11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musik Sebagai Komunikasi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Musik Sebagai Komunikasi
Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara. Musik
dapat pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa sehingga
memiliki irama, lagu dan keharmonisan. Musik kerap menjadi tempat untuk
menuangkan ungkapan seni, kreativitas, ekspresi. Setiap orang dapat menerima
dan menilai musik secara berbeda. Perbedaan itu bisa berdasarkan lokasi, budaya
dan
selera
individu.
Musik
mencerminkan
kebudayaan
masyarakat
pendukungnya. Musik itu sendiri mempunyai bentuk yang khas, baik dan sudut
struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.
Teori musik adalah cabang ilmu yang menerangkan tentang unsur- unsur
musik, seperti nada, suara, intonasi, ritme, dan sebagainya. Teori musik juga
meliputi pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun
menggubah musik, serta hubungan antara notasi musik dan pembawaan musik.
Komunikasi adalah sebuah ilmu yang sangat erat hubungannya dengan
manusia dan interaksinya didalamnya komunikasi adalah hal yang sangat sering
kita dengar dari kehidupan sehari –hari. Setiap orang selalu melakukan sebuah
komunikasi dimulai dari yang paling mendasar yaitu komunikasi dengan diri
sendiri, kemudian bertemu orang lain dan berkomunikasi ke lingkup yang lebih
luas.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Di dalam situasi dan konteks yang sangat luas, komunikasi memainkan
peran utama (basic) dan pokok (fundamental). Begitu mendasarnya sehingga
dengan gampangnya komunikasi di pandang sebagai suatu kebenaran dan begitu
saja diterima oleh akal sehat. Akan tetapi, ketika seseorang mempertimbangkan
banyak masalah sebagai akibat dari komunikasi yang buruk kompleksitas dan
tantangan yang berkaitan dengan proses komunikasi menjadi jelas bahwa sikap
seperti itu kurang tepat. Definisi dan teori itu banyak dan kadang kadang saling
bertentangan mereka berbeda tergantung pada tingkat pengamatan, asumsi relatif
terhadap niat sudut pandang yang tersirat dan perpektif mengenai masalah hasil. 4
Komunikasi memiliki sejarah yang kaya dan panjang, yang dapat
ditelusuri kembali ke tulisan- tulisan pada bangsa babilonia dan mesir sebelum
abad ke-5 SM. Kontribusi awal untuk studi komunikasi berasal dari para ahli
dalam apa yang disebut retorika. Mereka memandang komunikasi sebagai seni
praktis dari persuasi. Aristoteles dan plato, dua orang yang pertama kali
melakukan studi komunikasi, menunjukan retorika dan praktik public speaking
bukan hanya sebagai seni namun juga sebagai bidang pelajaran yang masuk akal.
Selama awal abad ke-20, minat terhadap komunikasi berlanjut dalam bidang
retorika dan pidato ditemukannya radio dan televisi telah menyebabkan penerapan
konsep jurnalisme menjadi lebih luas dan pengembangan teori-teori mencakup
keseluruhan proses jurnalisme.
Pada awal abad ke-21, disiplin komunikasi dan studi mengenai fenomena
komunikasi menjadi perhatian utama dalam urusan kemanusiaan. Yang menjadi
4
Brent D. Ruben, Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku, terj. Ibnu Hamid.( Jakarta: Rajawali
Pers,2014),hlm 20-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
pokok masalahnya, sebagaian sudah kuno dan sebagian lagi muncul, adalah
disuplin komunikasi itu sendiri dan interdisiplin dari beragam ahli dan berbagai
bidang.komunikasi merupakan hal yang relevan untuk urusan pribadi dan urusan
profesional. Peran teknologi baru dan teknologi lama terus menjadi fokus
perhatian dalam periode ini. Fokus kajian bidang komunikasi adalah keterampilan
yang paling praktis sekaligus hal-hal yang paling menjadasar dari proses
kehidupan.5
Musik adalah sebuah sarana komunikasi untuk menyampaikan sebuah
idea tau peikiran tentang suatu hal yang dianggap penting dan nyata di hadapi
manusia maupun hanya sebagai hiburan namun setiap musik memiliki cara
masing masing, dan menjadi sebuah sarana untuk berkomunikasi dengan
khalayak.
Pengertian musik ada dua musik: musik yang didengar
dan musik yang
dimainkan seseorang. Kedua musik ini adalah dua seni yang sangat berbeda satu
sama lain, yang memiliki sejarah, pengaruh sosiologis, estetika, dan erotikanya
masing-masing musik yang sama bisa jadi kurang menggigit jika penciptanya
memainkannya
untukmu,
tetapi
akan
menggetarkan
jika
kamu
yang
memainkannya untuk dia ( meskipun buruk kamu memainkannya)- demikian
Schuman. Musik yang dimainkan seseorang sangat sedikit berkaitan dengan
pendengaran, tetapi terutama berkaitan dengan sentuhan jemari di atas tuts ( dan
5
Ibid. hlm.36-37.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
karena itu, dalam beberapa hal, lebih berkaitan dengan cita rasa atau bersifat
sensual).6
2.1.1
Unsur Unsur Musik Sebagai Penyampai Pesan
Seni musik merupakan ungkapan pikiran dan perasaan manusia
yang diwujudkan dalam alunan tinggi rendahnya suara yang serasi dan
merdu, sehigga menimbulkan kesan/pesan. 7
Dalam 100 tahun perjalanan musik indonesia yang mulai dari zaman
kolonial
hingga
era
global,
kita
bisa
menarik
benang
merah
perkembangan musik indonesia meupakan hasil serapan dari pengaruh –
pengaruh musik yang datang dari luar indonesia untuk kemudian melebur
menjadi kesatuan musik. Perpaduan inilah yang pada akhirnya menjadi jati
diri musik indonesia yang telah kita simak dan nikmati selama ini.
Tentunya hal ini merupakan perjalanan musik yang sangat panjang dan
banyak sekali catatan peristiwa –peristiwa fenomenal, mulai dari positif
hingga negatif. 8
Musik merupakan sebuah bentuk seni melalui media berupa suara.
Musik dapat pula berarti nada atau suara yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga memiliki irama, dan keharmonisan. Musik kerap menjadi tempat
untuk menuangkan uangkapan seni, kretivitas dan ekspresi. Setiap orang
dapat menerima dan menilai musik secara berbeda. Perbedaan itu bisa
berdasarkan
berdasarkan
lokasi,
budaya
6
dan
selera
Trjh,Agus Hartanto, Imaji Musik Teks, Jalasutra, Yogyakarta, 2010, hlm.153
Tim Seni Budaya SMP/Mts, Seni Budaya 3 untuk SMP/MTs Kelas IX, PT Galaxy Puspa
Mega,2007.hal 16
8
Denny Sakrie, 100 Tahun Musik Indonesia, Gagas Media, Jakarta, 2015 hal: 165
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
individu.
15
Musikmencerminkan kebudayaan yang khas, baik dari sudut struktural
maupun jenisnya dalam kebudayaan. 9
2.2
Musik, Lagu dan Lirik
Relatif sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada musik sebagai
media massa dalam teori dan penelitian. Mungkin karena dampaknya terhadap
masyarakat tidak jelas tetapi juga tidak adanya berhentinya kemungkinan yang
ditawarkan penerus teknologi rekaman dan reproduksi / penyebaran. Rekaman
musik
bahkan tidak memiliki label yang nyaman untuk menggambarkan
perwujudan media yang banyak, walaupun istilah fonogram sudah di sarankan
untuk media yang meliputi musik yang diakses melalui pemutaran kaset, pemutar
CD, VCR, siaran dan kabel dan seterusnya.
Sementara Signifikansi budaya dari musik menerima perhatian secara
sporadis, hubungannya dengan peristiwa sosial politik telah diketahui dan
terkadang dirayakan atau ditakuti. Sejaka munculnya industri berbasis anak muda
pada tahun 1960-an, musik populer yang termediasi dikaitkan dengan idealisme
anak muda
dan masalah politik untuk menerima hedonisme dan degenerasi
hingga penggunaan obat terlarang, kekerasan dan sikap antisosial.10
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan
telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik
mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan
memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian mengatakan
9
Bebbi,Okatara, 6 jam Jago Teknik Vokal, Gudang Ilmu, Jakarta, 2011. hlm 1
Denis Mc Quail,
Teori Komunikasi Massa, Salemba Humanika, Jakarta, 2010 hlm : 41
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki
nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi
dari komposer kepada pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik
sebagai organisasi dari bunyi atau suara dan keadaan diam ( sounds and silences )
dalam alur waktu dan ruang tertentu. Musik adalah seni penataan bunyi secara
cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik
atau suara manusia.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) musik adalah ilmu atau
seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal
untuk menghasilkan komposisi (suara) yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan; nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-alat yg dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu).11
Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna
bunyi. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang
diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam
(sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan,
kombinasi,
dan
hubungan
temporal
yang
berkesinambungan
sehingga
mengandung ritme,melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya
11
Kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Online di akses di http://kbbi.web.id/musik . Pada
tanggal 15 agustus pukul 21:45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga
dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.12
Lagu adalah sebuah ragam suara yang dpadukan antara suara manusia
dengan alat musik yang mengiringi dengan demikian lagu adalah sebuah
perpaduan bunyi yang berirama dengan alunan musik yang sudah dibuat
sebelumnya, lagu berhubungan nyanyian.
Lirik adalah sebuah susun kata yang terbentuk karena sebuah pemikiran
manusia, biasanya lirik tersebut di buat oleh pengarangnya dengan maksud dan
tujuan tertentu. Namun yang sering penulis dengar adalah tetang lirik pada lagu
yang dinyanyikan seseorang baik sendiri maupun kelompok, walaupun pengertian
adalah susunan kata namun pada karya seni lain susun kata disebut dengan istilah
lain sepeti istilah bait pada puisi, dan lain sebagainya.
2.3
Realitas Sosial
Pada umumnya teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya
berpandangan bahwa manusia adalah aktor kreatif dari realitas sosial. Artinya
tindakan manusia tak sepenuhnya di tentukan oleh norma – norma, kebiasaan –
kebiasaan, nilai –nilai dan sebagainya yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta
sosial, yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata sosial.
Manusia dalam bentuk hal memiliki kebebasan untuk bertindak diluar
batas kontrol struktur dan pranata sosialnya dimana individu berasal.manusia
secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya melalui respon respon terhadap
12
Di akses di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23607/3/Chapter%20II.pdf
Pukul: 22:22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
stimulus dalam dunia kognitifnya . karena itu paradigma definisi sosial lebih
tertarik terhadap apa yang ada didalam pemikiran manusia tentang proses sosial,
terutama para pengikut interaksi simbolis. Dalam proses sosial, relatif bebas
didalam dunia sosialnya.
Dalam penjelasan antrologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan
konstriksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian, kebenaran suatu
realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai
relevan oleh pelaku sosial.13
Pendekn kata Burger dan Luckmann melalui penjelasan realitas sosial
dengan memisahkan pemahaman “ kenyataaan” dan pengetahuan”. Realitas
diartikan sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas –realitas yang diakui
memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri
sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas –realitas
itu nyata ( Real ) dan memiliki karakter yang spesifik.
Realitas sosial yang dimaksud oleh berger dan luckmann ini terdiri dari
realitas objektif, realitas simbolis dan realitas subjektif. Realitas objektif adalah
realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri
individu, realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis dari
merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk .
sedangkan
realitas
subjektif
adalah realitas yang terbentuk sebagai proses
13
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006, hal 191192
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui
proses internalisasi. 14
Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak
terduga olehsosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan
pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi,
dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.15
2.4
Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja Seks Komersial atau PSK adalah para pekerja yang bertugas
melayani aktivitas seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan
dari yang memakai jasa mereka tersebut. Di beberapa negara istilah prostitusi
dianggap mengandung pengertian negatif. Di indonesia, para pelakunya diberi
sebutan Pekerja Seks Komersial. Ini artinya bahwa perempuan itu adalah orang
yang tidak bermoral kerena melakukan suatu pekerjaan bertentangan dengan nilai
kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Karena pandangan semacam ini, para
pekerja seks mendapat cap buruk (stigma ) sebagai orang kotor, hina dan tidak
bermartabat. Perlu diketahui bahwa eksploitasi seksual, pelacuran dan
perdagangan manusia semua adalah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan
karenanya merupakan pelanggaran martabat perempuan dan adalah pelanggaran
14
Ibid. hlm.195-196
15
Herrypujianto, Pengertian Realitas Sosial Dan Contohnya.2014. di akses di
http://brainly.co.id/tugas/1045423?source=500
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
berat hak asasi manusia. Jumlah pekerja seks komersial (PSK) meningkat secara
dramatis di seluruh dunia karena sejumlah alasan ekonomis, sosial dan kultural. 16
2.5
Interpretasi
Dalam kamus besar bahasa indonesia interpretasi adalah sebuah pemberian
kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu, dan tafsiran.
fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media masa
tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap
kejadian kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan
memutuskan peristiwa – peristiwa yang di muat atau dinyatakan. Tujuan
penafsiran
media ini ingin mengajak
para pembaca atau pemirsa untuk
memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar
personal atau komunikasi kelompok.17
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau
gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbolsimbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan)
atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi,
interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu
objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan
mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada
16
Sumar Sulistyo,Makna Hidup Bagi Seorang Pekerja Seks Komersial,Yogyakarta: Citra Media,
2012, hlm . 27-28
17
Elvinaro Ardianto dan Lukiati komala Erdinaya, Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 16-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya. Suatu interpretasi dapat
merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang
diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu
dapat
berupa
lisan,
tulisan,
gambar,
matematika,
atau
berbagai
bentuk bahasa lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik
secara sadar ataupun tidak melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan
menempatkannya pada kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi
kadang, seperti pada propaganda
atau cuci otak,
tujuannya justru untuk
mengacaukan pengertian dan membuat kebingungan.18
2.6
Semiotika
Ditinjau dari pengertiannya semiotika adalah tengtang tanda- tanda. Studi
tentang tanda dan segala yang berhubungan denganya, cara berfungsinya,
hubungan dengan tanda-tanda lainnya, pengirimannya dan penerimaanya oleh
mereka yang menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap
bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaannya itu merupakan tandatanda. Semiotika mempelajari sitem- sistem, aturan- aturan, konvensi- konvensi
yang memungkinkan tanda tanda tersebut mempunyai arti.19
18
SaifulAntoro/Interpreasi/26Maret2010/diaksesdihttp://saifuluny.blogspot.com/2010/03/interp
retasi.html. Pada tanggal 13 agustus 2015Pukul11.05
19
Rachmat kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Pradana Media Group. Jakarta,
2006. Hlm 265.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Tujuan analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda termasuk
hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda ( teks, iklan, berita). Karena
sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada penggunaan tanda
tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai
kontruksi sosial dimana pengguna tanda tersebut berada. Misalnya dapat
menyanyakan : mengapa iklan mobil menampilkan model cantik yang duduk
diatas mobilnya? ; apa makna sosial lirik lagu ; mengapa berita menggunakan
frase atau kalimat tertentu ketika menggambarkan kelompok tertentu ? dan
sebagainya.20
Berdasarkan lingkup pembahasanya semiotika dibedadakan atas tiga
macam berikut:
1.
Semiotika Murni (Pure)
Pure semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika, yaitu berkaitan
dengan metabahasa, dalam arti hakekat bahasa secara universal. Misalnya,
pembahasan tentang hakekat bahasa bagaimana di kembangkan oleh
Saussure dan Pierce.
2.
Semiotika deskriptif (Descriptive)
Descriptive semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang
semiotika tertentu, misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu
secara deskriptif.
20
Ibid. hlm.266
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
3.
Semiotika Terapan (Applied)
Applied Semiotic adalah lingkup semiotika yang membahas tentang
penerapan semiotika pada bidang atau konteks tertentu, misalnya dengan
kaitanya dengan sistem tanda sosial, sastra, komunikasi, periklanan, dan
lain sebagainya . ( Kaelan, 2009: 164). 21
Semiotika sering digunakan dalam analisis teks ( meskipun lebih dari
sekedar analisis tekstual). Perlu dicatat bahwa sebuah ‘teks’, baik verbal maupun
nonverbal bisa aksis dalam media apapun. Istilah teks biasanya mengacu pada
pesan yang telah dibuat dalam beberapa cara (tulisan, rekaman audio dan video)
sehingga secara fisik, antara pengirim dan penerima tidak terikat satu sama lain.
Teks adalah kumpulan tanda-tanda seperti kata-kata, gambar, suara dan / atau
gerakan) yang dikonstruksikan dan diinterpretasikan ) dengan mengacu pada
konvensi yang terkait dengan genre dan media komunikasi tertentu. 22
Kedidupan intelektual dan sosial manusia diasarkan pada pembuatan,
penggunaan, dan pertukaran tanda. Ketika kita memberikan isyarat, berbicara,dan
menulis,membaca , dan menonton acara televisi, mendengarkan musik, atau
melihat lukisan kita terlibat dalam perilaku yang didasarkan atas tanda. Untuk
mempelajari perilaku ini, pakar bahasa Swiss bernama Ferdinand de Saussure dan
filsuf Amerika Serikat bernama Charles Peirce
mengusulkan disiplin yang
bersifat otonom.
21
22
Nawiroh Vera,Semiotika Dalam Riset Komunikasi.GhaliaIndonesia. Bogor 2014.hal 4.
Ibid. Hal 6-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Definisi semiotika yang cerdas tetapi juga penuh makna diususlkan oleh
pakar
semiotika
kontemporer
Umberto
Eco
(1932).
Eco
(1976:12)
mendefinisikannya sebagai disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa
dipakai untuk berbohong, kerena jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong,
sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk berkata jujur dan pada kenyataanya tidak
bisa dipakai untuk apa pun juga. Walaupun tampaknya bermain-mai, ini adalah
definisi yang cukup mendalam, karena menggaris bawahi fakta bahwa kita
memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa pun yang
kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan carapenuh dusta atau yang
menyesatkan. Kemampuan untuk
berpura –pura ini memungkinkan kita untuk
memanggil rujukan yang tidak ada, atau untuk merujuk ke hal-hal apa pun tanpa
dukungan empiris yang mengatakan bahwa yang kita katakan itu adalah benar. 23
2.6.1 Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure lahir di Genewa pada tanggal 26 November 1857,
dari keluarga protestan perancis ( Huguenot), yang bermigrasi dari daerah
Lorraine ketika perang agama pada akhir abad ke- 16. Sejak kecil Saussure
memang sudah tertarik dalam bidang bahasa.
Tahun 1881 ia menjadi dosen di salah satu universitas diparis. Setelah lebih
dari sepuluh tahun megajar di paris, ia dianugrahi gelar profesor dalam
bidang bahasa sansekerta dan Indo Eropa dari universitas Genewa berkat
ketekunannya mendalami strukture dan filsafat bahasa, Saussure didaulat
sebagai bapak Strukturalis. Menurut beliau, Prinsip dasar strukturalisme
23
Marcel Danesi. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Jogyakarta. Jalasutra. Hal 33.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
adalah bahwa alam semesta terjadi dari relasi ( Forma) dan bukan benda (
subtansi). 24
Pandangannya tentang tanda sangat berbeda dengan pandangan para ahli
lingusitik di jamannya. Saussure jutru menyerang pemahaman historis terhadap
bahasa yang dikembangkan pada abad ke 19. Saat ini studi bahasa hanya terfokus
kepada perilaku lingustik yang nyata (Parole). Studi tersebut menelusuri
perkembangan kata-kata dan ekspresi sepanjang sejarah, mencari faktor –faktor
yang berpengaruh seperti Geografi, perpindahan penduduk dan faktor lain yang
mempengaruhi perilaku linguistik manusia.25
24
25
Nawiroh Vera,Semiotika Dalam Riset Komunikasi.GhaliaIndonesia. Bogor 2014.hal 4 Hal 13-14
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana, Jakarta Media, 2013. Hal
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download