www.parentsguide.co.id › ... › KESEHATAN ANAK › Imunisasi Di bawah terdapat tabel yang menunjukkan keunggulan susu manusia (ASI) bila dibandingkan dengan susu hewan. KANDUNGAN TOTAL PROTEIN ASI 1.0% Susu Sapi 3.5% KANDUNGAN PROTEIN SEKETIKA (Secara biologis sangat penting) ASI >70% Susu Sapi <20% PERBANDINGAN KANDUNGAN ASAM AMINO PADA ASI DAN SUSU SAPI Phenylalanine and tyrosine ASI lebih sedikit (berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus) Cystine Lebih banyak pada ASI (essensial untuk pertumbuhan) Methionine Susu sapi lebih banyak (neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi sempurna) Taurine 30-40 kali lebih banyak pada ASI (penting untuk perkembangan otak) Kandungan ASI lainnya secara biokimia : Protein Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak, penting untuk pertahanan tubuh dan antibody Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh Karbohidrat Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, retensi kalium, fosfor dan magnesium Lemak Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap Kolesterol lebih banyak Asam lemak esensial lebih banyak Asam palmitat lebih banyak Garam empedu lebih banyak lebih banyak membuat absorpsi lebih baik Laktoferin, lysozime, IgA : melindungi bayi dari infeksi gastroenteritis, radang saluran pernafasan dan paruparu, otitis media, dan diare Mineral Kadar Natrium lebih banyak, melindungi neonatus dari dehidrasi dan hipernatremia 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30% ASI mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinik, membuat penyerapan seng lebih efisien Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi Apa yang Ibu makan mempengaruhi Ibu! Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada rasa ASI). Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah lain. Makanan yang mungkin perlu Ibu hindari Berikut adalah jenis makanan/minuman yang dapat mempengaruhi bayi melalui ASI: Makanan pedas dan berbumbu tajam dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Kafein yang ada dalam minuman Ibu, bukan hanya membuat Ibu terjaga tapi juga membuat bayi sulit tidur sehingga waktu istirahat Ibu pun berkurang Padahal Ibu butuh istirahat untuk kembali mengurus bayi esok harinya. Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu kembung dan kolik. Apakah bayi Ibu alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan? Bila bayi Ibu mengalami gangguan pencernaan atau ruam setelah disusui, ia mungkin alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan. Susu sapi, kacang, gandum, ikan dan telur adalah beberapa makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Jika itu terjadi, untuk sementara hindari makanan atau minuman yang menurut Ibu menyebabkan alergi. Coba lagi lain hari dan lihat apakah ada reaksi. Kecuali ada riwayat alergi dalam keluarga dari makanan tertentu, hindari sama sekali makanan tersebut. Buat catatan harian tentang makanan yang Ibu konsumsi untuk memudahkan dalam melacak bagaimana respons bayi mereka setelah disusui. www.ClubNutricia.co.id Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari: 1. LAKTOSA merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi. 2. LEMAK merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi. 3. OLIGOSAKARIDA merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi. 4. PROTEIN Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan. Komposisi zat utama dalam ASI: 1. Laktosa- 7gr/100ml. 2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml. 3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr. 4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml. www.clubnutricia.co.id › New Mom › Pages Manfaat dan kandungan ASI ASI adalah makanan yang khusus diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dari serangan penyakit. Didalamnya terkandung lebih dari 100 jenis zat gizi. Manfaat ASI bagi bayi Mengurangi risiko infeksi. Zat Antibodi yang terdapay dalam ASI melindungi bayi dari serangan infeksi Meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI mengandung imunoglobulin Membentuk sistem pencernaan yang sehat. ASI mencegah perkembangan bakteri jahat dan mendukung petumbuhan bakteri baik Meningkatkan kecerdasan. hasil penelitian membuktikan bayi yang mendapat ASI eklusif selama 6 bulan memiliki IQ 5-10 poin lebih tinggi dari yang tidak dapat ASI Mempererat jaringan kasih sayang antara anda dan buah hati. kontak kulit selama menyusui meningkatkan hubungan emosiaonal antara ibu dan bayi Mengurangi risiko obesitas di kemudian hari Manfaat bagi ibu Memberikan efek menenangkan. menyusui menstimulasi produksi beta endorphin yang memberi perasaan damai dan rilek serta m,engurangi kecemasan Melangsingkan. Menyusui mebutuhkan energi sekitar 200-500 kalori/hari setara 30 putaran lari atau bersepeda selama 1 jam. selain itu hormon yang merangsang kontraksi rahim dilepaskan, membantu mengendalikan perdaraham dan mengembalikan bentuk ke sebelum kehamilan Menguatkan tulang. Risiko osteoporosis berkurang 75% dibanding ibu yang memberi susu formula Mengurangi risiko kanker payudara, kanker rahim , kanker ovarium Keuntungan memberi ASI ASI tidak perlu botol, sehingga steril dan tidak mudah tercemar ASI gratis, anda tidak perlu menyisishkan dana untuk m,embeli susu ASI praktis, anda tak perlu repot menyeduh air sakina d.aman.com/berita/manfaat-dan-kandungan-asi ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Rulina menegaskan bahwa ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. "Tidak ada yang bisa menggantikan ASI karena ASI didesain khusus untuk bayi, sedangkan susu sapi komposisinya sangat berbeda sehingga tidak bisa saling menggantikan," jelasnya. Menurut dia, ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin dan Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Beberapa produsen susu formula mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak bisa menyamai kandungan gizi yang terdapat dalam ASI. "Lagi pula penambahan zat-zat gizi tersebut jika tidak dilakukan dalam jumlah dan komposisi yang seimbang maka akan menimbulkan terbentuknya zat yang berbahaya bagi bayi," katanya Manfaat ASI Rulina juga mengemukakan, ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. "Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI secara eksklusif. Anak-anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif juga lebih cepat terjangkiti penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi dan diabetes setelah dewasa. Kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan) juga lebih besar. Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. ASI, selain dapat diberikan dengan cara mudah dan murah juga dapat menurunkan resiko terjadinya pendarahan dan anemia pada ibu, serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya. Hal lain yang jauh lebih penting adalah timbulnya ikatan bathin (bonding) yang kuat antara ibu dan anak. "Ibu juga tidak perlu susah-susah melakukan diet untuk mengecilkan perut setelah melahirkan, karena hisapan anak pada puting susu ibu merangsang keluarnya hormon yang dapat mengencangkan dinding-dinding perut ibu kembali," katanya. Ibu yang bekerja di luar rumah pun tidak perlu khawatir tidak bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena ASI bisa diperah setiap tiga sampai empat jam sekali untuk disimpan dalam lemari pendingin. "Dalam kondisi biasa ASI bisa tahan disimpan dalam enam sampai delapan jam, tetapi jika disimpan dalam lemari pendingin bisa tahan sampai 2 X 24 jam. (Ant/O-1) www.depkes.go.id digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/...pembentukan-asi/ I. PENDAHULUAN Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.1 Air susu ibu ( ASI ) merupakan makana yang ideal bagi pertumbuhan neonatus. Sejumlah komponen yang terkandung di dalamnya, ASI sbagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. 1,2 Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, pituitari dan payudara, yang sudah dimulai saat fetus sampai pada masa pasca persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu tergantung stadium laktasi. 3,4 Dengan terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan payudara dan proses pembentukan air susu ( Laktasi ). Dengan tulisan ini dibuat seagai salah satu bahan diskusi untuk mencari gambaran dan kejelasan tentang proses pertumbuhan payudara sampai dikeluarkannya air susu serta faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut. II. ANATOMI PAYUDARA Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas fungsional dan berbeda pada masa sebelum pubertas,pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara. 3,4,5 Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas fungsionilnya seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara. 5,6 Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat ini terdapat lubang – lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung – ujung syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos sirkuler. Payudara terdiri dari 15 – 25 lobus. Masing – masing lobus terdiri dari 20 – 40 lobulus , selanjutnya masing – masing lobulus terdiri dari 10 – 100 alveoli dan masing – masing dihubungkan dengan saluran air susu/ sistem duktus. 3,4,5,6 Gambar 1.A. Morfologi payudara dewasa dengan potongan yang menunjukkan lemak dan sistem duktus. B. Skema sederhana yang menggambarkan system duktus dan sel mioepite l yang mengelilingi duktus. Dikutip dari Soetjiningsih 3 Gambar 2. Bentuk dan ukuran payudara Dikutip dari Soetjiningsih 3 III. PATOFISIOLOGI LAKTASI Patofisiologi laktasi tidak hanya diperhatikan dari sisi fungsi glandula mammae dalam memproduksi air susu, tetapi juga melibatkan proses pertumbuhan glandula mammae dari saat fetus sampai usia dewasa. Adanya gangguan pada setiap fase pertumbuhan payudara akan mengurangi atau bahkan meniadakan kapasitas fungsional glandula mammae. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dibagi 3 bagian yaitu Pembentukan kelenjar payudara, Pembentukan air susu dan Pemeliharaan pengeluaran air susu. 3,5,7,8 A. Pembentukan kelenjar payudara 1. Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati Pubertasterjadi pertumbuhan yang cepatdari system duktus terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise anterior. Hormon yang kurang berperan adalah hormone adrenalin,tiroid, paratiroid dan hormone pertumbuhan. 4,5 2. Masa Pubertas Pada masa ini terjad pertumbuhan percabangan-percabangan system duktus,proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yamg terletak pada ujung –ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir. 3,4 3. Masa siklus menstruasi Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa berhubungan siklus mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tsb seperti estrogen danprogrsteronyang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus , secara klinik payudara dirasakan berat dan penuh.Setelah mentruasi kadar estrogen dan progesterone,berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang sehingga besar payudara berkurang juga. Hal ini menyebabkan payudara selalu tambah besar pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan mentruasi sampai umur 30 tahun. 3,4,5 4. Masa Kehamilan Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktulus yang baru ,percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormone plasenta dan korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat pertumbuhan adalah Prolaktin, laktogen plasenta, korionik gonado tropin,insulin ,kortisol hormone tiroid, Parathyroid, dan hormone pertumhuhan.3,4 5. Pada 3 bulan Kehamilan Prolaktin dari adeno hipofise mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh estrogen dan progesterone.tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolustrum yang ditekan. 3,4,5 6. Pada Trimester kedua Kehamilan Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormone terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum (skema 1).3,4 Skema 1. Interaksi hormone selama kehamilan Dikutip dari Soetjiningsih 3 B. Pembentukan air susu Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu refleks prolaktin dan refleks “Let down” (Lawrence RA, 1988 dan 1995).4,8,9,10 1. Refleks prolaktin. Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi sebagai reseptor mekaink. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin da sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsan sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti : - stres atau pengaruh psikis - anastesi - operasi - rangsangan puting susu - hubungan kelamin - obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin, fenotiazid. Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah : - gizi ibu yang jelek - obat-obatan seperti ergot, 1-dopa.3,4,5,6 Gambar 3. Refleks Prolaktin Dikutip dari Soetjiningsih 3 2. Refleks let down (milk ejection reflex). Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah: - melihat bayi - mendengarkan suara bayi - mencium bayi - memikirkan untuk menyusui bayi Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah : Stres seperti : - keadaan bingung/pikiran kacau - takur - cemas Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitoein sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga stres akan bertambah. 3,4,5 Gambar 4, Refleks let down Dikutip dari Soetjiningsih 3 Gambar. 5. Faktor yang mempengaruhi laktasi dan pengeluaran air susu pada periode postpartum Dikutip dari Kochenour NK 4 Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui. 3,4,5,13 Skema 2. Akibat kegagalan refleks let down Dikutip dari Soetjiningsih 3 C. Pemeliharaan pengeluaran air susu Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. 3,6,7,13 Skema 3. Interaksi hormone-hormon dan factor lainnya dalam proses menyusui Dikutip dari Soetjiningsih 3 Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang da singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran. 3,6,7,13 IV. PROLAKTIN Molekul prolaktin diidentifikasikan pertama kali pada tahun 1970, berasal dari selsel spesifik (lactotrophs) di daerah anterior galndula pituitari. Molekul prolaktin (hPRL) terdiri dari polipeptida tunggal dengan 198 aminoacid dengan berat molekul 22.000 MW> Strukturnya berbentuk globular yang dirangkai dengan tiga ikatan disulfid. Secara genetik hPRL berada pada kromosom 6 dengan lokus HLA 5,9 . Prolaktin merupakan faktor yang paling penting di dalam proses laktasi. Seperti hormon anterior pituitari lainnya, sekresi prolaktin diatur secara langsung oleh pengaruh hipotalamus, yaitu prolaktin-inhibiting factor (PIF) seperti dopamin, GABA dan prolaktin-releaasing factor (PRF) seperti thyrotropin-releasing hormon (TRH), vasoative intestinal peptide (VIP), oksitosin, angiotensin II dan serotonin. Pada tingkat pituitari, hprl diatur oleh mekanisme autokrin dan parakrine. Hormon perifer seperti estrogen, hormon thyroid, vitamin D dan glukokortikoud merupakan suatu modulator poten sintesis dan pelepasan hPRL 4.9 Sejumlah hormon lain dan fakor neurufarmakologi dapat mempengaruhi sekresi prolaktin. Beberapa subtansi yang diproduksi oleh hipotalamus memperlihatkan aktifitas prolaktin releasing factor (PRF). Thyrotropin reseasing factor (TRF) hipothalamik mempengaruhi perangsangan pengeluaran prolaktin. Kadar T 4 (thyroxsine) dan T3 (triiodothyronim) yang rendah seperti dalam hipothyroidismmengingkatkan pelepasan prolaktin dibawah pengaruh TRF. Sebaliknya kadar T3 dan T4 yang meningkat dapat menekan pelepasan prolaktin. Antagonis Dopamihergik dapat menyebabkan terjadinya hiperprolaktinemik. Selain itu estrogen sendiri merupakan perangsang yang penting bagi pelepasan prolaktin 9,11 Gambar 6. Persiapan laktasi : pengaruh hormonal pada payudara selama kehamilan Dikutip dari Kochenour NK 4 A. Prolaktin Inhibiting Factor (PIF) 1. Dopamin Peranan dopamin sebagai faktor utama penghambat prolaktin telah diketahui. Dopamin disekrsesikan ke dalam pembuluh darah oleh sistem tuberoinfundibular DA (TIDA). Biosintesis dan pelepasan DA terjadi didalam axon terminal. Dopamin terikat pada reseptor DA pada laktrotop untuk menghambat sekresi hPRL. Meskipun sudah jelas bahwa mekanisme dopaminergik berperan dalam penghambatan sekresi prolaktin tetapi tempat kerjanya masih belum diketahui secara jelas. 7 Telah diselidiki bahwa dopamin dan prekursor L-dopa menurunkan sekresi prolaktin. Pemberian L-dopa dapat menurunkan kadar hPRL 2,5 jam setelah pemberiannya. 4,7 2. Gamma Aminobutiric acid (GABA) GABA juga merupakan salah satu PIF yang bekarja secara in vivo atau invitro.Gababekerja pada pituitari anterior menghambat lactotrop melepaskan prolaktin. 7 B. Prolaktin Releasing factor (PRF) 1. Thyrotropin-Releasing Hormon TRH merupakan salah satu PRF yang poten yang bekerja pada reseptornya di laktrotrop pituitari. Sirkulasi dari T 4 dan T3 akan mempengaruhi pelepasan PRL sebagai respon terhadap rangsangan TRH. 2. Vasoative Intestinal Pepitide dan Oksitosin Kadar VIP dan oksitosin yang tinggi di dalam darah hipofiseal dan adanya reseptor spesifik di anterior pituitari akan mempengaruhi fungsi anterior pituitari. VIP dan aksotosin merupakan salah satu PRF. 3. Angiotensin II Angiotensi II (AII) merupakan stimulator yang poten dalam pelepasan PRL. Bekerja pada reseptor spesifik di laktrotrop, dan kerja PRF dapat dihambat oleh AII antagonis (saralasin). Aksi PRF dari AII lebih poten bila dibandingkan dengan TRH dan kerjanya labih cepat (10 menit mencapai puncaknya). 4. Serotonin Serotonin juga merupakan salah satu PRF. Peningkatan kadar serotonin akan menyebabkan pelepasan PRL, sebaliknya kadar serotonin yang rendah akan mengurangi sekresi prolaktin. Reseptor-reseptor spesifik prolaktin lainnya juga ditemukan di ovaarium, pituitari, uterus, liver dan ginjal. Pada jaringan mammae, prolaktin terletak di permukaan sel-sel alveolar dan berpengaruh pada proses intraseluler. Prolaktin menyebabkan mitosis pada sel-sel epitelial galandula mammae dan merangsang sintesis protein susu, lemak dantransferase. Berlawanan dengan efek stimulator prolaktin, progesteron memblok sintesis karbohidrat dan bagian-bagian laktose, α-lactalbumin dan galaktosyl , α-lactalbumin. Reseptor lainnya yang diduga akan mempengaruhi kerja PRL adalah glukokortikoid yang mempengaruhi transkripsi gen PRL, Vitamin D yang mempengaruhi akumulasi RNA prolakton. Esrogen akan memacu sintesis dan pelepasan PRL tetapi sangat tergantung pada durasi dan dosis pemberiannya. V. MEKANISME MENYUSUI Bayi yang sehat mempunyai 3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti : A. Refleksi mencari (Rooting reflekx). Payudara ibu yang menempel pada pipi atau derah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut. B. Refleks mengisap (Sucking reflex) Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara di belakang puting susu. Adalah tidak dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susunya. Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, di mana lidah dijulurkan di atas gusi bawah puting susu ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan kalang payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu. C. Refleks menelan (Swallowing reflex). Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan mengisap (tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung. Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol di mana rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap susu menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar menyusui pada ibunya, kemudain dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting (nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya, caranya menyusui seperti mengisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu kalau terpaksa bayi tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal-awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok, cangkir atau pipet, sehingga bayi tidak mengalami bingung puting (Neifert, 1995). VI. KOMPOSISI ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah Stadium Laktasi, Ras, Keadaan Nutrisi dan Diit Ibu. Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah kolostrum, air susu transisi / peralihan dan air susu matur (nature). A. K o l o s t r u m Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium. B. Air Susu Masa Peralihan Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. C. Air Susu Matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5). Tabel 1 Komposisi ASI Matur Di bandingkan dengan ASI Hari ke Hari ke Hari ke Prematur Zat Gizi 3-5 8-11 15-18 Matur Prematur Matur Prematur Matur Prematur Energi 48 58 59 71 62 71 (kcal/dl) Lemak 1.85 3.0 2.9 4.14 3.06 4.33 (g/dl) Protein 1.87 2.10 1.7 1.86 1.52 1.71 (g/dl) Laktosa 5.14 5.04 5.98 5.55 6.0 3.63 (g/dl) M