BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam penelitian ekologi seringkali seseorang perlu mendapatkan informasi besarnya populasi makhluk hidup di alam, baik di laboratorium, di lapangan seperti : hutan, pantai, rawa, dan sungai. Kerapkali pertanyaan pertama pertama yang harus dicari jawabannya ialah tentang beberapa kerapatan populasi, yaitu cacah individu di dalam satuan luas atau volume tertentu, atau cacah individu seluruh jenis populasi itu. Tidak mungkin bagi kita untuk menghitung setiap individu yang terdapat di alam suatu populasi ataupun di dalam suatu komunitas. Dalam mempelajari populasi ataupun komunitas, biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut, barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau tentang komunitas yang sedang dipelajari. Dalam penarikan contoh (sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat, sebab bila tidak hasil yang akan diperoleh akan bias (Heddy. 1986). Tidak semua spesies hewan kelimpahan atau kerapatannya dapat ditentukan dengan metode pencacahan atau pencuplikan. Salah satu cara lain, khususnya yang digunakan terhadap hewan-hewan yang mobilitasnya tinggi ialah MetodeMenangkap-Menandai-Menangkap-Kembali (MMM atau CMR=Capture-Mark- Recapture). Dengan menggunakan metode ini, dapat diperkirakan kelimpahan populasi hewan. Untuk itu, dilakukanlah percobaan di laboratorium Biologi Unnes dengan metode CMR. B. Rumusan Masalah Berapa taksiran kelimpahan populasi ikan nila di aquarium laboratorium Biologi Unnes dengan menggunakan metode CMR ? C. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan metode Menangkap-MenandaiMenangkap Kembali ( CMR ) untuk memperkirakan kelimpahan populasi ikan nila. D. Manfaat Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menerapkan metode CMRR (Capture Mark Release recapture) untuk memperkirakan cacah populasi ikan nila dengan rumus Scenabel. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914). Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya. Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama spesies (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik), yang mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Odum. 1996). Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Soegianto. 1994). Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soegianto. 1994). Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Heddy. 1986). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Tarumingkeng. 1994). Dalam mempelajari kelimpahan suatu spesies di satu lokasi tunggal maka idealnya perlu tahu tentang kondisi fisika kimia, tingkat sumber daya yang dapat diperoleh, daur hidup makhluk itu, pengaruh kompetitor, pemangsa, parasit dan sebagainya.Perbadaan-perbedaan dalam populasi mungkin dapat dikorelasikan dengan cuaca, jenis tanah, cacah predator, dan sebagainya.Suatu populasi dapat dirubah oleh kelahiran, kematian dan migrasi.Suatu nilai ekstrim besarnya populasi dapat mencerminkan tingkat saat terakhir ketika berkurang, waktu yang dilampaui untuk tumbuh kembali dan laju pertumbuhan intrinsik selama waktu tersebut. Suatu nilai ekstrim lain besarnya populasi juga dapat mecerminkan ketersediaan beberapa sumber daya yang menjadi kendala perluasan populasi lebih lanjut yang dibatasi oleh laju kelahiran, bertambahnya laju kematian atau stimulasi migrasi (Soetjipta. 1993). Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya yang didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dan tercukupinya kebutuhan sumber makanannya. Kelimpahan dan aktivitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat dipengaruhi oleh musim, karena musim berpengaruh terhadap ketersediaan bahan makanan dan kemampuan hidup serangga yang secara langsung dapat mempengaruhi kelimpahan. Setiap ordo serangga mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan musim dan iklim. (Subahar, 2004) Selain itu, menurut Boror (1954), kelimpahan populasi serangga pada suatu habitat ditentukan oleh adanya keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat tersebut. Serangga menanggapi sumber daya tersebut dengan cara yang kompleks. Keadaan pakan yang berfluktuasi secara musiman akan menjadi faktor pembatas bagi keberadaan populasi hewan di suatu tempat oleh adanya kompetisi antar individu. Bila mana sejumlah organisme bergantung pada sumber yang sama, persaingan akan terjadi. Persaingan demikian dapat terjai antara anggota-anggota spesies yang berbeda (persaingan interspesifik) atau antara anggota spesies yang sama (persaingan intraspesifik). Persaingan dapat terjadi dalam mendapatkan makanan atau ruang. Spesies yang bersaing untuk suatu sumber tertentu tidak perlu saling mengacuhkan. Organisme yang saling mirip cenderung menempati habitat yang sama dan membuat kebutuhan yang sama atas lingkungan serta memodifikasi lingkungan dengan cara yang sama. Persaingan diantara hewan sering kali tidak langsung, karena daya geraknya. Tidaklah umum bagi hewan bersaing untuk sumber yang sama dan melanjutkan permusuhan langsung yang menyebabkan pesaing cedera. Persaingan intraspesifik pada hewan bertambah sering bila populasi berkembang dan rapatannya melebihi tingkat optimal (Michael. P, 1991). Kerapatan populasi merupakan ukuran populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya individu atau biomasa populasi persatuan luas atau volume. Untuk mengetahui jumlah individu suatu populasi hewan di suatu tempat tertentu ada berbagai cara penaksiran yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah menggunakan metode menangkap-menandai-melepas-menangkap ulang (CMRR). Metode ini umum diterapkan pada jenis-jenis hewan yang mobile (bergerak). Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya. Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan. 2. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup. 3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu- individu lain didalam populasi. 4. Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak (Anonimus. 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. Waktu dan tempat Hari / Tanggal : Selasa / 29 April 2014 Waktu : Pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB Tempat : Laboratorium Ekologi Biologi FMIPA Unnes Alat dan Bahan a. Alat Akuarium Jaring ikan Ember Aerator Alat tulis Kamera b. Bahan : Ikan nila berwarna hitam 50 ekor Ikan nila berwarna merah 50 ekor Cara Kerja Penaksiran jumlah populasi ikan di alam disimulasikan di laboratorium, untuk langkah kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Mengaklimatisasi ikan di dalam akuarium kira-kira satu hari sebelum praktikum 2. Melakukan penangkapan ikan menggunakan jaring ikan 3. Ikan yang tertangkap kemudian dihitung, dan diberi tanda 4. Tandai ikan yang telah tertangkap menggunakan ikan dengan warna yang berbeda 5. Menunggu kurang lebih 5 menit agar ikan dalam akuarium menyebar rata. 6. Menangkap kembali ikan dalam akuarium, dan menghitungnya kembali 7. Memeriksa apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan 1 tertangkap pada penangkapan ke 2 jika ada dihitung berapa jumlahnya dan dicatat. 8. Mengganti ikan yang belum bertanda dengan warna ikan lain sebagai tanda ke dalam akuarium 9. Melakukan penangkapan minimal 5 kali, agar didapatkan data yang valid 10. Menuliskan hasil penangkapan ke dalam data 11. Menganalisis data untuk mengetahui taksiran populasi ikan . BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN a. Data Hasil Penelitian No Jumlah Hewan Sampel (ni) Jumlah hewan yang diberi tanda 8 Jumlah Total Hewan yang Bertanda (Mi) - (ni. Mi) 8 Jumlah Hewan yang Tertangkap kembali (Ri) - 1 2 3 4 7 10 14 2 8 7 8 6 8 15 23 56 150 322 5 6 4 2 29 174 6 7 8 8 11 10 6 7 8 2 4 2 31 33 37 248 363 370 Mi=37 ∑= 1.683 K=8 ∑ Ri= 35 b. Analisis Data Rumus menghitung populasi 𝑁= 𝑁= ∑( 𝑛𝑖. 𝑀𝑖) ∑𝑅𝑖 1.683 = 48,09 35 - Standar Error (SE) 𝑆𝐸 = 1 1 (𝑘−1) 1 √ + −∑ 𝑁−𝑀𝑖 𝑁 (𝑁−𝑛𝑖) 1 = √ 1 48,09−37 (8−1) 1 1 √ = 1 1 1 1 1 = = 1 1 1 + 48,09 − (48,09−8 + 48,09−7 + 48,09−10 + 48,09−14 + 48,09−6 + 48,09−8 + 48,09−11 + 48,09−10) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 + 48,09 − (40,09 + 41,09 + 38,09 + 34.09 + 42,09 + 40,09 + 39,09 + 40,09) 11,09 1 √0,09 + 0,14 − (0,025 + 0,024 + 0,026 + 0,029 + 0,024 + 0,025 + 0,025 + 0,025) 1 √0,09 + 0,14 − 0,203 = 1 √0,027 = 1 = 6,1 0,164 Pembahasan Dalam praktikum ini bertujuan untuk menghitung populasi hewan bergerak di perairaan. Namun dalam praktikum ini kami mensimulasikannya di akuarium yang berukuran kurang lebih … cm x …cm x …cm. Perhitungan populasi ini menggunakan metode CMR (Capture-Mark-Recapture) Schanabel. Prinsip dari metode ini adalah menangkap ikan lalu memberi tanda, misalnya dengan memotong sirip atau ekornya, kemudian melepas dan dalam beberapa waktu kemudian menangkap kembali secara acak. Dalam simulasi ini ikan yang kami gunakan adalah ikan Nila yang berukuran kecil dengan dua warna, yaitu warna merah sebagai ikan yang akan dihitung populasinya dan ikan Nila hitam sebagai penanda. Pemberian tanda dalam praktikum ini tidak dengan memotong siripnya, namun dengan mengganti ikan yang telah tertangkap dengan ikan berwarna lain. Penangkapan ikan dilakukan sebanyak 8 kali. Berdasarkan praktikum yang dilakukan di Laboratorium Ekologi Biologi Unnes, di dapatkan hasil bahwa kelimpahan populasi ikan di akuarium adalah 48,09. Percobaan tidak akan menghasilkan data yang benar-benar tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan Standar Error (SE). Berdasarkan perhitungan, didapatkan Standar Error sebesar 6,1. Hal ini menunjukkan kurang validnya data, karena Standar Error yang diperoleh dari proses perhitungan masih besar atau lebih dari 1. Ketidak validan ini antara lain terjadi karena : 1. Ukuran tempat pengambilan ikan (akuarium) yang terlalu sempit. 2. Ikan tidak menyebar secara merata. 3. Jarak waktu pengambilan yang terlalu singkat. 4. Kondisi ikan yang sudah lemas. BAB V PENUTUP Kesimpulan Populasi ikan Nila di akuarium adalah 48,09 dengan Standart Error 6,1. Saran 1. Diharapkan agar ikan yang akan di uji cobakan masih dalam kedaan tidak lemas. 2. Tempat simulasi tidak jauh berbeda dengan tempat aslinya. 3. Selang waktu yang digunakan antar penangkapan lebih lama lagi. DAFTAR PUSTAKA Odum, E.P, 1971. Fundamentals of ecology. 3rd edition. W. B. Saunders Book co., Philadelpia http://biolaeksisdiyannyuska.blogspot.com/2011/04/laporan-ekwan-menaksir kelimpahan.html http://anna-annabio.blogspot.com/2011/03/laporan-ekologi-hewan-2.html http://oniakino.blogspot.com/2011/03/ekologi.html Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga. LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERHITUNGAN POPULASI IKAN MENGGUNAKAN “CAPTUREMARK-RECAPTURE (CMR)” SCHANABEL Oleh KELOMPOK RIZQI AMALIA 4411412038 IDA FITRIANI 4411412039 INTAN RACHMAWATI 4411412041 SAEFUL ANHARI 4411412060 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014