzan Indrawan, ST., MM. sebagai agen perubahan untuk meningkatkan integritas dalam proses manajemen perubahan di PDAM Kota Malang. Satu tim integritas dari PDAM juga akan ditunjuk untuk mengoptimalkan dan menyuarakan integritas pada semua aspek di PDAM Kota Malang. Seperti disebutkan dalam lokakarya, ada titik fokus yang akan terlibat dalam semua proses manajemen perubahan. Salah satu titik fokus telah disebutkan di atas, yaitu agen perubahan. Titik fokus lainnya adalah Integritas Manajemen Coach (IMC) dan konsultan. IMC untuk implementasi di PDAM Kota Malang adalah Widiyarti, ST., MT., Spesialis Sektor dan Layanan Air dari PATTIRO. Dia akan bekerja sama dengan dua fasilitator lokal lainnya dari PATTIRO Malang, Asiswanto Darsono dan Anisatul Mardiyyah. Para konsultan yang mendukung IMC untuk mewujudkan proses perubahan integritas adalah Johannes Heeb, Michael Kropac dan Sarah Achermann dari cewas. Frank van der Valk, Direktur Eksekutif WIN, memuji mitranya, PATTIRO, PDAM Malang dan cewas pada lokakarya yang sangat efisien dan produktif. Ia mengungkapkan keyakinan untuk tahap implementasi, dan ingin belajar dari hasil yang mereka akan hasilkan.