materi ajar bisnis perhotelan

advertisement
A. RUANG LINGKUP USAHA PERHOTELAN
1
2
3
4
5
3 pandangan mengenai hotel
a. Hotel merupakan wadah yang merupakan sarana tempat tinggal sementara
(akomodasi) bagi umum, yaitu orang-orang yang datang dengan berbagai
ragam tujuan, maksud serta keperluan ke daerah dimana hotel tersebut
berada.
b. Hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan yang
memiliki potensi untuk dikunjungi seperti panorama (keindahan alam), adat
istiadat masyarakat, sosial budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat
perdagangan, keagamaan, dan pusat kegiatan spiritual, dll.
c. Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola
kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas. Hotel diharapkan dapat
mencerminkan
suasana hunian yang
dinamis,
kreatif,
serta dapat
menciptakan suasana yang homogeny di tengah-tengah suasana yang
heterogen di daerah di mana hotel berlokasi.
Fasilitas Usaha Hotel
Hotel merupakan
bagian yang integral
dari usaha pariwisata yang menurut
Keputusan Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi yang
dikomersialkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1.
Kamar tidur (kamar tamu)
2.
Makanan dan minuman
3.
Pelayanan-pelayanan penunjang lain seperti :
a.
Tempat-tempat rekreasi
b.
Fasilitas olah raga
c.
Fasilitas laundry, dsb
Pengelolaan hotel
Hotel merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya,
dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tamutamunya selama 24 jam (untuk klasifikasi hotel berbintang 4 dan 5).
Di samping itu, usaha perhotelan juga dapat
menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan
usaha ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk
mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan
membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan.
Klasifikasi Usaha Hotel
Untuk
dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan menginap di hotel
tentang standar fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing jenis dan tipe
hotel, maka Departemen Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi melalui Direktorat Jenderal Pariwisata mengeluarkan
suatu peraturan usaha dan penggolongan hotel.
Penggolongan hotel tersebut ditandai dengan
bintang, yang disusun mulai dari hotel berbintang 1 (satu) sampai dengan yang
tertinggi yaitu hotel dengan bintang 7 (tujuh)
Karakteristik Usaha Hotel
Tujuan dari
setiap perhotelan adalah mencari keuntungan dengan menyewakan fasili
tas dan atau menjual pelayanan kepada para tamunya, danberdasarkan pada
pengertian hotel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hotel
dalam menjalankan usahanya selalu melakukan kegiatankegiatan sebagai berikut :
1. Penyewaan kamar (merupakan kegiatan utama suatu hotel )
2. Pembedaan jenis kamar hotel
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masingmasing jenis kamartersebut adalah sebagai berikut :
6
7
8
9
10
11
12
Ø Kamar mandi private (Bath Room)
Ø Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis)
Ø Ruang tidur
Ø Lemari pakaian (Cupboard)
Ø Telepon
Ø Televisi dan radio Channel
Ø Meja rias / tulis (dressing table)
Ø Rak untuk menyimpan koper (luggage rack)
Ø Asbak, korek api, handuk alat tulis
Kebijakan Usaha Hotel
Jenis usaha perhotelan memiliki sasaran dan target keuntungan tertentu yang
ingin dicapai. Falsafah
yang dimiliki hotel akan dijadikan sebagai suatu dasar untuk menetapkan
misi dan visi perusahaan. Berdasarkan misi dan visi tersebut,
maka hotelakan menyusun sasaran yang ingin dicapai dalam bentuk
kebijakan-kebijakan,seperti :
1. Pangsa pasar yang ditetapkan untuk dilayani
2. Jenis produk yang ditawarkan
3. Standart produk yang akan dipenuhi
4. Keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan
5. Hubungan-hubungan dengan karyawan, pemasok, relasi atau komunitas dan
masyarakat umumnya
Produk usaha hotel
Tipe kepemilikan hotel
Persyaratan dasar klasifikasi hotel berbintang
1.
Surat izin usaha kepariwisataan (SIUK)
2.
Izin HO (huder ordonante) / izin gangguan ke tetangga
3.
Akte pendirian hotel
4.
Data fasilitas hotel
5.
Sertifikat izin usaha
6.
AMDAL UKL/UPL
7.
Sertifikat laik sehat hotel
8.
Sertifikat kelaikan alat pemadam kebakaran
9.
Sertifikat kelaikan instalasi listrik’
10. Sertifikat pemeriksaan kualitas air
11. Sertifikat kelaikan lift
12. Sertifikat kelaikan boiler / heater
Pelayanan Prima
Sanitasi dan hygienis
K3 (Kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja)
B. SEJARAH PERHOTELAN
Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan berpergian
yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan sarana akomodasi untuk tempat
beristirahat berupa kamar tidur.





Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai
semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan
melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu
memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin
dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masingmasing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di
Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan
yang dilalui orang ( road side inn ).
Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan yang
membangun tempat-tempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah yang
sedang melancong ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil.
Selain itu, gereja-gereja yang ada juga memberikan pelayanan berupa penyediaan
fasilitas beristirahat kepada para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan
gereja pada waktu itu mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang
tinggal disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil
pungutan biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang
mampu.
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar
tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan
bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel,
motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang
bagi para pelancong.
Hotel dengan standard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian
Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City
menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam
kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan
masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan
nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang
berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar
didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak
hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan
untuk converence bagi masyarakat setempat.
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
1. Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman
House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
2. Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London
3. Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan
hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.
4. Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang
dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel”
pertama di dunia.
5. Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang
menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.
6. Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di
Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi,
ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung
pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah
bersifat diversifikatif sekali.
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum
banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata
sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang
ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih
memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan
kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku PARIWISATA
INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu
diantaranya :
1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.
2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
4. Malang, Palace Hotel.
5. Solo, Slier Hotel.
6. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel
Panghegar ).
8. Bogor, Hotel Salak.
9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam
perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains
‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun
sangat berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru
untuk Hotel di Indonesia.
C. KARAKTERISTIK BISNIS PERHOTELAN
Produk bisnis perhotelan mempunyai empat karakteristik khusus, yaitu:
produk nyata(tangible), tidak nyata (intangible), bersifat “perishable” dan “non perishable”.
1. Produk yang bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang dan
sebagainya.
2. Produk yang bersifat tidak nyata, antara lain” keramah tamahan, kenyamanan,
keindahan, keamanan dan sebagainya.
3. Produk bersifat perishable artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual saat
ini adalah produk tidak tahan lama yang dapat disimpan di gudang. Contohnya kamar
hotel, bahan makanan segar yang tidak dapat disimpan seperti sayur-mayur.
4. Produk yang bersifat non perishable misalnya minuman keras, soft drink,
perlengkapan tamu (guest supply and amenities).
Bisnis hotel mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pendapatan seoptimal mungkin melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu (guest need & wants). Kepuasan tamu menjadi
sasaran pelayanan untuk membentuk citra hotel yang baik dan sekaligus menjamin
keberadaan hotel dalam jangka panjang.
Gambar 2.6 Contoh Produk Nyata Hotel
D. KLASIFIKASI HOTEL
Hotel dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe/kategori. Pada tabel dapat dilihat
berbagai tipe/kategori hotel tersebut.
Tabel Tipe Hotel Berdasarkan Berbagai Klasifikasi
No.
Dasar klasifikasi
1. Berdasarkan Kelas
2. Berdasarkan Plan






Penjelasan
Hotel Melati
Hotel bintang satu (*)
Hotel bintang dua
(**)
Hotel bintang tiga (***)
Hotel bintang empat
(****)
Hotel bintang lima
(*****)




Full American Plan
Modified American Plan
Continental Plan
European Plan
3. Berdasarkan Ukuran
4. Berdasarkan Lokasi
5. Berdasarkan Area
6. Berdasarkan maksud kunjungan tamu
7. Lamanya tamu menginap
8. Kriteria Jenis Tamu
9. Aspek bentuk bangunan
10. Wujud Fisik
A.
1.



Hotel Kecil / Small hotel
Hotel Sedang/ Medium hotel
Hotel Besar/ Large hotel


City Hotel
Resort Hotel






Downtown Hotel
Suburb Hotel
Country Hotel
Airport Hotel
Motel
Inn






Business Hotel
Tourism Hotel
Sport Hotel
Pilgrim hotel
Cure Hotel
Casino Hotel



Transit Hotel
Semi residential hotel
Residential hotel

Family Hotel



Pondok Wisata
Cottage
Montel


Produk Nyata ( Tangibel)
Produk Tidak nyata ( Intangible )
Hotel Berdasarkan Kelas
Faktor tingkatan atau bintang
Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (*). Semakin banyak jumlah
bintang, maka persyaratan fasilitas,dan pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik.
Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Hotel Berdasarkan bintang
Klasifikasi hotel
Bintang
Persyaratan







Jumlah kamar standar, minimum 15
kamar
Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 20 m2
Jumlah kamar standar, minimum 20
kamar
Kamar suite minimum 1 kamar
Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 22 m2

Luas kamar suite, minimum 44 m2

Jumlah kamar standar, minimum 30
kamar
Kamar suite minimum 2 kamar
Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 24 m2
Luas kamar suite, minimum 48 m2












B.
Jumlah kamar standar, minimum 50
kamar
Kamar suite minimum 3 kamar
Kamar mandi di dalam
Jumlah kamar standar, minimum100
kamar
Kamar suite minimum 4 kamar
Kamar mandi di dalam
Luas kamar standar, minimum 26 m2
Luas kamar suite, minimum 52 m2
Hotel Berdasarkan Plan
Beberapa macam hotel Plan Usage, antara lain:
1.
American Plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar
itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals).
American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.
Full American Plan (FAP)
Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan malam)
b.
Modified American Plan (MAP)
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya
harus makan pagi (breakfast), seperti:
- Kamar + makan pagi + makan siang
- Kamar + makan pagi + makan malam
2.
Continental Plan/ Bermuda Plan
Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan
kontinental breakfast.
3.
European Plan
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja. Keistimewaanya:
a. Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel
b. Memudahkan system billing (Pembayaraan saat check out)
C.
Hotel Berdasarkan Ukuran
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan jumlah kamar yang ada.
Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Small Hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
2.
Medium Hotel
Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat dikategorikan
menjadi 2, yaitu:
a. Average Hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.
b. Above Average Hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600 kamar.
3.
Large Hotel
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar diatas
600 (enam ratus) kamar.
D.
Berdasarkan Lokasi
Klasifikasi hotel berdasarkan factor lokasi dapat dibagi menjadi:
1.
City Hotel
Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang menginap adalah
memiliki kegiatan berbisnis.
2.
Resort Hotel
Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak
melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.
Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi :
a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan)
b. Beach hotel (hotel yang berada di daerah pantai )
c. Lake hotel (hotel yang berada di pinggiran danau)
d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)
E.
1.
Hotel Berdasarkan Area
Suburb Hotel
Hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara dua
kota madya.
2.
Airport Hotel
Adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau
sekitar Bandar udara.
3.
Urban Hotel
Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di
daerah perkotaan yang baru, yang tadinya masih berupa desa.
F.
Berdasarkan Maksud Kunjungan
Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan selama menginap,adalah sebagai berikut :
1.
Business Hotel
Hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang
meeting dan convensi.
2.
Resort/Tourism Hotel
Hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca
negara.
3.
Casino Hotel
Adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi.
4.
Pilgrim Hotel
Hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah. Seperti hotel-hotel
di arab (pada saat musim haji) dan Lourdes di perancis.
5.
Cure Hotel
Adalah hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam proses pengobatan atau
penyembuhan dari suatu penyakit.
G.
Klasifikasi Hotel Berdasarkan Faktor Lamanya Tamu Menginap
1.
Transit Hotel
Tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam
2.
Semi residential Hotel
Tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu
menginap tetap singkat, berkisar antara 1 minggu sd. 1 bulan.
3.
Residential Hotel
Tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu bulan.
H.
Klasifikasi Hotel berdasarkan Kriteria Jenis Tamu
Jenis-jenis tamu yang menginap disini artinya bahwa darimana asal usulnya mereka menginap
dan latar belakangnya:
1.
Familiy Hotel
Adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.
I.
Jenis Akmodasi berdasarkan Aspek Bentuk Bangunan
Akan terlihat jelas, dengan melihat bentuk bangunan saja orang akan dapat menebak jenis
akomodasi apa dari bentuk bangunan tersebut.
Untuk lebih jelasnya jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa macam.
1.
Pondok Wisata
Merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah
tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian.
2.
Cottage
Adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi
dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa
peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi
danau.
3.
Motel (Motor Hotel)
Adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan
sarana tambahan
adanya garasi disetiap kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat dua,
bagian atas sebagai kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.
J.
Klasifikasi berdasarkan Wujud Fisik
1.
Produk nyata (tangible)
a.
Lokasi
Lokasi yang yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah lokasi yang strategis dan memiliki
nilai-nilai ekonomis yang tinggi , seperti lokasi yang dekat dengan bandar udara, stasiun
kereta api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi wisata sehingga memberikan kemudahan tamu
untuk mengakses aktivitas lain diluar hotel.
b.
Fasilitas
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan phisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di hotel.
Fasilitas itu dapat berupa:




















Kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning, Colour TV with in house movie
and international chanel, Safe Deposit Box, Hot and Cold water, Minibar, International
Direct Dialing telephone, Private bathroom with bathtub and shower, Tea & Coffee
making facility, Hair dryer.
Kamar untuk orang cacat/disable room
Kamar bebas asap rokok dengan kelengkapannya
Restoran dan bar dengan berbagai jenis produk makanan dan minuman
Pelayanan makan dan minuman di dalam kamar
Pusat bisnis dan sekretaris
Pusat kebugaran
Kolam renang
Ballroom/aula
Safe Deposit Box/brankas
Laundry dan dry cleaning/binatu
Fasilitas hiburan , seperti musik, karaoke
Fasilitas taman bermain untuk anak-anak/Children play ground
Baby sitting/layanan pengasuhan anak
Hotel transportation/kendaraan antar jemput
Valet parking service/pelayanan memarkirkan kendaraan
Area parkir yang luas
Foreign exchange facilities/fasilitas penukaran mata uang asing
Beauty salon/ salon
Drug store/toko yang menjual kebutuan sehari-hari

House clinic/klinik kesehatan
E. STATUS KEPEMILIKAN HOTEL
Independent Hotels / Hotel yang Berdiri Sendiri
Hotel jenis ini pada umumnya tidak mempunyai hubungan kepemilikan atau pada pengelolaannya tidak
berinduk pada perusahaan lain, yang biasanya hotel-hotel kecil milik keluarga dan dikelola tanpa
mengikuti prosedur maupun pengoperasian tertentu dari orang lain.
Walaupun kebanyakannya hotel jenis ini adalah hotel-hotel kecil tetapi tidak menutup kemungkinan
terdapat Hotel Besar dan sangat terkenal dengan berbagai predikat yang disandangnya baik secara
nasional dan Internasional dan Hotel jenis ini biasanya merupakan salah satu bidang usaha lain yang
sedang dikembangkan dalam perusahaan yang besar dengan Core Bisnis yang berbeda biasanya
dikelola secara profesional.
Contohnya Hotel-hotel non Bintang dan lainnya Hotel Cipayung, Hotel Purnama Wisma Abdi, Berlokasi
dikawasan Puncak Kab. Bogor dan masih banyak hotel jenis ini tersebar diseluruh Indonesia.
Sedangankan jenis Hotel Independent yang Besar seperti Hotel Mulia Senayan jakarta yang memiliki
kamar lebih dari 1000 kamar berbintang lima Diamond, Hotel Red top memiliki lebih dari 300 kamar
dan berbintang empat. Dan masih banyak hotel sejenis ini di Indonesia.
Hotel-hotel yang tidak berdiri sendiri yang tergolong dalam Jaringan Hotel atau lebih dikenal dengan
Chain Hotel. Hotel-hotel yang tidak berdiri sendiri ciri-ciri khasnya adalah bahwa hotel ini
mempunyai hubungan dalam kepemilikan dan cara pengelolaannya dengan perusahaan lainnya. Bentuk
hubungan kerja sama ini ada 4 macam chain, yaitu:
1.
Perusahaan Induk ( Parent Company )
Yaitu hotel-hotel yang berada dibawah kepemilikan perusahaan lain atau merupakan unit perusahaan
tersebut. Induk Perusahaan akan memberikan patokan cara-cara mengelola dan kebijakan-kebijakan
atas hotel-hotel yang dimilikinya. Perusahaan Chain Hotels yang terkenal di dunia adalah Hilton
Intercontinental Inc.,Intercontinental Hotels., Hyatt Intercontinental, The Ritz Carlton, Four
Seasons dan lain-lain.
2.
Kontrak Manajemen ( Management Contract )
Yaitu hotel-hotel yang memisahkan antara kepemilikan dengan pengelolaannya. Pemilik hotel membeli
jasa pengelolaan dari perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian
sebelumnya. Contoh-contoh: Hilton dan Sheraton yang menawarkan jasa demikian berdasarkan
kemampuan pengalaman mereka dalam industri.
3.
Waralaba ( Franchise )
Suatu bentuk kerjasama dalam hal pengelolaan, yang mana pemilik hotel mengelola hotelnya dengan
memakai cara atau pola yang diciptakan serta dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel
lainnya, atau dengan kata lain pemilik ”membeli” cara-cara atau resep pengoperasian dari perusahaan
lain misalnya Nikko Jakarta, Hotel Ciputra.
4.
Kelompok Referal ( Referal Group )
Suatu bentuk gabungan hotel yang berdiri sendiri ( independent ) untuk tujuan bersama seperti
dalam hal: pemasaran, sistem pemesanan kamar dan lain-lain yang dianggap akan lebih menguntungkan
apabila hal ini dilakukan bersama-sama tanpa harus mengubah sifat kepemilikannya. Kelompok yang
sejenis ini dan terbesar di dunia adalah Best Western International di Amerika Serikat.
F. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah gambaran tentang jenjang dan alur kepemimpinan serta menunjukkan
hubungan wewenang dan tanggungjawab dari setiap unit kerja dalam suatu organisasi
Gambar. Contoh Struktur Organisasi Hotel Kecil
G. TUGAS DAN FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SUATU HOTEL
BAGIAN HOTEL
RESERVATION
TUGAS / TANGGUNG JAWAB
a. Menjual produk hotel dengan cara melakukan teknik penjualan.
b. Mempromosikan produk dan fasilitas hotel.
c. Mempertahankan pengetahuan tentang produk dan pelayanan yang
ada di hotel seperti harga & fasilitas promosi, harga khusus dll.
d. Menjalin hubungan yang baik dengan tamu serta mengantisipasi
kebutuhan tamu.
e. Mencatat dan memproses pemesanan yang dilakukan dengan
berbagai macam media.
f. Menerima pemesanan kamar yang ada dalam daftar tunggu (waiting
list).
g. Memproses perubahan pemesanan kamar.
h. Mencatat metode pembayaran yang sudah diatur khusus untuk
tamu rombongan dan konvensi.
i. Melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari tamu no show.
j. Meminta persetujuan FOM atau finance manager untuk pemesanan
kamar yang menginginkan pembayaran kredit.
k. Membuat laporan reservasi.
l. Mengarsip data pemesanan kamar secara akurat.
RECEPTION
a. Menyambut tamu tiba.
b. Memproses pendaftaran tamu.
c. Mempersiapkan kedatangan tamu dan menentukan kamar untuk
tamu.
d. Menangani kunci kamar tamu.
e. Menjawab telepon dengan cepat dan ramah.
f. Menangani permintaan tamu selama menginap seperti pindah kamar
& sleep out.
g. Berkoordinasi dengan bagian lain untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan tamu.
h. Menyelesaikan permasalahan tamu yang berhubungan dengan
produk dan pelayanan hotel.
i. Membuat laporan yang berhubungan dengan tamu & kamar seperti
laporan tingkat hunian kamar, laporan tamu yang menginap di hotel.
CONCIERGE
a. Memberikan pelayanan penanganan barang bawaan tamu tiba,
pindah kamar dan tamu-tamu berangkat.
b. Memberikan pelayanan penyampaian surat & pesan tamu.
c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan pelayanan
tamu.
ACCOUNTING
a. Memonitor transaksi keuangan yang dilakukan tamu.
b. Membuat dan menjaga keakurasian akuntansi tamu.
c. Alat pengawasan untuk mencapai keefektivitasan akuntasi.
d. Mendapatkan pembayaran dari semua transaksi tamu.
HOUSEKEEPING Secara umum Departemen Tata Graha (housekeeping) memiliki fungsi
untuk menjaga kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar-kamar
tamu, restoran, bar dan tempat-tempat umum dalam hotel termasuk
tempat-tempat untuk karyawan kecuali dapur (kitchen). Departemen
Tata Graha (housekeeping) di samping memiliki fungsi di atas juga
memiliki fungsi untuk menjaga usia alat dan perlengkapan yang dimiliki
oleh hotel secara maksimal.
BAGIAN HOTEL
FOOD &
BEVERAGE
LAUNDRY
TUGAS / TANGGUNG JAWAB
a. melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan minuman,
b. merencanakan kegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan
minum di restoran hotel,
c. melakukan pembelian bahan makanan dan minuman,
d. penyimpanan makanan dan minuman,
e. melakukan pengolahan makanan dan minuman,
f. penyajian makanan dan minuman, serta
g. perhitungan produk makanan dan minuman.
1. Laundry Manager
Bertugas dan berfungsi memimpin/mengorganisir seluruh kegiatan
maupun pelaksanaan kegiatan proses pencucian di laundry dan dry
cleaning.
2. Assisten Laundry Manager
a. Membantu laundry manager menggantikannya pada saat tidak
berada di tempat selama operasional laundry dan dry cleaning
berjalan.
b. Bertanggung jawab kepada laundry manager/langsung ke
general manager jika laundry manager tidak berada di tempat.
c. Tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri.
3. Laundry Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional
laundry.
4. Valet Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional valet.
5. Dry Cleaning Supervisor
Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh kegiatan bawahannya dalam operasional dry
cleaning.
6. Checker
Memeriksa seluruh cucian tamu sebelum diproses yaitu menangani
kondisi cucian (kancing, saku).
7. Marker
Memberikan tanda kesetiap jenis cucian agar tidak tertukar untuk
itu diperlukan linen paper (kertas kain) yang kuat dan tahan berisi:
a. nomor kamar;
b. tanggal; dan
c. kode dari si pembuat.
8. Sorterer
Memisahkan-misahkan cucian tamu atas dasar:
a. jenis bahan;
b. bentuk cucian;
c. tingkat pengotoran; dan
d. warna cucian.
9. Washer/Extract
Melaksanakan proses pencucian, dan pemerasan.
10. Tumbler
Melaksanakan proses pengeringan setelah dicuci.
11. Presser
Petugas laundry yang memiliki tugas melincinkan pakaian
12. Finisher
Menyelesaikan akhir proses pencucian, antara lain:
a. Linen : room, FB others (swimming pool towel)
b. Uniform : from all employees
c. Linen & Uniform section : Bagian dari housekeeping department
yaitu tempat berkumpulnya house laundry
d. Linen attendent : bertugas mengantar dan mengambil house
laundry ke dan dari house laundry section
e. Finisher : Hanya ada Folder untuk linen dan hanger untuk uniform.
Biasanya digantung untuk guest outside laundry. Petugasnya
disebut
hanger/hangingman. Pakaian biasanya dilipat untuk tamu inhouse/yang akan check out. Petugasnya folder. Pakaian juga
kadang-kadang dibungkus, petugas yang membungkus pakaian yang di
laundry ini disebut wrapper.
Download