HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Cynthia Dewi Sudarno Putri Universitas Sebalas Maret Surakarta Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/ 2014, (2) Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, (3) Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Berperstasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI \SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, sejumlah 136 siswa. Sampel penelitian yang digunakan adalah sampel populasi dan diambil dengan Teknik Simpel Random Sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Analisis Koefisien Korelasi Ganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 ” Ada hubungan positif yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya. Karena rx1y = 0,506 > rtabel = 0,344 dan P=0.002 (sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). (2) hipotesis 2 ” Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya. Karena rx1y = 0,536 > rtabel = 0,344 dan P=0.001 (sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). (3) hipotesis 3 ” Ada hubungan positif yang signifikan antara status social ekonomi orang tua dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya. Karena rx1x2y = 0,704 > rtabel = 0,344 dan P=0.000(sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). Kata kunci : Status sosial ekonomi, Motivasi berprestasi, prestasi belajar Pendahuluan Pendidikan merupakan bimbingan perbuatan fundamental yang menyangkut yang diberikan oleh orang dewasa kepada keutuhan perkembangan pribadi anak didik anak yang belum dewasa untuk mencapai menuju pribadi dewasa susila. Factor yang kedewasaannya atau mencapai tingkat mempengaruhi hidup atau penghidupan yang lebih tinggi terdapat dua faktor yang pertama berasal dalam arti mental. Dikatakan bahwa setiap pada diri sendiri (internal) dan berasal dari orang dewasa dalam masyarakat dapat luar (eksternal). Faktor yang berasal pada menjadi diri sendiri yaitu faktor fisiologis, faktor merupakan pendidik suatu sebab pendidikan perbuatan social, perkembangan anak fisiologis ini berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan jasmani pada status ekonomi yang lebih tinggi maka umumnya sangat mempengaruhi aktivitas mereka belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dibandingkan dengan orang yang memiliki dan bugar akan memberikan pengaruh status ekonomi yang rendah. Soerjono positif terhadap kegiatan belajar individu. Soekanto (2012) membedakan orang yang Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau memiliki status sosial ekonomi yang tinggi sakit akan menghambat tercapainya hasil bila belajar yang maksimal. Faktor psikologis pekerjaan, pendidikan dan luasnya ilmu juga pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan mempengaruhi seseorang dalam mampu mereka memiliki “memiliki segalanya jabatan atau proses belajar. Beberapa faktor psikologis dan agama”(hlm.156). yang utama mempengaruhi proses belajar berasal dari keluarga yang memiliki status adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, ekonomi yang tinggi bisa menjadi faktor sikap, dan bakat. Sedangkan faktor yang pendorong bagi siswa untuk mendapatkan berasal hasil belajar yang memuaskan, karena dari luar diri sendiri yaitu dapat Apabila siswa lingkungan sosial, lingkungan keluarga kebutuhannya terpenuhi seperti dan lingkungan sekolah. fasilitas yang diberikan oleh orang tua Lingkungan Keluarga merupakan untuk menunjang pendidikan anaknya, salah satu faktor yang mempengaruhi bagi selain itu mereka dapat menguasai materi anak untuk meningkatkan presatasi dalam yang di sampaikan oleh guru, dan yang belajar. pasti prestasi belajarnya dapat meningkat. sosial Satu diantaranya adalah status ekonomi Didalam Tetapi ada juga anak yang berasal masyarakat terdapat beberapa lapisan, dari golongan orang tua kelas menengah yaitu lapisan sosial bawah, lapisan sosial ke bawah tetapi mempunyai kemauan menengah, dan lapisan sosial atas, dimana keras untuk melepaskan diri dari keadaan setiap lapisan masyarakat tersebut berbeda lingkungan keluarganya dan berusaha antara yang satu dengan yang lainnya. sendiri dengan segenap tenaga untuk Salah satunya yang membedakan antara melanjutkan lapisan sosial pendidikan lebih tinggi. Terlebih apabila ekonomi diantara mereka. Seseorang yang anak tersebut memiliki kemampuan yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih lebih dan mendapatkan beasiswa. Anak tinggi maka didalam masyarakat akan yang memiliki keinginan yang keras lebih Hal seperti diatas di dasari karena adanya tersebut karena adanya perbedaan status motivasi di dalam dirinya. Sardiman tersebut dipandang orang adalah dan tua. status dihormati. diantara mereka. Seseorang yang memiliki belajarnya ke jenjang (2001) “hasil belajar akan optimal jika atau cita-cita yang kuat dalam belajar terdapat motivasi yang tepat”(hlm.73). maka akan menimbulkan dorongan yang Jumaris berprestasi (2013) merupakan “Motivasi motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk berprestasi. Hamzah(2007) Hakekat dalam motivasi membuat individu berusaha mencapai itu sendiri yaitu dorongan internal dan prestasi dari kegiatan yang dilakukannya eksternal pada siswa yang sedang belajar dan berusaha mengatasi segala hambatan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang untuk pada umumnya mencapai prestasi tersebut”(hlm.175). Dari Permasalahan menghalangi usahanya pendapat tersebut terlihat bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai suatu tujuan, baik suka maupun tidak suka dia berusaha untuk menjadikan suatu tersebut supaya menjadi disukai. Dengan menjadi adanya motivasi penyemangat juga siswa dapat untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa yang memiliki motivasi yang tinggi maka dapat dengan mudah menangkap materi yang disampaikan oleh guru, dengan demikian akan mempengaruhi prestasi dalam belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi secara internal akan terdorong untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Didalam dunia pendidikan mempengaruhi faktor berhasil atau motivasi tidaknya siswa dalam kegiatan belajar. Siswa belajar untuk mendapatkan prestasi harus didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, cita-cita yang kuat dari diri sendiri. Apabila siswa sudah memiliki keinginan 1. Apakah ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta? 2. Apakah ada hubungan hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta? 3. Apakah ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua dan motivasi berprestasi secara bersama dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6 Surakarta? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 6 Surakarta 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA N 6 Surakarta 3. Untuk mengetahui tidaknya peneliti menggunakan angket tertutup yang hubungan yang positif antara status kemudian disebar atau diujikan dikelas- sosial ekonomi orang tua dan motivasi kelas yang digunakan untuk penelitian. berprestasi Analisa data menggunakan regresi linear secara ada bersama dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 6 surakarta. berganda untuk taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian Metode penelitian Hasil pengukuran variabel Penelitian dengan judul hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan antara status sosial ekonomi orang tua dan skor terendah sebesar 80 dan skor motivasi prestasi tertinggi sebesar 127. Rata-rata (means) belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 sebesar 104,80, modus (Mo) sebesar Surakarta 2013/2014. 114, median (Me) sebesar 107, dan Penelitian ini menggunakan pendekatan standar deviasi (SD) sebesar 13,029. penelitian kuantitatif dengan menggunakan Frekuensi metode korelasional. Di dalam penelitian interval 107–115 yaitu sebanyak 12 ini, responden (34%). Frekuensi terendah berprestasi tahun peneliti dengan pelajaran menggunakan metode tertinggi terletak pada ini terletak pada interval 125 – 133 yaitu bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana sebanyak 2 responden (5,70%). Hasil variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan pengukuran dengan variasi-variasi pada satu atau lebih berprestasi faktor lain berdasarkan pada koefisien sebesar 131 dan skor tertinggi sebesar korelasi. Adanya hubungan dan tingkat 210. Rata-rata (means) sebesar 174,14, variasi pada variabel ini penting karena modus (Mo) sebesar 181, median (Me) dengan mengetahui tingkat hubungan yang sebesar 185, dan standar deviasi (SD) ada, dapat sebesar 15,936. Frekuensi tertinggi mengembangkannya sesuai dengan tujuan terletak pada interval 181 – 196 yaitu penelitian. Dalam penelitian ini sumber sebanyak 20 responden (57,10%) . data yang digunakan diperoleh melalui Frekuensi pengumpulan data yang dilakukan di SMA interval 131-147 yaitu sebanyak 1 Negeri 6 Surakarta di kelas XI IPS, dalam responden (2,90%). Hasil pengukuran penelitian variabel prestasi belajar dengan skor penelitian korelasional. peneliti ini Penelitian akan peneliti menggunakan variabel dengan skor terendah motivasi terendah terletak teknik-teknik simpel random sampling tipe terendah sebesar 68,33 undian dengan tanpa pengembalian. Disini tertinggi sebesar 80,70. dan pada skor Rata-rata (means) sebesar 74,33, modus (Mo) di hargai dalam masyarakat semakin sebesar 77,07, median (Me) sebesar tinggi kelas sosialnya, sehingga 74,60, dan standar deviasi (SD) sebesar perbedaan 3,59. Rata-rata frekuensinya terletak membedakan pada interval 70,81 – 73,27, 73,28- antara individu satu dengan individu 75,74, yang 75,75-78-21 yaitu masing- itulah yang tingkat lainnya. dapat pendidikan Hal tersebut masing sebanyak 8 siswa (22,90%) . dipengaruhi karena perekonomian Frekuensi pada yang tinggi, karena semakin tinggi interval 78,22 – 80,70 yaitu sebanyak 5 perekonomian dalam suatu keluarga siswa maka terendah (14,30%). terletak Hasil perhitungan besar kemungkinannya korelasi Pearson menunjukkan angka seseorang memiliki fasilitas yang signifikan (0,000) < 0,05 sehingga lengkap dalam belajar. variabel status sosial ekonomi orang tua Perbedaan status sosial dan motivasi berprestasi berhubungan ekonomi seseorang menyebabkan signifikan dengan prestasi belajar siswa. prestasi Dari diperoleh individu satu dengan yang lainnya rx1x2y = 0,704 dan F hitung = 15,730 berbeda. Karena fasilitas merupakan dengan nilai P = 0,000 . Karena P < salah satu faktor penunjang untuk 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada meningkatkan hubungan yang signifikan antara X1 apabila dan X2 terhadap Y. lengkap maka seseorang mampu hasil perhitungan dimiliki prestasi fasilitas belajar Pembahasan yang dengan antara belajar, yang dimiliki mudah, belajar merasa nyaman karena tempat yang 1. Hubungan Status Sosial Ekonomi dimiliki menunjang untuk belajar, orang tua dengan prestasi belajar serta meningkatkan semangat bagi siswa seseorang untuk belajar. Selain itu hasil ketersediaan buku dan biaya juga penelitian ini, dapat dilihat bahwa menunjang pendidikan seseorang, status sosial ekonomi orang tua apabila memiliki fasilitas buku yang mempunyai pengaruh positif yang lengkap maka seseorang mampu signifikan terhadap prestasi belajar. menambah pengetahuannya lebih Semakin luas, Berdasarkan banyak seseorang memiliki sesuatu yang berharga dan sehingga prestasi mudah. yang untuk mencapai maksimal lebih 2. Hubungan Motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa Hal ini menunjukkan motivasi siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi sudah adanya pengaruh yang signifikan antara Kondisi tentu tidak mampu menghasilkan prestasi yang memuaskan. berprestasi 3. Hubungan status sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa. orang tua dan motivasi berprestasi Karena dalam hal belajar untuk dengan prestasi belajar siswa. mencapai suatu tujuan yaitu Hal ini menunjukkan mencapai prestasi yang memuaskan, adanya pengaruh yang signifikan maka antara status sosial ekonomi orang tidak luput dari adanya dorongan terutama dari dalam diri tua dan sendiri orang tersebut seberapa jauh terhadap prestasi belajar siswa. merasakan adanya dorongan untuk mencapai prestasi. siswa motivasi berprestasi Pendidikan pada dasarnya juga banyak mengeluarkan biaya, yang memiliki oleh karena itu perekonomian motivasi berprestasi yang tinggi keluarga juga merupakan pendorong akan lebih tekun, bersemangat, bagi seseorang untuk menempuh lebih tahan dan memiliki ambisi dunia pendidikan, karena saat anak yang lebih tinggi dalam mencapai memasuki dunia pendidikan maka prestasi belajar sehingga karena beban dan tanggungan ekonomi adanya semangat dan ambisi yang keluarga akan lebih meningkat. kuat maka akan dapat dengan Biaya yang dikeluarkan keluarga mudah mendapatkan prestasi yang setiap bulannya sangatlah banyak, lebih baik, dibandingkan dengan karena di dalam keluarga memiliki siswa banyak sekali kebutuhan yang harus yang kurang memiliki Mereka motivasi yang atau tidak berprestasi. terpenuhi, misalnya untuk memiliki memenuhi kebutuhan pokok, tidak motivasi berprestasi akan kelihatan kebutuhan di dalam masyarakat kurang atau tidak bergairah dalam selain belajar pendidikan maupun pembelajaran menaruh dikelas, perhatian mengikuti itu juga bagi kebutuhan anak-anaknya. tidak Sehingga jika dilihat dari keluarga terhadap yang memiliki perekonomian yang pelajaran yang dipelajari, dan tidak kurang maka berpartisipassi aktif dalam belajar. memberikan tidak dapat fasilitas yang dibutuhkan dalam proses termotivasi untuk belajar lebih giat pembelajaran, sehingga karena dan memperhatikan keterbatasan ekonomi pembelajaran tersebut di kelas. Sehingga merekapun akan membuat anak terhambat proses semakin memahami dan menguasai belajarnya, materi pembelajaran di dalam kelas karena salah satu kebutuhan belajarnya tidak dapat yang dimiliki. Misalnya seperti untuk prestasi belajar yang baik. meningkatkan seseorang sering prestasi maka buku, untuk yang lengkap maka pengetahuannya tidak akan pernah berkembang. Sehingga keterbatasan tersebut seseorang karena membuat tidak dapat mengembangkan prestasi Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi peserta didik untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya. Apabila siswa motivasi berprestasi mereka akan terus berusaha untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Motifasi berprestasi ini biasanya dapat terjadi karena adanya kesadaran diri peserta didik yang terus menginginkan peningkatan hasil belajarnya, selain itu juga dapat Kesimpulan 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya. Karena rx1y = 0,506 > rtabel = 0,344 dan belajarnya. memiliki mencapai apabila seseorang tersebut tidak memiliki buku dapat belajar dituntut membaca akhirnya didasari karena faktor persaingan nilai di dalam kelas. Apabila peserta didik memiliki motivasi berprestasi maka akan P=0.002 (sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). Dengan demikian, siswa yang memiliki status sosial ekonomi tinggi maka akan meningkatkan yang mampu prestasi belajarnya. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara berprestasi dengan motivasi prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya. Karena rx1y = 0,536 > rtabel = 0,344 dan P=0.001 (sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). Dengan demikian, siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi maka akan mampu mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik karena adanya dorongan untuk lebih giat belajar. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara status social ekonomi orang tua dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” dapat diterima kebenarannya Karena rx1x2y = 0,704 > rtabel = 0,344 dan P=0.000(sesuai dengan kaidah hipotesis yaitu p<0,05). Status sosial ekonomi orang tua yang tinggi dan motivasi berprestasi yang dimiliki mendorong siswa mampu untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih maksimal. Daftar Pustaka Hamzah. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis dibidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Jumaris, M. (2013). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada