faktor-faktor virulensi enterotoksin dan perlekatan escherichia colt

advertisement
FAKTOR-FAKTOR VIRULENSI ENTEROTOKSIN DAN PERLEKATAN
ESCHERICHIA COLT TERHADAP KESEHATAN TERNAK DAN MANUSIA
SUPAR
Balai Penelltian Veteriner
Jalan R.E. Martadinata 30, P.O. Box 52, Bogor 16114
PENDAHULUAN
Galur bakteri Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) merupakan salah satu kelompok
bakteri yang paling banyak menimbulkan diare
neonatal pada ternak, seperti anak sapi, babi clan
kambing atau pada anak-anak di bawah umur lima
tahun (MOON, 1974 ; TZIPORI, 1985 ; SUPAR et al,
1989) . Bakteri ETEC penyebab diare pada anak
babi pertama kali dideskripsikan oleh SMITH clan
HALLS (1967), sedangkan pada manusia dipelajari
oleh GORBAH et al. (1971) clan SACK et al . (1971) .
Dewasa ini ETEC masih merupakan penyebab
diare pada anak-anak BALITA di negara berkembang (AGUERo et al ., 1985 ; CRAVIATO etal., 1988).
Di samping itu, masih disinyalir sebagai penyebab
diare bagi para pelancong atau turis asal negara
maju ke negara berkembang (MERSON et al .,
1976) . ETEC jarang diisolasi dari kasus diare di
negara maju, tetapi sering menyebabkan wabah
diare pada anak-anak di rumah sakit clan para
perawat (ESCRIBANO et al ., 1987 ; BLANCO et al .,
1989) .
Kolibasilosis akibat infeksi galur ETEC sering
mewabah menyerang ternak yang masih menyusu
clan pasca sapih (SUPAR et al ., 1989 ; HOLAND,
1990) clan penyakit kolibasilosi ini banyak menimbulkan kerugian ekonomi pada peternakan babi
intensif clan sapi perah (TZIPORI, 1985 ; SUPAR et
al., 1989) . Namun demikian galur ETEC mempunyai sifat host spesifik atau dengan kata lain tipe
ETEC penyebab diare pada manusia berbeda dengan pada sapi clan pada babi . Sifat patogenitas
ETEC penyebab diare ditentukan oleh kontribusi
dari pengaruh 2 macam faktor virulensi yaitu kemampuan memproduksi enterotoksin clan antigen
kolonisasi atau antigen perlekatan sehingga dapat
menempel clan mengkolonisasi usus halus (TZIPORI,
1985) .
Pada kesempatan ini dikemukan suatu
rangkuman hasil-hasil penelitian tentang faktor
virulensi enterotoksin clan antigen kolonisasi dari
Escherichia co/i bersifat enteropatogenik clan peranannya terhadap kesehatan ternak clan kesehatan manusia .
STRUKTUR ANTIGEN PADA BAKTERI
ESCHERICHIA COL/
Studi awal secara serologik tentang E. coli
setengah abad yang lampau dapat clibeclakan 25
jenis 0-antigen , 55 K-antigen clan 20 H-antigen
(KAUFFMAN, 1944 ; KAUFFMAN clan DU PONT, 1954) .
Sejak penemuan itu hingga saat ini jumlah antigen
E. coil bertambah menjadi 162 0-antigen, 90
K-antigen clan 50 H-antigen (EwINGS, 1986) . Variasi antigen tersebut sangat penting dalam mempelajari sifat epidemiologik kolibasilosis, akan
tetapi tidak semua laboratorium medis veteriner
clan kedokteran dapat mengadakan serotyping E.
coli.
Ditinjau dari segi medis veteriner clan kedokteran manusia, pemilihan teknik identifikasi antigen permukaan (antigen perlekatan) clan
ekstraseluler (enterotoksin) dari E. coli yang
berhubungan dengan sifat virulensi tersebut dalam
menimbulkan penyakit merupakan langkah yang
penting dalam konfirmasi diagnosis penyakit . Antigen permukaan pada E. col/ dapat merangsang
timbulnya reaksi imunologik dapat dipakai dalam
klasifikasi serologik E.coli, baik yang bersifat patogenik maupun yang non patogenik . Sedangkan
antigen ekstraseluler yang penting ialah enterotoksin . Antigen permukaan yang penting ialah antigen
perlekatan atau pili atau fimbriae berfungsi sebagai faktor kolonisasi (GAASTRA clan DE GRAAF,
1982) . Sedangkan antigen somatik atau 0-antigen, antigen kapsul clan antigen H hanya berguna
dalam mempelajari sistematik bakteri tersebut
(EwINGS, 1986) . Oleh karena itu, mekanisme patogenesis ETEC dalam saluran pencernaan dimulai
dengan perlekatan clan kolonisasi pada permukaan
sel epitelium usus halus.
ENTEROTOKSIN
Galur E. coli enterotoksigenik yang menyebabkan diare akut pada manusia clan hewan ternak
mempunyai kemampuan untuk memproduksi 2
macam enterotoksin yang berbeda (SMITH clan
GYLES, 1970 ; SACK, 1975), yaitu toksin ticlak
tahan panas (heat-labile toksin = LT) clan yang
SUPAR : Faktor-faktor Virulensi Enterotoksin dan Periekatan Escherichia Coli
tahan panas (heat stable toxin = ST) . Sifat sensitifitas terhadap panas dari toksin tersebut pertama
kali dideskripsikan oleh SMITH dan GYLES (1970) .
LT berubah menjadi tidak aktif setelah dipanaskan
pada suhu 65 °C selama 15 menit, sedangkan ST
tidak terpengaruhi pada pemanasan 100°C selama
30 menit. Namun demikian ST yang dipanaskan
pada suhu 121 °C selama 30 menit menjadi rusak .
Sifat-sifat produksi toksin dikendalikan oleh gen
yang terdapat dalam plasmid (SMITH dan HALLS,
1968) . Pada hewan neonatal yang terinfeksi bakteri ETEC, toksin disekresikan ke dalam lumen
usus . Di dalam rongga usus toksin merangsang
sekresi sel epitelium usus halus, sehinggga sel
epitelium mengeluarkan cairan tubuh dan garamgaram elektrolit secara berlebihan, namun sel
epitelium tidak mengalami kerusakan, hanya menderita dehidrasi .
ENTEROTOKSIN TIDAK TAHAN PANAS
Enterotoksin yang tidak tahan panas (LT)
diproduksi oleh galur ETEC asal hewan atau
manusia . Toksin yang tidak tahan panas terdiri dari
2 subunit, yaitu subunit A (25 kilodalton = kd)
dan 5 subunit B (11,5 kd) (Tabel 1) . Subunit A
mempunyai kemampuan merangsang aktifitas enzim adenilat siklase, subunit B terbentuk dari 5
monomer dapat merangsang perubahan bentuk
morpologi sel adrenal Yl tikus (SACK dan SACK,
1975) . Subunit A mempunyai sifat melekat (binding) terhadap target sel ganglioside GM1 pada
mukosa usus halus (GILL dan RICHARDSON, 1980).
Efek biologik LT serupa dengan toksin kholera
(TAKEDA et al ., 1983) . Sedangkan sifat fisikokhemik LT ialah tidak dapat melalui membran
dialisis (BYWATER, 1972) dan toksin ini dapat
merangsang terbentuknya antibodi atau imunogenik . Sifat imunogenisitasnya serupa dengan toksin kholera (EVANS dan EVANS, 1977) . Toksin LT
mempunyai berat molekul 85-90 kilodalton, dan
sifat antigenisitas dan imunogenisitasnya serupa
dengan toksin kholera yang dihasilkan oleh kuman
Vibrio cholerae (RICHARDS dan DOUGLAS, 1978),
oleh karena itu sifat-sifat biologik atau aktifitas
kerja LT mirip dengan toksin kholera. Reaksi toksin
dalam hospes dimulai dengan penempelan subunit
B pada reseptor ganglioside GM 1 pada permukaan
usus halus (Moss et al ., 1979) . Translokasi
subunit A ke dalam sel epitelium dan disosiasi
menjadi dua subunit (Al dan A2) yang diikuti
dengan adenosin di-phosphate ribosilasi yang dikatalisasi oleh Al-adenilat siklase, sebagai hasil
reaksi akan terjadi kenaikan kandungan cyclic
adenosin monophosphate (c-AMP) (GILL dan
RICHARDSON, 1980) . Penumpukan cyc/ic-AMP
8
pada sel mukosa usus akan memblok absorbsi air
pada bagian villus dan merangsang sekresi cairan
tubuh dan garam elektrolit pada bagian krip usus
halus. Sekresi lebih besar dari absorpsi sehingga
hewan menjadi diare dan dehidrasi . Gen pengendali LT terdapat dalam konjugatif plasmid (dengan
gen ToxA dan gen ToxB) yang diorganisir atau
diatur oleh operon .
Struktur LT asal dari isolat E. co/i dari manusia
(LTm) dan LT dari isolat E. coli asal anak babi (LTb)
serupa . Akan tetapi ke dua toksin tersebut me
miliki sifat antigenik dan sifat imunogenik yang
berbeda. Perbedaannya terletak pada susunan
asam amino sari subunit A dan subunit B
(YAMAMOTO et al., 1987) . Deteksi enterotoksin LT
dapat dilakukan secara in vivo dan in vitro . Uji
biologik secara in vivo pertama kali dilakukan
dengan metode ilea/ loop (SMITH dan GYLES,
1970) . Selanjutnya dikembangkan metode deteksi
LT secara in vitro, yaitu dengan sel jaringan Yl
(DONTA et al ., 1974) dengan sel jaringan chinese
hamster ovary (CHO) (GUERRENT et a/ ., 1974 atau
dengan sel Vero (BLANCO et al., 1985) . Uji secara
serologik, ELISA dan reaksi koaglutinasi telah
dikembangkan (YOLKEN et al., 1977 ; RONNBERG
dan WADSTROM, 1983) . Di Indonesia diketahui
bahwa E. co/i K88 banyak ditemukan pada anak
babi penderita diare, bakteri tersebut memproduksi LT . Studi komparatif metode ELISA dipelajari
untuk deteksi LT pada E. co/i K88 isolat anak babi
(SUPAR, 1986, 1987a, 1990) . Disamping itu metode hibridisasi DNA juga telah diaplikasikan untuk
identifikasi gen pengendali LT (MAINIL et al.,
1990) .
TOKSIN TAHAN PANAS (ST)
Enterotoksin dari E. coli yang tahan panas
(ST) merupakan protein dengan berat molekul
yang rendah ( Tabel 1) bersifat non imunogenik .
Dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu STa dan
STb . STa bersifat larut dalam metanol dan dapat
lolos dari membran kantong dialisis (BURGESS et
a/., 1978), menimbulkan diare pada anak mencit
umur 3 hari (SUPAR, 1987) . STb tidak larut dalam
metanol, tidak menimbulkan dehidrasi pada anak
mencit, tetapi dapat menyebabkan akumulasi cairan dalam loop usus anak babi sapihan, oleh karena
itu dapat menyebabkan diare pada babi pada periode pasca sapih (BURGESS, et al ., 1978) .
Berbeda dengan dengan LT, STa berpengaruh
terhadap aktifitas enzim guanilat siklase, menyebabkan kenaikkan kandungan cyclic guanosin mo
nophosphate (c-GMP) . Hal ini akan menyebabkan
rangsangan sekresi cairan tubuh pada permukaan
usus halus. Rangsangan ini terjadi dalam waktu
WARTAZOA Vol. 6 No. 1 T77.1997
yang relatif singkat dibanding dengan aktifitas LT
(GUERRENT et al., 1980) . Oleh kareana itu E. coli
yang memproduksi STa dapat menyebabkan diare
pada anak hewan neonatal (early onset diarrhoea) .
STa disintesis dari senyawa polipeptida terdiri dari
72 asam amino, dalam proses pematangan mengalami pemecahan hingga menghasilan rantai
polipeptida yang lebih pendek (18 asam amino)
(MOSELY et al., 1983) . Sifat stabilitasnya terhadap
panas ditentukan oleh adanya cystein residu yang
akan menghasikan ikatan disulfide (CHAN dan
GIANELLA, 1981) .
Gen yang mengendalikan sintesis STa terdapat dalam plasmid, kemungkinan juga terdapat
dalam plasmid pengendali LT atau dalam gen
pengendali faktor kolonisasi atau terdapat dalam
gen pengendali resistensi terhadap antibiotika
(GONZALEz dan BLANCO, 1985) . Rantai asam amino
enterotoksin STa dart isolat E.coli dari manusia,
babi atau sapi mempunyai struktur primer yang
serupa, perbedaanya terletak pada letak asam
amino pada bagian N-terminal (CHAN dan GIANELLA, 1981) .
Cara deteksi yang paling klasik dipakai untuk
identifikasi STa yang larut dalam metanol ialah
suckling mouse bioassay. Metode ini masih sering
dipakai di banyak negara berkembang (SUPAR,
1987) . Dalam dasawarsa .terakhir identifikasi STa
dilakukan dengan radioimmunoassay, secara
ELISA atau dengan hibridisasi DNA (MOSELY et al .,
1983) .
ANTIGEN KOLONISASI ATAU FAKTOR
PERLEKATAN
E. coli enterotoksigenik mempunyai kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi diperTabel 1 .
mukaan sel mukosa usus halus dan tahun terhadap
pengaruh aliran cairan dalam usus dan gerakan
peristaltlk usus (GAASTRA DAN DE GRAAF 1982) .
Sifat tersebut berhubungan dengan kemampuan
bakteri memproduksi tonjolan pada permukaan sel
berupa benang-benang halus atau sering disebut
fimbria atau antigen perlekatan atau pili . Benangbenang halus tersebut berupa protein yang mempunyai berat molekul 14-30 kilodalton . Kemampuan bakteri memproduksi protein ini dikendalikan oleh gen yang terdapat dalam plasmid
yang biasanya terdapat dalam plasmid yang mempunyai gen pengendali enterotoksin . Antigen dari
benang protein tersebut dapat menunjukan reaksi
manose resisten hemaglutinasi dengan eritrosit
spesifik . Benang-benang halus tersebut hanya terbentuk pada suhu 37 °C dan tidak terbentuk pada
suhu 18 °C. Berdasarkan sifat dan besarnya berat
molekul dibedakan beberapa macam antigen perlekatan pada bakteri E. colt entero-toksigenik
penyebab diare pada anak hewan ternak neonatal
dan manusia (Tabel 2 dan Tabel 3) .
Antigen perlekatan atau antigen kolonisasi
K88 pertama kali dilaporkan terdapat pada E. coli
asal anak babi diare tahun 1961 (ORSKOV et al.,
1961), namun antigen tersebut baru diidentifikasi
beberapa tahun kemudian berupa fibril atau
benang protein halus pada permukaan sel (STIRM
et al., 1967) . Penelitian selanjutnya dapat dibedakan 3 macam, yaitu K88ab , K88ac dan K88ad
(GUINEE dan JANSEN, 1979) . Disamping ItU SMITH
dan LINGGOOD (1972) melaporkan adanya antigen
pada permukaan sel E. colt yang diisolasi dari anak
sapi dan anak kambing. Antigen tersebut pertama
kali diberi nama common K antigen (Kco) . Pemeriksaan lebih lanjut antigen Kco dinamakan
antigen K99 (ORSKOV et al., 1975) . Pada penelitian
Sifat enterotoksin dari E. coli
Sifat
ST
LT
STa
Bentuk senyawa
Berat molekul (d)
Sub unit
berat molekul (d)
beret molekul (d)
Reseptor
Aktifitas terhadap
Pengaruh
Imunogenisitas
Gen pengendali
Protein
85 .000 - 90 .000
IA dan 513
A : 25 .000
B : 11 .500
ganglioside GM1
adenilat siklase
c-AMP
imunogenik
plasmid
(d) : dalton
(Sumber : BLANco et ah,1991)
Protein
1 .900-2000
tidak ada
tidak diketahui
guanilat siklase
c-GMP
non imunogenik
plasmid
STb
Protein
5 .000
tidak ada
tidak diketahui
tidak diketahui
tidak diketahui
non imunogenik
plasmid
SUPAR : Faktor-faktor Virulensi Enterotoksin dan Perlekatan Escherichia Coli
diare pada anak babi ditemukan adanya isolat E.
coli negatif K88 dan K99, tetapi bakteri tersebut
mampu mengkolonisasi permukaan sel usus halus
anak babi . Pemeriksaan lebih lanjut antigen
kolonisasi tersebut merupakan fibria 987P atau F6
(NAGY et al., 1976) . Produksi antigen ini tidak
dikendalikan oleh gen di dalam plasmid seperti
pada K88 dan K99 melainkan dikendalikan oleh
gen dalam khromosom (GAASTRA dan DE GRAAF,
1982) .
Pada E. coli K99 dari anak sapi diare diketahui
masih mempunyai antigen fimbria yang lain dengan K99 antigen tersebut dinamakan fibria F41
(DE GRAAF dan RoORDA, 1982) . Antigen tersebut
kadang-kadang ditemukan bersama-sama dengan
antigen K99 pada satu sel E. coli isolat anak sapi
diare dan tergolong dalam O-serogrup 101, tidak
ditemukan pada O-serogrup yang lain (MORRIS et
al., 1982) . Disamping itu antigen F41 ditemukan
pada E. coli yang negatif antigen kolonisasi K99,
baik dari anak babi diare atau pun anak sapi
(MORRIS et al., 1982 ; SUPAR et al., 1989a; SUPAR,
1990) .
Asosiasi antara sifat perlekatan dan sifat enterotoksigenisitasnya pada kelompok E. coli asal
hewan dan manusia secara ringkas tertera pada
Tabel 4 dan Tabel 5 . E. coli dari babi yang mempunyai antigen kolonisasi K88, juga mempunyai
sifat memproduksi 2 macam toksin, Secara fenotifik dapat STa, STb atau LT saja, atau kedua jenis
toksin ST dan LT . Sedangkan serotipe yang lain
(K99, F41, F41 atau 987P) hanya memproduksi
STa saja . Demikian halnya galur Exoli penyebab
diare pada manusia hanya memproduksi satu jenis
toksin (Tabel 5) . STa merangsang sekresi cairan
tubuh atau diare pada hewan neonatal pada periode yang sangat singkat. Pada hewan neonatal
yang rentan waktu inkubasi infeksi E. coli yang
Tabel 2 .
memproduksi STa sangat pendek atara 12-18 jam .
Pada hewan percobaan mencit yang diinjeksi supernatan toksin STa dari galur E. coli K99, F41
atau 987P, akumulasi cairan dari hiper-sekresi
pada usus halus (diare) terjadi dalam waktu 4 jam
(SUPAR, 1987) .
Antigen kolonisasi atau antigen perlekatan
dari ETEC asal manusia pertama kali dinamakan
colonisation factor antigen (CFA) dilaporkan oleh
EVANS dan EVANS (1977) dari galur E. coli H100
407 dari serotipe 078 Hi 1 . CFA/I berupa fimbriae
berdiameter 6-7 nm . Adanya CFa/I bakteri tersebut dapat mengadakan reaksi hemaglutinasi
eritrosit manusia, sapi dan eritrosit ayam dengan
adanya D-mannose (EVANS et al., 1979 ; EVANS et
al., 1980 ; WADSTROM et al ., 1980 ; BLANCO et al.,
1985) . Produksi CFA/1 dikendalikan oleh gen
dalam plasmid yang biasanya mengandung juga
gen pengendali sintesis enterotoksin STa (ECHEVERRIA et al., 1986) . Sedangkan galur ETEC yang
mempunyai anitigen CFA/II hanya mengadakan
reaksi hemaglutinasi eritrosit anak sapi dengan
adanya D-mannose . CFA/II lebih komplek dibandingkan dengan CFA/I, karena galur ETEC positif
CFA/II mempunyai coli surface antigen (CS1, CS2,
CS3) . Sifat produksi antigen dikendalikan oleh gen
yang terdapat dalam plasmid, biasanya juga terdapat gen pengendali LT atau ST (CRAVIATO et al.,
1982 ; SMYTH, 1982) .
Galur ETEC asal manusia yang termasuk
dalam O-grup 25 mempunyai antigen CFA/III. Antigen ini dapat menempel pada epitelium usus
kelinci dan mencit ; juga bersifat hidropobik, akan
tetapi tidak dapat terjadi reaksi hemaglutinasi
eritrosit dengan adanya D-mannose . lsolat ETEC
yang mempunyai CFA/III memproduksi enterotoksin LT (HONDA et al., 1983, 1984) .
Sifat antigen perlekatan pada E. coli enterotoksigenik penyebab diare pada anak hewan ternak
neonatal
Nama antigen
kolonisasi
K88 (F4)
K99 (F5)
987P (F6)
F41
F42
Att25(FY6F17)
Asal
hewan
babi
babi dan sapi
babi
babi dan sapi
babi
sapi
Berat
molekul
(dalton)
23 .000-26 .000
18 .5000
20 .000
29 .500
31 .000
20 .000
Morfologi
Diameter
(nm)
fibriler
fibriler
fimbriae
fibriler
fimbriae
fibriler
2,1
4,8
7,0
3,2
5,0
3-4
MRHA : Mannose resistant hemaglutination ; nm : nanometer
+ : terjadi reaksi ;
- : tidak terjadi reaksi
(Sumber :
10
(MORRIS
et al ., 1985 : BLANco et al ., 1991)
MRHA
+
+
+
+
-
WARTAZOA Vol. 6 No . 1 Th. 1997
Tabel 3 .
Sifat antigen perlekatan pada E. coli enterotoksigenik penyebab diare pada manusia
Colonization
Factor Antigen
(CFA)
CFA I (F2)
CFA III (F3)
CS1
CS2
CS3
CFA 111
CFA IV
CS4
CS5
CS6
Berat
molekul
(dalton)
Morfologi
Diameter
(nm)
15 .58
16 .300
15 .300
14 .700
18 .000
17 .000
21 .000
14 .5000
fimbriae
fimbriae
fimbriae
fimbriae
fimbriae
fimbriae
fimbriae
fibriler
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
6-7
2-3
MRHA
+
+
+
+
+
+
-
CS : Coli surface antigen
MRHA : Mannose resistant hemaglutination
(Sumber : BLANco et al., 1991)
Tabel 4 .
Asosiasi antara faktor kolonisasi dan sifat enterotoksigenisitas ETEC asal hewan
Antigen
kolonisasi
Asal
hewan
Sifat enterotoksigenisitasnya
K88 (F4)
987P (6)
K99 (F5)
F41
F42
Att25
babi
babi
babi dan sapi
babi dan sapi
babi
sapi
Mayoritas fenotipe, + : terdeteksi,
LT
STa
STb
Fenotipe~
+
-
+
+
+
+
+
+
+
-
LT&ST
STa
STa
STa
STa
STa
- : tidak terdeteksi
(Sumber : SUPAR, 1986, 1988, 1990; MORRIS 1985)
Tabel 5 .
Asosiasi antara antigen kolonisasi dan sifat enterotoksigenisitas ETEC asal manusia
Colonization
factor antigen
(CFA)
Sifat enterotoksigenisitas
LT
STa
Mayoritas
fenotipe
CFA/I
-
+
STa
CFA/II
CFA/III
CFA/IV
+
+
-
-
+
STa
LT
STa
O-serogroup
0-14, 15, 20, 25, 62, 63, 78, 90, 110, 114,
126, 128, 153
0-6, 8, 9, 78, 80, 85, 115, 128, 139, 154,168
0-25
0-6, 25, 27, 92, 115, 148, 153, 159, 167, 169
+ : terdeteksi ; - : tidak terdeteksi
( Sumber : BLANco et al ., 1991)
SEROTIPE ESCHERICHIA COLT BERSIFAT
ENTEROPATOGENIK PADA TERNAK DAN
MANUSIA
E. coli enteropatogenik disinyalir sebagai
penyebab diare utama pada ternak neonatal atau
pada manusia. Banyak gejala penyakit enterik
yang ditandai gejala diare, namun perbedaan ter-
letak pada jenis patogen, aktifitas biologik dari
bakteri E. coli . Berdasarkan hal tersebut penyakit
enterik yang disebabkan oleh E. coli dapat dibedakan menjadi enterotoksik, enterotoksemik, enteroinvasif dan septisemik (MOON, 1974) . Dari ke
empat jenis tersebut, E. coli enterotoksigenik
(ETEC) dan yang bersifat enterotoksemik merupakan jenis agen penyakit yang terpenting dalam
SUPAR :
Faktor-faktor Virulensi Enterotoksin dan Perlekatan Escherichia Coli
menyebabkan gangguan fungsi saluran pencernaan berupa diare. Kelompok ETEC banyak
menimbulkan diare pada ternak yang baru lahir dan
banyak menimbulkan kematian (MOON, 1974 ;
TZIPORI, 1985 ; SUPAR et al ., 1989) .
Di Indonesia tidak banyak diteliti atau publiETEC yang berhubungan dengan
kasi tentang
diare pada anak BALITA atau pada orang dewasa .
Namun tidak berarti ETEC tidak penting dan
menimbulkan masalah pada kesehatan manusia,
mungkin perhatian terhadap ETEC masih kurang .
Kajian pada hasil-hasil publikasi penelitian dari luar
negeri tentang bakteri ETEC pada manusia lebih
komplek . Gambaran secara sepintas tentang ETEC
penyebab diare pada manusia tertulis pada Tabel
5 . Sebelumnya ORSKov dan ORSKOV (1977)
melaporkan serotipe ETEC dari beberapa negara di
Eropa bahwa sebagian besar ETEC (70%) tergolong dalam serogrup O-6, 8, 15, 25, 78, 115 atau
128 . Namun peneliti yang lain melaporkan bahwa
Tabel
Asosiasi antigen kolonisasi dan o-serotipe ETEC dari anak babi penderita diare dan
distribusinya di Indonesia
6.
Daerah
Antgen
fimbriae
Sifat
Hemolitik
Enterotoksin
Jakarta
K88
K99
K99F41
F41
K88K99
987P
hemolitik
non hemolitik
LT
K88
K99
F41
987P
hemolitik
non hemolitik
LT
K88
K99
K99F41
F41
987P
hemolitik
non hemolitik
"
LT
K88
K99
F41
987P
hemolitik
non hemolitik
Bogor
Tangerang
Medan
(Sumber :
SUPAR,
1986, 1993, 1994 ;
ST
ST
ST
hemolitik
non hemolitik
11
11
SUPAR
LT dan ST
ST
ST
ST
ST
11
1.
ST
ST
ST
ST
LT
ST
ST
ST
O-serotipe
0-108,138,149,157
O-9, 20, 64, 101
0-101
0-9,101
0-108
0-9,20,141
0 - 149,157
0-9,20,101
0-9,101
0-9,20,141
0-108, 138, 149, 157
0-64,101
0-101
0-9,101
0-9,20,141
0 - 138,149,157
0-9,64, 101
0-9,101
O-9.20
et al., 1988, 1989,1989a, 1991)
kebanyakan serotipe ETEC yang ditemukan dari
manusia penderita diare tergolong dalan serogrup
0-153 dan memproduksi enterotoksin STa
(BLANco et al ., 1989) . Hubungan antara sifat
enterotoksisitas dan antigen perlekatan dari ETEC
isolat dari manusia penderita diare dilaporkan bahwa sekitar 50% mempunyai antigen kolonisasi
CFA/I dan CFA/II dan sebagian kecil (5%) mem-
12
punyai antigen kolonisasi CFA/III dan CFA/IV
(BLANCO et, al ., 1985) .
ETEC yang mempunyai antigen perlekatan
K88, K99, F41 atau 987P banyak ditemukan dari
anak babi penderita diare dari berbagai peter
nakan babi (SUPAR et al, 1988, 1989, 1989a,
SUPAR, 1993, 1994) . Hubungan antara antigen
perlekatan, enterotoksin dan serogrup-0 dari
ETEC tersebut secara ringkas tertera pada Tabel 6. Pada anak sapi penderita diare dapat ditemukan ETEC yang hanya mempunyai antigen
perlekatan K99, F41 atau K99F41 (SUPAR 1986,
1990 , 1995) .
ETEC dari anak sapi penderita diare serotipenya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan
yang tedapat pada anak babi Tabel 7 . Di samping
itu, peneliti di luar negeri melaporkan serotipe E.
coli yang mempunyai sifat attaching and effacing
pada permukaan usus halus dan mampu memproduksi faktor virulensi shiga-like toxin (MAINIL, et
al ., 1987). Bakteri tersebut tergolong dalam 0-serogrup 5, 26, atau 101 . Kebanyakan bakteri tersebut diisolasi dari anak sapi diare yang fesesnya
bercampur darah setelah melewati masa neonatal
sampai umur 3 minggu . Peneliti yang lain
melaporkan bahwa E. coli hemolitik yang tergolong dalam 0-group 8, 98, 138, 141, 149 dan
157 yang diisolasi dari anak babi mampu memproduksi shiga-like toxin (HIDE et al., 1995) .
WARTAZOA Vol. 6 No . 1 Th. 1997
Tabel
Antigen kolonisasi dari
3-5 hari
7.
Daerah
Sukabumi
A
Ts
Bandung
B
CS
Jawa Tengah
E. coli
enterotoksigenik dari anak sapi perah penderita diare umur
Umur
anak sapi
Antigen
fimbriae
O-serotipe
Sifat
hemolitik
2 hari
3 hari
5 hari
4 hari
K99
K99
K99
K99
F41
K99F41
0-9
O_9
0-9
0-9
0-101
O-101
NH
NH
NH
NH
NH
NH
3 hari
4 hari
5 hari
4 hari
5 hari
K99
K99
K99
K99
F41
0-9
0-9
0-9
0.9
0_101
NH
NH
NH
NH
NH
4-6 hari
F41
0-101
NH
NH : non hemolitik
(Sumber: SUPAR 1986, 1989, 1990, 1995)
KESIMPULAN
Galur E. coli yang dapat menyebabkan diare
pada ternak neonatal dan manusia memproduksi
enterotoksin yang tidak tahan panas (LT) dan yang
tahan panas (ST) . LT mempunyai berat molekul
antara 85 .000 sampai 90 .000 dalton dan bersifat
imunogenik . LT terdiri dari satu subunit A dengan
berat molekul 25 .000 dalton dan 5 subunit B
masing-masing mempunyai berat molekul 11 .500
dalton . ST mempunyai berat molekul antara 1 .900
sampai 5 .000 dalton, tidak imunogenik . Di samping mempunyai sifat memproduksi enterotoksin
galur E. collyang dapat menimbulkan diare mampu
memproduksi antigen kolonisasi atau antigen perlekatan, berupa tonjolan benang-benang halus
pada permukaan sel dengan berat molekul antara
14 .500-31 .000 dalton . Antigen tersebut bersifat
spesifik . Anak babi neonatal rentan terhadap ETEC
yang mempunyai antigen perlekatan K88, K99,
F41 atau 987P, ETEC tersebut berasosiasi dengan
antigen somatik 0-8, 9, 20, 64, 101, 115, 138, 141, 147,
149, atau 157 . Anak sapi neonatal hanya rentan
terhadap ETEC yang mempunyai antigen perlekatan K99 atau F41, ETEC penyebab diare tersebut tergolong hanya terbatas pada beberapa
serogrup-08, 9, 20, 101 . Sedangkan E. coli penyebab diare pada anak-anak dan, manusia mempunyai antigen perlekatan colonization factor antigen
I (CFA/1), CFA/II, CFA/III atau CFA/IV . ETEC
penyebab diare pada manusia tergolong dalam
serogrup-05, 8, 15, 20, 25, 27, 63, 78, 114, 115, 126,
128, 139, 148, 153, atau 167 . Dengan demikian ETEC
penyebab diare pada ternak dan manusia terdapat
perbedaan yang spesifik yaitu sifat antigen
kolonisasi atau antigen perlekatan . Oleh karean itu
konfirmasi diagnosis diare akibat ETEC baik pada
ternak atau manusia harus dapat mendeteksi antigen virulensi E. coli, yaitu deteksi enterotoksin,
antigen kolonisasi atau kedua-duanya bukan
hanya berdasarkan serotipe antigen somatik 0 .
DAFTAR PUSTAKA
AGUERO M .E ., L. REYES, V . PRADO, I . ORSKOV, F.
ORSKOV and F. C . CABELLO. 1985 . Enterotoxigeni c E. coll in a population of infants with
diarrhoea in Chile. J. Clinic. Microbio/. 22 :
576-581
BLANCO J. and E . A . GONZALEZ and R ANADON .
1985 . Colonization antigens and haemagglutinating patterns of Escherichia coli. Eur. J.
Clinic. Microbio /. 4: 316-326 .
BLANCO J ., M . BLANCO, J . I . GARABAL and E. A.
GONZALEZ . 1991 . Enterotoxins, colonization
factors and serotypes of enterotoxigenic Es
cherichia coli from human and anilmals . Mi-
crobiologia SEM. 7:57-73
BLANCO J ., E. A. GONZALEZ, M . BLANCO, J .I . GARABAL, M .P .ALONSO, W. H . JANSEN and P.A .M .
GUINEE . 1989 .Prevalence of enterotoxigenic
E. coli strains in outbreaks and sporadic cases
of diarrhoea in Spain. Eur. J. Microbio/ 8:
396-399 .
13
SUPAR : Faktor-faktor Virulensi Enterotoksin dan Perlekatan Escherichia Coli
BURGESS M . N . R . J. BYWATER, C. COWLEY, N. A .
MULAN and P . M . NESOME . 1978 . Biological
evaluation of methanol soluble heat-stable
Escherichia coli enterotoxin in infant mice,
pigs, rabbits and calves . Infect. lmmun. 21 :
526-531 .
BYWATER . R . J . 1972 . Dialysis and ultrafiltration
of heat stable enterotoxin from Escherichia
coli. J. Med. Microbio/. 5: 337-343.
CHAN S . K. and R. A . GIANNELLA. 1981 . Aminoaci d
sequence of heat-labile enterotoxin produced
.
by Escherichia coli patogenic for man . J. Bio/
Chem . 256:7744-7746 .
CRAVIATO A., R. E . REYES, R. ORTEGA G . FERNANDEZ,
R, HERNANDEZ and D.LOPEZ . 1988 . Prospective
study of diarrhoeal disease in a cohort of rural
Mexican children : Incidence and isolated
pathogens during the two years of life .
Epidem . Inf. 101 : 123-134
DE GRAAF F. K . and I . ROORDA . 1982 . Production,
purification and characterization of fimbrial
adesive antigen F41 isolated from calf en
teropathogenic Escherichia colt strain B41 .
Infect. immun. 36 : 751-753 .
DONTA S . T ., H . W. MOON, T . GOJOBORI and T .
YOKOTA . 1987 . Evolutionary origin of pathogenic determinant in enterotoxigenic Es
cherichia coli and Vibrio cholerae 01 . J. Bact.
169: 1352-1357 .
ECHEVERRIA P ., J . SERIWATANA D . N . TAYLOR, S.
CHANGCHAWALIT, C . J . SMYTH, J. TWOHIG and
B . ROWE . 1986 . Plasmid coding for coloniza
tion factor antigen I and 11, heat-labile enterotoxin, and heat-stable enterotoxin A2 in
Escherichia coli Infect. lmmun. 51 :626-630 .
ESCRIBANO A ., I . ORSKOV, F .ORSKOV and R. BORRAS .
1987 . Enterotoxigenic Escherichia coli 0153H45 from outbreak of diarrhoea in Spain .
Med. Microbio . Immun. 176: 241-244 .
EVANS Jr . D . J . and D. G . EVANS . 1977 . Dirrec t
serological assay for the heat-labile enterotoxin from Escherichia coli Infect . Immun. 10 :
1010-1017 .
EVANS Jr . D . J ., D. G . EVANS and H . L. DUPONT
1979 . Hemagglutination patterns of enterotoxigenic and enteropathogenik Escherichia
coli determinated with human, bovine,
chicken and guinea pig erythrocytes in the
presence and absence of mannose. Infect.
lmmun . 23 : 336-346 .
EVANS Jr . D . J ., D . G . EVANS, L. S .YOUNG and J .
PITT . 1980 . Hemagglutination typing of Es14
cherichia coli; definition of seven hemagglutination types. J. Clinic . Microbio/. 12 :235242 .
EWINGS W. H . 1986 . Edward and Ewings identification of Enterobacteriaceae . Fourth edition.
Elsevier, New York .
GAASTRA W. AND F . K . DE'GRAAF . 1982 . Host-specific fimbrial adhesins of non invasive enterotoxigenic Escherichia coli strains. Microbio/.
Rev. 46 :129-161 .
GILL D . M . and S . H . RICHARDSON . 1980 . Adenosil
diphosphate ribosylation of adenylate catalysed by heat-stable enterotoxin of Es
cherichia coli . Comparative with cholera
toxin . J . Infect . Dis . 141 : 64-70.
GONZALEZ E . A. and J . BLANCO . 1985 . Relation
between antibiotic resistance and number of
plasmids in enterotoxigenic and non entero
toxigenic Escherichia coli. med. Microbio/.
Immuno/.174 : 257-265.
GORBACH S .L ., J . G. BANWELL, B . D. CHATTERJEE,
B. JACOBS and R . B.SACK . 1971 . Acut e undifferentiated human diarrhoea in the tropic .l .
Alteration in intestial microflora . J. Clinic .
Invest. 50 :881-889 .
GUERRANT R. L., J . M . HUGHES, B . CHANG, D . C.
ROBERTSON and F . MUROD. 1980 . Activation
of intestinal guanylate cyclase by heat-stable
enterotoxin of Escherichia coli. Study in the
tissue sensitivity, potential receptor and itermediate. J. Infect . Dis . 142 : 220-228.
GUERRANT R . L., L. L. BRUNTON, T . C . SCHNAITMAN,
L. I . REBHUN and A . G . GILMAN . 1974 . Cyclic
adenosine monophosphate and alteration of
chinese hamster ovary cell morphology in
rapid sensitive in vitro assay for enterotoxin
of Vibrio cholerae and Escherichia coli Infect.
lmmun. 10 : 320-327 .
GUINEE P . A . M and W.H . JANSEN . 1979 . Behaviou r
of Escherichia coli K antigens K88ab, K88ac
and K88ad in immnoelectrophoresis double
diffusion, and hemagglutination . Infect. lmmun. 23 :700-705 .
HIDE E . J ., I . D . CONNAOUGHTON, S . J . DRIESEN, D .
HASE, R. P. MONCKTON and N . G . SAMMONS .
1995 . th e prevalence of F107 fimbriae ant
their association with shiga-like toxin II in
Escherichia coli strains from weaned Australian pigs . Vet. Microbio/. 47 : 235-243 .
HOLLAND R . E . 1990 . Some infectious causes of
diarrhoea in farm animals. Clinic . Microbio/.
Rev. 3 : 345-375 .
WARTAZOA Vol. 6 No. 1 Th . 1997
HONDA T., M . M. A . KHAN . Y. TAKEDA and T .
MIWATANI . 1983 . Grouping of enterotoxigenic
Escherichia coli by hydrophobicity and its
relation to hemagglutination and enterotoxin
production . FEMS Microbiolo . Lett. 17 : 273276 .
HONDA T ., M . ARITA and T. MIWATANI . 1984 .
Characterization of new hidrophobic pili of
human Escherichia coli: A possible new colo
nization factor . Infect. Immun. 43 :959-965 .
KAUFFMANN F . 1944 . Zur serologic der Coli
grouppe. Acta Patho/. Microbio% Scand. 21 :
20-45 .
KAUFFMANN F. and T. Du PONT . 1950 . Escherichia
coli strains from infantile epidemic gastroenteritis . Act Patho/. Microbio/. Scand. 27 :552564
MAINIL J . G., F. BEx, E . JACQUIMIN, P. POHL, M.
COUTURIER and A. KAECKENBECK . 1990 . Prevalence of four enterotoxin (STaP, STaH,STb
and LT) and four adhesin subunit (K99, K88,
987P and F41 genes among Escherichia coli
isolated from cattle . Am . J. Vet. Res. 51 :
187-190.
MAINIL J . G., C .J . DUCHENES, S . C . WHIPP, L. R.
MARQUES, 0 . D . O'BRIEN, T . A. CASEY, and H .
W. MOON . 1987 . Shiga-like toxin production
an attaching effacing activity of Escherichia
coli associated with calf diarrhoea . Am .
J. Vet. Res. 48 : 743-748 .
MERSON M . H ., G . K. MORRIS, D . A . SACK, J . G .
WELLS, W. B. GREECH, J . C FEELEY, R . B . SACK,
A . Z . KAPIKAIN and E . J . GANGAROSA. 1976 .
Traveller's diarrhoea in mexico : A propective
study of american physicians and family
members attending a congress . N. Engl. J.
Med. 294:1299-1305 .
MOON, H . W. 1974 . Pathogenesis of enteric diseased caused by Escherichia coli. Ady. Vet.
Sci. and Compa. Med. 18 : 178-211 .
MORRIS J .A ., C . TORNS, A . C . SCOTT, W . J . SOJKA
and G . A . WELLS . 1982 . Adhesi n in vitro and
invivo associated with and adhesive antigen
(F41) produced by a K99 mutant of the reference strain Escherichia coli B41 . Infect. lmmun . 36 : 1146-1153.
MORRIS J . A., W. J .SOJKA and R. A. READY . 1985 .
Serologica l comparisosn of the Escherichia
coli prototype strains for the F(Y)Att25 adhe
sin implicated in the neonatal diarrhoea in
calves . Res . Vet . Sci . 38 : 246-247
Moss J ., S. GARRISON, P. H. FISHMAN and S. H .
RICHARDSON . 1979 . Ganglioside sensitized unresponsive fibroblast to Escherichia coli heat
labile enterotoxin . J. Clinic. Invest. 64 : 381384 .
MOSELEY S .L ., J .W . HARDY, M . I . HUQ, P .
ECHEVERIA, and S . FALKOW . 1983 . Isolation
and nucleotide sequence determination gene
encoding a heat-stable enterotoxin of Escherichia coli. Infect. lmmun. 39 :1167-1174 .
NAGY B ., H . W. MOON and R . E. ISAACSON . 1976 .
Colonization of porcine small intestine by Escherichia coli. Ileal loop colonization adhesin
by pig enteropatogens that lack K88 antigen
and bysome capsular mutant . Infect. lmmun.
13 :1214-1220 .
ORSKOV I., F, ORSKOV, W. J . SOJKA and J.M .
LEACH . 1961 . Simultaneous occurrence of
Escherichia coli B and L antigen in strains from
disease swine . Acta. Patho/
. Scand. Sect . B.
53 : 404-422 .
ORSKOV 1 . and F. ORSKOV . 1977 . Special O :K :H :
serotype among enterotoxigenic Escherichia
co/i strains from diarrhoea adult and children .
Occurrence of colonization factor antigens
and hemaggluination abilities . Med. Microbio%
Immuno/. 163 : 99-110 .
ORSKOV I, F. ORSKOV . H . W. SMIT H and W. J .
SOJKA. 1975 . Th e establishment of K99, thermolabile, transmissable Escherichia coli K an
tigen previouly called Kco, possesed by calf
and lamb enteropathogenic strains. Acta
Patho/
. Micro. Scand. B .83 :31-36 .
RICHARDS K.L . and S.D . DOUGLAS. 1978 . Pathophysiologica l effect of Vibrio cholerae and
enterotoxigenic Escherichia coli and their
enterotoxins on eucaryotic cells . Microbio/.
Rev. 42 : 592-613 .
RONNBERG B. and T. WADSTROM . 1983 . Rapid
detection by coagglutination test of heatlabile enterotoxin in cells lysate from blood
agar grown Escherichia coli. J. Clinic . Microbio/. 17 : 102-327 .
SACK R . B . 1975 . Human diarrhoeal diasese
caused by enterotoxigenic Escherichia coli.
Ann. Rev. Microbio% 29 : 333-353.
SACK D . A . and SACK R. B. 1975 . Test for enterotoxigenic Escherichia coll using Y1 adrenal
cell in miniculture . Infect. lmmun. 11 : 334336.
15
SUPAR : Faktor-faktor Virulensi Enterotoksin dan Perlekatan Escherichia Coli
SACK R. B., S . L. GORBACH, J . G . BANWELL, B .JACOBS, and B. D. CHATTERJEE . 1971 . Enterotoxigeni c Escherichia coli isolated from
patients with severe cholera-like disease . J.
Infect. Dis. 123 :378-385 .
SMITH H . W. and S . HALLS . 1967 . Observation of
the ligated intestinal segment and oral inoculation methods on Escherichia coli infection in
pigs, calves, lambs and rabbits . J. Path . Bacteriol. 93 :499-531 .
SMITH H . W. and S . HALL S . 1968 . The transmissable native of genetic factor in Escherichia coli that control enterotoxin
production . J. Gen. Microbio/. 52 : 319-334.
SMITH H . W. and C .L . GYLES. 1970 . Th e relationship between two different enterotoxins produced by enteropathogenic strains of
Escherichia coli of porcine origin . J. Med.
Microbio/. 3 : 387-401 .
SMITH H . W. and M . A . LINGGOOD . 1972 . Furthe r
observations on Escherichia coli enterotoxin
with particular regard to those produced by
atypical piglet strains and by calf and lamb
strains : The transmissable nature of the enterotoxin and of K antigen possesd by calf and
lamb strains . J. Med. Microbio/. 5 :243-249 .
ate School of Tropical Veterinary Science and
Agriculture, James Cook University of North
Queensland, Australia.
SUPAR. 1993 . Prospek pengendalian kolibasilosis
neonatal dengan vaksin Escherichia coli multivalen pada peternakan babi intensif di
Tangerang, Jawa Barat . Penyakit hewan.
XXV(46) :1 14-1 19
SUPAR. 1994 . Distribusi infeksi Escherichia coli
enterotoksigenik pada anak babi di Sumatera
Utara dan prospek pengendaliannya dengan
vaksin . Prosiding seminar nasional teknologi
veteriner untuk meningkatkan kesehatan hewan dan pengamanan bahan pangan asal
ternak . Cisarua, Bogor . 173-179.
SUPAR . 1995 . Sudi kolibasilosis pada anak sapi
perah dan deteksi Escherichia coli K99, F41,
K99F41 . Prosiding temu ilmiah Nasional bidang veteriner, Bogor. Dalam percetakan .
SUPAR, R . G . HIRST and B.E . PATTEN . 1988 . K-adhesins and O-serogroups of enterotoxigenic
Escherichia coli in calves and piglets in Indo
nesia . Proceedings of the sixth Federation of
Asian Veterinary Association Congress, Depasar, Bali, Indonesia . 479-485 .
SMYTH C. J . 1982 . Two mannose-resistant haemagglutinins on ernterotoxigenic Escherichia
coli serotype 06 :1<1 5 :H16 or H- isolated from
travelers' and infant diarrhoea . J. Gen. Microbio/ 128: 2081-2096 .
SUPAR, R. G . HIRST and B .E . PATTEN . 1989 . Studie s
on the epidemiology of neonatal colibacillosis
in food producing animals in Indonesia . Pro
ceedings of the first seminar on Veterinary
epidemiology . December, 6th 1989,
Yogyakarta Indonesia: 103-132 .
STIRM S., F. ORSKOVE, I ORSKOV and A . BIRCH-ANDERSEN . 1967 . Episome-carried surface antigen K88 on E. coli. Ill . Morphology . J. Bact.
93 :879-884 .
SUPAR, R. G. HIRST and B.E . PATTEN . 1989a .
Detectio n of enterotoxic Escherichia coli with
F41 fimbrial antigen from pigs in Indonesia .
Penyakit Hewan XXI(37) : 13-17
SUPAR, 1986 . Penggunaan metode enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA untuk deteksi
antigen pili K99, K88 pada Escherichia coli
dari anak sapi dan anak babi penderita diare.
Penyakit Hewan XVIII (32) : 159-168.
SUPAR. 1987 . Diagnosis kolibasilosis pada anak
sapi . Penggunaan anak mencit untuk identifikasi enterotoksin tahan panas .Penyakit Hewan XIX (34) : 54-57.
SUPAR. 1987a. Studi perbandingan uji ELISA dan
biakan jaringan sel adreanal Yi pada enterotoksin yang tidak tahan panas kuman Es
cherichia coli K88 berasal dari anak babi
penderita diare . Penyakit Hewan XIX(34) 5864 .
SUPAR . 1990 . Enteric colibacillosis in pigs (and
calves) in Indonesia. PhD thesis in the Gradu16
SUPAR, R. G . HIRST and B.E . PATTEN . 1991 . Th e
importance of enterotoxigenic Escherichia
coli containing the 987P antigen in causing
neonatal colibacillosis in piglets in Indonesia.
Vet. Microbio/ 26 :393-400
TAKEDA . Y ., T. HONDA, H . SIMA, T . TSUJI and T.
MIWATANI . 1983 . Analysis of antigenic determinant in cholera toxin, heat-labile entero
toxin from human and porcine enterotoxigenic
Escherichia coli. Infect. Immun. 41 :50-53 .
TZIPORI S . 1985 . the relative importance of pathogens affecting neonates of domestic animals.
Adv. Vet. Sci. an d Comp . Med. 29 :103-206
WADSTROM T. A. FARS, J. FREER, D . HALLBREG and
A. LJUNGH . 1980 . hidrophobic surface properties of enterotoxigenic Escherichia coli.
(ETEC) with different colonization factors
WARTAZOA Vol. 6 No . 1 Th. 1997
CFA/I, CFA/II, K88, K99 and attachment to
intestinal epithelial cells. Scand. J. Infect. Dis.
S24 : 148-153 .
YAMAMOTO T., T . GOJOBOR and T . YOKOTA . 1987 .
Evolutionary origin of pathogenic determinant
in enterotoxigenic Escherichia coli and Vibrio
cholerae. J. Bact. 169 :1352-1357 .
YOLKEN R . H., H. B. GREENBERG, M. H . MERSON, R .
B. SACK and A. Z. KAPIKIAN . 1977 . Enzyme
linked immunosorbent assay for detection of
Escherichia coli heat labile enterotoxin. J.
Clinic . Microbio/. 6: 439-444.
Download