1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja,
karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor komputer. Tampilan
layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah,
kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu,
pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti
jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata.
Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata. (1,3) Pemakaian layar
monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan
hasil penelitian, 77% para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada
mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai
pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).
Sekitar 80% dari informasi yang kita terima berasal dari mata. Apabila mata
mengalami gangguan, maka hidup manusia juga ikut mengalami gangguan. Oleh
karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mata selagi masih anak-anak. Pada usia
anak-anak hingga usia remaja, proses pemanjangan bola mata adalah normal dan
merupakan salah satu proses alamiah. Pemanjangan sumbu nantinya akan
menyebabkan media refraktif sulit untuk fokus pada berkas cahaya sehingga obyek
pandang akan terfokus di depan retina. Sehingga semakin bertambahnya usia, maka
kadar mata minus juga semakin bertambah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga
1
Universitas Sumatera Utara
2
kesehatan mata pada anak sejak dini untuk meminimalisir semakin parahnya kelainan
mata minus pada anak (Rozalina, 2012).
Pengaruh radiasi dari layar monitor bisa melelahkan mata. Apalagi didukung
oleh efek cahaya yang ditampilkan dalam sebuah game. Dalam satu kali penglihatan,
efek cahaya yang bisa terjadi bisa mencapai ratusan. Ini biasanya bisa menyebabkan
perut mual jika kita terus memaksa mata melihat ke layar televisi atau monitor. Dan
dengan kurangnya pencahayaan dalam ruangan, ini akan menjadi semakin buruk.
Walaupun kenampakan efek khusus dalam game lebih jelas, namun ini akan
menjadikan mata lebih cepat lelah. Anda harus menjaga jarak dari layar monitor, dan
istirahatkan mata sebelum dan setelah bermain game dalam waktu yang cukup lama
(Adit, 2011).
Kelainan refraksi biasa disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan membaca
terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi
cahaya yang berlebihan yang diterima mata, diantaranya adalah radiasi cahaya
komputer dan televisi. Pada gangguan yang disebabkan komputer, hal ini akan
menyebabkan terjadinya Computer Vision Syndrome (CVS). Situasi tersebut
menyebabkan otot yang membuat akomodasi pada mata akan bekerja semua
(Gondhowiharjo, 2009).
Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi merupakan penyebab utama low vision
di dunia dan dapat menyebabkan kebutaan. Data dari VISION 2020, suatu program
kerjasama antara International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) dan
WHO, menyatakan bahwa pada tahun 2006 diperkirakan 153 juta penduduk dunia
mengalami gangguan visus akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Dari 153
Universitas Sumatera Utara
3
juta orang tersebut, sedikitnya 13 juta diantaranya adalah anak-anak usia 5-15 tahun
dimana prevalensi tertinggi terjadi di Asia Tenggara (Azmi, 2013).
Saat ini masih tampak kurangnya perhatian di beberapa daerah di Indonesia
mengenai masalah kelainan refraksi khususnya pada anak. Hal ini terbukti dengan
adanya program pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar yang lebih difokuskan
pada kesehatan gigi dan mulut, padahal lingkungan sekolah menjadi salah satu
pemicu terjadinya penurunan ketajaman penglihatan pada anak, seperti membaca
tulisan di papan tulis dengan jarak yang terlalu jauh tanpa didukung oleh
pencahayaan kelas yang memadai, anak membaca buku dengan jarak yang terlalu
dekat, dan sarana prasarana sekolah yang tidak ergonomis saat proses belajar
mengajar (Azmi, 2013).
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi
penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak
saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini,
sistematis dan berkesinambungan (Widodo, 2003). Pada masa sekolah anak
memasuki masa belajar didalam dan diluar sekolah. Banyak aspek perilaku dibentuk
melalui penguatan (reinforcement) verbal, keteladanan dan identitas. Anak-anak pada
masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan salah satunya adalah belajar
keterampilan untuk bermain. Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan
penambahan pengetahuan melalui belajar (Gunarsa, 1991).
Dalam penelitian Azmi (2013), disebutkan beberapa pengaruh buruk game
pada anak, yaitu terhadap kesehatan, kepribadian, pendidikan/prestasi, serta terhadap
keluarga dan masyarakat. Seorang anak yang memiliki kebiasaan bermain game,
Universitas Sumatera Utara
4
beresiko mengalami stres, kerusakan mata, pola tidur yang terganggu dan maag. Pada
perkembangan kepribadiannya, anak bisa menjadi agresif hingga melakukan tindakan
kekerasan dalam hubungannya dengan keluarga atau masyarakat. Sedangkan dalam
pendidikannya, anak yang suka bermain game online memiliki masalah konsentrasi
saat menerima pelajaran.
Pada era globalisasi ini, berjuta-juta permainan telah dibuat dengan teknologi
yang semakin canggih. Semua orang dapat mengakses berbagai macam permainan
melalui jaringan internet yang sering disebut game online. Game online tentunya
dimainkan melalui media komputer. Dewasa ini, anak telah dikenalkan dengan
teknologi sejak dini, sehingga mereka cukup mendominasi sebagai konsumen game
online. Karena permainan merupakan dilakukan untuk memperoleh kesenangan maka
hal ini dapat menjadi suatu kebiasaan. Hal tersebut dapat berarti bahwa kebiasaan
bermain game online mengharuskan anak berlama-lama berkontak mata di depan
layar komputer yang tentu akan berdampak pada kesehatan matanya (Dewi, M,
2011).
Berdasarkan penelitian para dokter mata di Amerika, penggunaan komputer
berlebihan dapat mempercepat angka kejadian myopia (mata minus) pada anak-anak.
Komputer dapat menimbulkan dampak buruk pada mata anak, yaitu dapat
mempercepat timbulnya myopia (mata minus) juga memperparah derajat mata minus
yang diderita si anak. Bahkan anak-anak yang terus bermain video game selama
berjam-jam akan berisiko menyebabkan masalah mata seperti sakit kepala,
penglihatan kabur, susah melihat objek yang jauh, dan sering menyipitkan mata
ketika melihat obyek jauh dan ketidakn yamanan di mata. Biasanya dialami anak-
Universitas Sumatera Utara
5
anak usia 4 sampai 15 tahun yang sangat rentan menderita myopia atau rabun jauh
(Rozalina, 2011).
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik,
emosi, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Anak usia sekolah adalah usia
berkelompok atau sering disebut sebagai usia penyesuaian diri. Pada masa
perkembangan anak usia sekolah, permainan yang paling diminati adalah permainan
yang bersifat persaingan. Anak-anak masa sekolah mengembangkan kemampuan
melakukan permainan dengan peraturan (Azmi, 2013).
Survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) tahun
2004 membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika Serikat sangat serius dengan
permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer dalam waktu yang lama. AOA
dan Federal Occupational Safety and Health Administration menyakini bahwa
Computer Vision Syndrome, dimasa datang akan menjadi permasalahan yang
mengkhwatirkan (Affandi. E, 2005).
AOA mendefinisikan Computer Vision Syndrome (CVS) sebagai sekelompok
gangguan okuler yang dikeluhkan oleh seseorang yang menggunakan komputer
dalam waktu yang cukup lama. Berat-ringannya keluhan yang dilaporkan sebanding
dengan banyaknya waktu yang digunakan di depan komputer. Seseorang yang
menggunakan komputer lebih dari dua jam pada anak. Ada berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keluhan kelelahan mata pada anak yang gemar bermain
game online. Batasi waktu bermain game bagi anak. Waktu maksimum yang ideal
adalah 1-2 jam perhari. Sediakan kegiatan alternatif yang menarik dan penuh
pengalaman bagi anak. Orang tua sebaiknya menyediakan waktu lebih banyak untuk
Universitas Sumatera Utara
6
terlibat dalam kegiatan atau aktivitas anak. Jika kecenderung adiksi tetap bertahan,
segera konsultasi dengan professional (Evi, 2012).
Kelelahan mata akibat terlalu lama di depan komputer dan gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan monitor komputer menyebabkan radiasi dan bisa
mengganggu kesehatan mata. Dengan posisi duduk di depan komputer untuk jangka
waktu beberapa jam, dapat memperberat kerja otot mata untuk mengatur fokus dan
menimbulkan
eye
strain
(ketegangan
mata),
pancaran
radiasi
gelombang
elektromagnetik yang ditimbulkan oleh monitor komputer dapat menyebabkan
kerusakan pada retina. Pancaran radioaktif ini akan terus aktif hingga meluruh habis
selama 20 tahun. Kerusakan pada mata tidak bersifat langsung, tetapi bersifat gradual
(Rozalina, 2011).
Radiasi komputer dapat menyebabkan kelelahan mata dan gangguan mata
lainnya, dan masalah visual lainya yang timbul adalah soal gangguan sakit kepala dan
sakit leher atau bahu. Selain itu, disebutkan pula bahwa pengguna komputer ternyata
lebih jarang mengedipkan mata. Padahal kedipan mata sangat penting untuk
mengurangi risiko mata kering. Semakin lama mata terbuka, semakin tinggi
kemungkinan kornea mata mengalami dehidrasi, merasa panas dan sakit, atau seperti
ada pasir di kelopak mata hingga terasa berat. Cahaya maupun pajanan medan
elektromagnet dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat
menurunkan produksi hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai
keluhan, termasuk sakit kepala, pusing, dan keletihan, serta insomnia (susah tidur)
(Fazar, 2010).
Universitas Sumatera Utara
7
Pengguna komputer yang mengoperasikan komputer dengan pencahayaan
yang kurang, berisiko sebesar 10,7 kali mengalami kelelahan mata dibanding
penguna komputer dengan pencahayaan yang lebih. Pada pengguna komputer yang
memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan
sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf
mata sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak
menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi dapat menambah beban kerja
mata dan mengganggu konsentrasi (Pheasant, 1991).
Menurut Azmi (2013), penggunaan komputer menunjukkan meningkatnya
kejadian astenopia atau disebut juga dengan Computer Vision Syndrome atau mata
lelah merupakan gangguang fungsi penglihatan dengan penyebab dan gejala-gejala
yang sangat majemuk yang melibatkan faktor fisik, fisiologis, psikologis, bahkan
faktor sosial. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan angka kejadian
berkisar 40-92%. Karena itu, penting diperhatikan posisi duduk, posisi mata terhadap
monitor komputer, penempatan bahan acuan, serta lamanya bekerja di depan
komputer.
Oleh sebab itu orang tua wajib berperan aktif dalam menanggulangi CVS
yang terjadi pada anak. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
keluhan kelelahan mata pada anak yang gemar bermain game online. Batasi waktu
bermain game bagi anak. Waktu maksimum yang ideal adalah 1-2 jam perhari.
Sediakan kegiatan alternatif yang menarik dan penuh pengalaman bagi anak. Orang
tua sebaiknya menyediakan waktu lebih banyak untuk terlibat dalam kegiatan atau
Universitas Sumatera Utara
8
aktivitas anak. Jika kecenderung adiksi tetap bertahan, segera konsultasi dengan
professional (Evi, 2012).
Dari hasil wawancara dengan remaja yang bermain game online di Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan disalah satu warung internet yang
berlokasi di Desa Silangkitang Tahun 2014, bahwa anak sekolah dasar dengan usia
berkisar antara 15-18 tahun setiap hari selalu bermain game online. Bahkan anak
sekolah tersebut masih menggunakan pakaian seragam sekolah. Mereka yang
bermain di warung internet tersebut menghabiskan waktu selama 5 jam lebih di depan
komputer tanpa mengistirahatkan mata sejenak. Dengan fasilitas yang memadai
membuat mereka tanpa hentinya bermain game online sehingga mengakibatkan mata
mereka yang lelah akibat berhadapan langsung di depan komputer.
Berdasarkan berita dari Koran Sindo yang penulis baca bahwa banyaknya
remaja yang bermain game online di warung internet yang beroperasi di Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014 para khususnya tingkat
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama banyak menghabiskan waktu di warung
internet. Tidak memandang umur dan jenis kelamin game online membutakan
penggemarnya menjadi kecanduan game online. Hal ini di karenakan semakin
majunya teknologi internet terhadap permainan game online. Kemajuan teknologi
game online membuat penggemarnya senantiasa mengikuti perkembangan game
online yang semakin pesat.
Oleh karena itu, semakin maraknya warung internet di Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan memungkinkan pengunjung warung
internet khususnya anak yang masih sekolah lebih rentan untuk mengunjungi warung
Universitas Sumatera Utara
9
internet untuk bermain game online. Sehingga memungkinkan anak untuk berlamalama di depan monitor tanpa menghiraukan dampak yang akan terjadi pada
kesehatannya terutama kesehatan mata. Maka hal ini membuat peneliti tertarik
mengambil judul “Gambaran perilaku remaja tentang permainan game online dengan
keluhan kelelahan mata di Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan
Tahun 2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Gambaran perilaku remaja tentang permainan game online dengan keluhan
kelelahan mata di Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun
2014”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui “Gambaran perilaku remaja tentang permainan game online
dengan keluhan kelelahan mata di Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu
Selatan Utara Tahun 2014”.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengetahui gambaran karakteristik remaja tentang permainan game online di
Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014”.
2.
Mengetahui
gambaran keluhan kelelahan mata
remaja
di
Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014”.
3.
Mengetahui gambaran gejala keluhan kelelahan mata yang sering dirasakan oleh
responden.
Universitas Sumatera Utara
10
4.
Mengetahui karakteristik remaja terhadap keluhan kelelahan mata di Kecamatan
Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan seluruh pihak yang
berhubungan dengan warung internet untuk lebih meningkatkan peninjauan
terhadap kesehatan anak usia sekolah khususnya kesehatan mata.
2.
Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap
anak dari dampak permainan game online terhadap keluhan kelelahan mata di
Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014.
3.
Bagi peneliti sebagai pengaplikasian ilmu yang telah didapat selama bangku
kuliah.
Universitas Sumatera Utara
Download