61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran lebar zona hambat (dengan satuan mm). Zona hambat adalah jarak antara sisi terluar paper disc yang mengandung ekstrak Daun Sombung dengan koloni biakan Salmonella sp. dan Escherichia coli di permukaan medium lempeng NA. Dalam hal ini yang diukur adalah jarak koloni biakan Salmonella sp. dan Escherichia coli yang terdekat dengan paper disc. Waktu pengukuran lebar zona hambat dilakukan pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam, dan 5x24 Jam setelah pemberian perlakuan. A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) pada Pertumbuhan Salmonella sp. a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam. Hasil perhitungan analisis variansi untuk pengaruh pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. setelah perlakuan selama 1x24 Jam Sombung Salmonella memiliki sp. menunjukkan bahwa ekstrak Daun pengaruh nyata terhadap perhitungan selengkapnya pertumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1a (Halaman 141), sedangkan rata-rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.1, untuk ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.2 61 62 Tabel 4.1 Rata-rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan Ke √ + ½ . S0 (0%) S1 (30%) S2 (40%) Data Asli Total x 0 0 0,700 0,233 1,800 0,600 Data Transformasi Total x 2,121 0,707 2,560 0,853 3,146 1,049 4 S3 (50%) 3,500 1,167 3,870 1,290 5 S4 (60%) 7,100 2,367 5,039 1,680 6 S5 (70%) 3,800 1,267 3,969 1,323 7 S6 (80%) 1,900 0,633 3,191 1,064 8 S7 (90%) 2,100 0,700 3,284 1,095 No. Taraf 1 2 3 Data Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa, pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. sangat bervariasi dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil lebar zona hambat pertumbuhan dapat dilihat pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S4 (60%) dengan rata-rata 2,367 mm. Data di atas menunjukkan bahwa pengukuran pada umur 1x24 Jam ini terdapat variasi data yang beragam. Hasil analisis variansi juga dapat diketahui bahwa pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dapat dilihat pada tabel ringkasan analisis variansi yang terdapat pada Tabel 4.2, sedangkan untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada Lampiran 1c (Halaman 142). 63 Tabel 4.2 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½. Sumber Keragaman db Perlakuan Galat Total 7 16 23 JK KT F hitung 1,898 0,218 2,116 0,271 0,014 - 19,861** - F Tabel 5% 1% 2,66 4,03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. mempunyai pengaruh yang sangat nyata, terlihat dari nilai F hitung (19,861) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga hipotesis penelitian (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam. Pengamatan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 10,316 % mendukung nilai Fhitung (19,861) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03) yang menunjukkan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 1 %. Uji lanjutan yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. dilakukan 64 dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%), karena nilai Fhitung pada pengamatan penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam sebesar 19,861. Tabel 4.3 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S2 (40%) S6 (80%) S7 (90%) S3 (50%) S5 (70%) S4 (60%) x 0,707 0,853 1,049 1,064 1,095 1,290 1,323 1,680 Nilai DMRT 5% 1% 0,296 0,310 0,304 0,282 0,314 0,319 0,322 - Notasi a a b b b b c c c c c d d d d e e e e Berdasarkan hasil dari Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. Pada taraf perlakuan S0 (0%), S1 (30%) memiliki notasi huruf yang sama yaitu huruf a, taraf S1 (30%), S2 (40%), S6 (80%), dan S7 (90%) juga memiliki notasi yang sama yaitu huruf b, dan pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%) dan S7 (90%) memiliki notasi dengan huruf c, untuk taraf S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%) dan S7 (90%) memiliki notasi dengan huruf d, notasi huruf e terdapat pada taraf S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%) dan S7 (90%). Notasi-notasi di atas menunjukkan bahwa angka dari rata-rata lebar zona hambat yang diikuti oleh huruf yang sama berarti memiliki 65 pengaruh yang tidak berbeda nyata antara taraf perlakuan satu dengan taraf perlakuan yang lainnya. Beberapa taraf konsentrasi perlakuan, konsentrasi yang optimal berada pada taraf S2 (40%), karena pada konsentrasi ini zat-zat antibakteri yang terdapat dalam Daun Sombung berbeda nyata terhadap S0 (0%) namun tidak berbeda nyata terhadap taraf perlakuan yang lainnya terhadap pertumbuhan Salmonella sp. Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Salmonella sp. Pertumbuhan Umur 1x24 Jam. 1 x 24 Jam 3 2.367 2 1.267 1.167 1 0.600 0.633 0.233 0 0.700 0 S0 S1 S0 S2 S1 S3 S2 S3 S4 S4 S5 S5 S6 S6 S7 S7 Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa perlakuan beberapa taraf perlakuan terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam memiliki pengaruh terhadap lebar zona hambat yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi dari taraf perlakuan maka semakin lebar zona hambat, namun terjadi penurunan lebar zona 66 hambat pada konsentrasi taraf perlakuan S5 (70%) sampai konsentrasi S6 (80%) meskipun taraf-taraf perlakuan ini memiliki konsentrasi yang semakin tinggi. b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 2x24 Jam. Hasil pengukuran lebar zona hambat pada umur Salmonella sp. umur 3 x 24 menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada lampiran 2a (Halaman 148), rata-rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.4, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.5 Tabel 4.4 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x Data Transformasi Total x No. Taraf 1 S0 (0%) 0 0 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 1,100 0,367 2,785 0,928 4 S3 (50%) 1,000 0,333 2,738 0,913 5 S4 (60%) 3,100 1,033 3,627 1,209 6 S5 (70%) 1,400 0,467 2,949 0,983 7 S6 (80%) 0,700 0,233 2,563 0,854 8 S7 (90%) 1,200 0,400 2,843 0,948 Tabel di atas menunjukkan bahwa lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. sangat bervariasi dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil terdapat pada taraf S0 (0%) dengan 67 rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar terdapat pada taraf S4 (60%) dengan rata-rata 1,033 mm. Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. dapat diketahui dari hasil analisis variansi, ringkasan analisis variansi dapat dilihat pada Tabel 4.5, perhitungan lebih lengkap terdapat pada Lampiran 2c (Halaman 149). Tabel 4.5 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½. Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan Galat Total 7 16 23 0,545 0,248 0,793 0,078 0,016 - 5,022** - F Tabel 5% 1% 2,66 4,03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel 4.5 analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung mempunyai pengaruh yang sangat nyata ini terlihat dari nilai Fhitung (5,022) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga hipotesis penelitian (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 2x24 Jam. 68 Pengukuran zona hambat pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 2 x 24 jam nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 13, 744 % mendukung nilai F hitung (5,022) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03) ini menunjukkan bahwa terdapat variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 1 %. Nilai Fhitung sebesar 5,022 memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap selanjutnya yaitu Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%). Tabel 4.6 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S6 (80%) S3 (50%) S2 (40%) S7 (90%) S5 (70%) S4 (60%) x 0,707 0,707 0,854 0,913 0,928 0,948 0,983 1,209 Nilai DMRT 5% 1% 0,302 0,317 0,325 0,332 0,336 0,341 0,345 - Notasi a a a a a a a b b b b b b c c c c c d d d d d e e e e Hasil Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata. Taraf optimal dari perlakuan tersebut terdapat pada taraf konsentrasi taraf konsentrasi S2 (40%), namun jika dilihat dari rata-rata lebar zona hambat terlihat bahwa terjadi penurunan dari ukuran awal 0,600 mm menjadi 0,367 mm. Hal ini diduga karena zat-zat antibakteri yang terkandung di dalam Daun Sombung sudah mulai kurang efektif dalam 69 menghambat pertumbuhan Salmonella sp., taraf ini pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan taraf S1 (30%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%), dan S7 (90%). Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. Umur 2x24 Jam. 2 x 24 Jam 3 2 1.033 1 0 0 S0 S1 0.367 0.333 S2 S3 0.467 0.400 0.233 S5 S6 0 S0 S1 S2 S3 S4 S4 S5 S6 S7 S7 Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa taraf-taraf pelakuan dengan beberapa konsentrasi dari ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 2x24 Jam ini ditunjukkan dengan adanya zona hambat yang dihasilkan dari setiap perlakuan. Grafik di atas menunjukkan bahwa lebar zona hambat mulai mengalami penurunan dari umur pertumbuhan Salmonella sp. sebelumnya. 70 c. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 3x24 Jam. Pertumbuhan Pengukuran lebar zona hambat dari ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 3x24 Jam menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung berpengaruh nyata terhadap penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. pada Lampiran 3a (Halaman 155), rata-rata dari lebar zona hambat (mm) tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.8. Tabel 4.7 Rata-rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . No. Taraf Data Asli Total x 1 S0 (0%) 0 0 Data Transformasi Total x 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0,500 0,167 2,438 0,813 4 S3 (50%) 0,300 0,100 2,318 0,773 5 S4 (60%) 1,500 0,500 2,964 0,988 6 S5 (70%) 0,400 0,133 2,386 0,795 7 S6 (80%) 0 0 2,121 0,707 8 S7 (90%) 0,100 0,033 2,189 0,730 Rata-rata lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Salmonella sp. di atas menunjukkan bahwa terdapat keragaman data dari setiap taraf perlakuan ini ditunjukkan dengan lebar zona hambat rata-rata terkecil yang terdapat pada taraf S0 (0%) dengan nilai rata-rata 0 mm, 71 sedangkan lebar zona hambat rata-rata yang terbesar terdapat pada taraf perlakuan S4 (60%) dengan nilai rata-rata 0,500 mm. Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis variansi dapat diketahui bahwa pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp., hasil perhitungan analisis variansi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8, sedangkan perhitungan lebih lengkapnya terdapat pada lampiran 3c (Halaman 156). Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½. Sumber Keragaman Perlakuan Galat Total db JK KT 7 16 23 0,189 0,105 0,294 0,027 0,007 - F Tabel 5% 1% 4,122** 2,66 4,03 F hitung Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel ringkasan analisis variansi tersebut menunjukkan pengaruh yang nyata dari perlakuan pemberian ekstrak Daun Sombung ini yang terlihat dari nilai Fhitung (4,122) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga keputusan yang diperoleh dari perlakuan ini adalah hipotesis penelitian (H1) diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 3x24 Jam. 72 Pengukuran lebar zona hambat dari pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 3x24 Jam. Pengukuran tersebut memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) dengan nilai sebesar 10,410 %. Nilai Koefisien Keragaman (KK) ini mendukung nilai Fhitung (4,122) yang memiliki nilai lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03) dalam syarat keragaman taraf 1 % menunjukkan bahwa adanya variasi data, serta memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap uji lanjutan yaitu menggunakan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%). Tabel 4.9 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S6 (80%) S7 (90%) S3 (50%) S5 (70%) S2 (40%) S4 (60%) x 0,707 0,707 0,707 0,730 0,773 0,795 0,813 0,988 Nilai DMRT 5% 1% 0,199 0,210 0,215 0,219 0,222 0,226 0,228 - Notasi a a a a a a a b b b b b b c c c c c d d d d e e e e Berdasarkan tabel di atas, taraf perlakuan S0 (0%), S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%), dan taraf S7 (90%) memiliki notasi huruf yang sama yaitu huruf a, sedangkan S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%), dan taraf S7 (90%) memiliki motasi dengan huruf b. Notasi dengan huruf c berada pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%), dan taraf S7 (90%), untuk notasi d dimiliki 73 oleh taraf S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), dan taraf S7 (90%). Taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%) dan S5 (70%) dengan notasi huruf e. Taraftaraf perlakuan yang memiliki notasi huruf yang sama tidak memiliki perbedaan yang nyata. Taraf optimal yang berpengaruh pada umur 3x24 Jam masih sama yaitu S2 (40%) namun rata-rata lebar zona hambatnya semakin berkurang menjadi 0,167 mm, karena pada taraf ini tidak berbeda nyata terhadap konsentrasi S1 (30%), S3 (50%), S4 (60%) S5 (70%), S6 (80%), dan taraf S7 (90%) dalam mempengaruhi pertumbuhan dari Salmonella sp. Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Salmonella sp. Pertumbuhan Umur 3x24 Jam. 3 x 24 Jam 2 1 0.500 0.167 0 0 0 S0 S1 S0 0.100 S3 S2 S1 0.133 S2 S3 S4 S4 0.033 S5 0 S6 S5 S6 S7 S7 Grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada umur 3x24 Jam pertumbuhan Salmonella sp. ekstrak Daun Sombung masih memiliki sifat antibakteri yang dibuktikan dengan masih adanya zona hambat 74 yang terbentuk dari setiap konsentrasi taraf perlakuan. Daun Sombung masih menunjukkan sifat antibakteri, namun sudah mulai kurang efektif terhadap pertumbuhan Salmonella sp. karena lebar zona hambat yang semakin menurun dari umur pertumbuhan 1x24 Jam. d. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 4x24 Jam. Pertumbuhan Hasil perhitungan dari pengukuran untuk lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 4x24 Jam terdapat pada Lampiran 4a (Halaman 162), rata-rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.10, sedangkan untuk ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.11 Tabel 4.10 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x Data Transformasi Total x No. Taraf 1 S0 (0%) 0 0 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0,300 0,100 2,318 0,773 4 S3 (50%) 0,200 0,067 2,256 0,752 5 S4 (60%) 1,200 0,400 2,803 0,934 6 S5 (70%) 0,100 0,033 2,189 0,730 7 S6 (80%) 0 0 2,121 0,707 8 S7 (90%) 0 0 2,121 0,707 Data di atas menunjukkan bahwa, ekstrak Daun Sombung memiliki rata-rata lebar zona hambat dengan variasi nilai rata-rata 75 yang kecil dari setiap taraf perlakuan. Nilai rata-rata terkecil terdapat pada taraf perlakuan S0 (0%) dengan nilai rata-rata 0 mm, sedangkan nilai rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S4 (60%) dengan rata-rata 0,400 mm. Hasil analisis variansi dapat diketahui bahwa pengaruh dari ekstrak Daun Sombung terhadap rata-rata lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. umur 4x24 Jam, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.11, untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 4c (Halaman 163). Tabel 4.11 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½. Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan Galat Total 7 16 23 0,127 0,096 1,471 0,018 0,006 - 3,002* - F Tabel 5% 2,66 - 1% 4,03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Ringkasan tabel analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 4x24 Jam terlihat dari nilai Fhitung (3,002) yang lebih kecil dari nilai FTabel 1 % (4.03), namun pada taraf signifikansi 5 % mempunyai pengaruh yang nyata 76 terlihat dari nilai Fhitung (3,002) yang lebih besar dari nilai FTabel 5 % (2,66) sehingga hipotesis penelitian (H0) ditolak sedangkan hipotesis penelitian (H1) diterima pada taraf signifikansi 5 % untuk parameter pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 4x24 Jam dan di lanjutkan pada uji lanjut yaitu Uji Beda Jarak Nyata Duncan (5%). Pengamatan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 4x24 Jam memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 10.318%. Nilai Koefisien Keragaman (KK) yang lebih dari syarat yaitu 10.318% ini menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang beragam. Tabel 4.12 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S6 (80%) S7 (90%) S5 (70%) S3 (50%) S2 (40%) S4 (60%) x 0,707 0,707 0,707 0,707 0,730 0,752 0,773 0,934 Nilai DMRT 5% 1% 0,134 0,141 0,144 0,148 0,149 0,151 0,152 - Notasi a a a a a a a b b b b b b c c c c c d d d d e e e e Tabel 4.12 di atas menunjukkan pengaruh pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. yang dilihat dari pengaruh masing-masing taraf konsentrasi terhadap lebar zona hambat yang dihasilkan. Taraf-taraf konsentrasi perlakuan di atas memiliki notasi huruf yang berbeda satu dengan yang lainnya, seperti notasi 77 huruf a yang terdapat pada taraf S0 (0%), S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S5 (70%), S6 (80%), dan S7 (90%), notasi huruf b pada taraf, S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%), dan S7 (90%), notasi dengan huruf c adalah, S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%), dan S7 (90%), notasi dengan huruf d adalah pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%) dan S7 (90%), notasi terakhir dengan huruf e berada pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S5 (70%). Rata-rata lebar zona hambat taraf optimal semakin menurun dari lebar zona hambat sebelumnya 0,167 mm menjadi 0,100 mm dengan taraf konsentrasi perlakuan S2 (40%). Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. Umur 4x24 Jam. 4 x 24 Jam 2 1 0 0 0 S0 Pengaruh 0.400 S3 S4 0.100 S2 S1 S0 0.067 S1 S2 konsentrasi S3 ekstrak S4 Daun 0.033 0 S5 0S6 S5 S6 Sombung S7 S7 terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 4x24 Jam dapat dilihat pada 78 Grafik 4.4 di atas yang menunjukkan semakin berkurangnya sifat-sifat antibakteri dari senyawa-senyawa yang terkandung di dalam ekstrak Daun Sombung. Menurunnya lebar zona hambat ini di pengaruhi oleh waktu perlakuan yang sudah semakin lama sehingga senyawasenyawa yang terkandung di dalam ekstrak Daun Sombung sudah kurang efektif dalam pertumbuhan Salmonella sp. Taraf konsentrasi perlakuan yang masih menunjukkan lebar zona hambat terdapat pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S5 (70%), sedangkan taraftaraf konsentrasi perlakuan S1 (30%), S6 (80%), dan S7 (90%) sudah tidak menunjukkan adanya lebar zona hambat yang dihasilkan. e. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 5x24 Jam. Pertumbuhan Pengukuran lebar zona hambat pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 5x24 Jam menghasilkan data rata-rata lebar zona hambat (mm) yang dapat dilihat pada Tabel 4.12, untuk ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.13, sedangkan perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 5a (Halaman 169). 79 Tabel 4.13 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 5x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x Data Transformasi Total x No. Taraf 1 S0 (0%) 0 0 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0,100 0,033 2,189 0,730 4 S3 (50%) 0 0 2,121 0,707 5 S4 (60%) 0,600 0,200 2,492 0,831 6 S5 (70%) 0,100 0,033 2,189 0,730 7 S6 (80%) 0 0 2,121 0,707 8 S7 (90%) 0 0 2,121 0,707 Hasil rata-rata lebar zona hambat (mm) di atas menunjukkan bahwa, ekstrak Daun Sombung memiliki nilai rata-rata lebar zona hambat dengan variasi yang kecil dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S4 (60%) dengan rata-rata 0,200 mm. Hasil perhitungan menggunakan analisis variansi diketahui bahwa pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Salmonella sp., ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.13, untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 5c (Halaman 170). 80 Tabel 4.14 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 5x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½. Sumber Keragaman db JK Perlakuan 7 16 23 0,038 0,035 0,073 Galat Total KT F hitung 0,005 2,478 Tn 0,002 - F Tabel 5% 1% 2,66 4,03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel ringkasan analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung tidak berpengaruh nyata ini terlihat dari nilai Fhitung (2,478) yang lebih kecil dari nilai FTabel 1 % (4,03) dan nilai FTabel 5 % (2,66), oleh karena itu hipotesis penelitian (H1) ditolak sedangkan hipotesis penelitian (H0) diterima pada taraf signifikansi 1 % dan 5 % untuk parameter pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 5x24 Jam. Pengamatan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 5x24 Jam memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 6,451 % dan nilai Fhitung (2,478) yang lebih kecil dari nilai FTabel 1 % (4,03). Hal ini menyebabkan hipotesis penelitian (H0) diterima karena ini didukung oleh nilai KK yang lebih dari syarat yaitu 6,451 % ini menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam. Hasil analisis varian ini tidak dilanjutkan ke Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) 81 karena nilai Fhitung (2,478) lebih kecil dari nilai FTabel pada taraf signifikansi 1 % dan 5 %. Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. Umur 5x24 Jam. 5 x 24 Jam 2 1 0 0 0S0 0.033 S2 S1 S0 S1 S2 0.033 0 0.200 S3 S4 S3 S4 0 S5 0S6 S5 S6 S7 S7 Berdasarkan Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa selain dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak Daun Sombung pertumbuhan Salmonella sp. juga dipengaruhi oleh waktu. Konsentrasi dari setiap taraf perlakuan sudah mengalami penurunan daya antibakteri bahkan pada taraf - taraf tertentu sudah tidak memiliki zona hambat yang berarti bahwa senyawa-senyawa tersebut sudah tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Salmonella sp. Hal tersebut terlihat dari nilai rata - rata lebar zona hambat yang dihasilkan pada taraf S0 (0%), S1 (30%), S3 (50%), S6 (80%) dan S7 (90%) sudah tidak terlihat adanya lebar zona hambat yang terbentuk, sedangkan pada taraf 82 konsentrasi perlakuan S2 (40%), S4 (60%), dan S5 (70%) masih terlihat lebar zona hambat yang terbentuk, sehingga pada umur 5x24 Jam pemberian ekstrak Daun Sombung sudah kurang efektif terhadap pertumbuhan Salmonella sp. 2. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) pada Escherichia coli. Pertumbuhan a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam. Pengukuran lebar zona hambat (mm) pada smempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan penghambatan pertumbuhan Escherichia coli pada Lampiran 6a (Halaman 173), sedangkan rata-rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.15, untuk ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.16 Tabel 4.15 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x 0 0 0,500 0,167 Data Transformasi Total x 2,121 0,707 2,444 0,815 No. Taraf 1 2 3 S0 (0%) S1 (30%) S2 (40%) 1,700 0,567 3,098 1,033 4 S3 (50%) 1,700 0,567 3,093 1,031 5 S4 (60%) 2,400 0,800 3,399 1,133 6 S5 (70%) 2,000 0,667 3,240 1,080 7 S6 (80%) 5,000 1,667 4,413 1,471 8 S7 (90%) 2,200 0,733 3,331 1,110 83 Berdasarkan Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa, pemberian ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Escherichia coli ini terlihat dari lebar zona penghambatan yang terbentuk memiliki rata – rata lebar yang bervariasi. Rata-rata terkecil lebar zona hambat pertumbuhan dapat dilihat pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S6 (80%) dengan rata-rata 1,667 mm. Hasil perhitungan analisis variansi diketahui bahwa pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Escherichia coli, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.13, untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 6c (Halaman 174). Tabel 4.16 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan Galat Total 7 16 23 1,087 0,083 1,170 0,155 0,005 - 29,817** - F Tabel 5% 1% 2.66 4.03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel 4.16 ringkasan analisis variansi di atas menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak Daun Sombung berpengaruh 84 nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli ini terlihat dari nilai Fhitung (29,817) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03), sehingga hipotesis penelitian (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Escherichia coli pada umur 1x24 Jam. Hasil pengamatan pertumbuhan Escherichia coli pada umur 1x24 Jam memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 6,889 % yang mendukung nilai Fhitung (29,817) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03) yang menunjukkan adanya variasi data yang masuk dalam syarat keragaman taraf 1 %. Uji lanjutan yang digunakan untuk mengetahui taraf optimal dari pengaruh setiap taraf perlakuan pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli dilakukan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%). Tabel 4.17 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S3 (50%) S2 (40%) S5 (70%) S7 (90%) S4 (60%) S6 (80%) x 0,707 0,815 1,031 1,033 1,080 1,110 1,133 1,471 Nilai DMRT 5% 1% 0,169 0,177 0,182 0,185 0,188 0,191 0,193 - Notasi a a b b b c c c c c d d d d e e e e 85 Berdasarkan hasil dari Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. Dari taraf perlakuan tersebut yang mempunyai pengaruh optimal terdapat pada taraf konsentrasi S2 (40%), karena taraf ini mempunyai perbedaan yang nyata terhadap taraf konsentrasi S0 (0%). Sedangan dengan taraf S1 (30%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%) dan S7 (90%) pengaruhnya tidak berbeda nyata. Hal tersebut dilihat dari notasi-notasi yang ada pada setiap nilai rata-rata lebar zona hambat, notasi dari nilai tersebut yang diikuti oleh huruf yang sama berarti memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata antara taraf perlakuan satu dengan taraf perlakuan yang lainnya. Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Umur 1x24 Jam. 1 x 24 Jam 3 2 1.667 1 0 0.567 0.800 0.567 0.667 0.167 0 S0 0.733 S1 S0 S2 S1 S3 S2 S3 S4 S4 S5 S5 S6 S6 S7 S7 86 Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Escherichia coli yang dibuktikan dengan adanya zona hambat dari pertumbuhan Escherichia coli . Lebar zona hambat dari setiap konsentrasi taraf perlakuan cukup bervariasi. Pengaruh ekstrak Daun Sombung ini menunjukkan peningkatan lebar zona hambat pada konsentrasi tertentu dan mengalami penurunan. Rata - rata lebar zona hambat meningkat pada taraf konsentrasi perlakuan S1(30 %) sampai S2 (40 %) pada taraf selanjutnya mengalami penurunan pada taraf S3 (50 %), terjadi kenaikan nilai rata - rata lebar zona hambat yang cukup tinggi pada taraf konsentrasi S6 (80 %) dan mengalami penurunan pada taraf selanjutnya. b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Escherichia coli pada Umur 2x24 Jam. Pertumbuhan Hasil pengukuran lebar zona hambat pertumbuhan Escherichia coli pada umur 2x24 Jam menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli pada Lampiran 7a (Halaman 180), rata - rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.18, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.19. 87 Tabel 4.18 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x Data Transformasi Total x No. Taraf 1 S0 (0%) 0 0 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 1.100 0.367 2,792 0,931 4 S3 (50%) 1.200 0.400 2,838 0,946 5 S4 (60%) 2.000 0.667 3,208 1,069 6 S5 (70%) 1.300 0.433 2,892 0,964 7 S6 (80%) 4.000 1.333 4,050 1,350 8 S7 (90%) 1.500 0.500 2,997 0,999 Tabel di atas menunjukkan bahwa lebar zona pertumbuhan Escherichia coli sangat bervariasi dari setiap taraf perlakuan. Rata - rata terkecil terdapat pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar terdapat pada taraf S6 (80%) dengan rata-rata 1.333 mm. Taraf perlakuan S0 (0%) sampai taraf S4 (60%) terjadi kenaikan rata-rata lebar zona hambat dan pada taraf S5 (70%) mengalami penurunan lebar zona hambat, namun pada taraf S6 (80%) mengalami kenaikan kembali. Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Escherichia coli dapat diketahui dari hasil analisis variansi, ringkasan analisis variansi dapat dilihat pada Tabel 4.19, perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 7c (Halaman 181). 88 Tabel 4.19 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ Sumber Keragaman db Perlakuan 7 16 23 Galat Total JK KT 0,883 0,126 0,138 0,009 1,021 - F hitung 14,642 - F Tabel 5% 1% 2.66 4.03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung mempunyai pengaruh yang sangat nyata ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (14,642) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03), sehingga hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 2x24 Jam. Hasil pengukuran zona hambat pertumbuhan Escherichia coli pada umur 2 x 24 jam terdapat nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 9,680 % yang mendukung nilai Fhitung (5.042) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03) ini menunjukkan bahwa adanya variasi data yang memenuhi syarat keragaman taraf 1 %. Nilai Fhitung sebesar 14,642 memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap selanjutnya yaitu Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) 89 Tabel 4.20 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 2x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S2 (40%) S3 (50%) S5 (70%) S7 (90%) S4 (60%) S6 (80%) x 0,707 0,707 0,931 0,946 0,964 0,999 1,069 1,350 Nilai DMRT 5% 1% 0,226 0,238 0,244 0,249 0,252 0,256 0,259 - Notasi a a a b b b c c c c c D D D D e e e e Hasil Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata. Notasi dengan huruf a terdapat pada taraf S0 (0%), S1 (30%), S1 (30%), S2 (40%), untuk notasi dengan huruf b terdapat pada taraf S1 (30%), S2 (40%), dan taraf S3 (50%), notasi dengan huruf c pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%),dan S7 (90%). Taraf S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%) dan S7 (90%) dengan notasi huruf d, sedangkan notasi huruf e pada taraf S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%) dan S7 (90%). Taraf optimal dari perlakuan tersebut terdapat pada taraf konsentrasi S2 (40%), karena taraf ini pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan S1 (30%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%), dan taraf S7 (90%), Sedangan berbeda nyata terhadap taraf konsentrasi S0 (0%). Notasi - notasi diatas menunjukkan bahwa angka dari rata-rata lebar zona hambat yang diikuti oleh huruf yang sama berarti memiliki pengaruh yang tidak 90 berbeda nyata antara taraf perlakuan satu dengan taraf perlakuan lainnya. Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Umur 2x24 Jam. 2 x 24 Jam 3 2 1.333 1 0.667 0 0 S0 S1 0.367 0.400 S2 S3 0.500 0.433 0 S0 S1 S2 S3 S4 S4 S5 S5 S6 S6 S7 S7 Grafik 4.7 di atas menunjukkan bahwa pada umur 2x24 Jam ekstrak Daun Sombung masih memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Daun Sombung masih menunjukkan sifat antibakteri, namun sudah mulai kurang efektif terhadap pertumbuhan Salmonella sp. karena lebar zona hambat yang mulai menurun dari umur pertumbuhan 1x24 Jam. Lebar zona hambat terbesar berada pada taraf konsentrasi S6 (80%), terjadi kenaikan nilai rata-rata lebar zona hambat yang dihasilkan dari taraf S2 (40%) sampai taraf S4 (60%), taraf S5 (70%) mengalami penurunan dan naik kembali pada taraf S6 (80%). 91 c. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Escherichia coli pada Umur 3x24 Jam. Pertumbuhan Pengukuran lebar zona hambat dari ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada umur 3x24 Jam menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli pada Lampiran 8a (Halaman 187), rata-rata dari lebar zona hambat (mm) tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.21, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.22. Tabel 4.21 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x 0 0 Data Transformasi Total x 2,121 0,707 No. Taraf 1 S0 (0%) 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0,800 0,267 2,626 0,867 4 S3 (50%) 0,600 0,200 2,498 0,833 5 S4 (60%) 1,300 0,433 2,897 0,966 6 S5 (70%) 0,600 0,200 2,506 0,835 7 S6 (80%) 3,300 1,100 3,775 1,258 8 S7 (90%) 0,700 0,233 2,568 0,856 Rata-rata lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Escherichia coli di atas menunjukkan bahwa terdapat keragaman dari setiap taraf perlakuan. Lebar zona hambat rata-rata terkecil terdapat pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan lebar zona hambat rata-rata terbesar terdapat pada taraf S6 (80%) dengan rata-rata 1,100 mm. 92 Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis variansi dapat diketahui Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap lebar zona penghambatan pertumbuhan Escherichia coli, hasil perhitungan analisis variansi dapat dilihat pada Tabel 4.22, perhitungan lebih lengkapnya terdapat pada lampiran 8c (Halaman 188). Tabel 4.22 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ F Tabel Sumber Keragaman db JK KT F hitung 5% 1% ** Perlakuan 7 0,645 0,092 17,456 2,66 4,03 Galat 16 0,084 0,005 Total 23 0,729 Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Ringkasan analisis variansi tersebut menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dari ekstrak Daun Sombung ini terlihat dari Fhitung (17,456) yang lebih nilainya besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga keputusan hipotesis yang diperoleh adalah hipotesis penelitian (H1) diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % pertumbuhan Escherichia coli umur 3x24 Jam. Pertumbuhan Escherichia coli pada umur 3x24 Jam mempunyai nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 8,860 %. Nilai Koefisien Keragaman (KK) ini mendukung nilai F hitung (17,456) memiliki nilai yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03) dalam syarat keragaman 93 taraf 1 % menunjukkan bahwa adanya variasi data, serta memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap uji lanjutan yaitu menggunakan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%). Tabel 4.23 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 3x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S7 (90%) S3 (50%) S5 (70%) S2 (40%) S4 (60%) S6 (80%) x 0,707 0,707 0,856 0,833 0,835 0,875 0,966 1,258 Nilai DMRT 5% 1% 0,169 0,177 0,182 0,185 0,188 0,191 0,193 - Notasi a a a a a a b b b b b c c c c d d d d e e e e Hasil perhitungan menggunakan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) di atas adanya pengaruh yang nyata dari ekstrak Daun Sombung. Dari beberapa taraf tersebut yang optimal terdapat pada taraf konsentrasi S2 (40%), karena taraf ini pengaruhnya tidak berbeda nyata dengan taraf S3 (50%), S4 (60%) dan S5 (70%), namun berbeda nyata terhadap taraf konsentrasi S0 (0%). Notasi dengan huruf-huruf di atas menentukan perbedaan yang nyata atau tidak dari setiap taraf perlakuan. Nilai rata-rata lebar zona hambat yang bernotasi dengan huruf yang sama maka memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata antara taraf perlakuan yang diberikan, dan memiliki pengaruh yang 94 berbeda nyata apabila notasi - notasi tersebut memiliki huruf - huruf yang berbeda dengan taraf perlakuan lainnya. Gambar 4.8 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Umur 3x24 Jam. 3 x 24 Jam 2 1 1.100 0.433 0.267 0 0.233 0.200 0.200 0 0S1 S0 S0 S2 S1 S3 S2 S4 S3 S4 S5 S6 S5 S6 S7 S7 Grafik 4.8 di atas menunjukkan bahwa penurunan pengaruh ekstrak Daun Sombung yang dapat dilihat dari lebar zona hambat yang semakin menurun. Penurunan lebar zona hambat ini dikarena oleh senyawa - senyawa yang terkandung dalam Daun Sombung sudah kurang efektif terhadap pertumbuhan Escherichia coli, sehingga pengaruh yang ditunjukkan pun semakin berkurang. d. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Escherichia coli pada Umur 4x24 Jam. Pertumbuhan Hasil pengukuran untuk lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam pada Lampiran 9a 95 (Halaman 194), rata-rata lebar zona hambat (mm) dapat dilihat pada Tabel 4.24, untuk ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.25. Tabel 4.24 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . Data Asli Total x Data Transformasi Total x No. Taraf 1 S0 (0%) 0 0 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0,400 0,133 2,376 0,792 4 S3 (50%) 0,200 0,067 2,251 0,750 5 S4 (60%) 0,200 0,067 2,256 0,752 6 S5 (70%) 0,100 0,033 2,189 0,730 7 S6 (80%) 1,900 0,633 3,184 1,061 8 S7 (90%) 0 0 2,121 0,707 Data di atas menunjukkan bahwa, ekstrak Daun Sombung memiliki lebar zona hambat dengan variasi nilai rata-rata yang kecil dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S6 (80%) dengan rata-rata 0,633 mm. Hasil analisis variansi dapat diketahui pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Escherichia coli, ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.25, untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 9c (Halaman 195). 96 Tabel 4.25 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan Galat Total 7 16 23 0,298 0,055 0,353 0,043 0,003 - 12,312** - F Tabel 5% 1% 2,66 4,03 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung mempunyai pengaruh yang sangat nyata ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (12,312) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam. Pengukuran zona hambat pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 7,580 % mendukung nilai Fhitung (12,312) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03) ini menunjukkan bahwa bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam. 97 Tabel 4.26 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 4x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan x 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S7 (90%) S5 (70%) S3 (50%) S4 (60%) S2 (40%) S6 (80%) 0,707 0,707 0,707 0,730 0,750 0,752 0,792 1,061 Nilai DMRT 5% 1% 0,131 0,137 0,141 0,144 0,145 0,148 0,149 - Notasi a a a a a a a b b b b b b c c c c c d d d d e e e e Tabel di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung masih memikili pengaruh terhadap pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam, hal ini dilihat dari beberapa taraf berlakuan yang masih menunjukkan adanya lebar zona hambat yang dihasilkan. Taraftaraf perlakuan di atas memiliki notasi sebagai berikut: notasi a berada pada taraf S0 (0%), S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Notasi huruf b berada pada taraf S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Huruf c pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Notasi huruf d berada pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S5 (70%) serta notasi yang terakhir dengan huruf e pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S6 (80%). Taraf optimal berada pada taraf berbeda nyata terhadap taraf dengan taraf perlakuan lainnya. S2 (40%), karena S0 (0%) namun tidak berbeda nyata 98 Gambar 4.9 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Umur 4x24 Jam. 4 x 24 Jam 2 1 0.633 0.067 0 0 0S0 0.133 S2 S1 S0 Pengaruh S1 S2 konsentrasi S3 0.033 0 0.067 S4 S5 S6 S4 S5 S6 S3 ekstrak Daun Sombung S7 S7 terhadap pertumbuhan Escherichia coli umur 4x24 Jam dapat dilihat pada Gambar 4.9 yang menunjukkan bahwa pada umur 4x24 Jam ini semakin menurun dan pada taraf konsentrasi tertentu masih memiliki pengaruh meskipun tidak sama dengan pengaruh ekstrak pada saat umur 1x24 Jam, dan pada beberapa taraf sudah tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli. e. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Escherichia coli Pada Umur 5x24 Jam. Pertumbuhan Pengukuran lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Escherichia coli pada umur 5x24 Jam menghasilkan data rata-rata lebar zona hambat (mm) yang dapat dilihat pada Tabel 4.27, untuk ringkasan 99 analisis variansi terdapat pada Tabel 4.28, sedangkan perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 10a (Halaman 201). Tabel 4.27 Rata - Rata Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 5x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ . No. Taraf Data Asli Total x 1 S0 (0%) 0 0 Data Transformasi Total x 2,121 0,707 2 S1 (30%) 0 0 2,121 0,707 3 S2 (40%) 0.100 0.033 2,189 0,730 4 S3 (50%) 0 0 2,121 0,707 5 S4 (60%) 0 0 2,121 0,707 6 S5 (70%) 0 0 2,121 0,707 7 S6 (80%) 1.100 0.367 2,772 0,924 8 S7 (90%) 0 0 2,121 0,707 Hasil rata-rata lebar zona hambat (mm) di atas menunjukkan bahwa, ekstrak Daun Sombung memiliki nilai rata-rata lebar zona hambat dengan variasi yang kecil dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil pada taraf S0 (0%) dengan rata-rata 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan terdapat pada taraf S6 (80%) dengan rata-rata 0,367 mm. Hasil perhitungan menggunakan analisis variansi diketahui bahwa pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp., ringkasan analisis variansi terdapat pada Tabel 4.28, untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran 10c (Halaman 202). 100 Tabel 4.28 Ringkasan Analisis Variansi untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 5x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ Sumber Keragaman db JK Perlakuan Galat Total 7 16 23 0.121 0.042 0.163 KT F Tabel 5% 1% 2.66 4.03 - F hitung 0.017 6.668** 0.003 - Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel analisis variansi di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung mempunyai pengaruh yang sangat nyata ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (6.668) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak pada taraf signifikansi 1 % untuk parameter pertumbuhan Escherichia coli pada umur 5x24 Jam. Pengamatan pertumbuhan Escherichia coli pada umur 5x24 Jam memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 6,941 % dan nilai Fhitung (6,668) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03). Hal ini menyebabkan hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak. Nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 6,914 % menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam. 101 Tabel 4.29 Uji Beda Jarak Nyata Duncan (1%) untuk Pemberian Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 5x24 Jam Setelah Ditransformasikan ke √ + ½ No. Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 S0 (0%) S1 (30%) S3 (50%) S4 (60%) S5 (70%) S7 (90%) S2 (40%) S6 (80%) x 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,730 0,924 Nilai DMRT 5% 1% 0,131 0,137 0,141 0,144 0,145 0,148 0,149 - Notasi a a a a a a a b b b b b b c c c c c d d d d e e e e Notasi - notasi pada setiap taraf konsentrasi perlakuan di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki huruf – huruf yang berbeda. Huruf a pada taraf S0 (0%), S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Huruf b pada taraf S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Huruf c pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), dan S7 (90%). Notasi huruf d berada pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S5 (70%) serta notasi yang terakhir dengan huruf e pada taraf S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), dan S6 (80%). Taraf optimal berada pada taraf S2 (40%), karena berbeda nyata terhadap taraf S0 (0%) namun tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan lainnya. Penentuan taraf optimal S2 (40%) ini berdasarkan dari notasi-notasi tersebut apabila terdapat huruf notasi yang sama maka tidak berpengaruh nyata terhadap setiap tarafnya, dan memiliki pengaruh yang nyata apabila memiliki notasi 102 yang berbeda dengan taraf konsentrasi perlakian satu dengan yang lainnya. Gambar 4.10 Grafik Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Umur 5x24 Jam. 5 x 24 Jam 2 1 0 0 0.033 0 S0 S1 S0 Gambar S2 S1 4.10 S2 0 0 0 S3 S4 S5 S3 S4 S5 di atas menjelaskan bahwa 0.367 0 S6 S7 S6 S7 pertumbuhan Escherichia coli dipengaruhi oleh waktu ini terlihat dari pengaruh yang ditunjukkan dari ekstrak Daun Sombung dimana dari taraf-taraf perlakuan tersebut sudah tidak menunjukkan adanya zona hambat yang mana zona hambat ini sebagai tolak ukur berpengaruh atau tidaknya ekstrak tersebut terhadap Escherichia coli. Grafik di atas menunjukkan ada beberapa taraf konsentrasi perlakuan yang masih terlihat lebat zona hambat yang terbentuk yaitu pada taraf S2 (40%) dan S6 (80%), sedangkan taraf konsentrasi perlakuan yang lainnya sudah tidak memiliki pengaruh terhadap Escherichia coli. 103 B. Pembahasan Konsentrasi ekstrak Daun Sombung yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ekstrak Daun Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli dibuat dalam 7 taraf perlakuan yaitu 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80% dan 90%. Selain itu juga digunakan konsentrasi 0% sebagai kontrol. 1. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) pada Pertumbuhan Salmonella sp. a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam. Hasil dari uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Pada penentuan taraf konsentrasi perlakuan dimulai dari S1 (30%), S2 (40%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%), S7 (90%) dengan rentangan yang sama dari setiap taraf, sedangkan pada taraf S0 (0%) digunakan sebagai kontrol. Pengujian efektivitas antibakteri dari ekstrak Daun Sombung dilakukan terhadap Salmonella sp. yang termasuk dalam bakteri gram negatif menggunakan metode difusi cakram. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur diameter zona bening di sisi luar paper disc. Adanya zona bening di sekitar paper disc menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Adanya aktivitas antibakteri ini disebabkan oleh adanya senyawa antibakteri yang terkandung di dalam Daun 104 Sombung yaitu minyak atsiri, borneol1, sineol, limonene2, asam palmitin dan khlorasetofenon, myristin, tanin, alkohol sesquiterpen, pirokatechin, glikosida dimetileter dan saponin3. Senyawa-senyawa antibakteri ini bekerja dengan cara merusak dinding sel, merubah permeabilitas sel, mendenaturasi protein sel, menghambat kerja enzim serta menghambat sintesis asam nukleat dan protein.4 Zat-zat antimikroba merusak mikroba dengan berbagai cara, yaitu dengan merusak dinding sel, merusak membran plasma yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel, mendenaturasi protein dan asam-asam nukleat, menghambat kerja enzim, menghambat sintesis asam nukleat dan protein.5 Aktivitas kerja senyawa antimikroba dalam menghambat atau membunuh mikroba dipengaruhi oleh pH, stabilitas senyawa antimikroba, lingkungan mikroba, jumlah mikroorganisme yang ada, dan aktivitas metabolisme mikroorganisme. Banyak faktor dan keadaan yang dapat mempengaruhi kerja antibakteri, jumlah bakteri, spesies bakteri adanya bahan organik, suhu, dan pH lingkungan. 6 1 Setiawan Dalimartha, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, Jakarta : Trubus Agriwidya, 1999, h. 126-127 2 G. Kartasapoetra, Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.18. 3 Neli Rosmalawati, Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum Terhadap Profil Darah Ayam Broiler Periode Finisher, Skripsi, tidak diterbitkan, Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, 2008 h. 5. 4 M. J Pelczar, JR dan E. C. S Chan, Dasar – Dasar Mikrobiologi Jilid 2, Jakarta : Universitas Indonesia, 1988, h. 456 - 458. 5 Ibid, h, 456 - 458. 6 Ibid, h. 456 - 458. 105 Pada penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam. Taraf konsentrasi perlakuan, konsentrasi optimal berada pada taraf S2 (40%), taraf konsentrasi perlakuan S2 (40%) berbeda sangat nyata jika dibandingkan dengan taraf konsentrasi perlakuan S0 (0%) , namun jika dibandingkan dengan taraf perlakuan lainnya tidak memiliki perbedaan yang nyata. Adanya perbedaan yang nyata disebabkan oleh konsentrasi optimal zat-zat antibakteri yang terdapat dalam Daun Sombung memiki daya hambat yang sama dengan taraf konsentrasi perlakuan yang lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp., sehingga taraf optimal dianggap sudah mampu mewakili taraf-taraf konsentrasi perlakuan yang pengaruhnya tidak berbeda nyata. Zona hambat yang terbentuk menunjukkan adanya pertumbuhan Salmonella sp. yang terhambat disebabkan oleh senyawa-senyawa antibakteri yang terkandung dalam Daun Sombung. b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 2x24 Jam. Pertumbuhan Pengaruh dari ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 2x24 Jam memiliki pengaruh yang nyata. Taraf optimal dari beberapa taraf perlakuan yang ada terdapat pada taraf S2 (40%). Taraf ini dianggap paling optimal dibanding dengan 106 taraf yang lain karena pada taraf ini berbeda sangat nyata dengan taraf S0 (0%) dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan taraf perlakuan S1 (30%), S3 (50%), S4 (60%), S5 (70%), S6 (80%) dan taraf S7 (90%). Pada umur 2x24 Jam pertumbuhan Salmonella sp. yang di beri perlakuan dengan ekstrak Daun Sombung sudah mulai menurun daya hambatnya, hal ini dapat dilihat dari lebar zona hambat yang awalnya sangat nyata kemudian mengalami penurunan lebar zona hambat. Penurunan lebar zona hambat ini diduga karena adanya beberapa faktor yaitu kondisi inkubasi, inokulum, predifusi dan preinkubasi serta ketebalan medium. Keempat faktor tersebut tidak sesuai maka hasil dari metode cakram kertas relatif sulit untuk menghasilkan zona hambat yang dari pemberian perlakuan, selain itu juga dipengaruhi oleh kepekatan molekul ekstrak yang tinggi sehingga apabila semakin tinggi konsentrasi maka paper disc kurang maksimal dalam menyerap larutan tersebut.7 Aktivitas antibakteri ekstrak Daun Sombung dilakukan terhadap bakteri Salmonella sp. dengan menggunakan metode difusi cakram, adanya zona hambat disekitar cakram menunjukkan efektivitas antibakteri. Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp., disebabkan oleh zat antibakteri yang terkandung di dalamnya. Daun Sombung mengandung beberapa senyawa antara lain minyak atsiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur 7 Jawetz et al., dalam http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/11/uji-daya-antimikroba-dariaseptik.html (diakses tanggal 25 Agustus 2013 Pukul 09.00 WIB) 107 barus) dan borneol, yang juga mengandung sineol, limonene, asam palmitin dan myristin, alkohol sesquiterpen, dimetileter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin, dan glikosida.8 Adanya zat antimikroba yang bersifat antibakteri yang terdapat dalam ekstrak Daun Sombung, terbukti dengan adanya zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa ekstrak Daun Sombung mengandung senyawa senyawa yang bersifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan Salmonella sp. Senyawa - senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri salah satunya adalah senyawa flavonoid yang termasuk dalam golongan fenol. Senyawa ini menganggu bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma bakteri yang tersusun oleh 60% protein dan 40% lipid yang umumnya berupa fosfolipid. Senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktivasi sistem enzim bakteri. Senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) merupakan salah satu antibakteri yang bekerja dengan menganggu fungsi membran sitoplasma. Pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan pada 8 Setiawan Dalimartha, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, Jakarta : Trubus Agriwidya, 1999, h.126-127 108 konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel. 9 c. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 3x24 Jam. Pertumbuhan Tabel hasil analisis variansi menunjukkan adanya pengaruh yang nyata, terlihat dari nilai Fhitung (4,122) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4,03). Lebar zona hambat pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 3x24 Jam semakin mengalami penurunan dari umur 1x24 Jam dan 2x24 Jam. Taraf optimum yang berpengaruh pada umur 3x24 Jam masih sama yaitu S2 (40%) namun rata-rata lebar zona hambatnya semakin berkurang menjadi 0,167 mm. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kemampuan daya antimikroba dari zatzat yang terkandung di dalam Daun Sombung semakin berkurang. Penurunan nilai rata-rata lebar zona hambat ini menunjukkan bahwa zat antimikroba yang terdapat di dalam Daun Sombung dipengaruhi oleh waktu dan jumlah konsentrasi dari taraf perlakuan. Sifat senyawa yang terkandung dalam Daun Sombung menunjukkan bahwa senyawa tersebut termasuk dalam antimikroba yang bersifat bakteriostatik yang memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangbiakan bakteri dalam 9 beberapa waktu. Daya penghambatan pertumbuhan Volk dan Wheller, dalam Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal Dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 94. 109 mikroorganisme selain dipengaruhi oleh konsentrasi zat antimikroba juga di pengaruhi oleh waktu dari daya penghambatan. 10 Mekanisme kerja antibakteri secara umum menghambat sintesis dinding sel bakteri, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat sintesis protein sel bakteri, menghambat sintesis asam nukleat. Penghambatan sintesis dinding sel bakteri berupa pengikatan senyawa antibakteri pada reseptor sel (beberapa diantaranya adalah enzim transpeptida). Kemudian dilanjutkan dengan reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Pada lingkungan yang isotonik lisis terjadi pada lingkungan yang jelas hipertonik, mikrob berubah menjadi protoplas atau sferoflas yang hanya tertutup oleh selaput sel yang rapuh. Sebagai contoh antibakteri dengan mekanisme kerja di atas adalah penicillin, sefalosporin, vankomisin, basitrasin, sikloserin, dan ampisilin.11 d. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. pada Umur 4x24 Jam. Pertumbuhan Pengaruh ekstrak Daun Sombung pada umur 4x24 Jam tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. ini disebabkan oleh nilai Fhitung (3,002) yang nilainya lebih kecil dari 10 11 M. J Pelczar, jr dan E. C. S Chan, Dasar – Dasar Mikrobiologi Jilid 2, Jakarta : Universitas Indonesia, 2009, h. Jawetz dalam Ulil Absor, Aktivitas Antibakteri Ranting Patah Tulang (Euphorbia tirucalli. Linn), Bogor: Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, 2006, h. 2. 110 nilai FTabel 1 % (4,03), sehingga hipotesis penelitian (H1) ditolak sedangkan hipotesis penelitian (H0) diterima. Selain dilihat dari nilai Fhitung , rata-rata dari lebar zona hambat pun menurun dari hari ke hari pengukuran yang awalnya rata-rata lebar zona hambat 0,600 mm pada umur 4x24 Jam menjadi 0,100 mm. Ini membuktikan bahwa sifat antibakteri dari zat-zat antimikroba yang terkandung dalam Daun Sombung sudah berkurang dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp . Selain senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma senyawa lain yang terkandung dalam Daun Sombung yang juga bersifat antibakteri adalah senyawa tanin merupakan senyawa turunan fenol yang secara umum mekanisme antimikroba dari senyawa fenol. Tanin kemungkinan mempunyai target pada polipeptida dinding sel yang akan menyebabkan kerusakan pada dinding sel. Protein pada bakteri merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel dan membran plasma. Apabila protein bakteri terdenaturasi, maka enzim akan inaktif sehingga metabolisme bakteri terganggu yang berakibat pada kerusakan sel.12 Terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein, kemungkinan protein reaktif dan yang terendapkan. Bagian protein yang mempunyai kemampuan berikatan dengan senyawa tanin adalah ikatan peptida, grup hidroksi dan amida. Sedangkan, 12 Hagerman dalam Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal Dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 95. 111 aktivitas antimikroba dari terpenoid diduga melalui mekanisme merusak fraksi lipid membran sitoplasma. Sehingga, kemungkinan fraksi lipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma, akibatnya membran akan bocor dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian.13 e. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Salmonella sp. Pada Umur 5x24 Jam. Pengukuran lebar zona hambat (mm) Pertumbuhan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 5x24 Jam menunjukkan bahwa variasi dari setiap taraf perlakuan sangat kecil. Nilai rata-rata terkecil terdapat pada taraf S0 (0%) dengan nilai 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar terdapat pada taraf S4 (60%) dengan nilai 0,200 mm. Pada umur 5x24 Jam, ekstrak daun Sombung sudah tidak berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp. ini terlihat dari nilai Fhitung (2.478) yang nilainya lebih kecil dari nilai FTabel 1 % (4.03), oleh karena itu hipotesis penelitian (H1) ditolak sedangkan hipotesis penelitian (H0) diterima. Data pada umur 5x24 Jam juga menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam. Pengukuran lebar zona pertumbuhan pada umur 5x24 Jam ini semakin memperjelas bahwa daya penghambatan dari 13 Naim, dalam Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal….h. 96 112 pertumbuhan mikroorganisme selain dipengaruhi oleh konsentrasi zat antimikroba juga di pengaruhi oleh waktu dari daya penghambatan. 14 f. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam. Rangkuman dari hasil analisis pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap penghambatan pertumbuhan Salmonella sp., dapat dilihat pada Tabel 4.30. Tabel 4.30 Pengaruh Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam Perlakuan S Umur Pertumbuhan Salmonella sp. 1 x 24 2x24 3x24 4x24 5x24 Jam Jam Jam Jam Jam 11.361** F Tabel 5% 1% 5.042** 4.122 ** 3.002* 2.478 ts 2.66 4.03 Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Tabel 4.30 di atas merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil analisis pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. selama pengamatan dilakukan. Tabel di atas menunjukkan bahwa ekstrak Daun Sombung memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam karena dilihat dari nilai dari Fhitung 14 M. J Pelczar, jr dan E. C. S Chan, Dasar – Dasar Mikrobiologi Jilid 2, Jakarta : Universitas Indonesia, 2009, h. 113 yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 %, sehingga hipotesis penelitian (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak. Pada umur 5x24 Jam ekstrak Daun Sombung tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap penghambatan pertumbuhan Salmonella sp., karena ini terlihat dari nilai Fhitung yang lebih kecil dari nilai FTabel 1 % dan FTabel 5 %, oleh karena itu hipotesis penelitian (H1) ditolak sedangkan hipotesis penelitian (H0) diterima. Ringkasan Tabel 4.30 dapat dilihat pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap penghambatan pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam dari hari pertama pengukuran lebar zona hambat sampai hari terakhir pengukuran terjadi penurunan daya hambat dari senyawa-senyawa yang ada di dalam Daun Sombung. Senyawa-senyawa tersebut hanya memberikan pengaruh yang nyata selama 1x24 Jam sampai 4x24 Jam terhadap pertumbuhan Salmonella sp., sedangkan pada 5x24 Jam sudah tidak berpengaruh nyata. Efektivitas antibakteri untuk setiap bakteri tidak sama, karena masing-masing bakteri memiliki struktur dinding sel yang berbeda. Struktur dinding sel bakteri Gram positif berbeda dengan bakteri Gram negatif. Pada bakteri Gram positif mengandung 90% peptidoglikan serta lapisan tipis asam teikoat dan teikuronat. Bakteri Gram negatif memiliki lapisan di luar dinding sel yang mengandung 5-10% peptidoglikan, selain itu juga terdiri dari protein, lipopolisakarida dan 114 lipoprotein. Bakteri Gram negatif mempunyai dua lapisan lipid (bilayer lipid) yang disebut lapisan lipopolisakarida (LPS). Lapisan ini tersusun atas fosfolipid, polisakarida dan protein (Madigan et al. 2003). Polisakarida dalam dinding sel biasanya mengandung asam amino N-54 asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat. Pada gula amino ini terikat rantai-rantai peptida pendek. Lapisan peptidoglikan lebih tebal (40 lapisan) pada dinding sel bakteri Gram positif daripada dinding sel bakteri Gram negatif (1-5 lapisan). Bakteri Gram negatif memiliki dua lapisan lipid yang dipisahkan oleh peptidoglikan. Ada juga outer membrane yang menempel pada lapisan lipopolisakarida memperkuat sel dan melindungi dari lingkungan luar. Pada membran ini ada porin dengan diameter 1-2 mm yang mengatur akses larutan ke membran sitoplasma15 Data pada Tabel 4.30 menunjukkan pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam. Pengaruh yang nyata terdapat pada umur pertumbuhan 1x24 Jam sampai 4x24 Jam ini dilihat dari nilai Fhitung dari setiap umur pertumbuhan. Nilai FHitung yang lebih besar dari nilai F Tabel dengan taraf signifikansi 1 % ditunjukkan pada umur pertumbuhan 1x24 Jam sampai 3x24 Jam, sedangkan pada umur pertumbuhan 4x24 Jam tidak berpengaruh sangat nyata pada taraf signifikansi 1 %, namun berbeda nyata pada 15 Lewis dalam Ulil Absor, Aktivitas Antibakteri Ranting Patah Tulang (Euphorbia tirucalli. Linn), Bogor: Program Studi Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, 2006, h. 5. 115 taraf signifikansi 5 %. Hal ini disebabkan oleh nilai FHitung pada umur pertumbuhan 4x24 Jam tidak lebih besar dari nilai FTabel dengan taraf signifikansi 1 % dan lebih besar dari nilai FTabel dengan taraf signifikansi 5 %. Pengaruh yang tidak nyata pada taraf signifikansi 1 % dan 5 % ditunjukkan pada umur pertumbuhan Salmonella sp. 5x24 Jam. Gambar 4.11 Pengaruh Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam 3 S4 2 1 S5 S4 S3 S7 S6 S2 0 S1 1 x 24 Jam S5 S7 S6 S3 S2 S1 2 x 24 Jam S4 S5 S2 S7 S3 S1 S6 3 x 24 Jam S2 S4 S5 S3 S6 S1 S7 4 x 24 Jam S4 S5 S2 S1 S7 S3 S6 5 x 24 Jam Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. disebabkan oleh senyawa antibakteri yang terkandung di dalamnya. Adanya senyawa antibakteri yang bersifat bakteriostatik yang terdapat dalam ekstrak Daun Sombung, terbukti dengan penurunan lebar zona hambat yang dihasilkan, jika dilihat dari ratarata lebar zona hambat yang dihasilkan dari taraf perlakuan konsentrasi optimum yaitu pada taraf S2 (40%) dengan nilai 116 0,600 mm pada umur kultur 1x24 Jam, kemudian pada umur 2x24 Jam menurun dengan nilai rata - rata 0,367 mm. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa antibakteri yang terdapat dalam Daun Sombung dipengaruhi oleh waktu daya penghambatan, yang menyebabkan daya hambatnya menurun. 2. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) pada Pertumbuhan Escherichia coli. a. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam. Uji antibakteri dilakukan terhadap ekstrak Daun Sombung terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli. Pengukuran zona hambatan dilakukan dengan mengukur zona bening. Zona bening adalah daerah yang tidak ditumbuhi bakteri di sekitar Paper disc yang dibiarkan selama beberapa waktu, kemudian diamati pertumbuhan bakteri tersebut. Kemampuan ekstrak sebagai antibakteri pada konsentrasi S2 (40%) ditunjukkan dengan diameter zona hambat sebesar 0,567 mm. kontrol yang digunakan adalah aquades. Rata-rata lebar zona hambat taraf perlakuan kontrol adalah 0 mm. Penggunaan penggunaan taraf perlakuan kontrol bertujuan untuk memastikan bahwa lebar zona hambat ekstrak yang dihasilkan bukan pengaruh dari pelarut, tetapi murni dari senyawa aktif dalam ekstrak tersebut.16 16 Ibid, h. 82. 117 Hasil penelitian pada umur 1x24 Jam diketahui bahwa zona hambat pada konsentrasi S2 (40%) menunjukkan respon hambat yang optimal, karena disekitar paper disc adanya zona bening yang menunjukkan bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri. Pada media bakteri Escherichia coli rata-rata lebar zona hambat terus mengalami kenaikan pada konsentrasi ekstrak S1 (30%) yaitu sebesar 0,167 mm, sedangkan pada konsentrasi S9 (90 %) menunjukkan penurunan ratarata lebar zona hambat. Pada umumnya, diameter zona hambat cenderung meningkat sebanding dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Tetapi ada penurunan luas zona hambat pada beberapa konsentrasi yang lebih besar. Dimana zona hambat tidak selalu naik sebanding dengan naiknya konsentrasi antibakteri, kemungkinan ini terjadi karena perbedaan kecepatan difusi senyawa antibakteri pada media agar serta jenis dan konsentrasi senyawa antibakteri yang berbeda juga memberikan diameter zona hambat yang berbeda pada lama waktu tertentu.17 b. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 2x24 Jam. Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa lebar zona hambat pada S2 (40%) menunjukkan adanya respon hambat yang optimal dengan luas rata-rata zona hambat 0,367 mm, luas rata-rata zona 17 Fajar Kusuma Dewi, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar, Surakarta : Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, 2010, h. 27. 118 hambat tersebut tidak memiliki pengaruh yang sangat nyata dibandingkan dengan taraf konsentrasi perlakuan ekstrak lainnya. Pemakaian antibakteri yang berlebihan menyebabkan mikroba yang semula sensitif terhadap antibiotik menjadi resisten. Oleh karena itu, senyawa antibakteri diperlukan untuk mengatasi bakteri resisten tersebut. Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Resistensi dibagi dalam kelompok resistensi genetik, resistensi nongenetik dan resistensi silang. Mekanisme resistensi terhadap antimikroba antara lain : perubahan tempat kerja (target site) antimikroba pada mikroba; mikroba menurunkan permeabilitasnya hingga antimikroba sulit masuk ke dalam sel; inaktivasi antimikroba oleh mikroba; mikroba membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba; dan meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.18 Hal ini terlihat dari lebar zona hambat pada umur 2x24 Jam, taraf-taraf perlakuan mengalami kenaikan rata-rata lebar zona hambat, namun mengalami penurunan pada taraf S8 (80%). Rata-rata lebar zona hambat optimal memiliki pengaruh yang nyata karena didukung oleh nilai Fhitung (14,642) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03), sehingga hipotesis penelitian yang 18 Qurrotu A’yunin Lathifah, Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri Pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dengan Variasi Pelarut, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Malang, 2008, h.34 119 diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak, dan memiliki variasi data yang beragam dari setiap tarafnya. c. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 3x24 Jam. Tabel hasil analisis variansi, menunjukkan adanya pengaruh yang nyata ini terlihat dari nilai Fhitung (16,865) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03). Taraf optimal yang berpengaruh pada umur 3x24 Jam masih sama yaitu S2 (40%) namun rata-rata lebar zona hambatnya semakin berkurang menjadi 0,267 mm. Berdasarkan hasil pengamatan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak Daun Sombung menunjukkan Daun Sombung mempunyai kemampuan daya hambat terhadap bakteri Escherichia coli, bakteri Escherichia coli memiliki tiga lapisan dinding sel yaitu lipoposakarida, peptidoglikan dan protein. Senyawa antibakteri yang terkandung pada Daun Sombung memiliki kemampuan aktivitas daya hambat yang menyebabkan rusaknya dinding sel dan mempengaruhi integritasnya. Kerusakan pada dinding sel dapat menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dan terjadi kebocoran sel yang diikuti dengan keluarnya materi intraseluler Lebar zona hambat pertumbuhan Escherichia coli pada umur 3x24 Jam semakin mengalami penurunan dari umur 1x24 Jam dan 2x24 Jam. Hal ini semakin menunjukkan bahwa kemampuan daya antimikroba dari zat-zat yang terkandung di dalam Daun Sombung 120 semakin berkurang. Pada taraf S2 (40%) tidak berpengaruh nyata dengan taraf konsentrasi S3 (50%), S5 (70%) dan taraf perlakuan S7 (90%). Memiliki pengaruh yang nyata dibandingkan dengan S0 (0%), S1 (30%), S4 (60%), dan S6 (80%). d. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 4x24 Jam. Pengukuran lebar zona hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam menunjukkan bahwa variasi nilai rata-rata yang kecil dari setiap taraf perlakuan. Rata-rata terkecil dengan nilai 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar zona hambat pertumbuhan dengan nilai 0,633 mm. Hasil pengukuran pada umur 4x24 Jam menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak. Ekstrak Daun Sombung mempunyai pengaruh yang sangat nyata ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (12,312) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03). Pengukuran zona hambat pada umur 4x24 Jam menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam karena nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 7,580 % dengan nilai F hitung (12,312) yang lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03). Pertumbuhan Escherichia coli pada umur 4x24 Jam memiliki pengaruh yang sangat nyata pada taraf signifikansi 1 %, hal ini 121 disebabkan oleh besarnya nilai Fhitung (12.312) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03). Antimikroba mempengaruhi dapat integritasnya. merusak membran sitoplasma dan Kerusakan pada membran dapat menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dan terjadi kebocoran sel, yang diikuti dengan keluarnya materi intraselular. Minyak atsiri dapat bereaksi dengan fosfolipid dari membran sel yang menyebabkan permeabilitas meningkat dan unsur pokok penyusun sel hilang.19 Setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau mencegah sintetisnya akan menyebabkan sel peka terhadap tekanan osmotik. Adanya tekanan osmotik dalam sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis.20 Asam lemak dapat menghambat pertumbuhan sel bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan S. pyogenes, serta bakteri Gram negatif Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Mekanisme penghambatan antibakteri asam lemak ini belum jelas tetapi diduga mengganggu sintesis asam lemak.21 e. Hasil Pengukuran Lebar Zona Hambat (mm) Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 5x24 Jam. 19 Kim, dalam Iriani Setyaningsih, Kultivasi Dan Karakterisasi Komponen Aktif Dan Nutrisi Dari Mikroalga Laut Chaetoceros gracilis. Bogor : Institur Pertanian Bogor, h.54 20 Setyabudi dan Gan dalam Iriani Setyaningsih, Kultivasi Dan Karakterisasi Komponen Aktif Dan Nutrisi Dari Mikroalga Laut Chaetoceros gracilis. Bogor : Institur Pertanian Bogor, h. 54. 21 Zheng dalam Iriani Setyaningsih, Kultivasi Dan Karakterisasi Komponen Aktif Dan Nutrisi Dari Mikroalga Laut Chaetoceros gracilis. Bogor : Institur Pertanian Bogor, h. 54. 122 Hasil pengukuran lebar zona hambat (mm) pertumbuhan Escherichia coli pada umur 5x24 Jam menunjukkan bahwa variasi dari setiap taraf perlakuan sangat kecil. Nilai rata-rata terkecil terdapat pada taraf S0 (0%) dengan nilai 0 mm, sedangkan rata-rata terbesar terdapat pada taraf S6 (60%) dengan nilai 0,367 mm. Ekstrak Daun Sombung pada umur 5x24 Jam memiliki nilai Fhitung (6,668) yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % (4.03), sehingga berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Oleh karena itu hipotesis penelitian yang diajukan (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak. Nilai Koefisien Keragaman (KK) sebesar 6,941 % pada umur 5x24 Jam juga menunjukkan bahwa variasi dari sebaran data yang tidak beragam. Senyawa - senyawa yang terkandung dalam Daun Sombung yang bersifat bakteriostatik yang mekanisme kerjanya menghambat perkembangbiakan pertumbuhan bakteri dalam waktu tertentu ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya lebar zona hambat yang terbentuk akibat semakin berkurangnya kekuatan senyawa antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri. f. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam. 123 Rangkuman dari hasil analisis pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Escherichia coli, dapat dilihat pada Tabel 4.31. Tabel 4.31 Pengaruh Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam. Perlakuan K Umur Pertumbuhan E. Coli 1x24 2x24 3x24 4x24 5x24 Jam Jam Jam Jam Jam F Tabel 5% 1% 29,817 ** 14,642** 16,865 ** 12.312 ** 6.668** 2.66 4.03 Keterangan : ** = Berbeda Nyata ** = Berbeda Sangat Nyata Tn = Tidak Berbeda Nyata Data di atas merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil analisis lebar zona hambat terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Pengaruh ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Escherichia coli pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam ini memiliki perbedaan yang nyata dari setiap hari pengukuran lebar zona hambat. Pengaruh ini di sebabkan oleh senyawa-senyawa yang terkandung di dalam Daun Sombung berupa tanin, minyak atsiri dan saponin yang mekanisme kerjanya bersifat antibakteri dengan cara menghambat pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Senyawa - senyawa tersebut menyebabkan kerusakan pada dinding sel. Protein yang terdapat pada bakteri merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel dan membran plasma. Apabila 124 protein bakteri terdenaturasi, maka enzim akan inaktif, sehingga metabolisme bakteri terganggu yang berakibat pada kerusakan sel. Selain itu juga senyawa saponin mengganggu stabilitas membran sel bakteri, sehingga menyebabkan sel bakterilisis, jadi mekanisme kerja saponin termasuk dalam kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.22 Data Tabel 4.31 tersebut menunjukkan bahwa pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5 x 24 jam memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Escherichia coli ini dilihat dari nilai dari Fhitung dari setiap hari pengamatan yang nilainya lebih besar dari nilai FTabel 1 % sehingga hipotesis penelitian (H1) dapat diterima sedangkan hipotesis penelitian (H0) ditolak. Pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3 x 24, memiliki nilai Koefisien Keragaman (KK) yang memenuhi syarat agar dapat dilanjutkan kepada uji lanjutan berikutnya untuk mengetahui pengaruh dari setiap tarafnya, karena nilai Koefisien Keragaman (KK) memenuhi syarat ini menunjukkan adanya variasi sebaran data yang beragam. Pada umur 4x24 Jam dan 5 x 24 nilai Koefisien Keragaman (KK) tidak 22 Ganiswara dalam Ara Miko Jaya, Isolasi dan Uji Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin dari Akar Putri Malu (Mimosa pudica), Skripsi, Tidak Diterbitkan, Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 37. 125 memenuhi syarat untuk dilanjutkan pada tahap perhitungan berikutnya sehingga variasi dari sebaran datanya tidak beragam. Tabel 4.12 Pengaruh Ekstrak Daun Sombung Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli pada Umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam. 2 S6 S6 S6 1 S4 S7 S2 S5 S3 S1 0 S4 S3 S2 S1 1 x 24 Jam Antibakteri S6 S7 2 x 24 Jam diartikan S5 S4 S7 S2 S5 S1 S3 3 x 24 Jam sebagai S6 S2 S3 S5 S7 S4 S1 4 x 24 Jam bahan yang S2 S4 S3 S1 S7 5 x 24 Jam S5 mengganggu pertumbuhan dan metabolisme bakteri, sehingga bahan tersebut dapat menghambat pertumbuhan atau bahkan membunuh bakteri. 23 Berdasarkan sifat toksisitas selektifnya, terdapat antibakteri yang bersifat menghambat dan membunuh bakteri. Bakteriostatik memiliki kemampuan menghambat perkembangan bakteri. Perkembangbiakan akan berlangsung bila zat antibakteri sudah tidak ada. Bakterisida memiliki sifat mematikan bakteri, bakteri tidak dapat pulih lagi, dimana bakteri yang sudah dimatikan tidak dapat berkembangbiak 23 Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal Dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 29. 126 meski telah tidak terkena zat antimikroba.24 Mekanisme kerja antibakteri ada lima diantaranya, menghambat metabolisme sel mikroba, menghambat sintesis dinding sel mikroba, mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, menghambat sintesis protein sel mikroba dan menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.25 Menurut Setiawan Dalimartha, Tumbuhan Sombung mengandung asam palmitin dan myristin, alkohol sesquiterpen, dimetileter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin, glikosida dan saponin, minyak atsiri, borneol, sineol dan limonene. Ditambahkan oleh Zainudin mengatakan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman obat seperti saponin dan tanin bersifat antiviral, antibakteri serta immunomodulator.26 Kandungan zat aktif yaitu minyak atsiri 0,5% berupa sineol, borneol, landerol, kamper; tanin; saponin; damar; dan santoksilin serta flavonoid berupa flavonoid blumeatin. Daun sembung memiliki kandungan tanin 4,96% dan saponin 7,08%27, zat-zat ini bersifat antibakteri atau menghambat pertumbuhan dan metabolisme bakteri. 24 Ibid, h. 33. Ara Miko Jaya, Isolasi dan Uji Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin dari Akar Putri Malu (Mimosa pudica), Skripsi, Tidak Diterbitkan, Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 36. 26 Heksa Oktiani Putri Sumarsono, Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Broiler, Institut Pertanian Bogor, 2008, h.6. 27 Siti Maelani Bariyah , Studi Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) Dalam Ransum Terhadap Gambaran Metabolisme Lemak Ayam Broiler, Institut Pertanian Bogor, 2008, h. 1. 25 127 Adanya zat-zat tersebut yang bersifat antibakteri yang terdapat dalam ekstrak Daun Sombung, terbukti dengan kemampuan antibakteri dari ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp. yang berumur 1x24 Jam pada konsentrasi S1 (30%) hingga konsentrasi S4 (60%) mengalami peningkatan dan pada konsentrasi S5 (70%) hingga S7 (90%) mengalami penurunan zona hambat. Sedangkan ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli yang berumur 1x24 Jam S1 (30%) sampai konsentrasi S4 (60%) mengalami peningkatan dan pada konsentrasi S5 (70%) mengalami penurunan zona hambat. Mekanisme resistensi terhadap antimikroba antara lain : perubahan tempat kerja (target site) antimikroba pada mikroba; mikroba menurunkan permeabilitasnya hingga antimikroba sulit masuk ke dalam sel, inaktivasi antimikroba oleh mikroba; mikroba membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba; dan meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.28 Penurunan nilai rata-rata zona hambat ini menunjukkan bahwa zat antimikroba yang terdapat dalam Daun Sombung dipengaruhi oleh waktu dan jumlan konsentrasi dari taraf perlakuan yang menyebabkan menurunnya daya hambatnya. Daya penghambatan dari pertumbuhan 28 Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 86. 128 mikroorganisme selain dipengaruhi oleh konsentrasi zat antimikroba juga di pengaruhi oleh waktu dari daya penghambatan. 29 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa ekstrak Daun Sombung mengandung zat antimikroba minyak atsiri 0,5%, tanin 4,96% dan saponin 7,08%30. Zat –zat tersebut bersifat antibakteri yang menyebabkan kerusakan pada dinding sel. Protein pada bakteri merupakan salah satu komponen penyusun dinding sel dan membran plasma. Apabila protein bakteri terdenaturasi, maka enzim akan inaktif, sehingga metabolisme bakteri terganggu yang berakibat pada kerusakan sel. Selain itu juga senyawa saponin mengganggu stabilitas membran sel bakteri, sehingga menyebabkan sel bakterilisis, jadi mekanisme kerja saponin termasuk dalam kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, yang mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain. Senyawa-senyawa inilah yang terbukti menghambat pertumbuhan dari Salmonella sp. dan Escherichia coli ini dibuktikan dengan terbentuknya zona bening yang berada di sisi terluar paper disc, yang mana zona bening ini merupakan daerah yang tidak ditumbuhi oleh Salmonella sp. dan Escherichia coli. 29 30 M. J Pelczar, JR dan E. C. S Chan, Dasar – Dasar Mikrobiologi Jilid 2, Jakarta : Universitas Indonesia, 1988, h. Siti Maelani Bariyah , Studi Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) Dalam Ransum Terhadap Gambaran Metabolisme Lemak Ayam Broiler, Institut Pertanian Bogor, 2008, h. 1. 129 Daya penghambatan dari pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli dipengaruhi oleh konsentrasi dari zat antimikroba yang memiliki sifat antibakteri. Hal ini terlihat dari ekstrak Daun Sombung dengan taraf-taraf konsentrasi dan umur pertumbuhan 1x24 Jam, 2x24 Jam , 3x24 Jam, 4x24 Jam dan 5x24 Jam yang menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan zona hambat yang terbentuk. Beberapa taraf perlakuan tersebut didapat taraf optimal menghambat pertumbuhan Salmonella sp. berada pada konsentrasi S2 (40%) dan konsentrasi S2 (40%) untuk pertumbuhan Escherichia coli, hal ini disebabkan oleh penurunan daya hambat dari senyawasenyawa yang bersifat antibakteri. Pada umur 1x24 Jam sampai 3x24 Jam ekstrak Daun Sombung masih memiliki daya hambat yang nyata namun pada umur selanjutnya sudah mengalami penurunan. Besarnya efektifitas zat antimikroba juga dipengaruhi oleh waktu dari daya penghambatan. Pada pertumbuhan Salmonella sp. umur 1x24 Jam rata-rata zona hambat sebesar 2,367 mm dan pada umur 2x24 Jam 1,033 mm, umur 3x24 Jam sebesar 0,500 mm. Penurunan dari daya hambat terlihat pada umur Salmonella sp. umur 3x24 Jam yang nilai zona hambatnya lebih kecil bila dibandingkan dengan umur 1x24 Jam dan umur 2x24 Jam begitu pula pada umur 4x24 Jam daya hambat yang semakin mengecil. Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh dari konsentrasi ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Salmonella sp. di 130 atas menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi berpengaruh terhadap lebar zona hambat yang dihasilkan, hal ini berlaku pada konsentrasi ekstrak S1 (30%) sampai konsentrasi S4 (60%). Sedangkan pada konsentrasi S5 (70%) sampai konsentrasi S7 (90%) yang mengalami penurunan. Hasil pengamatan ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya menyatakan semakin tinggi konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosella yang digunakan, semakin besar rata-rata diameter zona hambatan yang dihasilkan. Hal ini juga bisa dinyatakan bahwa makin tinggi konsentrasi ekstrak kelopak bunga rosella yang digunakan semakin tinggi pula efek antifungi yang dihasilkan.31. Penurunan diameter zona ini diduga karena bakteri mengalami mekanisme resistensi non genetik yaitu bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivasi metabolik) biasanyan keadaan ini tidak dipengaruhi oleh antibakteri. Apabila bakteri berubah menjadi aktif kembali, maka bakteri kembali bersifat sensitif terhadap antibakteri seperti semula.32 Hal ini ditunjukkan dengan naiknya nilai rata-rata lebar zona hambat pada konsentrasi S4 (60%) dengan lebar zona hambat 2,367 mm, sedangkan pada konsentrasi berikutnya S5 (70%), S6 (80%), dan S7 (90%) mengalami penurunan rata-rata lebar zona hambat. Maka secara umum peningkatan konsentrasi akan memberikan rata-rata lebar 31 32 Asviana Tanjong, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Koloni Candida albicans Yang Terdapat Pada Plat Gigi Tiruan, 2011, h. 70. Wardatul Mukhlisoh, Pengaruh Ekstrak Tunggal Dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 84. 131 zona hambat yang semakin menurun. Begitu pula pada grafik pengaruh dari konsentrasi ekstrak Daun Sombung dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli ditunjukkan dengan rata-rata lebar zona hambat sebesar 1,667 mm pada konsentrasi S6 (80%) dan pada konsentrasi S7 (90%) rata- rata lebar zona hambat sebesar 0,733 mm. Penurunan rata-rata lebar zona hambat ini diduga karena bakteri mengalami mekanisme resistensi nongenetik. Secara umum peningkatan konsentrasi memberikan rata-rata lebar zona hambat yang menurun. Di samping dipengaruhi oleh konsentrasi efektifitas zat antimikroba dalam ekstrak Daun Sombung juga dipengaruhi oleh waktu yang semakin lama sifat antimikroba tersebut menjadi berkurang atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Hal ini ditunjukkan oleh grafik tentang pengaruh konsentrasi ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli pada umur 1x24 Jam, 2x24 Jam, 3x24 Jam, 4x24 Jam, dan 5x24 Jam. Grafik tersebut menunjukkan bahwa efektifitas dari ekstrak Daun Sombung dari hari ke hari semakin berkurang bahkan ada tidak berpengaruh, sehingga kerusakan pada membran plasma lama-kelamaan akan bersifat resistan terhadap zat-zat antimikroba. Ini berakibat pada sel-sel dari Salmonella sp. dan Escherichia coli yang mampu berkembang kembali pada umur kultur 3x24 Jam sampai 5x24 Jam, walaupun 132 pertumbuhannya dapat dihambat oleh zat-zat yang terkandung dalam Daum Sombung pada usia 1x24 Jam dan 2x24 Jam. C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Antibakteri merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan. Penggolongannya antibakteri dikenal dengan antiseptik dan antibiotik. Berbeda dengan antibiotik yang tidak merugikan sel-sel jaringan manusia, daya kerja antiseptik tidak membedakan antara mikroorganisme dengan jaringan tubuh.33 Tumbuhan Sombung merupakan tumbuhan semak yang tumbuh liar, yang berpotensi untuk mengobati beberapa penyakit. Tumbuhan ini masih di ambil dari alam karena belum dibudidayakan, namun banyak dicari masyarakat sebagai bahan untuk obat-obatan tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan berupa ekstrak. Perlakuan ini diberikan untuk mengetahui lebar zona hambat dari ekstrak Daun Sombung terhadap pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli. Penelitian ini diperoleh hasil bahwa Daun Sombung memiliki senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri, hal ini membuktikan bahwasanya semua ciptaan Allah di langit dan di bumi tidak ada yang sia-sia. Sebagaimana yang tercantum dalam QS. Asy Syu'araa' (26) ayat 7: 33 Tina Rostinawati, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typhy dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar, Jatinagor: Universitas Padjadjaran, 2009, h.5. 133 Artinya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuhtumbuhan yang baik ? (QS. Asy Syu'araa' (26) ayat 7)34 Berdasarkan ayat di atas menunjukkan bahwasanya tumbuhan yang baik adalah tumbuhan yang bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk tumbuhan Sombung yang bermanfaat sebagai antibakteri. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu minyak atsiri 0,5 %, tanin 4,96 % dan saponin 7,08 %. Berdasarkan kurikulum Tadris Biologi STAIN Palangka Raya, khususnya pada mata kuliah mikrobiologi dipelajari sub konsep materi bakteri dan peranannya bagi kehidupan manusia yang diperkaya dengan praktikum mata kuliah, yaitu tentang daya antibakteri terhadap zat antiseptik. Konsep materi tersebut mengharapkan mahasiswa untuk dapat melakukan serangkaian kegiatan praktikum tentang daya antibakteri terhadap zat antiseptik. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan dalam kegiatan pembelajaran, dan sarana menunjang materi praktikum yang disusun dan dikembangkan sebagai materi praktikum pada mata kuliah mikrobiologi. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan 34 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang :PT. Karya Toha Putra Semarang, 1998, h. 718. 134 pendekatan pembelajaran kontekstual, karena dengan menggunakan pendekatan ini, mahasiswa mampu memperoleh pendidikan kecakapan hidup. Allah menyeru untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan berusaha memahami ilmu kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab Allah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna tanpa cacat yang pastinya bermanfaat besar bagi umat manusia, sebagaimana dijelaskan dalam QS. An - Naml (27) ayat 93: Artinya: Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, Maka kamu akan mengetahuinya. dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan". QS. (An - Naml (27) ayat 93).35 35 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang :PT. Karya Toha Putra Semarang, 1998, h. 762.