Implementasi Kebijakan Publik ISSN 2303 - 341X IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK (Studi Deskriptif Tentang Implementasi Kebijakan Parkir Berlangganan di Kabupaten Sidoarjo) Faris Angger Hidayatullah Mahasiswa program studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga Abstract The main issue that develops in the Public Policy referring to the low quality services that provided by government. That was interesting to researched the implementation of parking policy subscription in Sidoarjo. The purpose of this research is to describe a implementation of parking policy subscription, constraint that pose challenges and measures that should be done to improve implementation of the subscription parking in Sidoarjo. This research used descriptive qualitative method. The focuses of this research : (1) The implementation of subscription parking in Sidoarjo, (2) constraint factors on parking policy subscription service, (3) measures which should be done by Transportation Department to improve the subscription parking for user. The results of the research showed that subscription parking in Sidoarjo are in the phase of service, control, and the supervision is still considered less than the maximum and not good at implementation, so it need renewal for of parking policy subscription in Sidoarjo. Which in the phase of service require technological advances because it will be able to streamline the bureaucracy and also simplify the process of services, for the supervission phase need improvement system to subscription parking clerck in order to implementation in the field in accordance by rules, and the parking clerk no longer ask the user for money parking, using strick supervission mechanism and sanction are quite assertive when supervisors and clerk break the rules. Next, phase control mechanism by facilitate the public to express their aspirations relating to subscription parking service. The public complaints could be submitted directly by call center, online media, or go to meet supervisor at available subscription parking post. Keywords : Implementation of Public Policy, subscription parking Pendahuluan Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara professional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab tersebut diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut kewenangan daerah menjadi lebih besar untuk mengelola dan untuk mengurus rumah tangganya sendiri termasuk mengelola sumber-sumber penerimaan daerah, dan sumber-sumber penerimaan daerah tersebut digunakan untuk mendukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). maupun lokal, seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan daerah kabupaten/kota dan sebagainya. Menurut pandangan David Easton, ketika Pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu pula pemerintah mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai didalamnya. Dalam konteks ini, kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktekpraktek sosial yang ada dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup di masyarakat, maka kebijakan publik tersebut pasti akan dapat penentangan atau resistensi dari masyarakat apabila diimplementasikan. Dalam konteks kebijakan publik seharusnya mampu mengakomodasi nilai-nilai yang berkembang dalam praktek kehidupan bermasyarakat. Kebijakan pemerintah dipahami sebagai kebijakan yang dibuat oleh badan-badan pemerintah dan para aktor politik yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada publik. Lingkup studi kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai bidang atau sektor, seperti bidang politik, hukum, pendidikan, pertanian, keamanan luar negeri, keamanan dalam negeri, dan sebagainya. Disamping itu kebijakan publik dilihat dari herarkinya bahwa kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional, Penyelenggaraan kebijakan merupakan hal terpenting dari kebijakan publik karena dalam proses penyelenggaraankebijakan terdapat interaksi politik antar stakeholder. Pada dasarnya suatu kebijakan publik dibuat untuk menertibkan masyarakat dan cenderung bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peranan Pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas 1 Implementasi Kebijakan Publik Pemerintah di dalam pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah. Dalam mewujudkan peran Pemerintah daerah tersebut, satu hal yang harus dimiliki oleh daerah adalah kemampuan dalam penyediaan pembiayaan pembangunan yang bertumpu pada sumber pendapatan daerah yang lebih besar. Kebijakan Parkir berlangganan di Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab sebagai mana yang dimaksud dalam undang-undang Nomor 32 tentang pemerintah daerah. Kebijakan parkir berlanggananan di Kabupaten Sidoarjo merupakan upaya pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah dalam rangka untuk memperoleh dana sehubungan dengan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Implementasi kebijakan parkir berlangganan di Kabupaten Sidoarjo merupakan bentuk kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya untuk mencapai beberapa tujuan terkait dengan kelancaran lalu lintas jalan dan upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Implementasi kebijakan ini tidak lepas dari kewenangan daerah dalam mengelola keuangan daerah, ketertiban daerah, tata ruang kota dan secara umum merupakan upaya pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mensejahterakan masyarakatnya. Pemerintah Daerah mempunyai tugas salah satunya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, serta fasilitas publik lainnya. Tak terkecuali penyediaan lahan parkir yang memadai. Tata letak kota yang baik juga didukung salah satunya dengan fasilitas parkir yang tepat dan memadai, serta SDM yang tepat guna dalam mengelola fasilitas parkir tersebut. Tetapi pelayanan jasa parkir di Kabupaten Sidoarjo yang dirasa masih kurang optimal baik pelayanan, fasilitas maupun dari segi pendapatannya perlu dibuatkan suatu strategi serta peraturan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat sebagai pemakai jasa parkir, serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara maksimal. Berangkat dari masalah tersebut, Pemkab Sidoarjo bekerja sama dengan Pemprov (Dispenda Prov) Jawa Timur membuat suatu program “Retribusi Parkir Berlangganan” dengan payung hukumnya yakni Perda No.1 tahun 2006 tentang retribusi parkir, PerBup Sidoarjo No.4 tahun 2006 tentang pelayanan retribusi parkir, SK. Bupati Sidoarjo No.188/71/404.1.1.3/2006 dan berdasarkan Keputusan Bersama dari berbagai pihak (dalam hal ini Pemkab Sidoarjo, Dispenda Prov Jawa Timur, serta Polda Sidoarjo). Dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan mengikuti prinsip snowball. Adapun sampel yang bertujuan ini ditentukan pada mereka yang mempunyai sifat-sifat yang melekat pada variabel analisis. Sedangkan teknik pengumpulan data ISSN 2303 - 341X dilakukan dengan cara Wawancara, langsung, Dokumentasi dan Trianggulasi Observasi Kebijakan Publik Elemen yang terkandung didalam kebijakan publik : 1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu. 2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah. 3. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan. 4. Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai sesuatu masalah tertentu) dan bersifat negative (keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu). 5. Kebijakan publik (positif), selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif) Tahap-tahap kebijakan publik : 1. Penyusunan Agenda Para pejabat yang dipilih dan di angkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak di sentuh sama sekali, sementara masalah yang lain di tetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu di tunda untuk waktu yang lama. Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain. Isu kebijakan (policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Isu kebijakan (policy issues) biasanya muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut. Menurut William Dunn (1990), isu kebijakan merupakan produk 2 Implementasi Kebijakan Publik atau fungsi dari adanya perdebatan baik tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah tertentu. 2. Formulasi Kebijakan Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah 3. Adopsi/Legitimasi Kebijakan Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah. Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah mendukung. Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi, cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir pemerintahan disonansi. Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung Pemerintah. 4. Implementasi kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu keputusan program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (implementors). Namun beberapa yang lain mungkin akan di tentang oleh para pelaksana. 5. Penilaian dan evaluasi kebijakan Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut ISSN 2303 - 341X estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. Implementasi Kebijakan Publik Implementasi kebijakan menurut George C Edward : a. Komunikasi (Communication) Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Sementara itu, komunikasi kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy makers) kepada pelaksana kebijakan (policy implementors). Widodo menambahkan bahwa informasi perlu disampaikan kepada pelaku kebijakan agar pelaku kebijakan dapat memahami apa yang menjadi isi, tujuan, arah, kelompok sasaran (target group) kebijakan, sehingga pelaku kebijakan dapat mempersiapkan hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan, agar proses implementasi kebijakan bisa berjalan dengan efektif serta sesuai dengan tujuan kebijakan itu sendiri. Komunikasi dalam implementasi kebijakan mencakup beberapa dimensi penting yaitu tranformasi informasi (transimisi), kejelasan informasi (clarity) dan konsistensi informasi (consistency). Dimensi tranformasi menghendaki agar informasi tidak hanya disampaikan kepada pelaksana kebijakan tetapi juga kepada kelompok sasaran dan pihak yang terkait. Dimensi kejelasan menghendaki agar informasi yang jelas dan mudah dipahami, selain itu untuk menghindari kesalahan interpretasi dari pelaksana kebijakan, kelompok sasaran maupun pihak yang terkait dalam implementasi kebijakan. Sedangkan dimensi konsistensi menghendaki agar informasi yang disampaikan harus konsisten sehingga tidak menimbulkan kebingungan pelaksana kebijakan, kelompok sasaran maupun pihak terkait. b. Sumber Daya (Resources) Sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi kebijakan mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuanketentuan dan aturan-aturan serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan secara efektif maka 3 Implementasi Kebijakan Publik implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber daya ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan kewenangan yang dijelaskan sebagai berikut : 1) Sumber Daya Manusia (Staff) Implementasi kebijakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia yang cukup kualitas dan kuantitasnya. Kualitas sumber daya manusia berkaitan dengan keterampilan, dedikas, profesionalitas, dan kompetensi di bidangnya, sedangkan kuatitas berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi, sebab tanpa sumber daya manusia yang kehandalan sumber daya manusia, implementasi kebijakan akan berjalan lambat. 2) Anggaran (Budgetary) Dalam implementasi kebijakan, anggaran berkaitan dengan kecukupan modal atau investasi atas suatu program atau kebijakan untuk menjamin terlaksananya kebijakan, sebab tanpa dukungan anggaran yang memadahi, kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. 3) Fasilitas (facility) Fasilitas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Pengadaan fasilitas yang layak, seperti gedung, tanah dan peralatan perkantoran akan menunjang dalam keberhasilan implementasi suatu program atau kebijakan. 4) Informasi dan Kewenangan (Information and Authority) Informasi juga menjadi faktor penting dalam implementasi kebijakan, terutama informasi yang relevan dan cukup terkait bagaimana mengimplementasikan suatu kebijakan. Sementara wewenang berperan penting terutama untuk meyakinkan dan menjamin bahwa kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki. c. Disposisi (Disposition) Kecenderungan perilaku atau karakteristik dari pelaksana kebijakan berperan penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan atau sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan misalnya ISSN 2303 - 341X kejujuran dan komitmen yang tinggi. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berada dalam asa program yang telah digariskan, sedangkan komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakn akan membuat mereka selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung maka implementasi tidak akan terlaksana dengan baik. d. Struktur Birokrasi (Bureucratic Structure) Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standart operation procedur (SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan menyebabkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan menyebabkan aktivitas organisasi menjadi tidak fleksibel. Kebijakan Parkir Berlangganan 1. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya; namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung.Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang dan/atau barang. Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan mengaturan posisi kendaraan, yaitu parkir paralel, parkir tegak lurus, dan parkir serong : a. Parkir pararel Parkir sejajar dimana parkir diatur dalam sebuah baris, dengan bumper depan mobil menghadap salah satu bumper belakang yang berdekatan. Parkir 4 Implementasi Kebijakan Publik dilakukan sejajar dengan tepi jalan, baik di sisi kiri jalan atau sisi kanan atau kedua sisi bila hal itu memungkinkan,. Parkir paralel adalah cara paling umum dilakasanakan untuk parkir mobil dipinggir jalan. Cara ini juga digunakan dipelataran parkir ataupun gedung parkir khususnya untuk mengisi ruang parkir yang parkir serong tidak memungkinkan b. Parkir tegak lurus Dengan cara ini mobil diparkir tegak lurus, berdampingan, menghadap tegak lurus ke lorong/gang, trotoar, atau dinding. Jenis mobil ini parkir lebih terukur daripada parkir paralel dan karena itu biasanya digunakan di tempat di pelataran parkir parkir atau gedung parkir. Sering kali, di tempat parkir mobil menggunakan parkir tegak lurus, dua baris tempat parkir dapat diatur berhadapan depan dengan depan, dengan atau tanpa gang di antara keduanya. Bisa juga parkir tegak lurus dilakukan dipinggir jalan sepanjang jalan dimana parkir ditempatkan cukup lebar untuk kendaraan keluar atau masuk ke ruang parkir.apa bener c. Fasilitas parkir berbentuk: a. b. 4. Bagi sebagian besar kendaraan bermotor, ada tiga cara parkir, berdasarkan susunan kendaraan : parkir paralel, parkir tegak lurus, dan parkir serong. Ini adalah konfigurasi dimana pengemudi kendaraan dapat mengakses parkir secara mandiri. 5. Kebijaksanaan parkir Beberapa kebijakan parkir yang diterapkan diberbagai negara antara lain: a. b. Satuan ruang parkir Satuan ruang parkir merupakan ukuran luas efektif untuk meletakkan satu buah kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor). Di dalamnya sudah termasuk ruang bebas di kiri dan kanan kendaraan dengan pengertian pintu bisa dibuka untuk turun naik penumpang serta hal-hal tertentu seperti ruang gerak untuk kursi roda khusus untuk parkir kendaraan bagi penderita cacat serta ruang bebas depan dan belakang. Parkir di pinggir jalan Parkir di luar badan jalan Cara parkir Parkir serong Salah satu cara parkir yang banyak digunakan dipinggir jalan ataupun di pelataran maupun gedung parkir adalah parkir serong yang memudahkan kendaraan masuk ataupun keluar dari ruang parkir. Pada pelataran ataupun gedung parkir yang luas, diperlukan gang yang lebih sempit bila dibandingkan dengan parkir tegak lurus. 2. ISSN 2303 - 341X c. Kebijakan tarip parkir yang ditetapkan berdasarkan lokasi dan waktu, semakin dekat dengan pusat kegiatan/kota tarip lebih tinggi, demikian juga semakin lama semakin tinggi. Kebijakan ini diarahkan untuk mengendalikan jumlah pemarkir dipusat kota/pusat kegiatan dan mendorong penggunaan angkutan umum. Kebijakan pembatasan ruang parkir, terutama didaerah pusat kota ataupun pusat kegiatan. Kebijakan ini biasanya dilakukan pada parkir dipinggir jalan yang tujuan utamanya untuk melancarkan arus lalu lintas, serta pembatasan ruang parkir di luar jalan yang dilakukan melalui IMB/Ijin Mendirikan Bangunan. Kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan dilarang parkir dan dilarang berhenti serta pemarkir di luar tempat yang ditentukan untuk itu. Bentuk penegakan hukum dapat dilakukan melalui penilangan ataupun dengan gembok roda seperti yang dilakukan di Palembang. Implementasi Kebijakan Parkir Berlangganan 3. Fasilitas parkir Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang diusahakan. Parkir Berlangganan merupakan Suatu program kebijakan yang di buat oleh Pemerintah yang di mana pembayaran retribusi parkir yang harus di bayar dimuka oleh tiap kendaraan bermotor untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan pembayaran dalam kendaraan bermotor. Implementasi kebijakan parkir berlangganan di Kabupaten Sidoarjo merupakan bentuk kebijakan Pemerintah daderah dalam upaya untuk mencapai beberapa tujuan terkait dengan kelancaran lali lintas jalan raya dan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Implememtasi kebijakan parkir berlangganan tidak lepas dari kewenangan daerah di dalam mengelola 5 Implementasi Kebijakan Publik keuangan daerah, ketertiban daerah, tata ruang kota dan secara umum merupakan upaya Pemerintah Daerah dalam mensejahterahkan warganya. Peraturan Daerah ini disusun guna menyesuaikan pengaturan Retribusi Parkir Berlanganan dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, dan untuk penyediaan pelayanan, pengaturan, serta pemanfaatan tempat khusus parkir guna memperlancar lalu-lintas jalan. Peraturan Daearah ini untuk mendukung pengawasan, pengendalian, dan pengaturan kegiatan di tempat parkir. Disusun dalam rangka penyederhanaan cara pembayaran retribusi dan penertiban juru parkir sehingga memberikan kemudahan bagi Wajib Retribusi. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Parkir Berlanganan. Dari definisi konsep diatas implementasi kebijakan parkir berlangganan merupakan suatu mekanisme pelaksanaan kebijakan yang diambil dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai prosedur operasional perpakiran yang dimana jasa parkir memiliki tugas dan tujuan untuk mengatur lalu lintas di dalam jasa perpakiran dan telah memiliki prosedur serta tahapan di dalam pelaksanaannya seperti membayar tarif parkir di awal pembayaran, dan selanjutnya bisa menggunakannya secara berlangganan pada jangka waktu yang ditentukan (satu tahun) untuk lokasi parkir yang berlaku. Serta implementasi parkir berlangganan ini merupakan sebuah kebijakan yang dimana mempunyai hubungan keterkaitan langsung dengan masyarakat yang intinya ada hubungan sebab akibat di dalam pelaksanaannya. Kebijakan parkir berlangganan adalah salah satu program pemerintah, sebagai salah satu solusi jitu sistem pengelolaan perparkiran yang ada, dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa parkir (masyarakat) dan memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat, seperti kemudahan mekanisme pembayaran tarif parkir dan biaya parkir yang jauh lebih murah dan hemat. Kebijakan parkir berlangganan merupakan bentuk kebijakan Pemerintah daerah dalam upaya untuk mencapai beberapa tujuan terkait dengan kelancaran lali lintas jalan raya dan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kebijakan parkir berlangganan tidak lepas dari kewenangan Daerah didalam mengelola keuangan daerah, ketertiban daerah, tata ruang kota dan secara umum merupakan upaya Pemerintah Daerah dalam mensejahterahkan warganya ISSN 2303 - 341X kerangka pemikiran dan menggunakan analisa data kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, maka penelitian ini telah memperoleh suatu pemahaman mengenai model kebijakan parkir berlangganan yang di terapkan di Kabupaten Sidoarjo yang belum berjalan secara maksimal di dalam pelayanan, pengawasan, serta pengendaliannya. Dan dari uraian tersebut, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut Kesimpulan umum dari penelitian ini bahwa penyelenggaraan pelayanan parkir berlangganan di Kabupaten Sidoarjo tidak baik terlihat didalam pola dan tahap pelayanan, pengendalian, serta ditahap pengawasan masih kurang. Hal ini ditunjukkan bahwa kewajiban dan tanggung jawab penyelenggara layanan belum mampu dilaksanakan dengan baik, hak pengguna jasa layanan parkir berlangganan belum mampu dipenuhi secara keseluruhan, persepsi dan respon pengguna terhadap layanan parkir berlangganan tidak memuaskan dan beranggapan layanan parkir berlangganan parkir berlangganan perlu untuk lebih ditingkatkan, mekanisme pengawasan yang tidak maksimal ketika dilapangan yang dilakukan oleh pengawas juru parkir kepada juru parkir dengan tidak melakukan tugas sebagaimana kewajiban pengawas juru parkir, capaian tujuan penyelenggaraan layanan parkir berlangganan lebih berorientasi pada peningkatan PAD. Terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan pelayanan parkir berlangganan yaitu: belum adanya kerjasama yang optimal antar berbagai stakeholder, masih adanya juru parkir berlangganan yang memungut uang parkir, SDM pengawas yang kurang, sistem pengawasan yang kurang optimal, sarana dan prasarana yang kurang, Miss oriented. Daftar Pustaka Adul Wahab, Sholichin. 1997. Analisis Kebijakan dari formulasi ke implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta. Bumi Aksara.1997 Chadwik, Bruce A : Metode Penelitian Ilmu Sosial diterjemahkan dicetak oleh IKIP Semarang Press cetakan pertama 1991 Dunn, William N : Public Policy Analysis : An Introduction Second Edition Second Edition dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua –Yogyakarta by Gadjah Mada University, 2002 Fermana Surya : Kebijakan Publik : Sebuah tinjauan Filosofis . Yogyakarta.PT. Ar-Ruzz Media, 2009 KESIMPULAN Dari uraian yang telah dijelaskan secara menyeluruh dan terinci serta mendasarkan pada Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif, Buku Sumber tentang Metodemetode Baru, UI Press, Jakarta, 1992 6 Implementasi Kebijakan Publik ISSN 2303 - 341X Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Parsons, Wayne : Public Policy: Pengantar Teori & Praktis Analisis Kebijakan Jakarta : Kencana 2005 Ratminto & Atik Septi W. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2005 Sanapiah Faisal. Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar dan Aplikasinya, Yayasan Asah-Asih-asuh, Malang,1990 Setijaningrum. Erna : Buku Ajar Analisis Kebijakan Publik. Surabaya.PT.Revka Petra Media. 2011 Sinambela, Lijan Poltak. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasinya Jakarta. Bumi Aksara. 2006 Widodo, Joko. Analisis Kebijakan Publik : Konsep dan aplikasi analisis proses kebijakan publik, Bayumedia Publishing Malang. 2007 Winarno, Budi. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). Yogyakarta.PT. Buku Seru 2012 Situs Web : http://wartapedia.com/nasional/headline/tajuk/3177/par kir-berlangganan-Pemerintah-Sidoarjo Diunduh tanggal 10 Agustus 2013 http://www.tempo.co/read/news/2011/10/27/18036360 2/Terapkan-Parkir-Langganan-Pemkab-SidoarjoDiunduh tanggal 10 Agustus 2013 http://dprd-sidoarjokab.go.id/parkir-langganan-padyang-belum-maksimal.html Diunduh pada tanggal 29 Agustus 2013 , pukul 14.00 Koran Surabaya Post halaman 9 :Penolakan kebijakan parkir berlangganan http://jurnalpatrolinews.com/2013/02/04/wargasidoarjo-keluhkan-paksaan-membeli-stikerparkir-berlangganan/ Diunduh pada tanggal 11 Agustus 2013, pukul 22.00 7