E-RECRUITMENT PADA ORGANISASI UNICEF Reinaldo Arifin Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, BINUS UNIVERSITY Jl.Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 ABSTRAK Penggunaan internet memberikan wawasan yang lebih luas dan memberikan kesempatan untuk berkarier dilokasi yang baru. Hal ini tentu saja menjadi keuntungan untuk job seeker dan juga organisasi yang menawarkan lowongan pekerjaan. Seiring dengan perkembangan zaman dimana standar semakin bertambah tinggi, tentu saja tidak semua keahlian yang dibutuhkan dapat ditemukan di satu wilaya saja. Dengan bantuan internet e-recruitment membuka kesempatan bagi semakin banyak orang dan perusahaan untuk terhubung dan demikian membantu organisasi untuk menemukan orang yang cocok dengan posisi yang ada. UNICEF sebagai salah satu organisasi amal yang memiliki wilayah cangkupan yang sangat luas tentu saja membutuhkan pekerja yang memiliki background wilayah yang berbeda – beda. Dengan menerapkan erecruitment maka UNICEF mencoba untuk menemukan orang yang tepat untuk posisi yang tepat di wilayah yang tepat. Dengan menggunakan metodologi studi pustaka pada topic e-recruitment dan rekrutmen tradisional maka dapat dilihat bahwa e-recruitment memberikan bantuan yang sangat bermakna untuk proses rekrutmen organisasi perusahaan. Kata kunci : e-recruitment,global,UNICEF PENDAHULUAN Internet telah mengalami perubahaan sejak pengembangan pertamanya pada tahun 1970. Di masa lampau pengaplikasian internet terbatas pada kebutuhan militer dan pertahanan Negara. Namun seiring perkembangan zaman, internet kini telah mengalami evolusi dan memperbesar expansi jangkauannya hingga ke level yang lebih dalam yaitu kebutuhan hidup manusia. Zaman telah berubah, dan internet menjadi instrument yang sangat vital dalam membantu perkembangan yang ada hingga kini. Dengan berkembangnya internet kini setiap individiu memiliki kesempatan untuk mengakses berbagai macam kebutuhan yang dimiliki dalam hidupnya, salah satunya adalah kebutuhan untuk mencari pekerjaan. Saat ini, ada jutaan lowongan pekerjaan yang tersebar di seluruh dunia. Dan internet merupakan gerbang yang sangat ideal dalam menghubungkan para job seeker dengan pekerjaan – pekerjaan tersebut. Sebagai medium penghubung, internet dimanfaatkan oleh banyak organisasi untuk merekruit para talenta – talenta yang cocok dalam organisasi mereka. Organisasi yang bervariasi mulai dari business organization, governmental organization, non-government organization, non-profit organization dsb menggunakan layanan yang disebut sebagai e-recruitment dalam mempermudah proses pencarian talenta tersebut. Melalui e-recruitment, organisasi berlomba – lomba untuk menemukan orang yang memiliki kapabilitas yang tepat untuk mengerjakan tugas dalam organisasi tersebut. Setiap organisasi tentu saja memiliki metode yang berbeda – beda dalam menseleksi calon tenaga kerja yang baru. Metode tersebut terdiri dari serangkaian proses seleksi yang diterapkan berdasarkan standar atau prosedur yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Penerapan standar yang tinggi dalam proses ini sangatlah penting karena setiap organisasi tentu saja menginginkan perusahaan mereka menemukan orang yang memiliki kapabilitas untuk perkembangan dari organisasi itu sendiri. Proses e-recruitment yang berjalan tentu saja merupakan proses yang dilakukan dengan hati – hati supaya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan prosesnya. Proses e-recruitment yang bervariasi tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Oleh sebab itu banyak perusahaan mendedikasikan diri mereka untuk memberikan jasa terbaik dalam menyalurkan tenaga kerja ke perusahaan yang tepat. Namun demikian tidak sedikit juga organisasi yang merasa diri mereka harus memiliki wadah yang tersendiri supaya bisa mengontrol proses yang ada secara lebih baik. Adalah United Nations Children’s Fund (UNICEF) yang menjadi salah satu organisasi yang merasakan keperluan untuk menggunakan e-recruitment dalam proses pelamaran kerja pada organisasi mereka. UNICEF merupakan organisasi yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) sebagai usaha untuk melakukan pengembangan secara berkelanjutan di negara – negara yang membutuhkan bantuan di bidang pangan dan kesehatan dengan target utama yaitu para anak – anak. Bermarkas di New York, UNICEF memiliki anggota yang tersebar di 190 negara dengan misi untuk meningkatkan kesejahteraan dari setiap anak yang ada. Dilihat dari jangkauan lapangan yang sangat luas, e-recruitment menjadi langkah yang sangat cocok untuk diterapkan oleh UNICEF untuk merekruit relawan/pekerjanya. UNICEF menerakan e-recruitment dengan tujuan untuk memudahkan pendistribusian anggotanya dalam mengemban misi mulia mereka. Memiliki kantor cabang di berbagai Negara menjadikan UNICEF sebagai salah satu organisasi dengan jangkauan negara yang sangat besar. 1 Pada tulisan ini, akan dijelaskan secara lebih lanjut e-recruitment yang diterapkan oleh organisasi UNICEF. Dengan tujuan mulia, anggota lapangannya menjadi ujung tombak dalam menjamin keberhasilan UNICEF untuk menyelesaikan misinya. UNICEF menggunakan website mereka sebagai portalnya (http://www.unicef.org) untuk melakukan program e-recruitment. Pada website ini para calon pekejra dan relawan dapat mencari posisi apa yang kira – kira sesuai dengan kemampuan ataupun passion mereka. Lewat fitur – fitur yang ada UNICEF juga memudahkan para calon yang tersebar di berbagai negara untuk melamar dan menjadi bagian dari UNICEF. Manfaat dari penulisan ini adalah untuk membuka wawasan mengenai praktek erecruitment dan mengetahui secara lebih lanjut efek dari perekruitan tenaga kerja melalui penggunaan e-recruitment dibandingkan proses yang dilakukan secara tradisional. Dampak positif yang dapat diperoleh dari penggunaan e-recruitment juga akan dibahas secara lebih mendalam dan teknologi – teknologi yang digunakan dalam proses tersebut. Metodologi yang digunakan dalam pembuatan tulisan ini adalah studi literature dari jurnal, internet dan berbagai studi kasus yang memiliki kaitan dengan topic pembahasan ini, yang kemudian akan dipelajari dan dianalisa guna mendapatkan informasi – informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini. LANDASAN TEORI Definisi recruitment Secara literatur, Randall S.Schuler dan Susan E.Jackson (1997) mengemukakan bahwa proses rekrutmen merupakan proses untuk mencari calon pekerja baru yang memenuhi kualifikasi –kualifikasi yang ada di perusahaan, perusahaan kemudian melakukan penyeleksian kepada calon – calon pekerja baru yang kemudian dipilih untuk menjadi yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut. Menurut Wikipedia, e-recruitmetn membantu perusahaan untuk menghemat waktu dalam mencari kandidat atau calon pekerja baru, bagian HR dapat melakukan review secara independen. (http://en.wikipedia.org/wiki/e-recruitment). Melalui metode internet, penerimaan pekerjaan atau proses rekruitment ini dapat meningkatkan performa perusahaan dala mencari kandidat yang tepat dengan kualifikasi yang dicari oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang mendukung seperti database, media online dan seach engine. Sistem e-recruitment sendiri merupakan sistem backend dari sistem perusahaan, hal ini berarti sistem ini memungkinkan para pelamar atau calon pekerja untuk melamar dan mengirim data – data yang dibutuhkan secara elektronik. Parry mengemukakan bahwa e-recruitment memiliki makna sebagai penggunaan internet untuk menarik minat calon pekerj yang potensial ke dalam organisasi yang dituju. Hal ini meliputi penggunaan situs perusahaan, penggunaan pengumuman lowongan secara online. E-recruitment merupakan istilah bagi aktivitas rekruitmen yang dilakukan dengan menggunakan sarana internet dan elektronik. (Parry & H,2009,p655-673). Menurut Chapman dan Websiter (2003), faktor yang vital dalam membangun keberhasilan penerapan teknolog tergantung pada implementasi sistem dan perencanaan yang dilakukan secara menyeluruh dan penggunaan praktik SDM yang ada. Selain itu Chapman dan Webster juga mengemukakan perusahaan memiliki pertimbangan dalam penggunaan seperti : 2 1. Pemangkasan biaya 2. Kemudahan dalam prosesnya bagi kandidat 3. Kemudahan bagi organisasi yang menggunakannya 4. Mengurangi waktu dalam proses perekrutan 5. Meningkatkan tingkat keberhasilan menemukan kandidat yang sesuai. Recruitment juga memiliki makna sebagai sebuah proses mengumpulkan kandidat – kandidat pekerja baru yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Pihak perusahaan mengumumkan mengenai pembukaan lowongan pekerjaan pada internal maupun eksterna perusahaan. Dengan demikian para kandidat yang memenuhi perusyaratan dan kualifikasi dapat melamar ke perusahaan tersebut. Pada proses ini belum memastikan apakah kandidat tersebut sudah diterima sebagai bagian dari perusahaan, setelah proses recruitment, organisasi melakukan proses seleksi terhadap calon yang menyerahkan surat lamaran mereka. Apabila kandidat tersebut memenuhi kualifikasi maka akan berlanjut ke proses selanjutnya yakni sosialisasi. Proses sosialisasi adalah proses orientasi karyawan baru kepada lingkungan perusahaan agar karyawan dapat mengenal budaya dan struktur organisasinya dengan lebih baik. (R. Gómez-Mejía, B. Balkin, & L. Cardy, 2011). R Gomez-Mejia, dkk juga mengemukakan bahwa bagian proses prekrutan merupakan sales yang bekerja, sedangkan pelamar pekerjaan yang memenuhi kualifikasi merupakan customer. Sedangkan perusahaan sendiri merupakan pihak yang menjual pekerjaan kepada pelamar. Selain itu juga dibutuhkan sumber yang dapat membantu proses dalam lamaran kerja. Sumber tersebut terdiri dari 1. Karyawan senior Karyawan senior pada perusahaan memberikan referensi kepada perusahaan. Hal ini membantu perusahaan untuk mengidentifikasi calon potensial pelamar. Dengan demikian membantu perusahaan untuk memudahkan proses memilih dan menseleksi calon pekerja 2. Komisi karyawan Untuk meningkatkan tingkat loyalitas kepada perusahan, umumnya perusahan memberikan insentif kepada karyawan yang ada untuk memberikan calon pekerja yang berpotensial untuk melamar ke perusahaan tersebut. 3. Mantan Karyawan Apabila ada karyawan yang ingin berhenti atau pindah, maka perusahaan dapat menanyakan karyawan tersebut apabila mereka memiliki referensi calon karyawan yang sesuai. Hal ini dimungkinkan karena mantan karyawan mengerti dengan baik posisi yang akan ditinggalkannya dan orang yang cocok untuk pekerjaan tersebut. t. 4. Customer Customer atau pelanggan dapat membantu perusahaan dalam mencari tenaga kerja. Pelanggan tentu saja mengetahui dengan jelas jasa atau produk apa yang diinginkan dari perusahaan, dengan demikian referensi yang diberikan tentu merupakan orang yang cocok untuk membuat jasa atau produk yang ada menjadi semakin lebih baik dibandingkan sebelumnya. 5. Iklan Iklan merupakan solusi untuk memperluas jangkauan untuk melakukan proses rekrutmen. Dengan iklan maka perusahaan berpotensi untuk mendapatkan calon kerja 3 tidak hanya dari wilaya lokal, namun juga bisa mencapai nasional, maupun internasional 6. Sosial Media dan Internet Penggunaan platform social media merupakan salah satu tren terbaru di dunia saat ini. Melalui penggunaan jejaring sosial maka para pencari kerja dapat menemukan calon yang sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan sendiri. Tujuan Rekruitmen Dalam setiap perusahaan proses rekruitmen merupakan proses yang sangat vital. Hal ini tentu saja didukung dengan proses yang profesional memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan penggunaan proses rekruitmen hal ini dapat dilihat dari beberapa jenis tujuan antara lain : 1. Mencegah kemungkinan karyawan tidak kompeten Tidak setiap karyawan yang diterima dapat dijamin memiliki kapabilitas yang diinginkan. Oleh sebab itu rekruitment merupakan gerbang yang digunakan untuk menilai apabila calon pekerja memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini membantu perusahaan supaya perusahaan dapat memilih calon yang memilik potensial. Ini juga membantu perusahaan untuk merugi akibat adanya karyawan yang merasa tidak cocok dengan perusahaan atau karyawan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dari posisinya. 2. Evaluasi dari proses rekruitment itu sendiri Proses rekruitmen itu sendiri melakukan evaluasi terhadap proses yang sudah terjadi sebelumnya. Dengan demikian kesalahan atau kelemahan yang sebelumnya dilakukan dapat diantisipasi pada proses yang ada saat init, selain itu proses rekruitment juga menjadi patokan yang akan dilakukan untuk perecanaan rekruitment selanjutnya agar tidak menimbulkan kejadian yang tidak idinginkan di masa mendatang. 3. Kesempatan yang sama Dengan proses yang sitematis, rekruitment memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk memiliki pekerjaan yang diinginkan secara adil. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kecurangan pada proses yang ada. Sehingga ini dapat meminimalisir kemungkinan perusahaan atau organisasi mengalami kemunduran akibat praktek KKN. 4. Mendukung tujuan perusahaan Dengan proses ini, dimaksudkan agar setiap calon pekerja yang diterima memiliki visi dan misi yang sama dengan perusahaan. Sehingga ketika pekerja bekerja mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan pedoman yang ada yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Proses Rekruitmen Organisasi dengan tujuan apapun memiliki dua metode yang digunakan untuk melakukan rekruitmen secara tradisional. Dilihat dari sumbernya, perekruitan calon tenaga kerja baru memiliki dua jenis sumber yaitu : 1. Internal Pada jenis ini, sumber tenaga kerja dicari dari anggota perusahaan sendiri alias “orang dalam”. Strategi ini dikarakteristikkan dengan promosi pada karyawan atau anggota dari organisasi tersebut untuk memenuhi posisi tersebut. Strategi ini juga dapat 4 digunakan sebagai metode untuk melakukan perubahan struktur organisasi secara sementara untuk menyelesaikan tugas tertentu, namun bisa juga dilakukan untuk waktu permanen. Internal recruitment biasanya digunakan pada hirarki secara horizontal tetapi pada kasus tertentu promosi juga dapat dilakukan dengan posisi sebelumnya diisi oleh anggota yang lain atau yang baru. Keuntungan dari internal recruitment adalah kemudahan dalam mengetahui kapabilitas dan kualifikasi yang dimiliki oleh pelamar, biaya atau waktu atau keduanya digunakan relative lebih sedikit dibandingkan external recruitment. Calon pekerja sudah familiar dengan budaya ataupun peraturan yang ada, meningkatkan moral dan loyalitas dari anggota organisasi, mengurangi resiko resistansi dari dalam perusahaan sendiri. 2. External Pada jenis ini, sumber tenaga kerja merupakan orang yang baru akan bergabung dengan perusahaan. Strategi ini digunakan melalui recruitmen yang dibuka secara umum keluar perusahaan. Department atau bagian HRD biasanya akan melakukan proses secara sistematis untuk menemukan calon kerja yang memenuhi kualifikasi untuk menempati jabatan tersebut. Dengan menggunakan iklan di media cetak, media elektronik seperti joblisting dan pameran pekerjaan, perusahaan berusaha untuk menemukan orang – orang yang memiliki potensi yang cocok menempati posisi yang ada. Organisasi juga dapat menggunakan jasa dari para headhunter untuk menemukan orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Keutungan dari external rekruitmen adalah pekerja yang direkruit memiliki kemampuan yang dibutuhkan perusahaan yang sebelunya tidak ada, memberikan ruang untuk pengembangan secara cepat (rapid growth) pada perusahaan lewat kemampuan dari calon pekerja, variasi talenta yang lebih besar dibandingkan internal recruitment, menghindari politik internal dalam proses rekruitmen, prespektif yang baru yang dibawa oleh mereka dapat menjadi katalis untuk perkembangan perusahaan. Selain sumbernya, perusahaan juga memiliki metode – metode yang bervariasi dalam merekruit calon pekerjanya. Dalam penulisan ini akan dijelaskan beberapa contoh metode yang dapat digunakan untuk melakukan perekrutan dalam perusahaan tradisional. 1. Outsourcing Merupakan metode dalam mencari calon pekerja dengan memberikan kuasa kepada perusahaan teretentu untuk mengambil bagian dalam proses rekruitemen perusahaan sebagai jasa. Perusahaan yang menyediakan jasa outsourcing dapat memberikan tidak hanya staff saja melainkan teknologi, metodologi dan reporting. Outsoucing merupakan kontrak dimana manajemen tidak mengambil bagian dalam pekerjaan yang dilakukan oleh outsourcing namun mempercayakan pekerjaan tersebut pada mereka. 2. Advertising Metode dalam mencari calon pekerja dengan tradisional dimana perusahaan memasang iklan di salah satu media. Di sini perusahaan akan menawarkan posisi 5 berserta dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Apabila seseorang memiliki kualifikasi tersebutm maka dirinya dapat melamar pekerjaan yang ada. Metode – metode yng ada ditentukan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan kebutuhan dari masing – masing perusahaan. Perusahaan dengan skala kecil hingga menengah cukup melakukan proses secara sederhana dan dapat menerima karyawan, namun apabila perusahaan dengan skala besar akan dibutuhkan proses seleksi yang ketat dan melakukan penyaringan yang efektif supaya dapat menemukan calon pekerja yang tepat. Selain itu juga penting untuk melakukan kontrak supaya pekerja dan perusahaan yang terlibat memiliki ikatan hukum yang mengikat. Selain itu perusahaan/ organisasi yang berskala internasional umunya memiliki perekrtuan yang sistematis yang sudah disiapkan seperti pada contoh berikut. Gambar 1 Recruitment Process (Sumber: Holm, Anna B. (2010). The effect of E-recruitment on The Recruitment Processs: Evidence from Case Studies of Three Danish MNCs. Aarhus University. p. 94) 6 Dilihat dari diagram diatas, dapat dilihat beberapa hal penting yang umumnya dilakukan saat melakukan proses recruitment yaitu : 1. Melakukan identifikasi posisi yang sedang vakum atau dibutuhkan dari setiap divisi atau departemen dalam sebuah organisasi. Posisi – posisi ini kemudian akan dievaluasi mengenai pentingnya posisi tersebut. Kemudian akan dibuat spesifikasinya dengan lebih lanjut. 2. Pada tahapan setelah identifikasi, maka biasanya akan ditentukan job description dan job specification yang dibutuhkan dalam perusahaan tersebut. Dengan mengetahui kedua item ini maka petugas perekruitan mengetahui dengan jelas kualifikasi apa saja yang akan dicari di calon pekerja yang potensial. 3. Setelah identifikasi posisi selesai maka perusahaan kemudian dapat menentukan sumber recruit. Apabila calonnya berada dari internal perusahaan, maka perlu disiapkan pengganti orang tersebut pada posisinya sekarang, dan persiapan promosi. Apabila calonnya berasal dari luar maka organisasi harus menentukan cara – cara yang digunakan dalam melakukan perekruitan 4. Organisasi kemudian mulai mempertimbangkan metode apa yang tepat untuk digunakan mencari pekerja yang sesuai. Tentu saja metode recruitment disesuaikan dengan posisi dari pekerjaan tersebut. Semakin penting posisi yang dicari maka tentu saja perekruitan harus menerapkan standar yang semakin tinggi dalam perusahaan dalam melakukan rekrutmen. 5. Berkas dari calon pelamar yang dating akan dikelompokkan oleh petugas yang bersangkutan. Umumnya berkas yang ada akan dikelompokkan berdasarkan kualifikasi yang mereka miliki dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh posisi yang sedang kosong. 6. Setelah pengelompokkan selesai maka berkas lamaran akan dievaluasi dan diberikan penilaian kepada kandidat atau calon pelamar pekerjaan. Apabila calon pelamar cocok maka akan diiiznkan untuk melanjutkan ke jalur selanjutnya. 7. Perusahaan atau organisasi kemudian akan membuat surat atau menyampaikan pesan mengenai penolakan kepada kandidat yang tidak diterima atau tidak memenuhi syarat. Namun demikin hak untuk membalas atau tidak sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan dari organisasi perusahaan sendiri. 8. Organisasi membuat surat atau menyampaikan notifikasi mengenai penerimaan kandidat yang sudah memenuhi persyaratan. Proses selanjutnya dapat diatur seperti interview, tes maupun psikotes Proses E-recruitment Pada proses recruitment, perusahaan pada masa kini tentu saja mengalami beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain jumlah biaya, resiko calon yang tidak memenuhi kualifikasi dan juga masalah seperti politik internal perusahaan. Masalah – masalah ini dapat memiliki dampak mulai dari hanya keterlambatan hingga kerugian yang dapat menyebabkan kelumpuhan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan atau organisasi berusaha untuk menggunakan system dengan harapan ini dapat mengurangi kemungkinan praktik yang merugikan perusahaan. 7 Penggunaan proses e-recruitment menjadi bentuk usaha dari organisasi untuk meminimalisir dampak dari rekruitment tradisional. Dengan merancang program perekrutan yang mudah, cepat dan efision, organisasi dapat mencapai kemudahan dalam mencari calon pekerja yang tepat. Dengan memanfaatkan Internet dan pendukungnya, e-recruitment melakukaan proses yang mendukung terjadinya pelamaran dari recruitment itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengetahui proses rekruitmen, kita harus mengetahui komponen atau pihak – pihak yang memiliki andil dalam proses dari e-recruitment ini sendiri. Pihak – pihak yang terlibat antara lain : 1. Job seeker : orang yang melakukan proses mencari pekerjaan atau biasa disebut calon pekerja. Job seeker memiliki dua tipe yaitu : a. Active Job seeker : orang yang sedang mencari pekerjaan karena memang membutuhkannya sesuai dengan motivasi masing – masing antara lain mencari pekerjaan yang lebih baik, mengembangkan dirinya di tempat lain dan lain – lain. b. Passive job seeker : orang – orang yang tidak menginginkan mengganti pekerja, namun mencari tahu lowongan yang ada dan melamarnya apabila memungkinkan. 2. Recruitment market : bursa kerja di mana berbagai macam metode perekruitan terjadi seperti di headhunter, board listing pekerjaan, job fair, dan website dari perusahaan sendiri. 3. Perusahaan : organisasi yang memiliki potensial untuk mengembangkan calon pekerjanya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dari si calon pekerja sendiri. Proses dari e-recruitment ini kemudian akan dijelaskan dalam bagan berikut. Gambar 2 Standard Proses E-recruitment (Sumber: http://www.swissrecruiting.com/en/img/e-recruiting.gif) 8 Secara garis besar, proses yang dijalani pada e-recruitment tidaklah berbeda dengan proses rekrutmen secara tradisional. Namun pengaplikasiannya dengan integrasi internetlah yang membedakan hasilnya dari prosenya. Proses ini dibagi – bagi menjadi beberapa tahapan berupa: 1. Planning Proses yang umum seperti pada proses rekruitment tradisional dimana departemen yang mengurus rekruitmen merencanakan proses yang akan dilakukan untuk mendapatkan calon pekerja. Dengan mengetahui secara pasti kebutuhan atau SDM yang dinginkan maka perusahaan dapat mencari calon pekerja yang efektif. Dengan demikian perusahaan dapat menghindari kemungkinan untuk membuat posisi yang redundan di dalam struktur organisasinya. Hal ini meliputi jumlah pekerja yang dibutuhkan, wilayah penempatan dsb. 2. Attract Proses ini dilakukan untuk membuat calon pekerja menjadi tertarik dengan pekerjaan yang ada di perusahaan itu sendiri. Dengan proses ini, calon pekerja dapat mengetahui dan ingin mendaftarkan diri mereka. Pada tahapan ini perusahaan mendefinisikan mengenai lowongan pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Di sini calon pekerja dapat melihat apakah dirinya sesuai atua tidak dengan posisi yang ditawarkan. Dengan melihat kemampuan dari si pelamar maka perusahaan juga perlu mendefinisikan kualifikasi yang dibutuhkan dalam menempati pekerjaan tersebut. 3. Gain Applicants – Hire Pada proses ini memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan proses rekrutmen yang bisasanya. Hal ini dibedakan melalui adanya pengaplikasian internet yaitu : a. Submit job ads : mendaftarkan adanya lowongan pekerjaan dengan memanfaatkan media internet seperti di website job portals, ataupun lewat website pribadi dari perusahaan itu sendiri. Bagi perusahaan atau organisasi ini sangat mempengaruhi citra atau merk dari organisasi mereka sendiri. b. Contact application : melakukan penerimaan aplikasi yang sudah disubmit oleh para calon pekerja. Setelah itu akan memberikan konfirmasi bahwa aplikasi mereka sudah diterima. c. Select application : tahapan dasar dari penerimaan di mana akan dilakukan pengecekan kualifikasi. Pada tahap ini screening dapat dilakukan secara tradisional, namun juga dapat dilaukan secara otomatis melalui bantuan dari sistem e-recruitment yang dimiliki. Dengan fasilitas yang digunakan oleh erecruitment, data atau resume dari para pelamar akan disaring melalui kriteria dan persyaratan yang wajib dipenuhi oleh dirinya. Kreteria tersebut daapt berupa kualifikasi pendidikan dan pengalaman bekerja. Penyaringan ini biasanya dilakukan secara just in time oleh perusahaan. Dengan ini makan perusahaan secara aktif menyaring aplikasi yang baru masuk, hal ini membuat proses yang ada menjadi lebih efision dalam menyaring resume yang ada. d. Notify application : memberikan pemberitahuan kepada calon pekerja bahwa mereka sudah lolos kualifikasi. Setelah itu peserta atau kandidat akan diberitahu langkah atau tes yang selanjutnya. 9 e. Online Test : test online yang digunakan untuk melakukan penyaringan kandidat yang sudah lolos. Test yang dilakukan dapat bervariasi mulai dari test kompetensi, psiko test dan lain – lain. f. Interview : pada tahap ini, layaknya interview biasa kandidat akan diwawancara oleh anggota HRD dari organisasi tersebut. Namun interview ini dapat dilakukan secara online melalui fasilitas webcam. Tetapi ini tidak menutup kemungkinan untuk melakukan wawancara secara tradisional seperti lewat telepon maupun wawancara tatap muka. 4. Retain : melakukan penerimaan dan melengkapi dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk mempekerjakan. Hal ini meliputi penandatanganan kontrak, negosiasi fasilitas dan lain – lain. Dalam proses e-recruitment, penting untuk mengetahui data – data yang dibutuhkan guna melancarkan proses e-recruitment itu sendiri. Data tersebut meliputi : 1. Data primer Secara garis besar ini merupakan data yang dimliki oleh perusahaan terutama pihak HRD (Human Resource Department). Data ini ditampilkan agar user dapat mengerti kebutuhan dari posisi yang disediakan. Contoh dari data ini meliput lowongan pekerjaan yang ada, persyaratan dan kualifikasi minimum dan keahlian – keahlian yang mungkin vital bagi posisi ini. 2. Data sekunder Data ini didapat dari sumber lain dalam bentuk laporan. Data ini berfungsi menyediakan informasi – informasi mengenai kerangka kerja perusahaan, evaluasi dari proses rekruitmen yang sudah ada dsb. Kelebihan dan Kelemahan dari Proses E-recruitment Seperti proses rekrutmen tradisional, prose e-recruitment juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan yang dapat menjadi pertimbangan untuk memilih antara erecruitment dengan proses rekrutment biasa. Kelebihan dari e-recruitment antara lain : 1. Huge pools of jobs Penggunaan internet tentu saja memberikan keuntungan bagi para pencari kerja. Dengan akses yang mencangkup hampir seluruh negara, tentu saja pekerjaan yang ditawarkan oleh berbagai macam organisasi memiliki variasi yang beraneka ragam. Dengan demikian ini juga membantu calon tenaga kerja untuk meningkatkan kesempatan untuk diterima kerja. 2. Apply job for instant Dengan adanya fasilitas seperti e-recruitment, dokumen – dokumen serta proses – proses yang memakan banyak waktu pada rekrutmen tradisional dapat diselesaikan secara sistem. Dengan bantuan dari sistem informasi hal ini membantu pada saat calon ingin mengirim CV, melakukan pelamaran. Tentu saja ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena website akan senantiasa online tanpa dibatasi dengan work hour dari perusaan. 3. Depth of information 10 Informasi yang luas diinternet juga memberikan keuntungan untuk melihat dan melakukan pertimbangan dalam memilih pekerjaan. Dengan bantuan internet kita bisa melihat kelebihan dan kelemahan dari setiap pekerjaan. 4. Quicker turnaround Proses yang cepat juga berarti para calon pekerja mengetahui hasil dari prosesnya dengan lebih cepat. Dengan bantuan dari e-recruitment dalam memberikan test yang sesuai dengan job description, biasanya setiap orang dapat mengetahui apakah dirinya bisa mendapatkan pekerjaan atau tidak. 5. Biaya yang lebih murah Biaya yang digunakan dalam pembuatan e-recruitment sangat bervariasi, mulai dari gratis hingga mahal. Namun demikian perlu diingat bahwa semua itu akan tertutup ketiak biaya operasional yang dikeluarkan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan iklan yang dipasang di media cetak. Pada jangka panjangnya tentu saja ini akan memudahkan beban bagi perusahaan atau organisasi itu sendiri. Kelemahan dari e-recruitment antara lain : 1. Lack of personal touch Dengan proses yang diselesaikan oleh sistem, calon pekerja tentu saja tidak dapat memiliki hubungan sosial dengan calon organisasi yang ingin dicapai. Hal ini dapat menyebabkan feedback dari calon tidak tersampaikan dengan efektif kepada organisasi. Dampaknya e-recruitment terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dicari oleh para calon karena tidak diupdate secara berkala, server overload dsb. 2. Large amount of competition Semakin besarnya kesempatan setiap orang untuk melamar, tentu saja akan meningkatkan saingan yang ingin melamar. Hal ini tentu saja akan terasa berat apabila terjadi di perusahaan atau organisasi yang populer. Kompetisi yang keras tentu saja merupakan konsekuensi yang ditanggung ketika ini terjadi. 3. Security threats Ancaman keamanan terhadap website juga merupakan pertimbangan yang harus dipikirkan ketika mengimplementasi e-recruitment. Apabila perusahaan tidak berhati – hati maka ada kemungkinan apabila data yag dikirim ke website dapat dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja ini dapat merusak citra dari perusahan itu sendiri. 4. Social acceptance Terkadang akibat budaya perusahan yang konservatif perubahan proses penerimaan dengan e-recruitment menyebabkan adanya konflik dalam perusahaan. Karyawan senior merasa bahwa karyawan baru tidak diseleksi secara lebih ketat sedangan karyawan baru merasa bahwa karyawan senior tidak terbuka terhadap hal – hal yang lebih modern seperti penggunaan e-recruitment ini. PEMBAHASAN E-RECRUITMENT PADA UNICEF UNICEF merupakan organisasi yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa(PBB) pada 11 Desember 1946 dengan tujuan untuku menyediakan makanan dan layanan kesehatan kepada anak – anak yang terkena dampak dari perang dunia ke -2. Dengan bantua ndonasi dari negara dan para donor, UNICEF mengemban tugasnya untuk memberikan dan meningkatkan kesejahteraan kepada para anak – anak yang membutuhkan bantuannya. Saat ini setelah beberapa decade berlalu, UNICEF memusatkan seluruh kegiatan 11 organisasinya pada kesehatan yang essensial untuk anak – anak. Hal ini mencangkup hal – hal seperti vaksin, supplement vitamin, makanan, tempat tinggal darurat, pendidikan dan lain – lain. Dengan cabang tersebar di 190 negara UNICEF menjadi salah satu organisasi yang memiliki pekerja dengan background yang sangat beranekaragam. Sesuai dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dan kehidupan yang layak organisasi ini berkerja dan terus mencari dukungan supaya kegiatan ini dapat terus berjalan. Dalam proses mengemban misi ini, UNICEF sangat bergantung kepada setiap anggotanya. Untuk menemukan anggota relawan yang ingin bergabung dalam jumlah yang tidak sedikit, UNICEF mulai membuka lowongan – lowongan yang bersifat tradisional seperti iklan di media cetak dan melalui seminar – seminar. Namun hal itu saja pada akhirnya tidak cukup untuk menutupi seluruh kegiatan operasi dari UNICEF sendiri. Hal ini tentu saja berakibat pada tertundanya UNICEF dalam mencapai misi mulia mereka. Melalui bantuan internet, UNICEF mencoba merekruit berbagai relawan dan pekerja lewat website mereka (http://www.careersatunicef.org/). Melalui e-recruitment ini memungkinkan setiap orang yang merasa terpanggil untuk mendaftarkan diri mereka dan menjadi relawan atau pekerja di UNICEF. Secara garis besar, terdapat beberapa langkah yang harus diikuti untuk melakukan proses erecruitment di UNICEF: 1. Melakukan registrasi di website http://www.unicef.org/about/employ/index.php UNICEF pada Gambar 3 Website UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) 2. Melakukan Log On pada website UNICEF 3. Melakukan pencarian pekerjaan sesuai dengan kemampuan atau kriteria di functional area. Di sini kandidat dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu juga terdapat fitur reference number yang berisikan kode 12 unik yang berisikan job opportunity yang ada selama waktu tertentu pada website dari UNICEF sendiri. Gambar 4 Recruitment UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) 4. Memilih posisi yang diinginkan oleh kandidat selain posisi, kandidat juga dapat menentukan lokasi yang ingin dilamar sehingga dapat mengetahui di mana tempatnya akan bekerja Gambar 5 Recruitment UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) 5. Mengklik tombol apply pada pekerjaan yang ingin dilamar kemudian mengisi dokumen – dokumen yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan dari proses pelamaran pekerja. 13 Gambar 6 Recruitment UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) 6. Setelah selesai memilih pekerjaan yang ingin dilamar, maka kita dapat mulai melengkapi data – data yang dibutuhkan seperti cover letter, motivational letter dan dokumen – dokumen yang dibutuhkan. 7. Setelah selesai melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan maka kita dapat menekan tombol “Send Application”. Apabila aplikasi diterima maka kita akan diberi pemberitahuan lewat email. Gambar 7 Recruitment UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) NETI Program Setelah proses registrasi dan pendaftaran lewat website dari UNICEF selesai dilakukan maka kandidat akan diberitahukan penerimaan lewat email. UNICEF kemudian memulai proses selanjutnya yang disebut sebagai New and Emerging Talent Initiative (NETI) yang merupakan proses dari rekruitmen pada organisasi UNICEF yang memiliki tujuan untuk menseleksi kandidat yang ingin berkarier di organisasi UNICEF. Pada proses ini para 14 kandidat kemudian melakukan pelatihan dan kemudian akan dites oleh UNICEF sesuai dengan penilaian yang ada. Dapat dilihat dari diagram yang berada di bawah, proses NETI telah terintegrasi dengan e-recruitment yang ada di organisasi UNICEF sendiri. Setelah pengetesan berkas yang dilakukan di website UNICEF dilewati, maka para kandidat akan melakukan serangkaian tes secara berurutan yang berguna untuk mengetahui kapabilitas dan kemampuan dari orang tersebut. Tentu saja dikarenakan oleh jumlah pelamar yang sangat tinggi maka standar dari test yang dilakukan merefleksikan kualifakasi yang terbaik dari yang terbaik untuk pekerjaan di UNICEF. Secara garis besar NETI test dibagi menjadi tiga bagian : 1. Written Test Test yang dilakukan untuk menentukan kemampuan dasar dari kandidat meliputi psikotest, test dasar skill. Test ini merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai kemampuan hardskill dari calon pekerja. Melalui tes ini UNICEF dapat kemudian menilai kemampuan dari calon dan memutuskan apakah calon pekerja cocok dengan posisi yang ingin dilamar. 2. Online Assessment Berisi evaluasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada program NETI yang akan berlangsung selama e-recruitment hingga program NETI selesai. Online assessment menilai performa dari calon tenaga kerja dan mengevaluasi hasil kerjanya. 3. Interview Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui kepribadian dan kompetensi dari kandidat yang ada. Dengan wawancara maka bagian Human Resource dapat mengetahui kemampuan softskill dan hardskill dari calon tenaga kerja. Dengan demikian karakter dan kemampuan dari calon tenaga kerja dapat dievaluasi dengan lebih mendalam sebelum memberikan keputusan apakah tenaga kerja diterima di perusahaan atau tidak. 15 Gambar 8 Proses Recruitment UNICEF (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) 16 Gambar 9 Timeline dari NETI Program (Sumber: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/) Program e-recruitment yang terintegrasi dengan program NETI terjadi pada 3 minggu pertama dari NETI program. Pada fase ini e-recruitment menerima calon anggota dari UNICEF dan melakukan pengenalan mengenai cabang – canbang dari UNICEF. Program ini kemudia dilanjutkan selama 3 tahun dan dengan performa evaluasi mengenai hasil dari project yang dilakukan oleh oleh kandidat untuk menilai hasil kerjanya. Efek NETI Program Dengan adanya integrasi antara e-recruitment dengan program NETI di UNICEF memberikan kemungkinan untuk setiap orang mengembangkan diri mereka bahkan sebelum bergabung dengan organisasi UNICEF. Selain itu NETI memberikan kesempatan untuk setiap orang dapat mempresentasikan diri mereka dan menampilkan potensi yang mereka miliki tanpa harus menjadi anggota atau pekerja dari UNICEF sendiri. Oleh sebab itu program NETI sangat efektif bagi UNICEF yang membutuhkan anggota baru yang memiliki skill yang dibutuhkan. Program ini meningkatkan keefektivitasan dari e-recruitment yang dimiliki UNICEF sendiri. Dengan jangkauan yang luas yaitu 190 negara, UNICEF membuka kesempata bagi setiap orang untuk memulai kariernya di UNICEF tanpa harus takut tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. Secara langsung, program NETI juga menghasilkan orang – orang yang memiliki kapabilitas dan kualifikasi secara langsung untuk memimpin program – program yang ada dilapangan. Hal ini tentu saja sangat membantu sekali bagi UNICEF karena aktivis dan relawan yang dimiliki oleh UNICEF merupakan ujung tombak bagi kegiatan yang dilakukan oleh UNICEF sendiri. Dengan adanya integrasi dengan program NETI, pihak UNICEF dapat mengetahui dengan tepat posisi yang harus ditempati oleh calon pekerja. Dengan demikian UNICEF dapat memiliki anggota yang tepat di posisi yang tepat. Hal ini membantu UNICEF dalam menjalankan misi mereka. 17 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : E – recruitment merupakan cara terbaru yang digunakan untuk menerima pekerjaan di seluruh dunia E – recruitment menjadi solusi bagi calon pekerja yang ingin mencari pekerjaan namun terbatas oleh fasilitas yang ada di lingkungannya. Dengan e-recruitment setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar dan menampilkan kemampuan yang mereka meiliki. Dengan adanya e-recruitment, perusahaan dapat memangkas biaya yang dibutuhkan untuk melakukan proses rekrutmen sendiri. Selain itu proses yang cepat menjadi kelebihan yang dapat dibanggakan dari e-recruitment. Praktik proses e-recruitment dapat menjadi metode yang efektif tidak hanya untuk melakukan pendaftaran di perusahaan namun juga bisa efektif untuk berbagai model organisasi seperti non-profit organization (UNICEF). Saran yang dapat penulis berikan antara lain : Website dari e-recruitment sebaiknya memiliki divisi khusus yang melakukan update secara berkala terhadap kebutuhan proses rekrutitmen. Feedback atau umpan balas dari calon pekerja sebaiknya dibuat lebih mudah agar pesan tersebut dapat langsung dievaluasi oleh organisasi sehingga membantu organisasi dalam perkembangan e-recruitmentnya. 18 REFERENSI Advantages & Disadvantages of Online Recruitment. (2011, September 11). Retrieved from WhatJobSite: http://www.whatjobsite.com/content/recruiter-zone/online-recruitmentbasics/advantages-disadvantages-of-online-recruitment/ Dhamija, P. (2012). E-RECRUITMENT: A ROADMAP TOWARDS E- HUMAN RESOURCE MANAGEMENT. Researchers World, 3(3), 33-39. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1034611782?accountid=31532 Dysart, J. (1999). HR recruiters build interactivity into Web Sites. HR magazine. 44, 3, 106 111. Elkington, T (2005), Birght future for online recruitment personnel today 18 January Page 9 E-recruiting: A Great Idea, But Be Careful. (2002, November 29). Retrieved from HR.com: http://www.hr.com/en/communities/staffing_and_recruitment/e-recruiting-a-greatidea-but-be-careful_eacxoy8a.html E-recruitment Specialist Builds Contemporary Consumer-Style Experience for Employers. (2011, Juni 14). Retrieved Maret 20, 2014, from Microsoft Case Study: http://www.microsoft.com/casestudies/Windows-Server-2008-R2/eArcu/Erecruitment-Specialist-Builds-Contemporary-Consumer-Style-Experience-forEmployers/4000010270 New and Emerging Talent Initiative (NETI). (2008,October 27). Retrieved from unicef.org: http://www.unicef.org/about/employ/index_46145.html Parry, E., & H, W. (2009). Factors Influencing the Adoption of Online Recruitment. Personnel Review. Purnomo, Tommy Septian. (2013). Recruitment Online (E-recruitment) Sebagai Suatu Inovasi dalam Perekrutan Perusahaan, 3(7), 54-59) Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad 21 Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga. R. Gómez-Mejía, B. Balkin, & L. Cardy.(2011). Managing Human Resources. Seventh Edition. United Kingdom: Prentice Hall Taylor, C. (2001). Windows of opportunity. People management 7(5), 32 - 36. UNICEF’s e-Recruitment System. (2008,October 27). Retrieved from carrersatunicef.org: http://www.careersatunicef.org/NETI/e-recruitment-system/ Yudierawan, I. M. (2010, Agustus 16). Metode Rekruitmen. Retrieved Maret 22, 2014, from Yudik Nyem Blog: http://imadeyudierawan.blogspot.com/2010/08/metoderekruitmen.html RIWAYAT PENULIS Reinaldo Arifin, lahir di kota Jakarta, pada 21 Agustus 1992. Saat ini menempuh pendidikan S1 di Binus University, dalam bidang sistem informasi, Binusian 2015. 19