INTRUKSI Bupati-Lubang resapan biopori

advertisement
BUPATI BADUNG
INSTRUKSI BUPATI BADUNG
NOMOR
3
TAHUN 2010
TENTANG
PELAKSANAAN PEMBUATAN
LUBANG RESAPAN BIOPORI
BUPATI BADUNG,
Menimbang
: a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Bupati Badung Nomor 24
Tahun 2010 Tanggal 5 April 2010 tentang Lubang Resapan Biopori, dan
agar berhasil guna dipandang perlu ditetapkan pelaksanaan pembuatan
Lubang Resapan Biopori;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
perlu menetapkan Instruksi Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Mengingat
: 1. Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah –
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655 ) ;
2. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintauhan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4161);
2
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858)
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
9.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009
tentang Pemanfaatan Air Hujan;
10. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2005
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;
tentang
11. Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu
Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Badung;
13. Peraturan Bupati Badung Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Resapan Biopori;
Lubang
MENGINSTRUKSIKAN :
Kepada
: 1. Kepala Bsatuan Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Badung.
2. Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Badung dan Direktur
Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung.
3. Perbekel se - Kabupaten Badung.
Untuk
:
KESATU
:
Mensosialisasikan Peraturan Bupati Badung Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Lubang Resapan Biopori kepada seluruh komponen masyarakat (pengusaha,
lembaga sosial masyarakat, kelompok masyarakat, rumah tangga, dan
sebagainya).
KEDUA
:
Kepala Satuan Perangkat Daerah Yang Terkait Dengan Proses Perizinan /
Persetujuan / Rekomendasi membangun, dalam persyaratannya mewajibkan
pemohon untuk membuat Lubang Resapan Biopori.
KETIGA
:
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung dan Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung berkoordinasi dalam pelaksanaan
pengawasan dan penegakan terhadap pelaksanaan Peraturan Bupati Badung
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Lubang Resapan Biopori.
3
KEEMPAT
:
Intruksi ini agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan melaporkan
hasil pelaksanaannya kepada Bupati Badung.
KELIMA
:
Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 15 September 2010
BUPATI BADUNG,
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Tembusan disampaikan kepada :
1. Gubernur Bali.
2 Ketua DPRD Kabupaten Badung.
3. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali.
4. Kepala Satuan kerja Perangkat Daerah terkait
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.
5. yang bersangkutan.
6. Arsip.
LAMPIRAN INSTRUKSI
NOMOR
TANGGAL
TENTANG
BUPATI BADUNG
: 3 TAHUN 2010
: 15 SEPTEMBER 2010
: PETUNJUK PELAKSANAAN
RESAPAN BIOPORI
PEMBUATAN
LUBANG
TATA CARA PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
1. Persyaratan Lokasi
a. Daerah sekitar pemukiman, taman, halaman parkir dan sekitar pohon; dan/atau
b. Pada daerah yang dilewati aliran air hujan
2. Konstruksi
a. Membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman 100 cm
atau tidak melampui kedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapan biopori
antara 50 – 100 cm
b. Memperkuat mulut atau panggkal lubang dengan menggunakan :
1). Paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10 cm; atau
2). Adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm disekeliling mulut lubang
c. Mengisi lubang resapan biopori dengan sampah organik yang berasal dari dedaunan,
pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
d. Menutup lubang resapan biopori dengan kawat saringan
3. Jenis / Model Alat yang digunakan dalam pembuatan Lubang Resapan Biopori
4. Bentuk / Penampang Lubang Resapan Biopori
5. Pemeliharaan
a. Mengisi sampah organik kedalam lubangresapan biopori
b. Memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume
sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
c. Mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi
kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan
6. Kebutuhan jumlah lubang Resapan Biopori yang diperlukan berdasarkan luas tutupan
bangunan.
a. Tutupan bangunan dengan luas 20 m² diperlukan lubang resapan biopori sebanyak 3
(tiga) unit.
b. Setiap tambahan luas tutupan bagunan 7 m² diperlukan tambahan 1 (satu) unit lubang
resapan biopori.
7. Peralatan
Kebutuhan akan alat pembuatan lubang resapan biopori agar berhubungan dengan Camat
dan Kepala Desa / Lurah setempat.
BUPATI BADUNG,
ANAK AGUNG GDE AGUNG
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BADUNG
NOMOR
: 336 / 03 / HK / 2009
TANGGAL : 4 PEBRUARI 2009
TENTANG : PEMBENTUKAN
TIM
PENGAWASAN
DAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN
BADUNG
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM
PENGAWASAN
LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN BADUNG
DAN
PENGENDALIAN
1. Penasehat
: 1. Bupati Badung.
2. Wakil Bupati Badung.
2. Penanggungjawab
: Sekretaris Daerah Kabupaten Badung.
3. Wakil Penanggungjawab : Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung.
4. Ketua
: Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.
5. Wakil Ketua
: Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian pada Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.
2. Sekretaris
: Ka. Sub Bid. Pengawasan dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan
pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Badung.
7. Anggota
: 1. Sekretaris dan Para Kabid pada Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Badung.
2. Unsur Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.
3. Unsur Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Badung.
4. Unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
5. Unsur Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung.
6. Unsur Instansi terkait.
Para Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang pada Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.
8. Staf Administrasi
: Staf pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Badung.
BUPATI BADUNG,
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Download