Apa yang Ibu makan mempengaruhi Ibu!

advertisement
www.parentsguide.co.id › ... › KESEHATAN ANAK › Imunisasi
Di bawah terdapat tabel yang menunjukkan keunggulan susu manusia (ASI) bila
dibandingkan dengan susu hewan.
KANDUNGAN TOTAL PROTEIN
ASI 1.0%
Susu Sapi 3.5%
KANDUNGAN PROTEIN SEKETIKA
(Secara biologis sangat penting)
ASI >70%
Susu Sapi <20%
PERBANDINGAN KANDUNGAN ASAM AMINO PADA ASI DAN SUSU SAPI
 Phenylalanine and tyrosine ASI lebih sedikit (berlebihan dapat berbahaya bagi
neonatus)
 Cystine Lebih banyak pada ASI (essensial untuk pertumbuhan)
 Methionine Susu sapi lebih banyak (neonatus tidak dapat mengubahnya
menjadi sistin karena enzim belum berfungsi sempurna)
 Taurine 30-40 kali lebih banyak pada ASI (penting untuk perkembangan otak)
Kandungan ASI lainnya secara biokimia :
 Protein
 Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak, penting untuk pertahanan tubuh
dan antibody
 Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh
 Karbohidrat
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus,
menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, retensi kalium, fosfor dan
magnesium
 Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
 Kolesterol lebih banyak
Asam lemak esensial lebih banyak
 Asam palmitat lebih banyak
Garam empedu lebih banyak lebih banyak membuat absorpsi lebih baik
 Laktoferin, lysozime, IgA
: melindungi bayi dari infeksi gastroenteritis, radang saluran pernafasan dan paruparu, otitis media, dan diare
 Mineral
Kadar Natrium lebih banyak, melindungi neonatus dari dehidrasi dan hipernatremia
 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap
10-30%
 ASI mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinik, membuat penyerapan
seng lebih efisien
 Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan
dengan susu sapi
Apa yang Ibu makan mempengaruhi Ibu!
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada rasa ASI).
Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena bisa menjadi
stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah lain.
Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari
Berikut adalah jenis makanan/minuman yang dapat
mempengaruhi bayi melalui ASI:
Makanan pedas dan berbumbu tajam dapat menimbulkan
gangguan pencernaan.
 Kafein yang ada dalam minuman Ibu, bukan hanya
membuat Ibu terjaga tapi juga membuat bayi sulit tidur
sehingga waktu istirahat Ibu pun berkurang Padahal Ibu
butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok harinya.


Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu
kembung dan kolik.
Apakah bayi Ibu alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan?
Bila bayi Ibu mengalami gangguan pencernaan atau ruam setelah disusui, ia mungkin
alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan. Susu sapi, kacang, gandum, ikan dan
telur adalah beberapa makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Jika itu terjadi, untuk sementara hindari makanan atau minuman yang menurut Ibu
menyebabkan alergi. Coba lagi lain hari dan lihat apakah ada reaksi. Kecuali ada
riwayat alergi dalam keluarga dari makanan tertentu, hindari sama sekali makanan
tersebut. Buat catatan harian tentang makanan yang Ibu konsumsi untuk memudahkan
dalam melacak bagaimana respons bayi mereka setelah disusui.
www.ClubNutricia.co.id
Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus
diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya
tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:
1. LAKTOSA
merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber
energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang
berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan
kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
2. LEMAK
merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan
menjadi sumber energi utama bayi serta berperan
dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI
mengandung komponen asam lemak esensial yaitu:
asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan
diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA
dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak
bayi.
3. OLIGOSAKARIDA
merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena
terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem
pencernaan bayi.
4. PROTEIN
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk
struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan
fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.
Komposisi zat utama dalam ASI:
1. Laktosa- 7gr/100ml.
2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.
www.clubnutricia.co.id › New Mom › Pages
Manfaat dan kandungan ASI
ASI adalah makanan yang khusus diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dari serangan penyakit. Didalamnya terkandung lebih dari
100 jenis zat gizi.
Manfaat ASI bagi bayi

Mengurangi risiko infeksi.
Zat Antibodi yang terdapay dalam ASI melindungi bayi dari serangan infeksi

Meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI mengandung imunoglobulin

Membentuk sistem pencernaan yang sehat. ASI mencegah perkembangan
bakteri jahat dan mendukung petumbuhan bakteri baik
Meningkatkan kecerdasan. hasil penelitian membuktikan bayi yang mendapat
ASI eklusif selama 6 bulan memiliki IQ 5-10 poin lebih tinggi dari yang tidak
dapat ASI

Mempererat jaringan kasih sayang antara anda dan buah hati. kontak kulit
selama menyusui meningkatkan hubungan emosiaonal antara ibu dan bayi

Mengurangi risiko obesitas di kemudian hari
Manfaat bagi ibu

Memberikan efek menenangkan. menyusui menstimulasi produksi beta
endorphin yang memberi perasaan damai dan rilek serta m,engurangi
kecemasan

Melangsingkan. Menyusui mebutuhkan energi sekitar 200-500 kalori/hari
setara 30 putaran lari atau bersepeda selama 1 jam. selain itu hormon yang
merangsang kontraksi rahim dilepaskan, membantu mengendalikan
perdaraham dan mengembalikan bentuk ke sebelum kehamilan

Menguatkan tulang. Risiko osteoporosis berkurang 75% dibanding ibu yang
memberi susu formula

Mengurangi risiko kanker payudara, kanker rahim , kanker ovarium
Keuntungan memberi ASI

ASI tidak perlu botol, sehingga steril dan tidak mudah tercemar

ASI gratis, anda tidak perlu menyisishkan dana untuk m,embeli susu

ASI praktis, anda tak perlu repot menyeduh air
sakina d.aman.com/berita/manfaat-dan-kandungan-asi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan.
Rulina menegaskan bahwa ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus
diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh bayi.
"Tidak ada yang bisa menggantikan ASI karena ASI didesain khusus untuk bayi,
sedangkan susu sapi komposisinya sangat berbeda sehingga tidak bisa saling
menggantikan," jelasnya.
Menurut dia, ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin
dan Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Beberapa produsen susu
formula mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak bisa
menyamai kandungan gizi yang terdapat dalam ASI.
"Lagi pula penambahan zat-zat gizi tersebut jika tidak dilakukan dalam jumlah dan
komposisi yang seimbang maka akan menimbulkan terbentuknya zat yang berbahaya
bagi bayi," katanya
Manfaat ASI
Rulina juga mengemukakan, ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan anak.
"Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual
Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibandingkan dengan anak-anak
yang diberi ASI secara eksklusif.
Anak-anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif juga lebih cepat terjangkiti penyakit
kronis seperti kanker, jantung, hipertensi dan diabetes setelah dewasa. Kemungkinan
anak menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan) juga lebih
besar.
Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. ASI, selain dapat
diberikan dengan cara mudah dan murah juga dapat menurunkan resiko terjadinya
pendarahan dan anemia pada ibu, serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah timbulnya ikatan bathin (bonding) yang kuat
antara ibu dan anak.
"Ibu juga tidak perlu susah-susah melakukan diet untuk mengecilkan perut setelah
melahirkan, karena hisapan anak pada puting susu ibu merangsang keluarnya hormon
yang dapat mengencangkan dinding-dinding perut ibu kembali," katanya.
Ibu yang bekerja di luar rumah pun tidak perlu khawatir tidak bisa memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, karena ASI bisa diperah setiap tiga sampai empat jam sekali
untuk disimpan dalam lemari pendingin.
"Dalam kondisi biasa ASI bisa tahan disimpan dalam enam sampai delapan jam, tetapi
jika disimpan dalam lemari pendingin bisa tahan sampai 2 X 24 jam. (Ant/O-1)
www.depkes.go.id
digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/...pembentukan-asi/
I. PENDAHULUAN
Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan
bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan.1
Air susu ibu ( ASI ) merupakan makana yang ideal bagi pertumbuhan neonatus.
Sejumlah komponen yang terkandung di dalamnya, ASI sbagai sumber nutrisi untuk
pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. 1,2
Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan
hipotalamus, pituitari dan payudara, yang sudah dimulai saat fetus sampai pada masa
pasca persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak konstan dan
tidak sama dari waktu ke waktu tergantung stadium laktasi. 3,4
Dengan terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan
payudara dan proses pembentukan air susu ( Laktasi ). Dengan tulisan ini dibuat
seagai salah satu bahan diskusi untuk mencari gambaran dan kejelasan tentang proses
pertumbuhan payudara sampai dikeluarkannya air susu serta faktor – faktor yang
dapat mempengaruhi proses tersebut.
II. ANATOMI PAYUDARA
Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas
fungsional dan berbeda pada masa sebelum pubertas,pubertas, adolesen, dewasa,
menyusui dan multipara. 3,4,5
Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan
subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang
menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus
eksterna. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas
fungsionilnya seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, pubertas,
adolesen, dewasa, menyusui dan multipara. 5,6
Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat
ini terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung – ujung syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos
sirkuler. Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus. Masing – masing lobus terdiri dari 20 –
40 lobulus , selanjutnya masing – masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli dan
masing – masing dihubungkan dengan saluran air susu/ sistem duktus. 3,4,5,6
Gambar 1.A. Morfologi payudara dewasa dengan potongan yang menunjukkan lemak dan sistem duktus. B.
Skema sederhana yang menggambarkan system duktus dan sel mioepite l yang mengelilingi duktus.
Dikutip dari Soetjiningsih 3
Gambar 2. Bentuk dan ukuran payudara
Dikutip dari Soetjiningsih 3
III. PATOFISIOLOGI LAKTASI
Patofisiologi laktasi tidak hanya diperhatikan dari sisi fungsi glandula mammae
dalam memproduksi air susu, tetapi juga melibatkan proses pertumbuhan glandula
mammae dari saat fetus sampai usia dewasa. Adanya gangguan pada setiap fase
pertumbuhan payudara akan mengurangi atau bahkan meniadakan kapasitas
fungsional glandula mammae. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dibagi 3
bagian yaitu Pembentukan kelenjar payudara, Pembentukan air susu dan
Pemeliharaan pengeluaran air susu. 3,5,7,8
A. Pembentukan kelenjar payudara
1. Sebelum Pubertas
Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus.
Mendekati Pubertasterjadi pertumbuhan yang cepatdari system duktus
terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan
alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan
adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise anterior.
Hormon yang kurang berperan adalah hormone adrenalin,tiroid,
paratiroid dan hormone pertumbuhan. 4,5
2. Masa Pubertas
Pada masa ini terjad pertumbuhan percabangan-percabangan system
duktus,proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yamg
terletak pada ujung –ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma
mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir. 3,4
3. Masa siklus menstruasi
Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa berhubungan siklus
mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tsb
seperti estrogen danprogrsteronyang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila
kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus ,
secara klinik payudara dirasakan berat dan penuh.Setelah mentruasi kadar
estrogen dan progesterone,berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja.
Oedem berkurang sehingga besar payudara berkurang juga. Hal ini
menyebabkan payudara selalu tambah besar pada tiap siklus ovulasi
mulai dari permulaan mentruasi sampai umur 30 tahun. 3,4,5
4. Masa Kehamilan
Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktulus yang
baru ,percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh
hormone plasenta dan korpus luteum. Hormon yang
membantu mempercepat pertumbuhan adalah Prolaktin, laktogen
plasenta, korionik gonado tropin,insulin ,kortisol hormone tiroid,
Parathyroid, dan hormone pertumhuhan.3,4
5. Pada 3 bulan Kehamilan
Prolaktin dari adeno hipofise mulai merangsang kelenjar air susu untuk
menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum
masih di hambat oleh estrogen dan progesterone.tetapi jumlah prolaktim
meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolustrum yang ditekan. 3,4,5
6. Pada Trimester kedua Kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan
dari rangsangan hormone terhadap pengeluaran air susu telah
didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan
bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum
(skema 1).3,4
Skema 1. Interaksi hormone selama kehamilan
Dikutip dari Soetjiningsih 3
B. Pembentukan air susu
Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol
laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui
dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan
pengeluaran air susu refleks prolaktin dan refleks “Let down” (Lawrence RA,
1988 dan 1995).4,8,9,10
1. Refleks prolaktin.
Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama
hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum, namun
jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus
berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum
maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan
adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara,
akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi sebagai
reseptor mekaink. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui
medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin da
sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi
prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang
adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini
merangsan sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar
prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air
susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada
ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan
seperti :
- stres atau pengaruh psikis
- anastesi
- operasi
- rangsangan puting susu
- hubungan kelamin
- obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin,
fenotiazid.
Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin
adalah :
- gizi ibu yang jelek
- obat-obatan seperti ergot, 1-dopa.3,4,5,6
Gambar 3. Refleks Prolaktin
Dikutip dari Soetjiningsih 3
2. Refleks let down (milk ejection reflex).
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke
neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel
mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor
yang meningkatkan refleks let down adalah:
- melihat bayi
- mendengarkan suara bayi
- mencium bayi
- memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah :
Stres seperti :
- keadaan bingung/pikiran kacau
- takur
- cemas
Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade
dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari
adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh
darah alveoli, sehingga oksitoein sedikit harapannya untuk dapat
mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya
refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli
yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar
dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan
rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu
sehingga stres akan bertambah. 3,4,5
Gambar 4, Refleks let down
Dikutip dari Soetjiningsih 3
Gambar. 5. Faktor yang mempengaruhi laktasi dan pengeluaran air susu pada periode postpartum
Dikutip dari Kochenour NK 4
Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak
puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya.
Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu
yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang
dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu
luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah
stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang
tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.
3,4,5,13
Skema 2. Akibat kegagalan refleks let down
Dikutip dari Soetjiningsih 3
C. Pemeliharaan pengeluaran air susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk
pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama
menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu
dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan
mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan
terlambatnya proses menyusui. 3,6,7,13
Skema 3. Interaksi hormone-hormon dan factor lainnya dalam proses menyusui
Dikutip dari Soetjiningsih 3
Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan
yang kurang, frekuensi isapan yang kurang da singkatnya waktu menyusui ini
berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air
susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk
mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.
3,6,7,13
IV. PROLAKTIN
Molekul prolaktin diidentifikasikan pertama kali pada tahun 1970, berasal dari selsel spesifik (lactotrophs) di daerah anterior galndula pituitari. Molekul prolaktin
(hPRL) terdiri dari polipeptida tunggal dengan 198 aminoacid dengan berat
molekul 22.000 MW> Strukturnya berbentuk globular yang dirangkai dengan tiga
ikatan disulfid. Secara genetik hPRL berada pada kromosom 6 dengan lokus HLA
5,9
.
Prolaktin merupakan faktor yang paling penting di dalam proses laktasi. Seperti
hormon anterior pituitari lainnya, sekresi prolaktin diatur secara langsung oleh
pengaruh hipotalamus, yaitu prolaktin-inhibiting factor (PIF) seperti dopamin,
GABA dan prolaktin-releaasing factor (PRF) seperti thyrotropin-releasing hormon
(TRH), vasoative intestinal peptide (VIP), oksitosin, angiotensin II dan serotonin.
Pada tingkat pituitari, hprl diatur oleh mekanisme autokrin dan parakrine. Hormon
perifer seperti estrogen, hormon thyroid, vitamin D dan glukokortikoud merupakan
suatu modulator poten sintesis dan pelepasan hPRL 4.9
Sejumlah hormon lain dan fakor neurufarmakologi dapat mempengaruhi sekresi
prolaktin. Beberapa subtansi yang diproduksi oleh hipotalamus memperlihatkan
aktifitas prolaktin releasing factor (PRF). Thyrotropin reseasing factor (TRF)
hipothalamik mempengaruhi perangsangan pengeluaran prolaktin. Kadar T 4
(thyroxsine) dan T3 (triiodothyronim) yang rendah seperti dalam hipothyroidismmengingkatkan pelepasan prolaktin dibawah pengaruh TRF.
Sebaliknya kadar T3 dan T4 yang meningkat dapat menekan pelepasan prolaktin.
Antagonis Dopamihergik dapat menyebabkan terjadinya hiperprolaktinemik. Selain
itu estrogen sendiri merupakan perangsang yang penting bagi pelepasan prolaktin
9,11
Gambar 6. Persiapan laktasi : pengaruh hormonal pada payudara selama kehamilan
Dikutip dari Kochenour NK 4
A. Prolaktin Inhibiting Factor (PIF)
1. Dopamin
Peranan dopamin sebagai faktor utama penghambat prolaktin
telah diketahui. Dopamin disekrsesikan ke dalam pembuluh
darah oleh sistem tuberoinfundibular DA (TIDA). Biosintesis dan
pelepasan DA terjadi didalam axon terminal. Dopamin terikat
pada reseptor DA pada laktrotop untuk menghambat sekresi
hPRL. Meskipun sudah jelas bahwa mekanisme dopaminergik
berperan dalam penghambatan sekresi prolaktin tetapi tempat
kerjanya masih belum diketahui secara jelas. 7
Telah diselidiki bahwa dopamin dan prekursor L-dopa
menurunkan sekresi prolaktin. Pemberian L-dopa dapat
menurunkan kadar hPRL 2,5 jam setelah pemberiannya. 4,7
2. Gamma Aminobutiric acid (GABA)
GABA juga merupakan salah satu PIF yang bekarja secara in
vivo atau invitro.Gababekerja pada pituitari anterior menghambat
lactotrop melepaskan prolaktin. 7
B. Prolaktin Releasing factor (PRF)
1. Thyrotropin-Releasing Hormon
TRH merupakan salah satu PRF yang poten yang bekerja pada
reseptornya di laktrotrop pituitari. Sirkulasi dari T 4 dan T3 akan
mempengaruhi pelepasan PRL sebagai respon terhadap
rangsangan TRH.
2. Vasoative Intestinal Pepitide dan Oksitosin
Kadar VIP dan oksitosin yang tinggi di dalam darah hipofiseal
dan adanya reseptor spesifik di anterior pituitari akan
mempengaruhi fungsi anterior pituitari. VIP dan aksotosin
merupakan salah satu PRF.
3. Angiotensin II
Angiotensi II (AII) merupakan stimulator yang poten dalam
pelepasan PRL. Bekerja pada reseptor spesifik di laktrotrop, dan
kerja PRF dapat dihambat oleh AII antagonis (saralasin). Aksi
PRF dari AII lebih poten bila dibandingkan dengan TRH dan
kerjanya labih cepat (10 menit mencapai puncaknya).
4. Serotonin
Serotonin juga merupakan salah satu PRF. Peningkatan kadar
serotonin akan menyebabkan pelepasan PRL, sebaliknya kadar
serotonin yang rendah akan mengurangi sekresi prolaktin.
Reseptor-reseptor spesifik prolaktin lainnya juga ditemukan di
ovaarium, pituitari, uterus, liver dan ginjal. Pada jaringan mammae,
prolaktin terletak di permukaan sel-sel alveolar dan berpengaruh pada
proses intraseluler. Prolaktin menyebabkan mitosis pada sel-sel
epitelial galandula mammae dan merangsang sintesis protein susu,
lemak dantransferase. Berlawanan dengan efek stimulator prolaktin,
progesteron memblok sintesis karbohidrat dan bagian-bagian laktose,
α-lactalbumin dan galaktosyl , α-lactalbumin.
Reseptor lainnya yang diduga akan mempengaruhi kerja PRL adalah
glukokortikoid yang mempengaruhi transkripsi gen PRL, Vitamin D
yang mempengaruhi akumulasi RNA prolakton. Esrogen akan
memacu sintesis dan pelepasan PRL tetapi sangat tergantung pada
durasi dan dosis pemberiannya.
V. MEKANISME MENYUSUI
Bayi yang sehat mempunyai 3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya
menyusui seperti :
A. Refleksi mencari (Rooting reflekx).
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau derah sekeliling mulut merupakan
rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan
kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi diikuti dengan
membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
B. Refleks mengisap (Sucking reflex)
Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin
semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan
pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila
rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang
payudara di belakang puting susu. Adalah tidak dibenarkan bila rahang bayi
hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu sedikit
dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susunya. Puting susu yang
sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, di mana lidah dijulurkan di
atas gusi bawah puting susu ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang
menekan kalang payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah
terletak pada langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan
gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan
sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya
bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang
mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi ini
tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.
C. Refleks menelan (Swallowing reflex).
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan mengisap
(tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air
susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke
lambung. Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol di mana
rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu
dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang
disebabkan oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya
dengan adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu
aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap susu
menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar menyusui pada
ibunya, kemudain dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tersebut
akan menjadi bingung puting (nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu
pada ibunya, caranya menyusui seperti mengisap dot botol, keadaan ini berakibat
kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu kalau terpaksa bayi
tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal-awal kehidupan, sebaiknya
bayi diberi minum melalui sendok, cangkir atau pipet, sehingga bayi tidak
mengalami bingung puting (Neifert, 1995).
VI. KOMPOSISI ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama
bagi bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah Stadium
Laktasi, Ras, Keadaan Nutrisi dan Diit Ibu.
Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah kolostrum, air susu transisi / peralihan
dan air susu matur (nature).
A. K o l o s t r u m
Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli
dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.
B. Air Susu Masa Peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
C. Air Susu Matur
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif
konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru
mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
Tabel 1
Komposisi ASI Matur
Di bandingkan dengan ASI
Hari ke
Hari ke
Hari ke
Prematur Zat Gizi
3-5
8-11
15-18
Matur
Prematur
Matur
Prematur
Matur
Prematur
Energi
48
58
59
71
62
71
(kcal/dl)
Lemak
1.85
3.0
2.9
4.14
3.06
4.33
(g/dl)
Protein
1.87
2.10
1.7
1.86
1.52
1.71
(g/dl)
Laktosa
5.14
5.04
5.98
5.55
6.0
3.63
(g/dl)
M
Download