File

advertisement
PEMBERITAAN WARTAWAN INFOTAINMENT TERHADAP KASUS
LUNA MAYA YANG TIDAK BERIMBANG
Prashinta Dwi Sita Khaffila
201311021
Televisi dan Film
Fakultas Seni Rupa dan Desain
2013/2014
Institut Seni Indonesia Denpasar
Jalan Nusa Indah, Denpasar, Bali 80235, Indonesia.
E-mail : [email protected]
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan ..............................................................................................1
1.4. Metode Penulisan ...............................................................................................1
BAB II ISI ...................................................................................2-3
2.1. Pembahasan.................................................................................2-3
BAB III PENUTUP ....................................................................................................4
3.1. Kesimpulan .........................................................................................................4
LAMPIRAN FOTO ..................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................6
ABSTRAK
Khaffila, Prashinta Dwi Sita, 2013. “Pemberitaan Wartawan Infotainment Terhadap Kasus
Luna Maya Yang Tidak Berimbang”
Denpasar. Program Studi Televisi dan Film. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Institut Seni
Indonesia.
Karya tulis Jurnal yang berjudul Pemberitaan Wartawan Infotainment Terhadap Kasus
Luna Maya Yang Tidak Berimbang ini membahas mengenai pemberitaan yang di ungkit oleh
wartawan infotainment terhadap status Luna Maya di twitter, karena semakin hari media
terus menerus mengungkit persoalan Luna Maya dan memojokkannya. Seakan-akan Luna
Maya yang paling bersalah dalam kasus ini. Luna maya disalahkan karena menulis kata-kata
kasar yang menjelekkan wartawan Infotainment di account twitternya. Media membuat opini
publik bahwa Luna maya yang bersalah. Pemberitaan ini tidak adil dari kedua belah pihak
antara Luna maya dan wartawan. Dalam kasus ini ada berat sebelahnya.
Seharusnya sesuai kode etik jurnalistik semua pihak berhak mendapatkan kesempatan
yang sama. Media, khususnya televisi, tampak tidak berimbang dalam membahas masalah
ini, apalagi dari infotainment, mereka cuma membesar-besarkan sikap dan perkataan Luna
Maya tanpa membahas alasan apa yang membuat Luna terpancing untuk membuat tulisan di
account twitternya itu, ternyata penyebabnya yaitu perilaku dan arogansi para wartawan
infotainment sendiri.
ABSTRACT
Khaffila, Prashinta Dwi Sita, 2013. “Preaching Journalist Infotainment Case Against Luna
Maya is Not Balanced”
Denpasar. Film and Television. Faculty of Arts and Design. Indonesian Institute of The Arts.
Journal papers entitled Preaching Journalist Infotainment Case Against Luna Maya is
Not Balanced, discuss the news in leverage by the infotainment reporters to Luna Maya
because her twitter status , because many media continually bring up the issue of Luna Maya
bring her to the corner. As if Luna Maya is the most guilty in this case . Luna maya blamed
because writing a rant disparaging Infotainment reporters in her twitter account . The media
made a public opinion that Luna Maya guilty . Coverage is not fair on both sides between
Luna maya and journalists . In this case there is not fair.
Supposedly according to the code of journalistic ethics all those entitled to the same
opportunity . The media , especially television , seemed not balanced in discussing this issue ,
mostly from infotainment , they just exaggerate the attitude and words of Luna Maya without
discussing the reasons what makes Luna make posts on that words to her Twitter account ,
which turned out to be the cause of the behavior and arrogance infotainment journalists
themselves.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jurnalistik adalah suatu pekerjaan yang mengemban tanggung jawab dan mensyaratkan
adanya kebebasan. karena, tanpa adanya kebebasan seorang wartawan sulit untuk melakukan
pekerjaanya. Akan tetapi, kebabasan tanpa disertai tanggung jawab mudah menjerumuskan
wartawan kedalam praktek jurnalistik yang kotor, merendahkan harkat dan martabat
wartawan tersebut. Karena itulah baik di negara-negara maju maupun negara berkembang
persyaratan untuk menjadi wartawan dirasa sangat berat sekali. Wartawan harus benar-benar
bisa menjaga perilaku dalam kegiatan jurnalistiknya sesuai dengan aturan yang ada, yaitu
sesuai dengan kode etik jurnalistik, pasal 1, ayat 1 Undang-Undang (UU) Pers Nomor 40
tahun 1999, dan Undang-Undang (UU) Penyiaran Nomor 22 Tahun 2002.
Wartawan adalah sebuah profesi, dengan kata lain, wartawan adalah seorang profesional.
Dalam menjalankan profesinya, seorang wartawan harus dengan sadar menjalankan tugas,
hak, kewajiban dan fungsinya yakni mengemukakan apa yang sebenarnya terjadi. Bukan
hanya itu, seorang wartawan harus turun ke lapangan untuk meliput suatu peristiwa yang bisa
terjadi kapan saja. Bahkan, wartawan kadangkala harus bekerja menghadapi bahaya untuk
mendapatkan berita terbaru dan original.Selain itu wartawan harus mematuhi kode etik
jurnalistik, misalnya wartawan tidak menyebarkan berita yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan
cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. Wartawan menghargai dan
menghormati hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, wartawan tidak
dibenarkan menjiplak, wartawan tidak diperkenankan menerima sogokan, dsb.
Dalam melaksanakan kode etik junalistik tidak semudah membalikkan telapak tangan.
banyak hambatan yang harus dilalui untuk menjadi wartawan yang profesional, kode etik
harus menjadi landasan moral atau etika profesi yang bisa menjadi operasional dalam menegakkan
integritas dan profesionalitas wartawan. Penetapan kode etik guna menjamin tegakanya kebebasan
pers serta terpenuhinya hak – hak masyarakat. Wartawan memiliki kebebasan pers yakni kebebasan
mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. Meskipun demikian, kebebasan
disini dibatasi dengan kewajiban menghormati norma norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengapa media/wartawan infotainment sekarang ini banyak mengabaikan kode
etik jurnalistik?
b. Mengapa pemberitaan kasus Luna Maya melanggar kode etik jurnalistik?
c. Apa yang seharusnya dilakukan oleh para wartawan dalam menyikapi kasus
agar tidak melanggar kode etik jurnalistik?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pelanggaran yang terjadi dalam pemberitaan kasus Luna
Maya
b. Untuk lebih dapat menggunakan kode etik dalam memberitakan suatu informasi
c. Agar tidak adanya pemberitaan yang tidak berimbang antara narasumber dan
wartawan
1.4 Metode Penulisan
a. Studi Pustaka
Menelaah dari beberapa sumber di Internet, seperti Blog dan Youtube.
BAB II ISI
1.1 Pembahasan
a. Mengapa media/wartawan infotainment sekarang ini banyak mengabaikan
kode etik jurnalistik?
Wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat
dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 11
Tahun 1996 Pasal 1 dan 3 dengan jelas disebutkan bahwa: “ Kewartawanan ialah pekerjaan/
kegiatan/ usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran dalam
bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan,
radio, televisi dan film”
Infotainment merupakan gabungan kata dari infotainment dan entertainment. Sama
halnya dengan wartawan lainnya, jika wartawan lainnya memberikan informasi
publik, seperti berita politik, kasus korupsi, ekonomi, dan lain sebagainya, wartawan
infotainment juga bertugas mencari berita dan disuguhkan kepada khalayak. Hanya yang
berbeda dari mereka adalah wartawan infotainment menyajikan hiburan berupa berita
mengenai kehidupan orang-orang yang terkenal, terutama yang bekerja pada dunia industri
hiburan seperti pemain sinetron, pemain film, penyanyi, dan lain sebagainya. Infotainment
memiliki ciri khas penyampaian yang unik.
Namun infotainment sekarang ini, lebih mendorong kepada hal-hal yang cenderung
negatif. Seperti menyebarkan informasi yang tidak benar atau gosip, dan juga cara pencarian
beritanya sering kali melanggar kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik. Hampir semua
stasiun televisi menyajikan informasi mengenai kehidupan seorang selebriti. Tayangan
infotainment selalu muncul berbarengan dengan adanya produksi sinetron, dan lain
sebagainya. Infotainment dijadikan sebagai alat pendongkrak popularitas bagi para selebriti.
Wartawan infotainment selalu dikejar oleh deadline dari perusahaan, mengingat
tugasnya adalah mencari berita seputar kehidupan artis, menjadikannya kurang atau tidak
mematuhi kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik.Wartawan infotainment sering dianggap
melanggar hak kehidupan seseorang atau biasa kita sebut privasi. Karena wartawan
infotainment selalu menerobos kode etik jurnalistik dalam menghormati privasi seseorang di
setiap siarannya.
b. Mengapa pemberitaan kasus Luna Maya melanggar kode etik jurnalistik?
Media terus menerus mengungkit persoalan Luna Maya dan memojokkannya. Seakanakan Luna Maya yang paling bersalah dalam kasus ini. Luna maya disalahkan karena menulis
kata-kata kasar yang menjelekkan wartawan Infotainment di account twitternya. Media
membuat opini public bahwa Luna maya yang bersalah. Pemberitaan ini tidak adil dari kedua
belah pihak antara Luna maya dan wartawan. Dalam kasus ini ada berat sebelahnya.
Seharusnya sesuai kode etik jurnalistik semua pihak berhak mendapatkan kesempatan
yang sama. Media, khususnya televisi, tampak tidak berimbang dalam membahas masalah
ini, apalagi dari infotainment, mereka cuma membesar-besarkan sikap dan perkataan Luna
Maya tanpa membahas alasan apa yang membuat Luna terpancing untuk membuat tulisan di
account twitternya itu, ternyata penyebabnya yaitu perilaku dan arogansi para wartawan
infotainment sendiri.
c. Apa yang seharusnya dilakukan oleh para wartawan dalam menyikapi
kasus agar tidak melanggar kode etik jurnalistik?
Sebagai seorang wartawan atau jurnalis agar tetap mengacu kepada Kode Etik
Jurnalistik seperti disebutkan oleh Pasal 7 Ayat 2 Undang-Undang Pers, sebagai media
yang hidup di ranah publik, para jurnalis diharapkan senantiasa tetap menjaga independensi,
dan bekerja menggunakan standar profesionalisme yang berlaku di dunia jurnalistik, antara
lain dengan menyajikan berita secara berimbang. Dalam rangka melayani hak masyarakat
untuk tahu (rights to know), tanggung jawab profesional seorang wartawan bukan hanya
kepada pemilik, tetapi terutama sekali adalah kepada publik. Dan wartawan juga
melanggar kode etik jurnalistik untuk kasus tersebut, yaitu Pasal 3 Jurnalis televisi
Indonesia menyajikan berita secara akurat, jujur, dan berimbang, dengan mempertimbangkan
hati nurani, berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan yang setara, tidak
memojokkan sebelah pihak, seperti kasus Luna Maya.
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Memang gemerlap kehidupan seorang selebriti selalu mengundang ketertarikan
khalayak. Tapi itu tidak sepatutnya di tayangkan jika sudah mulai melanggar privasi. Privasi
seorang selebriti selalu menjadi sorotan yang paling ampuh bagi wartawan infotainment. Ini
mengundang ketidak nyamanan bagi semua pihak. Berita yang ditampilkan infotainment
selalu mengenai permasalahan kawin, cerai, masalah percintaan, bahkan hingga konflik
keluarga sang artis pun turut menjadi makanan bagi pemburu berita yang bergerak di bidang
infotainment, bahkan wartawan infotainment lebih tau segalanya dibanding siapa pun.
Permasalahan yang seharusnya tidak boleh dimunculkan, malah dimunculkan.
Terkadang sang artis sendiri merasa risih jika privasi nya sudah di bongkar oleh wartawan
infotainment. Banyak artis yang melaporkan wartawan infotainment kepada pihak kepolisian
karena merasa hak-haknya diambil oleh mereka.
Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan
infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik.Seharusnya
sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau
etika seorang jurnalis.
Memahami dan menaati kode etik bisa membuat seorang pemburu berita atau wartawan
menjadi lebih terorganisir dan terkendali, menjadi lebih profesional dalam pencarian
beritanya.
Sebagai seorang wartawan atau jurnalis agar tetap mengacu kepada Kode Etik
Jurnalistik seperti disebutkan oleh Pasal 7 Ayat 2 Undang-Undang Pers, sebagai media
yang hidup di ranah publik, para jurnalis diharapkan senantiasa tetap menjaga independensi,
dan bekerja menggunakan standar profesionalisme yang berlaku di dunia jurnalistik, antara
lain dengan menyajikan berita secara berimbang. Dalam rangka melayani hak masyarakat
untuk tahu (rights to know), tanggung jawab profesional seorang wartawan bukan hanya
kepada pemilik, tetapi terutama sekali adalah kepada publik. Dan melanggar kode etik
jurnalistik yaitu Pasal 3 Jurnalis televisi Indonesia menyajikan berita secara akurat, jujur,
dan berimbang, dengan mempertimbangkan hati nurani, berimbang berarti semua pihak
mendapat kesempatan yang setara, tidak memojokkan sebelah pihak, seperti kasus Luna
Maya.
LAMPIRAN FOTO
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
http://gurugoblog98.blogspot.com/2013/02/makalah-kebebasan-pers-cacat-kodeetik.html
(sumber gambar : http://www.youtube.com/watch?v=71koCTkDtAw)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesia
http://rachmadsoleh.blogspot.com/2013/05/uu-ri-no-40-tahun-1999-pasal-7-ayat-2.html
http://m.kompasiana.com/post/read/623085/2
Download