ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN

advertisement
ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR,
KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina
DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
Fitriani, Syarifudding Liong dan Maming
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Penelitian mengenai analisis ion logam Cu dan Zn dalam sedimen, akar, kulit batang dan daun tanaman
mangrove Avicennia marina di wilayah Tanjung Bunga Makassar telah dilakukan dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Pengambilan sampel sedimen dan mangrove Avicennia marina
dilakukan pada empat stasiun yaitu sebelah utara pantai Akkarena, kanal dekat mall GTC, daerah tanggul
tanjung bunga dan jalur Kanal Jungaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam Cu dan Zn dalam
sedimen berkisar antara 15,07-90,01 mg/kg dan 51,67-729,31 mg/kg berat sampel, dalam akar berkisar antara
10,86-70,83 mg/kg dan 42,53-681,83 mg/kg berat sampel, dalam kulit batang berkisar antara 8,18-27,87
mg/kg dan 27,94-51,24 mg/kg berat sampel dan dalam daun berkisar antara 1,99-22,32 mg/kg dan 4,82-62,15
mg/kg berat sampel.
Kata Kunci: Tembaga (Cu), Seng (Zn), Mangrove Avicennia marina, Sedimen, Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA).
ABSTRACT
Research about the analysis of metal ions Cu dan Zn in sediment, root, bark, and leaf plants of mangrove
Avicennia marina in region Tanjung Bunga Makassar has been done using Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Sample sediment, root, bark, and leaf plants of mangrove Avicennia marina was
taken in four location; north of Akkarena Beach, canal near of GTC Mall, dike area of Tanjung Bunga, and
path of Canal Jongaya. The results showed that Cu and Zn levels in sediment ranged between 15,07-90,01
mg/kg and 51,67-792,31 mg/kg sample weight, in root ranged between 10,86-70,83 mg/kg and 42,53-681,83
mg/kg sample weight, in bark ranged between 8,18-27,87 mg/kg and 27,95-51,24 mg/kg sample weight and
in leaf ranged between 1,99-22,32 mg/kg and 4,82-62,15 mg/kg sample weight.
Key word: Cuprum (Cu), Zink (Zn), mangrove Avicennia marina, sediment, Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS).
PENDAHULUAN
Perairan pesisir merupakan salah satu
dari lingkungan perairan yang banyak mendapat
pengaruh dari buangan limbah, baik yang berasal
dari daratan maupun perairan. Kenyataannya
perairan pesisir dalam menampung dang
mengurai limbah yang terbatas menimbulkan
penumpukan limbah yang lambat
laun
menimbulkan pencemaran (Deri dkk., 2013).
Kota Makassar merupakan salah satu
kota pesisir yang ada di Indonesia yang memilki
garis pantai sepanjang 32 km dan mencakup 11
pulau-pulau kecil dengan luas keseluruhan
mencapai 122.370 Ha atau sekitar 1,1% dari luas
wilayah daratannya. Fakta tersebut menjadikan
kota Makassar memiliki berbagai keunikan
sebagai kota pesisir (Koddeng, 2011). Bukan
hanya itu Makassar dikenal pula sebagai salah
satu kota metropolitan dan terdapat banyak
industri yang berkembang, sehingga tidak
menutup kemungkinan banyaknya limbah-limbah
industri termasuk logam berat yang dapat
mencemari lingkungan, khususnya perairan.
Logam berat Cu dan Zn tergolong ke
dalam jenis logam berat esensial. Pada
konsentrasi yang rendah, beberapa logam berat
umumnya dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya.
Namun sebaliknya bila kadarnya meningkat,
logam berat berubah sifat menjadi racun (Philips
1980 dalam Maslukah, 2006). Peningkatan kadar
logam berat dalam air laut terjadi karena
masuknya limbah yang mengandung logam berat
ke lingkungan laut. Limbah yang banyak
mengandung logam berat biasanya berasal dari
kegiatan industri, pertambangan, pemukiman dan
pertanian. Pada umumnya sebelum ke laut limbah
tersebut masuk ke estuari melalui aliran air sungai
(Maslukah, 2006).
Area hutan mangrove mempunyai
kemampuan mengakumulasi logam berat yang
terdapat dalam ekosistem tempat tumbuhnya
(Tuwo, 2011). Satu diantara beberapa spesies
mangrove yang memiliki kemampuan menyerap
logam berat adalah Api-api (Avicennia marina).
Rohmawati (2007), mengemukakan bahwa pohon
A. marina memiliki kemampuan dalam
penanggulangan materi toksik, diantaranya
dengan melemahkan efek racun melalui
pengenceran (dilusi), yaitu dengan menyimpan
banyak air untuk mengencerkan konsentrasi
logam berat dalam jaringan tubuhnya sehingga
mengurangi toksisitas logam tersebut.
Mengingat tingginya kegiatan industri
di wilayah Makassar mendorong dilakukannya
penelitian ini, sehingga dapat memberikan
gambaran
bagi
masyarakat
agar
dapat
melestarikan hutan mangrove sehingga dapat
mengurangi tingkat pencemaran yang terjadi di
wilayah pesisir Makassar khususnya Tanjung
Bunga.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah sedimen, akar, batang, daun
A. marina, aquades, aquabides, HNO3, HCl,
H2O2, NaOH, larutan Cu 1000 ppm, larutan Zn
1000 ppm, kertas saring, dan tissue roll.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah pipa paralon, kantong sampel, alat
potong, oven, hot plate, cawan perselin, labu
ukur, gelas ukur, gelas piala, pipet volume, dan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada
empat stasiun yang berbeda, dapat dilihat pada
gambar 1
Stasiun I
: terletak di sebelah utara pantai
Akkarena
Stasiun II
: terletak di kanal depan Mall GTC
Stasiun III
: terletak di daerah tanggul Tanjung
Bunga
Stasiun IV
: terletak di jalur Kanal Jongaya
III
IV
I
II
Gambar 1. Peta Lokasi Sampling
Pengambilan sampel sedimen diambil
dari masing-masing tempat dilakukan dengan
menggunakan pipa paralon lebih kurang 500 gram
berat basah yang berada di permukaan. Pada
setiap tempat, sedimen permukaan diambil
dengan ketebalan sekitar 10 cm menggunakan
sendok plastik kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plastik yang telah diberi label
berdasarkan lokasinya. Kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
Pengambilan sampel pada bagian-bagian
Avicennia marina yaitu pada akar, yang diambil
adalah akar pensil yang masuk kedalam tanah
yang dekat dengan batang pohon, dengan
diameter 0,4 – 0,6 cm. Pada kulit batang, yang
diambil dari pohon dengan diameter 15 – 25 cm
dan diambil bagian cabang berdiameter 3-5 cm.
Pada daun, yang diambil adalah daun tua
berwarna hijau yang terletak pada cabang pertama
pohon A. marina dengan ukuran panjang 9,7 –
13,9 cm, lebar 2,8 – 4,7 cm.
Parameter yang Diamati
Sampel-sampel yang telah diperoleh
dianalisis di Laboratorium untuk mengetahui
kandunagn logam berat Cu dan Zn. Penentuan
kandungan logam berat Cu dan Zn dalam sedimen
akar, kulit batang dan daun mangrove Avicennia
marina dianalisis dengan menggunakan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Analisis Cu dan Zn dalam sedimen
menggunakan teknik destruksi basah dengan
menggunakan aquaregia dan untuk sampel akar,
kulit batang dan daun mangrove Avicennia
marina digunakan HNO3 6M dan H2O2 pekat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kandungan logam berat Cu
dan Zn dalam sedimen di sekitar wilayah Tanjung
Bunga Makassar dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Hasil analisis kandungan logam berat Cu dan
Zn pada sampel sedimen
Lokasi
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV
Konsentrasi
Cu (mg/kg)
15,07
53,83
27,63
90,01
Konsentrasi
Zn (mg/kg)
51,67
35,21
77,96
729,31
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar
logam berat Cu dan Zn dalam sedimen pada
perairan Tanjung Bunga Makassar berkisar antara
15,07-90,01 mg/kg dan 35,21-729,31 mg/kg berat
kering.
Stasiun IV mempunyai kadar logam Cu
dan Zn yang lebih tinggi dibandingkan dengan
stasiun I, stasiun II dan stasiun III. Kandungan
logam Cu dan Zn yang tinggi pada stasiun IV
disebabkan karena pada stasiun IV merupakan
jalur kanal yang juga menjadi tempat
pembuangan limbah rumah tangga maupun
industri dan juga sebagai jalur transportasi.
Berdasarkan data di atas dapat
dinyatakan bahwa pencemaran logam Cu telah
terjadi pada stasiun II dan IV. Hal ini dikarenakan
pada stasiun ini jumlah konsentrasi maksimum
logam Cu yang dapat di terima telah melebihi
ambang batas yaitu hanya sebesar 30 mg/kg berat
sampel. Meskipun konsentrasi logam Cu pada
stasiun II dan IV sudah melebihi ambang batas
konsentrasi yang dapat diterima, akan tetapi pada
konsentrasi tersebut belum menimbulkan efek
bagi ekosistem sekitar.
Pencemaran logam berat Zn telah terjadi
pada stasiun III dan IV. Hal ini dikarenakan pada
stasiun ini jumlah konsentrasi maksimum logam
Zn yang dapat di terima telah melebihi ambang
batas yaitu hanya sebesar 70 mg/kg berat sampel.
Meskipun konsentrasi logam Zn pada stasiun III
sudah melebihi ambang batas konsentrasi yang
dapat diterima, akan tetapi pada konsentrasi
tersebut belum menimbulkan efek bagi ekosistem
sekitar. Berbeda halnya pada stasiun IV yang
konsentrasi logam Zn-nya sudah dapat
menumbulkan efek bagi ekosistem di sekiarnya.
Hasil analisis kandungan logam berat Cu
dalam akar, kulit batang dan daun mangrove
Avicennia marina di sekitar wilayah Tanjung
Bunga Makassar dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Hasil analisis kandungan logam berat Cu pada
sampel akar, kulit batang dan daun mangrove
Avicennia marina dalam mg/kg berat kering
sampel
Lokasi
Stasiun
I
Stasiun
II
Stasiun
III
Stasiun
IV
Sampel
Konsentrasi
(mg/kg)
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
70,83
27,87
2,68
41,81
17,65
22,32
10,96
8,18
2,65
50,93
27,81
1,99
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa
sampel akar tanaman mangrove Avicennia marina
pada wilayah Tanjung Bunga memiliki
konsentrasi tertinggi pada masing-masing stasiun
yaitu berkisar antara 10,96-70,83 mg/kg berat
sampel, sedangkan konsentrasi logam terendah
terdapat pada sampel daun tanaman mangrove
Avicennia marina akan tetapi terdapat
pengecualian pada stasiun II dimana konsentrasi
logam Cu terendah pada stasiun II terdapat pada
sampel kulit batang bukan pada daun.
Konsentrasi logam Cu dalam sampel
mangrove memiliki nilai tertinggi di tiap stasiun
ditunjukkan pada sampel akar yaitu pada stasiun I
dengan nilai pada tiap stasiun sebesar 70,83
mg/kg berat sampel
Konsentrasi logam Cu dalam sampel
kulit batang mangrove juga memberikan nilai
yang juga tinggi dengan nilai pada tiap stasiun
ditunjukkan pada stasiun I sebesar 27,87 mg/kg
berat sampel
Konsentrasi logam Cu dalam sampel
mangrove memiliki nilai terendah di tiap stasiun
ditunjukkan pada sampel daun. Akan tetapi
terdapat pengecualian pada stasiun II dimana
konsentrasi logam Cu pada stasiun II konsentrasi
logam Cu pada sampel daun lebih tinggi
dibandingkan dengan sampel kulit batang. Hal ini
di karenakan letak stasiun II terletak di dekat jalan
raya sehingga penyerapan logam dari udara juga
dapat menyebabkan tingginya kadar logam berat
pada sampel daun.
Hasil analisis kandungan logam berat Zn
dalam akar, kulit batang dan daun mangrove
Avicennia marina di sekitar wilayah Tanjung
Bunga Makassar dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil analisis kandungan logam berat Zn pada
sampel akar, kulit batang dan daun mangrove
Avicennia marina dalam mg/kg berat kering
sampel
Lokasi
Stasiun
I
Stasiun
II
Stasiun
III
Stasiun
IV
Sampel
Konsentrasi
(mg/kg)
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
Akar
Kulit batang
Daun
81,89
46,32
4,82
67,72
46,85
56,19
42,53
27,94
27,74
681,83
51,24
62,15
Tabel 3 menunjukkan bahwa, sampel
akar tanaman mangrove Avicennia marina pada
wilayah Tanjung Bunga memiliki konsentrasi
tertinggi pada masing-masing stasiun yaitu
berkisar antara 42,53-681,83 mg/kg berat sampel,
sedangkan konsentrasi logam terendah terdapat
pada sampel daun tanaman mangrove Avicennia
marina khususnya pada stasiun I, akan tetapi
terdapat pengecualian pada stasiun II dan IV
dimana konsentrasi logam Zn terendah pada stasi
stasiun II dan IV terdapat pada sampel kulit
batang bukan pada daun.
Konsentrasi logam Zn dalam sampel
mangrove memiliki nilai tertinggi di tiap stasiun
ditunjukkan pada sampel akar dengan nilai pada
tiap stasiun dan konsentrasi tertinggi terdapat
pada stasiun IV yaitu sebesar 681,83 mg/kg berat
sampel.
Konsentrasi logam Zn dalam sampel
kulit batang mangrove juga memberikan nilai
yang juga tinggi dengan nilai pada tiap stasiun
dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun IV
yaitu 51,24 mg/kg berat sampel.
Konsentrasi logam Zn dalam sampel
mangrove memiliki nilai terendah di tiap stasiun
ditunjukkan pada sampel daun dengan nilai
konsentrasi tertinggi terdapat pada stasiun IV
dengan nilai sebesar 62,15 mg/kg berat sampel.
Akan tetapi terdapat pengecualian pada stasiun II
dan IV dimana konsentrasi logam Zn terendah
pada stasiun II dan IV terdapat pada sampel kulit
batang bukan pada daun. Hal ini di karenakan
letak stasiun II maupun stasiun IV terletak di
dekat jalan raya sehingga penyerapan logam dari
udara juga dapat menyebabkan tingginya kadar
logam berat pada sampel daun.
Menurut Maslukah (2006) peningkatan
kadar logam berat dalam air laut terjadi karena
masuknya limbah yang mengandung logam berat
ke lingkungan laut. Limbah yang banyak
mengandung logam berat biasanya berasal dari
kegiatan industri, pertambangan, pemukiman dan
pertanian. Pada umumnya sebelum ke laut limbah
tersebut masuk ke estuari melalui aliran air
sungai.
Distribusi logam berat Cu dan Zn di sekitar
wilayah Tanjung Bunga Makassar
Konsentrasi logam Cu yang terdapat
dalam sampel dapat diurutkan berdasarkan jumlah
penyerapannya yaitu pada stasiun I jumlah
penyerapan logam Cu pada akar > kulit batang >
sedimen > daun; pada stasiun II jumlah
penyerapan logam Cu pada sedimen > akar >
daun > kulit batang; pada stasiun III jumlah
penyerapan logam Cu pada sedimen > akar >
kulit batang > daun dan pada stasiun IV jumlah
penyerapan logam Cu pada sedimen > akar >
kulit batang > daun.
Konsentrasi logam Zn yang terdapat
dalam sampel dapat diurutkan berdasarkan jumlah
penyerapannya yaitu pada stasiun I jumlah
penyerapan logam Zn pada akar > sedimen > kulit
batang > daun; pada stasiun II jumlah penyerapan
logam Zn pada akar > sedimen > daun > kulit
batang; pada stasiun III jumlah penyerapan logam
Zn pada sedimen > akar > kulit batang > daun dan
pada stasiun IV jumlah penyerapan logam Zn
pada sedimen > akar > daun > kulit batang.
Tinggi rendahnya konsentrasi logam
berat disebabkan oleh jumlah masukan limbah
logam berat ke perairan. Semakin besar limbah
yang masuk ke dalam suatu perairan maka
semakin besar konsentrasi logam berat tersebut di
suatu perairan (Sarjono, 2009).
Tanaman mangrove dapat mendistribusi
logam berat Cu dan Zn melalui air ke tanah,
kemudian akar pohon mangrove dapat menyerap
logam berat dan nutrien lain yang terdapat dalam
sedimen kemudian didistribusi ke bagian-bagian
jaringan dalam tumbuhan seperti akar, kulit
batang dan daun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
Kawasan mangrove di daerah Tanjung Bunga Kota Makassar telah tercemar logam berat tembaga (Cu)
dan seng (Zn).
Konsentrasi logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) dalam sedimen berkisar antara 15,07-90,01 mg/kg dan
51,67-729,31 mg/kg berat sampel, dalam akar berkisar antara 10,86-70,83 mg/kg dan 42,53-681,83
mg/kg berat sampel, dalam kulit batang berkisar antara 8,18-27,87 mg/kg dan 27,94-51,24 mg/kg berat
sampel dan dalam daun berkisar antara 1,99-22,32 mg/kg dan 4,82-62,15 mg/kg berat sampel
DAFTAR PUSTAKA
Deri, Emiyarti, dan Afu, L.O.A., 2013, Kadar Logam Berat Timbal (Pb) pada Akar Mangrove Avicennia marina di
Perairan Teluk Kendari, Jurnal Mina Laut Indonesia, 01(01):38-48.
Koddeng, B., 2011, Zonasi Kawasan Pesisir Pantai Makassar Berbasis Mitigasi Bencana, Program studi
pengembangan wilayah kota Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Maslukah. L., 2006, Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dan Pola Sebarannya di Muara Banjir Kanal
Barat, Semarang, (Thesis), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rohmawati, 2007, Daya Akumulasi Tumbuhan Avicennia marina Terhadap Logam Berat (Cu, Cd, Hg) Di Pantai
Kenjeran Surabaya. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Biologi, Universitas Islam Negeri Malang.
Sarjono, A., 2009, Analisi Kandungan Logam Berat Cd, Pb, dan Hg pada Air dan Sedimen di Prairan Kamal
Muara, Jakarta Utara, Skripsi diterbitkan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP IPB, Bogor.
Tuwo, A., 2011, Pengelolaan Ekowisata Pesisir Dan Laut : Pendekatan Ekologi, Sosial-Ekonomi, Kelembagaan,
Dan Sarana Wilayah, Penerbit Brilian Internasional, Surabaya.
Download