BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musik Sebagai Komunikasi Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara. Musik dapat pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki irama, lagu dan keharmonisan. Musik kerap menjadi tempat untuk menuangkan ungkapan seni, kreativitas, ekspresi. Setiap orang dapat menerima dan menilai musik secara berbeda. Perbedaan itu bisa berdasarkan lokasi, budaya dan selera individu. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Musik itu sendiri mempunyai bentuk yang khas, baik dan sudut struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan. Teori musik adalah cabang ilmu yang menerangkan tentang unsur- unsur musik, seperti nada, suara, intonasi, ritme, dan sebagainya. Teori musik juga meliputi pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun menggubah musik, serta hubungan antara notasi musik dan pembawaan musik. Komunikasi adalah sebuah ilmu yang sangat erat hubungannya dengan manusia dan interaksinya didalamnya komunikasi adalah hal yang sangat sering kita dengar dari kehidupan sehari –hari. Setiap orang selalu melakukan sebuah komunikasi dimulai dari yang paling mendasar yaitu komunikasi dengan diri sendiri, kemudian bertemu orang lain dan berkomunikasi ke lingkup yang lebih luas. 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Di dalam situasi dan konteks yang sangat luas, komunikasi memainkan peran utama (basic) dan pokok (fundamental). Begitu mendasarnya sehingga dengan gampangnya komunikasi di pandang sebagai suatu kebenaran dan begitu saja diterima oleh akal sehat. Akan tetapi, ketika seseorang mempertimbangkan banyak masalah sebagai akibat dari komunikasi yang buruk kompleksitas dan tantangan yang berkaitan dengan proses komunikasi menjadi jelas bahwa sikap seperti itu kurang tepat. Definisi dan teori itu banyak dan kadang kadang saling bertentangan mereka berbeda tergantung pada tingkat pengamatan, asumsi relatif terhadap niat sudut pandang yang tersirat dan perpektif mengenai masalah hasil. 4 Komunikasi memiliki sejarah yang kaya dan panjang, yang dapat ditelusuri kembali ke tulisan- tulisan pada bangsa babilonia dan mesir sebelum abad ke-5 SM. Kontribusi awal untuk studi komunikasi berasal dari para ahli dalam apa yang disebut retorika. Mereka memandang komunikasi sebagai seni praktis dari persuasi. Aristoteles dan plato, dua orang yang pertama kali melakukan studi komunikasi, menunjukan retorika dan praktik public speaking bukan hanya sebagai seni namun juga sebagai bidang pelajaran yang masuk akal. Selama awal abad ke-20, minat terhadap komunikasi berlanjut dalam bidang retorika dan pidato ditemukannya radio dan televisi telah menyebabkan penerapan konsep jurnalisme menjadi lebih luas dan pengembangan teori-teori mencakup keseluruhan proses jurnalisme. Pada awal abad ke-21, disiplin komunikasi dan studi mengenai fenomena komunikasi menjadi perhatian utama dalam urusan kemanusiaan. Yang menjadi 4 Brent D. Ruben, Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku, terj. Ibnu Hamid.( Jakarta: Rajawali Pers,2014),hlm 20-21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 pokok masalahnya, sebagaian sudah kuno dan sebagian lagi muncul, adalah disuplin komunikasi itu sendiri dan interdisiplin dari beragam ahli dan berbagai bidang.komunikasi merupakan hal yang relevan untuk urusan pribadi dan urusan profesional. Peran teknologi baru dan teknologi lama terus menjadi fokus perhatian dalam periode ini. Fokus kajian bidang komunikasi adalah keterampilan yang paling praktis sekaligus hal-hal yang paling menjadasar dari proses kehidupan.5 Musik adalah sebuah sarana komunikasi untuk menyampaikan sebuah idea tau peikiran tentang suatu hal yang dianggap penting dan nyata di hadapi manusia maupun hanya sebagai hiburan namun setiap musik memiliki cara masing masing, dan menjadi sebuah sarana untuk berkomunikasi dengan khalayak. Pengertian musik ada dua musik: musik yang didengar dan musik yang dimainkan seseorang. Kedua musik ini adalah dua seni yang sangat berbeda satu sama lain, yang memiliki sejarah, pengaruh sosiologis, estetika, dan erotikanya masing-masing musik yang sama bisa jadi kurang menggigit jika penciptanya memainkannya untukmu, tetapi akan menggetarkan jika kamu yang memainkannya untuk dia ( meskipun buruk kamu memainkannya)- demikian Schuman. Musik yang dimainkan seseorang sangat sedikit berkaitan dengan pendengaran, tetapi terutama berkaitan dengan sentuhan jemari di atas tuts ( dan 5 Ibid. hlm.36-37. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 karena itu, dalam beberapa hal, lebih berkaitan dengan cita rasa atau bersifat sensual).6 2.1.1 Unsur Unsur Musik Sebagai Penyampai Pesan Seni musik merupakan ungkapan pikiran dan perasaan manusia yang diwujudkan dalam alunan tinggi rendahnya suara yang serasi dan merdu, sehigga menimbulkan kesan/pesan. 7 Dalam 100 tahun perjalanan musik indonesia yang mulai dari zaman kolonial hingga era global, kita bisa menarik benang merah perkembangan musik indonesia meupakan hasil serapan dari pengaruh – pengaruh musik yang datang dari luar indonesia untuk kemudian melebur menjadi kesatuan musik. Perpaduan inilah yang pada akhirnya menjadi jati diri musik indonesia yang telah kita simak dan nikmati selama ini. Tentunya hal ini merupakan perjalanan musik yang sangat panjang dan banyak sekali catatan peristiwa –peristiwa fenomenal, mulai dari positif hingga negatif. 8 Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara. Musik dapat pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki irama, dan keharmonisan. Musik kerap menjadi tempat untuk menuangkan uangkapan seni, kretivitas dan ekspresi. Setiap orang dapat menerima dan menilai musik secara berbeda. Perbedaan itu bisa berdasarkan berdasarkan lokasi, budaya 6 dan selera Trjh,Agus Hartanto, Imaji Musik Teks, Jalasutra, Yogyakarta, 2010, hlm.153 Tim Seni Budaya SMP/Mts, Seni Budaya 3 untuk SMP/MTs Kelas IX, PT Galaxy Puspa Mega,2007.hal 16 8 Denny Sakrie, 100 Tahun Musik Indonesia, Gagas Media, Jakarta, 2015 hal: 165 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ individu. 15 Musikmencerminkan kebudayaan yang khas, baik dari sudut struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan. 9 2.2 Musik, Lagu dan Lirik Relatif sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada musik sebagai media massa dalam teori dan penelitian. Mungkin karena dampaknya terhadap masyarakat tidak jelas tetapi juga tidak adanya berhentinya kemungkinan yang ditawarkan penerus teknologi rekaman dan reproduksi / penyebaran. Rekaman musik bahkan tidak memiliki label yang nyaman untuk menggambarkan perwujudan media yang banyak, walaupun istilah fonogram sudah di sarankan untuk media yang meliputi musik yang diakses melalui pemutaran kaset, pemutar CD, VCR, siaran dan kabel dan seterusnya. Sementara Signifikansi budaya dari musik menerima perhatian secara sporadis, hubungannya dengan peristiwa sosial politik telah diketahui dan terkadang dirayakan atau ditakuti. Sejaka munculnya industri berbasis anak muda pada tahun 1960-an, musik populer yang termediasi dikaitkan dengan idealisme anak muda dan masalah politik untuk menerima hedonisme dan degenerasi hingga penggunaan obat terlarang, kekerasan dan sikap antisosial.10 Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian mengatakan 9 Bebbi,Okatara, 6 jam Jago Teknik Vokal, Gudang Ilmu, Jakarta, 2011. hlm 1 Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Salemba Humanika, Jakarta, 2010 hlm : 41 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari bunyi atau suara dan keadaan diam ( sounds and silences ) dalam alur waktu dan ruang tertentu. Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan; nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yg dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).11 Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung ritme,melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya 11 Kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Online di akses di http://kbbi.web.id/musik . Pada tanggal 15 agustus pukul 21:45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.12 Lagu adalah sebuah ragam suara yang dpadukan antara suara manusia dengan alat musik yang mengiringi dengan demikian lagu adalah sebuah perpaduan bunyi yang berirama dengan alunan musik yang sudah dibuat sebelumnya, lagu berhubungan nyanyian. Lirik adalah sebuah susun kata yang terbentuk karena sebuah pemikiran manusia, biasanya lirik tersebut di buat oleh pengarangnya dengan maksud dan tujuan tertentu. Namun yang sering penulis dengar adalah tetang lirik pada lagu yang dinyanyikan seseorang baik sendiri maupun kelompok, walaupun pengertian adalah susunan kata namun pada karya seni lain susun kata disebut dengan istilah lain sepeti istilah bait pada puisi, dan lain sebagainya. 2.3 Realitas Sosial Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah aktor kreatif dari realitas sosial. Artinya tindakan manusia tak sepenuhnya di tentukan oleh norma – norma, kebiasaan – kebiasaan, nilai –nilai dan sebagainya yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial, yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata sosial. Manusia dalam bentuk hal memiliki kebebasan untuk bertindak diluar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu berasal.manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya melalui respon respon terhadap 12 Di akses di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23607/3/Chapter%20II.pdf Pukul: 22:22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 stimulus dalam dunia kognitifnya . karena itu paradigma definisi sosial lebih tertarik terhadap apa yang ada didalam pemikiran manusia tentang proses sosial, terutama para pengikut interaksi simbolis. Dalam proses sosial, relatif bebas didalam dunia sosialnya. Dalam penjelasan antrologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstriksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian, kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.13 Pendekn kata Burger dan Luckmann melalui penjelasan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “ kenyataaan” dan pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas –realitas yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas –realitas itu nyata ( Real ) dan memiliki karakter yang spesifik. Realitas sosial yang dimaksud oleh berger dan luckmann ini terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis dan realitas subjektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri individu, realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis dari merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk . sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses 13 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006, hal 191192 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi. 14 Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga olehsosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.15 2.4 Pengertian Pekerja Seks Komersial Pekerja Seks Komersial atau PSK adalah para pekerja yang bertugas melayani aktivitas seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan dari yang memakai jasa mereka tersebut. Di beberapa negara istilah prostitusi dianggap mengandung pengertian negatif. Di indonesia, para pelakunya diberi sebutan Pekerja Seks Komersial. Ini artinya bahwa perempuan itu adalah orang yang tidak bermoral kerena melakukan suatu pekerjaan bertentangan dengan nilai kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Karena pandangan semacam ini, para pekerja seks mendapat cap buruk (stigma ) sebagai orang kotor, hina dan tidak bermartabat. Perlu diketahui bahwa eksploitasi seksual, pelacuran dan perdagangan manusia semua adalah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan karenanya merupakan pelanggaran martabat perempuan dan adalah pelanggaran 14 Ibid. hlm.195-196 15 Herrypujianto, Pengertian Realitas Sosial Dan Contohnya.2014. di akses di http://brainly.co.id/tugas/1045423?source=500 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 berat hak asasi manusia. Jumlah pekerja seks komersial (PSK) meningkat secara dramatis di seluruh dunia karena sejumlah alasan ekonomis, sosial dan kultural. 16 2.5 Interpretasi Dalam kamus besar bahasa indonesia interpretasi adalah sebuah pemberian kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu, dan tafsiran. fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media masa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa – peristiwa yang di muat atau dinyatakan. Tujuan penafsiran media ini ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar personal atau komunikasi kelompok.17 Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbolsimbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada 16 Sumar Sulistyo,Makna Hidup Bagi Seorang Pekerja Seks Komersial,Yogyakarta: Citra Media, 2012, hlm . 27-28 17 Elvinaro Ardianto dan Lukiati komala Erdinaya, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 16-17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya. Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar ataupun tidak melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang, seperti pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan pengertian dan membuat kebingungan.18 2.6 Semiotika Ditinjau dari pengertiannya semiotika adalah tengtang tanda- tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan denganya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lainnya, pengirimannya dan penerimaanya oleh mereka yang menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaannya itu merupakan tandatanda. Semiotika mempelajari sitem- sistem, aturan- aturan, konvensi- konvensi yang memungkinkan tanda tanda tersebut mempunyai arti.19 18 SaifulAntoro/Interpreasi/26Maret2010/diaksesdihttp://saifuluny.blogspot.com/2010/03/interp retasi.html. Pada tanggal 13 agustus 2015Pukul11.05 19 Rachmat kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Pradana Media Group. Jakarta, 2006. Hlm 265. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 Tujuan analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda ( teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada penggunaan tanda tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai kontruksi sosial dimana pengguna tanda tersebut berada. Misalnya dapat menyanyakan : mengapa iklan mobil menampilkan model cantik yang duduk diatas mobilnya? ; apa makna sosial lirik lagu ; mengapa berita menggunakan frase atau kalimat tertentu ketika menggambarkan kelompok tertentu ? dan sebagainya.20 Berdasarkan lingkup pembahasanya semiotika dibedadakan atas tiga macam berikut: 1. Semiotika Murni (Pure) Pure semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika, yaitu berkaitan dengan metabahasa, dalam arti hakekat bahasa secara universal. Misalnya, pembahasan tentang hakekat bahasa bagaimana di kembangkan oleh Saussure dan Pierce. 2. Semiotika deskriptif (Descriptive) Descriptive semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang semiotika tertentu, misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara deskriptif. 20 Ibid. hlm.266 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 3. Semiotika Terapan (Applied) Applied Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang penerapan semiotika pada bidang atau konteks tertentu, misalnya dengan kaitanya dengan sistem tanda sosial, sastra, komunikasi, periklanan, dan lain sebagainya . ( Kaelan, 2009: 164). 21 Semiotika sering digunakan dalam analisis teks ( meskipun lebih dari sekedar analisis tekstual). Perlu dicatat bahwa sebuah ‘teks’, baik verbal maupun nonverbal bisa aksis dalam media apapun. Istilah teks biasanya mengacu pada pesan yang telah dibuat dalam beberapa cara (tulisan, rekaman audio dan video) sehingga secara fisik, antara pengirim dan penerima tidak terikat satu sama lain. Teks adalah kumpulan tanda-tanda seperti kata-kata, gambar, suara dan / atau gerakan) yang dikonstruksikan dan diinterpretasikan ) dengan mengacu pada konvensi yang terkait dengan genre dan media komunikasi tertentu. 22 Kedidupan intelektual dan sosial manusia diasarkan pada pembuatan, penggunaan, dan pertukaran tanda. Ketika kita memberikan isyarat, berbicara,dan menulis,membaca , dan menonton acara televisi, mendengarkan musik, atau melihat lukisan kita terlibat dalam perilaku yang didasarkan atas tanda. Untuk mempelajari perilaku ini, pakar bahasa Swiss bernama Ferdinand de Saussure dan filsuf Amerika Serikat bernama Charles Peirce mengusulkan disiplin yang bersifat otonom. 21 22 Nawiroh Vera,Semiotika Dalam Riset Komunikasi.GhaliaIndonesia. Bogor 2014.hal 4. Ibid. Hal 6-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Definisi semiotika yang cerdas tetapi juga penuh makna diususlkan oleh pakar semiotika kontemporer Umberto Eco (1932). Eco (1976:12) mendefinisikannya sebagai disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk berbohong, kerena jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong, sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk berkata jujur dan pada kenyataanya tidak bisa dipakai untuk apa pun juga. Walaupun tampaknya bermain-mai, ini adalah definisi yang cukup mendalam, karena menggaris bawahi fakta bahwa kita memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa pun yang kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan carapenuh dusta atau yang menyesatkan. Kemampuan untuk berpura –pura ini memungkinkan kita untuk memanggil rujukan yang tidak ada, atau untuk merujuk ke hal-hal apa pun tanpa dukungan empiris yang mengatakan bahwa yang kita katakan itu adalah benar. 23 2.6.1 Ferdinand De Saussure Ferdinand De Saussure lahir di Genewa pada tanggal 26 November 1857, dari keluarga protestan perancis ( Huguenot), yang bermigrasi dari daerah Lorraine ketika perang agama pada akhir abad ke- 16. Sejak kecil Saussure memang sudah tertarik dalam bidang bahasa. Tahun 1881 ia menjadi dosen di salah satu universitas diparis. Setelah lebih dari sepuluh tahun megajar di paris, ia dianugrahi gelar profesor dalam bidang bahasa sansekerta dan Indo Eropa dari universitas Genewa berkat ketekunannya mendalami strukture dan filsafat bahasa, Saussure didaulat sebagai bapak Strukturalis. Menurut beliau, Prinsip dasar strukturalisme 23 Marcel Danesi. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Jogyakarta. Jalasutra. Hal 33. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 adalah bahwa alam semesta terjadi dari relasi ( Forma) dan bukan benda ( subtansi). 24 Pandangannya tentang tanda sangat berbeda dengan pandangan para ahli lingusitik di jamannya. Saussure jutru menyerang pemahaman historis terhadap bahasa yang dikembangkan pada abad ke 19. Saat ini studi bahasa hanya terfokus kepada perilaku lingustik yang nyata (Parole). Studi tersebut menelusuri perkembangan kata-kata dan ekspresi sepanjang sejarah, mencari faktor –faktor yang berpengaruh seperti Geografi, perpindahan penduduk dan faktor lain yang mempengaruhi perilaku linguistik manusia.25 24 25 Nawiroh Vera,Semiotika Dalam Riset Komunikasi.GhaliaIndonesia. Bogor 2014.hal 4 Hal 13-14 Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana, Jakarta Media, 2013. Hal 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/