BAB 2 - Library Binus

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi Massa
Menurut Mulyana (2008:83) Pengertian komunikasi massa adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,
televisi, internet) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang
ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anatomi, dan
selintas (khususnya media elektronik).
Penulis menyimpulkan komunikasi massa adalah suatu wadah berkomunikasi
dengan media-media yang tersedia baik elektronik dan media cetak. diperuntukan untuk
masyarakat yang menikmati media tersebut.
2.1.1
Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Cangara (2008: 61-63) komunikasi massa berfungsi untuk
menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan
ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Komunikasi
massa berfungsi sebagai berikut :
1. Informasi: Kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,
opini serta komentar, sehingga orang dapat mengetahui keadaan yang
terjadi di luar dirinya.
2. Sosialisasi: Menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana
bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai
anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi: Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui
apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.
4. Bahan diskusi: Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk
mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal
yang menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan: Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara
luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk diluar
sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik
dan mengesankan.
6. Memajukan kebudayaan: Media massa menyebarluaskan hasil kebudayaan
melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan
tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya.
7. Hiburan: Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lirik, lagu, bunyi
maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati
hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
8. Integarasi: Komunikasi seperti satelit dapat
dimanfaatkan untuk
menjembatani perbedaan etnis dan ras di dunia ini dalam memupuk dan
memperkokoh persatuan bangsa.
2.2
Public Relations
Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam Ardianto (2011:8):
“Public Relations is the management function which evaluate public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or
an organization with the public interest, and plans and executes a
program of action to earn public understanding an acceptances”.
Public relations adalah fungsi manajemen yang memiliki sikap-sikap publik,
mengindentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau
organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan public.
Menurut Harlow dalam Nova (2011:44) “Public Relations adalah fungsi
manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi
dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dan
masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu
manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespons pendapat umum,
mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani
kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan
dengan efektif, berfungsi sebagai system peringatan awal untuk membantu antisipasi
kecendrungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai
sarana utamanya”
Menurut British Institue of Public Relations dalam Jefkins & Yadin dalam
Puspokusumo (2011:205). Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat
baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya. Sedangkan menurut Jefkins & Yadin dalam Puspokusumo (2011:205)
Public Relations didefinisikan sebagai semua bentuk komunikasi yang terencana, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifikasi yang berlandaskan pada saling pengertian.
Penulis menyimpulkan bahwa Public Relations adalah usaha untuk mewujudkan
dan memelihara keharmonisan antara organisasi dengan publiknya. dengan kata lain
menjadi penghubung antara perusahan dengan khalayak untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2.2.1
Peran Public Relations
Menurut Ruslan (2008:10), peran public relations pada intinya sebagai
berikut:
a) Communicator
Kemampuan sebagai komunikator atau penghubung secara langsung maupun
tidak langsung melalui media cetak atau elektronik dan lisan.
Artinya, Public Relations berperan sebagai perwakilan perusahaan dalam
melakukan komunikasi yang baik dengan publik internal dan eksternal
perusahaan.
b) Relationship
Kemampuan membina hubungan yang positif antara lembaga yang
diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Berupaya menciptakan
pengertian, kepercayaan dan toleransi antara kedua belah pihak.
c) Back up management
Menunjang kegiatan manajemen promosi, pemasaran untuk mencapai tujuan
bersama diperusahaan dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau
organisasi.
d) Corporate image
Menciptakan citra atau publikasi yang positif dimata publik, serta untuk
membangun citra baik lembaga atau organisasi.
2.2.2
Tujuan Public Relations
Menurut Soefijanto dan Idris (2012:109) tujuan public relations berada
pada posisi yang strategis dan manajemen organisasi atau perusahaan. Bila semua
fungsi berjalan baik, tujuan dari aktivitas Public Relations akan tercapai. Tujuan
itu adalah:
1. Membina tercapainya saling memahami antara publik dan perusahaan
(mutual understanding)
2.
Membangun citra positif perusahaan dimata publik.
3.
Diterima dan mendapat kerja sama yang baik dari publik, yang sering
kali dicapai bila perusahaan memiliki reputasi yang baik.
Tujuan ini menunjukan bahwa kehadiran public relation sangat
dibutuhkan untuk mengiringi gerak perusahaan. Pasang surut perusahaan
ditentukan dari kemampuan public relation menghadapi berbagai perubahan
sosial. Public relations tidak hanya berfungsi menarik perhatian publik tetapi juga
menggerakan mereka untuk mendukung perusahaan melalui tindakan yang nyata.
Citra positif dibenak publik bukan ukuran keberhasilan satu-satunya. Citra perlu
diwujudkan dalam perilaku.
2.2.3
Fungsi Public Relations
Menurut Kriyantono (2008:21) fungsi atau peranan adalah harapan publik
terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan
kedudukannya sebagai seorang Public Relations. Jadi, public relations dikatakan
berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,
berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin
kepentingan publik.
Secara garis besar fungsi public relations adalah :
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication).
b. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest).
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain
good morals & manners).
2.2.4
Kegiatan Public Relations
Menurut H. Fayol dalam Nova (2011:56) beberapa sasaran kegiatan public
relation, adalah sebagai berikut :
a. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity
dan image)
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2)
Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak.
b. Menghadapi crisis (facing of crisis)
Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk manajemen krisis dan public relations recovery of image yang
bertugas memperbaiki lost of image dan damage.
c. Mempromosikan aspek kemasyarakatan.
1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public.
2) Mendukung kegiatan kampanye sosial.
2.3
Pengertian Citra (Image)
Menurut Frank Jeffkins dalam Nova (2011:298) menyimpulkan bahwa secara
umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang suatu yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
Adapun menurut Onong Uchjana Efeendy dalam Nova (2011:298) citra (image)
didefinisikan sebagai berikut :
1. Gambaran antara fisik yang menyerupai kenyataan seperti manusia, binatang
atau benda sebagai hasil lukisan, perekaman oleh kamera foto, film, atau
televisi.
2. Penampilan secara optis dari suatu objek seperti yang dipantulkan oleh sebuah
cermin.
3. Perwakilan atau representasi secara mental dari sesuatu baik manusia benda
atau lembaga yang mengandung kesan tertentu.
Jadi, penulis mengambil kesimpulan pengertian dari citra adalah persepsi
masyarakat terhadap suatu objek, baik itu produk maupun kesan yang ditimbulkan
perusahaan kepada masyarakat.
2.3.1
Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah persepsi yang berkembang dalam benak public
mengenai realitas (yang terlihat) dari perusahaan itu. Dalam penjabaran yang
lebih spesifik, Frank Jeffkins dalam (Nova 2011:299) menyebutkan bahwa
terdapat beberapa jenis citra, yaitu:
1. Citra bayangan (The Mirror Image)
Citra bayangan adalah citra atau pandangan orang dalam perusahaan
mengenai pandangan masyarakat terhadap organisasinya. Citra ini sering kali
tidaklah tepat bahkan hanya sekedar ilusi sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan atau pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi mengenai pendapat atau pandangan dari pihak luar.
2. Citra yang berlaku (The Current Image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku adalah citra atau pandangan
orang luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra
bayangan, citra yang terbentuknya belum tentu sesuai dengan kenyataan.
Biasanya citra ini cendrung negatif.
3. Citra yang dihadapkan (The Wish Image)
Citra harapan adalah citra yang diinginkan oleh perusahaan. Cita ini juga tidak
sama dengan citra sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari
pada citra yang sesungguhnya.
4. Citra perusahaan (Corporate Image)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Bukan
hanya citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan terbentuk dari
banyak hal seperti sejarah atau kinerja perusahaan, stabilitas keuangan,
kualitas produk, dan lain-lain.
5. Citra majemuk (The Multiple Image)
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah
perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu
sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
6. Citra baik dan citra buruk (Good and Bad Image)
Seorang public figure dapat menyandang reputasi baik atau buruk. Keduanya
bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku (current image) yang bersifat
negative atau positif.
2.3.2
Elemen Citra Perusahaan
Citra perusahaan merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan
yang dibentuk melalui proses komunikasi informasi baik yang disengaja maupun
tidak disengaja.
Menurut Harrison dalam Prihastiti dan Kusumastuti (2012:109), informasi
yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen, yaitu:
a. Personality : keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik
sasaran seperti perusahaan yang dipercaya, perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
b. Reputation : merupakan hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini
publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain.
c. Value : melakukan nilai-nilai dan filosofi yang dimiliki suatu perusahaan,
termasuk didalamnya kebijakan internal dan interaksi eksternal dengan pihak
luar yang berhubungan dengan perusahaan.
d. Corporate Identity : merupakan komponen-komponen yang mempermudah
pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan.
2.3.3
Proses Terbentuknya Citra
Terdapat tiga hal penting dalam citra, yaitu: kesan objek, proses
terbentuknya citra, dan sumber terpercaya. Objek meliputi individu maupun
perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang di dalamnya.
Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
Sumber: Hawkins et all (2000), dalam Prihastiti dan Kusumastuti (2012:108)
Tahap-tahap dalam proses pembentukan persepsi atau citra tersebut secara
rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Exposure (Tahap Penangkapan Informasi): yang terjadi disaat suatu
rangsangan-rangsangan mencapai daerah syaraf penerima indera seseorang
(Sensory Receptor), misalnya ketika seseorang mengetahui adanya kegiatan
community relations yang dilakukan. Objek mengetahui (melihat atau
mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra
perusahaan.
b. Attantion (Tahap Perhatian): kegiatan yang dilakukan menjadi perhatian
seseorang, maka setelah rangsangan mencapai daerah syaraf penerima maka
selanjutnya rangsangan tersebut harus dapat menggertakan syaraf indera dan
menimbulkan respon atau sensasi-sensasi pada otak (sensation).
c. Comprehensive (Tahap Pemahaman): setelah adanya perhatian, objek
mencoba memahami semua yang ada perhatian, objek mencoba memahami
semua yang ada pada upaya perusahaan.
d. Corporate Identity : merupakan komponen-komponen yang memudahkan
pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan.
2.4
Jenis Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelitian Datuela (2013:13) yang telah diuji sebelumnya, strategi
utama yang dilakukan Public Relations PT Telkomsel branch Manado dalam
mempertahankan citra dimata masyarakat ialah dengan mengkoordinasikan masalah yang
ada dengan pihak pusat dan pihak area, karena divisi coordinate communications
(corcom) hanya ada disana.Pada dasarnya,Public Relations disini dapat dikatakan hanya
sebagai perpanjang tangan dari pihak pusat dan area kepada masyarakat. Yang dapat
Public Relations lakukan ialah menyokong program-program yang telah dirancang dan
disiapkan oleh pusat.
2.5
Kerangka Pikir
Kerangka berfikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang
relavan. Kerangka ini berguna untuk menggambarkan hubungan yang berbeda-beda dari
variable penelitian yang akan diteliti, juga mendukung dan menjelaskan latar belakang
dari penelitian yang akan digambarkan sebagai berikut:
Variabel (Y)
Citra
Perusahaan
Variabel (X)
Public Relations

Membangun
Identitas

Menghadapi
Krisis

Mempromosikan
Aspek
Kemasyarakatan

Personality

Reputation

Value

Corporate Image
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Sumber: Penulis, 2013
Download