PENGEMBANGAN KAWASAN BERBASIS PETERNAKAN Disampaikan pada Workshop Masterplan Pengembangan Kawasan Peternakan Jawa Timur Malang, 9 Desember 2016 Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id I. PENDEKATAN KAWASAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Pendekatan Pembangunan Nasional dalam RKP 2017 Holistik- Tematik Spasial Kementerian Pertanian Integratif 3 www.pertanian.go.id Pendekatan Pembangunan Pertanian KAWASAN PERTANIAN (Permentan 56/2016) Gabungan dari sentra-sentra pertanian yang memenuhi batas minimal skala ekonomi pengusahaan dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah serta terkait secara fungsional dalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksi dan keberadaan infrastruktur penunjang. Sentra Pertanian adalah bagian dari kawasan pertanian yang memiliki ciri tertentu yang di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk komoditas unggulan pertanian tertentu yang ditunjang oleh prasarana dan sarana produksi dalam suatu kesatuan fungsional fisik lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur dan kelembagaan serta sumber daya manusianya. Kementerian Pertanian 4 4 www.pertanian.go.id Keterpaduan Program Lintas Eselon-I Mendukung Pengembangan Kawasan Pertanian BKP (Toko Tani Indonesia) Kawasan Berbasis Tanaman Pangan* Kawasan Berbasis Hortikultura* Kawasan Berbasis Perkebunan* Kawasan Berbasis Peternakan* Ditjen TP Ditjen Horti Ditjen Bun Ditjen PKH Supporting System Ditjen PSP Supporting System Badan Litbangtan Badan PPSDMP Badan Karantina *) bisa dikembangkan pola integrasi seperti: sawit-jagung; sawit-ternak; kopi-kambing dsb Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id TINDAK LANJUT DAERAH 1. Pemerintah provinsi menyusun Masterplan yang ditetapkan melalui SK Gubernur 2. Pemerintah kabupaten/kota menyusun Action Plan yang ditetapkan melalui SK Bupati 3. Dokumen Masterplan dilengkapi dengan peta kawasan (minimal) skala 1:250.000 dan dokumen Action Plan dengan peta (minimal) skala 1:50.000 Kementerian Pertanian 6 www.pertanian.go.id SURAT SEKJEN KEPADA SEKDA PROVINSI DAN SEKDA KABUPATEN/KOTA UNTUK PERCEPATAN PENYUSUNAN MASTERPLAN DAN ACTION PLAN Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id II. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN BERBASIS SPASIAL Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id HUBUNGAN E-PLANNING, SIKP DAN SIMLUHTAN (database Provinsi, Kab/Kota, Kecamatan/ Desa, Keltan) SIKP e-planning: E-PROPOSAL (DATA TABULAR) (DATA SPASIAL) Analisis Spasial dan tabular untuk perencanaan SIMLUHTAN (DATA TERPADU KELOMPOK TANI) Ketentuan/syarat utama pengisian eproposal TA 2018: Provinsi (SKPD Provinsi harus sudah membuat dan mengupload Masterplan ke dalam aplikasi eproposal) Kabupaten (SKPD Kabupaten harus sudah membuat dan mengupload actionplan ke dalam aplikasi eproposal) www.pertanian.go.id/sikp www.pertanian.go.id/eplanning Kementerian Pertanian 9 www.pertanian.go.id PETA KAWASAN PERTANIAN 1:250K PROVINSI JAWA TIMUR Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id LOKASI KAWASAN PETERNAKAN NASIONAL DI JAWA TIMUR KementerianPERTANIAN Pertanian KEMENTERIAN www.pertanian.go.id www.pertanian.go.id Provinsi Jawa Timur KementerianPERTANIAN Pertanian KEMENTERIAN www.pertanian.go.id www.pertanian.go.id Lanjutan... KementerianPERTANIAN Pertanian KEMENTERIAN www.pertanian.go.id www.pertanian.go.id Bagaimana Menyusun Masterplan? (Permentan 56/2016) Kementerian Pertanian 15 www.pertanian.go.id PROSES PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN Lokasi Kawasan Pertanian Nasional untuk komoditas prioritas peternakan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian. Satuan Kerja yang menyelenggarakan urusan pertanian provinsi wajib menyusun masterplan sebagai acuan teknis dalam menyusun arah pengembangan kawasan pertanian di tingkat provinsi. Satuan Kerja yang melaksanakan urusan pertanian kabupaten/kota wajib menyusun action plan kawasan pertanian sebagai acuan teknis dalam menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di tingkat kabupaten/kota dengan mengacu pada masterplan Satuan Kerja dalam menyusun masterplan sebagaimana dimaksud dalam dikoordinasikan dan ditelaah oleh Direktur Jenderal Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Ketentuan lebih lanjut mengenai aspek teknis kawasan peternakan diatur dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id GARIS BESAR MASTERPLAN DAN ACTION PLAN Masterplan merupakan acuan teknis dalam menyusun arah pengembangan kawasan pertanian yang berskala regional sesuai agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi di tingkat provinsi Masterplan berisi skenario arah kebijakan dan tujuan program pengembangan kawasan pertanian lintas sektoral yang bersifat strategis dan action plan berisi tahapan pencapaian sasaran program dan kegiatan yang bersifat operasional. Analisis di dalam masterplan lebih bersifat analisis potensial dan analisis prospektif yang menggambarkan arah pengembangan kawasan jangka menengah dan jangka panjang. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id FUNGSI DAN MANFAAT MASTERPLAN Fungsi: Manfaat Menciptakan konektivitas infrastruktur dan jaringan kelembagaan (penyedia input, pelaku usaha, pemasaran, jasa keuangan dan pembinaan teknologi); Sebagai acuan bagi provinsi dalam merancang strategi dan kebijakan serta merumuskan indikasi program dan kegiatan pengembangan kawasan pertanian secara terarah dan terfokus di tingkat kabupaten/kota; Memperkuat rantai nilai (value chain) sistem dan usaha agribisnis; Sebagai rujukan bagi kabupaten/kota untuk menyusun action plan pengembangan kawasan pertanian menjabarkan indikasi program dan kegiatan di dalam masterplan ke dalam rencana yang lebih operasional termasuk kebutuhan alokasi dana yang diperlukan; Mewadahi koordinasi manajemen pemerintahan (tata kelola) dalam pengembangan kawasan. Sebagai acuan untuk mengevaluasi implementasi pengembangan kawasan pertanian Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SUBTANSI POKOK MASTERPLAN (1) Visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan; (2) Isu-isu strategis terkait pengembangan kawasan; (3) Arah kebijakan pengembangan kawasan di kabupaten/kota yang potensial; (4) Keterkaitan program dan kegiatan pengembangan kawasan pada aspek hulu, on farm, hilir dan penunjang serta terintegrasi dengan sektor pendukung lainnya; (5) Lay out atau tata letak jaringan infrastruktur dan kelembagaan di lingkup provinsi serta keterkaitannya dengan struktur dan pola ruang wilayah provinsi (dalam bentuk peta spasial); (6) Road map atau peta jalan pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi sebagai acuan penyusunan action plan kabupaten/kota untuk sekurangkurangnya selama 5 (lima) tahun ke depan. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id RUANG LINGKUP ANALISIS PENYUSUNAN MASTERPLAN Analisis masterplan pengembangan kawasan pertanian sangat terkait dengan analisis terhadap sumber daya, sosial ekonomi dan analisis tata ruang wilayah dimana kawasan pertanian berada. Ruang lingkup analisis dari masterplan mencakup: analisis potensi (daya dukung dan daya tampung wilayah); 1 2 analisis kesenjangan (gap); 3 3 2 analisis struktur dan pola ruang kawasan pertanian; 4 5 Kementerian Pertanian analisis kondisi eksisting; analis road map. www.pertanian.go.id VISI PENGEMBANGAN KAWASAN (1) ANALISIS KONDISI EKSISTING MISI PENGEMBANGAN KAWASAN (3) ANALISIS KESENJANGA N/ GAP TUJUAN DAN SASARAN (4) ANALISIS STRUKTUR DAN POLA RUANG KAWASAN PERTANIAN (3) ANALISIS POTENSI ARAH PROGRAM DAN KEGIATAN (5) ANALISIS ROAD MAP OUTPUT DAN OUTCOME PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN DAN PETUNJUK TEKNIS Kementerian Pertanian BAHAN REVIEW RTRW PROVINSI ACTION PLAN www.pertanian.go.id ANALISIS KONDISI EKSISTING a) Analisis kondisi eksisting memerlukan berbagai data dukung mencakup: populasi, produksi, produktivitas (secara series minimal 10 tahun), kualitas produk yang telah dihasilkan dan penanganan pasca panen, pengolahan hasil pertanian serta data-data dukung lainnya. b) Selain itu, diperlukan ketersediaan data kondisi pemasaran, kelembagaan petani dan ketersediaan sarana prasarana atau infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada pada saat ini Gambaran kondisi eksisting ini dapat disajikan dalam bentuk tabel, diagram atau grafik. c) Dilengkapi dengan faktor pendukung keberhasilan, isu strategis dan permasalahan penting yang menjadi faktor penghambat kinerja kawasan selama ini. d) Gambaran atau keragaan kondisi eksisting kawasan pertanian selanjutnya dianalisis faktor-faktor utama yang menjadi penyebab munculnya permasalahan. e) Analisis faktor pendukung keberhasilan dan penyebab permasalahan dilakukan dengan menggunakan metode seperti SWOT, fishbone analysis, problem tree analysis atau metode lainnya. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id ANALISIS ANALISIS POTENSI (DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG WILAYAH) • Analisis potensi sumber daya dilakukan untuk mendapatkan gambaran sampai sebesar apa kapasitas produksi suatu komoditas dapat dikembangkan secara optimal dengan segala potensi sumber daya dan permasalahan sosial ekonominya analisis daya dukung dan analisis daya tampung wilayah. • Daya dukung kawasan pertanian dimaknai sebagai kemampuan agroekosistem kawasan yang mencakup sumber daya lahan, air, iklim, prasarana dan sarana serta aspek sosial, budaya dan ekonomi masyarakat dalam mendukung aktivitas pertanian mulai dari sub sistem hulu, on farm dan hilir. • Daya tampung kawasan pertanian dimaknai sebagai batas maksimal aktivitas pertanian mulai dari sub sistem hulu, on farm dan hilir dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa menimbulkan ekternalitas negatif terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. • Analisis daya dukung dan daya tampung wilayah pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan metode optimasi terkait carrying capacity analysis. Untuk kawasan pertanian, analisis yang paling penting untuk dilakukan adalah yang terkait dengan penggunaan kapasitas sumber daya lahan, air, infrastruktur serta sumber daya manusia daya dukung pakan Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id ANALISIS KESENJANGAN (GAP) • Kondisi belum terpenuhinya kapasitas daya tampung wilayah dibandingkan dengan kondisi eksisting menggambarkan adanya kesenjangan (gap) harus diminimalkan melalui berbagai upaya yang dirumuskan dalam bentuk berbagai skenario alternatif strategi (kebijakan, program dan kegiatan). • Skenario strategi yang paling realistis diformulasikan ke dalam rumusan visi dan misi pengembangan kawasan, tujuan dan sasaran pengembangan kawasan serta indikasi program dan kegiatan pengembangan kawasan untuk masingmasing kab/kota • Penentuan alternatif strategi (kebijakan serta indikasi program dan kegiatan) pengembangan kawasan dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang terkait dengan pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah seperti analytical hierarchy process, means-ends analysis dan metode lainnya. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id ANALISIS STRUKTUR DAN POLA RUANG KAWASAN • Hasil analisis eksisting, analisis potensi, dan analisis kesenjangan harus dapat tergambar secara simulatif dalam lay out kawasan pertanian - menggambarkan tata letak, interaksi atau peta konektivitas jaringan kelembagaan dan infrastruktur pertanian dari hulu, on farm sampai hilir sebagai karakteristik dari struktur ruang dan pola ruang kawasan pertanian. • Tata letak semua struktur jaringan kelembagaan dan jaringan infrastruktur harus tergambarkan pola hubungan dan pola pemanfaatan ruangnya. • Jaringan kelembagaan utama seperti arus barang dan jasa (input-output), kelembagaan usaha, pelayanan, pembinaan dan pengembangan (sumber daya, teknologi, permodalan, pengolahan hasil, pasar dan informasi pasar) harus dapat tergambarkan pola interaksinya di dalam kawasan pertanian. • Gambar jaringan infrastruktur untuk mendukung kawasan pertanian dapat digambarkan dengan mengacu peta struktur ruang dan pola ruang dalam RTRW Provinsi ilustrasi posisi keberadaan infrastruktur pertanian seperti sumber pakan/padang pengembalaan, pasar hewan, RPH, pusat perbibitan serta luas dan sebaran kawasan pertanian terhadap kawasan konservasi, kawasan permukiman, kawasan industri dan kawasan peruntukan lainnya. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id ANALISIS ROAD MAP • • Road map merupakan simulasi atau ringkasan dari masterplan yang menggambarkan tahapan dari kondisi awal ke kondisi yang diinginkan, sehingga dengan melihat selembar road map akan bisa dimengerti dengan baik dan mudah pokok-pokok isi terpenting dari masterplan. ringkasan berbentuk simulasi bagan atau skema dalam dimensi waktu dan garis besar tahapan proses pencapaiannya. Road map harus secara tegas dapat menggambarkan kondisi awal dan kondisi akhir yang diinginkan yang mencirikan status masing-masing kawasan kabupaten/kota (penumbuhan, pengembangan atau pemantapan) serta garis-garis besar strategi dan kebijakan untuk mencapainya dalam besaran kuantitatif. • Sasaran yang akan dicapai dalam road map bersifat fleksibel sesuai ketersediaan • Di dalam road map harus disebutkan secara jelas indikasi tujuan program yang harus dicapai di masing-masing kabupaten/kota. sumber daya pendukung (terutama anggaran) dan hasil evaluasi perkembangan pelaksanaan di lapangan. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SISTEMATIKA MASTERPLAN Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SISTEMATIKA MASTERPLAN II. ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN Uraian ini bertujuan untuk menjabarkan gambaran umum kawasan, isu-isu strategis terkait pengembangan kawasan pertanian. Selanjutnya dibahas pula sinergitas program dan kegiatan antara pusat dan daerah. 2.1. Gambaran Umum Kawasan 2.2. Isu Strategis dalam Pengembangan Kawasan Pertanian 2.3. Arah dan Kebijakan (pusat dan daerah) – Visi Pengembangan Kawasan – Misi Pengembangan Kawasan (dalam rangka mencapai visi) – Keterkaitan Dengan Program Prioritas (RPJMN, Renstra K/L dan RPJMD) III. KERANGKA PIKIR Menjelaskan kerangka dasar penyusunan masterplan pengembangan kawasan pertanian mulai dari kondisi eksisting, analisis potensi, analisis kesenjangan dan peluang peningkatan, hingga road map pengembangan kawasan pertanian dalam bentuk bagan alur pikir pembentukan atau pengembangan kawasan. IV. METODOLOGI Mencakup jenis data yang diperlukan dan sumbernya, metode pengumpulan serta pengolahan dan analisisnya sesuai dengan kerangka pikir pengembangan kawasan pertanian. 4.1. Data teknis, data sosial ekonomi dan data pendukung lainnya. 4.2. Metode pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SISTEMATIKA MASTERPLAN V. ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Menjelaskan pembahasan analisis mengenai kondisi kawasan saat ini, potensi pengembangan kawasan pertanian dan senjang antara kondisi saat ini dan potensi. 5.1. Kondisi kawasan saat ini 5.2. Potensi kapasitas daya dukung dan daya tampung kawasan 5.3.Senjang (gap) antara kondisi saat ini dan potensi yang mencakup: luas baku lahan, luas tanam/populasi, produksi, produktivitas, prasarana dan sarana penunjang, kondisi sosial ekonomi, SDM (petani dan aparatur lapangan), pasca panen dan pengolahan, pemasaran dan kebutuhan investasi. Khusus untuk ternak perlu ditambahkan: hijauan pakan ternak, lahan padang penggembalaan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, dan lain-lain. VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Menjelaskan formulasi strategi dan indikasi program pengembangan kawasan pertanian, mencakup: 6.1. Pengembangan infrastruktur dasar yang relevan (tranportasi, perumahan, pendidikan, energi, industri, komunikasi, dll) 6.2. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian. 6.3. Peningkatan produksi/populasi melalui: produktivitas, perluasan areal, perluasan tanam/panen dan diversifikasi. 6.4. Pengembangan pasca panen, pengolahan dan pemasaran 6.5. Pengembangan dan pembinaan teknologi dan sumber daya manusia 6.6. Skenario kerjasama pembiayaan (swadaya dan APBN/APBD) dan investasi Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id SISTEMATIKA MASTERPLAN VII. ROAD MAP PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Berisi simulasi garis-garis besar: kondisi saat ini, kebijakan dan strategi, tahapan dan sasaran akhir pengembangan kawasan di tingkat provinsi selama 5 (lima) tahun ke depan (dalam bentuk bagan alir/skema) VIII. INDIKATOR KEBERHASILAN Berisi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan kawasan terhadap pembangunan wilayah (NTP, produksi/populasi, diversifikasi produk, perdagangan, investasi, penyerapan tenaga kerja, PDRB, dll) IX. SISTEM PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 9.1. Pemantauan dan Evaluasi 9.2. Pelaporan X. RANCANGAN TATA LETAK KAWASAN PERTANIAN Berisi gambaran simulasi peta tata letak jaringan infrastruktur dan kelembagaan (di dalam struktur dan pola ruang wilayah). LAMPIRAN 1. Tabel target produksi/populasi di tiap kabupaten/kota 2. Tabel target perluasan areal di tiap kabupaten/kota 3. Peta-peta kawasan pertanian skala 1:250.000 s/d 1:50.000 4. Lampiran lainnya Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Bagaimana Menyusun Action Plan? (Permentan 56/2016) Kementerian Pertanian 31 www.pertanian.go.id Matriks Rencana Aksi Tahunan No Program, Kegiatan dan Komponen Output Indikator Sasaran (Ton, Ha, Unit dll.) Lokasi (Kec, Desa) Satker Pelaksana Rencana Pembiayaan APBN APBD Prov APBD Kab/ Kota Hulu: Prasarana dan Sarana On Farm: TP, Horti, Nak, Bun Hilir: Pengolahan, Pemasaran, Sarpras Penunjang: SDM, Litbang dll Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Matriks Rencana Aksi Rekapitulasi 5 Tahun No Program Total Sasaran Program Tahun I-V (Ton, Ha, Unit, dll) Sasaran (Ton, Ha, Unit dll) Total Kebutuhan Anggaran Tahun I-V Menurut Sumber Pembiayaan (Rp) APBN/ APBD Prov/ APBD Kab/ Kota I Kementerian Pertanian II III IV V www.pertanian.go.id Untuk Ditjen PKH pengisian matriks Action Plan oleh daerah mengacu pada Pedoman SPR http://ditjennak.pertanian.go.id/download.php?file=PEDUM%20SPR%20DITJEN%20PKH.pdf Kementerian Pertanian 34 www.pertanian.go.id III. PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Keterangan Prinsip dasar : No Prinsip Pengertian 1. Penguatan Membentuk organisasi/manajemen kawasan kelembagaa komoditas pada titik atau sentra dalam kawasan n untuk mewujudkan usaha peternakan yang berorientasi bisnis dan berbadan hukum 2. Satu Pengelolaan usaha peternakan secara kolektif Manajemen dalam satu aturan menyangkut pelayanan teknis, (Bisnis pendampingan / pengawalan, ekonomis, dan Kolektif) pemasaran yang dilakukan oleh para peternak sendiri 3. Penguatan Pemenuhan pelayanan teknis minimal dan Sarana kebutuhan pelayanan lainnya untuk meningkatkan Prasarana produksi ternak dan daya saing peternakan. dan Contoh: Setiap kawasan minimal harus ada pelayanan Puskeswan dan Pos IB sesuai kriteria satuan ternak yang harus terlayani 4. Peningkatan Meningkatkan kemampuan SDM peternakan di SDM lokasi kawasan (peternak dan pengurus) terkait aspek: manajemen organisasi, kewirausahaan, dan pemanfaatan teknologi dan informasi serta penguatan kendali produksi dan pasca produksi ternak 5. Memenuhi Mengelola peternak skala kecil dengan kriteria skala usaha populasi tertentu sebagai produsen untuk mencapai skala usaha yang ekonomis yang diorganisasi dalam satu manajemen dan berorientasi bisnis No Prinsip Pengertian 6. Kemandirian usaha 7. Integrasi kewenangan 8. Pendamping an dan pengawalan (Litbang, PT, Penyuluh) 9. Multi produk dan komoditas Integrasi pembiayaan dan meningkatkan aksesbilitas ke sumber-sumber pembiayaan guna mendorong usaha peternakan menjadi usaha utama dan mandiri Dalam pengembangan kawasan peternakan dan kesehatan hewan diperlukan sinergi fungsi dan kewenangan dari pemangku kepentingan. Dalam hal pengelolaan, diperlukan sinergi instansi pusat, daerah, perguruan tinggi/litbang, sektor dan sub sektor lainnya. Sedangkan dalam hal penganggaran kawasan diperlukan sinergi antara APBN, APBD I, APBD II, Swasta, BUMN-D, dan masyarakat Pendampingan dan pengawalan diperlukan untuk transfer informasi dan teknologi secara efektif dan efisien sesuai kondisi spesifik daerah baik oleh perguruan tinggi setempat maupun instansi litbang (bagi daerah yang tidak ada perguruan tinggi) serta pendampingan dari para penyuluh Produk yang dikembangkan dalam kawasan tidak hanya komoditas utama peternakan saja, bisa juga dikembangkan produk olahan/turunannya atau produk lainnya untuk meningkatkan nilai ekonomi di kawasan *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 36 www.pertanian.go.id Konsepsi Pengembangan SPR Sumber: Pedum SPR (Ditjen PKH, 2015) Kementerian Pertanian 37 www.pertanian.go.id No. Komoditas 1. Sapi Potong 2. Kerbau 3. Sapi Perah Parameter a. Indukan minimal 1.000 ekor b. Pejantan 100 ekor c. Kepemilikan ternak indukan per peternak minimal (1-3) ekor d. RTP 100-500 peternak a. Indukan minimal 500 ekor b. Pejantan 50 ekor c. Kepemilikan ternak indukan per peternak minimal (1-3) ekor d. RTP 100-500 peternak a. Indukan minimal 1.000 ekor (Pulau Jawa) 500 ekor luar Pulau Jawa b. Kepemilikan ternak indukan per peternak minimal (5-10) ekor c. RTP 100-500 peternak No. Komoditas Parameter 4. Kambing & Domba a. Indukan minimal 2.000 ekor b. Pejantan 200 ekor c. Kepemilikan ternak indukan per peternak minimal (3-5) ekor d. RTP 100-500 peternak 5. Unggas a. Populasi minimal 20.000 ekor b. Kepemilikan ternak unggas per peternak minimal 100 ekor 6. Babi a. Indukan minimal 1.000 ekor b. Pejantan 100 ekor c. Kepemilikan ternak indukan per peternak minimal 10 ekor d. RTP 100-500 peternak *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 38 www.pertanian.go.id No Tahap 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan/Implementasi Tahun Aktivitas 1 1. Identifikasi kelompok dan peternak; 2. Identifikasi populasi ternak (ruminansia maupun non-ruminansia); 3. Mapping wilayah 4. Penyusunan Rencana Aksi (indentifikasi kebutuhan) 5. Pengajuan usulan pembentukan kawasan 2&3 Penguatan manajerial kawasan Buku Pemilik Indukan Ternak/Kartu ternak Asuransi ternak Memfasilitasi pelayanan ekonomi (SKIM pembiayaan) 8. Kerjasama kemitraan multipihak 4 Daerah Daerah Daerah 1. Pelayanan teknis peternakan dan keswan Ditjen PKH 2. Penguatan sarana dan prasarana Ditjen PKH 3. Penguatan kapasitas sumberdaya peternak Ditjen PKH 4. 5. 6. 7. 3. Pemantapan Keterangan Daerah Daerah Ditjen PKH Dit. Bitprod Dit. PPH-Nak Dit. PPH-Nak Pemda & Ditjen PKH 1. Penyediaan & promosi 2. 3. 4. 5. 6. Dit. BitPro, Pakan, PPH-Nak Pemanfaatan RPH Dit. Kesmavet Penggalangan investasi Dit. PPH-Nak Badan hukum investasi Pemda Peningkatan skala usaha Ditjen PKH Peningkatan mutu ternak dan produk ternak Ditjen PKH 7. Pendampingan berkelanjutan Ditjen PKH, Litbang, PT *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 39 www.pertanian.go.id 1. Dukungan Kementerian/Lembaga Terkait No Kementerian/Lembaga Dukungan yang Diperlukan 1. Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Infrastruktur jalan produksi dan reservoir air utamanya di Indonesia Timur 2. Kementerian BUMN 3. Kementerian Perhubungan Pengembangan ternak PTPN dan pendirian BUMN perbibitan ternak Penyediaan sarana prasarana dan moda transportasi serta distribusi ternak dan daging 4. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi 5. Kementerian Dalam Negeri 6. Kementerian Perdagangan 7. Pemda Propinsi dan Kab/Kota a. Inisiasi teknologi tepat guna mendukung produksi peternakan b. Pendampingan dan pengawalan c. Transfer teknologi dan informasi Penetapan tataruang peternakan dan legalisasi padang penggembalaan Stabilitasi harga daging dan ternak a. b. c. d. Perda penetapan lokasi kawasan Kelembagaan kawasan berbadan hukum Infrastruktur dan Pemberdayaan peternak Pendampingan dan pengawalan *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Lanjutan.....(Sinergi) 2. Dukungan Eselon I Terkait No 1. Eselon I Sekretariat Jenderal Dukungan yang Diperlukan Subsidi bunga modal investasi, penjaminan kredit peternakan dan penyediaan anggaran 2. Direktorat Jenderal a. Jalan produksi peternakan dan keswan Prasarana dan Sarana b. Sumber air bersih, embung, pengelolaan air limbah Pertanian 3. Direktorat Jenderal Integrasi tanaman dan ternak Perkebunan 4. Direktorat Jenderal Integrasi tanaman dan ternak Hortikultura 5. Direktorat Jenderal Pengembangan integrasi tanaman-ternak Tanaman Pangan 6. Badan Pengembangan a. Rekruitmen tenaga pendamping SDM Pertanian b. Pelatihan petugas c. Pelatihan pengelolaan dan SDM RPH d. Peningkatan manajemen kelompok 7. Badan Karantina Pertanian a. Pencegahan penyebaran penyakit b. Peningkatan pengawasan pemasukan *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Lanjutan.....(Sinergi) 3. Dukungan Swasta, Peternak Rakyat, dan Perbankan No 1. Eselon I Swasta (asosiasi dan peternak besar), BUMN Dukungan yang Diperlukan a. Kemitraan dengan peternak di lokasi kawasan b. CSR/PKBL c. Jaminan asuransi 2. Peternak rakyat a. Kesiapan berusaha dalam satu manajemen/berkelompok b. Kesediaan membayar asuransi 3. Lembaga keuangan a. Penyediaan kredit program b. Kredit pembiayaan *) Sumber: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Kementerian Pertanian 43 www.pertanian.go.id