Membangun Salatiga - DPRD Kota Salatiga

advertisement
Impian Bersama
Membangun Salatiga
Jalan Jendral Sudirman Satu Arah
Foto Kegiatan DPRD
Rapat Paripurna DPRD
Dalam Rangka Penyampaian Laporan
Keterangan Pertanggung Jawaban Walikota Salatiga Tahun 2009
di Ruang Sidang DPRD Kota Salatiga.
(Foto/Doc.Majalah Jiwa Raga).
Daftar isi
Majalah Jiwaraga
Jendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga
Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA SALATIGA. PENASEHAT
Pimpinan DPRD : M. Teddy Sulistio, SE; Iwan Setyo Purbowo, SE., M.Si; M. Fathurrahman, SE., M.M;
PEMBINA Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris DPRD : Drs. Harmanto; REDAKTUR PELAKSANA Kabag. Humas Rumah Tangga dan
Perlengkapan: Agung Susetyo, SH; REDAKTUR Sri Sumarni, SE; Wahyudi Sumanto, S.Pd;
KOORDINATOR LIPUTAN Spn. Joko Sutrisno AW., SH. PELIPUT/PENYUNTING Sumarno, S.Ag;
Sasongko; Lukman Fahmi, S.HI; SETTING & LAY OUT Budi Susilo, S.Sos; DISTRIBUSI Mujiharjo; Lilik
Eko Purwanto. ALAMAT REDAKSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA
SALATIGA Jl. Letjen. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326674.
4
LAPORAN UTAMA
Jensud Satu Arah,
Masyarakat Peroleh
Manfaat; Impian Bersama
Membangun Salatiga Yang
Hatiberiman; Upaya
Mengatasi Persoalan
Keindahan Kota; Jalan
Jensud Menuai Banyak
Keluhan;Perubahan Jalur
Searah Pusat Kota Salatiga;
Refisi Alat Kelengkapan dan
Fraksi DPRD Kota Salatiga.
12
MIMBAR
Sindrom Autisma; Reposisi
Pasar Tradisional; Peluang
Dibentuk Tim Pembangunan.
15
WACANA
Jalan Jenderal Sudirman
Satu Arah
17
WARTA
Kegiatan Anggota DPRD
Kota Salatiga Dalam
Menjaring Aspirasi
Masyarakat
Redaksi menerima sumbangan naskah, tulisan, karikatur. Redaksi berhak mengubah atau mengedit
tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan/naskah 3-4 halaman folio spasi rangkap dialamatkan ke
Redaksi. Bagi yang dimuat, akan mendapat imbalan.
29 SOSOK
Drs. FS Ariyadi
Suka Perpetualang
Seminar tentang RPJPD Kota Salatiga Tahun 2005-2025 dan Partisipasi
Publik Dalam Pembangunan
M
asing-masing
d i n a s
mengampu
tugas yang saling bertautan sehingga pelaksanaan
pembangunan jalan tersebut harus mengacu pada
kesatuan pembangunan yang saling mendukung.
Oleh karenanya pemerintah masih menunggu DED
(Detail Enginering Design) atau mudahnya DE pada
tahun ini.
Cholil As'ad Kepala Dishubkonbudpar Kota
Salatiga membenarkan bahwa kalau pemberlakuan
Jalan Jenderal Sudirman satu arah ini memang baru
tahap pertama (awal). “Program ini sangat bagus
sekali bagi kemajuan suatu kota seperti Salatiga.
Jangan sampai kota kita ini terkesan kumuh serta
semrawut karena jalan utama ditengah kota tidak
ditata” tandas Cholil.
Laporan Utama
30
TEBAK WAJAH
“Saya yakin nantinya masyarakat akan senang bila
pembangunan telah selesai. Suatu kebanggaan karena
masyarakat memiliki jalan yang tertata sedemikian baik.
Sekarang ini memang baru tahap awal jadi belum tampak
hasilnya” tambah Cholil.
Masih menurut Cholil kalau Dishubkonbudpar adalah
pionir dari program pemberlakuan jensud satu arah ini.
Jadi yang dilakukan dinas ini adalah sudah sesuai prosedur
yaitu pada program manajemen trafik. “Yang kami lakukan
adalah menginformasikan dan membiasakan masyarakat
agar tahu bahwa jalan Jenderal Sudirman adalah satu arah.
Di lapangan kami membantu masyarakat dengan
memasang rambu-rambu penunjuk arah, memasang
pembatas sampai melaksanakan piket di jalalan tersebut
agar masyarakat tahu” terang mantan Kepala Bapeda ini.
Disinggung kelanjutan pembangunan Cholil menerangkan
akan terus dikerjakan.
Jiwaraga
Edisi I 2010
3
Laporan Utama
Jensud Satu Arah
Masyarakat Peroleh Manfaat
P
Untuk jalur masuk dan keluar jalan
Jenderal Sudirman masih sama
dengan yang dipublikasikan pada masyarakat
saat ini, sedangkan untuk fisik menunggu DE.
Dengan adanya DE akan diketahui secara detail
peruntukan jalan Jenderal Sudirman ini.
Pembangunan jalan tersebut ada di dalamnya,
pengerjaan saluran, hotmix, pembuatan
pulau jalan, pembuatan level jalan bagi parkir,
penerangan jalan, sampai pada rambu
penunjuk arah. Dengan DE pula akan diketahui
berapa jumlah dana yang dibutuhkan.
4
Jiwaraga
Edisi I 2010
elaksanaan pemberlakuan jalan Jenderal
Sudirman satu arah sudah berjalan
beberapa bulan. Sampai saat ini, lokasi
yang diterapkan masih terbatas mulai dari jalan
Langensuko sampai pertigaan jalan Letjend Sukowati.
Permukaan aspal bekas bongkaran pulau jalan
juga belum rata. Ada keluhan dari berbagai pengguna
jalan, baik dari pengendara sepeda motor, mobil sampai
tukang becak. Mereka merasa terganggu dengan
bergelombangnya aspal, pengendara motor sering oleng
jika melewati jalur tengah, sopir mobil juga sama.
Sedangkan tukang becak merasa berat dalam
mengayuh becaknya ketika melewatinya.
Belum lagi tukang parkir merasa dirugikan dengan
berkurangnya lahan parkir. Sekarang memang parkir
dibuat dua sisi, sistem parkir dengan paralel, sehingga
memang lebih sedikit kapasitas lahannya. Ada lagi
Pedagang Kaki Lima (PKL) mengeluh kurangnya
pendapatan hariannya.
Namun di luar keluhan itu semua tidak sedikit
yang memuji langkah pemeritah dalam menata jalan
utama kota ini. Mereka yang rata-rata menilai program
ini sangat baik bagi penataan jalan, dimana harus ada
jalur lambat, pulau jalan yang berfungsi sebagai taman,
parkir sampai jalur cepat.
Sebenarnya pembangunan jalan Jenderal
Sudirman satu arah sekarang baru pada tahap awal.
Jadi program lanjutan masih menunggu di belakang,
mulai dari pembangunan sarana jalan, pulau jalan,
rambu jalan sampai pada penerangan jalan. Yang
berkerpentingan dengan jalan Jenderal Sudirman ini
tidak hanya Dinas Perhubungan Komunikasi Budaya
Dan Pariwisata (Dishubkonbudpar) saja melainkan ada
Dinas Tata Kota (DTK), Dinas Pekerjaan Umum(DPU)
dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Pasar
dan UKM.
Masing-masing dinas mengampu tugas yang saling
bertautan sehingga pelaksanaan pembangunan jalan
tersebut harus mengacu pada kesatuan pembangunan
yang saling mendukung. Oleh karenanya pemerintah
masih menunggu DED (Detail Enginering Design) atau
mudahnya DE pada tahun ini.
Cholil As'ad, Kepala Dishubkonbudpar Kota
Salatiga membenarkan kalau pemberlakuan Jalan
Jenderal Sudirman satu arah ini memang baru tahap
pertama (awal). “Program ini sangat bagus sekali bagi
kemajuan suatu kota seperti Salatiga. Jangan sampai
kota kita ini terkesan kumuh serta semrawut karena
jalan utama ditengah kota tidak ditata,” tandas Cholil.
“Saya yakin nantinya masyarakat akan senang bila
pembangunan telah selesai. Suatu kebanggaan karena
masyarakat memiliki jalan yang tertata sedemikian
baik. Sekarang ini memang baru tahap awal jadi belum
tampak hasilnya,” tambah Cholil.
Menurut Cholil kalau Dishubkonbudpar adalah
pionir dari program pemberlakuan jensud satu arah ini.
Jadi yang dilakukan dinas ini adalah sudah sesuai
prosedur yaitu pada program manajemen trafick. “Yang
kami lakukan adalah menginformasikan dan
membiasakan masyarakat agar tahu bahwa jalan
Jenderal Sudirman adalah satu arah. Di lapangan kami
membantu masyarakat dengan memasang ramburambu penunjuk arah, memasang pembatas sampai
melaksanakan piket di jalalan tersebut agar masyarakat
tahu,” terang mantan Kepala Bapeda ini.
Disinggung kelanjutan pembangunan Cholil
menerangkan akan terus dikerjakan. Tahun ini
bentangan satu arah akan diperpanjang. “Kita optimis
tahun ini pembongkaran akan dilakukan seluruhnya
yaitu di sebelah selatan bundaran Tamansari atau
depan Hotel Grand Wahid dan sebelah selatan sampai
pertigaan jalan Ahmad Yani,” lontar Cholil dengan
optimis. Kerja Dishubkonbudpar sama seperti program
awal dilaksanakan yaitu melaksanakan pembongkaran,
memasang pembatas jalan serta memasang rambu
jalan. Menurut Cholil cepat atau tidaknya pelaksanaan
menunggu good will semua elemen. Jika dana ada
bukan tidak mungkin tahun ini juga selesai program ini.
“Kalau ada duit kenapa setengah-setengah, lanjut saja
selesaikan Jalan Jenderal Sudirman satu arah agar
masyarakat bisa segera memperoleh manfaatnya.
Namun jika belum ada dana program tahun ini masih
sama yaitu manajemen trafik selesai,” tambah Cholil.
Untuk jalur masuk dan keluar jalan Jenderal
Sudirman masih sama dengan yang dipublikasikan
pada masyarakat saat ini, sedangkan untuk fisik
menunggu DE. “Dengan adanya DE kita akan ketahui
secara detail peruntukan jalan Jenderal Sudirman ini.
Pembangunan jalan tersebut ada di dalamnya,
pengerjaan saluran, hotmix, pembuatan pulau jalan,
pembuatan level jalan bagi parkir, penerangan jalan,
sampai pada rambu penunjuk arah. Dengan DE pula
akan kita ketahui berapa jumlah dana yang
dibutuhkan,” komentar Cholil.
“Kita sangat membutuhkan dukungan serta
komitmen semua elemen agar pembangunan ini
berjalan. Para sopir dan pengguna jalan diharapkan
jangan melanggar rambu lalulintas, para PKL dan
tukang Parkir serta pemilik toko juga diharapkan
mendukung,” pinta Cholil.
Ditanya kebutuhan lebar jalan, Cholil memberikan
angka 29-30 meter. “Istilahnya remija (ruang milik
jalan), yang dibutuhkan kisaran angka tersebut.
Dengan lebar tersebut kebutuhan jalur lambat, saluran,
pulau jalan lahan parkir dan jalur cepat bisa terpenuhi.
Untuk lebar jalan saat ini adalah 19 meter,” menurut
Cholil.
“Mari kita dukung bersama program ini agar kita
bangga memiliki kota dengan jalan yang tertata. Dengan
begitu orang pun akan senang berkunjung ke Salatiga,”
ajak Cholil.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
5
Laporan Utama
M. Teddy Sulistio, SE
Impian Bersama
Membangun Salatiga Yang Hatiberiman
Proses pembangunan
sering terjadi permasalahan,
banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi,
maka perlu sekiranya
Pemerintah Kota Salatiga memberikan prioratas
dan perencanaan yang matang
untuk mengantisipasi permasalahan
P
emberlakuan jalan Jenderal Sudirman
searah adalah program yang sudah
direncanakan dengan matang oleh
pemerintah sejak lama. Jika jalan Jenderal Sudirman
indah tertata maka Salatiga juga akan indah, sebaliknya
jika jalan ini semrawut maka jeleklah wajah Salatiga.
Kebijakan ini adalah kebijakan pemerintah yaitu
pemkot dengan DPRD buka salah satu, sehingga semua
harus saling mendukung upaya positif ini. “Pemerintah
itu satu kesatuan yang terdiri dari eksekutif dan
legislatif, kebijakan yang diterapkan itu adalah
kebijakan bersama dan harus dijalankan bersamasama” terang M Tedy Sulistio, SE., ketua DPRD Kota
Salatiga ketika disoal kebijakan jalan jenderan
Sudirman satu arah.
Program itu adalah mimpi bersama dalam upaya
membangun Salatiga sesuai dengan sesanti
Hatiberiman, salah satu unsurnya adalah indah. Jalan
Jenderal Sudirman adalah wajah Salatiga,oleh karena
itu wajah tersebut harus dibuat indah dan semenarik
mungkin.
“Merubah pola hidup dan budaya masyarakat itu
memang susah tapi kalau tidak sekarang kapan lagi.
Dibutuhkan langkah yang berani untuk mengubah kota
yang hanya sepotong ini,” tekad Tedy.
Diterangkan Tedy, kekurangan disana-sini
adalah wajar, namun itu bisa dimaklumi sepanjang
untuk kemajuan kota. Pemberlakuan one way traffic
Jalan Jenderal Sudirman masih dalam uji coba jika ada
yang belum sempurna nantinya juga akan
disempurnakan.
Sudah jelas program ke depan pemberlakuan
jalan searah ini mulai dari bundaran Tamansari sampai
pertigaan ABC. Namun semua itu akan dilakukan
secara bertahap agar masyarakat dapat menyesuaikan,
sekarang ini memang masih sepotong.
6
Jiwaraga
Edisi I 2010
“Saya berharap semua unsur mendukung proyek
ini, baik dewan, pemkot juga masyarakat. Mari kita
jadikan jalan tersebut menjadi ikon kota Salatiga. Kita
lihat saja sekarang ini jalan tersebut gersang dan
semrawut. Nantinya jika sudah tertata akan ada jalur
lambat, pulau jalan dan pohon jalan, sehingga Salatiga
yang terkenal dengan kesejukaannya ini bukan omong
kosong,” ajak Tedy.
Kita sekarang ini memiliki raksasa yang sedang
tertidur, yaitu Pasar Raya II. Jika parkir di kawasan ini
diperbaiki tentu akan membangunkan pasar tersebut.
“Untuk membangunkan pasar raya II harus
merevitalisasi pengelolaan parkir. Disamping itu juga
pembangunan jalan utamanya yaitu Jenderal
Sudirman. Dengan jalan ini menjadi satu arah tentunya
akan mendukung program untuk menghidupkan pasar
raya dua lantai 2, 3 dan 4 yang mangkrak,” imbuh Tedy.
“Menghidupkan pasar tersebut adalah penting
karena jika kita sadar pasar itu adalah mesin pencetak
uang,” papar politisi yang akan maju pilkada.(JR_lux)
Laporan Utama
M. Fathur Rahman, SE, MM
Upaya Mengatasi
Persoalan Keindahan Kota
P
emerintah Kota Salatiga terus berupaya
mengatasi persoalan keindahan kota.
Salah satu upaya tersebut adalah
mempercantik Jalan Jenderal Sudirman yang berada
dipusat kota. Berbagai permasalahan ada di sana,
mulai dari parkir, PKL, pertokoan sampai pada arus
alalu lintas
Namun akhirnya Pemerintah Kota Salatiga
berhasil menerapkan jalur searah pada Jalan Jenderal
Sudirman. Setelah sekian lama kisaran tahun 2002,
niatan tersebut baru dapat dilaksanakan tahun 2010
ini. Keberhasilan pelaksanaan program tersebut
ditandai dengan launching yang dilaksanakan pada
tanggal 15 Pebruari di depan Pasar Raya II Salatiga.
Para pejabat yaitu Walikota Salatiga John M
Manoppo, SH. beserta, Ketua DPRD M Tedy Sulistio
beserta anggota dewan lainnya serta Muspida secara
langsung hadir dan menyaksikan pemberlakuan jalan
searah tersebut.
Meski telah diresmikan penggunaan Jl. Jenderal
Sudirman sebagai jalur satu arah. Uji coba
penggunaan jalur satu arah tersebut berlangsung
selama satu bulan terhitung sejak tanggal 15 Pebruari
dengan maksud memberikan kesempatan bagi para
pengguna jalan untuk dapat menyesuaikan dengan
perubahan jalur satu arah.
Kemudian Pemkot Salatiga telah
menganggarkan sekitar Rp 1 Miliar guna
pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk
melengkapi penerapan jalur searah Jalan jenderal
Sudirman. Infrastruktur tersebut diantaranya
melakukan pengaspalan jalan atau hotmix jalan.
Pengaspalan tujuannya adalah agar semua sisi sama
tinginya, sebagamaina sekarang jalur tengah bekas
pulau jalan belum rata sehingga dapat mengganggu
kenyamanan pengendara sepeda motor.
Wakil Ketua DPRD M Fathur Rahman SE MM
memberikan komentar bahwa pembangunan
infrastruktur tersebut akan diawasi langsung agar
pemanfaatannya
lebih efektif. “Anggaran itu
termasuk kecil tetapi akan bermanfaat bila efektif
dipakai,” terang politisi PKS ini.
Dengan dilakukannya kembali pengaspalan
jalan secara merata pada lokasi tersebut, maka
kondisi jalan akan lebih baik. Selanjutnya pembuatan
jalur lambat dan parkir yang sekarang masih
menggunakan pembatas sederhana berupa bambu
bercatkan putih hitam dapat segera ditindak lanjuti.
Namun secara langsung Maman begitu dia akrab
disapa menegaskan sangat setuju program
pemberlakuan jalan satu arah Jenderal Sudirman.
”Namun ada beberapa hal yang harus segera dicarikan
solusi, yaitu masalah Pedagang Kali Lima (PKL) dan
Parkir. Pemkot harus mengadakan langkah persuasif
melalui komunikasi yang internsif dan memberikan
program yang solutif,” pinta Maman.
Menurut Maman, selama ini PKL yang direlokasi
terkatung-katung masalah statusnya. ”PKL yang
sudah direlokasi bertanya kenapa setelah mereka mau
dipindahkan kok ada lagi yang menempati lahan
bekas mereka. Dengan begitu pedagang eksis atau
yang memiliki los pun akhirnya mem-PKLkan diri
karena lokasi mereka yang strategis berubah tidak
strategis,” tambah Maman.
”Mereka yang direlokasi juga harus dipikirkan
sarana dan prasarananya. Selain itu juga faktor
pendukung keramaian ini sangat mendukung dari
segi pendapatan mereka,” tukas Mas Maman.
Mengenai parkir pemkot juga diharapkan untuk
memberi kesempatan kepada tukang parkir pada
lahan-lahan kosong. Dicontohkan Maman lahan
kosong Pasar Raya II, pihak pemkot seyogyanya
berkomunikasi dengan PT MMS.
Permasalahan lain adalah jalan-jalan
pendukung yang kurang memadai dan sering
mengkaibatkan kemacetan. Pemerintah Kota Salatiga
harus dapat memberikan solusi yang tepat akan hal
ini.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
7
Laporan Utama
Iwan Setyo P. SE
Jalan Jensud
Menuai Banyak Keluhan
Jalan yang belum rata diharapkan
diratakan dan di hotmix,
hal ini agar tidak membahayakan
para pengendara motor.
Seringkali terlihat pengendara
sepeda motor oleng karena mengambil
jalur tengah.
Parkir yang ada di kanan dan kiri
jalan juga mengangu penglihatan
pengendara yang mau masuk ke jalan
jenderal Sudirman.
Ruas jalan buangan juga kurang
memadai, seperti di perempatan
traffic ligt bengkel Surabaya
yang sering terjadi antrean panjang.
Pedagang sayur pasar pagi
juga sekarang jarang,
mereka lebih baik berjualan
di tempat lain misalnya Magelang.
Hal ini merupakan akibat
pemberlakuakn jalan searah,
mereka yang mau ke pasar pagi
menjadi malas karena
ongkos becak yang naik.
J
alan serah Jenderal Sudirman sudah
diberlakukan, masa uji coba juga telah
usai. Dengan begitu bias dipastikan
program pemrintah ini akan terus berjalan. Namun
dapat kita lihat sarana jalan yang ada belum layak atau
pelum diratakan sehingga masih menggagu pengguna
jalan.
Di sisi lain masih adalah permasalahan yang
ditimbulkan. Tidak sedikit warga yang nota bene
menjadikan tempat tesebut sebagai tumpuan mencari
nafkah keluaga. Seperti para pedagang kaki lima (PKL),
tukang parkir dan pengguna jalan sendiri.
Keluhan para tukang parkir adalah
ketersediaan lahan parkir yang menjadi sempit karena
adanya jalur lambat. Dengan berkurangnya lahan
8
Jiwaraga
Edisi I 2010
otomatis pendapatan harian mereka juga menjadi
berkurang. Demikian halnya para PKL, mereka
mengeluhkan susutnya pendapatan yang diakibatkan
sistem parkir yang diberlakukan. Sedangkan para
pengguna jalan mengeluhkan jeleknya sarana aspal.
Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga, Iwan Setyo
Purbo, SE., MSi., meminta agar pemberlakuan jalan
searah pada jalan Jenderal Sudirman ditinjau ulang.
Hal ini mengingat keluhan masyarakat.
“Banyak kritik yang disampaikan lewat saya
secara langsung maupun tidak langsung. Mereka
adalah para PKL, pemakai jalan serta tukang parkir.
Para pengguna jalan mengeluh karena parkir yang tidak
beraturan dan terkesan semrawut. Mereka berharap
kebijakan ini dapat dikaji ulang kembali,” terang Iwan.
Ditambahkan Iwan, selanjutnya pemerintah
juga diharapkan mensosialisasikan kebijakan yang
akan dilaksanakan kepada masyarakat utamanya para
PKL yang terkena dampak langsung.
“Coba saja kita ikuti bagaimana dampak ke
depannya. Bisa kita lihat parkir yang tidak tertata dan
jalan yang belum rata kanan dan kirinya serta jalur
tengah yang bergelombang akan berakibat buruk.
Begitu keluh masyarakat yang berharap untuk
peninjauan ulang kebijakan jalan searah ini,” tutur
Iwan menirukan warga.
Jika kebijkan ini dilaksanakan tentunya jangan
sepotong-sepotong, semua jalan Jenderal Sudirman
harus sama, dijadikan satu arah. “Pemerintah jangan
hanya memberlakukan jalan searah ini hanya di pusat
pasar saja. Tapi median jalan depan Hotel Wahid atau
sampai bundaran Tamansari juga harus dibongkar. Ini
harus dilakukan agar jalan searah tercapai,” pinta Iwan.
Pemberlakuan jalan searah ini masih
mengganggu laju lalulintas yang ada. Pembangunan
seharusnya mengacu kepada keinginan masyarakat
dan dijalankan dengan prosedur yang ada, mulai
pengkajian, sosialisasi baru penerapannya. Pada
penerapan juga perlu adanya uji coba, tepat ataukah
tidak kemudian baru diterapkan. “Meskipun uji coba
sudah berjalan namun jangan lupakan keinginan
masyarakat dalam penerapannya. Karena banyaknya
keluhan tentu perlu adanya evaluasi. Evaluasi ini bisa
dengan cara pembagian kuisioner kepada masyarakat,
sehingga hasil tersebut menjadi masukan bagi pemkot,”
jelas Iwan.
Jalan yang belum rata diharapkan diratakan
dan di hotmix, agar tidak membahayakan para
pengendara motor. Seringkali terlihat pengendara
sepeda motor oleng karena mengambil jalur tengah.
Parkir yang ada di kanan dan kiri jalan juga mengangu
penglihatan pengendara yang mau masuk ke Jalan
Jenderal Sudirman, sehingga sering akan terjadi
kecelakaan.
“Ruas jalan buangan juga kurang memadai,
sehingga seperti di perempatan traffic light bengkel
Surabaya sering terjadi antrian panjang,” ungkap Iwan.
Pedagang sayur pasar pagi dari Kopeng juga
sekarang jarang, mereka lebih baik berjualan di tempat
lain misalnya Magelang. Ini adalah akibat
pemberlakuakn jalan searah, mereka yang mau ke
pasar pagi karena menjadi malas karena ongkos becak
yang naik.
Ongkos becak yang semula dari 3 ribu menjadi 5
ribu ini kongkritnya, karena mereka kalau ke pasar
harus berputar arah dulu. “Dengan begitu harga
sayuran tentunya juga naik dan ini juga beradapak
kepada masyarakat,” tutur dewan dari Partai Demokrat
ini.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
9
Laporan Utama
Antara Manfaat, Kendala dan Keluhan Rakyat
Perubahan
Jalur Searah Pusat Kota Salatiga
P
enghujung tahun 2009 salatiga berganti
wajah baru. Mulai dari tata kota, tata
kebersihan dan tata jalan. Seakan
pandangan tak mau lepas ketika jantung kota salatiga
mulai berubah. Sebagai warga kota salatiga yang
berdomisili sejak kanak-kanak hingga saat ini penulis
merasakan aura yang lain dari tahun ke tahun. Awal
tahun 2009 kita semua melihat bagaimana alun-alun
pancasila berganti wajah dan mulai mempercantik
dirinya. Mulai dari penataan dan penempatan pedagang
kaki lima serta fasilitas yang mulai dilengkapi. Misalnya
saja pengadaan tempat sampah yang dibagi yaitu
sampah organik dan non organik. Wajah lain kita lihat
tepat di depan gedung pemerintah kota yang kian cantik
dengan sentuhan tanaman hias seta pagar ukir
berwarna coklat. Pemberian paving pun kian
mempercantik tampilan kota Salatiga.
Tak kalah untuk merubah tampilannya jantung
Kota Salatiga yaitu Jalan Jendral Sudirman yang
merupakan pusat kota mini. Jalan ini yang dulunya
ditata dua arah kini di ubah kembali menjadi jalan satu
arah. Pada hal kita semua tahu bahwa Jalan Jendral
Sudirman adalah pusat jalan untuk kendaraan
bermotor dari Jalan Sukowati maupun dari Jalan A Yani
yang menuju kearah pusat kota.
Seakan tak mau lepas dari pantauan semua warga
Kota Salatiga yang bertanya-tanya mengenai manfaat
adanya perubahan jalur menjadi searah. Bahkan
mungkin banyak warga yang bingung ketika lewat jalan
ini. Mereka yang umumnya melakukan perjalanan
menuju ke pusat kota merasa sangat repot jika harus
memutar. Hasan salah satu pengguna jalan
menuturkan “saya bingung mbak melewati jalan ini
apalagi kurangnya sosialisasi dari dinas perhubungan,
bahkan ketika pertama kali saya lewat jalan ini saya
sering memutar karena lupa jika jalannya sudah
berubah.” Pak Hasan hanya lah salah satu dari ratusan
bahkan ribuan warga kota menara air ini yang merasa
bingung dengan perubahan kilat jantung kota ini.
Hal lain dituturkan Yulianti pengguna jalan yang
kami temui juga mengeluhkan repotnya melewati jalan
searah ini, jalan yang tadinya dianggap jalan tikus atau
jalan singkat menuju pusatkota seperti jalan disebelah
pusat perbelanjaan Ada Baru, saat ini menjadi sulit
dimanfaatkan karena pengguna harus memutar balik
karena melawan arah jalan. Lain halnya dengan dulu
ketika jalanan masih dua arah . Saat ini para pengguna
jalan banyak yang mengeluhkan lamanya waktu yang
dihabiskan untuk menempuh perjalanan menuju pusat
kota karena harus memutar terlebih dahulu.
Kecelakaan pun sering terjadi pada awal pembangunan
jalan searah ini. Pengguna jalan yang belum menguasai
10
Jiwaraga
Edisi I 2010
medan jalan searah banyak yang kaku dan bertabrakan
dengan pengguna jalan lain. Kebanyakan dari mereka
terbiasa menggunakan jalur dua arah. Namun saat ini
jalanan yang berubah menjadi dua arah malah tampak
semrawut dan pengguna jalan saling kebut-kebutan.
Bagi beberapa pengguna jalan hal ini sangat
membahayakan. Namun kesadaran pengguna jalan
akan pentingnya keselamatan diri sendiri dan orang lain
kurang diperhatikan.
Disisi lain ada pihak yang juga dirugikan dengan
pembangunana jalan searah ini. Pemerintah atau dinas
tata kota mungkin saja tidak mengindahkan kaum ini .
Para petugas parkir atau biasa kita sapa dengan tukang
parkir juga menjadi pihak yang merugi disini.
Pendapatan mereka yang juga mulai berkurang di
indikasikan juga karena perubahan jalur searah ini. Pak
Abu misalnya yang biasa mangkal di depan pusat pasar
lowak shoping mengeluhkan pendapatannya yang
berkurang hampir 50%. “Sebelum dibangun jalan ini
setiap hari cukup ramai parkir disini namun sekarang
mungkin banyak kenndaraan bermotor yang parkir di
kanan jalan”. Lelaki ramah ini saat kami temui
menuturkan tidak ada pemberitahuan dari dinas
perhubungan tentang perubahan jalur ini. “sebenarnya
saya sesalkan mbak karena pendapatan kami yang tak
seberapa sekarang menjadi lebih sepi tidak lebih ramai
dari dulu”.
Hal serupa juga dituturkan Adi, pemuda yang
sehari-hari biasa berprofesi sebagai tukang parkir di
depan toko peralatan olah raga LOB. “Saya sulit
mengatur tata kendaraan bermotor terutama jika ada
kendaraan yang akan keluar menjadi sulit ketika
banyak kendaraan berjalan ngebut”.
Keluhan para petugas parkir ini memang layak
karena kita semua tahu luas kota yang dipimpin oleh
Bapak John Manoppo ini tidak seberapa. Jadi sekiranya
kota yang terkenal dengan wedang rondenya ini
memang belum siap jika pusat kotanya dibuat searah.
Prematur rasanya jika tiba-tiba jalan searah ini
diaktifkan karena pinggir jalan yang dikenai garis
sekitar 5 meter dan kabarnya akan digunakan untuk
jalur becak dan andong tampaknya sulit direalisasikan
Pak No pedagang kaki lima yang kami temui
menuturkan “jalan kecil ini malah tidak efektif karena
banyak dilalui kendaraa bermotor yang melawan arah
jalur utama, bahkan banyak pengguna jalan yaitu
pejalan kaki yang sering tertabrak karena padatnya
jalan dan kurangnya kedisiplinan pengguan kendaraan
bermotor” Berbeda dengan Malioboro yang ada di
Jogjakarta, kita tau disana dibuat jalur searah namun,
kita semua juga paham jika Jogja sudah siap dengan
kebijaksanaan tata jalan ini.(JR_Din)
Laporan Utama
RALAT!
Dengan ini kami meralat tentang Alat Kelengkapan dan Fraksi DPRD Kota Salatiga
untuk Majalah Jiwa raga Edisi 2 Tahun 2009 terdahulu, dimana ralat selengkapnya terdapat pada halaman ini.
Untuk kekeliruan tersebut, kami atas nama Redaksi Majalah Jiwa Raga mohon maaf.
Alat Kelengkapan dan Fraksi DPRD Kota Salatiga
SUSUNAN BADAN KEHORMATAN DPRD KOTA SALATIGA
No.
1.
2.
3.
Nama
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Malikhah, SP
H. Suniprat
Drs, Agung Wibowo
Susunan Keanggotaan Badan Anggaran DPRD
No.
Nama
Kedudukan
Ketua
1. M. Teddy Sulistio, SE
Wakil Ketua
2. M. Fathur Rahman, SE, MM
Anggota
3. Iwan Setyo Purbowo, SE, M.Si
Anggota
4. M. Kemat, S.Sos
Anggota
5. H. Toto Suprapto, BcM, SE
Anggota
6. Agung Setiyono, SH
Anggota
7. Malikhah, SP
Anggota
8. Rosa Darwanti, SH, M.Si
Anggota
9. Eny Tri Yuliastuti
Anggota
10. Maulana Ibnussina, SE
Anggota
11. Fahmi Asyhari, SH
Anggota
12. Sandra Kusumawati, SH
Anggota
13. Drs. Agung Wibowo
Anggota
14. Suhadi
Anggota
15. Ahmad Suhada, SE, MM
Anggota
16. Bambang Soedowo
Anggota
17. Moch Guntur Fajar U, SH
Anggota
18. Yulianto, SE, MM
Anggota
19. Titik Kirnaningsih, SE
Anggota
20. H. Suniprat
Anggota
21. Supriyono
Susunan Keanggotaan Badan Legislasi DPRD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Kedudukan
Rosa Darwanti, SH, M.Si
Ellysabeth. Dwi K, SH, M.Si
M. Kemat, S.Sos
Moch Guntur Fajar Utomo, SH
Ahmad Suhada, SE, MM
Mahmudah, SH
M. Teddy Sulistio, SE
Iwan Setyo Purbowo, SE, M.Si
M. Fathur Rahman, SE, MM
Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Susunan Keanggotaan Badan Musyawarah DPRD
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kedudukan
Nama
M. Teddy Sulistio, SE
Iwan Setyo Purbowo, SE, M.Si
M. Fathur Rahman, SE, MM
H. Suniprat
Mahmudah, SH
Suhadi
H. Toto Suprapto, BcM, SE
Drs. F. Slamet Ariadi
Suyanto
Malikhah, SP
Fahmi Asyhari, SH
Supriyono
Agung Setyono, SH
Kedudukan
Ketua
Wakil Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Susunan Keanggotaan Fraksi DPRD
Fraksi Partai Golongan Karya
Nama
Rosa Darwanti, SH. M.Si
Agung Setiyono, SH
Maulana Ibnussina, SE
Eny Tri Yuliastuti
Suyanto
Jabatan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Nama
Jabatan
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
H. Suniprat
Supriyono
M. Teddy Sulistiyo, SE
M. Kemat, S.Sos
Fraksi Partai Demokrat
Nama
Bambang Soedowo
M. Guntur Fajar Utomo, SH
Drs, F. Slamet Ariadi
Iwan Setyo Purbowo, SE.MSi
Jabatan
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Fraksi Amanat Keadilan dan Persatuan
Nama
Drs, Agung Wibowo
H. Toto Suprapto, BcM. SE
Sandra Kusumawati, SH
E. Dwi Kurniasih, SH. MSi
Fahmi Asyhari, SH
Jabatan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Nama
Malikhah, SP
Ahmad Suhada, SE.MM
Suhadi
M. Fatur Rahman, SE. MM
Jabatan
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Fraksi Pembangunan Sejahtera
Nama
Yulianto, SE. MM
Mahmudah, SH
Titik Kirnaningsih, SE
Jabatan
Ketua
Sekretaris
Anggota
Jiwaraga
Edisi I 2010
11
Mimbar
Ellysabeth Dwi Kurniasih, SH., M.Si
Sindrom Autisma
A
utisma sebuah sindrom gangguan
perkembangan sistem syaraf pusat yang
ditemukan pada sejumlah anak ketika
masa kanak–kanak hingga masa–masa sesudahnya.
Ironisnya sindrom tersebut membuat anak – anak yang
menyandangnya tidak mampu menjalin hubungan
sosial secara normal bahkan tidak mampu untuk
menjalin komunikasi dua arah. Varian simptom yang
dimiliki oleh setiap anak dengan sindrom autisma
berbeda–beda, ada yang ringan dan ada yang berat,
akan tetapi secara umum dapat dispesifikasikan ke
dalam tiga hal yang mencakup kondisi mental,
kemampuan berbahasa, serta usia si anak.
Sebagai sindrom autisma dapat disandang oleh
seluruh anak dari berbagai tingkat sosial dan kultur.
Hasil survai yang diambil dari beberapa negara
menunjukkan bahwa 2-4 anak per 10.000 anak
berpeluang menyandang autisma dengan rasio
perbandingan 3:1 untuk anak laki-laki dan
perempuan. Dengan kata lain anak laki-laki lebih
rentan menyandang sindrom ini dibandingkan anak
perempuan. Bahkan diprediksi oleh para ahli bahwa
kuantitas anak autis pada tahun 2010 ini mencapai
60% dari keseluruhan anak diseluruh dunia.
Melihat kondisi yang seperti itulah, maka
pemerintah merasa terketuk hatinya untuk
mengadakan program kelas inklusi ini yaitu program
pemerintah yang diadakan dengan maksud agar
anak–anak autis dapat berbaur dengan anak–anak
biasa supaya dapat menjalin hubungan dengan yang
lainnya agar setiap anak mendapatkan haknya dalam
menuntut ilmu tanpa adanya suatu pembatasan
karena keadaannya. Selain itu juga agar setiap anak
dapat menjalankan aktifitasnya dalam kehidupan
sehari-hari tanpa ada rasa canggung disebabkan
kekurangan yang ada pada dirinya.
Manfaat diadakannya program kelas inklusi ini
yaitu, pertama dapat memudahkan dalam hal
pengawasan seorang anak yang mengalami keadaan
seperti itu. Dengan adanya program ini anak–anak
autis akan akan ada metode tersendiri dalam
penanganannya, maka perlu kiranya dibentuk guru
asuh untuk anak khusus ini, sehingga yang diberi
kewenangan akan selalu memantau segala tingkah
laku anak tersebut serta membimbingnya secara
langsung.
Kedua, meningkatkan kepercayaan diri bagi
anak tersebut, sebab mereka akan diperlakukan sama
dengan anak–anak yang lainnya tanpa ada
penganaktirikan dari satu dengan yang lain, namun
ada hal pengkhususan bagi anak yang menyandang
autis. Dengan seringnya berbaur dengan yang lainnya
12
Jiwaraga
Edisi I 2010
dapat dipastikan
bahwa anak
tersebut tidak akan
merasa terasingkan
dengan yang
lainnya sebab ada
kekurangan pada
dirinya. Untuk itu
dorongan semangat
harus selalu
ditanamkan kepada anak tersebut supaya tingkat
kepercayaan dirinya hidup tanpa ada rasa
keputusasaan.
Ketiga, melatih anak untuk dapat berhubungan
sosial dengan teman-teman yang normal. Sangat
dianjurkan bagi teman-teman yang tidak menyandang
autis untuk selalu merangkul kepada teman yang autis
agar dapat berbaur dengan yang lainnya.
Pada tahun ini program inklusi akan dibumikan
pada sekolah-sekolah yang ada di Kota Salatiga. Selama
ini memang sudah ada sekolah yang telah melakukan
program kelas inklusi, namun dari segi legalitas mulai
tahun ajaran ini akan segera dilaksanakan. Beberapa
sekolah dari tingkat dasar sampai Sekolah Menengah
Pertama (SMP) yang telah terjadi kasus yang demikian
antara lain SDN Blotongan 3 yang selama ini ada 3 anak
yang telah terdaftar dalam sekolah ini, SDN Kumpulrejo
2 dimana ada 9 anak yang telah mengikuti proses
belajar mengajar di sekolah tersebut, serta SMPN 10
ada 3 anak yang akan mendapatkan perlakuakn secara
khusus pada tahun ajaran ini.
Sehingga pada tahun ajaran baru ini, anak–anak
yang menyandang predikat autis dapat bersekolah
ditempat seperti anak biasa pada umumnya. Cuma
dalam proses belajarnya saja yang mendapatkan
perhatian khusus dengan mendatangkan seorang guru
yang berkompeten dalam bidang mengatasi anak autis
selama 1 atau 2 minggu sekali dalam kelas khusus,
tujuannya untuk meluaskan pelayanan intelegensi
intelektual bagi murid–murid agar dapat terkafer secara
keseluruhan.
Dalam hal ini, dinas pendidikan yang terkait
sedang berusaha mengumpulkan seluruh kepala
sekolah yang akan dikenai sasaran program ini serta
bersosialisasi dengan SLB (Sekolah Luar Biasa) yang
akan
diminta bantuannya guna terlaksananya
program ini.
Untuk sementara ini kendala yang menghambat
proses pelaksanaan program ini ialah masalah dana
yang dikeluarkan masih dari provinsi, maka
harapannya APBD Kota Salatiga juga ikut andil dalam
mensukseskan program ini.(JR_msr)
Mimbar
Reposisi
Pasar Tradisional
P
edagang kecil di pasar tradisional kita
mulai merasa makin tergusur dengan
kehadiran supermarket-supermarket
besar yang notabene menjual produk yang sama
dengan mereka. Para pedagang ini menuntut
pemerintah agar lebih memperhatikan nasib
pedangang-pedagang dengan modal pas-pasan seperti
mereka. Bahkan ada beberapa LSM yang meminta
pemerintah melarang masuknya ”pedagang-pedagang
besar kelas dunia” ke Indonesia, mengikuti jejak
Carrefour, Hypermart, Giant dan sejenisnya. Karena
”pedagang-pedagang besar” inilah yang telah
”merebut” mata pencaharian mereka.
Memang kondisi pedagang-pedagang kecil
sekarang makin susah. Banyak pasar-pasar
tradisional tempat mereka berjualan tergusur. Tak
jarang mereka sampai harus melarikan diri kesanakemari, atau bahkan melawan aparat pamong praja
yang berusaha menggusur mereka. Makna menggusur
jadi diperhalus dengan istilah menertibkan. Dengan
alasan, mereka sudah diberi tempat lain untuk
menjual dagangannya.
Tapi kebanyakan pedagang itu menolak untuk
pindah ke tempat baru yang diberikan kepada mereka,
karena mereka merasa tempat itu kurang strategis
untuk berjualan. Banyak pembeli yang enggan untuk
belanja kesana dengan berbagai alasan, biasanya
karena tempat berjualannya kurang strategis.
Sementara itu, ”pedagang-pedagang bermodal besar”
itu mendapat tempat yang strategis di pusat kota,
tempat mal-mal megah berdiri.
Kalau melihat hal ini dari sudut pandang
konsumen, sepertinya lebih memilih untuk
mengomentarinya dari segi perbedaan mendasar yang
dimiliki kedua jenis pedagang ini saja dari pada segi
politik ataupun ekonominya. Karena hal paling
penting yang menjadi dasar adalah ketika memilih
tempat untuk belanja kebutuhan sehari-hari adalah:
kebersihan dan keamanan tempat belanja itu sendiri.
Cukup sulit menemui pasar-pasar tradisional
yang bersih dan aman di kota besar. Tak perlu melihat
ke jauh-jauh tempat. Di Salatiga saja, pasar
tradisionalnya banyak sampah, becek dan bau karena
air cucian ikan di lokasi tertentu. Ini adalah masalah
terbesar yang dirasakan konsumen ketika
mempertimbangkan untuk belanja di pasar
tradisional. Mengenai perbedaan harga dagangan di
pasar tradisional dengan pasar modern itu cuma beda
sedikit. Tidak sebanding dengan ”ketidak-nyamanan”
yang harus dirasakan selama berbelanja.
Kalau berbelanja di pasar tradisional, yang pasti
harus pintar tawar-menawar. Maka orang yang
senang tawar-menawar sebelum berbelanja, pasti
akan memilih pasar tradisional. Dengan alasan bahwa
pasar modern sudah kehilangan ”jiwa” nya karena
tidak ada proses tawar-menawar. Tapi bagi orang yang
kurang ahli dalam hal seperti itu, harus hati-hati.
Karena kalau tidak pandai dalam hal menawar, maka
harga jual yang diperoleh bisa lebih tinggi dari harga
rata-rata di pasaran.
Hal yang lain adalah bersiap-siaplah menahan
napas ketika melewati tumpukan sampah bau yang
dikerubungi lalat hijau yang besar. Sampah-sampah
ini biasanya adalah dagangan yang sudah tidak bagus
kondisinya alias sudah busuk. Karena sudah tidak
bisa dijual lagi, mau tidak mau ya harus dibuang.
Dibuangnya juga di sembarangan tempat.
Berbeda dengan pasar modern. Disana tidak ada
lumpur yang berbau busuk dan membuat kaki jadi
gatal. Tidak ada tumpukan sampah berbau busuk
yang dikerubungi lalat-lalat hujau besar, sehingga
secara otomatis dagangan yang dijual pun akan lebih
higienis.
Mungkin, pasar tradisional belum mampu
meniru semua kenyamanan yang ditawarkan oleh
pasar modern, seperti AC dan penerangan yang sangat
memadai. Tapi pasar tradisional masih bisa meniru
kebersihan tempat belanja yang ditawarkan oleh pasar
modern. Jangan membuang sampah dagangan
dengan sembarangan sampai berbau busuk. Jangan
membuang air cucian sembarangan sampai
menggenang dan jadi lumpur.
Jangan menipu pembeli dengan memberikan
harga yang terlalu mahal. Dan pengaturan lokasi
pedagang di pasar tradisional harusnya diatur
sedemikian rupa, sehingga pembeli belanja dalam
suasana yang lega dan tempat berjalan yang longgar.
Karena biasanya copet beraksi di tengah-tengah
kerumunan orang berbelanja yang sedang berdesakdesakan di antara pedagang yang letaknya tak
beraturan.
Sudah ada contoh pasar yang terjaga
kebersihannya. Tapi masih banyak yang belum juga
melaksanakannya. Jadi, jangan hanya bisa
menyalahkan keberadaan pasar modern saja.
Modernisasi tidak bisa dicegah apalagi dihalangi.
Sama halnya dengan masuknya ”pedagang-pedagang
bermodal besar” ke negeri kita ini. Karena pemerintah
juga menarik
keuntungan
dari
investasi
mereka.(JR-lux*)
Jiwaraga
Edisi I 2010
13
Mimbar
Drs. Agung Wibowo
Perlunya
Dibentuk Tim Pembangunan
Tujuan dibentuk team khusus
adalah agar program ini dapat diselesaikan
dengan rapi dan maksimal
serta untuk meminimalisir anggaran
yang dikeluarkan dalam proses
pembangunannya.
Sebab bila tidak akan mengakibatkan
pemborosan anggaran
yang dikeluarkan.
Untuk itu sesegera mungkin dibentuk tim
pembangunan Jalan Jensud Satu Arah.
P
enyelesaian pembangunan Jalan Jenderal
Sudirman (Jensud) menuju jalan satu
arah yang baik dan nyaman perlu
dibentuk tim khusus untuk menangani pembenahan
jalan ini. Diharapkan jalan tersebut akan segera dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat umum sesuai harapan
kita bersama. Hal tersebut diungkapkan oleh anggota
dewan komisi II Drs. Agung Wibowo saat ditemui
majalah Jiwaraga di sela-sela kesibukannya.
Agung Wibowo menganggap bahwa sampai saat
ini pelaksanaan program pembangunan jalan tersebut
masih dikerjakan secara tumpang tindih antara Dinas
Pasar maupun Dinas Tata Kota sehingga
mengakibatkan kinerja dari pembangunan tersebut
kurang maksimal.
Dengan terbentuknya tim guna menyelesaikan
pembangunan jalan searah ini dapat diyakini bahwa
program pembangunan Jalan Jensud dapat segera
diselesaikan. Dibentuknya tim pembangunan jalan
agar dapat mengonsep sedemikian rupa, sehingga
segala keperluan yang dibutuhkan baik dari
pembenahan jalan untuk jalur searah khusus mobil,
maupun jalan searah untuk sepeda motor dan
penataan tempat-tempat parkir maupun pasar yang
ada disekitarnya dapat terkonsep dengan baik.
Untuk saat ini masih saling tunggu antara Dinas
Pasar maupun Dinas Tata Kota dalam penyelesaian
program ini, sehingga menjadikan pembangunan
tersebut kurang maksimal. “Melihat keadaan
14
Jiwaraga
Edisi I 2010
pembangunan jalan searah di depan Pasar Raya yang
masih belum jelas kapan dapat diselesaikan ini,
dipandang perlu untuk sesegera mungkin dibentuk
tim khusus guna menangani program ini, tanpa
adanya tim khusus akan kurang maksimal dalam
penyelesaian pembangunannya,” ujar Agung Wibowo
selaku anggota DPRD Kota Salatiga yang tergabung di
Komisi II ini.
Sedangkan tujuannya dibentuk tim khusus
pembangunan Jalan Jansud agar program ini dapat
diselesaikan dengan rapi dan maksimal serta untuk
meminimalisir anggaran yang dikeluarkan dalam
proses pembangunan. Jika tidak akan mengakibatkan
pemborosan anggaran yang akan dikeluarkan. Untuk
itu perlu sesegera mungkin dibentuk tim
pembangunan.
Selain itu, juga dapat menghemat waktu agar
jalan tersebut segera dapat dimanfaatkan oleh
pengguna jalan dengan baik dan nyaman.
“Harapannya pembangunan Jalan Jansud ini dapat
diselesaikan pada tahun 2010, sehingga tidak terusmenerus diundur, apalagi kondisi jalan yang sekarang
ini tidak rata sangat memungkinkan terjadinya
kecelakaan, maka pembenahan jalan tersebut harus
mendapat prioritas utama” kata Agung
Wibowo.(JR_msr)
Wacana
Andreas Kristian Budiarto
Jalan Jenderal Sudirman
Satu Arah
Pengguna jalan
menggunakan lajur jalan
yang dibuka untuk jalur
satu arah di Jalan
Jenderal Sudirman,
Rabu, 15 Februari 2010.
Dalam 30 hari,
dinas terkait akan
mengevaluasi peraturan
yang baru diterapkan ini.
(Foto oleh:
Andreas
Kristian Budiarto)
T
ahun 2001,
B a d a n
Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota
Salatiga membentuk tim yang
mengaji tentang lalu lintas
kota, terutama di jantung
perekonomian kota, Jalan
Jenderal Sudirman. Kajian
ini membuahkan hasil yang
tertuang dalam dokumen
analisis Studi Manajemen
Transportasi Kota Salatiga.
Berdasarkan peta jalan
(road map) tersebut, pada tahun 2002, Pemerintah
Kota Salatiga membuat kerangka teknik terperinci
(detail engineering design) Jalan Jenderal Sudirman
yang berisi rekomendasi pemberlakuan jalur satu arah
(one way traffic system). Rekomendasi ini
mempertimbangkan adanya kegiatan-kegiatan yang
mengganggu lalu lintas, seperti pedagang kaki lima
(PKL) dan penyeberang jalan. Senin, 15 Februari 2010,
sosialisasi lapangan jalur satu arah dilaksanakan. Wali
Kota, Muspida, dan Kepala Dinas Perhubungan,
Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata
(Dishubkombudpar) sempat meninjau langsung ke
lokasi, di sela-sela rapat kerjanya.
Kepala Dishubkombudpar Cholil As'ad melalui
Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Dishubkombudpar Sidqon Effendi menjelaskan bahwa
sosialisasi sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari,
hanya pelaksanaan sosialisasi di lapangan baru
Jiwaraga
Edisi I 2010
15
Pemberlakuan jalur satu arah di Jalan Jenderal Sudirman dimulai Senin, 15 Februari 2010. Jalur satu
arah diberlakukan dari simpang Jalan Langensuko hingga simpang Jalan Letjen Sukowati.
dilakukan beberapa waktu yang lalu. “Perubahan
skema manajemen lalu lintas tersebut memerlukan
adaptasi masyarakat,” kata Sidqon.
Saat ditanya mengenai pemberlakuan jalur satu
arah hanya dilakukan dari simpang Jalan Langensuko
hingga simpang Jalan Letjen Sukowati, Sidqon
menerangkan bahwa pemberlakuan aturan lalu lintas
perlu dilakukan bertahap. “Ada aturan tentang lalu
lintas yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,”
jelas lulusan Magister Teknik Sipil Universitas Gajah
Mada ini.
Membingungkan pengguna jalan
Pemberlakuan jalur satu arah sejak pukul 00.00
ini dinilai kurang penyosialisasian. Salah seorang
pengguna jalan, Alex Merebean mengaku bingung
pascapemberlakuan jalur satu arah. Alex merasa
terganggu dengan tata perparkiran kendaraan
bermotor. “Banyak yang memarkir mobil terlalu ke
tengah. Putar baliknya juga terlalu jauh,” kata Alex.
Berbeda dengan Alex, Titus Yurial Kurnianto
menilai pemberlakuan jalur satu arah adalah sebuah
kemajuan. “(Jalan Jenderal Sudirman) lebih tertata
16
Jiwaraga
Edisi I 2010
rapi, apalagi itu adalah jalur antarkota,” kata Titus.
Namun, menurutnya, para PKL juga harus dipindahkan
dan diberikan tempat yang lebih teratur.
Jalur satu arah dan PKL
Pemberlakuan jalur satu arah diharapkan dapat
melancarkan arus lalu lintas di pusat kota. Namun, di
sisi lain berdampak pada para PKL di sekitarnya. Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi UKSW Dr Pamerdi
Giri Wiloso MSi menjelaskan bahwa ada pertentangan
kepentingan antara PKL dan arus lalu lintas.
“Pengguna jalan raya akan merasa arus lalu lintas
semakin lancar. Namun, akan ada dampak yang
dirasakan oleh PKL, entah pendapatannya berkurang
atau lainnya,” kata Pamerdi yang ditemui di ruang
kerjanya.
Pamerdi juga mengapresiasi penerapan aturan
ini. Dia berharap, Kota Salatiga dapat menata diri
seperti halnya kota-kota besar. “Bagus ada penataan
seperti ini. Kita bisa mencontoh kota-kota besar seperti
Solo dan Yogyakarta. Namun, pemerintah daerah harus
menyediakan sarana lainnya, seperti tempat parkir
khusus,” kata pengajar matakuliah Antropologi Budaya
ini.(JR_bdi*)
Warta
PDI Perjuangan
M. Teddy Sulistio, SE
Ciptakan Magnet Baru
S
alatiga adalah kota yang nantinya akan
dilewati jalan tol Semarang-Solo, dengan
begitu sangat dimungkinkan Salatiga
menjadi kota mati. Menanggapi hal tersebut, Ketua
DPRD Salatiga M Teddy Sulistio, SE., berharap agar
warga Kota Salatiga mampu mecipktakan magnet
baru dalam hal peningkatan ekonomi.
Demikian sambut Ketua DPRD ketika
pembukaan Musyawarah Pembangunan Kota
(Murenbang) Kota Salatiga di Ruang Sidang II belum
lama ini. Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) tersebut bertema “Mewujudkan
Perencanaan yang Pertisipatif, komprehensif, sinergis,
efisien, konsisten dan aplikatif”. Pemerintah
diharapkan mendukung dan memotifasi masyarakat
agar warganya menjadi kreatif. “Pemkot seyogyanya
memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana.
Kemungkinan Salatiga menjadi kota yang mati (sepi
pengunjung) tidak dapat dihindari, namun
pemerintah harus cerdas menciptakan peluang yang
ada” sambut Teddy dengan semangat.
“Sebagai contoh kongkrit kita memiliki warga
yang meproduksi gethuk kethek, meskipun letak
H. Suniprat
Utamakan Masyarakat
P
embangunan Pasar
Raya II masih ada
persoalan yang
harus diselesaikan antara
investor dengan Pemkot
Salatiga, sehingga menghabat
pembangunan yang akan
dilakukan, yaitu pengambil
alihan Pasa Raya 2 dari investor
dengan Pemkot Salatiga.
Permasalahan ini timbul
saat terjadinya krisis moneter
dan terjadi kebakaran di matahari sehingga
menjadikan sulit bagi investor dalam hal pendanaan.
Rencananya dari pihak pemkot akan memberikan
dana kepada investor sehingga dapat diambil alih
kewenangan untuk mengelola, namun sampai
sekarang belum ada negosiasi untuk kearah kesana.
domisilinya berada di
kampung dan susah
dicari kenyataannya
laku dan laris. Serta
masih ada potensi lain
yang bias digarap dan
diandalkan” tambah
wakil dewan dari dapil
Sidomukti ini.
Menurut Teddy,
ada potensi lain yang
perlu segera diambil
sebelum didahului
daerah lain yaitu
membangun kawasan
permukiman. “Salatiga sangat memungkinkan
menjadi pilihan hunian para eksekutif karena terletak
di tengah jarak antara Semarang dan Solo. Jaraknya
hampir sama, apalagi dengan akan adanya jalan tol,
waktu tempuh akan lebih cepat. Para exlusif tentunya
akan memilih Salatiga yang kotanya sejuk dan
nyaman” ulas ketua DPC PDIP Salatiga ini.
Jalan tanjakan Pasar Sapi (Pasar Rejosari) juga
mendapat perhatian khusus dari Teddy. Kawasan
tersebut dianggap semrawut dan mengakibatkan
kemacetan bila jam sibuk. “Parkir angkot di tanjakan
itu sangat menggangu pengguna kendaraan lain. Apa
lagi truk tronton yang melewati tanjakan tersebut
kerap kali tidak kuat”, papar Teddy.(JR_lux)
Sampai sekarang ini dari pihak pemkot telah
membentuk pansus untuk dapat menyelesaikan
permasalahan hal ini. Maka harapannya pada tahun
ini permasalahan dengan pihak investor dapat segera
diselesaikan guna pembangunan Pasar Raya 2 akan
terlaksana dan dapat dimanfaatkan.
“Permasalah dengan investor segera
diselesaikan, setelah itu segera lakukan
pembangunan Pasar Raya II agar mendatangkan
banyak manfaat bagi kemaslahatan masyarakat kota
Salatiga” ungkap H. Suniprat. Memang kendala yang
dialami saat ini belum adanya sosialisasi dalam
bernego kepada investor.
Itulah langkah utama yang harus segera
ditindak lanjuti, sebab dengan begitu Pemkot akan
dapat segera menyelesaikan program pembanguna
Pasar Raya II. Program ini kedepan sangat efektif dan
efisien. Karena kedepan manfaatnya akan dirasakan
oleh masyarakat Kota Salatiga. Pemasukan dari
program ini akan masuk kedalam APBD Kota Salatiga
yang nantinya akan dialokasikan untuk kepentingan
masyarakat, jadi dari masyarakat akan kembali
kepada masyarakat, sehingga manfaat dari program
ini akan tepat sasaran yang akan dituju.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
17
Warta
S
upriyono mengungkapkan, Pembangunan
Pasar Raya II Salatiga sudah beberapa
tahun mangkrak dan tidak sesuai dengan
desain yang semula direncanakan.
Dia menyayangkan hal ini karena menurutnya,
gedung Pasar Raya II jika dimanfaatkan dengan baik
dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dapat
dimanfaatkan oleh warga kota Salatiga.
Dia mengakui bahwa DPRD telah menyiapkan
Pansusyang bertujuan untuk mencarikan solusi
tentang permasalahan yang terjadi antara PT. MMS
dengan pemerintah kota Salatiga.
“Apabila PT.MMS sudah tidak mampu lagi
meneruskan pembangunan Pasar Raya II, maka
sebaiknya diserahkan kepada pemkot, agar dikelola
oleh pemkot. Namun apabila masih sanggup
melanjutkan pembangunan Pasar Raya II, maka
silahkan dilanjutkan pembangunannya sebagaimana
mestinya,” ujarnya.
Namun, dia mengaku bahwa sampai saat ini,
pansus belum bertemu secara langsung dengan SKPD
terkait yang membidangi Pasaraya II.
Menanggapi permasalahan jalur satu arah yang
mulai diberlakukan 1 Maret 2010 lalu, dia menilai
setiap adanya kebijakan pasti mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Dalam hal ini dia menilai, arus jalan
jendral sudirman cenderung lancar dan tertib. “Simbol
kota Salatiga itu ada di Jalan Jendral Sudirman, jadi
penataannya harus bagus dan selalu diperbaiki,”
M. Kemat, S.Sos
Keberhasilan
Kota Salatiga Ditiru
S
ebanyak 23
anggota DPRD
tingkat Provinsi
Gorontalo beserta unsur
Sekwan memilih Salatiga
menjadi tempat study
banding. Meraka disambut
anggota DPRD Salatiga di
Ruang Sidang DPRD belum
lama ini.
Menurut Kemat
anggota Dewan dari
Argomulyo, Kunjungan
mereka adalah untuk
menimba ilmu positif dari keberhasilan pembangunan
Kota Salatiga baik dalam bentuk fisik maupun produk
hukumnya. Dua hal yang menjadi focus study adalah
rumah sakit dan produk payung hukum pengisian
18
Jiwaraga
Edisi I 2010
Supriyono
Pasar Raya II Tak Sesuai
Desain Awal
ujarnya. Menurutnya,
dengan keberadaan jalan
searah ini membuat jalan
jendral sudirman lebih baik,
tidak macet dan lancar.
“ m u n g k i n a d a
permasalahan yang terjadi,
tetapi saya kira itu hanya di
awal-awal saja karena
bagaimanapun masyarakat
masih dalam tahap
penyesuaian diri.” imbuhnya.
berkaitan dengan pasar
Rejosari yang saat ini masih dalam tahap
pembangunan,, dia berharap agar pembangunannya
bisa diselesaikan secepatnya agar dapat segera
dimanfaatkan oleh pedagang pasar Rejosari (pasar
sapi) jika tidak segera diselesaikan, akan berdampak
buruk bagi proses jual beli di pasar itu”,
tutupnya.(JR_nina)
jabatan wakil walikota. “Meskipun kami dari DPRD
tingkat I tidak ada salahnya belajar kepada Salatiga
yang nota bene adalah tingkat II. Keputusan tersebut
adalah mengacu kepada keberhasilah dari Salatiga
dalam pembangunan Rumah Sakit karena dalam
waktu dekat ini Gorontalo akan mendirika Rumah
Sakit Provinsi.
Selain itu kami juga menimba ilmu bagaimana
proses dan aturan main pengisian jabatan wakil
walikota. Sebagaimana kita ketahui kepala daerah
kita ada yang diangkat menjadi menteri” sambut
Sofyan Puhi ST pimpinan rombongan DPRD
Gorontalo.
“Kami paparkan kondisi Gorontalo
masyarakatnya cukup ramah. Wilayahnya terdiri dari
satu kota dan 5 Kabupaten. Dalam waktu dekat ini di
tahun 2010 ada tiga pilkada. Susunan DPRD terdiri
dari tujuh fraksi dan tujuh komisi. Situasi dan kondisi
DPRD sangat harmonis” perkenalan yang
disampaikan pimpinan rombongan.
“Sangat mungkin sekali jabatan kekosongan
kepala daerah Gorontalo untuk diisi kembali
mengingat masa periode masih panjang. Selain itu
juga aturan sudah ada dan yang utama lagi
pejabatnya diangkat menjadi menteri tentunya itu
akan menjadi perhatian tersendiri,” jawab Kemat
anggota Fraksi PDIP yang memimpin penyambutan
tersebut.(JR_lux)
Warta
Partai Amanat Nasional
Drs. Agung Wibowo
Pedagang
Kurang Fasilitas
P
embangunan Pasar Raya II sampai saat ini
belum dapat direalisasikan, sebab masih
ada sedikit gangguan dengan adanya
bangunan eksesil yang masih menjadi satu bagian
dengan matahari mas, sehingga perlu adanya
pembicaraan yang lebih lanjut dengan pihak terkait.
Sampai saat ini belum ada penawaran pasti yang
dikehendaki oleh Matahari Mas, apakah bengunan
eksesil tersebut diserahkan kepada pihak Pemkot
Salatiga atau tidak.
“Permasalahan yang menjadikan pembangunan
Pasar Raya II tersendat dikarenakan adanya
bangunan eksesil yang masih menjadi hak milik
Matahari Mas, sehingga perlu adanya negosiasi untuk
memecahkan masalah tersebut antara pihak Pemkot
Salatiga dengan Matahari Mas agar proses
pembangunan ini dapat segera terealisasi,” ungkap
Agung Wibowo saat ditemui dikantornya.
Harapannya masalah ini dapat segera
mendapatkan jalan keluar, sehingga tidak memakan
Fahmi Azhary, SH
Butuh Grand Design
K
ota salatiga yang
menjunjung visi
dan misi sebagai
kota pendidikan harus
memperhatikan UAN dengan
serius karena UAN
merupakan Representasi kita
sebagai kota Pendidikan.
Anggota DPRD dari
partai amanat nasional ini
sangat menyayangkan hasil
try out SMK di Kota Salatiga
yang tidak sesuai dengan
target.
Sekolah yang bersangkutan seharusnya
melakukan persiapan UAN dengan matang dan
melatih siswanya dengan sebaik-baiknya sehingga
hasilnya bisa maksimal.
waktu lama dan dapat
segera dimanfaatkan,
maka pansus yang diberi
kewenangan untuk
m e n g u r u s
pembangunan Pasar
Raya II segera
mengkomunikasikan
dengan pihak yang
terkait bagaimana
baiknya.
“Sebenarnya dari
Pihak Pemerintah Kota
Salatiga tinggal
menunggu kejelasan dari
pihak Matahari Mas
terkait dengan bangunan eksesil,”
ujar Agung
Wibowo.
Menurut Agung Wibowo, bangunan eksesil yang
berada disamping Matahari Mas diserahkan kepada
pihak Pemkot Salatiga, sehingga pedagang-pedagang
kaki lima dapat dipindahkan ketempat tersebut.
Melihat keadaan sekarang, bangunan eksesil masih
kurang dari pemanfaatan secara optimal, maka
dengan dipegang oleh Pemkot Salatiga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,
khususnya para pedagang, sehingga para pedagang
mendapatkan fasilitas yang memadai.(JR_mis)
Anggota Komisi I DPRD ini sedikit lega karena
Menteri Pendidikan telah mengumumkan adanya
Ujian Nasional susulan bagi siswa, namun hal ini tidak
boleh dianggap remeh karena walau bagaimanapun,
siswa harus belajar dengan sebaik-baiknya. Adanya
ujian susulan inipun tidak untuk menjadikan siswa
menyepelekan UAN melainkan untuk memberikan
keleluasaan kepada siswa dan menunjukkan kepada
siswa bahwa pendidikan tidak untuk mengekang
mereka melainkan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan siswa.
“Pihak menagerial, yaitu pihak sekolah yang
terdiri dari kepala sekolah dan jajarannya harus
memberikan genjotan yang lebih kepada siswanya,
tanpa bermaksud menekan siswa tetapi untuk
menumbuhkan semangat belajar dan berusaha
kepada siswa,” ujarnya.
Dia berharap Disdikpora meninjau dan
menganalisis kembali, bagaimanakah gambaran UAN
di Salatiga, sudahkah sesuai dan benar-benar
mengukur kemampuan siswa.
Baru-baru ini, DPRD mengadakan study
banding ke Malang Jawa Timur, dan muncul wacana
akan dibangunnya Education Park di Kota
Salatiga.(JR_nina)
Jiwaraga
Edisi I 2010
19
Warta
Partai Demokrat
Moch Guntur FU, SH.
Desak
Penataan Jensud
P
embangunan jalan satu arah Pasar Raya
dipandang sangat efektif bagi pengguna
jalan, oleh sebab itu segera ditindak lanjuti
proses pembangunan ini agar segera dapat dirasakan
kemanfaatannya. Ulas salah satu anggota dewan
berparas serius tapi santai Moch Guntur FU,SH.
Untuk sementara ini masih belum tertata secara
teratur alias semprawut dalam penataannya, dalam
arti belum ada kejelasan dalam penataannya baik
untuk tempat parkir maupun jalan yang akan
digunakan.
“Saya pandang program ini sangat positif untuk
dilaksanakan, maka harus kita dukung dengan rasa
positif pula, namun realitanya proses ini belum tertata
dengan semestinya, maka segera dituntaskan segala
sesuatu yang dibutuhkan,” ungkap Moch Guntur
FU,SH waktu ditemui di kantornya.
Moch Guntur FU,SH mengungkapkan bahwa
penanganan pembangunan jansud jalan satu arah ini
belum dijalankan secara maksimal, sebab sampai
sekarang belum adanya tindak lanjut yang jelas akan
Iwan Setyo P. SE
Potensial
Pasar Raya II
P
asar Raya II
memiliki potensi
yang sangat
bagus untuk sektor
perdagangan. Karena
letaknya berada di pusat
kota. Semua pedagang dan
p a r a
k o n s u m e n
konsentrasinya ke pusat
keramaian tersebut.
Oleh karenanya
anggota dewan, Iwan Setyo
Purbowo, SE., MSi. Berharap
agar pasar tersebut dapat
segera dimanfaatkan untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat. Sekarang ini di dewan ada
20
Jiwaraga
Edisi I 2010
diarahkan kemana
pembangunan ini.
Sebenarnya dapat
diselesaikan dengan cepat
seandainya yang diberi
kewenangan menjalankan
secara maksimal, untuk itu
segera konfirmasi pada
Dishubkanbudpar agar
segera menindak lanjuti
seperti semestinya,
imbuhnya.
M a s i h b a n y a k
kekurangan yang harus dibenahi, seperti
pembenahan jalan yang masih belum rata. Hal ini
harus diperhitungkan sebab membahayakan bagi
pengguna jalan roda dua sebab keberadaan jalan yang
masih penuh dengan benjolan-benjolan. Maka dalam
hal ini yang harus menjadi prioritas adalah
pembetulan jalan agar meminimalisir angka
kecelakaanan yang terjadi selama proses
pembangunan ini.
Harapannya pada tahun ini jalan satu arah
Pasar Raya dapat dimanfaatkan oleh pengguna jalan
yang melintasi di jalan ini selayaknya jalan-jalan
umum yang lainnya serta dapat mempermudah
perjalanan yang diakibatkan kemacetan selama ini,
imbuh Moch Guntur FU,SH. selaku anggota dewan
perwakilan rakyat (DPRD) kota Salatiga.(JR_mis)
pansus khusus yang menangani Pasar Raya II ini
sebagai jembatan antara pemkot dengan PT MMS yang
mengantongi ijin mengelola.
“Pasar Raya II ini harus dilihat dari aspek
hukum dan ekonomi sehingga sulit untuk
diselesaikan dengan cepat. Siapa yang bertanggung
jawab, ya kita semua: Pemkot, DPRD juga PT MMS,”
lontar Wakil Ketua Dewan ini.
Oleh karenanya permasalahan hukum yang ada
harus diselesaikan terlebih dahulu. Sehingga
dikemudian hari tidak menggagu proses pemanfaatan
Pasar Raya yang sudah bertahun-tahun mangkrak ini.
Pasar ini harus segera dimanfaatkan karena jika
terus mangkrak akan mubadzir. Di sisi lain para
pedagang kali lima (PKL) tidak memiliki lahan tetap
sedangkan ada pasar yang besar kosong.
“Pemkot saya harap dapat secepatnya menyelesaikan permasalahan yang ada, mungkin dengan
nyusuki ataukah di carikan investor baru. Dengan
begitu pasar ini akan mengahasilkan PAD,” pinta
Iwan. “Selain itu, pasar Rejosari juga harus digarap
pemerintah, karena juga memiliki potensi bagus
dalam menggerakkan perekonomian,” tambah
Iwan.(JR_lux)
Warta
Bambang Soedowo
Kelas Inklusif
Harus Didukung
P
rogram pemerintah untuk mengadakan
kelas inklusi sangat positif bagi anak-anak
yang menyandang autis, maka Dinas
Pendidikan segera untuk merealisasikan agenda ini.
Dengan adanya kelas inklusi tersebut, anak-anak
autis tidak akan minder untuk bergaul dengan anakanak yang normal.
“Saya selaku anggota dewan menilai program ini
harus terus mendapat dukungan dari masyarakat
agar segera terlaksana, sehingga aspek manfaat dapat
dirasakan oleh anak penyandang autis” ungkap
Bambang Soedowo waktu ditemui kru jiwaraga di
kantornya.
Menurut Bambang Soedowo dengan adanya
kelas khusus ini akan membantu bagi anak-anak yang
hiper aktif (autis), dengan memberikan bimbingan bagi
anak tersebut secara khusus dapat menjalankan
hidup yang lebih positif. Pasalnya yang ditakutkan
Drs. FS Ariadi
Maksimalkan
Penggunaannya
J
alan satu arah
Jendral Sudirman
l e b i h b a i k
dikembalikan seperti semula,
pasalnya dengan adanya
jalan searah tersebut
menjadikan kawasan ini
serasa mati dan semrawut.
Oleh sebab itu Jensud
dikembalikan seperti semula
serta Jalan Pahlawan lebih
mkasimalkan dalam
penggunaannya.
“Saya tidak setuju
dengan diberlakukannya jalan searah Jendral
Sudirman, sebab melihat kondisi sekarang
RALAT!
Dengan ini kami meralat foto yang dimuat pada Majalah
Jiwa raga Edisi 2 Tahun 2009, dimana pada edisi tersebut
tercantum foto Suhadi. Namun seharusnya adalah foto
Bambang Soedowo. Untuk kekeliruan tersebut,
kami atas nama Redaksi Majalah Jiwa Raga mohon maaf.
seandainya tidak
mendapatkan bimbingan
yang serius akan
berdampak negatif bagi
anak tersebut, ujarnya.
Oleh sebab itu
diharapkan Dinas
Pendidikan yang diberi
kewenangan untuk
menjalankan program ini
semaksimal mungkin
untuk munsukseskan
program ini karena
melihat aspek manfaat
dan dampak negatif yang
begitu besar bagi anak yang menyandag autis. Banyak
manfaat yang dapat dipetik dengan adanya program
ini, seperti halnya anak-anak autis menjadi pribadi
yang berani dengan anak yang lain, serta orang tua
yang malu untuk memasukkan anaknya yang autis ke
dalam Sekolah Luar Biasa (SLB) dapat di tampung di
sekolah-sekolah umum sebab adanya kelas inklusi
ini.(JR_mis)
menjadikan jalan ini semakin tidak teratur,” sahut
Ariadi disela-sela kesibukannya.
Terlebih lagi bagi pekerja yang menghuni di
wilayah tersebut seperti para pedagang dan tukang
parkir. Dengan program tersebut menjadikan
penghasilan harian mereka menurun.
Awalnya para pengguna jalan yang melintas di
jalan ini bebas untuk berlalu lalang dan berkunjung ke
toko manapun mereka suka, namun sekarang harus
memutar terlebih dahulu, sehingga membuat malas
para pembeli untuk menempuh jarak yang menjadi
lebih jauh.
“Dengan adanya program jalan satu arah ini
akan menjadikan panghasilan para pekerja yang ada
di kawasan tersebut secara langsung akan semakin
berkurang. Otomatis itu akan menimbulkan dampak
sosial bagi mereka dan keluarganya. Misalnya saja
mereka harus lebih berhemat dalam membelanjakan
penghasilan. Mungkin saja uang saku anak juga
berkurang,” ungkap Ariadi.
Masih menurut Ariadi, jalan searah Jensud ini
kurang efektif, dengan melihat masa uji coba berjalan
tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu jalan ini
harus dikembalikan seperti semula menjadi jalan dua
arah. Tetapi di sisi lain program ini juga
menguntungkan bagi pengguna jalan, sebab dapat
terhindar dari kemacetan yang sebelum
diberlakukannya jalan searah.(JR_mis)
Jiwaraga
Edisi I 2010
21
Warta
K
ondisi anak-anak yang menyandang
predikat sedikit tidak normal atau dalam
keadaan autis sekarang dapat
menjalankan aktifitas belajar ditempat anak-anak
biasa pada umumnya. Program kelas inklusi ini
adalah suatu trobosan baru melihat kondisi orang tua
yang malu untuk memasukkan anaknya ke dalam
Sekolah Luar Biasa (SLB), maka untuk itu pemerintah
kota salatiga harus lebih serius untuk mensukseskan
program ini.
“Untuk saat ini orang tua bisa bernafas lega,
sebab akan ada yang akan menampung anaknya yang
mengidap autis disekolah-sekolah umum” jelas
Ahmad Suhada,SE.MM.
Sebenarnya proses belajar yang seperti ini sudah
terealisasi dibeberapa sekolah-sekolah yang ada di
kota Salatiga, oleh sebab itu dinas pendidikan harus
selalu pro aktif untuk mendata dimana saja yang telah
dilakukan program ini. Anggaran dana yang telah
diberikan langsung dialokasikan kepihak-pihak yang
terkait untuk melengkapi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan pihak sekolah guna keperluan kelas
inklusi ini.
Menurut Ahmad Suhada,SE.MM agar dapat
terlaksananya program ini secara maksimal, maka
kedepannya harus ada balai pendidikan khusus
untuk anak yang mengidap autis agar mendapatkan
bimbingan yang selayaknya. Untuk sementara ini
kendala yang dirasa dalam pelaksanaan program ini
ialah kurangnya SDM yang menangani anak-anak
autis. Permasalahan ini sangat penting sebab yang
Suhadi
Selesaikan One Way
A
nggota dewan
fraksi PKS
Salatiga Suhadi,
berharap agar proses
pemberlakuan jalan searah
Jenderal Sudirman segera
diselesaikan. Mulai dari
sarana jalan sampai unsur
penunjang lainnya.
P e m b a n g u n a n
tentunya tidak hanya
berhenti pada pengaspalan
jalan saja, namun juga pada
pembagunan jalur lambat untuk kendaraan roda 2
dan becak. Selain itu juga penghijauan dengan pohon
yang memungkinkan.
Selain menyoroti jalan Jenderal Sudirman
Suhadi juga menyoroti masalah dengar pendapat
dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga perihal
proyek. Diharapakan dalam hal pelelangan pemkot
seharusnya lebih mementingkan aspek kedaerahan.
Ahmad Suhada, SE, MM
Kelas Inklusi
Adalah Terobosan baru
dapat mengetahui kondisi
anak autis adalah guru
spesialisasi anak yang
mengidap autis.
Yang kedua masalah
anggaran yang akan
disalurkan dalam program
kelas inklusi ini, harapannya
agar pelaksanaannya dapat
berjalan dengan maksimal
pemerintah kota Salatiga juga
m e n s u p o r t a t a s
terlaksananya program ini
dengan mengalokasikan dana untuk melengkapi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kelas
inklusi.
Harapannya dengan adanya kelas inklusi ini
anak-anak yang mengidap autis dapat berproses
bersama – sama dengan teman yang lainnya, sehingga
rasa kepercayaan pada dirinya dapat timbul serta
dapat mengurangi dari gangguan tersebut dari
dirinya.(JR_mis)
Jangan sampai proyek di Salatiga ijni diambil oleh
rekanan dari luar kota semua.
”Lebih baik Pemkot memilih rekanan dari
Salatiga kalau nilai kontrak tidak jauh beda. Denga
nbegitu pemkot telah memberi lahan pekerjaan bagi
masyarakat Salatiga, dari pada pilih yang lain toh
garapan pekerjaannya sama” sorot Suhadi.
Pemkot diharapkan dalam mengurusi proyek
lebih baik dengan program perbaikan dari pada proyek
baru yang harganya mahal. Misalkan trotoar yang
rusak hanya sebagian karena proyeknya menyeluruh
yang tidak rusak pun harus dibongkar.
”Kita lihat trotoar-trotoar dan saluran di Salatiga
ini, banyak yang masih bagus terpaksa dibongkar dan
diganti dengan yang baru. Padahal jika dilakukan
pemeliharaan masih bisa, karena kerusakan tidaklah
parah. Dengan pembaharuan tersebut tentunya biaya
yang dekluarkan pemkot akan jauh lebih mahal
daripada pemeliharan,” kritik anggota dewan dari
Argomulyo ini.
Suhadi juga berharap agar dalam hal
pembangunan kota melibatkan masyarakat.
Pekerjaan fisik yang ringan seyogyanya
dipadatkaryakan kepada masyarakat, karena itu
dapat mengurangi angka pengangguran. ”Biasanya
hasil garapan yang dipadatkaryakan lebik baik dengan
yang ditenderkan,” pungkas Suhadi.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
23
Warta
Partai Keadilan Sejahtera
M. Fathur Rahman, SE, MM
Pengembangan SDM
Kurang Perhatian
P
emerintah harus merubah image
pembangunan yang ada, dari
pembangunann fisik kepada
pembangunan sumber daya manusia(SDM). Begitu
lontar wakil ketua DPRD, M. Fathur Rahman di selasela kerjanya.
“Pembangunan Salatiga masih berorientasi
pada pembangunan fisik, belum mengarah pada
pembangunan manusianya. Seharusnya pemerintah
Kota Salatiga mengarah ke sana. Baik mengadakan
pelatihan, kursus yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengembangkan ekonomi mereka. Jika masyarakat
sudah berdaya tentunya ekonomi pun akan
mengikuti” lontar anggota fraksi PKS ini.
Pemerintah memerlukan adanya aturan yang
jelas dalam pembangunan ini, utamanya dalam hal
peningkatan kualitas SDM. Selain itu perhatian
kongkrit juga sangat dibutuhkan, misalnya saja
Malikhah, SP
Solusi Pengangguran
P r o g r a m
pemberlakuan jalan
searah Jenderal
Sudirman adalah baik,
dengan begitu harus
dilanjutkan. Begitu komentar
Malikhah, SP Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPRD)
Kota Salatiga.
Menurut Malikhah
program tersebut tentunya
sudah digagas dengan
matang, baik ditilik dari segi
positif maupun negatifnya. Dengan dijalankannya
suatu program tentu pemerintah menilai dan
menyimpulkan banyak segi positifnya. Karena telah
dilaksanakan tentunya pemkot jangan mandeg
22
Jiwaraga
Edisi I 2010
penghargaan
terhadap warga dan
pelajar yang
berprestasi.
Prestasi tersebut
lingkupnya luas,
bisa olah raga,
pendidikan dan
kemasyarakatan.
Selama ini
aturan atau payung
hukum terhadap
pemberian bonus
misalnya belum
ada sehingga
mereka yang
berprestasi diberi
penghargaan
sekedarnya saja.
“Selain itu standar pengahargaan terhadap para
pakar di Salatiga ini sangat rendah. Dengan begitu kita
kesulitan mendatangkan para pakar dan ilmuwan
ketika mengadakan seminar atau work shop,” tegas
Maman.
“Nasib GTT dan PTT di Salatiga juga belum
diperhatikan, misalnya saja dari segi penghargaan
kepada mereka sangat rendah. Ini bisa dilihat dari
penganggarannya sangat kecil”, tambah
Maman.(JR_lux)
sampai disitu saja. Pemerintah harus segera
menyempurnakan sarana untuk mendukung program
tersebut agar erjalan dengan baik.
“Pemerintah seyogyanya merubah image
sekarang ini yaitu Salatiga adalah Jalan Jenderal
Sudirman saja. Padahal kawasan lain yang berpotensi
sama banyak antara lain Jalan A. Yani, komplek
Pujasera dan Pasar Sapi. Saya juga menghimbau agar
keramaian bisa dipecah ke daerah lain. Jika nantinya
Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga jadi, pemerintah
perlu memikirkan potensi yang ada,” tutur Malikhah.
Pujasera masih prosepek untuk digarap,
berbagai makanan khas Salatiga bisa dipusatkan di
sana. Asalkan Pemerintah tegas dalam hal
penempatan PKL dan tidak tebang pilih, mereka
tetentunya juga akan mengerti.
“Nantinya jika JLS telah berfungsi, pemkot ada
bagusnya menyediakan lokasi perdagangan, dengan
begitu akan mengurangi permasalahan PKL yang ada
di pusat kota. Tentunya mereka dalam menjajakan
dagangannya harus menyesuaikan dengan
kebutuhan para pengguna jalan. Produk bisa oleholeh khas Salatiga misalnya, atau bisa juga kuliner,”
tambah dewan dari Kecamatan Tingkir ini.(JR_lux)
Warta
Partai GOLKAR
Rosa Darwanti, SH. M.Si
Raperda Inisiatif
A
nggota dewan perwakilan rakyat daerah
dari fraksi Golkar ini menyoroti tugas dan
fungsi badan legislasi di DPRD.
Rossa yang juga ketua badan legislasi DPRD
menjelaskan bahwa tugas BANLEG adalah membahas
produk-produk perda yang akan dibahas dan
diloloskan dalam masa 5 tahun, baik sebagai inisiatif
dengan wujud perda baru maupun revisi dari perda
yang sudah ada namun tidak relevan untuk
dilaksanakan. Perda-perda tersebut antara lain ;
Raperda inisiatif : Raperda kemiskinan, Raperda
perlindungan perempuan dan anak, Raperda
Agung Setiyono, SH
Percepat Pembangunan
Sarana Jalan Searah
A
gung Setiyono,
anggota DPRD
Kota Salatiga
menginginkan agar sarana
jalan searah Jl. Jenderal
S u d i r m a n s e g e r a
direalisasikan. Pembangunan
tersebut sangat urgent
m e n g i n g a t b i s a
membahayakan pengguna
jalan.
Meskipun maca
percobaan jalan searah telah
Suyanto
Jensud Searah
Perlu Ditindak Lanjuti
P
24
emberlakuan jalan serah Jenderal
Sudirman Salatiga telah berlangsung,
namun perlu adanya tindak lanjut yang
Jiwaraga
Edisi I 2010
kesehatan, Raperda
Benda Cagar Budaya,
Raperda jasa dan
konstruksi, dan
Raperda terminal.
sedangkan revisi
perda meliputi : Perda
pasar dan PKL, Perda
PDAM, Perda Protokoler,
Perda tatib DPRD Kota
Salatiga, Perda
Terminal, dan Perda ijin.
R
o
s
s
a
menjelaskan bahwa
badan legislasi di DPRD
akan menyelesaikan prolegda (program legislasi
daerah) bekerja sama dengan eksekutif.
“Program-program legislasi daerah baik program
pemerintah maupun inisiatif, harus diawali dengan
permaslahan yang ada di daerah,” ungkapnya.
Selama ini, Rossa menilai banyak permasalahan
di daerah yang belum ada aturannya maupun ada
aturannya tetapi sudah usang karena tidak pernah
ditinjau kembali.(JR_nina)
lama namun belum ada tanda-tanda pengerjaan
sarana penunjangnya. “Optimalisasi jalan searah
Jenderal Sudirman belum dilaksanakan karena
sarana penunjang yang belum memadai. Mulai dari
pembatas jalur yang hanya dibuat dari bambu, garis
pembeda jalur juga belum ada, serta garis parki juga
belum ada,” tukas Agung.
Dengan sarana yang terkesan sekedarnya ini
akan mengganggu pengguna jalan. Rambu yang ada
juga belum maksimal sebagai penunjuk. “Karena
belum ada bangunan pembatas permanent, sering kali
terjadi serobot-menyerobot dari jalur satu ke jalur lain.
Misalnya saja sepeda motor yang dari jalur lambat
langsung nyelonong ke jalur cepat atau sebaliknya. Ini
sangat membahayakan, meskipun sampai saat ini
belum ada korban tapi tidak mustahil terjadi” tambah
Agung. Agung berharap agar pemerintah segera
menindaklanjuti pembangunan ini. Dengan
terbangunnya jalan yang permanent akan sangat
membantu masyarakat Salatiga dan pengguna
jalan.(JR_lux)
lebih serius. Demikian
lontar Suyanto anggota
dewan dari Fraksi Golkar
barru-baru ini. Panjang
jalan yang ada sementara ini
dinilai masih kurang jika
pemerintah benar-benar
ingin menerapkan jalan
Jenderal Sudirman satu
arah. Jarak dari pertigaan jl.
Langensuko sampai
Warta
pertigaan jl. Sukowati diharapkan terus dilanjutkan.
Idealnya ialah mulai dari bundaran Tamansari sampai
pertigaan jl. A. Yani. Rambu-rambu jalan juga harus
segera dilengkapi, jangan sampai pengguna jalan
salah jalur karena penunjuk arah yang tidak ada atau
susah dilihat.
“Demikian pula dengan batas jalan pun
dimaksimalkan agar tidak mengganggu,” pinta
Suyanto. Suyanto menegaskan bahwa jika pemkot
mengajukan anggaran untuk pelaksanaan program
Eni Tri Yuliastuti
Minimnya
Alokasi Pendanaan
P
r
o
s
e
s
pembangunan
Jensud Jalan
searah yang berada di jalan
Pasar Raya masih tersendat –
sen d at d iseb ab k an oleh
pendanaan yang masih
min im, u n gk ap E n i T ri
Yuliastuti. Selama ini
pendanaan yang dialokasikan
untuk pembangunan jalan
searah masih dari APBD,
PPRN
Maulana Ibnu Sina, SE
Parkir Jadi Kendala
P
arkir yang diterapkan pada jalan Jenderal
Sudirman saat ini membuat pengguna
jalan kesulitan. Begitu komentar anggota
dewan dari Partai PPRN Maulana Ibnu Sina ketika
ditemui disela-sela kerjanya.“Parkir yang sekarang ini
adalah di lajur kanan dan kiri, dengan begitu
membuat susah para penguna jalan lewat. Parkir
semacam itu membuat terkesan semrawut, belum lagi
antrean mobil yang ingin mengakses jalan Jenderal
Sudirman ini,” terang Ibnu Sina.
Masih lontar Ibnu Sina, agar laju lalu lintas
lancar parkir harus ditata dengan rapi, demikian pula
seperti toko-toko besar diharapkan memiliki parkir
khusus. Kemudian pemberlakuan jalan searah ini
jangan tanggung-tanggung. Jadi ya harus mulai dari
jalan searah ini, para dewan termasuk Suyanto akan
mendukung. Masyarakat masih mengeluh dengan
keadaan jalan sekarang ini. Agar itu segera teratasi
pemkot diharapkan segera merampungkan
pembangunan sarana pendukungnya.
“Berapapun anggaran yang diajukan kita akan
kaji dan mendukung. Ini adalah demi terpenuhinya
pelayanan masyarakat berupa ketersediaan jalan yang
layak dan nyaman,” tambah dewan dari Tingkir
ini.(JR_lux)
maka untuk mempermudah proses pembangunan ini
diharapkan ada suntikan dana dari pemerintah pusat.
“Saya rasa pembangunan ini masih terus
tersendat bila belum ada dana yang memadai, sebab
bila ada dana pasti akan berjalan dengan lancar
proses pembangunan ini, ujar anggota dewan yang
lemah lembut Eni Tri Yuliastuti dengan tegas.
Dana adalah kunci dari suksesnya
pembangunan, seandainya program ini tersendatprosesnya, maka manfaat yang akan diambil oleh
masyarakat pun akan tertunda. Namun itu semua
tidak mengurangi nilai dari niat pembangunan jalan
searah ini, hanya waktu saja yang relatif lama, tetapi
yang diharapkan bahwa program ini harus selesai
pada tahun ini, sebab masih ada program-program
yang lain untuk disosialisasikan.
Menurut Eni Tri Yuliastuti melihat kondisi jalan
yang digunakan untuk melintas bagi pengguna jalan
masih sangat memprihatinkan, oleh sebab itu Dinas
terkait dengan suksesnya program ini segera
dilakukan pembenahan terlebih dahulu.(JR_Nina)
bundaran Tamansari sampai
jalan A Yani jangan seperti
sekarang ini yang hanya di
depan pasar.
“Jika pemberlakuan
jalan searah hanya di
komplek pasar ini malah
m e n y u l i t k a n d a n
membingungkan. Orang yang
berbelanja sering lupa harus
masuk dan keluar dari jalan
mana” terang Ibnu Sina.
Ibnu Sina juga
berharap Jalan Letjend Sukowati atau depan Kantor
Pemkot Salatiga juga diberlakukan jalan searah agar
membantu program tersebut. “Alangkah baiknya jalan
Sukowati juga di buat satu arah ke Lapangan
Pancasila. Dalam amatan saya sering terjadi
penumpukan antrean di perempatan lampu merah
Surabaya motor. Jika rambu tersebut dihilangkan
saja dan hanya dibuat satu arah ke barat akan
menghilangkan penumpukan kendaraan. Parkir juga
haursnya dibuat satu sisi saja agar pengguna jalan
tidak terganggu,” pungkas Ibnu Sina.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
25
Warta
Partai Keadilan
Persatuan Indonesia
H. Toto Suprapto, Bcm. SE
Pertumbuhan Ekonomi
Dan PAD Akan Terganggu
S
esuai dengan fungsi dan kewenangan
DPRD yaitu budgeting, penganggaran
untuk semua kegiatan dalam
menjalankan roda pemerintahan di Kota Salatiga
secara normatif dilakukan pembahasan, penetapan
atau perubahan tahun anggaran. Kecuali ada hal-hal
yang dianggap perlu meminta informasi berkaitan
dengan penganggaran dari SKPD-SKPD yang oleh
komisi dianggap perlu klarifikasi, maka kami
mengundang SKPD terkait. Hal tersebut dijelaskan
oleh Toto Suprapto sebagai komisi II DPRD Kota
Salatiga.
Dia menambahkan, hal-hal yang dianggap perlu
mendapat perhatian akan direkomendasikan kepada
badan anggaran legislatif untuk materi pembahasan
anggaran. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di
Kota Salatiga cukup bagus, bahkan di atas target yang
direncanakan oleh pemda, namun masih banyak
potensi-potensi ekonomi yang belum termanfaatkan
karena sarana dan pra sarana yang belum tersedia,
belum terprogram atau adanya hal-hal yang tidak
S
a n d r a
Kusumawati, SH
menuturkan
bahwa peretemuan dengan
pihak PT MMS adalah sebagai
upaya optimalisasi
pemanfaatan Pasara Raya II
lantai dua, tiga dan empat.
“Ada dua hasil kesepakatan
setelah pertemuan tersebut.
Yang pertama adalah Pasar
tersebut dipihak ke-tigakan
dan pilihan kedua adalah
pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga nyusuki
(memberikan ganti rugi),” terang anggota dewan dari
PKPI ini.
Ditanya mengenai nominal yang disepakati jika
Pemkot Salatiga memberikan ganti rugi, Sandra
menerangkan bahwa angka 20 M yang muncul.
“Seandainya Pemkot ingin nyusuki mereka
memberikan penawaran sebanyak 20 miliar. Angka
26
Jiwaraga
Edisi I 2010
segera ditangani.Dia
mengibaratkan Pasaraya II
sebagai Raksasa Tidur
yang sangat dia
sayangkan.
Karena itu, DPRD
membuat Pansus (pansus
percepatan pasaraya II)
yang tugasnya mencari
solusi terhadap PT.MMS.
“Kita sedang mencari
kontribusi yang sudah
masuk selama 14 tahun ini
dimana hak guna
bangunan pasaraya I, II dan exs toko Hasil dipegang
oleh PT.MMS,” ujarnya. Dia optimis angka
pertumbuhan akonomi di kota Salatiga akan
memenuhi target, bahkan diatas rata-rata.
Namun dia menyayangkan pembangunan jalan
searah yang masih belum sempurna. “Kalau kondisi
jalan satu arah masih seperti itu, akan mempengaruhi
banyak faktor yang bisa menurunkan pendapatan asli
daerah dan pertumbuhan ekonomi akan terganggu,”
ungkapnya.
Dia menambahkan jika sesuai dengan desain
yang direncanakan, tertata dengan baik dan Pasa
Raya II segera diselesaikan maka akan menjadi 2 hal
yang saling mendukung dan melengkapi.(JR_lux)
Sandra Kusumawati, SH
Master Plan
Kurang Jelas
yang cukup banyak untuk sebuah ganti rugi,
meskipun sudah dihitung penyusutan nilai
bangunan,” tambahnya.
Hal yang terpenting sebenarnya Pasar Raya II
tersebut mau dikemanakan. Pihak Pemkot harus
memiliki master plan yang jelas. “ Sebenarnya kalau
saya adalah pihak Pemkot mesti jelas dulu rencana ke
depan Pasar tersebut mau di manfaatkan untuk apa.
Bukan masalah nyusuki atau dipihak ketigakan, tapi
Jangan sampai sudah memberikan ganti rugi banyak,
di belakangnya pasar tersebut akan mangkrak, kan
sia-sia dan menghamburkan uang saja,” pinta Sandra
pada Pemkot Salatiga.(JR_lux)
Warta
Ellysabeth Dwi Kurniasih, SH. S.Si
Kelas Inklusi
Untuk Anak Autis
P
ada tahun ini anak-anak yang mengidap
autis dapat belajar dengan tenang
bersamaan anak-anak normal sebab
pemerintah akan segera melakukan program kelas
inklusi dimana anak-anak yang autis dapat
bersanding dengan anak-anak normal di bangku
pendidikan secara langsung, maka harapannya segera
sukseskan segala keperluan yang dibutuhkan dalam
program ini, ujar Ellysabeth Dwi Kurniasih,SH. M.Si
Program dari pemerintah pusat yang
memberikan anggaran sebesar 400 juta adalah bukan
nominal kecil, maka pelaksaan program ini harus
dilakukan secara maksimal, agar aspek manfaat dari
program ini dapat benar-benar sampai kepada yang
lebih membutuhkan. Sasaran utama yang harus
diutamakan adalah anak-anak yang menyandang
autis. Tujuannya satu yaitu agar anak autis dapat
merasakan pendidikan sama dengan yang lainnya.
“Saya pikir tingkat
intelektual anak yang
menyandang autis hampir
menyamai dengan anak yang
normal lainnya, hanya saja
sedikit ada gangguan pada
dirinya, maka program ini
sangat efektif bagi anak –
anak yang keadaannya
seperti itu” Tegas Ellysabeth
Dwi Kurniasih, SH. M.Si
Anak autis tidak jauh
berbeda dengan anak normal
dalam segi intelektual, dengan sedikit dorongan serta
bimbingan yang intens terhadap anak tersebut,
lambat laut gangguan tersebut akan berkurang dan
terbiasa untuk berinteraksi dengan yang lainnya.
Maka dibentuklah program baru ini agar anak autis
dapat bersanding dengan yang lainnya dan
harapannya anak tersebut dapat terbiasa dengan
teman yang normal.
Yang kedua dari pihak orang tua pada tahun ini
dapat memasukkan anaknya yang autis ke dalam
sekolahan yang mereka kehendaki, sebab semuanya
akan diberi fasilitas oleh pemerintah bila ada anak
yang dikhususkan seperti ini.(JR_mis)
Partai
Persatuan Pembangunan
Mahmudah
Prihatin
Pembangunan Pasar Raya II
D
ewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)
kota Salatiga dari PPP, Mahmudah
menyayangkan pembangunan Pasa
Raya II yang masih terhenti. “saya sangat
menyayangkan hal itu, padahal pembangunan Pasa
Raya II jika lebih optimal bisa menambah PAD yang
bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga kota
Salatiga,” ujarnya kecewa.
Dia berharap, permasalahan Pasa Raya II
Salatiga bisa diselesaikan secepatnya dan tidak
berlarut-larut.
Menanggapi adanya program jalur satu arah di
Jalan Jendral Sudirman, dia mengaku saat ini
mempengaruhi proses kegiatan ekonomi di kota
Salatiga. “Ada penurunan, tetapi tidak signifikan,”
imbuhnya. Namun dia optimis hal ini hanya bersifat
sementara saja dan akan segera meningkat seperti
sedia kala, bahkan
meningkat.
“Warga masih perlu
penyesuaian diri, karena
program ini baru berjalan
satu bulan, lama kelamaan
pasti warga bisa terbiasa.”
Ujarnya optimis.
Untuk meningkatkan
pendapatan daerah dan
memperindah kota, dia
mengakui saat ini potensipotensi yang ada di kota
Salatiga belum dimanfaatkan secara optimal, karena
itu anggota komisi II DPRD Kota Salatiga yang
membidangi masalah ekonomi dan keuangan ini
mengaku bahwa komisi II DPRD Kota Salatiga saat ini
sedang mewacanakan pemanfaatan tanah di daerah
pulutan yang saat ini masih belum dimanfaatkan,
akan digunakan sebagai tempat wisata.
“Sedang kami wacanakan adanya pembangunan
semacam market garden, pemasaran produk-produk
pertanian dari kota salatiga, namun masih sebatas
wacana saja”.(JR_mis)
Jiwaraga
Edisi I 2010
27
Warta
Partai Indonesia Sejahtera
Yulianto, SE. MM
SKPD Berpihak
Pada Pembangunan
D
PRD dari Partai Indonesia Sejahtera ini
menjelaskan bahwa rencana
pembangunan di Indonesia meliputi
rencana pembangunan jangka panjang dan jangka
menengah dengan kurun waktu 5 tahun serta rencana
pembangunan jangka pendek dengan kurun waktu 1
tahun. Sesuai dengan tugas dan fungsi DPR yaitu :
pertama, Legislasi : Diwujudkan dalam membentuk
Peraturan Daerah bersama Kepala Daerah
Kedua, Anggaran : Diwujudkan dalam
menyusun dan menetapkan APBD bersama
Pemerintah Daerah dan ketiga, Pengawasan :
Diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap
pelaksanaan Undang-undang, Peraturan Daerah,
Keputusan Kepala Daerah dan kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Maka tugas anggota DPRD Kota Salatiga komisi
III ini pun demikian, termasuk menetapkan anggaran
untuk penyelesaian Jalan searah yang saat ini sedang
dibangun oleh Pemerintah Kota Salatiga serta
Titik Kirnaningsih, SE
Dibutuhkan Keiklasan
Dan Pengabdian
M
enanggapi
b e r b a g a i
m a c a m
permasalahan pendidikan di
kota salatiga, titik menilai
harus ada kerjasama yang
baik antara pihak Pemerintah
dan sekolah.
“Pihak Sekolah dan
Pemerintah atau Dinas
Pendidikan harus bisa
b e r s i n e r g i u n t u k
28
Jiwaraga
Edisi I 2010
m e n g a w a s i
pembangunanya.
“Sejauh ini kami
lihat pembangunan berjalan
dengan baik, ada
keluhan-keluhan
tetapi tidak
b a n y a k , ”
ungkapnya. Komisi
III DPRD Kota
Salatiga yang
m e m b a w a h i
bidang pembangunan ini mengungkapkan bahwa
pembangunan di
Kota Salatiga tidak seharusnya hanya pembangunan
fisik saja melainkan harus diiringi dengan
pembangunan rohani.
“Contohnya, meningkatkan sarana dan pra
sarana tempat ibadah, adanya perhatian khusus
kepada semua agama dan tidak memihak kepada
salah satu keyakinan saja” ungkapnya.
Dia juga berharap semua pembangunan yang
ada di Kota Salatiga lebih pro kepada rakyat dan bisa
langsung menyentuh masyarakat, terutama dari segi
pemanfaatan. “Satuan kerja perangkat daerah yang
ada di Kota Salatiga juga harus lebih berpihak kepada
pembangunan yang bisa menyentuh masyarakat
secara langsung,” pungkasnya.(JR_nina)
meningkatkan kemampuan siswa, siswa tidak boleh
hanya dipacu dan ditekan sementara pihak sekolah
tidak memberikn pendidikan yang maksimal kepada
siswanya,” ujarnya.
Anggota DPRD komisi I bidang hukum dan
Pemerintahan ini juga sangat menyaynagkan adanya
beasiswa yang salah sasaran.
“Banyak anak-anak yang tergolong mampu
tetapi mendapat beasiswa sedangkan yang tidak
mampu malah tidak mendapat,” ujarnya.
Karena itu dia menghimbau kepada pihak
sekolah agar mendata siswanya dengan benar
sehingga beasiswa tidak salah sasaran. dan kepada
dinas terkait agar beasiswa tidak mampu lebih tepat
sasaran dan lebih diperuntukkan kepada siswa yang
sama sekali belum pernah mendpatkn beasiswa.
Mengenai penyelenggaran ujian nasional, di
berharap “Semoga UAN tahun ini berjalan lancar,
transparan tidak ada kecurangan dan hasilnya bisa
maksimal,” pungkasnya.(JR_nina)
Sosok
Drs. FS Ariyadi
Suka Berpetualang
S
osok yang satu ini memang unik, meskipun
sudah menjadi DPRD Kota Salatiga namun
penampilannya tidak berubah dari sebelum
menduduki kursi legislatif. Berangkat ke kantor naik
motor trail kesayangan,
tampil santai, pakaian
sederhana namun rapi.
Namanya Drs. FS. Ariadi, putra ibu Suparmi yang
lahir di Salatiga 15 Pebruari 1964 silam. Pria satu ini
termasuk suka tantangan terbukti dengan profesi yang
dilakoninya selalu berganti-ganti.
Pengalaman kerja mulai dari menjadi guru di sma
regina pacis solo, usaha handy craft, usaha property dan
akhirnya menjadi anggota DPRD Kota Salatiga periode
2009-2014. Usaha handy craft sebenarnya menjanjikan,
namun karena adanya
pasar bebas
usahanya surut.
Kendalanya
adalah banjirnya
p r o d u k
Cina yang lebih
m u r a h
dan banyak
pilihan.
Menjadi
dewan
Ariadi belum
menem
ukan ritme yang
enjoy,
ini disebabkan
selama
pengalaman
kerjanya adalah
sebaga
i orang yang
memili
ki plaining, strategi
d a n
waktu yang terprogram. Sedang pada prosinya sekarang
ini semua pekerjaan mengalir dan kurang tantangan.
Selain itu di dewan adalah satu lembaga yang terdiri dari
berbagai kelompok, demikian pula berbagai kepentingan
di sana.
“Saya dalam kerja dahulunya adalah satu
komunitas, tentunya satu visi dan satu tujuan yaitu
suksesnya kerja. Tapi di dewan tidak begitu jadi perlu
penyesuaian yang lama untuk bekerja” terang Ariadi. Pria
yang beristrikan Yuni Christanti ini hidup bahagia dan
telah dikaruniai dua orang putra, yang pertama Ica sudah
duduk di bangku SMA dan Farel masih di SD.
Meskipun sudah menjadi wakil rakyat, hoby pria ini
tidak berubah selalu senang dengan petualangan. Sejak
remaja sering naik gunung bahkan hampir tiap minggu.
Olah raga juga menjadi kegemarannya, karate yang
ditekuni sampai mengantarkannya masuk dalam kancah
Kejuaraan Nasional mewakili Perguruan Tinggi Salatiga
dan kejuaraan tingkat provinsi.
Ariadi juga suka menembak dan dalam waktu dekat
ini akan membentuk komunitas penembak senapan
angin Kota Salatiga. Dia juga menjadi pengurus
paguyuban motor trail Kota Salatiga. Berbagai event
motor trail diikuti, diantaranya Candiroto Touring. “Saya
suka berpergian ke daerah-daerah baru yang masih
alami. Dengan begitu akan muncul katarsis atau semua
uneg-uneg dalam diri saya keluar,” papar Ariadi.
Komunitas motor yang diikuti adalah Kots
(Komunitas Trail Salatiga). Kegiatan komunitas ini
tidak hanya hura-hura tapi juga melakukan
berbagai kegiatan sosial. Pernah bekerjasama
dengan komunitas Jeep Salatiga mengadakan
tour dan diakhiri dengan program penanaman
pohon.
“Jiwa kebersaan dalam komunitas motor
sangat kental. Disana ada jiwa tolong
menolong dan saling membantu yang
kesusahan. Misalnya saja memberikan
modal untuk membuka bengkel bagi
yang tidak mampu,” jelas dewan dari
Sidorejo ini.
Selain menjalankan hobynya
Ariadi tidak lupa dengan peran dan
posisinya di masyarakat. Dalam
berbagai kegiatan di kompleknya
dia rutin ikut berbagai pertemuan.
Selain itu untuk mendekatkan diri
antar personal sering ikut
badminton dengan masyarakat.
Dia juga sering mengikuti
turnamen dan lomba
yang diadakan
warga.(JR_lux)
Jiwaraga
Edisi I 2010
29
Tebak Wajah
TEBAK WAJAH JIWARAGA 10
Total Hadiah Rp. 150.000,00
untuk 3 orang Pemenang @ Rp. 50.000,00
KETENTUAN MENEBAK :
1. Susunlah penggalan foto salah seorang anggota DPRD Kota
Salatiga ini di kartu pos sehingga membentuk foto aslinya secara
utuh.
2. Sebutkan identitas namanya.
3. Cantumkan Kupon Tebak Wajah Jiwaraga 10 yang telah
disediakan.
4. Jawaban dikirim ke kantor Redaksi Majalah Jiwaraga, dengan
alamat Sekretariat DPRD Kota Salatiga, Jalan Letjend. Sukowati
Nomor 51 Salatiga.
5. Tulis nama dan alamat lengkap pengirim.
6. Jawaban diterima Redaksi majalah Jiwaraga paling lambat
tanggal 30 Juni 2010.
7. Akan diundi 3 (tiga) orang pemenang masing-masing berhak
mendapat hadiah Rp. 50.000,00.
8. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Jiwaraga Edisi II
Tahun 2010
9. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi dengan
menyertai foto copy identitas diri.
KUPON TEBAK WAJAH JIWARAGA 10
Jawaban Tebak Wajah
Jiwaraga 09 :
ROSA DARWANTI, SH., M.Si
PEMENANG TEBAK WAJAH
JIWARAGA 09
1. HARYONO; Ngawen, Mangunsari
Salatiga.
2. ADY INDRIASARI; Jl. Kalitaman No.
63 Salatiga
3. CAHYA VEGA IRIAWAN; SMKN3
Salatiga
ROSA DARWANTI, SH., M.Si
30
Jiwaraga
Edisi I 2010
Foto Kegiatan DPRD
Rapat Paripurna DPRD
Dalam Rangka Penyampaian Pandangan Umum Fraksi
Terhadap Lima Raperda Kota Salatiga
di Ruang Sidang DPRD Kota Salatiga.
(Foto/Doc.Majalah Jiwa Raga).
Download