UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MIPA/JURUSAN FISIKA/PRODI FISIKA Sekip Utara, Yogyakarta. Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 11 FISIKA KUANTUM Semester 3/3 sks/MFF2032 oleh 1. Kusminarto 2. Pekik Nurwantoro Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2013 Nopember 2013 Interpretasi Bilangan-bilangan Kuantum Nilai harap radial r dari suatu elektron melukiskan karakteristik jejari edar elektron yang dihitung dengan r u * (r , , ) r u(r , , ) dV dV adalah elemen volume, dalam kordinat bola sama dengan r 2 sin d d d 2 r u * (r , , ) r u (r , , ) r 2 sin d d d 0 0 0 Fungsi gelombang u(r , , ) telah diperoleh di muka berbentuk R(r ) ( ) ( ) . Penyelesaian integral di atas memberikan hasil 1 l (l 1) rnl n 2 a 0 1 1 n 2 2 Ketergantungan rnl terhadap l dalam persamaan tersebut sangat kecil karena faktor 1 1 dan 2 , sehingga peranan n sangat dominan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 2 n bilangan kuantum n mencirikan besar jejari edar elektron dan sekaligus besar energi dalam lintasan tersebut (rumus (4-51)). Momentum sudut elektron terhadap inti diberikan oleh L=r x p r adalah vektor posisi elektron terhadap inti sebagai titik acuan dan p adalah momentum elektron. Komponen L dalam koordinat Cartesian adalah Lx yp z yp y L y zp x xp z Lz xp y yp x (4-53) Jika komponen-komponen momentum px, py dan pz diganti dengan bentuk operator mekanika kuantum i diperoleh komponen-komponen momentum ,i , dan i x y z sudut dalam bentuk operator L xop i y z y z Lyop i z x z x (4-54) Lzop i x y x y Dengan alih ragam koordinat ke bentuk koordinat bola diperoleh Lxop i sin cot cos Lyop i cos cot sin Lzop i (4-55) Operator momentum sudut totalnya adalah L2op L2xop L2yop L2zop 1 1 2 L2op 2 sin sin 2 2 sin (4-56) Jika operator L2op ini dikenakan pada fungsi gelombang unlm=Rnllmm diperoleh 2 L2op unlm Rnl ( 2 ) m sin 2 sin 2 sin Dari persamaan (4-35) bahwa d 2 m 2 , maka d 2 1 m2 L2op unlm Rnl m ( 2 ) sin 2 sin sin Dari persamaan (4-6) dengan l (l 1) maka persamaan (4-57) menjadi L2op unlm l (l 1) 2 Rnlθlm m l (l 1) 2 unlm Dengan demikian nilai L2 dapat dihitung dengan mudah sebagai berikut * L2 unlm L2op unlm dV (4-57) * l (l 1) 2 unlm unlm dV L 2 l (l 1) 2 (4-58) Interpretasi bilangan kuantum orbital l dapat juga dilakukan secara lebih sederhana sebagai berikut. Kita tinjau persamaan diferensial bagian radial persamaan (4-37). 1 d 2 dR l (l 1) 2 e 2 R 0 ( r ) E dr 4 0 r r 2 dr r2 2 Persamaan tersebut berkenaan dengan arah radial dari gerak elektron dalam atom, sehingga seharusnya tidak ada hubungannya dengan gerak orbitalnya. Energi total E tentunya terdiri dari energi kinetik radial, energi kinetik orbital dan energi potensial. E Ekin. radial Ekin. orbital V dengan V e2 4 0 r . Persamaan diferensial radialnya menjadi 1 d 2 dR 2 2 l (l 1) (r ) 2 Ekin. radial Ekin. orbital R0 r 2 dr dr 2r 2 Jika dua suku terakhir dalam persamaan tersebut saling menghapus maka persamaan diferensial radial tersebut hanya berisi variabel r saja sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, harus dipenuhi Ekin. orbital 2 l (l 1) 2r 2 Ekin. orbital 1 2 vorbital 2 1 2 l (l 1) 2 vorbital 2 2r 2 2 2 vorbital r 2 2l (l 1) L2 2l (l 1) Jika Lz adalah komponen L pada sumbu Z, karena nilai m terkuantisasi maka nilai Lz juga terkuantisasi. Ini berarti bahwa arah orientasi vektor momentum sudut L tidak boleh sembarang. Dikatakan bahwa momentum sudut L terkuantisasi ruang. Gambar. 4.10 melukiskan sifat kuantisasi ruang momentum sudut L. Gambar. 4.10. Kuantisasi ruang momentum sudut L Jadi bilangan kuantum magnetik m berhubungan dengan besar proyeksi L ke suatu sumbu, dengan demikian juga menentukan arah orientasinya. Untuk membedakan dengan bilangan kuantum magnetik spin elektron ms yang akan dibahas kemudian, bilangan kuantum magnetik orbital ini diberi simbol ml.